bab i pendahuluan 1.1. latar belakang -...

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelita Salatiga merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. Awal berdirinya sekolah ini hanya mempunyai satu program keahlian yaitu akuntansi. Seiring perkembangannya SMK Pelita kemudian memiliki empat program keahlian, yaitu Akuntansi, Penjualan, Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan Perhotelan. Masing- masing program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII. Kelas XI Akuntansi hanya mempunyai satu kelas yang terdiri dari 15 peserta didik. Dalam proses pembelajarannya, SMK Pelita telah menerapkan kurikulum terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sebelum diterapkannya KTSP, SMK Pelita menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yaitu suatu desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu. Di dalam KBK, peserta didik dituntut aktif tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, oleh karena itu guru bertindak sebagai fasilitator. Sehingga peserta didik tidak lagi bertindak sebagai objek, melainkan sebagai subjek dan di setiap kegiatan peserta didik ada nilainya. Namun, sejak tahun ajaran 2006/2007 hingga sekarang SMK Pelita telah menerapkan kurikulum baru yaitu KTSP, yang merupakan penyempurnaan KBK. “KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan

Upload: lybao

Post on 18-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelita Salatiga merupakan salah satu

sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. Awal berdirinya

sekolah ini hanya mempunyai satu program keahlian yaitu akuntansi. Seiring

perkembangannya SMK Pelita kemudian memiliki empat program keahlian, yaitu

Akuntansi, Penjualan, Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan Perhotelan. Masing-

masing program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

Kelas XI Akuntansi hanya mempunyai satu kelas yang terdiri dari 15

peserta didik. Dalam proses pembelajarannya, SMK Pelita telah menerapkan

kurikulum terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Sebelum diterapkannya KTSP, SMK Pelita

menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yaitu suatu desain

kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu.

Di dalam KBK, peserta didik dituntut aktif tanpa meninggalkan kerja sama

dan solidaritas, oleh karena itu guru bertindak sebagai fasilitator. Sehingga peserta

didik tidak lagi bertindak sebagai objek, melainkan sebagai subjek dan di setiap

kegiatan peserta didik ada nilainya. Namun, sejak tahun ajaran 2006/2007 hingga

sekarang SMK Pelita telah menerapkan kurikulum baru yaitu KTSP, yang

merupakan penyempurnaan KBK.

“KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri

dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

2

muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender akademik

dan silabus.”1

Dalam proses penerapannya KTSP memiliki keunggulan yaitu :

“…memberikan keleluasaan kepada guru dan sekolah membuat

kurikulum sendiri yang disesuaikan keadaan siswa, sekolah dan

lingkungan. Sekolah bersama dengan komite sekolah dapat

bersama-sama merumuskan kurikulum yang sesuai kebutuhan,

situasi dan kondisi lungkungan sekolah. Sekolah dapat bermitra

dengan stakeholder pendidikan, misalnya dunia industry, kerajinan,

pariwisata dan lainnya agar kurikulum yang dibuat sekolah benar-

benar sesuai kebutuhan di lapangan.”2

Kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga adalah suatu

program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan peserta didik.

“Oemar Hamalik mengemukakan bahwa, kurikulum adalah

sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh

siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran

dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang

pandai masa lampau yang telah disusun secara sistematis dan

logis. Sistematis yang artinya menurut urutan tertentu dan logis

yang artinya dapat diterima oleh akal dan pikiran.”3

Peserta didik melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga akan terjadi

perubahan dan perkembangan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan

pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga.

Mata pendidikan dan latihan (diklat) yang diajarkan di SMK Pelita pada

program keahlian akuntansi digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu normatif,

adaptif dan produktif. Mata diklat produktif terdiri dari beberapa mata diklat.

1 Kasful Anwar Us, 2011, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan, Alfabeta, Bandung, hal.1. 2 Lif Khoiru Ahmadi, 2011, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Prestasi

Pustaka, Jakarta, hal. 77. 3 Oemar Hamalik, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta,

hal. 16.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

3

Salah satu mata diklat produktif pada program keahlian akuntansi kelas XI adalah

mata diklat Akuntansi.

Mata diklat Akuntansi tidak hanya menuntut pemahaman terhadap

konsep-konsep yang diberikan, tapi juga diperlukan ketrampilan untuk

mempraktekkan konsep-konsep akuntansi. Pemahaman dan ketrampilan dalam

akuntansi akan tercapai jika peserta didik terlibat secara aktif. Keaktifan peserta

didik dapat berwujud ketika proses belajar mengajar, pikiran dan perhatian peserta

didik terfokus pada materi yang disampaikan oleh guru. Upaya yang digunakan

untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar

perlu dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru akuntansi kelas XI

Program Keahlian Akuntansi di SMK Pelita Salatiga adalah menggunakan metode

konvensional ceramah bervariasi. Penerapan metode ceramah bervariasi dilakukan

dengan cara menyampaikan materi di depan kelas sementara peserta didik hanya

duduk mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan tugas jika diberi tugas.

Kegiatan tersebut tidak dilakukan secara variatif, yaitu memberi selingan dengan

metode pembelajaran yang membuat peserta didik lebih aktif dan merangsang

peserta didik untuk mudah memahami materi. Metode pembelajaran seperti ini

menyebabkan kegiatan belajar mengajar hanya berorientasi pada guru, sedangkan

seharusnya adalah berorientasi pada peserta didik.

Ketepatan pemilihan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar yang dicapai peserta didik. SMK Pelita Salatiga memberikan kriteria

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

4

ketuntasan hasil belajar sebesar 754. Hasil belajar pada standar kompetensi

mengelola administrasi dana kas kecil dengan kompetensi dasar menyiapkan

pengelolaan administrasi dana kas kecil semester dua tahun pelajaran 2011/2012

di SMK Pelita Salatiga belum semua peserta didik dapat mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM).

“Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru

sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi”.5

Pembelajaran dengan metode kooperatif memang sudah tidak asing lagi di dalam

dunia pendidikan. “Model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai

paling sedikit tiga tujuan penting: prestasi akademis, toleransi, dan

pengembangan keterampilan sosial”.6 Pembelajaran kooperatif mendorong

peserta didik untuk belajar secara bersama-sama dan berusaha mengkoordinasikan

usaha untuk memecahkan masalah ataupun tugas yang diberikan oleh guru.

Metode pembelajaran kooperatif memiliki banyak variasi model

pembelajaran, salah satunya yaitu metode pembelajaran Group Investigation (GI).

Model Pembelajaran GI merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif

yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta didik untuk mencari

sendiri materi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia.

Peserta didik dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun

4 Tim MGMP Akuntansi SMK Pelita Salatiga, 2011, Kurikulum SMK Pelita

Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 Kompetensi Keahlian Akuntansi, Salatiga, hal. 80. 5 Chatib Munif, 2010, Sekolahnya Manusia; Sekolah Berbasis Multiple

Intelligences di Indonesia, Bandung, Mizan Pustaka, hal. 135. 6 Richard I. Arends, 2008, Learning To Teach, atau Belajar Untuk Mengajar,

Terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyanti Soetjipto, Yogyakarta, Pustaka Belajar, hal. 5

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

5

cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran GI

mengajarkan peserta didik untuk mampu berfikir mandiri, aktif dalam

berkomunikasi dan memiliki keterampilan dalam proses kelompok.

1.2. Permasalahan

Proses pembelajaran dipahami sebagai proses belajar mengajar yang

didalamnya terjadi interaksi guru dengan peserta didik dan antara sesama peserta

didik untuk mencapai tujuan, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku peserta

didik. Guru dalam proses belajar mengajar berperan sebagai mediator dan

fasilitator. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap

suksesnya peserta didik mengorganisasikan pengalaman mereka.

”Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa

yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum

memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki

pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebiasaan

atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya

sebagai pribadi baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap,

kebiasaan dan tingkah laku yang baik. Sebenarnya belajar dapat

saja terjadi tanpa pembelajaran, namun hasil belajar akan tampak

jelas dari suatu aktivitas pembelajaran. Pembelajaran yang efektif

ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa.”7

Seharusnya dalam perencanaan pembelajaran hingga proses belajar

mengajar, guru dapat memilih metode pembelajaran yang cocok untuk mata

pelajaran yang diampu. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat merangsang

peserta didik menjadi lebih tertarik dengan pelajaran yang diajarkan, lebih

termotivasi, aktif saling berinteraksi dan hasil belajar peserta didik pun menjadi

7 Aunurrahman, 2010, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung, hal. 34.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

6

lebih baik. Sehingga tujuan pembelajaran tercapai dalam proses belajar mengajar

di kelas.

Tercapainya tujuan pembelajaran berhubungan dengan ketuntasan belajar

yang diperoleh peserta didik. Ketuntasan belajar yang diperoleh peserta didik

berbeda-beda karena setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda

pula dalam memahami dan menganalisis konsep-konsep akuntansi. Begitu

kompleksnya konsep yang ada dalam akuntansi, seperti rumus akuntansi, definisi,

serta penggunaan simbol menuntut peserta didik untuk lebih memusatkan pikiran

agar dapat menguasai konsep tersebut. Hal ini juga menuntut guru agar dapat

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang

diajarkan.

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru akuntansi kelas XI

Program Keahlian Akuntansi semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Pelita

Salatiga pada standar kompetensi mengelola administrasi dana kas kecil

kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil,

menggunakan metode pembelajaran konvensional ceramah. Metode

pembelajaran konvensional sebenarnya memiliki kelebihan yaitu guru dapat

menyampaikan materi lebih banyak, namun pada kenyataannya peserta didik

hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru tanpa

mengetahui makna dari materi pembelajaran tersebut. Hal ini bertentangan dengan

tujuan pembelajaran, bukan guru yang aktif melainkan peserta didik dituntut

untuk lebih aktif karena peserta didik merupakan subjek pembelajaran di kelas.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

7

Dalam pembelajaran di kelas, sudah sewajibnya guru menggunakan

metode pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat membangkitkan motivasi

peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya motivasi

yang tinggi dapat mendorong peserta didik untuk dapat memahami dan

mempelajari materi pembelajaran dengan baik. Motivasi peserta didik ditandai

dengan adanya perhatian, adanya kegiatan dan rasa senang terhadap materi

pelajaran di dalam proses pembelajaran di kelas. Motivasi tinggi yang dimiliki

oleh peserta didik dapat membantu meningkatkan hasil belajarnya.

Hasil observasi di kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Pelita

Salatiga pada hari Kamis jam pelajaran ke delapan sampai ke sepuluh dengan

kompetensi dasar menyiapkan penngelolaan administrasi dana kas kecil, pada

awal pembelajaran peserta didik masih bersemangat untuk mengikuti pelajaran di

kelas. Namun hal ini tidak berlangsung lama, ada sepuluh peserta didik dari lima

belas anak yang melakukan kegiatan sendiri yang tidak berhubungan dengan

materi pelajaran seperti mengobrol dengan teman sebangku, asik bermain laptop,

ada yang menundukkan kepala untuk tidur, dan ada peserta didik perempuan yang

bercermin. Hal ini menunjukkan perhatian peserta didik yang rendah terhadap

materi pelajaran yang disampaikan oleh guru di dalam kegiatan pembelajaran di

kelas.

Kegiatan pembelajaran di kelas oleh guru dengan metode konvensional

ceramah bervariasi sering diselingi dengan sesi tanya jawab mengenai materi

pembelajaran yang telah dijelaskan. Guru meminta peserta didik untuk

mengangkat tangan pada saat sebelum menjawab pertanyaan. Ada empat peserta

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

8

didik yang dapat mencoba menjawab pertanyaan dengan benar, mengenai

prosedur apa saja yang digunakan dalam pengelolaan administrasi dana kas kecil.

Namun, peserta didik yang lain hanya diam dan tidak memperhatikan peserta

didik yang dapat menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan peserta didik yang

tidak menghiraukan peserta didik lain yang dapat menjawab pertanyaan dari guru

ini, menunjukkan kegiatan peserta didik yang tidak sesuai dengan tujuan

pembelajaran di kelas. Yaitu peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam proses

pembelajaran di kelas.

Empat dari lima belas peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan

dengan benar, mempunyai tempat duduk yang berdekatan. Hasil pengamatan di

kelas XI Akuntansi adalah peserta didik yang pandai duduk berdekatan dengan

peserta didik yang pandai saja. Posisi yang demikian membuat kegiatan

pembelajaran berjalan dengan aktif hanya pada kelompok peserta didik yang

pandai saja. Sedangkan peserta didik yang tidak pandai cenderung pasif dalam

proses pembelajaran di kelas.

Hasil observasi lain menunjukkan hasil belajar peserta didik pada standar

kompetensi mengelola administrasi dana kas kecil dengan kompetensi dasar

menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil semester dua Tahun

Pelajaran 2011/1012 SMK Pelita Salatiga menunjukkan bahwa :

Ada sepuluh peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM (75).

Ada satu peserta didik yang mendapat nilai sama dengan KKM (75).

Ada empat peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM (75)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

9

Banyaknya peserta didik yang belum tuntas, membuat guru untuk

melaksanakan remidiasi. Remidiasi dilakukan agar peserta didik yang belum

tuntas, dapat memperbaiki hasil belajarnya untuk dapat mencapai KKM.

”KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar untuk setiap

indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh

satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal

ketuntasan untuk masing-masing indikator kompetensi normatif,

produktif dan adaptif adalah 75%.”8

Remidiasi dilakukan diluar jam pelajaran agar tidak mengganggu jam efektif

belajar di kelas, yaitu menggunakan jam setelah pulang sekolah. Keadaan ini jika

dibiarkan terus-menerus akan mengakibatkan penggunaan waktu dan tenaga yang

kurang efisien.

Permasalahan yang terdapat pada kelas XI Akuntansi membuat guru

merasa resah. Guru beranggapan bahwa jika keadaan tersebut dibiarkan secara

terus-menerus maka proses dan hasil belajar peserta didik akan semakin menurun,

sehingga perlu dicarikan solusi untuk segera mengatasinya. Adanya permasalahan

tersebut menandakan bahwa kegiatan pembelajaran di kelasXI Akuntansi belum

tercapai secara maksimal. Kegiatan pembelajaran menyiapkan pengelolaan

administrasi dana kas kecil seharusnya membuat peserta didik dapat menjadi

terampil dan paham dalam menjelaskan prosedur pengelolaan administrasi dana

kas kecil secara urut. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas XI

Akuntansi senyatanya peserta didik masih belum trampil dan memahami pada

kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil.

8 Tim MGMP Akuntansi SMK Pelita Salatiga, op.cit, hal. 78.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

10

Upaya untuk mengatasi keadaan tersebut, guru dapat melakukan variasi

terhadap penggunaan metode pembelajaran. Guru akuntansi kelas XI Program

Keahlian Akuntansi belum pernah menggunakan metode pembelajaran Group

Investigation (GI) dalam kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi

dana kas kecil. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi

suasana belajar di kelas. Suasana belajar yang menyenangkan dapat mendorong

tumbuhnya rasa senang peserta didik terhadap pelajaran, motivasi dalam

mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas, serta memberikan kemudahan

terhadap peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh

guru.

Mata pelajaran akuntansi di kelas XI Program Keahlian Akuntansi terdiri

dari beberapa standar kompetensi, salah satunya yaitu mengelola administrasi

dana kas kecil dengan kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi

dana kas kecil. Kompetensi dasar ini berisi tentang uraian materi mengenai

prosedur pengelolaan dana kas kecil yang terdiri dari prosedur pembentukan dana

kas kecil(awal), prosedur penggunaan dana kas kecil dan prosedur pengsian

kembali dana kas kecil. Peserta didik dituntut untuk dapat memahami,

menjelaskan dan mengaplikasikan materi pelajaran mengenai prosedur

pengelolaan dana kas kecil secara urut.

Kemampuan untuk memahami, menjelaskan dan mengaplikasikan materi

pembelajaran dalam kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana

kas kecil ini dapat diwujudkan dengan menggunakan metode pembelajaran Group

Investigation (GI). Karena dengan metode pembelajaran GI, peserta didik dituntut

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

11

untuk mampu berfikir mandiri agar dapat menggali informasi mengenai materi

pada kompetensi dasar menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil,

mampu berkomunikasi aktif pada saat mempresentasikan tugas di depan kelas

dan mampu mengaplikasikan teori ke dalam pengembangan soal-soal kasus

mengenai prosedur pengelolaan dana kas kecil.

”Seorang guru dapat menggunakan strategi investigasi

kelompok di dalam proses pembelajaran dengan beberapa

keadaan antara lain sebagai berikut; (1) bilamana guru

bermaksud agar siswa-siswa mencapai studi yang mendalam

tentang isi atau materi, yang tidak dapat dipahami secara

memadai dari sajian-sajian informasi yang terpusat pada guru, (2)

bilamana guru bermaksud mendorong siswa untuk lebih skeptis

tentang ide-ide yang disajikan dari fakta-fakta yang mereka

dapatkan, (3) bilamana guru bermaksud meningkatkan minat siswa

terhadap suatu topik dan memotivasi mereka membicarakan

berbagai persoalan di luar kelas, (4) bilamana guru bermaksud

membantu siswa memahami tindakan-tindakan pencegahan yang

diperlukan atas interprestasi informasi yang berasal dari

penelitian-penelitian orang lain yang mungkin dapat mengarah

pada pemahaman yang kurang positif, (5) bilamana guru

bermaksud mengembangkan ketrampilan-ketrampilan penelitian,

yang selanjutnya mereka dapat pergunakan di dalam situasi

belajar yang lain, seperti halnya co-operative learning, (6)

bilamana guru menginginkan peningkatan dan perluasan

kemampuan siswa.”9

Penulis menggunakan metode pembelajaran GI berangkat dari gejala

problematis yang telah diuraikan di atas. Sehingga penulis merasa cocok untuk

menggunakan metode pembelajaran GI di dalam kegiatan pembelajaran peserta

didik kelas XI Program Keahlian Akuntansi pada mata pelajaran akuntansi dengan

standar kompetensi mengelola administrasi dana kas kecil, kompetensi dasar

menyiapkan pengelolaan administrasi dana kas kecil. Adapun kelebihan dari

metode pembelajaran GI, yaitu :

9 Aunurrahman, 2010, loc. cit, hal. 152.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

12

”Model Investigasi kelompok mempunyai kelebihan dan

komprehensivitas, dimana model ini memadukan penelitian

akademik, integrasi sosial, dan proses belajar sosial. Model ini

juga dapat dipergunakan dalam segala areal subjek, dengan

seluruh tingkat usia. Penerapan model investigasi kelompok dalam

proses pembelajaran memberikan dampak intruksional dan

dampak pengiring. Dampak pembelajaran terutama sekali berupa

terwujudnya proses efektivitas kelompok, mengembangkan

wawasan dan pengetahuan serta dapat menumbuhkan disiplin

dalam inquiry kolaboratif. Penerapan investigasi kelompok juga

mempunyai dampak nurturant terutama sekali berupa kebebasan

sebagai pelajaran, menumbuhkan harga diri serta

mengembangkan kehangatan dan affiliasi.”10

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa yang menjadi

fokus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apakah dengan

menggunakan metode pembelajaran Group Investigation (GI) dapat meningkatkan

motivasi yang meliputi perhatian, kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajar

peserta didik pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Pengelolaan Administrasi

Dana Kas Kecil Kelas XI Program Keahlian Akuntansi semester 2 Tahun Ajaran

2011/2012 SMK Pelita Salatiga?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan seberapakah penggunaan

metode pembelajaran Group Investigation (GI) dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajar peserta didik pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Pengelolaan

Administrasi Dana Kas Kecil Kelas XI Program Keahlian Akuntansi semester 2

Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Pelita Salatiga.

Motivasi peserta didik terdiri dari adanya perhatian, kegiatan, dan rasa

senang terhadap pembelajaran.

10

Ibid, hal. 154.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2544/2/T1_162007016_BAB I… · sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga. ... Akuntansi,

13

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan diharapkan memberikan

manfaat bagi :

1. Bagi Peserta Didik

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil

belajar peserta didik terhadap keberhasilan dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam

melaksanakan pembelajaran supaya dapat memanfaatkan metode

pembelajaran kooperatif seefektif mungkin khususnya metode kooperatif

Group Investigation (GI) dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil

belajar peserta didik.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan metode, dan

strategi pembelajaran sehingga sekolah dapat meningkatkan mutu dan

prestasi khususnya dalam mata diklat akuntansi.