bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalaheprints.perbanas.ac.id/3750/4/bab i.pdfuntuk menjangkau...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Zaman sekarang ini, teknologi telah berkembang semakin pesat dan
menjadi kebutuhan hampir semua masyarakat. Bahkan, banyak perusahaan saat
ini memanfaatkan teknologi sebagai media komunikasi dengan stakeholder untuk
penyampaian informasi keuangan dan non-keuangan sekaligus menjadi media
untuk penyebarluasan laporan keuangan. Hal ini terjadi karena setiap perusahaan
memiliki stakeholder terutama investor yang tersebar di dalam negeri bahkan di
luar negeri yang sulit untuk dijangkau dimana para investor ingin selalu
mengetahui berbagai informasi dari perusahaan sebagai pertimbangan dalam
menanamkan modal mereka. Salah satu media yang dapat digunakan perusahaan
untuk menjangkau seluruh investornya dalam penyebaran informasi perusahaan
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi adalah internet.
Internet (interconnection networking) merupakan jaringan komputer-
komputer yang terhubung satu sama lain dimana jaringan ini sangat besar dan
wilayahnya mencakup seluruh dunia (wikipedia.org). Jaringan komputer tersebut
berisikan informasi dan sebagai sarana komunikasi data berupa teks, gambar,
suara, dan juga video. Internet memberikan kemudahan karena mampu
menjangkau wilayah geografis yang lebih luas hingga melewati batas negara.
Keberadaan internet memberikan peluang-peluang baru bagi perusahaan dalam
melengkapi, mengganti serta meningkatkan sarana komunikasi dengan para
2
pemangku kepentingan. Penggunaan internet memungkinkan informasi
disebarluaskan ke seluruh dunia yang dapat meningkatkan ketersediaan informasi
perusahaan sehingga menarik banyak investor dari berbagai wilayah geografis.
Perkembangan pada teknologi internet menuntut perusahaan untuk dapat
memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin sebagai senjata bagi perusahaan
dalam bertahan di dunia bisnis yang semakin kompetitif. Perusahaan yang mampu
untuk memanfaatkan serta mengembangkan teknologi ke dalam perusahaannya
merupakan perusahaan yang dapat bersaing secara kompetitif dengan para
pesaingnya.
Penyediaan informasi melalui internet dapat memberikan kemudahan
bagi publik dalam mengetahui setiap informasi yang dimiliki oleh perusahaan.
Begitu juga sebaliknya, perusahaan akan mudah untuk menyebarluaskan
informasi perusahaan dengan cepat dan lebih efisien. Perkembangan teknologi
yang semakin pesat ini membentuk perilaku individu dalam hal penggunaan
internet. Hal ini ditunjukkan dengan survey yang dilakukan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengenai perilaku pengguna
internet di Indonesia. Survey tersebut menjelaskan mengenai perilaku masyarakat
dalam memanfaatkan internet untuk memenuhi kebutuhan informasinya dan
membantu individu atau institusi dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan yang
menyebarkan informasinya akan memberikan kemudahan bagi publik untuk
mengakses informasi tersebut. Publik dapat menggunakan internet untuk mencari
informasi mengenai keuangan perusahaan, program yang dilakukan perusahaan,
harga saham, informasi mengenai perusahaan yang sedang melakukan perekrutan
3
tenaga kerja serta informasi mengenai kualifikasi apa saja yang diperlukan untuk
memenuhi syarat yang diajukan perusahaan dan informasi perusahaan lainnya.
Publik juga dapat menggunakan internet untuk membantu mereka dalam
melakukan pekerjaan, hal ini dikarenakan terdapat berbagai macam informasi
yang tersedia di dalam internet. Selain itu, adanya internet dapat memberikan
kemudahan bagi perusahaan dalam mempromosikan bisnis dan kelebihan yang
dimiliki untuk menarik para konsumen. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hasil
survey yang dilakukan oleh APJII:
Tabel 1.1
PERILAKU PENGGUNA INTERNET INDONESIA
Alasan Mengakses Internet Presentase (%) Jumlah Pengguna
(dalam jutaan)
1. Update informasi
2. Terkait pekerjaan
3. Mengisi waktu luang
4. Sosialisasi
5. Terkait pendidikan
6. Hiburan
7. Bisnis, berdagang dan cari
barang
25,3
20,8
13,5
10,3
9,2
8,8
8,5
31,3
27,6
17,9
13,6
12,2
11,7
10,4
Sumber: www.apjii.or.id, diolah
Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa presentase tertinggi sebesar
25,3 persen yaitu update informasi dengan pengguna sebanyak 31.300.000 orang.
Hal ini membuktikan bahwa internet dapat memberikan kemudahan dalam
menyebarkan informasi dan mengakses informasi. Selain itu, pengguna internet
untuk melakukan bisnis, berdagang dan cari barang juga memiliki pengguna yang
cukup tinggi yaitu sebanyak 10.400.000 orang dengan presentase sebesar 8,5
4
persen. Hal ini menunjukkan bahwa internet memberikan kemudahan di bidang
bisnis karena internet dapat menjangkau konsumen secara lebih luas.
Adanya kemudahan dalam mengakses internet memberikan
perkembangan yang pesat pada teknologi internet sebagai media untuk
penyebaran informasi. Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
untuk menyebarkan informasi positif mengenai perusahaan kepada para
stakeholder dan calon investor. Hal inilah yang menyebabkan banyak perusahaan
membuat dan mengelola website untuk menyebarkan informasi perusahaan.
Berbagai informasi positif perusahaan yang disajikan dalam website akan
memudahkan para stakeholder dan calon investor dalam mengumpulkan
informasi perusahaan serta bertujuan untuk menarik minat calon investor lebih
banyak lagi.
Menurut Novita dan Dul (2013) website merupakan salah satu media
yang dapat digunakan perusahaan untuk menyajikan informasi secara lebih cepat,
mudah dan akurat. Website tersebut dimanfaatkan sebagai media untuk
menampilkan profil mengenai perusahaan, pengenalan sekaligus pemasaran
produk perusahaan, memberikan informasi mengenai kegiatan perusahaan, dan
sebagai penghubung antara manajemen perusahaan dengan masyarakat luas.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, perusahaan
dituntut untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat. Dengan adanya
tuntutan tersebut, perusahaan memanfaatkan website-nya untuk melakukan
pelaporan keuangan perusahaan agar dapat memberikan informasi mengenai
kinerja perusahaan pada periode tertentu untuk para stakeholder dan calon
5
investor, sehingga informasi tersebut dapat dengan mudah diakses oleh siapapun,
dimanapun dan kapanpun.
Pelaporan keuangan melalui website dapat mengurangi adanya asimetri
informasi perusahaan dengan pihak luar. Selain itu dengan melakukan
pengungkapan informasi keuangan melalui website dapat meningkatkan
kepercayaan dan keyakinan kepada pihak luar khususnya para investor mengenai
prospek kinerja masa depan perusahaan. Para investor dapat menganalisis
informasi yang disajikan perusahaan untuk mempertimbangkan penanaman modal
mereka di perusahaan tersebut.
Menurut Seetharaman et al (2006) penggunaan internet dalam dunia
bisnis telah mempengaruhi bentuk tradisional penyajian informasi perusahaan.
Penggunaan media internet sebagai media pelaporan keuangan bagi setiap
pemangku kepentingan disebut Internet Financial Reporting (IFR). Dalam
beberapa tahun ini, Internet Financial Reporting (IFR) berkembang menjadi
metode yang paling cepat dalam melakukan penyebaran informasi yang terkait
dengan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa seiring dengan berkembangnya
teknologi, maka dalam penyajian informasi yang mulanya berupa paper-based
reporting system berubah menjadi paper less-based reporting system. Tentunya,
perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting (IFR) akan lebih
mudah dikenal secara luas oleh para investor dibandingkan dengan yang tidak
menerapkan Internet Financial Reporting (IFR).
Pihak-pihak yang menggunakan informasi perusahaan khususnya
investor dan stakeholder membutuhkan sistem pelaporan yang cepat, akurat,
6
fleksibel, dan mudah untuk diakses. Penerapan Internet Financial Reporting (IFR)
mendorong perusahaan agar lebih transparansi terhadap informasi-informasi
terkait perusahaan. Ashbaugh et al (1999) menjelaskan bahwa Internet Financial
Reporting (IFR) dipandang sebagai media komunikasi yang efektif dan efisien
terhadap pelanggan, investor, dan pemegang saham. Hal ini menunjukkan bahwa
IFR dapat meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya dan
juga memengaruhi keputusan pinjaman oleh kreditur.
Menurut Asbaugh et al (1999) terdapat beberapa karakteristik dan
keunggulan yang dimiliki internet, seperti: mudah menyebar (pervasiveness),
tidak mengenal batas (borderless-ness), real time, berbiaya rendah (low cost), dan
mempunyai interaksi yang tinggi (high interaction). Dengan berbagai macam
keunggulan tersebut, perusahaan dapat memanfaatkan media internet untuk
menyebarkan informasi keuangan dan non keuangan yang berguna bagi pihak
eksternal. Internet Financial Reporting (IFR) merupakan salah satu upaya yang
dilakukan perusahaan untuk menjalin hubungan dan komunikasi dengan
stakeholder, terutama investor, dengan lebih baik dan lebih cepat. Tanggungjawab
merupakan salah satu hal yang penting untuk meingkatkan kualitas komunikasi
dan mempengaruhi kepercayaan investor di pasar modal. Selain itu, IFR dapat
memberikan image yang baik dimata pihak luar karena perusahaan lebih
transparan terhadap informasinya.
Indonesia juga sudah mulai menerapkan pelaporan keuangan melalui
website pribadi perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan dari
Kementrian Keuangan Republik Indonesia (2012) yaitu Badan Pengawas Pasar
7
Modal dan Lembaga Keuangan aturan nomor X.K.6 lampiran keputusan Ketua
BAPEPAM dan LK nomor Kep-431/BL/2012 yang menunjukkan bahwa setiap
perusahaan publik berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada
BAPEPAM-LK selambat-lambatnya empat bulan setelah tahun buku berakhir.
Setiap emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan tahunan
paling sedikit dua eksemplar, satu diantaranya dalam bentuk asli dan disertai
dengan laporan salinan elektronik serta disediakan di laman perusahaan. Hal
tersebut mendapatkan respon positif dari emiten karena emiten tidak perlu lagi
memasang pengumuman atau iklan di surat kabar sehingga akan menghemat
biaya. Adanya peraturan dari BAPEPAM-LK nomor aturan X.K.6 ini
menunjukkan bahwa pengungkapan laporan keuangan melalui website merupakan
pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yang harus dilakukan oleh setiap
perusahaan publik.
Kewajiban perusahaan publik untuk mengungkapkan laporan
keuangan melalui website perusahaan seperti yang telah disebutkan dalam
peraturan yang dibuat oleh BAPEPAM-LK, tidak membuat semua perusahaan
publik telah menerapkan aturan tersebut. Terdapat beberapa peneliti terdahulu
yang memberikan hasil bahwa masih ada perusahaan yang belum menerapkan
Internet Financial Reporting. Penelitian yang dilakukan oleh Maulida et al (2017)
menunjukkan bahwa dari 314 perusahaan yang terdaftar di Indonesia Sharia Stock
Exchange tahun 2015, hanya 273 perusahaan yang menerapkan Internet Financial
Reporting. I Gusti dan I Ketut (2017) memberikan temuan bahwa dari 415
perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2015, hanya 81 perusahaan
8
yang menerapkan Internet Financial Reporting. Penelitian yang dilakukan oleh
Reskino dan Nova (2016) menunjukkan bahwa dari 54 perusahaan di sektor
properti, real estate dan konstruksi yang terdaftar di BEI dan berdasarkan IDX
Fact 2013, terdapat 53 perusahaan yang menerapkan IFR. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh M. Riduan (2015) menunjukkan bahwa dari 135 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013, hanya 102 perusahaan yang
menerapkan Internet Financial Reporting.
Beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai
Internet Financial Reporting adalah teori keagenan dan teori sinyal. Teori
keagenan mengemukakan bahwa terdapat benturan kepentingan yang terjadi
diantara prinsipal dan agen (Novita dan Dul, 2013). Para pemangku kepentingan
dalam perusahaan dianggap bertindak sebagai prinsipal, sedangkan yang bertindak
sebagai agen adalah manajemen perusahaan. Setiap pihak termotivasi untuk
memaksimalkan kepentingannya sehingga menimbulkan konflik diantara prinsipal
dan agen. Ball (2006) dalam Luciana (2008) menyatakan bahwa untuk
menyelaraskan kepentingan diantara manajer dan pemegang saham maka
perusahaan sebaiknya meningkatkan transparansi dan pengungkapan mengenai
informasi perusahaan. Laporan keuangan dianggap sebagai media akuntabilitas
manajemen kepada pemilik. Dengan adanya pengungkapan yang luas pada
laporan keuangan perusahaan, maka diharapkan dapat mengurangi asimetri
informasi dan memantau kinerja manajemen. Salah satu metode yang dapat
dilakukan perusahaan dalam melaporkan informasi-informasi perusahaan adalah
dengan menerapkan praktik Internet Financial Reporting (IFR).
9
Hanny dan Anis (2012) menyebutkan bahwa teori sinyal menjelaskan
mengenai bagaimana sebaiknya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangannya. Sinyal tersebut dapat
berupa informasi mengenai hal-hal apa saja yang sudah berhasil dilakukan oleh
manajemen dalam merealisasikan keinginan pemilik. Teori sinyal dapat
membantu perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi secara lebih
lengkap dengan memanfaatkan media internet untuk meningkatkan kualitas
pengungkapan perusahaan. Pelaporan laporan keuangan melalui media internet
atau yang disebut dengan Internet Financial Reporting dapat membantu
perusahaan dalam menyebarluaskan sinyal positif berupa informasi terkait
keunggulan yang dimiliki perusahaan yang bertujuan untuk menarik calon-calon
investor. Sehingga dapat dikatakan bahwa Internet Financial Reporting dianggap
sebagai sarana komunikasi yang positif kepada masyarakat luas.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan praktik
Internet Financial Reporting yaitu profitabilitas, leverage, blockholder ownership,
public ownership dan reputasi auditor. Menurut Ardi dan Lana (2007),
profitabilitas adalah suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen
dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang
dihasilkan. Profitabilitas yang selalu meningkat tiap tahunnya mengindikasikan
bahwa manajemen berhasil mengelola kekayaan perusahaan dengan baik sehingga
manajemen akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi
kepada pihak eksternal. Selain itu, perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi
mempunyai sumber daya yang cukup untuk mengeluarkan biaya mulai dari
10
pembuatan website sampai dengan biaya pengelolaan website untuk menerapkan
Internet Financial Reporting dalam rangka menyebarluaskan informasi kepada
pihak eksternal. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Momany dan Pillai (2013) serta Abdul (2012). Sedangkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh I Gusti dan I Ketut (2017), Reskino dan Nova
(2016), M. Riduan (2015), Basuony dan Mohamed (2014), Deasy (2013),
Agboola dan Salawu (2012) dan Hanny dan Anis (2012) menyatakan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.
Leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan
terhadap modal maupun asset (Sofyan, 2006:306). Damaso dan Lourenco (2011)
“menyatakan bahwa leverage memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap
Internet Financial Reporting” (Reskino dan Nova, 2016). Hal ini disebabkan
karena perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki resiko
yang tinggi pula bahwa perusahaan akan melanggar perjanjian kredit. Semakin
tinggi tingkat leverage yang dimiliki perusahaan maka perusahaan akan berupaya
untuk melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi agar mengurangi resiko
kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian kredit. Sehingga perusahaan
cenderung untuk tidak menerapkan Internet Financial Reporting agar lebih
menghemat biaya. Sebaliknya, jika tingkat leverage rendah, perusahaan akan
termotivasi untuk menyebarluaskan informasi dengan menerapkan Internet
Financial Reporting untuk meyakinkan investor dalam menanamkan modalnya.
Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa leverage berpengaruh terhadap
11
Internet Financial Reporting adalah I Gusti dan I Ketut (2017) serta Hanny dan
Anis (2012). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan Nova
(2016), M. Riduan (2015), Basuony dan Mohamed (2014), Momany dan Pillai
(2013) Deasy (2013), Abdul (2012) dan Agboola dan Salawu (2012) menyatakan
bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.
Menurut Thomsen, Pedersen dan Kvist (2006), blockholder ownership
merupakan kepemilikan saham suatu perusahaan dalam jumlah yang besar,
dimana pemilik saham seringkali dapat memengaruhi kebijakan perusahaan yang
didapat dari besarnya saham yang dimiliki. Kepemilikan blockholder yang tinggi
akan meningkatkan pengawasan yang ketat dari pihak shareholders untuk selalu
memantau kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan. Adanya
pengawasan tersebut dapat mendorong manajemen untuk meningkatkan
kinerjanya dan mengelola perusahaan secara lebih transparan. Pengungkapan
laporan keuangan secara sukarela melalui media internet atau Internet Financial
Reporting dapat membantu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan informasi
pemegang saham secara lebih transparan. Penelitian yang memperoleh bukti
empiris bahwa blockholder ownership berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting adalah M. Riduan (2015). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dara dan Sari (2012) menyatakan bahwa blockholder ownership tidak
berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.
Menurut I Gusti dan I Ketut (2017) public ownership (kepemilikan
saham oleh publik) didefinisikan sebagai jumlah saham yang dimiliki oleh publik
dalam suatu perusahaan, yaitu individu atau institusi yang kepemilikan sahamnya
12
kurang dari lima persen. Pemilik saham yang menyebar di berbagai wilayah
geografis akan meningkatkan kebutuhan informasi yang cepat dan akurat sebagai
pertimbangan pemilik saham dalam menentukan keputusan. Pengungkapan
laporan keuangan melalui media internet seperti website pribadi perusahaan dapat
menjadi suatu alternatif bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan para
pemegang saham, selain itu juga dapat meminimalisir konflik keagenan yang
mungkin terjadi. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa public
ownership berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting adalah Maulida et
al (2017). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Gusti dan I Ketut
(2017), Deasy (2013), Abdul (2012) dan Agboola dan Salawu (2012) menyatakan
bahwa public ownership tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.
Reputasi auditor adalah prestasi dan kepercayaan publik yang dimiliki
auditor atas nama besar tersebut (Hanny dan Anis, 2012). Salah satu hal yang
dapat dijadikan sinyal positif bagi perusahaan adalah dengan menggunakan
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi karena perusahaan tersebut akan
dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi
keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut dapat memotivasi perusahaan
untuk menyebarluaskan laporan keuangannya melalui media internet seperti
website pribadi perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan keyakinan
investor karena laporan keuangannya dapat dipercaya, selain itu juga akan
berdampak pada meningkatnya citra perusahaan. Penelitian yang memperoleh
bukti empiris bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting antara lain Hanny dan Anis (2012) serta Agboola dan Salawu (2012).
13
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulida et al (2017), I Gusti dan I
Ketut (2017), serta Basuony dan Mohamed (2014) menyatakan bahwa reputasi
auditor tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.
Penelitian ini hanya akan berfokus pada sektor industri manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sektor manufaktur merupakan salah satu
sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor manufaktur
dianggap sebagai salah satu penopang perekonomian nasional karena sektor ini
memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Sektor ini cukup stabil dan menjadi salah satu penopang perekonomian
negara di tengah ketidakpastian perekonomian dunia dengan tingkat pertumbuhan
yang positif. Industri manufaktur juga memegang peranan penting dalam
perdagangan internasional karena dengan peningkatan kualitas dan kuantitas
output yang dihasilkan maka dapat meningkatkan daya saing industri di pasar
global (Arif, 2016). Alasan lain yang menyebabkan sektor manufaktur dipilih
adalah sektor ini memiliki sub-sektor dan jumlah perusahaan terbanyak sehingga
diharapkan hasil penelitian akan dapat digeneralisasi. Selain itu, sektor
manufaktur merupakan sektor yang paling dominan apabila dibandingkan dengan
sektor lainnya sebagai emiten terbesar. Sektor ini memberikan peluang besar bagi
investor untuk berinvestasi. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan
manufaktur selalu mendapat sorotan dari berbagai pihak, khususnya investor,
karena pada dasarnya investor tertarik untuk berinvestasi pada emiten besar.
Berbagai alasan itulah yang menyebabkan sektor manufaktur cocok untuk
dijadikan subyek penelitian karena Internet Financial Reporting memiliki peran
14
penting dalam menyediakan informasi baik keuangan maupun non-keuangan bagi
para investor dalam menentukan keputusan investasinya.
Penelitian ini juga hanya akan berfokus pada sektor manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 dan 2016. Pemilihan tahun 2015
dan 2016 didasarkan pada pencapaian investasi sebesar 46 persen dari total
investasi atau setara dengan Rp 172.000.000.000.000 pada sektor manufaktur
sepanjang tahun 2015. Realisasi investasi tersebut meningkat 16,7 persen
dibandingkan tahun sebelumnya dan hal tersebut dianggap telah melampaui target
yang dicanangkan (beritasatu.com). Selain itu, Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) menempatkan sektor manufaktur sebagai prioritas investasi tahun
2016. Hal tersebut disebabkan karena separuh dari total investasi, yaitu sebesar
54,7 persen atau sebesar Rp 335.800.000.000.000 diinvestasikan pada sektor
manufaktur dari total keseluruhan investasi sebesar Rp 613.000.000.000.000 pada
tahun 2016. Adapun realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
mencapai 103 persen melampaui dari target yang dicanangkan dan realisasi
Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 102,7 persen yang juga melampaui
dari target yang dicanangkan (databoks.com). Hal tersebut menunjukkan bahwa
sektor manufaktur sangat diminati dan menjadi sorotan dari berbagai pihak
khususnya investor karena sektor tersebut selama dua tahun berturut-turut yaitu
tahun 2015 dan tahun 2016 selalu melampaui target investasi yang dicanangkan
dan menjadi dana investasi terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti berkeinginan untuk
melakukan survey lebih lanjut mengenai penerapan Internet Financial Reporting
15
(IFR) sebagai media untuk penyebarluasan informasi terkait perusahaan,
khususnya pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015 dan 2016. Hal ini disebabkan karena meskipun penerapan Internet
Financial Reporting telah diatur oleh BAPEPAM-LK aturan nomor X.K.6 dan
telah menjadi pengungkapan wajib, namun banyak penelitian yang menghasilkan
temuan bahwa terdapat banyak perusahaan yang belum menerapkan praktik IFR.
Hal tersebut yang membuat peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan melakukan
Internet Financial Repoting. Peneliti ingin melakukan pengujian lebih lanjut agar
dapat mengetahui konsistensi temuan jika diterapkan pada kondisi lingkungan
yang berbeda. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia memanfaatkan media internet
untuk mendorong transparansi informasi dan meningkatkan kualitas komunikasi
mereka dengan para investor. Selain itu, adanya ketidakkonsistenan variabel-
variabel independen yang ditemukan oleh peneliti-peneliti terdahulu juga menjadi
alasan peneliti ingin melakukan survey lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Internet Financial Reporting.
Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas, leverage, blockholder
ownership, public ownership, dan reputasi auditor.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE,
BLOCKHOLDER OWNERSHIP, PUBLIC OWNERSHIP DAN REPUTASI
AUDITOR TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING”.
16
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka masalah yang akan
diteliti dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting?
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting?
3. Apakah blockholder ownership berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting?
4. Apakah public ownership berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting?
5. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meneliti pengaruh profitabilitas terhadap Internet Financial
Reporting
2. Untuk meneliti pengaruh leverage terhadap Internet Financial Reporting
3. Untuk meneliti pengaruh blockholder ownership terhadap Internet Financial
Reporting
4. Untuk meneliti pengaruh public ownership terhadap Internet Financial
Reporting
5. Untuk meneliti pengaruh reputasi auditor terhadap Internet Financial
Reporting
17
1.4 Manfaat Penelitian
Terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi serta literature yang
dijadikan sebagai acuan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
praktik penerapan Internet Financial Reporting (IFR).
2. Manfaat Praktis:
a. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan
laporan keuangan melalui internet, diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan dalam menentukan aturan untuk memberikan
informasi-informasi mengenai perusahaan oleh manajemen.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan
yang melakukan praktik penerapan Internet Financial Reporting untuk
lebih memperhatikan isi serta kelengkapan laporan keuangannya agar
dapat bermanfaat secara maksimal bagi pemegang saham dan
masyarakat luas.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan informasi
bagi peneliti selanjutnya terkait Internet Financial Reporting.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Pembahasan pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang
disusun secara sistematis, dimana dalam setiap bab berisi sub-sub bab. Adapun
sistematika penulisannya yaitu sebagai berikut:
18
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan secara keseluruhan tentang latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan metodologi penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan ringkasan dari beberapa penelitian terdahulu, teori-
teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, serta kerangka
pemikiran teoritis dan pengembangan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan penelitian, batasan
penelitian, identifikasi variabel, defines operasional, populasi, sampel,
cara pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan diuraikan tentang subyek penelitian, analisis data
dan pembahasan yang menguraikan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan, keterbatasan
penelitian serta saran dari penelitian ini.