bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi difokuskan pada program-program pemberian preferensi perdagangan (preferential trade), usaha patungan (joint ventures), dan skema saling melengkapi (complementation scheme) antar pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti ASEAN Industrial Projects Plan (1976), Preferential Trading Arrangement (1977), ASEAN Industrial Complementation scheme (1981), ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme (1983), dan Enhanced Preferential Trading arrangement (1987). Pada dekade 80- an dan 90-an, ketika negara-negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara anggota ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan. 1 ASEAN yang tahun ini memasuki usia ke-44 tahun, tumbuh semakin kuat sebagai salah satu forum kerjasama regional yang paling dinamis di dunia. Didukung Piagam ASEAN sebagai landasan hukumnya, ASEAN kini sedang melaksanakan Cetak Biru di bidang politik-keamanan, ekonomi, dan sosial- 1 Deplu, Kerjasama Ekonomi Asean, Di: www.deplu.go.id/Documents/Kerjasama%20Ekonomi%20ASEAN.doc, Diakses Tanggal 29 Maret 2011

Upload: ngophuc

Post on 15-Jul-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967,

negara-negara anggota telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu

agenda utama yang perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi

difokuskan pada program-program pemberian preferensi perdagangan

(preferential trade), usaha patungan (joint ventures), dan skema saling

melengkapi (complementation scheme) antar pemerintah negara-negara anggota

maupun pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti ASEAN Industrial Projects

Plan (1976), Preferential Trading Arrangement (1977), ASEAN Industrial

Complementation scheme (1981), ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme

(1983), dan Enhanced Preferential Trading arrangement (1987). Pada dekade 80-

an dan 90-an, ketika negara-negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan

upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara

anggota ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan

saling membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi

kawasan.1

ASEAN yang tahun ini memasuki usia ke-44 tahun, tumbuh semakin kuat

sebagai salah satu forum kerjasama regional yang paling dinamis di dunia.

Didukung Piagam ASEAN sebagai landasan hukumnya, ASEAN kini sedang

melaksanakan Cetak Biru di bidang politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-

1 Deplu, Kerjasama Ekonomi Asean, Di:

www.deplu.go.id/Documents/Kerjasama%20Ekonomi%20ASEAN.doc, Diakses Tanggal 29

Maret 2011

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

budaya menuju Masyarakat ASEAN pada tahun 2015. Dengan latar belakang

inilah Indonesia kembali memegang tongkat sebagai ketua ASEAN untuk

memperkokoh forum kerjasama ini secara internal sekaligus meningkatkan

kontribusinya terhadap kemajuan masyarakat dunia.2

Melihat perkembangan ASEAN dari peranan Indonesia pada masa

Presiden RI ke-2 Soeharto, Sebagai salah seorang bapak pendiri ASEAN,

Presiden Soeharto termasuk di antara tokoh yang memiliki visi merintis

pengukuhan perdamaian, kemajuan dan kesejahteraan kawasan Asia Tenggara,"

kata Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo.3 Peran regional Indonesia di

forum ASEAN amat menonjol, bahkan sempat dijuluki big brother di kalangan

negara anggota ASEAN lainnya.4

Dilema yang dihadapi ASEAN adalah ketika terjadi krisis di Timor Timur

(1999) yang saat itu masih menjadi bagian dari wilayah Indonesia. Presiden RI

ketika itu, BJ Habibie mengundang peran serta negara-negara anggota ASEAN

untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian.5 Dari kejadian tersebut terlihat jelas

bahwa prinsip untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota masih

2 Mari Elka Pangestu, Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 18 Januari 2011, ASEAN dan

Kepemimpinan Indonesia 2011:Memperkokoh Peranan ASEAN dalam Perekonomian Global dan

Manfaat bagi Indonesia, Di:

http://www.kemendag.go.id/files/publikasi/siaran_pers/2011/20110118RilisASEAN.pdf, Diakses

Tanggal 29 Maret 2011 3 Waspada online, Monday, 28 January 2008, Soeharto Di Mata Pemimpin Asia-Pasifik, Dikenang

Sebagai Pemimpin Kuat, Kurang Dalam Catatan HAM, Dalam:

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=10660:soeharto-di-mata-

pemimpin-asia-pasifik-dikenang-sebagai-pemimpin-kuat-kurang-dalam-catatan-

ham&catid=16:internasional&Itemid=29, Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2011. 4 Andy Rachmianto, Politik Luar Negeri Pemerintahan Megawati Dalam:

http://els.bappenas.go.id/upload/other/Politik%20Luar%20Negeri%20Pemerintahan.htm, Diakses

Tanggal 29 Maret 2011. 5 Suara Pembaruan Daily, 27-9-07, ASEAN Bisa Berbuat Lebih Banyak untuk Myanmar, Dalam:

http://202.169.46.231/News/2007/09/27/Internas/int05.htm, Diakses Tanggal 14 april 2011.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

menjadi hambatan bagi ASEAN.6 Hambatan tersebut membuat menurunnya

peranan Indonesia di ASEAN pada masa itu terlebih lagi disebabkan terlalu

singkatnya masa jabatannya sebagai presiden dan lebih dekatnya hubungan

Habibie kenegara-negara eropa salah satunya Jerman.

Sedangkan pada masa KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Indonesia

pernah menjadi jembatan bagi Mindanau-Manila dalam konteks penyelesaian

gerakan separatis Moro. Upaya penyelesaian sengketa politik yang muncul di

Pattani, Thailand Selatan pun tak lepas dari peran Gus Dur7.

Pada masa pemerintahannya Megawati, peran Indonesia mulai terbangun

kembali ketika Indonesia menjadi Ketua KTT ke-9 ASEAN di Bali Tahun 2003,

Indonesia telah mensponsori untuk mentransformasi ASEAN dari suatu organisasi

yang agak longgar menjadi sebuah komunitas (ASEAN Community) atas dasar

political security community, economic community dan socio-cultural community.

Pada pertemuan tersebut ditargetkan untuk mencapai integrasi penuh ASEAN

tahun 2020 secara utuh dalam tiga pilar tersebut. Pada KTT di Cebu pada tahun

2007, disepakati untuk memajukan target pencapaian ASEAN Community tersebut

menjadi tahun 2015 dan Piagam ASEAN merupakan konstitusi yang menjadi

landasan hukum bagi Komunitas ASEAN.8

6 Ibid

7 Baiq L.S.W.Wardhani adalah Korespondensi: Departemen Hubungan Internasional, FISIP,

UNAIR, Wednesday, 17 November 2010, Jurnal, Mengukur Probabilitas Keterlibatan Indonesia

dalam Resolusi Konflik di Thailand Selatan, Dalam:

http://mkp.fisip.unair.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63:mengukur-

probabilitas-keterlibatan-indonesia-dalam-resolusi-konflik-di-thailand-

selatan&catid=34:mkp&Itemid=62, Diakses tanggal 13 juni 2011 8 Yanyan Mochamad Yani, Drs., MAIR., Ph.D, Dinamika Hubungan Internasional Dan Indonesia.

Di: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2010/01/dinamika_hubungan_internasional_dan_indonesia.pdf, Diakses Tanggal

12 April 2011.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Adapun ketertarikan penulis pada peran Indonesia di Era SBY adalah

Indonesia memiliki posisi sangat penting di ASEAN, bahkan integritas dan

perannya sangat diakui dan diharapkan oleh negara-negara anggota ASEAN

lainnya, Indonesia di Asia Tenggara dianggap sebagai negara yang memayungi.

Indonesia walaupun negara besar, namun oleh negara-negara ASEAN dianggap

dapat memberikan tingkat kenyamanan (comfort level) yang bisa memayungi dan

mempertemukan mereka jika ada konflik, Bahkan Indonesia mampu menjadikan

Myanmar sebagai bagian dari solusi ASEAN, yang Sebelumnya, Myanmar kerap

menjadi ganjalan bagi kemajuan ASEAN karena pemerintahannya yang tertutup.

Terbukti ketika Indonesia melakukan peranannya di ASEAN tahun 2011, banyak

negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

ASEAN seolah-olah tak mau peduli dengan Myanmar. Hingga saat ini, negara

Myanmar memiliki sistem demokratisasi. Capaian lain, Indonesia juga bisa

mengubah Laut China Selatan dari sumber konflik menjadi sumber potensi.

Indonesia bahkan berhasil membuat pedoman (guideline) dan kode etik (code of

conduct) di kawasan Laut China Selatan9.

Adapun peranan Indonesia di ASEAN yang mempunyai pengaruh besar

ketika Peristiwa bersejarah yang sangat menentukan untuk perkembangan

ASEAN terjadi pada KTT ASEAN ke- 13 pada November 2007 di Singapura.

Pada pertemuan tersebut, para negara anggota menandatangani Piagam yang telah

dipersiapkan selama dua tahun, dan menjadikan ASEAN sebagai obyek hukum

yang mengikat bagi para negara anggotanya. Piagam ini berlaku aktif sejak 15

9 Menteri Luar Negeri : Marty Natalegawa di Koran Jakarta, Selasa, 17 Januari 2012, Diplomasi

Luar Negeri Indonesia Beri Dampak Positif ASEAN, Dalam : http://koran-

jakarta.com/index.php/detail/view01/81110, Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Desember 2008, setelah Indonesia sebagai anggota ASEAN meratifikasinya pada

21 Oktober 2008. Piagam ASEAN merupakan dokumen historis yang mengubah

ASEAN dari suatu asosiasi yang longgar menjadi organisasi yang berdasarkan

hukum (rules-based) dan berorientasi pada kepentingan rakyat (people-centered)

ke legal personality. Piagam ini menjadi dasar hukum dalam bidang pertahanan

dan keamanan, ekonomi dan sosial budaya untuk Masyarakat ASEAN, yang

direncanakan dapat terwujud sampai dengan tahun 201510

.

Ketertarikan lainnya terbukti ketika kesungguhan Indonesia dalam

menanggulangi terorisme yang diakui oleh ASEAN, antara lain berdampak pada

pembentukan ASEAN Convention to counter terrorism dan Mutual Assistance to

combat Trans National Crimes 13 Januari 2007 di Cebu Filipina11

. Adapun salah

satu diantara lainnya sikap Indonesia yang gigih memperjuangkan perlindungan

bagi tenaga kerja yang bekerja di lingkungan negera-negara anggota ASEAN,

yang antara lain diwujudkan dengan ditandatanganinya Agreement on the

Protection of Migration Workers pada KTT ASEAN ke-12 di Cebu pada bulan

Januari 2007 secara khusus telah berhasil mengesahkan suatu Deklarasi mengenai

upaya perlindungan terhadap hak-hak para pekerja migran dan Pada pertemuan

yang membahas masalah buruh Senior Labour Officials Meeting (SLOM) ke-5

tersebut juga telah disepakati untuk mengawali proses guna menindak lanjuti

Deklarasi dimaksud. Melalui usulan Indonesia, telah disepakati pembentukan

10

Winfried Weck, Laporan Negara: “Indonesia dalam Perspektif Regional dan Global“, Dalam :

http://www.kas.de/wf/doc/kas_3135-1442-20-30.pdf?110311094607, Hal : 4, Diakses Pada

Tanggal 23 Maret 2012 11

Nazaruddin Nasution dan M Adian Firnas, editor : Adde Marup Wirasenjaya dan Sugeng

Riyanto, 2011, Lanskap Baru Politik Internasional, Yogyakarta, Jurusan Hubungan Internasional

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Forum Komunikasi Jurusan Hubungan Internaisional

Se-Indonesia (FKJHI), Hal : 22

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

suatu Forum on Migrant Workers yang tugasnya antara lain membahas tindak

lanjut Deklarasi melalui ASEAN Committee on the Implementation of

Declaration on the Protection of the Rights of Migrant Workers (ACMW)12

.

Melihat peranan Indonesia di ASEAN lebih meningkat dari pada 3 masa

kepemimpinan Indonesia sebelumnya tentunya Indonesia pada era SBY lebih

mempunyai daya tarik dalam kerjasama regional ASEAN, terlihat dari sebagian

peranan-peranan yang ada diatas dan kepercayaan yang telah diberikan ASEAN.

Penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh upaya dan perjuangan

Indonesia dalam memberikan peranannya di ASEAN, termasuk kendala-kendala

yang dihadapinya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana peran Indonesia di ASEAN pada era SBY tahun

2004-2011?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Indonesia di ASEAN, dan

relevansinya bagi kepentingan nasional Negara Indonesia.

1.4 Manfaat atau Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian

ini, penulis bagi dalam dua aspek, yaitu:

12

Kemlu, arsip : Kerjasama Fungsional ASEAN, dalam : www.kemlu.go.id, atau

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCoQFjAA&url

=http%3A%2F%2Fwww.kemlu.go.id%2FDocuments%2FKerjasama%2520Fungsional%2520AS

EAN.rtf&ei=Kh9sT6iiJcHHrQfvo4yvAg&usg=AFQjCNEcUuGlPU_hjg2xSirZPWrlNnIsaA&sig2

=AAiaQNfozELpdkTzpscDQQ, Hal : 15, Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

1. Bagi Keilmuan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi perluasan

wacana dan pemenuhan referensi keilmuan bagi studi-studi hubungan

internasional khususnya dan masyarakat luas pada umumnya yang berhubungan

dengan persoalan-persoalan peran Indonesia di ASEAN.

2. Bagi Praktek

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pemerintah

Indonesia dalam menganalisa peranan Indonesia di ASEAN. Sehingga diharapkan

mampu untuk memberikan sumbangan terhadap arah dan pengambilan kebijakan

selanjutnya.

1.5 Penelitian Terdahulu

1.5.1 Studi Terdahulu

Sebelum penulis menentukan batasan masalah yang akan dibahas, penulis

terlebih dahulu mempelajari hasil tulisan dari studi terdahulu mengenai perspektif

peran Indonesia dalam kerjasama ASEAN. Hal ini dimaksudkan agar menghindari

kesamaan dalam penulisan dan cara mengamati fenomena internasional. Sehingga

pada bagian ini penulis mempelajari hasil analisa dari penelitian sebelumnya

tentang peran Indonesia dalam kerjasama ASEAN. Dalam hal ini penulis

menggunakan tulisan dari DR. Ikrar Nusa Bhakti sebagai Ahli Peneliti pada

Puslitbang Politik dan Kewilayahan-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPW-

LIPI) di Jakarta dan Dr. Hj. Aelina Surya, Dra sebagai Prodi Ilmu Hubungan

Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Bandung 2009.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Melalui tulisannya DR. Ikrar Nusa Bhakti menjelaskan Dampak Krisis

Ekonomi Terhadap Keutuhan ASEAN Sebagai Lembaga Kerjasama Regional.

Krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara Asia Timur, khususnya Negara-

negara anggota ASEAN, tentunya memiliki dampak negatif bagi intensitas

kerjasama ASEAN. Namun demikian, krisis dapat pula menjadi suatu kesempatan

yang baik bagi Negara-negara ASEAN untuk mendinamisasi kerjasama ekonomi

ASEAN, baik dalam bentuk peningkatan perdagangan dan investasi antar Negara

ASEAN, maupun dalam meningkatkan diplomasi ekonomi terhadap Negara-

negara diluar ASEAN. Selain itu, kerjasama di bidang pengembangan pertanian

dan agro-industri dapat pula memainkan peranan yang penting dalam membantu

Negara-negara ASEAN yang terlanda krisis ekonomi.13

Tantangan terbesar pertama bagi Indonesia adalah bagaimana mengubah

citra dari Negara pemersatu ASEAN, menjadi Negara yang menjadi beban

ASEAN karena krisis ekonomi dan politik yang sedang dialaminya. Pada

pertengahan 1960-an, Indonesia pernah dianggap sebagai “sumber”

ketidakstabilan politik di Asia Tenggara, dan sejak akhir 1960-an sampai 1997

Indonesia dipandang sebagai peace maker di ASEAN. Kini, tampak-nya,

Indonesia dipandang sebagai raksasa Asia Tenggara yang sedang lumpuh dan

terluka parah, sehingga perlu dibantu Negara-negara Barat dan ASEAN agar dapat

13

Ikrar Nusa Bhakti, Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Keutuhan ASEAN Sebagai Lembaga

Kerjasama Regional, Dalam:

http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/1503/1504.pdf, Hal :

104 – 105 Diakses Tanggal 12 April 2011.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

sembuh dan bangkit kembali. Melainkan benar-benar capital fight dari yang

sedang terlanda krisis ekonomi kepada Negara yang lebih makmur.14

Lepas dari berbagai permasalahan diatas, krisis ini akan semakin berat

dirasakan ASEAN pada 1999-2000, ketika bantuan asing sudah sulit mengalir dan

ekonomi regional masih terpuruk, itu merupakan periode terberat dalam

mempertahankan kohesi dan solidaritas ASEAN.15

Sedangkan dari tulisan Dr. Hj. Aelina Surya lebih mengkaji tulisan tentang

Hubungan Kerjasama Indonesia dan Uni Eropa. Yang pada intinya Hubungan

kerja sama bilateral Indonesia dan Uni Eropa telah dirintis sejak 1967 dibawah

kerangka ASEAN ketika Uni Eropa masih berbentuk masyarakat Uni Eropa

(European Economic Community). Perkembangan hubungan antar kedua pihak

tidak terlepas dari latar belakang dinamika baik di Uni Eropa maupun di

Indonesia.16

Pada umumnya Indonesia memiliki banyak kelebihan yang kemudian

dapat menciptakan berbagai peluang dalam hubungan antar negara, khususnya

dengan Uni Eropa. Salah satunya Indonesia merupakan negara dengan penduduk

muslim terbesar di dunia. Selain itu Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang

berlimpah dari segi ekonomi. Hal ini dapat dilihat, Indonesia merupakan pasar

terbesar di Asia Tenggara. Secara geopolitik, Indonesia memiliki posisi yang

sangat strategis di ASEAN. Dalam kehidupan sosial, tidak dipungkiri bahwa

14

Ibid Hal : 104-105 15

Ibid Hal : 105 16

Dr. Hj. Aelina Surya, 2009, Hubungan Kerjasama Indonesia dan Uni Eropa, Bandung, Dalam:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp,content/uploads/2010/11/hubungan_kerjasama_indonesia_dan_uni_

eropa.pdf, Hal : 9, Diaskes Tanggal 6 April 2011

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Indonesia memiliki potensi yang besar dalam demokratisasi baik dalam politik,

ekonomi hingga dalam penerapan nilai-nilai HAM dan liberalisme.17

Indonesia, dalam hubungannya dengan Uni Eropa, seharusnya

menempatkan diri sebagai pihak yang perlu memanfaatkan segala sesuatu dari

kesepakatan kerjasama kedua pihak mengingat Indonesia dibandingkan dengan

negara-negara Eropa masih cukup tertinggal perkembangannya, terutama di

bidang ekonomi dan teknologi. Namun Indonesia tidak boleh lupa akan

kelebihan-kelebihannya yang menjadi daya tarik bagi negara-negara dalam

melakukan kerja sama. Sehingga, Indonesia harus tetap mengedepankan national

interestnya dalam hubungannya dengan negara manapun, terutama dengan negara-

negara maju.18

Sedangkan kepentingan Uni Eropa terhadap ASEAN harusnya dapat

dijadikan sebagai faktor yang penting bagi Indonesia untuk memperjuangkan

kepentingan Indonesia di Uni Eropa. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN

merupakan pintu masuk bagi Uni Eropa di organisasi kawasan Asia Tenggara ini.

Oleh karena itu, Indonesia harus dapat memanfaatkan hal tersebut.19

Dalam hal ini, peneliti memang akan meneliti lebih jauh tentang peranan

Indonesia di ASEAN. Namun, peneliti lebih menekankan peranan tersebut dalam

era-SBY tahun 2004-2011. Peneliti mencoba menelusuri perkembangan peranan

Indonesia di ASEAN dan relevansinya bagi kepentingan nasional.

Terlepas dari itu semua, hasil studi DR. Ikrar Nusa Bhakti dan Dr. Hj.

Aelina Surya tersebut tetap menjadi bahan referensi yang sangat penting dalam

17

Ibid. Hal : 10 18

Ibid. 19

Ibid.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

penelitian ini terutama dalam pembahasan peran Indonesia di ASEAN pada masa

SBY tahun 2004-2011.

1.6 Konsep dan Teori

Pada bagian ini, penulis akan membahas kerangka konseptual dan teoritis

yang berkaitan dengan persoalan-persoalan peranan Indonesia di ASEAN. Konsep

dan teori-teori yang dimaksud antara lain:

1.6.1 Teori Peran (Role Theory)

Menurut teori peranan (Role Theory), peranan adalah sekumpulan tingkah

laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu (Sarbin & Allen, 1968;

Biddle & Thomas, 1966)20

. Menurut teori ini, peranan yang berbeda membuat

jenis tingkah laku yang berbeda pula. Tetapi apa yang membuat tingkah laku itu

sesuai dalam suatu situasi dan tidak sesuai dalam situasi lain relatif independent

(bebas) pada seseorang yang menjalankan peranan tersebut21

. Sebagai contoh

peranan Indonesia di ASEAN, tentunya peranannya yang dilakukan memiliki

perbedaan ketika Indonesia menjadi sebagai ketua ataupun anggota ASEAN

walaupun tetap dalam satu lingkungan regional ASEAN.

Dalam hal ini Peran nasional menurut K.J. Holsti adalah perspektif suatu

Negara yang menggarisbawahi pentingnya peranan atau fungsi Negara dalam

sistem internasional atau kawasan22

. Peranan nasional berkaitan erat dengan

orientasi politik luar negeri. Peranan, juga merefleksikan kecenderungan pokok,

20

Sarbin & Allen, 1968; Biddle & Thomas, 1966, BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Peran,

Dalam: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30283/4/Chapter%20II.pdf, Diakses Pada

Tanggal 3 April 2012. 21

Ibid 22

K.J. Holsti, Politik Internasional: Kerangka analisis, Trans, E Sudrajat, Jakarta, Pedoman Ilmu

Jaya, 1987, Hal: 465, dalam buku: siswanto dan editor: Ganewati Wuryandari, 2009, Format Baru

Politik Luar Negeri Indonesia, Jakarta, LIPI Press, Hal: 186.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

kekhawatiran, serta sikap terhadap lingkungan eksternal dan terhadap variabel

sistemik, geografi, dan ekonomi. Meskipun berkaitan erat dengan orientasi,

peranan nasional lebih nampak lebih spesifik daripada orientasi, karena peranan

lebih menunjukkan atau memiliki ciri-ciri yang mengarah pada tindakan yang

lebih konkret dibandingkan dengan orientasi. Misalnya, suatu negara yang

berperan sebagai mediator bisa diramalkan dengan kementakan yang rasional

bahwa negara tersebut bersedia menawarkan penyelesaian masalah, jika suatu

konflik terjadi23

.

Indonesia mempunyai peranan yang bersifat bebas aktif yang menekankan

pada perlunya meningkatkan keterlibatan interaksi melalui pengukuhan hubungan

diplomatik dengan banyak negara, dan biasanya terlibat sebagai mediator dalam

konflik antarblok24

. Melalui visi politik luar negeri sejuta kawan tanpa musuh,

Indonesia berupaya merevitalisasi hubungan bilateral di seluruh kawasan dunia.

Pada tingkat kawasan, dengan semakin mengemukanya peran kawasan Asia dan

Pasifik, Indonesia sangat meyakini bahwa kiprah dan kontribusi Indonesia di

kawasan akan berdampak positif terhadap peran dan kiprah Indonesia di dunia.

Indonesia senantiasa memberikan kontribusi pemikiran yang konkret untuk

kemajuan keamanan dan kesejahteraan di kawasan yang pada gilirannya

memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian dan keamanan internasional25

.

23

K.J. Holsti, 1987, Politik Internasional: Kerangka analisis, penerjemah : Wawan Juanda,

Bandung, Percetakan Binacipta, Hal: 159 24

Ibid, Hal: 161 25

Kementrian Luar Negeri Indonesia, Diplomasi Indonesia 2010, Dalam:

http://www.deplu.go.id/Documents/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%202010.pdf, Hal: 1-2

Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Dalam hal demikian Indonesia tentunya mempunyai banyak tujuan sehingga

sangat terkait dengan banyaknya peranan nasional atau orientasi politik luar

negerinya26

, Sebagai contoh Indonesia yang memerankan dirinya sebagai

pemimpin atau anggota ASEAN yang aktif. Hal ini tidak terlepas dari sejarah

ASEAN yang menempatkan Indonesia sebagai kekuatan yang berpengaruh di

kawasan tersebut. Dan keterlibatan dan keeksistensiannya menunjukkan bahwa

sebagian besar negara Indonesia khususnya dan semua negara (anggota ASEAN)

yang mempunyai tingkat keterlibatan yang tinggi dalam masalah-masalah

internasional, memandang dirinya sebagai menjalankan beberapa peran secara

simultan dalam beberapa perangkat hubungan internasional tertentu. Semakin

aktif dalam masalah internasional, semakin banyak konsepsi peran yang akan

dimiliki suatu negara27

.

Adapun tujuannya dan tingkah laku politik luar negerinya menurutnya dapat

berhubungan dengan : kesan, nilai-nilai kepercayaan, dan personalitas atau

kebutuhan politik dari individu yang bertanggung jawab dalam penentuan tujuan,

prioritas diantara mereka dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya;

struktur dan kondisi sistem internasional; kebutuhan domestik; atribut dan tingkah

laku nasional; kapabilitas; nilai-nilai sosial yang umum, pendapat umum dan

berbagai kepentingan kelompok khusus; kebutuhan; dan tradisi organisasi28

.

Dengan peranan dan tujuannya tentu terdapat sebuah tindakan yang tidak bisa

dilepaskan oleh sebuah negara oleh karena itu menurutnya tindakan nasional

26

K.J. Holsti, Op. Cit, Hal : 195 27

Ibid, K.J. Holsti, Hal: 135-136 Dalam:

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1hi/203613026/bab1.pdf, diakses pada tanggal 5 Januari

2012. 28

Ibid

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

adalah hal-hal yang dilakukan oleh suatu pemerintahan terhadap pemerintahan

lainnya dalam rangka menjalankan orientasi tertentu, memainkan beberapa

peranan atau mencapai dan mempertahankan tujuan-tujuannya29

.

Indonesia juga ingin memastikan terkonsolidasinya satu tatanan kawasan baru

melalui bingkai East Asia Summit. Pada tahun 2011, selain 16 negara yang telah

tergabung di dalam East Asia Summit, akan pula bergabung untuk pertama kalinya

Amerika Serikat dan Rusia, dua negara yang secara tradisional memiliki peran

penting di kawasan Asia Timur30

.

1.6.2 Politik Luar Negeri

Dalam konsep ini dijelaskan yang pada umumnya Politik Luar Negeri

merupakan suatu perangkat dimana arah, sikap, serta sasaran suatu Negara

diputuskan untuk tujuan menunjang dan mempertahankan kepentingan nasional.

Adapun pelaksanaan Politik Luar Negeri didahului oleh penetapan kebijaksanaan

dan keputusan serta harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang

didasarkan pada faktor-faktor nasional sebagai faktor internal dan faktor-faktor

internasional sebagai faktor eksternal. Disamping itu pelaksanaan politik luar

negeri harus dipilih tehnik maupun instrumen yang cocok untuk mencapai sasaran

yang ditetapkan31

.

29

Ibid 30

Hindra Liu dan Heru Margianto, Kompas, Selasa, 16 Agustus 2011, Peran Indonesia Perkuat

ASEAN, Dalam:

http://internasional.kompas.com/read/2011/08/16/13463365/Peran.Indonesia.Perkuat.ASEAN,

Diakses Tanggal 5 Januari 2012. 31

James N. Rosenau, 1980, The Scientific Study of Foreign Policy. New York: The Free Press,

Hal. 171, 173. Dalam buku Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochmad Yani, 2006,

Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Hal: 3.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Ada empat lingkaran politik luar negeri Indonesia. Lingkaran Pertama adalah

Asia Tenggara (ASEAN), Lingkaran Kedua Asia Pasifik, Lingkaran Ketiga benua

lainnya (antara lain Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin), Lingkaran Keempat

Dunia Secara Menyeluruh (PBB). Dan pada Lingkaran Pertama: Asia Tenggara

ASEAN menunjukkan kemajuan pesat dalam membenahi dirinya, antara lain: 1)

meningkatkan Demokrasi sebagai panduan kehidupan bernegara di lingkungan

ASEAN, 2) melaksanakan secara bertahap Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN

(AFTA), 3) mentargetkan terwujudnya Komunitas ASEAN pada tahun 2015.32

.

Adapun pada politik luar negeri Indonesia pada masa SBY di ASEAN,

ASEAN selalu dan tetap menjadi landasan kebijakan politik luar negeri, keluarga,

rumah dan lingkungan, dimana Indonesia akan terus meningkat bersama negara

Asia Tenggara lainnya dalam satu kesatuan komunitas ASEAN, hal tersebut

tercantum dalam Piagam ASEAN yang meletakkan dasar untuk mencapai tujuan

bersama, dalam satu visi, satu identitas, dan satu komunitas serta menjadi

landasan politik luar negeri Indonesia dalam memberikan peranannya terhadap

ASEAN33

.

Dalam hal politik luar negeri Indonesia terbukti berhasil dalam menjalankan

politik luar negerinya yang bebas dan aktif, khususnya dalam membantu negara-

negara lain untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka. Pada 2011 yang lalu

32

Nazaruddin Nasution dan M Adian Firnas, 1-3 Desember 2009, Lanskap Baru Politik

Internasional, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan

Forum Komunikasi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Se-Indonesia (FKJHI), Yogyakarta, Hal:

22-23 33

Susilo Bambang Yudhoyono, Tabloid Diplomasi, Edisi - Desember 2010

Tuesday, 30 November 2010, Peningkatan Hubungan Ekonomi dan Konektivitas Memperkuat

Konsolidasi Internal ASEAN, Dalam: http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/116-

desember-2010/986-peningkatan-hubungan-ekonomi-dan-konektivitas-memperkuat-konsolidasi-

internal-asean.html, Diakses Pada Tanggal 28 Maret 2011.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Indonesia menjadi Pemimpin ASEAN, maka fokus Indonesia lebih ke ASEAN,

dimana tampaknya perkembangannya lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya,

khususnya di bidang politik34

.

Sebagai Pemimpin ASEAN 2011, Indonesia sangat berhasil, karena dari

berbagai sidang yang diadakan di Indonesia, termasuk dua kali KTT, semuanya

berhasil dengan baik. Begitu juga dalam hal perjanjian-perjanjian bilateral dengan

negara-negara lain ataupun dengan negara-negara mitra wicara ASEAN dan East

Asia Summit (EAS). Terbukti misalnya dengan kehadiran negara-negara adidaya

seperti AS, Rusia dan India. Ini membuktikan bahwa Indonesia berhasil dalam

menjalankan politik luar negerinya pada 2011 yang lalu35

.

Indonesia berhasil mendamaikan Kamboja dan Thailand yang tengah

berkonflik, dan kemudian mengirimkan tim IOC ke negara Kamboja dan

Thailand. Indonesia juga berhasil membuat kesepakatan dengan negara-negara

yang memiliki kepentingan langsung di laut China Selatan. Dan terakhir yang

paling membanggakan adalah insiatif mempertemukan dua Korea di Bali untuk

membahas mengenai konflik di Semenanjung Korea36

.

Untuk itu terdapat 3 prioritas poltik luar negeri Indonesia terhadap ASEAN,

yaitu Pertama, memajukan pencapaian komunitas ASEAN. Kedua, memelihara

tatanan dan situasi di kawasan yang kondusif bagi upaya pencapaian

pembangunan. Dan ketiga, menggulirkan pembahasan perlunya visi ASEAN

pasca 2015 yang bertumpu pada peran masyarakat ASEAN dalam masyarakat

34

Marwan K.M. Zubaidi, Monday, 19 March 2012, Indonesia Berhasil Menjalankan Politik Luar

Negeri, Dalam: http://www.tabloiddiplomasi.org/pdf-version/1375-indonesia-berhasil-

menjalankan-politik-luar-negeri.html, Diakses Pada Tanggal 28 Maret 2012. 35

Ibid 36

Ibid

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

dunia. Dalam hal itu, Indonesia akan mendorong agar ASEAN berkembang

sebagai organisasi yang bersifat people-centered.37

Prioritas dan Jalinan inilah yang juga akan menentukan pengaruh dan

kemampuan Indonesia dalam membentuk tatanan kerjasama internasional. Jalinan

tersebut, bukan hanya antar pemerintah, tetapi juga antara pemerintah dan pelaku

usaha, pemerintah dan lembaga-lembaga non-pemerintah, atau pemerintah dan

tokoh-tokoh individual lainnya. Kebijakan luar negeri berperan penting dalam

pemerintahan suatu Negara.

1.6.3 Regionalisme

Salah satu gejala menarik yang dapat kita lihat sekarang adalah upaya

(strategi) berbagai ekonomi atau Negara bangsa untuk mempengaruhi proses

integrasi ekonomi internasional sehingga menghasilkan “outcome” yang paling

menguntungkan dengan cara membentuk pengelompokan regional.38

Hingga kerjasama dapat diadakan dalam rangka hubungan bilateral yang

hanya menyangkut masalah dua negara, dan dapat diadakan dalam rangka

hubungan multilateral yang menyangkut masalah banyak negara. Kemudian

kerjasama multilateral dibagi pula dalam kerjasama regional yang terbatas pada

beberapa negara-negara sekawasan, dan kerjasama mondial (global) yang

menyangkut negara-negara sejagat39

.

Dalam konsep ini menjelaskan bahwa Fenomena globalisasi di satu sisi

menjadikan dunia menjadi lebih kecil dan memungkinkan terjadinya penyatuan

37

Refleksi Politik Luar Negeri RI 2010. Di: http://politik.kompasiana.com/2011/01/10/refleksi-

politik-luar-negeri-ri-2010/. Diakses Tanggal 12 April 2011. 38

Hadi Soesastro, 1991, Untuk Kelangsungan Hidup Bangsa, Jakarta, Centre For Strategic And

International Studies (CSIS), Hal. 92. 39

M. Sabir, 1992, ASEAN Harapan dan Kenyataan, Jakarta, PT penebar Swadaya, Hal: 15

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

wilayah baik dalam arti geografi, ekonomi politik dan budaya namun di sisi lain,

upaya pengelompokan Negara-negara dalam sebuah unit kecil yang bersatu juga

mengemuka. Hal demikian terjadi lantaran adanya relevansi kawasan untuk lebih

mengembangkan integritasnya dalam era persaingan global. Demikian halnya

ASEAN dalam mempertahankan dan turut mencapai kepentingan nasional pada

tiap negara anggotanya. Melalui kerjasama regional ASEAN maupun mitra

kawasan40

.

Untuk itu dalam kerjasama regional ini diperlukan langkah yang benar

dalam memutuskan langkah politik luar negeri Indonesia dengan benar dimana

letak hubungan kerjasama dalam lingkup regional memerlukan keterikatan yang

lebih dikarenakan ada nilai-nilai kesamaan yang sama diantaranya41

:

- Negara-negara anggotanya mempunyai tujuan yang sama dalam

mengembangkan ASEAN.

- Negara-negara anggotanya mempunyai kesamaan dalam karakteristik

geografi yang terletak diluar Samudra Pasifik.

- Negara-negara anggotanya mempunyai kesamaan keanggotaan dalam

organisasi internasional.

- Negara-negara anggotanya sama-sama mempunyai ketergantungan

ekonomi yang diukur dari perdagangan luar negeri sebagai bagian dari

proporsi pendapatan nasional.

40

Unikom, BAB II Tinjauan Pustaka, didownload dari:

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=17218, Dalam:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/135/jbptunikompp-gdl-s1-2007-dennysylve-6729-e.-bab-i-

a.pdf, Diakses Pada Tanggal 10 Maret 2011. 41

Ibid

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Sebagai upaya untuk memahami regionalisme, kita dapat mengetahui

melalui proses-proses yang menjadi ciri-ciri berlangsungnya regionalisme.

Menurut Andrew Hurrel di dalam Regionalism In World Politic, ada lima proses

berlangsungnya regionalisme, yaitu: (1) Regionalisasi, merujuk pada proses

pertumbuhan integrasi so-cietal –integrasi kemasyarakatan- dalam suatu wilayah

dalam proses interaksi sosial dan ekonomi yang cenderung tidak terarah. (2)

Kesadaran dan identitas regional, maksudnya semua kawasan bisa dipahami

dengan istilah ‘cognitif region’ yang berarti bahwa, sama halnya dengan bangsa,

maka suatu kawasan bisa ‘dibayangkan’ seperti komunitas (masyarakat) yang

berada pada suatu ‘peta mental’ yang menonjolkan segi-segi tertentu. (3)

Kerjasama regional antarnegara, merujuk pada aktiviitas yang saling

meningkatkan peranannya bersama serta memecahkan masalah bersama baik

secara formal dan informal. (4) Integrasi regional yang didukung negara, hal

tersebut melibatkan pembuatan kebijakan khusus oleh pemerintah yang di susun

untuk mengurangi atau meghilangkan hambatan-hambatan dalam pertukaran

barang, jasa dan orang-orang. (5) Kohesi reigional, pada kemungkinannya adanya

kombinasi dari keempat proses sebelumnya mengarah pada terbentuknya unit

regional yang kohesif. Adapun kohesi itu sendiri bisa dipahami dalam dua hal:

Pertama, ketika kawasan memainkan suatu peran tertentu dalam hubungan

diantara negara-negara (atau aktor utama lainnya) dari kawasan tersebut dengan

negara-negara lainnya di dunia. Kedua, ketika kawasan membentuk dasar

pengaturan bagi kebijakan di dalam kawasan meliputi isu-isu yang cukup luas.42

42

Andrew Hurrel dan Louise Fawcett, 1995, Regionalism In World Politic. United States: Oxford

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Dalam hal tersebut, kalangan bisnis Uni Eropa merencanakan untuk

menggelar ASEAN-EU Business Summit menjelang KTT ASEAN ke-18 di Jakarta

pada bulan Mei 2011. ”Ini semua menunjukkan bahwa ASEAN semakin dianggap

kredibel sebagai kekuatan regional yang terus tumbuh di Asia Timur, dan menjadi

tantangan bagi Indonesia dan ASEAN untuk menjaga kredibilitas ini,” ujar

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu43

.

Dalam hal intern, interaksi antar negara dalam kawasan, merupakan

penentuan sifat dan sikap suatu negara dalam menjalin hubungannya dengan

Negara lain (regional ASEAN) melalui tingkat komunikasi, power, dan struktur

hubungan yang dimiliki pada tiap Negara sehingga ada arahan pandangan dalam

mencapai suatu keputusan politik luar negeri dalam mempertahankan dan

mengembangkan kepentingan nasionalnya. Salah satu contoh Indonesia mampu

menjadi ketua ASEAN untuk tahun 2011, pencapaian tersebut merupakan

pengembangan dan integritas negara Indonesia yang telah banyak berperan aktif

di ASEAN terhadap semua agenda-agenda kerjasama yang dijadwalkan44

.

University Press, Di buku Nuraeni Suparman, S.IP, Deasy Silvya Sari, S.IP, dan Arifin Sudirman,

S.IP, 2010, Regionalisme Dalam Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Hal:

6-12. 43

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, didampingi oleh Dirjen Kerjasama Perdagangan

Internasional Gusmardi Bustami pada hari selasa (18/1) memberikan paparan mengenai

kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun 2011 kepada seluruh media di kantor Kementerian

Perdagangan, ASEAN dan Kepemimpinan Indonesia 2011: Memperkokoh Peranan ASEAN dalam

Perekonomian Global dan Manfaat bagi Indonesia, Jakarta, 18 Januari 2011, Hal: 2

http://www.kemendag.go.id/files/publikasi/siaran_pers/2011/20110118RilisASEAN.pdf, Diakses

Tanggal 10 Maret 2011. 44

Ibid

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah deskriptif-kualititatif. Artinya dalam penelitian

ini, peneliti hanya akan mendiskripsikan secara menyeluruh mengenai peran-

peran Indonesia di ASEAN dan relevansinya bagi kepentingan nasional dalam

bentuk penjelasan kualitatif

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat studi pustaka. Maka, dalam kegiatan pengumpulan

data peneliti menggunakan dokumen-dokumen yang sudah ada, seperti buku,

majalah dan karya-karya ilmiah yang lain. Di lain hal, peneliti juga memanfaatkan

data-data yang terdapat dalam media cetak dan elektronik, yaiitu: koran dan

internet. Artinya, data-data yang digunakan merupakan data-data sekunder.

1.7.3 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menjaga originalitas hasil penelitian, penelitian memiliki ruang

lingkup atau batasan waktu penelitian. Dalam hal ini, peneliti hanya meneliti

mengenai peran Indonesia di ASEAN pada periode 2004-2011 serta relevansinya

bagi kepentingan nasional Indonesia pada masa pemerintahan Susilo Bambang

Yudhoyono.

1.7.4 level Analisis

Dalam hal ini peneliti menggunakan tingkat analisa induksionis. Yaitu,

mencoba untuk menjelaskan peranan Indonesia di ASEAN pada masa SBY 2004-

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

2011. Yang unit eksplanisnya pada tingkat lebih tinggi (analisa “induksionis”)45

.

Dan karena yang di teliti lebih lanjut adalah peran Indonesia sebagai unit dari

pada sistem regional atau yang disebut dengan variabel dependen atau unit

analisis. Sedangkan ASEAN menjadi variabel independen atau unit eksplanasi.

1.8 Asumsi Pokok

Peran Indonesia di ASEAN pasca periode SBY mempunyai peranan yang

dominan terhadap perkembangan ASEAN, antara lain:

Dalam bidang politik dan keamanan Indonesia mampu menyelesaikan

konflik Thailand dan Kamboja46

, serta keberhasilan Indonesia dalam mengelola

konflik di Laut China Selatan melalui membuat kesepakatan dengan Pemerintah

Tiongkok47

, dan dalam bidang keamanan dari senjata nuklir Indonesia berhasil

menuntaskan perundingan antara ASEAN dengan negara-negara pemilik senjata

nuklir terkait Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara48

.

Bidang Ekonomi: Indonesia juga berperan dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi yang merata.

- mengembangkan pasar domestik dan pemberdayaan UMKM sebagai

penggerak ekonomi nasional

- dalam krisis ekonomi Eropa, keketuaan Indonesia di ASEAN telah

mengupayakan agar krisis ekonomi tidak terbawa ke Asia Tenggara,

45

Mohtar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodelogi, Jakarta, PT

Pustaka LP3ES Indonesia, Hal: 39 46

Marwan K.M. Zubaidi, Op.Cit 47

Khairisa Ferida, Rabu, 04 Januari 2012, Menlu Sebut Peran Penting Indonesia di Asean, Dalam:

http://international.okezone.com/read/2012/01/04/411/551359/menlu-sebut-peran-penting-

indonesia-di-asean, diaskes pada tanggal 12 januari 2012. 48

Wawancara Denny Armandhanu dengan Marty Natalegawa, Minggu, 8 Januari 2012, "Di

Asean, Kita Menentukan Tren"Eropa dan Amerika terpuruk. Indonesia mulai dilirik”. Dalam:

http://fokus.vivanews.com/news/read/278138--perubahan-geopolitik--asean-main-cantik-, Diakses

Pada Tanggal 9 Januari 2012.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Berbagai inisiatif juga dilakukan di antaranya melakukan perjanjian

ASEAN+3 dalam upaya menjamin ketersediaan dan membangun

ketahanan pangan.

Bidang sosial dan budaya: Indonesia berperan dalam memajukan

masyarakat ASEAN yang lebih peduli dengan sesama dan meningkatkan

integritas ASEAN di dunia, diantaranya:

- Pada tahun 2007 – 2008 Indonesia menjadi Ketua ASEAN Conference

on Civil Service Matters (ACCSM) ke-14. disadari bahwa pegawai

negeri memiliki peranan penting dalam berbagai aspek pembangunan

dan kerjasama regional Oleh karena itu, pertemuan tersebut

menyepakati bahwa ACCSM dimasukkan dalam bagian Komunitas

Sosial Budaya ASEAN.

Tentunya peranan Indonesia diatas menunjukkan kontribusi yang memiliki

pengaruh besar terhadap perkembangan dan kesuksesan ASEAN dalam menjaga

keamanan di tingkat negara-negara anggotanya ataupun pada tingkat regional

ASEAN.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

1.9 Struktur Penulisan

Struktur penulisan dalam kegiatan ini terbagi kedalam 4 (empat) bab,

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab yang pertama meliputi beberapa hal, diantaranya: Latar belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan atau Manfaat

Penelitian, Penelitian Terdahulu, Konsep dan Teori, Metodologi Penelitian,

Hipotesis, Struktur Penulisan

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJASAMA

REGIONAL ASEAN

Pada bab ini, penulis melakukan kajian diskriptif-kualititatif yang

menyangkut dengan peranan Indonesia di ASEAN pada Era SBY 2004-2011. Bab

ini kemudian dibagi lagi kedalam beberapa sub-bab, yaitu: Lambang ASEAN,

Sejarah kerjasama regional ASEAN, dan dalam bab ini penulis juga memaparkan

Perluasan kerjasama ASEAN Lintas Kawasan Asia Tenggara, meliputi:

Komunitas ASEAN (ASEAN Community), Proyek Wilayah Investasi Asean

(AIA), AFTA-CER, ASEAN Plus Three (APT), China-ASEAN Free Trade Area

(CAFTA).

BAB III POSISI PENTING ASEAN BAGI POLITIK LUAR NEGERI

INDONESIA DAN PERAN INDONESIA DI ASEAN

Setelah kita memiliki cukup pemahaman mengenai sejarah ASEAN dan

Perluasan kerjasamanya pada Bab II, maka pada Bab III ini peneliti selanjutnya

mencoba menganalisis peran Indonesia era-SBY dalam pengembangan ASEAN.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya

Bab ini kemudian, peneliti bagi-bagi kedalam beberapa sub-bab, pertama,

Orientasi PLN Indonesia : Masa Pemerintahan SBY. Sub-bab ini bertujuan untuk

menjawab bagaimana arah kebijakan politik luar negeri pada masa SBY terhadap

ASEAN khususnya. Kedua, Peran Indonesia Dalam Kerjasama ASEAN, dan

dalam sub ini terbagi beberapa bagian lagi diantaranya: Peran Indonesia Dalam

Perluasan Bidang Komunitas ASEAN, Peran Indonesia sebagai Pimpinan

ASEAN 2011, Peran Indonesia Dalam rencana Peningkatan Kerjasama ASEAN

Dan PBB, Peran Indonesia dalam kerjasama Politik Keamanan ASEAN, peran

Indonesia dalam kerjasama bidang pemberdayaan perempuan ASEAN, Peran

Indonesia dalam kerjasama kepegawaian dan administrasi ASEAN, Peran

Indonesia Dalam Kerjasama Lingkungan ASEAN, Peran Indonesia dalam

kerjasama mengatasi pemakaian dan perdagangan narkoba. Dan pada bagian-

bagian inilah peranan bukti dari peranan Indonesia sesungguhnya.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bab yang terakhir dalam penulisan ataupun pelaporan

kegiatan penelitian. Bab terakhir ini terdiri dari kesimpulan dan beberapa

rekomendasi terkait dengan diperlakukannya penyempurnaan-penyempurnaan

penelitian ini.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/29530/1/jiptummpp-gdl-mohabubaka-31141-2-babi.pdf · negara berlomba-lomba ingin mendatangi Myanmar. Padahal sebelumnya