bab 7 kepemimpinan

12
VII-0 UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MIPA JURUSAN FISIKA PRODI GEOFISIKA Lab. Geofisika, Jurusan Fisika, Sekip Utara BLS 21 Yogyakarta 55281 RKPM KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN PROYEK Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke VII Semester 4/2 sks/Kode MFG 2915 oleh Sismanto BAB VII KEPEMIMPINAN Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2013 Nopember 2013

Upload: sulistyo-oetomo-p

Post on 25-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 7 Kepemimpinan

VII-0

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS MIPA JURUSAN FISIKA PRODI GEOFISIKA Lab. Geofisika, Jurusan Fisika, Sekip Utara BLS 21 Yogyakarta 55281

RKPM

KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN PROYEK

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan

Modul Pembelajaran Pertemuan ke VII Semester 4/2 sks/Kode MFG 2915

oleh Sismanto

BAB VII KEPEMIMPINAN

Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2013

Nopember 2013

Page 2: Bab 7 Kepemimpinan

VII-1

BABVII KEPEMIMPINAN

LO: Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pemimpin yang baik, berbagai gaya kepemimpinan dan mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. 1. Pendahuluan

Leadership atau Kepemimpinan berasal dari kata leader yang berarti pemimpin.

Selain itu, berasal juga dari kata to lead yang berarti memimpin. Sehingga leadership

berarti pemimpin dan memimpin, yang disatukan menjadi istilah kepemimpinan.

Leadership itu sendiri artinya adalah suatu perilaku untuk mempengaruhi para

anggota kelompok untuk meraih tujuan dan manfaat yang baik untuk organisasi.

Leadership ini memiliki makna hubungan antara atasan dan bawahan. Kalau tidak ada

hubungan atasan dan bawahan, maka leadership ini tidak akan dibutuhkan.

Kepemimpinan (leadership) memiliki beberapa teori. Ada 3 teori kepemimpinan

yang dianut oleh kebanyakan masyarakat. Teori-teori itu adalah:

a. Teori Genetis

Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan pada diri seseorang adalah

anugerah sejak lahir. Kepemimpinan adalah bakat, tidak dibentuk. Seorang

pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan. Jadi, seseorang menjadi pemimpin

memang karena sudah takdirnya, karena bakatnya

b. Teori Sosial

Teori ini merupakan kebalikan dari Teori Genetis. Teori sosial menolak

asumsi bahwa kepemimpinan bukan merupakan anugerah sejak lahir.

Kepemimpinan itu dapat dilatih melalui pendidikan dan pengalaman. Seorang

pemimpin itu diciptakan, bukan dilahirkan. Jadi, seseorang menjadi pemimpin itu

karena kemampuannya.

c. Teori Ekologis

Teori ini merupakan gabungan dari teori genetis dan teori sosial. Selain

karena bakat, kepemimpinan itu ada karena dibentuk. Bakat itu tidak akan

berkembang bila hanya didiamkan saja, maka perlu untuk dilatih dan dididik.

Page 3: Bab 7 Kepemimpinan

VII-2

Sebelum menjelaskan lebih lanjut mengenai kepemimpinan dalam sebuah

perusahaan. Akan dijelaskan mengenai, criteria dalam mengelola kinerja perusahaan. Ada 7

kriteria yang dinilai dan dijadikan acuan dalam mengelola kinerja perusahaan, yaitu:

(1) kepemimpinan,

(2) perencanaan strategis,

(3) fokus pasar dan pelanggan,

(4) informasi dan analisis,

(5) fokus sumber daya manusia,

(6) manajemen proses, dan

(7) hasil-hasil bisnis.

2. Pengertian Kepemimpinan

Gibson mengatakan: kepemimpinan merupakan suatu proses pengarahan dan

pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling

berhubungan tugasnya dalam mencapai tujuan.

Anoraga mengatakan: kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi aktivitas orang

lain melalui komunikasi, baik individual maupun kelompok, ke arah pencapaian tujuan.

Komarudin mengatakan; bahwa kepemimpinan merupakan suatu seni koordinasi dan

memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah merupakan

hubungan atasan mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara sukarela dalam usaha

mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh

pemimpin tersebut.

3. Manager Sebagai Pemimpin

“The successful organization has one major attribute that set it apart from

unsuccessful organizations, dynamic and effective leadership”. (Paul Hersey and Kenneth

Blanchard)

Page 4: Bab 7 Kepemimpinan

VII-3

Paul Hersey dan Kenneth Blanchard menjelaskan bahwa sebuah organisasi yang sukses

mempunyai satu hal yang utama yang menyebabkan kesuksesan itu dan mencegahnya dari

suatu kegagalan, satu hal itu adalah kepemimpinan yang dinamik dan efektif.

“One of the most obvious facts about management is that there are effective bosses and

ineffective ones” (George S. Odiorne). George S. Ordine menjelaskan salah satu dari fakta

yang paling jelas dari sebuah manajemen adalah bahwa dalam manajemen pasti terdapat

bos (pemimpin) yang efektif dan bos yang tidak efektif. Untuk itu diperlukan pemimpin

yang efektif untuk dapat mengatur yang tidak efektif tersebut.

Dari dua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa peran pemimpin yang mumpuni

dalam sebuah manajemen perusahaan dalam konteks ini seorang manager yang mumpuni

adalah sesuatu yang sangat penting dan harus ada. Kepemimpinan dan manager adalah dua

hal yang tidak bisa dipisahkan. Seorang manajer harus mempunyai jiwa kepemimpinan.

Kepemimpinan yang efektif memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan-

tindakan apa yang sebaiknya dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Hal ini mengharuskan adanya pengertian tentang bagaimana tindakan-tindakan sebagai

seorang pemimpin akan mempengaruhi pekerjaan maupun anggota-anggota yang

bersangkutan.

Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dan bagaimana caranya ia

memimpin hingga dapat membawa kelompok kerja ke arah keberhasilan yang maksimal.

4. Mengidentifikasi Pemimpin yang Efektif

Tidak semua pemimpin mempunyai karakter kepemimpinan manajer yang efektif dan

tidak semua manajer mempunyai karakter pemimpin yang efektif. Biasanya pemimpin yang

efektif mempunyai kriteria yang setia, pemberani, terpercaya dan berbelas kasihan. Tetapi

banyak yang menolak pandangan ini, artinya pandangan ini masih terlalu umum. Memang

untuk mengidentifikasi seorang manajer yang sekaligus mempunyai sikap sebagai

pemimpin yang efektif, merupakan suatu hal yang tidak mudah. Meskipun seperti itu,

professor Keith Davis mengemukakan empat karakter seorang pemimpin yang efektif,

yaitu:

Page 5: Bab 7 Kepemimpinan

VII-4

1. intelligence (kecerdasan)

setidaknya seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan yang lebih dibanding

bawahannya. Walaupun hal ini tidak mutlak.

2. kedewasaan dan sifat sosial yang tinggi

seorang pemimpin harus mempunyai sikap yang dewasa dan juga harus bisa

membuat seseorang bisa bersikap dewasa. Dan mempunyai sifat sosial (jaringan)

yang luas.

3. mempunyai motivasi dan memandu prestasi.

Minimal seorang memimpin harus mempunyai motivasi yang bagus dan juga bisa

memotivasi bawahannya. Dan juga harus bisa memandu prestasi agar bawahannya

bisa mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

4. Relationship

Seorang manager harus mempunyai hubungan baik dengan sesama. Baik dengan

pihak eksternal maupun internal, dalam hal ini, misalnya, bawahannya. Sehingga

bisa bekerja sama dengan baik, untuk minciptakan tujuan yang diinginkan.

Ada yang mengemukakan karakter-karakter di luar itu, ‘Chris Widener’ juga

mengemukakan beberapa karakter seorang pemimpin yang efektif:

1. INTEGRITAS

Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikatakan. Integritas

membuat seorang pemimpin dapat dipercaya. Integritas membuat

orang lain mengandalkannya. Integritas adalah penepatan janji-janji

yang telah diucapkan.

2. OPTIMISME

Takkan ada orang yang mau mengikuti bila memandang suram

masa depan. Umumnya seseorang hanya mau mengikuti seseorang yang bisa

melihat masa depan dan memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana

terbentang tempat yang lebih baik, dan mereka dapat mencapai tempat

itu.

3. MENYUKAIPERUBAHAN

Pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan,

bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut

Page 6: Bab 7 Kepemimpinan

VII-5

lebih suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat

adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikannya dengan

para pengikut mereka.

4. BERANI MENGHADAPI RESIKO

Ketika kita mencoba sesuatu yang baru, kita harus berani mengambil resiko.

Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang

teramat penting. Kebanyak orang menghindari resiko. Para pemimpin menghitung

resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka mengkomunikasikannya

pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik.

5. ULET

Para pemimpin harus mempunyai sikap yang ulet, tidak mudah menyerah dalam

kegagalan. Dan juga harus bisa memotivasi bawahannya untuk tetap ulet, tangguh

dan berdaya tahan jika menghadapi kegagalan.

6. KATALISTIS

Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu

menggerakkan orang lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang

lain keluar dari zone kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka.

Mereka mampu membangkitkan gairah, antusiasme, dan tindakan dari para

pengikutnya.

7. BERDEDIKASI

Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian

dan komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti

pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka

melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan.

5. Model dan Gaya Kepemimpinan

Model kepemimpinan :

(a) Model Watak Kepemimpinan (Traits Model of Leadership)

Pada umumnya studi-studi kepemimpinan pada tahap awal mencoba meneliti

tentang watak individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya:

Page 7: Bab 7 Kepemimpinan

VII-6

kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam

bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain.

Stogdill, menyatakan bahwa terdapat enam kategori faktor pribadi yang

membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung

jawab, partisipasi, status dansituasi. Namun demikian banyak studi yang

menunjukkan bahwa faktor-faktor yangmembedakan antara pemimpin dan pengikut

dalam satu studi tidak konsisten dan tidak didukungdengan hasil-hasil studi yang lain.

Disamping itu, watak pribadi bukanlah faktor yang dominandalam menentukan

keberhasilan kinerja manajerial para pemimpin. Hingga tahun 1950-an, lebihdari 100

studi yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi watak atau sifat personal

yangdibutuhkan oleh pemimpin yang baik, dan dari studi-studi tersebut dinyatakan

bahwa hubunganantara karakteristik watak dengan efektifitas kepemimpinan,

walaupun positif, tetapi tingkatsignifikasinya sangat rendah (Stogdill 1970).

(b) Model Kepemimpinan Situasional (Model of Situasional Leadership)

Model kepemimpinan situasional merupakan pengembangan model watak

kepemimpinan dengan fokus utama faktor situasi sebagai variabel penentu

kemampuan kepemimpinan. Studi studi tentang kepemimpinan situasional mencoba

mengidentifikasi karakteristik situasi atau keadaan sebagai faktor penentu utama yang

membuat seorang pemimpin berhasil melaksanakan tugas-tugas organisasi secara

efektif dan efisien. Dan juga model ini membahas aspek kepemimpinan lebih

berdasarkan fungsinya, bukan lagi hanya berdasarkan watak kepribadian pemimpin.

Hencley, menyatakan bahwa faktor situasi lebih menentukan keberhasilan

seorangpemimpin dibandingkan dengan watak pribadinya. Menurut pendekatan

kepemimpinan situasional ini, seseorang bisa dianggap sebagai pemimpin atau

pengikut tergantung pada situasiatau keadaan yang dihadapi. Banyak studi yang

mencoba untuk mengidentifikasi karakteristiksituasi khusus yang bagaimana yang

mempengaruhi kinerja para pemimpin. Misalnya, menyatakan bahwa terdapat empat

faktor yang mempengaruhi kinerja pemimpin, yaitu sifat struktural organisasi

(structural properties of the organisation), iklim atau lingkungan organisasi

Page 8: Bab 7 Kepemimpinan

VII-7

(organisational climate), karakteristik tugas atau peran (rolecharacteristics) dan

karakteristik bawahan (subordinate characteristics).

(c) Model Pemimpin yang Efektif (Model of Effective Leaders)

Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah

laku (types ofbehaviours) para pemimpin yang efektif. Tingkah laku para pemimpin

dapat dikatagorikanmenjadi dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan (initiating

structure) dan konsiderasi(consideration). Dimensi struktur kelembagaan

menggambarkan sampai sejauh mana parapemimpin mendefinisikan dan menyusun

interaksi kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi serta sampai sejauh

mana para pemimpin mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok mereka.

Dimensi ini dikaitkan dengan usaha para pemimpin mencapai tujuan organisasi.

Dimensi konsiderasi menggambarkan sampai sejauh mana tingkat hubungan kerja

antara pemimpin dan bawahannya, dan sampai sejauh mana pemimpin

memperhatikan kebutuhan sosial dan emosi bagi bawahan seperti misalnya kebutuhan

akan pengakuan, kepuasan kerja dan penghargaan yang mempengaruhi kinerja

mereka dalam organisasi.

(d) Model Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Model)

Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan

antara karakteristikwatak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel

situasional. Kalau model kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi yang

berbeda membutuhkan tipekepemimpinan yang berbeda, maka model kepemimpinan

kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni pada aspek-aspek

keterkaitan antara kondisi atau variabel situasionaldengan watak atau tingkah laku

dan kriteria kinerja pemimpin. Model kepemimpinan Fiedler disebut sebagai model

kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap

efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan

(leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang

dihadapinya. Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian

situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin. Ketiga

Page 9: Bab 7 Kepemimpinan

VII-8

faktor tersebut adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member

relations), struktur tugas (the task structure) dan kekuatan posisi (position power).

Gaya kepemimpinan:

(a) Otokratis;

Gaya kepemimpinan otokratis ini cenderung memaksa dan sepihak. Kendali

bawahan berada penuh pada satu tangan. Tidak ada bantahan, usulan, atau

masukan dari bawahan. Bawahan harus menurut apa kata atasan. Oleh

kebanyakan pihak, gaya kepemimpinan ini adalah gaya kepemimpinan model

lama. Otokratis mempunyai ciri-ciri:

- semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin

- teknik-teknik dan aktivitas perusahaan didikte oleh sebuah otoritas, satu

demi satu, sehingga langkah selanjutnya selalu tidak pasti

- pemimpin biasanya mendikte tugas pekerjaan tertentu dan mendikte rekan

kerja dari tiap-tiap anggota

- pemimpin memiliki sifat yang ‘personal’ (subjective) dalam hal pujian dan

mengkritik kerja dari tiap-tiap anggota. Dan tidak terlalu aktif dalam hal

perkumpulan-perkumpulan (meeting)

(b) demokratis;

Gaya kepemimpinan demokratis ini merupakan gaya kepemimpinan yang

dianggap paling tepat untuk diterapkan dalam organisasi modern. Dalam gaya ini

lebih mengutamakan teamwork dari pada main perintah. Pemimpin dapat

menerima saran dan kritik untuk kemajuan organisasi. Dan tentunya, musyawarah

mufakat sangat dikedepankan. Gaya demokratis mempunyai ciri-ciri:

- semua kebijakan-kebijakan didiskusikan oleh kelompok yang di pimpin oleh

seorang pemimpin (manager)

- aktivitas-aktivitas perusahan boleh berjalan asalkan masih dalam batas yang

didiskusikan oleh kelompok tersebut. Dan terdapat penasehat manager yang

bertugas mengakaji perubahan-perubahan kebijakan yang kemudian di

tawarkan kepada pemimpin untuk di diskusikan dalam meeting selanjutnya.

Page 10: Bab 7 Kepemimpinan

VII-9

- Para anggota berhak bekerja sama dengan siapa saja yang mereka pilih dan

tugas divisi diserahkan kepada kelompok masing-masing

- pemimpin memiliki sifat yang objective dalam hal pujian dan mengkritik

kerja dari tiap-tiap anggota. Dan mencoba untuk ikut aktif dalam hal

perkumpulan-perkumpulan (meeting) untuk memberikan semangat

walaupun tidak ikut turun langsung ke lapangan.

(c) Laissez faire;

Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin hanyalah merupakan sebuah simbol.

Tidak ada kontrol sama sekali dari atasan pada bawahan dalam melaksanakan

tugasnya. Dalam hal ini, bawahan bebas berbuat semaunya tanpa mengindahkan

atasan. Gaya Laissez faire mempunyai ciri-ciri:

- kebebasan penuh dari suatu kelompok atau individu untuk mengambil

kebijakan dengan syarat minimal adanya partisipasi dari pemimpin

- partisipasi dari seorang pemimpin sangat sedikit dalam penentuan-penentuan

tugas dan perusahaan

6. Peranan Kepemimpinan

Kepemimpinan mempunyai peranan dalam kelompok atau organisasi yang

dibawanya. Peran inilah yang harus dilakoni oleh pemimpin agar kelompok atau organisasi

yang dipimpin dapat maju. Berbagai peranan itu adalah:

a. Pathfinding

Pathfinding ini memiliki arti harafiah mencari jalan. Yang dimaksud disini dengan

mencari jalan adalah setiap pemimpin harus memiliki nilai dan visi melalui suatu

perencanaan yang strategis. Pemimpin harus memiliki rencana, rencana itu harus

menunjukkan visinya sebagai seorang pemimpin. Strategis, berarti rencana itu harus efektif

dan efisien tanpa adanya hal sia-sia.

b. Aligning

Aligning berarti penyelarasan. Penyelarasan terhadap segala sumber daya

oraganisasi untuk mendukung rencana strategis yang telah disusun. Memastikan semua

akan berjalan lancar dan baik-baik saja.

Page 11: Bab 7 Kepemimpinan

VII-10

c. Empowerment

Empowerment adala pemberdayaan. Pemberdayaan ini meliputi seluruh sumber

daya yang dimiliki organisasi untuk melaksanakan tugas dan konsisten agar dapat mencapai

tujuan. Selalu semangat untuk mendayagunakan kemampuan yang dimiliki dalam diri

sendiri maupun organisasi.

7. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan mempunyai fungsi-fungsi dalam menjalankan tugasnya dalam

organisasi. Fungsi-fungsi tersebut adalah:

a. Penentu arah kebijakan

Pemimpin harus dapat menentukan kebijakan sebagai arah gerak organisasi. Maju

mundurnya organisasi bergantung pada kebijakan seorang pemimpin didalamnya

b. Juru Bicara Organisasi

Apabila terdapat sesuatu yang harus dikomunikasikan diluar organisasi, pemimpin

berfungsi sebagai juru bicara. Ini artinya pemimpin harus tahu betul terhadap apa yang

dipimpinnya

c. Komunikator

Seorang pemimpin harus dapat mengkomunikasikan segala hal yang ada di dalam

organisasi secara internal.

d. Mediator

Mediasi diperlukan tatkala ada kebuntuan dalam melakukan kegiatan organisasi.

Pemimpin mau tidak mau menjadi mediator dalam penanganan masalah-masalah

organisasi

e. Integrator

Pemimpin harus mampu menjadi pemersatu dari segala perbedaan. Tiap-tiap individu

berlainan dalam cara pandang maupun berpikir. Oleh karena itu, untuk menjaga

keharmonisan kehidupan organisasi maka pemimpinberfungsi sebagai integrator.

f. Motivator

Pemimpin yang baik dapat memotivasi anak buahnya agar selalu semangat dalam

mengerjakan tugas. Motivasi ini penting karena dapat memajukan kinerja organisasi

dan menjaga keadaan psikis dari para bawahan.

Page 12: Bab 7 Kepemimpinan

VII-11

8. Sifat Seorang Pemimpin yang Baik

Pemimpin yang baik sebaiknya memiliki beberapa sifat-sifat baik yang telah

dicontohkan oleh para nabi dan pendahulu. Sifat-sifat tersebut adalah:

a. Tabligh

Tabligh adalah menyampaikan kebenaran, walaupun itu adalah pahit. Tidak pernah

menyampaikan hal-hal yang tidak benar dan jujur.

b. Sidiq

Sidiq berarti membenarkan. Pemimpin akan membenarkan hal-hal yang dianggap

tepat dan akan meluruskan kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh diri sendiri

maupun para bawahannya.

c. Fatonah

Fatonah artinya cerdas. Cerdas dalam menghadapi situasi apapun dan selalu

mencari solusi terbaik. Selalu berpikir dan bermanfaat bagi organisasi

d. Amanah

Amanah berarti dapat dipercaya. Tidak pernah mengkhianati kepercayaan yang

diberikan kepadanya dan selalu menunaikan janji dan tugasnya.

e. Ing Ngarso Sung Tulodho

Ini adalah istilah jawa yang berarti dari depan memberi contoh. Pemimpin yang

baik akan selalu memberi contoh yang baik kepada bawahannya.

f. Ing Madyo Mangun Karso

Ing madyo mangun karso, berarti dari tengah membangkitkan semangat. Pemimpin

melebur terhadap bawahan dan dapat meningkatkan moril dan semangat kerja.

g. Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani adalah dari belakang memberi dorongan. Bawahan selalu

didorong agar melakukan hal-hal yang terbaik yang mereka bisa.