bab i pendahuluan 1.1 gambaran umum objek penelitian · infokes hanya menyediakan pelayanan di...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
PT. Infokes Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama “infoKes”
merupakan perusahaan Teknologi Informasi yang bergerak dalam solusi teknologi
informasi kesehatan online dan terintegrasi serta pengembangan produk di
Indonesia. Infokes berhasil mengimplementasikan produk dan sistemnya lebih dari
1000 puskesmas aktif yang sampai saat ini bisa diakses secara realtime dan online.
Untuk perencanaan di masa depan, Infokes akan melakukan inovasi teknologi
seperti M2M (Machine to Machine) dan IoT (Internet of Things) yang bisa saling
terintegrasi dengan platform infokes untuk mewujudkan solusi teknologi kesehatan
terintegrasi di Indonesia (Infokes, 2018).
Visi yang diusung oleh Infokes adalah “Menjadi penyedia layanan solusi
Teknologi Informasi Kesehatan Online dan Terintegrasi di Indonesia (Integrated
eHealth Solutions Platform)”. Untuk mencapai visi tersebut, Infokes memiliki 3
misi utama yaitu:
1. Infokes - Manajemen Pasien
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat menggunakan
sarana Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) untuk mewujudkan
pelayanan prima.
2. Infokes - Manajemen Program
Melakukan monitoring data dan pelayanan kesehatan untuk
memudahkan melakukan pengambilan keputusan tentang kondisi
kesehatan masyarakat terkini.
3. Infokes - Manajemen Organisasi
Menggunakan sarana teknologi Informasi dan Komunikasi berbasiskan
paperless office untuk menjalankan organisasi yang baik dan
profesional.
2
Gambar 1.1 Logo Infokes
Sumber : Infokes.id, 2018
Penyediaan jasa layanan juga tertera di dalam aplikasi Infokes. Berikut
adalah jasa layanan yang ditawarkan oleh Infokes :
1. Infokes – Manajemen Pasien
Bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
masyarakan berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk
menciptakan pelayanan yang prima.
2. Infokes – Manajemen Program
Bertujuan untuk melakukan pengamatan data dan pelayanan
kesehatan untuk memudahkan pengambilan keputusan tentang kondisi
kesehatan masyarakat.
3. Infokes - Manajemen Organisasi
Bertujuan untuk menggunakan sarana teknologi informasi dan
komunikasi berbasis paperless office untuk menjalankan organisasi yang
baik dan profesional.
Sejak didirikan pada 2007, PT. Infokes Indonesia berhasil mendapatkan
beberapa penghargaan diantaranya adalah:
• Winner, 2010 Indonesia ICT Award - eGovernment by Kementerian
Komunikasi dan Informatika RI.
• Nomination, 2010 Asia Pasific ICT Award - eGovernment by APICTA
Kuala Lumpur, Malaysia.
• Winner, 2010 Indigo Fellowship Award - Small Medium Enterprise by
PT. Telekomunikasi Indonesia.
• Winner, 2012 Telkom CSR Award - eHealth by PT. Telekomunikasi
Indonesia.
3
• Winner Platinum, 2014 Indonesia CSR Award - by Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.
PT. Infokes Indonesia menawarkan beberapa produk layanan menggunakan
sistem cloud computing untuk menjalankan Health Information Exchange yang
menyimpan data yang saling berhubungan mencakup beberapa produknya (Infokes,
2018).
Infokes hanya menyediakan pelayanan di puskesmas atau klinik yang sudah
bekerjasama dan diperuntukkan untuk pengguna yang sudah terdaftar di Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (Dinkesmetrokota, 2017). ePuskesmas
merupakan salah satu add-on dalam aplikasi Infokes Mobile Apps yang
menyediakan solusi untuk teknologi informasi kesehatan (Puskesmas, Pustu,
Posyandu, Poskesdes) terintegrasi dengan Dinas Kesehatan Kota, Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Produk ePuskesmas ini
berkerjasama dengan PT Telkom Indonesia untuk melakukan implementasi produk
ePuskesmas sejak tahun 2013 dan hingga saat ini pengguna produk ePuskesmas
sudah bekerjasama dengan 1024 puskesmas serta 58 Dinas Kesehatan Kota maupun
Dinas Kesehatan Kabupaten di Indonesia.
Gambar 1.2 Daftar Pengguna SIMPUS di Indonesia Tahun 2017
Sumber : Marketing Kit Infokes, 2018
4
Tim dari Telkom dan Infokes berhasil melakukan inovasi dan transformasi
dengan menghadirkan ePuskesmas NG (ePuskesmas Next Generation) yang
memiliki fitur unggulan seperti desain yang responsif, Automaticly Update
Notification, Best Performance Improvement, Integrated BPJS, Cloud Computing,
Create Automatic Report dan Online Monitoring System untuk meningkatkan posisi
Telkom dan Infokes Indonesia sebagai penyedia layanan Puskesmas terbaik di
Indonesia. Di dalam produk ePuskesmas, Infokes bekerjasama dengan Telkom
Indonesia sebagai Strategic Business Partner, BPJS Kesehatan sebagai Integrated
Pcare, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia sebagai Standard and
Compliance, Telkom Sigma sebagai Technology Business Partner, dan AdMedika
sebagai Support Bussiness Partner. Didalam ePuskesmas ini terdapat eAntrian
Infokes yang bertujuan untuk manajemen pelayanan pendaftaran mandiri di
puskesmas dengan menggunakan Mesin Antrian Kiosk yang terintegrasi dengan
Aplikasi ePuskesmas NG (Infokes, 2018).
Selain itu, produk layanan yang ditawarkan oleh Infokes adalah eHospital.
eHospital merupakan salah satu produk dari PT. Infokes Indonesia yang
memberikan manfaat untuk proses kerja yang lebih cepat dan mudah, Dynamic
Module, Data Security, Payroll Module, User Level, Barcode ID. EHospital
berkerjasama dengan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia sebagai Standart
& Regulation, BPJS Kesehatan sebagai Integration Pcare, dan Qtasnim sebagai
Strategic Business Partner (Infokes, 2018).
EClinic merupakan aplikasi manajemen pasien berbasis web yang
membantu kinerja pelayanan dan pengolahan data di klinik seperti pendaftaran
pasien, pemeriksaan pasien, laporan operasional dan lainnya. Produk eClinic
menggunakan teknologi Cloud Coputing agar aplikasi tidak perlu di instalasi pada
perangkat tertentu. Pada produk ini eClinic berkerjasama dengan BPJS untuk saling
berintegrasi sehingga klinik tidak perlu melakukan pendaftaran pasien sebanyak
dua kali atau biasa disebut Double Input (Infokes, 2018).
PT. Infokes Indonesia telah memiliki lebih dari 1000 mitra usaha di
Indonesia yang tersebar di beberapa daerah, yaitu :
5
1. Sumatera
Dinas Kesehatan Kabupaten Sendang Bedagai (20 Puskesmas), Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyuasin (10 Puskesmas), dan RSUD Kota Medan
2. Nanggroe Aceh Darussalam.
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh (11 Puskesmas).
3. Lampung
Dinas Kesehatan Kota Metro (11 Puskesmas).
4. Jawa
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung (11 Puskesmas), Dinas Kesehatan
Kabupaten Bekasi (44 Puskesmas), Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
(57 Puskesmas), Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis (37 Puskesmas), Dinas
Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya (40 Puskesmas), Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi (15 Puskesmas), Dinas Kesehatan Kota Cirebon (22 Puskesmas),
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut (43 Puskesmas), Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor (102 Puskesmas), Rumah Sakit Cicendo, dan Rumah
Sakit Umum Muhammadiyah.
5. Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Dinas Kesehatan Suku Dinas Jakarta Timur (33 Puskesmas), dan Satkes
Mabes TNI.
6. Kalimantan
Dinas Kesehatan Kota Banjar Baru (11 Puskesmas).
7. Sulawesi
Dinas Kesehatan Kota Makassar (10 Puskesmas).
8. NTB
Dinas Kesehatan Kota Mataram (11 Puskesmas).
9. Maluku
Dinas Kesehatan Kota Ambon (20 Puskesmas).
6
Gambar 1.3 Tampilan Awal ePuskesmas
1.2 Latar Belakang
Pemanfaatan teknologi di era digital digunakan oleh perusahaan sebagai
sarana untuk menjalankan proses bisnisnya. Menurut Worldometers jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2017 adalah sebanyak 263.991.379 juta jiwa
(Worldometers, 2018). Selain itu, diketahui pula bahwa pengguna internet di
Indonesia adalah sebesar 143.260.000 yang menjadikan Indonesia sebagai
pengguna internet terbanyak ke-5 di seluruh dunia (Internet World Stats, 2017). Hal
tersebut didukung oleh pernyataan penelitian dari Roy Morgan Research bahwa
peningkatan pengguna smartphone di indonesia sangat signifikan (Emarketer,
2013).
Tren teknologi bersifat revolusioner, cepat matang dan telah berhasil
diterapkan secara luas di seluruh industri (Rogers, 2018). Perusahaan dapat
memanfaatkan teknologi yang terus berkembang seiring waktu berjalan untuk
melakukan inovasi dalam proses bisnisnya, tak terkecuali dalam proses
pengambilan keputusan. Machine Learning sudah tertanam di banyak teknologi
dan dapat menghasilkan solusi serta meningkatkan data untuk pengambilan
keputusan melalui penelitian yang mendalam tentang metrik bisnis (Rogers, 2018).
Penerapan informasi dan teknologi oleh para pelaku bisnis dalam usaha
yang dijalankan perlu dilihat berdasarkan karakteristik bisnis tersebut untuk
7
memenuhi kebutuhan efisiensi waktu dan biaya dalam lingkungan kerja serta
menyebabkan perubahan budaya pada kebiasaan kerja (Cahyana, 2015).
Pemanfaatan teknologi dapat diterapkan melalui sebuah aplikasi perangkat seluler
dikarenakan pengembangan aplikasi untuk perangkat seluler telah menjadi hal yang
terbaru di pasar yang sangat bernilai untuk industri perangkat lunak (Galeano,
Casariego, Merln, & Gonzalez, 2016).
Menurut Li & Tian (2014) teknologi media digital mempengaruhi desain
produk material maupun non-material. Selain itu, proses bisnis yang dijalankan
oleh sebuah perusahaan terutama dari hubungan antara pelaku bisnis, memiliki
dampak yang signifikan pada desain produk, fungsi produk, isi produk, dan
pengaruh sosial produk dikarenakan teknologi media digital memiliki dampak yang
luas dan mendalam pada poin desain material, desain non-material, fungsi produk,
mode konsumsi, dan sosialitas desain produk. (Li & Tian, 2014).
Pada abad ini teknologi informasi telah mengubah mengurangi kebutuhan
untuk memiliki infrastruktur fisik dan aset. Teknologi informasi membuat platform
menjadi lebih sederhana dan dengan biaya yang lebih murah serta memungkinkan
partisipasi yang menguatkan efek jaringan serta meningkatkan kemampuan untuk
mengambil, menganalisis, dan merubah sejumlah data yang sangat besar yang bisa
meningkatkan nilai platform tersebut. Walaupun memiliki banyak variasi, platform
telah memliki ekosistem yang mempunyai struktur dasar yang sama serta terdiri
dari empat jenis pemain: pemilik dari platform tersebut mengontrol kekayaan
intelektual dan tata kelola platform, providers menyediakan antar muka platform
dengan pengguna, producers membuat penawaran platform, dan konsumen
menggunakan penawaran tersebut (Alstyne, Parker, & Choudary, 2016).
PT. Infokes Indonesia merupakan salah satu perangkat lunak seluler sebagai
pelaku penerapan teknologi informasi dalam bidang kesehatan online terintegrasi
serta pengembangan produk di Indonesia yang berbentuk platform dengan
menyediakan lebih dari satu produk layanan (Infokes, 2018). Infokes memiliki tiga
produk utama yaitu :
8
1. Infokes – Manajemen Pasien
Sistem informasi manajemen pelayanan kesehatan berbasis teknologi
informasi yang berisi (ePuskesmas, eHospital, eClinic, eDokter,
eApotek, dan ePasien).
2. Infokes - Manajemen Program
Sistem informasi manajemen pelaporan dan perencanaan data kesehatan
yang terintegrasi yang berisi (eRujukan, eDinkes Kota/Kabupaten, dan
eDinkes Provinsi).
3. Infokes – Manajemen Organisasi
Sistem informasi penataan manajemen organisasi paperless office yang
berisi (eKeuangan, eKepegawaian, eInventory, dan SMS Gateway).
Dalam menjalankan bisnis dengan penyediaan 3 produk tersebut, sistem
digital mempengaruhi hubungan proses bisnis yang dimiliki antara infokes dan
mitra infokes di berbagai daerah Indonesia. Namun pengaruh perubahan yang
diakibatkan oleh sistem digital terhadap hubungan antara perusahaan dengan
customer ataupun mitra bisnisnya belum memiliki kejelasan yang pasti (Pagani &
Pardo, 2017).
Transformasi digital bukan sekedar transisi media dalam proses bisnis tetapi
tentang konektivitas dan rekombinasi. Saat ini transaksi sedang memasuki proses
digitalisasi dan pembuatan data dianalisis dengan cara baru dimana cara
sebelumnya merupakan kegiatan yang berbeda namun menjadi kegiatan yang saling
berhubungan (Lansiti, M. & Lakhani K., 2014).
Dikutip dari situs Harvard Bussiness Review dengan pertumbuhan Internet
of Things (IoT) pengembangan dari teknologi digital memperluas konektivitas
antara proses, operasi mesin, dan operasi layanan. Kekuatan virtual tersedia tanpa
batas untuk berbagai pihak di setiap industri dengan biaya sangat rendah melalui
cloud computing untuk berkompetisi dengan cara-cara baru (Lansiti, M.& Lakhani
K., 2014).
Namun, pada tahun 2018 infoKes tidak mampu mencapai target pengguna
yang telah ditetapkan. Infokes hanya mampu mencapai 1151 pengguna dari target
sebesar 1200 pengguna dikarenakan hambatan dari pemerintah indonesia yang
9
mengeluarkan aplikasi sistem informasi kesehatan yang bernama Sikda Generik,
dan pemerintah daerah mengeluarkan regulasi di daerah-daerah tertentu untuk
menggunakan Sikda Generik. Saat fenomena pada tahun tersebut terjadi, infoKes
berada dalam hubungan relasi bisnis dengan PT. Telkom Indonesia dimana status
hubungan bisnis yang dimiliki menunjukkan bahwa PT. Telkom Indonesia bukan
sebagai investor melainkan hanya sebagai partner non ekslusif sebagai partner
untuk strategi bisnis dalam sales dan brand. Selain itu, infoKes memiliki hubungan
relasi bisnis dengan Admedika sebagai Product Owner dari salah satu layanan
infoKes yaitu ePuskesmas. Admedika juga diketahui sebagai pihak ketiga untuk
seluruh kegiatan pemasaran, penagihan, dan administrasi. Dalam hubungan bisnis
tersebut, PT. Telkom Indonesia menetapkan Standard of Procedure (SOP) untuk
menjalani proses bisnis dengan infoKes. Namun, seringkali proses bisnis Infokes
terhambat dikarenakan banyaknya ketidak lengkapan dokumen pelanggan yang
diajukan kepada PT. Telkom Indonesia di dalam proses tersebut. Hal tersebut
didukung oleh kurang disiplinnya dan adanya ketidakpahaman dari pegawai PT.
Telkom Indonesia sehingga menyebabkan kesalahan dalam penyampaian
informasi. Hal tersebut menjadi penyebab terhambatnya infoKes dalam segi proses
bisnis sehingga pendapatan perusahaan tertahan pada pihak ketiga yaitu Admedika.
Selain itu, billing yang kurang transparan dari pihak Telkom dan Admedika
menjadi penyebab lain dalam penghambatan proses bisnis infoKes dikarenakan
tidak terdapat rekonsiliasi langsung antara infoKes dengan Telkom akibat SOP
yang diterapkan (Ganjar Santosa, personal communication, December 26, 2018)
Gambar 1.4 Standard Operating Procedure ePuskesmas
Sumber : Olahan Peneliti, 2019
10
Demi mewujudkan visi dari PT. Infokes Indonesia yaitu “Menjadi penyedia
layanan solusi Teknologi Informasi Kesehatan Online dan Terintegrasi di
Indonesia” maka kepuasan konsumen dan kualitas penanganan perawatan
merupakan indikator yang penting untuk kesuksesan perusahan penanganan
kesehatan. untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan kompetensi, rumah
sakit perlu untuk memfokuskan diri terhadap kualitas dan efisiensi layanan dalam
keberlangsungan bisnis. Tantangan tersbesar dalam proses penanganan kesehatan
secara total adalah untuk memastikan kualitas yang lebih baik dalam pelayanan dan
pelayanan yang lebih cepat namun dengan biaya yang rendah. Prasyarat yang
pertama untuk pelayanan pasien yang lebih efisien dan tepat waktu adalah
menyimpan kapasitas berlebih di dalam sistem untuk menyediakan fleksibilitas
yang dibutuhkan dalam merespon layanan darurat seperti departemen keadaan
darurat, out-patient department, physician offices, dan klinik. Hal terpenting yang
kedua ialah desain layanan dalam memiliki hubungan langsung dalam waktu
tunggu bagi pasien. Desain dari pelayanan kesehatan yang tidak baik dan kapasitas
yang tidak memadai untuk memenuhi pola kedatangan konsumen adalah 2 prinsip
penyebab waktu tunggu yang lama di sebuah rumah sakit. Meningkatnya populasi
menempatkan beban tambahan pada sumber daya rumah sakit karena pasien yang
terus meningkat. rumah sakit mengalami biaya akibat kehilangan konsumen dan
staff yang menganggur dikarenakan peningkatan ketidakpuasan konsumen
(Chadha, Singh, & Kalra, 2012).
Value Stream Model (VSM) merupakan alat yang digunakan para praktisi
untuk visualisasi percepatan proses bisnis dan mengukur efisiensi sistem. Menurut
sebuah penelitian di Siemens Healthcare, ada hasil pembaruan yang diusulkan
untuk simbol dan angka pada VSM yang disebut smart value stream mapping visi
dari industri 4.0 itu sendiri termasuk digitalisasi, integrasi, dan automisasi dari
informasi dan arus material tingkat tinggi untuk perusahaan termasuk pemasok dan
pelanggan VSM dapat memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih
transparan dan meningkatkan sistem produksi dalam penelitian tersebut ada
beberapa hal yang dapat ditambahkan kedalam karakteristik VSM yaitu integration
11
rates, automation rates, dan digization rate serta metriks baru "Digital
Manufacturing Production" (Crosby, 2018).
Fokus utama dari aktivitas Value Stream ada pada pergeseran fundametal
dari pasokan dalam bentuk fisik menjadi layanan dan informasi. Perkembangan
yang sangat cepat terjadi pada teknologi informasi dan komunikasi serta industri
dimana teknologi dan layanan yang dimiliki telah memproduksi arsitektur bisnis
dan bisnis model yang baru. Perubahan ini terjadi dari berbagai cara dalam
memproduksi nilai konsumen atau customer value yang dapat menyebabkan
ancaman terhadap bisnis model yang ada saat ini (Pynnonen, Hallikas, &
Savolainen, 2008).
Walaupun ada beberapa pendekatan untuk pemetaan Business Value
Stream, semua itu berasal dari analisis tingkatan proses bisnis. Value stream
mapping berasal dari model input-output dimana aktivitas sequence membentuk
rantai logika diantara aktivitas. Aliran tersebut seringkali diasosiasikan dengan
produk dan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Mapping framework yang
dipresentasikan disini melihat nilai jaringan sebagai kumpulan aktor dengan value
stream yang mengikuti diantara mereka serta terhubung dengan prasyarat
sumberdaya untuk memproduksi dan mengkonsumsi aliran. Framework tersebut
dapat digunakan untuk studi kasus dimana aktor dan value stream berkorespondensi
di perusahaan dan produk. nilai jaringan dari aktor dan value stream di organisasi
tersusun melalui hasil identifikasi value stream konsumsi dan produksi yang
menjelaskan dan menghubungkan mereka dengan sumber daya yang terkait. Value
stream yang paling signifikan dalam perkembangan ekonomi berasal dari produk
dan layanan yang dipasarkan oleh perusahaan. Dalam analisis yang dilakukan
penelitian akan menggunakan produk dan layanan perusahaan. Value Stream
Mapping menunjukan esensi dari bisnis perusahaan pada hal yang terkait yatu
actors, money sources dan the structure of the firm’s offering (Pynnonen dkk.,
2008).
Ukuran dan kecepatan model bisnis yang inovatif mengubah lanskap
industri saat ini memiliki dampak dan evolusi yang luar biasa dimana para
pengusaha, eksekutif, konsultan dan akademisi harus memahaminya. Inovasi model
12
bisnis itu tentang menciptakan sebuah nilai bagi perusahaan, pelanggan maupun
masyarakat. Tetapi menciptakan model bisnis baru yang inovatif itu dengan cara
mengubah perusahaan menjadi kekuatan dominan dalam industri yang
dijalankannya dengan model bisnis yang inovatif. Business Model Canvas berperan
sebagai pendekatan untuk menemukan, merancang, dan mengimplementasikan
model bisnis baru yang kuat dengan mempertanyakan, menantang, dan mengubah
cara tradisional menjadi ide-ide visioner dalam model bisnis yang mengubah
bentuk perusahaan (Osterwalder dkk. 2010).
Sebagai perusahaan teknologi informasi yang bergerak dalam
pengembangan produk dan solusi teknologi informasi kesehatan online, infoKes
perlu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan nilai dalam competitive
advantage agar melakukan inovasi yang terus berkembang demi menjaga
kelancaran aktivitas proses bisnisnya. Infokes memiliki hubungan bisnis dalam
produk yang disediakan oleh infokes baik itu dengan produk sistem informasi
pelayanan kesehatan, sistem informasi manajemen program , dan sistem informasi
manajemen organisasi. Dalam menyediakan layanan produk yang disediakan,
digitalisasi yang terjadi saat ini memberikan beberapa dampak kepada hubungan
bisnis tersebut. Value Stream Mapping dapat menjadi pendekatan untuk
mengetahui celah yang ada pada proses bisnis PT. Infokes Indonesia.
Maka berdasarkan pengamatan dan pencarian data-data yang diperoleh dari
berbagai media, maka dilakukan penelitian dengan judul “ANALISIS ALUR
NILAI UNTUK PENCIPTAAN NILAI DALAM MODEL BISNIS DAN
SUMBER DAYA PADA BISNIS PLATFORM INFOKES MENGGUNAKAN
VALUE STREAM MAPPING DAN BUSINESS MODEL CANVAS (Studi
Kasus ePuskesmas)”.
1.3 Perumusan Masalah
“Mapping business: value stream-based analysis of business models and
resources in Information and Communications Technology service business”
menjelaskan bahwa banyak bisnis yang berkembang menggunakan internet dan
membuat Value Stream menghasilkan peran penting dalam model bisnis.
13
Sekumpulan sumber daya memungkinkan untuk menggunakan dan menghasilkan
Value Stream (Pynnonen dkk., 2008).
Infokes memiliki permasalahan yaitu tidak tercapainya target pengguna
yang ditentukan pada tahun 2018. Hal tersebut diakibatkan oleh proses bisnis yang
terhambat karena bekerjasama dengan PT. Telkom Indonesia yang mengharuskan
melakukan penerapan Standard of Procedure untuk melakukan proses bisnis.
Sistem SOP tersebut membuat infoKes terbebani dari pendataan konsumen,
transaksi tagihan konsumen, dan terdapat penyimpangan penyampaian informasi.
Penerapan sistem tersebut juga mengharuskan infoKes untuk berkomunikasi
dengan PT. Telkom Indonesia serta pihak ketiga yaitu Admedika yang
mengakibatkan proses interaksi antar perusahaan tidak bisa rekonsiliasi secara
langsung. Hal tersebut menimbulkan beberapa masalah seperti pendataan
konsumen yang tidak sesuai dengan data infoKes, tagihan tertahan pada pihak
ketiga yaitu Admedika, dan penagihan yang kurang transparan dari pihak telkom.
Infokes memiliki banyak perangkat lunak yang saling terintegrasi dan
memiliki mitra yang berperan sebagai supplier, asosiasi dan konsumen serta
memiliki sistem pendapatan yang terbagi menjadi dua yaitu penjualan dan
berlangganan. Pendapatan tertinggi yang diperoleh Infokes berasal dari platform
ePuskesmas, Kiosk, dan eClinic. Namun Infokes memiliki banyak platform yang
sudah dibuat namun belum dimanfaatkan dan dikembangkan secara baik dalam
menambah pendapatan perusahaan.
Pada Infokes belum ditemukan hasil analisis untuk mengoptimalkan
perusahaan berdasarkan Value Stream Mapping agar dapat meningkatkan nilai
perusahaan dalam persaingan infokes perlu mengoptimalkan nilai yang dimiliki
oleh perusahaan saat ini dengan menggunakan metode Value Stream Mapping
sehingga dapat unggul dalam persaingan dan pelayanan.
Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kategorisasi produk dan jasa yang dimiliki PT. Infokes
Indonesia?
14
2. Bagaimana hubungan antara aktor yang terlibat serta perannya dalam
jaringan bisnis PT. Infokes Indonesia?
3. Bagaimana analisis dari kategori Value Stream yang terdapat pada
InfoKes?
4. Bagaimana analisa model bisnis PT. Infokes Indonesia berdasarkan
Value Stream Mapping?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan deskripsi fenomena pada bagian perumusan masalah serta
pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kategorisasi produk dan jasa yang dimiliki PT. Infokes
Indonesia.
2. Untuk mengetahui hubungan antara aktor yang terlibat serta perannya
dalam jaringan bisnis PT. Infokes Indonesia.
3. Untuk mengetahui analisis kategori Value Stream yang terdapat pada
InfoKes.
4. Untuk mengetahui model bisnis PT. Infokes Indonesia berdasarkan Value
Stream Mapping.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Aspek Teoritis
a. Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini menggunakan metode Value Stream Mapping dan Business Model
Canvas secara kualitatif yang dapat memperlihatkan alur nilai yang terjadi pada
PT. Infokes Indonesia dan membuat strategi dengan menganalisis model
bisnisnya. Instrumen ini diharapkan dapat dijadikan alat ukur untuk
meningkatkan nilai yang terjadi pada ekosistem bisnis untuk menciptakan
strategi baru di PT. Infokes Indonesia.
b. Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain terkait Value Stream
Mapping dan Business Model Canvas dalam sebuah perusahaan.
15
1.5.2 Aspek Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan alternatif bagi PT Infokes Indonesia dalam
menjalankan bisnis industri Platform. Diharapkan, PT Infokes Indonesia dapat
memiliki ekosistem bisnis yang sehat dan model bisnis yang baik agar dapat unggul
dalam persaingan bisnis.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatas hanya pada menganalisa aktor, sumber
daya , dan aktivitas PT. Infokes Indonesia.
1. Variabel Penelitian
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga faktor,
yaitu aktor, sumber daya, dan aktivitas.
2. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT INFOKES INDONESIA yang
beralamat di Komp. Palm Bridge No. 1-E Jl. Cukang Kawung - Cikutra
Barat sedangkan objek penelitian adalah aktor, sumberdaya, dan aktivitas
PT. INFOKES INDONESIA
3. Waktu dan Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari 13 November 2018 hingga 28 Mei
2019.
Penelitian yang dilakukan terfokus pada aliran nilai yang berada dalam
platform infoKes di Kota Bandung dalam rentan tahun 2018
1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini objek penelitian dan latar belakang peneliti dijelaskan
dan disertai oleh penjelasan sumber penelitian dalam peta keilmuan
yang menjadi perhatian Peneliti. Selanjutnya dijelaskan mengenai
perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, ruang lingkup serta sistematika penulisan.
16
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan teori – teori yang berkaitan dengan penelitian.
Teori yang dijabarkan memiliki hubungan dengan pokok
permasalahan dan teori tersebut dijadikan landasan dalam penelitian
ini. Dalam bab ini juga dijelaskan tentang penelitian terdahulu yang
mendorong untuk dilakukannya penelitian selanjutnya serta
penjelasan kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis dari penelitian.
BAB III Metodologi Penelitian
Dalam bab ini menjelaskan tentang karakteristik penelitian dan
teknik yang digunakan oleh Peneliti untuk mengumpulkan data.
Selain itu, pada bab ini dijelaskan mengenai tahapan penelitian serta
pembahasan populasi dan sampel yang diambil untuk
keberlangsungan penelitian. Validitas dan realibilitas penelitian
serta teknik analisis data dan pengujian hipotesis untuk menjawab
masalah penelitian juga dijelaskan pada bab ini.
BAB IV Pembahasan
Bab ini menjabarkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang
diuraikan secara kronologis dan sistimatis sesuai dengan perumusan
masalah serta tujuan penelitian. Hasil analisis data diinterpretasikan
dan disimpulkan oleh Peneliti pada bab ini. Kesimpulan yang telah
didapatkan akan dibandingkan terlebih dahulu dengan penelitian-
penelitian sebelumnya serta dibandingkan dengan kajian teori yang
bersangkutan.
BAB V Kesimpulan Dan Saran
Dalam bab ini dijabarkan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti
terhadap hasil analisis temuan penelitian kemudian disajikan dalam
bentuk kesimpulan penelitian. Hasil penelitian harus dapat
menjawab perumusan masalah yang telah ditentukan oleh Peneliti
pada bab sebelumnya. Selain itu, saran yang diusulkan oleh Peneliti
merupakan implikasi dari kesimpulan serta rekomendasi untuk objek
penelitian maupun penelitian berikutnya.