bab i - keselamatan kerja

36
Teknik Bengkel 1 I. KESELAMATAN KERJA 1.1 Tindakan Praktikan - Praktikan harus mentaati peraturan dan instruksi. - Memperhatikan instruksi untuk bekerja betul aman. - Bertindak benar tepat pada waktu terjadi kecelakaan. - Segera lapor instruktur bila terjadi kecelakaan. - Menerangkan terjadinya kecelakaan, kerusakan. 1.2 Kesadaran Keselamatan Asal istilah keselamatan kerja disini dari keselmatan mengendarai kendaraan di jalan. Segala perlengkapan instalasi, peralatan dan alat- alat potongan yang terdapat dibengkel selalu direncanakan untuk memotong, membentuk atau mencetak bnetuk yang didinginkan. Walaupun semua benda-benda tersebut mati dan tidak dapat berpikir sendiri, tetapi dapat berfungsi jika dikendalikan maka sebagai pedoman keselamatan adalah berpikir, bahwa penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil kesimpulan: Ujung sisi yang tajam, memotong. Panas, api, membakar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang

Upload: abisena-abm

Post on 24-Jul-2015

85 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 1

I. KESELAMATAN KERJA

1.1 Tindakan Praktikan

- Praktikan harus mentaati peraturan dan instruksi.

- Memperhatikan instruksi untuk bekerja betul aman.

- Bertindak benar tepat pada waktu terjadi kecelakaan.

- Segera lapor instruktur bila terjadi kecelakaan.

- Menerangkan terjadinya kecelakaan, kerusakan.

1.2 Kesadaran Keselamatan

Asal istilah keselamatan kerja disini dari keselmatan mengendarai kendaraan di

jalan.

Segala perlengkapan instalasi, peralatan dan alat-alat potongan yang terdapat

dibengkel selalu direncanakan untuk memotong, membentuk atau mencetak

bnetuk yang didinginkan. Walaupun semua benda-benda tersebut mati dan tidak

dapat berpikir sendiri, tetapi dapat berfungsi jika dikendalikan maka sebagai

pedoman keselamatan adalah berpikir, bahwa penyebab kecelakaan yang

terbesar dengan mudah dapat diambil kesimpulan:

Ujung sisi yang tajam, memotong.

Panas, api, membakar

Asam merusak

Roda gigi, roda penggerak, benda-benda berputar menjepit tangan,

menjambret pakayan.

Suatu benda bergerak, berat membahayakan.

Aliran listrik-membakar, merusak.

Jatuh luka, celaka.

Suatu yang tidak disangga/dijaga-jatuh, menimpa.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 2: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 2

1.3 Brazing

Pertimbangan

Sebelum bekerja pada suatu mesin seseorang harus mempertimbangkan dan

mengingat akan keamananbekerja, sehingga program kerja akan berjalan lancar:

TEMPAT/JENIS:

- Di mesin mana, dan jenis mesin harus diketahui.

- Lingkungan dan suasana tempat kerja.

- Pengaman/perintang bagian yang berbahaya/berputar.

- Landasan/injakan operator.

- Kebersihan mesin.

1.4 Perlengkapan Diri Sendiri

- Pakaian kerja rapi/terkancing.

- Rambut teratur sekalipun agak panjang/diberi pelindung.

- Jangan menyimpan benda tajam di dalam saku.

- Lepas semua cincin dari jari.

- Gunkaan kacamata khusus yang tersedia.

- Gunakan sepatu yang kuat pada ujungnya.

- Gunakan sarung tangan bila perlu.

- Jangan menggunkan dasi.

1.5 Kebersihan

- Bersihkan tangan sebelum bekerja.

- Bersihkan pula setelah selesai bekerja.

- Gunakanlah pakaian kerja sebersih mungkin.

- Gunakanlah cream khusus bila perlu untuk pelindung.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 3: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 3

1.6 Menjalankan/Menggunakan Mesin

Sebelum menegtahui seluk-beluk mesin, atau menguasainya dengan baik,

janganlah coba-coba menggunakannya. Karena sangat berbahaya dan dapat

menimbulkan kecelakaan dan dapat merusaknya.

Maka sebagai pedoman bekerja pada suatu mesin:

- Mintalah keterangan kepada orang yang lebih berpengalaman.

- Bacalah dan kuasailah buku petunjuk untuk menggunkan.

- Perhatikan bagian-bagian mana yang paling berbahaya.

- Perhatikan pula pengaman-pengamannya.

- Cobalah berulang kali menghidupkan dan membiasakan mesin.

- Sebelum mulai mengerjakan benda kerja, teliti sekali lagi dengan cermat,

bagian-bagian yang berpuar, baut-baut pengikat pahat/benda kerja.

Pahat Benda Kerja

Sebelum mulai bekerja pahat yang akan digunakan harus diperiksa: tajam atau

tumpul, karena kedua-duanya juga membahayakan.

Tajam : Dapat melukai operator

Tumpul : Selain hasilnya tidak baik, mungkin patah atau pecah.

1.7 Minyak Pendingin/Pemotong

Selain mendingin pahat/benda kerja, membantu pemotongan cairan ini berfungsi

penting sekali. Karena jika benda kerja panas mengembang, dan hasilnya tidak

beraturan, tetapi untuk pahat dapat mengakibatkan tumpul atau retak dan

akhirnya dapat menimbulkan kecelakaan. Hati-hatilah terhadap minyak

pendingin, mungkin seseorang kulitnya tidak tahan atau alergi.

1.8 Kemampuan Mesin

Pada saat mengerjakan benda kerja pada suatu mesin seperti misalnya pada

mesin bubut, bor, gergaji, frais, skrap, harus melihat kemampuan mesin.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 4: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 4

Sehingga banyak pemakanan, kecepatan putaran, atau kecepatan potongannya

harus ditentukan berdasarkan kemmapuan mesinnya, agar tetap aman.

Kerusakan-kerusakan yang terjadi, yang diakibatkan oleh beban lebih umumnya:

Elektro motor terbakar, karena sabuk penggerak atau kopling tidak slip.

1.9 Kaca Mata

Kaca mata disini adalah kaca mata untuk pelindung pada waktu bekerja.

Ingat! Mata adalah indra manusia yang paling berharga.

Maka janganlah selalu, dengan menggunkan kaca mata. Memang tidak mungkin

kita menghindari dari segala kemungkinan bahaya yang akan terjadi, tetapi kita

dapat mempelajarinya, keadaan sekeliling kita pada waktu bekerja.

1.10 Pakaian Kerja

Dengan mengenakan pakaian kerja khusus, maka pakaian sehari-hari, tetapi tidak

berarti pakaian kerja dibiarkan kotor, pakaian kerja khusus pula djaga

kebrsihannya.

- Tapi tidak terlalu sempit/longgar

- Dikancingkan dengan baik

1.11 Bekerja dengan Baik

Ada beberapa jenis minyak yang digunakan di pabrik-pabrik dan sehari-hari

dalam kehidupan / perindustrian.

Beberapa jenis itu mungkin:

- Minyak pelumas

- Minyak pendingin

- Terpentin

- Minyak tanah

- Bensin

- Dsb

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 5: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 5

Karena kulit tangan ada yang peka dan tidak mau menerima suatu jenis minyak.

Maka kulit tersebut akan rusak bila terkena jenis minyak tersebut.

Sehingga harus benar-benar berhati-hati dan alangkah baiknya kalau kulit tangan

kita beri “crem” tangan yang bisa melindungi tangan sebelum mengerjakan

pekerjaan. Bersihkan tangan terlebih dahulu sebelum ke kamar kecil karena kulit

kemaluan sangat peka “crem” ini bisa ditanyakan ke dokter-dokter dan apotik-

apotik.

1.12 Pencegahan Kecelakaan Alat-alat Tangan

Mengerjakan dengan alat-alat tangan, kecelakaan dapat dicegah dengan beberapa

petunjuk:

1. Gunakan alat-alat yang kondisinya baik

Benar

Gambar 1.1 Obeng dengan tangkai terselubung plastik.

Salah

Gambar 1.2 Obeng dengan tangkai yang peca dan ujungnya sudah rusak. Ini

berbahya.

Benar

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 6: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 6

Salah

Gambar 1.3 Bentuk mulut kunci pas

2. Memilih alat dengan kekerasan yang baik, terlalu keras mudah patah, terlalu

lunak mudah tumpul.

Salah

Kepala dari pahat inin terlalu keras dan akhir patah. Harus digerinda lagi dan

pengerasan yang baik harus dilakukan lagi.

Gambar 1.4 Kepala Pahat

3. Memilih alat-alat yang pegangannya enak digenggam tangan.

4. Bekerja pada bagian listrik, gunakan alat-alat yang terselubung benar.

Benar

Gambar 1.5 Tang pemotong dengan tangkai terselubung

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 7: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 7

5. untuk menghindari letusan, gunakan alat-alat yang tidak bisa menyebabkan

letusan saja.

6. Periksa secara teratur kondisi dari alat-alat tersebut, jika perlu segeralah

diperbaiki.

7. bersihkan alat-alatnya

Tangan harus tidak licin, karena oli, gemuk atau yang lain.

Gambar 1.6 Cara membersihkan tangkai palu.

8. Gunakanlah alat-alatr menurut kegunaannya

Salah Salah Salah

Gambar 1.7 Cara penggunaan alat yang salah

9. Tempat alat-alat dengan baik dan ditempatnya.

10. Ujung-ujung dan sisi-sisi yang tajam harus ditutp benar.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Kikir bukan pembuka kotak

Tang bukan palu Kunci-kunci ini jangan digunakan untuk mengeraskan/ mengendorkan baut

Page 8: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 8

Benar Benar

Gambar 1.8 Cara melindungi sisi tajam

11. Jangan meletakkan alat-alat di dalam kantong yang terbuat dari kain.

12. Jangan meletakkan alat-alat dekat dengan bagian-bagian mesin ynag berputar.

13. Jangan memotong sesuatu berhadapan dengan bagian-bagian tubuh dengan

pahat tangan.

Salah Benar

Gambar 1.9 Cara penggunaan pahat kayu yang benar dan yang salah.

14. Obeng harus digunakan dengan cara yang benar.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Klem benda kerja di bangku, dan jangan memotong berhadapan dengan jari-jari.

Bila tidak digunakan, ujung jangka dan penggores harus ditutup dengan kulit

Bila tidak digunakan, ujung dari penggores ditutup dengan gabus.

Sisi potong dari pahat kayu, harus ditajamkan dengan batu penggosok.

Page 9: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 9

Benar Benar

Salah Benar

Benar

Gambar 1.10. Cara penggunaan obeng yang benar dan yang salah

15. Kunci-kunci pengencang harus digunakan dengan cara yang benar.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Ujung dari obeng harus tepat ukurannya ke dalam alur obeng pada baut (ukuran lebar dan tebal)

Untuk bentuk alur kepala yang khusus, jangan gunakan obeng yang kepala baut phillips.

Sangat berbahaya untuk memegang benda. Benda kerja dengan tangan bila sedang mengencangkan / mengendorkan baut karena obengnya bisa slip dan mengenakan tangan

Untuk bentuk alur kepala yang khusus, jangn gunakan obeng yang kepala baut phillips

Page 10: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 10

Salah Benar

Salah Benar

Salah Benar

Gambar 1.11 Cara penggunaan kunci-kunci yang benar dan yang salah.

16. Palu harus digunakan dengan cara yang benar.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Kunci dengan mulut besar merusakkan mur atau mulut kunci itu sendiri dan slip

Ukuran dari mulut kunci yang tepat mencegah kerusakan-kerusakan

Jika kuncinya miring terhadap mur, mulut kunci tidak memegang dengan baik dan akan slip

Kunci harus selalu digunakan tegak lurus denagn sumbu baut/mur.

Sangat berbahaya memperpanjang kunci dengan cara ini

Kunci ring lebih aman dari kunci pas.

Page 11: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 11

Palu yang terdiri dari:

1. Serat dari kayunya sejajar dengan sumbunya.

2. Ujung yang memukul dan

3. Ujung yang meruncing dipolish.

4. Tangkai dipasang presisi pada kepala palunya.

5. Kepala palunya diamankan oleh semacam pasak.

6. Harus dichamper.

Benar Salah

Benar Salah

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Gambar 1.12 bagian-bagian Palu

Pasaknya miring terhadap sumbu kepal palu, maka tangkainya menekan ke semua permukaan lubang.

Tangkai hanya menekan kedua arah permukaan lubang saja.

Ibu jari dan jari-jari yang lain menangkup pada ujung tangkai. Gerakannya dilakukan dengan pergelangan tangan dan lengan, lihatlah pada tempat yang dipukul dan diusahakan bahwa sumbu kepal palu tegak lurus.

Ibu jari tidak menangkup pada tangkai. Tangkai dipegang terlalu menengah. Gerakannya dilakukan hanya dengan lengan saja.

Page 12: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 12

1.13 Pakaian dan Perlengkapan Perlindungan Diri

Bila praktikan tidak bekerja, maka praktikan mungkin memilih baju sendiri

sesuka hati, sesuai dengan keinginan praktikan sendiri. Namu, demikian, baju

erja dan pakaian perlndungan didesain khusus untuk melindungi praktikan.

Kenakanlah pakaian dan perkakas yang tepat untuk melindungi anda dari luka

yang serius.

1. Gunakanlah pakaian yang kuat dan pas, dan kancingkanlah.

Lengan baju yang longgar, baju atau sweater yang tak trkancing dan robek,

atau dasi dan ikat pinggang yang tidak terkancing dengan baik dapat dengan

mudah dibelit oleh mesin yang berputar.

2. Pakailah celana yang tidak berkelim.

Kelim celana dapat menyebabkan anada tersandung atau kelim itu dapat

menangkap lelatu api atau dikenai zat yang membahayakan.

3. Pakailah sepatu yang cocok dan peliharalah agar tetap dalam kondisi yang

baik.

Sol sepatu yang terlalu lebar, atau sol lapis tengah dari baj, akan melindungi

anda dari luka karena skrap logam dan paku yang menonjol. Pakaian bagian

atas yang baik (misalnya sepatu safety dan boot yang memiliki teacaps

untuk melindungi jatuhnya material dari atas)

4. Rambut panjang mesti didikat dengan kuat, atau memakia harnet sesuai

dengan atauran yang berlaku.

Jika rambut praktikan panjang, mudah sekali rambut itu terlibat mesin,

misalnya mesin drilling. Banyak orang kulit kapalanya terkelupas pada

kecelakaan seperti ini.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 13: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 13

Gambar 1.14 Pelengkapan pelindung diri

5. Jangan menggunakan cincin atau jam tangan pada saat bekerja.

Barang-barang serupa ini mungkin saja tersambar oleh mesin yang

bergerak, hal ini adalah benar-benar berbahaya apabila memakai barang-

barang ini pada jenis-jenis pekerjaan tertentu. Anda bisa kehilangan jari.

6. Pakailah peralatan perlindungan yang sesuai dengan pekerjaan yang

dikerjakan.

Ketahuilah kegunaan masing-masing alat pelindung ini dari sekian banyak

peralatan serupa yang terdapat di tempat anda bekerja.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 14: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 14

Perlindungan Kepala

Gunakanlah topi pengaman.

Peraturan Departemen Tenaga Kerja dan Perindustrian mengatakan

bahwa helm pengaman mesti dipakai area konstruksi.

Perlindungan Mata

Gunakanlah kacamata pengaman, goggle dan pelindung wajah

sebagimana diperlukan di tempat-tempat dimana terdapat benda-benda

kecil melayang, debu, atau logam panas atau melelh serta cairan atau

cairan berbahaya.

Perlindungan Telinga

Pakai pelindung telinga di tempat-tempat yang bersuara keras, atau

kegiatan-kegiatan dengan frekuensi suara tinggi, contohnya:

penggunaan gergaji listrik, palu otomatis, dll. Plastik foam plug

disiapkan untk pelindung telinga.

Perlindungan Tangan

Kenakanlah sarung tangan tebal untuk bahan-bahan tertentu bila anda

mengenai barang-baranng atau bahan-bahan yang tajam, panas atau

cairan yang berbahaya.

Perlindungan Paru-Paru dan Tubuh

Respirator, topeng wajah dan apron yang cocok mesti dikenakan

bilamana anda melakukan pekerjaan tertentu. Perlengkapan ini didesain

untuk memberikan kepada praktikan tingkat keamanan yang tinggi.

7. Anda akan memperoleh perklindungan keamanan yang maksimal dari

peralatan bilamana anda:

Menggunakan jenis (peralatan) yang benar;

Memastikan peralatan itu pas benar;

Memeliharanya dengan aturan yang baik.

1.14 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 15: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 15

A. Pendahuluan

Praktikan harus mampu menjaga keselmatan jiwa korban cedera beart smapai

petugas P3K yang etrlatih tiba di lokasi. Praktikan tidak perlu menjadi pakar P3K,

tetapi karena mereka sering berada di lokasi kejadian lebih dahulu, mereka harus

mampu menolong korban yang cedera.

Pertolongan sering hanya terbatas pada:

Memanggil ahlinya

Menenangkan korban

Memastikan agar tidak ada seorang pun yang memperburuk keadaan.

Namun dalam beberapa kasus, diperlukan tindakan segera untuk menyelamatkan

jiwa korban yang cedera berat. Cedera dan kecelakaan yang parah adalah suatu

keadaan ketika korban membutuhkan ambulan danbantuan medis yang mendesak.

Semua praktikan harus mengeathui prosedur untuk meminta bantuan.

B. Emergency Action Plan (Rencana Kegiatan Emergency) - DRABC

Seseorang biasanya bimbang, takut, atau bahkan panik pada saat nyawanya

terancam, mengalami kecelakaan serius atau teresngat arus listrik. Untuk

membantu mereka bereaksi secara sistematis, ada cara sederhana yang mudah

diingat, yaitu 5 huruf DRABC yang berarti:

DANGER (bahaya)

RESPONSE (respon)

AIRWAY (saluran pernapasan) DRABC

BREATHING (pernapasan)

CIRCULATION (sirkulasi)

Urutan lima langkah – DRABC – sangat penting. Tidak ada gunanya memberikan

resusitasi dari mulut ke mulut (B untuk Pernapasan) pada korban sengatan arus

listrik, kecuali jika anda telah mempertimbangkan adanya D (bahya), dan

memperhatikan bahwa korban masih memegang kawat bertegangan!

Praktikan baru harus meminta bantuan bila korban tampak sadar dan tidak

mengalami perdaratan. Namun, jika korban membutuhkan pertolongan segera,

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 16: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 16

misalnya karena urat nadi terputus atau tersengat arus listrik, maka praktikan baru

ini harus menerapkan prinsip DRABC lebih dahulu. Kemungkinan lain, jika ada

orang lain di lokasi kejadian, mintalah orang tersebut mencari bantuan.

DRABC meliputi:

1. D untuk DANGER (BAHAYA):

Tetap tenang dan dekati korban dengan hati-hati.

Lihat kemungkinan yang dapat membahayak orang lain di sekitar lokasi

kejadian.

Wapadai potensi bahaya dari kawat bertegangan, kebocoran cairan atau gas

yang mudah menyala.

Cari korban lagi yang juga membutuhkan pertolongan.

2. R untuk RESPONSE (RESPONS):

Periksalah apakah korban tetap sadar karena hal ini sangat penting. Jika

korban pingsan, mungkin dibutuhkan tindakan segera untuk memulihkan

pernapasan.

Periksalah jika korban mampu merespons pertanyaan seperti “Anda bisa

mendengar saya?” atau “Anda baik-baik saja?” jika korban bereaksi, lupakan

langkah-langkah DRABC, dan periksalah jika ada pendarahan atau cedera

lain.

3. A untuk AIRWAY (SALURAN PERNAPASAN):

Tenggorokan adalah saluran pernapasan. Bila korban tidak sadar, pastikan

agar saluran pernapasannya tidak terhalang.

Miringkan tubuh korban. Tengadahkan kepala korban perlahan-;ahan dan

mulut agak menoleh ke bawah. Buka mulutnya dan buang benda-asing yang

menghalangi.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 17: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 17

Agar saluran pernapasan tetap terbuka, letakkan satu tangan di dahi korban,

topang dagu dengan tangan lainnya, tengadahkan kepala korban perlahan-

lahan, angkat rahang ke depan, dan bukalah sedikit mulut korban.

Anda telah meletakkan korban pada Posisi Stabil (Gambar 1.15). jika

korban pingsan, baringkan korban dalam posisi miring agar saluran

pernapasan tetap bebas, dan juga menjaga kemungkinan bila korban muntah.

Gambar 1.15 – Posisi Stabil

4. B untuk BREATHING (PERNAPASAN):

Periksa apakah korban bernapas.

Ada tiga cara untuk memeriksa apakah korban bernapas atau tidak:

- Amati – naik turunnya dada

- Dengarkanlah – bunyi pernapasannya

- Rasakan – hembusan napas dari mulut atau hidung dengan pipi Anda.

- Jadi, amati, dengarkan, dan rasakan napas korban dengan meletakkan

pipi Anda beberapa sentimeter dari mulut korban sambil mengamati

naik turunya dada.

Jika korban bernapas, resusitasi tidak perlu dilakukan. Pastikan korban

dibaringkan dalam Posisi Stabil dan berikan bantuan lain yang diperlukan

(misalnya bila ada perdarahan). Periksa napas korban dari waktu ke waktu.

Jika Anda tidak dapat melihat, mendengar, atau merasakan hembusan napas

korban, segera bertindak untuk memulihkannya. Tindakan resusitasi

emergency ini dikenal sebagai EAR – Expired Air Resuscitation/Resusitasi

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 18: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 18

untuk memulihkan pernapasan (Gambar 1.16 – 1.18). hanya petugas terlatih

diizinkan melakukannya.

Gambar 1.16

Gambar 1.17

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 19: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 19

Gambar 1.18 Resusitasi dari mulut ke mulut

5. C untuk CIRCULATION (SIRKULASI):

Hal ini mengacu pada sirkulasi darah. Bila jantung tidak berdenyut, oksigen

tidak akan sampai ke otak dan kematian bisa terjadi.

Perikasa sirkulasi darah dengan meraskan denyut nadi di leher (Gambar

1.19).

Jika denyut nadi terasi, lanjutkan EAR, dan periksa apakah pernapasandan

denyut nadi normal setelah satu menit, lalu setiap dua mennnit. Hanya

petugas terlatih diizinkan melakukannya.

Jika denyut nadi tidak terasa, lakukan CPR – Cardio-Pulmonary

Resuscitation (RPJ – Resutitasi Jantung Paru). Hanya petugas terlatih

diizinkan melakukannya.

Gambar 1.19 Merasakan denyut nadi

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 20: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 20

Setelah DRABC

Bila korban bernapas dan nadinya berdenyut, berarti masa kritis telah lewat.

Selanjutnya:

Baringkan korban pada posisi stabil

Segera mencari bantuan medis.

Periksa kemungkinan cedera lain, seperti perdarahan, luka bakar, atau

fraktur.

1.15 Bahaya Kebakaran

A. Pendahuluan

Praktikan harus memahami karakteristik kebakaran, tindakan pencegahan untuk

keselamatan dan cara mengoperasikan alat pemadam api ringan (APAR).

B. Bagiamana kebakaran terjadi

Pembakaran dapat terjadi bila terdapat tiga faktor dasar:

Bahan bakar

Oksigen

Panas dalan jumlah tertentu

Gambar 1.20 Segitiga Api

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 21: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 21

Proses pembakaran dapat dihubungkan menjadi segi tiga, yang ke tiga sisinya

mewakili ketiga elemen atau unsur pembakaran tersebut.

C. Memadamkan kebakaran

Pemadam api didasarkan pada menyingkirkan salah satu faktor atau lebih yang

diperlukan untuk menimbulkan api. Praktek pemadam api menggunkaan prinsip

sederhana ini dan metode yang dipakai dapat diklasifikasikan dalam judul sebagai

berikut:

Gambar 1.21 Pendinginan atau cooling (Menghilangkan panas)

Gambar 1.22 Penutupan atau smothering (menghilangkan oksigen)

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 22: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 22

Gambar 1.23 Penghilangan atau starvation (menghilangkan bahan bakar)

Gambar 1.24 Memutuskan (interupsi)reaksi rantai api

1. Pendinginan

Jika panas yang dihasilkan oleh pembakaran dapat dihilangkan lebih cepat

daripada timbulnya api, maka pembakaran akan berhenti. Cara paling umum

digunakan untuk menghentikan panas adalah dengan menyiramkan air.

2. Penutupan (smothering)

Jika oksigentidak ada atau jumlahnya terbatas, maka proses pembakaran tidak

dapat berlanjut. Benda yang tak mudah terbakar, termasuk gas atau uap, yang

tidak bereaksi dengan bahanyang terbakar, dapat digunakan di sini.

Unsur – unsur yang dapat digunakan sebagai penutup adalah:

Busa

Karbon dioksida (Co2) atau gas lembam lainnya

Cairan yang menguap seperti BCF

Serbuk kimia kering

Tanah atau pasir.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 23: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 23

3. Penghilangan (starvation)

Ketika semua bahan bakar terbakar, atau bahan bakar yang belum terbakar

disingkirkan dari api, atau api disingkirkan dari bahan bakar, maka

pembakaran akan berhenti.

Contoh-contoh penghilangan bahn bakar:

Menghabiskan seluruh bahan bakar. Membiarkan api membakar seluruh

bahan bakr dalam kondisi tetap terkendali.

Memindahkan bahan bakar yang belum terbakar. Misalnya, membuang

bahan bakar dari tangki yang terbakar atau membuat fire break dan

backburning (melawan api dengan api).

Menyingkirkan api dari bahan bakar. Misalnya, menyingkirkan barang

yang belum terbakar dari barang yang sdang terbakar.

4. Pemutusan Reaksi (interuption of reaction)

Api adalah reaksi berantai dari bahan bakar yang menguap dan molekul-

molekul oksigen. Akibatnya, lidah api membakar campuran uap-udara dan

menyebar. Jika reaksi rantai apai diputuskan, maka reaksinya akan berkurang

dan akhirnya menyebabkan api padam.

Cairan yang menguap seperti hidrokarbon terhalogenasi, dan serbuk kimia

kering memiliki kemampuan untuk memutuskan reaksi rantai api.

D. Klasifikasi kebakaran

Kebakaran dibagi menjadi beberapa kelas, menurut jenis bahan bakarnya. Hal ini

membantu pemilihan alat-alat pemadaman api ringan. Standar internasional

mengklasifikasikan kebakaran dalam empat kelas:

Kelas A – kebakaran yang berkaitan dengan bahan padat, mislanya kayu,

bongkahan, kertas. Kebakaran kelas ini dapat dipadamkan dengan air atau

bahan kimia kering.

Gambar 1.25 Simbol internasional

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

A

Page 24: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 24

untuk kelas kebakaran ini adalah segitiga hijau.

Kelas B – kebakaran yang berkaitan dengan cairan yang mudah terbakar atau

bahan padat yang mencair. Pemadam api dengan bahan kimia kering

merupakan cara yang paling efektif untuk kelas ini.

Gambar 1.26 Simbol internasional untuk kelas

kebakaran ini adalah segiempat merah.

Kelas C – kebakaran yang berkaitan dengan listrik. Alat pemadam dari bahan

kimia kering adalah cara yang paling efektif.

Gambar 1.27 Simbol internasional untuk kelas

kebakaran ini adalah lingkaran biru.

Kelas D – kebakaran yang melibatkan logam seperti magnesium dan fosfor.

Karena kebakaran ini menimbulkan suhu panas yang sangat tinggi, maka air

dan alat pemadam api biasa tidak akan efektif, kebakaran Kelas D biasanya

dipadamkan dengan dikubur.

Gambar 1.28 Simbol internasional untuk kelas

kebakaran ini adalah bintang kuning.

E. Tindakan pencegahan kebakaran

Jangan beri kesempatan api untuk mulai nyala.

Simpan dan tangani cairan mudah menyala (flammable) dengan benar.

Pastikan agar fiting listrik dalam kondisi yang baik.

Laporkan segala jenis gangguan dengan segera.

Ketahuilah tampat penyimpanan Alat Pemadam Api Ringan, jenisnya dan

cara menggunaknnya.

Baca petunjuk pengoperasian pada Alat-alat Pemadam Api Ringan.

Jaga agar gang-gang, pintu darurat dan pintu masuk tetap bebas hambatan.

Jangan menumpuk sampah. Perawatan tempat kerja yang baik (good

housekeeping) adalh prinsip dasar pencegahan kebakaran.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

D

Page 25: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 25

F. Tindakan yang diambil ketika timbul kebakaran.

Menit-menit pertama setelah timbulnya api adalah menit-menit yang paling kritis!

Jika timbul kebakaran:

Jangan panik. Tetap tenang dan berpikir jernih.

Jika yang terbakar itu instrumen listrik, matikan aliran listrik.

Peringatkan semua orang di areal tersebut. Orang yang tidak berkepentingan

harus segera meninggalkan areal tersebut.

Jika memungkinkan. Cobalah padamkan api. Tetaplah berada di antar api dan

pintu keluar.

Padamkan api dengan alat pemadam api ringan. Jika api sudah terlalu besar,

keluarlah dari areal tersebut.

G. Alat Pemadam Api Ringan

Alat Pemadam Api ringan diklasifikasikan menurut kegunaannya sesuai dengan

ke empat kelas kebakaran.

Ketika anda muali bekerja, pastikanlah untuk memeriksa lokasi dan kondisi. Alat

Pemadam Ringan di areal Anda sendiri.

Gambar 1.29 Alat Pemadam Api Ringan

Pastikan agar Alat Pemadam Api Ringan memiliki label inspeksi, dan tombol

merh dibagian atas berada dalam posisi turun. Jika tombol ini naik, itu berarti

Alat Pemadam Api Ringan tersebut telah digunakan. Laporan kepada supervisor

agar Alat Pemadam Api Ringan tersebut diganti.

Periksalah bagian bawah dan setiap sisi Alat Pemadam Api Ringan untuk

memastikan tidak bagian yang penyok atau karat.

H. Penggunaan Pemadam

Empat langkah menggunakan pemadam yang dioperasikan oleh kartrid

(cartridge):

1. C CABUT pin pengaman handel, di atas Alat Pemadam Api Ringan.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang

Page 26: Bab i - Keselamatan Kerja

Teknik Bengkel 26

2. A ARAHKAN slang penyemprot. Pegang slang penyemprot dengan

kuat.

Tekanan gas yang disemprotkan dapat membuat slang terpental dan melukai

anda.

3. T TEKAN tuas pada handel yang digenggam untuk menyemprotkan

isinya.

4. G GERAKKAN nosel maju mundur pada sumber api untuk menebarkan

semprotan bahan pemadam api secara merata. Berjalanlah mundur menjauhi

titik api sehingga alat pemadam api tetap berada di antara Anda an titik api,

sebagai tindakan pencegahan bila sewaktu-waktu api muncul kembali.

Agar berhasil memadamkan api, dekati dari arah angin bertiup (angin bertiup

dari belakang tubuh Anda ke arah kebakaran). Jaga agar badan tetap rendah dan

gerakkan nosel maju-mundur dengan cepat, mulai dari pinggir api terus ke

belakang. Cara ini akan memadamkan api yang berada di bagian paling depan.

Jika gagal, api akan terus menyala. Jika Andakeliru menyemprotkan bahan

pemadam api ke tengah-tengah bahan bakar cair yang sedang terbakar, maka

bahan bakar tersebut akan terpercik dan justru semakin memperlluas daerah

sebaran api.

Ingat, BERJALANLAH MUNDUR menjauhi api.

I. Alat Pemadam Api Ringan Karbon Dioksida

Karbon dioksida digunakan untuk memadamkan kebakaran di ruang kontrol, ruang

komputer dan ruangan-ruangan yang berisikan komputer yang serba mahal.

Karbon dioksida digunakan di sisni karena bubuk ABC bersifat korosif dan sulit

dibersihkan dari komputer.

Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang