bab i hubungan antara tingkat pengetahuan tentang tb paru dengan asupan gizi anak
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB I Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Tb Paru Dengan Asupan Gizi Anak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5571f3e849795947648ebe7b/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) dapat didefinisikan sebagai penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis, sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Depkes, 2008).
Penyakit ini merupakan penyakit yang masih banyak dijumpai di negara berkembang,
penularanya bisa melalui udara lewat batuk penderita TB, penderita menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak) yang dapat bertahan diudara
pada suhu kamar selama beberapa jam. Semua orang dapat terinfeksi apabila droplet
tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan, baik pada usia dewasa, anak – anak,
laki – laki maupun perempuan (Siregar, 2003).
Usia anak merupakan usia yang sangat rawan terhadap penularan
penyakit tuberkulosis. Angka penularan dan bahaya penularan yang tinggi terdapat
pada golongan umur 0-6 tahun dan golongan umur 7-14 tahun. Usia anak
sangat rawan tertular tuberkulosis, dan bila terinfeksi mereka mudah terkena
penyakit tuberkulosis dan cenderung menderita tuberkulosis berat. Selain itu dari
seluruh kasus tuberkulosis, didapatkan data bahwa 74,23% terdapat pada golongan
anak, diperlukan metode yang tepat untuk mempercepat penyembuhan TB pada anak
(Nurhidayah, 2007).
Masalah yang dihadapi pada penyembuhan penderita TB pada anak di negara
berkembang seperti Indonesia salah satunya adalah faktor pendidikan orang tua yang
rendah dan malnutrisi pada anak. Banyak penduduk yang masih hidup di bawah garis
![Page 2: BAB I Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Tb Paru Dengan Asupan Gizi Anak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5571f3e849795947648ebe7b/html5/thumbnails/2.jpg)
kemiskinan dan tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan sangat rendah.
Pengetahuan masyarakat di negara-negara miskin seperti Indonesia tentang TB
nampaknya kurang memadai, sedangkan yang menyebabkan malnutrisi pada anak
adalah kurangnya asupan makanan yang bergizi (Taslim, 2006).
Umumnya penderita TB anak dalam keadaan malnutrisi dengan berat badan
sekitar 15-20 kg pada anak. Untuk itu diperlukan dukungan nutrisi yang adekuat yang
akan mempercepat perbaikan status gizi dan meningkatkan sistem imunitas, yang
dapat mempercepat proses penyembuhan, disamping pemberian obat TB yang teratur
sesuai metode pengobatan TB (Mustangin, 2008).
Menurut WHO ( World Health Organization ) diperkirakan bahwa terdapat
sekitar 1,7 miliar orang terinfeksi tuberculosis, dengan 8 hingga 10 juta kasus baru
dan 3 juta kematian per tahun(Robbins;2007). Tuberkulosis (TB) adalah penyebab
kematian ke-2 di Indonesia setelah penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya.
Setiap tahun, terdapat 583.000 kasus baru TB di Indonesia, dan setiap tahun ada 1,3
juta anak berumur kurang dari 15 tahun yang terinfeksi kuman TB dan setiap tahun
ada 450 ribu kematian anak akibat penyakit ini. (Depkes RI,2007).
Sedangkan di kota Semarang pada tahun 2008 berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kota Semarang angka kejadian TB mencapai 2576 kasus. Yang terdiri dari
1383 kasus pada laki-laki dan 1193 kasus pada perempuan, sedangkan untuk anak
sendiri terbagi menjadi dua yaitu (15%) usia 0-4 tahun dan (11%) untuk usia 5-14
tahun.
Berdasarkan fenomena yang dijelaskan dalam latar belakang yang disertai
data-data yang terkait maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang TBC dengan asupan gizi pada anak
dengan TB di wilayah kerja Puskesmas Rowosari Kodya Semarang.
![Page 3: BAB I Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Tb Paru Dengan Asupan Gizi Anak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5571f3e849795947648ebe7b/html5/thumbnails/3.jpg)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah,
maka peneliti mengangkat masalah lebih lanjut tentang adakah Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang TBC Dengan Asupan Gizi Pada Anak Dengan TB Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Semarang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang TBC dengan
asupan gizi pada anak dengan TB Paru di wilayah kerja puskesmas Rowosari
Kodya Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu yang mempunyai anak dengan TB paru di
wilayah kerja puskesmas Rowosari Semarang.
b. Mengetahui tingkat asupan gizi yang diberikan ibu pada anak dengan
TB Paru.
c. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang penyakit TBC dengan
asupan gizi yang diberikab ibu pada anak dengan TB Paru di wilayah
kerja puskesmas Rowosari Kodya Semarang.
D. Manfaat
1. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai bahan masukan bagi profesi dalam bidang keperawatan,
khususnya pada pusat pelayanan kesehatan terutama rumah sakit dan
![Page 4: BAB I Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Tb Paru Dengan Asupan Gizi Anak](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082404/5571f3e849795947648ebe7b/html5/thumbnails/4.jpg)
puskesmas guna peningkatan mutu pelayanan kesehatan dalam penanganan
penyakit TBC.
2. Bagi Pasien
Menambah pengetahuan tentang penyakit TBC, pengetahuan penderita
TBC tentang pentingnya asupan gizii pada anak dengan TB paru, dan sebagai
bahan pertimbangan ibu tentang pentingnya asupan gizi pada anak dengan TB
Paru.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman khususnya dalam hal penelitian
keperawatan, memberikan pandangan atau pedoman untuk penelitian
keperawatan berikutnya, dan juga dapat mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan penderita TB Paru dengan asupan gizi pada anak denga TB paru.