bab 5 sumber arus (baterai)

26
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 97 5.1. Pendahuluan Baterai merupakan suatu komponen elektrokimia yang menghasilkan tegangan dan menyalurkannya ke rangkaian listrik. Dewasa ini baterai merupakan sumber utama energi listrik yang digunakan pada kendaraan. Sebagai catatan bahwa baterai tidak menyimpan listrik, tetapi menampung zat kimia yang dapat menghasilkan energi listrik. Dua bahan timah yang berbeda berada di dalam asam yang bereaksi untuk menghasilkan tekanan listrik yang disebut tegangan. Reaksi elektrokimia ini mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Gambar 5.1. Baterai Hal-hal yang disyaratkan untuk baterai adalah ukurannya harus kecil, ringan dan tahan lama, tahan terhadap gunjangan dan mudah dikontrol, mempunyai kapasitas yang besar dan harganya cukup murah. baterai harus bisa mensuplai arus listrik ke seluruh peralatan listrik yang ada pada kendaraan. Apabila alternator mengalamai kerusakan, baterai harus bisa dipakai sebagai sumber listrik pada saat kendaraan melaju. Baterai harus dapat mengatur kesimbangan antara output dari alternator dan beban pemakaian. Namun begitu, baterai bukanlah merupakan sumber utama untuk peralatan listrik yang ada pada kendaraan. 5.2. Fungsi, Tipe, dan Konstruksi Baterai (Accu) 5.2.1. Fungsi Baterai Pada kendaraan, baterai berfungsi sebagai sumber arus untuk semua sistem kelistrikan pada kendaraan. Pada saat mesin belum hidup, baterai memberikan energi listrik untuk sistem penerangan atau sistem lampu-lampu dan aksesoris. Pada saat start, baterai berfungsi memberikan energi listrik untuk memutarkan motor starter dan sistem pengapian selama start. Setelah mesin hidup, baterai berfungsi untuk menerima dan menyimpan energi listrik yang diberikan oleh sistem pengisian baterai. SUMBER ARUS (BATERAI) BAB 5

Upload: agoes-setyawans

Post on 23-Nov-2015

147 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

sumber batrai

TRANSCRIPT

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 97

    5.1. Pendahuluan Baterai merupakan suatu komponen elektrokimia yang menghasilkan tegangan

    dan menyalurkannya ke rangkaian listrik. Dewasa ini baterai merupakan sumber utama energi listrik yang digunakan pada kendaraan. Sebagai catatan bahwa baterai tidak menyimpan listrik, tetapi menampung zat kimia yang dapat menghasilkan energi listrik. Dua bahan timah yang berbeda berada di dalam asam yang bereaksi untuk menghasilkan tekanan listrik yang disebut tegangan. Reaksi elektrokimia ini mengubah energi kimia menjadi energi listrik.

    Gambar 5.1. Baterai

    Hal-hal yang disyaratkan untuk baterai adalah ukurannya harus kecil, ringan dan tahan lama, tahan terhadap gunjangan dan mudah dikontrol, mempunyai kapasitas yang besar dan harganya cukup murah. baterai harus bisa mensuplai arus listrik ke seluruh peralatan listrik yang ada pada kendaraan. Apabila alternator mengalamai kerusakan, baterai harus bisa dipakai sebagai sumber listrik pada saat kendaraan melaju. Baterai harus dapat mengatur kesimbangan antara output dari alternator dan beban pemakaian. Namun begitu, baterai bukanlah merupakan sumber utama untuk peralatan listrik yang ada pada kendaraan.

    5.2. Fungsi, Tipe, dan Konstruksi Baterai (Accu) 5.2.1. Fungsi Baterai Pada kendaraan, baterai berfungsi sebagai sumber arus untuk semua sistem kelistrikan pada kendaraan. Pada saat mesin belum hidup, baterai memberikan energi listrik untuk sistem penerangan atau sistem lampu-lampu dan aksesoris. Pada saat start, baterai berfungsi memberikan energi listrik untuk memutarkan motor starter dan sistem pengapian selama start. Setelah mesin hidup, baterai berfungsi untuk menerima dan menyimpan energi listrik yang diberikan oleh sistem pengisian baterai.

    SUMBER ARUS (BATERAI)

    BAB 5

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 98

    Pada kondisi mesin hidup, hampir semua kebutuhan energi listrik pada sistem kelistrikan kendaraan dipenuhi oleh sistem pengisian. 5.2.2. Tipe Baterai Beberapa tipe baterai yang ada yaitu baterai tipe timah-asam (lead acid), baterai perawanan ringan atau baterai bebas perawatan, baterai berventilasi, dan baterai rapat (sealed baterai). Penjelasan mengenai baterai tersebut adalah sebagai berikut. 1. Baterai tipe timah-asam (lead acid). Pada baterai tipe ini suatu logam (timah)

    direndam dalam suatu larutan elektrolit. Tegangan atau energi listrik dihasilkan dari reaksi kimia antara logam dan larutan elektrolitnya.

    2. Baterai berventilasi. Pada baterai ini, terdapat tutup ventilasi yang dapat dibuka untuk mengecek elektrolit atau untuk menambahkan air suling jika diperlukan untuk mengembalikan kondisinya. Tutup ini juga berfungsi untuk mengeluarkan gas hidrogen yang dihasilkan selama proses pengisian.

    3. Baterai rapat (sealed baterai). Baterai ini menggunakan juga timah-asam tetapi tidak mempunyai tutup yang dapat dilepas untuk mengecek elektrolit atau menambah elektrolit. Pada beberapa tipe baterai ini, mempunyai mata kecil untuk menunjukkan tingkat isi dari baterai.

    4. Baterai bebas perawatan. Pada baterai jenis ini larutan elektrolit tidak dapat ditambahkan sehingga tidak diperlukan perawatan baterai secara khusus.

    5.2.3. Konstruksi Baterai Konstruksi baterai digambarkan dengan iliustrasi pada gambar 5.2. Berikut adalah penjelasan dari tiap-tiap bagian baterai.

    Gambar 5.2. Bagian-bagian baterai

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 99

    1. Kotak baterai. Bagian ini berfungsi sebagai penampung dan pelindung bagi semua komponen baterai yang ada di dalamnya, dan memberikan ruang untuk endapan-endapan baterai pada bagian bawah. Bahan kotak baterai ini biasanya transparan untuk mempermudah pengecekan ketinggian larutan elektrolit pada baterai.

    Gambar 5.3. Kotak dan tutup baterai

    2. Tutup baterai. Bagian ini secara permanen menutup bagian atas baterai (gambar

    5.3), tempat dudukan terminal-terminal baterai, lubang ventilasi, dan untuk perawatan baterai seperti pengecekan larutan elektrolit atau penambahan air.

    3. Plat baterai. Plat positif dan plat negatif mempunyai grid yang terbuat dari antimoni dan paduan timah. Plat positif terbuat dari bahan antimoni yang dilapisi dengan lapisan aktif oksida timah (lead dioxide, PbO2) yang berwarna coklat dan plat negatif terbuat dari sponge lead (Pb) yang berwarna abu-abu. Jumlah dan ukuran plat mempengaruhi kemampuan baterai mengalirkan arus. Baterai yang mempunyai plat yang besar atau banyak dapat menghasilkan arus yang lebih besar dibanding baterai dengan ukuran plat yang kecil atau jumlahnya lebih sedikit.

    Gambar 5.4. Plat positif dan negatif baterai dalam satu sel

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 100

    Beberapa macam bahan yang banyak digunakan untuk plat baterai di

    antaranya adalah antimoni timah (lead antimony), kalsium timah (lead calcium), rekombinasi (gel cell). Macam-macam bahan plat baterai dan elektrolit yang digunakan akan menghasilkan karakteristik baterai yang berbeda. Bahan plat antimoni timah banyak digunakan pada baterai asam timah (lead acid) pada umumnya. Keuntungan baterai ini adalah 1) umur servis yang lebih panjang dibanding baterai kalsium, 2) lebih mudah di-charge atau diisi ulang pada saat baterai benar-benar sudah kosong, dan 3) harganya lebih murah.

    Baterai yang menggunakan plat berbahan kalsium timah adalah baterai asam timah bebas perawatan (maintanance free lead acid battery). Keuntungan baterai tipe ini adalah 1) tempat cadangan elektrolit di atas plat baterai lebih besar, 2) kemampuan menghasilkan arus untuk starter dingin (cold cranking amper rating) lebih tinggi, dan 3) hanya sedikit atau bebas perawatan. Baterai dengan gel cell merupakan baterai asam timah yang rapat yang bahan elektrolitnya berupa gel yang lebih padat dibanding cairan baterai lainnya. Keuntungan tipe ini adalah 1) tidak ada cairan elektrolit yang dapat menyebabkan kebocoran, 2) dapat bertahan beberapa lama dalam keadaan baterai kosong (habis sama sekali = discharged) tanpa mengalami kerusakan (deep cycled), 3) bebas karat dan perawatan, 4) umur pakai tiga kali atau empat kali lebih panjang dibanding baterai biasa, dan 5) jumlah plat yang lebih banyak dengan jarak yang rapat (berdekatan) sehingga ukuran baterai lebih kecil atau kompak.

    Gambar 5.5. Baterai gel cell

    4. Separator atau penyekat. Penyekat yang berpori ini ditempatkan di antara plat

    positif dan plat negatif. Pori-pori yang terdapat pada penyekat tersebut memungkinkan larutan elektrolit melewatinya. Bagian ini juga berfungsi mencegah hubungan singkat antar plat.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 101

    Gambar 5.6. Penyekat atau sparator di antara plat baterai

    Separator disisipkan diantara pelat positif dan negatif untuk mencegah agar

    tidak terjadi hubungan singkat antara kedua plat tersebut. Apabila pelat mengalami hubung singkat karena kerusakan separator, maka energi yang dihasilkan akan bocor. Bahan yang dipakai untuk separator adalah resin fiber yang diperkuat, karet atau plastik. Permukaan separator yang berpori menghadap ke plat positif untuk melindungi karat dari plat positif agar tidak berhamburan. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh separator adalah bukan konduktor, harus cukup kuat, tidak mudah berkarat oleh elektrolit, dan tidak menimbulkan bahaya terhadap elektroda.

    5. Sel. Satu unit plat positif dan plat negatif yang dibatasi oleh penyekat di antara kedua plat posotif dan negatif disebut dengan sel atau elemen. Sel-sel baterai dihubungkan secara seri satu dengan lainnya, sehingga jumlah sel baterai akan menentukan besarnya tegangan baterai yang dihasilkan. Satu buah sel di dalam baterai menghasilkan tegangan kira-kira sebesar 2,1 volt, sehingga untuk baterai 12 V akan mempunyai 6 sel.

    Gambar 5.7. Sel baterai

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 102

    6. Penghubung sel (cell connector) merupakan plat logam yang dihubungkan dengan plat-plat baterai. Plat penghubung ini untuk setiap sel ada dua buah (lihat gambar 5.7), yaitu untuk plat positif dan plat negatif. Penghubung sel pada plat positif dan negatif disambungkan secara seri untuk semua sel.

    7. Pemisah sel (cell partition). Ini merupakan bagian dari kotak baterai yang memisahkan tiap sel (lihat gambar 5.3).

    8. Terminal baterai. Ada dua terminal pada baterai, yaitu terminal positif dan terminal negatif yang terdapat pada bagian atas baterai. Saat terpasang pada kendaraan, terminal-terminal ini dihubungkan dengan kabel besar positif (ke terminal positif baterai) dan kabel massa (ke terminal negatif baterai).

    Gambar 5.8. Terminal baterai

    9. Tutup ventilasi. Komponen ini terdapat pada baterai basah untuk menambah atau memeriksa air baterai. Lubang ventilasi berfungsi untuk membuang gas hidrogen yang dihasilkan saat terjadi proses pengisian.

    Gambar 5.9. Tutup ventilasi

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 103

    10. Larutan elektrolit, yaitu cairan pada baterai merupakan campuran antara asam sulfat (H2SO4) dan air (H2O). Secara kimia, campuran tersebut bereaksi dengan bahan aktif pada plat baterai untuk menghasilkan listrik. Baterai yang terisi penuh mempunyai kadar 36% asam sulfat dan 64% air. Larutan elektrolit mempunyai berat jenis (specific gravity) 1,270 pada 200C (680F) saat baterai terisi penuh. Berat jenis merupakan perbandingan antara massa cairan pada volume tertentu dengan massa air pada volume yang sama. Makin tinggi berat jenis, makin kental zat cair tersebut. Berat jenis air adalah 1 dan berat jenis asam sulfat adalah 1,835. Dengan campuran 36% asam dan 64% air, maka berat jenis larutan elektrolit pada baterai sekitar 1,270.

    Gambar 5.10. Campuran asam dan air pada larutan elektrolit

    5.3. Kapasitas baterai Sebuah baterai harus mempunyai kapasitas yang cukup agar mampu

    memberikan energi listrik yang cukup untuk memutarkan motor starter saat mesin dihidupkan. Kapasitas baterai merupakan besarnya energi listrik yang dapat diberikan oleh baterai saat baterai tersebut dalam kondisi terisi penuh. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh kualitas dan volume larutan elektrolit, jumlah sel dalam baterai, ukuran dan jumlah plat dalam baterai. Istilah yang umum digunakan untuk menyatakan kapasitas baterai adalah CCA (cold cranking ampere), RC (reserve capacity), AH (amper hour), dan daya (power, Watt). 5.3.1. CCA (cold cranking ampere, arus starter dingin) Fungsi utama baterai adalah memberikan energi listrik pada motor starter saat mesin dihidupkan dan memberikan energi listrik ke sistem kelistrikan lainnya. Saat mesin di-start, pengeluaran energi listrik sangat besar dan singkat. CCA secara khusus menyatakan kemampuan baterai (masih penuh terisi) untuk mengeluarkan arus (dalam Amper) beban penuh pada temperatur 00F (-17,80C) selama 30 detik. Tegangan dipertahankan pada 1,2 V pada tiap sel atau 7,2 V untuk enam sel pada baterai 12 V. Harga CCA baterai sekitar 350 sampai 560 A tergantung tipe dan jenis baterai. 5.3.2. RC (reserve capacity, kapasitas cadangan) Selain menyediakan energi listrik yang besar saat mesin di-start, baterai juga harus dapat menyediakan energi cadangan untuk sistem pengapian, sistem lampu-lampu, dan asesoris jika sistem pengisian baterai (charging system) tidak bekerja. RC

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 104

    menyatakan waktu (dalam menit) suatu baterai yang terisi penuh untuk mengalirkan arus sebesar 25 A dan tegangan pada tiap sel dipertahankan 1,75 V atau 10,5 V untuk enam sel pada baterai 12 V. Besarnya nilai RC berkisar antara 55 sampai 115 menit. 5.3.3. AH (amper-hour, amper-jam) Bahan aktif pada plat baterai harus tahan terhadap kondisi penerapan beban lampu-lampu yang membutuhkan daya tertentu saat menyala. Metode pengujian ini disebut juga metode pemakaian baterai 20 jam. Baterai pada umumnya menyatakan kapasitasnya dalam satuan amper-jam. AH menyatakan besarnya arus yang dapat mengalir dalam waktu 20 jam pada temperatur 270C (800F) sementara selama pengujian tegangan dipertahankan pada 1,75 V pada tiap sel atau 10,5 V untuk enam sel pada baterai 12 V. Misalnya, sebuah baterai dapat mengalirkan arus sebesar 3 A dalam waktu 20 jam, maka kapasitas baterai tersebut adalah 3 A x 20 jam = 60 amper-jam. 5.3.4. Power atau daya (Watt) Besarnya energi listrik yang dikeluarkan oleh baterai pada saat mesin di-start juga dapat dinyatakan dalam Watt. Daya baterai ditentukan dengan menentukan arus dan tegangan baterai pada 00F (17,80C). Kedua besaran tersebut kemudian dikalikan sehingga didapat daya. Daya pada baterai berkisar antara 2000 sampai 4000 W. 5.4. Cara Kerja Baterai (Reaksi Elektrokimia)

    Baterai dan bagian-bagiannya saling bekerja sama untuk menghasilkan energi listrik. Dasar kerja baterai adalah mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana kerja baterai, mulai dari teori sel sampai dengan reaksi elektrokimia. 5.4.1. Teori Sel

    Gambar 5.11. Dasar kerja sel

    Dasar sel dari sebuah baterai terdiri dari beberapa komponen, yaitu plat positif, plat negatif, elektrolit, dan kotak sel. Kedua plat terendam dalam larutan elektrolit campuran antara asam sulfat dan air. Plat positif terbuat dari bahan yang berwarna merah kecoklatan yang disebut dioksida timah (lead dioksida, PbO2) sedangkan plat negatif terbuat dari timah (Pb) yang berwarna abu-abu. Apabila sebuah penghantar

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 105

    dan sebuah beban (gambar 5.11) dihubungkan dengan kedua plat tersebut, maka akan terjadi aliran arus dari plat positif ke plat negatif dan menyebabkan lampu menyala. Proses pengeluaran isi (discharging) ini akan terus berlangsung sampai kedua logam itu menjadi sama (PbSO4) dan seluruh asam sudah termanfaatkan sehingga cairan yang ada hanya berupa air (H2O). Dalam kondisi seperti ini maka sel (baterai) tersebut dikatakan kosong (discharged) dan tidak dapat menghasilkan arus listrik lagi. Kondisi sel yang sudah kosong ini dapat dikembalikan seperti keadaan semula (terisi penuh, charged) dengan memberikan arus listrik ke kedua plat pada sel tersebut dan secara berangsur-angsur akan terisi kembali. 5.4.2. Reaksi Elektrokimia Baterai dapat dipakai dan diisi kembali secara berulang-ulang. Kerja baterai dalam menghasilkan arus listrik adalah berdasarkan reaksi elektrokimia. Cara kerja baterai dijelaskan dalam tahapan yaitu dalam keadaan penuh (charged), pengeluaran arus (discharging), baterai kosong (discharged), dan pengisian (charging). 5.4.2.1. Baterai Terisi Penuh

    Gambar 5.12. Baterai dalam kondisi terisi penuh (charged)

    Baterai yang berada dalam kondisi terisi penuh, plat positif baterai tersebut adalah PbSO4 sedangkan plat negatifnya adalah Pb. Larutan elektrolit yang ada pada baterai tersebut merupakan campuran dari asam sulfat (H2SO4) dan air (H2O). 5.4.2.2. Baterai Mengeluarkan Arus

    Gambar 5.13. Pengeluaran arus (discharging)

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 106

    Apabila sebuah beban, misalnya lampu, dihubungkan dengan terminal positif dan negatif baterai, larutan elektrolit akan bereaksi dengan plat-plat baterai sehingga menghasilkan arus listrik dan lampu akan menyala. Elektrolit terbagi menjadi hidrogen (H2) dan sulfat (SO4). Hidrogen (H2) bereaksi dengan oksigen (O) dari plat positif baterai dan menghasilkan air (H2O). Sulfat (SO4) bereaksi dengan Pb pada plat negatif dan plat positif dan menghasilkan PbSO4.

    Tabel 5.1. Reaksi Kimia saat Pengeluaran Arus (discharging)

    Plat

    Positif Elektrolit Plat

    Negatif Plat

    Positif Elektrolit Plat

    Negatif PbO2 + 2H2SO4 + Pb PbSO4 + 2H2O + PbSO4

    5.4.2.3. Baterai dalam Keadaan Kosong (Discharged)

    Gambar 5.14. Baterai kosong

    Proses pengeluaran arus seperti dijelaskan pada gambar 5.13, dalam jangka yang lama akan menyebabkan plat positif dan negatif menjadi PbSO4 dan larutan elektrolit hanya berupa air saja (menjadi H2O). Dalam kondisi seperti ini maka tidak akan terjadi reaksi kimia antara plat baterai dan cairan di dalam baterai. Jika pada kedua terminal baterai diberi sebuah lampu, maka lampu tidak akan menyala karena tidak ada arus listrik yang dihasilkan. 5.4.2.4. Pengisian Baterai (Charging)

    Gambar 5.15. Pengisian baterai

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 107

    Pengisian baterai bertujuan untuk mengembalikan kondisi baterai supaya kembali terisi penuh. Pada proses ini aksi kimia akan dikembalikan seperti semula. Dengan memberikan arus listrik pada baterai tersebut, maka sulfat (SO4) akan lepas dari plat positif dan plat negatif dan bereaksi kembali dengan hidrogen (H2) dan membentuk asam sulfat (H2SO4). Oksigen (O2) bereaksi dengan timah (Pb) pada plat positif dan membentuk PbO2. Pada proses ini terjadi gas pada saat baterai mendekati terisi penuh, dan gelembung hidrogen keluar dari plat negatif sedangkan pada plat positif terbentuk oksigen.

    Tabel 5.2. Reaksi Kimia saat Pengisian Baterai (Charging)

    Plat Positif Elektrolit

    Plat Negatif

    Plat Positif Elektrolit

    Plat Negatif

    PbSO4 + 2H2O + PbSO4 PbO2 + 2H2SO4 + Pb 5.4.3. Karakteristik Elektrolit Baterai

    Seiring dengan penggunaan listrik dari baterai untuk berbagai macam keperluan rangkaian listrik, maka kondisi baterai akan menurun. Berat jenis (specific gravity) elektrolit berkurang secara proporsional sesuai dengan besarnya pemakaian listrik pada baterai. Gambar 5.16 memperlihatkan hubungan antara perubahan berat jenis dengan jumlah pengeluaran baterai (tingkat kekosongan baterai). Berat jenis 1.280 adalah berat jenis dengan kondisi baterai terisi penuh, dan 1.080 adalah berat jenis untuk kondisi baterai kosong. Dengan mengukur berat jenis elektrolit, bersarnya tingkat kekosongan baterai (discharged) dapat diketahui.

    Gambar 5.16. Hubungan berat jenis elektrolit dengan tingkat kekosongan baterai

    Jika baterai yang sudah kosong tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama, maka elektroda bisa menjadi lead sulfate (PbSO4) secara permanen atau timbul kerusakan pada plat baterai, sehingga baterai tidak dapat digunakan lagi. Jika berat jenisnya adalah 1.200 (200 Celcius), baterai harus diisi ulang. Jika baterai disimpan dalam jangka waktu yang lama, maka baterai tersebut harus diisi kembali sedikitnya satu kali untuk 15 hari. Perubahan temperatur akan mempengaruhi berat jenis elektrolit. Hal ini disebabkan karena volume asam sulfat (elektrolit) bisa menyusut atau

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 108

    mengembang karena temperatur, sehingga berat per satuan volume berubah. Oleh sebab itu, jika temperatur naik, berat jenis elektrolit akan turun, dan jika temperatur turun, maka berat jenis elektrolit akan naik. Gambar berikut ini memperlihatkan pengaruh temperatur elektrolit terhadap berat jenis elektrolit.

    Gambar 5.17. Hubungan berat jenis elektrolit dengan temperatur elektrolit

    5.5. Penanganan Baterai Baterai memerlukan perawatan dan penanganan khusus agar umur baterai

    bisa panjang. Beberapa hal yang penting dilakukan terhadap baterai untuk merawat, memeriksa dan menguji baterai. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi baterai, dan mengembalikan kondisi baterai.

    5.5.1. Melepas dan Memasang Baterai Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melepas baterai adalah sebagai berikut. 1. Pastikan kunci kontak berada dalam posisi Off dan semua aksesori atau sistem

    kelistrikan dalam keadaan Off. 2. Lepas kabel baterai dengan terlebih dahulu melepas kabel negatif. 3. Lepas baterai dari kendaraan. Harap diperhatikan: hati-hati dalam melepas

    baterai karena kemungkinan rumah baterai retak atau bocor sehingga cairan elektrolit dapat mengenai kulit anda. Gunakan sarung tangan saat mengeluarkan baterai agar lebih aman.

    4. Periksa dudukan baterai dari kemungkinan rusak yang disebabkan oleh larutan elektrolit baterai. Jika memang ada kerusakan akibat elektrolit, maka daerah itu perlu dibersihkan dengan air hangat dan baking soda. Gosok daerah tersebut dengan sikat kaku kemudian lap dengan kain yang direndam dengan air dan baking soda.

    5. Bersihkan bagian atas baterai. 6. Lakukan pemeriksaan baterai secara visual (jika terdapat hal-hal yang

    memerlukan pemeriksaan dan pengujian lanjut, lihat pada bagian khusus pemeriksaan dan pengujian baterai dalam bab ini juga).

    7. Periksa kotak baterai dan tutupnya dari kemungkinan retak. Jika ada yang retak, baterai harus diganti.

    8. Bersihkan area tempat baterai dengan pembersih yang sesuai.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 109

    9. Bersihkan permukaan klem terminal dengan alat pembersih yang sesuai. Ganti kabel dan klem terminal yang rusak (Bila terjadi masalah pada baterai, lakukan pemeriksaan-pemeriksaan baterai seperti dijelaskan pada bagian pemerisaan baterai).

    10. Pasang kembali baterai ke dalam mobil. 11. Hubungkan kabel terminal baterai, pastikan kabel terminal masuk ke dalam

    dengan aman. 12. Kencangkan baut terminal dengan benar. 13. Setelah dikencangakan, lapisi semua sambungan dengan gemuk (light mineral

    grease). PERHATIAN: saat baterai sedang diisi, maka akan keluar gas yang mudah terbakar di antara tutup selnya. Jangan merokok di area tempat baterai sedang atau baru saja diisi. Jangan melepas penjepit chager dari terminal baterai yang sedang diisi karena akan menimbukan percikan api yang dapat menyebabkan terbakarnya gas hidrogen yang dihasilkan pada proses pengisian. 5.5.2. Pemeriksaan visual Baterai yang dilepas dari kendaraan perlu diperiksa untuk mengetahui adanya kerusakan pada baterai. Pemeriksaan baterai secara visual dilakukan dengan langkah-langkah berikut. 1. Periksa keretakan pada kotak baterai, kerusakan pada terminal baterai, dan

    kebocoran elektrolit. Jika ada keretakan yang menyebabkan bocornya elektrolit, ganti baterai.

    2. Periksa keretakan atau kerusakan kabel baterai dan klem kabel, ganti jika diperlukan.

    Gambar 5.18. Bagian-bagian baterai yang diperiksa secara visual

    3. Periksa karat pada terminal, kotoran, atau elektrolit pada permukaan baterai.

    Bersihkan terminal dan tutup bagian atas dengan campuran air dan baking soda. Sikat kawat khusus untuk baterai dapat digunakan jika terdapat banyak karat pada terminal-terminal baterai.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 110

    Gambar 5.19. Membersihkan terminal dan kabel baterai 4. Periksa pemegang baterai yang kendor, atau klem baterai yang kendor.

    Bersihkan dan kencangkan jika diperlukan.

    5.5.3. Pengujian Kondisi Baterai Kondisi baterai diketahui dengan melakukan pengujian pada baterai. Pengujian isi baterai dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengujian berat jenis elektrolit, dan dengan pengujian tegangan rangkaian terbuka. 5.5.3.1. Pengujian Berat Jenis Elektrolit Pengujian dengan hidrometer Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk memeriksa berat jenis larutan elektrolit menggunakan hidrometer dijelaskan sebagai berikut. 1. Gunakan pelindung mata saat melakukan pengujian. 2. Lepas tutup ventilasi pada tiap sel baterai. 3. Tekan bola karet pada hidrometer dan masukan ujung hidrometer ke dalam

    lubang sel ke yang paling dekat dengan terminal positif baterai.

    Gambar 5.20. Penggunaan hidrometer untuk mengukur berat jenis elektrolit

    4. Lepaskan penekanan bola karet secara perlahan-lahan agar elektrolit dapat terisap ke dalam hidrometer dengan jumlah yang cukup sehingga pelampung di dalam hidrometer dapat mengambang. Saat pengujian ini hidrometer tetap berada di dalam lubang, jangan diangkat.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 111

    5. Baca angka pada skala yang ditunjukkan oleh pelampung. Yakinkan bahwa pelampung terapung dengan bebas, tidak bergesekan dengan bagian samping dan atas tabung hidrometer. Bungkukkan badan agar saat membaca hasil pengukuran posisi mata dan hidrometer dalam keadaan lurus.

    Gambar 5.21. Membaca hasil pengukuran elektrolit menggunakan hidrometer

    6. Catat hasil pembacaannya dan lanjutkan untuk sel-sel lainnya.

    Berdasarkan hasil pengukuran berat jenis elektrolit, dapat ditentukan apakah baterai dalam kondisi penuh, harus diisi ulang, atau harus diganti. Dari hasil ini juga dapat ditentukan apakah baterai ini mempunyai energi yang cukup untuk melakukan suatu tes kapasitas atau tes beban berat. Baterai harus dalam kondisi minimal 75% terisi untuk melakukan tes beban berat. Dengan kata lain, tiap sel harus memiliki berat jenis 1,230 atau lebih.

    Tabel 5.3. Berat jenis Elektrolit dan kondisi Isi baterai

    No Berat jenis Elektrolit Isi baterai (%) 1 1,27 100 2 1,230 75 3 1,190 50 4 1,145 25 5 1,000 0

    Jika isi baterai kurang dari 75%, maka perlu dilakukan pengisian ulang sebelum melaksanakan tes beban berat. Jika dalam kondisi kurang dari 75% dilakukan pengujian, maka pengujian akan gagal karena baterai akan segera habis atau kosong. Variasi hasil pembacaan berat jenis antara tiap sel tidak boleh lebih dari 0,050. Variasi dalam hal ini adalah perbedaan antara berat jenis sel yang terendah dan yang tertinggi. Jika perbedaan tersebut melebihi 0,050 baterai sebaiknya tidak digunakan lagi. Tabel di bawah ini menunjukkan contoh hasil pembacaan berat jenis elektrolit. Pembacaan berat jenis yang paling tinggi adalah sel 1 sebesar 1,260 dan terendah adalah sel 5 sebesar 1,190. Perbedaan harga antara keduanya adalah 0,070. Berdasarkan hasil tersebut maka sel 5 sudah tidak bagus sehingga sebaiknya baterai diganti.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 112

    Tabel 5.4. Contoh Harga Hasil Pembacaan Berat jenis Elektrolit

    Sel 1 Sel 2 Sel 3 Sel 4 Sel 5 Sel 6 1,260 1,230 1,240 1,220 1,190 1,250

    Perbedaan harga pada tiap sel ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kualitas air yang ditambahkan ke dalam sel, elektrolit sudah menjadi air sehingga pembacaan berat jenis rendah. Pengisian baterai dengan laju pengisian lambat (5A) dapat mengurangi variasi harga berat jenis elektrolit dan dilakukan untuk memulihkan kondisi baterai dan memperpanjang umur baterai. Pengujian dengan refraktometer Pengukuran berat jenis elektrolit juga dapat dilakukan dengan alat refraktometer. Pada pengukuran ini, temperatur elektrolit tidak akan mempengaruhi hasil pembacaan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Gunakan pelindung mata saat melakukan pengujian 2. Lepas tutup ventilasi pada bagian atas baterai. 3. Ambil satu tetes elektrolit pada sel yang terdekat dengan terminal positif baterai

    dan letakan pada lensa kemudian tutup.

    Gambar 5.22. Memeriksa berat jenis elektrolit dengan refraktometer

    4. Pegang refraktometer dan arahkan ke cahaya kemudian baca hasil pengukurannya dengan melihat pada bagian pembacaan.

    5. Catat hasil pembacaan dan lanjutkan dengan sel lainnya.

    Koreksi untuk hasil pembacaan karena dipengaruhi suhu Temperatur yang tinggi akan menyebabkan viskositas (kekentalan) elektrolit menurun dan menyebabkan berat jenisnya turun dan temperatur yang rendah akan menyebabkan viskositas elektrolit naik sehingga berat jenisnya juga naik. Efek temperatur ini akan mempengaruhi hasil pembacaan saat mengukur berat jenis elektrolit. Untuk itu perlu dilakukan koreksi terhadap hasil pembacaan tersebut. Temperatur elektrolit di atas atau di bawah 800F perlu dikoreksi. Untuk setiap penurunan 100F dari 800F, kurangi hasil pembacaan dengan 0,004 dari pembacaan hidrometer, dan untuk setiap kenaikan 100F di atas 800F hasil pembacaan hidrometer harus ditambah 0,004.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 113

    Gambar 5.23. Koreksi harga berat jenis akibat perbedaan temperatur

    Contoh 1 : dalam melakukan koreksi hasil pembacaan hidrometer. Hasil pembacaan hidrometer : 1,250 Temperatur elektrolit : 400F Pengurangan berat jenis : - 0,016 Berat jenis elektrolit yang dikoreksi : 1,250 0,016 = 1,234 Contoh 2: dalam melakukan koreksi hasil pembacaan hidrometer. Hasil pembacaan hidrometer : 1,240 Temperatur elektrolit : 1000F Pengurangan berat jenis : + 0,008 Berat jenis elektrolit yang dikoreksi : 1,240 + 0,008 = 1,248 Pemeriksaan elektrolit pada baterai jenis built-in hydrometer Baterai jenis built-in hydrometer, sudah mempunyai hidrometer yang terpasang di dalam baterai tersebut. Pemeriksaannya dilakukan dengan melihat indikator atau penunjuk yang terdapat pada baterai. Beberapa langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

    Gambar 5.24. Hidrometer yang terpasang di dalam baterai

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 114

    1. Gunakan pelindung mata saat melakukan pemeriksaan. 2. Amati hidrometer yang terdapat pada baterai tersebut. 3. Hasil pembacaannya adalah sebagai berikut. Jika titik berwarna hijau nampak

    pada hidrometer, maka baterai dalam kondisi terisi penuh dan dapat digunakan untuk mengujian selanjutnya (tes beban berat). Jika yang terlihat adalah titik berwarna hijau gelap, maka baterai perlu diisi sebelum melakukan pengujian lanjutan. Jika titik berwarna kuning terlihat, maka kondisi baterai sudah jelek dan perlu diganti.

    5.5.3.2. Pengujian Tegangan Rangkaian Terbuka (Open Circuit Voltage Test) Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pengukur tegangan (volt meter) digital untuk mengukur tegangan rangkaian terbuka. Jika pengujian menggunakan volt meter analog, pembacaannya kurang akurat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Hidupkan lampu kepala (lampu jauh) selama beberapa menit untuk

    menghilangkan muatan permukaan (surface charge). 2. Matikan lampu kepala, kemudian hubungkan voltmeter digital pada terminal-

    terminal baterai. 3. Baca voltmeter. Baterai yang masih baik dan terisi penuh, harga yang ditunjukkan

    pada pengujian tegangan rangkaian terbuka ini adalah 12,6 V. Sebaliknya, jika tegangan yang terukur kurang dari 12,0 V maka baterai sudah jelek.

    Gambar 5.25. Pengujian tegangan rangkaian terbuka Apabila, tegangan baterai hasil pengujian tegangan rangkaian terbuka adalah 12,4 V atau lebih, pengujian beban berat dapat dilakukan. Jika kurang dari 12,4 V maka baterai harus diisi sampai penuh untuk dapat melakukan pengujian beban berat. Yakinkan bahwa muatan permukaan (surface charge) sudah tidak ada. Jika diperlukan, pasang penguji beban pada baterai dan bebani baterai selama 10 detik kira-kira 200 Amper. Biarkan beberapa menit agar baterai dalam kondisi normal lagi (setelah dibebani tadi), setelah itu lakukan pengujian tegangan rangkaian terbuka.

    Berdasarkan dari yang sudah dijelaskan di atas, beberapa hal yang dilakukan dalam pengujian dan pemeriksaan baterai secara singkat dituliskan dalam tabel pemeriksaan baterai seperti terlihat pada tabel 5.5.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 115

    Tabel 5.5. Lembar Pemeriksaan Baterai

    Item Trouble Penyebab Tindakan PerbaikanPengambil Keputusan

    Permeriksaan Visual

    Terminal baterai rusak

    Kurang perawatan Pemilik BengkelKabel baterai dan terminal kurang kencang

    Ganti v

    Tutup bocor Kurang penanganan v

    Elektrolit bocor Tutup rusak Perapat tutup rusak

    Kurang penanganan Ganti v

    Perapat rusak Ganti v

    Pemeriksaan jumlah elektrolit

    Tinggi elektrolit antar sel lebih dari 10 mm

    Sel hubung singkat Penguapan yang disebabkan temperatur luar

    ganti v v

    Elektrolit habis Kehilangan elektrolit karena over-charge

    Ganti v

    Pemeriksaan tegangan

    Tegangan baterai > 13,2 Overcharge

    Periksa sistem pengisian

    v

    Tegangan baterai antara 12,5 12,9 V Normal

    Tegangan baterai antara 12,0 12,4 V Under-charge

    Lakukan tes beban v

    Tegangan < 11,0 V Kerusakan dalam baterai v

    Tegangan baterai 11,0 V

    Gangguan pengisian v

    Baterai dibiarkan terlalu lama tidak dipakai

    v

    5.5.3.3. Pengujian Tegangan antara Terminal Baterai dan Klem Tahanan antara terminal-terminal baterai dengan klem kabel baterai dapat menyebabkan pengisian baterai menjadi tidak optimum dan hal ini bisa menjadi masalah. Meskipun kelihatannya klem menempel dengan baik terhadap terminal, ketidak-kencangan hubungan antara klem dan terminal baterai dapat menyebabkan terjadinya oksidasi pada logam dan sedikit timbul karat yang dapat menyebabkan tahanan antara klem dan terminal baterai menjadi besar sehingga terjadi penurunan tegangan (voltage drop) dan menurunkan arus yang mengalir ke motor starter.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 116

    Gambar 5.26. Pengukuran penurunan tegangan pada terminal baterai dan klem

    Terminal-terminal baterai dan klemnya harus selalu dibersihkan saat melakukan pemeriksaan baterai. Untuk menguji kelebihan tahanan antara kedua komponen tersebut, dapat dilakukan dengan mengukur penurunan tegangan antara kedua komponen tersebut pada saat mesin di-start. Pembacaan alat ukur saat mengetes penurunan tegangan harus 0,0 V. Bila hasil pengukuran menunjukkan lebih besar dari 0,0 V, terminal baterai dan klemnya perlu diperiksa, dibersihkan dan dilakukan pengecekan penurunan tegangannya lagi.

    5.5.4. Pengujian Beban Berat (Pengujian Kapasitas Baterai) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas baterai saat dibebani dengan beban yang besar. Langkah-langkah pengujian ini adalah sebagai berikut. 1. Pasang alat uji beban (load tester) seperti gambar berikut.

    Gambar 5.27. Pengujian beban berat 2. Bebani baterai dengan memutar pengontrol kenaikan beban sampai amper meter

    membaca tiga kalinya nilai AH baterai tersebut atau satu setengah kali CCA-nya 3. Tahan beban selama tidak lebih dari 15 detik, dan baca penunjukkan harga volt

    meternya. 4. Jika volt meter menunjukkan harga 9,6 V atau lebih berarti baterai dalam keadaan

    baik. Jika pembacaan alat ukur menunjukkan 9,5 V atau kurang, maka baterai rusak dan perlu diganti.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 117

    Catatan: hasil pengukuran bisa bervariasi, tergantung temperatur. Temperatur yang rendah akan menurunkan pembacaan tegangan, sehingga larutan elektrolit harus dipertahankan pada 700F atau lebih. Jika tidak dapat melakukan pengaturan tegangan tersebut, tabel berikut dapat digunakan sebagai pengkonversi.

    Tabel 5.6. Tabel Konversi Temperatur-Tegangan pada Pengujian Beban

    No Tegangan (volt) Temperatur (0F) 1 9,6 70 atau lebih 2 9,5 60 3 9,4 50 4 9,3 40 5 9,1 30 6 8,9 20 7 8,7 10 8 8,5 0

    5.6. Pengisian Baterai Berkaitan dengan pengisian baterai, hal yang sangat penting diketahui adalah alat pengisi baterai (charger) dan prosedur atau cara mengisi baterai. Berikut ini dijelaskan tentang alat pengisi baterai dan cara mengisi baterai. 5.6.1. Alat Pengisi Baterai (Charger)

    Gambar 5.28. Charger

    Charger baterai secara umum terbagi menjadi dua, yaitu charger otomatis dan charger manual. Charger saat melakukan pengisian, charger akan mengalirkan arus ke baterai untuk mengisi kembali baterai, aksi kimia akan dikembalikan seperti semula. Dengan memberikan arus listrik pada baterai tersebut, maka sulfat (SO4) akan lepas dari plat positif dan plat negatif dan beraksi kembali dengan hidrogen (H2) dan membentuk asam sulfat (H2SO4). Oksigen (O2) bereaksi dengan timah (Pb) pada plat positif dan membentuk PbO2. Pada proses ini terjadi gas pada saat baterai mendekati terisi penuh, dan gelembung hidrogen keluar dari plat negatif sedangkan pada plat positif terbentuk oksigen.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 118

    5.6.2. Prosedur Pengisian Baterai Pengisian baterai bertujuan untuk mengembalikan kondisi baterai agar siap

    untuk digunakan lagi. Pengisian baterai dilakukan dengan mengalirkan arus listrik dari pengisi baterai (charger) ke terminal-terminal baterai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengisian baterai adalah sebagai berikut. 1. Selama pengisian, tutup ventilasi harus dilepas. 2. Ikuti selalu petunjuk pengisian sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

    pembuat charger.

    Gambar 5.29. Pengisian baterai

    3. Lakukan pengisian baterai di ruangan yang ventilasinya baik, dan gunakan

    pakaian kerja dan kaca mata. 4. Hindari api dan jangan merokok dekat baterai yang sedang diisi. 5. Isi baterai sesuai dengan laju pengeluaran arus yang biasanya terjadi pada

    baterai tersebut. Jika pemakaian arus saat baterai digunakan kecil, maka lakukan pengisian dengan laju pengisian lambat. Jika sering digunakan untuk pengeluaran arus yang besar, maka laju pengisian menggunakan yang lebih besar. Jika ragu dengan penggunaan baterainya, lakukan pengisian dengan laju pengisian lambat.

    6. Jangan mengisi baterai yang masih terpasang pada kendaraan. Lepas baterai dan lakukan pengisian. Kelebihan tegangan akan dapat merusak rangkaian kelistrikan kendaraan.

    7. Periksa berat jenis elektrolit secara periodik, tentukan apakah pengisian masih diperlukan.

    8. Secara berkala, periksa kelebihan panas pada baterai. Jika temperaturnya lebih dari 1250F, hentikan dulu pengisian dan biarkan baterai dingin dan lakukan pengisian dengan laju yang lambat.

    5.6.2.1. Pengisian Cepat (Fast Charging) Pengisian cepat digunakan untuk mengisi kembali baterai dengan waktu pengisian yang pendek dengan laju aliran arus yang tinggi. Pengisian jenis ini dapat memperpendek umur baterai. Jika tidak mendesak, sebaiknya menggunakan cara pengisian lambat. Beberapa baterai low maintanance tidak bisa dilakukan pengisian cepat. Langkah-langkah untuk melaksanakan pengisian cepat dijelaskan sebagai berikut. 1. Persiapan pengisian:

    a. Bersihkan kotoran dan karat pada baterai, dan jika perlu bersihkan terminal-terminal baterai.

    b. Periksa tinggi elektrolit dan tambahkan air suling jika diperlukan.

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 119

    c. Jika baterai diisi dalam keadaan masih terpasang pada kendaraan, lepas kedua kabel positif dan negatif baterai.

    2. Tentukan arus pengisian dan waktu untuk pengisian cepat: beberapa charger mempunyai alat penguji untuk menentukan arus pengisian dan waktu yang diperlukan. Jika tidak ada alat tersebut pada charger, lihat tabel untuk menentukan arus dan waktu pengisian.

    Tabel 5.7. Besarnya Arus dan Lamanya Waktu Pengisian

    Laju Pengisian untuk Baterai Kosong Besarnya

    RC Besarnya

    AH 5 Amper 10 Amper 20 Amper 30 Amper 40 Amper

    75 menit atau lebih 50 AH 10 jam 5 jam 2,5 jam 2 jam

    75 115 menit 50 75 AH 15 jam 7,5 jam 3,25 jam 2,5 jam 2 jam

    115 160 menit

    75 100 AH 20 jam 10 jam 5 jam 3 jam 2,5 jam

    160 245 menit

    100 150 AH 30 jam 15 jam 7,5 jam 5 jam 3,5 jam

    3. Menggunakan charger:

    a. yakinkan saklar utama dan timer berada pada posisi OFF dan diatur pada posisi minimum.

    b. Hubungkan kabel positif charger ke terminal positif baterai dan kabel negatif charger ke terminal negatif baterai.

    c. Hubungkan kabel power charger ke sumber listrik. d. Set saklar pengatur tegangan ke besarnya tegangan baterai yang benar. e. Geser saklar utama ke posisi ON. f. Setel timer ke waktu yang diinginkan dan setel arus pengisian sesuai dengan

    yang telah ditentukan. 4. Setelah timer OFF, periksa hasil pengisian dengan voltmeter. Pembacaan

    voltmeter harus 12,6 V atau lebih. Jika tegangan tidak naik atau jika tidak muncul gelembung-gelembung gas berapa lamapun diisi, kemungkinan ada masalah pada baterai, misalnya hubungan singkat di bagian dalam baterai.

    5. Apabila tegangan sudah mencapai tegangan yang disyaratkan, a. Posisikan saklar arus ke posisi minimum b. Matikan saklar charger. c. Lepas kabel-kabel baterai dari terminal-terminal baterai. d. Bersihkan kotak baterai jika ada asam yang tercecer.

    5.6.2.2. Pengisian Lambat Pengisian yang cepat sebenarnya tidak disarankan untuk dilakukan karena memperpendek umur pakai baterai. Untuk menghasilkan pengisian yang sempurna, diperlukan pengisian dengan arus yang rendah. Prosedur pengisian lambat sama dengan prosedur pengisian cepat, kecuali beberapa hal berikut. 1. Arus pengisian maksimum harus kurang dari 1/10 dari kapasitas baterai. Misalnya

    baterai 40 H harus diisi dengan lambat pada arus pengisian 4 amper atau kurang. 2. Set saklar charger ke posisi pengisian lambat (jika ada saklar khusus tersebut).

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 120

    3. Atur ulang pengontrol arus jika diperlukan selama pengisian. 4. Saat baterai hampir penuh, gas hidrogen dihasilkan pada proses ini. Jika tidak

    ada lagi kenaikan tegangan baterai selama satu jam, berarti baterai sudah terisi penuh. Tegangan baterai 12,6 V atau lebih.

    5.7. Start dengan Baterai Bantuan

    Gambar 5.30. Menjamper baterai Baterai yang sudah habis atau kosong tidak dapat digunakan untuk

    menghidupkan mesin melalui sistem starter. Untuk membantu mengaktifkan sistem starter diperlukan baterai lain untuk membantu memberikan arus listrik. Penambahan baterai ini harus dihubungkan secara paralel sehingga tegangan yang ada tetap sama namun arus yang dikeluarkan baterai dapat lebih besar. Untuk melakukan jamper diperlukan kabel baterai warna merah dan hitam. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Siapkan baterai bantuan dan kabel baterai warna merah dan hitam yang ujungnya

    mempunyai penjepit. 2. Sambungkan kabel warna merah ke terminal positif baterai kosong dan ujung

    kabel lainnya ke terminal positif baterai bantuan. 3. Sambungkan kabel baterai berpenjepit warna hitam ke terminal negatif baterai

    bantuan dan ujung kabel lainnya ke bodi mesin atau rangka yang terhubung baik dengan massa. Hindari kabel negatif ini langsung ke terminal negatif baterai kosong untuk mengurangi resiko percikan api yang dapat menimbulkan ledakan.

    4. Jika dijumper dari baterai mobil yang lain, hidupkan dulu mesin mobil tersebut dan set di putaran 1500 rpm selama beberapa menit. Saat mesin hidup, start mobil yang baterainya kosong tersebut

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 121

    Gambar 5.31. Menjumper baterai pada kendaraan 5.8. Hubungan Seri pada baterai Sistem kelistrikan pada kendaraan, terutama pada kendaraan besar, biasanya menggunakan sistem yang bertegangan 24 volt. Jika tidak tersedia baterai dengan tegangan 24 volt, maka untuk memenuhinya dapat dilakukan dengan menggunakan dua buah baterai 12 volt yang dihubungkan secara seri. Gambar di bawah mengilustrasikan dua buah baterai yang dihubungkan secara seri, yaitu menghubungkan terminal positif baterai 1 dengan terminal negatif baterai 2. Terminal negatif baterai 1 dihubungkan dengan massa dan terminal positif baterai 2 dihubungkan ke rangkaian.

    Gambar 5.32. Baterai dirangkai secara seri

    5.9. Ringkasan Baterai berfungsi sebagai sumber arus untuk semua sistem kelistrikan pada

    kendaraan. Pada saat mesin belum hidup, baterai memberikan energi listrik untuk sistem penerangan atau sistem lampu-lampu dan aksesoris. Pada baterai tipe timah-asam (lead acid), suatu logam (timah) direndam dalam suatu larutan elektrolit. Tegangan atau energi listrik dihasilkan dari reaksi kimia antara logam dan larutan elektrolitnya. Baterai terdiri dari beberapa, yaitu tipe berventilasi, baterai tipe rapat (sealed baterai) yang menggunakan juga timah-asam tetapi tidak mempunyai tutup yang dapat dilepas untuk mengecek elektrolit atau menambah elektrolit, dan baterai bebas perawatan. Pada baterai jenis ini larutan elektrolit tidak dapat ditambahkan sehingga tidak diperlukan perawatan baterai secara khusus.

    Kapasitas baterai dinyatakan dalam beberapa macam, yaitu CCA (cold cranking ampere, arus starter dingin), RC (reserve capacity, kapasitas cadangan), AH (amper-hour, amper-jam), dan Power atau daya (Watt). Apabila sebuah baterai diberi

  • Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 122

    beban, misalnya lampu, dihubungkan dengan terminal positif dan negatif baterai, larutan elektrolit akan bereaksi dengan plat-plat baterai sehingga menghasilkan arus listrik dan lampu akan menyala. Elektrolit terbagi menjadi hidrogen (H2) dan sulfat (SO4). Hidrogen (H2) bereaksi dengan oksigen (O) dari plat positif baterai dan menghasilkan air (H2O). Sulfat (SO4) bereaksi dengan Pb pada plat negatif dan plat positif dan menghasilkan PbSO4.

    Pengisian baterai bertujuan untuk mengembalikan kondisi baterai supaya kembali terisi penuh. Pada proses ini aksi kimia akan dikembalikan seperti semula. Dengan memberikan arus listrik pada baterai tersebut, maka sulfat (SO4) akan lepas dari plat positif dan plat negatif dan beraksi kembali dengan hidrogen (H2) dan membentuk asam sulfat (H2SO4). Oksigen (O2) bereaksi dengan timah (Pb) pada plat positif dan membentuk PbO2. Pada proses ini terjadi gas pada saat baterai mendekati terisi penuh, dan gelembung hidrogen keluar dari plat negatif sedangkan pada plat positif terbentuk oksigen.

    Pemeriksaan baterai terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pemeriksaan secara visual, pemeriksaan berat jenis elektrolit dengan hidrometer atau refraktometer (jika temperatur bervariasi, maka hasil pembacaan hidrometer harus dikoreksi), pengujian tegangan rangkaian terbuka (open circuit voltage test), pengujian penurunan tegangan pada terminal dan klem kabel baterai, dan pengujian beban berat.

    Pengisian baterai ada dua macam, yaitu pengisian cepat dan pengisian lambat. Jika ada cukup banyak waktu, sebaiknya pengisian baterai dilakukan secara lambat. Dalam pengisian baterai ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar proses pengisian aman, dan selalu baca petunjuk pengisian pada alat atau berdasarkan manual penggunaan alat pengisi (charger). Jika dalam keadaan darurat suatu baterai tidak mampu memberikan arus yang cukup untuk menghidupkan sistem starter, dapat dilakukan jumper dengan bantuan baterai yang bagus yang dihubungkan secara paralel. 5.10. Soal-soal Latihan Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan jelas. 1. Sebutkan nama dan fungsi bagian-bagian baterai (accu). 2. Jelaskan cara kerja baterai saat pengeluaran arus, dan saat pengisian. 3. Uraikan secara rinci prosedur perawatan baterai. 4. Sebut dan jelaskan prosedur pengujian baterai. 5. Uraikan langkah-langkah dalam memelihara baterai. 6. Jika kita sudah membeli sebuah baterai yang baru apa langkah-langah yang perlu

    dilakukan agar baterai tersebut dapat terpasang pada kendaraan secara aman? 7. Bagaimana cara membantu start pada baterai yang sudah kosong?

    5.1. Pendahuluan5.2. Fungsi, Tipe, dan Konstruksi Baterai (Accu)5.2.1. Fungsi Baterai5.2.2. Tipe Baterai5.2.3. Konstruksi Baterai

    5.3. Kapasitas baterai5.3.1. CCA (cold cranking ampere, arus starter dingin)5.3.2. RC (reserve capacity, kapasitas cadangan)5.3.3. AH (amper-hour, amper-jam)5.3.4. Power atau daya (Watt)

    5.4. Cara Kerja Baterai (Reaksi Elektrokimia)5.4.1. Teori Sel5.4.2. Reaksi Elektrokimia5.4.2.1. Baterai Terisi Penuh5.4.2.2. Baterai Mengeluarkan Arus5.4.2.3. Baterai dalam Keadaan Kosong (Discharged)5.4.2.4. Pengisian Baterai (Charging)

    5.4.3. Karakteristik Elektrolit Baterai

    5.5. Penanganan Baterai5.5.1. Melepas dan Memasang Baterai5.5.2. Pemeriksaan visual5.5.3. Pengujian Kondisi Baterai5.5.3.1. Pengujian Berat Jenis Elektrolit5.5.3.2. Pengujian Tegangan Rangkaian Terbuka (Open Circuit Voltage Test)5.5.3.3. Pengujian Tegangan antara Terminal Baterai dan Klem

    5.5.4. Pengujian Beban Berat (Pengujian Kapasitas Baterai)

    5.6. Pengisian Baterai5.6.1. Alat Pengisi Baterai (Charger)5.6.2. Prosedur Pengisian Baterai5.6.2.1. Pengisian Cepat (Fast Charging)5.6.2.2. Pengisian Lambat

    5.7. Start dengan Baterai Bantuan5.8. Hubungan Seri pada baterai5.9. Ringkasan5.10. Soal-soal Latihan