bab i pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/41434/2/bab i.pdf · warung-warung kopi yang...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi memang telah menjadi bagian erat dalam kehidupan masyrakat.
Kopi pada dasarnya merupakan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan,
karena kopi merupakan salah satu komuditi terlaris saat ini, yang selalu
diburu, dan di gandrungi oleh para penikmat kopi dimanapun ia berada.
Apabila kita berbicara tentang kopi, tak lengkap rasanya jika kita tidak
berbicara juga tentang apa itu warung kopi. Warung kopi adalah sebuah
tempat yang menyediakan atau menjual kopi sebagai menu utamanya,
walaupun pada faktanya kebanyakan warung kopi di daerah-daerah indonesia
memaknai warung kopi bukan hanya sekedar sebuah tempat yang memang
khusus menjual kopi, akan tetapi sebuah tempat yang menjual berbagai
minuman walau tidak ada hubungannya tentang kopi, semisal es teh atau yang
lainnya, bahkan tidak jarang pula dalam warung kopi tersebut juga
menyediakan berbagai menu makanan atau cemilan untuk menemani
konsumen yang sedang berada di warung tersebut.
Fenomena menjamurnya warung kopi tidak terlepas dari kebiasaan
ataupun budaya minum kopi masyarakat. Budaya minum kopi di setiap
daerah ataupu kota-kota di seluruh dunia berbeda-beda. Perbedaan itulah
yang kemudian bisa menjadi ciri khas kegiatan ngopi di warung kopi masing-
masing daerah. Tetapi semakin berkembangnya zaman makna kegiatan ngopi
di warung kopi yang dulunya hanya sekedar meminum kopi di sebuah warung
2
sederhana dengan disertai kegiatan berkumpul sambil ngobrol santai saat ini
sudah sedikit mengalami pergeseran menjadi sebuah makna, terutama di
daerah yang sudah mengalami sebuah kemajuan semisal daerah perkotaan
dimana masyarakat perkotaan sudah banyak menggunakan makna ngopi
diwarung kopi sebagai sebuah cara untuk memperlihatkan status sosial
mereka.
Kehidupan masyarakat yang sudah semakin modern dimana
masyarakat sudah mulai menginginkan keinginan mereka serba terpenuhi
dan menginginkan fasilitas yang serba ada menyebabkan sektor warung kopi
juga menjadi sektor menjanjikan bagi beberapa pemilik modal untuk
membangun sebuah kopi yang bisa menuruti keinginan konsumen saat ini,
kemudian berdirilah warung-warung kopi modern yang dimana fasilitas serta
penampilan warung kopi yang dulunya berkesan biasa saja menjadi mewah
dengan sentuhan-sentuhan modernisasi dalam bidang usaha warung kopi.
Semisal warung kopi yang berada di mall-mall kota besar dimana warung
kopi sudah terlihat berkelas dengan sentuhan modern yang dapat
menyebabkan seakan konsumen warung kopi diwarung kopi tersebut status
sosialnya berbeda dengan konsumen yang ngopi di warung kopi pinggir jalan.
Bukan hanya sekedar bentuk fisik warung kopi saja yang berbeda, harga yang
dibandrol oleh warung kopi modern juga lebih mahal jika dibandingkan
dengan harga warung kopi tradisional di daerah-daerah indonesia, bahkan alat
untuk memproses kopi menjadikan sebuah minuman yang siap minumpun
sudah khusus. Berbeda dengan warung kopi tradisional yang masih
mengandalkan alat masak seperti kompor dan panci dalam menyediakan
3
minuman kopi, kopinyapun tidaklah buatan sendiri melainkan kopi yang
sudah dalam kemasan yang siap seduh.
Adanya berbagai warung kopi modern yang sudah menjamur di
berbagai wilayah membuat warung kopi biasa seakan menjadi tertekan
keberadaannya, dimana warung kopi biasa dalam segi menu ataupun fasilitas
yang menunjang warung kopi sudah tentu kalah bersaing dengan warung kopi
modern yang dimana menu serta fasilitas penunjang lainnya sudah tersedia
demi kenyamanan konsumen warung kopi. Hal ini semakin menjadikan
warung kopi semakin terpinggirkan dengan tidak tersedianya fasilitas-
fasilitas yang dapat menunjang kenyamanan konsumen warung kopi.
Terbatasnya fasilitas warung kopi menyebabkan warung kopi mulai di
tinggalkan oleh konsumen, lemahnya daya tarik yang ditawarkan oleh warung
kopi pada umumnya sudah tidak mampu menarik banyak konsumen untuk
datang dan menikmati kopi di warung kopi tersebut. Hal ini menyebabkan
banyak warung kopi yang sudah mulai gulung tikar karena ketatnya
persaingan dengan warung kopi yang bernuansa modern yang lebih banyak
diminati oleh para penikmat kopi dengan adanya fasilitas penunjang yang
lebih lengkap dan tempat juga lebih memadai.
Banyaknya warung kopi yang sudah mulai gulung tikar, terdapat juga
warung kopi tradisional yang masih bertahan dalam persaingan di era modern
saat ini dimana warung-warung kopi bernuansa modern ada dimana-mana.
Seperti halnya beberapa warung kopi yang berada di Kecamatan Mojoanyar
kabupaten Mojokerto. Khususnya di Kawasan BendunganRolak
4
Songodimana masih banyak warung kopi yang tetap eksis dan bertahan
ditengah ketatnya persaingan dengan warung kopi modern, hal ini tidak
terlepas dari strategi yang dilakukan oleh warung kopi tradisional tersebut.
Terdapat beberapa warung kopi yang tetap eksis walaupun fasilitasnya
tidak selengkap warung kopi modern, dalam hal ini warung kopi banyak
memunculkan strategi-strategi pemasaran yang dapat menarik konsumen.
Salah satunya dengan menyediakan daya tarik berupa adanya jaringan wifi
yang ada pada warung kopi, karena pada zaman yang dimana teknologi yang
digunakan masyarakat sudah sangat maju, misalnya masing-masing
masyarakat sebagian besar sudah memiliki apa itu yang namanya smartphone
dalam genggamannya. Untuk itu keperluan akan jaringan internet sangat erat
kaitannya dengan kebutuhan masyarakat saat ini yang memerlukannya bagai
memerlukan bahan pokok dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Warung-warung kopi yang ada di kawasan Bendungan Rolak Songo
saat ini sudah mulai memasang jaringan wifi pada warung kopi yang mereka
miliki demi menarik minat konsumen yang saat ini lagi kecanduan akan
teknologi khususnya smartphone, pemasangan wifi tersebut juga merupakan
suatu strategi warung kopi yang ada pada saat ini untuk tetap menjaga
eksistensi mereka dalam dunia usaha warung kopi.
Warung kopi juga tidak serta merta hanya melakukan strategi berupa
menambah jaringan wifi sebagai daya tarik dari warung kopi mereka, hal
yang lain juga bnyak dilakukan oleh warung kopi adalah dengan
menggunakan pelayan perempuan pada warung kopi tersebut, bagi pelanggan
5
yang kebanyakan adalah laki-laki, hal ini tentunya menjadi sebuah inovasi
tersendiri untuk tetap mempertahankan eksistensi dari warung kopi pada era
modern seperti saat ini. Pelayan perempuan akan menjadi daya tarik tersendiri
untuk dapat menarik konsumen supaya datang ke warung kopi tersebut,
karena kebanyakan dari pelayan perempuan tersebut juga memanjakan mata
laki-laki yang menikmati kopi di warung tersebut dengan gaya
berpenampilannya yang dimana seakan mengumbar sensualitas atas dirinya
demi menarik pelanggan warung kopi.
Strategi yang lainnya dalam menarik minat pelanggan supaya datang ke
warung kopi tersebut adalah dengan mendesain tempat ngopi tersebut supaya
sama dengan yang diharapkan pelanggan. Dengan lokasi yang berada di
bantaran sungai Brantas dan posisinya berada didekat Bendungan Rolak
Songo menjadikan kawasan tersebut sering dikunjungi orang-orang untuk
sekedar melihat bendungan atau bersantai melihat pemandangan sungai.
Lokasi ini juga tidak terlepas dari yang namanya didatangi oleh para remaja
yang sedang berpacaran, banyak pasangan remaja yang dating untuk sekedar
berpacaran dilokasi ini. Dengan adanya fenomena tersebut juga dapat
dimanfaatkan oleh para pemilik warung kopi tradisional untuk menciptakan
sebuah desain tempat ngopi yang unik-unik. Misalnya saja terdapat beberapa
warung kopi yang seakan menyediakan tempat para pasangan untuk
melakukan kegiatan berduaan dengan sang kekasih dalam warung kopinya.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan oleh penulis, maka p
enulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Warung K
opi dalam Mempertahankan EksistensiBisnisnya (Studi UMKM Warung Ko
6
pi di Kawasan Bendungan Rolak Songo Kabupaten Mojokerto)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan oleh penulis, maka
dapat diambil rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana strategi
warung kopi dalam mempertahankan eksistensi Bisnisnya?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui dan mendiskripsikan bagaimana strategi warung kopi
dalam mempertahankan eksistensi Bisnisnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan adanya manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian diharapkan dapat berkontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan sosial, serta
dapat menjadi referensi bagi penelitian yang selanjutnya.
2. manfaat praktis
Bagi peneliti : untuk dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman
serta melatih peneliti supaya dapat berfikir kritis dalam menghadapi
permasalahan.
7
Bagi jurusan sosiologi : diharapkan hasil penelitian dapat menjadi tambahan
referensi bagi mahasiswa sosiologi dalam penelitian mengenai upaya warung
kopi tradisional dalam mempertahankan eksistensi.
Bagi pemerintah : Untuk dapat menjadi kajian pengetahuan dan referensi
dalam melakukan kebijakan
1.5 Definisi Konsep
1.5.1 Warung Kopi
Sebuah warung kopi adalah merujuk kepada
sebuah organisasi yang secara esensial menyediakan kopi atau
minuman panas lainnya. Ia berbagi beberapa dari ciri-ciri sebuah bar,
dan beberapa ciri-ciri sebuah restoran, tetapi ia berbeda dari
sebuah warung. Seperti namanya, warung kopi berfokus untuk
menyajikan minuman kopi dan teh bahkan makanan ringan. (Indri Fuji
Heryanti. 2015)
1.5.2 Eksistensi
Eksistensi adalah suatu proses atau kegiatan yang mengada atau
menjadi ada, eksistensi sendiri sifatnya tidak kaku dan statis melainkan
akan terus mengalami sebuah perkembangan atau perubahan
tergantung pada potensi yang dimiliki dalam mengaktualisasi potensi
yang dimiliki. (Zaenal Abidin, 2007.15)
1.5.3 Strategi
8
Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta
pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk
mencapai tujuan tersebut (Rangkuti. 2004 dalam Wahyuniarso, 2013:9)
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan
sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa
yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu
mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
1.5.4 Mempertahankan
Mempertahankan bersal dari sebuah kata dasar tahan,
mempertahankan adalah sebuah bentuk kata kerja yang dapat memiliki
berbagai makna, yaitu bisa bermakna suatu pengalaman, tindakan,
keberadaan dan lain-lain. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata
mempertahankan memiliki 3 makna, yaitu:
1. Mempertahankan berarti mengupayakan untuk tetap didalam
keadaan semula, semisal mempertahankan sebuah tradisi lama.
2. Mempertahankan berarti memegang teguh atau membela, semisal ia
mempertahankan pendiriannya dimuka umum; ia tetap
mempertahankan haknya.
9
3. Mempertahankan berarti juga melindungi atau mempertahankan diri
supaya selamat, semisal setiap warga negara indonesia
berkewajiban dalam mempertahankan negara dan bangsa indonesia.
1.5.5 UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
Pengertian daru UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
dapat diartikan sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha milik perseorangan atau badan usaha
perorangan yang bukan anak dari sebuah perusahaan
sebagaimana diatur dalam undang-undang.
2. Usaha kecil dan menengah adalah sebuah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan perorangan atau
badan usaha yang dimana bukan merupakan anak perusahaan
yang dimana penghasilan dan lain-lain diatur didalam undang-
undang. (Yuli Rahmini Suci, 2017:54)
1.6Metode Penelitian
Permasalahan yang dikaji oleh peneliti adalah sebuah
permasalahan sosial yang dinamis. Oleh karena itu, peneliti
menggunakan teknik atau metode penelitian kualitatif guna
menentukan cara untuk mencari, mengumpulkan, mengolah dan
menganalisa hasil penelitian yang dilakukan peneliti tersebut. Dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif ini diharapkan dapat
digunakan untuk memahami interaksi sosial subjek penelitian, misalkan
10
dengan cara melakukan wawancara mendalam sehingga akan diperoleh
atau ditemukan pola-pola yang jelas.
1.6.1 Penelitian Kualitatif Deskriptif
Dilihat dari jenis datanya penelitiannya maka pendekatan
penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis pendekatan
penelitian kualitatif, karena pada umumnya pendekatan penelitian
kualitatif tidak berpola. Format pendekatan penelitian kualitatif
sendiri dibagi menjadi tiga model, yaitu format grounded
research, format deskriptif dan format verifikasi. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan format deskriptif, yaitu
sebuah penelitian yang memberikan gambaran secara cermat
mengenai individu atau kelompok dengan kejadian yang ada.
(koentjaraningrat,1993:89)
penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran
seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang
diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi,
11
pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya
tidak dapat diukur dengan angka.
1.6.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Mojokerto,
khususnya dikecamatan Mojoanyar disekitar bantaran sungai
brantas kawasan bendungan Rolak Songo. Peneliti memilih
lokasi tersebut karena diwilayah tersebut terdapat banyak warung
kopi tradisional yang berada dipinggir jalan dan masih memiliki
banyak konsumen.
1.6.3Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti
oleh peneliti. Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian
adalah warung kopi yang berada bantaran sungai Brantas
kawasan Bendungan Rolak Songo Kecamatan Mojoanyar
kabupaten dan konsumen warung kopi yang berada di warung
tersebut, serta pihak-pihak yang dirasa dapat memberikan
informasi mengenai penelitian ini.
1.6.4Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Dalam bentuk penelitian kualitatif yang menjadi salah satu
bahan pertimbangan yang utama dalam proses pengumpulan data
adalah teknik dalam pemilihan informan. Teknik pemilihan
informan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah teknik purposive sample.
12
Teknik purposive sample adalah teknik penentuan informan
penelitian dengan menggunakan pertimbangan ciri-ciri tertentu
(Sugiyono,2009:85). Kemudian pemilihan sampel secara
purposive pada penelitian ini akan berpedoman pada syarat-syarat
yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Pengambilan sampel harus didasarkan karakteristik tertentu,
misal ciri-ciri, sifat-sifat yang merupakan ciri pokok dari
sampel.
b. Subjek yang diambil sebagai informan adalah subjek yang
benar-benar memiliki karakteristik yang sudah ditentukan.
c. Penentuan karakteristik subjek penelitian dilakukan dengan
cermat di studi pendahuluan (Arikunto, 2010:183)
Warung kopi yang menjadi objek penelitian haruslah
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. warung kopi masih menggunakan Teknik manual
denganmenggunakankompor untuk memasak air dalam
pembuatan minuman kopi.
2. minuman yang disediakan dalam berbagai variasi rasa adalah
minuman dalam kemasan yang tinggal seduh, bukan asli
buatan warung kopi sendiri.
Subjek penelitian yang dipilih peneliti berdasarkan
karakteristik tertentu, yaitu:
13
1. pemilik warung kopi yang dimana lokasi warung kopinya di
kawasan Bendungn Rolak Songo Kecamatan Mojoanyar
Kabupaten Mojokerto.
2. Pekerja dari warung kopiyang berada di kawasan Bendungan
Rolak Songo Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Kota
Mojokerto.
3.Konsumen dari warung kopi yang berada di kawasan
Bendungan Rolak Songo Kecamatan Mojoanyar Kabupaten
Mojokerto.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa pemilihan
subjek penelitian harus dilakukan dengan cermat melalui proses
studi pendahuluan, maka dalam hal ini penelitian yang dilakukan
peneliti adalah upaya warung kopi radisional dalam
mempertahankan eksistensi yang dimana menjadikan subjek
pertama sebagai informan kunci yang paling tepat adalah pemilik
warung kopi itu sendiri. dan informan yang selanjutnya adalah
memilih informan yang sekiranya dapat memberikan data yang
dibutuhkan oleh peneliti, seperti konsumen warung kopi dan
pihak lainnya.
1.6.5 Sumber Data dalam Penelitian
14
Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan
kedalam dua klarifikasi, yaitu data primer dan data sekunder.
a. data primer adalah data yang berbentu kata-kata yang
diucapkan lisan oleh informan dan perilaku gerak-gerik yang
berhubungan dengan variabel atau data penelitian yang
dilakukan oleh subjek penelitian yang dimana didapat oleh
peneliti secara langsung (Arikunto,2010:22).
b. data sekunder adalah data yang didapatkan oleh peneliti dari
teknik pengumpulan data yang dapat menunjang data primer.
Dalam penelitian ini data sekunder didapat peneliti dari
observasi yang dilakukan oleh peneliti serta dari studi pustaka,
dapat dikatakan juga data sekunder ini bisa berasal dari
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan, foto-foto, catatan, sms, dan lain-lain
(Arikunto,2010:22)
1.6.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang
digunakan oleh peneliti yang berguna untuk mendapatkan data
dalam suatu penelitian. Dalam penelitian kali ini peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif, oleh karena itu data yang
harus didapatkan oleh peneliti adalah data yang mendalam, jelas
dan spesifik. Pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil
observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan atau
15
trianggulasi (Sugiyono, 2009:225). Dan pada penelitian kali ini
peneliti akan menggunakan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data penelitian.
a. Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara
mengamati suatu objek atau subjek penelitian kemudian
dicatat secara sistematis apa-apa yang dapat menjadi data
penelitian (Kusuma,1987:25).Adapun beberapa jenis
observasi antara lain yaitu, observasi terstruktur, observasi
tidak terstruktur, observasi partisipan dan observasi non
partisipan. Dalam penelitian kali ini sesuai dengan objek dan
subjek yang diteliti maka peneliti memilih menggunakan
teknik observasi partisipan dalam mengumpulkan data.
Observasi partisipan adalah suatu teknik pengumpulan data
dengan cara pengamatan langsung dimana peneliti ikut ambil
bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek ataupun
subjek yang diteliti, observasi ini dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara langsung bagaimana kegiatan
objek atau subjek yang diteliti, yaitu dengan mengamati setiap
kegiatan-kegiatan yang ada di warung kopi tradisional
dikawasan rolak songo sehingga peneliti mendapatkan data
yang diinginkan.
b. Wawancara
16
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data
dimana peneliti melakukan kegiatan tanya jawab terhadap
informan penelitian guna mendapatkan data yangdiperlukan
dalam kegiatan penelitian.
Dalam teknik pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara dapat dibagi menjadi tiga jenis wawancara, yaitu
wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur dan
wawancara mendalam (in depth interview) (Sulistyo
Basuki,2006:173).
Dalam penelitian kali ini peneliti memilih untuk
menggunakan teknik wawancara mendalam demi
mendapatkan data-data yang spesifik dan diperlukan oleh
peneliti dalam penelitian. Demi menghindari kehilangan
informasi yang diperlukan, maka dalam melakukan tanya
jawab peneliti meminta ijin informan untuk dapat
menggunakan alat perekan suara, dan sebelum melakukan
wawancara peneliti akan menjelaskan sekilas gambaran dan
latar belakang penelitian yang di lakukan peneliti dan juga
mengenai topik penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumen menurut Sugiyono, (2009:240) merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan
peneliti disini berupa foto, gambar, serta data-data mengenai
perempuan penjaga warung kopi dan membuat dokumentasi
17
mengenai wawancara dan observasi untuk mendukung peneliti
dalam meyakinkan bahwa penelitian ini benar-benar dilakukan
dan sah dalam melakukan pengambilan data.
1.6.7 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara bekerja dengan data-data yang sudah
didapatkan, kemudian dilakukan pengorganisasian data,
memilah-milah data yang ada supaya menjadi suatu kesatuan data
yang dapat dikelola, menemukan pola, menentukan apa yang
penting dari data yang dipelajari dan memutuskan apa yang
penting dan perlu di publikasikan ke orang lain
(Moleong,2007:248). Berdasarkan yang sudah didefinisikan
diatas bahwa langkah awal dari analisis data kualitatif adalah
dengan cara mengumpulkan data terlebih dahulu kemudian
menyusunnya secara sistematis dan mempersentasikan hasil
penelitian kepada orang lain.
Dalam Moleong (2007:248) dijelaskan bahwa ada beberapa
tahapan analisis data kualitatif, tahapannya adalah sebagai
berikut:
a. mempelajari data yang didapatkan lalu menandai kata-
kata yang penting dan gagasan yang ada dalam data yang
didapatkan
18
b. mempelajari kata-kata penting yang ada dan berupaya
menemukan tema-tema yang berasal dari data
c. menemukan model yang sudah ditemukan
d. kemudian mengkoding yang sudah ditemukan
Analisis data dimulai dengan cara melakukan kegiatan
wawancara dengan informan utama atau informan kunci, yaitu
seseorang yang benar-benar memahami situasi dan dapat
memberikan data yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian.
Setelah melakukan wawancara, analisis data dimulai dengan
membuat transkip dari data yang sudah didapatkan dengan cara
memutar kembali rekaman yang sudah direkam saat wawancara
berlangsung, mendengar rekaman dengan seksama dan
menuliskan kata dan kalimat yang sesuai dengan apa yang ada
dalam rekaman tersebut.
Setelah peneliti menulis rekaman hasil wawancara tersebut
kedalam transkip, selanjutnya peneliti diharuskan membaca
transkip yang ia tulis dengan cermat untuk kemudian dilakukan
reduksi data. Peneliti membuat reduksi data dengan cara
membuat abstraksi, yaitu mengambil dan mencatatinformasi-
informasi yang dapat bermanfaat sesuai dengan konteks
penelitian yang dilakukan peneliti dan mengabaikan kata-kata
atau informasi yang tidak diperlukan oleh peneliti sehingga yang
didapat adalah inti dari informasi yang dibutuhkan saja akan
tetapi bahasanya masih sama dengan bahasa informan.
19
Abstraksi yang sudah dibuat peneliti kemudian
dikelompok-kelompokkan dalam bentuk satuan-satuan
berdasarkan pengkategorian dari domain peneliti. Analisis
domain adalah memperoleh suatu gambaran yang umum dan
menyeluruh dari subjek atau objek penelitian atau situasi sosial
yang ada (Sugiono,2009:225). Peneliti mendapatkan domain ini
dengan cara melakukan pertanyaan yang sifatnya inti. Sementara
itu domain sangat penting bagi penelitian dikarenakan menjadi
sebuah pijakan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dari
kemudian peneliti melakukan penjabaran dari domain-domain
yang ada sehingga didapatkan hasil yang lebih terperinci dari
proses penelitian yang dilakukan.
1.6.8 Uji Keabsahan Data
Setiap penelitian harus memiliki kredibilitas sehingga dapat
dipertanggungjawabkan. Kredibilitas penelitian kualitatif adalah
keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah yang
majemuk atau keterpercayaan terhadap hasil data penelitian.
Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2013: 330)
triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan tiga macam triangulasi yaitu :
20
1. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data
dari sumber data yang sama.
2. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
3. Trianggulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk
itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan waancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan
situasi yang berbeda. Bila hasil pengujian menghasilkan data
yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga
ditemukan data yang pasti.
Dalam Sugiono (2009:270-276) disebutkan bahwasanya
upaya dalam menjaga kredibilitas penelitian adalah dengan
cara melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. melakukan perpanjangan dalam jangka waktu peneliti
dalam hal melakukan pengamatan dilapangan demi mencari
kebenaran data yang sudah diperoleh dan juga menemukan
data-data baru dilapangan.
b. Malakukan pengamatan dengan lebih tekun dan
berkesinambungan, dengan begitu peneliti akan melakukan
21
pengecekan kembali apakah data yang didapat itu sudah
benar atau salah.
c. Melakukan pengecekan dengan cara trianggulasi sumber
dan trianggulasi waktu serta tempat.
d. Menganalisis kasus yang berbeda atau data yang
bertentangan dengan data yang sudah ditemukan (analisis
kasus negatif), bila tidak ada lagi data yang berbeda atau
bertentangan berarti data sudah benar.
e. Menggunakan bahan referensi untuk mendukung data yang
sudah didapatkan peneliti sebagai bukti data yang diperoleh
oleh peneliti. Misalkan, rekaman suara saat wawancara atau
foto saat observasi.
f. Melakukan member chek,yaitu proses pengecekan data
yang didapatkan oleh peneliti kepada pemberi data, dan
apabila data tersebut sudah disepakati oleh pemberi data
maka data tersebut sudah benar dan valid sehingga semakin
kredibel atau dipercaya.