bab i - keselamatan kerja
TRANSCRIPT
Teknik Bengkel 1
I. KESELAMATAN KERJA
1.1 Tindakan Praktikan
- Praktikan harus mentaati peraturan dan instruksi.
- Memperhatikan instruksi untuk bekerja betul aman.
- Bertindak benar tepat pada waktu terjadi kecelakaan.
- Segera lapor instruktur bila terjadi kecelakaan.
- Menerangkan terjadinya kecelakaan, kerusakan.
1.2 Kesadaran Keselamatan
Asal istilah keselamatan kerja disini dari keselmatan mengendarai kendaraan di
jalan.
Segala perlengkapan instalasi, peralatan dan alat-alat potongan yang terdapat
dibengkel selalu direncanakan untuk memotong, membentuk atau mencetak
bnetuk yang didinginkan. Walaupun semua benda-benda tersebut mati dan tidak
dapat berpikir sendiri, tetapi dapat berfungsi jika dikendalikan maka sebagai
pedoman keselamatan adalah berpikir, bahwa penyebab kecelakaan yang
terbesar dengan mudah dapat diambil kesimpulan:
Ujung sisi yang tajam, memotong.
Panas, api, membakar
Asam merusak
Roda gigi, roda penggerak, benda-benda berputar menjepit tangan,
menjambret pakayan.
Suatu benda bergerak, berat membahayakan.
Aliran listrik-membakar, merusak.
Jatuh luka, celaka.
Suatu yang tidak disangga/dijaga-jatuh, menimpa.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 2
1.3 Brazing
Pertimbangan
Sebelum bekerja pada suatu mesin seseorang harus mempertimbangkan dan
mengingat akan keamananbekerja, sehingga program kerja akan berjalan lancar:
TEMPAT/JENIS:
- Di mesin mana, dan jenis mesin harus diketahui.
- Lingkungan dan suasana tempat kerja.
- Pengaman/perintang bagian yang berbahaya/berputar.
- Landasan/injakan operator.
- Kebersihan mesin.
1.4 Perlengkapan Diri Sendiri
- Pakaian kerja rapi/terkancing.
- Rambut teratur sekalipun agak panjang/diberi pelindung.
- Jangan menyimpan benda tajam di dalam saku.
- Lepas semua cincin dari jari.
- Gunkaan kacamata khusus yang tersedia.
- Gunakan sepatu yang kuat pada ujungnya.
- Gunakan sarung tangan bila perlu.
- Jangan menggunkan dasi.
1.5 Kebersihan
- Bersihkan tangan sebelum bekerja.
- Bersihkan pula setelah selesai bekerja.
- Gunakanlah pakaian kerja sebersih mungkin.
- Gunakanlah cream khusus bila perlu untuk pelindung.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 3
1.6 Menjalankan/Menggunakan Mesin
Sebelum menegtahui seluk-beluk mesin, atau menguasainya dengan baik,
janganlah coba-coba menggunakannya. Karena sangat berbahaya dan dapat
menimbulkan kecelakaan dan dapat merusaknya.
Maka sebagai pedoman bekerja pada suatu mesin:
- Mintalah keterangan kepada orang yang lebih berpengalaman.
- Bacalah dan kuasailah buku petunjuk untuk menggunkan.
- Perhatikan bagian-bagian mana yang paling berbahaya.
- Perhatikan pula pengaman-pengamannya.
- Cobalah berulang kali menghidupkan dan membiasakan mesin.
- Sebelum mulai mengerjakan benda kerja, teliti sekali lagi dengan cermat,
bagian-bagian yang berpuar, baut-baut pengikat pahat/benda kerja.
Pahat Benda Kerja
Sebelum mulai bekerja pahat yang akan digunakan harus diperiksa: tajam atau
tumpul, karena kedua-duanya juga membahayakan.
Tajam : Dapat melukai operator
Tumpul : Selain hasilnya tidak baik, mungkin patah atau pecah.
1.7 Minyak Pendingin/Pemotong
Selain mendingin pahat/benda kerja, membantu pemotongan cairan ini berfungsi
penting sekali. Karena jika benda kerja panas mengembang, dan hasilnya tidak
beraturan, tetapi untuk pahat dapat mengakibatkan tumpul atau retak dan
akhirnya dapat menimbulkan kecelakaan. Hati-hatilah terhadap minyak
pendingin, mungkin seseorang kulitnya tidak tahan atau alergi.
1.8 Kemampuan Mesin
Pada saat mengerjakan benda kerja pada suatu mesin seperti misalnya pada
mesin bubut, bor, gergaji, frais, skrap, harus melihat kemampuan mesin.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 4
Sehingga banyak pemakanan, kecepatan putaran, atau kecepatan potongannya
harus ditentukan berdasarkan kemmapuan mesinnya, agar tetap aman.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi, yang diakibatkan oleh beban lebih umumnya:
Elektro motor terbakar, karena sabuk penggerak atau kopling tidak slip.
1.9 Kaca Mata
Kaca mata disini adalah kaca mata untuk pelindung pada waktu bekerja.
Ingat! Mata adalah indra manusia yang paling berharga.
Maka janganlah selalu, dengan menggunkan kaca mata. Memang tidak mungkin
kita menghindari dari segala kemungkinan bahaya yang akan terjadi, tetapi kita
dapat mempelajarinya, keadaan sekeliling kita pada waktu bekerja.
1.10 Pakaian Kerja
Dengan mengenakan pakaian kerja khusus, maka pakaian sehari-hari, tetapi tidak
berarti pakaian kerja dibiarkan kotor, pakaian kerja khusus pula djaga
kebrsihannya.
- Tapi tidak terlalu sempit/longgar
- Dikancingkan dengan baik
1.11 Bekerja dengan Baik
Ada beberapa jenis minyak yang digunakan di pabrik-pabrik dan sehari-hari
dalam kehidupan / perindustrian.
Beberapa jenis itu mungkin:
- Minyak pelumas
- Minyak pendingin
- Terpentin
- Minyak tanah
- Bensin
- Dsb
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 5
Karena kulit tangan ada yang peka dan tidak mau menerima suatu jenis minyak.
Maka kulit tersebut akan rusak bila terkena jenis minyak tersebut.
Sehingga harus benar-benar berhati-hati dan alangkah baiknya kalau kulit tangan
kita beri “crem” tangan yang bisa melindungi tangan sebelum mengerjakan
pekerjaan. Bersihkan tangan terlebih dahulu sebelum ke kamar kecil karena kulit
kemaluan sangat peka “crem” ini bisa ditanyakan ke dokter-dokter dan apotik-
apotik.
1.12 Pencegahan Kecelakaan Alat-alat Tangan
Mengerjakan dengan alat-alat tangan, kecelakaan dapat dicegah dengan beberapa
petunjuk:
1. Gunakan alat-alat yang kondisinya baik
Benar
Gambar 1.1 Obeng dengan tangkai terselubung plastik.
Salah
Gambar 1.2 Obeng dengan tangkai yang peca dan ujungnya sudah rusak. Ini
berbahya.
Benar
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 6
Salah
Gambar 1.3 Bentuk mulut kunci pas
2. Memilih alat dengan kekerasan yang baik, terlalu keras mudah patah, terlalu
lunak mudah tumpul.
Salah
Kepala dari pahat inin terlalu keras dan akhir patah. Harus digerinda lagi dan
pengerasan yang baik harus dilakukan lagi.
Gambar 1.4 Kepala Pahat
3. Memilih alat-alat yang pegangannya enak digenggam tangan.
4. Bekerja pada bagian listrik, gunakan alat-alat yang terselubung benar.
Benar
Gambar 1.5 Tang pemotong dengan tangkai terselubung
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 7
5. untuk menghindari letusan, gunakan alat-alat yang tidak bisa menyebabkan
letusan saja.
6. Periksa secara teratur kondisi dari alat-alat tersebut, jika perlu segeralah
diperbaiki.
7. bersihkan alat-alatnya
Tangan harus tidak licin, karena oli, gemuk atau yang lain.
Gambar 1.6 Cara membersihkan tangkai palu.
8. Gunakanlah alat-alatr menurut kegunaannya
Salah Salah Salah
Gambar 1.7 Cara penggunaan alat yang salah
9. Tempat alat-alat dengan baik dan ditempatnya.
10. Ujung-ujung dan sisi-sisi yang tajam harus ditutp benar.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Kikir bukan pembuka kotak
Tang bukan palu Kunci-kunci ini jangan digunakan untuk mengeraskan/ mengendorkan baut
Teknik Bengkel 8
Benar Benar
Gambar 1.8 Cara melindungi sisi tajam
11. Jangan meletakkan alat-alat di dalam kantong yang terbuat dari kain.
12. Jangan meletakkan alat-alat dekat dengan bagian-bagian mesin ynag berputar.
13. Jangan memotong sesuatu berhadapan dengan bagian-bagian tubuh dengan
pahat tangan.
Salah Benar
Gambar 1.9 Cara penggunaan pahat kayu yang benar dan yang salah.
14. Obeng harus digunakan dengan cara yang benar.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Klem benda kerja di bangku, dan jangan memotong berhadapan dengan jari-jari.
Bila tidak digunakan, ujung jangka dan penggores harus ditutup dengan kulit
Bila tidak digunakan, ujung dari penggores ditutup dengan gabus.
Sisi potong dari pahat kayu, harus ditajamkan dengan batu penggosok.
Teknik Bengkel 9
Benar Benar
Salah Benar
Benar
Gambar 1.10. Cara penggunaan obeng yang benar dan yang salah
15. Kunci-kunci pengencang harus digunakan dengan cara yang benar.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Ujung dari obeng harus tepat ukurannya ke dalam alur obeng pada baut (ukuran lebar dan tebal)
Untuk bentuk alur kepala yang khusus, jangan gunakan obeng yang kepala baut phillips.
Sangat berbahaya untuk memegang benda. Benda kerja dengan tangan bila sedang mengencangkan / mengendorkan baut karena obengnya bisa slip dan mengenakan tangan
Untuk bentuk alur kepala yang khusus, jangn gunakan obeng yang kepala baut phillips
Teknik Bengkel 10
Salah Benar
Salah Benar
Salah Benar
Gambar 1.11 Cara penggunaan kunci-kunci yang benar dan yang salah.
16. Palu harus digunakan dengan cara yang benar.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Kunci dengan mulut besar merusakkan mur atau mulut kunci itu sendiri dan slip
Ukuran dari mulut kunci yang tepat mencegah kerusakan-kerusakan
Jika kuncinya miring terhadap mur, mulut kunci tidak memegang dengan baik dan akan slip
Kunci harus selalu digunakan tegak lurus denagn sumbu baut/mur.
Sangat berbahaya memperpanjang kunci dengan cara ini
Kunci ring lebih aman dari kunci pas.
Teknik Bengkel 11
Palu yang terdiri dari:
1. Serat dari kayunya sejajar dengan sumbunya.
2. Ujung yang memukul dan
3. Ujung yang meruncing dipolish.
4. Tangkai dipasang presisi pada kepala palunya.
5. Kepala palunya diamankan oleh semacam pasak.
6. Harus dichamper.
Benar Salah
Benar Salah
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Gambar 1.12 bagian-bagian Palu
Pasaknya miring terhadap sumbu kepal palu, maka tangkainya menekan ke semua permukaan lubang.
Tangkai hanya menekan kedua arah permukaan lubang saja.
Ibu jari dan jari-jari yang lain menangkup pada ujung tangkai. Gerakannya dilakukan dengan pergelangan tangan dan lengan, lihatlah pada tempat yang dipukul dan diusahakan bahwa sumbu kepal palu tegak lurus.
Ibu jari tidak menangkup pada tangkai. Tangkai dipegang terlalu menengah. Gerakannya dilakukan hanya dengan lengan saja.
Teknik Bengkel 12
1.13 Pakaian dan Perlengkapan Perlindungan Diri
Bila praktikan tidak bekerja, maka praktikan mungkin memilih baju sendiri
sesuka hati, sesuai dengan keinginan praktikan sendiri. Namu, demikian, baju
erja dan pakaian perlndungan didesain khusus untuk melindungi praktikan.
Kenakanlah pakaian dan perkakas yang tepat untuk melindungi anda dari luka
yang serius.
1. Gunakanlah pakaian yang kuat dan pas, dan kancingkanlah.
Lengan baju yang longgar, baju atau sweater yang tak trkancing dan robek,
atau dasi dan ikat pinggang yang tidak terkancing dengan baik dapat dengan
mudah dibelit oleh mesin yang berputar.
2. Pakailah celana yang tidak berkelim.
Kelim celana dapat menyebabkan anada tersandung atau kelim itu dapat
menangkap lelatu api atau dikenai zat yang membahayakan.
3. Pakailah sepatu yang cocok dan peliharalah agar tetap dalam kondisi yang
baik.
Sol sepatu yang terlalu lebar, atau sol lapis tengah dari baj, akan melindungi
anda dari luka karena skrap logam dan paku yang menonjol. Pakaian bagian
atas yang baik (misalnya sepatu safety dan boot yang memiliki teacaps
untuk melindungi jatuhnya material dari atas)
4. Rambut panjang mesti didikat dengan kuat, atau memakia harnet sesuai
dengan atauran yang berlaku.
Jika rambut praktikan panjang, mudah sekali rambut itu terlibat mesin,
misalnya mesin drilling. Banyak orang kulit kapalanya terkelupas pada
kecelakaan seperti ini.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 13
Gambar 1.14 Pelengkapan pelindung diri
5. Jangan menggunakan cincin atau jam tangan pada saat bekerja.
Barang-barang serupa ini mungkin saja tersambar oleh mesin yang
bergerak, hal ini adalah benar-benar berbahaya apabila memakai barang-
barang ini pada jenis-jenis pekerjaan tertentu. Anda bisa kehilangan jari.
6. Pakailah peralatan perlindungan yang sesuai dengan pekerjaan yang
dikerjakan.
Ketahuilah kegunaan masing-masing alat pelindung ini dari sekian banyak
peralatan serupa yang terdapat di tempat anda bekerja.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 14
Perlindungan Kepala
Gunakanlah topi pengaman.
Peraturan Departemen Tenaga Kerja dan Perindustrian mengatakan
bahwa helm pengaman mesti dipakai area konstruksi.
Perlindungan Mata
Gunakanlah kacamata pengaman, goggle dan pelindung wajah
sebagimana diperlukan di tempat-tempat dimana terdapat benda-benda
kecil melayang, debu, atau logam panas atau melelh serta cairan atau
cairan berbahaya.
Perlindungan Telinga
Pakai pelindung telinga di tempat-tempat yang bersuara keras, atau
kegiatan-kegiatan dengan frekuensi suara tinggi, contohnya:
penggunaan gergaji listrik, palu otomatis, dll. Plastik foam plug
disiapkan untk pelindung telinga.
Perlindungan Tangan
Kenakanlah sarung tangan tebal untuk bahan-bahan tertentu bila anda
mengenai barang-baranng atau bahan-bahan yang tajam, panas atau
cairan yang berbahaya.
Perlindungan Paru-Paru dan Tubuh
Respirator, topeng wajah dan apron yang cocok mesti dikenakan
bilamana anda melakukan pekerjaan tertentu. Perlengkapan ini didesain
untuk memberikan kepada praktikan tingkat keamanan yang tinggi.
7. Anda akan memperoleh perklindungan keamanan yang maksimal dari
peralatan bilamana anda:
Menggunakan jenis (peralatan) yang benar;
Memastikan peralatan itu pas benar;
Memeliharanya dengan aturan yang baik.
1.14 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 15
A. Pendahuluan
Praktikan harus mampu menjaga keselmatan jiwa korban cedera beart smapai
petugas P3K yang etrlatih tiba di lokasi. Praktikan tidak perlu menjadi pakar P3K,
tetapi karena mereka sering berada di lokasi kejadian lebih dahulu, mereka harus
mampu menolong korban yang cedera.
Pertolongan sering hanya terbatas pada:
Memanggil ahlinya
Menenangkan korban
Memastikan agar tidak ada seorang pun yang memperburuk keadaan.
Namun dalam beberapa kasus, diperlukan tindakan segera untuk menyelamatkan
jiwa korban yang cedera berat. Cedera dan kecelakaan yang parah adalah suatu
keadaan ketika korban membutuhkan ambulan danbantuan medis yang mendesak.
Semua praktikan harus mengeathui prosedur untuk meminta bantuan.
B. Emergency Action Plan (Rencana Kegiatan Emergency) - DRABC
Seseorang biasanya bimbang, takut, atau bahkan panik pada saat nyawanya
terancam, mengalami kecelakaan serius atau teresngat arus listrik. Untuk
membantu mereka bereaksi secara sistematis, ada cara sederhana yang mudah
diingat, yaitu 5 huruf DRABC yang berarti:
DANGER (bahaya)
RESPONSE (respon)
AIRWAY (saluran pernapasan) DRABC
BREATHING (pernapasan)
CIRCULATION (sirkulasi)
Urutan lima langkah – DRABC – sangat penting. Tidak ada gunanya memberikan
resusitasi dari mulut ke mulut (B untuk Pernapasan) pada korban sengatan arus
listrik, kecuali jika anda telah mempertimbangkan adanya D (bahya), dan
memperhatikan bahwa korban masih memegang kawat bertegangan!
Praktikan baru harus meminta bantuan bila korban tampak sadar dan tidak
mengalami perdaratan. Namun, jika korban membutuhkan pertolongan segera,
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 16
misalnya karena urat nadi terputus atau tersengat arus listrik, maka praktikan baru
ini harus menerapkan prinsip DRABC lebih dahulu. Kemungkinan lain, jika ada
orang lain di lokasi kejadian, mintalah orang tersebut mencari bantuan.
DRABC meliputi:
1. D untuk DANGER (BAHAYA):
Tetap tenang dan dekati korban dengan hati-hati.
Lihat kemungkinan yang dapat membahayak orang lain di sekitar lokasi
kejadian.
Wapadai potensi bahaya dari kawat bertegangan, kebocoran cairan atau gas
yang mudah menyala.
Cari korban lagi yang juga membutuhkan pertolongan.
2. R untuk RESPONSE (RESPONS):
Periksalah apakah korban tetap sadar karena hal ini sangat penting. Jika
korban pingsan, mungkin dibutuhkan tindakan segera untuk memulihkan
pernapasan.
Periksalah jika korban mampu merespons pertanyaan seperti “Anda bisa
mendengar saya?” atau “Anda baik-baik saja?” jika korban bereaksi, lupakan
langkah-langkah DRABC, dan periksalah jika ada pendarahan atau cedera
lain.
3. A untuk AIRWAY (SALURAN PERNAPASAN):
Tenggorokan adalah saluran pernapasan. Bila korban tidak sadar, pastikan
agar saluran pernapasannya tidak terhalang.
Miringkan tubuh korban. Tengadahkan kepala korban perlahan-;ahan dan
mulut agak menoleh ke bawah. Buka mulutnya dan buang benda-asing yang
menghalangi.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 17
Agar saluran pernapasan tetap terbuka, letakkan satu tangan di dahi korban,
topang dagu dengan tangan lainnya, tengadahkan kepala korban perlahan-
lahan, angkat rahang ke depan, dan bukalah sedikit mulut korban.
Anda telah meletakkan korban pada Posisi Stabil (Gambar 1.15). jika
korban pingsan, baringkan korban dalam posisi miring agar saluran
pernapasan tetap bebas, dan juga menjaga kemungkinan bila korban muntah.
Gambar 1.15 – Posisi Stabil
4. B untuk BREATHING (PERNAPASAN):
Periksa apakah korban bernapas.
Ada tiga cara untuk memeriksa apakah korban bernapas atau tidak:
- Amati – naik turunnya dada
- Dengarkanlah – bunyi pernapasannya
- Rasakan – hembusan napas dari mulut atau hidung dengan pipi Anda.
- Jadi, amati, dengarkan, dan rasakan napas korban dengan meletakkan
pipi Anda beberapa sentimeter dari mulut korban sambil mengamati
naik turunya dada.
Jika korban bernapas, resusitasi tidak perlu dilakukan. Pastikan korban
dibaringkan dalam Posisi Stabil dan berikan bantuan lain yang diperlukan
(misalnya bila ada perdarahan). Periksa napas korban dari waktu ke waktu.
Jika Anda tidak dapat melihat, mendengar, atau merasakan hembusan napas
korban, segera bertindak untuk memulihkannya. Tindakan resusitasi
emergency ini dikenal sebagai EAR – Expired Air Resuscitation/Resusitasi
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 18
untuk memulihkan pernapasan (Gambar 1.16 – 1.18). hanya petugas terlatih
diizinkan melakukannya.
Gambar 1.16
Gambar 1.17
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 19
Gambar 1.18 Resusitasi dari mulut ke mulut
5. C untuk CIRCULATION (SIRKULASI):
Hal ini mengacu pada sirkulasi darah. Bila jantung tidak berdenyut, oksigen
tidak akan sampai ke otak dan kematian bisa terjadi.
Perikasa sirkulasi darah dengan meraskan denyut nadi di leher (Gambar
1.19).
Jika denyut nadi terasi, lanjutkan EAR, dan periksa apakah pernapasandan
denyut nadi normal setelah satu menit, lalu setiap dua mennnit. Hanya
petugas terlatih diizinkan melakukannya.
Jika denyut nadi tidak terasa, lakukan CPR – Cardio-Pulmonary
Resuscitation (RPJ – Resutitasi Jantung Paru). Hanya petugas terlatih
diizinkan melakukannya.
Gambar 1.19 Merasakan denyut nadi
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 20
Setelah DRABC
Bila korban bernapas dan nadinya berdenyut, berarti masa kritis telah lewat.
Selanjutnya:
Baringkan korban pada posisi stabil
Segera mencari bantuan medis.
Periksa kemungkinan cedera lain, seperti perdarahan, luka bakar, atau
fraktur.
1.15 Bahaya Kebakaran
A. Pendahuluan
Praktikan harus memahami karakteristik kebakaran, tindakan pencegahan untuk
keselamatan dan cara mengoperasikan alat pemadam api ringan (APAR).
B. Bagiamana kebakaran terjadi
Pembakaran dapat terjadi bila terdapat tiga faktor dasar:
Bahan bakar
Oksigen
Panas dalan jumlah tertentu
Gambar 1.20 Segitiga Api
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 21
Proses pembakaran dapat dihubungkan menjadi segi tiga, yang ke tiga sisinya
mewakili ketiga elemen atau unsur pembakaran tersebut.
C. Memadamkan kebakaran
Pemadam api didasarkan pada menyingkirkan salah satu faktor atau lebih yang
diperlukan untuk menimbulkan api. Praktek pemadam api menggunkaan prinsip
sederhana ini dan metode yang dipakai dapat diklasifikasikan dalam judul sebagai
berikut:
Gambar 1.21 Pendinginan atau cooling (Menghilangkan panas)
Gambar 1.22 Penutupan atau smothering (menghilangkan oksigen)
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 22
Gambar 1.23 Penghilangan atau starvation (menghilangkan bahan bakar)
Gambar 1.24 Memutuskan (interupsi)reaksi rantai api
1. Pendinginan
Jika panas yang dihasilkan oleh pembakaran dapat dihilangkan lebih cepat
daripada timbulnya api, maka pembakaran akan berhenti. Cara paling umum
digunakan untuk menghentikan panas adalah dengan menyiramkan air.
2. Penutupan (smothering)
Jika oksigentidak ada atau jumlahnya terbatas, maka proses pembakaran tidak
dapat berlanjut. Benda yang tak mudah terbakar, termasuk gas atau uap, yang
tidak bereaksi dengan bahanyang terbakar, dapat digunakan di sini.
Unsur – unsur yang dapat digunakan sebagai penutup adalah:
Busa
Karbon dioksida (Co2) atau gas lembam lainnya
Cairan yang menguap seperti BCF
Serbuk kimia kering
Tanah atau pasir.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 23
3. Penghilangan (starvation)
Ketika semua bahan bakar terbakar, atau bahan bakar yang belum terbakar
disingkirkan dari api, atau api disingkirkan dari bahan bakar, maka
pembakaran akan berhenti.
Contoh-contoh penghilangan bahn bakar:
Menghabiskan seluruh bahan bakar. Membiarkan api membakar seluruh
bahan bakr dalam kondisi tetap terkendali.
Memindahkan bahan bakar yang belum terbakar. Misalnya, membuang
bahan bakar dari tangki yang terbakar atau membuat fire break dan
backburning (melawan api dengan api).
Menyingkirkan api dari bahan bakar. Misalnya, menyingkirkan barang
yang belum terbakar dari barang yang sdang terbakar.
4. Pemutusan Reaksi (interuption of reaction)
Api adalah reaksi berantai dari bahan bakar yang menguap dan molekul-
molekul oksigen. Akibatnya, lidah api membakar campuran uap-udara dan
menyebar. Jika reaksi rantai apai diputuskan, maka reaksinya akan berkurang
dan akhirnya menyebabkan api padam.
Cairan yang menguap seperti hidrokarbon terhalogenasi, dan serbuk kimia
kering memiliki kemampuan untuk memutuskan reaksi rantai api.
D. Klasifikasi kebakaran
Kebakaran dibagi menjadi beberapa kelas, menurut jenis bahan bakarnya. Hal ini
membantu pemilihan alat-alat pemadaman api ringan. Standar internasional
mengklasifikasikan kebakaran dalam empat kelas:
Kelas A – kebakaran yang berkaitan dengan bahan padat, mislanya kayu,
bongkahan, kertas. Kebakaran kelas ini dapat dipadamkan dengan air atau
bahan kimia kering.
Gambar 1.25 Simbol internasional
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
A
Teknik Bengkel 24
untuk kelas kebakaran ini adalah segitiga hijau.
Kelas B – kebakaran yang berkaitan dengan cairan yang mudah terbakar atau
bahan padat yang mencair. Pemadam api dengan bahan kimia kering
merupakan cara yang paling efektif untuk kelas ini.
Gambar 1.26 Simbol internasional untuk kelas
kebakaran ini adalah segiempat merah.
Kelas C – kebakaran yang berkaitan dengan listrik. Alat pemadam dari bahan
kimia kering adalah cara yang paling efektif.
Gambar 1.27 Simbol internasional untuk kelas
kebakaran ini adalah lingkaran biru.
Kelas D – kebakaran yang melibatkan logam seperti magnesium dan fosfor.
Karena kebakaran ini menimbulkan suhu panas yang sangat tinggi, maka air
dan alat pemadam api biasa tidak akan efektif, kebakaran Kelas D biasanya
dipadamkan dengan dikubur.
Gambar 1.28 Simbol internasional untuk kelas
kebakaran ini adalah bintang kuning.
E. Tindakan pencegahan kebakaran
Jangan beri kesempatan api untuk mulai nyala.
Simpan dan tangani cairan mudah menyala (flammable) dengan benar.
Pastikan agar fiting listrik dalam kondisi yang baik.
Laporkan segala jenis gangguan dengan segera.
Ketahuilah tampat penyimpanan Alat Pemadam Api Ringan, jenisnya dan
cara menggunaknnya.
Baca petunjuk pengoperasian pada Alat-alat Pemadam Api Ringan.
Jaga agar gang-gang, pintu darurat dan pintu masuk tetap bebas hambatan.
Jangan menumpuk sampah. Perawatan tempat kerja yang baik (good
housekeeping) adalh prinsip dasar pencegahan kebakaran.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
D
Teknik Bengkel 25
F. Tindakan yang diambil ketika timbul kebakaran.
Menit-menit pertama setelah timbulnya api adalah menit-menit yang paling kritis!
Jika timbul kebakaran:
Jangan panik. Tetap tenang dan berpikir jernih.
Jika yang terbakar itu instrumen listrik, matikan aliran listrik.
Peringatkan semua orang di areal tersebut. Orang yang tidak berkepentingan
harus segera meninggalkan areal tersebut.
Jika memungkinkan. Cobalah padamkan api. Tetaplah berada di antar api dan
pintu keluar.
Padamkan api dengan alat pemadam api ringan. Jika api sudah terlalu besar,
keluarlah dari areal tersebut.
G. Alat Pemadam Api Ringan
Alat Pemadam Api ringan diklasifikasikan menurut kegunaannya sesuai dengan
ke empat kelas kebakaran.
Ketika anda muali bekerja, pastikanlah untuk memeriksa lokasi dan kondisi. Alat
Pemadam Ringan di areal Anda sendiri.
Gambar 1.29 Alat Pemadam Api Ringan
Pastikan agar Alat Pemadam Api Ringan memiliki label inspeksi, dan tombol
merh dibagian atas berada dalam posisi turun. Jika tombol ini naik, itu berarti
Alat Pemadam Api Ringan tersebut telah digunakan. Laporan kepada supervisor
agar Alat Pemadam Api Ringan tersebut diganti.
Periksalah bagian bawah dan setiap sisi Alat Pemadam Api Ringan untuk
memastikan tidak bagian yang penyok atau karat.
H. Penggunaan Pemadam
Empat langkah menggunakan pemadam yang dioperasikan oleh kartrid
(cartridge):
1. C CABUT pin pengaman handel, di atas Alat Pemadam Api Ringan.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang
Teknik Bengkel 26
2. A ARAHKAN slang penyemprot. Pegang slang penyemprot dengan
kuat.
Tekanan gas yang disemprotkan dapat membuat slang terpental dan melukai
anda.
3. T TEKAN tuas pada handel yang digenggam untuk menyemprotkan
isinya.
4. G GERAKKAN nosel maju mundur pada sumber api untuk menebarkan
semprotan bahan pemadam api secara merata. Berjalanlah mundur menjauhi
titik api sehingga alat pemadam api tetap berada di antara Anda an titik api,
sebagai tindakan pencegahan bila sewaktu-waktu api muncul kembali.
Agar berhasil memadamkan api, dekati dari arah angin bertiup (angin bertiup
dari belakang tubuh Anda ke arah kebakaran). Jaga agar badan tetap rendah dan
gerakkan nosel maju-mundur dengan cepat, mulai dari pinggir api terus ke
belakang. Cara ini akan memadamkan api yang berada di bagian paling depan.
Jika gagal, api akan terus menyala. Jika Andakeliru menyemprotkan bahan
pemadam api ke tengah-tengah bahan bakar cair yang sedang terbakar, maka
bahan bakar tersebut akan terpercik dan justru semakin memperlluas daerah
sebaran api.
Ingat, BERJALANLAH MUNDUR menjauhi api.
I. Alat Pemadam Api Ringan Karbon Dioksida
Karbon dioksida digunakan untuk memadamkan kebakaran di ruang kontrol, ruang
komputer dan ruangan-ruangan yang berisikan komputer yang serba mahal.
Karbon dioksida digunakan di sisni karena bubuk ABC bersifat korosif dan sulit
dibersihkan dari komputer.
Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Malang