bab i - analisis kualitas pelayanan instalasi hemodialisa di rsud dr.m.hoesin

Upload: tama-rustam-k-ama

Post on 07-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 BAB I - Analisis Kualitas Pelayanan Instalasi Hemodialisa Di Rsud Dr.m.hoesin

    1/7

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang

    Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah sangat ditentukan oleh

    kesiapan dan kemampuan daerah itu sendiri dalam mengelola dan

    memberdayakan seluruh potensi dan sumber daya yang tersedia. Wewenang dan

    tanggung jawab yang dimiliki oleh pemerintah daerah diperlukan adanya aparat

    birokrasi yang semakin bertanggung jawab. Muara dari pelaksanaan otonomi

    daerah adalah terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance) akan

    menghasilkan birokrasi yang handal dan professional, efisien, produktif serta

    memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Masyarakat dan

    pemerintah dapat terjadi sinkronisasi yaitu saling tercapainya tujuan

    pembangunan nasional.

    Format kebijakan otonomi daerah yang ada pada saat ini menandai awal

    dari suatu perubahan fundamental dalam paradigma penyelenggaraan

    pemerintahan di negeri ini. Kalau pada pemerintahan orde baru, pembangunan

    menjadi misi terpenting pemerintah (developmentalism) dan pemerintah yang

    pada masa itu menjadikan dirinya sebagai pusat kendali proses pembangunan itu

    (sentralisasi di tingkat nasional), (Rasyid, 1998:12). Kini harus mereposisi diri

    sebagai pelayan dan pemberdaya masyarakat dan harus menyebarkan aktivitasnya

    ke berbagai pusat (plusentris) di tingkat lokal (Nurchokis, 2005:24).

    Dengan kata lain arus baru kehidupan politik di Indonesia sekarang adalah

    realitas pergeseran kekuasaan dari pusat (central) menuju lokus-lokus daerah

    (decentral) dan berbasis pada kekuatan masyarakat sendiri (society). Dalam

  • 7/21/2019 BAB I - Analisis Kualitas Pelayanan Instalasi Hemodialisa Di Rsud Dr.m.hoesin

    2/7

    2

    konteks pelaksanaan otonomi daerah tersebut, perubahan paradigma sekaligus

    juga ikut melepaskan makna paham teknokrasi yang masih terjadi saat ini.

    Di tengah kondisi persaingan pada sektor jasa yang semakin meningkat,

    mengharuskan organisasi untuk terus meningkatkan layanan konsumennya. Salah

    satu cara yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan tersebut menurut

    Tjiptono (1997 : 59) adalah kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan jasa (service

    quality) adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas

    tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen.

    Kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan

    keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi

    harapan konsumen, menurut Parasuraman (1985) dalam Tjiptono (2004 : 60)

    terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu expected

    service dan perceived service. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan

    sesuai yang diharapkan, maka kualitas yang dipersepsikan baik dan memuaskan.

    Jika, pelayanan yang diterima melampui harapan pelanggan, maka kualitas

    pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya, jika jasa yang

    diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas dipersepsikan

    buruk. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada

    kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara

    konsisten.

    Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan (LBHK) menyatakan banyaknya

    kasus malpraktek dokter di Indonesia adalah akibat sistem kesehatan yang tidak

    menunjang. Sejak 1999 hingga 2004, menurut data LBH Kesehatan sudah ada 126

    kasus yang diduga malpraktek. Istilah malpraktek bisa dibilang sudah tidak asing

  • 7/21/2019 BAB I - Analisis Kualitas Pelayanan Instalasi Hemodialisa Di Rsud Dr.m.hoesin

    3/7

    3

    lagi di telinga masyarakat. Media informasi, baik cetak maupun elektronik. Hal ini

    akan berdampak buruk terhadap eksistensi dunia kesehatan. Maraknya malpraktek

    ini juga akan membuat masyarakat tidak percaya lagi pada pelayanan kedokteran

    di Indonesia. Oleh karena itu, baik rumah sakit pemerintah ataupun swasta harus

    selalu memperbaiki kualitas pelayanan terhadap masyarakat agar memperoleh

    kepercayaan dan kepuasan pasien (Tempo, kamis 23 april 2009).

    Banyaknya keluhan dari para pengguna jasa yang menyatakan bahwa

    kinerja organisasipublik adalah sumber kelambanan, pungli dan inefisiensi. Citra

    organisasi publik di Negara berkembang, termasuk Indonesia dalam melayani

    kepentingan masyarakat pada umumnya amat buruk jika dibandingkan dengan

    organisasi private. Karenanya tidaklah mengherankan kalau organisasi private

    seringkali dijadikan sebagai alternatif pilihan kebijakan untuk menyelesaikan

    berbagai persoalan dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

    Hemodialisis merupakan salah satu bentuk terapi pengganti ginjal (renal

    replacement theraphy) di mana dalam prosesnya darah dialirkan keluar tubuh

    (extra corporeal circulation) dan darah masuk ke dalam ginjal buatan/dializer. Di

    dalam dializer ini darah didialisis dan diultrafiltrasi. Setelah darah melewati ginjal

    buatan darah masuk melalui akses darah. Proses hemodialisis rutin berlangsung

    selama empat jam. Indikasi hemodialisis dilakukan saat ginjal tidak mampu

    melaksanakan fungsinya. Keadaan akut yang menjadi indikasi segera (cyto)

    meliputi hiperkalemia, asidosis, oedem paru/overhidrasi yang tidak respon

    terhadap pengobatan. Keadaan lain yang menjadi indikasi hemodialisis meliputi

    keracunan, intoksikasi obat.

  • 7/21/2019 BAB I - Analisis Kualitas Pelayanan Instalasi Hemodialisa Di Rsud Dr.m.hoesin

    4/7

    4

    Meningkatnya jumlah penderita penyakit ginjal kronis diikuti dampak dari

    penyakit yang mempengaruhi kualitas hidup klien sehingga kebutuhan dasarnya

    mengalami gangguan. Penyakit ginjal kronis memerlukan terapi pengganti ginjal

    salah satunya hemodialisis. Setiap tindakan hemodialisis tidak terlepas dari

    mekanisme ultrafiltrasi, yaitu penarikan cairan tubuh akibat penumpukan cairan

    tubuh. Di Instalasi Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad

    Hoesin Palembang ditemukan fenomena tingginya angka hipertensi pada pasien

    hemodialisis rutin sedangkan pada setiap hemodialisis dilakukan penarikan cairan

    tubuh.

    Jumlah penderita hipertensi pada klien yang menjalani hemodialisis rutin

    di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah 87,88% (29 dari 33 orang).

    Hal ini kontradiktif dengan salah satu mekanisme hemodialisis di mana pada

    setiap tindakan hemodialisis dilakukan penarikkan cairan tubuh yang pada

    seharusnya menurunkan tekanan darah. Hipertensi merupakan gangguan

    kardiovaskuler yang menyebabkan tingginya angka mortalitas dan morbiditas

    pasien hemodialisis. Hipertensi tingkat I dan II pada pasien gagal ginjal terminal

    yang menjalani hemodialisis biasanya tanpa keluhan. Dengan hipertensi, kualitas

    hidup pasien menjadi semakin rendah setelah sebelumnya rendah akibat gagal

    ginjal.

    Sumber daya manusia juga sangat berpengaruh terhadap keadekuatan

    hemodialisa. Kebanyakan pasien yang sudah dalam keadaan usia dewasa lanjut

    yang banyak sekali keterbatasan tentunya akan memperburuk keadaan,

    kesenjangan teori dengan hasil penelitian kemungkinan karena banyak sekali

  • 7/21/2019 BAB I - Analisis Kualitas Pelayanan Instalasi Hemodialisa Di Rsud Dr.m.hoesin

    5/7

    5

    faktor yang berpengaruh diantaranya kemungkinan karena dialisernya karena

    dialiser merupakan ginjal buatan dimana tempat berlangsung proses hemodialisa

    jika terdapat trombus atau bekuan darah dalam membran ini dapat mengurangi

    luas permukaan dialiser disertai penurunan klirens dan kemampuan membuang

    cairan sehingga dialiser ini sebelum digunakan ke pasien harus benar-benar dicek

    secara rutin dan akurat fungsinya karena jika ada sedikit saja gangguan pada

    dialiser ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dari

    hemodialisa, selain itu kemungkinan juga adanya faktor akses vaskuler, seringnya

    penusukan pada vena yang sama dalam jangka waktu yang lama menyebabkan

    vena menjadi rapuh dan berkurang fungsinya tentunya hal ini juga dapat

    menyebabkan kelancaran proses hemodialisa, ketidakefektifan ini memperburuk

    keadekuatan hasil hemodialisa walaupun pasien telah menjalani hemodialisa rutin

    dengan durasi yang tepat setiap sesinya.

    Ruang Instalasi Hemodialisis RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

    adalah salah satu unit di Rumah sakit yang harus memberikan pelayanan kepada

    pasien, karena layanan ini haruslah dikelola dengan baik agar dapat menciptakan

    kepuasan pasien dengan memberikan jaminan mutu pelayanan yang prima,

    profesional, efektif, efisien, nyaman, aman dan terjangkau oleh semua lapisan

    masyarakat. Akan tetapi terlihat masih banyak mengalami kendala dalam

    pelaksanaannya.

    Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di lapangan pasien

    merasa kurang nyaman dengan kondisi ruangan yang terlalu sempit, sebagian

    karakteritik pasien yang berbeda-beda merasa kurang puas dan tidak nyaman

  • 7/21/2019 BAB I - Analisis Kualitas Pelayanan Instalasi Hemodialisa Di Rsud Dr.m.hoesin

    6/7

    6

    terhadap petugas karena masih kurang ramahnya perawat dalam melayani pasien

    dan sering tidak ada di tempat pada saat diperlukan. Selain itu, adanya

    diskriminatif dalam pelayanan hemodialisa terutama untuk kalangan atas.

    Hal inilah yang membuat RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sering

    menerima protes atau keluhan dari pasien maupun keluarganya yang merasa

    kecewa dan merasa kesal dengan pelayanan yang diterimanya. Kritikan tersebut

    disampaikan melalui pasien/keluarganya, perantaraan orang lain atau melalui

    media masa. Berdasarkan latar belakang keadaan tersebut, penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kualitas Pelayanan Instalasi

    Hemodialisa RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

    B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

    1. Identifikasi Masalah

    a. Kondisi ruangan yang masih belum nyaman

    b.

    Petugas dan Perawat yang masih kurang ramah tamah

    c. Sumber daya manusia yang masih belum memiliki kompetensi yang

    baik .

    2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah dan penjelasan di atas, maka

    rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Kualitas

    Pelayanan Instalasi Hemodialisa di RSUP Dr. Mohammad Hoesin

    Palembang

  • 7/21/2019 BAB I - Analisis Kualitas Pelayanan Instalasi Hemodialisa Di Rsud Dr.m.hoesin

    7/7

    7

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Kualitas Pelayanan

    Instalasi Hemodialisa di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

    D.Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    sumbangan pengetahuan mengenai kualitas pelayanan yang dikaji secara

    kualitatif, khususnya penelitian tentang kualitas pelayanan Instalasi

    Hemodialisa di Rumah Sakit. Oleh karena itu hasil penelitian ini

    diharapkan dapat membantu pemahaman pembaca mengenai pelayanan di

    instalasi hemodialisa

    2.

    Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau Informasi bagi

    Pemerintah Daerah Kota Palembang sebagai acuan untuk meningkatkan

    kualitas pelayanan publik pada kebijakan terhadap pelayanan instalasi

    hemodialisa di Rumah Sakit Pemerintah. Sedangkan bagi Rumah Sakit

    lainya, dapat memberikan sumbangan umpan balik kepada manajemen

    rumah sakit agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan

    instalasi hemodialisa.