bab i dlm nama yesus

8
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan bagi setiap penduduk agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu upaya untuk mencapai keadaan tersebut adalah dengan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan balita (Depkes RI, 2002). Menurut Sudarmoko (2011), tubuh balita masih sangat rentan terhadap unsur asing karena balita belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang memadai. Periode tiga tahun pertama pada masa balita merupakan periode emas pertumbuhan fisik, intelektual, mental dan emosional anak. Kesehatan anak di Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu, hal ini tercermin dari penurunan tingkat kematian balita. Angka kematian balita turun 84 kematian

Upload: intansopa

Post on 13-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bab I

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan bagi setiap penduduk agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu upaya untuk mencapai keadaan tersebut adalah dengan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan balita (Depkes RI, 2002). Menurut Sudarmoko (2011), tubuh balita masih sangat rentan terhadap unsur asing karena balita belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang memadai. Periode tiga tahun pertama pada masa balita merupakan periode emas pertumbuhan fisik, intelektual, mental dan emosional anak. Kesehatan anak di Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu, hal ini tercermin dari penurunan tingkat kematian balita. Angka kematian balita turun 84 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 29 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. (http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/angka-kematian-balita-di-indonesia-turun#sthash.DtLhMOt8.dpuf) Akan tetapi, penurunan tingkat kematian bayi ini masih menurun dengan lambat bila dibandingkan dengan target pembangunan global atau Millenium Global Development Goals (MDGs) yang harus dicapai pada tahun 2015 dimana angka kematian bayi menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012).Arah MDGs ini meliputi 8 hal, dan Kemenkes RI berupaya kuat untuk mencapai target MDGs pada tahun 2015 khususnya MDGs 4 dan 5 yaitu penurunan angka kematian anak dan peningkatan kesehatan maternal (Kemenkes RI, 2011). Guna menyukseskan tujuan pembanguan global atau MDGs, salah satu target utama adalah menurunkan angka kesakitan/kematian ibu dan anak, serta pengendalian penyakit infeksi (HIV/AIDS, TB,Malaria) termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Oleh karena itu, program imunisasi merupakan salah satu program prioritas intervensi kesehatan masyarakat dalam usaha melindungi anak dari kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) (Kemenkes RI, 2012).Upaya menurunkanImunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia. Kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi serangan kuman tertentu, namun kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Depkes RI, 1994). Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan (Depkes RI, 2005). Imunisasi merupakan salah satu strategi yang efektif dan efisien dalam sistem kesehatan nasional untuk mencegah enam penyakit mematikan, yaitu tuberkulosis, dipteri, pertusis, campak, tetanus dan polio. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) mencanangkan program Expanded Program on Immunization (EPI) yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi pada anak-anak di seluruh belahan dunia sejak tahun 1974. WHO dan UNICEF menetapkan indikator cakupan imunisasi adalah 90% di tingkat nasional dan 80% di semua kabupaten. Dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2005 - 2009, target universal child immunization (UCI) desa sebesar 98% tercapai pada tahun 2009. Anak balita di Indonesia tahun 1999/2000 sebesar 66.3% yang memiliki cakupan imunisasi lengkap.1

B. RUMUSAN MASALAHDengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, rumusah masalah penelitian ini ialah:a. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi di Posyandu periode 2013-2014?b. Bagaimana kelengkapan imunisasi dasar di posyandu periode 2013-2014?c. Apakah kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di posyandu periode 2013-2014 sudah memenuhi target WHO dan UNICEF yaitu 80%?

Tujuan umum:Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi posyandu periode 2013-2014Tujuan khusus :a. Mengetahui gambaran kelengkapan imunisasi dasar bayi di Posyandu periode 2013-2014b. Mengetahui tingkat kesuksesan penyuluhan mengenai imunisasi dasar pada bayi

Manfaat Penelitian1. Manfaat untuk penelitia. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi posyandu periode 2013-2014b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran.2. Manfaat untuk masyarakata. Penelitian ini bermanfaat untuk memberi informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dasar yang lengkap.

DAFPUS SEMENTARA1. Survey Kesehatan Nasional. Laporan SKRT 2001: Studi Kesehatan Ibu dan Anak. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.Depkes RI 2001.