bab 8 pengelolaan wakaf.pdf

15
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 124 Bab 8 Mengelola Wakaf Dengan Penuh Amanah Dunia semakin indah, dihiasi dengan perkembangan sain dan teknologi yang semakin canggih dan menarik. Namun masalah kehidupan semakin komplek, mulai dari kekurangan sandang, pangan, dan papan yang mengakibatkan munculnya kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan kekufuran. Semua berurat dan berakar dari masalah ekonomi yang lemah. Karena miskin orang tidak bersekolah sehingga menjadi bodoh, tidak bisa mengikuti informasi sehingga terbelakang, dan menjual aqidah sehingga menjadi kufur. Islam mengakui adanya perbedaan antar manusia dalam masalah hak milik dan rezeki, karena fitrah (ciptaan) Allah menghendaki adanya perbedaan di antara mereka. Bahkan lebih dari itu, yaitu dalam hal kecerdasan, kecantikan, kekuatan fisik dan seluruh pemberian dan kemampuan secara khusus, maka tidak aneh jika terjadi perbedaan antara manusia di dalam harta dan kekayaan, dan hal-hal lainnya. Perbedaan itu bukan merupakan tanpa arti, akan tetapi memiliki hikmah, karena dengannya kehidupan ini akan tegak dan teratur sagala urusannya. Meskipun Islam menegaskan adanya prinsip perbedaan di dalam masalah rezeki, dalam kekayaan, dan kemiskinan, tetapi jika kita kaji, maka Islam juga berupaya untuk mendekatkan atau mengurangi sisi perbedaan antar golongan, sehingga membatasi penyimpangan orang-orang kaya dan mengangkat martabat orang-orang fakir dalam rangka mewujudkan tawazun (keseimbangan) dan menghilangkan sebab-sebab pertarungan serta permusuhan antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Demikian itu karena sesungguhnya Islam membenci berputarnya kekayaan di tangan orang-orang tertentu saja, sementara sebagian besar orang tidak memilikinya. Islam senang kalau harta itu tidak hanya berkisar pada orang-orang kaya saja. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem yang indah, yang membawa keseimbangan dan keharmonisan antara kepentingan individu dan kepentingan kolektif yang membawa misi kebersamaan agar jurang pemisah antara antara agniyah (orang kaya) tidak terlalu jauh dengan kaum dhu’afa (orang miskin). Ajaran Islam mengisyaratkan untuk melakukan upaya pemberdayaa ekonomi umat yang harus diproyeksikan untuk kesejahteraan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Prinsip tersebut salah satunya bisa diaplikasikan melalui pengelolaan wakaf yang amanah dan professional Pondok Modern Gontor merupakan satu dari sekian lembaga wakaf yang bisa menjadi model bagi pengembangan lembaga pendidikan berbasis wakaf. (sumber: http://kua- ampekangkek.blogspot.com)

Upload: alamsyah-nurseha-ssy-cmmmpd

Post on 09-Feb-2016

1.921 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buku Paket PAI & BP

TRANSCRIPT

Page 1: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 124

Bab 8 Mengelola Wakaf Dengan Penuh Amanah

Dunia semakin indah, dihiasi dengan perkembangan sain dan teknologi yang semakin

canggih dan menarik. Namun masalah kehidupan semakin komplek, mulai dari kekurangan

sandang, pangan, dan papan yang mengakibatkan munculnya kemiskinan, kebodohan,

keterbelakangan, dan kekufuran. Semua berurat dan berakar dari masalah ekonomi yang lemah.

Karena miskin orang tidak bersekolah sehingga menjadi bodoh, tidak bisa mengikuti informasi

sehingga terbelakang, dan menjual aqidah sehingga menjadi kufur.

Islam mengakui adanya perbedaan antar manusia

dalam masalah hak milik dan rezeki, karena fitrah (ciptaan)

Allah menghendaki adanya perbedaan di antara mereka.

Bahkan lebih dari itu, yaitu dalam hal kecerdasan,

kecantikan, kekuatan fisik dan seluruh pemberian dan

kemampuan secara khusus, maka tidak aneh jika terjadi

perbedaan antara manusia di dalam harta dan kekayaan, dan

hal-hal lainnya.

Perbedaan itu bukan merupakan tanpa arti, akan

tetapi memiliki hikmah, karena dengannya kehidupan ini

akan tegak dan teratur sagala urusannya. Meskipun Islam

menegaskan adanya prinsip perbedaan di dalam masalah

rezeki, dalam kekayaan, dan kemiskinan, tetapi jika kita

kaji, maka Islam juga berupaya untuk mendekatkan atau

mengurangi sisi perbedaan antar golongan, sehingga

membatasi penyimpangan orang-orang kaya dan mengangkat martabat orang-orang fakir dalam

rangka mewujudkan tawazun (keseimbangan) dan menghilangkan sebab-sebab pertarungan serta

permusuhan antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

Demikian itu karena sesungguhnya Islam membenci berputarnya kekayaan di tangan

orang-orang tertentu saja, sementara sebagian besar orang tidak memilikinya. Islam senang kalau

harta itu tidak hanya berkisar pada orang-orang kaya saja. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu

sistem yang indah, yang membawa keseimbangan dan keharmonisan antara kepentingan individu

dan kepentingan kolektif yang membawa misi kebersamaan agar jurang pemisah antara antara

agniyah (orang kaya) tidak terlalu jauh dengan kaum dhu’afa (orang miskin).

Ajaran Islam mengisyaratkan untuk melakukan upaya pemberdayaa ekonomi umat yang

harus diproyeksikan untuk kesejahteraan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Prinsip

tersebut salah satunya bisa diaplikasikan melalui pengelolaan wakaf yang amanah dan professional

Pondok Modern Gontor merupakan satu dari

sekian lembaga wakaf yang bisa menjadi model

bagi pengembangan lembaga pendidikan

berbasis wakaf.

(sumber: http://kua-

ampekangkek.blogspot.com)

Page 2: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 125

agar pahalanya terus mengalir meskipun wakif (orang yang mengeluarkan wakaf) tersebut telah

meninggal dunia.

Amatilah uraian dan gambar berikut, lalu tulislah pesan-pesan moral atau komentar kritis yang

mengarah kepada “Mengelola Wakaf Dengan Penuh Amanah”!

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

__________________________________________

Duta Waqf Fund, Marissa Haque Fawzi,

mengutip sebuah studi yang dilakukan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jakarta (2006), yang mengungkapkan jumlah

unit wakaf yang terdata mencapai hampir 363

ribu bidang tanah, dengan nilai secara nominal

diperkirakan mencapai Rp 590 trilyun! Ini setara

dengan lebih dari 67 milyar dolar AS dengan

asumsi kurs Rp 9.250/dolar.

“Paradigma yang keliru tentang wakaf menjadi

kendala bagi pengelolaan wakaf di Indonesia,

sehingga saat ini diperkirakan sekitar 76 persen

wakaf di Indonesia tidak dikelola dengan baik”

papar Marissa Haque pada Pelatihan

Kewirausahaan Pengurus Masjid se-Jakarta, di

Jakarta Islamic Center (JIC), Minggu, 28

Februari 2010.

(sumber:http://www.beritawakaf.com)

(Rumah Wakaf Indonesia) Lembaga Rumah

Wakaf Indonesia sedang mempersiapkan

pembangunan rumah bersalin gratis yang

berstandar internasional. Kita biasa

menyebutnya RBSK yaitu Rumah Bersalin Sehat

Keluarga.

(sumber:

http://rumahwakafindonesia.blogspot.com)

Page 3: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 126

A. Mari Mengenal Wakaf !

Banyak cara yang dilakukan seorang Muslim untuk menyerahkan hartanya kepada

seseorang atau badan hukum (lembaga) dengan motivasi pengabdian kepada Allah SWT,

diantaranya dengan wakaf. Wakaf berasal dari bahasa Arab yang bermakna menahan (al-habs)

dan mencegah (al-man’u). Wakaf tidak boleh diwariskan, dihibahkan, dan dijual, karena al-habs

(menahan) menunjukkan makna permanen karena benda wakaf bersifat kekal agar dapat

dimanfaatkan barangnya selama-lamanya. Sedangkan wakaf menurut istilah syar’i adalah suatu

ungkapan yang mengandung penahanan harta miliknya pada orang lain dengan cara menyerahkan

suatu benda yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya oleh masyarakat. Wakaf termasuk

amaliah shadaqah yang belum banyak diamalkan, sebab biasanya wakaf ini berupa harta yang

disenangi seperti: tanah, sawah, bangunan, atau mobil yang dikeluarkan dari milik perorangan

untuk diambil manfaatnya oleh salah satu lembaga sosial Islam guna mencari pahala dari Allah

SWT.

Dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah milik dijelaskan, bahwa wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan

sebagian harta kekayaannya berupa tanah milik dan melembagakan selama-lamanya untuk

kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai ajaran Islam. Menurut Jaih Mubarok

dari definisi tersebut memperlihatkan tiga hal, yaitu:

a. Wakif atau pihak yang mewakafkan secara perorangan atau badan hukum seperti

perusahaan atau organisasi kemasyarakatan;

b. Pemisahan tanah milik belum menunjukkan pemindahan kepemilikian tanah milik yang

diwakafkan;

c. Tanah wakaf digunakan untuk kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai

ajaran Islam.

Wakaf memiliki dua tujuan, yaitu hubungan horizontal, yaitu mengentaskan kemiskinan dan

hubungan vertical, yaitu pendekatan pada Allah SWT.

1. Dalil-dalil tentang wakaf adalah sebagai berikut :

a. Q.S Ali Imran (3) : 92

“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian

harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh,

Allah Maha Mengetahui”. (QS. Ali Imran (3) : 92 )

b. Hadits Nabi Saw.:

Page 4: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 127

Artinya : “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Apabila seorang

muslim meninggal, maka amalannya terputus kecuali dari tiga perkara; sedekah

jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.". (HR. Abu

Dawud ).

Ulama telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan shadaqah jariyah dalam Hadits

tersebut adalah wakaf.

عنه كانت له طاب رضي الل رواه عن صخر بن جويرية عن نافع } أن عمر بن ال أرض تدعى ثغا وكان نل عنه يا ر ا تق عمر رضي الل ا ا فق س و الل ني ن

لمه علسه صلوات الل و ا سس أفأتصدق به فق دت مال وهو عندي ن تق اق بأصله ل يقباع ، ول يوهب ، ول يورث ق من ث تصد ره ا له ، ، ولكن لسقنق

، وف الريقاب والضسف ا بسل الل تق عنه ف ق به عمر رضي الل فقتصدرب منه ، ول جناح على من ولسه أن بسل ولذي ال اكني وابن ال أكل منه ي والم

منه ل صديق غسقر متموي روف ، أو يقؤكي )رواه ابن النجار( بالم

Artinya : “Diriwayatkan dari Shahr Ibn Juwairiayah dari Nafi’, “Sesunguhnya Umar

Ibn al Khatthab memilki tanah yang dinamakan dengan Tsamagh yang ada kurma yang

indah sekali. Umar berkata, “ya Rasulallah saya ingin memanfaatkan hartaku yang

sangat baik, apakah saya mau menshadaqahkannya?. Nabi menjawab, “hendaklah

shadaqahkanlah asalnya yang tidak boleh dijual, dihibahkan, dan diwariskan akan

tetapi hendaklah nafkahkan buahnya”. Lalu Umar menshadaqahkan di jalan Allah,

perbudakan, tamu, orang-orang miskin, ibnu sabil, dan sanak karabat. Maka tidak

berdosa bagi orang yang mengurusnya makan sekedarnya dengan jalan yang baik atau

memberi makan kepada temannya sekedarnya”. (HR. al-Bukhari)

Page 5: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 128

Berdasarkan dalil Al-Qur’an dan hadits-hadits di atas, menegaskan bahwa orang yang ingin

mendekatkan diri kepada Allah, maka sepantasnya harus memilh hartanya yang paling baik untuk

diwakafkan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Umar bin Khattab ra.

Umat Islam berbeda pendapat tentang awal diberlakukannya wakaf. Menurut kaum

Muhajirin, bahwa wakaf pertama kali diberlakukan pada zaman Umar ibn Khatthab dan dimulai

Nabi Saw. sendiri. Sementara menurut kaum Anshar, wakaf pertama kali dilakukan oleh Nabi

Saw., sebagaimana dalam kitab Maghazi al-Waqidi dikatakan bahwa sedekah yang berupa wakaf

dalam Islam yang pertama kali dilakukan oleh Nabi Saw. sendiri adalah sebidang tanah untuk

dibangun masjid. Dengan demikian, dasar wakaf bukan hanya berupa ucapan Nabi (qaul al-nabi),

tetapi juga praktek Nabi Saw. sendiri (fi’il al-nabi).

Menurut al-Qurthubi, seluruh sahabat Nabi pernah mempraktekkan wakaf di Mekkah dan

Madinah, seperti Abu Bakar, Umar bin al-Khatthab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Aisyah,

Fathimah, Zubair, Amr bin Ash, dan Jabir. Menurut Imam Syafi’i dalam qaul qadim-nya bahwa

sekitar delapan puluh sahabat Nabi dari kaum Anshar mempraktekkan sedekah muharramat yang

disebut wakaf dan seluruh sahabat Nabi melakukan wakaf serta tidak seorang pun yang tidak

mengetahuinya. Dengan demikian, wakaf memiliki dasar yang kuat mulai dari Al-Qur’an yang

bersifat global (mujmal), perkataan dan perbuatan Nabi Saw., dan perilaku sahabat Nabi Saw.

2. Hukum Wakaf

Hukum wakaf adalah sunnat. Wakaf sebagai amaliyah sunnah yang sangat besar

manfaatnya bagi wakif, yaitu sebagai shadaqah jariyah. Berdasarkan dalil–dalil wakaf bagi

keperluan umat, maka wakaf merupakan perbuatan yang terpuji dan sangat dianjurkan oleh Islam.

3. Rukun dan Syarat Wakaf

Rukun wakaf ada empat, yaitu:

a. Orang yang berwakaf (al-wakif), dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk mewakafkan harta itu

kepada siapa yang ia kehendaki.

Berakal, tidak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk.

Baligh.

Mampu bertindak secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang yang

sedang bangkrut (muflis) dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya.

b. Benda yang diwakafkan (al-mauquf), dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Barang yang diwakafkan itu harus barang yang berharga.

Harta yang diwakafkan itu harus diketahui kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak

diketahui jumlahnya (majhul), maka pengalihan milik pada ketika itu tidak sah.

Harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (wakif).

Harta itu harus berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain (mufarrazan) atau

disebut juga dengan istilah ghaira shai’.

Page 6: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 129

c. Orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf ‘alaihi) atau sekelompok orang/badan

hukum yang disertai tugas mengurus dan memelihara barang wakaf (nadzir). Dari segi

klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada dua macam, yaitu:

Tertentu (mu’ayyan), yaitu jelas orang yang menerima wakaf itu, apakah seorang, dua

orang, atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak boleh dirubah.

Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf tertentu ini (al-mawquf mu’ayyan)

bahwa ia adalah orang yang boleh untuk memiliki harta (ahlan li al-tamlik). Maka

orang muslim, merdeka dan kafir zimmi (non Muslim yang bersahabat) yang

memenuhi syarat ini boleh memiliki harta wakaf. Adapun orang bodoh, hamba sahaya,

dan orang gila tidak sah menerima wakaf.

Tidak tertentu (ghaira mu’ayyan), yaitu tempat berwakaf itu tidak ditentukan secara

terperinci, umpamanya seseorang untuk orang fakir, miskin, tempat ibadah, dan lain-

lain. Syarat-syarat yang berkaitan dengan ghaira mu’ayyan, yaitu bahwa yang akan

menerima wakaf itu hendaklah dapat menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang

dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah dan hanya ditujukan untuk

kepentingan Islam saja.

d. Lafadz atau ikrar wakaf (sighat), dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Ucapan itu harus mengandung kata-kata yang menunjukkan kekalnya (ta’bid). Tidak

sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu.

Ucapan itu dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan atau digantungkan

kepada syarat tertentu.

Ucapan itu bersifat pasti.

Ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan.

Apabila semua persyaratan di atas dapat terpenuhi, maka penguasaan atas tanah wakaf

bagi penerima wakaf adalah sah. Pewakaf (wakif) tidak dapat lagi menarik balik kepemilikan

harta itu karena telah berpindah kepada Allah SWT dan penguasaan harta tersebut berpindah

kepada orang yang menerima wakaf (nadzir). Secara umum penerima wakaf (nadzir)

dianggap pemiliknya tetapi bersifat tidak penuh (ghaira tammah).

B. Harta Benda Wakaf dan Pemanfaatannya

Berdasarkan hadits dan amal perbuatan para sahabat Nabi Saw., harta wakaf itu berupa

benda yang tidak habis karena dipakai dan tidak rusak karena dimanfaatkan, baik benda bergerak

ataupun benda tidak bergerak. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:

Umar bin Khattab ra. mewakafkan sebidang tanah di Khaibar.

Khalid bin Walid ra. mewakafkan pakaian perang dan kudanya.

Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan manfaat jangka panjang

serta mempunyai nilai ekonomi menurut syari’ah. Harta benda wakaf terdiri dari benda tidak

bergerak, dan benda bergerak.

Page 7: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 130

1. Wakaf benda tidak bergerak, yaitu

a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

baik yang sudah maupun yang belum terdaftar.

b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah.

c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.

d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Wakaf benda bergerak

a. Uang. Wakaf uang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari’ah yang ditunjuk oleh

Menteri Agama. Dana wakaf berupa uang dapat diinvestasikan pada asset-aset

financial dan pada aset ril.

b. Logam mulia, yaitu logam dan batu mulia yang sifatnya memiliki manfaat jangka

panjang.

c. Surat berharga.

d. Kendaraan.

e. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). HAKI mencakup hak cipta, hak paten, merek,

dan desain produk industri.

f. Hak sewa seperti wakaf bangunan dalam bentuk rumah.

Dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan di indonesia keanggotaan

Badan Wakaf Indonesia (BWI) diangkat oleh Presiden Republik Indonesia sesuai dengan

Keputusan Presiden (Kepres) No.75/M tahun 2007, yang di tetapkan di Jakarta, 13 Juli 2007

sebagai amanah Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf.

C. Pengelolaan Wakaf

1. Dasar wakaf di Indonesia

Perwakafan di Indonesia diatur dalam:

a. UU RI No.41 Tahun 2004 tentang wakaf tanggal 27 Oktober 2004.

b. Peraturan Menteri Agama No.1 Tahun 1998 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 28

Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik.

c. Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.6 Tahun 1977 tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah

Mengenai Perwakafan Tanah Milik.

e. UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, khususnya pasal

5, 14 (1), dan 49, PP No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik.

f. Intruksi Bersama Menteri Agama RI dan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4

Tahun 1990 tentang Sertifikat Tanah Wakaf.

g. Badan Pertanahan Nasional No. 630.1-2782 tantang Pelaksanaan Penyertifikatan Tanah

Wakaf.

Page 8: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 131

h. SK Direktorat BI No. 32/34/KEP/DIR tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah

(pasal 29 ayat 2 berbunyi: bank dapat bertindak sebagai lembaga baitul mal, yaitu

menerim dana yang berasal dari zakat, infaq, shadaqah, wakaf, hibah, atau dana sosial

lainnya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau

pinjaman kebajikan (qard al-hasan).

i. SK Direktorat BI No. 32/36/KEP/DIR tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan

Prinsip Syariah (pasal 28 berbunyi: BPRS dapat bertindak sebagai lembaga baitul mal,

yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, shadaqah, wakaf, hibah, atau dana

sosial lainnya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau

pinjaman kebajikan (qard al-hasan).

Untuk selanjutnya di tingkat masyarakat yang menangani langsung perwakafan

diserahkan kepada Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri. Di tingkat paling

bawah, urusan wakaf dilayani oleh Kantor Urusan Agama yang dalam hal ini Kepala KUA

sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW).

2. Tata cara perwakafan tanah milik secara berurutan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perorangan atau badan hukum yang mewakafkan tanah hak miliknya diharuskan datang

sendiri dihadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) untuk melaksanakan ikrar

Wakaf.

b. Calon wakif sebelum mengikrarkan wakaf, terlebih dahulu harus menyerahkan surat-

surat (sertifikat, surat keterangan, dan lain-lain) kepada PPAIW.

c. PPAIW meneliti surat dan syarat-syaratnya dalam memenuhi untuk pelepasan hak atas

tanah.

d. Dihadapan PPAIW dan dua orang saksi, wakif mengikrarkan dengan jelas, tegas, dan

dalam bentuk tertulis. Apabila tidak dapat menghadap PPAIW maka dapat membuat ikrar

secara tertulis dengan persetujuan dari Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan.

e. PPAIW segera membuat akta ikrar wakaf dan mencatat dalam daftar akta ikrar wakaf dan

menyimpannya bersama aktanya dengan baik.

3. Sertifikasi Tanah Wakaf

Dalam praktek di Indonesia, masih sering ditemui tanah wakaf yang tidak

disertifikatkan. Sertifikasi wakaf diperlukan demi tertib administrasi dan kepastian hak bila

terjadi sengketa atau masalah hukum. Sertifikasi tanah wakaf dilakukan secara bersama oleh

Kementerian Agama dan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Pada tahun 2004, kedua

lembaga ini mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala BPN No.

422 Tahun 2004 tentang Sertifikasi Tanah Wakaf. Proses sertifikasi tanah wakaf dibebankan

kepada anggaran Kementerian Agama.

4. Ruilslag Tanah Wakaf

Nadzir wajib mengelola harta benda wakaf sesuai peruntukan. Ia dapat

mengembangkan potensi wakaf asalkan tidak mengurangi tujuan dan peruntukan wakaf.

Page 9: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 132

Dalam prakteknya, acapkali terjadi permintaan untuk menukar guling (ruilslag) tanah wakaf

karena alasan tertentu. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 memperbolehkan tukar

guling atau penukaran harta benda wakaf dengan syarat harus ada persetujuan dari Menteri

Agama. Kewajiban nazhir yang terutama adalah mengamankan harta wakaf yang

dikelolanya, dan memanfaatkannya. Jika didapati harta wakaf tidak sesuai kemanfaatannya,

misalnya gedung madrasah yang penduduk sekitarnya telah pindah, sehingga harta wakaf

tersebut tidak berfungsi lagi, maka nazhir mengambil langkah untuk kemanfaatan yang lain.

Apakah harta wakaf itu boleh dijual dan diganti serta dipindahkan ke tempat lain?

Dengan alasan kemaslahatan dan kemanfaatan, diperbolehkan mengganti bangunan gedung

wakaf. Demikian juga menggantikan tanaman wakaf dengan tanaman yang lebih produktif

juga diperbolehkan, yang hasilnya lebih bermanfaat dari yang sebelumnya. Hal ini sesuai

dengan tujuan wakaf. Adapun memindahkan harta wakaf diperbolehkan berdasarkan alasan

maslahat dan manfaat. Contohnya jika jalan yang berjembatan wakaf tidak lagi

dipergunakan, maka jembatan itu boleh dipindahkan ke tempat lain yang memerlukannya.

Mengenai harta wakaf yang tidak mungkin diambil manfaatnya, juga boleh dijual,

kemudian membeli benda baru yang lain sebagai pengganti. Imam Syafi’i dan yang lainnya

tidak memperbolehkan mengganti masjid atau tanah wakaf. Namun Umar bin Khattab

pernah memindahkan masjid Kufah ke tempat yang baru dan tempat yang lama dijadikan

pasar kurma.

Oleh karena itu, perubahan atau pengalihan dari yang dimaksud dalam ikrar wakaf

hanya dapat dilakukan dalam hal-hal tertentu saja, dan terlebih dahulu mendapat persetujuan

dari pemerintah setempat dengan alasan:

Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf yang diikrarkan oleh wakif.

Karena kepentingan umum.

5. Sengketa Wakaf

Penyelesaian sengketa wakaf pada dasarnya harus ditempuh melalui musyawarah.

Apabila mekanisme musyawarah tidak membuahkan hasil, sengketa dapat dilakukan

melalui mediasi, arbitrase atau pengadilan.

6. Syarat, Kewajiban, dan Hak Nazhir

Nazhir bisa dilakukan oleh perseorangan, organisasi, atau badan hukum. Syarat nazhir

perseorangan adalah sebagai berikut:

Warga negara Indonesia;

Beragama Islam;

Dewasa;

Amanah;

Mampu secara jasmani dan rohani;

Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.

Organisasi atau badan hukum yang bisa menjadi nazhir harus memenuhi

persyaratan, yaitu:

Pengurus organisasi atau badan hukum yang bersangkutan memenuhi persyaratan

nazhir perseorangan sebagaimana tersebut di atas;

Page 10: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 133

Organisasi atau badan hukum itu bergerak di bidang sosial, pendidikan,

kemasyarakatan, atau keagamaan Islam;

Badan hukum itu dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

di Indonesia.

Kewajiban atau tugas nazhir adalah sebagai berikut:

Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;

Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan

peruntukannya;

Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;

Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, nazhir memiliki hak-hak sebagai berikut:

Menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta

benda wakaf yang besarnya tidak melebihi 10% (sepuluh persen);

Menggunakan fasilitas dengan persetujuan Kepala Kantor Kementeria Agama

Kabupaten/Kota.

7. Prinsip-prinsip Pengelolaan Wakaf

Secara makro, wakaf diharapkan mampu mempengaruhi kegiatan ekonomi

masyarakat. Orang-orang yang perlu bantuan berupa makanan, perumahan, sarana umum

seperti masjid, rumah sakit, sekolah, pasar, dan lain-lain, bahkan modal untuk kepentingan

pribadi dapat diberikan, bukan dalam bentuk pinjaman, tapi murni sedekah di jalan Allah.

Kondisi demikian akan memperingan beban ekonomi masyarakat. Kalau ia bergerak secara

teratur tentu akan lahir ekonomi masyarakat dengan biaya murah.

Menurut Syafi’i Antonio, setidaknya ada tiga filosofi dasar yang harus ditekankan

ketika hendak memberdayakan wakaf, pertama, manajemennya harus dalam bingkai

‘proyek yang terintegrasi’; kedua, azas kesejahteraan nadzir; dan yang ketiga, azas

transparansi dan akuntabiliti dimana badan wakaf dan lembaga yang dibantunya harus

melaporkan setiap tahun tentang proses pengelolaan dana kepada umat dalam bentuk

laporan audit keuangan termasuk kewajaran dari masing-masing pos biaya.

Adapun prinsip-prinsip pengelolaan wakaf adalah sebagai berikut:

a. Seluruh harta benda wakaf harus diterima sebagai sumbangan dari wakif dengan status

wakaf sesuai dengan syariah;

b. Wakaf dilakukan dengan tanpa batas waktu;

c. Wakif mempunyai kebebasan memilih tujuan-tujuan sebagaimana yang diperkenankan

oleh syariah;

d. Jumlah harta wakaf tetap utuh dan hanya keuntungannya saja yang akan dibelanjakan

untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh wakif;

Page 11: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 134

e. Wakif dapat meminta keseluruhan keuntungannya untuk tujuan-tujuan yang telah ia

tentukan.

Mengelola Wakaf dengan Penuh Amanah demi Kemajuan Umat

Salah satu ajaran penting dalam Islam tentang hidup adalah tentang kejujuran. Jujur adalah

suatu sikap yang harus ada pada setiap orang yang beriman. Dalam QS. Al-Maidah {5} : 8 dan

QS. At-Taubah {9} : 119 Allah SWT berfirman : ول جرمنك هنن ققو نوا ققوامني وا كو ن آمن يا أيقها الذي م على أل للي ههداب بال

دلوا ا نن اللي خبسق تق وا اللي وى واتق عدلوا هو أققرب للتق ٨-ن ملو ر با تق

Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena

Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum,

mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat

kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang

kamu kerjakan”. (QS. Al-Maidah {5} : 8)

وا اللي وكو يا أيقها الذي ١١١- نوا مع الصادقني ن آمنوا اتق Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah

kamu dengan orang-orang yang benar”. (QS. At-Taubah {9} : 119)

Rasulullah Saw. bersabda:

و الل ل -عن أب هريقرة أن ر -صلى هللا علسه و ث ناا ددث آية المنافق ثل » قا)رواه البخاري ومل ( وناا ائقتمن خان كذب وناا وعد أخلف

Artinya: “Abu Hurairah ra, berkata : Nabi saw bersabda : Tanda seorang munafiq itu tiga :

jika berkata-kata berdusta, jika berjanji menyalahi janji, dan jika diamanati berkhianat”.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari ketiga hal yang disebutkan hadits di atas, semuanya memerlukan kejujuran, dalam

artian, apabila berkata: harus dikatakan yang sejujurnya, apa yang kita lihat dan rasa, harus

dikatakan dengan yang terlihat dan yang dirasakan tersebut tanpa menguranginya sedikitpun.

Kemudian apabila berjanji, harus melaksanakan apa yang telah dijanjikan, tanpa mengingkarinya

sedikitpun. Kemudian apabila diserahi amanah, harus jujur melaksanakan amanah itu, dengan

melaksanakan sepenuhnya.

Menjaga harta wakaf merupakan salah satu bentuk perilaku jujur dalam melaksanakan

amanah yang harus dilakukan oleh nazhir. Menjaga harta wakaf dengan penuh amanah adalah

Page 12: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 135

kunci keberhasilan konsep Islam tentang pemberdayaan harta kekayaan agar tidak hanya bergulir

di antara golongan kaya saja, tetapi dirasakan pula oleh golongan lemah. Nazlir menjadi subjek

utama dalam pemberdayaan harta wakaf ini demi terciptanya pemerataan dan kesejahteraan umat.

1) Wakaf termasuk ibadah maaliyah yang jika pengelola dan pengurusnya amanah, maka akan

membuahkan hasil yang baik bagi kepentingan umum/agama.

2) Sah tidaknya wakaf ditentukan syarat dan rukunnya.

3) Pelaksanaan wakaf diatur oleh berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah

4) Pengelolaan wakaf tidak bersifat statis, tetapi dinamis.

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat !

1. Wakaf termasuk shadaqah jariyah sebab .....

a. pahala wakaf akan tetap mengalir kepada yang wakaf

b. orang yang sudah mati putus amal kecuali anak sholeh

c. manfaatnya akan dirasakan oleh para nadlir

d. dapat mengurangi kesenjangan sosial

e. dapat memacu orang lain untuk wakaf

2. Menyerahkan sebuah rumah kepada panti asuhan anak yatim untuk keperluan kegiatan

anak yatim dan sekitarnya dengan mengharap ridla Allah SWT adalah sebagai wujud.....

a. hadiah

b. infak

c. wakaf

d. hibah

e. ikrar

3. Seorang Calon Kepala Desa memberikan sebidang tanahnya untuk dijadikan sebuah masjid

pada saat masa kampanye pemilihan Kepala Desa di daerahnya. Mengeluarkan harta wakaf

untuk menarik simpati masyarakat agar masyarakat memilihnya sebagai Kepala Desa

hukumnya .....

Page 13: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 136

a. sunnah

b. makruh

c. wajib

d. haram

e. mubah

4. Peraturan Menteri Agama yang mengatur pelaksanaan perwakafan di Indonesia adalah

.....

a. No. 1 Tahun 1974

b. No. 1 Tahun 1978

c. No. 2 Tahun 1977

d. No. 28 Tahun 1979

e. No. 29 Tahun 1977

5. Jika kita cermati QS. Ali Imran (3): 92 bahwa semua bentuk pemberian akan dapat

mencapai kebaikan yang sempurna apabila .....

a. memberikan sesuatu yang paling mahal harganya

b. membelanjakan sebagian harta untuk kepentingan keluarga

c. memberikan sesuatu yang paling disenangi.

d. menyerahkan sebidang tanah yang tidak ada mafaatnya.

e. pemberian itu berupa infak atau shadaqah

6. Orang yang akan melakukan wakaf disyaratkan .....

a. laki-laki

b. tidak dipaksa

c. orang Indonesia

d. memiliki secara penuh harta itu

e. kekal zatnya.

7. Ikrar wakaf dibaca oleh wakif dihadapan .....

a. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

b. Camat sebagai PPAT

c. Kepala KUA sebagai PPAIW

d. Kyai sebagai Ta’mir masjid

e. Masyarakat desa setempat

8. Pak Arif sehari-hari bertugas sebagai guru di sebuah sekolah. Sementara itu di tempat

tinggalnya, Pak Arif adalah termasuk orang diserahi tugas mengurus dan memelihara

barang wakaf. Orang atau sekelompok orang yang diserahi tugas mengurus dan

memelihara barang wakaf disebut .....

a. nadlir

b. ta’mir masjid

c. kyai

d. mauquf

Page 14: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 137

e. kepala desa

9. Ikrar wakaf dinyatakan tidak sah dan tidak bisa dilanjutkan wakafnya, apabila …

a. tempatnya jauh dari yang mewakafkan

b. yang diwakafkan jumlahya sedikit sekali

c. tidak bebas dari sengketa dan pajak

d. mengandung ta’lik dan dibatasi waktu

e. tidak dibatasi waktu dan tempatnya

10. Berikut ini yang berkewajiban mengajukan pendaftaran tanah wakaf kepada

Bupati/Walikota, adalah…

a. kepala desa

b. camat

c. wakif sendiri

d. maukuf ‘alaih

e. PPAIW atas nama nadlir

11. Seorang ayah memberikan sebidang sawah kepada anak-anaknya. Pemberian ini disebut

.....

a. shadaqah

b. zakat

c. hadiah

d. wakaf

e. warisan

12. Di bawah ini adalah syarat-syarat benda yang diwakafkan (al-mauquf), kecuali .....

a. barang yang berharga

b. diketahui kadarnya

c. pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (wakif).

d. berdiri sendiri

e. melekat kepada harta lain (mufarrazan)

13. Jika barang sudah diwakafkan untuk kepentingan umat Islam, maka barang itu dilarang

.....

a. disertifikatkan oleh masyarakat

b. untuk ditempati kegiatan

c. diwariskan atau dihibahkan

d. disewakan untuk kepentingan umat Islam

e. dimanfaatkan oleh masyarakat

14. Harta yang paling baik untuk diwakafkan adalah .....

a. harta yang sudah tidak dimanfaatkan

b. harta yang paling lama dipakai oleh wakif

Page 15: bab 8 Pengelolaan wakaf.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 138

c. yang paling dicintai dan disukai

d. yang paling mahal harganya

e. yang tidak lagi disengketakan

15. Hak Nadlir untuk menerima penghasilan dari hasil tanah wakaf yang ditentukan oleh

.....

a. PPAIW

b. Camat

c. Kepala Desa

d. Bupati/Walikota

e. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !

1. Jelaskan arti wakaf menurut bahasa dan istilah !

2. Sebutkan rukun-rukun wakaf !

3. Siapa nazhir wakaf itu ?

4. Jelaskan syarat harta yang diwakafkan itu !

5. Buatlah laporan melalui teknik wawancara dengan Nadzir masjid di yang ada di

wilayah tempat tinggal Anda!

Refleksi

Berilah tanda “cek” ( ) yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi pernyataan-

pernyataan yang tersedia !

No

Pernyataan

Kebiasaan

Selalu Sering Kadang-

kadang

Tidak

pernah

skor 3 skor 2 skor 1 skor 0

1 Setiap hari saya shadaqah

2 Saya memberikan barang yang paling saya

senangi

3 Saya senang memberikan sesuatu kepada

teman

4 Saya berniat untuk mewakafkan buku saya

ke perpustakaan

5 Saya senantiasa menjaga barang titipan

teman

6 Saya memakai barang teman tanpa izin

7 Saya melihat surat ikrar wakaf

8 Saya mengambil barang yang ada di masjid

9 Saya melihat cara pengelolaan barang wakaf

10 Saya ingin mewakafkan ilmu saya