bab 5

Upload: hendra-sendana

Post on 10-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

satu

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 bab 5

    1/15

    PERCOBAAN V

    UJI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK

    1.

    Tujuan percobaan

    Setelah mengikuti percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :- Mengetahui prinsip dasar uji kandungan kimia ekstrak

    - Melakukan identifikasi kandungan kimia dalam suatu ekstrak bahan alam

    2.

    Teori singkat

    Uji pendahuluan terhadap komponen kimia bahan alam bertujuan untuk

    mempermudah dalam pengerjaan isolasi. Uji pendahuluan dilakukan terhadap bahan

    alam yang baru diambil dari alam dengan menggunakan pereaksi kimia yang sesuai.

    Senyawa kimia yang berkhasiat sebagai obat yang terdapat dalam bahan alam.

    3.

    Prosedur kerja

    3.1

    pemeriksaan kandungan kimia alkaloid1. pemeriksaan kandungan kimia alkaloid menurut CULVONER dan

    FITZEGERALDO

    kurang lebih 2-4 gram bagian tanaman segar dipotong-potong kecil, kemudian

    digerus bersama pasir putih, lalu di tambahkan 5 ml campuran NH4OH dan CHCl3,

    dikocok selama 15 menit, lalu disaring kedalam tabung reaksi 10ml. tambahkan

    10 tetes H2SO4 2 N, kemudian dikocok, lapisan air dan lapisan kloroform

    dipisahkan. Lapisan air di uji dengan pereaksi meyer, bila terbentuk endapan

    berarti positif adanya alkaloid dalam simplisia.

    2.

    Cara lain pemeriksaan kandungan kimia alkaloidPembuatan larutan percobaan :

    Ekstrak yang setara dengan 20 gram bahan, panaskan diatas penangas air sampai

    sekental sirup, dinginkan, tambah 10 ml HCl 2 N dan panaskan lagi selama 2-3

    menit. Setelah dingin tambahkan 0,5 gram NaCl untuk mengendapkan protein-

    proteinnya, saring kemudian filtrate ditambahkan HCl 2 N sampai 10 ml. bagi

    menjadi 4 bagian dan masukkan ke dalam tabung reaksi.

    a.

    Reaksi pengendapan

    Tabung reaksi yang berisi larutan percobaan diatas ditambahkan pereaksi

    meyer, apabila terjadi kekeruhan atau pengendapan berarti positif terdapatalkaloid.

    Selanjutnya tabung yang lain ditambah NH4OH 28% sampai alkalis lalu

    ekstraksi dengan 10 ml kloroform. Fase kloroform ditambah NA2SO4

    eksikatus kemudian saring. Filtrate diuapkan sampai kering untuk percobaan.

    b.

    Kromatografi Lapis Tipis

  • 5/20/2018 bab 5

    2/15

    Ekstrak kloroform yang telah diperoleh, dilakukan kromatografi lapis tipis

    dengan eluen etil asetat : metanol : air (1000 : 65 : 135). Penampak noda

    digunakan pereaksi dragendorf. Apabila terbentuk noda orange, berarti

    positif adanya alkaloid.

    c.

    Menentukan adanya alkaloid (kwartener, amino oksida)Fase air ditambah HCl 2 N sampai netral, kemudian berturut-turut ditambah

    pereaksi mayer dan pereaksi wagne, bila terjadi kekeruhan atau endapan

    maka positif adanya alkaloid.

    3.2

    Pemeriksaan kandungan kimia triterpen/steroid dan saponin

    Uji ini dilakukan dengan menggunakan metode SIMES, dkk yaitu kira-kira 2-4 gram

    daun dipotong-potong kecil dan digerus bersama etanol, campuran tersebut

    dididihkan (dipanaskan) selama 15 menit. Lalu disaring panas, filtrate diuapkan

    sampai kering. Ekstrak kering ditambahkan eter, setelah terlebih dahulu

    disuspensikan dengan sedikit air, bagian yang dalam eter dipisahkan sedangkanabgian yang sudah larut ditambahkan lagi sedikit air, perhatikan terjadinya busa

    yang stabil selama 30 menit, ditambahkan reagen Libermann-Bouchardad, bila

    timbul warna merah atau merah jambu menunjukkan adanya triterpen atau steroid.

    3.3

    Pemeriksaan kandungan kimia glikosida saponin

    1.

    Percobaan pendahuluan

    a. Tes buih

    - Ekstrak X setara dengan 2 gram bahan di tambah 10 ml aquades, kocok

    kuat-kuat.

    - Perlakuan kontrol, 1 gram senegae Radix ditambah 10 ml aquadest,

    kocok kuat-kuat.

    - Untuk blanko, 10 ml aquades ditambah sedikit alcohol 80%, kocok reaksi

    positif bila terjadi buih 3 cm diatas permukaan cairan, bedakan

    perlakuan kontrol dan perlakuan blanko.

    b.

    Tes hemolisis darah

    Ekstrak X setara dengan 2 gram bahan ditambah 10 ml aquadest dalam

    tabung reaksi, tambahkan beberapa tetes darah yang telah difebrinasikan,

    demikian pula pada kontrol dan blanko seperti pada A, amati secara visual

    dan mikroskopik.

    2. Reaksi Warna

    a. pembuatan larutan percobaan

    Ekstrak X setara dengan 10 gram bahan diuapkan diatas penangas

    air sampai kering. Setelah dingin kocok dengan 10 ml Heksana/Petrolium eter,

    decanter filtrat dibuang. Ulangi sampai heksana/petroleum eter tidak

    berwarna lagi. Residu ditambah 10 mlkloroform, kocok selama 5 menit.

  • 5/20/2018 bab 5

    3/15

    Decanter tabung reaksi yang berisi 100 ml NA2SO4 anhidrat selanjutnya

    disaring. Filtrat dibagi 4 bagian (A,B,C).

    b. Tes Libermann-Buchard (Untuk steroida tak jenuh dan triterpen)

    - Filtrat A sebagai blanko

    - Filtrat B ditambahkan 3 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes H2SO4pekat,kocok pelan-pelan lalu amati terjadinya perubahan warna, bedakan dengan

    blanko.

    - Perubahan Warna:

    Hijau/Biru untuk saponin steroida

    Mearh/violet untuk saponin jenuh

    c.Tes Filtrat Salkowski (untuk steroida tak jenuh)

    - Filtrat A sebagai blanko

    - Filtrat B ditambahkan 1-2 ml asam sulfat pekat melalui dinding-dinding

    tabung reaksi. Reaksi positif apabila terbentuk warna merah pada faseasam (air).

    3. Kromatografi Lapis Tipis (untuk saponin)

    Ekstrak X setara dengan 10 gram bahan, tambah 2 ml HCl 1 N refluks diatas

    penangas air selama 2-6 jam untuk menghidrolisa saponin, setelah dingin

    dinetralkan denagn ammonia, uapkan diatas penangas air sampai kental dan

    tambahkan 3 ml heksan dan kocok. Decanter ekstraksi dengan heksan 2 kali.

    Kumpul heksan dan uapkan, residu ditambahkan 5 tetes kloroform. Totolkan

    pada TLC dengan fase gerak heksan : aseton (4:1) dengan penampak noda

    Antimon (III) Chlorida dalam asam asetat.

    Adanya saponin dapat ditunjukkan denag warna noda merah muda sampai

    violet.

    Fase gerak yang lain yang dapat digunakan antara lain :

    - Kloroform : karbon tetraklorida : asam asetat (2:2:1)

    - Kloroform : aseton (4:1)

    - Kloroform : etil asetat (1:1)

    3.4

    Pemeriksaan kandungan kimia glikosida jantung

    1.

    Reaksi warna

    a.

    Tes keller keliani

    Ekstrak X setara dengan 10 gram bahan diuapkan diatas penangas air sampai

    kering, ekstraksi berulang-ulang sampai heksan tidak berwarna. Residu

    diuapkan untuk menghilangkan heksannya, tamabh 3 ml FeCl3aduk dan

    masukkan dalam tabung reaksi tambah HCl pekat melalui dinding tabung

    reaksi, amati perubahan warna. Warna coklat kemerahan perlahan berubah

    menjadi violet atau biru, menunjukkan adanya gula 2-deoksi

  • 5/20/2018 bab 5

    4/15

    b.

    Tes libermann-Buchard

    Cara pengerjaannya sama dengan cara 2.b pada uji glikosida saponin.

    2. kromatografi Lapis Tipis

    Sebanyak 0,1-0,2 ml ekstrak X ditotolkan pada lempeng TLC dengan fase gerak

    Kloroform : metanol (4:1) dengan menggunakan penampang noda pereaksikedde.

    Positif bila terdapat noda violet pada lempeng TLC.

    3.5

    Pemeriksaan kandungan kimia Flavonoid (Benzopiron, Flavon, Isoflavon, Flavonol,

    Anthocyanin, Leucoanthocyanin, Cathecin, halcon)

    1.

    Pembuatan larutan percobaan

    Ekstrak X setara dengan 10 gram bahan, panaskan pada penangas air sehingga

    kering. Ekstraksi berulang-ulang dengan petroleum eter/heksan sampai cairan

    tidak berwarna. Residu ditambahkan 20 ml metanol 80%, saring. Filtrat dibagi 4

    (A,B,C,D)2.

    Reaksi warna (Leucoanthocyanin)

    a. Tes base smith dan Metcalf

    - Filtrat A sebagai blanko

    - Filtrat B ditambah 0,5 ml HCl pekat, amati perubahan warna dan

    panaskan diatas penangas air selama 15 menit dan amati perubahan

    warnanya. Positif bila terjadi perubahan warna merah terang atau

    violet.

    b.

    Tes wilstatter (untuk flavonoid)

    - Filtrat A sebagai blanko

    - Filtrat C ditambah 0,5 ml HCl pekat, tambahkan 3-4 potong magnesium.

    Amati perubahan warna yang terjadi selama 10 menit. Encerkan dengan

    aquadest dengan volume yang sama kemudian tambah 1 ml astil

    alcolhol, amati perubahan warna yang terjadi pada tiap lapisan.

    Perubahan warna :

    Orange merah untuk flavon

    Merah sampai merah pucat (creamson) sampai merah tua (magenta)

    untuk flavon.

    c.

    Kromatografi Lapis Tipis

    0,1-0,2 ml ekstrak X atau filtrat D ditotolkan pada lempeng TLC dengan fase

    gerak butanol : asam asetat : aquadest (4:1:5) atau asam asetat 5%. Setelah

    dielusi, lempeng dikeringkan. Sebagai penampak noda dipakai sinar

    ultraviolet dan pereaksi amoniak yang dibandingkan dengan warna noda dari

    rutin.

    Flavonoid memberi warna :

  • 5/20/2018 bab 5

    5/15

    - Biru agak hijau

    - Merah asmpai orange

    - Kuning jelascoklat lemah sampai hijau kuning

    3.6

    Pemeriksaan kandungan kimia tannin dan senyawa polifenol

    1.

    Pembuatan larutan percobaanEkstrak X setara dengan 10 gram bahan, diuapkan diatas penangas air sampai

    kering. Setelah dingin tambahkan 20 ml aquadest panas, kocok sampai homogen

    lalu tambah 5 tetes NACl 10% untuk mengendapkan zat-zat lain (kotoran).

    Saring, filtrat dibagi menjadi 3 bagian (A,B,C).

    2.

    Reaksi warna

    a.

    Tes gelatin

    Filtrat A sebagai blanko

    Filtart B ditambah larutan gelatin 1% dan NaCl 10%, amati terjadinya

    endapan.b.

    Tes ferri chlorida

    Filtrat C ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3, amati warna yang terbentuk.

    TABEL REAKSI WARNA UNTUK TANIN & SENYAWA POLY-FENOL

    No. Reaksi Pengamatan keterangan

    1 FeCl3 - Tanin (-)

    2 FeCl3 Hijau biru

    Hijau-hitam

    Tanin type catechol

    3 FeCl3 Biru-hitam Tanin type pyrogallol

    4 Gelati NaCl Tak terjadi pengendapan

    Tapi terjadi warna hijau-biruhitam setelahFeCl3

    Tanin (-)

    Polyfenol (+)

    3.7

    Pemeriksaan kandungan kimia anthrakinon

    1.

    Reaksi warna

    a.

    Tes borntrager

    Ekstrak X setara dengan 1 gram bahan diuapkan sampai kering, setelah

    dingin ditambahkan 10 ml aquadest, saring, filtrate diekstraksi dengan

    benzene dalam corong pisah 2 kali masing-masing 5 ml. fase benzen diambil

    kemudian dibagi 2 (A,B).A sebagai blanko

    B ditambahkan 5 ml ammonia kemudian kocok

    Amati perubahan warna pada lapisan alkalis, positif apabila terjadi warna

    merah (senyawa Anthrakinon).

    b. Modifikasi borntrager test

  • 5/20/2018 bab 5

    6/15

    Ekstrak X setara dengan 1 gram bahan, uapkan diatas penangas air sampai

    kering. Setelah dingin ditambahkan 10 ml KOH 5 N dan 1 ml H 2SO4 encer,

    panaskan diatas penangas air selama 10 menit, kemudian saring.

    Filtrat ditambahkan asam asetat glasial sampai reaksi asam. Ekstraksi dengan

    benzen 2 kali masing-masing 5 ml. fase benzen dikumpulkan dan dibagi 2(A,B)

    - Ekstrak A sebagai blanko

    - Ekstrak B ditambahkan 2-5 ml larutan ammonia, amati lapisan alkalis

    (air). Positif bila terjadi warna merah (senyawa anthrakinon)

    2.

    Kromatografi Lapis Tipis

    0,1-0,2 ml ekstrak X ditotolkan pada lempeng TLC dengan fase gerak benzen :

    Etil asetat : asam asetat (75:24:1). Penampak noda digunakan 10% KOH Metanol

    positif terdapat senyawa anthrakinon, apabila ditemukan barwarna :

    -

    Kuning-coklat kuning- Merah

    - Violet

    - Hijau-violet

    3.8

    Pemeriksaan kandungan kimia glikosida Cyanhydrin

    1.

    Reaksi warna

    a. Tes gurignard

    2-5 gram bahan yang sudah dipotong-potong, tambahkan aquadest

    secukupnya dan beberapa tes kloroform serta 1 ml dari 10% larutan emulsi

    dimasukkan dalam tabung reaksi yang ditutup gabus dengan diselipi kertas

    pikrat. Kertas tidak boleh menyentuh cairan. Panaskan 34-35C atau diamkan

    selama 3 jam. Apabila terjadi bayang merah, maka terdapat glikosida

    cyanhidrin.

    3.9

    Pemeriksaan kandungan kimia minyak atsiri

    Kromatografi lapis tipis, 2 gram bahan diekstraksi dengan mikrodestilasi uap air.

    Ekstrak yang diperoleh ditotolkan pada lempeng TLC menggunakan fase gerak

    kloroform : benzen (1:1) dan penampak noda pereaksi asam phospomolybdat

    kemudian dipanaskan 1050-1100C selama 5-10 menit.

    Adanya minyak atsiri ditandai dengan munculnya noda biru. Fase gerak lain yang

    dapat digunakan adalah benzen dan penampak noda yang lain adalah pereaksi

    vanilin, asam sulfat, pereaksi anisaldehida.

  • 5/20/2018 bab 5

    7/15

    4.

    Hasil Pengamatan

    4.1

    SAMPEL KELOMPOK

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :KETERANGAN :

  • 5/20/2018 bab 5

    8/15

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :KETERANGAN :

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

  • 5/20/2018 bab 5

    9/15

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :KETERANGAN :

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

  • 5/20/2018 bab 5

    10/15

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :KETERANGAN :

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

  • 5/20/2018 bab 5

    11/15

    4.2

    SAMPEL PRIBADI

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

  • 5/20/2018 bab 5

    12/15

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :KETERANGAN :

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    LABORATORIUM FITOKIMIA

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    (6,5 X 6,5) (6,5 X 6,5)

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

    NAMA EKSTRAK :

    IDENTIFIKASI :

    PEREAKSI :

    KETERANGAN :

  • 5/20/2018 bab 5

    13/15

    HASIL PENGAMATAN

    SAMPEL KELOMPOK

    PENGUJIAN ALKALOIDSTEROID/

    TRITERPENOIDSAPONIN GLIKOSIDA SAPONIN

    METODA

    /PEREAKSI

    CULVONER/

    FITZEGERALDOMEYER WAGNER

    LIBERMANN

    BOUCHARDTES BUIH TES BUIH

    HEMOLISIS

    DARAH

    REAKSI

    WARNA(LIBERMAN

    N b)

    SAMPEL 1SAMPEL 2

    SAMPEL 3

    SAMPEL 4

    PENGUJIANGLIKOSIDA

    JANTUNGFLAVONOID POLIFENOL ANTRAKINON

    GLIKOSIDA

    CYANHIDRINMINYAK

    ATSIRIMETODA

    /PEREAKSI

    REAKSI

    WARNA(LIBERMANN b)

    BASE

    SMITHWILSTATTER TES GELATIN FeCl3 BORNTRAGER GURIGNARD

    SAMPEL 1

    SAMPEL 2

    SAMPEL 3

    SAMPEL 4

  • 5/20/2018 bab 5

    14/15

    HASIL PENGAMATAN

    SAMPEL PRIBADI

    PENGUJIAN ALKALOIDSTEROID/

    TRITERPENOIDSAPONIN GLIKOSIDA SAPONIN

    METODA

    /PEREAKSI

    CULVONER/

    FITZEGERALDOMEYER WAGNER

    LIBERMANN

    BOUCHARDTES BUIH TES BUIH

    HEMOLISIS

    DARAH

    REAKSI

    WARNA(LIBERMAN

    N b)

    SAMPEL 1

    SAMPEL 2

    SAMPEL 3

    SAMPEL 4

    PENGUJIANGLIKOSIDA

    JANTUNGFLAVONOID POLIFENOL ANTRAKINON

    GLIKOSIDA

    CYANHIDRINMINYAK

    ATSIRIMETODA

    /PEREAKSI

    REAKSI

    WARNA(LIBERMANN b)

    BASE

    SMITHWILSTATTER TES GELATIN FeCl3 BORNTRAGER GURIGNARD

    SAMPEL 1

    SAMPEL 2

    SAMPEL 3

    SAMPEL 4

  • 5/20/2018 bab 5

    15/15

    PEMBAHASAN

    PARAF ASISTEN

    MASUK 1 MASUK 2 MASUK 3 MASUK 4

    Assisten 1 Assisten 2

    ( ) ( )