bab i dan iii elektron op amp

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Elektronika merupakan bagian dari ilmu fisika yang memiliki cakupan aplikasi yang amat luas. Hampir semua benda yang ada di zaman ini menggunakan prinsip dan asas - asas elektronika. Untuk menguji asas atau teori tersebut, perlu diadakan pengujian atau praktikum pada proses pembelajaran. Suatu operational amplifier merupakan sebuah rangkain integrasi linear (IC) yang mampu memberikan penguatan yang sangat besar dan dapat dioperasikan pada interval tegangan yang cukup lebar. Pemakaian operational amplifier amatlah luas. Di antaranya meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan dc, tapi aktif, penyerah presisi, pengubah analog ke digital dan pengubah digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, pengintegral, kendali otomatik, komputer analog, elektronika nuklir, dan lain- lain. Pada praktikum kali ini, akan diadakan pengujian mengenai tegangan yang dikeluarkan oleh rangkaian operational amplifier. Baik itu yang operational amplifier inverting maupun operational amplifier non-inverting. Pengujian dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pengukuran langsung dan

Upload: finonahaha

Post on 17-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

file

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I Dan III Elektron Op Amp

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Elektronika merupakan bagian dari ilmu fisika yang memiliki cakupan

aplikasi yang amat luas. Hampir semua benda yang ada di zaman ini

menggunakan prinsip dan asas - asas elektronika. Untuk menguji asas atau teori

tersebut, perlu diadakan pengujian atau praktikum pada proses pembelajaran.

Suatu operational amplifier merupakan sebuah rangkain integrasi linear (IC)

yang mampu memberikan penguatan yang sangat besar dan dapat dioperasikan pada

interval tegangan yang cukup lebar. Pemakaian operational amplifier amatlah luas.

Di antaranya meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan dc, tapi aktif,

penyerah presisi, pengubah analog ke digital dan pengubah digital ke analog,

pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, pengintegral, kendali

otomatik, komputer analog, elektronika nuklir, dan lain- lain.

Pada praktikum kali ini, akan diadakan pengujian mengenai tegangan yang

dikeluarkan oleh rangkaian operational amplifier. Baik itu yang operational amplifier

inverting maupun operational amplifier non-inverting. Pengujian dilakukan dengan

dua cara yaitu melalui pengukuran langsung dan dengan perhitungan. Jika nilai

pengukuran sesuai dengan perhitungan, maka praktikum kali ini telah berhasil

membuktikan teori yang berlaku mengenai operational amplifier.

1.2 Tujuan

1. Mengenal jenis Operational amplifier.

2. Mengetahui fungsi Operational amplifier.

3. Memahami cara penggunaan Operational amplifier.

Page 2: Bab I Dan III Elektron Op Amp

BAB III

METDOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan

3.1.1 Alat

1. Alat tulis

2. Kalkulator

3. Multimeter

4. PSU (13 VDC)

3.2.2 Bahan

1. Operational amplifier (LM-

741)

2. Resistor 10K

3. Resistor 100K

3.2 Prosedur praktikum

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Memasang komponen seperti pada gambar rangkaian.

3. Mengubah nilai Rf dan Ri secara bergantian. Misalkan Ri = 10 K atau Rf =

100 K atau sebaliknya.

4. Mengukur hasil yang terlihat pada multimeter.

5. Membandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan.

6. Membereskan bahan dan peralatan yang digunakan untuk praktikum.

Page 3: Bab I Dan III Elektron Op Amp

BAB V

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini bertujuan untuk menunjukkan atau mebuktikan

tegangan output atau tegangan yang dikeluarkan oleh operational amplifier,

baik operational amplifier inverting maupun operational amplifier non-

inverting, yang didapatkan dari hasil pengukuran dan hasil perhitungan.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan multimeter dan PSU dengan

tegangan DC yang besarnya divariasikan. Sedangkan untuk perhitungan

digunakan rumus perhitungan perbandingan tegangan output dengan

tegangan input dan perbandingan resistor yang digunakan.

Dari hasil pengukuran tegangan output untuk operational amplifier

non-inverting (data kelompok 3 dan 4),terdapat enam kondisi. Kondisi

pertama menggunakan resistor pertama (Ri) sebesar 10 K dan resistor kedua

(Rf) sebesar 10 K.. Pada kondisi ini, kedua resistor memiliki nilai yang sama

dan tegangan masukan sebesar 1,2 volt. Jika dihitung menggunakan

persamaan, maka tegangan output yang timbul seharusnya sebesar 3,2 volt

dan nilai yang terukur adalah sebesar 3,98 volt (kelompok 3) dan 3,79 volt

(kelompok 4) ,hasil yang didapatkan kurang mendekati.

Kondisi kedua menggunakan resistor pertama (Ri) sebesar 10 K dan

resistor kedua (Rf) sebesar 100 K. dengan tegangan masukkan sebesar 1,2

volt. Jika dihitung menggunakan persamaan, maka tegangan output yang

timbul seharusnya sebesar 12,2 volt dan nilai yang terukur adalah sebesar

7,71 volt (kelompok 3) dan 12,29 volt (kelompok 4) , hasil dari kelompok 4

relatif mendekati.

Kondisi ketiga menggunakan resistor pertama (Ri) sebesar 10 K dan

resistor kedua (Rf) sebesar 10 K dan nilai tegangan masukkan yang

digunakan adalah sebesar 1,25 volt. Jika dihitung menggunakan persamaan,

maka tegangan output yang timbul seharusnya sebesar 3,25 volt dan nilai

Page 4: Bab I Dan III Elektron Op Amp

yang terukur adalah sebesar 3,75 volt (kelompok 3) dan 3,71 volt (kelompok

4) , kedua hasil kurang mendekati.

Kondisi keempat menggunakan resistor pertama (Ri) sebesar 10 K

dan resistor kedua (Rf) sebesar 100 K. dan nilai tegangan masukkan yang

digunakan adalah sebesar 1,25 volt . Jika dihitung menggunakan persamaan,

maka tegangan output yang timbul seharusnya sebesar 12,25 volt dan nilai

yang terukur adalah sebesar 12, 35 volt (kelompok 3) dan 12,3 volt

(kelompok 4), kedua hasil relatif mendekati.

Kondisi kelima menggunakan resistor pertama (Ri) sebesar 10 K dan

resistor kedua (Rf) sebesar 10 K. dan nilai tegangan masukkan yang

digunakan adalah sebesar 1,3 volt . Jika dihitung menggunakan persamaan,

maka tegangan output yang timbul seharusnya sebesar 3,3 volt dan nilai yang

terukur adalah sebesar 3,74 volt (kelompok 3) dan 3,8 volt (kelompok 4) ,

kedua hasil kurang mendekati.

Kondisi keenam menggunakan resistor pertama (Ri) sebesar 10 K dan

resistor kedua (Rf) sebesar 100 K. dan nilai tegangan masukkan yang

digunakan adalah sebesar 1,3 volt . Jika dihitung menggunakan persamaan,

maka tegangan output yang timbul seharusnya sebesar 12,3 volt dan nilai

yang terukur adalah sebesar 12,32 volt (kelompok 3) dan 12,34 volt

(kelompok 4) , kedua hasil relatif mendekati.

Untuk operational amplifier inverting, diambil data dari perhitungan

kelompok 1 dan 2. Untuk kondisi yang digunakan sama dengan kondisi

operational amplifier invertin. Pada kondisi pertama, nilai tegangan output

menurut perhitungan adalah sebesar -1,2 volt sedangkan nilai tegangan

pengukuran adalah sebesar 2,58 volt (kelompok 1) dan 2,49 volt (kelompok

2). Hasil yang didapatkan oleh kedua kelompok sangat jauh dan tidak

mendekati dengan perhitungan teoritis.

Kondisi kedua, nilai tegangan output menurut perhitungan adalah

sebesar -12 volt sedangkan nilai tegangan pengukuran adalah sebesar 8,75

Page 5: Bab I Dan III Elektron Op Amp

volt (kelompok 1) dan 8,21 volt (kelompok 2). Hasil yang didapatkan oleh

kedua kelompok sangat jauh .

Kondisi ketiga, nilai tegangan output menurut perhitungan adalah

sebesar -1,3 volt sedangkan nilai tegangan pengukuran adalah sebesar 1,25

volt (kelompok 1) dan 2,57 volt (kelompok 2). Hasil yang didapatkan oleh

kelompok 1 relatif mendaekati tetapi hasil dari kelompok 2 sangat jauh.

Kondisi keempat, nilai tegangan output menurut perhitungan adalah

sebesar -12,5 volt sedangkan nilai tegangan pengukuran adalah sebesar 8,56

volt (kelompok 1) dan 8,31 volt (kelompok 2). Hasil yang didapatkan oleh

kedua kelompok sangat jauh .

Kondisi kelima, nilai tegangan output menurut perhitungan adalah

sebesar -1,3 volt sedangkan nilai tegangan pengukuran adalah sebesar 1,93

volt (kelompok 1) dan 1,91 volt (kelompok 2). Hasil yang didapatkan oleh

kedua kelompok relatif jauh.

Kondisi keenam, nilai tegangan output menurut perhitungan adalah

sebesar -13 volt sedangkan nilai tegangan pengukuran adalah sebesar 7,93

volt (kelompok 1) dan 11,13 volt (kelompok 2). Hasil yang didapatkan oleh

kelompok 1 kedua sangat jauh tetapi hasil dari kelompok 2 relatif jauh .

Dari data keseluruhan data yang mendekati teori adalah data dari

kelompok 2 (untuk op-amp inverting) dan kelompok 4 (untuk non-inverting

op-amp). Adanya ketidaktepatan data pengukuran dan perhitungan dapat

disebabkan oleh IC pada op-amp yang digunakan secara berkali –kali atau

karena penggunaan arus dan tegangan yang melebihi batas masksimum.

Untuk IC sendiri batas maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar 30 mA .

Page 6: Bab I Dan III Elektron Op Amp

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Nilai tegangan output pengukuran op-amp inverting yang paling mendekati teori

adalah data dari kelompok 2.

2. Nilai tegangan output pengukuran non-inverting op-amp yang paling mendekati

teori adalah data dari kelompok 4.

3. Batas arus maksimum yang diperbolehkan untuk IC adalah 30mA.

4. Sebagian besar data pengukuran nilainya lebih besar dibandingkan dengan data

teoritis.