bab 5

10
A. Aspek Dinamika Kelompok Sosial Menurut Floyd D, dinamika kelompok atau group dynamics merupakan analisis hubungan kelompok-kelompok sosial di mana tingkah laku dalam kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu dalam situasi sosial tertentu. Kehidupan kelompok akan ditandai dengan pembentukan struktur, norma, solidaritas, rasa memiliki dan internalisis.Ruth Benedict, mengemukan pendapat bahwa aspek yang dipelajari dalam dinamika kelompok sosial adalah sebagai berikut : a. Kohesi atau Persatuan Aspek kohesi akan Nampak jelas dari tingkah laku para anggota kelompok, missal proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, dan nilai- nilai dalam kelompok. b. Motif atau Dorongan Aspek motif berkaitan erat dengan perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok, missal kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap kelompok. c. Struktur Aspek ini nampak sekali pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota dan pembagian tugas.

Upload: aris-setiawan

Post on 01-Oct-2015

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

t

TRANSCRIPT

BAB 5 : PERKEMBANGAN KELOMPOK SOSIAL ALAM MASYARAKAT MULTIKULTRAL

A. Aspek Dinamika Kelompok Sosial

Menurut Floyd D, dinamika kelompok atau group dynamics merupakan analisis hubungan kelompok-kelompok sosial di mana tingkah laku dalam kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu dalam situasi sosial tertentu. Kehidupan kelompok akan ditandai dengan pembentukan struktur, norma, solidaritas, rasa memiliki dan internalisis.Ruth Benedict, mengemukan pendapat bahwa aspek yang dipelajari dalam dinamika kelompok sosial adalah sebagai berikut :

a. Kohesi atau PersatuanAspek kohesi akan Nampak jelas dari tingkah laku para anggota kelompok, missal proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, dan nilai-nilai dalam kelompok.

b. Motif atau DoronganAspek motif berkaitan erat dengan perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok, missal kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap kelompok.

c. StrukturAspek ini nampak sekali pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota dan pembagian tugas.

d. PimpinanAspek pimpinan memiliki peran penting dalam kehidupan kelompok sosial. Hal ini nampak dari bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, dan sistem kepemimpinan.

e. Perkembangan KelompokAspek perkembangan kelompok dapat diamati dari perubahan dalam kelompok dan sebagainya.Perkembangan masyarakan yang makin lama makin kompleks, mempengaruhi keberadaan kelompok sosial yang ada. Oleh karena memiliki peran penting, maka banyak pihak menyadari peran penting mempelajari dinamika kelompok sosial dengan alas an sbb ; Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang selalu ada dalam setiap masyarakat. Dinamika kelompok sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan kebudayaan masyarakat, sehingga relevan dengan kebijakan pemerintah dalam proses pembangunan daerah.

BAB 5 : PERKEMBANGAN KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTRALFAKTOR PENDORONG DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

Dinamika kelompok sosial dalam masyarakat menyebabkan perubahan dan perkembangan kelompok sosial yang makin kompleks. Perkembangan tersebut tidak lepas dari factor pendorong yaitu sebagai berikut.

1.Faktor Pendorong dari LuarFaktor pendorong dari luar atau ekstern merupakan pengaruh dari luar yang menyebabkan dinamisnya suatu kelompok sosial, yang meliputi berikut.Perubahan Situasi Sosial

Terjadinya situasi sosial yang berubah, missal pembentukan kabupaten baru atau provinsi baru, industrialisasi, ruralisasi, dan sebagainya dapat mendorong perkembangan kelompok sosial. Misal akibat industrialisasi, pola masyarakat paguyuban yang berdasarkan nilai kebersamaan/gotong royong bergeser menjadi kelompok patembayan yang berpegang pada nilai individualistis.

b. Perubahan Situasi EkonomiSituasi ekonomi masyarakat yang berubah, mendorong pula terjadinya perubahan pada kelompok sosial. Misal perubahan dari masyarakat pedesaan dengan segala karakterya menjadi masyarakat perkotaan yang memiliki karakteristik yang beerlainan.

c. Perubahan situasi politikterjadinya pergantian pemegang kekuasaan atau sekitar elite kekuasaan atau perubahan kebijaksanaan penguasa dapat menyebabkan perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat.

2. Faktor Pendorong dari DalamFaktor dari dalam (intern) kelompok yang menyebabkan timbulnya dinamika kelompok sosial adalah sebagai berikut. a. Konflik Antarangggota KelompokKonfik yang terjadi antar anggota dalam kelompok sosial dapat membawa pengaruh keretakan dan berubahnya pola hubungan sosial. Akibat konflik teersebut akan menyebabkan teerpecahnya sebuah kelompok sosial.mial seseorang yang menjadi anggota kelompok sosial, karena merasatidak cocok dengan angggota lain (in group) maka menjadi out group dari kelompok sosial tersebut. b. Perbedaan kepentingan Dasar terbentuknya kelompok sosial adalah kepentingan yang sama. Begitu terjadi perbedaan kepentingan, maka kelangsunganhidup kelompok soaial tersebut akan teerpecah.anggota kelompok yang merasa tidak lagi sepaham berusaha memisahkan diri dan bergabung dengan kelompok lain yang sepaham.

c. Perbedaan PahamPerbedaan paham diantara anggota kelomp-ok sosial dapat mempengaruhi kelangsungan kelompok tersebut. Perbedaan paham tersebut akan berpengaruh terhadap keberadaan kelompok sosial dalam mayarakat.

c. Dinamika dalam Masyarakat PedesaanSecara sosiologis, mentalitas individu dominan dibentuk oleh situasi tata pergaulan dalam masyarakat, termasuk di dalamnya tekanan hidup. Masyarakat tradisional yang tinggal di desa pada umumnya masih lugu, polos, jujur, lemah dan pamrih, semangat solidaritas tinggi dan murni. Adapun factor yang mempengaruhi mentalitas tersebut adalah sbb.

1) Tekanan hidup terasa lebih ringan.2) Masih memiliki waktu yang cukup dan seimbang antara rohaniah dengan keduniawian.3) Letaknya di perdalaman berakibat belum banyak dicemari pengaruh media masa.4) Kehidupan paguyuban menjadikan warga saling mengenal dan akrab.

Masyarakat perdesaan atau rural community merupakan masyarakat yang pada umumnya memiliki mata pencaharian bertani, berkebun, berladang. System kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan dan mempunyai hubungan yang erat serta mendalam di antara anggotanya.

Cara bertani masih dilakukan dengan tradisional dan tidak efisien karena belum dikenal mekanisasi dalam pertanian. Kegiatan bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau masyarakatnya sendiri, bukan untuk dijual.

Ditinjau dari aspek kepemimpinan, hubungan antara pemimpin dan rakyat berlangsung secara informal. Seorang pimpinan memiliki beberapa kedudukan dan peranan yang sulit dipisahkan, sehingga segala sesuatu dipusatkan pada seorang kepala desa.

Perubahan pada masyarakat pedesaan sulit dilakukan karena pola piker masyarakat (terutama generasi tua) masih didasarkan pada tradisi. Disamping itu juga kurang meratanya proses pembangunan dan informasi sehingga menimbulkan kondisi ang kontras antara masyarakat perdesaan dengan masyarakat perkotaan.

Dengan berkembangnya iptek, informasi melalui media masa mulai masuk ke masyarakat perdesaan. Hal ini berakibat perubahan karakter/watak, bahkan menghilangkan karakter masyarakat perdesaan. Meskipun pengaruh media masa tidak selalu negatif.

Di Indonesia, desa memiliki peran penting, mengingat mayoritas penduduk tinggal di perdesaan. Menurut bintarto, desa memiliki fungsi berikut.

1) Hinterland atau daerah dukung yang berperan sebagau daerah pemberi makanan pokok yang tidak dapat dihasilkan kota.

2) Dari sudut ekonomi, berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power).

3) Dari segi kegiatan/okupasi, desa merupakan desa agraris, manufaktur, industry, dan sebagainya.Masyarakat perdesan memiliki keyakinan yang mendalam terhadap norma sosial, sehingga mereka memiliki sifat sulit berubah. Hal ini menguntungkan dalam pembakuan akhlak dan budi perkerti, namum merugikan dalam perkembangan iptek. Kepatuhan warga bukan karena takut MASYARAKAT MULTIKULTURAL DAN MULTIKULTURALISMED. Ciri- Ciri Masyarakat Multikultural Masyarakat MultikulturalPada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda. Dalam hal ini masyarakat multikultural tidak bersifat homogen, namun memiliki karakteristik heterogen di mana pola hubungan sosial antarindividu di masyarakat bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai (peace co-exixtence) satu sama lain dengan perbedaan yang melekat pada tiap entitas sosial dan politiknya.

Indonesia merupakan masyarakat multikultural. Hal ini terbukti di Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang masing-masing mempunyai struktur budaya yang berbedabeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari perbedaan bahasa, adat istiadat, religi, tipe kesenian, dan lain-lain. Pada dasarnya suatu masyarakat dikatakan multikultural jika dalam masyarakat tersebut memiliki keanekaragaman dan perbedaan. Keragaman dan perbedaan yang dimaksud antara lain, keragaman struktur budaya yang berakar pada perbedaan standar nilai yang berbeda-beda, keragaman ras, suku, dan agama, keragaman ciri-ciri fisik seperti warna kulit, rambut, raut muka, postur tubuh, dan lain-lain, serta keragaman kelompok sosial dalam masyarakat. Selain itu, masyarakat kultural dapat diartikan sebagai berikut.a. Pengakuan terhadap berbagai perbedaan dan kompleksitas kehidupan dalam masyarakat.b. Perlakuan yang sama terhadap berbagai komunitas dan budaya, baik yang mayoritas maupun minoritas.c. Kesederajatan kedudukan dalam berbagai keanekaragaman dan perbedaan, baik secara individu ataupun kelompok serta budaya.d. Penghargaan yang tinggi terhadap hak-hak asasi manusia dan saling menghormati dalam perbedaan.e. Unsur kebersamaan, kerja sama, dan hidup berdampingan secara damai dalam perbedaan.2. Multikulturalisme Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan. Dalam multikulturalisme, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat Indonesia) dilihat sebagai sebuah kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Di dalam mozaik tercakup semua kebudayaan dari masing-masing suku bangsa yang sangat jelas dan belum tercampur oleh warna budaya lain membentuk masyarakat yang lebih besar. inti multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagaikesatuan, tanpa memedulikan perbedaan budaya, etnis, gender, bahasa, ataupun agama. Sedangkan fokus multikulturalisme terletak pada pemahaman akan hidup penuhdengan perbedaan sosial budaya, baik secara individual maupun kelompok dan masyarakat. Dalam hal ini individu dilihat sebagai refleksi dari kesatuan sosial dan budaya. Bagi Indonesia, multikultural merupakan suatu strategi dan integrasi sosial di mana keanekaragaman budaya benar diakui dan dihormati, sehingga dapat difungsikan secara efektif dalam mengatasi setiap isu-isu separatisme dan disintegrasi sosial. Multikulturalisme mengajarkan semangat kemanunggalan atau ketunggalan (tunggal ika) yang paling potensial akan melahirkan persatuan kuat, tetapi pengakuan adanya pluralitas (Bhinneka) budaya bangsa inilah yang lebih menjamin persatuan bangsa.

Keragaman struktur budaya dalam masyarakat menjadikan multikulturalisme terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:

a. Multikulturalisme IsolasiMasyarakat jenis ini biasanya menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang saling mengenal satu sama lain. Kelompok-kelompok tersebut pada dasarnya menerima keragaman, namun pada saat yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari masyarakat lain umumnya.