makalah asiditas

34
TUGAS MAKALAH KIMIA AMAMI O L E H : KELOMPOK II HENDRI IGOR SAHULOKA ( 011.901.002 ) RASDY YUDHARMAWAN ( 011.901.006 ) SRI MEGAWATI ( 011.901.012 ) ANGELINA (011.901.016 ) ULFA MELISA (011.901.020 ) WULANTIARA DAHLAN ( 011.901.025 ) WIWIT WULANDARI ( 011.901.029 ) GRETSI NOVLIANA PASALI (011.901.033 ) MONIKA UDE ( 011.901.037 ) EDY HERDIANTO ( 011.901.042 ) FITRI SRI WAHYUNI ( 011.901.313 ) AMINARTI ( 010.901.355 ) FAKULTAS ANALIS KESEHATAN UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

Upload: adhy-suparsa

Post on 05-Aug-2015

2.296 views

Category:

Documents


63 download

DESCRIPTION

TUGAS MAKALAH KIMIA AMAMIOLEH: KELOMPOK II HENDRI IGOR SAHULOKA ( 011.901.002 ) RASDY YUDHARMAWAN ( 011.901.006 ) SRI MEGAWATI ( 011.901.012 ) ANGELINA (011.901.016 ) ULFA MELISA (011.901.020 ) WULANTIARA DAHLAN ( 011.901.025 ) WIWIT WULANDARI ( 011.901.029 ) GRETSI NOVLIANA PASALI (011.901.033 ) MONIKA UDE ( 011.901.037 ) EDY HERDIANTO ( 011.901.042 ) FITRI SRI WAHYUNI ( 011.901.313 ) AMINARTI ( 010.901.355 )FAKULTAS ANALIS KESEHATAN UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2012KATA PENGANTA

TRANSCRIPT

Page 1: makalah asiditas

TUGAS

MAKALAH KIMIA AMAMI

O L E H :

KELOMPOK II

HENDRI IGOR SAHULOKA ( 011.901.002 )

RASDY YUDHARMAWAN ( 011.901.006 )

SRI MEGAWATI ( 011.901.012 )

ANGELINA (011.901.016 )

ULFA MELISA (011.901.020 )

WULANTIARA DAHLAN ( 011.901.025 )

WIWIT WULANDARI ( 011.901.029 )

GRETSI NOVLIANA PASALI (011.901.033 )

MONIKA UDE ( 011.901.037 )

EDY HERDIANTO ( 011.901.042 )

FITRI SRI WAHYUNI ( 011.901.313 )

AMINARTI ( 010.901.355 )

FAKULTAS ANALIS KESEHATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2 0 1 2

Page 2: makalah asiditas

KATA PENGANTAR

           

            Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai mana yang

telah direncanakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah yaitu mata kuliah

Kimia Amami.

            Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan  yang penulis dapatkan dari

beberapa sumber yang menjelaskan tentang Asiditis, dan  disetiap lembaran jilid dari

makalah ini terdapat beberapa penjelasan mengenai Asiditis.

            Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para

pengguna makalah ini. Walaupun penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan.

            Dengan terbitnya makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada pihak – pihak yang telah rela waktunya tersita dalam  membantu penyusunan

makalah ini.

            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan

masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis sangat mengharapkan  kritik dan saran

yang membangun guna perbaikan makalah ini. Atas perhatian, kritik dan saran penulis

mengucapkan banyak terima kasih.

Page 3: makalah asiditas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................. 1

1.3 Dasar Teori............................................................................. 2

1.4 Tujuan .................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asiditas................................................................. 3

2.2 Klasifikasi Asiditas.................................................................. 9

2.3 Jenis-Jenis Asiditas.............................................................. 12

2.4 Reaksi-Reaksi Asiditas........................................................ 16

2.5 Alat dan Bahan ................................................................... 17

2.6 Cara Kerja............................................................................ 18

2.7 Interprestasi......................................................................... 25

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................... 31

3.2 Saran ................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: makalah asiditas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Asiditas adalah kapasitas kuantitatif air untuk bereaksi dengan basa kuat

sehingga menstabilkan pH hingga mencapai 8,3 atau kemampuan air untuk mengikat

OH- untuk mencapai pH 8,3 dari pH asal yang rendah. Semua air yang memiliki pH <

8,5 mengandung asiditas.

Pada dasarnya, asiditas (keasaman) tidak sama dengan pH. Asiditas melibatkan

dua komponen, yaitu jumlah asam, baik asam kuat maupun asam lemah (misalnya

asam karbonat dan asam asetat), serta konsentrasi ion hidrogen. Menurut APHA (1976)

dalam Effendi (2003), pada dasarnya asiditas menggambarkan kapasitas kuantitatif air

untuk menetralkan basa sampai pH tertentu, yang dikenal dengan base-neutralizing

capacity (BNC); sedangkan Tebbut (1992) dalam Effendi (2003) menyatakan bahwa pH

hanya menggambarkan konsentrasi ion hidrogen.

Pada kebanyakan air alami, air buangan domestik, dan air buangan industri

bersifat buffer karena sistem karbondioksida-bikarbonat. Pada titrasi beberapa asam

lemah, dapat diketahui bahwa titik akhir stoikiometri dari asam karbonat tidak dapat

dicapai sampai pH sekitar 8,5. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua air

yang memiliki pH < 8,5 mempunyai sifat asiditas. Biasanya titik akhir phenophtalein

pada pH 8,2 sampai 8,4 digunakan sebagai titik referensi.

Dari titrasi terhadap asam karbonat dan asam kuat, diketahui bahwa asiditas dari

air alami disebabkan oleh CO2 yang merupakan agen efektif dalam air yang memiliki pH

> 3,7 atau disebabkan oleh asam mineral kuat yang merupakan agen efektif dalam air

dengan pH < 3,7. Dapat dikatakan bahwa asiditas di dalam air disebabkan oleh CO2

terlarut dalam air, asam-asam mineral (H2SO4, HCl, HNO3), dan garam dari asam kuat

dengan basa lemah.

1.2 Tujuan

Page 5: makalah asiditas

Bagi Penulis:

1. Memenuhi tugas Kimia Amami

2. Memberikan pelatihan dalam menyusun makalah.

3. Meningkatkan kerja sama dan kekompakan antar mahasiswa.

4. Menambah wawasan penulis tentang Asiditas.

5. Menumbuhkan sikap gemar membaca bagi mahasiswa.

Bagi Pembaca:

1. Menambah wawasan pembaca tentang Asidits.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas tentang

DASAR TEORI

2.1. DEFENISI ASIDITAS

2.2. JENIS ASIDITAS

2.3. KLASIFIKASI ASIDITAS

2.4. REAKSI ASIDITAS

2.5. ALAT DAN BAHAN

2.6. PEMERIKSAAN  

2.7. INTERPRETASI HASIL

Page 6: makalah asiditas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI ASIDITAS

Menurut Buku Kimia air:

Asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Penyebab dari asiditas umumnya

adalah asam asam lemah seperti, HPO42-, H2PO4-, CO2, HCO3-protein dan ion-ion logam

yang bersifat asam.

Menurut Kamus kesehatan :

Asiditas atau keasaman adalah tingkat asam dalam suatu zat. Asiditas diukur

pada skala yang disebut skala pH. Pada skala ini, nilai pH 7 adalah netral, dan nilai pH

kurang dari 0 sampai 7 menunjukkan peningkatan keasaman. Istilah yang mungkin

terkait dengan Asiditas :

Istilah yang berkaitan dengan aciditas:

Asam

pH

Skala Depresi Gertiatrik

Minnesota Multiphasic Personality Inventory

Log

Menurut buku Laporan Kerja :

Asiditas adalah hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4-, CO2, H2S, asam-asam

lemak, dan ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Asiditas lebih sukar ditentukan daripada

alkalinitas, karena dua kontributor utamanya adalah CO2 dan H2S merupakan larutan

volatile yang segera hilang dari sample.(Syafila, Mindriany). Untuk asam kuat seperti

H2SO4 dan HCl dalam air dikenal dengan istilah “asam mineral bebas” (free mineral

Page 7: makalah asiditas

acid). “Acid Mineral Water” mengandung asam mineral bebas dalam konsentrasi yang

harus diperhitungkan.

Asiditas atau keasaman adalah tingkat asam dalam suatu zat. Asiditas diukur pada

skala yang disebut skala pH. Pada skala ini, nilai pH 7 adalah netral, dan nilai pH

kurang dari 0 sampai 7 menunjukkan peningkatan keasaman.

Asiditas adalah kemampuan/kapasitas air untuk menetralkan ion OH -. Penyebab

Asiditas umumnya adalah asam – asam lemah, seperti H2PO4-, HPO4, CO2, HCO3,

Protein dan ion-ion logam bersifat asam seperti Fe3.

 Penentuan asiditas lebih sulit dibanding alkalinitas. Hal ini di sebabkan oleh adanya

2 (dua) zat utama yang berperan yaitu CO2 dan H2S yang keduanya mudah menguap,

mudah hilang dari sampel yang di ukur.

Total asiditas di tentukan oleh satuan dengan basa sampai titik akhir Fenolptalin (pH

8,2). Maka untuk asam mineral bebas di tentukan oleh satuan basa lemah sampai titik

akhir indicator methil jingga pada pH 4,3.

Asiditas adalah hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4-, CO2, H2S, asam-

asam lemak, dan ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Asiditas lebih sukar ditentukan

daripada alkalinitas, karena dua kontributor utamanya adalah CO2 dan H2S merupakan

larutan volatile yang segera hilang dari sample.(Syafila, Mindriany).

Untuk asam kuat seperti H2SO4 dan HCl dalam air dikenal dengan istilah “asam

mineral bebas” (free mineral acid). “Acid Mineral Water” mengandung asam mineral

bebas dalam konsentrasi yang harus diperhitungkan. (Manahan,Stanley).

Asiditas adalah hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4-, CO2, H2S, asam-asam

lemak, dan ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Asiditas lebih sukar ditentukan daripada

alkalinitas karena dua kontributor utamanya adalah CO2 dan H2S merupakan larutan

volatile yang segera hilang dari sampel (Ainizha, 2009).

Asiditas pada sistem air alami adalah kapasitas air untuk menetralisir OH-. Air asam biasanya tidak diperhitungkan, kecuali untuk kasus polusi berat. Asiditas biasanya

Page 8: makalah asiditas

merupakan hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4-, CO2, H2S, protein, asam-

asam lemak dan ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Asiditas lebih sukar ditentukan daripada alkalinitas, karena dua kontributor utama, CO2 dan H2S, merupakan larutan volatil yang segera hilang dari sampel (Mindriany Syafila, 1994) :

CO2 + OH- → HCO3-

H2S + OH- → HS + H2O

Istilah asam mineral bebas (free mineral acid) adalah asam kuat seperti H2SO4 dan HCl di dalam air. Asiditas total ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhirphenolphtalein (pH 8,2). Asam mineral bebas ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir methyl orange (pH 4,3). Karakter asam dari ion-ion logam asam, dan biasanya beberapa merupakan asam kuat (Mindriany Syafila, 1994).

Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Anonymous A, 2010).

Asiditas air adalah kapasitas air untuk menetralkan basa kuat pada suatu pH

tertentu. Dengan titrasi mempergunakan larutan-larutan baku NaOH, adanya asam-

asam mineral kuat, asam-asam mineral, garam-garam yang bisa dihidrolisa dan total

total asiditas bisa diperiksa. Tergantung dari sifat, contoh dan keintensifan analisa,

prosedur yang digunakan dan data yang dihasilkan bervariasi dari titrasi langsung yang

menggunakan indikator warna sampai ke pembentukan kurva titrasi potensiometrik.

Pemeriksaan rutin air yang tidak berwarna atau agak jernih dapat dilakukan dengan

titrasi langsung dengan asiditas fenolftalein atau asiditas jingga-metil. Bila airnya keruh

atau berwarna, maka penentuan asiditas bila dikalibrasi dengan pH meter. Untuk

asiditas jingga-metil pH titik akhir 3,7 dan untuk asiditas fenolflaten 8,3.

Penentuan titik akhir yang paling tepat dilakukan dengan membuat kurva titrasi,

dengan mengaplot pH yang dibaca terhadap volume titran yang ditambahkan. Titik

belok pada daerah curam penyatakan pH titik akhir. Hasil asiditas dinyatakan dalam mg

CaCO3/liter.

Contoh yang mengandung residual klor bebas atau ion-ion logam yang bisa

dihidrolisa, membutuhkan penanganan khusus atau perlakuan pendahuluan.

Page 9: makalah asiditas

Pada percobaan penentuan alkalinitas dan asiditas dapat menggunakan air sampel

apapun, seperti air sungai, danau, rawa, dan lain-lain. Percobaan ini untuk menentukan

kadar alkalinitas dan asiditas air kran. Sebelum memulai percobaan dilakukan

persiapan alat dan bahan yang akan digunakan.

Isikan 100 ml air pada labu A dan labu B, kemudian beri tiga tetes indicator MO

pada labu A dan tiga tetes indicator PP pada labu B. amati perubahan warna pada labu,

yaitu pada labu A berwarna kuning dan labu B tidak berwarna. Dengan demikian, maka

labu A dikatakan negative dan labu B positif, karena jika air mengandung ion-ion

pembentuk asam (CaCO3 dan CO2), maka, maka ketika ditetesi indicator MO akan

berwarna orange, dan ketika ditetesi indicator PP tidak berwarna.

Untuk mengetahui asiditas air, maka metode yang digunakan, yaitu  metodde

titrasi, karena asiditas, maka menggunakan NaOH 0,1 N (basa kuat) sebagai titrannya.

Pada proses titrasi dilakukan dari yang tidak berwarna hingga tepat berubah menjadi

pink tipis. Catat volume sebelum titrasi dan catat pula volume akhir titrasi dan catat pula

volume akhir titrasi untuk mendapatkan volume titrasi. Percobaan ini dilakukan tiga kali

agar lebih akurat data yang di peroleh.

Setelah semua data yang di peroleh, lakukan perhitungan asiditasair dengan rumus

(V = volume titrasi, F = faktor koreksi, BE = berat ekuivalen), sehingga di dapat nilai

32,860 ppm sebagai CO2 pada asiditas PP. Namun, pada asiditas MO bernilai 0 ppm,

karena ketika labu A ditetesi indicator MO bernilai negative, maka tidak dilakukan titrasi,

sehingga bernilai 0 ppm. Dengan demikian, air tersebut mengandung 32,860 mg setiap

liternya sebagai CO2. (Diposkan oleh Environmental di 16:27)

Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan

standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Metode seperti ini biasanya dilakukan di

laboratorium. Beberapa jenis titrasi yaitu :

1. titrasi asam basa

2. titrasi redoks

3. titrasi pengendapan

Page 10: makalah asiditas

Pada percobaan asiditas alkalinitas, jenis titrasi yang digunakan adalah titrasi asam

basa. (www.wikipedia.org/titrasi)

Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan keabsahan

data dapat dilakukan ketentuan, yaitu:

1. asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH <4,5;

2. asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 – 8,3;

3. alkalinitas sebagai HCO3-, hanya ada dalam air pada pH 4,5 – 8,3;

4. alkalinitas sebagai CO32-, hanya ada dalam air pada pH >8,3;

5. alkalinitas sebagai hidroksida hanya ada dalam air pada pH lebih besar dari

10,5.

2.2. JENIS ASIDITAS

Pada umumnya terdapat beberapa jenis yang menyebabkan keasaman dalam air

adalah:

1. Karbon dioksida (CO2) ,

umumnya terdapat dalam air permukaan dimana CO2 diserap dar i udara j i ka

tekanan CO 2 da lam a i r > da lam udara. CO 2 juga terdapat dalam air

karena proses dekomposisi (oksidasi) zat organik oleh mikroorganisme.

Umumnya juga terdapat dalam air yang telah tercemar.

2. Asam mineral 

u m u m n y a t e r d a p a t d a l a m a i r l i m b a h i n d u s t r i  pengolahan

logam atau pembuatan senyawa kimia. Kadang-kadang juga terdapat

dalam air alam.

3. Asam humus

Page 11: makalah asiditas

umumnya terdapat dalam air rawa atau danau karena adanya rumput-rumputan

atau tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam air tersebut melepaskan senyawa

asam dan warna

Jenis – Jenis Asiditas terbagi :

1. Asiditas Total (Asiditas Phenophtalein)

Asiditas total merupakan asiditas yang disebabkan adanya CO2 dan asam

mineral. Karbondioksida merupakan komponen normal dalam air alami. Sumber CO2

dalam air dapat berasal dari adsorbsi atmosfer, proses oksidasi biologi materi organik,

aktivitas fotosintesis, dan perkolasi air dalam tanah. Karbondioksida dapat masuk ke

permukaan air dengan cara adsorbsi dari atmosfer, tetapi hanya dapat terjadi jika

konsentrasi CO2 dalam air < kesetimbangan CO2 di atmosfer. Karbondioksida dapat

diproduksi dalam air melalui oksidasi biologi dari materi organik, terutama pada air

tercemar. Pada beberapa kasus, jika aktivitas fotosintesis dibatasi, konsentrasi CO2 di

dalam air dapat melebihi keseimbangan CO2 di atmosfer dan CO2 akan keluar dari air.

Air permukaan secara konstan mengadsorpsi atau melepas CO2 untuk menjaga

keseimbangan dengan atmosfer.

Air tanah dan air dari lapisan hypolimnion di danau dan reservoir biasanya

mengandung CO2 dalam jumlah yang cukup banyak. Konsentrasi ini dihasilkan dari

oksidasi materi organik oleh bakteri dimana materi organik ini mengalami kontak

dengan air dan pada kondisi ini CO2 tidak bebas untuk keluar ke atmosfer. CO2

merupakan produk akhir dari oksidasi bakteri secara anaerobik dan aerobik. Oleh

karena itu konsentrasi CO2 tidak dibatasi oleh jumlah oksigen terlarut.

2. Asiditas Mineral (Asiditas Metil Orange)

Asiditas mineral merupakan asiditas yang disebabkan oleh asam mineral. Dapat

juga disebut asiditas metil orange karena untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan

indikator metil orange untuk mencapai pH 3,7. Asiditas mineral di dalam air dapat

berasal dari industri metalurgi, produksi materi organik sintetik, drainase buangan

tambang, dan hidrolisis garam-garam logam berat.

Page 12: makalah asiditas

Asiditas mineral terdapat di limbah industri, terutama industri metalurgi dan

produksi materi organik sintetik. Beberapa air alami juga mengandung asiditas mineral.

Kebanyakan dari limbah industri mengandung asam organik. Kehadirannya di alam

dapat ditentukan dengan titrasi elektrometrik dan gas chromatografi.

2.3. KLASIFIKASI ASIDITAS

Ada 2 cara untuk menentukan asiditas, yaitu:

1. asiditas total, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir

fenolftalein (pH 8,3)

2. asam mineral bebas, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai

titik akhir methyl orange (pH 4,5).

Asiditas dalam air disebabkan oleh karbon dioksida (CO2) asam mineral.

Adanya asiditas dalam air ditunjukkan oleh pH air tersebut di bawah 8,5. Air

dengan pH < 4,5 hanya mengandung asam mineral (kuat).

Asiditas oleh CO2 dan asam mineral ini ditentukan dengan menggunakan

larutan baku asam. Asam mineral di titrasi sampai pH mencapai kira-kira 4,5.

Karena Methyl Orange (MO) / metil jingga biasanya digunakan sebagai

indicator untuk penentuan asiditas oleh asam mineral, maka biasa disebut

sebagai asiditas MO.

Titrasi dengan menggunakan indicator PP sampai pH 8,3 untuk menentukan

asam mineral dan asam lemah (asiditas jumlah). Asiditas jumlah ini sering

disebut sebagai asiditas phenol pthalein.

Asiditas melibatkan dua komponenya yaitu:

1. asam kuat

Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam

larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya) dan juga

merupakan elektrolit kuat.

Page 13: makalah asiditas

Ketika asam dilarutkan dalam air, sebuah proton (ion hidrogen)

ditransferkan ke molekul air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuah

ion negatif tergantung pada asam yang anda pakai.Pada kasus yang umum

Reaksi tersebut reversibel, tetapi pada beberapa kasus, asam sangat baik pada

saat memberikan ion hidrogen yang dapat kita fikirkan bahwa reaksi berjalan

satu arah. Asam 100% terionisasi.Sebagai contoh, ketika hidrogen klorida

dilarutkan dalam air untuk menghasilkan hidrogenklorida, sangat sedikit sekali

terjadi reaksi kebalikan yang dapat kita tulis:Pada tiap saat, sebenarnya 100%

hidrogen klorida akan bereaksi untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion

klorida. Hidrogen klorida digambarkan sebagai asam kuat.

2. asam lemah (spt: asam karbonat & Asam asetat) & konsentrasi ion hidrogen

Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam

larutannya (hanya terionisasi sebagian). asam lemah digolongkan dalam

elektrolit lemah, hal ini karena tidak semua zat yang bereaksi terurai menjadi

ion2nya namun hanya sebagian kecil saja. untuk menunjukkan besarnya zat

yang terurai menggunakan derajad dissosiasi.

Jika kalian perhatikan reaksi umum dalam asam lemah sama saja dengan reaksi

asam kuat, hanya saja reaksi dalam asam lemah berlangsung 2 arah, 

arah pertama = reaksi dari kiri ke kanan, terjadi peruraian zat asam menjadi

ion2nya

arah kedua      = reaksi dari kanan ke kiri, terjadi penggabungan ion2 menjadi zat

penyusunnya

kedua reaksi di atas terjadi terjadi bersamaan hingga konsentrasi zat

asam dan hasil peruraiannya tidak berubah2 lagi. yang sering dikenal dengan

Page 14: makalah asiditas

titik setimbang / eqivalen. Saat terjadinya titik eqivalen inilah besarnya derajad

dissosiasi dapat dicari

2.4. REAKSI ASIDITAS

Reaksi-reaksi yang terjadi pada asiditas (Anonim C, 2009)

H+ + OH-                 → H2O                                       

CO2+ OH-  → HCO3-

HCO3- + OH- → H2O + CO2

Reaksi-reaksi yang terjadi :

Asiditas

H+ + OH- ® H2O

CO2 + OH- ® HCO3-

HCO3- + H+ ® H2O + CO2

Pereaksi yang terjadi adalah :

Larutan H2SO4 0,1 N

Encerkan 0,28 ml H2SO4 pekat ke dalam 1L air.

Larutan H2SO4 0,02 N

Pipet 200 ml H2SO4 0,1 N ke dalam 1L air.

Larutan standar Na2CO3

Timbang 5 mg Na2CO3 masukkan ke dalam 1L air.

Ada 2 cara untuk menentukan asiditas, yaitu:

1. asiditas total, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir

fenolftalein

Page 15: makalah asiditas

2. asam mineral bebas, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik

akhir metal orange. ( Syafila, Mindriany)

Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan

standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Metode seperti ini biasanya dilakukan di

laboratorium. Beberapa jenis titrasi yaitu :

1. titrasi asam basa

2. titrasi redoks

3. titrasi pengendapan

2.5. ALAT DAN BAHAN :

ALAT :

Labu Erlenmeyer 250 ml (4 buah)             

Buret basa (1 buah)

Corong (1 buah)                                            

Statif (1 buah)

Gelas beker 50 ml (1 buah)                           

Pipet tetes ( 2 buah)

Buret asam (1 buah)                            

Gelas ukur 100 ml (1 buah)

BAHAN :

Air kran                                         

Aquadest

Page 16: makalah asiditas

Indicator PP                         

Larutan standar NaOH  0,1 N

Indicator MO                   

Lrutan standar HCl  0,1 N

2.6. PEMERIKSAAN  

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Bilas dan cuci alat yang terbuat dari kaca dengan aquadest hingga tiga kali.

3. Takar air kran dengan gelas ukur sebanyak 100 ml. kemudian tuang pada labu

Erlenmeyer. Ulangi sekali lagi pada labu Erlenmeyer yang lain.

4. Tetesi air pada labu Erlenmeyer yang pertama dengan indicator MO sebanyak

tiga tetes, kemudian beri nama labu A. pada labu ke dua tetesi dengan indicator

PP sebanyak tiga tetes dan beri nama labu B.

5. Amati abu A, bila terjadi perubahan warna menjadi orange (positif) dilanjutkan

titrasi. Bila berwarna kuning tidak dilanjutkan titrasi.

6. Amati labu B, bila tidak terjadi perubahan warna (positif) dilanjutkan titrasi. Bila

berwarna pink tidak dilanjutkan titrasi.

7. Titrasi labu B (karena labu A negative) dengan titran NaOH 0,1 N. catat volume

awal, volume akhir, dan volume titrasi. Ketika berubah menjadi warna pink tipis,

ulangi titrasi sebanyak tiga kali.

8. Lakukan perhitungan sesuai dengan data yang diperoleh.

9. Cuci semua alat yang digunakan dan kembalikan pada tempat semula.

Pada percobaan di atas adalah percobaan yang sering digunakan dalam

laboratorium klinik, namun tidak menuntut kemungkinan adanya percobaan –

percobaan yang lain yang dapat dilakukan pula pada percobaan asiditas air

lainnya. Seperti pada pecobaan asiditas yang selanjutnya,

Pengambilan contoh :

Page 17: makalah asiditas

Contoh dikumpulkan dalam gelas borosilikat 500 ml atau 1 liter atau botol

polyetilen. Istilah penuh dengan air dan tutup dengan kuat. Contoh yang

dikumpulkan harus dianalisa pada satu hari itu. Simpanlah contoh pada tempat

yang dingin, hindari pengocokan dan kontak langsung dengan udara.

Peralatan :

PH meter

magnetic stirrer

Peralatan titrasi

buret 50 ml, 25 ml, dan 10 ml

Hot plate

Bahan :

Air destilata bebas CO2 (didihkan sebelumnya)

Larutan KH-ftalat 0,05 N bebas CO2

Larutan NaOH 0,1 N baku

Cara Standarisasinya :

Pipet 40 ml larutan KH-ftalat dalam wadah untuk titrasi potensiometri.

Tempatkan larutan NaOH dalam buret 25 ml dan titrasi berlangsung sampai titik

belok di dekat pH 8,7. Catatlah volume titran.

Perhitungan normalitas : N = A X B

204,2 XC

A = gram KH-ftalat yang digunakan untuk pembuatan larutan 0,05 N

B = ml larutan KH-ftalat yang digunakan dalam titrasi

C = ml titran NaOH

Page 18: makalah asiditas

Larutan NaOh 0,02 N baku. Cara standarisasinya sama dengan pada

standarisasi NaOH 0,1 N, hanya dengan volume titrat 15 ml. Larutan hydrogen

peroksida 30 %

Indikator fenolflatein

Indikator jingga-metil

Larutan Na-tiosulfat 0,1 N

Larutan H2SO4 0,02

Prosedur :

1. Pilihlah ukuran contoh dan normalitas titran

a. Contoh yang mempunyai asiditas dibawah 1000 mg CaCO3/liter,

gunakan 50 ml atau lebih dari contoh dan titrasi dengan NaOH

0,02 N.

b. Contoh yang mempunyai asiditas di atas 1000 mg CaCO3/liter,

gunakan 250 ml atau kurang dari contoh dan titrasi dengan NaOH

0,1 N.

c. Bila sifat dan konsentrasi contoh tidak diketahui, gunakan 100 ml

contoh. Secara kasar titrasi dengan titran NaOH 0,1 N, dengan

indikator fenolflatein catat volume perkiraan itu.

d. Sesuaikan volume contoh atau normalitas titran sehingga bila

menggunakan buret 50 ml, kurang lebih digunakan titran 20 ml

atau lebih untuk menetralkan asiditas.

e. Ulangi butir c dan d dengan menggunakan indikator jingga-metil

untuk asiditas jingga-metil.

2. Titrasi perubahan warna

a. Aturlah suhu contoh (bila disimpan dalam refrigerator) sesuai

dengan suhu kamar. Contoh jangan sekali-kali dikocok atau

ditekuk. Pipetlah contoh air dengan volume yang cocok (lihat butir

1) ke dalam Erlemeyer 250 ml.

Page 19: makalah asiditas

b. Bila diperkirakan terdapat klor bebas, tetesakan 1 tetes larutan

Na-tiosulfat 0,1 N.

c. Tambahkan 2 tetes larutan indikator, dan bila volume contoh

kurang dari 100 ml, encerkan contoh tersebut sampai 100 ml

dengan air suling. Titrasi dengan larutan NaOH dengan

konsentrasi yang cocok (lihat butir 1).

Catatan : perubahan warna fenolftalein dari tidak berwarna ke

warna pink permanen pertama. Perubahan warna jingga-metil dari

merah ke kuning permanen pertama.

d. Catatlah volume dan normalitas dari titran NaOH yang digunakan

dan nyatakan apakah dalam pengukuran asiditas jingga-metil atau

asiditas fenolftalein.

e. Perhitungan asiditas

Asiditas mg CaCO₃/liter = N xC x50 x 1000ml contoh

di mana :

N = normalitas NaOH hasil perhitungan yang

digunakan

C = ml NaOH yang digunakan

50 = bobot Ekwivalen CaCO₃

Pengambilan contoh II:

a) Bahan :

1. Sampel air 100 ml ( V1 = 50 ml,  V2 = 50 ml )

2. Indikator PP

3. Larutan standar NaOH 0,1 N

b) Alat :

1. Pipet

2. Gelas ukur 100 ml

3. 2 Gelas Erlenmeyer 50 ml

4. Buret + Statis 100 ml

Page 20: makalah asiditas

c) Cara Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Ambil 100 ml air sampel dengan gelas ukur lalu masukan kedalam labu

elemeyer.

3. Kemudian menambahkan 3 tetes indikator PP 0,1% , bila tidak terjadi

perubahan warna (positif) dilanjutkan titrasi. Bila berwarna pink tidak

dilanjutkan titrasi.

4. Kemudian menitrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan

warna dari tidak berwarna sampai menjadi merah muda atau pink tipis.

ulangi titrasi sebanyak tiga kali.

5. Kemudian mencatat jumlah NaOH yang digunakan untuk titrasi. catat

volume awal, volume akhir, dan volume titrasi

6. Lakukan perhitungan sesuai dengan data yang diperoleh

7. Perhitungan :

Aciditas

=1000CA×V1+V22×t(4,4)×1

Ket.     CA= jumlah sampel

            V1 = titrasi I

            V2 = titrasi II

2.7. INTERPRETASI HASIL

1.      pH sampel air setelah diteteskan indicator PP, yaitu 7,60

2.      pH sampel air setelah dititrasi dengan NaOH 0,1 N adalah 8,02

3.      Penentuan Aciditas :

Diketahui :      CA = 100 ml

Page 21: makalah asiditas

                        V1 = 0,1 ml

                        V2 = 0,1 ml

Penyelesaian :

Aciditas      =  1000CA×V1+V22×t4,4×1

                   = 1000100×0,1+0,12×4,4×1

                   = 10 × 0,1 × 4,4 × 1

                   = 4,4 mg CO2

DATA PERCOBAAN

ASIDITASØ Percobaan I Standarisasi NaOH f = 0,79 NaOH digunakan (P ml) P ml I : 4,8 ml II : 4,9 ml III : 2,9 ml +12,6 ml Rata-rata : 12,6 ml = 4,2 ml 3ME CaCO3 = Mr CaCO3 = 100 ē valensi 2= 50 Asiditas jumlah :

AJ = x P ml x N NaOH x f NaOH x ME CaCO3

= x 4,2 x 0,1 x 0,79 x 50= 165,9 mg/1 sebagai CaCO3

Ø Percobaan IIStandarisasi NaOH

Page 22: makalah asiditas

F = 25 ml NaOH= = 1,08 ml NaOH digunakan (P ml)

P ml I : 2,6 ml II : 3,5 ml III : 6,8 ml +12,9 ml Rata-rata : 12,9 ml = 4,3 ml 3ME CaCO3 = 50 Asiditas jumlah

AJ = x P ml x N NaOH x f NaOH x ME CaCO3

= x 4,3 x 0,1 x 50 x 1,08 = 232,2 mg/l sebagai CaCO3

Ø Percobaan III Standarisasi NaOH ME CaCO3 = f = = 0,79 = 50

P ml I : 3,8 ml II : 3,5 ml III : 2,0 ml +9,3 ml Rata-rata : 9,3 ml = 3,1 ml 3Asiditas jumlah

AJ = x P ml x N NaOH x f NaOH x ME CaCO3

= x 3,1 ml x 0,1 N x 0,79 x 50 = 122,45 mg/l sebagai CaCO3

PERHITUNGAN

Asiditas Rata-rata AJ rata-rata = AJ I + AJ II + AJ III 3= 165,9 + 232,2 + 122,45 3= = 173,5 mg/l sebagai CaCO3

Page 23: makalah asiditas

Data Praktikum

Asiditas PP

Hasil titrasi HCl

No Volume awal Volume akhir Volume titrasi

1 0 ml 1,3 ml 1,3 ml

2 1,3 ml 1,8 ml 0,5 ml

3 1,8 ml 3 ml 1,2 ml

Rata-rata 1 ml

Asiditas MO

Asiditas PP

PEMBAHASAN

Asiditas

Pada percobaan penentuan alkalinitas dan asiditas dapat menggunakan air

sampel apapun, seperti air sungai, danau, rawa, dan lain-lain. Percobaan ini untuk

menentukan kadar alkalinitas dan asiditas air kran. Sebelum memulai percobaan

dilakukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan.

Isikan 100 ml air pada labu A dan labu B, kemudian beri tiga tetes indicator MO

pada labu A dan tiga tetes indicator PP pada labu B. amati perubahan warna pada labu,

yaitu pada labu A berwarna kuning dan labu B tidak berwarna. Dengan demikian, maka

labu A dikatakan negative dan labu B positif, karena jika air mengandung ion-ion

Page 24: makalah asiditas

pembentuk asam (CaCO3 dan CO2), maka, maka ketika ditetesi indicator MO akan

berwarna orange, dan ketika ditetesi indicator PP tidak berwarna.

Untuk mengetahui asiditas air, maka metode yang digunakan, yaitu  metodde

titrasi, karena asiditas, maka menggunakan NaOH 0,1 N (basa kuat) sebagai titrannya.

Pada proses titrasi dilakukan dari yang tidak berwarna hingga tepat berubah menjadi

pink tipis. Catat volume sebelum titrasi dan catat pula volume akhir titrasi dan catat pula

volume akhir titrasi untuk mendapatkan volume titrasi. Percobaan ini dilakukan tiga kali

agar lebih akurat data yang di peroleh.

Setelah semua data yang di peroleh, lakukan perhitungan asiditasair dengan

rumus  (V = volume titrasi, F = faktor koreksi, BE = berat ekuivalen), sehingga di dapat

nilai 32,860 ppm sebagai CO2 pada asiditas PP. Namun, pada asiditas MO bernilai 0

ppm, karena ketika labu A ditetesi indicator MO bernilai negative, maka tidak dilakukan

titrasi, sehingga bernilai 0 ppm. Dengan demikian, air tersebut mengandung 32,860 mg

setiap liternya sebagai CO2.

Kesimpulan

1. Penyebab asiditas air kran karena CO2, sebanyak 32,860 mg/l

http://freeandshared.wordpress.com/2012/03/20/alkalinitas-dan-aciditas

Page 25: makalah asiditas

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan ion OH -. Asiditas umumnya

adalah asam lemah dan dari hasil yang didapatkan asiditasnya, yaitu 4,4 mg CO2 yang

menunjukkan bahwah air tersebut bersifat asam.

B. Saran

Setelah melakukan pratikum ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu:

1.      Memahami objek pratikumnya pada waktu itu;

2.      Teliti dalam melakukan pratikum;

3.      Mempersiapkan segala sesuatunya yang behubungan dengan pratikum sebelum

pratikum dimulai;

4.      Berhati – hatilah dalam menggunakan alat – alat pratikum;

5.      Lakukan titrasi dengan teliti dan cermat.

Page 26: makalah asiditas

DAFTAR PUSTAKA

Ainizha. 2009. Alkalinitas. http://ainizha.blogspot.com. Tanggal akses: 30 September

2011.

Alaerts, G dan Sri Sumestri Santika. 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha

Nasional

Syafila, Mindriany. 2010. Kimia Lingkungan I. Bandung:ITB

Anonymous A. 2009. Pengaruh Alkalinitas dan pH Air Minum.

http://www.purewatercare.com . Tanggal akses: 30 September 2009.

Anonim B. 2010. Alkalinitas. http://id.wikipedia.org. Tanggal akses : 30 September

2011.

Anonim C. 2009. Asiditas dan Alkalinitas. http://environmental-ua.blogspot.com.

Tanggal akses : 30 September 2011

http://freeandshared.wordpress.com/2012/03/20/alkalinitas-dan-aciditas