bab 7 pengujian asiditas air n
DESCRIPTION
mTRANSCRIPT
Laporan Praktikum Teknik Lingkungan 2014
BAB VII
PERCOBAAN ASIDITAS AIR
A. Latar Belakang
Asiditas air alam berhubungan dengan hadirnya asam-asam mineral, garam-garam
yang berasal dari asam kuat dengan basa tanah dan CO2 terlarut. Asiditas air dapat
dkatakan sebagai kemampuan air untuk menetralkan basa kuat sampai mencapai PH
tertentu. Hasil asiditas endapan air menunjukkan sifat, secara garis besar yang perlu
diketahui, karena air yang bersifat asam akan sangat bersifat korosif dan dapat
mempengaruhi proses kimiawi dan proses biologis.
Berdasarkan percobaan-percobaan titrasi asam dengan larutan basa kuat terlihat
bahwa titik akhir titrasi belum tercapai sebelum PH mencapai 8.5. Ini memberikan
pendapat bahwa setiap air yang PH-nya kurang dari 8.5 dianggap mengandung asiditas.
Biasanya titik akhir titrasi dengan menggunakan indikator penol pthlein tercapai pada PH
antara 8.2 - 8.4 dan angka ini digunakan sebagai referensi.
Dari hasil percobaan titrasi asam kuat dengan basa kuat dapat disimpulkan bahwa
netralisasi asam kuat selesai pada PH 4.5. Pada umumnya asiditas asam air alam
ditimbulkan oleh asam-asam kuat tersebut mewakili asiditas untuk PH <4.5 dan CO2
terlarut mewakili asiditas untuk PH >4.5. Penetapan asiditas air dapat dilakukan untuk
parameter :
1. Asiditas total (dengan indikator m.o dan p.p)
2. Asiditas asam kuat (dengan indikator m.o)
B. Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui cara menetralkan basa kuat sampai pada PH tertentu. Prinsip
penetapan asiditas adalah netralisasi ion-ion H+ dengan larutan alkali.
C. Landasan Teori
Kualitas sumber air dari sungai-sungai penting di Indonesia umumnya tercemar
amat sangat berat oleh limbah organik yang berasal dari limbah penduduk, industri dan
lainnya. Sungai mempunyai fungsi yang strategis dalam menunjang pengembangan
Kelompok 2 | A-2012
Laporan Praktikum Teknik Lingkungan 2014
suatu daerah, yaitu seringnya mempunyai multi fungsi yang sangat vital diantaranya
sebagai sumber air minum, industri dan pertanian atau juga pusat listrik tenaga air serta
mungkin juga sebagai sarana rekreasi air Berdasarkan klasifikasi dan kriteria mutu air
dalam PP No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian
Pencemaran Air, air sungai masuk pada kelas 1, yaitu air yang peruntukkannya dapat
digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
D. Bahan Uji
1. Air Sumur 20 tetes (1 ml)
2. Air Sungai 5 tetes (0.25 ml)
3. Air Suling
4. Larutan NaOH
5. Larutan Indikator PP
E. Alat
1. 2 Labu Elenmeyer
2. Pipet Tetes
3. Tabung Ukur 10 dan 100 ml
F. Pelaksanaan
1. Masukkan 5 tetes sample air sungai dan 20 tetes sample air sumur kedalam tabung
ukur 10 ml
2. Masukkan air suling sebanyak 99 ml kedalam tabung ukur 100 ml
3. Tuangkan sample air dan air suling kedalam labu elenmeyer untuk tiap-tiap sample
4. Menambahkan dengan larutan PP (Phenol Ptalin) sebanyak 3 tetes kedalam masing-
masing labu Elenmeyer
5. Menitrasi dengan NaOH sampai larutan berwarna merah muda, mencatat jumlah
tetesan NaOH yang digunakan sehingga mengubah larutan berwarna merah muda
G. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
Nilai titrasi NaOH air sungai= 0.15 ml ( 3 tetes NaOH )
Nilai titrasi NaOH air sumur = 0.15 ml ( 3 etes NaOH )
Kelompok 2 | A-2012
Laporan Praktikum Teknik Lingkungan 2014
Kandungan Asiditas (mg/l) = x banyak titrasi NaOH x 1.047 x 4.4
a. Air sumur = x 0.15 x 1.047 x 4.4 = 691.02 mg/l
b. Air sungai = x 0.15 x 1.047 x 4.4 = 552.816 mg/l
H. Pembahasan
Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/X/1990.
Tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air minum bahwa kadar maksimum yang
diperbolehkan adalah 400 mg/l
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, didapat air Sungai = 552.816 mg/l dan air Sumur = 691.02
mg/l, maka kedua air tersebut tidak memenuhi syarat – syarat sebagai air minum.
J. Lampiran
1. Laporan Sementara
2. Foto Alat dan Bahan
3. Foto Langkah Kerja
4. Flow Chart
5. KEP-02/MENKLH/I/1988
Kelompok 2 | A-2012
Masukkan 5 tetes sample air sungai dan 20 tetes sample air sumur kedalam tabung ukur 10 ml
Masukkan air suling sebanyak 99 ml kedalam tabung ukur 100 ml
Tuangkan sample air dan air suling kedalam labu elenmeyer untuk tiap-tiap sample
Mulai
Menambahkan dengan larutan PP (Phenol Ptalin) sebanyak 3 tetes kedalam masing-masing labu Elenmeyer
Menitrasi dengan NaOH sampai larutan berwarna merah muda, mencatat jumlah tetesan NaOH yang digunakan sehingga mengubah larutan
berwarna merah muda
Selesai
Laporan Praktikum Teknik Lingkungan 2014
Flow Chart Pengujian Asiditas Air
.
Kelompok 2 | A-2012
Laporan Praktikum Teknik Lingkungan 2014
Foto Alat dan BahanPengujian Asiditas Air
Labu Elenmeyer Pipet Tetes
Sample Air Tabung Ukur 10 ml dan 100 ml
Larutan Indikator PP Air Suling Larutan NaOH
Kelompok 2 | A-2012
Laporan Praktikum Teknik Lingkungan 2014
Foto Langkah KerjaPengujian Asiditas Air
Kelompok 2 | A-2012
Memasukkan 1 ml (20 tetes) air sample sumur dan 0.25 ml (5 tetes) air sungai
dengan menggunakan pipet tetes ke dalam tabung ukur 10 ml
Masukkan 99 ml air suling kedalam tabung ukur 100 ml
Campurkan masing-masing air sample dan air suling kedalam 2 labu
elenmeyer yang berbeda
Memasukan kepala ukur ke dalam masing – masing gelas ukur secara bergantian, kemudian tekan tombol
“ON” pada display akan muncul angka DHL dan catat hasilnya
Memasukan kepala ukur ke dalam masing – masing gelas ukur secara bergantian, kemudian tekan tombol
“ON” pada display akan muncul angka DHL dan catat hasilnya
Menambahkan dengan larutan PP (Phenol Ptalin) sebanyak 3 tetes
kedalam masing-masing labu Elenmeyer
Menitrasi dengan NaOH sampai larutan berwarna merah muda, mencatat jumlah tetesan NaOH yang digunakan sehingga mengubah larutan berwarna merah muda
Laporan Praktikum Teknik Lingkungan 2014
Kelompok 2 | A-2012