bab i pendahuluan 1.1 dasar hukum - …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/bab 1...

15
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 DASAR HUKUM Pemerintah Kota Semarang dibentuk dan ditetapkan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mengatur bahwa Semarang ditetapkan sebagai salah satu Kotapraja di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sejak pembentukan tersebut, Kota Semarang telah mengalami perubahan secara administratif kewilayahan sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1976 dan tahun 1992. Pada tahun 1976, wilayah Semarang yang semula terdiri dari 5 kecamatan, diperluas menjadi 9 kecamatan. Penambahan wilayah tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang. Wilayah Kota Semarang yang semula hanya meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Utara, Semarang Timur, Semarang Selatan dan Semarang Tengah, bertambah luas yang meliputi wilayah Mijen, Gunungpati dan Tembalang di sebelah selatan, Genuk di sebelah Timur dan Tugu di sebelah Barat. Sedangkan pada tahun 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah, wilayah administrasi kecamatan yang semula berjumlah 9, ditata menjadi 16 kecamatan. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Semarang Tahun Anggaran 2013 ini disusun dalam rangka memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Upload: lehanh

Post on 09-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 DASAR HUKUM

Pemerintah Kota Semarang dibentuk dan ditetapkan dengan

diterbitkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa

Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mengatur

bahwa Semarang ditetapkan sebagai salah satu Kotapraja di wilayah

Provinsi Jawa Tengah. Sejak pembentukan tersebut, Kota Semarang telah

mengalami perubahan secara administratif kewilayahan sebanyak dua

kali, yaitu pada tahun 1976 dan tahun 1992. Pada tahun 1976, wilayah

Semarang yang semula terdiri dari 5 kecamatan, diperluas menjadi 9

kecamatan. Penambahan wilayah tersebut didasarkan pada Peraturan

Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah

Tingkat II Semarang. Wilayah Kota Semarang yang semula hanya meliputi

Kecamatan Semarang Barat, Semarang Utara, Semarang Timur, Semarang

Selatan dan Semarang Tengah, bertambah luas yang meliputi wilayah

Mijen, Gunungpati dan Tembalang di sebelah selatan, Genuk di sebelah

Timur dan Tugu di sebelah Barat. Sedangkan pada tahun 1992,

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang

Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah

Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta

Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang

dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah, wilayah administrasi

kecamatan yang semula berjumlah 9, ditata menjadi 16 kecamatan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota

Semarang Tahun Anggaran 2013 ini disusun dalam rangka memenuhi

ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 27 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

2

Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Kepada Masyarakat. Setiap berakhirnya tahun anggaran, Kepala Daerah

mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan keterangan

pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

LPPD adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan

pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran yang disampaikan

oleh kepala daerah kepada Pemerintah Pusat, yang juga dimaksudkan

sebagai sarana untuk check and balances antara Kepala Daerah dengan

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

Penyusunan LPPD ini menggunakan sistematika sebagaimana diatur

dalam Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2007, yaitu :

Bab I Pendahuluan

Bab II Kebijakan Pemerintah Daerah

Bab III Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

Bab IV Penyelenggaraan Tugas Pembantuan

Bab V Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

Bab VI Penutup

1.2 GAMBARAN UMUM KOTA SEMARANG

1.2.1 KONDISI GEOGRAFIS

Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah, dan

tempat kedudukan kantor Gubernur Jawa Tengah, sehingga dalam

pemerintahan posisi Kota Semarang cukup strategis. Apalagi Kota

Semarang berada pada perlintasan jalur jalan pantai utara pulau Jawa

yang menghubungkan Jawa bagian timur dan Jawa bagian barat. Posisi

koordinat Kota Semarang terletak di antara 109o35‘ – 110o50‘ bujur timur

dan 6o50’ – 7o10’ lintang selatan. Luas wilayah kota semarang adalah

373,70 km2, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa.

Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

Sebelah Timur : Kabupaten Demak

Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

3

Secara topografi, wilayah Kota Semarang terdiri dari daerah pantai,

dataran rendah dan perbukitan/dataran tinggi. Daerah pantai merupakan

kawasan di bagian utara yang berbatasan langsung dengan laut jawa

dan meliputi + 1% dari wilayah Kota Semarang. Daerah ini memiliki

kemiringan tanah antara 0% sampai 2% dan ketinggian antara 0 – 0,75 m

dpl. Daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian tengah,

seperti daerah simpang lima dan pusat kota, dengan kemiringan antara 2 –

15 % dan ketinggian antara 0,75 – 3,5 m dpl. Daerah perbukitan/dataran

tinggi merupakan kawasan di bagian selatan dengan kemiringan antara

15 – 40% dan beberapa kawasan dengan kemiringan diatas 40% (>40%).

Daerah ini memiliki ketinggian yang bervariasi, seperti 136 m dpl di wilayah

Jatingaleh, 253 m dpl di wilayah Mijen, serta 259 dan 348 m dpl di wilayah

Gunungpati. Adanya daerah-daerah tersebut menjadikan Kota Semarang

memiliki wilayah yang disebut sebagai kota bawah dan kota atas.

Dari 16 kecamatan di Kota Semarang, terdapat 2 kecamatan yang

mempunyai wilayah terluas yaitu kecamatan Mijen, dengan luas wilayah

57,55 Km2 dan Kecamatan Gunungpati, dengan luas wilayah 54,11 Km2.

Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan

wilayah perbukitan dan sebagian besar wilayahnya terdapat areal

persawahan dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai

luas terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan, dengan luas wilayah

5,93Km2 diikuti oleh Kecamatan Semarang Tengah, dengan luas wilayah

6,14 Km2.

Sebagaimana daerah lain di Indonesia, Kota Semarang termasuk

beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau

yang silih bergantian sepanjang tahun. Sedangkan temperatur udara rata-

rata berkisar antara 27,500 C dengan temperatur terendah berkisar 24,200C

dan tertinggi 31,800 C, serta mempunyai kelembaban udara rata-rata 79

persen.

1.2.2 GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI

Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kota Semarang berdasarkan

perhitungan sementara Badan Pusat Statistik sebanyak 1.581.014 jiwa, terdiri

dari laki – laki 785.545 jiwa dan perempuan 795.469 jiwa. Jumlah tersebut

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4

mengalami peningkatan dibanding jumlah penduduk Kota Semarang

pada tahun 2012 sebesar 1.559.198 jiwa (Sumber : Kota Semarang dalam

Angka 2012).

Persebaran penduduk di Kota Semarang cukup beraneka ragam.

Penduduk di kecamatan di wilayah pusat kota dan kawasan permukiman

cenderung lebih padat daripada penduduk di kawasan perbatasan dan

wilayah yang bersifat agraris. Berikut ini jumlah penduduk Kota Semarang

yang dirinci berdasarkan kecamatan.

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG PER KECAMATAN TAHUN 2013

No Kecamatan Jumlah Persentase (Jiwa) (%)

1 Kecamatan Semarang Selatan 87.725 5,38 2 Kecamatan Semarang Utara 132.134 8,25 3 Kecamatan Semarang Barat 165.756 10,37 4 Kecamatan Semarang Timur 83.456 5,16 5 Kecamatan Semarang Tengah 75.810 4,70 6 Kecamatan Gunungpati 73.345 4,76 7 Kecamatan Tugu 29.683 1,93 8 Kecamatan Mijen 54.769 3,55 9 Kecamatan Genuk 89.195 5,76 10 Kecamatan Gajah Mungkur 64.923 4,09 11 Kecamatan Tembalang 139.386 8,96 12 Kecamatan Candisari 82.706 5,18 13 Kecamatan Banyumanik 129.931 8,24 14 Kecamatan Ngaliyan 119.623 7,67 15 Kecamatan Gayamsari 75.962 4,73 16 Kecamatan Pedurungan 176.610 11,28

J U M L A H 1.581.014 100,00 Sumber Data : Bappeda Kota Semarang (angka sangat sementara/data diolah)

Selain berdasarkan wilayah tempat tinggal, komposisi penduduk juga

dapat dilihat berdasarkan kelompok umur. Dari komposisi tersebut, dapat

dilihat Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio), yang

menggambarkan beban penduduk produktif terhadap penduduk yang

tidak produktif. Angka beban ketergantungan memberikan gambaran

perbandingan antar jumlah penduduk yang produktif (15-64 tahun)

dengan yang tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas). Untuk

penduduk yang mempunyai struktur muda atau sangat tua sekali, maka

beban ketergantungannya sangat tinggi. Adapun angka beban

ketergantungan Kota Semarang pada tahun 2013 sebesar 28,32 %. Secara

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

5

lebih rinci, komposisi penduduk berdasar kelompok umur pada tahun 2013

adalah sebagai berikut.

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG

BERDASAR KELOMPOK UMUR KONDISI TAHUN 2013

Kelompok Umur

Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

0 – 4 126.257 7,99 5 – 9 125.283 7,92

10 – 14 121.692 7,70 15 – 19 147.796 9,35 20 – 24 157.901 9,99 25 – 29 149.703 9,47 30 – 34 139.013 8,79 35 – 39 124.657 7,88 40 – 44 118.307 7,48 45 – 49 105.948 6,70 50 – 54 89.789 5,68 55 – 59 63.893 4,04 60 – 64 36.326 2,30

65 + 74.449 4,71 Jumlah 1.581.014 100,00

Sumber Data : Bappeda Kota Semarang (angka sangat sementara/data diolah)

Apabila dilihat dari tingkat pendidikan, komposisi penduduk Kota

Semarang menyebar hampir merata pada tingkat SD/MI sederajat,

SLTP/MTs / sederajat, SLTA/MA / sederajat serta yang tidak/belum tamat SD,

yaitu berkisar pada angka 20%. Adapun penduduk yang telah

menamatkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi jumlahnya hanya

sekitar 4%, baik untuk tingkat Diploma I/II/III maupun untuk tingkat D IV, S1,

S2, S3. Berikut ini tabel penduduk Kota Semarang dirinci berdasar tingkat

pendidikan formal.

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR PENDIDIKAN KONDISI TAHUN 2013

No Tingkat pendidikan Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1 Tidak / belum pernah sekolah 101.817 6,44

2 Tidak / belum tamat SD 324.266 20,51 3 SD/MI sederajat 356.835 22,57 4 SLTP/MTs / sederajat 320.630 20,28 5 SLTA/MA / sederajat 336.914 21,31 6 Diploma I / II / III 69.090 4,37 7 D IV, S1, S2, S3 71.462 4,52

J U M L A H 1.581.014 100,00 Sumber Data : Bappeda Kota Semarang (angka sangat sementara/data diolah)

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

6

Sementara itu, dilihat dari mata pencaharian penduduk Kota

Semarang, profesi terbanyak adalah buruh industri, kemudian

PNS/TNI/POLRI, pedagang dan buruh bangunan. Secara lebih rinci, jumlah

penduduk Kota Semarang berdasar mata pencaharian pada tahun 2013

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR MATA PENCAHARIAN

KONDISI TAHUN 2013 No Jenis mata

pencaharian Jumlah Persentase (Jiwa) (%)

1 Petani Sendiri 28.732 3,91 2 Buruh Tani 19.767 2,69 3 Nelayan 2.866 0,39 4 Pengusaha 56.729 7,72 5 Buruh Industri 188.483 25,65 6 Buruh Bangunan 88.326 12,02 7 Pedagang 91.927 12,51 8 Angkutan 27.262 3,71 9 PNS/TNI/POLRI 101.112 13,76

10 Pensiunan 42.399 5,77 11 Lainnya 87.224 11,87

J U M L A H 734.827 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun 2013 (angka sangat sementara)

Dalam rangka memantau perkembangan pembangunan manusia

secara berkelanjutan, UNDP telah memperkenalkan indikator yang disebut

dengan Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) pada tahun 1990. IPM merupakan indikator komposit dari tiga

komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara

operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang

merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga aspek tersebut

berkaitan dengan peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge),

dan hidup layak (decent living). Peluang hidup dihitung berdasarkan

angka harapan hidup ketika lahir; pengetahuan diukur berdasarkan rata-

rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun keatas;

dan hidup layak diukur dengan pengeluaran per kapita yang didasarkan

pada Purchasing Power Parity (paritas daya beli dalam rupiah).

Data terakhir IPM Kota Semarang yang penghitungannya

dilaksanakan oleh BPS adalah tahun 2012. Berikut ini data IPM Kota

Semarang dalam 5 (lima) tahun terakhir.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA SEMARANG TAHUN 2008 - 2012

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

7

KOMPONEN Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Pembangunan Manusia

76,50 76,90 77,11 77,42 77,98

Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2013

1.2.3 KONDISI EKONOMI

a. Potensi Unggulan Daerah

Kota Semarang merupakan pusat industri besar dan sedang

terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Perdagangan dan industri

pengolahan berperan amat dominan dalam perekonomian Kota

Semarang. Kontribusi kedua sektor tersebut terhadap PDRB lebih

dari 50 persen. Sedangkan sarana dan prasarana perdagangan

dan jasa yang tersedia di Kota Semarang pada tahun 2013 adalah

sebagai berikut :

SARANA DAN PRASARANA PERDAGANGAN DAN JASA

DI KOTA SEMARANG TAHUN 2013

NO SARANA & PRASARANA JUMLAH TAHUN 2012 TAHUN 2013*)

1 Restoran 32 124 2 Rumah Makan 109 139 3 Cafe 19 48 4 Hotel berbintang 34 44 5 Hotel non-berbintang 51 62 6 Pasar Tradisional 67 50 Pasar Kota 9 16 Pasar Wilayah 21 11 Pasar Lingkungan 37 23

7 Pasar Modern 438 444 Mall/Plaza 5 5 Swalayan/Supermarket/Toserba 26 32 Mini Market 406 406 Pasar Grosir 1 1

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang Tahun 2013 *)

Sedangkan untuk pengusaha kecil atau pengusaha ekonomi

lemah, jenis usaha yang paling banyak digeluti adalah di bidang

perberasan dan bumbon. Sebaran pengusaha jenis ini merata di

hampir seluruh kecamatan di Kota Semarang.

Jenis usaha lain yang juga banyak digeluti masyarakat di Kota

Semarang adalah usaha ikan laut/asin, konveksi, dan sayur-mayur.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

8

Konsentrasi pengusaha ikan laut/asin terdapat di Kecamatan

Semarang Barat. Sedangkan konsentrasi pengusaha konveksi

terdapat di Kecamatan Semarang Tengah. Sementara pengusaha

sayur-mayur tersebar merata di seluruh kecamatan di Kota

Semarang.

Adapun jumlah sentra industri di Kota Semarang sampai dengan

tahun 2013 adalah sebanyak 16 sentra industri kecil yang tersebar

di 21 Kelurahan tercakup dalam 13 Kecamatan. Sedangkan diluar

sentra-sentra industri kecil tersebut, juga terdapat industri-industri

kecil yang juga mampu menghasilkan komoditi unggulan yang

tersebar di 156 kelurahan yang belum memiliki sentra industri kecil.

Penyebaran sentra-sentra industri dan bidang usahanya dapat

ditunjukkan pada tabel berikut :

SENTRA INDUSTRI KECIL No Nama Sentra Kelurahan Kecamatan Unit

Usaha 1. Pengasapan ikan Bandarharjo Smg Utara 58

Krobokan Smg Barat 20 Tawang Mas Smg Barat 4 Mangunharjo Tugu 12 Tanjung Emas Smg utara 12 2 Rangka jog kursi Bandarharjo Smg utara 7 3 Mebel Tanjung Emas Smg utara 13 4 Bata merah Pedurungan Kidul Pedurungan 33 Penggaron Kidul Pedurungan 65 Plamongansari Pedurungan 43 Gunungpati Gunungpati 24 Jatisari Mijen 25 5 Tahu Tandang Tembalang 10 Gunungpati Gunungpati 15 Pedurungan Kidul Pedurungan 1 6 Tempe Krobokan Smg Barat 66 Kembangsari Smg Tengah 24 Sekayu Smg Tengah 16 Tandang Tembalang 23 7 Bandeng Presto Krobokan Smg Barat 11 Tambakrejo Gayamsari 20 8 Krupuk Terung Krobokan dan

Karangayu Smg Barat 12

9 Kerajinan kayu affal

Lamper Tengah Smg Selatan 11

10 Terasi Tanjung Emas Smg utara 6 Tambakrejo Gayamsari 17

11 Kolang kaling Jatirejo Gunungpati 7 12 Tas imitasi Sarirejo Smg Timur 9 Sendangguwo Tembalang 7

13 Barang dari kaleng

Bugangan Smg Timur 60

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

9

No Nama Sentra Kelurahan Kecamatan Unit Usaha

14 Kenteng Las Sarirejo Smg Timur 17 15 Kristik Gajahmungkur Gajahmungkur 13 16 Sepatu Pedurungan, Smg Timur,

Gayamsari, Smg Tengah, Genuk

52

JUMLAH 710 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan (sampai dengan 2013)

Sedangkan guna penentuan potensi unggulan daerah Kota

Semarang digunakan enam indikator, yaitu Faktor kondisi dan

potensi pemasaran; Faktor Input Produksi; Faktor Potensi

Kewirausahaan; Faktor Prasarana; Faktor Potensi Pertumbuhan; dan

Faktor Persepsi Pengusaha yang digunakan.

Dengan menggunakan indikator-indikator tersebut maka :

- Wilayah Semarang Utara dan Selatan mempunyai nilai rata-

rata tertinggi pada Kondisi dan Prospek Usaha;

- Wilayah Semarang Utara dan Timur mempunyai nilai rata-rata

tertinggi pada Faktor Potensi Kewirausahaan;

- Wilayah Semarang Utara dan Selatan mempunyai nilai rata-

rata tertinggi pada faktor Input Produksi;

- Wilayah Semarang Barat dan Utara mempunyai nilai rata-rata

tertinggi pada faktor Prasarana;

- Wilayah Semarang Utara dan Selatan mempunyai nilai rata-

rata tertinggi pada faktor pertumbuhan; serta

- Wilayah Semarang Barat dan Utara mempunyai nilai rata-rata

tertinggi pada faktor Persepsi Pengusaha Kecil terhadap

Kebijakan Pemerintah.

Sehingga dapat dikatakan bahwa wilayah Semarang Utara,

Semarang Selatan, Semarang Barat dan Semarang Timur, potensial

untuk dijadikan sentra. Sedangkan bila dikelompokkan berdasar

wilayah dan komoditas maka komoditas potensial yang ada dapat

dikelompokkan, yaitu : I. Utara : (1) Kimia dan Barang Kimia, (2)

Industri Pengolahan Hasil Hutan, (3) Percetakan, Kertas dan Pulp, (4)

Makanan, II. Selatan : (1) Makanan, (2) Percetakan, Kertas dan

Pulp, (3) Kimia dan Barang Kimia, (4) Alat Angkut, (5) Minuman, III.

Timur : (1) percetakan, Kertas dan Pulp, (2) Alat Angkut, (3) Tas,

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

1 0

Dompet, Sepatu, Sandal, Ikat Pinggang, (4) Logam, V. Pusat : (1)

Percetakan, Kertas dan Pulp, (2) Makanan, (3) Industri Pengolahan

Hasil Hutan, (4) Alat Angkut, (5) Minuman. Adapun untuk

memperjelas gambaran riil mengenai potensi komoditas unggulan

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

INDUSTRI KECIL FORMAL NO KELOMPOK INDUSTRI JUMLAH

UNIT USAHA PERSENTASE

(%) 1 Kimia dan Barang Kimia 156 9,59 2 Minuman 238 14,63 3 Makanan 373 22,93 4 Furniture dan Barang dari Kayu 300 18,44 5 Kulit / Barang dari kulit dan plastik 20 1,23 6 Percetakan 175 10,76 7 Logam / Mesin 182 11,19 8 Elektronika 15 0,92 9 Alat Angkut 1 0,06

10 Tekstil dan produk dari Tekstil 65 4,00 11 Aneka 99 6,08 12 Industri lain 3 0,18 JUMLAH 1.627 100,00

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan (sampai dengan 2013)

INDUSTRI KECIL NON FORMAL NO KELOMPOK INDUSTRI JUMLAH

UNIT USAHA PERSENTASE

(%) 1 Kimia dan Barang Kimia 7 0,64 2 Minuman 284 26,06 3 Makanan 332 30,82 4 Furniture dan Barang dari Kayu 213 19,54 5 Kulit / Barang dari kulit dan plastik 11 1,01 6 Logam / Mesin 14 1,28 7 Tekstil dan produk dari Tekstil 75 6,88 8 Aneka 132 12,11 9 Industri lain 27 2,11 JUMLAH 1.095 100,00

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan (sampai dengan 2013)

INDUSTRI MENEGAH NON FASILITAS

NO KELOMPOK INDUSTRI JUMLAH UNIT USAHA

PERSENTASE (%)

1 Kimia dan Barang Kimia 56 8,04 2 Minuman 77 10,77 3 Makanan 72 10,19 4 Furniture dan Barang dari Kayu 171 24,64 5 Kulit / Barang dari kulit dan plastik 17 2,44 6 Percetakan 106 15,21 7 Logam / Mesin 90 12,92 8 Elektronika 18 2,58 9 Alat Angkut 4 0,57 10 Tekstil dan produk dari Tekstil 18 2,58 11 Aneka 50 7,17 12 Industri lain 18 2,59 JUMLAH 697 100,00

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Sampai dengan 2013)

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

1 1

INDUSTRI BESAR NON FASILITAS No Kelompok Industri Jumlah

Unit Usaha Persentase

(%) 1 Kimia dan Barang Kimia 18 10,59 2 Minuman 17 10,00 3 Makanan 14 8,24 4 Furniture dan Barang dari Kayu 28 16,47 5 Kulit / Barang dari kulit dan plastik 7 4,12 6 Percetakan 9 5,29 7 Logam / Mesin 18 10,59 8 Elektronika 4 2,35 9 Alat Angkut 10 5,88

10 Tekstil dan produk dari Tekstil 8 4,71 11 Aneka 23 13,53 12 Industri lain 14 8,24 JUMLAH 170 100,00

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Sampai dengan 2013)

Berdasar tingkat potensi nya maka Industri unggulan yang ada

di Kota Semarang dapat dikelompokkan menjadi :

- Industri potensial : (1) Industri Makanan, (2) Industri Minuman,

(3) Furniture Barang dari Kayu, (4) Industri Logam, (5) Industri

Pakaian Jadi,

- Industri Kurang Potensial : (1) Industri Alat Angkut, (2)

Elektronika, (3) Barang dari Kulit.

Selain Potensi Industri sebagaimana disampaiakan diatas, Kota

Semarang juga memeiliki karakteristik sebagai Kota Perdagangan.

Artinya Kota yang mendasarkan bentuk aktivitas pengembangan

ekonomi dengan menitikberatkan pada aspek perniagaan sesuai

dengan karakteristik masyarakat, yang didalamnya melekat

penyelenggaraan fungsi jasa yang menjadi tulang punggung

pembangunan, dengan tidak meninggalkan potensi lainnya.

b. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB

Kegiatan ekonomi suatu daerah secara umum dapat

digambarkan melalui kemampuan daerah tersebut menghasilkan

barang dan jasa yang diperlukan bagi kebutuhan hidup masyarakat

yang diindikasikan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui

kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. PDRB

didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

1 2

unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah nilai barang

dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Penyajian PDRB dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga

konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada

tahun berjalan. Nilai PDRB harga berlaku nominal menunjukkan

kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah

pergeseran dan struktur perekonomian daerah. Sedangkan PDRB atas

dasar harga konstan dapat mencerminkan perkembangan riil

ekonomi secara keseluruhan dari tahun ke tahun yang digambarkan

melalui laju pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang yang dicerminkan dari

angka-angka PDRB, masih memperlihatkan keadaan yang relatif baik.

Dari hasil penghitungan sementara yang dilakukan oleh BPS, terjadi

perubahan agregat PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2012

sebesar Rp. 54.384.654.530.000,- menjadi Rp. 61.317.000.860.000,-pada

tahun 2013, sehingga terjadi penambahan sebesar Rp.

6.932.346.330.000,- atau mengalami kenaikan sebesar 12,75%.

Sedangkan apabila menurut harga konstan 2000, maka

pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 5,84%, atau mengalami

kenaikan sebesar dari Rp. 24.196.487.780.000,- pada tahun 2012

menjadi Rp. 25.608.529.150.000,- pada tahun 2013.

Secara lebih rinci, PDRB Kota Semarang berdasarkan perhitungan

yang dilakukan oleh Bappeda Kota Semarang dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

PDRB KOTA SEMARANG TAHUN 2012 DAN TAHUN 2013

LAPANGAN USAHA Harga Berlaku Harga Konstan

2012*) 2013**) 2012*) 2013**) 1. PERTANIAN,

PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

588.074,44 627.301,59 246.649,51 248.028,30

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

81.153,57 86.553,32 33.799,64 34.222,00

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 13.396.296,80 15.121.999,80 6.432.298,02 6.750.992,29 4. LISTRIK,GAS & AIR

MINUM 776.041,22 860.675,61 294.792,96 305.343,85

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

1 3

LAPANGAN USAHA Harga Berlaku Harga Konstan

2012*) 2013**) 2012*) 2013**) 5. KONSTRUKSI 10.562.309,17 11.797.229,92 3.747.765,85 3.986.401,22 6. PERDAGANGAN,HOTEL

& RESTORAN 15.460.952,20 17.614.828,33 7.522.659,90 8.015.473,75

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

5.091.566,72 5.703.089,07 2.314.801,61 2.440.468,17

8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN

1.452.004,58 1.634.369,03 661.403,13 702.266,69

9. JASA-JASA 6.976.255,85 7.870.954,19 2.942.317,15 3.125.332,87 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

54.384.654,53 61.317.000,86 24.196.487,78 25.608.529,15

Sumber Data : Bappeda Kota Semarang (angka sangat sementara/data diolah) keterangan : *) Angka sementara **)Angka sangat sementara

Berdasarkan sumbangan atau kontribusi terhadap pembentukan

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2013, terlihat bahwa sektor

perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi yang terbesar,

yaitu 28,73%, disusul kemudian sektor industri pengolahan sebesar 24,66%,

sektor konstruksi sebesar 19,24% dan sektor jasa-jasa sebesar 12,84%.

Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi terkecil adalah sektor

pertambangan dan penggalian sebesar 0,14%.

DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU DI KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2013

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**) 1. PERTANIAN 1,17 1,15 1,08 1,02 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,17 0,16 0,15 0,14 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 24,16 24,36 24,63 24,66 4. LISTRIK,GAS & AIR MINUM 1,53 1,47 1,43 1,40 5. KONSTRUKSI 19,82 19,68 19,42 19,24 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN 27,92 28,01 28,43 28,73 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,82 9,55 9,36 9,30

8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 2,73 2,68 2,67 2,67

9. JASA-JASA 12,69 12,94 12,83 12,84 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber Data : Bappeda Kota Semarang (angka sangat sementara/data diolah) keterangan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Apabila dilihat pertumbuhan tiap sektor atas dasar harga konstan

2000 di Kota Semarang, lapangan usaha yang mencapai pertumbuhan

paling tinggi adalah sektor Perdagangan, Hotel & Restoran sejumlah 6,55,

disusul sektor bangunan sejumlah 6,37, sektor jasa-jasa 6,22. Sedangkan

lapangan usaha dengan pertumbuhan terendah adalah sektor pertanian

sejumlah 0,56.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

1 4

PERTUMBUHAN TIAP SEKTOR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 DI KOTA SEMARANG

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**) 1. PERTANIAN 2,78 1,74 0,54 0,56 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2,83 2,33 1,96 1,25 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4,90 5,50 6,36 4,95 4. LISTRIK,GAS & AIR MINUM 4,16 4,78 3,76 3,58 5. BANGUNAN 7,17 7,04 6,03 6,37 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN 5,93 6,67 7,08 6,55 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 5,87 6,06 5,61 5,43

8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 3,19 5,56 7,44 6,18

9. JASA-JASA 7,46 8,15 6,67 6,22 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 5,87 6,41 6,42 5,84

Sumber Data : Bappeda Kota Semarang (angka sangat sementara/data diolah) keterangan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku dari tahun ke tahun

menunjukkan peningkatan. Bila pada tahun 2000 adalah sebesar

9.180.071,90 rupiah, pada tahun 2013 telah mencapai 39.124.435,42 rupiah,

berarti telah terjadi peningkatan sebesar 4 kali lipat selama 13 tahun. Dan

jika dilihat berdasarkan harga konstan 2000, pertumbuhan pendapatan per

kapita dalam periode 2000 - 2013 juga mengalami peningkatan.

Dari kedua informasi tersebut dapat dikatakan bahwa pada tahun

2013 peningkatan pendapatan yang terjadi mampu mengangkat

pendapatan per kapita hampir 4 kali lipat dibanding pada kondisi tahun

2000. Pada tahun 2013, pendapatan per kapita penduduk Kota Semarang

berdasarkan perhitungan sementara adalah Rp. 39.124.435,42 untuk harga

berlaku dan Rp. 16.339.991,04 untuk harga konstan tahun 2000.

PDRB PER KAPITA KOTA SEMARANG

Tahun Harga Berlaku

Harga Konstan

2010 27.891.154,90 13.731.386,57 2011 31.101.850,41 14.591.731,86

2012*)

34.787.877,69

15.477.609,72 2013**) 39.124.435,42 16.339.991,04

Sumber Data : Bappeda Kota Semarang (data diolah) keterangan : *) Angka sementara **)Angka sangat sementara

Selain dari PDRB, kondisi ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari laju

inflasi. Laju inflasi merupakan ukuran untuk menggambarkan

kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

1 5

berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi memiliki

dampak positif dan dampak negatif, tergantung dari tingkat keparahan

inflasi tersebut. Apabila inflasi itu ringan justru mempunyai pengaruh yang

positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu

meningkatkan pendapatan daerah dan mendorong masyarakat untuk

bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Namun sebaliknya pada

inflasi yang tinggi masyarakat menjadi tidak bersemangat untuk bekerja,

menabung atau mengadakan investasi dan produksi yang disebabkan

harga meningkat dengan cepat.

Inflasi Kota Semarang pada tahun 2012 tercatat sebesar 4,85%.,

sedangkan pada tahun 2013 angka inflasi Kota Semarang sebesar 8,19%

atau sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 8,38%,

akan tetapi lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa Tengah yang tercatat

7,98%. Faktor yang berkontribusi paling besar pada naiknya angka inflasi di

Kota Semarang adalah kenaikan harga pada bidang transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan yang mencapai 12,94%, serta bahan

makanan yang mencapai 11,94%. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli

dan Agustus yang mencapai angka 3,5% dan 1,25%, bertepatan dengan

datangnya bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1433 H.

Selain itu, kenaikan harga BBM bersubsidi serta melemahnya nilai tukar

rupiah terhadap dollar amerika dan mata uang lainnya, menjadi

penyebab tingginya angka inflasi di hampir seluruh daerah di Indonesia.

LAJU INFLASI DI KOTA SEMARANG BULAN Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 1 Januari -0,09 0,75 0,60 0,42 0,99 2 Februari 0,13 0,47 -0,12 0,37 0,90 3 Ma ret 0,67 -0,20 -0,11 0,33 0,95 4 April -0,17 0,37 -0,54 0,14 -0,43 5 Mei 0,09 0,02 0,13 0,36 -0,17 6 Juni 0,14 0,84 0,43 0,68 0,86 7 Juli 0,46 1,73 0,67 0,83 3,50 8 Agustus 0,32 0,53 0,57 1,26 1,25 9 September 1,17 1,04 0,51 -0,10 -0,61

10 Oktober 0,41 0,02 -0,19 0,07 0,12 11 Nopember -0,27 0,63 0,51 -0,01 0,42 12 Desember 0,27 0,70 0,38 0,41 0,21

Year on Year (Kalender Desember) 3,19 7,11 2,87 4,85 8,19 Sumber Data : BPS Provinsi Jawa Tengah per 31 Desember Tahun 2013