bab i pendahuluan 1.1. latar belakang -...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelita Salatiga merupakan salah satu
sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. Awal berdirinya
sekolah ini hanya mempunyai satu program keahlian yaitu akuntansi. Seiring
perkembangannya SMK Pelita kemudian memiliki empat program keahlian, yaitu
Akuntansi, Penjualan, Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan Perhotelan. Masing-
masing program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.
Kelas XI Akuntansi hanya mempunyai satu kelas yang terdiri dari 15
peserta didik. Dalam proses pembelajarannya, SMK Pelita telah menerapkan
kurikulum terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Sebelum diterapkannya KTSP, SMK Pelita
menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yaitu suatu desain
kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu.
Di dalam KBK, peserta didik dituntut aktif tanpa meninggalkan kerja sama
dan solidaritas, oleh karena itu guru bertindak sebagai fasilitator. Sehingga peserta
didik tidak lagi bertindak sebagai objek, melainkan sebagai subjek dan di setiap
kegiatan peserta didik ada nilainya. Namun, sejak tahun ajaran 2006/2007 hingga
sekarang SMK Pelita telah menerapkan kurikulum baru yaitu KTSP, yang
merupakan penyempurnaan KBK.
“KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri
dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
2
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender akademik
dan silabus.”1
Dalam proses penerapannya KTSP memiliki keunggulan yaitu :
“…memberikan keleluasaan kepada guru dan sekolah membuat
kurikulum sendiri yang disesuaikan keadaan siswa, sekolah dan
lingkungan. Sekolah bersama dengan komite sekolah dapat
bersama-sama merumuskan kurikulum yang sesuai kebutuhan,
situasi dan kondisi lungkungan sekolah. Sekolah dapat bermitra
dengan stakeholder pendidikan, misalnya dunia industry, kerajinan,
pariwisata dan lainnya agar kurikulum yang dibuat sekolah benar-
benar sesuai kebutuhan di lapangan.”2
Kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga adalah suatu
program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan peserta didik.
“Oemar Hamalik mengemukakan bahwa, kurikulum adalah
sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh
siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran
dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang
pandai masa lampau yang telah disusun secara sistematis dan
logis. Sistematis yang artinya menurut urutan tertentu dan logis
yang artinya dapat diterima oleh akal dan pikiran.”3
Peserta didik melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga akan terjadi
perubahan dan perkembangan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan
pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga.
Mata pendidikan dan latihan (diklat) yang diajarkan di SMK Pelita pada
program keahlian akuntansi digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu normatif,
adaptif dan produktif. Mata diklat produktif terdiri dari beberapa mata diklat.
1 Kasful Anwar Us, 2011, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, Alfabeta, Bandung, hal.1. 2 Lif Khoiru Ahmadi, 2011, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Prestasi
Pustaka, Jakarta, hal. 77. 3 Oemar Hamalik, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta,
hal. 16.
3
Salah satu mata diklat produktif pada program keahlian akuntansi kelas XI adalah
mata diklat Akuntansi.
Mata diklat Akuntansi tidak hanya menuntut pemahaman terhadap
konsep-konsep yang diberikan, tapi juga diperlukan ketrampilan untuk
mempraktekkan konsep-konsep akuntansi. Pemahaman dan ketrampilan dalam
akuntansi akan tercapai jika peserta didik terlibat secara aktif. Keaktifan peserta
didik dapat berwujud ketika proses belajar mengajar, pikiran dan perhatian peserta
didik terfokus pada materi yang disampaikan oleh guru. Upaya yang digunakan
untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
perlu dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru akuntansi kelas XI
Program Keahlian Akuntansi di SMK Pelita Salatiga adalah menggunakan metode
konvensional ceramah bervariasi. Penerapan metode ceramah bervariasi dilakukan
dengan cara menyampaikan materi di depan kelas sementara peserta didik hanya
duduk mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan tugas jika diberi tugas.
Kegiatan tersebut tidak dilakukan secara variatif, yaitu memberi selingan dengan
metode pembelajaran yang membuat peserta didik lebih aktif dan merangsang
peserta didik untuk mudah memahami materi. Metode pembelajaran seperti ini
menyebabkan kegiatan belajar mengajar hanya berorientasi pada guru, sedangkan
seharusnya adalah berorientasi pada peserta didik.
Ketepatan pemilihan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar yang dicapai peserta didik. SMK Pelita Salatiga memberikan kriteria
4
ketuntasan hasil belajar sebesar 754. Hasil belajar pada standar kompetensi
mengelola administrasi dana kas kecil dengan kompetensi dasar menyiapkan
pengelolaan administrasi dana kas kecil semester dua tahun pelajaran 2011/2012
di SMK Pelita Salatiga belum semua peserta didik dapat mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM).
“Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru
sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi”.5
Pembelajaran dengan metode kooperatif memang sudah tidak asing lagi di dalam
dunia pendidikan. “Model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai
paling sedikit tiga tujuan penting: prestasi akademis, toleransi, dan
pengembangan keterampilan sosial”.6 Pembelajaran kooperatif mendorong
peserta didik untuk belajar secara bersama-sama dan berusaha mengkoordinasikan
usaha untuk memecahkan masalah ataupun tugas yang diberikan oleh guru.
Metode pembelajaran kooperatif memiliki banyak variasi model
pembelajaran, salah satunya yaitu metode pembelajaran Group Investigation (GI).
Model Pembelajaran GI merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta didik untuk mencari
sendiri materi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia.
Peserta didik dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun
4 Tim MGMP Akuntansi SMK Pelita Salatiga, 2011, Kurikulum SMK Pelita
Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 Kompetensi Keahlian Akuntansi, Salatiga, hal. 80. 5 Chatib Munif, 2010, Sekolahnya Manusia; Sekolah Berbasis Multiple
Intelligences di Indonesia, Bandung, Mizan Pustaka, hal. 135. 6 Richard I. Arends, 2008, Learning To Teach, atau Belajar Untuk Mengajar,
Terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyanti Soetjipto, Yogyakarta, Pustaka Belajar, hal. 5
5
cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran GI
mengajarkan peserta didik untuk mampu berfikir mandiri, aktif dalam
berkomunikasi dan memiliki keterampilan dalam proses kelompok.
1.2. Permasalahan
Proses pembelajaran dipahami sebagai proses belajar mengajar yang
didalamnya terjadi interaksi guru dengan peserta didik dan antara sesama peserta
didik untuk mencapai tujuan, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku peserta
didik. Guru dalam proses belajar mengajar berperan sebagai mediator dan
fasilitator. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap
suksesnya peserta didik mengorganisasikan pengalaman mereka.
”Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa
yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum
memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki
pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebiasaan
atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya
sebagai pribadi baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap,
kebiasaan dan tingkah laku yang baik. Sebenarnya belajar dapat
saja terjadi tanpa pembelajaran, namun hasil belajar akan tampak
jelas dari suatu aktivitas pembelajaran. Pembelajaran yang efektif
ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa.”7
Seharusnya dalam perencanaan pembelajaran hingga proses belajar
mengajar, guru dapat memilih metode pembelajaran yang cocok untuk mata
pelajaran yang diampu. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat merangsang
peserta didik menjadi lebih tertarik dengan pelajaran yang diajarkan, lebih
termotivasi, aktif saling berinteraksi dan hasil belajar peserta didik pun menjadi
7 Aunurrahman, 2010, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung, hal. 34.
6
lebih baik. Sehingga tujuan pembelajaran tercapai dalam proses belajar mengajar
di kelas.
Tercapainya tujuan pembelajaran berhubungan dengan ketuntasan belajar
yang diperoleh peserta didik. Ketuntasan belajar yang diperoleh peserta didik
berbeda-beda karena setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda
pula dalam memahami dan menganalisis konsep-konsep akuntansi. Begitu
kompleksnya konsep yang ada dalam akuntansi, seperti rumus akuntansi, definisi,
serta penggunaan simbol menuntut peserta didik untuk lebih memusatkan pikiran
agar dapat menguasai konsep tersebut. Hal ini juga menuntut guru agar dapat
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang
diajarkan.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru akuntansi kelas XI
Program Keahlian Akuntansi semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Pelita
Salatiga pada standar kompetensi mengelola administrasi dana kas kecil
kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil,
menggunakan metode pembelajaran konvensional ceramah. Metode
pembelajaran konvensional sebenarnya memiliki kelebihan yaitu guru dapat
menyampaikan materi lebih banyak, namun pada kenyataannya peserta didik
hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru tanpa
mengetahui makna dari materi pembelajaran tersebut. Hal ini bertentangan dengan
tujuan pembelajaran, bukan guru yang aktif melainkan peserta didik dituntut
untuk lebih aktif karena peserta didik merupakan subjek pembelajaran di kelas.
7
Dalam pembelajaran di kelas, sudah sewajibnya guru menggunakan
metode pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat membangkitkan motivasi
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya motivasi
yang tinggi dapat mendorong peserta didik untuk dapat memahami dan
mempelajari materi pembelajaran dengan baik. Motivasi peserta didik ditandai
dengan adanya perhatian, adanya kegiatan dan rasa senang terhadap materi
pelajaran di dalam proses pembelajaran di kelas. Motivasi tinggi yang dimiliki
oleh peserta didik dapat membantu meningkatkan hasil belajarnya.
Hasil observasi di kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Pelita
Salatiga pada hari Kamis jam pelajaran ke delapan sampai ke sepuluh dengan
kompetensi dasar menyiapkan penngelolaan administrasi dana kas kecil, pada
awal pembelajaran peserta didik masih bersemangat untuk mengikuti pelajaran di
kelas. Namun hal ini tidak berlangsung lama, ada sepuluh peserta didik dari lima
belas anak yang melakukan kegiatan sendiri yang tidak berhubungan dengan
materi pelajaran seperti mengobrol dengan teman sebangku, asik bermain laptop,
ada yang menundukkan kepala untuk tidur, dan ada peserta didik perempuan yang
bercermin. Hal ini menunjukkan perhatian peserta didik yang rendah terhadap
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru di dalam kegiatan pembelajaran di
kelas.
Kegiatan pembelajaran di kelas oleh guru dengan metode konvensional
ceramah bervariasi sering diselingi dengan sesi tanya jawab mengenai materi
pembelajaran yang telah dijelaskan. Guru meminta peserta didik untuk
mengangkat tangan pada saat sebelum menjawab pertanyaan. Ada empat peserta
8
didik yang dapat mencoba menjawab pertanyaan dengan benar, mengenai
prosedur apa saja yang digunakan dalam pengelolaan administrasi dana kas kecil.
Namun, peserta didik yang lain hanya diam dan tidak memperhatikan peserta
didik yang dapat menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan peserta didik yang
tidak menghiraukan peserta didik lain yang dapat menjawab pertanyaan dari guru
ini, menunjukkan kegiatan peserta didik yang tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran di kelas. Yaitu peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran di kelas.
Empat dari lima belas peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan
dengan benar, mempunyai tempat duduk yang berdekatan. Hasil pengamatan di
kelas XI Akuntansi adalah peserta didik yang pandai duduk berdekatan dengan
peserta didik yang pandai saja. Posisi yang demikian membuat kegiatan
pembelajaran berjalan dengan aktif hanya pada kelompok peserta didik yang
pandai saja. Sedangkan peserta didik yang tidak pandai cenderung pasif dalam
proses pembelajaran di kelas.
Hasil observasi lain menunjukkan hasil belajar peserta didik pada standar
kompetensi mengelola administrasi dana kas kecil dengan kompetensi dasar
menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil semester dua Tahun
Pelajaran 2011/1012 SMK Pelita Salatiga menunjukkan bahwa :
Ada sepuluh peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM (75).
Ada satu peserta didik yang mendapat nilai sama dengan KKM (75).
Ada empat peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM (75)
9
Banyaknya peserta didik yang belum tuntas, membuat guru untuk
melaksanakan remidiasi. Remidiasi dilakukan agar peserta didik yang belum
tuntas, dapat memperbaiki hasil belajarnya untuk dapat mencapai KKM.
”KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar untuk setiap
indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh
satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator kompetensi normatif,
produktif dan adaptif adalah 75%.”8
Remidiasi dilakukan diluar jam pelajaran agar tidak mengganggu jam efektif
belajar di kelas, yaitu menggunakan jam setelah pulang sekolah. Keadaan ini jika
dibiarkan terus-menerus akan mengakibatkan penggunaan waktu dan tenaga yang
kurang efisien.
Permasalahan yang terdapat pada kelas XI Akuntansi membuat guru
merasa resah. Guru beranggapan bahwa jika keadaan tersebut dibiarkan secara
terus-menerus maka proses dan hasil belajar peserta didik akan semakin menurun,
sehingga perlu dicarikan solusi untuk segera mengatasinya. Adanya permasalahan
tersebut menandakan bahwa kegiatan pembelajaran di kelasXI Akuntansi belum
tercapai secara maksimal. Kegiatan pembelajaran menyiapkan pengelolaan
administrasi dana kas kecil seharusnya membuat peserta didik dapat menjadi
terampil dan paham dalam menjelaskan prosedur pengelolaan administrasi dana
kas kecil secara urut. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas XI
Akuntansi senyatanya peserta didik masih belum trampil dan memahami pada
kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil.
8 Tim MGMP Akuntansi SMK Pelita Salatiga, op.cit, hal. 78.
10
Upaya untuk mengatasi keadaan tersebut, guru dapat melakukan variasi
terhadap penggunaan metode pembelajaran. Guru akuntansi kelas XI Program
Keahlian Akuntansi belum pernah menggunakan metode pembelajaran Group
Investigation (GI) dalam kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi
dana kas kecil. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi
suasana belajar di kelas. Suasana belajar yang menyenangkan dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang peserta didik terhadap pelajaran, motivasi dalam
mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas, serta memberikan kemudahan
terhadap peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru.
Mata pelajaran akuntansi di kelas XI Program Keahlian Akuntansi terdiri
dari beberapa standar kompetensi, salah satunya yaitu mengelola administrasi
dana kas kecil dengan kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi
dana kas kecil. Kompetensi dasar ini berisi tentang uraian materi mengenai
prosedur pengelolaan dana kas kecil yang terdiri dari prosedur pembentukan dana
kas kecil(awal), prosedur penggunaan dana kas kecil dan prosedur pengsian
kembali dana kas kecil. Peserta didik dituntut untuk dapat memahami,
menjelaskan dan mengaplikasikan materi pelajaran mengenai prosedur
pengelolaan dana kas kecil secara urut.
Kemampuan untuk memahami, menjelaskan dan mengaplikasikan materi
pembelajaran dalam kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana
kas kecil ini dapat diwujudkan dengan menggunakan metode pembelajaran Group
Investigation (GI). Karena dengan metode pembelajaran GI, peserta didik dituntut
11
untuk mampu berfikir mandiri agar dapat menggali informasi mengenai materi
pada kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil,
mampu berkomunikasi aktif pada saat mempresentasikan tugas di depan kelas
dan mampu mengaplikasikan teori ke dalam pengembangan soal-soal kasus
mengenai prosedur pengelolaan dana kas kecil.
”Seorang guru dapat menggunakan strategi investigasi
kelompok di dalam proses pembelajaran dengan beberapa
keadaan antara lain sebagai berikut; (1) bilamana guru
bermaksud agar siswa-siswa mencapai studi yang mendalam
tentang isi atau materi, yang tidak dapat dipahami secara
memadai dari sajian-sajian informasi yang terpusat pada guru, (2)
bilamana guru bermaksud mendorong siswa untuk lebih skeptis
tentang ide-ide yang disajikan dari fakta-fakta yang mereka
dapatkan, (3) bilamana guru bermaksud meningkatkan minat siswa
terhadap suatu topik dan memotivasi mereka membicarakan
berbagai persoalan di luar kelas, (4) bilamana guru bermaksud
membantu siswa memahami tindakan-tindakan pencegahan yang
diperlukan atas interprestasi informasi yang berasal dari
penelitian-penelitian orang lain yang mungkin dapat mengarah
pada pemahaman yang kurang positif, (5) bilamana guru
bermaksud mengembangkan ketrampilan-ketrampilan penelitian,
yang selanjutnya mereka dapat pergunakan di dalam situasi
belajar yang lain, seperti halnya co-operative learning, (6)
bilamana guru menginginkan peningkatan dan perluasan
kemampuan siswa.”9
Penulis menggunakan metode pembelajaran GI berangkat dari gejala
problematis yang telah diuraikan di atas. Sehingga penulis merasa cocok untuk
menggunakan metode pembelajaran GI di dalam kegiatan pembelajaran peserta
didik kelas XI Program Keahlian Akuntansi pada mata pelajaran akuntansi dengan
standar kompetensi mengelola administrasi dana kas kecil, kompetensi dasar
menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil. Adapun kelebihan dari
metode pembelajaran GI, yaitu :
9 Aunurrahman, 2010, loc. cit, hal. 152.
12
”Model Investigasi kelompok mempunyai kelebihan dan
komprehensivitas, dimana model ini memadukan penelitian
akademik, integrasi sosial, dan proses belajar sosial. Model ini
juga dapat dipergunakan dalam segala areal subjek, dengan
seluruh tingkat usia. Penerapan model investigasi kelompok dalam
proses pembelajaran memberikan dampak intruksional dan
dampak pengiring. Dampak pembelajaran terutama sekali berupa
terwujudnya proses efektivitas kelompok, mengembangkan
wawasan dan pengetahuan serta dapat menumbuhkan disiplin
dalam inquiry kolaboratif. Penerapan investigasi kelompok juga
mempunyai dampak nurturant terutama sekali berupa kebebasan
sebagai pelajaran, menumbuhkan harga diri serta
mengembangkan kehangatan dan affiliasi.”10
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa yang menjadi
fokus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apakah dengan
menggunakan metode pembelajaran Group Investigation (GI) dapat meningkatkan
motivasi yang meliputi perhatian, kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajar
peserta didik pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Pengelolaan Administrasi
Dana Kas Kecil Kelas XI Program Keahlian Akuntansi semester 2 Tahun Ajaran
2011/2012 SMK Pelita Salatiga?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan seberapakah penggunaan
metode pembelajaran Group Investigation (GI) dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar peserta didik pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Pengelolaan
Administrasi Dana Kas Kecil Kelas XI Program Keahlian Akuntansi semester 2
Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Pelita Salatiga.
Motivasi peserta didik terdiri dari adanya perhatian, kegiatan, dan rasa
senang terhadap pembelajaran.
10
Ibid, hal. 154.
13
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan diharapkan memberikan
manfaat bagi :
1. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil
belajar peserta didik terhadap keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan pembelajaran supaya dapat memanfaatkan metode
pembelajaran kooperatif seefektif mungkin khususnya metode kooperatif
Group Investigation (GI) dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil
belajar peserta didik.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan metode, dan
strategi pembelajaran sehingga sekolah dapat meningkatkan mutu dan
prestasi khususnya dalam mata diklat akuntansi.