bab i dr. suci br.docx
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 BAB I dr. suci br.docx
1/4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Miopia merupakan salah satu gangguan penglihatan yang memiliki
prevalensi tinggi di dunia. Dalam hal ini dari semua kelainan refraksi
yang ada, angka kejadian miopia didunia terus meningkat, data WHO
pada tahun 2004 menunjukkan angka kejadian 10% dari 66 juta anak
usia sekolah menderita kelainan refraksi yaitu miopia. Di Amerika
Serikat, berdasarkan data yang dikumpulkan dari 7.401 orang berumur 12-54
tahun oleh National Health and Nutrition Examination Surveypada tahun
1971-1972, diperkirakan prevalensi miopia di Amerika Serikat sebanyak
25%. Bila dibandingkan dengan Amerika Serikat, Asia merupakan daerah
yang memiliki prevalensi miopia yang lebih tinggi, terutama pada masyarakat
Cina dan Jepang. Pada awal 1930, Rasmussen memperkirakan prevalensi
miopia kira-kira 70% di Cina, tetapi prosedur pengambilan datanya tidak
dijelaskan dengan rinci.10
Di Indonesia, dari seluruh kelompok umur (berdasarkan sensus
penduduk tahun 1990), kelainan refraksi (12,9%) merupakan penyebab low
visison/penglihatan terbatas terbanyak kedua setelah katarak (61,3%).9
Faktor resiko yang paling nyata adalah berhubungan dengan aktivitas
jarak dekat, seperti membaca, menulis, menggunakan komputer dan bermain
video game.11,4,3
Selain aktivitas, miopia juga berhubungan dengan genetik.
-
7/22/2019 BAB I dr. suci br.docx
2/4
Anak dengan orang tua yang miopia cenderung mengalami miopia.
Prevalensi miopia pada anak dengan kedua orang tua miopia adalah 32,9%,
sedangkan 18,2% pada anak dengansalah satu orang tua yang miopia dan
kurang dari 6,3% pada anak dengan orang tua tanpa miopia.8
Pada penelitian Jones tentang riwayat miopia orang tua, efek olahraga
dan aktivitas di luar rumah terhadap kejadian miopia, didapatkan hasil bahwa
jumlah olahraga dan aktivitas di luar rumah yang rendah meningkatkan
kejadian miopia pada anak yang mempunyai kedua orang tua miopia daripada
anak yang hanya mempunyai salah satu atau tidak satupun orangtua dengan
riwayat miopia.5
Penelitian di Pelayanan Kesehatan Umum Amerika Serikat, miopia
diperkirakan sebagai peringkat ketujuh penyebab kebutaan pada usia
pertengahan awal dengan prevalensi sekitar 2,1%.2,9 Prevalensi miopia
mencapai 70-90% pada beberapa populasi Negara Asia, seperti di Hongkong,
Taiwan, Singapura, dan Jepang tingkatan prevalensi miopia mencapai 80%.1
Hasil penelitian Kadir didapatkan kelainan miopia sebanyak 27,8%,
hipermetropia 6%, dan astigmatismus 2,8%, didukung dengan hasil penelitian
lain dibeberapa rumah sakit di Indonesia ditemukan insidens penderita miopia
berkisar antara 50% sampai 80,3% dari semua gangguan tajam penglihatan.6
Penelitian lain di Fakultas Kedokteran Grant Norwegia, juga menunjukkan
bahwa 78% mahasiswa kedokteran tahun pertama mengalami miopia, dan
prevalensi miopia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dua kali lebih tinggi
daripada populasi biasa di lingkungan yang sama.7
-
7/22/2019 BAB I dr. suci br.docx
3/4
Dari hal-hal di atas dapat diketahui bahwa pengaruh lamanya
membaca jarak dekat dan keturunan terhadap miopia belum sepenuhnya dapat
dibuktikan. Selain itu, terdapat kecenderungan mahasiswa kedokteran
mengalami miopia. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui lebih jauh
tentang kelainan refraksi ini dan hubungannya dengan keturunan dan lamanya
waktu yang dipakai dalam membaca jarak dekat. Untuk melihat hubungan ini
penulis melakukan penelitian di kampus FK UNIZAR dengan sampel
mahasiswa FK UNIZAR.
1.2.Rumusan masalah
Dari uraian di atas di dapati uraian masalah sebagai berikut:
a) Apakah benar genetik mempengaruhi miopia pada mahasiswa? Atau
karena pengaruh sering melakukan membaca jarak dekat?
b) Seberapa besar pengaruh membaca dalam jarak dekat terhadap
kejadian miopia?
1.3.Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor penyebab mana yang paling berpengaruh
terhadap miopia mahasiswa FK UNIZAR.
1.3.2 Tujuan khusus
a) Mengetahui besar pengaruh genetik terhadap miopia.
b) Mengetahui besar pengaruh lamanya membaca dalam jarak dekat
dengan miopia.
1.4.Manfaat penelitian
-
7/22/2019 BAB I dr. suci br.docx
4/4
a) Dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh besar terhadap
miopia, sehingga dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi
miopia atau tidak memperburuk kondisi miopia.
b) Peneliti dapat menerapkan pengrtahuan tentang community reseach
program, sehingga dapat menambah kemampuan peneliti untuk
melakukan penelitian.
c) Menjadi sumber pustaka bagi peneliti lain yang ingin meneliti hal
yang sama.