122870531 makalah sejarah wali songo lengkap

51
SEJARAH SINGKAT PERJUANGAN PARA WALIDAN ULAMA Karya tulis ini disusun guna memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh Ibu Ningsih Disusun oleh: 1. Lilin Mungazza Millata S 2. Madina Futia Aziz A 3. Maulatul Izza 4. Mita Pravita Sari 5. Nur Hidayah

Upload: ardhi-negara

Post on 18-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

be aware,

TRANSCRIPT

Page 1: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

SEJARAH SINGKAT PERJUANGAN

PARA WALIDAN ULAMA

Karya tulis ini disusun guna memenuhi tugas

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh Ibu Ningsih

Disusun oleh:

1. Lilin Mungazza Millata S

2. Madina Futia Aziz A

3. Maulatul Izza

4. Mita Pravita Sari

5. Nur Hidayah

SMP TAKHASUS AL-QUR’AN

KALIBEBER MOJOTENGAH WONOSOBO

TAHUN AJARAN 2012/2013

Page 2: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “Sejarah Perjuangan Para Wali dan Ulama” ini

disetujui dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Wonosobo, Januari 2013

Mengetahui,

Pembimbing

KHOLID HASAN, ST

Wali Kelas

SLAMET RIYONO

Kepala Sekolah

M. NGAFAN MASTUR, S.S

ii

Page 3: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

MOTTO

1. Kesempatan datangnya seperti awan, akan cepat berlaku dan hilang. Oleh

karena itu pergunakanlah selagi tampak di hadapanmu.

2. Janganlah engkau menyesal terhadap kegagalan adalah awal dari kesuksesan.

3. Sebaik-baiknya anak ialah anak yang mau mendoakan orang tua dan

kerabatnya.

4. Kejujuran akan membawa kita ke dalam kemakmuran.

5. Ziarah mengigatkan kita akan kehidupan sesudah mati.

iii

Page 4: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua kami yang sangat kami sayangi.

2. Bapak Kepala Sekolah, Bapak Ibu Guru serta Karyawan yang telah

menyelenggarakan kegiatan Ziarah ke Makam Walisongo serta pihak yang

telah membantu kami dalam penyusunan laporan kegiatan yang tidak

dapat kami sebutkan satu per satu.

3. Bapak Slamet Riyono, selaku wali kelas IX D.

4. Teman-teman seperjuangan yang kami banggakan.

5. Adik kelas yang tercinta.

6. Pembaca yang budiman.

iv

Page 5: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puja dan puji syukur kita panjatkan atas ke hadirat ALLAH SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga

kita dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah kegiatan ZIARAH WALISANGA ini

tanpa suatu halangan apapun.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, kami berusaha agar dapat menyajikan

sesempuma mungkin, namun keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang

kami miliki maka penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu

segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan lapang

dada demi menuju kesempumaan karya ilmiah ini.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya

kepada semua pihak yang telah bersedia membantu dalam penulisan karya ilmiah

ini yang mana ucapan terima kasih ini kami sampaikan kepada :

1. Orang tua yang sangat kami sayangi.

2. Bapak M. Ngafan Mastur, S.S., selaku Kepala Sekolah SMP Takhassus Al-

Qur’an.

3. Bapak dan Ibu Guru serta Karyawan SMP Takhassus A1-Qur’an.

4. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan karya ini.

Harapan kami semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi

kami semuanya khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiin.

Wassalamui’alaikum Wr. Wb

Kalibeber, ......... Januari 2013

Penulis

v

Page 6: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. iHALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iiHALAMAN MOTTO ............................................................................ iiiHALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. ivKATA PENGANTAR ............................................................................ vDAFTAR ISI .......................................................................................... viBAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A.Latar Belakang ........................................................................ 1B.Tujuan ..................................................................................... 1C.Metode .................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3A.Sejarah Singkat Perjuangan Para Wali dan Ulama’................ 3

1. Almaghfurllah Syekh KH. Muntaha Al-Hafidz2. Sulatan Demak (Raden Patah) ........................................ 43. Sunan Kalijaga ................................................................ 54. Sunan Kudus....................................................................5. Sunan Muria....................................................................6. Sunan Bonang ................................................................. 67. Sunan Drajad .................................................................. 78. Sunan Giri ....................................................................... 99. Sunan Gresik ................................................................... 1010. Sunan Ampel .................................................................. 1111. K.H. Muhammad Kholil ................................................. 1212. K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).............................

B.Pengaruh Peninggalan Para Wali dan Ulama bagi Masyarakat 1. Pengaruh bersifat fisik .................................................... 142. Pengaruh bersifat non – fisik .......................................... 14

C.Sifat dan sikap para wali dan ulama yang patut diteladaniDalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa danBernegara .............................................................................. 15

BAB III PENUTUP ................................................................................ 16A.Kesimpulan ............................................................................. 16B.Saran ....................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................BIODATA PENYUSUN ........................................................................ 17

vi

Page 7: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan hasil keputusan dan Rapat Dewan Guru SMP Takhassus

Al-Qur’an, bahwasanya pada tanggal 16 sampai 18 Desember 2013 akan

diadakan ziarah ke makam para wali dan ulama yang merupakan Program

Tahunan sekolah yang diharap bisa diikuti oleh semua para siswa dan siswi

dalam membuat karya ilmiah yang merupakan salah satu Ujian Praktek Bahasa

Indonesia. Maka dari itu kami berusaha sebaik mungkin menyelesaikan tugas

ini.

Dengan disusunnya karya ilmiah ini, penulis harap juga dapat sedikit

menjelaskan dan mengulas tentang peijuangan para wali dan ulama dalam

menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa ini pada khususnya dan di seluruh

Nusantara pada umumnya. Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan

bagi penulis khususnya maupun bagi pembaca, dengan ini juga penulis ingin

mewujudkan angan-angan dan cita-cita.

B. Tujuan

Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu Ujian Praktek Bahasa

Indonesia dan sebagai penambah wawasan bagi pembaca.

C. Metode

Dalam penulisan karya ilmiah ini, kami menggunakan metode sebagai

berikut:

1. Metode Pustaka

Kami memperoleh bahan ini dengan membaca beberapa buku, di

antaranya :

- Kisah Perjuangan Hidup Walisongo

- Biografi K.H. Muntaha Al-Hafidz

vii

Page 8: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

2. Metode Observasi

Selain membaca buku kami juga datang ke makam-makam para

wali secara langsung

viii

Page 9: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Perjuangan Para Wali Dan Ulama’

1. Syekh KH. Muntaha Alh

K.H. Muntaha Al-Hafidz atau yang dikenal dengan sebutan Mbah

Mun adalah seorang ulama legendaris dan kharismatik, lahir pada tanggal

9 Juli 1912 dari pasangan K.H. Asy’ari dan Nyai Hj. Safinah. Berdasarkan

informasi dari berbagai pihak, K.H. Muntaha Al-Hafidz bukan keturunan

keluarga biasa, beliau adalah keturunan keluarga bangsawan, yaitu

keturunan dari Raden Wijaya, yang mana Raden Wijaya adalah salah satu

seorang pengawal dari Pangeran Diponegoro yang berhasil meloloskan

diri dari kejaran tentara Belanda di Magelang Jawa Tengah.

Pertama kali Mbah Mun Al-Hafidz memperoleh pendidikan adalah

tidak lain dari ibunya sendiri. Beliau belajar Al-Qur’an pertama kali

kepada ibunya sampai fasih membaca Al-Qur’an. Di samping memperoleh

pendidikan dari ibunya, beliau juga memperoleh pelajaran agama Islam

dari sang ayah, K.H. Asy’ari.

Setelah usianya menginjak remaja, beliau dikirim untuk belajar di

Madrasah Darul Ma’arif, Banjamegara. Madrasah Darul Ma’arif pada

masa itu merupakan lembaga pendidikan Islam modern yang diasuh oleh

K.H. Fadlulloh, seorang ulama yang berasal dari Singapura. Menurut

penuturan dari K.H. Khabibullah Idris, belakangan diketahui bahwa K.H.

Fadlulloh adalah masih satu rumpun keturunan dari K.H. Nida

Muhammad, akan tetapi pada masa nyantri di Banjamegara tersebut belum

diketahui bahwa antara guru dan murid ada hubungan keturunan.

Selepas dari Banjamegara, K.H. Muntaha Al-Hafidz melanjutkan

pendidikan Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Kauman Kaliwungu,

Kendal kepada K.H. Utsman. Di Pesantren Kaliwungu inilah K.H.

Muntaha

Al-Hafidz dapat menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya. Pondok

Pesantren Kaliwungu Kendal adalah merupakan pondok pesantren besar di

ix

Page 10: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

wilayah Kabupaten Kendal, yang lebih menitikberatkan pada ilmu

pengetahuan dan pengkajian Kitab Kuning dan A1-Qur’an.

Selepas belajar di Pondok Pesantren Kaliwungu, K.H. Muntaha

meneruskan pendidikannya di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak

Yogyakarta. Di Krapyak, K.H. Muntaha belajar mengenai llmu-ilmu ke-

A4- Qur’an-a» kepada K.H. Munawwir. K.H. Munawwir adalah seorang

ulama, yang dikenal alim dalam bidang Al-Qur’an. Untuk

menyempumakan pengetahuan dan ilmu-ilmu agama, K.H. Muntaha

melanjutkan pendidikannya di Termas, Pacitan, Jawa Timur. Di Pesantren

Termas, K.H. Muntaha belajar ilmu-ilmu agama, kepada K.H. Dimyati.

Sebagaimana diketahui, Pondok Pesantren Termas merupakan pondok

pesantren besar di wilayah Jawa Timur.

Kemudian pada tahun 1950, K.H. Muntaha pulang kampung, untuk

mengembangkan pesantren keluarganya di Kalibeber. Dengan latar

belakang dan pengalaman pendidikan yang cukup beraneka ragam, K.H.

Muntaha berkeinginan untuk memadukan berbagai pengalaman di antara

lembaga pendidikan yang pemah dipelajarinya.

Salah satu hal menarik dari pemikiran K.H. Muntaha Al-Hafidz

adalah perpaduan antara pendidikan keagamaan dengan pendidikan

formal, yang di beberapa pondok belum sepenuhnya diterima. Tetapi

ternyata, K.H. Muntaha mampu mengembangkan sistem pendidikan ini,

seperti diketahui bahwa lembaga pendidikan seperti SMP, SMA, SMK

adalah lembaga pendidikan formal di Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah

yang menekankan ketakhassusan Al-Qur’an dan juga pengetahuan

modem.

Tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan baik agama maupun umum

sampai kepada kunjungan beliau ke beberapa negara yang kaya akan ilmu

pengetahuan, seperti Istambul (Turki) di Cina. Kunjungan beliau ke negara

Cina adalah sebagai bukti keingintahuan beliau terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negeri itu. Beliau

mengatakan bahwa Nabi pemah bersabda : “Carilah ilmu sampai ke negeri

x

Page 11: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

Cina” (Al-Hadits). Dari Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa umat Islam

agar selalu mencari ilmu, sekalipun tempatnya itu jauh.

Tidak ada satu pun ciptaan Allah yang kekal, kodrat manusia

adalah kembali kepada-Nya, begitu juga dengan K.H. Muntaha. Setelah

melakukan perjuangan yang cukup lama akhimya pada hari Rabu, 29

Desember 2004, beliau mendapatkan ketenangan abadi di sisi Allah SWT,

dan jasadnya sekarang dimakamkan di Dero, Mojotengah, Wonosobo.

2. Sultan Demak (Raden Patah)

Raden Patah adalah pendiri dan raja pertama di Demak. Pada masa

pemerintahan Raden Patah, Demak megalami perkembangan pesat dengan

bantuan para Wali.

Atas perintah Sunan Ampel, Raden Patah ditugaskan mengajarkan

agama Islam serta membuka pesantren di Desa Glagah Wangi.

Sekitar tahun 1475 M, Raden Patah mulai melaksanakan perintah

gurunya dengan membuka madrasah atau pondok pesantren. Rupanya

Raden Patah menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Lama kelamaan Desa Glagah Wangi ramai dikunjungi orang

bahkan menjadi pusat perdagangan dan akhimya menjadi pusat Kerajaan

Islam pertama di Jawa.

Dalam perkembangannya, Desa Glagah Wangi dijadikan ibukota

negara dengan nama Bintoro Demak. Mengenai nama Bintoro ini terdapat

berbagai pendapat yang berbeda-beda, di antaranya :

a. Menurut keterangan Dr. R.M. Soetjipto Wirjosoeparto

“Demak berasal dari bahasa Kawi yang artinya ialah pegangan

(pemberian) dan kata Bintoro yang rupanya berhubungan dengan

perkataan Betoro yang merupakan gelar dari Dewa Syiwa.”

b. Menurut Prof. Dr. R. Ng. Berbatjara

Menurut bahasa Jawa Kuno, Demak itu artinya hadiah,

sedangkan menurut pendapat Hamka, Demak itu berasal dari bahasa

Arab, yaitu “Dama” yang artinya air mata.

xi

Page 12: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

c. Menurut H. Oemar Hoesin

Demak berasal dari bahasa Arab Dimyak, yaitu suatu kota di

Mesir, karena pada zaman Khalifah Fatimiyah, guru-guru agama

banyak yang datang ke Indonesia adalah dari sana.

Akan tetapi, menurut pendapat penulis, Demak berasal dari bahasa

Arab yang artinya Rawa. Hal itu terbukti dari sebagian wilayah Demak

berupa rawa-rawa.

Dan kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri sekitar tahun

1478 M, hal ini didasarkan atas jatuhnya Kerajaan Majapahit yang diberi

tanda Candrasengkala.

Akan tetapi ada pula yang mengatakan, bahwa Kerajaan Demak

berdiri pada tahun 1518 M. Adapun alasannya ialah karena pada tahun

tersebut merupakan tahun berakhirnya masa pemerintahan Prabu Udara

Brawijaya II, yang kalah perang dengan tentara Raden Patah dari Demak.

Banyak para ahli sejarah yang berselisih mengenai pendapat

tentang tahun berdirinya Kerajaan Demak. Mungkin pada waktu itu

Kerjaan Demak berdiri pada tahun 1478 M akan tetapi baru diakui sah

berdirinya oleh para ahli sejarah pada tahun 1518 M.

Berdirinya Masjid Agung Demak

Berdirinya Masjid Agung Demak adalah berhubungan rapat dengan

berdirinya sejarah kerajaannya. Demak merupakan dari kegiatan para Wali

dalam mengajarkan dan menyebarkan agama Islam di Jawa.

Setelah riwayat mengatakan, bahwa Masjid Agung Demak itu

didirikan pada hari Kamis Kliwon malam Jum’at bertepatan dengan

tanggal 1 Dzulqo’dah tahun Jawa 1428.

Akan tetapi di samping itu ada pula pendapat lain tentang

berdirinya Masjid Agung Demak.

a. Pendapat yang mengatakan bahwa Masjid Agung Demak itu didirikan

pada tahun Saka 1388, berdasarkan (angka Sengkala X) Naga Salira

Wani, yaitu pengambilan dari gambar petir yang ada di pintu tengah.

xii

Page 13: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

b. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa Masjid Agung Demak itu

didirikan pada tahun Saka 1410, berdasarkan gambar bulus yang

terdapat di penginapan masjid.

Menurut kepercayaan setempat, Masjid Agung Demak memang

didirikan para Wali Wasa dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa

dengan menjadikan Demak sebagai pusatnya.

3. Sunan Kalijaga

R.M. Syahid atau yang kemudian bergelar Sunan Kalijaga adalah

putra dari Ki Tumenggung Wilatika, Bupati Tuban. Adapun yang

mengatakan, bahwa nama lengkap ayah Sunan Kalijaga adalah R. Sahur

Tumenggung Wilatikta. Dikatakan dalam riwayat, bahwa dalam

perkawinannya dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak, Sunan Kalijaga

memperoleh 3 orang putra, yaitu :

a. R. Umar Said (Sunan Muria)

b. Dewi Rukayah, dan

c. Dewi Sofiah

Di antara para Walisongo, beliau terkenal sebagai seorang wali

yang berjiwa besar, beliau juga terhitung seorang "Reizende Muballigh" i

Muballigh Keliling).

Kaum cendekiawan dan bangsawan amat simpatik kepada beliau

karena caranya beliau dalam menyebarkan agama Islam yang disesuaikan

dengan aliran zaman. Beliau terkenal sebagai seorang pujangga yang

berinisiatif mengarang cerita-cerita wayang yang disesuaikan dengan

ajaran Islam.

Karena masih banyak yang suka kepada pertunjukan wayang,

gemar akan gamelan dan beberapa cabang kesenian lainnya. Sebab-sebab

inilah yang mendorong Sunan Kalijaga sebagai salah satu muballigh.

Sunan Kalijaga hingga saat ini namanya masih tetap harum sebagai

pujangga, beliau telah banyak mengarang cerita-cerita. Di samping itupun

beliau berjasa bagi perkembangan dan kehidupan wayang kulit yang

sekarang ini.

xiii

Page 14: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

Sunan Kalijaga adalah pengarang dan kitab-kitab cerita-cerita

wayang yang dramatis serta diberi jiwa agama. Pada waktu itu para

Walisongo belum menemukan cara yang tepat dalam menyebarkan agama

Islam. Namun Sunan Kalijaga adalah seorang yang berjiwa besar dan

berwawasan luas, serta mampu menentukan cara yang tepat dalam

menyebarkan agama Islam.

4. Sunan Kudus

Beliau terlahir sebagai putra R. Usman Haji yang mempunyai

sebutan Sunan Ngudung di Jipang Panolan. Beliau adalah Ja’far Shodiq

atau lebih dikenal sebagai Sunan Kudus.

Dalam sejarah kita kenal pula seorang wali yang terkenal di Iran,

yang hidup dalam abad VIII yang namanya Ja’far Shodiq, seorang imam

Syi’ah yang keenam. Semasa hidupnya beliau mengajarkan agama Islam

di daerah Kudus, khususnya Jawa Tengah pesisir utara umumnya. Beliau

adalah ulama besar yang terkenal dengan keahliannya dalam ilmu agama,

terutama dalam fak-fak ilmu tauhid, usul, hadits, sastra mantiq dan lebih-

lebih di dalam ilmu fiqih, oleh karena itu beliau diberi gelar Waliyyul

‘Ilmi.

Beliau juga termasuk pujangga yang berinisiatif mengarang cerita-

cerita pendek yang berfilsafat serta berjiwa agama. Di antara buah

citaannya yang dikenal ialah Gending Maskumambang dan Mijil. Di Iran

beliau juga terkenal dalam soal hukum maupun ilmu pengetahuan.

Dengan demikian, Ja’far Shodiq yang kita kenal di Iran sebagai

Wali, seorang imam dari golongan Syi’ah yang amat dipuja kiranya

bukanlah Ja’far Shodiq yang kita kenal sebagai Sunan Kudus. Di antara

peninggalan beliau yang paling terkenal adalah Masjid Menara Kudus,

karena di halamannya terdapat sebuah menara kuno yang indah. Menurut

cerita adalah dahulu Sunan Kudus pergi haji sambil menuntut ilmu di

tanah Arab. Kemudian beliau juga mengajar di sana. Kemudian di Tanah

Arab terjangkit wabah penyakit yang membahayakan. Kemudian penyakit

tersebut reda berkat Sunan Kudus. Maka seorang Amir berkenan

xiv

Page 15: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

memberikan hadiah, namun beliau menolak hanya meminta kenang-

kenangan sebuah batu.

Konon batu tersebut berasal dari Baitul Maqdis/Jerussalem. Maka

sebagai peringatan kepada kita di mana Ja’far Shodiq hidup, kemudian

diberi nama Kudus. Bahkan menara yang terdapat di depan masjid itu juga

diberi nama Menara Kudus.

Adapun mengenai nama Kudus (Al-Kudus) ini di dalam buku

Encyclopedia Islam yaitu sebagai berikut:

“Al-Kudus, the usual arabic name for Jerussalem in later times to

older writers call in commonly Bait al-Makdis (according to soma:

Mukaddas) with really meant the temple (of Solomon) a translation of the

Hebre Bethamikdath, but is because applited to the whole town.”

Mengenai perjuangan Sunan Kudus dalam menyebarkan agama

Islam tidaklah berbeda dengan para Wali lainnya, yaitu senantiasa dipakai

jalan kebijaksanaan. Dengan siasat dan taktik yang demikian itu, rakyat

diajak memeluk agama Islam.

5. Sunan Muria

Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga, nama aslinya yaitu

Raden Umar Said. Sunan Muria adalah seorang Wali yang menciptakan

Gending

Sinom dan Kinanthi yang tetap mempertahankan sebagai alat

kesenian Jawa yang bisa diwamai dengan unsur-unsur Islam sebagai

sarana berdakwah.

Pada saat itu Sunan Muria sedang menyebarkan agama Islam di

Malang Selatan. Pada saat itu orang-orang Malang Selatan banyak yang

mengakui Islam KTP, misalnya kalau ada orang yang meninggal dunia

mereka akan mengadakan selamatan dan menyediakan sesajen untuk si

mati.

Selamatan tersebut sering disebut kenduri atau kenduren. Ada

upacara selamatan yang dilakukan menjelang jenazah si mati

xv

Page 16: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

diberangkatkan ke kuburan, ada yang dilaksanakan sesudah penguburan

mayat.

Jaman dulu (Hindu, Budha, Animisme, dan Dinamisme) kalau ada

orang mati, pihak keluarga di rumah menyediakan sesaji untuk si mati.

Pihak keluarga di rumah akan menyediakan sesaji di kuburan. Ada yang

dilaksanakan sesudah penguburan mayat.

Jaman dulu (Hindu, Budha, Animisme dan Dinamisme) kalau ada

orang mati, pihak keluarga akan menyediakan sesaji di kuburan.

Ada istilah selamatan ngesor tanah (kenduren setelah mengubur

mayat), ada istilah nelong dinani (kenduren setelah tiga hari mengubur

mayat), ada istilah mitung dinani (kenduren setelah tuju hari mengubur

mayat), ada istilah matang puluh, nyatus dina, mendak pisan, mendak

pindo dan istilah nyewu atau seribu hari kematian si mayit.

Adat istiadat tersebut sangat sukar dihilangkan begitu saja. Maka

Sunan Muria memberi wama Islam. Dengan demikian tidak teijadi

kontradiksi di dalam masyarakat. Wama Islam yang dimaksud adalah

upacara yang sekarang disebut tahlil, yaitu niatnya bersedekah untuk si

mayit dengan cara memberikan kalimat tayyibah serta ayat-ayat Al-

Qur’an. Ini dimaksudkan untuk menggantikan doa mantra yang biasa

diucapkan para pendeta. Sedang pahalanya diberikan kepada orang yang

mati.

Kalau upacara selamatan itu langsung dihilangkan atau diberantas,

rakyat pasti akan marah karena masih belum mengerti dengan dalam

syariat dan aqidah Islam yang sesungguhnya.

Maka selamatan boleh tetap diadakan namun upacara pembakaran

kemenyan dan membuat sesajen dihilangkan, diganti dengan bacaan dzikir

dan ayat-ayat Al-Qur’an serta salawat Nabi.

Demikian pula adat selamatan bila si ibu mengandung maupun

melahirkan bayi. Hal itu diberi warna Islam, biasanya dengan cara

membaca salawat Nabi. Demikian perjuangan Sunan Muria di Malang

Selatan.

xvi

Page 17: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

6. Sunan Bonang

Sunan Bonang adalah putra dari Sunan Ampel. Beliau memiliki

nama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim. Beliau salah seorang besar

yang mengepalai suatu departemen ketika terjadi pembentukan adat yang

berdasarkan Islam, tatkala agama Islam memasuki daerah Minangkabau

dan berpangkat Makdum.

Beliau rupanya Makdum Islam yang datang ke Malaka pada abad

XV ketika Malaka mencapai puncak kejayaan. Selain sebagai Putra Sunan

Ampel, beliau juga sebagai muridnya. Adapun daerah operasinya di Jawa

Timur. Di sanalah beliau mulai berjuang menyebarkan agama Islam.

Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng

Manila, seorang putra dari Arya Teja, salah seorang Tumenggung

Majapahit yang berkuasa di Tuban. Menurut prediksi, Sunan Bonang

dilahirkan pada tahun 1465 M, dan wafat pada tahun 1525 M.

Maulana Makdum Ibrahim, semasa hidupnya giat sekali

menyebarkan agama Islam di sekitar Jawa Timur, terutama di daerah

Tuban dan sekitamya. Sebagaimana halnya ayahnya, maka Sunan Bonang

pun mendirikan pondok pesantren di daerah Tuban untuk mendidik serta

menggembleng kader-kader Islam yang akan ikut menyiarkan agama

Islam ke seluruh tanah Jawa. Beliau ini juga yang menciptakan Gending

Dharma, setelah berusaha mengganti nama-nama hari nahas/sial menurut

kepercayaan orang Hindu, serta nama-

nama Dewa diganti dengan nama-nama Malaikat dan Nabi-nabi.

Hal ini dimaksudkan agar orang-orang kenal dan masuk Islam.

Menurut filsafat Ketuhanannya adalah :

“Adapun pendirian saya ialah bahwa iman, taubid/makrifat itu

terdiri dari pengetahuan yang sempuma. Sekiranya orang hanya mengenak

makrifat saja, maka belumlah cukup sebab ia masih insaf akan itu. Maksud

saya ialah, bahwa kesempumaan barulah akan tercapai hanya dengan terus

menerus mengabdi pada Tuhan. Seseorang itu tidak mempunyai gerakan

sendiri, begitu pula tidak mempunyai kemauan. Dan seseorang itu

diumpamakan Buta, Tuli, Bisu. Segala gerakannya itu datang dari Allah.”

xvii

Page 18: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

Ada juga kitab yang disebut Suluk Sunan Bonang yang berbahasa

prosa Jawa Tengahan, namun terpengaruh dengan bahasa Arab. Isinya

adalah ajaran Islam, kemungkinan besar adalah pelajaran yang diajarkan

kepada murid-muridnya. Pada masa hidupnya Sunan Bonang pemah pergi

belajar ke Pasai. Dan sepulangnya ia memasukkan ajaran Islam ke

kalangan bangsawan Keraton Majapahit serta mempergunakan Demak

sebagai tempat berkumpul murid-muridnya.

Siasat Sunan Bonang ialah memberi didikan Islam kepada Raden

Patah putra dari Brawijaya VI di Kerajaan Majapahit. Rupanya Sunan

Bonang berhasil mendirikan Kerajaan Islam di Demak. Hanya sayang

sekali harapan beliau agar supaya Demak dapat menjadi pusat agama

Islam untuk selama-lamanya kiranya tidak berhasil.

7. Sunan Drajad

Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Qosim, dan ada juga yang

menyebut Raden Syarifudin. Beliau adalah putra Sunan Ampel dengan

Dewi Candrawati yang lahir di Surabaya.

Raden Qosim ditugaskan ayahnya berdakwah di sebelah barat

Surabaya, tepatnya di daerah Drajad sehingga terkenal dengan sebutan

Sunan Drajad.

Beliau berangkat dengan menaiki perahu melalui Gresik menuju ke

arah Barat. Dalam perjalanan melalui laut itu, perahu yang dinaiki Raden

Qosim diserang badai sehingga hancur dan karam. Dalam keadaan kritis

tersebut, Raden Qosim ditolong Ikan Talang. Dengan naik punggung ikan

itu beliau dapat selamat dari keganasan ombak laut.

Ikan itu membawa beliau ke tepi pantai di Dusun Jelag Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan. Di sana beliau membuka sebuah pesantren,

karena cara dakwah yang lunak, tutur kata dan budi bahasa yang halus,

serta sikap yang sopan dan ramah-tamah, maka banyak orang-orang yang

berdatangan untuk berguru kepada beliau.

Selama satu tahun di Jelag, Raden Qosim mendapat petunjuk agar

menuju ke selatan. Di sana beliau mendirikan langgar untuk berdakwah.

xviii

Page 19: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

Lalu tiga tahun kemudian, beliau mendapat petunjuk dari Allah agar

mencari tempat strategis untuk berdakwah, yaitu sebuah bukit yang

kemudian dinamakan Dalem Duwur. Sekarang di tempat itu didirikan

museum yang cukup megah. Letak museum itu tidak jauh dari makam

beliau.

Di tempat yang disebut Dalem Duwur itu, para pengikut Raden

Qosim semakin banyak, karena cara menyiarkan agama Islam yang

dilakukan dengan cara damai. Orang dikumpulkan dengan cara menambah

seperangkat gamelan, kemudian baru diberi ceramah agama Islam.

Makin hari nama Raden Qosim semakin terkenal. Orang-orang

semakin menaruh hormat kepadanya, derajatnya makin tinggi, lagi pula

beliau tinggal di tempat yang tinggi (bukit) maka masyarakat sekitar

kemudian menyebutkan Sunan Drajad.

Di antara terjemahan ajaran Sunan Drajad yang terkenal untuk

menganjurkan masyarakat agar berjiwa sosial adalah :

a. Berikanlah tongkat kepada orang yang buta.

b. Berikanlah makan kepada orang yang lapar.

c. Berikanlah pakaian kepada orang yang telanjang.

d. Berikanlah tempat berteduh kepada orang yang kehujanan.

Itulah ajaran Sunan Drajad yang terkenal di kalangan rakyat. Sunan

Drajad dikenal sebagai salah seorang anggota Walisongo, dan ikut

mendirikan Kerajaan Islam Demak.

Makam beliau terletak di Desa Drajad Kecamatan Paciran

Kabupaten Lamongan.

8. Sunan Giri

Jaka Samudra, Prabu Sakmaka yang berjiwa seni adalah sebutan

dari Sunan Giri. Beliau adalah putra Syekh Maulana Ishaq atas

perkawinannya dengan Dewi Sekardadu, putri dari Prabu Menak

Sembayu, raja dari Negeri Blambangan. Waktu itu Negeri Blambangan

sedang dilanda musibah, yaitu berupa wabah penyakit yang menyerang

xix

Page 20: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

rakyat dan Dewi Sekardadu. Wabah itu dapat dihentikan oleh Syekh

Maulana Ishaq.

Putri Raja Blambangan atau Dewi Sekardadu dapat disembuhkan,

raja dan permaisuri sangat gembira. Akhimya seluruh rakyat Blambangan

masuk Islam dan Syekh Maulana Ishaq dinikahkan dengan Dewi

Sekardadu. Ketika Dewi Sekardadu hamil 7 bulan, Syekh Maulana Ishaq

berpamitan akan pergi ke Negeri Pasai. Syekh Maulana Ishaq berpesan

jika lahir anak laki-laki diberi nama Raden Paku.

Patih Banjul menyebar fitnah kepada Prabu Menak Sembayu

bahwa wabah penyakit dayang kembali akibat anak yang dikandung oleh

Dewi Sekardadu dan menghasut Raja Blambangan untuk menyingkirkan

bayinya.

Akhimya Raja Blambangan mengutus prajurit memasukkan bayi

yang baru beberapa hari itu ke dalam peti dan dibuangnya ke laut. Setelah

kejadian itu Dewi Sekardadu jatuh sakit dan akhimya meninggal.

Telah cukup umur, akhimya Jaka Samudra dititipkan oleh Sunan

Ampel dan menatap di pesantren Sunan Ampel. Keajaiban pun terjadi

pada diri Jaka Samudra, pada waktu tertidur terlihat cahaya yang

memancar pada

diri seorang santri Sunan Ampel yang tidak lain adalah Jaka

Samudra. Sunan Ampel semakin memberi perhatian khusus kepada Jaka

Samudra. Atas pertemuan itu akhirnya diketahui bahwa Jaka Samudra

adalah putra dari Syekh Maulana Ishaq.

Sesuai apa yang diwasiatkan oleh Syekh Maulana Ishaq kepada

Sunan Ampel maka nama Jaka Samudra diubah menjadi Raden Paku.

9. Sunan Gresik (Syekh Maulana Malik Ibrahim)

Menurut dari beberapa sumber sejarah, bahwasanya Syekh

Maulana Malik Ibrahim berasal dari Gujarat, ada yang mengatakan dari

Iran serta ada juga yang mengatakan dari Arab dan Turki. Beliau masih

keturunan Zainal Abidin bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a.

xx

Page 21: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

Pada tahun 1404 M, beliau menyiarkan agama Islam ke Pulau Jawa

tepatnya di Kota Gresik, Jawa Timur. Pada saat itu juga Jawa masih

dikuasai Kerajaan Majapahit. Syekh Maulana Malik Ibrahim disebut juga

Kakek Bantal karena seorang tokoh ahli tata negara. Pada saat itu

masyarakat Jawa mayoritas masih beragama Hindu dan Budha, maka tentu

saja untuk menyampaikan agama Islam kepada mereka harus

membutuhkan pengalaman yang cukup dan bijaksana serta kesabaran.

Agama dan adat istiadat mereka tidak ditentang dengan begitu saja. Beliau

memperkenalkan budi pekerti yang diajarkan Islam dan juga secara

langsung beliau memberi contoh dalam masyarakat akan tutur kata yang

sopan, lemah lembut, dan santun pada fakir miskin, menghormati kepada

yang lebih tua dan menyayangi yang muda, sehingga dikatakan rakyat,

beliau tersohor sebagai orang yang baik budinya dan dermawan.

Syekh Maulana Malik Ibrahim dan para pengikutnya menyebarkan

Islam di daerah Gresik dan sekitarnya sampai wafatnya beliau. Beliau

wafat pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun 822 H atau 1419 M. Beliau

dimakamkan di Gresik. Dan pada batu nisan beliau tertulis dengan tulisan

Arab yang terdiri dari :

a. Surat Al-Baqarah ayat 255

b. Surat Al-Imron ayat 185

c. Surat Ar-Rahman ayat 26 dan 27

d. Surat At-Taubah ayat 21 dan 22

10. Sunan Ampel

Nama asli Sunan Ampel adalah Sayyid Ali Rahmatullah atau biasa

dikenal Raden Rahmat. Beliau lahir di Campa pada tahun 1401. Ayahnya

bernama Syekh Ibrahim As-Samarqandi dan ibunya bernama Dewi

Candrawulan, putri Raja Campa.

Setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1919, para

wali kebingungan untuk mencari penggantinya. Atas usul Syekh Maulana

Ishaq, Raden Rahmat didatangkan untuk menggantikan Syekh Maulana

Malik Ibrahim. Raden Rahmat sudah berkali-kali mengajak Prabu

xxi

Page 22: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

Brawijaya masuk Islam, namun Prabu Brawijaya enggan menerima Islam

sebagai agamanya, karena ia ingin menjadi raja Budha yang terakhir di

Majapahit. Kendati sang prabu tidak menghalangi agama Islam masuk ke

negaranya. Prabu Wijaya merasa senang dan suka kepada Raden Rahmat

karena tutur katanya yang ramah dan lemah lembut. Raden Rahmat

disuruh memilih sekian bayu putri di Majapahit untuk dijadikan istrinya,

ternyata Raden Rahmat memilih Dewi Cendrawati sebagai istrinya dan

Prabu Wijaya pun memberi tanah kepada Raden Rahmat yang terletak di

Desa Ampel Denta. Di situlah Raden Rahmat mendirikan pesantren,

murid-muridnya kebanyakan dari bangsawan dan putra adipati kerajaan.

Di antara murid-muridnya yang terkenal adalah Raden B antara Katong

(Adipati Ponorogo yang pertama), Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan

Drajat, Sunan Kalijaga dan lain-lain. Beliau wafat pada tahun 1478.

11. KH. Muhammad Kholil (Bangkalan Madura)

Bangkalan, ujung barat Pulau Madura pada tahun 1820 (11

Jumadil Akhir 1235 H). K.H. Cholil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya

bernama K.H. Abdul Latif. Beliau masih mempunyai pertalian darah

dengan Sunan Gunung Jati. Pendidikan agama diperoleh langsung dari

keluarganya. Menjelang dewasa ia dikirim ke pesantren.

Ketika usianya menjelang 30 tahun sekitar tahun 1850, K.H. Cholil

belajar kepada K. Muh. Nur di Pesantren Langitan Tuban Jawa Timur.

Dari

Langitan pindah ke Cangan Bangil Pasuruan, kemudian pindah lagi

ke Pesantren Kebon Candi.

Pada tahun 1855, K.H. Cholil melanjutkan studinya ke Mekkah, di

sana beliau bertemu dengan Syekh Nawai Banten, Syekh Ahmad Khatib

Minangkamau, Syekh M. Yasin Padang. K.H. Cholil terkenal dengan ahli

fiqih dan tauhid. Setelah kepulangannya dari Mekkah, kemudian K.H.

Cholil dipandang berhasil memadukan dua disiplin ilmu tersebut, yang

satu sama lain cenderung dianggap saling bertentangan menurut kalangan

Islam tradisionalis. Untuk menggabungkan pengetahuan keislaman yang

xxii

Page 23: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

diperoleh, K.H. Cholil mendirikan pesantren di Cengkuban sekitar 1

kilometer barat laut, yang kemudian diserahkan kepada menantunya Kyai

Muntaha. Adapun beliau kembali ke pesantren di pusat kota ± 200 meter

sebelah alun-alun Kota Bangkalan.

Sebagai tokoh yang hidup di masa kolonial, K.H. Cholil dari

keterlibatan penjajah. Tentu saja K.H. Cholil tidak terjun langsung,

melainkan lebih banyak berperan di balik layar sebagai tokoh kharismatik.

Selain itu, K.H. Cholil banyak mencetak kader-kader pemimpin umat, di

antara mereka yang kemudian menjadi pemimpin dan tokoh agama

terkemuka adalah:

a. K.H. Hasyim Asy’ari (Pendiri PP Tebu Ireng, Jombang dan Pendiri

NU)

b. K.H. Bisri Syamsuri (Pendiri PP Denanyar, Jombang)

c. K.H. Bisri Mustofa (Pendiri PP Rembang)

d. K.H. As’ad Samsul Arifin (Pengasuh PP Asem Bagus, Situbondo)

K.H.M. Cholil wafat tahun 1925 (29 Ramadhan 1343 H) dalam

usia yang sangat lanjut, 108 tahun dan dimakamkan di Bangkalan,

Madura.

12. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Abdurrahman “Addakhil”, demikian nama lengkapnya. Secara

leksikal, “Addakhil” berarti “Sang Penakluk”, sebuah nama yang diambil

Wahid Hasyim, orang tuanya, dari seorang perintis Dinasti Umayyah yang

telah menancapkan tonggak kejayaan Islam di Spanyol. Belakangan kata

“Addakhil” tidak cukup dikenal dan diganti nama “Wahid”, Abdurrahman

Wahid, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. “Gus”

adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai

yang berati “abang” atau “mas”.

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara yang

dilahirkan di Denanyar Jombang Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus

1940. Secara genetik Gus Dur adalah keturunan “darah biru”. Ayahnya,

K.H. Wahid Hasyim adalah putra K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri jam’iyah

xxiii

Page 24: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

Nahdlatul Ulama (NU)-organisasi massa Islam terbesar di Indonesia-dan

pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ibundanya, Ny. Hj. Sholehah

adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri.

Kakek dari pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU, yang menjadi Rais

‘Aam PBNU setelah K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Dengan demikian,

Gus Dur merupakan cucu dari dua ulama NU sekaligus, dan dua tokoh

bangsa Indonesia.

Pada tahun 1949, ketika clash dengan pemerintahan Belanda telah

berakhir, ayahnya diangkat sebagai Menteri Agama pertama, sehingga

keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta. Dengan demikian suasana baru

telah dimasukinya. Tamu-tamu, yang terdiri dari para tokoh-dengan

berbagai bidang profesi-yang sebelumnya telah dijumpai di rumah

kakeknya, terus berlanjut ketika ayahnya menjadi Menteri agama. Hal ini

memberikan pengalaman tersendiri bagi seorang anak bernama

Abdurrahman Wahid. Secara tidak langsung, Gus Dur juga mulai

berkenalan dengan dunia politik yang didengar dari kolega ayahnya yang

sering mangkal di rumahnya.

Sejak masa kanak-kanak, ibunya telah ditandai berbagai isyarat

bahwa Gus Dur akan mengalami garis hidup yang berbeda dan memiliki

kesadaran penuh akan tanggung jawab terhadap NU. Pada bulan April

1953, Gus Dur pergi bersama ayahnya mengendarai mobil ke daerah Jawa

Barat untuk meresmikan madrasah baru. Di suatu tempat di sepanjang

pegunungan antara Cimahi dan Bandung, mobilnya mengalami

kecelakaan. Gus Dur bisa diselamatkan, akan tetapi ayahnya meninggal.

Kematian ayahnya membawa pengaruh tersendiri dalam kehidupannya.

Dalam kesehariannya, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca

dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu ia juga

aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun

Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan

buku-buku yang agak serius. Karya-karya yang dibaca oleh Gus Dur tidak

hanya cerita-cerita, utamanya cerita silat dan fiksi, akan tetapi wacana

xxiv

Page 25: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

tentang filsafat dan dokumen-dokumen manca negara tidak luput dari

perhatianya.

Di samping membaca, tokoh satu ini senang pula bermain bola,

catur dan musik. Dengan demikian, tidak heran jika Gus Dur pernah

diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran

lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop.

Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang mendalam dalam dunia

film. Inilah sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun 1986-1987 diangkat

sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.

Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan

Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai

meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren

Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum

berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya,

yaitu Sinta Nuriyah anak Haji Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan

ketika ia berada di Mesir

Pengalaman Pendidikan

Pertama kali belajar, Gus Dur kecil belajar pada sang kakek, K.H.

Hasyim Asy’ari. Saat serumah dengan kakeknya, ia diajari mengaji dan

membaca al-Qur’an. Dalam usia lima tahun ia telah lancar membaca al-

Qur’an. Pada saat sang ayah pindah ke Jakarta, di samping belajar formal

di sekolah, Gus Dur masuk juga mengikuti les privat Bahasa Belanda.

Guru lesnya bernama Willem Buhl, seorang Jerman yang telah masuk

Islam, yang mengganti namanya dengan Iskandar. Untuk menambah

pelajaran Bahasa Belanda tersebut, Buhl selalu menyajikan musik klasik

yang biasa dinikmati oleh orang dewasa. Inilah pertama kali persentuhan

Gu Dur dengan dunia Barat dan dari sini pula Gus Dur mulai tertarik dan

mencintai musik klasik.

Menjelang kelulusannya di Sekolah Dasar, Gus Dur memenangkan

lomba karya tulis (mengarang) se-wilayah kota Jakarta dan menerima

hadiah dari pemerintah. Pengalaman ini menjelaskan bahwa Gus Dur telah

mampu menuangkan gagasan/ide-idenya dalam sebuah tulisan. Karenanya

xxv

Page 26: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

wajar jika pada masa kemudian tulisan-tulisan Gus Dur menghiasai

berbagai media massa.

Setelah lulus dari Sekolah Dasar, Gus Dur dikirim orang tuanya

untuk belajar di Yogyakarta. Pada tahun 1953 ia masuk SMEP (Sekolah

Menengah Ekonomi Pertama) Gowongan, sambil mondok di pesantren

Krapyak. Sekolah ini meskipun dikelola oleh Gereja Katolik Roma, akan

tetapi sepenuhnya menggunakan kurikulum sekuler. Di sekolah ini pula

pertama kali Gus Dur belajar Bahasa Inggris. Karena merasa terkekang

hidup dalam dunia pesantren, akhirnya ia minta pindah ke kota dan tinggal

di rumah Haji Junaidi, seorang pimpinan lokal Muhammadiyah dan orang

yang berpengaruh di SMEP. Kegiatan rutinnya, setelah shalat subuh

mengaji pada K.H. Ma’sum Krapyak, siang hari sekolah di SMEP, dan

pada malam hari ia ikut berdiskusi bersama dengan Haji Junaidi dan

anggota Muhammadiyah lainnya.

Ketika menjadi siswa sekolah lanjutan pertama tersebut, hobi

membacanya semakin mendapatkan tempat. Gus Dur, misalnya, didorong

oleh gurunya untuk menguasai Bahasa Inggris, sehingga dalam waktu

satu-dua tahun Gus Dur menghabiskan beberapa buku dalam bahasa

Inggris.

Di antara buku-buku yang pernah dibacanya adalah karya Ernest

Hemingway, John Steinbach, dan William Faulkner. Di samping itu, ia

juga membaca sampai tuntas beberapa karya Johan Huizinga, Andre

Malraux, Ortega Y. Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia, seperti:

Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky dan Mikhail Sholokov. Gus Dur juga

melahap habis beberapa karya Wiill Durant yang berjudul ‘The Story of

Civilazation’. Selain belajar dengan membaca buku-buku berbahasa

Inggris, untuk meningkatan kemampuan bahasa Ingrisnya sekaligus untuk

menggali informasi, Gus Dur aktif mendengarkan siaran lewat radio Voice

of America dan BBC London. Ketika mengetahui bahwa Gus Dur pandai

dalam bahasa Inggis, Pak Sumatri-seorang guru SMEP yang juga anggota

Partai Komunis-memberi buku karya Lenin ‘What is To Be Done’ . Pada

saat yang sama, anak yang memasuki masuki masa remaja ini telah

xxvi

Page 27: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

mengenal Das Kapital-nya Karl Marx, filsafat Plato,Thales, dan

sebagainya. Dari paparan ini tergambar dengan jelas kekayaan informasi

dan keluasan wawasan Gus Dur.

Setamat dari SMEP Gus Dur melanjutkan belajarnya di Pesantren

Tegarejo Magelang Jawa Tengah. Pesantren ini diasuh oleh K.H.

Chudhari, sosok kyai yang humanis, saleh dan guru dicintai. Kyai

Chudhari inilah yang memperkenalkan Gus Dur dengan ritus-ritus sufi dan

menanamkan praktek-praktek ritual mistik. Di bawah bimbingan kyai ini

pula, Gus Dur mulai mengadakan ziarah ke kuburan-kuburan keramat para

wali di Jawa. Pada saat masuk ke pesantren ini, Gus Dur membawa

seluruh koleksi buku-bukunya, yang membuat santri-santri lain terheran-

heran. Pada saat ini pula Gus Dur telah mampu menunjukkan

kemampuannya dalam berhumor dan berbicara.

Dalam kaitan dengan yang terakhir ini ada sebuah kisah menarik

yang patut diungkap dalam paparan ini adalah pada acara imtihan-pesta

akbar yang diselenggarakan sebelum puasa pada saat perpisahan santri

yang selesai menamatkan belajar-dengan menyediakan makanan dan

minuman dan mendatangkan semua hiburan rakyat, seperti: Gamelan,

tarian tradisional, kuda lumping, jathilan, dan sebagainya. Jelas, hiburan-

hiburan seperti tersebut di atas sangat tabu bagi dunia pesantren pada

umumnya. Akan tetapi itu ada dan terjadi di Pesantren Tegalrejo.

Setelah menghabiskan dua tahun di pesantren Tegalrejo, Gus Dur

pindah kembali ke Jombang, dan tinggal di Pesantren Tambak Beras. Saat

itu usianya mendekati 20 tahun, sehingga di pesantren milik pamannya,

K.H. Abdul Fatah, ia menjadi seorang ustadz, dan menjadi ketua

keamanan. Pada usia 22 tahun, Gus Dur berangkat ke tanah suci, untuk

menunaikan ibadah haji, yang kemudian diteruskan ke Mesir untuk

melanjutkan studi di Universitas al-Azhar. Pertama kali sampai di Mesir,

ia merasa kecewa karena tidak dapat langsung masuk dalam Universitas

al-Azhar, akan tetapi harus masuk Aliyah (semacam sekolah persiapan).

Di sekolah ia merasa bosan, karena harus mengulang mata pelajaran yang

telah ditempuhnya di Indonesia. Untuk menghilangkan kebosanan, Gus

xxvii

Page 28: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

Dur sering mengunjungi perpustakaan dan pusat layanan informasi

Amerika (USIS) dan toko-toko buku dimana ia dapat memperoleh buku-

buku yang dikehendaki.

Terdapat kondisi yang menguntungkan saat Gus Dur berada di

Mesir, di bawah pemerintahan Presiden Gamal Abdul Nasr, seorang

nasioonalis yang dinamis, Kairo menjadi era keemasan kaum intelektual.

Kebebasan untuk mengeluarkkan pendapat mendapat perlindungan yang

cukup. Pada tahun 1966 Gus Dur pindah ke Irak, sebuah negara modern

yang memiliki peradaban Islam yang cukup maju. Di Irak ia masuk dalam

Departement of Religion di Universitas Bagdad samapi tahun 1970.

Selama di Baghdad Gus Dur mempunyai pengalaman hidup yang berbeda

dengan di Mesir. Di kota seribu satu malam ini Gus Dur mendapatkan

rangsangan intelektual yang tidak didapatkan di Mesir. Pada waktu yang

sama ia kembali bersentuhan dengan buku-buku besar karya sarjana

orientalis Barat. Ia kembali menekuni hobinya secara intensif dengan

membaca hampir semua buku yang ada di Universitas.

Di luar dunia kampus, Gus Dur rajin mengunjungi makam-makam

keramat para wali, termasuk makam Syekh Abdul Qadir al-Jailani, pendiri

jamaah tarekat Qadiriyah. Ia juga menggeluti ajaran Imam Junaid al-

Baghdadi, seorang pendiri aliran tasawuf yang diikuti oleh jamaah NU. Di

sinilah Gus Dur menemukan sumber spiritualitasnya. Kodisi politik yang

terjadi di Irak, ikut mempengaruhi perkembangan pemikiran politik Gus

Dur pada saat itu. Kekagumannya pada kekuatan nasionalisme Arab,

khususnya kepada Saddam Husain sebagai salah satu tokohnya, menjadi

luntur ketika syekh yang dikenalnya, Azis Badri tewas terbunuh.

Selepas belajar di Baghdad Gus Dur bermaksud melanjutkan

studinya ke Eropa. Akan tetapi persyaratan yang ketat, utamanya dalam

bahasa-misalnya untuk masuk dalam kajian klasik di Kohln, harus

menguasai bahasa Hebraw, Yunani atau Latin dengan baik di samping

bahasa Jerman-tidak dapat dipenuhinya, akhirnya yang dilakukan adalah

melakukan kunjungan dan menjadi pelajar keliling, dari satu universitas ke

universitas lainnya. Pada akhirnya ia menetap di Belanda selama enam

xxviii

Page 29: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

bulan dan mendirikan Perkumpulan Pelajar Muslim Indonesia dan

Malaysia yang tinggal di Eropa. Untuk biaya hidup dirantau, dua kali

sebulan ia pergi ke pelabuhan untuk bekerja sebagai pembersih kapal

tanker. Gus Dur juga sempat pergi ke McGill University di Kanada untuk

mempelajari kajian-lkajian keislaman secara mendalam. Namun, akhirnya

ia kembali ke Indoneisa setelah terilhami berita-berita yang menarik

sekitar perkembangan dunia pesantren. Perjalanan keliling studi Gus Dur

berakhir pada tahun 1971, ketika ia kembali ke Jawa dan mulai memasuki

kehidupan barunya, yang sekaligus sebagai perjalanan awal kariernya.

Meski demikian, semangat belajar Gus Dur tidak surut. Buktinya

pada tahun 1979 Gus Dur ditawari untuk belajar ke sebuah universitas di

Australia guna mendapatkkan gelar doktor. Akan tetapi maksud yang baik

itu tidak dapat dipenuhi, sebab semua promotor tidak sanggup, dan

menggangap bahwa Gus Dur tidak membutuhkan gelar tersebut. Memang

dalam kenyataannya beberapa disertasi calon doktor dari Australia justru

dikirimkan kepada Gus Dur untuk dikoreksi, dibimbing yang kemudian

dipertahankan di hadapan sidang akademik.Perjalanan Karir

Sepulang dari pegembaraanya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke

Jombang dan memilih menjadi guru. Pada tahun 1971, tokoh muda ini

bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang. Tiga

tahun kemudian ia menjadi sekretaris Pesantren Tebu Ireng, dan pada

tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis. Ia kembali menekuni

bakatnya sebagaii penulis dan kolumnis. Lewat tulisan-tulisan tersebut

gagasan pemikiran Gus Dur mulai mendapat perhatian banyak. Djohan

Efendi, seorang intelektual terkemuka pada masanya, menilai bahwa Gus

Dur adalah seorang pencerna, mencerna semua pemikiran yang dibacanya,

kemudian diserap menjadi pemikirannya tersendiri. Sehingga tidak heran

jika tulisan-tulisannya jarang menggunakan foot note.

Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, K.H. Yusuf Hasyim

untuk membantu di Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi

sekretaris. Dari sini Gus Dur mulai sering mendapatkan undangan menjadi

xxix

Page 30: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

nara sumber pada sejumlah forum diskusi keagamaan dan kepesantrenan,

baik di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya Gus Dur terlibat dalam

kegiatan LSM. Pertama di LP3ES bersama Dawam Rahardjo, Aswab

Mahasin dan Adi Sasono dalam proyek pengembangan pesantren,

kemudian Gus Dur mendirikan P3M yang dimotori oleh LP3ES.

Pada tahun 1979 Gus Dur pindah ke Jakarta. Mula-mula ia merintis

Pesantren Ciganjur. Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya

sebagai wakil katib syuriah PBNU. Di sini Gus Dur terlibat dalam diskusi

dan perdebatan yang serius mengenai masalah agama, sosial dan politik

dengan berbagai kalangan lintas agama, suku dan disiplin. Gus Dur

semakin serius menulis dan bergelut dengan dunianya, baik di lapangan

kebudayaan, politik, maupun pemikiran keislaman. Karier yang dianggap

‘menyimpang’-dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh agama sekaligus

pengurus PBNU-dan mengundang cibiran adalah ketika menjadi ketua

Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahunn 1983. Ia juga menjadi ketua

juri dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986, 1987.

Pada tahun 1984 Gus Dur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim

ahl hall wa al-’aqdi yang diketuai K.H. As’ad Syamsul Arifin untuk

menduduki jabatan ketua umum PBNU pada muktamar ke-27 di

Situbondo. Jabatan tersebut kembali dikukuhkan pada muktamar ke-28 di

pesantren Krapyak Yogyakarta (1989), dan muktamar di Cipasung Jawa

Barat (1994). Jabatan ketua umum PBNU kemudian dilepas ketika Gus

Dur menjabat presiden RI ke-4. Meskipun sudah menjadi presiden, ke-

nyleneh-an Gus Dur tidak hilang, bahkan semakin diketahui oleh seluruh

lapisan masyarakat. Dahulu, mungkin hanya masyarakat tertentu,

khususnya kalangan nahdliyin yang merasakan kontroversi gagasannya.

Sekarang seluruh bangsa Indonesia ikut memikirkan kontroversi gagasan

yang dilontarkan oleh K.H. Abdurrahman Wahid.

Catatan perjalanan karier Gus Dur yang patut dituangkan dalam

pembahasan ini adalah menjadi ketua Forum Demokrasi untuk masa bakti

1991-1999, dengan sejumlah anggota yang terdiri dari berbagai kalangan,

khususnya kalangan nasionalis dan non muslim. Anehnya lagi, Gus Dur

xxx

Page 31: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

menolak masuk dalam organisasi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim

Indonesia). Tidak hanya menolak bahkan menuduh organisai kaum ‘elit

Islam’ tersebut dengan organisasi sektarian.

Dari paparan tersebut di atas memberikan gambaran betapa

kompleks dan rumitnya perjalanan Gus Dur dalam meniti kehidupannya,

bertemu dengan berbagai macam orang yang hidup dengan latar belakang

ideologi, budaya, kepentingan, strata sosial dan pemikiran yang berbeda.

Dari segi pemahaman keagamaan dan ideologi, Gus Dur melintasi jalan

hidup yang lebih kompleks, mulai dari yang tradisional, ideologis,

fundamentalis, sampai moderrnis dan sekuler. Dari segi kultural, Gus Dur

mengalami hidup di tengah budaya Timur yang santun, tertutup, penuh

basa-basi, sampai denga budaya Barat yang terbuka, modern dan liberal.

Demikian juga persentuhannya dengan para pemikir, mulai dari yang

konservatif, ortodoks sampai yang liberal dan radikal semua dialami.

Pemikiran Gus Dur mengenai agama diperoleh dari dunia

pesantren. Lembaga inilah yang membentuk karakter keagamaan yang

penuh etik, formal, dan struktural. Sementara pengembaraannya ke Timur

Tengah telah mempertemukan Gus Dur dengan berbagai corak pemikirann

Agama, dari yang konservatif, simbolik-fundamentalis sampai yang

liberal-radikal. Dalam bidang kemanusiaan, pikiran-pikiran Gus Dur

banyak dipengaruhi oleh para pemikir Barat dengan filsafat

humanismenya. Secara rasa maupun praktek prilaku yang humanis,

pengaruh para kyai yang mendidik dan membimbingnya mempunyai andil

besar dalam membentuk pemikiran Gus Dur. Kisah tentang Kyai Fatah

dari Tambak Beras, KH. Ali Ma’shum dari Krapyak dan Kyai Chudhori

dari Tegalrejo telah membuat pribadi Gus Dur menjadi orang yang sangat

peka pada sentuhan-sentuhan kemanusiaan.

\Dari segi kultural, Gus Dur melintasi tiga model lapisan budaya.

Pertama, Gus Dur bersentuhan dengan kultur dunia pesantren yang sangat

hierarkis, tertutup, dan penuh dengan etika yang serba formal; kedua,

dunia Timur yang terbuka dan keras; dan ketiga, budaya Barat yang

liberal, rasioal dan sekuler. Kesemuanya tampak masuk dalam pribadi dan

xxxi

Page 32: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

membetuk sinergi. Hampir tidak ada yang secara dominan berpengaruh

membentuk pribadi Gus Dur. Sampai sekarang masing-masing melakukan

dialog dalam diri Gus Dur. Inilah sebabnya mengapa Gus Dur selalu

kelihatan dinamis dan suliit dipahami. Kebebasannya dalam berpikir dan

luasnya cakrawala pemikiran yang dimilikinya melampaui batas-batas

tradisionalisme yang dipegangi komunitasnya sendiri.

Penghargaan

- Doktor Kehormatan dari Jawaharlal Nehru University, India (2000)

- Doktor Kehormatan dari Twente University, Belanda (2000)

- Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi

dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Sorborne

University, Paris, Perancis (2000)

- Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Thammasat

University, Bangkok, Thailand (2000)

- Doktor Kehormatan dari Chulalongkorn University, Bangkok,

Thailand (2000)

- Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok,

Thailand (2000)

- Doktor Kehormatan dari Soka Gakkai University, Tokyo, Jepang

(2002)

- Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Netanya University,

Israel (2003)

- Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Konkuk University, Seoul,

Korea Selatan (2003)

- Doktor Kehormatan dari Sun Moon University, Seoul, Korea Selatan

(2003)

- Penghargaan Dakwah Islam dari pemerintah Mesir (1991)

- Penghargaan Magsaysay dari Pemerintah Filipina atas usahanya

mengembangkan hubungan antar-agama di Indonesia (1993)

- Bapak Tionghoa Indonesia (2004)

- Pejuang Kebebasan Pers

xxxii

Page 33: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

B. Pengaruh Peninggalan Para Wali dan Ulama

1. Pengaruh yang Bersifat Fisik

Seperti yang telah kita ketahui bahwa peninggalan para Wali dan

Ulama tidaklah sedikit jumlahnya. Banyak peninggalan-peninggalan dari

Wali dan Ulama yang sangat berpengaruh bagi masyarakat Indonesia.

Sebagai salah satu contoh yaitu julukan yang diberikan kepada Kota

Demak sebagai Kota Wali. Di antara lainnya, penggunaan salah satu nama

dari Walisongo yang digunakan sebagai salah satu nama Universitas di

Indonesia, dijadikannya tempat-tempat sejarah para Wali sebagai obyek

wisata. para Wali dan Ulama pun juga meninggalkan beberapa tempat-

tempat ibadah, Masjid Agung Demak sebagai salah satu contoh. Selain itu,

adanya alat-alat kesenian tradisional yang ada di Jawa seperti alat-alat

musik (gamelan), wayang kulit, dan tembang-tembang dolanan yang

merupakan karya seni dari para Wali. Berkembangnya upacara-upacara

adat Jawa sama dengan ajaran Islam yang disebarkan oleh para Wali.

Dalam bentuk lain juga ada pesantren- pesantren yang sampai saat ini juga

masih digunakan untuk memproduksi

generasi-generasi penerus Islam, yang nantinya akan menggantikan

peran dari para Walisongo dan ulama itu.

2. Pengaruh yang Bersifat Non-Fisik

Dalam segi non fisik, pengaruh para Wali dan Ulama bagi

masyarakat Indonesia juga tidak sedikit jumlahnya. Salah satunya yaitu

mulai hilangnya adat istiadat lain dari masyarakat Indonesia. Selain itu

pengaruh para penganut Hindu-Budha di Indonesia sedikit demi sedikit

mulai menurun dan ajaran Islam mulai menyebar hampir ke seluruh tanah

air Indonesia. Dan mulai tumbuhnya rasa persaudaraan, persatuan dan

kesatuan dan masyarakat Indonesia untuk mempertahankan tanah

kelahiran dari penjajah bangsa lain. Tidak luput pula bahwa bertambahnya

para penganut agama Islam juga dikarenakan peranan para Wali dan

Ulama.

xxxiii

Page 34: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

C. Sifat dan Sikap Para Wali dan Ulama yang Patut Diteladani dalam

Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Dalam kehidupan beragama, mereka tidak pemah bersikap semena-

mena terhadap adat istiadat lama, termasuk agama yang sudah datang lebih

dahulu ke Indonesia. Bahkan mereka dapat membina tali persaudaraan yang

erat kepada para penganut agama lainnya. Hal inilah yang menjadikan agama

Islam dengan cepatnya tersebar luas ke seluruh Indonesia.

Di dalam kehidupan bermasyarakat mereka dapat bergaul dengan

masyarakat luas untuk mewujudkan tentang kemuliaan dan keistimewaan

ajaran bersedia dan mengikuti mereka ke dalam ajaran agama Islam.

Bahkan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, mereka selalu

membina persatuan dan kesatuan untuk membuat bangsa dan negara kita ini

menjadi adil, makmur dan sejahtera. Dan dapat hidup aman, tenteram dan

bahagia.

xxxiv

Page 35: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa sejarah Walisongo dan Ulama yang tertuang dalam

karya ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa, perjuangan Walisongo dan Ulama

tidaklah mudah. Mereka harus berpikir keras untuk dapat menarik simpati

masyarakat atau mau masuk dan mengikuti ajaran Islam. Seperti Sunan

Gunung jati bersama R. Fatahillah yang memerangi dan yang berhasil

mengusir Portugis di daerah Sunda Kelapa dan K.H. Muntaha, Alh. yang

berusaha keras menarik simpati masyarakat dengan cara mendirikan beberapa

lembaga pendidikan, SMP, SMA, SMK dan IIQ yang sekarang menjadi

UNSIQ. Dan perlu diketahui bahwa Walisongo dan Ulama memiliki siasat

dan taktik tersendiri untuk menyebarkan agama Islam, seperti Sunan Kudus

yang menempuh jalan kebijaksanaan. Sunan Bonang yang menggunakan

kesenian dan juga Sunan Drajad yang membuka sebuah pesantren dan masih

banyak lagi sunan-sunan yang lainnya.

B. Saran dan Kesan

1. Saran

Setelah membaca sejarah singkat Walisongo dan Ulama’ dalam

karya ini, kami berharap agar pembaca yang budiman dapat meneladani

dan memetik hikmah dari kisah-kisah tersebut.

Marilah kita bersama-sama sedikit demi sedikit belajar meniru

sikap para wali dan ulama yang pastinya akan membawa kita kepada sikap

dan perilaku yang terpuji, seperti yang telah dicontohkan Sunan Gresik

kepada masyarakat yang langsung beliau praktekkan dengan tutur kata

yang sopan, lemah lembut, santun kepada fakir miskin, menghormati yang

lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih muda, sehingga di kalangan

rakyat, beliau tersohor sebagai orang yang baik budinya dan dermawan.

Selain bersikap baik, kita juga dapat memiliki jiwa seni. Seperti

Sunan Bonang yang menciptakan sebuah gending darma setelah berusaha

mengganti nama-nama hari nahas/sial serta nama-nama dewa kepercayaan

orang Hindu diganti dengan nama-nama Malaikat dan Nabi. Hal ini

xxxv

Page 36: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

dimaksudkan agar orang kenal dan masuk Islam serta masih banyak lagi

teladan yang perlu kita tiru.

2. Kesan

Setelah terselesainya kegiatan ziarah ini, kami jadi lebih mengerti

dan lebih bisa mendalami tentang bagaimana sejarah para Walisongo

dalam menyebarkan Islam terutama di Tanah Jawa. Terlebih kita juga

bersyukur bisa mendatangi dimana tempat-tempat asal perjuangannya,

kegigihannya serta semangat yang berkobar menjadi modal utama para

wali dalam berperang melawan yang batil dan membela yang haq.

Ternyata perjuangan mereka tidak semudah yang kita bayangkan. Mereka

rela mengorbankan segalanya demi agama Allah. Subhanallah ........

xxxvi

Page 37: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Fairus, Muhammad. 2005. Koleksi Kisah Walisongo dan Karamahnya. Surabaya :

Pustaka Media.

Khalid, M.A., Abu. 2005. Kisah Walisongo. Surabaya : Karya Ilmu.

Salam, Solichin. 1960. Sekitar Walisongo. Kudus : Menara Kudus.

Syamsudi. Baidlowi. 1995. Kisah Walisongo. Surabaya : Apollo.

Wahyudi, Asnan. 1996. Kisah Bergambar Walisongo. Surabaya : Karya Ilmu.

Yasin, Drs., Sulchan. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya :

Amanah. sumber: http://wiwitfatur.wordpress.com/2009/04/21/biografi-

abdurrahman-wahid/

xxxvii

Page 38: 122870531 Makalah Sejarah Wali Songo Lengkap

BIOGRAFI PENULIS

1. Nama

TTL

Alamat

Motto

:

:

:

:

Lin Mungazza Millata S

Wonosobo, 07 Juni 1998

Jambean, Mojotengah, Wonosobo

Berolahraga dapat menyehatkan badan

2. Nama

TTL

Alamat

Motto

:

:

:

:

Madina Futia Aziz A

Wonosobo, 26 Januari 1998

Kota Baru, Banjar Masin, Kalimantan Selatan

Man Jadda wa Jadda

3. Nama

TTL

Alamat

Motto

:

:

:

:

Maulatul Izza

Pekalongan, 18 September 1998

Kertijayan, Buaran, Pekalongan

Pupuklah ilmu dan selalu berfikiran positif agar cita-cita

dapat diraih.

4. Nama

TTL

Alamat

Motto

:

:

:

:

Mita Pravita Sari

Semarang, 11 Juni 1998

Kupang Jetis, Ambarawa, Semarang

Janganlah mudah menyerah sebelum mencobanya

mudah.

5. Nama

TTL

Alamat

Motto

:

:

:

:

Nur Hidayat

Banjar negara, 04 April 1998

Pekasiran, Batur, Banjar negara

Janganlah berjalan mengikuti sungai karena sungai

hanya mengikuti arusnya. Berjalanlah seperti langit

yang indah.

xxxviii