bab i pendahuluan 1.1. latar belakang - unissularepository.unissula.ac.id/14508/4/babi.pdf · 2020....

5
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidema salah satu pemicu penyakit kardiovaskuler yang ditandai dengan meningkatnya kadar LDL, trigliserida, dan penurunan kadar HDL, dimana dislipidemia dapat terjadi apabila kolesterol total dalam tubuh melebihi 200 mg/dL dan kadar HDL dalam tubuh kurang dari 40mg/dL (Nadeem, 2014). Dislipidemia untuk saat ini hanya dikendalikan dengan obat sintesis, karena di masyarakat pengunaan obat sintesis dapat menyembuhkan penyakit dengan efek yang cepat. Golongan fibrat merupakan salah satu terapi dislipidemia yang mempunyai mekanisme yaitu dengan peningkatan regulasi apoA-I dan apoA-II dapat menyebabkan kadar kolesterol HDL dalam tubuh meningkat (Erwinanto, 2013). Contoh obat sintesis golongan fibrat yaitu fenofibrat mempunyai mekanisme meningkatkan lipolisis lipoprotein trigliserida melalui lipoprotein lipase dan akan berikatan dengan resepetor alfa peroxisome proliferator-activated reseptor (PPAR-alfa) pada hepatosit. Penggunaan fenofibrat pada pengobatan dislipidemia dipilih karena dapat meningkatkan kadar HDL sebesar 10% (Rakesh et al., 2005). Dosis fenofibrat 300 mg perhari (Koanantakul et al., 2004). Pengggunaan obat pada terapi dislipidemia mempunyai kekurangan yaitu efek samping yang berbahaya seperti miosititis yang tinggi, dapat merusak fungsi hati. Penggunaan obat ini dapat meningkatkan pembentukan batu empedu (Dipiro, 2000).

Upload: others

Post on 06-Sep-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Unissularepository.unissula.ac.id/14508/4/babI.pdf · 2020. 1. 8. · penyakit dengan efek yang cepat. Golongan fibrat merupakan salah satu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dislipidema salah satu pemicu penyakit kardiovaskuler yang ditandai

dengan meningkatnya kadar LDL, trigliserida, dan penurunan kadar HDL,

dimana dislipidemia dapat terjadi apabila kolesterol total dalam tubuh

melebihi 200 mg/dL dan kadar HDL dalam tubuh kurang dari 40mg/dL

(Nadeem, 2014). Dislipidemia untuk saat ini hanya dikendalikan dengan obat

sintesis, karena di masyarakat pengunaan obat sintesis dapat menyembuhkan

penyakit dengan efek yang cepat. Golongan fibrat merupakan salah satu

terapi dislipidemia yang mempunyai mekanisme yaitu dengan peningkatan

regulasi apoA-I dan apoA-II dapat menyebabkan kadar kolesterol HDL dalam

tubuh meningkat (Erwinanto, 2013). Contoh obat sintesis golongan fibrat

yaitu fenofibrat mempunyai mekanisme meningkatkan lipolisis lipoprotein

trigliserida melalui lipoprotein lipase dan akan berikatan dengan resepetor

alfa peroxisome proliferator-activated reseptor (PPAR-alfa) pada hepatosit.

Penggunaan fenofibrat pada pengobatan dislipidemia dipilih karena dapat

meningkatkan kadar HDL sebesar 10% (Rakesh et al., 2005). Dosis

fenofibrat 300 mg perhari (Koanantakul et al., 2004). Pengggunaan obat pada

terapi dislipidemia mempunyai kekurangan yaitu efek samping yang

berbahaya seperti miosititis yang tinggi, dapat merusak fungsi hati.

Penggunaan obat ini dapat meningkatkan pembentukan batu empedu (Dipiro,

2000).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Unissularepository.unissula.ac.id/14508/4/babI.pdf · 2020. 1. 8. · penyakit dengan efek yang cepat. Golongan fibrat merupakan salah satu

2

World Health Organization (WHO) menyatakan pada tahun 2012

angka kematian akibat penyakit jantung koroner sekitar 17,5 juta atau setara

dengan 31%. Amerika Serikat dan Eropa 30-50% kematian disebabkan

penyakit jantung dan sekitar 70% disebabkan oleh penyakit jantung koroner.

Tahun 2013 prevalensi kematian akibat penyakit jantung koroner sekitar 5,4

% atau setara dengan 1073,65 juta orang (Waani et al., 2016). Faktor resiko

utama penyakit jantung koroner adalah dislipidemia. Tahun 2013 di Indonesia

mengalami gangguan kolesterol total sekitar 35,9%, sekitar 15,9%

mengalami gangguan kadar LDL yang tinggi, sekitar 22,9 % mengalami

gangguan kadar HDL yang rendah, dan sekitar 11,9 mengalami gangguan

kadar trigliserida yang tinggi (Hayudanti et al., 2016).

Penelitian kali ini bertujuan mencari alternatif lain untuk mendapatkan

efek yang sama dengan terapi farmakologi, mempunyai efek samping yang

minimal dan mempunyai keamanan yang terjamin dari kombinasi simplisia

nabati dengan simplisia hewani. Kombinasi tersebut terdiri dari cangkang

rajungan (Portunus pelagicus Linn.) dengan kelopak bunga rosella (Hibiscus

sabdariffa Linn.). Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) sendiri

mengandung pektin, β-sitosterol, flavonoid dan antosianin, namun dalam

penurunan LDL, trigliserida, kolesterol total, dan peroksidasi lipid, dan

mampu meningkatkan kadar HDL dipengaruhi oleh antosianin dan juga

pektin (Wahyuni, 2015). Penelitian Keswara et al., (2015) menyatakan dosis

500mg/kgBB efektif dalam menaikan kadar HDL dalam darah. Cangkang

rajungan mengandung protein 32,95%, kalium 22,93%, dan phosphor 0,78%.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Unissularepository.unissula.ac.id/14508/4/babI.pdf · 2020. 1. 8. · penyakit dengan efek yang cepat. Golongan fibrat merupakan salah satu

3

Cangkang rajungan juga mengandung kitin yang mempunyai peran dalam

menghambat sintesis kolesterol. Penelitian menyebutkan bahwa kitin 2%

dapat meningkatkan kadar HDL. Dosis yang digunakan yaitu 500mg/kgBB

(Purnamasari et al., 2015). Kitin merupakan polisakarida rantai lurus disusun

oleh monomer-monomer glukoma dan berikatan silang untuk membentuk

ikatan glikosida (Sukma et al., 2014). Aktivitas kitin sebagai feed additive

mampu meningkatkan kualitas makan, selain itu kemampuannya dalam

menurunkan kolesterol karena mempunyai sifat hipokolesterolemik.

Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) karena pada

hewan ini mempunyai struktur anatomi yang hampir sama dengan struktur

anatomi manusia (Warsono et al., 2010).

Penelitian ini mengkombinasi kelopak bunga rosella dengan cangkang

rajungan, karena pada penelitian sebelumnya isolat cangkang rajungan

(Portunus pelagicus linn.) dan ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus

sabdariffa linn.) dapat meningkatkan kadar HDL tikus jantan galur wistar.

Kombinasi keduanya mempunyai efek yang sinergis, maka lebih baik

penggunaan cangkang rajungan dikombinasi dengan kelopak bunga rosella.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun suatu rumusan

masalah, yaitu ”Bagaimana pengaruh kombinasi isolat cangkang rajungan

(Portunus pelagicus linn.) dengan ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus

sabdariffa linn.) terhadap kadar HDL tikus jantan galur wistar?”

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Unissularepository.unissula.ac.id/14508/4/babI.pdf · 2020. 1. 8. · penyakit dengan efek yang cepat. Golongan fibrat merupakan salah satu

4

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi

isolat cangkang rajungan dan ekstrak kelopak bunga rosella terhadap

kadar High-density lipoprotein cholesterol pada tikus jantan galur

wistar (Rattus norvegicus).

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas isolat cangkang rajungan

tunggal dan ekstrak kelopak bunga rosella tunggal dalam

meningkatkan High-density lipoprotein cholesterol yang diujikan

selama 14 hari.

b. Untuk mengetahui kadar antosianin yang terdapat dalam ekstrak

kelopak bunga rosella dan identifikasi kitin dengan uji FTIR.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi mengenai aktivitas kombinasi isolat

cangkang rajungan dan ekstrak kelopak bunga rosella sebagai penurun

High-density lipoprotein cholesterol pada tikus jantan galur wistar

(Rattus norvegicus) yang dislipidemia sebagai salah satu referensi

atau sumber yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi banyak pihak. Bagi

praktisi, hasil penelitian ini merupakan landasan dan petunjuk dalam

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Unissularepository.unissula.ac.id/14508/4/babI.pdf · 2020. 1. 8. · penyakit dengan efek yang cepat. Golongan fibrat merupakan salah satu

5

pengembangan potensi biota laut dan tanaman tradisional khususnya

kelopak bunga rosella dan cangkang rajungan sebagai penurun

kolesterol untuk mengurangi bahaya dari penyakit. Bagi pihak swasta

(industri farmasi), hasil penelitian ini diharapkan sebagai langkah

awal untuk mengembangkan formulasi obat bahan alam mempunyai

minimal efek samping dan mencapai target penyembuhan pengobatan.

.