bab i pendahuluan 1.1 latar belakang atau adalah...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang Korea). Hallyu atau Korean wave adalah sebutan untuk budaya pop Korea di antaranya film dan musik. Gelombang ini muncul di awal tahun 2000-an dan menjangkiti banyak negara. Misalnya Indonesia, Jepang, Cina, Vietnam dan beberapa negara Amerika (http://www.merdeka.com/peristiwa/hallyu). Film Korea, bersama drama dan musik pop, merupakan produk utama Hallyu yang tidak hanya dinikmati di dalam negeri, namun juga di berbagai negara. Saat sebuah drama atau film dirilis di negara lain, agar pengguna bahasa di negara tersebut paham isi cerita yang disajikan dengan baik, maka perlu dilakukan kegiatan penerjemahan. Sejak mewabahnya Korean wave yang mengakibatkan banyaknya drama serta film Korea yang ditayangkan di Indonesia, penerjemahan audio visual drama dan film Korea ke bahasa Indonesia pun kini semakin marak dilakukan. Ada dua metode yang digunakan dalam penerjemahan audio visual, yaitu metode dubbing (sulih suara) dan subtitling (teks terjemahan). Di Indonesia, teknik dubbing sering digunakan pada serial drama, telenovela, film kartun

Upload: trinhkhue

Post on 24-Mar-2018

224 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu

diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

Korean wave (Gelombang Korea). Hallyu atau Korean wave adalah sebutan

untuk budaya pop Korea di antaranya film dan musik. Gelombang ini muncul

di awal tahun 2000-an dan menjangkiti banyak negara. Misalnya Indonesia,

Jepang, Cina, Vietnam dan beberapa negara Amerika

(http://www.merdeka.com/peristiwa/hallyu). Film Korea, bersama drama dan

musik pop, merupakan produk utama Hallyu yang tidak hanya dinikmati di

dalam negeri, namun juga di berbagai negara. Saat sebuah drama atau film

dirilis di negara lain, agar pengguna bahasa di negara tersebut paham isi cerita

yang disajikan dengan baik, maka perlu dilakukan kegiatan penerjemahan.

Sejak mewabahnya Korean wave yang mengakibatkan banyaknya drama

serta film Korea yang ditayangkan di Indonesia, penerjemahan audio visual

drama dan film Korea ke bahasa Indonesia pun kini semakin marak dilakukan.

Ada dua metode yang digunakan dalam penerjemahan audio visual, yaitu

metode dubbing (sulih suara) dan subtitling (teks terjemahan). Di Indonesia,

teknik dubbing sering digunakan pada serial drama, telenovela, film kartun

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

2

(anime), dan sinetron laga. Teknik subtitling sering dijumpai pada film, acara

penghargaan, pidato dengan bahasa asing yang ditayangkan secara live.

Metode dubbing atau dikenal dengan teknik sulih suara dilakukan dengan

mengisi suara para aktor dan aktris. Melalui teknik ini, para penonton dapat

menikmati jalan cerita dari sebuah tayangan audio visual tanpa melihat teks

yang ada di bawahnya. Akan tetapi, penonton tidak bisa mengetahui suara

asli dari para aktor dan aktris. Teknik dubbing memakan biaya yang cukup

besar karena harus membayar orang yang jumlahnya sesuai dengan jumlah

tokoh dalam tayangan tersebut. Waktu pengerjaan dari teknik ini juga relatif

lama karena harus melalui beberapa proses yaitu penerjemahan teks bahasa

sumber ke bahasa sasaran, penghalusan hasil terjemahan kemudian tahap

selanjutnya mencari pengisi suara yang memiliki karakter mirip dengan suara

asli (Bogucki, 2005: 70).

Metode subtitling (terjemahan teks) dilakukan dengan menampilkan teks

terjemahan dari dialog yang diucapkan. Diaz Cintas dalam Bartolome dan

Cabrera (2005: 94) mengatakan bahwa secara umum subtitling merupakan

teknik penerjemahan dengan menampilkan teks tertulis di layar untuk

menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik lagu

pengiring.Teks terjemahan yang ditampilkan tidak boleh menutupi seluruh

layar dan harus muncul ketika sebuah kata diucapkan. Oleh karena itu, teknik

ini cukup memberikan tantangan bagi para penerjemah. Bagi sebagian orang,

menonton tayangan audio visual yang menggunakan teks terjemahan dirasa

cukup mengganggu karena konsentrasi mereka terpecah antara melihat

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

3

tayangan di layar atau membaca teks terjemahan di bawahnya. Bagi para

pembelajar bahasa asing teknik terjemahan teks berguna untuk meningkatkan

kemampuan dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari karena dalam

dialog tersebut mungkin ditemukan kata yang tidak sempat dipelajari di kelas.

Selain itu teks terjemahan juga memberi ruang bagi para pembelajar untuk

bisa belajar gaya (ekspresi) pengucapan dari dialog-dialog yang diucapkan

sehingga ketika berbahasa asing, gaya bicara mereka tidak kaku bahkan

cenderung mirip dengan penutur asli bahasa tersebut.

Para penerjemah selalu berusaha mendapatkan unsur bahasa sasaran yang

sepadan dengan bahasa sumbernya agar dapat mengungkapkan pesan yang

sama dalam teks sasaran dalam setiap proses penerjemahan, tidak terkecuali

dalam penerjemahan audio visual. Proses penyepadanan tersebut sering

menghasilkan hasil terjemahan yang berbeda dengan teks asli. Hal ini

dikarenakan perbedaan aturan yang dimiliki oleh setiap bahasa akan

menyebabkan terjadinya pergeseran.

Kajian pada penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa satu teks dalam

bahasa sumber tidak mungkin sepenuhnya diterjemahkan ke dalam teks

bahasa sasaran karena proses terjemahan dimulai dari mencari arti ke arti

(padanannya) kemudian baru dicari bentuk linguistik yang relevan dalam

bahasa sumber dan bahasa sasaran. Apabila tidak ditemukan bentuk linguistik

yang relevan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran, maka salah satu teks

bahasa sumber atau bahasa sasaran ada yang harus ditambah dan ada pula

yang harus dikurangi kosakatanya. Bahasa Korea yang merupakan bahasa

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

4

aglutinatif (direkatkan bersama), yaitu tipe bahasa yang pembentukan katanya

melalui proses pengimbuhan pada akar kata (Lee dan Ramsey, 2000: 7)

sehingga kalimat-kalimat bahasa Korea terkesan pendek, tetapi saat

diterjemahkan ke bahasa Indonesia kalimat-kalimat tersebut menjadi panjang.

Adanya aturan-aturan yang mengikat pada teknik penerjemahan subtitling

juga memberatkan para penerjemah untuk menuliskan hal-hal yang harus

dicantumkan dalam teks terjemahan sehingga meskipun terjadi pergeseran,

pokok-pokok penting dalam penerjemahan seperti maksud, gaya, budaya

serta konvensi dari penulis bahasa sumber tetap tersampaikan.

Penelitian ini akan membahas tentang pergeseran yang terdapat pada teks

terjemahan (subtitling) film Korea berjudul ‘웨딩 드레스’ (Wedding Dress).

Wedding Dress dirilis pada tahun 2010 kemudian beredar di Indonesia dalam

bentuk DVD yang dibuat oleh PT Duta Cahaya Utama pada tahun 2011. Film

ini mendapat banyak perhatian dari masyarakat Indonesia karena ceritanya

yang menarik, yakni tentang kasih sayang antara ibu dan anak. Wedding

Dress dipilih sebagai objek penelitian karena bahasa dalam film ini mudah

dipahami dan juga tidak terdapat ungkapan-ungkapan khusus atau makna

implisit dalam dialognya. Oleh karena itu dialog-dialog dalam film ini bisa

diterapkan pada topik analisis penelitian yang mengarah pada pergeseran

secara umum.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

5

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, maka pertanyaan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja pergeseran bentuk dan makna dalam penerjemahan teks film

‘웨딩 드레스’ (Wedding dress) ke bahasa Indonesia?

2. Apa saja faktor penyebab pergeseran bentuk dan makna dalam

penerjemahan teks film ‘웨딩 드레스’ (Wedding dress) ke bahasa Indonesia?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan di atas,

maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui variasi pergeseran bentuk dan makna penerjemahan

teks film ‘웨딩 드레스’ (Wedding dress) ke bahasa Indonesia.

2. Untuk mengetahui faktor penyebab pergeseran bentuk dan makna

penerjemahan teks film ‘웨딩 드레스’ (Wedding dress) ke bahasa

Indonesia.

1.4 BATASAN MASALAH

Film ‘Wedding Dress’ dipilih sebagai objek penelitian karena judulnya

yang menggunakan bahasa Inggris tetapi ditulis dengan huruf Korea

(hangeul) menandakan salah satu contoh keterbatasan linguistik berupa

ketaktersediaan satuan bahasa dalam bahasa sasaran sehingga dilakukan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

6

penyerapan lengkap dari bahasa sumber. Masalah pencarian padanan

merupakan bagian inti dari teori penerjemahan. Akan tetapi perbedaan

struktur bahasa sumber dan bahasa sasaran menyebabkan terjadinya

pergeseran dalam penerjemahan. Pergeseran bisa terjadi pada satuan

linguistik yang paling rendah hingga satuan linguistik yang paling tinggi.

Penelitian ini dibatasi pada pergeseran penerjemahan subtitle dari film

Wedding Dress. Pergeseran bentuk dan makna dipilih sebagai batasan

penelitian karena dalam proses penerjemahan selalu terjadi pergeseran dari

suatu sistem linguistik ke dalam sistem linguistik yang lain, dari satu sistem

sosio-kultural ke dalam sistem sosio-kultural yang lain, dan dari satu sistem

sastra atau puitik ke dalam sistem sastra atau puitik yang lain. Kesimpulan

sementara dari penelitian ini adalah pergeseran bentuk yang berkaitan

dengan masalah di dalam bahasa disebabkan oleh faktor-faktor linguistik.

Sementara itu, pergeseran makna yang berkaitan dengan faktor di luar

bahasa disebabkan oleh masalah sosio kultural.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini ada dua, yaitu :

1. Manfaat teoretis :

- Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah untuk memperluas

khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam hal pergeseran

penerjemahan dari bahasa Korea ke bahasa Indonesia dengan

menerapkan teori pergeseran yang sudah ada.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

7

2. Manfaat praktis :

- Bagi peminat bahasa dan sastra Korea, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi motivasi untuk melakukan penelitian terhadap bahasa dan

sastra Korea yang lainnya dengan pendekatan yang lain pula sehingga

ke depannya akan diperoleh hasil penelitian di bidang bahasa dan

sastra Korea yang semakin beragam.

1.6 TINJAUAN PUSTAKA

Sailal Arimi dalam buku ‘Course Contents Teori Terjemahan’ yang

digunakan sebagai buku pegangan untuk mata kuliah teori terjemahan

menjelaskan tentang segala hal yang berhubungan dengan penerjemahan.

Buku tersebut banyak memberi informasi penting tentang penerjemahan

yang diperlukan dalam penelitian ini.

Buku karya John Cunnison Catford yang berjudul ‘A Linguistic Theory

of Translation’ digunakan sebagai pedoman untuk menganalisis jenis-jenis

pergeseran yang terjadi dalam penelitian ini.

Buku ini membahas tentang pergeseran bentuk dalam penerjemahan. Buku

lain yang digunakan untuk menganalisis pergeseran adalah buku Paham dan

Terampil Menerjemakan karya F.X Nadar, buku karya Zuchridin

Suryawinata dan Sugeng Haryanto yang berjudul ‘Translation (Bahasan

Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan)’. Makalah-makalah tentang

penelitian terjemahan yang diunduh dari jurnal di internet juga digunakan

sebagai referensi pelengkap dalam penelitian ini.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

8

Berdasarkan pengamatan, penelitian tentang pergeseran dalam

penerjemahan masih belum banyak dilakukan terutama oleh mahasiswa

jurusan Bahasa Korea. Akan tetapi, sebelumnya sudah ada penelitian

tentang pergeseran dalam penerjemahan yang dilakukan oleh mahasiswa

Universitas Gadjah Mada. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya skripsi

karya Nunung Wiyati, mahasiswa jurusan sastra Indonesia dan skripsi karya

Febita Nur Tisani, mahasiswa jurusan sastra Roman.

Skripsi karya Nunung Wiyati berjudul ‘Pergeseran Penerjemahan Teks

Film Finding Nemo’ dibuat tahun 2005. Penelitian tersebut difokuskan pada

pergeseran yang terjadi dari penerjemahan teks film Finding Nemo yang

berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Hal-hal yang dibahas dalam

penelitian meliputi aspek pergeseran dalam penerjemahan, sebab-sebab

terjadinya pergeseran serta gradasi pergeseran. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pergeseran yang terjadi dalam teks terjemahan film

Finding Nemo meliputi pergeseran bentuk dan pergeseran makna.

Skripsi karya Febita Nur Tisani dibuat tahun 2009 dengan judul

‘Pergeseran Terjemahan Nomina Novel L’Aube pada Novel Terjemahan

Fajar’. Pergeseran yang dikaji dalam penelitian ini adalah pergeseran bentuk

dan makna. Menurut hasil penelitian, ditemukan berbagai macam variasi

pergeseran nomina bahasa Perancis dalam novel tersebut.

Berkat kedua penelitian tersebut, diperoleh hasil mengenai jenis

pergeseran yang biasa terjedi dalam penerjemahan, yakni pergeseran bentuk

dan makna. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat lebih spesifik mengkaji

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

9

dua jenis pergeseran tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terletak pada objek penelitian

dan teori pergeseran yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh

Nunung Wiyati, bahasa sumber yang diteliti adalah bahasa Inggris dan

menggunakan teori pergeseran Simatupang untuk menganalisis jenis-jenis

pergeseran. Sementara itu pada penelitian yang dilakukan oleh Febita Nur

Tisani, meskipun teori yang digunakan sama, objek yang diteliti sebatas

pada nomina (kata benda) dalam novel berbahasa Perancis dan

terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Melihat beberapa kajian yang telah dilakukan, penelitian yang akan

dilakukan selain berbeda dengan kajian-kajian yang sudah ada juga

memberikan warna baru dalam penelitian penerjemahan karya sastra Korea

yang berbentuk film.

1.7 METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif) adalah

penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau

komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan

aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan

berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam

pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan

argumentasi (http://edukasi.kompasiana.com/penelitian-kualitatif).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

10

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan

strategis menurut Sudaryanto (1993: 5) yaitu tahap pengumpulan data, tahap

analisis data, dan tahap pemaparan hasil analisis data.

1.7.1 Pengumpulan Data

Data penelitian yang berupa teks BSu diperoleh dengan

mengunduh jamak (teks film) dalam bahasa Korea dari

http://www.cineast.co.kr, sedangkan teks BSa diperoleh dari DVD

yang diedarkan PT Duta Cahaya Utama. Tahap selanjutnya

dilakukkan dengan metode simak dan catat. Metode simak

dilakukan dengan menonton dan menyimak teks bahasa Korea film

Wedding Dress kemudian membandingkan dengan teks film yang

telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Langkah

selanjutnya adalah menelusuri sumber data yang berhubungan

dengan penelitian, yakni data yang di dalamnya memuat ciri-ciri

pergeseran bentuk dan makna. Data dalam bahasa Korea dan

Indonesia ditulis dengan metode catat dan dikelompokkan sesuai

ciri-ciri yang terkandung. Semua data yang terkumpul kemudian

diklasifikasikan dalam tabel.

1.7.2 Analisis Data

Pada tahap analisis data, digunakan metode padan dan

metode agih. Metode padan atau metode identitas adalah metode

analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas dan tidak

menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan atau

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

11

diteliti. Dalam penelitian ini faktor di luar data berupa konteks dan

gambar saat dialog diucapkan.

Metode agih adalah metode analisa data dengan alat

penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri.

Alat penentu dalam rangka metode agih itu, selalu berupa bagian

atau unsur dari bahasa objek saran penelitian itu sendiri, seperti

kata (kata ingkar, preposisi, adverbial), fun gsi sintaksis (subjek,

objek, predikat), klausa, silabi kata, titi nada, dan yang lain

(Sudaryanto, 1993: 15-16).

1.7.3 Pemaparan Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan tahap analisis data, tahap selanjutnya

adalah memaparkan hasil analisis data ke dalam laporan penelitian.

1.8 SISTEMATIKA PENYAJIAN

Penelitian terhadap penerjemahan teks film Wedding Dress ini disajikan

dalam lima bab. Bab I membicarakan tentang latar belakang penelitian,

rumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan penelitian, tinjauan

pustaka, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berupa

landasan teori yang berisi kerangka-kerangka teori untuk memecahkan

masalah. Bab III, dan IV adalah analisis data. Bab III berisi analisis

pergeseran dalam terjemahan teks film Wedding Dress. Bab IV membahas

faktor-faktor penyebab terjadinya pergeseran pada terjemahan film Wedding

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG atau adalah …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/61443/potongan/S1... · menyampaikan dialog, tanda, serta materi-materi lain seperti lirik

12

Dress. Bab V sebagai bab terakhir adalah kesimpulan. Bab ini berisi

kesimpulan dan saran dari hasil analisis secara keseluruhan dalam penelitian.