kalimantan selatan

121
TUGAS AKHIR GEDUNG KESENIAN | ;; PUSAT PAGELARAN LIMA SEN! BUDAYA BANJAR^l BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN mwm r i- • Disusun oleh. M CIGIHTIMISPASARIBU 98512169 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2004

Upload: others

Post on 16-Apr-2022

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KALIMANTAN SELATAN

TUGAS AKHIR

GEDUNG KESENIAN | ;;PUSAT PAGELARAN LIMA SEN! BUDAYA BANJAR^l BANJARMASIN

KALIMANTAN SELATAN

mwm

r i- •

Disusun oleh.

M CIGIHTIMISPASARIBU98512169

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2004

Page 2: KALIMANTAN SELATAN

KATA PENGANTAR

^ S-T yang telah memben ta;;;'" 7svukur ~ .»**» kehad,rat-h,nggadapatmenye,esaitanTugasAkkh|;^a. se„a h,^,.^ kepada ^^

FakU',as T**k Spa dan Perencanaan u„ ° Pada mrUSm A™*ur-**-^ pjr;:,::;:1:: 'ndones,a y~* *-Penvusun sen. berdasarkan studl pustaka dan „"8 "haS" '*"««-' >»* d.bua, „,eh

Kese„ian sebagaj "• ™^a Tugas Ak„lr ,„, berjudu| „Gcd^«n,a„tanSelatan„ »*« —- -.udaya Banjar „ Banj,rmasi.ng

Selama proses Tugas Akh

"*»«»». k„.n»„",a,r.Tb"*" ~"~* •— *•y ir H- Widodo, MSCE PHD i i

2 Bapak Ir, Revianto Bud|. s 8yakmaWu,«as Tek„lk s,pi, ^ p^" [^ *"» J— T*,* Arsltektur

3— fc Ahmad sa,fudd,n ::r~'s,amfc----<rr^T--^"^^^pembmbm8 yang ,e,ah

Akhir mi. ' "g Sanga' be™> * dalam penyelesa.an Tugas5 ^^ Vn* tua ta™ terc,„ta sena adlk kam| -

ill

Page 3: KALIMANTAN SELATAN

ABSTRAKSI

kemajuan jaman yang semakin bergerak cepat dan

geser nilai-nilai budaya masyarakat yang telah ada,

tindakan-tindakan pelestanan budaya bangsa. Begiti

sin, yang mendukung program pelestarian budaya bar

igenalan kembali adat dan budaya Banjar padamasyar

itual adat, perlombaan tari dan lagu Banjar, maup

asi terhadap bangunan-bangunan rumah adat Banjar

lkung program pemerintah ini dan mewadahi semu

ka keberadaan sebuah gedung pertunjukkan kesenian ya

kelurahan Surgi Mufti dengan kelurahan Antasan Ke

tig berada diperbatasan kelurahan Surgi Mufti dengan 1

r yang juga termasuk dalam kecamatan Banjar Utara ii

na kecamatan Banjar Utara yang akan dijadikan sebagai

i International Trade and Exhibition Centre) oleh per

:na didaerah ini keberadaan adat dan budaya Banjar masil

yang relatif datar, memiliki view yang menarik, dekat dengan

g kesenian ini yang memiliki fasade arsitektur modern

rsitektur tradisional sekitar sehingganantinya akan mempunya

>agi masyarakat Banjar maupun bagi wisatawan lokal dan domeitu keberadaan gedung kesenian ini nantinya dapat mendukung

;egiatan kesenian Banjar di Kalimantan Selatan, khusustvy;

VI

Page 4: KALIMANTAN SELATAN

r / •-•

TUGAS AKHIR1 TGI I "-:••

1|

GEDUNG KESENIAN | ;*;; ;nv;. ........^PUSAT PAGELARAN LIMA SENI BUDAYA BANJAR1)1 BANJARMASIN

KALIMANTAN SELATAN

mmju

Disusun oleh:

M. GIGIH TULUS PASARIBU98512169

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2004

Page 5: KALIMANTAN SELATAN

e

-5

cCcb

5

ICB

Sucb

'?cb

SOcC

B

C

CM)

Cs

cb

ecb

CB

-o3BC

B

ss

>s

"3

CB

3

CB

'iac•oeCB

-C

•Si"oi.

ej

aSeacb

3

CB

eCB

CO

2CB

cCB

53dC

BC

B

«1,

CB

CB

5

•Q

iZ3

3aSo

t7C

BC

OCB

?Q

3

'C

a45B5

3

"30

0O

N

I5

sCB

-C3

5

O

CB

fitf

ccs

•cCB

aCUDa*»

CB

SsCO

a,

«ceo

«

3•-^

3**

CO

as

•c3CB

"CCB

'C&a.

-S

3cv

s♦J

V.

3

i?is

Page 6: KALIMANTAN SELATAN

KATA PENGANTAR

AILinncLddlakirvl-ki "uUxmin, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberi taufik, rahmat serta hidayah-Nya kepada penyusun,

sehinggadapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib akademik yang harus dilengkapi oleh

mahasiswa guna memperoleh jenjang kesarjanaan Strata I (S I) pada jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Tugas

Akhir ini disusun berdasarkan proses sampai dengan hasil perancangan yang dibuat oleh

penyusun serta berdasarkan studi pustaka dari literatur yang terkait dengan perancangan.

Sesuai dengan obyek perancangan, maka Tugas Akhir ini berjudul "Gedung

Kesenian sebagai pusat pagelaran lima seni budaya Banjar di Banjarmasin

Kalimantan Selatan" .

Selama proses Tugas Akhir ini, penyusun banyak memperoleh bantuan dan

petunjuk-petunjuk yang bermanfaat dari berbagai pihak, untuk itu penyusun

mengucapkan rasa terima kasih yangsebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. H. Widodo, MSCE, PHD, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

2. Bapak Ir. Revianto Budi S, M. Arch, selaku ketua jurusan Teknik Arsitektur

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

3. Bapak Ir. Ahmad Saifuddin Mj, MT, selaku Dosen pembimbing yang telah

membimbing penyusun menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Ibu Ir. Etik Mufida, selaku Dosen Penguji Tugas Akhir yang telah membantu

memberikan masukan-masukan yang sangat berarti di dalam penyelesaian Tugas

Akhir ini.

5. kedua orang tua kami tercinta serta adik kami Gessy yang Tersayang yang selalu

memberikan dukungan baik moral maupun materiil.

in

Page 7: KALIMANTAN SELATAN

6. "Dede" ku tersayang yang selalu berada disamping baik suka maupun duka7. Teman-teman seperjuangan, teman-teman Kamboja I, Buyung, Fani, kiqi, bonie,

serta semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsungturut membantu terselesaikannyaTugas Akhir ini.

Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun hasil perancanganmi, namun sebagai manusia biasa banyak keterbatasan dalam din penyusun. Untuk itusegala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Akhir kata,semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua, Amiin.

Yogyakarta, September 2004

Penyusun,

Muhammad Gigih Tulus Pasanbu

IV

Page 8: KALIMANTAN SELATAN

DAFTAR ISI

JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

ABSTRAKSI vm

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG PROYEK 1

A.l. Kebudayaan Sebagai Kerangka Hidup Manusia 2

A.2. Kebudayaan Indonesia 3

A.3. Tinjauan Kebudayaan Banjar 4

A.4. Tinjauan Rencana Pada Daerah Kecamatan Banjar Utara... 11

A.5. Isu Yang berkembang 13

A.6. Fakta di Lapangan 14

B. RUMUSAN PERMASALAHAN 15

B.l. Permasalahan Umum 15

B.2. Permasalahan Khusus 15

C. TUJUANDAN SASARAN 19

C.l.Tujuan 19

C. 1.1. TujuanUmum 19

C.1.2. Tujuan Khusus 19

C.2. Sasaran 19

C.2.1. Sasaran umum 19

C.2.2. Sasaran Khusus 20

D. LINGKUP PEMBAHASAN 20

E. KERANGKA PEMIKIRAN 22

F. LOKASIDAN SITE 23

LAMPIRAN

BAB II DESAIN SKEMATIK 26

A. TINJAUAN UMUM 26

Page 9: KALIMANTAN SELATAN

1. Pengertian dan Batasan 26

2. Hakekat Seni Pertunjukkan 27

3. Karakteristik Kesenian Banjar 28

4 Macam Pelaku Kegiatan 42

B. ANAUSIS 42

1. Analisis Site 42

2. Analisis Kegiatan 43

3. Analisis Ruang 45

C. KONSEP PERANCANGAN 50

1. Konsep Tata Ruang Stage dan Audience Yang

Fleksibel Terhadap Lima kesenian Banjar Yang

Berbeda 50

2. Konsep Bentuk Ruang Stage dan Audience

Terhadap Kenyamanan Pelaku Kegiatan 54

3. Konsep Penataan Sirkulasi Terhadap Masing-Masing

Pelaku Kegiatan 61

LAMPIRAN

BAB III LAPORAN PERANCANGAN 64

A. SITUASI 64

B. SITE PLAN 65

C. MASSAUTAMA 66

VISUAL 68

AKUSTIK 71

SIRKULASI 72

PENAMPILAN BANGUNAN 73

D. MASSA PENDUKUNG 75

E. MASSA PENUNJANG 76

F. DETIL STAGE 76

DAFTAR PUSTAKA 78

LAMPIRAN

V!

Page 10: KALIMANTAN SELATAN

DAFTAR TABEL

Tabel no. 1 Jumlah pertumbuhan penduduk kota Banjarmasin

Tabel no. 2 Jumlah persentasi wisatawan mancanegara pertahun

Tabel no. 3 Jumlah persentasi wisatawan domestik pertahun

Tabel no. 4 Tujuan wisata alam Kalimkantan Selatan

Tabel no. 5 Jumlah pementasan kesenian Banjar dalam tahun 2003

Tabel no. 6 Tabel kerangka pemikiran

Tabel no. 7 Pola layout penonton terhadap stage

Tabel no 8 Jumlah perhitungan kedudukan penonton

VI1

Page 11: KALIMANTAN SELATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PROYEK

Proyek perencanaan dan perancangan Gedung kesenian di Banjarmasin ini dipilih

karena didasari adanya isu yang berkembang, serta latar belakang yang komplek pada

kehidupan masyarakat Banjar di Banjarmasin. Kebutuhan akan suatu panggung kesenian

mengenai adat, budaya, kesenian dan ritual masyarakat Banjar yang ada pada saat ini

sangatlah diperlukan karena pada masa sekarang ini adat, budaya, kesenian dan ritual

masyarakat banjar mulai tenggelam dimakan zaman, sehingga banyak masyarakat Banjar

terutama dari golongan muda tidak mengenai keseniannya sendiri, selain itu juga untuk

membantu program pemerintah kotamadya Banjarmasin dalam memajukan pola

kehidupan masyarakatnya dalam bidang pembangunan.

Isu yang berkembang berkaitan dengan proyek perancangan bangunan ini di

antaranya adalah :

Banjarmasin terutama khususnya di kecamatan Banjar Utara akan di fungsikan

sebagai kawasan permukiman, jasa perdagangan, pendidikan, perkantoran. International

Trading and exhibition centre, kawasan resapan air, wisataalam, dan olah raga.

Selain itu pula akan dilakukan revitalisasi pemukiman bahari dengan tujuan untuk

mendorong, mengarahkan, dan memberdayakan masyarakat dalam upaya berpartisipasi

untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman tradisional bersejarah atau potensi

ekonomi lainnya sebagai bagian dari upaya melestarikan dan mengembangkan potensi

secara tertata dan terencana.'

Sejalan dengan program pemerintah tersebut, maka direncanakanlah suatu

Gedung kesenian yang terletak diantara perbatasan Kelurahan Surgi Mufti dengan

Kelurahan Antasan Kecil Timur yang juga termasuk daerah Kecamatan Banjar Utara,

yang nantinya diharapkan dapat memancing generasi muda Banjarmasin untuk lebih

mengenai keseniannya sendiri karena pada masa globalisasi saat ini generasi muda

1Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Banjarmasin Utara, Dinas Tata Kota Tk. II KotamadyaRaniarma«in Hal I-?-1—v" ' ~

2Rencana Tindak RevitalisasiPermukiman(RTRP) Kota Baniarmsin, BAPPEDA Tk. II KotamadyaBanjarmasin

:m. (yic-ji'it'Turus 'i>.:As:A:Rnmm$t2\m

Page 12: KALIMANTAN SELATAN

Banjar kurang mengenai akan jati diri keseniannya sendiri yang ditakutkan pada akhirnyananti kebudayaan Banjar akan terlupakan, juga untuk mewadahi segala pentas kesenianBanjar yang selama ini dilakukan di tempat-tempat yang tidak tetap, selain itu pula secaratidak langsung dapat membantu perubahan program pemerintah kotamadya Banjarmasinyang berskala daerah menjadi berskala nasional, yang juga diharapkan dapatmemngkatkan kehidupan masyarakat Kelurahan Surgi Mufti dan Kelurahan AntasanKecil Timur pada khususnya serta masyarakat Banjarmasin Pada umumnya.

A.l. Kebudayaan Sebagai Kerangka Hidup Manusia

Masalah kebudayaan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, manusia adalah

bagian dari kebudayaan, karena kebudayaan meliputi segala segi dan aspek dankehidupan manusia sebagai makhluk sosial.

Kebudayaan atau kultur merupakan pemikiran, karya dan hasil karya manusia,

yang tidak hanya berakar dari naluri saja tetapi melalui suatu proses belajar yang hanya

bisa dicetuskan oleh manusia.'

Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai benkut, buah pikiran dengan segala

aspeknya, tata cara sikap perilaku dengan rasa, karsa, dan keindahannya, yangkeseluruhannya terwujud dalam bentuk keterampilan adalah suatu usaha manusia untuk

kebahagiaan baik oleh manusia terdahulu maupun oleh manusia sekarang.

Sedangkan nilai budaya adalah gagasan, yang menjadi sumber sikap dan tingkah

laku manusia dalam berkehidupan sosial budaya. Nilai budaya ini dapat kita lihat, kita

rasakan, terungkap dalam bentuk wujud salah satu aspeknya yaitu pada sistem

kemasyarakatan atau pada sistem kekerabatan.

Dewasa ini masalah kebudayaan banyak menggerak pemikiran orang baik dari

pihak pemerintah, kalangan swasta, pakar kebudayaan, kaum intelektual maupunmasyarakat. Dalam perencanaan dan pelaksanaan mereka selalu sampai pada masalah

latar belakang kebudayaan, baik itu sebagai penghambat atau sebagai unsur yang harus

diintegrasikan agar hasil rencana dapat terjamin.3

3Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalis dan Pembangunan, Hal. 1-24Drs. DJ Gultom Rajamarpodang, Dalihan Na Toiu Nilai Budaya Suku Batak Hal.25JWM Bakker Sj, Filsafat kebudayaan, Ha! 11-13

:M. CjIljI.'H TUL'US 'P/ASJMU'B'U-WSnW)

Page 13: KALIMANTAN SELATAN

4.2. Kebudayaan Indonesia

Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang menjadi satu kesatuan didalam

Bhinneka Tunggal Ika, ini menunjukkan bahwa adanya keberagaman Etnis yangdirumuskan dalam satu kesatuan dan tujuan, yakm demi menjaga keutuhan persatuan dan

kesatuan bangsa.

Keanekaragaman budaya Indonesia lahir dari suku-suku bangsa di Indonesia yang

berbeda-beda adat dan budayanya, hal mi timbul karena adanya keadaan kondisi

geografis yang berbentuk kepulauan yang terpisah-pisah.

Di satu sisi kita bangga akan kekayaan budaya bangsa Indonesia, namun di sisi

lain pula kita prihatin, karena banyak permasalahan yang timbul akibat era globalisasiseperti sekarang ini. Karena banyak masuknya kebudayaan asing yang tidak sesuaidengan adat dan budaya kita sebagai orang Timur, oleh generasi muda sekarang disebutsebagai "Trend" ataupun "Mode" yang ditelan mentah tanpa disaring terlebih dahulu.Sehingga dampak yang ditimbulkan pun bisa berakibat fatal, kebudayaan asli pun

semakin lama semakin hilang ditelan oleh roda jaman. Memang harus kita akui bahwa

tidak semua kebudayaan asing yang masuk tersebut berdampak negatif, seperti misalnya

pengetahuan generasi muda saat ini mengenai bidang tekhnologi dapat diandalkanketimbang 10 sampai 20 tahun kebelakang. Untuk menghindari dari dampak negatif

tersebut maka dilakukanlah tindakan prefentif, seperti misalnya membangun suatu teater

kesenian dalam rangka untuk mengenalkan kembali kepada generasi muda akan

kebudayaannya sendiri dan melakukan pembauran din antara kebudayaan asli yang kita

miliki dengan kebudayaan asing yang masuk tanpa mengindahkan norma-norma lama

yang kita miliki sehingga generasi muda sekarang lebih tertarik untuk mempelajari

kebudayaannya sendiri.

Pembauran diri yang kita lakukan ini selama dengan maksud dan tujuan untuk

memperkaya kebudayaan bangsa juga untuk mempertinggi kemanusian kita sebagaibangsa Indonesia yang cinta akan keanekaragaman budaya. Ide ini harus diupayakan

walaupun permasalahannya cukup sulit dalam hal mencapai kesatuan pandangan dan

tujuan, seperti yang diungkapkan dalam UUD 1945 Bab XIII pasal 32, yaitu :

" kebudayaan lama dan asli adalah sebagai puncak-puncak kebudayaan di

daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai budaya bangsa. Usaha harus

:%i. iiIL}I:H~ TUL'LIS 'PASMU'E'll-WS t2169 3

Page 14: KALIMANTAN SELATAN

menuju kearah kemajuan adab budaya dan persatuan, dengan tidak menolak

bahan-bahan baru dari kebudayaan asing, yang dapat memperkembangkan atau

memperkaya kebudayaan bangsa serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa

Indonesia."'

Kebudayaan Indonesia merupakan suatu kebudayaan yang lahir dan hasil usaha

bangsa Indonesia dalam satu kesatuan seluruhnya. Kebudayaan Indonesia memiliki

unsur-unsur kebudayaan yang Universal yang dapat dikembangkan seperti : sistem

teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, bahasa, sistem

pengetahuan, religi, dan kesenian.

Dari ke-7 unsur-unsur kebudayaan Indonesia, hanya ada satu unsur kebudayaan

yang dapat menonjolkan sifat khas dan mutu, dan dengan demikian amat cocok sebagai

unsur paling utama dari kebudayaan nasional Indonesia, untuk menunjukkan identitas

kepribadian bangsa, yaitu kesenian.

Dengan mengangkat tema kesenian inilah maka kita membuat suatu fasilitas yang

dapat melakukan pengenalan dan pembauran diri dengan masyarakat sekitar, serta

mewadahi kegiatan pentas kesenian, tanpa menimbulkan adanya suatu kontradiksi-

kontradiksi yang pada akhirnya mengarah pada perpecahan bangsa.

A.3. Tinjauan Kebudayaan Banjar

Kota Banjarmasin secara geografis terletak antara 3°15' sampai dengan 3°22"

Lmtang Selatan dan 114098" sampai dengan \\4°9& Bujur Timur. Berada pada

ketinggian rata-rata 0,16 m di bawah permukaan laut dengan kondisi daerah berpaya-

paya dan relatif datar. Pada waktu air pasang hampirseluruh wilayah digenangi air.

Kota Banjarmasin berada di sebelah Selatan, Propinsi Kalimantan Selatan

berbatasan dengan

• Di sebelah Utara dengan Kabupaten Barito Kuala

• Di sebelah Timur dengan Kabupaten Banjar

• Di sebelah Barat dengan Kabupaten Barito Kuala

• Di sebelah Selatan dengan Kabupaten Banjar

Kr\f*ntiarantnorat VnhnAavaan \zff»ntalic fan Ppmhanoiinan Hnj j 12-1 1"

8BPS Kotamadya Banjarmasin. Banjarmasin Dalam AngkaHal 1

:%l (jKjLli TU£'US T.:ASJAJU'B'U-WS i2! 6')

Page 15: KALIMANTAN SELATAN

Sesuai kondisinya kota banjarmasin memiliki banyak anak sungai yang di

manfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana transportasi selain dari jalan darat yang

sudah ada.8

Kondisi tanah sebagian terdiri dan rawa-rawa tergenang air, disamping pengaruh

musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat tropis. Suhu udara rata-rata

antara 25°c sampai 38°c, curah hujan rata-rata 219 mm perbulan, dengan jumlah hari

hujan 156 hari selama setahun,s

Kota banjarmasin terletak dekat muara sungai Barito dan di belah dua oleh sungai

Martapura. Sehingga seolah-olah Kota Banjarmasin menjadi 2 bagian. Kemiringan tanah

antara 0.13% dengan susunan geologi terutama bagian bawahnya di dominir oleh

lembung dengan sisipan pasir halus dan endapan uluvium yang terdiri dari lambung

hitam keabuan dan lunak.

Luas Kota Banjarmasin 72.00 km persegi atau 0,19% dari luas wilayah Propinsi

Kalimantan Selatan, terdiri dari 5 Kecamatan dengan 50Kelurahan.8

Banjarmasin atau lebih dulu dikenal sebagai Bandar Masih sebagaimana kota-

kota tua lainnya di Indonesia memiliki sejarah panjang perkembangan kebudayaan

termasuk adanya akulturasi budaya dari suku dan etnis lain yang menjadi pendatang,.

Banjarmasin dulu adalah sebuah bandar atau pelabuhan pusat perdagangan Kalimantan

dengan pulau-pulau lain di Indonesia, sehingga kebanyakan dan penduduknya adalah

para pendatang yang berprofesi sebagai pedagang. Sehingga sampai saat ini mata

pencaharian penduduk Banjarmasin sebagian besar adalah pedagang. Kebudayaan Banjar

sendiri lahir dari kebudayaan Dayak yang telah mengalami perkembangan semenjak

seluruh penduduknya memeluk agama islam dan kemudian berakulturasi dengan budaya

Melayu dan Islam.

Sedangkan jumlah penduduk dengan pertumbuhan penduduk Kota Banjarmasin

adalah sebagai berikut :9

BPS Kotamadya Banjarmasin, Banjarmasin Dalam Angka Hai. 31

M. (.jltjI'fC TUTUS •i'.;lS'.>\,iUi"U-98512l69

Page 16: KALIMANTAN SELATAN

Tahun/year Jumlah/Total Rata-rata

Pertumbuhan/Growth

(1) (2) (3)

1980 381.286

1990 481.37! 2,36

2000 532.556 1,02

2001 535.949 0,64

2002 539.060 n ss

Tabel no. 1

Jumlah pertumbuhan penduduk kota Banjarmasin

Mayoritas penduduknya beragama Islam (95,67%), sedangkan yang lain yaitu

Kristen Katolik (1.31%), Kristen Protestan (2,03%), Hindu (0,15%), Budha (0,76%), dan

lainnya(0,08%).10

Turun naiknya gelombang perpolitikan di Indonesia, ternyata memberikan

dampak yang negatif, terutama dalam bidang kepariwisataan, hal ini memberikan akibat

yang buruk bagi daerah-daerah tujuan wisata.seperti misalnya Kalimantan Selatan,

wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kalimantan Selatan mengalami penurunan.

Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:''

Tahun Jumlah wisatawan

mancanegara

Persen

(kenaikan/penurunan)

1995 15.868 -

1996 25.614 42%

1997 20.702 -19,17%

1998 13.866 -33,02 %

1999 13.398 -3,37 %

2000 14.396 7,45 %

1< 1">7~S ^\JKJ / XJ

2002 14.069 -6,99 %

Tabel no. 2

Jumlah persentasi wisatawan mancanegarapertahun

Bi S rvotainauya jjanjarmasin, Banjarmasin Dalam Angka Hal. 35Dept. Psnwisata, Pos dan Teiekomunikasi Banjarmasin

'M. CjKiL'li TUTUS •]'J,\SJA-IU'BV-9H$ 12! 6<>

Page 17: KALIMANTAN SELATAN

Sedangkan untuk jumlah wisatawan domestik mengalami penurunan jumlah pada

tahun 1997-1999, sedangkan pada tahun 2000-2002 jumlah wisatawan domestik

mengalami kenaikan, hal ini dapat dilihatpada tabel berikut ini:

tahun Jumlah wisatawan

domestik

Persen

(kenaikan/penurunan)

1995

1996

!1Q 1-71i i y . i i ~j

284.687 138,89%

1997 213.544 -24,99%

1998 .11 fiQO/:,

1999 106.414 -42,13%

2000 217.368 104,27%

200! 236.279 S 7©/„

2002 250.158 5,87%

Tabel no. 3

Jumlah persentasi wisatawan domestik pertahun

Selain itu pula laju pertumbuhan panwisata di Banjarmasin disebabkan karena

(menurut Dept. Pariwisata, pos dan Telekomunikasi Banjarmasin):

I. Kurangnya informasi pariwisata (51 %)

II. Kurangnya pemandu wisata (32 %)

III. Kurangnya objek hiburan kesenian (39 %)

IV. Kurangnya pelayanan kepada wisatawan (17 %)

Kalimantan Selatan khususnya Banjarmasin sangat berpotensi sebagai daerah

tujuan wisata, hal ini didukung dengan adanya 3 kategori karakteristik pariwisata di

Kalimantan Selatan berdasarkan Departement Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tahun

2003, yaitu :

1) Kelompok wisata alam

No, Wujud 1 Konsumen

1 Wisata hutan (cagar alam Mandiangin, i -pelajar

pulau pinus, pulau kembang, dll) j -mahasiswa

I-instansi (pemerintah maupun

| swasta)

:M. (jKjLtf tutus •p.AS.smrBUm^nw)

Page 18: KALIMANTAN SELATAN

y^^sata^UuaTIawa^a^hutan (pasar -pribaditerapung, goa batu hapu, pendulangan

intan,dll)

-mancanegara

-keluarga

Jenis kesenian

1 eater

Musik

Tan

Sastra/puisi

Senirupa

Tabel no. 4

Tujuan wisata alam Kalimantan Selatan

2) Kelompok wisata budayaBensikan pameran dan bentuk-bentuk budaya khas Kalimantan Selatan. Baik

yang merupakan pola hidup kesehanan, tradisi setempat, tata cara pemikahan adat, dll3) Kelompok wisata kesenian

Pariwisata yang menampilkan bentuk kesenian lokal yang tersaji dalam bebagaibentuk, mulai dan sent pahat patung dan ukir-ukiran, sent musik tradisional, sent tantradisional, dll.

Untuk pengembangan wisata budaya dan wisata kesenian dilakukanpengembangan dalam hal altematif bentuk kerajman dan r^rtj^kkan sertamerencanakan penyelenggaraan promosi keluar, hal ini didukung dengan adanyaprogram pemenntah yaitu menjadikan kecamatan Banjar yang dijadikan kawasanBITEC (Banjarmasin IntenaUonal Trading and Exhibition Centre).

Untuk jumlah organisasi kesenian d, Kalimantan Selatan sebanyak 200 group,sedangkan untuk jumlah organisasi kesenian di Banjarmasin sebanyak 33 group.Jumlah pementasan kesenian di Banjarmasm dalam tahun 2003 dapat dilihat padatabel berikut:

Jumlah pementasan dalam tahun

2003

lOx

7x

9x

Tabel no. 5

Jumlah pementasan kesenian Banjar dalam tahun 2003

•M. UliiTM TUTUS TASJAiUTiTmmm

Page 19: KALIMANTAN SELATAN

Kesenian Banjar sendiri terdiri dan beberapa jenis, yaitu :!"

1) Teater tradisi/Teater Rakyat digolongkan antara lain

• Mamanda

• Wavang Gong

• Abdul Muluk

• Kuda Gepang Carita

• Wavang Kulit

• Teater Tutur

• Jaoin Carita

2) Seni Tari

• Tari Topeng

• Tari Baksa

• Tari Gintor

• Tari Ladon

• Tari Sinoman Hadrah

• Tari Rudat

3) Seni Sastra

• Pantun Kekanakan

• Pantun Urang Anum

• Pantun Urang Tuna

• Pantun nasib

4) Madihin

5) Musik Panting

Beberapa cm arsitektur tradisional Banjar, khususnya mengenai bangunan-bangunan rumah adat yang masih ada, dapat diuraikan ciri-ciri umumnya sebagai

berikut :

Bangunan dalam konstruksi kayu, karena alam Kalimantan kaya dengan hutan,sementara pada saat itubelum dikenal adanya bahan semen

12 Buku Panduan Pernilihan Nanang Dan Galuh Banjar, Dinas Pariwisata kotamauya ^anjanuasm, .mi.-t^n Drs H. S«arnsiar Seman-Ir. H. Irhamna, Arsitektur Tradisional Banjar, Ha! 9-10

9:M. GK-iLU TUTUS VS\S.:A:RrB'U~m5\lW

Page 20: KALIMANTAN SELATAN

vmB benumpu pada dasar tanah denga„ pondas, sa.pa, ke P^a a»P

Lalunekang) sama banyaknya pada s,si kiri dan kanan bangunan rumah. r::-....-.--:r:::=i:;::r,;

dinding bagian depan ui ,w; ctnn sirao vane dibuat dan Kayu uim.s Atao rumah yane dipergunakan dan atap sirap ya sZI banian nunah yang menggunakan a,ap daun ™n*,a yang bananny

n dan daun pohon sagu. —s, Bubungan .erdapa, da,am entuk a.ppelana (iurai -Zadel duak) dan amp Sengkuap (Emper -Ussen Aar**)

6H I.*, dua buah <angga ya.tu «angga Hadapan dan ,angga Ba,akang." aTang d. « « *- «- — — ^ *» ^I rl in. vauu >,ma, «** (p,«u, a,au sen«an (sanga). Pada pen deIlkla — .angga Hadapan ke.bar dengan arah ke— k,n dankanan dalam posisi yang simetris7P^Ban^r. Lawang, yang menghubungkan ke iu. a,au ke12,11 hanya .erdapa, dua buah ya.u Lawang Hadapan dan LawanZl, Po- kedua p,n,u .ersebu, terte,ak setabang d, tengah (depan danhelakane) karena bentuk bangunan yang simetns

„ ly Tawmg Ha,a« (Ending pembatas) yang tenetak n—, «*.PetTp.k Basa (Amb.n Sayup) dan Pabndangan <Amb,n Da,am>. Pada s,s, tondanTanan Tawng H* -dapa, p.n, I— dua da.an, pos.s, yang sama danseimbang

10

;M. m^i tutus T.:ATMum.i^nm

Page 21: KALIMANTAN SELATAN

Rumah Banjar berbentuk rumah panggung yang berkonstruksikan kayu yangdiambil dan alam Kalimantan, yaitu kayu ulin. Penutup atap yang digunakan adalah sirapyang juga berasal dan kayu ulin. Sedangkan pondas, rumah Banjar menggunakan pondasitiang pancang dengan menggunakan batang yang besar, biasanya menggunakan jeniskayu Bitangur atau Kapur Naga (Calophyllom Spec). Pondasi lainnya dipergunakanbatang-batang kayu Galam (Melaleuca ,S/^)dengan sistem Kacapuri yaitu empat batangGalam yang disusun bersilang, yang pada pertemuannya berlubang segi empatdimasukkan tiang atau tongkat. Sebelumnya pada pangkal tiang atau tongkat tersebutdipasang sunduk pendek sebagai penyangga.

Sedangkan untuk relief atau ornamen sebagian besar diletakkan pada : pucukbubungan, tawing layar atau tampuk bubungan, pilis atau papilis, tangga, palatar, lawang,lalungkang, watun, tataban, tawing halat, sampukan balok gantungan lampu15

A.4. Tinjauan Rencana Pada Daerah Kecamatan Banjar UtaraSesuai dengan rencana pemerintah kotamadya tingkat II Banjarmasin untuk

melestankan, mengembangkan dan merawat permukiman bahan di daerah KecamatanBanjar Utara, pemenntah melakukan Revitalisasai permukiman tersebut dengan caramenata kembali fungsi dan fisik lingkungan kawasan dan merencanakan Kelurahan SurgiMufti sebagai kawasan pusat budaya kota Banjarmasin16 berskala daerah.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Kecamatan Banjar Utara Terdiri dansembilan Kelurahan, yaitu

1. Kelurahan Alalak Tengah

2. Kelurahan Alalak Utara

3. Kelurahan Alalak Selatan

4. Kelurahan Sungai Jingah

5. Kelurahan Sungai Miai

6. Kelurahan Surgi Mufti

7. Kelurahan Pangeran

Drs H Syamsiar Sernan-lr. H. Irhamna, Arsitektur Tradisional Banjar Hal. 9t>r>,s H syamsiar Seman-Ir. H. Irhamna, Arsitektur Tradisional Banjar Ha.. .<*.-. 45r™ TlSak Revitalisasi Permukiman (RTRP) Kota Banjarmsin, BAPPEDA Tk. II Kotamadya

14 T^,

15

16

Banjarmasin

:%!. UliiJT TUTUS TSAS.TlUmT<m!2!6*» U

Page 22: KALIMANTAN SELATAN

8. Kelurahan Antasan Kecil Timur

9. Kelurahan Kuin Utara

Dari sembilan Kelurahan tersebut hanya tiga Kelurahan yang nantinya akan

dijadikan sebagai kawasan pusat kebudayaan Banjarmasin, yaitu :1. Kelurahan Sungai Jingah

2. Kelurahan Antasan Kecil Timur

3. Kelurahan Surgi Mufti

Hal ini dikarenakan dari sembilan kelurahan yang berada di Kecamatan Banjar

Utara Hanya tiga kelurahan yang masih memiliki wansan budaya (kawasan permukimanbahan) dari masyarakat Kota Banjarmasin, selain itu juga karena kawasan ini memilikisisi historis yang tinggi danpada kelurahan yang lam. Mengapa kawasan ini sampaimemakan tiga Kelurahan? Hal ini dikarenakan kondisi permukiman bahannya terletakmenyebar disepanjang Sungai Martapura yang berada dilokasi Kelurahan Sungai Jingah,Kelurahan Surgi Mufti, Dan Kelurahan Antasan Kecil Timur.

Tujuan dari rencana tindak revitalisasi kawasan permukiman ini adalah :1 Merumuskan rencana pengembangan/penataankawasan lingkungan permukiman

sebagai upaya penataan kembali fingsi dan fisik lingkungan kawasan2. Menyajikan spesifikasi tekms dari seluruh rencana pengembangan atau penataan

kawasan lingkungan permukiman

3. Menyusun program investasi pembangunan sebagai acuan implementasi

rancangan yang disusun

4. Membuat gambar rancangan

• aspek teknis teknologis

• aspek teknis administratif

untuk digunakan dalam proses pelelangan, proses pelaksanaan fisik lapangan5. Supervisi pekerjaan lapangan dalam rangka mengendalikan kualitas dan kuantitas

pelaksanaan fisik percontohan revitalisasi kawasan

17 Rencana Tindak Revitalisasi Permukiman (RTRP) KotaBanjarrnsm, BAPPb^ .«. u ™ta.uauya

18 Rencana Tindak Revitalisasi Permukiman (RTRP) Kota Banjarmsin, BAPPEDA Tk. II KotamadyaBanjarmasin

.'M. CjICii:f{ TUTUS TASJMU-B'U-WS1216<> l2

Page 23: KALIMANTAN SELATAN

Selain itu pula daerah kecamatan Banjar utara ini akan dijadikan sebagai kawasanBITEC (Banjarmasin International Trading and Exhibition centre), kawasan permukiman,pendidikan, perkantoran, wisata alam, dan olah raga. Untuk mendukung programpemerintah dalam memngkatkan sistem perdagangan intemasional serta memperkenalkankesenian Banjar kepada dunia luar, selain itu juga untuk memberikan hiburan danpendidikan mengenai kesenian Banjar kepada masyarakat, maka dirancanglah suatuGedung kesenian yang menampilkan kesenian tradisional Banjar yang nantinya dapatmenjembatani semua kebutuhan tersebut. Hal ini juga didukung oleh faktor kurangmemadainya fasilitas rekreasi dan hiburan di kecamatan Banjar utara.

A.5. Isu Yang berkembang

1. Banjarmasin khususnya kecamatan Banjar utara akan dijadikan kawasan BITEC(Banjarmasin International Trading and Exhibition Centre), untuk International

Trading (perdagangan intemasional) selain sebagai pendapatan utama pemerintahkotamadya Banjarmasin juga sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaanBanjar kepada dunia luar, sedangkan Exhibition Centre (pusat pagelaran) diarahkan

dan dipusatkan pada kesenian Banjar. Karena kesenian Banjar merupakan wisata

budaya yang paling berpotensial untuk menarik wisatawan domestik maupun

mancanegara selain objek wisata yang menarik di Banjarmasin (misal : pasar

terapung di sungai Barito).

2. Dalam rangka memngkatkan jumlah panwisata di Indonesia, Banjarmasin yang

memiliki nilai-nilai kebudayaan yang tinggi berperan serta dalam ikut berpartisipasi

menggalakkan pariwisata di Indonesia, hal ini terbukti dengan adanyamerevitalisasikan peningalan-peninggalan bersejarah Banjar (misal : revitalisasi

kawasan permukiman bahari yang merupakan peninggalan bangunan bersejarah

Banjarmasin), mereservasi dan konservasikan objek wisata Banjar (misal :

pemeliharaan kembali makam dan mesjid Sultan Suriansyah di Kuin), menghidupkandan mengembangkan kembali kesenian dan kebudayaan Banjar (misal : diadakannya

pertandingan Mamanda antar SMU di Banjarmasin).

19 R.encana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Banjarmasin Utara, Dinas Tata Kota Tk. IIKotamadya^an*srin3S!n FI3.111-21

%t. UKiI'TTUTUS T.'AS.A1UB'U-W5l2im 13

Page 24: KALIMANTAN SELATAN

3. Kesenian Banjar yang beragam yang dapat digolongkan dalam 5 jenis yaitu seniteater rakyat, seni tari, seni madihin, seni musik kintung, dan seni sastra. Tiapkesenian tersebut memiliki keunikan sendin-sendiri dan lebih bersifat menghibur dan

menjadi daya tank tersendin bagi para wisatawan mancanegara maupun domestik.

A.6. Fakta di Lapangan

1) Banjarmasin memiliki gedung serba guna atau gedung budaya, polapementasannya berbentukprocenium

a) Sedangkan pertunjukkan yang menuntut pola pementasan berbentuk arena,kegitannya dilakukan di jalan (Jl. RE. Martadinata dan Jl. Jend.Sudirman). Karena tidak adanya batas antara stage dengan audience

sehingga dibutuhkan team keamanan khusus untuk menjaga audience agar

tidak mengganggu jalannya pertunjukkan

b) Kadang stage terlalu besar untuk para pemain sedangkan gerakan mereka

hanya dalam radius yang sedang atau malah sebaliknya stage terlalu kecilpadahal mereka memiliki gerakan pada radius yang besar (misal :

Pementasan Madihin yang tidak melakukan gerakan apa-apa hanya duduk

dan bercanda dengan audience melakukan pertunjukkan disebuah

panggung Shinta Resturant plaza yang besar, sehingga masih banyak

ruang kosong yang tidak termanfaatkan)

2) Wisatawan Mancanegara maupun Domestik tidak dapat menikmati kesenian

Banjar sewaktu-waktu, selain karena jadwal pementasan yang tidak teratur juga

disebabkan karena tempat pementasannya yang tidak tetap.

Berdasarkan isu dan fakta yang terjadi dilapangan ini maka dapat diketahui bahwa

Banjarmasin memerlukan suatu tempat pertunjukkan yang tetap, dapat menampung

semua pertunjukkan dalam satu stage, dapat mewadahi pola pertunjukkan baik berupa

Procenium maupun arena, dan dapat mengenalkan kesenian Banjar pada dunia luar

melalui wisatawan Mancanegara maupun domestik. Untuk itu maka dirancang dan

direncanakanlah "Gedung Kesenian" agardapat mewadahi semua kegiatan tersebut.

.'*•/. GlijTU TUTUS Vy\SJA}U'B'Um*-MW) 14

Page 25: KALIMANTAN SELATAN

B. RUMUSAN PERMASALAHAN

B.l. Permasalahan Umum

Yaitu Permasalahan yang berhubungan dengan permasalahan yang bersifat non-

fisik yang berhubungan erat dengan fasilitas kegiatan pementasan kesenian budaya

Banjar di Banjarmasin, yaitu :

1. Bagaimana merancang sebuah Gedung kesenian yang mewadahi lima kegiatan

pentas seni yang berbeda-beda

2. Bagaimana merancang sebuah teater kesenian yang dapat memenuhi tuntutan dari

audience yang berbeda-beda

B.2. Permasalahan Khusus

Yaitu permasalahan yang berhubungan dengan permasalahan yang bersifat fisik

(arsitektural) dengan kegiatan pementasan (pemain maupun penonton)serta dengan

fasilitas yang mendukung pementasan, yaitu :

/. perubahan ruang stage dengan 5 kesenian yang berbeda dalam mendukung

kenikmatan audience (baik audio maupun visual)

Solusi permasalahan:

AUDIO

BindingPenggunaan dinding belakang

yang gembung

:'M GIL-jWt TUTUS 'J'JAS.XJinW-Wtllim

MEMPERKUAT SUARA YANG

DiTERIMA PENDENGAR D!

BAGIAN BELAKANG

15

Page 26: KALIMANTAN SELATAN

Menghindari bidang dinding pYANG SEJAJAR

/1GEMA YANG TERUS MENERUS

/

\

MELEBARKAN DAN MEMBENTUK

PATAHAN-PATAHAN PADA DIMDtNB

BAGIAN SAMPINE

DINDING YANG TIDAK SEJAJAR

DAPAT MERATAKAN BUNYI

PANTUL KE SEMUA TEMPAT

Penogunaan ceiling

SEBAGAI PEMANTUL BUARA AGAR DAPAT

MERATAKAN SUARA KESELURUH TEMPAT

•M. (jliiTJf TUTUS •PXSJ[-]U'Ml-n$m(#

Page 27: KALIMANTAN SELATAN

VISUAL

Procenium Open thrust

shape

Arena

Fleksibilitas staqe di atur denban

melakukan pelebaran ataupun

penyempitan ruane3 audience denoan

diiringi pergerakan stage yanb linieh

PENSGUNAAN TEKHNDLOGI MOTOR PENBGERAK

BTAOE YANG BERUPA MESIN HIDROLIK

Staqe lebih tinbgi dari

posisi audience yang

paliimc3 depan

Agar dapat memenuhi tuntutan

kenyamanan audio-visual audience,

maka postsi audience dapat dinaik

dan di turunkan sesuai kebutuhan

2. Perubahan ruang pentas/stage dalam memenuhi tuntutan antara

pengunjung dengan pemain dari 5 jenis kesenian yang memiliki perbedaan

arah sirkulasi

Solusi permasalahan:

•m. LjKii:.il Tutus •}>.s\s:MUB'U~(mmm 17

Page 28: KALIMANTAN SELATAN

SIRKULASI

Untuk sirkulasi pemain yang datanb dari

arah audience dibuatkan tanbba khusus

YANB BiSA DlNAiK-TURUNKAN DARI LANTAI

ATAS MENUJU STABE

Untuk remain yang menggunakan pou

pertunjukkan arena, arah kedatanc3an

REMAIN MUNGUU DARI ARAH STABE (DENBAN

MENGGUNAKAN ELEVATOR STAGE)

\ l&T"

SIRKULASI KEDATANGAN

PENGUNJUNG DAN PEMAIN

DI PISAHKAN DLEH PERBEDAAN

KETINBGIAN LANTAI

Sirkulasi dibuat lebar

agar pengunjung dapat

leluasa berberak

PlINITU KELUAR DIBUAT TERBUKA KE ARAM LUAR

ABAR PENQNTDN DAF>AT MENINBBALKAN RUANGAN

LEBIM CEPAT DARI WAKTU YANB DIPERKIRAKAN

Untuk sirkulasi

kedatangan pengunjung

menuju gedung

pertunjukkan dibuat

dekat dari area parkir,

agar waktu tempuh

penonton berkisar

1 5-3D MENIT

.'M. (iIGTli TUTUS TS\S-A-JUB'lTmi2\m

/ m \

Page 29: KALIMANTAN SELATAN

C. TUJUAN DAN SASARAN

C.l. Tujuan

C.1.1. Tujuan Umum

Proyek ini dilaksanakan untuk membantu program pemerintah dalam membangun

kecamatan Banjar utara selain itu juga untuk melestarikan dan mengenalkan warisan

kesenian budaya Banjar kepada dunia luar, karena nantinya kecamatan Banjar utara ini

akan dijadikan sebagai pusat perdagangan yang berskala intemasional

C.1.2. Tujuan Khusus

Dengan adanya Gedung pertunjukan kesenian budaya Banjar ini diharapkan

nantinya akan dapat memberikan pendidikan dan hiburan tersendiri kepada masyarakat

selain itu juga untuk memancing generasi muda Banjar agar lebih mengenai dan

mengetahui akan keseniannya sendiri.

C.2. Sasaran

C.2.1. Sasaran umum

Sasaran umum yang hendak dicapai dalam perencanaan dan perancangan

Gedung kesenian Banjar ini adalah menemukan rumusan konsep bagi kepentingan

desain dengan mempertimbangkan :

> aspek kompleksitas fungsi dan ruang

Mendapatkan penataan lay out fungsi dan ruang sehingga diperoleh lay

out ruang yang dinamis yang memperhatikan standar fungsi dan ruang

yang ada sehingga akan menghasilkan kenyamanan bagi para

penggunanya, dengan cara mengidentifikasi beragam fungsi dan ruang

suatu Gedung kesenian, sirkulasi dalam bangunan serta menentukan

besaran ruangnya

r aspek interaksi antara stage dengan audience

Mendapatkan antara stage dengan audience dengan memperhatikan

standarisasi stage dan audience sehingga diperoleh keserasian dan

M. GJ(jJ:HTUTUS TAS.:TRlTU^%sn\m 19

Page 30: KALIMANTAN SELATAN

keseimbangan hubungan antara stage dengan audience tanpa

menghilangkan karakteristik masing-masing

> aspek bentuk tradisional dengan arsitektur modern

Mendapatkan bentuk tradisional dari sebuah Gedung Kesenian

yang beraksitektur modern serta beradaptasi dengan lingkungan

sekitarnya, sehingga bangunan tetap dapat menghasilkan efek yang positif

bagi lingkungan sekitarnya sekaligus tetap mampu menghadirkan

bangunan yang berkesan ramah yang secara psikologis dapat memancing

generasi muda agar tertarik dengan kesenian Banjar, dengan cara

mengadaptasikan bentuk arsitektur modern dengan bangunan tradisional

Banjar serta dampaknya bagi perencanaan, terutama mengenai sirkulasi

kedalam dan luar bangunan serta penataan ruang yang berhubungan

dengan lingkungan luar

C.2.2. Sasaran Khusus

Sasaran khusus merupakan sasaran yang lebih mendetail lagi dalam proses

mendapatkan rumusan konsep perencanaan dan perancangan yang mencakup :

> Kajian terhadap standarisasi fungsi dan ruang, yang sangat dipengaruhi

oleh jenis-jenis kegiatan yang ada didalamnya

r Kajian terhadap standarisasi stage dan audience

>* Kajian terhadap adat dan budaya serta kesenian orang Banjar

a- Kajian terhadap lingkungan sekitar bangunan / Site

> Kajian terhadap bangunan tropis terutama rumah adat Banjar

> Kajian terhadap bentuk bangunan arsitektur modern

> Kajian terhadap pola sirkulasi, baik sirkulasi di dalam maupun di luar

bangunan

D. LINGKUP PEMBAHASAN

Mencakup beberapa aspek yang terkait dalam Perencanaan dan Perancangan

Gedung kesenian, yaitu :

1. Aspek Fungsional dan Ruang

:.M. GJijL'U TUTUS T.AS.'A'HIB'U-im5l2lh() 20

Page 31: KALIMANTAN SELATAN

Kompleksitas Fungsi dan ruang yang ada menjadi kendala bagi perencanaan,

sehingga perlu diadakan pendekatan maupun pengidentifikasian yang lebih

menyeluruh untuk mendapatkan skema awal dari perancangan yang dilakukan.

Adapun fungsi dan ruang yang akan dibahas nantinya menyangkut:

r- pertunjukkan indoor

r Gedung kesenian Banjar

r Ruang pameran

r Restaurant terbuka

'r Pengelola, (terdiri dari pimpinan, staff, karyawan)

r Pelayanan

>- Sirkulasi

2. Aspek stage dan audience

Berupa pendekatan kajian terhadap pengertian, standarisasi stage dan audience

untuk digunakan sebagai acuan dalam perancangan stage dan audience indoor.

3. Aspek kesenian budaya Banjar

Berupa tinjauan adat, budaya, kesenian serta pola perilaku orang Banjar untuk

digunakan sebagai acuan bagi fungsi dan ruang yang ada serta mengatasi

kompleksitas fungsi dan ruang tersebut

4. Aspek bentuk arsitektur tradisional Banjar dan arsitektur modern

Bagaimanapun juga sebuah bangunan memerlukan sebuah penampilan yang

dapat mengekspresikan fungsi yang ada didalamnya, yakm sebagai sarana

sentralisasi semua kegiatan kesenian Banjar, dan aspek tropis menjadi pilihan

dikarenakan konsep berlandaskan pada bangunan tradisional Banjar dan

bangunan berarsitektur modern, selain itu juga bangunan diharapkan mampu

merespons keadaan iklim sekitarnya

:M. GIGJ'U. TUTUS T:4S.SVRI:B'U~imt2W> 21

Page 32: KALIMANTAN SELATAN

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Latar Belakang ProyekIsu-isu yang berkembang serta masalah-masalah yang ada pada Gedung kesenian.Banjarmasin tidak memiliki fasilitas khusus untuk gedung pcrtunjukan yang berupa Gedung kesenian. KesenianBanjar sangat khas dan beragam.Daerah kecamatan Baniar utara direncanakan sebaeai kawasan international Trading and Exhibition Centre.

IPermasalahan Umum

Merancang dan merencanakansebuah Gedung keseniandengan membuat suatuinteraksi dari kelima kesenian

yang berbeda kedalam satukaw asan tanpa menggangguaktivitas stage dan audiencebaik outdoor maupun indoorsehingga dapat berfungsioptimal sebagai panggungpertunjukan kesenian

Permasalahan khusus

Perubahan ruang stage dengan 5kesenian berbeda. untuk

memenuhi tuntutan lay outaudience, audio visual, dan

sirkulasi. Serta pcnggunaantekhnoloai vans mendukunam a

TujuanMerumuskan

konsep perancanganGedung kesenian

Arsitektural: Teorikal

Kebijakan kawasan, aspek keselarasan. standarisasi, tinjauanbentuk, fungsi. dan ruang .tinjauan material, tinjauan stage danaudience

Faktual

Banjarmasin selain memiliki kekayaan alam terutama kayuyang melimpah juga memiliki beragam khasanah budayakesenian yang tiap kesenian punva kekhasannya masing-

Non Arsitektural: Teorikal

Fungsi Gedung kesenian dan publikasi. posisiBanjarmasin sebagai kawasan International Tradingand Exhibition Centre

Faktual

Pusat kesenian yang tersebar. kota wisata, kotaperdagangan

Sasaran

Penataan fungsi, ruang danbentuk yang dinamis,keselarasan antara stage danaudience sehinggamemberikan kenyamananbagi para penggunanya

Analisis

Kegiatan kesenian yang bcrlangsungtidak tetap. kekhasan masing-masingkesenian, kekhasan karakter bangunan.pusat perdagangan Intemasional,kekhasan fisik melalui tampilan,kekhasan non fisik melalui pendekatan

Konsep PerancanganKonsep lata ruangdan fungsi. konsep tampilan bentukdan skalaelemen. konsepmaterialpendukung, konseplay out antar stage dan antar audience

Desain gubahan massa yang selarasdan seimbangantar massanyadan bisa memperkuat karakter dari GedungkeseniannyaDesain sebuah Gedung kesenian yang mewadahi.mempublikasikan,dan memberikan nilai pendidikantentang senidan budaya Banjar

Tabel no. 6

Tabel kerangka pemikiran

•M. GIC,i:U TUTUS VSA.S:ARITlT^\2\m

Transformasi desain

22

Page 33: KALIMANTAN SELATAN

F. LOKASI DAN SITE

M. GJGITt'TUTUS VS\SjA'Jiimi-<)H5l2Wi

Page 34: KALIMANTAN SELATAN

E=

J

£*

£*

.:;,•

*&T

<.1-"

.Ji—

i*

*'&

\'•?

V

,i

jn

i—i

-"b

o:

:g^M

:

Page 35: KALIMANTAN SELATAN

aaCc3

_CSCO

2.£)

X!

-ac3

^3K

Page 36: KALIMANTAN SELATAN

DRESSINGROOM

R. LATIHAN' AKHIR

i COSTUM. £,' SHOP ££

-L . f'

V

,*r_XV V V_ w ^. •

, p "i-i. v-V-_.-1-».«- V" r-

--•_•

-~ •- y r»• - r -r

** V* -* -'.• -*• ^ v*

r f •»" <

HALL

GREENROOM

STAGE

^.uuiii*-1-'J.-.l,, ,_J1J

.-*-*-*J .*v. v

V 4

{TATARIAS

DRESSING,COSTUNp ROOM

r ' * ^ " " *< j'*-* ij.i_i_i.iJt-*-1- . v* vWvu=

I •. \ .1 iR_

I 1 1 1 | 1 Ml'H-r-

dJUJi]

I M M I •

MEEL 1

u—• - -

, JJtJ-*-1. IJl.lt *-1*-

***• ,lV»'

roriET

R.KERJA

R.TUNGGUJjiNGlJNJUNG

HALL

™___, .T_J .

ENTRANCE

V--

nungtnmsisi

ANTR1AN ifBCBT J

! PENJUALANI TKET

'.TOILET TOILETJ 5 |

•n

cafetaria/

Page 37: KALIMANTAN SELATAN

rrs

IKE

ryn

u!

iiilFj

P1r1

*iS

^iL

N/K

i,^/

TA

MP

AK

SA

MP

ING

KIR

I

Page 38: KALIMANTAN SELATAN

BAB II

DESAIN SKEMATIK

A. TINJAUAN UMUM

1. Pengertian dan Batasan

Seni Teater : suatu kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan

tubuhnya sebagai alat atau media utama untuk menyatakan

rasa dan karsanya yang diwujudkan dalam suatu karya seni

dan di tunjang oleh unsur-unsur peraga seperti unsur gerak,

unsur suara atau bunyi dan unsur rupa

Media Kreasi : media untuk menyalurkan pengungkapan perasaan, emosi

ataupun suatu pengalaman sehingga akan tercapai suatu

kepuasan

Media Apresiasi . media untuk mengerti dan menyadari akan seluk beluksuatu hasil pengungkapan perasaan, emosi, kemampuan

untuk menikmati, menilai dan menghayati ungkapan

tersebut

Media komunikasi media untuk proses transfer dan pikiran/ide

seseorang/kelompok yang sebelumnya telah diterjemahkan

dalam bentuk isyarat/gerak, yang nanti oleh penenmanya

bentuk tersebut di terjemahkan lagi menjadi pikiran dan

perasaan kemudian diben jawaban sebagai umpan balik

Lingkungan Banjarmasin : menunjukan lingkup yang dibahas, dibatasi padadaerah Banjarmasindengan daerah disekitarnyayang sedikit

banyak memiliki hubungan timbal balik yakni propinsi

Kalimantan Selatan

Berdasarkan batasan dan pengertian tersebut diatas, maka maksud seni

teater sebagai media kreasi, apresiasi dan komunikasi di Banjarmasin adalah budi dayamanusia dengan pernyataan keindahan dengan perantara suara, gerak, rupa dan irama

dalam kaitan keselarasan yang kesemuanya ini merupakan media penyaluran perasaan.

;M GIi:,I:H TUTUS VS\S:A'RI'B'lTm5i2\<>ii 26

Page 39: KALIMANTAN SELATAN

emosi manusia yang dapat dimengert, dan disadari oleh manusia yang lam sehinggamampu dinikmati, dinilai dan dihayati dan akhirnya terjadi proses transfer dari manusiapenghasil kepada manusia yang lain yang akan memberikan jawaban sebagai umpanbalik pernyataan tersebut.

2. Hakekat Seni Pertunjukan

a) Tujuan

i) Seni untuk aksentuasi sesuatu keyakinan atau pandangan hidup, yangmenyebabkan sekalian bentuknya menjurus kepada tujuan tersebut. Seni teaterdapat membawa sesuatu yang di kehendaki, misalkan pada sifat patnotik ataureligius. Tetapi aksentuasi dapat bernilai rendah yaitu yang cenderungmengarah kepada sifat propaganda dan tidak bersifat universal

li) Seni untuk hiburan, sifatnya nngan, menghibur, seperti : Mamanda, Madihindan Iain-lain

in) Seni untuk keindahan, yang langsung berhubungan dengan bidangkeindahannya, yang dipentingkan adalah segi keindahannya, misal tan-tarian

iv) Seni untuk pendidikan, merupakan pencerminan niah-nilai, contoh yang baiksebagai pelajaran hidup, seperti pertunjukan wayang gong yang selalu berkisarpada pertentangan kebaikan dengan keburukan, japin canta yang memberikancontoh akibat-akibat buruk yang ditimbulkan dari perbuatan yang salah, dan

lain sebagainya

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan seni teater adalah kedalamanyang ditimbulkan, kebenarannya yang pasti dan moral yang tinggi

b) Fungsi

Fungsipokok meliputi:

i) Fungsi pribadi

Menusia sebagai individu membutuhkan penyaluran pengungkapanperasaan, emosi ataupun bentuk pengalaman, sehingga pada saat inilah manusiamembutuhkan suatu media yang dapat memberikan kepuasan dalam memenuhi

tuntutan emosi individualnya

ii) Fungsi sosial

:M. tjKHJ f TUTUS VMSSUUB'tTm? 121 b<i 21

Page 40: KALIMANTAN SELATAN

Adanya kegiatan seni teater,merupakan media komunikasi antara pencipta

obvek dan pengamatnya, peristiwa ini merupakan suatu komunikasi sosial

masyarakat dalam menikmati hasil seni. Hasil karya seni teater akan mempunyai

fungsi sosial apabila :

• Dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat

• Diciptakan untuk dilihat/dinikmati untuk kepentingan umum

Dapat menyatakan aspek-aspek eksistensi sosial sebagai tantangan bagi individu

dan pengalaman-pengalaman seseorang

iii) Fungsi fisik

Obvek seni teater yang diciptakan dapat berfungsi sebagai pengisi dan alat

dalam kehidupan manusia

c) Pengertian

Seni teater tradisional adalah :

Seni pertunjukan yang terdapat di suatu daerah yang lahir berdasarkan

tradisi, yang kemudian dihayati oleh masyarakatnya. Pada kesenian tradisional ini

ditemukan beberapa kesenian klasik, dimana yang disebut seni klasik adalah seni

yang dapat menembus berbagai jaman. Seni ini secara konvensional menjadi satu

dengan adat istiadat, agama maupun kebiasaan masyarakat di dalamnya.

3. Karakteristik Kesenian Banjar

Kesenian Banjar sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu :'

a) Teater tradisi/Teater Rakyat digolongkan antara lain :

s^ifcaW*^ ^" -**~

i eater rairyat "mamaiR_a

20 Buku Panduan Pemilihan Nanang Dan Galuh Banjar, Dinas Pariwisata Kotamadya Banjarmasin, Hal.42

M. GIljTH TUTUS T.ASSA1UTtTm512160 28

Page 41: KALIMANTAN SELATAN

• Mamanda

Berfungsi sebagai hiburan, pendidikan, upacara adat

(perkawinan/sunatan), sehabis musim panen. Dilakukan di penampik basar,

pemain lebih dari 20-25 orang. Alat musik pengiring : babun, biola, gong,

suling, panting. Cerita yang ditampilkan adalah cerita rakyat (misal: cerita

perjuangan terhadap Belanda), di stage pelakon yang bermain hanya 7-10

pemain, suasana yang dihadirkan adalah suasana akrab, pola pertunjukkan

adalah procenium, Stage berukuran 3x7 Meter.

Profil :

Seperti teater rakyat biasanya, tapi tidak terdapat gerakan-gerakan yang

terlalu keras, misalnya gerakan jungkir balik. Pemain yang menunggu pentas

akan berada di palindangan, musik pengiring akan mengalun pada saat tari

ladon di tampilkan, situasi tegang, musik mengalun tidak terlalu keras agar

vokal para pemain dapat terdengar. Jarak pandang terdekat 2 Meter. Pola

pementasan:

1. tan ladon (tan pembuka)

2. pengenalan tokoh

semua tokoh akan keluar semua kemudian masuk kembali (semua)

ke Palindangan

3. fragmen dijalankan

musik akan mengalun sesuai alur cerita, pada saat perbincangan

musik akan berhenti.

4. penutup

semua tokoh akan kembali keluar dan mengaturkan ucapan terima

kasih

!M. GIGTIi TUTUS 'FJAS.ARIB'U^851216<> 29

Page 42: KALIMANTAN SELATAN

^C-PM_______n_______BM_l__-__l

Audience

F3 e: r*si a n/i i=> i k:

Besar Tengah Kecil

• Wavang Gong

Berfungsi sebagai hiburan, perayaan hari-hari besar, pesta perkawinan,

upacara adat (tujuan: untuk mendapatkan keselamatan). Dilakukan di halaman

rumah, pemain lebih dari 10-15 orang. Alat musik pengiring : gong, gamelan.

Diselingi dengan tarian Bagandut dan sinden, cerita diambil dari cerita

Ramayana atau hikayat-hikayat masyarakat Banjar, stage berukuran 3x7

Meter, tinggi stage 3-5 kilan (1 kilan = 15-30cm), stage beratap daun rumbia.

Profil:

Mulai ada gerakan-gerakan yang keras akan tetapi jarang sekali dilakukan.

Pemain akan menunggu pementasan di samping stage, musik pengiring

kinerjanya sama dengan Mamanda. Polaarah pandang adalah 3 arah pandang.

Suasana akrab. Jarak pandang terdekat 3 Meter. Pola pementasan:

1. pembuka oleh tari Bagandut

2. fragmen dijalankan

3. penutup

semua tokoh akan kembali keluar dan mengaturkan ucapan terima

kasih

:M. GIGT.W TUTUS T.AS.AlUB'U-9H5l2im 30

Page 43: KALIMANTAN SELATAN

• Abdul Muhik

Berfungsi sebagai hiburan, dilakukan di halaman kampung, stage

berukuran 5x7 Meter, tinggi 3-5 kilan, beratap daun rumbia, ada backdrop,

pemain akan menunggu di belakang backdrop, cerita yang ditampilkan adalah

cerita percintaan. Pemain 10-15 orang, pola arah pandang 3 arah pandang.

Profil:

Tidak ada gerakan-gerakan yang keras, teater seperti teater biasa. Suasana

akrab. Jarak pandang terdekat 3-4 Meter. Pola pementasan:

1. pembuka (pengenalan alur cerita awal)

2. fragmen dijalankan

3. penutup (berisikan petuah-petuah)

M. GIGTJl TUTUS VAS.A.IUTU~m^\2W) 31

Page 44: KALIMANTAN SELATAN

• Kuda Gepang Carita

Berfungsi sebagai upacara adat menolak bala. Dilakukan di halaman

kampung. Cerita yang dihadirkan adalah cerita tentang kesatnaan yang baik

melawan yang jahat, pemain 10 orang, stage di tanah, dengan ukuran 7x7

Meter.

Profil:

Ada gerakan-gerakan yang keras, pola pementasan berbentuk arena,

pemain menunggu dari arah pembuka jalan, jarak pandang terdekat 5-6

Meter.suasana khidmad. Pola pementasan:

1. pembuka (pembacaan do'a)

2. cerita/fragmen dijalankan:

• pemain datang dari arah penonton (penonton membuka jalan,

penonton dalam keadaan berdiri)

• pemain bermain bersama (melawan 1 tokoh jahat)

• kematian sang tokoh jahat (pemain keluar kembali lewat jalan

yang sama)

3. penutup (pembacaan do' a)

• Wavang Kulit

Berfungsi sebagai hiburan, dilakukan di halaman kampung, sebagaimana

wavang kulit dari kebudayaan Jawa diiringi oleh musik gamelan, gong, dan

sinden.

:M GIGTJt TUTUS VASJAlUmi-'m1216') 32

Page 45: KALIMANTAN SELATAN

Profil:

Pedalang 1 orang, pertunjukan wavang kulit sunan Kalijaga, stage

berukuran 10x15 Meter, tinggi stage 2 kilan, suasana khidmad, jarak pandang

terdekat 5-6 Meter, pola pertunjukkan procenium (1 arah pandang).

<rAudience

• Teater Tutur

Berfungsi sebagai hiburan. dilakukan di halaman rumah, di iringi oleh

musik pengiring.

Profil:

Pemain 10-15 orang, suasana akrab, stage 3x7 Meter, tinggi stage 3-5

kilan. beratap daun rumbia, ada backdrop, ada tirai penutup di samping stage,

cerita yang di tampilkan adalah cerita silsilah raja-raja Banjar, ada satu orang

penutur cerita yang lain sebagai pelakon, tidak ada gerakan-gerakan yang

keras, musik mengalun merdu pada saat penutur bercerita akan during] oleh

kecapi Jarak pandang terdekat 3 Meter. Bentuk pementasan procenium. Pola

pementasan:

1. pembuka (penutur yang mengambil peranan)

2. fragmen dijalankan

3. penutup (penutur mengambil peranan kembali)

vf, GIGIlH'TUTUS TJAS.ARTBtl'imf.\2\m 1 "»

Page 46: KALIMANTAN SELATAN

^ammmmmmmmtammmmum

Audience

• Japin Carita

Berfungsi sebagai hiburan, dilakukan di halaman kampung, berteater

sambil menari, cerita yang di tampilkan adalah cerita yang menyinggung

keadaan pada saat itu (bersifat humor).

Profil:

Pemain 13-15 orang, suasana akrab, stage 7x7 Meter, tinggi stage 3-5

kilan, pola pertunjukkan 3 arah pandang, tanpa back drop, jarak pandang

terdekat 3 Meter, pemain yang maju ke depan/tengah menari terlebih dahulu

baru berlakon. Pola pementasan:

1. pembuka (penari masuk ruangan sambil menari kemudian duduk

membentuk setengah lingkaran menghadap kearah penonton)

2. fragmen dijalankan (pelakon akan maju (1 orang) ketengah

lingkaran, dia akan berkomunikasi dengan penonton dan pemain

yang lain)

3. penutup (pelakon akan memberikan nasehat-nasehat, kemudian

pelakon masuk kembali sambil menari)

:m. gighH'tutus i>y\sy\RJB'iTm?-n\m 34

Page 47: KALIMANTAN SELATAN

.^jS jp^ffcn*-"•*.?.«•*. a

b) Seni Tari

» Tari Topeng

Tari klasik yang menggambarkan kepahlawanan, cinta kasih, kemenangan

dari yang baik atas yang jahat. Dilakukan bisa di halaman rumah maupun

panampik besar, stage 3x7 Meter, jarak penonton terdekat berkisar 2 Meter,

untuk di halaman rumah terdapat ketinggian stage 3-5 kilan, atap daun

rumbia, ada backdrop, suasana akrab, pola pertunjukkan procenium (1 arah

pandang), penari I orang.

:M. G1GTU J'UTUS ']'.:AS'AR]TU«iW51lim 35

Page 48: KALIMANTAN SELATAN

Halaman rumah

Audience

penampik besar

<rAudience

e: i^i ais/i i k:

Besar Tengah Kecil

• Tari Baksa

Tan klasik yang dilakukan di halaman rumah/halaman kampung karena

merupakan bagian dari salah satu upacara adat dalam memulai suatu hajatan,

tarian ini dilakukan diatas gong dengan membawa sebuah obor, penari 5

orang, stage 3x7 Meter, suasana khidmad, stage di tanah, jarak penonton

terdekat 6 Meter, pola pertunjukkan baik di halaman rumah maupun di

halaman kampung sama yaitu berbentuk 3 arah pandang, tanpa backdrop.

^^>«g||!^ys!ss^S^!^!S^^^!^g?'',

%l GIGTU' TUTUS TMSARIB-lTmSilUV 36

Page 49: KALIMANTAN SELATAN

• Tari Gintor

Tari untuk menyambut tamu-tamu yang dihormati. Dilakukan dari dalam

rumah sampai ke halaman depan rumah, penari 6 orang, stage dari indoor ke

outdoor, stage 11x7 Meter, suasana akrab, jarak terdekat 2 Meter, posisi

musik pengiring mengikuti gerakan penari, pola pertunjukkan 2 arah pandang.

Audience

Penampik

Besar Tengah Kecil

<—Audience

• Tari Ladon

Tari dan nyanyian yang digunakan sebagai salam pembuka dari fragmen

dalam Mamanda, dilakukan di panampik besar, penari 3 orang, jarak pandang

terdekat 2 Meter, suasana akrab, pola pertunjukkan procenium (1 arah

pandang).

<•Audience

F* E rsl A IS/f F=" I K

Besar Tengah Kecil

,'M. GlijTH TUTUS TJAS.A!Umi-m5i2Uy<; 37

Page 50: KALIMANTAN SELATAN

• Tari Sinoman Hadrah

tari untuk mengarak pengantin, dilakukan dari pelataran sampai ke

halaman rumah, penari 10-15 orang, suasana akrab, jarak pandang terdekat 3

Meter, pola pertunjukkan berbentuk arena,musik pengiring mengikuti penari.

penampik Palataran

Kecil x• Tari Rudat

Tari puji-pujian kepada Allah dan rasul-Nya, dalam metneriahkan

"tasmiyah'V'khitanan", dll. Dilakukan di panampik tengah, penari 7-10 orang,

jarak pandang terdekat 2 Meter, suasana akrab, pola pertunjukkan 2 arah

pandang.

IENCEtlftp 1 it =*

ft I Audience

F* EI fvl ^X fvi f=»ik:

Besar Tengah Kecil

c) Seni Sastra

Seni sastra yang berupa seni pantun, pemantun ada 8 orang (terbagi dalam 2

kelompok yang akan saling berbalas pantun) kecuali pantun nasib ada 2 orang

At. GIGI'.H'TUTUS T.ASSARJ'B'U-m5\2Wi

Page 51: KALIMANTAN SELATAN

(pemantun nasib dan pemantun nasehat), stage 3x7 Meter, tinggi stage 3-5 kilan,

beratap daun rumbia, suasana akrab, linier 1 arah pandang, untuk pantun kekanakan,

pantun urang anum, pantun urang tuha dilakukan di halaman kampung, sedangkan

pantun nasib dilakukan di halaman rumah, jarak pandang terdekat 3 Meter,pantun

banjar digolongkan menjadi 4 yaitu:

• Pantun Kekanakan

• Pantun Urang Anum

• Pantun Urang Tuha

• Pantun Nasib

St.n_ nsntun "uniim snuni

Halaman kampung

Audience

%i. GIGTT'TUTUS 'J'JAS.A'lUinT(m5i2l<>s>

Page 52: KALIMANTAN SELATAN

Halaman rumah

Audience

d) Madihin

Pantun yang dimainkan oleh satu orang sambil memainkan tarbang

(rebanaj/gendang, dengan isi cerita lawakan/menyinggung kondisi yang terjadi pada

saat itu. Dilakukan bisa di halaman kampung atau penampik besar tergantung

permintaan masyarakat, suasana akrab, pola pertunjukkan procenium (1 arah

pandang), pemain 1 atau 2 orang tapi biasanya 1 orang, untuk di halaman kampung

stage berukuran 3x5 Meter, tinggi stage 3-5 kilan, beratap daun rumbia, jarak

pandang terdekat 3 Meter, sedangkan untuk di dalam rumah (penampik besar) stage

berukuran 3x7 Meter, jarak pandang terdekat 2 Meter.

Halaman kampung

Audience

At GIG1.7i'Tlll'US TJAS/A'!U'B'U-C>H5[ 21 (>9 40

Page 53: KALIMANTAN SELATAN

Di dalam rumah

e) Musik Panting

<rAudience

F3 e: rvj a i\^i F»-'i k.

Besar Tengah Kecil

Seni musik tradisional "panting"

Sebagai musik untuk meminta hujan (dulu), sebagai hiburan rakyat untuk

mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT sehabis bercocok tanam (sekarang),

di lakukan dihalaman kampung, suasana khidmad, pola pertunjukkan 3 arah pandang,

stage 3x7 Meter, tinggi stage 3-5 kilan, tanpa atap, pemusik ada 7 orang, alat musik

yang di mainkan adalah serunai, kecapi, gendang, gong, dan gambus, penyanyi 2

orang, jarak pandang terdekat 6 Meter.

:M. CjKjlT'TUTUS TASJA'RI'MI-nsilM 41

Page 54: KALIMANTAN SELATAN

4. Macam Pelaku Kegiatan

Berdasarkan jenis pelaku kegiatan, maka kegiatan di dalam gedung pertunjukkan

dapat dikelompokkan menjadi :

a) Kegiatan seniman

Sebagai pengisi acara pertunjukkan, sebagai tempat latihan sebelum

pertunjukan, sebagai tempat berkomunikasi para seniman

b) Kegiatan pengunjung

• Tamu, pengunjung dengan kegiatan yang berhubungan dengan

perkantoran atau urusan dinas administrasi, kelompok seniman, ataupun

tamu khusus dalam menyaksikan kegiatan pertunjukan

• Penonton, pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan kesenian yang

diselenggarakan

c) Kegiatan pengelola

• Kegiatan tata usaha, melaksanakan kegiatan ketata usahaan agar dapat

memperlancar semua kegiatan yang ada

• Kegiatan bidang acara, mempersiapkan dan inenjadwal acara pertunjukan

• Kegiatan tehnik audio visual, melaksanakan operasi dan memelihara

peralatan audio vtsual untuk menunjang pelaksanaan pertunjukan

• Kegiatan tehnik prasarana, melaksanakan perawatan dan perbaikan

gedung, serta mengoperasikan peralatan listrik dan diesel, dan juga mesin-

mesin penunjang pertunjukan.

B. ANALISIS

1. Analisis Site

Kriteria penentuan lokasi didapat dari :

a) Scope pelayanandan kestrategisan letak

Int mengandung arti bahwa lokasi atau site mudah dp'

mudah pula di temui sarana-prasarana unt>''

(transportasinya), serta lokasi harus d"-

fasilitas-fasilitas kota yangdapat menu

b) Potensi kesenian, apresiator seni, dan sen

:m. GICiI'U TUTUS TAS/ARlTU-msntm

Page 55: KALIMANTAN SELATAN

Penyebaran seni budaya dan seniman di Banjarmasin cenderung untuk

memusat ke pusat kota. Ini dapat dilihat pada jumlah organisasi kesenian di

Kalimantan Selatan berjumlah 200 group, sedangkan untuk jumlah organisasi

kesenian di Banjarmasin atau lebih tepatnya di Jl. Kayu Tangi sebanyak 33 group.

Hal ini disebabkan karena di Jl. Kayu Tangi ini di orientasikan sebagai pusat

pendidikan.

Di daerah Banjar Utara sangat memenuhi kriteria tersebut karena :

• Berdekatan dengan pusat kota

• Daerah ini di orientasikan sebagai kawasan perdagangan dan budaya

• Berdekatan dengan pusat pendidikan dan pusat sanggar kesenian di Jl.

Kayu Tangi

• Memiliki lahan kosong dan tidak terpakai yang sangat luas

2. Analisis Kegiatan

Macam dan sifat pelaku kegiatan yang diwadahi yaitu :

a) Kegiatan audience

Menghendaki terpenuhinya kenikmatan : penglihatan, pendengaran,

suasana yang mendukung seperti penghawaan dan pencahayaan.dilain pihak

kenyamanan, kemudahan dan keamanan merupakan tuntutan wajar dari audience

selama pementasan. Sedangkan jumlah penonton terbagi menjadi 2 yaitu :

1) Jumlah kecil

Dengan jumlah penonton antara 300-500 orang (berdasarkan tuntutan bentuk

ruang)

2) Jumlah besar

Dengan jumlah penonton antara 500-800 orang (berdasarkan dan asumsi

perhitungan jumlah penonton terhadap jumlah penduduk kota Banjaramasinpada tahun 2003)

b) Kegiatan seniman

Pada prinsipnya seniman membutuhkan fasilitas untuk persiapan pentas,

penampilan dengan kondisi sebaik-baiknya juga dalam hal perangkat dan

organisasi produksi disamping keahlian dan kreatifitas mereka dalam mengolahseni itu sendiri

!M. GIGTfi TUTUS r.ASM;JUB'U~n51216<> 43

Page 56: KALIMANTAN SELATAN

c) Kegiatan penunjang

Kegiatan ini ditujukan untuk melayani pengunjung yang sifatnya mudahdicapai dan tanpa mengganggu kegiatan pokok seperti cafetaria, lavatory danlobby

d) Kegiatan pengelola

Sifatnya mudah berhubungan dengan masyarakat, kemudahan pengawasanGedung Kesenian demi keamanan, serta pengoperasian fasilitas-fasilitaspendukung pertunjukan, seperti tata panggung dan property, tata dekor(background dan foreground), tata lampu, tata suara dan musik

Jems kegiatan di gedung pertunjukan dapat dikelompokan menjadi:i) Kelompok kegiatan umum

• Kegiatan publik pementasan

Kegiatan tamu

Kegiatan penerima tamu

Kegiatan pelayanan tamu

ii) Kelompok kegiatan penampilan pentas

• Kegiatan akting

• Kegiatan pemain datang

• Kegiatan berhias

• Kegiatan pemain sebelum naik pentas

• Kegiatan pengiring musik

• Kegiatan peralatan penampilan

Tehnis tata panggung:

• Kegiatan tehnis tata lampu

• Kegiatan teknis tata suara

• Kegiatan pembuatan dekorasi

• Kegiatan pergudangan

• Kegiatan penyimpananalat musik

• Kegiatan penjualan tiket

• Kegiatan pengecekan

At GIGTJl TUTUS 'J'SASSA'JU'B'LBnsniifi aa

Page 57: KALIMANTAN SELATAN

• Kegiatan menonton pertunjukan / ;'• Iiii) Kegiatan administrasi ' <

A V• Kegiatan sekretariat *'-... l^

• Kegiatan hubungan masyarakat

• Kegiatan peralatan/perbekalan

• Kegiatan bidang perencanaan produksi

iv) Kegiatan pelayanan

• Pelayanan pengunjung

• Pelayanan pimpinan dan staff

• Pelayanan pemeliharaan

• Pelayanan keamanan

3. Analisis Ruang

a) Pengelompokan ruang

Pengelompokan ruang yang didasarkan atas kegiatan yang terjadi di dalam

gedung pertunjukan, dapat dilakuakn zoning ruengnya sebagai berikut:

1) Zonapublik

Diperuntukan untuk semua kegiatan pengunjung atau tamu

Karakteristik ruang:

• Bebas dimasuki oleh umum tanpa mengganggu jalannya aktivitas yang

lain

• Berada pada bagian depan site

• Mudah dilihat, dicapai dan berkesan terbuka

2) Zona semi publik

Kegiatan yang ada yaitu :

• Kegiatan administrasi

• Kegiatan pertunjukan

Karakteristik ruang :

• Pencapaian tidak langsung dengan unsur pengarah yang jelas

• Ditujukan untuk umum

3) Zona private

:M. (ilGTiI TUL'US 'PjASJARFB'Um?121 <><> 45

Page 58: KALIMANTAN SELATAN

Kegiatan yang ada yaitu :

• Kegiatan persiapan pentas

• Kegiatan latihan

• Kegiatan pimpinan, pengelola, dan staff

Karakteristik ruang :

• Tidak terletak pada bagian sirkulasi umum

• Tidak berhubungan langsung dengan area publik

• Diperuntukkan untuk kalangan tertentu yang berkaitan dengan

kegiatan yang diwadahi

4) Zona service

Kegiatan yang ada yaitu :

• Kegiatan perawatan, pemeliharaan dan penyimpanan

• Failittas penunjang kebutuhan kegiatan publik maupun private

Karakteristik ruang:

• Mudah dicapai dari zona publik maupun private

• Ditujukan untuk kalangan tertentu yang beraitan dengan kegiatan yang

ada

b) Sirkulasi pelaku kegiatan

i. Pola sirkulasi umum

ii. Pola sirkulasi pengelola

iii. Pola sirkulasi pemain

iv. Pola sirkulasi pengunjung

c) Kebutuhan ruang

Pewadahan kegiatan pementasan, kegiatan informasi dan pengetahuan seni teater,

membutuhkan ruang-ruang sebagai berikut:

1) Kebutuhan ruang untuk kegiatan pementasan

• Ruang untuk pentas (stage)

• Ruang untuk menunggu (lobby)

• Ruang untuk menyaksikan pertunjukan (audience)

• Ruang untuk musik pengiring (orchestra fit)

!M. GIG.I-M'TUTUS VJASJUiimi-'mi21<><) 46

Page 59: KALIMANTAN SELATAN

• Ruang untuk rias

• Ruang untuk kegiatan latihan akhir (greenroom)

• Ruang untuk menerima pemain(hall pemain)

• Ruang untuk menyimpan peralatan

• Ruang servis pemain, lavatory dan kamar ganti pemain

2) Ruang untuk kegiatan teknis dan tata panggung

• Ruang peralatan lampu dan sound sistem

• Ruang dekor dan layar (screen)

• Gudang

• Ruang untuk tiket

• Ruang penonton, lavatory dan cafetaria

3) Kebutuhan ruang untuk pengembangan dan pemngkatan pengetahuan sent

• Ruang latihan seni teater

• Ruang pertemuan para seniman

• Ruang untuk servispengunjung, lavatory dan ruang pelayanan

4) Ruang untuk kegiatan pelayanan

• Ruang penyimpanan peralatan

• Ruang tunggu (hal 1)

• Ruang untuk menerima peralatan

• Ruang servis dan pelayanan pengunjung

• Ruang petugas keamanan

5) Ruang untuk administrasi dan service penonton

• Ruang kegiatan staff pengurus (sekretariat)

• Ruang penerima tamu

• Ruang penerangan (humas)

• Ruang servis pegawai

• Ruang tata usaha dan sekretariat

• Ruang rapat staff

• Ruang parkir umum dan parkir pegawai

• Ruang servis umum, generator, gudang

,'A-f. GKii:K TUTUS VSAST[Rnm~n512169 47

Page 60: KALIMANTAN SELATAN

• Ruang pelayanan umum, gardujaga, hall, plaza, taman dan open space

d) Analisa besaran ruang

Dasar perhitungan besaran ruang adalah :

L = (KxS)xR

L = Luas/besaran ruang

K= Kapasitas ruang

S = Standar satuan luas (manusia atau peralatan)

R = Angka reduksi untuk flow dan ruang-ruang tidak efektif

• Besaran ruang umum

Macam ruang kapasitas orang standar m2/orang

Entrance 50 1,3

Cafetaria 5%x 800 -

- ruang makan 30 -

- dapur --

- gudang - -

- toilet 4 3

lavatory :

- WC pria 2 ->

- WC wanita 4 3

plaza 200 16

pertemuan :

- auditorium 100 2,6

- toilet 4->

j

-sekretariat 4 4,5

administrasi :

- R. Pimpinan 2 8

- R. Rapat 30 1,5

- R. Tamu 1 16

- R. Staff 16 4

- gudang 1 -

- toilet 6 3

Gudang :

- gudang - -

- R. Generator - -

R. latihan :

- sanggar -10>

:M GIGI'WTUTUS •J,.AS.ARI'B'U-im\2W)

besaran vertikal perhitungan iuas-horisontal

-

65

1,05 73

1,50 45

-10

-6

-12

_ 6

-12

-320

_ 260

. 12

16

45

16

64

16

150

16

100

48

Page 61: KALIMANTAN SELATAN

-administrasi 2 4 -

8

- R. Ganti/toilet 2 6 -

12

- gudang 1 6 -

6

rumah jaga :

- R. Tidur 2 9 -18

- dapur -

-

4

- WC/KM 1 4 -4

parkir : 800 orang 10% 8,14 0,1x800x8,14 651,2

• Ruang audience/penonton

Macam ruang kapasitas (orang) standar ratio (m2/seat) luas (m2)

R. penonton 800 0,9 720

Hall 800 0,35 280

Antrian tiket 800 0,025 20

Penjualan tiket 800 0,0125 10

Toilet/lavatory 800 1 toilet/75 seat 72

Cafetaria5-10% 40 seat

1 seat = 6 m2

45 60

• Ruang pendukung stage

Macam ruang kapasitas (orang) standar ratio (m2/seat) luas (m2)

Dressing room 20 4 80

Tata rias 20 2 40

Custum shop asumsi -

30

Green room asumsi -

30

Latihan akhir 20 4 80

Scene dock -20-•100 60

Sound control - -

15

Spotlight board 3 15 45

Gudang 5% seat 0,6/seat 20

Ruang kerja 20 4 80

MEE AC sentral - 120

• Ruang pementasan/stage

Pada stage untuk kesenian Banjar memiliki luasan yang beragam yaitu :

3x7, 3.5x7, 10x15, 5x7, 7x7, 11x7 dengan jumlah keseluruhan rata-rata adalah 59,42 m2.

Karena bentuk stage yang dirancang adalah melingkar, tidak mengalami perubahan

bentuk, dan mendekati jumlah rata-rata stage tersebut maka asumsinya adalah stage

;M. GIG.i:!iTUTUS TSA.S:AMB'UA^\2m 49

Page 62: KALIMANTAN SELATAN

dengan jari-jari 4,5 M atau stage dengan diameter 9 M akan efektif dalam menampung

semua pertunjukan budaya Banjar.

C. KONSEPPERANCANGAN

1. Konsep Tata Ruang Stage dan Audience yang Fleksibel Terhadap Lima

kesenian Banjar Yang Berbeda

Dari karakteristik kesenian banjaryang telah dibahas sebelumnya dapat diketahui

bahwa pola lay out ruang penonton terhadap stage ada 4 macam, yaitu :

1.ay out audience terhadap stage

1 arah pandang

2 arah pandang

AUDIENCE STAGE AUDIENCE

3 arah pandang

JPIENC?! (\STAGIt | *_TJDIEriiCE

:M. GIGTJt TUTUS 'PJASSARI B'tt-ns 12IW

Hubungan stage dengan audience

Stage di tcpi

Hubungan akrab

2 dimensional

stage di tengah

hubungan khidmat

2 dimensional

• stage di tepi

• hubungan khidmat

• 3 dimensional

50

Page 63: KALIMANTAN SELATAN

Segala arah pandang

-*• /STAGE'

AUDIENCE V J *~

• stage di tengah

• hubungan akrab

• 3 dimensional

Tabel no. 7

Pola layout penonton terhadap stage

Dari tabel tersebut di ketahui bahwa mereka memiliki kesamaan dan

perbedaan, yaitu :

• pola 1 arah dengan 3 arah memiliki persamaan dalam hal letak

stage di tepi, dan kedua pola ini memerlukan backdrop

• pola 2 arah dengan 4 arah memiliki persamaan dalam hal letak

stage di tengah, dan kedua pola ini tidak menuntut adanya

backdrop

.'M. GiGTU Tutus TjASJA'iumi-wsnw) 51

Page 64: KALIMANTAN SELATAN

Dai 5 kesentan tersebut dapat diketahui bahwa terdapatnya perubahan letakstagedan audience, dimana posisi stage berubah dari posisi di tengah menjadi di posisitepl sedangkan audience berubah bentuknya dari bentuk linier menjadibentuk radial

Perubahan stage dan audience

FDssi stage procenium, dimana stage beradadi bagian tepi sedangkan audience membentukpoia 1 arah pandang atau procenium

Stage di posisi awai

Audience berubah bentuk

menjadi bentuk pob dua arahpandang

Seteiah terjadi perubahan posisi,menjadi di tengah

At Gitji-U'TutusTASswuBV-nsniw

Stage di posisi aval

Audierce berubah bentuk

menjadi bentuk pola tiga arahpandang

Seteiah terjadi penjbahan posisi,stage kembaii lag! ketepi

Stage di posisi awd

Audience berubah bentuk

menjadi bentuk pola arena

Seteiah terjadiperubahan posisi,meriad! di tengah

s?

Page 65: KALIMANTAN SELATAN

Aplikosi pe.uba.tQn stage dan audience pada denah

Denaft befbentuk pfocertum p arah pandang)

ftssls} stage dl tepi

Adanya partis yang cHetaxan padagarts rfxwslmas orcsn'pQndang penonton bagianbotakang

Donah t»rt?enSuk open thrust shape

Posfsi stage dstepi

Paitisi cflbuka

Tidak adanya backdrop

De.iah berbentuk arena

Te'jadinya perubahan posisi audience

Pada gans akhir Kngkarar- Ini, merupakan garisJuar 'rassa yang a. an cirutar

Posisi stage di tengah

At. GIGA'f TUTUS •pJASS\:RIB'ltm5\2t(>t)

Terdapatnya backdrop

>. \ v> -yi^1"^ .'/Y it

..NT '-•

^

/,/ v

./// \

k,

,1 ,c Vin v\

W,v'V , __

\\\, *v--. -. s

N V _, *. or; r^, •XT'

"\^S A0

v.,

/'A

53

Page 66: KALIMANTAN SELATAN

2. Konsep Bentuk Ruang Stage dan Audience Terhadap Kenyamanan Pelaku

Kegiatan

AUDIO

D IN DINE—— —PENGGUNAAN DINDINE BELAKANG

YANG CEMBUNG

•K!*i_*S**t

MEMPERKUAT SUARA YANG

DITERIMA PENDENGAR DI

BAGIAN BELAKANG

Menghindari bidang dind.ng

yang sejajar

GEMA YANG TERUS MENERUS

M. GIGISti TUTUS 'rjAS:A'ltimi-W5l2W)

MELEBARKAN dan membentuk

PATAHAN-PATAHAN PADA DINDING

BAGIAN SAMPING

DINDING YANG TIDAK SEJAJAR

DAPAT MERATAKAN BUNY!

PANTUL KE SEMUA TEMPAT

54

Page 67: KALIMANTAN SELATAN

AUt^S«»MMnTWliiiiwiaiitiiiffi)rt^

PENGGUNAAN DNDif-'G BELAKANG YANG CEM&UNG AGAR DAPAT MEMPERKUAT

SUARA YAIJG DUERIMA OLbH PfcNDfcNGAR D« bAGIAN afclAKAT IG. SELAIN ITU JUGAAGAR DAPAT MENGUPAKGI TiMf.ULLAGEMA VAf *G HRU5 MFNPRIJS.

TEMPAT DUDUK YANG MEfJINGGi KF BELAKANG DAI. POSISI STAGE" YANG LEBIH TINGGI

DARI TEMPAT DUDUK PLANTAi BAWAK AjG*N MEMBAJ ITU DALAM Pfir^BARAN

BUNYI YANG MERATA

At. (jKjTU TUTUS TAiS.ARTB'UmsnHV 55

Page 68: KALIMANTAN SELATAN

VISUAL

1. Batas-batas persyaratan visual

a) Batas penonton terjauh

• Untuk melihat objek secara jelas jarak maksimal 16 M

• Untuk melihat objek secara global 32-36 M

Mengingat yang dipentaskan adalah seni teater rakyat, dimana memerlukan

ekspresi dalam penghayatan visual maka diambil jarak penonton terjauh : 30 M.

b) Terpenuhinya persyaratan garis penglihatan (sight lines)

Yaitu garis yang menghubungkan titik panggung (APS = Arrival Point of Sight)

ke titik mata penonton. Dengan tujuan keleluasaan dan kejelasan dalam menikmati

pertunjukkan kearah panggung.

c) Sudut pandang horisontal

Untuk mengukur sejauh mana perubahan terhadap orientasi/arah pandang ini

dapat dilakukan, harus dilihat terhadap batas-batas persyaratan visual. Sehingga

kenikmatan penonton tetap terpenuhi.

Beberapa persyaratan sudut pandang horisontal adalah sebagai berikut:

1) sudut pandang mata diam yaitu 40Oil

2) sudut pandang terhadap area penyajian (performing area) harus didalam batas

sudut pandang 130° dari penonton baris terdepan. Sedangkan batas pusat action

(Limit of centre of action) ditentukan dalam batas 60° dari sudut pandang

penonton terdepan.

3) tempat duduk paling muka dan paling samping yang masih dalam batas nikmat

untuk menikmati pertunjukkan, sudut datar terhadap garis pusat dengan objek

diatas pentas ± 60°. Sudut datar terhadap layar (backdrop) arah menyilang sebesar

60°

4) batas area tempat duduk penonton

batas area tempat duduk penonton ditentukan oleh sudut pandang tetap penonton

terhadap sisi pembukaan stage, sudut ini diantara 30° sampai dengan 60°"

21 Harold burris- Meyer andEdward C. cole, Theater and auditorium reinhold publishing corporation22 Ernest neufert, data arsitek, hal 125

.'M. (jlijISU TUTUS •PJAS.ARI'B'U-m?1216«> 56

Page 69: KALIMANTAN SELATAN

sedangkan untuk menentukan jarak garis pandang dari titik APS ke titik mata tiap

penonton, agar diperoleh ketinggian lantai tiap audience dapat menggunakan rumus,

sebagai berikut:

En = Dn [ El/Dl + C ( 1/D1+ 1/D2 + 1/D3 + + 1/Dn-1 ) ]

Rn = En-En-1

•J,--t_,.r"

...I "

. .f vA „j—'•'.••v *' •' f-^lT :

Gambar titik ketinggian lantai

Dimana standar yang digunakan adalah sebagai berikut :

• Tinggi titik mata: 1,12 ± 0,1 M

(+ : untuk titik mata yang paling tinggi, -: untuk titik mata yang paling rendah)

• lebar lantai tempat duduk : T = 0,8-1,15 M

(sebagai standar yang digunakan adalah : 0,9 M)

• CI = 0,06 M, ruang bebas minimum /baris, diasumsikan bahwa penonton

dapat melihat diantara kepala penonton di depannya

• C2 = 0,13 M, memungkinkan rata-rata penonton melihat dari atas kepala rata-

rata penonton di depannya

• El = 0, maka akan di dapat tinggi panggung maksimum yang di ijinkan, yaitu

: 1.06 M

,'Af GIGTH TUTUS TJASJAliimi-<>x$ 1216<> 57

Page 70: KALIMANTAN SELATAN

77//

n |/.lTT

».-*-.

,..*4«rfv.

t 1>r<\p>: C'-Ht

Gambar titik mata C1 dan C2

• R : tinggi anak tangga, dimana tiap anak tangga memiliki perbedaan

ketinggian

• APS : titik pandang ketika datang

• DI : jarak dari mata penonton di deretan pertama ke titik APS

• Dn : jarak dari mata penonton di deretan 'n' ketitik APS

• El : tinggi vertikal mata penonton di deretan pertamadi atas bidang fokal

• En : tinggi vertikal mata penonton di deretan 'n' di atas bidang fokal

Berdasarkan rumus tersebut di atas maka di dapatkanlah tempat kedudukan

penonton, yakni:

Dn

n (jarak horizontal

terhadap APS)

En (ketinggian) Rn

C = 0,06 C = 0,13 C = 0,06 C = 0,13

1 5 0,16 0,16 0 0

2 5,9 0,26 0,34 0,1 0,18

J 6,8 0,37 0,55 0,11 0,21

4 7,7 0,49 0,77 0,12 0,22

5 8,6 0,61 1 0,12 0,23

6 9,5 0,74 1,26 0,13 0,26

7 10,4 0,88 1,52 0,14 0,26

8 11,3 1,03 1,8 0,15 0,28

:M. GIGTU'TUTUS •]'J\SJA']tI'B'U-i)85\2U><> 58

Page 71: KALIMANTAN SELATAN

9 12,2 1,17 2,09 0,15 0,29

10 13,1 1,32 2,38 0,15 0,29

11 14 1,48 2,67 0,16 0,29

12 14,9 1,64 2,99 0,16 0,32

13 15,8 1,8 3,31 0,16 0,32

14 16,7 1,97 3,64 0,17 0,33

15 17,6 2,14 3,97 0,17 0,33

16 18,5 2,31 4,31 0,17 0,34

17 19,4 2,48 4,66 0,17 0,35

18 20,3 2,66 5,01 0,18 0,35

19 21,2 2,84 5,36 0,18 0,35

Tabel no. 8

Jumlah perhitungan kedudukan penonton

.'M. GIGTH TUTUS •pj\S.!ARIB'U~n5\2Wi 59

Page 72: KALIMANTAN SELATAN

\/ISU/\L

BATAS JARAK PENGLIHATAN PENONTON

AGAR DAPAT MEUHAT OBYEK SECARAJELAS

MAKStMAL BERJARAK 30 M

26,55 M

~11,06 M

<V-_$Sl -?-->£_

,22 M

___MMMM__P__.<

J.M.;

;M. (jIGI.'H TUTUS •I'ASJAJUB'UAHSmm

SUDUT PANDANG PENONTON SECARA

HORIZONTAL DARI TEMPAT DUDUK TERHADAP

PEMBUKAAN STAGE MINIMAL 60°DAR(PENONTON TERDEPAN

SUDUT PANDANG PENONTON SECARA

VERTIKAL DARI TEMPAT DUDUK TERHADAP

STAGE SEBESAR 30°

DALAM MENDUKUNG KEMKMATAN VISUAL

YANG DiiNGiNKAN MAKA AKAN TERCIPTA

PERBEDAAN KETINGGIAN LANTAI jBERDASARKAN HASIL PERHITUNGAN DENGAN!

TITIK KETINGGIAN MATA YMU 1,22 M, DAN' KETINGGIAN PANGGUNG SEBESAR 1,06M !

60

Page 73: KALIMANTAN SELATAN

3. Konsep Penataan Sirkulasi Terhadap Masing-Masing Pelaku Kegiatan

SIRKULASI

Untuk sirkulasi pemain yang datang dari

arah audience dibuatkan tangga khusus

yang bisa dinaik-turunkan dari lantai

atas menuju stage

NH

UNTUK PEMAIN YANG menggunakan POLA

PERTUNJUKKAN ARENA, ARAM KEDATANGAN

PEMAIN MUNCUL DARI ARAH STAGE (DENGAN

MENGGUNAKAN ELEVATOR STAGE)

X m-^

Sirkulasi kedatanban

penounuunq dan pemain

O! FMS.a_l-iK.X--J OLEH PERBEDAAN

KETINGGIAN LANTAI

Sirkulasi dibuat lebar

AQAR PENQU NJUNC3 DAPAT

LELUASA QERQERAK

PlNTU K. ___ l_ U A F3 C_> I _3 tJ AT TERBUKA KE AF8AI-. __ LJ A. Fi-

AI3AR F=« E_ r-4 C_U-J T f_3 rvl DAPAT M E:iMI NGE ALKAN RUANQAN

L.E:SII-I CEF"A"r DARI WAKTU T A. r-J IS DIPERKIRAKAN

UNTUK SIRKULASI

KEDATANBAN PENGUNJUNG

MENUJU GEDUNG

PERTUNJUKKAN DISUAT

DEKAT DARI AREA PARKIR,

AQAR WAKTU TEMPUH

PENONTON BERKISAR

1 5-3D MENIT

.'M. GIG,I:H TUTUS TJAS.AJiimi-n5l2iV) 61

Page 74: KALIMANTAN SELATAN

Konsep penataan sirkubsi pada masina-masina pelaku keaiatan

Sirkulasi pengebia . —,Rucng psrsgofUftSf. mm t*tofis'

Sirkubsi pemain dan pengunjung

Pemain

Pengunjung

R-oongt TCKrtrg

toeiak

THall belakang;

T

^</a)\-I I-

wm> A*m&- mm

.'M. GIGT.tl TUTUS T,ASJARJWU~n5i2\m 62

Page 75: KALIMANTAN SELATAN

Sirkulasi pemain dan pengunjung

Pemain

Pengunjung

I I

.'M. GIGIHl TUTUS PT\SS:V.iUB'U',m$ 1216*> 63

Page 76: KALIMANTAN SELATAN

Gedung kesenian d< BanjamiasinSebagai Pusat Pagelarars Lima Seni Budaya Banjar

BAB III

LAPORAN PERANCANGAN

PERMASALAHAN

Perlunya dibangun sebuah gedung kesenian yang dapat menjawab :

1. Perubahan stage dengan lima kesenian yang berbeda dalam mendukung

kenikmatan audience (baik audio maupun visual)

2. Perubahan ruang pentas dalam memenuhi tuntutan antara pengunjung dengan

pemain dari 5jenis kesenian yang berbeda arah sirkulasi

TUJUAN

Merancang suatu gedung pertunjukkan kesenian di Jl. Tembus Kayu Tangi yang

terletak di kelurahan Antasan Kecil Timur, Kecamatan Banjar Utara, Banjarmasin

Kalimantan Selatan.

SASARAN

1. Aspek kompleksitas dan fungsi ruang

Merancang penataan layout yang dinamis sesuai denganstandar fungsi dan ruang

yang ada.

2. Aspek interaksi antar stage, penguniung dan pengelola

Mendapatkan keserasian dan keseimbangan hubungan interaksi antar stage,

pengunjungdan pengelola.

3. Aspek bentuk tradisional dan arsitektur modern

Merancang teater yang berarsitektur modern dengan mengambil bentuk dari

rumah adat tradisional Banjar sehingga dapat bereadaptasi dengan lingkungan

sekitar dan alam tropis.

A. SITUAS1

Jumlah massa bangunan yang ada tidak hanya satu massa, namun terdiri dari : massa

utama, massa pendukung, dan massa penunjang. Posisi massa terletak diagonal dari arah

persimpangan jalan utama, hal ini dimaksudkan agar bangunan dapat di pamerkan secara

keseluruhan ke arah jalan utama.

,m. <$m,m&mmi(?(£&9MM,mi>js%5\i\m 64

Page 77: KALIMANTAN SELATAN

Ma:'.sAC'EN['UK >N

Gedung kesenian dt Banja.masinSebaqai Pusat Pageiarart Lima Seni Budaya Banjar

X.

.-*"

B. SITE PLAN

Pada site yang sebagian besar menggunakan unsur air seperti misalnya pada kolam

air yang terletak dibawah ruang pertunjukkan outdoor, hal ini dimaksudkan agar

bangunan site teriihat beradaptasi dengan kondisi sekitar yang merupakan tanah berawa

dan memiliki banyak sungai.

KOLAM AIRAREA PARKIR KOLAM AIR

PINTU MASUK UTAMA

MI'.Ml.J.JBASLMf I

^ vif!\^->r

f% * «* f' .%-;- * - .*-•*•*

,4L %m.$X'&Wm/&'M&%*rM,?SB'W-9XS 12169 65

Page 78: KALIMANTAN SELATAN

Gedung kesenian ch Banja.rnasinSebagai Pusat Pagelarai. Lima Seni Budaya Banjar

Pintu masuk utama yang berada pada bagian Utara site searah dengan pola sirkulasijalan utama yang datang dari arah Barat Laut. Pola sirkulasi transportasi didalam site,dirancang dengan arah linier diagonal dari bentukkan site, hal ini dimaksudkan agar parapengunjung yang baru datang dapat menikmati fasade bangunan secara keseluruhan.

Sedangkan untuk sirkulasi pengunjung dan pemain dibedakan, para pengunjung yangdatang akan melalui tangga-tangga site yang diarahkan melalui pola-pola pertamanan(sehingga pengunjung diharapkan dapat menikmati suasana site disekitar bangunan)menuju entrance bangunan. Sedangkan para pemain akan melalui parkir basement untukkemudian menuju ke lantai 1 bangunan.

MASSA PEi lUi UAIIG

MASSA PEI IDUKUI IG

MASSA UTAMA

AREA PARKIR

MASSA PEI IDUKUI IG

C. MASSA UTAMA

Massa utama yaitu berupa bangunan gedung kesenian/indoor, yang terdiri dari :basement, lantai 1dan 2, serta ruang pengontrol. Dimana basement difimgsikan sebagai

JL <gm;,?WfWmi*9>&d%dm?;W>M-9%5\2\69 66

Page 79: KALIMANTAN SELATAN

Gedung kesenian di BanjarrrtasiniSebagai Pusat Pagelarars Lima Seni Budaya Banjar

ruang parkir pemain dan pengelola serta difungsikan juga sebagai ruang mesin, darimesin hidrolis yang digunakan sebagai pemutar stage. Sedangkan untuk lantai 1 dan 2difimgsikan sebagai ruang untuk penonton (dari proses kedatangan penonton sampaidengan keluarnya penonton) dan ruang untuk pemain/pengelola/karyawan (sepertimisalnya ruang latihan, stage, greenroom, dan ruang staff/karyawan). Untuk ruangpengontrol yang terletak 3 meter diatas dari lantai 2 hanya digunakan oleh pengelolaruang ini difungsikan untuk pengontrolan sound maupun lighting yang mendukung polapementasan.

RUANG BASEMENT

JL vm&tftf'WmAA&dMdmmwmSX 1I69

W T'tiir— I

DENAHLANTA11

RUAI IG MESH i

AREA PARKIR MOTOR

-AREA PARKIR MOBIL

AREA PENGUNJUNGi

67

Page 80: KALIMANTAN SELATAN

A.t- Ptl'/'-ii!

Gedung kesenian di Banjarmas inSebagai Pusat Pagelarar* Lima Seni Budaya Banjar

DENAH LANTAI 2

V\

• \ - -

,' 1 HHi/ \

/_. \

1 1 \. 1

bud man tafS^jMmw WD IE'

sH Od T-lx/

/ •VM_"

a

f\ aT

RUANG PENGONTROL

VISUAL

Konsep utama perancangan ini adalah "penggabungan", dimana dalam memenuhituntutan dari tiga pola pementasan yang berbeda yakni open thrust shape, procenium, danarena, maka stage dengan beberapa kursi dari penonton akan dibuat berputar selain itupula penggunaan partisi juga dibutuhkan.

Pola pementasan utama yang dihadirkan adalah dalam bentuk open thrust shapeyaitu pola pementasan dengan tiga arah pandang. Kemudian untuk menghadirkan polapementasan yang berbentuk procenium atau pola pementasan dengan satu arah pandangmaka partisi bagian samping akan diturunkan. Letak partisi ini disesuaikan dengan arahpandang horisontal maksimal penonton dibagian belakang samping (kiri/kanan) yaitudengan derajat arah pandang menuju ke titik tengah stage sebesar 60°. Sedangkan untukpola pementasan yang berbentuk arena atau semua arah pandang maka tidakmenggunakan partisi dan stage pun diputar.perputaran stage ini dilakukan pada saatpertunjukkan belum dimulai dan kursi penonton dalam keadaan kosong.

Page 81: KALIMANTAN SELATAN

Gedung kesenian di BanjarmasinSebagai Pusat Pagelarars Lima Seni Budaya Banjar

Dettahopenthrustshape tanpapartisidan tanpa perputaran stage

Potongan open thrust shapeH*___i

Partisi yang! di tuiunkan

Denah procenium dengan keberadaan partisi dibagian samping

JL &mMm?wm/.9><9?^,9?.dfrt,<r/;m/-9$512169 69

Page 82: KALIMANTAN SELATAN

Genlung kesenian di BanjarmasinSebagai pusat Pagelaran Lima Seni Budaya Banjar

Potongan procenium dengan penggunaan partisi

le^Tik.J..!.-!>:.n!or; vono c^taj

T=xiitt

Arena yang telah mengalami perputaran stage

Potonganarena denganstage yang berputar

jl w/max&mmLvmMMrtiftv&MStti 12169 70

Page 83: KALIMANTAN SELATAN

Gedung kesenian di San jarma sinSebagai Pusat Pageiaran Lima Seni Budaya Banjar

titikamatanhorisontal untukmendapatkan kedudukan partisi

AKUSTIK

Untuk menghindari terjadinya suatu gema di dalam ruang pertunjukkan makadigunakanlah dinding akustik yang berfungsi untuk meredam suara, sedangkan ceiling difungsikan untuk memantulkan dengan terarah suara yang datang menuju penonton. Jenisdinding akustik yang digunakan adalah dinding akustik triangle (di ruang pertunjukkan)sedangkan dinding akustik datar digunakan pada ruang orkestra, bahan lunak dari dindingakustik terbuat dari bahan glasswoll. Untuk menghindari bidang yang sejajar yang dapatmenyebabkan gema yang berulang-ulang maka digunakanlah dinding akustik triangle.Rangka pada dinding akustik ini dari bahan kayu dengan ukuran 5/7 cm.

Dinding akustik

m. ^^,mAimm/.9^^9^m9iW'U-9^5.\2im 71

Page 84: KALIMANTAN SELATAN

Geclunq keseman di BanjarmasinSebagai Pusat Pageiarars Lima Seni BudayaBanjar

SIRKULASI

Sirkulasi pemain dan penonton sangat teriihat jelas dibedakan, hal inidimaksudkan agar tidak terganggunya masing-masing kegiatan.

• Penonton

Sirkulasi penonton diarahkan secara linier, dimana posisi penonton sebagian besarhanya menduduki area pada bagian depan bangunan. Sedangkan untuk sirkulasikeluarnya penonton maka pola linier tersebut dipecah menjadi dua bagian, yang

menuju kebagian samping bangunan.

pola sirkulasidi lantai dua

• Pemain

Sirkulasi pemain mendominasi lantai satu pada bagian tengah dan belakangbangunan, dimana pola sirkulasinya berbentuk radial yang memusat kesatu titikyaitu stage. Untuk sirkulasi kedatangan pemain yang akan melakukanpertunjukkan dalam bentuk open thrust shape atau procenium, maka pemain akan

,M, %&&M!JWmi&m4MMR#i#WA)?&12169 72

Page 85: KALIMANTAN SELATAN

Gedunq kesenian fit BanjarmasmSebagai Pusat Pageiarars Lima Seni Budaya Banjar

datang dari arah depan penonton. Sedangkan untuk pertunjukkan dalam bentukarena maka pemain akan datang dari arah yang berlawanan.

Polasirkulasi pemain sebelum pertunjukkan

• Pengelola

Sirkulasi pengelola ataupun karyawan sebagian besar mendommasi lantai duapada bagian belakang. Khusus untuk pengelola yang mengatur masalah teknis-teknis dari pertunjukkan mendominasi pada ruang mesin dan ruang pengontrolyang dihubungkan oleh tangga.

Sirkulasi pengelola diruang pengontrol

PENAMPILAN BANGUNAN

Konsep penampilan bangunan berbasiskan dari penampilan arsitektur rumah adatBanjar yang dikombinasikan dengan bentuk arsitektur modern (terutama pada

JL. <&MiMfAWWWtfi¥!dMdmf&:UmS 12169 73

Page 86: KALIMANTAN SELATAN

Gedung kesenian dr BanjarmasinSebagai PusatPageiarat, Lima Seni Sudaya Banjar

penggunaan bahannya) sehingga dapat menghasilkan suatu bangunan modern yang tetapdapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

rumah tradisional Banjar gedung kesenian

Fasade pada bangunan rumah adat Banjar yang berupa rumah panggung jugadiaplikasikan pada gedung kesenian ini, hal ini dapat teriihat dimana kolom pada bagiandepan dan belakang bangunan sengaja ditampilkan.

Bentuk atap bubungan tinggi yang menjulang dengan sudut ketinggian 45° tetapdipertahankan, walaupun bentuknya sedikit dirubah akan tetapi kesan bubungan tinggitersebut tetap ada.

Hadirnya bentuk arsitektur modern pada bangunan ini teriihat pada pengunaanbahannya dimana. Struktur beton bertulang, kaca, baja, dan atap sebagian dari bahan fibercement mendominasi bangunan ini.

Hadirnya relief "selamat datang" yang diambil dari ukiran rumah adat Banjar dansebagian bahan atap dari bahan sirap menambah kekuatan kesan tradisional padabangunan ini.

Fasade tampak depan

,M. <&maW$'MWl,?&d&dS&9&W»%$ 12169 74

Page 87: KALIMANTAN SELATAN

_6bagai Pusnr

hi t, h. ii . J m i"[ i r i n

_r» i im i * * Ii ji'imi

Fasade tampak samping kiri

D. MASSA PENDUKUNG

Massa pendukung gedung kesenian ini yaitu dua buah teater outdoor dengan polapertunjukkannya yaitu open thrust shape dan arena. Teater aoutdoor ini selain digunakansebagai tempat latihan para pemain juga difungsikan sebagai restoran terbuka, sehinggapara pengunjung yang akan menonton pertunjukkan berikutnya dapat bersantai danbersantap-ria sambil menonton latihan dari para pemain diteater outdoor ini.

Teater ini terletak diatas kolam air, sehingga akan memberikan kesan rumahlanting, yaitu rumah adat masyarakat Banjar yang berada di atas sungai. Struktur daribahan kayu ulin, sedangkan atap dari bahan sirap.

T.V. - • . *»•" _ •"•»^?^i*_!_3fti__. *; ' - rtv. .-i-&^.«.< »

* . ""iwOSfc-w. - — • - •'* -" * rjt "~ • -iTi i_—" '

*•— --

Massapendukung yangberupa open air teater

,m. <fi,mMie.^mw4i,9^^/^MS^m-9^ 12169 75

Page 88: KALIMANTAN SELATAN

ii Ml _ « It 1 H in) )3el t i i t i t f (.(»•> f i, *. *> j r

Teater arena outdoor Teater open thrust shape outdoor

E. MASSA PENUNJANG

Massa penunjang gedung kesenian ini berupa musholla. Struktur dari beton dan

pasangan batu bata. Musholla ini terletak dekat dengan pintu masuk utama site, hal ini

dimaksudkan sebagai penarik minat masyarakat Banjar yang memiliki kehidupan

islamiah.

musholla

F. DETIL STAGE

Struktur yang digunakan untuk menjawab permasalahan bentang lebar pada atap

dan stage yang berputar adalah struktur Mero. Dimana pipa-pipa baja akan dihubungkan

dengan bola baja kecil sebagai pengikat dan membentuk struktur space frame. Pada

bagian stage struktur mero ini dirangkaikan dengan roda dan mesin hidrolis, dimana

setiap roda memiliki jalur relnya masing-masing. Untuk lantai stage dari bahan yang

ringan yaitu papan dengan ukuran 4x25 cm, hal ini dimaksudkan agar beban yang

JL <&MiAltf&Wmi&>&.d,<M&9.WU-9%*l 12169 76

Page 89: KALIMANTAN SELATAN

ii .'MM J W'si ''I i ' 1 -| 1 1 l" It . 11 r I jl f n| I <' it II r r - >i bu 1 (-*'!

diterima oleh roda tidak terlalu berat sehmgga memudahkan mesin hidrolis dalam

melakukan putarannya.

J ALU* ML PERPUT AKAI

y

y

a k

HFFff.jL.tiji.i:i::i.;.L'.jt.L.i_LLj_Li_!_.LJiLii.i

r> «•>;>'-•

xVidi !i

| i

Iii! rt i11 j i i

h L •' i

*&*?'—fet»_I_i***f

Potongan detil stage

a±b

•f^

Axonometri stage Detil axono rangkaian mero dengan roda

Detil axono rangkaian mero dengan roda

jl i$MiMiem//mi9>i¥!rfMdm'm:>u-9%$ 12169

Detil axono rangkaian mero pada atap

77

Page 90: KALIMANTAN SELATAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Tata Kota Tk. II Kotamadya Banjarmasin, Rencana Detil Tata Ruang Kota(RDTRK) Banjarmasin Utara

2. BAPEDDA Tk. II Kotamadya Banjarmasin, Rencana Tindak RevitalisasiPermukiman (RTRP) Kota Banjarmasin

3. Thalani, Qadri Djafar, skripsi " Pusat Kebudayaan Di Yogyakarta Sebagai WadahInformasi Dan Pagelaran Seni Budaya", Fakultas Tekhnik Sipil dan PerencanaanUII, Yogyakarta

4. Rajamarpodang, Drs. DJ. Gultom, Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak,CV. ARMANDA, Medan

5. BPS Kotamadya Banjarmasin, Banjarmasin Dalam Angka6. Dinas Pariwisata Kotamadya Banjarmasin, Buku Panduan Pemilihan Nanang Dan

Galuh Banjar7. Irhamna, Ir. H, Seman, Drs. H. Syamsiar, Arsitektur Tradisional Banjar, IAI

Daerah Kalimantan Selatan

8. Departement pariwisata, pos dan telekomunikasi Banjarmasin

At GIGTJi'TUTUS T:ASARIB-(TmSl2!iA 78

Page 91: KALIMANTAN SELATAN

DENAHLANTAII

Page 92: KALIMANTAN SELATAN

otfl

>r>

Page 93: KALIMANTAN SELATAN

TA

MP

AK

SA

MP

ING

KIR

I

Page 94: KALIMANTAN SELATAN

m?u-____sf___yi

•$*:$&

p.t1

Mp*

tr

_]11raiJjhnrifpM

Hffrf]

"/

w-

mai

r

TA

MP

AK

DE

PA

N

r-^l'e-fl^F)*1

r

Page 95: KALIMANTAN SELATAN

P*

0m

hA

•i •*km

l-

A<

:

A,fc.

vr

PA

V

^1.rr]"|ir^!T5r]"T

Hrt™

~'i2

rTrp

TT

|nrr I:;t:i

te.

irA"

-Vy

^F

rtt

rtrr

II1I

*(_±feij

q-

>M^iyp.p_.i>M

>_x]ii

itmm

**

* ,4>!«

.Jl_{.tlJ-__,LL

lEffiL

TH

EE

ffill

^TIT

T?

II JelX

m

f<

PO

TO

NG

AN

SA

MP

ING

KIR

I

Page 96: KALIMANTAN SELATAN

0oA0-

0'

0'

TU

GA

SA

KH

IR

JUR

US

AN

AR

SIT

EK

TU

R

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKSIP

ILD

AN

PE

RE

NC

AN

AA

N

UN

IVE

RS

ITA

SISL

AM

IND

ON

ESIA

Page 97: KALIMANTAN SELATAN

A{pBXS~>

'SMM

Msll

B

-jJUL

i-

EN

TR

AN

CE

UT

AM

AP

EM

AIN

.-""[

B

•IO

R.

LA

TIH

AN

AK

HIR

-Mi

*8

rj

_..•_

_.

PIN

TU

KE

LU

AR

PE

NO

NT

ON

EN

TR

AN

CE

PE

MA

INP

RIA

V0

vA

A0

0

TU

GA

SA

KH

IR

JU

RU

SA

NA

RS

rTE

KT

UR

PA

KU

LT

A8

TE

KN

IKSIP

ILD

AN

PE

RE

NC

AN

AA

N

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EU

RA

NL

IMA

SEN

IB

UD

AY

AB

AN

JAR

DIB

AN

JAR

MA

SIN

KA

LIM

AN

TA

NS

EL

AT

AN

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

DS

YA

IFU

DD

IN.

MT

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

AN

AM

AG

AM

BA

R

MO

I01

HT

U1

US

PD

EN

AJJ

LA

NT

AJ

I

TA

ND

AT

AN

GA

N

-EN

TR

AN

CE

UT

AM

A

r,

SK

AL

AN

OL

BR

JML

LB

R

23

A•

SY

•(>

PE

NG

ES

AH

AN

Page 98: KALIMANTAN SELATAN

if15.

?*!.

TUG

ASAK

HIR

•SB

_l_l

JR_*

JUR

US

AN

AR

SIT

EK

TU

R

FAK

ULT

AS

TE

KN

IKSI

PIL

DA

NPE

RE

NC

AN

AA

N

UN

IVE

RSI

TA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

<_;

}•-

<_}

-.•

o-

<_> <->

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

PT

H.

20

03

/20

04

LA

MP

US

OR

O'

oA

PUSA

TPA

GE

LA

RA

NL

IMA

SEN

IB

UD

AY

AB

AN

JAR

DI B

AN

JAR

MA

SIN

KA

LIM

AN

TAN

SEL

AT

AN

RU

AN

GI

VO

ID

0

Wfe

r.

/ TA

ND

AT

AN

GA

N

0 0 •0 0 •0 .0 0

Page 99: KALIMANTAN SELATAN

NV

ON

VlV

QN

Vil

in

'N_

aan

=n

vA

to

vh

hv

to

dsm

niM

oio

w

mssm

sacs

mm

ezd

fEn

ssEsm

VMSISVH

VWSV

1U.N

30II

ON

iaHIBH

Hd

N3SOCI

oo

CO

00

'.-N

jvw

ad

sra

nv

_o

Nv

rra

f-ffl4

d)

ivt_

sN

vjN

vw

nv

yi

Nisw

ruv

rnv

bm

hv

tnv

av

Av

ano

iNasv

wn

Nw

rBO

vd

ivsrw

NV

IN3

83

TM

U3

XV

3X

ON

Ha

aS

<>o

0

fOO

Z/C

OO

Z'H

JL

dV

Na

SM

31

83

H3

8a

aa

ora

ad

vt__no-mi«mnsvusm

-amo

l^ffiBlll

NWNV3N_-3_NVOTMISVHNMELSVlTTOrtJ|j

_n

__

_u

j8ijv

NV

-nu

nr

uih

mv

svo

nx

•u>

<>•a•0'(;>

•0

.-

-t>

•u>

Page 100: KALIMANTAN SELATAN

im

am

TU

GA

SA

KH

IR

JU

RU

SA

NA

RS

ITE

KT

UR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKSI

PIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

4•r-

.1

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

ASE

NI

BU

DA

YA

BA

NJA

R

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

DS

.A

FU

D-N

,M

T

•'I

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

AN

AM

AG

AM

BA

RIS

KA

LA

PE

NG

ES

AH

AN

MG

Kil

HT

UI.U

S.

TA

ND

AT

AN

GA

N2

3

Page 101: KALIMANTAN SELATAN

tm

•B

BB

BB

HB

HT

UG

AS

AK

HIR

JU

RU

SA

NA

RS

ITE

KT

LIR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

IPIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

Iid

lFti

am

i

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

aa

api Ii

HI

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

GEDUNGTEATERKESENIAN

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

ASE

NI

BU

DA

VA

BA

NJA

R

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

IR.

AH

MA

DS

YA

IFU

OO

IM,

KT

GIO

in..

nun

i'.'h

i-W

-yw

riM

-m

mIL

Iii.

33

J_

llii

Ii""r

•n

inii

rn

riT

ir:

Mil

II.IL

IU.l-

.ilIII

'llL

LiU

Ll

4-|J

il_l

4

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

AN

AM

AG

AM

BA

RS

KA

LA

MG

IGI1

]T

HU

SP

TA

ND

AT

AN

GA

N6

PENGESAHAN

23

Page 102: KALIMANTAN SELATAN

65

TrS

.T

UG

AS

AK

HIR

13

IH

9

JU

RU

SA

NA

RS

ITE

KT

UR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

IPIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

;.p:

j_._

W'.

")r::

1m

~,4

...

A2

...L

J;#

"w

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

BS

B

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

AS

EN

IB

UD

AV

AB

AN

JAR

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

••

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

DSY

AIR

JDD

IN,

MT

SI*

A4

BB

S•B

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

AN

AM

AG

AM

BA

RS

KA

LA

NO

LB

RJM

LL

BR

PE

NG

ES

AH

AN

TA

ND

AT

AN

GA

N

M(I

IG1

HT

UL

l'S

TI

AM

I'A

K.

HL

I.

.KA

NY

i

23

Page 103: KALIMANTAN SELATAN

TU

GA

SA

KH

IR

JU

RU

SA

NA

RS

TT

EK

TU

R

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

PIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

AS

EN

IB

UD

AY

AB

AN

JAR

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

.iDlI

D,iU

Di

iij

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

DS

VA

FU

DD

IN.

MT

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

A

Mli

UjI

IIT

ll.I

.SP

TA

ND

AT

AN

GA

N

•si

in:a

peed

;sd

eq

e

4f

r

82

3

Page 104: KALIMANTAN SELATAN

~.«.

wk_

_i

WJ

SA

NG

GA

R

fl

ipfe

h!

-'>

"°.i.

.|;'.r

.". ;-'.'>

"'̂-.

>.*

,-.

y:

y-.

y\

y\

os

|

yJ o o

'-"iV

vV

-'A

W'4

¥_

Erf

ltfl

aw

taie

.!

RS

IA

ll

90

06

00

i9

00

I2

00

90

0

4><i

<.-<

A&> K>

TU

GA

SA

KH

IR

JU

RU

SA

NA

RS

ITE

KT

UR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

IPIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

|SE

ME

ST

ER

GE

NA

P|

TH

.2

00

3/2

00

4

GEDUNGTEATERKESENIAN

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

AS

EN

IB

UD

AY

AB

AN

JAR

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

S0

01

20

0

0.

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

DS

YA

IFU

DD

IN.

NT

T

90

09

00

L X

11

IIII

Mil

Ml

M)

90

0

in 90

(1

4>A

><L

>A>

A>

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

AN

AM

AG

AM

BA

RS

KA

LA

MO

MM

TT

'U'S

P

TA

ND

ftT

AN

GA

N

y y y y •o y •ci>

NO

LB

RIJ

ML

LB

RP

EN

GE

SA

HA

NI

91

23

Page 105: KALIMANTAN SELATAN

0-

i

0.3. O

Ci

. !

(N|

<•>_]

_.°

•a»

!sii

TU

GA

SA

KH

IR

JU

RU

SA

NA

RS

ITE

KT

UR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

IPIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

••y

['•'w

mm

-,11

-.~|

ll.1.

1-«__

>"T«

IAr_

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

AS

EN

!B

UD

AY

AB

AN

JAR

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

GID

EN

TIT

AS

MA

HA

SIS

WA

IR.

AH

MA

DS

YA

IFU

DD

IN.

MT

MH

[i_

I[IT

UI,r

SP

TA

ND

AT

AN

GA

N

NA

MA

GA

MB

AR

SK

AL

AlN

OL

BR

DE

NA

Hli

AJil

^.<

]AN

AK

l?

10

JM

LL

BR

23

y y y •A •o •0 •0

PENGESAHAN

Page 106: KALIMANTAN SELATAN

0!

oi

°^

I

o

y9\

(•>•

•!

00

'

0 0'

0-

«_

3.<

3I

TU

GA

SA

KH

IR

JUR

US

AN

AR

SIT

EK

TU

R

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

IPIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

AS

EN

'B

UD

AY

AB

AN

JAR

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

DS

YA

FU

DQ

N,

MT

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

A

MG

IGll

iT

LiU

SP

TA

ND

AT

AN

GA

N

0

NA

MA

GA

MB

AR

NO

LB

R

:;A

KrN

GA

\p

Rn

rr-M

im

11

JM

LL

BR

23

A y 0 -0 •0 -0 •0 -0

PE

NG

ES

AH

AN

Page 107: KALIMANTAN SELATAN

PO

TO

NG

AN

3A

RA

HP

AN

DA

NG

A-A

AIS

LA

MX

33)l

!fa/

(W

TU

GA

SA

KH

IR

JU

RU

SA

NA

RS

ITE

KT

UR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

IPIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

/]\\

platha

mim

utt,

dens

ao.th

ai.rl

—4

*PIP

*mm

ii8pa

ajmi*

V"

fjK

'[i

ESS

.?!?

1"*

I4(

Vil

li»••>

""<•

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EU

RA

NL

IMA

SE

NI

BU

DA

YA

BA

NJA

R

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

DS

YA

IFU

DO

N.

MT

<f

rmik

sbfg

aH

lin

E^

iIf

)er

a

Jjt

*!*

___

IDE

NT

ITA

SM

AH

ASI

SWA

IN

AM

AG

AM

BA

RS

KA

LA

MG

IGIH

TU

Ll'

SP

TA

ND

AT

AN

GA

N1

22

3

PE

NG

ES

AH

AN

Page 108: KALIMANTAN SELATAN

PO

TO

NG

AN

3A

RA

HP

AN

DA

NG

B-B

o

TU

GA

SA

KH

IR

JUR

US

AN

AR

ST

TE

KT

UR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

IPIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

ISE

ME

ST

ER

GE

NA

PT

H.

20

03

/20

04

90

08

00

80

01

20

08

00

80

09

00

/-i

.|.

...

...,

........

.........

.|

0<v>

<!><i>

00

y<i>

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

AS

EN

IB

UD

AY

AB

AN

JAR

Di

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

D.

YA

lFU

Xm

.M

T

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

A

M..

K.f

HT

UU

.SP

TA

ND

AT

AN

GA

N

iSnd

ing

aJL

iutik

Kb

tgu

Nta

kbe

ton$

cmk

olo

m60

ji60

nc

oto

no

....

op

.nnn

onsi

I1

;20

0

13

23

Page 109: KALIMANTAN SELATAN

PO

TO

NG

AN

AR

EN

AA

-A

fIS

LA

M>

•SU

Mm

900

i600

900

TU

GA

SA

KH

IR

JU

RU

SA

NA

RS

ITE

KT

UR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

IPIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

1200

900

800

t•

••-f

EF

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

AS

EN

IB

UD

AY

AB

AN

JAR

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

1200

|900

•900

900

900

HI

J.

KL

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

GID

EN

TIT

AS

MA

HA

SIS

WA

IR.

AH

MA

DS

YA

JFU

DD

IN.

MT

MG

.C3

.HT

UI.

LS

PP

nK

.'-.

GA

NA

RR

'.A

AA

TA

ND

AT

AN

GA

N1

42

3

Page 110: KALIMANTAN SELATAN

'sM

mm

i

PO

TO

NG

AN

AR

EN

AB

-B

TU

GA

SA

KH

IR

JUR

US

AN

AR

SIT

EK

TU

R

FAK

UL

TA

ST

CK

NIK

SIPI

LD

AN

PER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

35

90

08

00

!80

0

<£>4>

0<•>

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

PT

H.

20

03

/20

04

12

00

80

08

00

90

0

<»>

^<$

V<3

>

ceil

ing

gv_t

uttg

Kba

gai

p*

_.i

ssa

ta

dind

ing

akiu

tik

seba

gai

Page 111: KALIMANTAN SELATAN

PO

TO

NG

AN

PR

OC

EN

IUM

A-A

j900

600

900

1200

900

,800

1200

900

900

900

900

\'.

j"'"

'j

t-•

•j

--I

-I•

•-.

..]

.,

AB

CD

EF

:O

H1

J

EB

__B

B__

_aa_

_a=

__pB

____

_=_E

_Bqp

ani

LTTO

vT

UG

AS

AK

HIR

arH

tftH

fe.

JU

RU

SA

NA

RS

ITE

KT

UR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

IPIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

fTA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4PU

SAT

PAG

EL

AR

AN

LIM

ASE

NI

BU

DA

YA

BA

NJA

RD

tB

AN

JAR

MA

SIN

KA

LIM

AN

TA

NSE

LA

TA

N

Page 112: KALIMANTAN SELATAN

ajj

aa

iia

TU

GA

SA

KH

IR

JUR

US

AN

AR

SIT

EK

TU

R

FAK

ULT

AS

TEK

NIK

SIPI

LDA

NPE

REN

CAN

AA

N

UN

IVE

RSI

TA

SISL

AM

IND

ON

ESI

A

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

PT

H.

20

03

/20

04

##

#1.^

kie

&f

i%

#rf

flI

1Dv

(fiUi

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PUSA

TPA

GEL

ARA

NLI

MA

SEN

IBU

DAYA

BAN

JAR

DIB

AN

JAR

MA

SIN

KA

LIM

AN

TAN

SELA

TAN

DO

SE

NPE

MB

IMB

ING

IR.

AH

MA

DSY

AIP

UD

DIN

,M

T

ir^T

^-^

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

AN

AM

AG

AM

BA

RS

KA

LA

NO

LB

RIj

ML

LB

RPENGESAHAN

Md

iu

iin

ii.i

sp

TA

ND

AT

AN

GA

N1

72

3

Page 113: KALIMANTAN SELATAN

mm

m

TU

GA

SA

KH

IR

JUR

US

AN

AR

SIT

EK

TU

R

FAK

ULT

AS

TE

KN

KSI

PIL

DA

NPE

REN

CA

NA

AN

UN

IVE

RSI

TA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

•<.T

:S_

v.'

t,'•

-,,_-

f,y«/

^.;*

1';,

iV•

^IB

rn

v

*'*fe«

i*#*

*#**

*$-*

*4w

'J

0vQ

V^

f'*^

%-? '*

IF*

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

PT

H.

20

03

/20

04

GEDUNGTEATERKESENIAN

PUSA

TPA

GEL

AR

AN

LIM

ASE

NIB

UO

AY

AB

AN

JAR

DIB

AN

JAR

MA

SIN

KA

LIM

AN

TAN

SEL

AT

AN

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

DSY

AH

HJO

DW

,m

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

AN

AM

AG

AM

BA

R

MG

UI

III

Tl

.IT

'SP

TA

ND

AT

AN

GA

N

SK

AL

AN

OL

BR

JML

LB

RPENGESAHAN

18

23

Page 114: KALIMANTAN SELATAN

•sss

mm

upw

ayun

tuk

jjeng

oiitr

olan

dan

pein

e!ili

araa

npe

i;_la

t_in

spot

ligh

tgi

uiht

ng

Ia

beI

twir

it'

11

Sm

tn

TU

GA

SA

KH

IR

JU

RU

SA

NA

RS

ITE

KT

UR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKS

lP

tD

AN

PE

RE

NC

AN

AA

N

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

!m

esm

ludr

obi'

<ti

sun

uif

iseh

tgw

pet

iiu

lar

stag

e

[>en

ggab

.u.g

_mst

rukt

urm

ero

deiig

roi

stru

ktur

roda

seba

gai

alat

bant

upi

llar

mes

uti

lud

roli

k

baja

Htin

ggi

1*•c

tn

katr

olpe

ri'Iu

kim

ao32

cm

ceili

ngga

iitim

gse

baga

i jx_

i.ian

.ti_

suar

ade

ngan

duue

nai

KK

ix2'

'if>c

_npe

ngik

atpa

rtis

ide

ngan

kabc

l

[«t

im\

tna

tis

idu

mt-

JiuT

in.

mie

ngan

imna

auna

kdii

stni

klm

kttx

ltu

.8m

l'n

ig

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

GID

EN

TIT

AS

MA

HA

SIS

WA

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

AS

EM

IB

UD

AY

AB

AN

JAR

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

IR.

AH

MA

DSY

AIF

UD

DW

,W

TM

GJG

niT

l'IJ'S

P

TA

ND

AT

AN

GA

N

dind

ing

akus

tikse

baga

ijx*

red_

m

ruan

gpe

ngon

trol

pera

lala

n

OT

OM

iAN

DF

HI

ST

AC

S.

19

23

Page 115: KALIMANTAN SELATAN

y 0-

0-

0-

o-

o-

^>

(FT

^T

UG

AS

AK

HIR

sj/i

aaif

a

JUR

US

AN

AR

SIT

EK

TU

R

FAK

UL

TA

ST

EK

NIK

SIPI

LD

AN

PER

EN

CA

NA

AN

UN

IVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

frrT

'r''>

.;o;

o>t.

min

w«>

.-V

,

•'•m

iY

VX

_V^

•?•$

•?X

:«•

*•«_U

*(|

)J*

v

in*

1'

_vv,,

,i''

.._*»

»S_o

;.»°

<•>o

<i>o

0

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

GEDUNGTEATERKESENIAN

PUSA

TPA

GE

LA

RA

NLI

MA

SEN

IB

UD

AY

AB

AN

JAR

DIB

AN

JAR

MA

SIN

KA

LIM

AN

TAN

SEL

AT

AN

Trtf

^tj

^#

-ii^

1lT

si^

'irn

h•*

_***

JFV

1F

^A

O<•>

<t>

<?•

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

GID

EN

TIT

AS

MA

HA

SIS

WA

IR-A

HM

AD

SYA

JFU

DD

IN,M

.M

GX

HH

TI.

ILI

'SP

TA

N0

AT

AN

GA

N

oo

NA

MA

GA

MB

AR

TIT

IKA

MA

TA

NIK

tRJS

oV

TA

IR

PTM

'TdK

AR

EN

AD

AN

BtV

lVK

OP

£N

TH

EfS

T

3H

AP

f_

SK

AL

AN

OL

BR

20

y y •o y •o •o

JM

LL

BR

PE

NG

ES

AH

AN

23

Page 116: KALIMANTAN SELATAN

y y•

y o o

j^it

Lju

irj

A

TU

GA

SA

KH

IR

JUR

US

AN

AR

SIT

EK

TU

R

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKSI

PIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

*S^t

lS0^

[UN

IVERS

ITASI

SLAM

INDON

ESIA

yi>

i>o

y

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PU

SA

TP

AG

EL

AR

AN

LIM

ASE

NI

BU

DA

YA

BA

NJA

R

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

•& O 0 o •0 •o

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

DB

YA

IF-D

DIN

,M

T

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

A

Mli

kif

flT

!I.

US

f

TA

NO

AT

AN

GA

N

TIT

IKA

MA

TA

Nil

OR

lSO

NT

AL

B1

CN

TV

KP

RU

C'l

'MIM

DA

N

TIT

IKA

MA

TA

N\

_M

lK

AI

21

23

Page 117: KALIMANTAN SELATAN

<

RA

NG

KA

KA

YU

5/7

PL

YW

OO

D6

MM

„LK

ASA

Y

\•

A

iHg

r

RA

NG

KA

KA

YU

5/7

GL

AS

SW

OO

LR

AN

GK

AK

AY

U5

/7

!'

hr

rt- r-T

r

ft

*a'

vr

*i

i'

IfIf

rk

ris

f

.-<,

y

flfy 1

4

.>

.

.V

3.81

4.85

2.83

3.15

3.48

415

2.5

1.

2.2

2

t/

/

/

KA

SA

PL

YW

OO

D6

MM

RA

NG

KA

KA

YU

5/7

i!:

> DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

GT

UG

AS

AK

HIR

JU

RU

SA

NA

RS

ITE

KT

UR

FA

KU

LT

AS

TE

KN

IKSI

PIL

DA

NP

ER

EN

CA

NA

AN

UN

tVE

RS

ITA

SIS

LA

MIN

DO

NE

SIA

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PUSA

TPA

GE

LA

RA

NL

IMA

SEN

IB

UD

AY

AB

AN

JAR

DI

BA

NJA

RM

AS

INK

AL

IMA

NT

AN

SE

LA

TA

N

IR.

AH

MA

DSr

AIF

UO

OIN

,M

T

PE

LA

PIS

DIN

DIN

GA

KU

ST

IKT

YP

ET

RIA

NG

LE

l^jji

ang

tran

sisi

5.5

5.25

-5A

X/\

S-

r'

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

A

Mil-H

im

..is

r

TA

ND

AT

AN

GA

N

X,

RA

NG

KA

KA

YU

5/7

GL

AS

SW

OO

L

A"

Y

DF

TII

AK

L'S

TIK

22

23

^k

}--

T *-r

.-k

)~"r

Page 118: KALIMANTAN SELATAN

LA

NT

AIS

TA

GE

RA

NG

!M

ER

O

OL

IK

JAL

UR

RE

LP

ER

PU

TA

RA

ON

OM

ET

RI

ST

RU

KT

UR

ST

AG

E

If

pipa

mer

oo

8pa

njan

g14

2cm

pipa

mer

odi

agon

alo

8pa

njan

g20

2.48

cmb

ola

mer

oo

8cm

stru

ktur

peng

ikat

baja

mer

ode

ngan

roda

ban

tala

nre

lu

ntu

kal

ur

rod

a

/'A

^•I

r

lant

aipa

pan

4x25

\\\

\\

rang

kabe

sio

5cm

'.

-U

A-\

plat

baja

Htin

ggi

10cm

'•*

;./

*i»

/.

C-\

ry

pipa

mer

odi

agon

alo

4cm

panj

ang

53cm

bo

lam

ero

o4

cm

pipa

mer

oo

4cm

panj

ang

71cm

lant

aipa

pan

4x25

cm

vmlk

\

5feu

^*^

mim

^jr

Hjr

jto

it

ii

j.

-L

^b

anta

lan

rel

untu

kal

ur

rod

api

pam

ero

o8

panj

ang

142

cmb

ola

mer

oo

8cm

pipa

mer

odi

agon

alb

8pa

njan

g20

2.48

cm

•-%?

pipa

mer

oo

8pa

njan

g14

2cm

bo

lam

ero

o8

cm

pipa

mer

oo

8pa

njan

g14

2cm

pipa

mer

odi

agon

alo

8pa

njan

g20

2.48

cmb

ola

mer

oo

8cm

>*

#•

pipa

mer

o0

8pa

njan

g14

2cm

bo

lam

ero

o8

cmro

dade

ngan

diam

eter

10cm

bant

alan

rel

un

tuk

alu

rro

da

RANGKAIANMERO

RANGKAIANMERODENGANRODA

rang

kabe

sio

5cm

plat

baja

Htin

ggi1

0cm

stru

ktur

peng

ikat

baja

mer

ode

ngan

plat

baja

Hpi

pam

ero

o8

panj

ang

142

cm

TU

GA

SA

KH

IR

JUR

US

AN

AR

SIT

EK

TU

R

FAK

UL

TA

ST

EK

NIK

SIPI

LD

AN

PER

EN

CA

NA

AN

PE

RIO

DE

V

SE

ME

ST

ER

GE

NA

P

TH

.2

00

3/2

00

4

GE

DU

NG

TE

AT

ER

KE

SE

NIA

N

PUSA

TPA

GEL

ARA

NLI

MA

§EN

IBU

DAYA

BANJ

ARD

IB

AN

JAR

MA

SIN

KA

LIM

AN

TA

NSE

LA

TA

N

DO

SE

NP

EM

BIM

BIN

G

IR.

AH

MA

DS

YA

IFU

DD

IN.

MT

IDE

NT

ITA

SM

AH

AS

ISW

A

.lG

I.iI

IIT

U..

.SP

TA

Un

HT

l

NA

MA

GA

MB

AR

AX

ON

OM

_T

KI

ST

RK

TL

T.

STA

CK

PO

TO

NC

AN

Sm

iT

.HR

STA

GE

OK

TII

.S

TR

IK

Tl

..S

TA

CK

SK

AL

AN

OL

BR

01

JM

LL

BRPENGESAHAN

Ol

Page 119: KALIMANTAN SELATAN

yf\--

^jpm

Sy

Sd

3d

'fc-i

-*-•:-

^^

^_

Mr1

v.

91vm

iin

jjv

uviv

jjav/m

jii/u

.id

Page 120: KALIMANTAN SELATAN

dO

IU3

1S

»3

dli>

l3d

Sd

3d

Page 121: KALIMANTAN SELATAN

Pro

cen

ium

Open

thrus

tsha

peA

ro

ma

Stru

kturr

angk

am

ero

stag

e

Pers

fekt

ifin

terio

rPe

rsfe

ktif

mat

abu

rung