bab 5

18
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan jenis keputihan di kalangan mahasiswi. Pada penelitian ini jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 100 orang, selanjutnya data diolah dengan menggunakan Statistical Package for the Social Sciense 23 (SPSS 23). 5.1. KARAKTERISTIK SAMPEL Subjek penelitian sebanyak 100 mahasiswi Fakultas Kedokteran UMI angkatan 2014 yang memenuhi kriteria penelitian dijadikan sebagai sampel. Berikut ini adalah karakteristik sampel penelitian. Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Sampel Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%) Asal Daerah Luar Kota 65 65

Upload: muslimin-eksakwang

Post on 11-Jul-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hubungan sikap dan pengetahuan PHBS terhadap keputihan

TRANSCRIPT

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat

pengetahuan dan sikap tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan

jenis keputihan di kalangan mahasiswi. Pada penelitian ini jumlah sampel yang

memenuhi kriteria inklusi sebanyak 100 orang, selanjutnya data diolah dengan

menggunakan Statistical Package for the Social Sciense 23 (SPSS 23).

5.1. KARAKTERISTIK SAMPEL

Subjek penelitian sebanyak 100 mahasiswi Fakultas Kedokteran UMI

angkatan 2014 yang memenuhi kriteria penelitian dijadikan sebagai sampel.

Berikut ini adalah karakteristik sampel penelitian.

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Sampel

Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%)

Asal Daerah

Luar Kota 65 65

Dalam Kota 35 35

Jumlah 100 100

Asal Sekolah (Daerah)

Luar Kota 64 64

Dalam Kota 36 36

Jumlah 100 100

Status Asal Sekolah

Negeri 94 94

Swasta 6 6

Jumlah 100 100

Perkerjaan Ayah

PNS 41 41

Pegawai Swasta 9 9

POLRI 5 5

TNI 1 1

Wiraswasta 20 20

Guru 1 1

Pelaut 1 1

Petani 2 2

Dokter 9 9

Pensiun 2 2

Pegawai BUMN 2 2

Dosen 4 4

Wafat 3 3

Jumlah 100 100

Perkerjaan Ibu

PNS 35 35

Pegawai Swasta 4 4

Wiraswasta 14 14

Guru 10 10

IRT 25 25

Notaris 1 1

Dokter 5 5

Pensiun 1 1

Pegawai BUMN 1 1

Dosen 2 2

Wafat 2 2

Jumlah 100 100

Domisili Orang Tua

Luar Kota 65 65

Dalam Kota 35 35

Jumlah 100 100

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 100 mahasiswi, yang berasal dari luar

kota sebanyak 65 mahasiswi dan dari dalam kota sebanyak 35 mahasiswi.

Berdasarkan asal daerah sekolah (SMA), sebanyak 64 mahasiswi berasal dari

sekolah di luar kota dan 36 mahasiswi berasal dari sekolah di dalam kota.

Berdasarkan status asal sekolah, sebanyak 94 mahasiswi berasal dari sekolah

negeri dan 6 mahasiswi berasal dari sekolah swasta. Berdasarkan pekerjaan orang

tua (bapak), sebanyak 41 orang bekerja sebagai PNS, 9 orang belerja sebagai

pegawai swasta, 5 orang bekerja sebagai polisi (POLRI), 1 orang bekerja sebagai

tentara (TNI), 20 orang bekerja sebagai wiraswasta, 1 orang bekerja sebagai guru,

1 orang bekerja sebagai pelaut, 2 orang bekerja sebagai petani, 9 orang bekerja

sebagai dokter, 2 orang telah pensiun, 2 orang bekerja sebagai pegawai BUMN, 4

orang bekerja sebagai dosen, dan 2 orang telah wafat. Berdasarkan pekerjaan

orang tua (ibu), sebanyak 35 orang bekerja sebagai PNS, 4 orang bekerja sebagai

pegawai swasta, 14 orang bekerja sebagai wiraswasta, 10 orang bekerja sebagai

guru, 25 orang sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), 1 orang bekerja sebagai notaris,

5 orang bekerja sebagai dokter, 1 orang telah pensiun, 1 orang bekerja sebagai

pegawai BUMN, 2 orang bekerja sebagai dosen, dan 2 orang telah wafat.

5.2. HASIL PENELITIAN

5.2.1. Analisis Univariat

Dalam analisis univariat, analisis data dilakukan terhadap masing-masing

variabel dengan menghitung jumlah dan persentasenya. Tingkat pengetahuan,

sikap, dan jenis keputihan masing-masing dianalisis secara univariat.

Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswi mengenai PHBS

Tingkat Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)

Kurang 2 2%

Cukup 10 10%

Baik 88 88%

Total 100 100 %

Sumber : Data primer 2016

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 100 mahasiswi yang terlibat dalam

penelitian, yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (2%),

cukup sebanyak 10 orang (10%), dan baik sebanyak 88 orang (88%).

Tabel 5.3 Distribusi Sikap Mahasiswi Mengenai PHBS

Sikap Jumlah (n) Persentase (%)

Kurang 0 0%

Cukup 3 3%

Baik 97 97%

Total 100 100

Sumber : Data primer 2016

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 100 mahasiswi yang terlibat dalam

penelitian, yang memiliki sikap mengenai PHBS cukup sebanyak 3 orang

(3%), dan baik sebanyak 97 orang (97%).

Tabel 5.4 Distribusi Jenis Keputihan pada Mahasiswi

Jenis Keputihan Jumlah (n) Persentase (%)

Fisiologis 6 6%

Patologis 94 94%

Total 100 100

Sumber : Data primer 2016

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 100 mahasiswi yang menjadi responden,

keputihan fisiologis sebanyak 6 orang (6%) dan keputihan patologis sebanyak 94

orang (94%).

5.2.2. Analisis Bivariat

Dalam analisis bivariat, kedua variabel dianalisis untuk mengetahui

apakah terdapat hubungan antara variabel tersebut. Hubungan antara pengetahuan

dan sikap, pengetahuan dan jenis keputihan, serta hubungan antara sikap dan jenis

keputihan akan dilakukan analisis biavariat dengan hasil seperti pada tabel

berikut.

Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Pengetahuan

SikapTotal P

Cukup Baik

(n) (n) (n)

0,810

Kurang 0 2 2

Cukup 0 10 10

Baik 3 85 88

Total 3 97 100

*Uji Chi-Square Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5.5, dilakukan analisis chi square untuk mengetahui

hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswi tentang PHBS terhadap sikap

mahasiswi tentang PHBS. Berdasarkan analisis chi square, didapatkan nilai p

0,810 lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetepkan yaitu 0,05.

Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan dan Jenis Keputihan

Pengetahuan

KeputihanTotal P

Patologis Fisiologis

(n) (n) (n)

0,647

Kurang 2 0 2

Cukup 10 0 10

Baik 82 6 88

Total 94 6 100

*Uji Chi-Square Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5.6, dilakukan analisis chi square untuk mengetahui

hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswi tentang PHBS terhadap jenis

keputihan mahasiswi. Berdasarkan analisis chi square, didapatkan nilai p 0,647

lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetepkan yaitu 0,05.

Tabel 5.7 Hubungan Sikap dan Jenis Keputihan

Sikap

KeputihanTotal P

Patologis Fisiologis

(n) (n) (n)

0,043Cukup 2 1 3

Baik 92 5 97

Total 94 6 100

*Uji Chi-Square Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5.7, dilakukan analisis chi square untuk mengetahui

hubungan antara sikap mahasiswi tentang PHBS terhadap jenis keputihan

mahasiswi. Berdasarkan analisis chi square, didapatkan nilai p 0,043 lebih kecil

dari nilai signifikansi yang ditetepkan yaitu 0,05.

5.2.3. Analisis Multivariat

Setelah dilakukan analisis bivariat, analisis dilanjutkan secara multivariat

untuk mengetahui bagaimana hubungan seluruh variabel, dan variabel mana yang

memiliki pengaruh yang paling dominan. Karena bentuk data tiap variabel adalah

kategorik, maka uji analisis yang digunakan adalah uji regresi logistik. Hasil

analisis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.8 Hasil Analisis Multivariat

Variabel Koefisien P OR

Langkah 1 Pengetahuan 17,994 0,999 6,530E7

Sikap -2,079 0,112 1,25

Konstanta -50,518 0,999 0,000

Langkah 2 Sikap -2,219 0,090 0,109

Konstanta 3,745 0,323 42,320

*Uji Regresi Logistik Sumber: Data Primer 2016

Pada tabel 5.8 di atas, dilakukan analisis multivariat sebanyak 2 langkah.

Analisis dilakukan dengan metode backward LR dimana pada langkah pertama,

seluruh variabel dimasukkan untuk dianalisis. Langkah berikutnya, variabel yang

kurang berpengaruh dihilangkan dalam analisis.

Dari tabel di atas, terlihat bahwa variabel pengtahuan memiliki hubungan

yang kurang dominan dengan jenis keputihan. Sehingga, variabel pengetahuan

dihilangkan pada analisis tahap kedua. Analisis berhenti pada langkah 2.

5.3. PEMBAHASAN

5.3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan

seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri

(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakat. 7

Berdasarkan variabel yang diteliti mengenai Perilaku Hidup bersih dan

Sehat yaitu tingkat pengetahuan dan sikap, didapatkan mahasiswi memiliki

tingkat pengetahuan dengan tiga kelompok penilaian. Kelompok yang

mendapatkan hasil penilaian tingkat pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat yang kurang sebanyak 2%, yang mendapatkan hasil tingkat pengetahuan

cukup sebanyak 10%, dan yang mendapatkan hasil tingkat pengetahuan baik

sebanyak 88%. Pada penilaian sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dibagi

menjadi tiga kelompok. Kelompok yang mendapatkan hasil penilaian sikap

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang kurang sebanyak 0%, yang mendapatkan

hasil sikap cukup sebanyak 3%, dan yang mendapatkan hasil sikap baik sebanyak

97%.

Keadaan ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswi

Fakultas Kedokteran UMI tahun 2014 mayoritas memiliki penilaian baik. Tingkat

pengetahuan yang baik tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat

diaplikasikan pada kegiatan sehari-hari mahasiswi sehingga menghasilkan sikap

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang baik.

5.3.2. Keputihan

Leukorea (duh tubuh, keputihan, flour albus, white discharge ) adalah nama

gejala yang diberikan pada cairan yang dikeluarkan dari alat genital yang tidak

berupa darah. 9

Dari data penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa kategori untuk

menilai karakteristik keputihan mahasiswi Fakultas Kedokteran UMI tahun 2014.

Dari seluruh mahasiswi yang telah mengisi kuisioner, 100% mengalami

keputihan.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa seluruh sampel penelitian telah

mengalami keputihan, baik dengan ciri-ciri fisiologis maupun dengan ciri-ciri

patologis. Adapun mahasiswi yang memiliki kejadian keputihan dengan ciri

fisiologis sebanyak 6 orang dan sebanyak 94 orang memiliki kejadian keputihan

dengan ciri patologis. Keputihan memiliki peluang untuk terjadi pada semua usia

dan mengenai hampir semua wanita. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 75%

wanita di dunia pernah menderita keputihan paling tidak sekali dalam hidupnya,

dan 45% diantaranya bisa mengalami dua kali atau lebih. Jadi, kemungkinan

tingkat kejadian keputihan pada wanita cenderung besar.

5.3.3. Analisis Hubungan Antar Variabel

Dalam menilai hubungan variabel Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

dengan keputihan, peneliti melakukan analisis bivariat dan multivariat. Dalam

analisis biavariat digunakan uji chi square. Sedangkan dalam analisis multivariat,

digunakan uji regresi logistik. Alasannya sama, yaitu karena semua variabel

memiliki bentuk data kategorikal.

Hasil analisis chi square antara pengetahuan dan sikap tentang PHBS, dan

hubungan antara pengetahuan dengan jenis keputihan, didapatkan nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05, masing-masing nilai p sebesar 0,810 dan 0,647.

Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Rohani pada tahun 2015. Hasil

menunjukan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan tindakan PHBS

dengan nilai p 0,271 lebih besar dari 0,05

Ref: Rohani. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan

Mahasiswi Akademi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Langkat Tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tahun 2015. Medan: USU

Namun hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Nduru dan Leo yang

berjudul Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat Kejadian

Keputihan pada Ibu-ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan

Belawan. Dalam penelitian tersebut didapatkan hubungan yang bermakna antara

pengetahuan ibu tentang kebersihan alat genital wanita dengan kejadian

keputihan. Didapatkan nilai signifikansi p sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05.

Ref: Nduru, Leo. 2015. Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat

Kejadian Keputihan pada Ibu-ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan

Medan Belawan. Medan; USU

Begitu pula dengan penelitian yang dikutip oleh Nduru dan Leo pada

penelitian Santoso (2011) di Desa Sawahjoho Warungasem Batang. Didapati

bahwa wanita yang pengetahuannya kurang, 94,4% mengalami keputihan, dan

wanita yang pengetahuannya baik, hanya 10,3% yang mengalami keputihan. Hasil

analisis dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,001 < 0,05

sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan kejadian keputihan. Begitu juga dengan penelitian Donatila

(2011) di Semarang yang menunjukkan bahwa wanita yang memiliki pengetahuan

buruk 100% mengalami keputihan. Dari hasil statistik Chi-Square diketahui

bahwa p<0,05 berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian

keputihan. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Apabila

perilaku didasari oleh pengetahuan yang positif, maka perilaku tersebut akan

bersifat langgeng.

Ref: Nduru, Leo. 2015. Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat

Kejadian Keputihan pada Ibu-ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan

Medan Belawan. Medan; USU

Dalam penelitian ini dilakukan juga analisis hubungan antara sikap dengan

jenis keputihan. Dari analisis chi square didapatkan nilai signifikansi p sebesar

0,043 lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara sikap mahasiswi tantang PHBS terhadap jenis keputihan.

Berdasarkan hasil analisis ini, maka dilanjutkan analisis multivariat dengan

menggunakan uji regresi logistik. Alasan menggunakan jenis uji ini adalah, karena

bentuk data dari semua variabel adalah kategorik. Dari hasil analisis multivariat,

variabel pengetahun tidak berpengaruh dengan jenis keputihan, sehingga dalam

analisis kedua variabel tersebut dihilangkan. Variabel yang berpengaruh adalah

sikap dan analisis berhenti pada langkah kedua.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Nduru dan Leo. Hasil analisis Chi-Square

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat sikap mengenai

keputihan dengan riwayat kejadian keputihan pada ibu-ibu di lingkungan tersebut

(p<0,05). Dari hasil analisis statistik, didapati bahwa ibu-ibu yang memiliki sikap

positif mengenai keputihan 6 kali cenderung mengalami keputihan yang normal

daripada ibu-ibu yang memiliki sikap negatif mengenai keputihan.

Ref: Nduru, Leo. 2015. Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat

Kejadian Keputihan pada Ibu-ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan

Medan Belawan. Medan; USU

Begitu juga dengan penelitian Rahman (2014) yang diperoleh hasil bahwa

uji fisher menunjukkan nilai p-value atau Sig. adalah 0,036 yang berarti dapat

diambil kesimpulan Ho ditolak, yaitu ada hubungan sikap dengan kejadian

keputihan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fitrianingsih (2012)

di Klaten yang menunjukkan bahwa wanita yang memiliki sikap negatif dan

mengalami keputihan sebesar 50,8%. Dari hasil statistik Chi-Square diketahui

bahwa p=0,001 < 0,05 berarti ada hubungan antara sikap dengan kejadian

keputihan. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tersebut akan menuntun perilaku

manusia akan bertindak sesuai sikap.

Ref: Nduru, Leo. 2015. Hubungan Perilaku Mengenai Keputihan dengan Riwayat

Kejadian Keputihan pada Ibu-ibu Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan

Medan Belawan. Medan; USU