bab 5 hasil dan luaran yang dicapai dalam penelitian ini ... · 1 bab 5 hasil dan luaran yang...

20
1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif dengan melakukan survey lapangan terhadap empat tempat yang dipilih yaitu Kampung Mode, Jakarta Creative Hub, Sewing Space, dan Go Work. serta survey melalui website untuk Fashion Creative Space yang berada diluar negeri sebagai pembanding yakni 360 Creative Hub dan Fashion Work Space. Survey mencakup pengambilan data-data berupa foto-foto fasilitas, kurikulum pembelajaran dan data lain-lainnya. A. Lokasi Dari ke-empat survey lapangan yang penulis lakukan, tiga diantaranya berada dalam kawasan bisnis atau kawasan ramai, sibuk dan padat yang dikelilingi gedung-gedung dan ruko-ruko. Kecuali Kampung Mode yang terletak disuatu kawasan perkampungan di kota Tangerang yang jauh dari keramaian, dikarenakan tempat tersebut adalah sebuah usaha yang baru saja dibangun dan menggunakan bagian dari rumah pemilik sebagai tempat untuk memulai usaha. B. Jam Operasional Sebagian besar dari tempat yang penulis survey memiliki jam operasional pada hari kerja yaitu hari Senin sampai Jumat, namun dengan waktu yang beragam. Beberapa diantaranya, seperti Go Work dan Jakarta Creative Hub, hanya beroperasi dari pagi hingga sore hari yaitu sekitar pukul 09.00 – 18.00. Lokasi lainnya, seperti Kampung Mode dan Sewing Space, beroperasi dari pagi hingga malam hari yaitu sekitar pukul 09.00 - 21.00. Untuk Sewing Space dan Jakarta Creative Hub juga beroperasi pada akhir pekan namun dengan jam operasi yang lebih cepat dibandingkan dengan hari kerja. Namun jam operasional diatas dapat berubah sesuai dengan kondisi tertentu, seperti Kampung Mode dan Jakarta Creative Hub yang memiliki fasilitas co-working dan co-office, memberikan layanan untuk para anggotanya untuk menggunakan fasilitas mereka di jam dan hari tertentu. Kemudian Sewing Space yang dapat berubah dikarenakan adanya layanan kelas

Upload: others

Post on 26-Feb-2021

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

1

BAB 5

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1 Analisa Hasil Survey

Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif

dengan melakukan survey lapangan terhadap empat tempat yang dipilih yaitu

Kampung Mode, Jakarta Creative Hub, Sewing Space, dan Go Work. serta survey

melalui website untuk Fashion Creative Space yang berada diluar negeri sebagai

pembanding yakni 360 Creative Hub dan Fashion Work Space. Survey mencakup

pengambilan data-data berupa foto-foto fasilitas, kurikulum pembelajaran dan data

lain-lainnya.

A. Lokasi

Dari ke-empat survey lapangan yang penulis lakukan, tiga diantaranya

berada dalam kawasan bisnis atau kawasan ramai, sibuk dan padat yang dikelilingi

gedung-gedung dan ruko-ruko. Kecuali Kampung Mode yang terletak disuatu

kawasan perkampungan di kota Tangerang yang jauh dari keramaian, dikarenakan

tempat tersebut adalah sebuah usaha yang baru saja dibangun dan menggunakan

bagian dari rumah pemilik sebagai tempat untuk memulai usaha.

B. Jam Operasional

Sebagian besar dari tempat yang penulis survey memiliki jam operasional

pada hari kerja yaitu hari Senin sampai Jumat, namun dengan waktu yang beragam.

Beberapa diantaranya, seperti Go Work dan Jakarta Creative Hub, hanya

beroperasi dari pagi hingga sore hari yaitu sekitar pukul 09.00 – 18.00. Lokasi

lainnya, seperti Kampung Mode dan Sewing Space, beroperasi dari pagi hingga

malam hari yaitu sekitar pukul 09.00 - 21.00. Untuk Sewing Space dan Jakarta

Creative Hub juga beroperasi pada akhir pekan namun dengan jam operasi yang

lebih cepat dibandingkan dengan hari kerja. Namun jam operasional diatas dapat

berubah sesuai dengan kondisi tertentu, seperti Kampung Mode dan Jakarta

Creative Hub yang memiliki fasilitas co-working dan co-office, memberikan layanan

untuk para anggotanya untuk menggunakan fasilitas mereka di jam dan hari tertentu.

Kemudian Sewing Space yang dapat berubah dikarenakan adanya layanan kelas

Page 2: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

2

workshop belajar yang dapat menyesuaikan dengan narasumber dan juga adanya

“weekend project” pada setiap akhir pekan dengan jam yang beragam pula.

C. Aktivitas dan Fasilitas

Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis ajukan pada Tugas Akhir ini,

salah satunya yaitu “Bagaimana perencanaan dan perancangan suatu area baru

agar dapat menarik lebih banyak pengunjung?”, penulis mencoba mengambil dan

memasukkan beberapa aktivitas dan fasilitas dari survey lapangan yang dilakukan

ke dalam Women Fashion Creative Space ini. Beberapa di antaranya seperti fasilitas

Co-working Space yang terdapat dalam Kampung Mode dan Go Work sebagai

tempat para pengunjung yang membutuhkan tempat untuk bekerja dan menemukan

relasi baru. Co-office yang terdapat dalam Jakarta Creative Hub untuk para

pengusaha start-up yang memerlukan ruang kantor untuk merintis usaha mereka.

Co-sewing space yang terdapat dalam Kampung Mode, Sewing Space, dan Jakarta

Creative Hub untuk para anggota co-working space dan co-office yang ingin

memproduksi sebuah prototype dari desain mode mereka yang terbaru sebelum

produksi dalam jumlah yang besar. Dan masih banyak lagi aktivitas dan fasilitas

lain yang penulis ambil dan gabungkan sehingga dapat menghasilkan sebuah

Women Fashion Creative Space yang sesuai dengan kebutuhan hingga mencapai

tujuan dari Tugas Akhir ini.

D. Klasifikasi Elemen Interior

Hampir keseluruhan elemen interior yang digunakan dalam survey lapangan

ini memiliki bentuk yang sederhana dengan banyak digunakannya bentuk geometris

yang jelas dan rapi mengingat tempat-tempat tersebut digunakan untuk berbagai

aktivitas yang formal. Elemen lantai yang diaplikasikan pada tempat-tempat tersebut

antara lain seperti parquet dengan pola vertikal dan warna coklat kayu alami seperti

yang terdapat pada Sewing Space dan Go Work, kemudian exposed concrete pada

Jakarta Creative Hub, dan keramik dengan warna abu tanpa motif pada Kampung

Mode. Elemen dinding yang diaplikasikan juga sederhana antara lain seperti

exposed brick dan exposed concrete pada Kampung Mode dan Jakarta Creative Hub,

kemudian HPL dengan motif kayu pada Go Work, serta dinding plaster dengan

finishing cat pada semua lokasi survey lapangan. Elemen ceiling yang diaplikasikan

Page 3: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

3

sebagian besar menggunakan plafon gypsum dengan finishing cat, kemudian

exposed ceiling.

5.2 Program Ruang

5.2.1 Analisa Makro

Gambar 5.1 Peta Gedung

Gambar 5.2 Site Plan

Denah yang digunakan : Chaze Plaza

Lokasi : Jl. Jend. Sudirman No.kav 21 RT.10 /RW.1,

Kuningan, Karet Setia Budi, Kota Jakarta

Page 4: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

4

Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

12920

Luas Bangunan : 38.286 m²

Luas area yang di desain : 1.257 m²

Jumlah lantai yang di desain : 1 lantai (15th floor)

Struktur Kompleks : Terdiri dari 3 bangunan yang saling terhubung,

bangunan 27 lantai, bangunan podium terdiri

dari 7 lantai dan bangunan parkir terdiri dari 6

lantai dan 2 lantai di bawah tanah yang

mampu menampung 802 mobil dan 200 motor.

Total tinggi bangunan : 113 m²

Tinggi floor to floor : 4,10 – 6,00 m

Konsep Arsitektur : cubical, bangunan gaya tahun 80an

Material Bangunan : beton

Diantara rentetan gedung perkantoran menarik di kawasan Sudirman,

gedung Chase Plaza berdiri kokoh dan megah di titik lokasi yang strategis, di

mana Anda dapat mengarah ke utara maupun selatan pusat kota melalui jalur

yang mudah. Meskipun gedung ini telah lama berdiri, namun kondisi dan

tampilannya masih sangat baik dan nyaman untuk menjadi area bekerja.

Chase Plaza terdiri dari dua tipe bangunan yang bersebelahan, yakni Chase

Plaza Podium dan Chase Plaza Rise yang siap dijadikan pilihan area

perkantoran pelaku bisnis.

Chase Plaza Podium merupakan bangunan perkantoran grade B yang

ideal untuk para pelaku bisnis berkonsep value for money. Gedung ini

memiliki luas bangunan sekitar 8.800 meter persegi, serta luas per lantai

1.257 meter persegi. Kemudian fasilitas yang tersedia begitu memadai,

seperti 3 lift penumpang, 1 service lift, ATM, restaurant, bank, mini market,

café, dan lahan parkir yang cukup luas untuk 150 unit kendaraan.

Page 5: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

5

Sebagai kawasan emas ibu kota, gedung ini tentunya memiliki

sejumlah sarana kebutuhan hidup yang berada di sekitar area, seperti hotel

berbintang (5 menit berjalan kaki menuju Fraser Place Sudirman), aneka

residence, apartemen (4 menit menuju The Peak at Sudirman, 3 menit menuju

Apartemen Tamansari Sudirman), sarana olahraga, area tempat makan, dan

masih banyak lagi.

Terdapat pula pilihan transportasi yang akan memudahkan para

pekerja, diantaranya angkutan umum (Kopaja, PPD, Metro Mini, Mayasari

Bakti, Bianglala AC), TransJakarta (Halte Setiabudi persis di seberang

gedung), taksi, dan transportasi online.

Gambar 5.3 Tampak Arsitektur Gedung

5.2.2 Analisa Mikro

Denah yang penulis gunakan dalam “Perancangan Pusat

Kreatif Busana Wanita di Jakarta” ini adalah denah Lantai 15 dari gedung

Chase Plaza Rise. Berikut beberapa analisa dari denah tersebut :

Page 6: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

6

1. Building Core

Beberapa area yang ada building core antara lain adalah akses masuk

berupa 5 buah lift penumpang, 1 lift barang dan 2 tangga darurat, toilet,

storage, coffee room, fan room. Buiding core terdapat di tengah tenant space

dan terdapat 4 sirkulasi coridor ke empat sisi sehingga mudah untuk diakses

oleh pengguna.

Gambar 5.4 Building Core

2. Jendela

Pencahayaan pada lantai 15 gedung Chase Plaza Rise ini sangat baik

karena terdapat banyak jendela yang merupakan façade dari bangunan

mengelilingi area tenant space. Sehingga dapat memperkecil pemakaian

listrik untuk penggunaan cahaya lampu.

Page 7: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

7

Gambar 5.5 Jendela Bangunan

5.3 Fasilitas pada Women Fashion Creative Space

Tidak hanya untuk mendesain suatu fashion ada beberapa kegiatan lainnya

yang dapat dilakukan dalam women fashion creative space ini, tersedianya fasilitas

yang dapat memenuhi kebutuhan para pengunjung seperti pada creative space

lainnya yang sudah disebutkan diatas. Berikut beberapa fasilitas yang sediakan dalam

perancangan ini dengan perencanaan ruang berdasarkan buku Human Dimension

( Julius, Panero. 1979) dan Neufert Architects’ Data ( Ernst, Neufert. 2012) :

1. Area Lobby

Area lobby adalah suatu area yang terletak di dekat pintu masuk yang

merupakan akses utama bagi pengunjung untuk memasuki area lainnya. Area

yang terletak di zona public ini merupakan tempat bagi receptionist dan juga

terdapat waiting area. Meja receptionist adalah tempat dimana receptionist

bekerja untuk menyambut pengunjung yang datang, memberi informasi

kepada pengunjung, tempat registrasi komunitas yang ingin mengadakan

event, seminar dan workshop, registrasi member co-working, dan tempat para

member untuk booking ruangan.

Page 8: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

8

Gambar 5.6 Receptionist’s workstation dimension

2. Coffee Shop

Merupakan salah satu area yang terdapat dalam zona public, coffee

shop adalah area tempat para pengunjung dan para member untuk bersantai,

menikmati kopi dan minuman lainnya, dan juga untuk makan. selain itu

fasilitas ini disediakan untuk para pengguna yang ingin melakukan diskusi

namun dengan suasana lebih santai dibandingkan dalam meeting room. Dan

juga mengingat salah satu fungsi creative space yaitu berperan dalam

mengembangkan relasi, fasilitas ini dapat digunakan sebagai tempat untuk

saling berbagi pengalaman baik antar individu maupun antar komunitas.

Gambar 5.7 Coffeshop area plan

3. Area Co-working Space

Area co-working space sesuai dengan namanya adalah salah satu

fasilitas yang disediakan untuk para pengguna yang membutuhkan tempat

bekerja khusus. Salah satu area yang terdapat dalam zona semi public ini

Page 9: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

9

dapat digunakan apabila calon pengguna sudah melakukan registrasi terlebih

dahulu sebagai member co-working. Area ini memiliki kapasitas untuk 35

orang, yang terbagi menjadi dua bagian yaitu 28 kursi Hot Desk dan 7 kursi

Private Desk.

Gambar 5.8 Co-working area plan

4. Guest Locker

Guest locker adalah salah satu fasilitas yang disediakan untuk para

pengguna area co-working untuk menyimpan barang pribadi mereka sehingga

lebih aman. Fasilitas yang disediakan yaitu lemari locker dengan kapasitas 48

pintu.

Gambar 5.9 Locker dimension

Page 10: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

10

5. Library

Library atau perpustakaan adalah salah satu fasilitas yang disediakan

untuk pengguna yang ingin membaca dan meminjam buku. Tersedia rak buku

yang akan diisi oleh buku-buku pengetahuan baik dalam bidang fashion

maupun umum. Terdapat juga fasilitas kursi dan meja untuk para pengguna.

Gambar 5.10 Library minimum spacing

6. Mini Theater

Fasilitas ini disediakan untuk para komunitas yang ingin mengadakan

event dengan suasana yang lebih santai. Untuk event yang mengadakan

kegiatan seperti games dapat menggunakan area ini. Terdapat fasilitas

projector, dan sofa untuk para narasumber dan pembawa acara. Area ini

memiliki kapasitas untuk 20 orang peserta event.

Page 11: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

11

Gambar 5.11 Theater section

7. Class Room

Fasilitas ini disediakan untuk mengadakan event seminar maupun

workshop yang diadakan untuk jumlah peserta yang banyak. Terdapat

fasilitas meja peserta (120x60cm) untuk 2 orang, kursi peserta, meja

narasumber (100x60cm), kursi narasumber, interactive display/ digital board

(panjang 560cm tinggi 150cm) dan juga ruang storage untuk menyimpan alat-

alat yang dibutuhkan untuk event seperti sound system dan lainnya. Area ini

memiliki kapasitas untuk 48 orang peserta.

Gambar 5.12 Class room plan

5.3.1 Fasilitas Lainnya

Terdapat fasilitas khusus lainnya yang dapat ditemukan dalam Women

Fashion Creative Space ini. Antara lain sebagai berikut:

1. Fashion Maker Space

Fashion maker space adalah fasilitas yang dapat digunakan untuk para

fashion design start up yang ingin membuat prototype desain fashion mereka

sebelum melakukan produksi. Dalam Fashion Maker Space ini, kita bisa

membuat bermacam bentuk desain fashion dari bahan tekstil. Area ini juga

dapat digunakan oleh para komunitas untuk mengadakan event/ fashion

workshop yang membutuhkan fasilitas fashion maker space yang

menyediakan meja pola (240x80 cm), mesin jahit, mannequin, meja dan kursi

narasumber, mesin gerber, layar projector.

2. Make up Maker Space

Page 12: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

12

Make up maker space adalah fasilitas yang dapat digunakan untuk

para fashion design start up yang ingin membuat prototype atau contoh

produk make up yang ingin diproduksi sendiri. Maker space ini juga bisa

digunakan untuk kegiatan workshop bagi para peserta yang ingin tahu cara

membuat produk make up sendiri. Fasilitas yang disediakan dalam maker

space ini antara lain berupa alat untuk baking produk make up tipe baked

product, timbangan, mesin pencetak, penggiling warna lip coloring product.

5.4 Konsep Perancangan

Konsep perancangan interior yang akan digunakan adalah “Andalasia

Fashion” adalah sebuah nama fashion retail yang terdapat dalam sebuah karya film

yang berjudul “Enchanted”. Enchanted adalah film animasi keluarga komedi musikal

Amerika Serikat tahun 2007 produksi Walt Disney Pictures yang menceritakan kisah

seorang gadis berasal dari dunia dongeng “Andalasia” yang memasuki dunia nyata.

Gadis ini dapat membuat bahan-bahan kain yang ada di rumah tempat ia tinggal

seperti tirai jendela, rugs, dan lainnya menjadi sebuah baju cantik seperti dari dunia

dongeng. Yang kemudian pada akhir cerita ia mendirikan sebuah fashion retail agar

karya-karya nya dapat digunakan banyak wanita di dunia nyata dan membuktikan

siapapun bisa menjadi putri dunia dongeng dengan pakaian yang dikenakan.

Konsep ini mengambil beberapa elemen interior fashion retail yang terdapat

dalam scene terakhir dalam film tersebut seperti gaya interior kontemporer dan

dekorasi akar-akar tumbuhan artificial yang menghiasi ruangan sehingga

menghidupkan suasana dunia dongeng. Kemudian dapat menciptakan suasana

mewah dan seru sehingga para tamu yang datang akan merasa anggun dan juga

merasa seperti dibawa ke dunia dongeng yang memiliki cerita menarik diluar

imajinasi dan dapat menghasilkan ide-ide kreatif.

Berdasarkan buku Crane Diana (1999) yang menceritakan bagaimana

pengaruh penilaian orang lain tentang kelas sosial seseorang sesuai dengan fashion

atau mode yang digunakan. Dengan ini penulis ingin mendesain sebuah interior yang

diharapkan dapat menaikkan kelas sosial para pengunjung yang datang, konsep yang

mengusung “setiap wanita dapat menjadi seorang putri dengan mode yang mereka

Page 13: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

13

kenakan” dimana seorang putri merupakan seseorang dengan kelas sosial yang tinggi

dapat mewujudkannya.

Gambar 5.13 Moodboard

5.4.1 Konsep Warna

Warna-warna yang digunakan dalam perancangan ini adalah warna

merah muda yang merupakan warna feminine, kemudian dipadukan dengan

warna biru yang menciptakan suasana fresh. Ditambah lagi dengan warna emas

yang menciptakan suasana mewah. Terdapat juga warna coklat dari material

kayu yang menciptakan suasana seperti di hutan dunia dongeng.

Gambar 5.14 Color Scheme

Page 14: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

14

5.4.2 Konsep Material

1. Kayu

Material kayu digunakan sebagai pendukung konsep yang

menceritakan dunia dongeng sehingga menciptakan suasana seperti rumah

pohon dan hutan indah yang ada di dalam dunia dongeng. Material kayu

digunakan dalam perancangan adalah solid wood, plywood untuk dinding

panel dan material dasar furniture. Kemudian menggunakan parquet untuk

treatment lantai.

Gambar 5.15 Material Kayu

2. Metal Gold

Material metal gold digunakan sebagai pendukung untuk menciptakan

suasana mewah pada interior mengingat perancangan ini terletak dalam

sebuah gedung tinggi yang terletak pada kawasan yang elite.

Gambar 5.16 Material Metal Gold

3. Marble

Page 15: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

15

Material marble digunakan untuk mendukung konsep seperti istana di

dunia dongeng yang juga dapat menciptakan suasana interior menjadi mewah

dan anggun. Marble yang digunakan adalah marble dengan pattern calacatta

yang dapat menciptakan gaya kontemporer.

Gambar 5.17 Material Marble

4. Kaca

Material kaca bening digunakan pada dinding sewing needs dan

creative retail untuk menarik para pengunjung untuk mengunjungi hasil karya

para fashion start up dan para peserta workshop. Juga agar mempermudah

akses pencahayaan alami mengingat bangunan yang digunakan terdapat

banyak bukaan jendela.

Gambar 5.18 Material Kaca

5. High Pressure Laminate (HPL)

Page 16: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

16

Material HPL banyak digunakan untuk material finishing dari

furniture, trearment dinding dan lantai. Motif-motif yang digunakan pun

beragam seperti motif kayu, warna plain maupun marble.

Gambar 5.19 Material HPL

6. Gypsum

Material Gypsum digunakan untuk material plafon ceiling yang

kemudian diberi finishing cat putih dan juga untuk material dinding partisi

yang membatasi ruangan satu dan lainnya.

Gambar 5.20 Material Gypsum

5.4.3 Konsep Pencahayaan

Digunakan pencahayaan alami untuk siang hari karena bangunan

memiliki banyak bukaan dari kaca bening yang memungkinkan banyak

cahaya yang masuk ke dalam. Sedangkan pencahayaan buatan digunakan

untuk area yang tidak banyak mendapatkan sinar matahari. Pencahayaan

buatan yang digunakan yakni lampu Downlight warmwhite, Spotlight dan

LED Strip sebagai lampu aksen.

Page 17: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

17

Gambar 5.21 Konsep Pencahayaan

5.4.4 Kosep Penghawaan

Sistem penghawaan yang digunakan adalah sistem udara buatan dari

AC central sehingga ruangan tetap sejuk dan mudah untuk mengntrol suhu

dari satu titik. Terdapat juga grill udara untuk menyaring udara.

Gambar 5.22 Konsep Penghawaan

5.4.5 Konsep Bentuk Elemen Interior

1. Ceiling

Kebanyakan bentuk ceiling yang digunakan bentuk geometris dapat

dilihat dari bentuk down ceiling dengan bentuk persegi dengan finishing cat

putih polos. Namun pada area coffee shop terdapat ceiling dengan finishing

HPL dengan motif kayu.

Gambar 5.23 Konsep Ceiling

2. Wall

Page 18: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

18

Konsep bentuk dinding yang digunakan adalah panel dinding dengan

panel moulding untuk menambah gaya komtemporer ke dalam interior.

Molding dengan bentuk geometris tanpa motif.

Gambar 5.24 Kosep Dinding

3. Floor

Konsep bentuk lantai yang digunakan yaitu tetap dengan bentuk

geometris dimana terjadi perpaduan antara motif marble dan motif kayu yang

dibatasi dengan border material metal gold sebagai frame.

Gambar 5.25 Konsep Lantai

4. Furniture

Beberapa konsep bentuk furniture yang digunakan tetap menggunakan

bentuk geometris dipadukan dengan bentuk bulat untuk beberapa furniture

agar tidak terkesan terlalu kaku dan untuk mendukung konsep feminim sesuai

dengan target pengguna yaitu kaum wanita.

Page 19: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

19

Gambar 5.26 Konsep Furniture

5.5 Pengaplikasian Eco-Design

Beberapa pengaplikasian eco-design dalam perancangan interior Women

Fashion Creative Space ini adalah sebagai berikut:

1. Recycled Glass

Kaca 100% dapat didaur ulang dan dapat didaur ulang tanpa henti tanpa

kehilangan kualitas atau kemurniannya. Dengan menggunakan material kaca yang

sudah didaur ulang berarti kita sudah melakukan salah satu langkah dari 3R. Dalam

perancangan Women Fashion Creative Space ini banyak terdapat pengaplikasian

material kaca seperti pada dinding yang membatasi antar ruang, beberapa di

antaranya dapat kita lihat pada ruang khusus Lobby Area.

Gambar 5.27 Recycle Glass

2. SPC Flooring

SPC Flooring adalah istilah yang digunakan untuk menyebut lantai vinyl

dengan komponen kalsium karbonat (biasanya dari batu kapur), bubuk PVC, serta

stabilizer. SPC sendiri adalah singkatan dari Stone Plastic Composite. Pelapis lantai

SPC ini merupakan pengembangan dari versi luxury vinyl tiles (LVT). Kelebihan

Page 20: BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Dalam penelitian ini ... · 1 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Analisa Hasil Survey Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

20

dari SPC Flooring antara lain yaitu tidak mengandung bahan beracun, kokoh dan

tahan lama, terbuat dari bahan buatan sehingga dapat mengurangi penebangan hutan.

Gambar 5.28 SPC Flooring

3. LED Light

LED Light adalah salah satu produk ramah lingkungan dimana dengan

menggunakan lampu ini sebagai pencahayaan interior dapat mengurangi pemakaian

listrik dan merupakan lampu yang tahan lama.

Gambar 5.29 LED Light