bab i evan

5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu gugusan kepulauan yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera tepatnya di Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten ini sendiri dibentuk berdasarkan UU Republik Indonesia No. 49 Tahun 1999 yang terdiri dari 4 pulau utama, yaitu Pulau Sipora, Pulau Siberut, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan, serta beberapa gugusan pulau kecil lainnya. Dikarenakan kondisi geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai yang berkarakteristik kepulauan serta jauh dari pusat ibukota provinsi Sumatera Barat yaitu Kota Padang, maka akses transportasi umum menuju Kepulauan Mentawai atau antar pulau hanya bisa digunakan transportasi air dan transportasi udara. Transportasi air untuk sebuah daerah yang keadaan geografisnya berkarakteristik kepulauan sangatlah penting keberadaannya dalam memfasilitasi pergerakan masyarakat menuju ke suatu daerah yang dibatasi oleh perairan tersebut. Dalam pengoperasinalnya, suatu transportasi air hendaknya memberikan pelayanan yang cepat, aman, nyaman, murah, dan efisien. Kondisi transportasi menuju dan dari Kapulauan Mentawai sendiri saat ini masih minim sarana dan prasarananya. Itu terlihat dari masih belum optimalnya

Upload: evan-firma-diatama

Post on 06-Feb-2016

258 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sipil

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I EVAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu gugusan kepulauan

yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera tepatnya di Provinsi Sumatera Barat.

Kabupaten ini sendiri dibentuk berdasarkan UU Republik Indonesia No. 49 Tahun

1999 yang terdiri dari 4 pulau utama, yaitu Pulau Sipora, Pulau Siberut, Pulau

Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan, serta beberapa gugusan pulau kecil lainnya.

Dikarenakan kondisi geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai yang

berkarakteristik kepulauan serta jauh dari pusat ibukota provinsi Sumatera Barat

yaitu Kota Padang, maka akses transportasi umum menuju Kepulauan Mentawai

atau antar pulau hanya bisa digunakan transportasi air dan transportasi udara.

Transportasi air untuk sebuah daerah yang keadaan geografisnya

berkarakteristik kepulauan sangatlah penting keberadaannya dalam memfasilitasi

pergerakan masyarakat menuju ke suatu daerah yang dibatasi oleh perairan

tersebut. Dalam pengoperasinalnya, suatu transportasi air hendaknya memberikan

pelayanan yang cepat, aman, nyaman, murah, dan efisien.

Kondisi transportasi menuju dan dari Kapulauan Mentawai sendiri saat ini

masih minim sarana dan prasarananya. Itu terlihat dari masih belum optimalnya

jumlah armada kapal yang melayani transportasi menuju dan dari Kepulauan

Mentawai. Akses menuju Kepulauan Mentawai sendiri jika dari Kota Padang

terdapat 2 pelabuhan di Kota Padang, yaitu Pelabuhan Bungus dan Pelabuhan

Muaro. Khusus untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai sendiri memiliki 4

pelabuhan di masing-masing pulau utamanya. Dalam kasus ini, penulis

mengambil contoh akses menuju Kepulauan Mentawai melalui Pelabuhan Muaro

Padang, khususnya menggunakan angkutan kapal M.V Mentawai Fast.

Setiap penyedia barang atau jasa pasti mendapatkan nilai timbal balik atau

bisa dikatakan biaya dari suatu barang atau jasa yang disediakan. Biaya tersebut

dikenal dengan istilah tarif. Dalam penentuan tarif angkutan umum yang sekarang

dilakukan oleh beberapa penyedia barang atau jasa, ditemukan beberapa

perbedaan pendapat, dimana masyarakat sebagai pengguna barang atau jasa

Page 2: BAB I EVAN

umumnya berpendapat bahwa tarif yang berlaku sekarang lebih memihak pada

penyedia barang atau jasa tanpa melihat pada daya beli masyarakat itu sendiri.

Pada masa sekarang dengan kondisi perubahan ekonomi global yang

cenderung meningkat, Indonesia secara tidak langsung menetapkan perubahan

harga-harga di berbagai sektor, tanpa terkecuali berdampak pada sektor

transportasi khususnya angkutan umum. Dengan naiknya harga bahan bakar, suku

cadang, serta barang-barang pendukung operasional kendaraan lainnya

mengakibatkan kenaikan pada biaya operasional kendaraan dan secara tidak

langsung akan menaikkan tarif angkutan umum tersebut.

Untuk itu perlu dilakukan suatu evaluasi tarif angkutan umum untuk

mengetahui tarif yang berlaku tersebut telah sesuai atau masih berada di atas/di

bawah tarif yang semestinya berlaku. Selain itu, perlu juga diperhatikan tarif yang

akan diberlakukan kedepannya dapat memperhatikan kepentingan penyedia

barang atau jasa (dalam hal ini operator kapal M.V Mentawai Fast) dan juga

kepentingan masyarakat pengguna barang atau jasa tersebut (daya beli

masyarakat).

Dalam pengoperasiannya sendiri, kapal M.V Mentawai Fast menerapkan

jadwal dan tarif operasional sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jadwal dan Tarif Operasional Angkutan Kapal M.V Mentawai Fast

(untuk Tanggal 10 Desember 2014)

Pelabuhan Pelabuhan Jam JamKeberangkatan Tujuan Keberangkatan Kedatangan

Muara, Padang Tua Peijat, Mentawai 6.00 9.00 Rp 250.000Tua Peijat, Mentawai Muara, Padang 15.00 18.00 Rp 250.000

Muara, Padang Sikabaluan, Mentawai 7.00 10.00 Rp 250.000Sikabaluan, Mentawai Siberut, Mentawai 12.00 13.30 Rp 250.000Maileppet, Mentawai Muara, Padang 15.00 18.00 Rp 250.000

Muara, Padang Tua Peijat, Mentawai 7.00 10.00 Rp 250.000Tua Peijat, Mentawai Muara, Padang 15.00 18.00 Rp 250.000

Muara, Padang Tua Peijat, Mentawai 7.00 10.00 Rp 250.000Tua Peijat, Mentawai Muara, Padang 15.00 18.00 Rp 250.000

Muara, Padang Siberut, Mentawai 7.00 10.00 Rp 250.000Sikabaluan, Mentawai Siberut, Mentawai 12.00 13.30 Rp 250.000Maileppet, Mentawai Muara, Padang 15.00 18.00 Rp 250.000

Sabtu

Hari Tarif

Senin

Selasa

Rabu

Jumat

Sumber : www.mentawai-travel.com

2

Page 3: BAB I EVAN

Berdasarkan kondisi yang terpaparkan di atas, penulis melakukan penelitian

untuk mengevaluasi tarif angkutan kapal M.V Mentawai Fast tersebut.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui tarif yang paling sesuai dengan kemampuan

pengguna angkutan kapal M.V Mentawai Fast.

b. Untuk mengetahui apakah tarif yang telah ditetapkan sebelumnya dapat

memenuhi pendapatan yang diterima oleh operator penyedia jasa

angkutan kapal M.V Mentawai Fast.

c. Untuk mengetahui nilai tarif dilihat dari kemampuan (Ability To Pay)

dan kemauan (Willingness To Pay) membayar penumpang angkutan

kapal M.V Mentawai Fast.

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam

pengambilan keputusan dan kebijakan mengenai tarif angkutan kapal M.V

Mentawai Fast, sehingga baik pengguna maupun penyedia jasa angkutan kapal

M.V Mentawai Fast tidak merasa dirugikan oleh pihak manapun.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari tujuan

masalah yang telah ditinjau penulis, batasan-batasan masalah yang diambil dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Angkutan kapal yang diamati adalah M.V Mentawai Fast.

b. Pelabuhan laut Kota Padang yang ditinjau adalah Pelabuhan Muara

Padang.

c. Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan hasil survey

penumpang di atas kapal M.V Mentawai Fast selama perjalanan

berlangsung.

d. Penelitian dilakukan sebelum adanya kenaikan BBM, yaitu ketika harga

premium masih Rp 6.500,- dan solar masih Rp 5.500,-.

3