bab 4 repaired - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00517-mn 4.pdf · medan,...
TRANSCRIPT
54
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
Berawal dari home industri, kemudian menjadi PT, hingga saat ini PT. Marimas
Putera Kencana merupakan salah satu produsen minuman segar dalam bentuk serbuk
yang menguasai pangsa pasar di kelasnya.
PT. Marimas Putera Kencana adalah suatu perusahaan Perseroan Terbatas yang
bergerak di bidang minuman segar berbentuk serbuk. Berasal dari jenis perusahaan
home industri yang pada awalnya dikelola dengan system manajemen keluarga,
sekarang telah berkembang menjadi perusahaan Perseroan Terbatas.
Produk pertama yang dihasilkan adalah MARIMAS yang merupakan produk minuman
serbuk dengan rasa buah tropis khas Indonesia. Produk pertama yang diproduksi pada
tanggal 19 Oktober 1995 adalah MARIMAS rasa jeruk segar yang sekarang telah
menjadi 17 rasa ( jeruk segar, jeruk nipis, gula asem, sirsak, strawberry, jeruk
mandarin, melon, belimbing, framboze, mangga manalagi, apel, jambu biji, anggur,
nanas, lychee, jeruk Bali dan jeruk keprok ). Bahkan bulan Agustus 2010 ini, PT.
Marimas Putera Kencana kembali berinovasi dengan meluncurkan varian kombinasi
tiga rasa atau dikenal dengan MARIMAS TRIO. Varian rasanya yaitu yaitu Si Leni
(Sirsak, Lychee dan jeruk nipis), Mang Jemon (Mangga, Jeruk dan Melon) dan AB Cola
(Anggur, Blackcurrant dan Cola)
PT. Marimas Putera Kencana di samping meningkatkan mutu produknya, juga selalu
meningkatkan dari segi SDM, perangkat produksi, manajemen perusahaan dan
perluasan pemasaran serta aktif dalam kegiatan social lingkungan masyarakat.
55
Kemudian dalam rangka peningkatan mutu, PT. Marimas Putera Kencana telah
mendapatkan standarisasi Internasional ISO 9001:2000.
Dulu, saat masih berbentuk home industry, lokasi produksi berada di Jl. Senjoyo,
Semarang. Sekarang PT. Marimas Putera Kencana berlokasi di Jl. Candi I/D-21,
Kawasan Industri Candi Gatot Subroto Semarang, dan beberapa lokasi produksi dalam
kawasan yang sama.
PT. Marimas Putera Kencana memiliki visi untuk menjadi produsen minuman
serbuk nomor satu di pangsa pasarnya. Setelah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000,
PT. Marimas Putera Kencana memiliki Kebijakan Mutu sebagai berikut :
Manajemen PT. Marimas Putera Kencana menyatakan komitmennya untuk senantiasa
memenuhi harapan pelanggan secara terus menerus dengan melaksanakan system
mutu yang terdokumentasi melalui :
• Penyertaan setiap individu karyawan secara terpadu
• Penanaman sikap mental yang proaktif
• Tindakan perbaikan yang berkesinambungan
Manajemen dan Pemasaran
PT. MPK didukung oleh tenaga kerja-tenaga kerja handal, yang terdiri dari tenaga ahli,
tenaga terampil dan tenaga terlatih. Kemampuan kinerja karyawan selalu ditingkatkan
dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti pelatihan, training, seminar, penyuluhan,
studi banding, dan kunjungan kerja, yang semuanta itu untuk lebih memantapkan
langkah di dalam menghadapi persaingan ang lebih ketat di era pasar bebas.
Proses untuk memperoleh Standariasi Internasional (ISO) dan sertifikat ISO 9001:2000
merupakan upaya serius dari PT. MPK untuk dapat diterima di pasar dunia.
56
PT. MPK dengan dukungan armada pemasarannya yang kuat terus mengembngkan
sayap sehingga grafik permintaan meningkat baik area maupun produk.
Hingga saat ini, minuman serbuk PT. MPK telah tersebar luas di wilayah Sumatera (
Medan, Palembang, Batam, Bandar Lampug) ; Kalimantan ( Singkawang – Kalimantan
Barat, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda) ; Sulawesi (Makasar); Jawa Tengah
(Semarang, Solo, Purwekerto, dan kota besar lainnya); Jawa Timur (Surabaya, Madiun,
Jember, Kediri, Malang, Banyuwangi, Madura, Denpasar – Bali) ; Jawa Barat (Bandung
dan sekitarnya) dan Daerah Khusus Ibukota (Jakarta).
Peningkatan dan perluasan area pemasaran tersebut juga tidak terlepas dari andil yang
cukup besar dari unit promosi yang dilakukan oleh pihak produsen baik melalui media
TV, radio, billboard, pameran, bazaar, free sampling, free drink, trade promo,
consumer promo, dan Slaes Promotion Girls serta sponsorship.
Jaringan Pemasaran
• Sumatera : Medan, Palembang, Bandar Lampung
• Batam
• Jawa : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
• Bali
• Kalimantan : SIngkawang, Samarinda, Banjarmasin, Balikpapan
• Sulawesi : Manado, Kendari, Makasar
Kegiatan Lain : Kesejahteraan Karyawan dan Kegiatan Sosial
Dalam usahanya untuk meningkatkan tingkat efektivitas dan efisien guna tercapainya
sasaran visi perusahaan PT. MPK menyediakan fasilitas berupa ruang makan staf,
kantin, mushola, tempat ganti dan tempat cuci. Selain itu PT. MPK memberikan
jaminan kesejahteraan bagi karyawannya antara lain Jamsostek, beasiswa untuk putra
putrid karyawan.
57
PT. MPK di samping selalu berusaha untuk mengelola perusahaan dengan professional
juga mempunyai program yang bersifat kegiatan social, kegiatan itu meliputi :
• Beasiswa untuk mahasiswa Unika Soegijapranata dan AKIN St. Paulus dan warga
sekitar
• Bantuan social untuk panti asuhan, pengungsi, dan anak jalanan
• Menyediakan tempat untuk kerja praktek atau observasi untuk siswa atau mahasiswa
4.1.1 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. MARIMAS PUTERA KENCANA
Sumber : Internal PT. MARIMAS PUTERA KENCANA
Keterangan :
DEP. PEM : Departemen Pemasaran
DEP. R&D : Departemen Research and Development
DEP. PER : Departemen Personalia
DEP. PPIC : Departemen Product Planning and Invetory Control
DEP. QC : Departemen Quality Control
58
DEP. KEU : Departemen Keuangan
DEP. PNG : Departemen Pengolahan
DEP. PGS : Departemen Pengemasan
DEP. TEK : Departemen Teknik dan engineering
DEP. UMUM : Departemen Umum
DEP. PBL : Departemen Pembelian
Job Description
a. Direktur
Direktur bertanggung jawab dalam hal :
• Memastikan bahwa kebijakan mutu perusahaab telah diapaami,
diimplementasikan dan dipelihara.
• Menentukan sasaran perusahaan dan memastikan bahwa sasaran
perussahaan menjadi sasaran departemen.
• Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung
kelangsungan system mutu yang diimplementasikan.
• Memprakarsai dan memimpin rapat tinjauan manajemen secara berkala
tentang system manajemen mutu, sehingga dapat memastikan
tercapainya kesesuaian dan efektivitas secara berkesinambungan.
• Member persetujuan terhadap Daftar Pemasok dan disetujui
• Memberi validasi produk yang didesain internal oleh PT. Marimas Putera
Kencana
b. Wakil Direktur
Wakil Direktur bertanggung jawab dalam hal :
• Menggantikan fungsi direktur apabila tidak ada di tempat dalam hal
pemberian persetujuan PO.
59
c. Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran bertanggung jawab dalam hal :
• Memahami dan memenuhi permintaan dan harapan para pelanggan
• Membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan di dalam mendukung
aktifitas pemasaran.
• Mempromosikan produk perusahaan.
• Memantau mutu dan status dari pesaing
• Membuat dan mengendalikan kontrak penjualan dan order
• Memantau dan menerima keluhan para pelanggan dan tindak lanjutnya.
• Mencari informasi pasar dan pengembangan dari industri minuman
serbuk
• Mengendalikan dan memonitor barang milik pelanggan di perusahaan
d. Manajer Research and Development
Manajer R&D bertanggung jawab untuk :
• Mempelajari, membuat dan menganalisa produk
• Melakukan uji dan percobaan terhadap formulasi produk
• Mengkoordinir kegiatan penyusunan rancangan desain produk
• Mencari informasi untuk memenuhi persyaratan legal
• Membuat perencanaan mutu sebagai acuan pembuatan instruksi kerja
atau standar inspeksi
e. Manajer Personalia
Manajer Personalia bertanggung jawab dalam hal :
• Memastikan bahwa seluruh personil yang ada telah dilatih atau
mempunyai pengalaman dalam bidangnya, dan melakukan penilaian
hasil karya serta verifikasi terhadap pelatihan/aktifitas lain yang
diberikan untuk meningkatkan kompetensi.
60
• Bersama dengan manajer departemen untuk menentukan kebutuhan
pelatihan bagi para staff dan karyawan
• Merekrut tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur yang
terdokumenyasi
• Memelihara rekaman data karyawan dan pelatihan dengan baik.
• Menerapkan peraturan perusahaan agar setiap personil memahami dan
mengimplementasikannya dengan baik.
f. Manajer PPIC ( Product Planning and Inventory Control )
Manajer PPIC bertanggung jawab dalam hal :
• Membuat rencana produksi
• Memantau relaisasi produk harian maupun realisasi produksi setiap
order/kontrak.
• Melakukan sinkronisasi dengan Departemen Pemasaran tentang
kesiapan produk yang tela dapat dikirim kepada pembeli
• Melakukan studi peningkatan efektivitas kerja
• Menghitung dan merencanakan bahan sediaan
g. Manajer Quality Control ( QC )
Manajer QC melaksanakan aktifitas terhadap pengendalian mutu.
Akitifitas ini mencakup:
• Mengkoordinir pelaksanaan inspeksi dan atau pengujian yang diperlukan
oleh prosedur penerimaan, penanganan, dan pengujian sampel, instruksi
kerja atas rekaman mutu lainnya.
• Memeliara status inspeksi dan pengujian yang baik terhadap produk atau
bahan setengah jadi.
• Mengendalikan dan memonitor peralatan inspeksi dan pengukuran.
• Mengawasi pelaksanaan tindakan koreksi dan pencegahan.
61
h. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan memiliki tanggung jawab untuk :
• Menjaga keseimbangan arus kas masuk dan keluar.
• Membuat laporan keuangan tiap bulan dan tiap tahun.
• Mengambil keputusan pembelanjaan. Menyangkut masalah pemilihan
berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi,
memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan
biaya paling murah.
i. Manajer Produksi ( Pengolahan dan Pengemasan )
Manajer Pengolahan dan Pengemasan bertanggung jawab dalam hal :
• Memastikan bahwa proses produksi masih dalam kondisi yang terkendali
• Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan yang baik blla
diperlukan mencegah timbulnya kembali keridaksesuaian
• Mempersiapkan produksi sesuai jadwal
• Memastikan terlaksananya jadwal produksi
• Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya
• Memastikan bahwa seluruh material dan peralatan/mesin yang
dipergunakan spesifikasinya benar dan sesuai dengan prosedur yang
terdokumentasi
• Memperbaharui dan memelihara seluruh rekaman mutu di dalam bidang
tanggung jawabnya
• Memastikan bahwa seluruh produk yang tidak sesuai diidentifikasi
dengan baik, dipisahkan dan diajukan untuk ditinjau oleh personil yang
berwenang
62
• Memberikan pelatihan di tempat kerja kepada para pengawas dan
karyawan serta menilai untuk kerja mereka secara berkesinambungan,
sehingga dapat dipastikan menghasilkan mutu kerja yang baik
• Memastikan lingkungan kerja yang sesuai untuk dapat memproduksi
produk yang bermutu sesuai standar yang ditentukan
j. Manajer Teknik
Manajer Teknik bertanggung jawab dalam hal :
• Melakukan koordinasi pelaksanaan tindakan perbaikan dan perawatan
mesin
• Memantau hasil realisasi perbaikan dan perawatan mesin
• Meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja mesin produksi
• Menyusun rencana perbaikan dan perawatan
• Melaksanakan verifikasi terhadap aktifitas perawatan dan perbaikan
rumah
• Melakukan kualifikasi dan evaluasi supplier yang berkaitan dengan
pembelian barang dan jasa untuk perbaikan dan perawatan mesin
produksi
k. Manajer Umum
Manajer umum bertanggung jawab dalam hal :
• Membuat program pengendalian lingkungan dan K3
• Mengatur jadwal dan menyediakan sarana transportasi
• Memelihara infrastruktur di lingkungan perusahaan
l. Manajer Pembelian
Manajer Pembelian bertanggung jawab dalam hal :
• Mengevaluasi dan menentukan kualifikasi supplier
• Mengkoordinir pengadaan barang
63
• Mengesahkan surat pembelian (PO)
• Menyampaikan complain ke supplier dan memastikan penyelesaiannya
4.2 Profil Responden
4.2.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Wanita 41 76%
Pria 13 24%
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010
Dari hasil tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin wanita
berjumlah 76% dan yang berjenis kelamin pria berjumlah 24%. Dapat dilihat
dari diagram di bawah ini:
Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer 2010
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelaminpria24%
wanita76%
wanita
pria
64
4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
<20 Tahun 4 7%
21-30 Tahun 14 27%
31-40 Tahun 27 50%
41-50 Tahun 7 13%
>50 Tahun 2 3%
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010
Dari hasil tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang berusia <20 Tahun
berjumlah 7%, untuk responden berusia 21-30 Tahun berjumlah 27%, untuk
responden yang berusia 31-40 Tahun berjumlah 50%, untuk responden yang
berusia 41-50 Tahun berjumlah 13%, dan untuk responden berusia >50 tahun
berjumlah 3%. Dapat dilihat dari diagram di bawah ini:
65
> 50 tahun3% <20 Tahun
7%21 ‐ 30 tahun
27%
41 ‐ 50 tahun13%
31 ‐ 40 tahun50%
<20 Tahun
21 ‐ 30 tahun
31 ‐ 40 tahun
41 ‐ 50 tahun
> 50 tahun
Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010
4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Persentase
< 1 tahun 3 5%
1 – 5 tahun 12 22%
6 – 10 tahun 16 30%
11 – 15 tahun 23 43%
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010
Dari hasil tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang lama bekerja di PT.
MPK selama kurang dari setahun berjumlah 5%, responden yang lama
Profil Responden Berdasarkan Usia
66
bekerja di PT. MPK selama satu sampai lima tahun sebanyak 22%,
responden yang lama bekerja di PT. MPK selama enam sampai sepuluh
tahun sebanyak 30%, dan responden yang lama bekerja di PT. MPK selama
11 tahun hingga sekarang sebanyak 43%. Dapat dilihat dari diagram di
bawah ini:
Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
11 ‐ 15 tahun43%
1 ‐ 5 tahun22%
< 1 tahun5%
6 ‐ 10 tahun30%
< 1 tahun
1 ‐ 5 tahun
6 ‐ 10 tahun
11 ‐ 15 tahun
Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010
4.3 Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Analisis jumlah kebutuhan sumber daya manusia dilakukan dengan metode regresi
linier. Perhitungan dilakukan secara manual dan menggunakan software QM for
Windows. Langkah-langkah dan hasil perhitungan dengan menggunakan QM for
Windows terdapat di lampiran.
67
4.3.1 Perhitungan Manual dengan Metode Regresi Linier
Tabel 4.4 Perhitungan Manual Kebutuhan SDM
Tahun Jumlah SDM (Yi) Xi (Xi)(Yi) (Xi)2
2006 98 1 98 1
2007 105 2 210 4
2008 112 3 336 9
2009 115 4 460 16
2010 116 5 580 25
Jumlah 546 15 1684 55
Sumber : Pengolahan Data 2010
b = n[(Xi)(Yi)] – (∑Xi)(Yi)
n∑Xi2 – (∑Xi)2
= 5 X 1684 – 15 X 546
5 X 55 - 225
= 230 / 50 = 4,6
a = (∑Yi/n) – b(∑Xi/n)
= (546/5) – 4,6(15/5)
= 109,2 – 13,6 = 95,4
Tabel 4.5 Hasil Peramalan Kebutuhan SDM
Tahun Jumlah SDM Ft/Hasil Peramalan
(Y = 95,4 + 4,6x)
2006 98 100
2007 105 104,6
2008 112 109,2
68
Tabel 4.5 Hasil Peramalan Kebutuhan SDM (Lanjutan)
Tahun Jumlah SDM Ft/Hasil Peramalan
(Y = 95,4 + 4,6x)
2009 115 113,8
2010 116 118,4
2011 - 123
2012 - 127,6
2013 - 132,2
2014 - 136,8
2015 - 141,4
Sumber : pengolahan data 2010
Dari hasil perhitungan kebutuhan sumber daya manusia di atas, dapat dilihat
bahwa tren yang terjadi adalah naik. Semakin tahun kebutuhan akan sumber
daya manusia semakin bertambah. Setelah dilakukan wawancara dengan pihak
PT. MARIMAS PUTERA KENCANA, yaitu dengan manajer personalia, manajer
PPIC dan manajer Sales and Marketing, hal ini sejalan dengan keadaan nyata
di perusahaan karena sekarang ini aktivitas bisnis PT. MPK semakin meningkat.
Peningkatan aktivitas bisnis ini ditandai dengan semakin naiknya penjualan
Marimas, pada tahun 2008 sebesar 1,425,650 karton dan meningkat pada
tahun 2009 menjadi 1,505,250 karton. Selain itu munculnya pesaing-pesaing
baru yang semakin gencar merebut pangsa pasar Marimas, membuat PT. MPK
bekerja lebih keras. Salah satu wujudnya adalah peluncuran produk baru
MARIMAS TRIO pada Agustus lalu. Peningkatan aktivitas bisnis ini tentu saja
berbanding lurus dengan kebutuhan SDM. Semakin meningkatnya aktivitas
69
bisnis, semakin besar pula kebutuhan akan sumber daya manusia. Namun,
hasil analisis kebutuhan ini, dapat didukung pula dari sisi internal, yaitu melalui
beban kerja yang ditanggung oleh sumber daya manusia yang ada sekarang.
Jika sumber daya manusia yang ada sekarang merasa berat dengan beban
kerja yang dirasakan, maka memang pantas jika tren kebutuhan sumber daya
manusia pada PT. MPK terus naik. Untuk analisis beban kerja, akan diuraikan
pada sub bab selanjutnya.
4.4 Analisis Ketersediaan Sumber Daya Manusia
Berikut ini adalah data khusus dari perusahaan yang menyajikan jumlah dan komposisi
karyawan tetap dari tahun 2006 – 2010, data karyawan tetap yang masuk dan juga
data karyawan tetap yang keluar pada tahun tersebut berdasarkan struktur organisasi
perusahaan.
Berikut ini adalah data jumlah dan komposisi karyawan PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA pada akhir tahun 2006 – 2010 menurut jabatan pada struktur organisasi :
Tabel 4.6 Jumlah dan Komposisi Karyawan Berdasarkan Jabatan
Jabatan/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Manager PPIC 1 1 1 1 1Manager teknik 1 1 1 1 1Manager Sales and Marketing 1 1 1 1 1Manager Quality Control 1 1 1 1 1Manager Personalia 1 1 1 1 1Manager Keuangan 1 1 1 1 1Manager Research and Development 0 1 1 1 1Manager Pembelian 0 1 1 1 1Manager Umum 1 1 1 1 1
Manager Produksi Pengolahan
1 1 1 1 1
Pengemasan 1 1 1Ass. Manager PPIC 0 0 1 1 1Ass. Manager teknik 0 0 1 1 1Ass. Manager Sales and Marketing 0 2 1 1 1
70
Tabel 4.6 Jumlah dan Komposisi Karyawan Berdasarkan Jabatan (Lanjutan)
Jabatan/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Ass. Manager Research and Development 0 0 1 1 1
Ass. Manager Produksi Pengolahan
2 2 2 1 1Pengemasan
Supervisor Produksi Pengolahan
4 4 2 3 3
Pengemasan 2 3 3Supervisor Sales and Marketing 0 0 2 2 2Staff PPIC 4 3 3 3 2Staff teknik 4 3 3 3 2Staff Sales and Marketing 47 47 48 48 48Staff Quality Control 4 3 3 3 3Staff Personalia 3 3 3 3 3Staff Keuangan 3 4 3 3 2Staff Research and Development 0 2 2 2 2Staff Pembelian 0 1 1 1 2Staff Umum 1 1 1 1 1
Staff Produksi Pengolahan 5 5 6 6 6Pengemasan 5 5 6 6 6
Operasional 8 10 10 12 15JUMLAH 98 105 112 115 116
Sumber : Data Internal PT. MARIMAS PUTERA KENCANA
Berikut ini juga disajikan data jumlah dan komposisi karyawan masuk PT. MARIMAS
PUTERA KENCANA pada tahun 2006 – 2010
Tabel 4.7 Jumlah dan Komposisi Karyawan Masuk Berdasarkan Jabatan
Jabatan/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010Manager PPIC 0 0 0 0 0Manager teknik 0 0 0 0 0Manager Sales and Marketing 0 0 0 0 0Manager Quality Control 0 0 0 0 0Manager Personalia 0 0 0 0 0Manager Keuangan 0 0 0 0 0Manager Research and Development 0 1 0 0 0Manager Pembelian 1 1 0 0 0Manager Umum 0 0 0 0 0
71
Tabel 4.7 Jumlah dan Komposisi Karyawan Masuk Berdasarkan Jabatan
(Lanjutan)
Jabatan/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
Manager Produksi Pengolahan
0 0 1 0 0
Pengemasan 0 0 0Ass. Manager PPIC 0 1 1 1 0Ass. Manager teknik 0 1 1 0 0Ass. Manager Sales and Marketing 0 2 0 1 1Ass. Manager Research and Development 0 0 1 0 0
Ass. Manager Produksi Pengolahan
0 0 0 0 1Pengemasan
Supervisor Produksi Pengolahan
1 1 0 1 0
Pengemasan 0 1 0Supervisor Sales and Marketing 0 0 2 0 1Staff PPIC 0 0 0 1 0Staff teknik 0 0 0 1 0Staff Sales and Marketing 2 0 1 1 0Staff Quality Control 0 0 1 0 0Staff Personalia 0 0 0 0 0Staff Keuangan 0 1 0 0 0Staff Research and Development 0 2 0 0 1Staff Pembelian 0 1 0 0 1Staff Umum 0 0 0 1 0
Staff Produksi Pengolahan 0 1 1 0 0Pengemasan 0 0 1 0 0
Operasional 1 2 2 2 3JUMLAH 5 14 12 10 8
Sumber : Data Internal PT. MARIMAS PUTERA KENCANA
Berikut ini adalah data jumlah dan komposisi karyawan yang keluar dari PT. MARIMAS
PUTERA KENCANA baik yang meninggal dunia, dimutasi, mengundurkan diri, dipecat,
mengalami kenaikan jabatan ataupun pindah divisiselama periode tahun 2006 – 2010.
72
Tabel 4.8 Jumlah dan Komposisi Karyawan Keluar Berdasarkan Jabatan
Jabatan/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010Manager PPIC 0 0 0 0 0Manager teknik 0 0 0 0 0Manager Sales and Marketing 0 0 0 0 0Manager Quality Control 0 0 0 0 0Manager Personalia 0 0 0 0 0Manager Keuangan 0 0 0 0 0Manager Research and Development 0 0 0 0 0Manager Pembelian 1 0 0 0 0Manager Umum 0 0 0 0 0
Manager Produksi Pengolahan
0 0 0 0 0
Pengemasan 0 0 0Ass. Manager PPIC 0 1 0 1 0Ass. Manager teknik 0 1 0 0 0Ass. Manager Sales and Marketing 0 0 1 1 1Ass. Manager Research and Development 0 0 0 0 0
Ass. Manager Produksi Pengolahan
0 0 0 1 1Pengemasan
Supervisor Produksi Pengolahan
1 1 0 0 0
Pengemasan 0 0 0Supervisor Sales and Marketing 0 0 0 0 1Staff PPIC 0 1 0 1 1Staff teknik 0 1 0 1 1Staff Sales and Marketing 2 0 0 1 0Staff Quality Control 0 1 1 0 0Staff Personalia 0 0 0 0 0Staff Keuangan 0 0 1 0 1Staff Research and Development 0 0 0 0 1Staff Pembelian 0 0 0 0 0Staff Umum 0 0 0 1 0
Staff Produksi Pengolahan 0 1 0 0 0Pengemasan 0 0 0 0 0
Operasional 1 0 2 0 0JUMLAH 5 7 5 7 7Sumber : Data Internal PT. MARIMAS PUTERA KENCANA
73
Selama tahun 2006 – 2010 hanya terjadi satu kali kenaikan pangkat yaitu dari staff
departemen produksi pengolahan menjadi supervisor produksi pada tahun 2007.
Perpindahan ini, nantinya akan diperhitungkan dalam perhitungan rantai markov.
4.4.1 Penentuan State
Penentuan state berdasarkan data yang telah disajikan sebelumnya dan
berdasarkan struktur organisasi. State ditentukan berdasarkan kesamaan tingkat
jabatan dalam struktur organisasi. Walaupun berbeda departemen, namun akan
dijadikan dalam satu state jika memiliki tingkat jabatan yang sama. State-state
berdasarkan struktur organisasi serta jumlah dan komposisi PT. MARIMAS
PUTERA KENCANA dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
o State A, yaitu state yang terbentuk berdasarkan struktur organisasi PT.
MARIMAS PUTERA KENCANA, seperti yang telah diuraikan sebelumnya
o State B, yaitu state yang terbentuk untuk hal-hal yang menyebabkan
pengurangan pegawai seperti meninggal dunia, PHK, mutasi, promosi
ataupun keluar atas keinginan sendiri. State ini selanjutnya disebut state
VI
o State C, yaitu state yang terbentuk untuk hal-hal yang menyebabkan
penambahan pegawai seperti perekrutan tenaga kerja baru yang
dilakukan oleh perusahaan. Untuk selanjutnya disebut state VII.
Pembagian state secara lengkap, diuraikan sebagai berikut :
74
Tabel 4.9 Pembagian State
State Jabatan Jenis
State
I Manager PPIC, Manager Teknik, Manager Sales and Marketing, Manager QC, Manager
Personalia, Manager Keuangan, Manager R&D, Manager Pembelian, Manager Umum, Manager
Produksi (Pengolahan dan Pengemasan)
A
II Ass. Manager PPIC, Ass. Manager Teknik, Ass. Manager Sales and Marketing, Ass. Manager
R&D, Ass. Manager Produksi
A
III Supervisor Produksi dan Supervisor Sales and Marketing
A
IV Staff PPIC, Staff teknik, Staff Sales and Marketing, Staff QC, Staff Personalia, Staff
Keuangan, Staff R&D, Staff Pembelian, Staff Umum, Staff Produksi (Pengolahan dan
Pengemasan)
A
V Operasional
A
VI Pengurangan pegawai
B
VII Penambahan Pegawai
C
Sumber : Pengolahan data 2010
4.4.2 Perpindahan dan Hubungan Antar State
Berdasarkan hasil pembagian state yang telah dilakukan, berikut ini digambarkan
hubungan antar state-state di atas yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini :
75
Gambar 4.5 Perpindahan dan Hubungan Antar State
Sumber : Pengolahan Data 2010
Gambar di atas menunjukkan hubungan antar state yang menginformasikan
kemungkinan perpindahan suatu state ke state lainnya. Contoh cara membaca
gambar, misal untuk pegawai yang ada di state I memiliki kemungkinan untuk
berpindah ke state VI atau tetap berada di state I. Berdasarkan state-state
tersebut, maka data-data yang terdapat dalam bab ini dikumpulkan sesuai
dengan state-nya masing-masing. Berikut adalah data jumlah sumber daya
manusia pada PT. MPK pada akir tahun 2006 – 2010 berdasarkan state :
I
II
III
IV
V
VI
VII
76
Tabel 4.10 Jumlah SDM Akhir Tahun 2006 – 2010 Berdasarkan State
State Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
I 8 10 11 11 11
II 2 4 6 5 5
III 4 4 6 8 8
IV 76 77 79 79 77
V 8 10 10 12 15
Jumlah 98 105 112 115 116
Sumber : Pengolahan Data 2010
Berikut adalah data jumlah sumber daya manusia yang masuk pada tahun 2006
– 2010 berdasarkan state :
Tabel 4.11 Jumlah SDM Masuk Tahun 2006 – 2010 Berdasarkan State
State Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
I 1 2 1 0 0
II 0 4 3 2 2
III 1 1 2 2 1
IV 2 5 4 4 2
V 1 2 2 2 3
Jumlah 5 14 12 10 8
Sumber : Pengolahan Data 2010
77
Berikut adalah data jumlah sumber daya manusia yang keluar pada tahun 2006
– 2010 berdasarkan state :
Tabel 4.12 Jumlah SDM Keluar Tahun 2006 – 2010 Berdasarkan State
State Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
I 1 0 0 0 0
II 0 2 1 3 2
III 1 1 0 0 1
IV 2 4 2 4 4
V 1 0 2 0 0
Jumlah 5 7 5 7 7
Sumber : Pengolahan Data 2010
4.4.3 Pembentukan Matriks Probabilitas Transisi
Matriks Probabilitas Transisi adalah matriks yang anggota-anggotanya adalah
nilai-nilai probabilitas perpindahan dari suatu status ke status itu sendiri maupun
perpindahan ke status lain. Rumus yang dapat digunakan untuk membuat MPT
matrik-matriks tersebut adalah :
Keterangan :
Pij = Probabilitas transisi dari status I ke status j
Nit(t) = Jumlah tenaga kerja yang mungkin berpindah dari status I ke status
selama periode ke t
78
Ni(t) = populasi status I pada awal period ke t
t = jumlah periode pengamatan
Berdasarkan data-data yang telah diuraikan pada table 4.9 sampai 4.12 dan
gambar 4.5 maka dapat dibentuk MPT dengan rumus di atas.
4.4.3.1 Perhitungan Probabilitas Perpindahan State I
Jumlah perpindahan SDM state I ke state I untuk mengisi table jumlah
perpindahan pegawai state I ke state I :
Tahun 2006
• Jumlah SDM state I akhir tahun 2006 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang masuk
state I tahun 2006 ( table 4.11 ) = 8 – 1 = 7
Tahun 2007
• Jumlah SDM state I awal tahun 2007 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state I tahun 2007 ( table 4.12 ) = 8 – 0 = 8
Tahun 2008
• Jumlah SDM state I awal tahun 2008 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state I tahun 2008 ( table 4.12 ) = 10 – 0 = 10
Tahun 2009
• Jumlah SDM state I awal tahun 2009 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state I tahun 2009 ( table 4.12 ) = 11 – 0 = 11
Tahun 2010
• Jumlah SDM state I awal tahun 2010 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state I tahun 2010 ( table 4.12 ) = 11 – 0 = 11
Dimana jumlah SDM state i awal tahun ke-n sama dengan jumlah SDM state i
akhir tahun ke- n-1 dan berlaku perhitungan perpindahan antar state lainnya.
79
Jumlah perpindahan SDM dari state I ke state VI untuk mengisi table jumlah
perpindahan SDM dari state I ke state VI :
Tahun 2006
• Jumlah SDM yang keluar dari state I pada tahun 2006 ( table 4.12 ) = 1
Tahun 2007
• Jumlah SDM yang keluar dari state I pada tahun 2007 ( table 4.12) = 0
Tahun 2008
• Jumlah SDM yang keluar dari state I pada tahun 2008 ( table 4.12 ) = 0
Tahun 2009
• Jumlah SDM yang keluar dari state I pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 0
Tahun 2010
• Jumlah SDM yang keluar dari state I pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 0
Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disajikan dalam table berikut :
Tabel 4.13 Probabilitas Perpindahan dari State I ke State I, dan State VI
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Pij
State I 7 8 10 11 11 47 0.979
State VI 1 0 0 0 0 1 0,021
Jumlah 8 8 10 11 11 48 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perhitungan Pij :
• P I,I =
• P I,VI =
80
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung pula proporsi perpindaan
dari state I ke state I dan state I ke state VI untuk setiap periode pengamatan.
Mengacu pada table 4.13, hasil proporsi perpindahannya adalah :
Tabel 4.14 Proporsi Perpindahan dari State I ke State I, dan State VI
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
I 0,875 1,000 1,000 1,000 1,000
VI 0,125 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perhitungan Proporsi :
• State I ke State I tahun 2006 = 7/8 = 0,875
• State I ke State VI tahun 2006 = 1/8 = 0,125
• State I ke State I tahun 2007 = 8/8 = 1,000
• State I ke State VI tahun 2007 = 0/8 = 0,000
• State I ke State I tahun 2008 = 10/10 = 1,000
• State I ke State VI tahun 2008 = 0/10 = 0,00
• State I ke State I tahun 2009 = 11/11 = 1,000
• State I ke State VI tahun 2009 = 0/11 = 0,000
• State I ke State I tahun 2010 = 11/11 = 1,000
• State I ke State VI tahun 2010 = 0/11 = 0,000
4.4.3.2 Perhitungan Probabilitas Perpindahan State II
Jumlah perpindahan SDM state II ke state II untuk mengisi table jumlah
perpindahan pegawai state II ke state II :
81
Tahun 2006
• Jumlah SDM state II akhir tahun 2006 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang masuk
state II tahun 2006 ( table 4.11 ) = 2 – 0 = 2
Tahun 2007
• Jumlah SDM state II awal tahun 2007 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state II tahun 2007 ( table 4.12 ) = 2 – 2 = 0
Tahun 2008
• Jumlah SDM state II awal tahun 2008 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state II tahun 2008 ( table 4.12 ) = 4 – 1 = 3
Tahun 2009
• Jumlah SDM state II awal tahun 2009 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state II tahun 2009 ( table 4.12 ) = 6 – 3 = 3
Tahun 2010
• Jumlah SDM state II awal tahun 2010 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state II tahun 2010 ( table 4.12 ) = 5 – 2 = 3
Dimana jumlah SDM state i awal tahun ke-n sama dengan jumlah SDM state i
akhir tahun ke- n-1 dan berlaku perhitungan perpindahan antar state lainnya.
Jumlah perpindahan SDM dari state II ke state VI untuk mengisi table jumlah
perpindahan SDM dari state II ke state VI :
Tahun 2006
• Jumlah SDM yang keluar dari state II pada tahun 2006 ( table 4.12 ) = 0
Tahun 2007
• Jumlah SDM yang keluar dari state II pada tahun 2007 ( table 4.12 ) = 2
Tahun 2008
• Jumlah SDM yang keluar dari state II pada tahun 2008 ( table 4.12 ) = 1
Tahun 2009
82
• Jumlah SDM yang keluar dari state II pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 3
Tahun 2010
• Jumlah SDM yang keluar dari state II pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 2
Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disajikan dalam table berikut :
Tabel 4.15 Probabilitas Perpindahan dari State II ke State I, State II dan
State VI
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Pij
State I 0 0 0 0 0 0 0,000
State II 2 0 3 3 3 3 0,579
State VI 0 2 1 3 2 8 0,421
Jumlah 2 2 4 6 5 19 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perhitungan Pij :
• P II,II =
• P II,I =
• P II,VI =
Selama periode penelitian, tidak ada kenaikan jabatan dari asisten manajer ke
manajer, oleh karena itu Pij dari state II ke state I adalah 0,000
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung pula proporsi perpindahan
dari state II ke state I, state II ke state II dan state II ke state VI untuk setiap
periode pengamatan. Mengacu pada table 4.15, hasil proporsi perpindahannya
adalah :
83
Tabel 4.16 Proporsi Perpindahan dari State II ke State I, State II dan State
VI
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
I 0 0 0 0 0
II 1,000 0,000 0,750 0,500 0,600
VI 0,000 1,000 0,250 0,500 0,400
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perhitungan Proporsi :
• State II ke State I tahun 2006 = 0/2 = 0
• State II ke State II tahun 2006 = 2/2 = 1,000
• State II ke State VI tahun 2006 = 0/2 = 0,000
• State II ke State I tahun 2007 = 0/2 = 0,000
• State II ke State II tahun 2007 = 0/2 = 0,000
• State II ke State VI tahun 2007 = 2/2 = 1,000
• State II ke State I tahun 2008 = 0/4 = 0,000
• State II ke State II tahun 2008 = ¾ = 0,750
• State II ke State VI tahun 2008 = ¼ = 0,250
• State II ke State I tahun 2009 = 0/6 = 0,000
• State II ke State II tahun 2009 = 3/6 = 0,500
• State II ke State VI tahun 2009 = 3/6 = 0,500
• State II ke State I tahun 2010 = 0/5 = 0,000
• State II ke State II tahun 2010 = 3/5 = 0,600
• State II ke State VI tahun 2010 = 2/5 = 0,400
84
4.4.3.3 Perhitungan Probabilitas Perpindahan State III
Jumlah perpindahan SDM state III ke state III untuk mengisi table jumlah
perpindahan pegawai state III ke state III :
Tahun 2006
• Jumlah SDM state III akhir tahun 2006 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang
masuk state III tahun 2006 ( table 4.11 ) = 4 – 1 = 3
Tahun 2007
• Jumlah SDM state III awal tahun 2007 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang
keluar state III tahun 2007 ( table 4.12 ) = 4 – 1 = 3
Tahun 2008
• Jumlah SDM state III awal tahun 2008 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang
keluar state III tahun 2008 ( table 4.12 ) = 4 – 0 = 4
Tahun 2009
• Jumlah SDM state III awal tahun 2009 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang
keluar state III tahun 2009 ( table 4.12 ) = 6 – 0 = 6
Tahun 2010
• Jumlah SDM state III awal tahun 2010 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang
keluar state III tahun 2010 ( table 4.12 ) = 8 – 1 = 7
Dimana jumlah SDM state i awal tahun ke-n sama dengan jumlah SDM state i
akhir tahun ke- n-1 dan berlaku perhitungan perpindahan antar state lainnya.
Jumlah perpindahan SDM dari state III ke state VI untuk mengisi table jumlah
perpindahan SDM dari state III ke state VI :
Tahun 2006
• Jumlah SDM yang keluar dari state III pada tahun 2006 ( table 4.12 ) = 1
Tahun 2007
85
• Jumlah SDM yang keluar dari state III pada tahun 2007 ( table 4.12 ) = 1
Tahun 2008
• Jumlah SDM yang keluar dari state III pada tahun 2008 ( table 4.12 ) = 0
Tahun 2009
• Jumlah SDM yang keluar dari state III pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 0
Tahun 2010
• Jumlah SDM yang keluar dari state III pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 1
Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disajikan dalam table berikut :
Tabel 4.17 Probabilitas Perpindahan dari State III ke State II, State III dan
State VI
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Pij
State II 0 0 0 0 0 0 0
State III 3 3 4 6 7 23 0,885
State VI 1 1 0 0 1 3 0,115
Jumlah 4 4 4 6 8 26 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perhitungan Pij :
• P III,III =
• P III,II =
• P III,VI =
Selama periode penelitian, tidak ada kenaikan jabatan dari supervisor ke asisten
manajer, oleh karena itu Pij dari state III ke state II adalah 0,000
86
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung pula proporsi perpindahan
dari state III ke state II, state III ke state III dan state III ke state VI untuk
setiap periode pengamatan. Mengacu pada table 4.17, hasil proporsi
perpindahannya adalah :
Tabel 4.18 Proporsi Perpindahan dari State III ke State II, State III dan
State VI
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
II 0 0 0 0 0
III 0,750 0,750 1,000 1,000 0,875
VI 0,250 0,250 0,000 0,000 0,125
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perhitungan Proporsi :
• State III ke State II tahun 2006 = 0/4 = 0
• State III ke State III tahun 2006 = 3/4 = 0,750
• State III ke State VI tahun 2006 = 1/4 = 0,250
• State III ke State II tahun 2007 = 0/4 = 0,000
• State III ke State III tahun 2007 = 3/4 = 0,750
• State III ke State VI tahun 2007 = 1/4 = 0,250
• State III ke State II tahun 2008 = 0/4 = 0,000
• State III ke State III tahun 2008 = 4/4 = 1,000
• State III ke State VI tahun 2008 = 0/0 = 0,000
• State III ke State II tahun 2009 = 0/6 = 0,000
• State III ke State III tahun 2009 = 6/6 = 1,000
• State III ke State VI tahun 2009 = 0/6 = 0,000
87
• State III ke State II tahun 2010 = 0/8 = 0,000
• State III ke State III tahun 2010 = 7/8 = 0,875
• State III ke State VI tahun 2010 = 1/8 = 0,125
4.4.3.4 Perhitungan Probabilitas Perpindahan State IV
Jumlah perpindahan SDM state IV ke state IV untuk mengisi table jumlah
perpindahan pegawai state IV ke state IV :
Tahun 2006
• Jumlah SDM state IV akhir tahun 2006 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang
masuk state IV tahun 2006 ( table 4.11 ) = 76 – 2 = 74
Tahun 2007
• Jumlah SDM state IV awal tahun 2007 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state IV tahun 2007 ( table 4.12 ) = 76 – 4 = 72
Tahun 2008
• Jumlah SDM state IV awal tahun 2008 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state IV tahun 2008 ( table 4.12 ) = 77 – 2 = 75
Tahun 2009
• Jumlah SDM state IV awal tahun 2009 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state IV tahun 2009 ( table 4.12 ) = 79 – 4 = 75
Tahun 2010
• Jumlah SDM state IV awal tahun 2010 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state IV tahun 2010 ( table 4.12 ) = 79 – 4 = 75
Dimana jumlah SDM state i awal tahun ke-n sama dengan jumlah SDM state i
akhir tahun ke- n-1 dan berlaku perhitungan perpindahan antar state lainnya.
Jumlah perpindahan SDM dari state IV ke state VI untuk mengisi table jumlah
perpindahan SDM dari state IV ke state VI :
88
Tahun 2006
• Jumlah SDM yang keluar dari state IV pada tahun 2006 ( table 4.16) = 2
Tahun 2007
• Jumlah SDM yang keluar dari state IV pada tahun 2007 ( table 4.16 ) = 4
Tahun 2008
• Jumlah SDM yang keluar dari state IV pada tahun 2008 ( table 4.16 ) = 2
Tahun 2009
• Jumlah SDM yang keluar dari state IV pada tahun 2009 ( table 4.16 ) = 4
Tahun 2010
• Jumlah SDM yang keluar dari state IV pada tahun 2009 ( table 4.16 ) = 4
Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disajikan dalam table berikut :
Tabel 4.19 Probabilitas Perpindahan dari State IV ke State III, State IV dan
State VI
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Pij
State II 0 1 0 0 0 1 0,002
State III 74 72 75 75 75 371 0,959
State VI 2 3 2 4 4 15 0,039
Jumlah 76 76 77 78 78 387 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perhitungan Pij :
• P IV,IV =
• P IV,III =
• P IV,VI =
89
Selama periode penelitian, terjadi kenaikan jabatan pada tahun 2007 dari staff
produksi pengolahan menjadi supervisor produksi sebanyak 1 orang, oleh karena
itu Pij dari state IV ke state III adalah 0,002
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung pula proporsi perpindahan
dari state IV ke state III, state IV ke state IV dan state IV ke state VI untuk
setiap periode pengamatan. Mengacu pada table 4.19, hasil proporsi
perpindahannya adalah :
Tabel 4.20 Proporsi Perpindahan dari State IV ke State III, State IV dan
State VI
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
III 0 0,002 0 0 0
IV 0,974 0,947 0,974 0,949 0,949
VI 0,026 0,040 0,026 0,051 0,051
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perhitungan Proporsi :
• State IV ke State III tahun 2006 = 0/76 = 0
• State IV ke State IV tahun 2006 = 74/76 = 0,974
• State IV ke State VI tahun 2006 = 2/76 = 0,026
• State IV ke State III tahun 2007 = 1/76 = 0,013
• State IV ke State IV tahun 2007 = 72/76 = 0,947
• State IV ke State VI tahun 2007 = 3/76 = 0,040
• State IV ke State III tahun 2008 = 0/77 = 0,000
• State IV ke State IV tahun 2008 = 75/77 = 0,974
90
• State IV ke State VI tahun 2008 = 2/77 = 0,026
• State IV ke State III tahun 2009 = 0/79 = 0,000
• State IV ke State IV tahun 2009 = 75/79 = 0,949
• State IV ke State VI tahun 2009 = 4/79 = 0,051
• State IV ke State III tahun 2010 = 0/79 = 0,000
• State IV ke State IV tahun 2010 = 75/79 = 0,949
• State IV ke State VI tahun 2010 = 4/79 = 0,051
4.4.3.5 Perhitungan Probabilitas Perpindahan State V
Jumlah perpindahan SDM state V ke state V untuk mengisi table jumlah
perpindahan pegawai state V ke state V :
Tahun 2006
• Jumlah SDM state V akhir tahun 2006 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang masuk
state V tahun 2006 ( table 4.11 ) = 8 –1 = 7
Tahun 2007
• Jumlah SDM state V awal tahun 2007 ( table 4.10) – jumlah SDM yang keluar
state V tahun 2007 ( table 4.12 ) = 8 – 0 = 8
Tahun 2008
• Jumlah SDM state V awal tahun 2008 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state V tahun 2008 ( table 4.12 ) = 10 – 2 = 8
Tahun 2009
• Jumlah SDM state V awal tahun 2009 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state V tahun 2009 ( table 4.12 ) = 10 – 0 = 10
Tahun 2010
• Jumlah SDM state V awal tahun 2010 ( table 4.10 ) – jumlah SDM yang keluar
state V tahun 2010 ( table 4.12 ) = 12 – 0 = 12
91
Dimana jumlah SDM state i awal tahun ke-n sama dengan jumlah SDM state i
akhir tahun ke- n-1 dan berlaku perhitungan perpindahan antar state lainnya.
Jumlah perpindahan SDM dari state V ke state VI untuk mengisi table jumlah
perpindahan SDM dari state V ke state VI :
Tahun 2006
• Jumlah SDM yang keluar dari state V pada tahun 2006 ( table 4.12 ) = 1
Tahun 2007
• Jumlah SDM yang keluar dari state V pada tahun 2007 ( table 4.12 ) = 0
Tahun 2008
• Jumlah SDM yang keluar dari state V pada tahun 2008 ( table 4.12 ) = 2
Tahun 2009
• Jumlah SDM yang keluar dari state V pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 0
Tahun 2010
• Jumlah SDM yang keluar dari state V pada tahun 2009 ( table 4.12 ) = 0
Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disajikan dalam table berikut :
Tabel 4.21 Probabilitas Perpindahan dari State V ke State IV, State V dan
State VI
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Pij
State II 0 0 0 0 0 0 0
State III 7 8 8 10 12 45 0,938
State VI 1 0 2 0 0 3 0,062
Jumlah 8 8 10 10 12 48 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perhitungan Pij :
• P V,V =
92
• P V,IV =
• P V,VI =
Selama periode penelitian, tidak ada kenaikan jabatan dari supervisor ke asisten
manajer, oleh karena itu Pij dari state V ke state IV adalah 0,000
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung pula proporsi perpindahan
dari state V ke state IV, state V ke state V dan state V ke state VI untuk setiap
periode pengamatan. Mengacu pada table 4.21, hasil proporsi perpindahannya
adalah :
Tabel 4.22 Proporsi Perpindahan dari State V ke State IV, State V dan State
VI
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
IV 0 0 0 0 0
V 0,875 1,000 0,800 1,000 1,000
VI 0,125 0,000 0,200 0,000 0,000
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perhitungan Proporsi :
• State V ke State IV tahun 2006 = 0/8 = 0
• State V ke State V tahun 2006 = 7/8 = 0,875
• State V ke State VI tahun 2006 = 1/8 = 0,125
• State V ke State IV tahun 2007 = 0/8 = 0,000
93
• State V ke State V tahun 2007 = 8/8 = 1,000
• State V ke /State VI tahun 2007 = 0/8 = 0,000
• State V ke State IV tahun 2008 = 0/10 = 0,000
• State V ke State V tahun 2008 = 8/10 = 0,800
• State V ke State VI tahun 2008 = 2/10 = 0,200
• State V ke State IV tahun 2009 = 0/10 = 0,000
• State V ke State V tahun 2009 = 10/10 = 1,000
• State V ke State VI tahun 2009 = 0/10 = 0,000
• State V ke State IV tahun 2010 = 0/12 = 0,000
• State V ke State V tahun 2010 = 12/12 = 1,000
• State V ke State VI tahun 2010 = 0/12 = 0,000
4.4.3.6 Perhitungan Probabilitas Perpindahan State VII
State VII adalah state untuk SDM yang masuk ke PT. MPK, berikut adalah table
probabilitas perpindahan State VII ke State I, II, III, IV, dan V.
Tabel 4.23 Probabilitas Perpindahan dari State VII ke State I, II, III, IV dan
State V
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Pij
State I 1 2 1 0 0 4 0,082
State II 0 4 3 2 2 11 0,224
State III 1 1 2 2 1 7 0,143
State IV 2 5 4 4 2 17 0,347
State V 1 2 2 2 3 10 0,204
Jumlah 5 14 12 10 8 49 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
94
Mengacu pada table 4.23, hasil proporsi perpindahannya adalah :
Tabel 4.24 Proporsi Perpindahan dari State VII ke State I, II, III, IV dan
State V
State/Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
I 0,200 0,143 0,083 0,000 0,000
II 0,000 0,286 0,250 0,200 0,250
III 0,200 0,071 0,167 0,200 0,125
IV 0,400 0,357 0,333 0,400 0,250
V 0,200 0,143 0,167 0,200 0,375
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Sumber : Pengolahan Data 2010
Berdasarkan hasil perhitungan Pij yang terdapat dari table 4.13 sampai 4.24
maka dapat dibuat Matriks Probabilitas Transisi sebagai berikut :
Tabel 4.25 Matriks Probabilitas Transisi
State I II III IV V VI
I 0,979 0 0 0 0 0,021
II 0,000 0,579 0 0 0 0,421
III 0 0,000 0,885 0 0 0,115
IV 0 0 0,002 0,959 0 0,039
V 0 0 0 0,000 0,938 0,062
VII 0,082 0,224 0,143 0,347 0,204 0
Sumber : Pengolahan Data 2010
95
Berdasarkan MPT yang didapat, maka dilakukan transpose sehingga didapatkan MPT
Transpose sebagai berikut :
Tabel 4.26 Matriks Probabilitas Transisi Transpose
State I II III IV V VI
I 0,979 0,000 0 0 0 0,082
II 0 0,579 0,000 0 0 0,224
III 0 0 0,885 0,002 0 0,143
IV 0 0 0 0,959 0,000 0,347
V 0 0 0 0 0,938 0204
VII 0,021 0,421 0,115 0,039 0,062 0
Sumber : Pengolahan Data 2010
4.4.4 Penentuan Jumlah dan Komposisi Ketersediaan Sumber Daya Manusia
Berdasarkan MPT Transpose yang telah terbentuk, maka kita dapat meramalkan
ketersediaan sumber daya manusia untuk tahun-tahun berikutnya dengan
mengalikan MPT dengan jumlah SDM tahun ke- n-1.
• Peramalan Ketersediaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia
tahun 2011
Peramalan ketersediaan SDM untuk tahun 2011 dilakukan dengan
menggunakan MPT Transpose dikalikan dengan komposisi SDM tahun 2010
berdasarkan state pada table 4.10.
X
96
Contoh perhitungan untuk state I adalah :
(0,979x11) + (0x5) + (0x8) + (0x78) + (0x15) = 10,769 ≈ 11
Perhitungan ini berlaku untuk state yang lainnya, sehingga didapat hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.27 Jumlah Ketersediaan SDM Tahun 2011
State Jumlah SDM
I 11
II 3
III 7
IV 74
V 14
Jumlah 110
Sumber : Pengolahan Data 2010
Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbandingan dengan hasil peramalan
kebutuhan SDM untuk tahun 2011. Berdasarkan hasil perhitungan matriks di
atas, diketahui bahwa jumlah SDM yang tersedia untuk tahun 2011 adalah
sebanyak 110 orang, sedangkan peramalan kebutuhan SDM untuk tahun 2011
adalah sebanyak 123 orang. Ini berarti bahwa SDM yang dimiliki oleh
perusahaan terlalu sedikit, sehingga butuh penambahan SDM sebanyak 13
orang.
Tahap selanjutnya hasil penambahan SDM tersebut didistribusikan ke dalam
state-state yang ada yaitu didapat dari matriks probabilitas transisi
penambahan SDM dikalikan dengan jumlah penambahan SDM, seperti di
bawah ini :
97
X 13 =
Hasil distribusi perubahan SDM selengkapnya akan disajikan dalam table
berikut :
Tabel 4.28 Distribusi Perubahan Jumlah SDM Tahun 2011
State Jumlah SDM
I 1
II 3
III 2
IV 4
V 3
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perencanaan jumlah dan komposisi sumber daya manusia setelah adanya
perubahan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.29 Perencanaan Jumlah dan Komposisi SDM Tahun 2011 Setelah
Perubahan
State Jumlah SDM
I 12
II 6
III 9
IV 79
V 17
Sumber : Pengolahan Data 2010
98
• Peramalan Ketersediaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia
tahun 2012
Peramalan ketersediaan SDM untuk tahun 2012 dilakukan dengan
menggunakan MPT Transpose dikalikan dengan komposisi SDM tahun 2011
hasil peramalan sebelumnya berdasarkan state pada table 4.29.
X
Contoh perhitungan untuk state I adalah :
(0,979x12) + (0x6) + (0x9) + (0x79) + (0x17) = 11,748 ≈ 12
Perhitungan ini berlaku untuk state yang lainnya, sehingga didapat hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.30 Jumlah Ketersediaan SDM Tahun 2012
State Jumlah SDM
I 12
II 3
III 8
IV 76
V 16
Jumlah 115
Sumber : Pengolahan Data 2010
Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbandingan dengan hasil peramalan
kebutuhan SDM untuk tahun 2012. Berdasarkan hasil perhitungan matriks di
99
atas, diketahui bahwa jumlah SDM yang tersedia untuk tahun 2012 adalah
sebanyak 115 orang, sedangkan peramalan kebutuhan SDM untuk tahun 2011
adalah sebanyak 127,6 orang atau dibulatkan menjadi 128 orang. Ini berarti
bahwa SDM yang dimiliki oleh perusahaan terlalu sedikit, sehingga butuh
penambahan SDM sebanyak 13 orang.
Tahap selanjutnya hasil penambahan SDM tersebut didistribusikan ke dalam
state-state yang ada yaitu didapat dari matriks probabilitas transisi
penambahan SDM dikalikan dengan jumlah penambahan SDM, seperti di
bawah ini :
X 13 =
Hasil distribusi perubahan SDM selengkapnya akan disajikan dalam table
berikut :
Tabel 4.31 Distribusi Perubahan Jumlah SDM Tahun 2012
State Jumlah SDM
I 1
II 3
III 2
IV 4
V 3
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perencanaan jumlah dan komposisi sumber daya manusia setelah adanya
perubahan adalah sebagai berikut :
100
Tabel 4.32 Perencanaan Jumlah dan Komposisi SDM Tahun 2012 Setelah
Perubahan
State Jumlah SDM
I 13
II 6
III 10
IV 80
V 19
Sumber : Pengolahan Data 2010
• Peramalan Ketersediaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia
tahun 2013
Peramalan ketersediaan SDM untuk tahun 2013 dilakukan dengan
menggunakan MPT Transpose dikalikan dengan komposisi SDM tahun 2012
hasil peramalan sebelumnya berdasarkan state pada table 4.32
X
Contoh perhitungan untuk state I adalah :
(0,979x13) + (0x6) + (0x10) + (0x80) + (0x19) = 12,727 ≈ 13
Perhitungan ini berlaku untuk state yang lainnya, sehingga didapat hasil
sebagai berikut :
101
Tabel 4.33 Jumlah Ketersediaan SDM Tahun 2013
State Jumlah SDM
I 13
II 3
III 9
IV 77
V 18
Jumlah 120
Sumber : Pengolahan Data 2010
Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbandingan dengan hasil peramalan
kebutuhan SDM untuk tahun 2013. Berdasarkan hasil perhitungan matriks di
atas, diketahui bahwa jumlah SDM yang tersedia untuk tahun 2013 adalah
sebanyak 120 orang, sedangkan peramalan kebutuhan SDM untuk tahun 2011
adalah sebanyak 132,2 orang atau dibulatkan menjadi 132 orang. Ini berarti
bahwa SDM yang dimiliki oleh perusahaan terlalu sedikit, sehingga butuh
penambahan SDM sebanyak 12 orang.
Tahap selanjutnya hasil penambahan SDM tersebut didistribusikan ke dalam
state-state yang ada yaitu didapat dari matriks probabilitas transisi
penambahan SDM dikalikan dengan jumlah penambahan SDM, seperti di
bawah ini :
X 12 =
Hasil distribusi perubahan SDM selengkapnya akan disajikan dalam table
berikut :
102
Tabel 4.34 Distribusi Perubahan Jumlah SDM Tahun 2013
State Jumlah SDM
I 1
II 3
III 2
IV 4
V 2
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perencanaan jumlah dan komposisi sumber daya manusia setelah adanya
perubahan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.35 Perencanaan Jumlah dan Komposisi SDM Tahun 2013 Setelah
Perubahan
State Jumlah SDM
I 14
II 6
III 11
IV 81
V 20
Sumber : Pengolahan Data 2010
• Peramalan Ketersediaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia
tahun 2014
Peramalan ketersediaan SDM untuk tahun 2014 dilakukan dengan
menggunakan MPT Transpose dikalikan dengan komposisi SDM tahun 2013
hasil peramalan sebelumnya berdasarkan state pada table 4.35.
103
X
Contoh perhitungan untuk state I adalah :
(0,979x14) + (0x6) + (0x11) + (0x81) + (0x20) = 13,706 ≈ 14
Perhitungan ini berlaku untuk state yang lainnya, sehingga didapat hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.36 Jumlah Ketersediaan SDM Tahun 2014
State Jumlah SDM
I 14
II 3
III 10
IV 78
V 19
Jumlah 124
Sumber : Pengolahan Data 2010
Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbandingan dengan hasil peramalan
kebutuhan SDM untuk tahun 2014. Berdasarkan hasil perhitungan matriks di
atas, diketahui bahwa jumlah SDM yang tersedia untuk tahun 2014 adalah
sebanyak 124 orang, sedangkan peramalan kebutuhan SDM untuk tahun 2011
adalah sebanyak 136,8 orang atau dibulatkan menjadi 137 orang. Ini berarti
bahwa SDM yang dimiliki oleh perusahaan terlalu sedikit, sehingga butuh
penambahan SDM sebanyak 13 orang.
104
Tahap selanjutnya hasil penambahan SDM tersebut didistribusikan ke dalam
state-state yang ada yaitu didapat dari matriks probabilitas transisi
penambahan SDM dikalikan dengan jumlah penambahan SDM, seperti di
bawah ini :
X 13 =
Hasil distribusi perubahan SDM selengkapnya akan disajikan dalam table
berikut :
Tabel 4.37 Distribusi Perubahan Jumlah SDM Tahun 2014
State Jumlah SDM
I 1
II 3
III 2
IV 4
V 3
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perencanaan jumlah dan komposisi sumber daya manusia setelah adanya
perubahan adalah sebagai berikut :
105
Tabel 4.38 Perencanaan Jumlah dan Komposisi SDM Tahun 2014 Setelah
Perubahan
State Jumlah SDM
I 15
II 6
III 12
IV 82
V 22
Sumber : Pengolahan Data 2010
• Peramalan Ketersediaan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia
tahun 2015
Peramalan ketersediaan SDM untuk tahun 2015 dilakukan dengan
menggunakan MPT Transpose dikalikan dengan komposisi SDM tahun 2014
hasil peramalan sebelumnya berdasarkan state pada table 4.38.
X
Contoh perhitungan untuk state I adalah :
(0,979x15) + (0x6) + (0x12) + (0x82) + (0x22) = 14,685 ≈ 15
Perhitungan ini berlaku untuk state yang lainnya, sehingga didapat hasil
sebagai berikut :
106
Tabel 4.39 Jumlah Ketersediaan SDM Tahun 2015
State Jumlah SDM
I 15
II 3
III 11
IV 79
V 21
Jumlah 129
Sumber : Pengolahan Data 2010
Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbandingan dengan hasil peramalan
kebutuhan SDM untuk tahun 2015. Berdasarkan hasil perhitungan matriks di
atas, diketahui bahwa jumlah SDM yang tersedia untuk tahun 2015 adalah
sebanyak 129 orang, sedangkan peramalan kebutuhan SDM untuk tahun 2011
adalah sebanyak 141,4 orang atau dibulatkan menjadi 141 orang. Ini berarti
bahwa SDM yang dimiliki oleh perusahaan terlalu sedikit, sehingga butuh
penambahan SDM sebanyak 12 orang.
Tahap selanjutnya hasil penambahan SDM tersebut didistribusikan ke dalam
state-state yang ada yaitu didapat dari matriks probabilitas transisi
penambahan SDM dikalikan dengan jumlah penambahan SDM, seperti di
bawah ini :
X 12 =
Hasil distribusi perubahan SDM selengkapnya akan disajikan dalam table
berikut :
107
Tabel 4.40 Distribusi Perubahan Jumlah Tenaga Kerja Tahun 2015
State Jumlah SDM
I 1
II 3
III 2
IV 4
V 2
Sumber : Pengolahan Data 2010
Perencanaan jumlah dan komposisi sumber daya manusia setelah adanya
perubahan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.41 Perencanaan Jumlah dan Komposisi SDM Tahun 2014 Setelah
Perubahan
State Jumlah SDM
I 16
II 6
III 13
IV 83
V 23
Sumber : Pengolahan Data 2010
4.5 Analisis Beban Kerja
4.5.1 Transformasi Data Ordinal ke Interval
Sebelum dianalisis lebih lanjut, data-data yang diperoleh harus mempunyai skala
interval. Untuk sub variable tugas-tugas, organisasi kerja, lingkungan kerja dan
108
factor psikis, data yang diperoleh dari kuisioner merupakan data dalam skala
ordinal, dan akan diubah menjadi data dalam skala interval dengan
menggunakan MSI sehingga data dari variabel-variabel tersebut akan menjadi
data dalam skala interval.
Setiap pertanyaan memiliki 5 opsi jawaban pertanyaan yaitu sangat tidak setuju
(STS), tidak setuju (TS), agak setuju (AS), setuju (S), sangat setuju (SS) yang
kemudian dibobotkan di mana STS mempunyai bobot 1, TS mempunyai bobot 2,
AS mempunyai bobot 3, S mempunyai bobot 4, SS mempunyai bobot 5.
Setelah melakukan transformasi data dari ordinal ke interval dengan
menggunakan MSI terhadap jawaban dari pertanyaan sub variable tugas-tugas,
organisasi kerja, lingkungan kerja dan factor psikis, diperoleh nilai baru dari data
dengan perubahan sebagai berikut:
Tabel 4.42 Nilai Baru Setelah Transformasi Data Ordinal Ke Interval
Ordinal IntervalTugas‐tugas 1 1.002 1.883 2.684 3.635 4.81
Organisasi Kerja 1 1.002 1.803 2.764 3.955 5.32
Lingkungan Kerja 1 1.002 2.423 3.27
109
Tabel 4.42 Nilai Baru Setelah Transformasi Data Ordinal Ke Interval (Lanjutan)
Ordinal Interval4 4.315 5.67
Faktor Psikis 1 1.002 2.343 3.134 4.215 5.66
Sumber: Hasil pengolahan data 2010
4.5.2 Pengkategorian Hasil Kuesioner
Berdasarkan hasil perubahan skala ordinal ke interval, maka didapat angka
terbesar dan angka terkecil dari masing-masing sub variable.
Pengkategorian hasil kuesioner akan diperoleh dengan rumus :
Keterangan :
i = interval
Xn = Nilai terbesar
X1 = nilai terkecil
K = banyak kelas
Maka dari itu, dapat dibentuk pembatasan nilai kuesioner guna intepretasi hasil
analisa, sebagai berikut :
a. Sub Variabel Tugas – Tugas
i = (4.81 - 1)/5 = 0.762
110
Tabel 4.43 Pengkategorian Nilai Kuesioner Tugas-Tugas
Nilai Kategori Intepretasi
1 - 1.762 Sangat tidak setuju Sangat terbeban
1.763 - 2.525 Tidak setuju Terbeban
2.526 - 3.288 Ragu – Ragu Biasa saja
3.289 - 4.051 Setuju Tidak terbeban
4.052 - 4.814 Sangat Setuju Sangat tidak terbeban
Sumber : Pengolahan Data 2010
b. Sub Variabel Organisasi Kerja
i = (5.32 - 1)/5 = 0.864
Tabel 4.44 Pengkategorian Nilai Kuesioner Organisasi Kerja
Nilai Kategori Intepretasi
1 ‐ 1.864 Sangat tidak setuju Sangat terbeban
1.865 ‐ 2.729 Tidak setuju Terbeban
2.730 ‐ 3.594 Ragu – Ragu Biasa saja
3.595 ‐ 4.458 Setuju Tidak terbeban
4.459 ‐ 5.323 Sangat Setuju Sangat tidak terbeban
Sumber : Pengolahan Data 2010
c. Sub Variabel Lingkungan Kerja
i = (5.67 - 1)/5 = 0.934
111
Tabel 4.45 Pengkategorian Nilai Kuesioner Lingkungan Kerja
Nilai Kategori Intepretasi
1 ‐ 1.934 Sangat tidak setuju Sangat terbeban
1.935 ‐ 2.869 Tidak setuju Terbeban
2.870 ‐ 3.804 Ragu – Ragu Biasa saja
3.805 ‐ 4.739 Setuju Tidak terbeban
4.740 ‐ 5.673 Sangat Setuju Sangat tidak terbeban
Sumber : Pengolahan Data 2010
d. Sub Variabel Faktor Psikis
i = (5.66 - 1)/5 = 0.932
Tabel 4.46 Pengkategorian Nilai Kuesioner Faktor Psikis
Nilai Kategori Intepretasi
1 ‐ 1.932 Sangat tidak setuju Sangat terbeban
1.933 ‐ 2.865 Tidak setuju Terbeban
2.866 ‐ 3.798 Ragu – Ragu Biasa saja
3.799 ‐ 4.731 Setuju Tidak terbeban
4.732 ‐ 5.664 Sangat Setuju Sangat tidak terbeban
Sumber : Pengolahan Data 2010
4.5.3 Uji Validitas
Uji validitas merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan
pengolahan data lebih lanjut. Uji validitas berfungsi untuk mengetahui apakah
data bisa mengukur apa yang seharusnya diukur. Berikut merupakan hasil
112
validitas untuk sub-sub variable dari beban kerja, yaitu tugas-tugas, organisasi
kerja, lingkungan kerja dan factor psikis dengan menggunakan software SPSS
16.0.
4.5.3.1 Uji Validitas Untuk Indikator Sub Variabel Tugas-Tugas
Berikut adalah hasil uji validitas untuk sub variable tugas-tugas :
Tabel 4.47 Uji Validitas Untuk Sub Variabel Tugas-Tugas
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan Pernyataan 1 0.298 0.18 Valid Pernyataan 2 0.353 0.18 Valid Pernyataan 3 0.384 0.18 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS
Dari hasil pengolahan data di atas semua pernyataan dinyatakan valid karena r
hitung > r tabel.
4.5.3.2 Uji Validitas Untuk Sub Variabel Organisasi Kerja
Berikut adalah hasil uji validitas untuk sub variable organisasi kerja :
Tabel 4.48 Uji Validitas Untuk Sub Variabel Organisasi Kerja
Pernyataan r hitung r table Keterangan Pernyataan 5 0.313 0.18 Valid Pernyataan 6 0.197 0.18 Valid Pernyataan 7 0.269 0.18 Valid Pernyataan 8 0.397 0.18 Valid Pernyataan 9 0.601 0.18 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS
Dari hasil pengolahan data di atas, dapat dilihat bahwa semua pernyataan
dinyatakan valid karena r hitung > r tabel .
113
4.5.3.3 Uji Validitas Untuk Sub Variabel Lingkungan Kerja
Berikut adalah hasil uji validitas untuk sub variable lingkungan kerja :
Tabel 4.49 Uji Validitas Untuk Sub Variabel Lingkungan Kerja
Pernyataan r hitung r table Keterangan Pernyataan 9 0.730 0.18 Valid Pernyataan 10 0.767 0.18 Valid Pernyataan 11 0.513 0.18 Valid Pernyataan 12 0.809 0.18 Valid Pernyataan 13 0.685 0.18 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS
Dari hasil pengolahan data di atas, dapat dilihat bahwa semua pernyataan
dinyatakan valid karena r hitung > r tabel .
4.5.3.4 Uji Validitas Untuk Sub Variabel Faktor Psikis
Berikut adalah hasil uji validitas untuk sub variable factor psikis :
Tabel 4.50 Uji Validitas Untuk Sub Variabel Faktor Psikis
Pernyataan r hitung r table Keterangan Pernyataan 14 0.835 0.18 Valid Pernyataan 15 0.826 0.18 Valid Pernyataan 16 0.719 0.18 Valid Pernyataan 17 0.727 0.18 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS
Dari hasil pengolahan data di atas, dapat dilihat bahwa semua pernyataan
dinyatakan valid karena r hitung > r tabel .
4.5.4 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dari sebuah data dan
sebuah data dikatakan reliable apabila nilai r hitumg ≥ r tabel .
114
Berikut merupakan hasil pengolahan data reliabilitas untuk semua variabel
dengan menggunakan SPSS 13.0 pada tingkat signifikasi sebesar 0,10
Tabel 4.51 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha / r hitung
r tabel
Kesimpulan
Tugas-tugas 0.531 0.18
Reliabel
Organisasi Kerja 0.596 0.18
Reliabel
Lingkungan Kerja 0.867 0.18
Reliabel
Faktor Psikis
0.901 0.18
Reliabel
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat dilihat r hitung pada kolom
Cronbach’s Alpha dan untuk nilai r tabel sebesar 0,18. Dengan demikian maka
keseluruhan sub variabel bisa dikatakan reliabel karena nilai rhitung yang lebih
besar dari rtabel . Hasil pengolahan ini menunjukkan bahwa data yang digunakan
dapat diandalkan karena penggunaan data tersebut berkali-kali akan
memberikan hasil yang sama atau konsisten dalam setiap waktunya, dan dapat
dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data
yang sebenarnya.
4.5.5 Penilaian dan Analisis per Sub Variabel Beban Kerja
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada karyawan PT. Marimas
Putera Kencana mengenai apakah mereka terbeban dengan pekerjaan yang
diberikan mereka selama ini, ditilik dari empat macam sub variabel, yaitu tugas-
tugas, organisasi kerja, lingkungan kerja dan faktor psikis, berikut adalah hasil
yang dapat dianalisa.
115
4.5.5.1 Tugas – Tugas
Di bawah ini merupakan tabel hasil skor penilaian responden mengenai sub
variable tugas yang diberikan kepada mereka selama ini.
Tabel 4.52 Skor Penilaian Responden Mengenai Sub Variabel Tugas-Tugas
Pertanyaan ke
Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban Rata-Rata Keterangan STS TS RR S SS
1 1 6 15 23 9
3.322 tidak
terbeban
2 4 8 13 24 5
3.059 biasa saja
3 1 7 19 20 7
3.175 biasa saja
Rata-Rata Sub Variabel
3.185 biasa saja Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010
Berdasarkan tabel 4.52 dapat dilihat bahwa rata-rata penilaian responden secara
keseluruhan terhadap sub variabel tugas-tugas masuk dalam kategori biasa saja
dengan nilai 3,185. Yang berarti sebagian besar dari responden menilai bahwa
tugas-tugas yang diberikan kepada mereka selama ini biasa saja, tidak terlalu
berat dan tidak terlalu ringan . Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada pernyataan
nomor 1 dengan skor 3.322 yang mengatakan bahwa tanggung jawab yang
diberikan kepada karyawan PT. MARIMAS PUTERA KENCANA sudah sesuai
dengan kemampuan mereka. Untuk penilaian responden mengenai pernyataan
nomor 2 yaitu mengenai kompleksitas pekerjaan mendapat rata-rata paling
rendah sebesar 3.059 yang berarti karyawan masih merasa bahwa tingkat
kompleksitas tugas-tugas yang diberikan kepada mereka masih terlalu tinggi
untuk diselesaikan. Namun hal ini dapat dimaklumkan karena persaingan bisnis
yang terjadi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk bekerja lebih
116
dan menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat kompleks, dan hal ini yang
dirasakan langsung oleh karyawan PT. MARIMAS PUTERA KENCANA. Dan untuk
emosi pekerja saat menjalankan tugas-tugas yang direpresentasikan oleh
pernyataan nomor 3 mendapatkan skor 3.175 yan berarti bahwa saat
menjalankan tugas-tugas yang dibderikan, karyawan masih sering terbawa
emosi, namun sudah mulai dapat mengontrolnya.
4.5.5.2 Organisasi Kerja
Di bawah ini merupakan tabel hasil skor penilaian responden mengenai sub
variable organisasi kerja, bagaimana pengorganisasian kerja yang diberlakukan
oleh PT. MARIMAS PUTERA KENCANA.
Tabel 4.53 Skor Penilaian Responden Mengenai Sub Variabel Organisasi Kerja
Pertanyaan ke
Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban Rata-Rata Keterangan STS TS RR S SS
4 0 3 14 34 3 3.598 tidak
terbeban 5 0 2 20 27 5 3.557 biasa saja
6 0 2 18 26 8 3.677 tidak
terbeban 7 0 6 21 23 4 3.350 biasa saja 8 4 3 12 30 5 3.474 biasa saja
Rata-Rata Sub Variabel 3.529 biasa saja Sumber: Hasil pengolahan data 2010
Berdasarkan tabel 4.53 dapat dilihat bahwa rata-rata penilaian responden secara
keseluruhan terhadap sub variable organisasi kerja masuk dalam kategori biasa
saja dengan nilai 3.529. Yang berarti sebagian dari responden menilai dengan
sikap yang cukup positif mengenai system pengaturan dan pengorganisasian
kerja yang diberlakukan oleh PT. MARIMAS PUTERA. Nilai rata-rata skoring
tertinggi terdapat pada pernyataan butir 6 dengan nilai 3.677 yang menandakan
117
bahwa sebagian besar responden merasa bahwa waktu istirahat yang diberikan
sudah cukup. Sedangkan untuk skoring dengan nilai terendah terdapat pada
pernyataan butir nomor 7 yang menunjukkan bahwa sebagian responden
berpendapat bahwa shift kerja masih kurang jelas. Selanjutnya butir ke 4
mendapat nilai 3.598 menunjukkan bahwa waktu kerja yang diberikan sudah
rasional, sesuai dengan standar pada umumnya sehingga tidak membebani
karyawan walaupun masih sering terjadi overtime pada waktu-waktu tertentu
yang direpresentasikan oleh scoring pada pernyataan ke 5 dengan nilai 3.557.
Kemudian nilai 3.474 diberikan pada butir nomor 8 yang menyatakan bahwa
system kerja yang berlaku sudah cukup jelas untuk dijalankan.
Dengan penjabaran di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa PT.MARIMAS
PUTERA KENCANA memiliki dasar dan pengimplementasian organisasi kerja yang
cukup kuat sehingga dapat diterima oleh karyawannya. Hal yang masih sedikit
kurang adalah pembagian shift kerja yang masih kurang jelas, namun walaupun
dengan skoring terendah daripada pertanyaan lain untuk variabel ini, angka
3.350 masih merupakan angka yang tergolong biasa saja (2.730 ‐ 3.594)
sehingga meskipun paling kecil tapi angka ini tidak memiliki dampak yang besar.
Artinya hanya sebagian kecil responden yang beranggapan bahwa shift kerja
masih kurang jelas.
4.5.5.3 Lingkungan Kerja
Di bawah ini merupakan tabel hasil skor penilaian responden mengenai sub
variable lingkungan kerja, seberapa mendukungnya lingkungan kerja yang
tersedia dalam penyelesaian pekerjaan karyawan PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA.
118
Tabel 4.54 Skor Penilaian Responden Mengenai Lingkungan Kerja
Pertanyaan ke
Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban Rata-Rata Keterangan STS TS RR S SS
9 0 8 9 26 11 4.134 tidak
terbeban
10 0 8 10 28 8 4.039 tidak
terbeban
11 1 7 10 33 3 3.886 tidak
terbeban
12 0 9 10 27 8 4.004 tidak
terbeban
13 0 4 17 32 1 3.866 tidak
terbeban
Rata-Rata Sub Variabel 3.986 tidak
terbeban Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010
Dari data tabel 4.54 dapat dilihat bahwa rata-rata penilaian responden secara
keseluruhan terhadap sub variabel lingkungan kerja bersikap tidak terbeban
dengan skor 3.986. Hal ini berarti bahwa karyawan cukup merasa bahwa
lingkungan kerja yang tersedia beserta fasilitasnya sudah mendukung proses
bekerja. Untuk rata-rata yang memiliki nilai tertinggi terdapat pada pernyataan 9
dengan skor 4.134 yang berarti terdapat sebagian besar responden menyatakan
penerangan yang terdapat pada kantor PT.MARIMAS PUTERA KENCANA sudah
bagus dan mendukung dalam menyelesaikan perkerjaan yang ada. Sedangkan
untuk pernyataan yang memiliki nilai rata-rata terendah terdapat pada
pernyataan 13 dengan nilai 3.866 yang berarti sebagian besar karyawan masih
menganggap bahwa teman kerja yang mereka miliki masih kurang koorperatif.
Hal ini dapat dikarenakan setiap individu karyawan ingin menonjol dan dapat
dipromosikan sehingga lebih senang bekerja secara individu dan demi
kepentingan individu.
119
Pernyataan nomor 10 masih senada dengan pernyataan nomor 9 yaitu mengenai
keadaan fisik kantor. Untuk pernyataan nomor 10 rata-ratanya sebesar 4.039
yang berarti bahwa sebagian besar karyawan setuju bahwa terdapat ventilasi
yang memadai yang memudahkan mereka mendapatkan udara segar sehingga
bisa lebih rileks dalam bekerja.
Selanjutnya butir pernyataan nomor 11 yang menyatakan tingkat kelelahan
karyawan dalam bekerja mendapatkan skor 3.886 yang berarti bahwa karyawan
PT. MARIMAS PUTERA KENCANA tidak mudah lelah dalam menjalankan
pekerjaan mereka. Didukung dengan skor butir pernyataan ke 12 sebesar 4.004
menyatakan bahwa karyawan memiliki hubungan baik antar rekan kerja
sehingga lebih mudah dalam berkomunikasi dan meminta bantuan di saat ada
kesulitan.
Dengan melihat di atas, dapat diketahui bahwa PT.Marimas Putera Kencana
sudah memberikan fasilitas lingkungan kerja fisik yang memadai, begitu pula
dengan karyawannya, mereka sudah merasa bahwa bekerja di lingkungan
PT.MARIMAS PUTERA KENCANA sudah menyenangkan dan tidak terbeban.
4.5.5.4 Faktor Psikis
Di bawah ini merupakan tabel hasil skor penilaian responden mengenai sub
variable faktor psikis, bagaimana factor dari dalam diri sendiri berpengaruh
terhadap beban kerja yang dirasakan karyawan PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA.
120
Tabel 4.55 Skor Penilaian Responden Mengenai Sub Variabel Faktor Psikis
Pertanyaan ke
Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban Rata-Rata Keterangan STS TS RR S SS
14 0 8 8 28 10 4.043 tidak
terbeban
15 1 5 11 28 9 4.001 tidak
terbeban 16 0 7 10 37 0 3.770 biasa saja
17 0 7 10 34 3 3.850 tidak
terbeban
Rata-Rata Sub Variabel 3.916 tidak
terbeban Sumber : Hasil pengolahan data primer 2010
Dari data tabel 4.55 dapat dilihat bahwa rata-rata penilaian responden secara
keseluruhan terhadap sub variable factor psikis adalah tidak terbeban dengan
skor 3.916. Hal ini berarti bahwa karyawan cukup merasa percaya diri dan
termotivasi dengan pekerjaan yang selama ini diberikan kepadanya. Untuk rata-
rata yang memiliki nilai tertinggi terdapat pada pernyataan 14 dengan skor 4.043
yang berarti terdapat sebagian besar karyawan PT. MARIMAS PUTERA KENCANA
memiliki motivasi tinggi dalam menjalankan pekerjaan. Sedangkan untuk
pernyataan yang memiliki nilai rata-rata terendah terdapat pada pernyataan 16
dengan nilai 3.770 yang berarti karyawan beranggapan bahwa tugas yang
diberikan tidak cukup berat dan tidak cukup ringan namun masih dapat
diselesaikan.
Untuk pernyataan nomor 15 merepresentasikan kepercayaan diri karyawan
dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan, dan sebagian besar dari
mereka merasa bahwa mereka cukup percaya diri dengan skor rata-rata sebesar
4.001. Dengan adanya kepercayaan diri tersebut, maka mereka merasa tidak
terbeban dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada.
121
Sama halnya dengan pernyataan nomor 17 yang menyatakan mengenai
seberapa puas karyawan terhadap pekerjaan yang berhasil mereka selesaikan.
Mereka menilai bahwa mereka puas dengan hasil kerja mereka sehingga dapat
mengurangi beban dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan selanjutnya.
4.6 Penyesuaian Komposisi Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia serta
analisis beban, maka dapat dibentuk penyesuaian sebagai berikut :
Tabel 4.56 Penyesuaian Komposisi Sumber Daya Manusia
State 2011 2012 2013 2014 2015
I 12 13 14 15 16
II 6 6 6 6 6
III 9 10 11 12 13
IV 79 80 81 82 83
V 17 19 20 22 23
Sumber : Pengolahan Data 2010
Pada analisis jumlah kebutuhan dan ketersediaan SDM, dilihat bahwa tren yang terjadi
adalah naik, dimana setiap tahun diperlukan penambahan sumber daya manusia baru.
Namun hasil dari analisis beban menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang ada
saat ini, sebagian besar merasa biasa saja bahkan cenderung tidak terbeban dengan
pekerjaan yang ada. Oleh karena itu, penyesuaian komposisi yang dapat dilakukan
adalah, melakukan penambahan pada masing-masing state, namun tidak banyak.
Dapat dilihat pada table 4.56 bahwa rata-rata penambahan pada masing-masing state
122
hanya 1-2 orang per tahun. Bahkan pada state II atau pada level assisten manager,
tidak terjadi perubahan jumlah sumber daya manusia selama 5 tahun ke depan.
4.7 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di atas, berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasi
yang relevan dengan penelitian. Implikasi tersebut antara lain :
1. Hasil persamaan regresi yang didapat untuk perhitungan kebutuhan sumber daya
manusia adalah Y = 95,4 + 4,6x, sehingga hasil perhitungan jumlah sumber daya
manusia yang akan dibutuhkan oleh PT. MARIMAS PUTERA KENCANA pada tahun
2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 secara berturut-turut adalah 123 orang, 128
orang, 132 orang, 137 orang dan 141 orang.
2. Perhitungan dan analisis jumlah sumber daya manusia yang akan tersedia pada PT.
MARIMAS PUTERA KENCANA pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 secara
berturut-turut berdasarkan probabilitas perpindahan karyawan adalah 110 orang,
115 orang, 120 orang, 124 orang dan 129 orang.
3. Dari hasil pengolahan dan analisa data, secara keseluruhan sebagian besar karyawan
PT. MARIMAS PUTERA KENCANA tidak merasa terbeban dengan pekerjaan yang
mereka jalani selama ini. Namun ada beberapa poin yang mendapatkan rata-rata
terendah perlu disoroti lebih lanjut seperti kompleksitas tugas yang diberikan,
pembagian shift kerja yang masih kurang jelas, rekan kerja kurang koorperatif dan
persepsi akan tugas yang diberikan. Keempat faktor tersebut yang dirasa harus
ditindaklanjuti, salah satu caranya dengan penambahan sumber daya manusia.
4. Penyesuaian yang dapat dilakukan adalah menambah sumber daya manusia setiap
tahunnya sejumlah 12-13 orang dengan komposisi penambahan yang berbeda pada
123
setiap level manajemen, yaitu rata-rata 1-4 orang pada masing-masing level
manajemen.
Hasil-hasil analisa tersebut dapat digunakan sebagai gambaran dan pertimbangan PT.
MARIMAS PUTERA KENCANA, khususnya manajer Personalia dalam pengambilan
keputusan dalam perencanaan jumlah dan komposisi sumber daya manusia.