bab i hipertensi

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terbesar penyebab morbiditas dan mortalitas pada penyakit kardiovaskular (Kearney dkk., 2005). Selain itu hipertensi juga merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent killer karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penderita hipertensi umumnya tidak mengalami suatu tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi (Chobanian dkk., 2004) Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka kematian akibat hipertensi meningkat sebanyak 17,1% dengan angka kematian akibat komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta per tahunnya. Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan infark miokard, stroke, gagal ginjal, dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat.

Upload: riski-ramadhan

Post on 07-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hipertensi

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Hipertensi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terbesar penyebab morbiditas dan

mortalitas pada penyakit kardiovaskular (Kearney dkk., 2005). Selain itu hipertensi

juga merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent killer karena pada

umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit hipertensi

sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penderita hipertensi umumnya tidak

mengalami suatu tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi (Chobanian dkk.,

2004)

Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka kematian akibat hipertensi meningkat

sebanyak 17,1% dengan angka kematian akibat komplikasi hipertensi mencapai 9,4

juta per tahunnya. Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan infark miokard, stroke,

gagal ginjal, dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat.

Sekitar 69% pasien serangan jantung, 77% pasien stroke, dan 74% pasien congestive

heart failure (CHF) menderita hipertensi dengan tekanan darah >140/90 mmHg.

Hipertensi menyebabkan kematian pada 45% penderita penyakit jantung dan 51%

kematian pada penderita penyakit stroke pada tahun 2008 Selain itu, hipertensi juga

menelan biaya yang tidak sedikit dengan biaya langsung dan tidak langsung yang

dihabiskan pada tahun 2010 sebesar $46,4 milyar (WHO, 2013).

Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, tetapi yang

terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%.

Page 2: Bab i Hipertensi

2

Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum

terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2013)

Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa hipertensi

merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah

sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62% wanita, serta

4,8% pasien meninggal dunia. Prevalensi penyakit tidak menular (PTM) berdasarkan

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke

atas di Indonesia adalah sebesar 25,8%, penyakit jantung koroner (PJK) penduduk

usia 18 tahun ke atas 1,5%, gagal jantung 0,3%, gagal ginjal kronik 0,2%, batu ginjal

0,6%, rematik 24,7%, stroke 12,1%, cedera semua umur 8,2%, asma 4,5%, penyakit

paru obstruksi kronis (PPOK) penduduk usia 30 tahun ke atas 3,8%, kanker 1,8%,

diabetes mellitus 2,1%, hipertiroid pada penduduk usia 15 tahun ke atas berdasarkan

diagnosa 0,4% dan cedera akibat transportasi darat net 47,7%. (Kemenkes RI, 2013)

Khusus untuk kasus hipertensi, proporsi penduduk di Provinsi Lampung pada

penduduk usia 15 tahun ke atas yang melakukan pemeriksaan tekanan darah pada

tahun 2014 lalu masih sangat rendah, hanya 0,11%. Bahkan, saat ini, hipertensi telah

menduduki peringkat ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di

Puskesmas. (Dinkes Provinsi Lampung, 2014).

Penyakit Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan di mana

tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg. Akan

tetapi tidak semua penderita hipertensi mengenali atau merasakan keluhan maupun

gejala, sehingga hipertensi sering dijuluki sebagai pembunuh diam-diam (silent

killer). Biasanya saat di anamnesa, penderita hipertensi memberikan keluhan-keluhan

yang tidak spesifik seperti sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, pusing,

Page 3: Bab i Hipertensi

3

penglihatan kabur, rasa sakit didada, mudah lelah. Sedangkan, gejala akibat

komplikasi hipertensi yang mungkin dijumpai adalah gangguan jantung, gangguan

ginjal, gangguan penglihatan, gangguan saraf, dan gangguan serebral (otak) yang

mengakibatkan kejang, perdarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan

kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma. Yang sangat memprihatinkan masih

banyak sekali penderita hipertensi yang tidak memeriksakan dirinya ke dokter atau

tenaga kesehatan lainnya dan juga tidak meminum obatnya secara rutin. Padahal

kasus hipertensi yang berlangsung dalam jangka waktu lama, tidak dideteksi secara

dini, dan mendapat pengobatan yang memadai dapat menimbulkan kerusakan pada

ginjal atau gagal ginjal, penyakit jantung koroner dan otak yang menyebabkan

stroke.

Prevalensi hipertensi di Kabupaten Lampung Barat berdasarkan pengukuran

Riskesdas tahun 2007 menunjukkan angka yang paling tinggi diantara

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung sebesar 27,2 % ( Riskesdas, 2012 )

Observasi yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Sekincau angka penderita

hipertensi di tahun 2014 sebanyak 1.143. Angka tersebut menempati urutan ke 4

(empat) dari sepuluh besar penyakit di wilayah kerja puskesmas Sekincau Kabupaten

Lampung Barat dan pada tahun 2015 sampai Bulan Oktober sebesar 925 (PTP 2014

dan Data SP2TP Puskesmas Sekincau, 2015).

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada sepuluh orang

penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat, diketahui

gaya hidup pada penderita hipertensi antara lain senang mengkonsumsi makanan

berlemak (7%), berkolesterol tinggi (9%), kadar garam tinggi (19%) dan sedikit serat

(13%), merokok (28%), stres (6%) dan jarang berolah raga (18%).

Page 4: Bab i Hipertensi

4

Gaya hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan memperhatikan faktor-faktor

tertentu yang mempengaruhi kesehatan,antara lain makanan dan olahraga.Selain itu

gaya hidup seseorang juga mempengaruhi tingkat kesehatannya, misalnya jika suka

merokok dan minum minuman keras, tentu saja bukan pola hidup sehat (Anne,2010).

Hasil penelitian Ratna Dewi Hussein (2012), tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan pemanfaatan Puskesmas oleh pasien hipertensi di Kelurahan

Wayhalim Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur

dan pekerjaan dengan pemanfaatan Puskesmas.

Sedangkan hasil penelitian I Gusti Ayu Raka (2011) tentang faktor-faktor resiko

yang berhubungan dengan hipertensi grade I pada masyarakat yang berobat di

Puskesmas Korpri Bandar Lampung menunjukkan riwayat keluarga, perilaku

merokok, kebiasaan makan makanan asin, kebiasaan konsumsi lemak, kebiasaan

olahraga dan obesitas sebagai factor risiko hipertensi.

Berdasarkan fenomena di atas, tampak bahwa gaya hidup masyarakat

mempengaruhi terjadinya hipertensi. Gaya hidup masyarakat yang tidak sehat di

Wilayah kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat terlihat pada penderita

hipertensi. Martuti (2010) mengatakan bahwa gaya hidup sehat perlu diterapkan

untuk meminimalkan angka kejadian penyakit hipertensi.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang

berhubungan dengan perilaku pencegahan hipertensi yaitu upaya untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya

Page 5: Bab i Hipertensi

5

setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan di

Wilayah kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat. Peneliti juga belum menjumpai

data tentang faktor gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi kejadian hipertensi

di Wilayah kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat. Untuk itu perlu dilakukan

penelitian tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Pencegahan

Hipertensi pada Masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat”

1.2 Rumusan Masalah

a. Prevalensi hipertensi di Kabupaten Lampung Barat berdasarkan pengukuran

Riskesdas tahun 2012 menunjukkan angka yang paling tinggi diantara

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung sebesar 27,2 % ( Riskesdas,

2012 )

b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Sekincau angka

penderita hipertensi di tahun 2014 sebanyak 1.143. Angka tersebut

menempati urutan ke 4 (empat) dari sepuluh besar penyakit di wilayah kerja

puskesmas Sekincau Kabupaten Lampung Barat dan pada tahun 2015 sampai

Bulan Oktober sebesar 925 (PTP 2014 dan Data SP2TP Puskesmas Sekincau,

2015).

1.3 Pertanyaan Penelitian

a. Apakah Pengetahuan berhubungan dengan perilaku Pencegahan Hipertensi

pada Masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat tahun

2015.

b. Apakah Sikap berhubungan denganperilaku Pencegahan Hipertensi pada

Masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat tahun 2015

Page 6: Bab i Hipertensi

6

c. Apakah Akses Puskesmasberhubungan dengan perilaku Pencegahan

Hipertensi pada Masyarakat di Wilayahkerja Puskesmas Sekincau Lampung

Barat tahun 2015.

d. Apakah Perilaku Petugas berhubungan dengan perilaku Pencegahan

Hipertensi pada Masyarakat di Wilayahkerja Puskesmas Sekincau Lampung

Barat tahun 2015.

e. Apakah Dukungan Tokoh Masyarakat berhubungan dengan perilaku

Pencegahan Hipertensi pada Masyarakat di Wilayahkerja Puskesmas

Sekincau Lampung Barat tahun 2015.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit

Hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat tahun 2015.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi perilaku pencegahan hipertensi,

pengetahuan, sikap, akses Puskesmas, perilaku petugas dan dukungan

tokoh masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat

tahun 2015.

b. Untuk mengetahui apakah Pengetahuan berhubungan dengan perilaku

Pencegahan Hipertensi pada Masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas

Sekincau Lampung Barat tahun 2015.

Page 7: Bab i Hipertensi

7

c. Untuk mengetahui apakah Sikap berhubungan dengan perilaku

Pencegahan Hipertensi pada Masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas

Sekincau Lampung Barat tahun 2015.

d. Untuk mengetahui apakah Akses Puskesmas berhubungan dengan

perilaku Pencegahan Hipertensi pada Masyarakat di Wilayah kerja

Puskesmas Sekincau Lampung Barat tahun 2015.

e. Untuk mengetahui apakah Perilaku Petugas berhubungan dengan

perilaku Pencegahan Hipertensi pada Masyarakat di Wilayah kerja

Puskesmas Sekincau Lampung Barat tahun 2015.

f. Untuk mengetahui apakah Dukungan tokoh masyarakat berhubungan

dengan perilaku Pencegahan Hipertensi pada Masyarakat di Wilayah

kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat tahun 2015.

g. Untuk mengetahui faktor yang paling yang dominan dari pengetahuan,

sikap, akses Puskesmas, perilaku petugas dan dukungan tokoh

masyarakat dengan perilaku pencegahan hipertensi di Wilayah kerja

Puskesmas Sekincau Lampung Barat tahun 2015.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sekincau Lampung Barat

Memberikan informasi tentang Penyakit Hipertensi pada masyarakat

sehingga masyarakat dapat mengetahui secara dini faktor risiko penyakit ini

dan dapat melaksanakan pencegahan dan pengendaliannya secara dini.

Page 8: Bab i Hipertensi

8

2. Bagi Pukesmas Sekincau Lampung Barat

a. Memberikan informasi tentang Faktor apa saja yang berhubungan dengan

perilaku pencegahan penyakit hipertensi.

b. Memberikan masukan untuk bahan referensi dalam pengambilan

keputusan program pencegahan dan pengendalian hipertensi di wilayah

kerjanya.

3. Bagi Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Mitra Lampung

Menambah perbendaharaan referensi mengenai faktor yang mempengaruhi

perilaku pencegahan hipertensi terutama di Wilayah kerja Puskesmas

Sekincau pada khususnya dan Kabupaten Kabupaten Lampung Barat pada

umumnya.

4. Peneliti Lain

Memberikan data dasar untuk penelitian selanjutnya.