kalimantan selatan
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
GEDUNG KESENIAN | ;;PUSAT PAGELARAN LIMA SEN! BUDAYA BANJAR^l BANJARMASIN
KALIMANTAN SELATAN
mwm
r i- •
Disusun oleh.
M CIGIHTIMISPASARIBU98512169
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2004
KATA PENGANTAR
^ S-T yang telah memben ta;;;'" 7svukur ~ .»**» kehad,rat-h,nggadapatmenye,esaitanTugasAkkh|;^a. se„a h,^,.^ kepada ^^
FakU',as T**k Spa dan Perencanaan u„ ° Pada mrUSm A™*ur-**-^ pjr;:,::;:1:: 'ndones,a y~* *-Penvusun sen. berdasarkan studl pustaka dan „"8 "haS" '*"««-' >»* d.bua, „,eh
Kese„ian sebagaj "• ™^a Tugas Ak„lr ,„, berjudu| „Gcd^«n,a„tanSelatan„ »*« —- -.udaya Banjar „ Banj,rmasi.ng
Selama proses Tugas Akh
"*»«»». k„.n»„",a,r.Tb"*" ~"~* •— *•y ir H- Widodo, MSCE PHD i i
2 Bapak Ir, Revianto Bud|. s 8yakmaWu,«as Tek„lk s,pi, ^ p^" [^ *"» J— T*,* Arsltektur
3— fc Ahmad sa,fudd,n ::r~'s,amfc----<rr^T--^"^^^pembmbm8 yang ,e,ah
Akhir mi. ' "g Sanga' be™> * dalam penyelesa.an Tugas5 ^^ Vn* tua ta™ terc,„ta sena adlk kam| -
ill
ABSTRAKSI
kemajuan jaman yang semakin bergerak cepat dan
geser nilai-nilai budaya masyarakat yang telah ada,
tindakan-tindakan pelestanan budaya bangsa. Begiti
sin, yang mendukung program pelestarian budaya bar
igenalan kembali adat dan budaya Banjar padamasyar
itual adat, perlombaan tari dan lagu Banjar, maup
asi terhadap bangunan-bangunan rumah adat Banjar
lkung program pemerintah ini dan mewadahi semu
ka keberadaan sebuah gedung pertunjukkan kesenian ya
kelurahan Surgi Mufti dengan kelurahan Antasan Ke
tig berada diperbatasan kelurahan Surgi Mufti dengan 1
r yang juga termasuk dalam kecamatan Banjar Utara ii
na kecamatan Banjar Utara yang akan dijadikan sebagai
i International Trade and Exhibition Centre) oleh per
:na didaerah ini keberadaan adat dan budaya Banjar masil
yang relatif datar, memiliki view yang menarik, dekat dengan
g kesenian ini yang memiliki fasade arsitektur modern
rsitektur tradisional sekitar sehingganantinya akan mempunya
>agi masyarakat Banjar maupun bagi wisatawan lokal dan domeitu keberadaan gedung kesenian ini nantinya dapat mendukung
;egiatan kesenian Banjar di Kalimantan Selatan, khusustvy;
VI
r / •-•
TUGAS AKHIR1 TGI I "-:••
1|
GEDUNG KESENIAN | ;*;; ;nv;. ........^PUSAT PAGELARAN LIMA SENI BUDAYA BANJAR1)1 BANJARMASIN
KALIMANTAN SELATAN
mmju
Disusun oleh:
M. GIGIH TULUS PASARIBU98512169
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2004
e
-5
cCcb
5
ICB
Sucb
'?cb
SOcC
B
C
CM)
Cs
cb
ecb
CB
-o3BC
B
ss
>s
"3
CB
3
CB
'iac•oeCB
-C
•Si"oi.
ej
aSeacb
3
CB
eCB
CO
2CB
cCB
53dC
BC
B
«1,
CB
CB
5
•Q
iZ3
3aSo
t7C
BC
OCB
?Q
3
'C
a45B5
3
"30
0O
N
I5
sCB
-C3
5
O
CB
fitf
ccs
•cCB
aCUDa*»
CB
SsCO
a,
«ceo
«
3•-^
3**
CO
as
•c3CB
"CCB
'C&a.
-S
3cv
s♦J
V.
3
i?is
KATA PENGANTAR
AILinncLddlakirvl-ki "uUxmin, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberi taufik, rahmat serta hidayah-Nya kepada penyusun,
sehinggadapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib akademik yang harus dilengkapi oleh
mahasiswa guna memperoleh jenjang kesarjanaan Strata I (S I) pada jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Tugas
Akhir ini disusun berdasarkan proses sampai dengan hasil perancangan yang dibuat oleh
penyusun serta berdasarkan studi pustaka dari literatur yang terkait dengan perancangan.
Sesuai dengan obyek perancangan, maka Tugas Akhir ini berjudul "Gedung
Kesenian sebagai pusat pagelaran lima seni budaya Banjar di Banjarmasin
Kalimantan Selatan" .
Selama proses Tugas Akhir ini, penyusun banyak memperoleh bantuan dan
petunjuk-petunjuk yang bermanfaat dari berbagai pihak, untuk itu penyusun
mengucapkan rasa terima kasih yangsebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. H. Widodo, MSCE, PHD, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
2. Bapak Ir. Revianto Budi S, M. Arch, selaku ketua jurusan Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
3. Bapak Ir. Ahmad Saifuddin Mj, MT, selaku Dosen pembimbing yang telah
membimbing penyusun menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Ir. Etik Mufida, selaku Dosen Penguji Tugas Akhir yang telah membantu
memberikan masukan-masukan yang sangat berarti di dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini.
5. kedua orang tua kami tercinta serta adik kami Gessy yang Tersayang yang selalu
memberikan dukungan baik moral maupun materiil.
in
6. "Dede" ku tersayang yang selalu berada disamping baik suka maupun duka7. Teman-teman seperjuangan, teman-teman Kamboja I, Buyung, Fani, kiqi, bonie,
serta semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsungturut membantu terselesaikannyaTugas Akhir ini.
Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun hasil perancanganmi, namun sebagai manusia biasa banyak keterbatasan dalam din penyusun. Untuk itusegala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Akhir kata,semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua, Amiin.
Yogyakarta, September 2004
Penyusun,
Muhammad Gigih Tulus Pasanbu
IV
DAFTAR ISI
JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
ABSTRAKSI vm
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG PROYEK 1
A.l. Kebudayaan Sebagai Kerangka Hidup Manusia 2
A.2. Kebudayaan Indonesia 3
A.3. Tinjauan Kebudayaan Banjar 4
A.4. Tinjauan Rencana Pada Daerah Kecamatan Banjar Utara... 11
A.5. Isu Yang berkembang 13
A.6. Fakta di Lapangan 14
B. RUMUSAN PERMASALAHAN 15
B.l. Permasalahan Umum 15
B.2. Permasalahan Khusus 15
C. TUJUANDAN SASARAN 19
C.l.Tujuan 19
C. 1.1. TujuanUmum 19
C.1.2. Tujuan Khusus 19
C.2. Sasaran 19
C.2.1. Sasaran umum 19
C.2.2. Sasaran Khusus 20
D. LINGKUP PEMBAHASAN 20
E. KERANGKA PEMIKIRAN 22
F. LOKASIDAN SITE 23
LAMPIRAN
BAB II DESAIN SKEMATIK 26
A. TINJAUAN UMUM 26
1. Pengertian dan Batasan 26
2. Hakekat Seni Pertunjukkan 27
3. Karakteristik Kesenian Banjar 28
4 Macam Pelaku Kegiatan 42
B. ANAUSIS 42
1. Analisis Site 42
2. Analisis Kegiatan 43
3. Analisis Ruang 45
C. KONSEP PERANCANGAN 50
1. Konsep Tata Ruang Stage dan Audience Yang
Fleksibel Terhadap Lima kesenian Banjar Yang
Berbeda 50
2. Konsep Bentuk Ruang Stage dan Audience
Terhadap Kenyamanan Pelaku Kegiatan 54
3. Konsep Penataan Sirkulasi Terhadap Masing-Masing
Pelaku Kegiatan 61
LAMPIRAN
BAB III LAPORAN PERANCANGAN 64
A. SITUASI 64
B. SITE PLAN 65
C. MASSAUTAMA 66
VISUAL 68
AKUSTIK 71
SIRKULASI 72
PENAMPILAN BANGUNAN 73
D. MASSA PENDUKUNG 75
E. MASSA PENUNJANG 76
F. DETIL STAGE 76
DAFTAR PUSTAKA 78
LAMPIRAN
V!
DAFTAR TABEL
Tabel no. 1 Jumlah pertumbuhan penduduk kota Banjarmasin
Tabel no. 2 Jumlah persentasi wisatawan mancanegara pertahun
Tabel no. 3 Jumlah persentasi wisatawan domestik pertahun
Tabel no. 4 Tujuan wisata alam Kalimkantan Selatan
Tabel no. 5 Jumlah pementasan kesenian Banjar dalam tahun 2003
Tabel no. 6 Tabel kerangka pemikiran
Tabel no. 7 Pola layout penonton terhadap stage
Tabel no 8 Jumlah perhitungan kedudukan penonton
VI1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PROYEK
Proyek perencanaan dan perancangan Gedung kesenian di Banjarmasin ini dipilih
karena didasari adanya isu yang berkembang, serta latar belakang yang komplek pada
kehidupan masyarakat Banjar di Banjarmasin. Kebutuhan akan suatu panggung kesenian
mengenai adat, budaya, kesenian dan ritual masyarakat Banjar yang ada pada saat ini
sangatlah diperlukan karena pada masa sekarang ini adat, budaya, kesenian dan ritual
masyarakat banjar mulai tenggelam dimakan zaman, sehingga banyak masyarakat Banjar
terutama dari golongan muda tidak mengenai keseniannya sendiri, selain itu juga untuk
membantu program pemerintah kotamadya Banjarmasin dalam memajukan pola
kehidupan masyarakatnya dalam bidang pembangunan.
Isu yang berkembang berkaitan dengan proyek perancangan bangunan ini di
antaranya adalah :
Banjarmasin terutama khususnya di kecamatan Banjar Utara akan di fungsikan
sebagai kawasan permukiman, jasa perdagangan, pendidikan, perkantoran. International
Trading and exhibition centre, kawasan resapan air, wisataalam, dan olah raga.
Selain itu pula akan dilakukan revitalisasi pemukiman bahari dengan tujuan untuk
mendorong, mengarahkan, dan memberdayakan masyarakat dalam upaya berpartisipasi
untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman tradisional bersejarah atau potensi
ekonomi lainnya sebagai bagian dari upaya melestarikan dan mengembangkan potensi
secara tertata dan terencana.'
Sejalan dengan program pemerintah tersebut, maka direncanakanlah suatu
Gedung kesenian yang terletak diantara perbatasan Kelurahan Surgi Mufti dengan
Kelurahan Antasan Kecil Timur yang juga termasuk daerah Kecamatan Banjar Utara,
yang nantinya diharapkan dapat memancing generasi muda Banjarmasin untuk lebih
mengenai keseniannya sendiri karena pada masa globalisasi saat ini generasi muda
1Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Banjarmasin Utara, Dinas Tata Kota Tk. II KotamadyaRaniarma«in Hal I-?-1—v" ' ~
2Rencana Tindak RevitalisasiPermukiman(RTRP) Kota Baniarmsin, BAPPEDA Tk. II KotamadyaBanjarmasin
:m. (yic-ji'it'Turus 'i>.:As:A:Rnmm$t2\m
Banjar kurang mengenai akan jati diri keseniannya sendiri yang ditakutkan pada akhirnyananti kebudayaan Banjar akan terlupakan, juga untuk mewadahi segala pentas kesenianBanjar yang selama ini dilakukan di tempat-tempat yang tidak tetap, selain itu pula secaratidak langsung dapat membantu perubahan program pemerintah kotamadya Banjarmasinyang berskala daerah menjadi berskala nasional, yang juga diharapkan dapatmemngkatkan kehidupan masyarakat Kelurahan Surgi Mufti dan Kelurahan AntasanKecil Timur pada khususnya serta masyarakat Banjarmasin Pada umumnya.
A.l. Kebudayaan Sebagai Kerangka Hidup Manusia
Masalah kebudayaan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, manusia adalah
bagian dari kebudayaan, karena kebudayaan meliputi segala segi dan aspek dankehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
Kebudayaan atau kultur merupakan pemikiran, karya dan hasil karya manusia,
yang tidak hanya berakar dari naluri saja tetapi melalui suatu proses belajar yang hanya
bisa dicetuskan oleh manusia.'
Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai benkut, buah pikiran dengan segala
aspeknya, tata cara sikap perilaku dengan rasa, karsa, dan keindahannya, yangkeseluruhannya terwujud dalam bentuk keterampilan adalah suatu usaha manusia untuk
kebahagiaan baik oleh manusia terdahulu maupun oleh manusia sekarang.
Sedangkan nilai budaya adalah gagasan, yang menjadi sumber sikap dan tingkah
laku manusia dalam berkehidupan sosial budaya. Nilai budaya ini dapat kita lihat, kita
rasakan, terungkap dalam bentuk wujud salah satu aspeknya yaitu pada sistem
kemasyarakatan atau pada sistem kekerabatan.
Dewasa ini masalah kebudayaan banyak menggerak pemikiran orang baik dari
pihak pemerintah, kalangan swasta, pakar kebudayaan, kaum intelektual maupunmasyarakat. Dalam perencanaan dan pelaksanaan mereka selalu sampai pada masalah
latar belakang kebudayaan, baik itu sebagai penghambat atau sebagai unsur yang harus
diintegrasikan agar hasil rencana dapat terjamin.3
3Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalis dan Pembangunan, Hal. 1-24Drs. DJ Gultom Rajamarpodang, Dalihan Na Toiu Nilai Budaya Suku Batak Hal.25JWM Bakker Sj, Filsafat kebudayaan, Ha! 11-13
:M. CjIljI.'H TUL'US 'P/ASJMU'B'U-WSnW)
4.2. Kebudayaan Indonesia
Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang menjadi satu kesatuan didalam
Bhinneka Tunggal Ika, ini menunjukkan bahwa adanya keberagaman Etnis yangdirumuskan dalam satu kesatuan dan tujuan, yakm demi menjaga keutuhan persatuan dan
kesatuan bangsa.
Keanekaragaman budaya Indonesia lahir dari suku-suku bangsa di Indonesia yang
berbeda-beda adat dan budayanya, hal mi timbul karena adanya keadaan kondisi
geografis yang berbentuk kepulauan yang terpisah-pisah.
Di satu sisi kita bangga akan kekayaan budaya bangsa Indonesia, namun di sisi
lain pula kita prihatin, karena banyak permasalahan yang timbul akibat era globalisasiseperti sekarang ini. Karena banyak masuknya kebudayaan asing yang tidak sesuaidengan adat dan budaya kita sebagai orang Timur, oleh generasi muda sekarang disebutsebagai "Trend" ataupun "Mode" yang ditelan mentah tanpa disaring terlebih dahulu.Sehingga dampak yang ditimbulkan pun bisa berakibat fatal, kebudayaan asli pun
semakin lama semakin hilang ditelan oleh roda jaman. Memang harus kita akui bahwa
tidak semua kebudayaan asing yang masuk tersebut berdampak negatif, seperti misalnya
pengetahuan generasi muda saat ini mengenai bidang tekhnologi dapat diandalkanketimbang 10 sampai 20 tahun kebelakang. Untuk menghindari dari dampak negatif
tersebut maka dilakukanlah tindakan prefentif, seperti misalnya membangun suatu teater
kesenian dalam rangka untuk mengenalkan kembali kepada generasi muda akan
kebudayaannya sendiri dan melakukan pembauran din antara kebudayaan asli yang kita
miliki dengan kebudayaan asing yang masuk tanpa mengindahkan norma-norma lama
yang kita miliki sehingga generasi muda sekarang lebih tertarik untuk mempelajari
kebudayaannya sendiri.
Pembauran diri yang kita lakukan ini selama dengan maksud dan tujuan untuk
memperkaya kebudayaan bangsa juga untuk mempertinggi kemanusian kita sebagaibangsa Indonesia yang cinta akan keanekaragaman budaya. Ide ini harus diupayakan
walaupun permasalahannya cukup sulit dalam hal mencapai kesatuan pandangan dan
tujuan, seperti yang diungkapkan dalam UUD 1945 Bab XIII pasal 32, yaitu :
" kebudayaan lama dan asli adalah sebagai puncak-puncak kebudayaan di
daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai budaya bangsa. Usaha harus
:%i. iiIL}I:H~ TUL'LIS 'PASMU'E'll-WS t2169 3
menuju kearah kemajuan adab budaya dan persatuan, dengan tidak menolak
bahan-bahan baru dari kebudayaan asing, yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia."'
Kebudayaan Indonesia merupakan suatu kebudayaan yang lahir dan hasil usaha
bangsa Indonesia dalam satu kesatuan seluruhnya. Kebudayaan Indonesia memiliki
unsur-unsur kebudayaan yang Universal yang dapat dikembangkan seperti : sistem
teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, bahasa, sistem
pengetahuan, religi, dan kesenian.
Dari ke-7 unsur-unsur kebudayaan Indonesia, hanya ada satu unsur kebudayaan
yang dapat menonjolkan sifat khas dan mutu, dan dengan demikian amat cocok sebagai
unsur paling utama dari kebudayaan nasional Indonesia, untuk menunjukkan identitas
kepribadian bangsa, yaitu kesenian.
Dengan mengangkat tema kesenian inilah maka kita membuat suatu fasilitas yang
dapat melakukan pengenalan dan pembauran diri dengan masyarakat sekitar, serta
mewadahi kegiatan pentas kesenian, tanpa menimbulkan adanya suatu kontradiksi-
kontradiksi yang pada akhirnya mengarah pada perpecahan bangsa.
A.3. Tinjauan Kebudayaan Banjar
Kota Banjarmasin secara geografis terletak antara 3°15' sampai dengan 3°22"
Lmtang Selatan dan 114098" sampai dengan \\4°9& Bujur Timur. Berada pada
ketinggian rata-rata 0,16 m di bawah permukaan laut dengan kondisi daerah berpaya-
paya dan relatif datar. Pada waktu air pasang hampirseluruh wilayah digenangi air.
Kota Banjarmasin berada di sebelah Selatan, Propinsi Kalimantan Selatan
berbatasan dengan
• Di sebelah Utara dengan Kabupaten Barito Kuala
• Di sebelah Timur dengan Kabupaten Banjar
• Di sebelah Barat dengan Kabupaten Barito Kuala
• Di sebelah Selatan dengan Kabupaten Banjar
Kr\f*ntiarantnorat VnhnAavaan \zff»ntalic fan Ppmhanoiinan Hnj j 12-1 1"
8BPS Kotamadya Banjarmasin. Banjarmasin Dalam AngkaHal 1
:%l (jKjLli TU£'US T.:ASJAJU'B'U-WS i2! 6')
Sesuai kondisinya kota banjarmasin memiliki banyak anak sungai yang di
manfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana transportasi selain dari jalan darat yang
sudah ada.8
Kondisi tanah sebagian terdiri dan rawa-rawa tergenang air, disamping pengaruh
musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat tropis. Suhu udara rata-rata
antara 25°c sampai 38°c, curah hujan rata-rata 219 mm perbulan, dengan jumlah hari
hujan 156 hari selama setahun,s
Kota banjarmasin terletak dekat muara sungai Barito dan di belah dua oleh sungai
Martapura. Sehingga seolah-olah Kota Banjarmasin menjadi 2 bagian. Kemiringan tanah
antara 0.13% dengan susunan geologi terutama bagian bawahnya di dominir oleh
lembung dengan sisipan pasir halus dan endapan uluvium yang terdiri dari lambung
hitam keabuan dan lunak.
Luas Kota Banjarmasin 72.00 km persegi atau 0,19% dari luas wilayah Propinsi
Kalimantan Selatan, terdiri dari 5 Kecamatan dengan 50Kelurahan.8
Banjarmasin atau lebih dulu dikenal sebagai Bandar Masih sebagaimana kota-
kota tua lainnya di Indonesia memiliki sejarah panjang perkembangan kebudayaan
termasuk adanya akulturasi budaya dari suku dan etnis lain yang menjadi pendatang,.
Banjarmasin dulu adalah sebuah bandar atau pelabuhan pusat perdagangan Kalimantan
dengan pulau-pulau lain di Indonesia, sehingga kebanyakan dan penduduknya adalah
para pendatang yang berprofesi sebagai pedagang. Sehingga sampai saat ini mata
pencaharian penduduk Banjarmasin sebagian besar adalah pedagang. Kebudayaan Banjar
sendiri lahir dari kebudayaan Dayak yang telah mengalami perkembangan semenjak
seluruh penduduknya memeluk agama islam dan kemudian berakulturasi dengan budaya
Melayu dan Islam.
Sedangkan jumlah penduduk dengan pertumbuhan penduduk Kota Banjarmasin
adalah sebagai berikut :9
BPS Kotamadya Banjarmasin, Banjarmasin Dalam Angka Hai. 31
M. (.jltjI'fC TUTUS •i'.;lS'.>\,iUi"U-98512l69
Tahun/year Jumlah/Total Rata-rata
Pertumbuhan/Growth
(1) (2) (3)
1980 381.286
1990 481.37! 2,36
2000 532.556 1,02
2001 535.949 0,64
2002 539.060 n ss
Tabel no. 1
Jumlah pertumbuhan penduduk kota Banjarmasin
Mayoritas penduduknya beragama Islam (95,67%), sedangkan yang lain yaitu
Kristen Katolik (1.31%), Kristen Protestan (2,03%), Hindu (0,15%), Budha (0,76%), dan
lainnya(0,08%).10
Turun naiknya gelombang perpolitikan di Indonesia, ternyata memberikan
dampak yang negatif, terutama dalam bidang kepariwisataan, hal ini memberikan akibat
yang buruk bagi daerah-daerah tujuan wisata.seperti misalnya Kalimantan Selatan,
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kalimantan Selatan mengalami penurunan.
Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:''
Tahun Jumlah wisatawan
mancanegara
Persen
(kenaikan/penurunan)
1995 15.868 -
1996 25.614 42%
1997 20.702 -19,17%
1998 13.866 -33,02 %
1999 13.398 -3,37 %
2000 14.396 7,45 %
1< 1">7~S ^\JKJ / XJ
2002 14.069 -6,99 %
Tabel no. 2
Jumlah persentasi wisatawan mancanegarapertahun
Bi S rvotainauya jjanjarmasin, Banjarmasin Dalam Angka Hal. 35Dept. Psnwisata, Pos dan Teiekomunikasi Banjarmasin
'M. CjKiL'li TUTUS •]'J,\SJA-IU'BV-9H$ 12! 6<>
Sedangkan untuk jumlah wisatawan domestik mengalami penurunan jumlah pada
tahun 1997-1999, sedangkan pada tahun 2000-2002 jumlah wisatawan domestik
mengalami kenaikan, hal ini dapat dilihatpada tabel berikut ini:
tahun Jumlah wisatawan
domestik
Persen
(kenaikan/penurunan)
1995
1996
!1Q 1-71i i y . i i ~j
284.687 138,89%
1997 213.544 -24,99%
1998 .11 fiQO/:,
1999 106.414 -42,13%
2000 217.368 104,27%
200! 236.279 S 7©/„
2002 250.158 5,87%
Tabel no. 3
Jumlah persentasi wisatawan domestik pertahun
Selain itu pula laju pertumbuhan panwisata di Banjarmasin disebabkan karena
(menurut Dept. Pariwisata, pos dan Telekomunikasi Banjarmasin):
I. Kurangnya informasi pariwisata (51 %)
II. Kurangnya pemandu wisata (32 %)
III. Kurangnya objek hiburan kesenian (39 %)
IV. Kurangnya pelayanan kepada wisatawan (17 %)
Kalimantan Selatan khususnya Banjarmasin sangat berpotensi sebagai daerah
tujuan wisata, hal ini didukung dengan adanya 3 kategori karakteristik pariwisata di
Kalimantan Selatan berdasarkan Departement Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tahun
2003, yaitu :
1) Kelompok wisata alam
No, Wujud 1 Konsumen
1 Wisata hutan (cagar alam Mandiangin, i -pelajar
pulau pinus, pulau kembang, dll) j -mahasiswa
I-instansi (pemerintah maupun
| swasta)
:M. (jKjLtf tutus •p.AS.smrBUm^nw)
y^^sata^UuaTIawa^a^hutan (pasar -pribaditerapung, goa batu hapu, pendulangan
intan,dll)
-mancanegara
-keluarga
Jenis kesenian
1 eater
Musik
Tan
Sastra/puisi
Senirupa
Tabel no. 4
Tujuan wisata alam Kalimantan Selatan
2) Kelompok wisata budayaBensikan pameran dan bentuk-bentuk budaya khas Kalimantan Selatan. Baik
yang merupakan pola hidup kesehanan, tradisi setempat, tata cara pemikahan adat, dll3) Kelompok wisata kesenian
Pariwisata yang menampilkan bentuk kesenian lokal yang tersaji dalam bebagaibentuk, mulai dan sent pahat patung dan ukir-ukiran, sent musik tradisional, sent tantradisional, dll.
Untuk pengembangan wisata budaya dan wisata kesenian dilakukanpengembangan dalam hal altematif bentuk kerajman dan r^rtj^kkan sertamerencanakan penyelenggaraan promosi keluar, hal ini didukung dengan adanyaprogram pemenntah yaitu menjadikan kecamatan Banjar yang dijadikan kawasanBITEC (Banjarmasin IntenaUonal Trading and Exhibition Centre).
Untuk jumlah organisasi kesenian d, Kalimantan Selatan sebanyak 200 group,sedangkan untuk jumlah organisasi kesenian di Banjarmasin sebanyak 33 group.Jumlah pementasan kesenian di Banjarmasm dalam tahun 2003 dapat dilihat padatabel berikut:
Jumlah pementasan dalam tahun
2003
lOx
7x
9x
Tabel no. 5
Jumlah pementasan kesenian Banjar dalam tahun 2003
•M. UliiTM TUTUS TASJAiUTiTmmm
Kesenian Banjar sendiri terdiri dan beberapa jenis, yaitu :!"
1) Teater tradisi/Teater Rakyat digolongkan antara lain
• Mamanda
• Wavang Gong
• Abdul Muluk
• Kuda Gepang Carita
• Wavang Kulit
• Teater Tutur
• Jaoin Carita
2) Seni Tari
• Tari Topeng
• Tari Baksa
• Tari Gintor
• Tari Ladon
• Tari Sinoman Hadrah
• Tari Rudat
3) Seni Sastra
• Pantun Kekanakan
• Pantun Urang Anum
• Pantun Urang Tuna
• Pantun nasib
4) Madihin
5) Musik Panting
Beberapa cm arsitektur tradisional Banjar, khususnya mengenai bangunan-bangunan rumah adat yang masih ada, dapat diuraikan ciri-ciri umumnya sebagai
berikut :
Bangunan dalam konstruksi kayu, karena alam Kalimantan kaya dengan hutan,sementara pada saat itubelum dikenal adanya bahan semen
12 Buku Panduan Pernilihan Nanang Dan Galuh Banjar, Dinas Pariwisata kotamauya ^anjanuasm, .mi.-t^n Drs H. S«arnsiar Seman-Ir. H. Irhamna, Arsitektur Tradisional Banjar, Ha! 9-10
9:M. GK-iLU TUTUS VS\S.:A:RrB'U~m5\lW
vmB benumpu pada dasar tanah denga„ pondas, sa.pa, ke P^a a»P
Lalunekang) sama banyaknya pada s,si kiri dan kanan bangunan rumah. r::-....-.--:r:::=i:;::r,;
dinding bagian depan ui ,w; ctnn sirao vane dibuat dan Kayu uim.s Atao rumah yane dipergunakan dan atap sirap ya sZI banian nunah yang menggunakan a,ap daun ™n*,a yang bananny
n dan daun pohon sagu. —s, Bubungan .erdapa, da,am entuk a.ppelana (iurai -Zadel duak) dan amp Sengkuap (Emper -Ussen Aar**)
6H I.*, dua buah <angga ya.tu «angga Hadapan dan ,angga Ba,akang." aTang d. « « *- «- — — ^ *» ^I rl in. vauu >,ma, «** (p,«u, a,au sen«an (sanga). Pada pen deIlkla — .angga Hadapan ke.bar dengan arah ke— k,n dankanan dalam posisi yang simetris7P^Ban^r. Lawang, yang menghubungkan ke iu. a,au ke12,11 hanya .erdapa, dua buah ya.u Lawang Hadapan dan LawanZl, Po- kedua p,n,u .ersebu, terte,ak setabang d, tengah (depan danhelakane) karena bentuk bangunan yang simetns
„ ly Tawmg Ha,a« (Ending pembatas) yang tenetak n—, «*.PetTp.k Basa (Amb.n Sayup) dan Pabndangan <Amb,n Da,am>. Pada s,s, tondanTanan Tawng H* -dapa, p.n, I— dua da.an, pos.s, yang sama danseimbang
10
;M. m^i tutus T.:ATMum.i^nm
Rumah Banjar berbentuk rumah panggung yang berkonstruksikan kayu yangdiambil dan alam Kalimantan, yaitu kayu ulin. Penutup atap yang digunakan adalah sirapyang juga berasal dan kayu ulin. Sedangkan pondas, rumah Banjar menggunakan pondasitiang pancang dengan menggunakan batang yang besar, biasanya menggunakan jeniskayu Bitangur atau Kapur Naga (Calophyllom Spec). Pondasi lainnya dipergunakanbatang-batang kayu Galam (Melaleuca ,S/^)dengan sistem Kacapuri yaitu empat batangGalam yang disusun bersilang, yang pada pertemuannya berlubang segi empatdimasukkan tiang atau tongkat. Sebelumnya pada pangkal tiang atau tongkat tersebutdipasang sunduk pendek sebagai penyangga.
Sedangkan untuk relief atau ornamen sebagian besar diletakkan pada : pucukbubungan, tawing layar atau tampuk bubungan, pilis atau papilis, tangga, palatar, lawang,lalungkang, watun, tataban, tawing halat, sampukan balok gantungan lampu15
A.4. Tinjauan Rencana Pada Daerah Kecamatan Banjar UtaraSesuai dengan rencana pemerintah kotamadya tingkat II Banjarmasin untuk
melestankan, mengembangkan dan merawat permukiman bahan di daerah KecamatanBanjar Utara, pemenntah melakukan Revitalisasai permukiman tersebut dengan caramenata kembali fungsi dan fisik lingkungan kawasan dan merencanakan Kelurahan SurgiMufti sebagai kawasan pusat budaya kota Banjarmasin16 berskala daerah.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Kecamatan Banjar Utara Terdiri dansembilan Kelurahan, yaitu
1. Kelurahan Alalak Tengah
2. Kelurahan Alalak Utara
3. Kelurahan Alalak Selatan
4. Kelurahan Sungai Jingah
5. Kelurahan Sungai Miai
6. Kelurahan Surgi Mufti
7. Kelurahan Pangeran
Drs H Syamsiar Sernan-lr. H. Irhamna, Arsitektur Tradisional Banjar Hal. 9t>r>,s H syamsiar Seman-Ir. H. Irhamna, Arsitektur Tradisional Banjar Ha.. .<*.-. 45r™ TlSak Revitalisasi Permukiman (RTRP) Kota Banjarmsin, BAPPEDA Tk. II Kotamadya
14 T^,
15
16
Banjarmasin
:%!. UliiJT TUTUS TSAS.TlUmT<m!2!6*» U
8. Kelurahan Antasan Kecil Timur
9. Kelurahan Kuin Utara
Dari sembilan Kelurahan tersebut hanya tiga Kelurahan yang nantinya akan
dijadikan sebagai kawasan pusat kebudayaan Banjarmasin, yaitu :1. Kelurahan Sungai Jingah
2. Kelurahan Antasan Kecil Timur
3. Kelurahan Surgi Mufti
Hal ini dikarenakan dari sembilan kelurahan yang berada di Kecamatan Banjar
Utara Hanya tiga kelurahan yang masih memiliki wansan budaya (kawasan permukimanbahan) dari masyarakat Kota Banjarmasin, selain itu juga karena kawasan ini memilikisisi historis yang tinggi danpada kelurahan yang lam. Mengapa kawasan ini sampaimemakan tiga Kelurahan? Hal ini dikarenakan kondisi permukiman bahannya terletakmenyebar disepanjang Sungai Martapura yang berada dilokasi Kelurahan Sungai Jingah,Kelurahan Surgi Mufti, Dan Kelurahan Antasan Kecil Timur.
Tujuan dari rencana tindak revitalisasi kawasan permukiman ini adalah :1 Merumuskan rencana pengembangan/penataankawasan lingkungan permukiman
sebagai upaya penataan kembali fingsi dan fisik lingkungan kawasan2. Menyajikan spesifikasi tekms dari seluruh rencana pengembangan atau penataan
kawasan lingkungan permukiman
3. Menyusun program investasi pembangunan sebagai acuan implementasi
rancangan yang disusun
4. Membuat gambar rancangan
• aspek teknis teknologis
• aspek teknis administratif
untuk digunakan dalam proses pelelangan, proses pelaksanaan fisik lapangan5. Supervisi pekerjaan lapangan dalam rangka mengendalikan kualitas dan kuantitas
pelaksanaan fisik percontohan revitalisasi kawasan
17 Rencana Tindak Revitalisasi Permukiman (RTRP) KotaBanjarrnsm, BAPPb^ .«. u ™ta.uauya
18 Rencana Tindak Revitalisasi Permukiman (RTRP) Kota Banjarmsin, BAPPEDA Tk. II KotamadyaBanjarmasin
.'M. CjICii:f{ TUTUS TASJMU-B'U-WS1216<> l2
Selain itu pula daerah kecamatan Banjar utara ini akan dijadikan sebagai kawasanBITEC (Banjarmasin International Trading and Exhibition centre), kawasan permukiman,pendidikan, perkantoran, wisata alam, dan olah raga. Untuk mendukung programpemerintah dalam memngkatkan sistem perdagangan intemasional serta memperkenalkankesenian Banjar kepada dunia luar, selain itu juga untuk memberikan hiburan danpendidikan mengenai kesenian Banjar kepada masyarakat, maka dirancanglah suatuGedung kesenian yang menampilkan kesenian tradisional Banjar yang nantinya dapatmenjembatani semua kebutuhan tersebut. Hal ini juga didukung oleh faktor kurangmemadainya fasilitas rekreasi dan hiburan di kecamatan Banjar utara.
A.5. Isu Yang berkembang
1. Banjarmasin khususnya kecamatan Banjar utara akan dijadikan kawasan BITEC(Banjarmasin International Trading and Exhibition Centre), untuk International
Trading (perdagangan intemasional) selain sebagai pendapatan utama pemerintahkotamadya Banjarmasin juga sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaanBanjar kepada dunia luar, sedangkan Exhibition Centre (pusat pagelaran) diarahkan
dan dipusatkan pada kesenian Banjar. Karena kesenian Banjar merupakan wisata
budaya yang paling berpotensial untuk menarik wisatawan domestik maupun
mancanegara selain objek wisata yang menarik di Banjarmasin (misal : pasar
terapung di sungai Barito).
2. Dalam rangka memngkatkan jumlah panwisata di Indonesia, Banjarmasin yang
memiliki nilai-nilai kebudayaan yang tinggi berperan serta dalam ikut berpartisipasi
menggalakkan pariwisata di Indonesia, hal ini terbukti dengan adanyamerevitalisasikan peningalan-peninggalan bersejarah Banjar (misal : revitalisasi
kawasan permukiman bahari yang merupakan peninggalan bangunan bersejarah
Banjarmasin), mereservasi dan konservasikan objek wisata Banjar (misal :
pemeliharaan kembali makam dan mesjid Sultan Suriansyah di Kuin), menghidupkandan mengembangkan kembali kesenian dan kebudayaan Banjar (misal : diadakannya
pertandingan Mamanda antar SMU di Banjarmasin).
19 R.encana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Banjarmasin Utara, Dinas Tata Kota Tk. IIKotamadya^an*srin3S!n FI3.111-21
%t. UKiI'TTUTUS T.'AS.A1UB'U-W5l2im 13
3. Kesenian Banjar yang beragam yang dapat digolongkan dalam 5 jenis yaitu seniteater rakyat, seni tari, seni madihin, seni musik kintung, dan seni sastra. Tiapkesenian tersebut memiliki keunikan sendin-sendiri dan lebih bersifat menghibur dan
menjadi daya tank tersendin bagi para wisatawan mancanegara maupun domestik.
A.6. Fakta di Lapangan
1) Banjarmasin memiliki gedung serba guna atau gedung budaya, polapementasannya berbentukprocenium
a) Sedangkan pertunjukkan yang menuntut pola pementasan berbentuk arena,kegitannya dilakukan di jalan (Jl. RE. Martadinata dan Jl. Jend.Sudirman). Karena tidak adanya batas antara stage dengan audience
sehingga dibutuhkan team keamanan khusus untuk menjaga audience agar
tidak mengganggu jalannya pertunjukkan
b) Kadang stage terlalu besar untuk para pemain sedangkan gerakan mereka
hanya dalam radius yang sedang atau malah sebaliknya stage terlalu kecilpadahal mereka memiliki gerakan pada radius yang besar (misal :
Pementasan Madihin yang tidak melakukan gerakan apa-apa hanya duduk
dan bercanda dengan audience melakukan pertunjukkan disebuah
panggung Shinta Resturant plaza yang besar, sehingga masih banyak
ruang kosong yang tidak termanfaatkan)
2) Wisatawan Mancanegara maupun Domestik tidak dapat menikmati kesenian
Banjar sewaktu-waktu, selain karena jadwal pementasan yang tidak teratur juga
disebabkan karena tempat pementasannya yang tidak tetap.
Berdasarkan isu dan fakta yang terjadi dilapangan ini maka dapat diketahui bahwa
Banjarmasin memerlukan suatu tempat pertunjukkan yang tetap, dapat menampung
semua pertunjukkan dalam satu stage, dapat mewadahi pola pertunjukkan baik berupa
Procenium maupun arena, dan dapat mengenalkan kesenian Banjar pada dunia luar
melalui wisatawan Mancanegara maupun domestik. Untuk itu maka dirancang dan
direncanakanlah "Gedung Kesenian" agardapat mewadahi semua kegiatan tersebut.
.'*•/. GlijTU TUTUS Vy\SJA}U'B'Um*-MW) 14
B. RUMUSAN PERMASALAHAN
B.l. Permasalahan Umum
Yaitu Permasalahan yang berhubungan dengan permasalahan yang bersifat non-
fisik yang berhubungan erat dengan fasilitas kegiatan pementasan kesenian budaya
Banjar di Banjarmasin, yaitu :
1. Bagaimana merancang sebuah Gedung kesenian yang mewadahi lima kegiatan
pentas seni yang berbeda-beda
2. Bagaimana merancang sebuah teater kesenian yang dapat memenuhi tuntutan dari
audience yang berbeda-beda
B.2. Permasalahan Khusus
Yaitu permasalahan yang berhubungan dengan permasalahan yang bersifat fisik
(arsitektural) dengan kegiatan pementasan (pemain maupun penonton)serta dengan
fasilitas yang mendukung pementasan, yaitu :
/. perubahan ruang stage dengan 5 kesenian yang berbeda dalam mendukung
kenikmatan audience (baik audio maupun visual)
Solusi permasalahan:
AUDIO
BindingPenggunaan dinding belakang
yang gembung
:'M GIL-jWt TUTUS 'J'JAS.XJinW-Wtllim
MEMPERKUAT SUARA YANG
DiTERIMA PENDENGAR D!
BAGIAN BELAKANG
15
Menghindari bidang dinding pYANG SEJAJAR
/1GEMA YANG TERUS MENERUS
/
\
MELEBARKAN DAN MEMBENTUK
PATAHAN-PATAHAN PADA DIMDtNB
BAGIAN SAMPINE
DINDING YANG TIDAK SEJAJAR
DAPAT MERATAKAN BUNYI
PANTUL KE SEMUA TEMPAT
Penogunaan ceiling
SEBAGAI PEMANTUL BUARA AGAR DAPAT
MERATAKAN SUARA KESELURUH TEMPAT
•M. (jliiTJf TUTUS •PXSJ[-]U'Ml-n$m(#
VISUAL
Procenium Open thrust
shape
Arena
Fleksibilitas staqe di atur denban
melakukan pelebaran ataupun
penyempitan ruane3 audience denoan
diiringi pergerakan stage yanb linieh
PENSGUNAAN TEKHNDLOGI MOTOR PENBGERAK
BTAOE YANG BERUPA MESIN HIDROLIK
Staqe lebih tinbgi dari
posisi audience yang
paliimc3 depan
Agar dapat memenuhi tuntutan
kenyamanan audio-visual audience,
maka postsi audience dapat dinaik
dan di turunkan sesuai kebutuhan
2. Perubahan ruang pentas/stage dalam memenuhi tuntutan antara
pengunjung dengan pemain dari 5 jenis kesenian yang memiliki perbedaan
arah sirkulasi
Solusi permasalahan:
•m. LjKii:.il Tutus •}>.s\s:MUB'U~(mmm 17
SIRKULASI
Untuk sirkulasi pemain yang datanb dari
arah audience dibuatkan tanbba khusus
YANB BiSA DlNAiK-TURUNKAN DARI LANTAI
ATAS MENUJU STABE
Untuk remain yang menggunakan pou
pertunjukkan arena, arah kedatanc3an
REMAIN MUNGUU DARI ARAH STABE (DENBAN
MENGGUNAKAN ELEVATOR STAGE)
\ l&T"
SIRKULASI KEDATANGAN
PENGUNJUNG DAN PEMAIN
DI PISAHKAN DLEH PERBEDAAN
KETINBGIAN LANTAI
Sirkulasi dibuat lebar
agar pengunjung dapat
leluasa berberak
PlINITU KELUAR DIBUAT TERBUKA KE ARAM LUAR
ABAR PENQNTDN DAF>AT MENINBBALKAN RUANGAN
LEBIM CEPAT DARI WAKTU YANB DIPERKIRAKAN
Untuk sirkulasi
kedatangan pengunjung
menuju gedung
pertunjukkan dibuat
dekat dari area parkir,
agar waktu tempuh
penonton berkisar
1 5-3D MENIT
.'M. (iIGTli TUTUS TS\S-A-JUB'lTmi2\m
/ m \
C. TUJUAN DAN SASARAN
C.l. Tujuan
C.1.1. Tujuan Umum
Proyek ini dilaksanakan untuk membantu program pemerintah dalam membangun
kecamatan Banjar utara selain itu juga untuk melestarikan dan mengenalkan warisan
kesenian budaya Banjar kepada dunia luar, karena nantinya kecamatan Banjar utara ini
akan dijadikan sebagai pusat perdagangan yang berskala intemasional
C.1.2. Tujuan Khusus
Dengan adanya Gedung pertunjukan kesenian budaya Banjar ini diharapkan
nantinya akan dapat memberikan pendidikan dan hiburan tersendiri kepada masyarakat
selain itu juga untuk memancing generasi muda Banjar agar lebih mengenai dan
mengetahui akan keseniannya sendiri.
C.2. Sasaran
C.2.1. Sasaran umum
Sasaran umum yang hendak dicapai dalam perencanaan dan perancangan
Gedung kesenian Banjar ini adalah menemukan rumusan konsep bagi kepentingan
desain dengan mempertimbangkan :
> aspek kompleksitas fungsi dan ruang
Mendapatkan penataan lay out fungsi dan ruang sehingga diperoleh lay
out ruang yang dinamis yang memperhatikan standar fungsi dan ruang
yang ada sehingga akan menghasilkan kenyamanan bagi para
penggunanya, dengan cara mengidentifikasi beragam fungsi dan ruang
suatu Gedung kesenian, sirkulasi dalam bangunan serta menentukan
besaran ruangnya
r aspek interaksi antara stage dengan audience
Mendapatkan antara stage dengan audience dengan memperhatikan
standarisasi stage dan audience sehingga diperoleh keserasian dan
M. GJ(jJ:HTUTUS TAS.:TRlTU^%sn\m 19
keseimbangan hubungan antara stage dengan audience tanpa
menghilangkan karakteristik masing-masing
> aspek bentuk tradisional dengan arsitektur modern
Mendapatkan bentuk tradisional dari sebuah Gedung Kesenian
yang beraksitektur modern serta beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya, sehingga bangunan tetap dapat menghasilkan efek yang positif
bagi lingkungan sekitarnya sekaligus tetap mampu menghadirkan
bangunan yang berkesan ramah yang secara psikologis dapat memancing
generasi muda agar tertarik dengan kesenian Banjar, dengan cara
mengadaptasikan bentuk arsitektur modern dengan bangunan tradisional
Banjar serta dampaknya bagi perencanaan, terutama mengenai sirkulasi
kedalam dan luar bangunan serta penataan ruang yang berhubungan
dengan lingkungan luar
C.2.2. Sasaran Khusus
Sasaran khusus merupakan sasaran yang lebih mendetail lagi dalam proses
mendapatkan rumusan konsep perencanaan dan perancangan yang mencakup :
> Kajian terhadap standarisasi fungsi dan ruang, yang sangat dipengaruhi
oleh jenis-jenis kegiatan yang ada didalamnya
r Kajian terhadap standarisasi stage dan audience
>* Kajian terhadap adat dan budaya serta kesenian orang Banjar
a- Kajian terhadap lingkungan sekitar bangunan / Site
> Kajian terhadap bangunan tropis terutama rumah adat Banjar
> Kajian terhadap bentuk bangunan arsitektur modern
> Kajian terhadap pola sirkulasi, baik sirkulasi di dalam maupun di luar
bangunan
D. LINGKUP PEMBAHASAN
Mencakup beberapa aspek yang terkait dalam Perencanaan dan Perancangan
Gedung kesenian, yaitu :
1. Aspek Fungsional dan Ruang
:.M. GJijL'U TUTUS T.AS.'A'HIB'U-im5l2lh() 20
Kompleksitas Fungsi dan ruang yang ada menjadi kendala bagi perencanaan,
sehingga perlu diadakan pendekatan maupun pengidentifikasian yang lebih
menyeluruh untuk mendapatkan skema awal dari perancangan yang dilakukan.
Adapun fungsi dan ruang yang akan dibahas nantinya menyangkut:
r- pertunjukkan indoor
r Gedung kesenian Banjar
r Ruang pameran
r Restaurant terbuka
'r Pengelola, (terdiri dari pimpinan, staff, karyawan)
r Pelayanan
>- Sirkulasi
2. Aspek stage dan audience
Berupa pendekatan kajian terhadap pengertian, standarisasi stage dan audience
untuk digunakan sebagai acuan dalam perancangan stage dan audience indoor.
3. Aspek kesenian budaya Banjar
Berupa tinjauan adat, budaya, kesenian serta pola perilaku orang Banjar untuk
digunakan sebagai acuan bagi fungsi dan ruang yang ada serta mengatasi
kompleksitas fungsi dan ruang tersebut
4. Aspek bentuk arsitektur tradisional Banjar dan arsitektur modern
Bagaimanapun juga sebuah bangunan memerlukan sebuah penampilan yang
dapat mengekspresikan fungsi yang ada didalamnya, yakm sebagai sarana
sentralisasi semua kegiatan kesenian Banjar, dan aspek tropis menjadi pilihan
dikarenakan konsep berlandaskan pada bangunan tradisional Banjar dan
bangunan berarsitektur modern, selain itu juga bangunan diharapkan mampu
merespons keadaan iklim sekitarnya
:M. GIGJ'U. TUTUS T:4S.SVRI:B'U~imt2W> 21
E. KERANGKA PEMIKIRAN
Latar Belakang ProyekIsu-isu yang berkembang serta masalah-masalah yang ada pada Gedung kesenian.Banjarmasin tidak memiliki fasilitas khusus untuk gedung pcrtunjukan yang berupa Gedung kesenian. KesenianBanjar sangat khas dan beragam.Daerah kecamatan Baniar utara direncanakan sebaeai kawasan international Trading and Exhibition Centre.
IPermasalahan Umum
Merancang dan merencanakansebuah Gedung keseniandengan membuat suatuinteraksi dari kelima kesenian
yang berbeda kedalam satukaw asan tanpa menggangguaktivitas stage dan audiencebaik outdoor maupun indoorsehingga dapat berfungsioptimal sebagai panggungpertunjukan kesenian
Permasalahan khusus
Perubahan ruang stage dengan 5kesenian berbeda. untuk
memenuhi tuntutan lay outaudience, audio visual, dan
sirkulasi. Serta pcnggunaantekhnoloai vans mendukunam a
TujuanMerumuskan
konsep perancanganGedung kesenian
Arsitektural: Teorikal
Kebijakan kawasan, aspek keselarasan. standarisasi, tinjauanbentuk, fungsi. dan ruang .tinjauan material, tinjauan stage danaudience
Faktual
Banjarmasin selain memiliki kekayaan alam terutama kayuyang melimpah juga memiliki beragam khasanah budayakesenian yang tiap kesenian punva kekhasannya masing-
Non Arsitektural: Teorikal
Fungsi Gedung kesenian dan publikasi. posisiBanjarmasin sebagai kawasan International Tradingand Exhibition Centre
Faktual
Pusat kesenian yang tersebar. kota wisata, kotaperdagangan
Sasaran
Penataan fungsi, ruang danbentuk yang dinamis,keselarasan antara stage danaudience sehinggamemberikan kenyamananbagi para penggunanya
Analisis
Kegiatan kesenian yang bcrlangsungtidak tetap. kekhasan masing-masingkesenian, kekhasan karakter bangunan.pusat perdagangan Intemasional,kekhasan fisik melalui tampilan,kekhasan non fisik melalui pendekatan
Konsep PerancanganKonsep lata ruangdan fungsi. konsep tampilan bentukdan skalaelemen. konsepmaterialpendukung, konseplay out antar stage dan antar audience
Desain gubahan massa yang selarasdan seimbangantar massanyadan bisa memperkuat karakter dari GedungkeseniannyaDesain sebuah Gedung kesenian yang mewadahi.mempublikasikan,dan memberikan nilai pendidikantentang senidan budaya Banjar
Tabel no. 6
Tabel kerangka pemikiran
•M. GIC,i:U TUTUS VSA.S:ARITlT^\2\m
Transformasi desain
22
F. LOKASI DAN SITE
M. GJGITt'TUTUS VS\SjA'Jiimi-<)H5l2Wi
E=
J
£*
£*
.:;,•
*&T
<.1-"
.Ji—
i*
*'&
\'•?
V
,i
jn
i—i
•
-"b
o:
:g^M
:
aaCc3
_CSCO
2.£)
X!
-ac3
^3K
DRESSINGROOM
R. LATIHAN' AKHIR
i COSTUM. £,' SHOP ££
-L . f'
V
,*r_XV V V_ w ^. •
, p "i-i. v-V-_.-1-».«- V" r-
--•_•
-~ •- y r»• - r -r
** V* -* -'.• -*• ^ v*
r f •»" <
HALL
GREENROOM
STAGE
^.uuiii*-1-'J.-.l,, ,_J1J
.-*-*-*J .*v. v
V 4
{TATARIAS
DRESSING,COSTUNp ROOM
r ' * ^ " " *< j'*-* ij.i_i_i.iJt-*-1- . v* vWvu=
I •. \ .1 iR_
I 1 1 1 | 1 Ml'H-r-
dJUJi]
I M M I •
MEEL 1
u—• - -
, JJtJ-*-1. IJl.lt *-1*-
***• ,lV»'
roriET
R.KERJA
R.TUNGGUJjiNGlJNJUNG
HALL
™___, .T_J .
ENTRANCE
V--
nungtnmsisi
ANTR1AN ifBCBT J
! PENJUALANI TKET
'.TOILET TOILETJ 5 |
•n
cafetaria/
rrs
IKE
ryn
u!
iiilFj
P1r1
*iS
^iL
N/K
i,^/
TA
MP
AK
SA
MP
ING
KIR
I
BAB II
DESAIN SKEMATIK
A. TINJAUAN UMUM
1. Pengertian dan Batasan
Seni Teater : suatu kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai alat atau media utama untuk menyatakan
rasa dan karsanya yang diwujudkan dalam suatu karya seni
dan di tunjang oleh unsur-unsur peraga seperti unsur gerak,
unsur suara atau bunyi dan unsur rupa
Media Kreasi : media untuk menyalurkan pengungkapan perasaan, emosi
ataupun suatu pengalaman sehingga akan tercapai suatu
kepuasan
Media Apresiasi . media untuk mengerti dan menyadari akan seluk beluksuatu hasil pengungkapan perasaan, emosi, kemampuan
untuk menikmati, menilai dan menghayati ungkapan
tersebut
Media komunikasi media untuk proses transfer dan pikiran/ide
seseorang/kelompok yang sebelumnya telah diterjemahkan
dalam bentuk isyarat/gerak, yang nanti oleh penenmanya
bentuk tersebut di terjemahkan lagi menjadi pikiran dan
perasaan kemudian diben jawaban sebagai umpan balik
Lingkungan Banjarmasin : menunjukan lingkup yang dibahas, dibatasi padadaerah Banjarmasindengan daerah disekitarnyayang sedikit
banyak memiliki hubungan timbal balik yakni propinsi
Kalimantan Selatan
Berdasarkan batasan dan pengertian tersebut diatas, maka maksud seni
teater sebagai media kreasi, apresiasi dan komunikasi di Banjarmasin adalah budi dayamanusia dengan pernyataan keindahan dengan perantara suara, gerak, rupa dan irama
dalam kaitan keselarasan yang kesemuanya ini merupakan media penyaluran perasaan.
;M GIi:,I:H TUTUS VS\S:A'RI'B'lTm5i2\<>ii 26
emosi manusia yang dapat dimengert, dan disadari oleh manusia yang lam sehinggamampu dinikmati, dinilai dan dihayati dan akhirnya terjadi proses transfer dari manusiapenghasil kepada manusia yang lain yang akan memberikan jawaban sebagai umpanbalik pernyataan tersebut.
2. Hakekat Seni Pertunjukan
a) Tujuan
i) Seni untuk aksentuasi sesuatu keyakinan atau pandangan hidup, yangmenyebabkan sekalian bentuknya menjurus kepada tujuan tersebut. Seni teaterdapat membawa sesuatu yang di kehendaki, misalkan pada sifat patnotik ataureligius. Tetapi aksentuasi dapat bernilai rendah yaitu yang cenderungmengarah kepada sifat propaganda dan tidak bersifat universal
li) Seni untuk hiburan, sifatnya nngan, menghibur, seperti : Mamanda, Madihindan Iain-lain
in) Seni untuk keindahan, yang langsung berhubungan dengan bidangkeindahannya, yang dipentingkan adalah segi keindahannya, misal tan-tarian
iv) Seni untuk pendidikan, merupakan pencerminan niah-nilai, contoh yang baiksebagai pelajaran hidup, seperti pertunjukan wayang gong yang selalu berkisarpada pertentangan kebaikan dengan keburukan, japin canta yang memberikancontoh akibat-akibat buruk yang ditimbulkan dari perbuatan yang salah, dan
lain sebagainya
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan seni teater adalah kedalamanyang ditimbulkan, kebenarannya yang pasti dan moral yang tinggi
b) Fungsi
Fungsipokok meliputi:
i) Fungsi pribadi
Menusia sebagai individu membutuhkan penyaluran pengungkapanperasaan, emosi ataupun bentuk pengalaman, sehingga pada saat inilah manusiamembutuhkan suatu media yang dapat memberikan kepuasan dalam memenuhi
tuntutan emosi individualnya
ii) Fungsi sosial
:M. tjKHJ f TUTUS VMSSUUB'tTm? 121 b<i 21
Adanya kegiatan seni teater,merupakan media komunikasi antara pencipta
obvek dan pengamatnya, peristiwa ini merupakan suatu komunikasi sosial
masyarakat dalam menikmati hasil seni. Hasil karya seni teater akan mempunyai
fungsi sosial apabila :
• Dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat
• Diciptakan untuk dilihat/dinikmati untuk kepentingan umum
Dapat menyatakan aspek-aspek eksistensi sosial sebagai tantangan bagi individu
dan pengalaman-pengalaman seseorang
iii) Fungsi fisik
Obvek seni teater yang diciptakan dapat berfungsi sebagai pengisi dan alat
dalam kehidupan manusia
c) Pengertian
Seni teater tradisional adalah :
Seni pertunjukan yang terdapat di suatu daerah yang lahir berdasarkan
tradisi, yang kemudian dihayati oleh masyarakatnya. Pada kesenian tradisional ini
ditemukan beberapa kesenian klasik, dimana yang disebut seni klasik adalah seni
yang dapat menembus berbagai jaman. Seni ini secara konvensional menjadi satu
dengan adat istiadat, agama maupun kebiasaan masyarakat di dalamnya.
3. Karakteristik Kesenian Banjar
Kesenian Banjar sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu :'
a) Teater tradisi/Teater Rakyat digolongkan antara lain :
s^ifcaW*^ ^" -**~
i eater rairyat "mamaiR_a
20 Buku Panduan Pemilihan Nanang Dan Galuh Banjar, Dinas Pariwisata Kotamadya Banjarmasin, Hal.42
M. GIljTH TUTUS T.ASSA1UTtTm512160 28
• Mamanda
Berfungsi sebagai hiburan, pendidikan, upacara adat
(perkawinan/sunatan), sehabis musim panen. Dilakukan di penampik basar,
pemain lebih dari 20-25 orang. Alat musik pengiring : babun, biola, gong,
suling, panting. Cerita yang ditampilkan adalah cerita rakyat (misal: cerita
perjuangan terhadap Belanda), di stage pelakon yang bermain hanya 7-10
pemain, suasana yang dihadirkan adalah suasana akrab, pola pertunjukkan
adalah procenium, Stage berukuran 3x7 Meter.
Profil :
Seperti teater rakyat biasanya, tapi tidak terdapat gerakan-gerakan yang
terlalu keras, misalnya gerakan jungkir balik. Pemain yang menunggu pentas
akan berada di palindangan, musik pengiring akan mengalun pada saat tari
ladon di tampilkan, situasi tegang, musik mengalun tidak terlalu keras agar
vokal para pemain dapat terdengar. Jarak pandang terdekat 2 Meter. Pola
pementasan:
1. tan ladon (tan pembuka)
2. pengenalan tokoh
semua tokoh akan keluar semua kemudian masuk kembali (semua)
ke Palindangan
3. fragmen dijalankan
musik akan mengalun sesuai alur cerita, pada saat perbincangan
musik akan berhenti.
4. penutup
semua tokoh akan kembali keluar dan mengaturkan ucapan terima
kasih
!M. GIGTIi TUTUS 'FJAS.ARIB'U^851216<> 29
^C-PM_______n_______BM_l__-__l
Audience
F3 e: r*si a n/i i=> i k:
Besar Tengah Kecil
• Wavang Gong
Berfungsi sebagai hiburan, perayaan hari-hari besar, pesta perkawinan,
upacara adat (tujuan: untuk mendapatkan keselamatan). Dilakukan di halaman
rumah, pemain lebih dari 10-15 orang. Alat musik pengiring : gong, gamelan.
Diselingi dengan tarian Bagandut dan sinden, cerita diambil dari cerita
Ramayana atau hikayat-hikayat masyarakat Banjar, stage berukuran 3x7
Meter, tinggi stage 3-5 kilan (1 kilan = 15-30cm), stage beratap daun rumbia.
Profil:
Mulai ada gerakan-gerakan yang keras akan tetapi jarang sekali dilakukan.
Pemain akan menunggu pementasan di samping stage, musik pengiring
kinerjanya sama dengan Mamanda. Polaarah pandang adalah 3 arah pandang.
Suasana akrab. Jarak pandang terdekat 3 Meter. Pola pementasan:
1. pembuka oleh tari Bagandut
2. fragmen dijalankan
3. penutup
semua tokoh akan kembali keluar dan mengaturkan ucapan terima
kasih
:M. GIGT.W TUTUS T.AS.AlUB'U-9H5l2im 30
• Abdul Muhik
Berfungsi sebagai hiburan, dilakukan di halaman kampung, stage
berukuran 5x7 Meter, tinggi 3-5 kilan, beratap daun rumbia, ada backdrop,
pemain akan menunggu di belakang backdrop, cerita yang ditampilkan adalah
cerita percintaan. Pemain 10-15 orang, pola arah pandang 3 arah pandang.
Profil:
Tidak ada gerakan-gerakan yang keras, teater seperti teater biasa. Suasana
akrab. Jarak pandang terdekat 3-4 Meter. Pola pementasan:
1. pembuka (pengenalan alur cerita awal)
2. fragmen dijalankan
3. penutup (berisikan petuah-petuah)
M. GIGTJl TUTUS VAS.A.IUTU~m^\2W) 31
• Kuda Gepang Carita
Berfungsi sebagai upacara adat menolak bala. Dilakukan di halaman
kampung. Cerita yang dihadirkan adalah cerita tentang kesatnaan yang baik
melawan yang jahat, pemain 10 orang, stage di tanah, dengan ukuran 7x7
Meter.
Profil:
Ada gerakan-gerakan yang keras, pola pementasan berbentuk arena,
pemain menunggu dari arah pembuka jalan, jarak pandang terdekat 5-6
Meter.suasana khidmad. Pola pementasan:
1. pembuka (pembacaan do'a)
2. cerita/fragmen dijalankan:
• pemain datang dari arah penonton (penonton membuka jalan,
penonton dalam keadaan berdiri)
• pemain bermain bersama (melawan 1 tokoh jahat)
• kematian sang tokoh jahat (pemain keluar kembali lewat jalan
yang sama)
3. penutup (pembacaan do' a)
• Wavang Kulit
Berfungsi sebagai hiburan, dilakukan di halaman kampung, sebagaimana
wavang kulit dari kebudayaan Jawa diiringi oleh musik gamelan, gong, dan
sinden.
:M GIGTJt TUTUS VASJAlUmi-'m1216') 32
Profil:
Pedalang 1 orang, pertunjukan wavang kulit sunan Kalijaga, stage
berukuran 10x15 Meter, tinggi stage 2 kilan, suasana khidmad, jarak pandang
terdekat 5-6 Meter, pola pertunjukkan procenium (1 arah pandang).
<rAudience
• Teater Tutur
Berfungsi sebagai hiburan. dilakukan di halaman rumah, di iringi oleh
musik pengiring.
Profil:
Pemain 10-15 orang, suasana akrab, stage 3x7 Meter, tinggi stage 3-5
kilan. beratap daun rumbia, ada backdrop, ada tirai penutup di samping stage,
cerita yang di tampilkan adalah cerita silsilah raja-raja Banjar, ada satu orang
penutur cerita yang lain sebagai pelakon, tidak ada gerakan-gerakan yang
keras, musik mengalun merdu pada saat penutur bercerita akan during] oleh
kecapi Jarak pandang terdekat 3 Meter. Bentuk pementasan procenium. Pola
pementasan:
1. pembuka (penutur yang mengambil peranan)
2. fragmen dijalankan
3. penutup (penutur mengambil peranan kembali)
vf, GIGIlH'TUTUS TJAS.ARTBtl'imf.\2\m 1 "»
^ammmmmmmmtammmmum
Audience
• Japin Carita
Berfungsi sebagai hiburan, dilakukan di halaman kampung, berteater
sambil menari, cerita yang di tampilkan adalah cerita yang menyinggung
keadaan pada saat itu (bersifat humor).
Profil:
Pemain 13-15 orang, suasana akrab, stage 7x7 Meter, tinggi stage 3-5
kilan, pola pertunjukkan 3 arah pandang, tanpa back drop, jarak pandang
terdekat 3 Meter, pemain yang maju ke depan/tengah menari terlebih dahulu
baru berlakon. Pola pementasan:
1. pembuka (penari masuk ruangan sambil menari kemudian duduk
membentuk setengah lingkaran menghadap kearah penonton)
2. fragmen dijalankan (pelakon akan maju (1 orang) ketengah
lingkaran, dia akan berkomunikasi dengan penonton dan pemain
yang lain)
3. penutup (pelakon akan memberikan nasehat-nasehat, kemudian
pelakon masuk kembali sambil menari)
:m. gighH'tutus i>y\sy\RJB'iTm?-n\m 34
.^jS jp^ffcn*-"•*.?.«•*. a
b) Seni Tari
» Tari Topeng
Tari klasik yang menggambarkan kepahlawanan, cinta kasih, kemenangan
dari yang baik atas yang jahat. Dilakukan bisa di halaman rumah maupun
panampik besar, stage 3x7 Meter, jarak penonton terdekat berkisar 2 Meter,
untuk di halaman rumah terdapat ketinggian stage 3-5 kilan, atap daun
rumbia, ada backdrop, suasana akrab, pola pertunjukkan procenium (1 arah
pandang), penari I orang.
:M. G1GTU J'UTUS ']'.:AS'AR]TU«iW51lim 35
Halaman rumah
Audience
penampik besar
<rAudience
e: i^i ais/i i k:
Besar Tengah Kecil
• Tari Baksa
Tan klasik yang dilakukan di halaman rumah/halaman kampung karena
merupakan bagian dari salah satu upacara adat dalam memulai suatu hajatan,
tarian ini dilakukan diatas gong dengan membawa sebuah obor, penari 5
orang, stage 3x7 Meter, suasana khidmad, stage di tanah, jarak penonton
terdekat 6 Meter, pola pertunjukkan baik di halaman rumah maupun di
halaman kampung sama yaitu berbentuk 3 arah pandang, tanpa backdrop.
^^>«g||!^ys!ss^S^!^!S^^^!^g?'',
%l GIGTU' TUTUS TMSARIB-lTmSilUV 36
• Tari Gintor
Tari untuk menyambut tamu-tamu yang dihormati. Dilakukan dari dalam
rumah sampai ke halaman depan rumah, penari 6 orang, stage dari indoor ke
outdoor, stage 11x7 Meter, suasana akrab, jarak terdekat 2 Meter, posisi
musik pengiring mengikuti gerakan penari, pola pertunjukkan 2 arah pandang.
Audience
Penampik
Besar Tengah Kecil
<—Audience
• Tari Ladon
Tari dan nyanyian yang digunakan sebagai salam pembuka dari fragmen
dalam Mamanda, dilakukan di panampik besar, penari 3 orang, jarak pandang
terdekat 2 Meter, suasana akrab, pola pertunjukkan procenium (1 arah
pandang).
<•Audience
F* E rsl A IS/f F=" I K
Besar Tengah Kecil
,'M. GlijTH TUTUS TJAS.A!Umi-m5i2Uy<; 37
• Tari Sinoman Hadrah
tari untuk mengarak pengantin, dilakukan dari pelataran sampai ke
halaman rumah, penari 10-15 orang, suasana akrab, jarak pandang terdekat 3
Meter, pola pertunjukkan berbentuk arena,musik pengiring mengikuti penari.
penampik Palataran
Kecil x• Tari Rudat
Tari puji-pujian kepada Allah dan rasul-Nya, dalam metneriahkan
"tasmiyah'V'khitanan", dll. Dilakukan di panampik tengah, penari 7-10 orang,
jarak pandang terdekat 2 Meter, suasana akrab, pola pertunjukkan 2 arah
pandang.
IENCEtlftp 1 it =*
ft I Audience
F* EI fvl ^X fvi f=»ik:
Besar Tengah Kecil
c) Seni Sastra
Seni sastra yang berupa seni pantun, pemantun ada 8 orang (terbagi dalam 2
kelompok yang akan saling berbalas pantun) kecuali pantun nasib ada 2 orang
At. GIGI'.H'TUTUS T.ASSARJ'B'U-m5\2Wi
(pemantun nasib dan pemantun nasehat), stage 3x7 Meter, tinggi stage 3-5 kilan,
beratap daun rumbia, suasana akrab, linier 1 arah pandang, untuk pantun kekanakan,
pantun urang anum, pantun urang tuha dilakukan di halaman kampung, sedangkan
pantun nasib dilakukan di halaman rumah, jarak pandang terdekat 3 Meter,pantun
banjar digolongkan menjadi 4 yaitu:
• Pantun Kekanakan
• Pantun Urang Anum
• Pantun Urang Tuha
• Pantun Nasib
St.n_ nsntun "uniim snuni
Halaman kampung
Audience
%i. GIGTT'TUTUS 'J'JAS.A'lUinT(m5i2l<>s>
Halaman rumah
Audience
d) Madihin
Pantun yang dimainkan oleh satu orang sambil memainkan tarbang
(rebanaj/gendang, dengan isi cerita lawakan/menyinggung kondisi yang terjadi pada
saat itu. Dilakukan bisa di halaman kampung atau penampik besar tergantung
permintaan masyarakat, suasana akrab, pola pertunjukkan procenium (1 arah
pandang), pemain 1 atau 2 orang tapi biasanya 1 orang, untuk di halaman kampung
stage berukuran 3x5 Meter, tinggi stage 3-5 kilan, beratap daun rumbia, jarak
pandang terdekat 3 Meter, sedangkan untuk di dalam rumah (penampik besar) stage
berukuran 3x7 Meter, jarak pandang terdekat 2 Meter.
Halaman kampung
Audience
At GIG1.7i'Tlll'US TJAS/A'!U'B'U-C>H5[ 21 (>9 40
Di dalam rumah
e) Musik Panting
<rAudience
F3 e: rvj a i\^i F»-'i k.
Besar Tengah Kecil
Seni musik tradisional "panting"
Sebagai musik untuk meminta hujan (dulu), sebagai hiburan rakyat untuk
mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT sehabis bercocok tanam (sekarang),
di lakukan dihalaman kampung, suasana khidmad, pola pertunjukkan 3 arah pandang,
stage 3x7 Meter, tinggi stage 3-5 kilan, tanpa atap, pemusik ada 7 orang, alat musik
yang di mainkan adalah serunai, kecapi, gendang, gong, dan gambus, penyanyi 2
orang, jarak pandang terdekat 6 Meter.
:M. CjKjlT'TUTUS TASJA'RI'MI-nsilM 41
4. Macam Pelaku Kegiatan
Berdasarkan jenis pelaku kegiatan, maka kegiatan di dalam gedung pertunjukkan
dapat dikelompokkan menjadi :
a) Kegiatan seniman
Sebagai pengisi acara pertunjukkan, sebagai tempat latihan sebelum
pertunjukan, sebagai tempat berkomunikasi para seniman
b) Kegiatan pengunjung
• Tamu, pengunjung dengan kegiatan yang berhubungan dengan
perkantoran atau urusan dinas administrasi, kelompok seniman, ataupun
tamu khusus dalam menyaksikan kegiatan pertunjukan
• Penonton, pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan kesenian yang
diselenggarakan
c) Kegiatan pengelola
• Kegiatan tata usaha, melaksanakan kegiatan ketata usahaan agar dapat
memperlancar semua kegiatan yang ada
• Kegiatan bidang acara, mempersiapkan dan inenjadwal acara pertunjukan
• Kegiatan tehnik audio visual, melaksanakan operasi dan memelihara
peralatan audio vtsual untuk menunjang pelaksanaan pertunjukan
• Kegiatan tehnik prasarana, melaksanakan perawatan dan perbaikan
gedung, serta mengoperasikan peralatan listrik dan diesel, dan juga mesin-
mesin penunjang pertunjukan.
B. ANALISIS
1. Analisis Site
Kriteria penentuan lokasi didapat dari :
a) Scope pelayanandan kestrategisan letak
Int mengandung arti bahwa lokasi atau site mudah dp'
mudah pula di temui sarana-prasarana unt>''
(transportasinya), serta lokasi harus d"-
fasilitas-fasilitas kota yangdapat menu
b) Potensi kesenian, apresiator seni, dan sen
:m. GICiI'U TUTUS TAS/ARlTU-msntm
Penyebaran seni budaya dan seniman di Banjarmasin cenderung untuk
memusat ke pusat kota. Ini dapat dilihat pada jumlah organisasi kesenian di
Kalimantan Selatan berjumlah 200 group, sedangkan untuk jumlah organisasi
kesenian di Banjarmasin atau lebih tepatnya di Jl. Kayu Tangi sebanyak 33 group.
Hal ini disebabkan karena di Jl. Kayu Tangi ini di orientasikan sebagai pusat
pendidikan.
Di daerah Banjar Utara sangat memenuhi kriteria tersebut karena :
• Berdekatan dengan pusat kota
• Daerah ini di orientasikan sebagai kawasan perdagangan dan budaya
• Berdekatan dengan pusat pendidikan dan pusat sanggar kesenian di Jl.
Kayu Tangi
• Memiliki lahan kosong dan tidak terpakai yang sangat luas
2. Analisis Kegiatan
Macam dan sifat pelaku kegiatan yang diwadahi yaitu :
a) Kegiatan audience
Menghendaki terpenuhinya kenikmatan : penglihatan, pendengaran,
suasana yang mendukung seperti penghawaan dan pencahayaan.dilain pihak
kenyamanan, kemudahan dan keamanan merupakan tuntutan wajar dari audience
selama pementasan. Sedangkan jumlah penonton terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Jumlah kecil
Dengan jumlah penonton antara 300-500 orang (berdasarkan tuntutan bentuk
ruang)
2) Jumlah besar
Dengan jumlah penonton antara 500-800 orang (berdasarkan dan asumsi
perhitungan jumlah penonton terhadap jumlah penduduk kota Banjaramasinpada tahun 2003)
b) Kegiatan seniman
Pada prinsipnya seniman membutuhkan fasilitas untuk persiapan pentas,
penampilan dengan kondisi sebaik-baiknya juga dalam hal perangkat dan
organisasi produksi disamping keahlian dan kreatifitas mereka dalam mengolahseni itu sendiri
!M. GIGTfi TUTUS r.ASM;JUB'U~n51216<> 43
c) Kegiatan penunjang
Kegiatan ini ditujukan untuk melayani pengunjung yang sifatnya mudahdicapai dan tanpa mengganggu kegiatan pokok seperti cafetaria, lavatory danlobby
d) Kegiatan pengelola
Sifatnya mudah berhubungan dengan masyarakat, kemudahan pengawasanGedung Kesenian demi keamanan, serta pengoperasian fasilitas-fasilitaspendukung pertunjukan, seperti tata panggung dan property, tata dekor(background dan foreground), tata lampu, tata suara dan musik
Jems kegiatan di gedung pertunjukan dapat dikelompokan menjadi:i) Kelompok kegiatan umum
• Kegiatan publik pementasan
Kegiatan tamu
Kegiatan penerima tamu
Kegiatan pelayanan tamu
ii) Kelompok kegiatan penampilan pentas
• Kegiatan akting
• Kegiatan pemain datang
• Kegiatan berhias
• Kegiatan pemain sebelum naik pentas
• Kegiatan pengiring musik
• Kegiatan peralatan penampilan
Tehnis tata panggung:
• Kegiatan tehnis tata lampu
• Kegiatan teknis tata suara
• Kegiatan pembuatan dekorasi
• Kegiatan pergudangan
• Kegiatan penyimpananalat musik
• Kegiatan penjualan tiket
• Kegiatan pengecekan
At GIGTJl TUTUS 'J'SASSA'JU'B'LBnsniifi aa
•
•
•
• Kegiatan menonton pertunjukan / ;'• Iiii) Kegiatan administrasi ' <
A V• Kegiatan sekretariat *'-... l^
• Kegiatan hubungan masyarakat
• Kegiatan peralatan/perbekalan
• Kegiatan bidang perencanaan produksi
iv) Kegiatan pelayanan
• Pelayanan pengunjung
• Pelayanan pimpinan dan staff
• Pelayanan pemeliharaan
• Pelayanan keamanan
3. Analisis Ruang
a) Pengelompokan ruang
Pengelompokan ruang yang didasarkan atas kegiatan yang terjadi di dalam
gedung pertunjukan, dapat dilakuakn zoning ruengnya sebagai berikut:
1) Zonapublik
Diperuntukan untuk semua kegiatan pengunjung atau tamu
Karakteristik ruang:
• Bebas dimasuki oleh umum tanpa mengganggu jalannya aktivitas yang
lain
• Berada pada bagian depan site
• Mudah dilihat, dicapai dan berkesan terbuka
2) Zona semi publik
Kegiatan yang ada yaitu :
• Kegiatan administrasi
• Kegiatan pertunjukan
Karakteristik ruang :
• Pencapaian tidak langsung dengan unsur pengarah yang jelas
• Ditujukan untuk umum
3) Zona private
:M. (ilGTiI TUL'US 'PjASJARFB'Um?121 <><> 45
Kegiatan yang ada yaitu :
• Kegiatan persiapan pentas
• Kegiatan latihan
• Kegiatan pimpinan, pengelola, dan staff
Karakteristik ruang :
• Tidak terletak pada bagian sirkulasi umum
• Tidak berhubungan langsung dengan area publik
• Diperuntukkan untuk kalangan tertentu yang berkaitan dengan
kegiatan yang diwadahi
4) Zona service
Kegiatan yang ada yaitu :
• Kegiatan perawatan, pemeliharaan dan penyimpanan
• Failittas penunjang kebutuhan kegiatan publik maupun private
Karakteristik ruang:
• Mudah dicapai dari zona publik maupun private
• Ditujukan untuk kalangan tertentu yang beraitan dengan kegiatan yang
ada
b) Sirkulasi pelaku kegiatan
i. Pola sirkulasi umum
ii. Pola sirkulasi pengelola
iii. Pola sirkulasi pemain
iv. Pola sirkulasi pengunjung
c) Kebutuhan ruang
Pewadahan kegiatan pementasan, kegiatan informasi dan pengetahuan seni teater,
membutuhkan ruang-ruang sebagai berikut:
1) Kebutuhan ruang untuk kegiatan pementasan
• Ruang untuk pentas (stage)
• Ruang untuk menunggu (lobby)
• Ruang untuk menyaksikan pertunjukan (audience)
• Ruang untuk musik pengiring (orchestra fit)
!M. GIG.I-M'TUTUS VJASJUiimi-'mi21<><) 46
• Ruang untuk rias
• Ruang untuk kegiatan latihan akhir (greenroom)
• Ruang untuk menerima pemain(hall pemain)
• Ruang untuk menyimpan peralatan
• Ruang servis pemain, lavatory dan kamar ganti pemain
2) Ruang untuk kegiatan teknis dan tata panggung
• Ruang peralatan lampu dan sound sistem
• Ruang dekor dan layar (screen)
• Gudang
• Ruang untuk tiket
• Ruang penonton, lavatory dan cafetaria
3) Kebutuhan ruang untuk pengembangan dan pemngkatan pengetahuan sent
• Ruang latihan seni teater
• Ruang pertemuan para seniman
• Ruang untuk servispengunjung, lavatory dan ruang pelayanan
4) Ruang untuk kegiatan pelayanan
• Ruang penyimpanan peralatan
• Ruang tunggu (hal 1)
• Ruang untuk menerima peralatan
• Ruang servis dan pelayanan pengunjung
• Ruang petugas keamanan
5) Ruang untuk administrasi dan service penonton
• Ruang kegiatan staff pengurus (sekretariat)
• Ruang penerima tamu
• Ruang penerangan (humas)
• Ruang servis pegawai
• Ruang tata usaha dan sekretariat
• Ruang rapat staff
• Ruang parkir umum dan parkir pegawai
• Ruang servis umum, generator, gudang
,'A-f. GKii:K TUTUS VSAST[Rnm~n512169 47
• Ruang pelayanan umum, gardujaga, hall, plaza, taman dan open space
d) Analisa besaran ruang
Dasar perhitungan besaran ruang adalah :
L = (KxS)xR
L = Luas/besaran ruang
K= Kapasitas ruang
S = Standar satuan luas (manusia atau peralatan)
R = Angka reduksi untuk flow dan ruang-ruang tidak efektif
• Besaran ruang umum
Macam ruang kapasitas orang standar m2/orang
Entrance 50 1,3
Cafetaria 5%x 800 -
- ruang makan 30 -
- dapur --
- gudang - -
- toilet 4 3
lavatory :
- WC pria 2 ->
- WC wanita 4 3
plaza 200 16
pertemuan :
- auditorium 100 2,6
- toilet 4->
j
-sekretariat 4 4,5
administrasi :
- R. Pimpinan 2 8
- R. Rapat 30 1,5
- R. Tamu 1 16
- R. Staff 16 4
- gudang 1 -
- toilet 6 3
Gudang :
- gudang - -
- R. Generator - -
R. latihan :
- sanggar -10>
:M GIGI'WTUTUS •J,.AS.ARI'B'U-im\2W)
besaran vertikal perhitungan iuas-horisontal
-
65
1,05 73
1,50 45
-10
-6
-12
_ 6
-12
-320
_ 260
. 12
16
45
16
64
16
150
16
100
48
-administrasi 2 4 -
8
- R. Ganti/toilet 2 6 -
12
- gudang 1 6 -
6
rumah jaga :
- R. Tidur 2 9 -18
- dapur -
-
4
- WC/KM 1 4 -4
parkir : 800 orang 10% 8,14 0,1x800x8,14 651,2
• Ruang audience/penonton
Macam ruang kapasitas (orang) standar ratio (m2/seat) luas (m2)
R. penonton 800 0,9 720
Hall 800 0,35 280
Antrian tiket 800 0,025 20
Penjualan tiket 800 0,0125 10
Toilet/lavatory 800 1 toilet/75 seat 72
Cafetaria5-10% 40 seat
1 seat = 6 m2
45 60
• Ruang pendukung stage
Macam ruang kapasitas (orang) standar ratio (m2/seat) luas (m2)
Dressing room 20 4 80
Tata rias 20 2 40
Custum shop asumsi -
30
Green room asumsi -
30
Latihan akhir 20 4 80
Scene dock -20-•100 60
Sound control - -
15
Spotlight board 3 15 45
Gudang 5% seat 0,6/seat 20
Ruang kerja 20 4 80
MEE AC sentral - 120
• Ruang pementasan/stage
Pada stage untuk kesenian Banjar memiliki luasan yang beragam yaitu :
3x7, 3.5x7, 10x15, 5x7, 7x7, 11x7 dengan jumlah keseluruhan rata-rata adalah 59,42 m2.
Karena bentuk stage yang dirancang adalah melingkar, tidak mengalami perubahan
bentuk, dan mendekati jumlah rata-rata stage tersebut maka asumsinya adalah stage
;M. GIG.i:!iTUTUS TSA.S:AMB'UA^\2m 49
dengan jari-jari 4,5 M atau stage dengan diameter 9 M akan efektif dalam menampung
semua pertunjukan budaya Banjar.
C. KONSEPPERANCANGAN
1. Konsep Tata Ruang Stage dan Audience yang Fleksibel Terhadap Lima
kesenian Banjar Yang Berbeda
Dari karakteristik kesenian banjaryang telah dibahas sebelumnya dapat diketahui
bahwa pola lay out ruang penonton terhadap stage ada 4 macam, yaitu :
1.ay out audience terhadap stage
1 arah pandang
2 arah pandang
AUDIENCE STAGE AUDIENCE
3 arah pandang
JPIENC?! (\STAGIt | *_TJDIEriiCE
:M. GIGTJt TUTUS 'PJASSARI B'tt-ns 12IW
Hubungan stage dengan audience
Stage di tcpi
Hubungan akrab
2 dimensional
stage di tengah
hubungan khidmat
2 dimensional
• stage di tepi
• hubungan khidmat
• 3 dimensional
50
Segala arah pandang
-*• /STAGE'
AUDIENCE V J *~
• stage di tengah
• hubungan akrab
• 3 dimensional
Tabel no. 7
Pola layout penonton terhadap stage
Dari tabel tersebut di ketahui bahwa mereka memiliki kesamaan dan
perbedaan, yaitu :
• pola 1 arah dengan 3 arah memiliki persamaan dalam hal letak
stage di tepi, dan kedua pola ini memerlukan backdrop
• pola 2 arah dengan 4 arah memiliki persamaan dalam hal letak
stage di tengah, dan kedua pola ini tidak menuntut adanya
backdrop
.'M. GiGTU Tutus TjASJA'iumi-wsnw) 51
Dai 5 kesentan tersebut dapat diketahui bahwa terdapatnya perubahan letakstagedan audience, dimana posisi stage berubah dari posisi di tengah menjadi di posisitepl sedangkan audience berubah bentuknya dari bentuk linier menjadibentuk radial
Perubahan stage dan audience
FDssi stage procenium, dimana stage beradadi bagian tepi sedangkan audience membentukpoia 1 arah pandang atau procenium
Stage di posisi awai
Audience berubah bentuk
menjadi bentuk pob dua arahpandang
Seteiah terjadi perubahan posisi,menjadi di tengah
At Gitji-U'TutusTASswuBV-nsniw
Stage di posisi aval
Audierce berubah bentuk
menjadi bentuk pola tiga arahpandang
Seteiah terjadi penjbahan posisi,stage kembaii lag! ketepi
Stage di posisi awd
Audience berubah bentuk
menjadi bentuk pola arena
Seteiah terjadiperubahan posisi,meriad! di tengah
s?
Aplikosi pe.uba.tQn stage dan audience pada denah
Denaft befbentuk pfocertum p arah pandang)
ftssls} stage dl tepi
Adanya partis yang cHetaxan padagarts rfxwslmas orcsn'pQndang penonton bagianbotakang
Donah t»rt?enSuk open thrust shape
Posfsi stage dstepi
Paitisi cflbuka
Tidak adanya backdrop
De.iah berbentuk arena
Te'jadinya perubahan posisi audience
Pada gans akhir Kngkarar- Ini, merupakan garisJuar 'rassa yang a. an cirutar
Posisi stage di tengah
At. GIGA'f TUTUS •pJASS\:RIB'ltm5\2t(>t)
Terdapatnya backdrop
>. \ v> -yi^1"^ .'/Y it
..NT '-•
^
/,/ v
./// \
k,
,1 ,c Vin v\
W,v'V , __
\\\, *v--. -. s
N V _, *. or; r^, •XT'
"\^S A0
v.,
/'A
53
2. Konsep Bentuk Ruang Stage dan Audience Terhadap Kenyamanan Pelaku
Kegiatan
AUDIO
D IN DINE—— —PENGGUNAAN DINDINE BELAKANG
YANG CEMBUNG
•K!*i_*S**t
MEMPERKUAT SUARA YANG
DITERIMA PENDENGAR DI
BAGIAN BELAKANG
Menghindari bidang dind.ng
yang sejajar
GEMA YANG TERUS MENERUS
M. GIGISti TUTUS 'rjAS:A'ltimi-W5l2W)
MELEBARKAN dan membentuk
PATAHAN-PATAHAN PADA DINDING
BAGIAN SAMPING
DINDING YANG TIDAK SEJAJAR
DAPAT MERATAKAN BUNY!
PANTUL KE SEMUA TEMPAT
54
AUt^S«»MMnTWliiiiwiaiitiiiffi)rt^
PENGGUNAAN DNDif-'G BELAKANG YANG CEM&UNG AGAR DAPAT MEMPERKUAT
SUARA YAIJG DUERIMA OLbH PfcNDfcNGAR D« bAGIAN afclAKAT IG. SELAIN ITU JUGAAGAR DAPAT MENGUPAKGI TiMf.ULLAGEMA VAf *G HRU5 MFNPRIJS.
TEMPAT DUDUK YANG MEfJINGGi KF BELAKANG DAI. POSISI STAGE" YANG LEBIH TINGGI
DARI TEMPAT DUDUK PLANTAi BAWAK AjG*N MEMBAJ ITU DALAM Pfir^BARAN
BUNYI YANG MERATA
At. (jKjTU TUTUS TAiS.ARTB'UmsnHV 55
VISUAL
1. Batas-batas persyaratan visual
a) Batas penonton terjauh
• Untuk melihat objek secara jelas jarak maksimal 16 M
• Untuk melihat objek secara global 32-36 M
Mengingat yang dipentaskan adalah seni teater rakyat, dimana memerlukan
ekspresi dalam penghayatan visual maka diambil jarak penonton terjauh : 30 M.
b) Terpenuhinya persyaratan garis penglihatan (sight lines)
Yaitu garis yang menghubungkan titik panggung (APS = Arrival Point of Sight)
ke titik mata penonton. Dengan tujuan keleluasaan dan kejelasan dalam menikmati
pertunjukkan kearah panggung.
c) Sudut pandang horisontal
Untuk mengukur sejauh mana perubahan terhadap orientasi/arah pandang ini
dapat dilakukan, harus dilihat terhadap batas-batas persyaratan visual. Sehingga
kenikmatan penonton tetap terpenuhi.
Beberapa persyaratan sudut pandang horisontal adalah sebagai berikut:
1) sudut pandang mata diam yaitu 40Oil
2) sudut pandang terhadap area penyajian (performing area) harus didalam batas
sudut pandang 130° dari penonton baris terdepan. Sedangkan batas pusat action
(Limit of centre of action) ditentukan dalam batas 60° dari sudut pandang
penonton terdepan.
3) tempat duduk paling muka dan paling samping yang masih dalam batas nikmat
untuk menikmati pertunjukkan, sudut datar terhadap garis pusat dengan objek
diatas pentas ± 60°. Sudut datar terhadap layar (backdrop) arah menyilang sebesar
60°
4) batas area tempat duduk penonton
batas area tempat duduk penonton ditentukan oleh sudut pandang tetap penonton
terhadap sisi pembukaan stage, sudut ini diantara 30° sampai dengan 60°"
21 Harold burris- Meyer andEdward C. cole, Theater and auditorium reinhold publishing corporation22 Ernest neufert, data arsitek, hal 125
.'M. (jlijISU TUTUS •PJAS.ARI'B'U-m?1216«> 56
sedangkan untuk menentukan jarak garis pandang dari titik APS ke titik mata tiap
penonton, agar diperoleh ketinggian lantai tiap audience dapat menggunakan rumus,
sebagai berikut:
En = Dn [ El/Dl + C ( 1/D1+ 1/D2 + 1/D3 + + 1/Dn-1 ) ]
Rn = En-En-1
•J,--t_,.r"
...I "
. .f vA „j—'•'.••v *' •' f-^lT :
Gambar titik ketinggian lantai
Dimana standar yang digunakan adalah sebagai berikut :
• Tinggi titik mata: 1,12 ± 0,1 M
(+ : untuk titik mata yang paling tinggi, -: untuk titik mata yang paling rendah)
• lebar lantai tempat duduk : T = 0,8-1,15 M
(sebagai standar yang digunakan adalah : 0,9 M)
• CI = 0,06 M, ruang bebas minimum /baris, diasumsikan bahwa penonton
dapat melihat diantara kepala penonton di depannya
• C2 = 0,13 M, memungkinkan rata-rata penonton melihat dari atas kepala rata-
rata penonton di depannya
• El = 0, maka akan di dapat tinggi panggung maksimum yang di ijinkan, yaitu
: 1.06 M
,'Af GIGTH TUTUS TJASJAliimi-<>x$ 1216<> 57
77//
n |/.lTT
».-*-.
,..*4«rfv.
t 1>r<\p>: C'-Ht
Gambar titik mata C1 dan C2
• R : tinggi anak tangga, dimana tiap anak tangga memiliki perbedaan
ketinggian
• APS : titik pandang ketika datang
• DI : jarak dari mata penonton di deretan pertama ke titik APS
• Dn : jarak dari mata penonton di deretan 'n' ketitik APS
• El : tinggi vertikal mata penonton di deretan pertamadi atas bidang fokal
• En : tinggi vertikal mata penonton di deretan 'n' di atas bidang fokal
Berdasarkan rumus tersebut di atas maka di dapatkanlah tempat kedudukan
penonton, yakni:
Dn
n (jarak horizontal
terhadap APS)
En (ketinggian) Rn
C = 0,06 C = 0,13 C = 0,06 C = 0,13
1 5 0,16 0,16 0 0
2 5,9 0,26 0,34 0,1 0,18
J 6,8 0,37 0,55 0,11 0,21
4 7,7 0,49 0,77 0,12 0,22
5 8,6 0,61 1 0,12 0,23
6 9,5 0,74 1,26 0,13 0,26
7 10,4 0,88 1,52 0,14 0,26
8 11,3 1,03 1,8 0,15 0,28
:M. GIGTU'TUTUS •]'J\SJA']tI'B'U-i)85\2U><> 58
9 12,2 1,17 2,09 0,15 0,29
10 13,1 1,32 2,38 0,15 0,29
11 14 1,48 2,67 0,16 0,29
12 14,9 1,64 2,99 0,16 0,32
13 15,8 1,8 3,31 0,16 0,32
14 16,7 1,97 3,64 0,17 0,33
15 17,6 2,14 3,97 0,17 0,33
16 18,5 2,31 4,31 0,17 0,34
17 19,4 2,48 4,66 0,17 0,35
18 20,3 2,66 5,01 0,18 0,35
19 21,2 2,84 5,36 0,18 0,35
Tabel no. 8
Jumlah perhitungan kedudukan penonton
.'M. GIGTH TUTUS •pj\S.!ARIB'U~n5\2Wi 59
\/ISU/\L
BATAS JARAK PENGLIHATAN PENONTON
AGAR DAPAT MEUHAT OBYEK SECARAJELAS
MAKStMAL BERJARAK 30 M
26,55 M
~11,06 M
<V-_$Sl -?-->£_
,22 M
___MMMM__P__.<
J.M.;
;M. (jIGI.'H TUTUS •I'ASJAJUB'UAHSmm
SUDUT PANDANG PENONTON SECARA
HORIZONTAL DARI TEMPAT DUDUK TERHADAP
PEMBUKAAN STAGE MINIMAL 60°DAR(PENONTON TERDEPAN
SUDUT PANDANG PENONTON SECARA
VERTIKAL DARI TEMPAT DUDUK TERHADAP
STAGE SEBESAR 30°
DALAM MENDUKUNG KEMKMATAN VISUAL
YANG DiiNGiNKAN MAKA AKAN TERCIPTA
PERBEDAAN KETINGGIAN LANTAI jBERDASARKAN HASIL PERHITUNGAN DENGAN!
TITIK KETINGGIAN MATA YMU 1,22 M, DAN' KETINGGIAN PANGGUNG SEBESAR 1,06M !
60
3. Konsep Penataan Sirkulasi Terhadap Masing-Masing Pelaku Kegiatan
SIRKULASI
Untuk sirkulasi pemain yang datang dari
arah audience dibuatkan tangga khusus
yang bisa dinaik-turunkan dari lantai
atas menuju stage
NH
UNTUK PEMAIN YANG menggunakan POLA
PERTUNJUKKAN ARENA, ARAM KEDATANGAN
PEMAIN MUNCUL DARI ARAH STAGE (DENGAN
MENGGUNAKAN ELEVATOR STAGE)
X m-^
Sirkulasi kedatanban
penounuunq dan pemain
O! FMS.a_l-iK.X--J OLEH PERBEDAAN
KETINGGIAN LANTAI
Sirkulasi dibuat lebar
AQAR PENQU NJUNC3 DAPAT
LELUASA QERQERAK
PlNTU K. ___ l_ U A F3 C_> I _3 tJ AT TERBUKA KE AF8AI-. __ LJ A. Fi-
AI3AR F=« E_ r-4 C_U-J T f_3 rvl DAPAT M E:iMI NGE ALKAN RUANQAN
L.E:SII-I CEF"A"r DARI WAKTU T A. r-J IS DIPERKIRAKAN
UNTUK SIRKULASI
KEDATANBAN PENGUNJUNG
MENUJU GEDUNG
PERTUNJUKKAN DISUAT
DEKAT DARI AREA PARKIR,
AQAR WAKTU TEMPUH
PENONTON BERKISAR
1 5-3D MENIT
.'M. GIG,I:H TUTUS TJAS.AJiimi-n5l2iV) 61
Konsep penataan sirkubsi pada masina-masina pelaku keaiatan
Sirkulasi pengebia . —,Rucng psrsgofUftSf. mm t*tofis'
Sirkubsi pemain dan pengunjung
Pemain
Pengunjung
R-oongt TCKrtrg
toeiak
THall belakang;
T
^</a)\-I I-
wm> A*m&- mm
.'M. GIGT.tl TUTUS T,ASJARJWU~n5i2\m 62
Sirkulasi pemain dan pengunjung
Pemain
Pengunjung
I I
.'M. GIGIHl TUTUS PT\SS:V.iUB'U',m$ 1216*> 63
Gedung kesenian d< BanjamiasinSebagai Pusat Pagelarars Lima Seni Budaya Banjar
BAB III
LAPORAN PERANCANGAN
PERMASALAHAN
Perlunya dibangun sebuah gedung kesenian yang dapat menjawab :
1. Perubahan stage dengan lima kesenian yang berbeda dalam mendukung
kenikmatan audience (baik audio maupun visual)
2. Perubahan ruang pentas dalam memenuhi tuntutan antara pengunjung dengan
pemain dari 5jenis kesenian yang berbeda arah sirkulasi
TUJUAN
Merancang suatu gedung pertunjukkan kesenian di Jl. Tembus Kayu Tangi yang
terletak di kelurahan Antasan Kecil Timur, Kecamatan Banjar Utara, Banjarmasin
Kalimantan Selatan.
SASARAN
1. Aspek kompleksitas dan fungsi ruang
Merancang penataan layout yang dinamis sesuai denganstandar fungsi dan ruang
yang ada.
2. Aspek interaksi antar stage, penguniung dan pengelola
Mendapatkan keserasian dan keseimbangan hubungan interaksi antar stage,
pengunjungdan pengelola.
3. Aspek bentuk tradisional dan arsitektur modern
Merancang teater yang berarsitektur modern dengan mengambil bentuk dari
rumah adat tradisional Banjar sehingga dapat bereadaptasi dengan lingkungan
sekitar dan alam tropis.
A. SITUAS1
Jumlah massa bangunan yang ada tidak hanya satu massa, namun terdiri dari : massa
utama, massa pendukung, dan massa penunjang. Posisi massa terletak diagonal dari arah
persimpangan jalan utama, hal ini dimaksudkan agar bangunan dapat di pamerkan secara
keseluruhan ke arah jalan utama.
,m. <$m,m&mmi(?(£&9MM,mi>js%5\i\m 64
Ma:'.sAC'EN['UK >N
Gedung kesenian dt Banja.masinSebaqai Pusat Pageiarart Lima Seni Budaya Banjar
X.
.-*"
B. SITE PLAN
Pada site yang sebagian besar menggunakan unsur air seperti misalnya pada kolam
air yang terletak dibawah ruang pertunjukkan outdoor, hal ini dimaksudkan agar
bangunan site teriihat beradaptasi dengan kondisi sekitar yang merupakan tanah berawa
dan memiliki banyak sungai.
KOLAM AIRAREA PARKIR KOLAM AIR
PINTU MASUK UTAMA
MI'.Ml.J.JBASLMf I
^ vif!\^->r
f% * «* f' .%-;- * - .*-•*•*
,4L %m.$X'&Wm/&'M&%*rM,?SB'W-9XS 12169 65
Gedung kesenian ch Banja.rnasinSebagai Pusat Pagelarai. Lima Seni Budaya Banjar
Pintu masuk utama yang berada pada bagian Utara site searah dengan pola sirkulasijalan utama yang datang dari arah Barat Laut. Pola sirkulasi transportasi didalam site,dirancang dengan arah linier diagonal dari bentukkan site, hal ini dimaksudkan agar parapengunjung yang baru datang dapat menikmati fasade bangunan secara keseluruhan.
Sedangkan untuk sirkulasi pengunjung dan pemain dibedakan, para pengunjung yangdatang akan melalui tangga-tangga site yang diarahkan melalui pola-pola pertamanan(sehingga pengunjung diharapkan dapat menikmati suasana site disekitar bangunan)menuju entrance bangunan. Sedangkan para pemain akan melalui parkir basement untukkemudian menuju ke lantai 1 bangunan.
MASSA PEi lUi UAIIG
MASSA PEI IDUKUI IG
MASSA UTAMA
AREA PARKIR
MASSA PEI IDUKUI IG
C. MASSA UTAMA
Massa utama yaitu berupa bangunan gedung kesenian/indoor, yang terdiri dari :basement, lantai 1dan 2, serta ruang pengontrol. Dimana basement difimgsikan sebagai
JL <gm;,?WfWmi*9>&d%dm?;W>M-9%5\2\69 66
Gedung kesenian di BanjarrrtasiniSebagai Pusat Pagelarars Lima Seni Budaya Banjar
ruang parkir pemain dan pengelola serta difungsikan juga sebagai ruang mesin, darimesin hidrolis yang digunakan sebagai pemutar stage. Sedangkan untuk lantai 1 dan 2difimgsikan sebagai ruang untuk penonton (dari proses kedatangan penonton sampaidengan keluarnya penonton) dan ruang untuk pemain/pengelola/karyawan (sepertimisalnya ruang latihan, stage, greenroom, dan ruang staff/karyawan). Untuk ruangpengontrol yang terletak 3 meter diatas dari lantai 2 hanya digunakan oleh pengelolaruang ini difungsikan untuk pengontrolan sound maupun lighting yang mendukung polapementasan.
RUANG BASEMENT
JL vm&tftf'WmAA&dMdmmwmSX 1I69
W T'tiir— I
DENAHLANTA11
RUAI IG MESH i
AREA PARKIR MOTOR
-AREA PARKIR MOBIL
AREA PENGUNJUNGi
67
A.t- Ptl'/'-ii!
Gedung kesenian di Banjarmas inSebagai Pusat Pagelarar* Lima Seni Budaya Banjar
DENAH LANTAI 2
V\
• \ - -
,' 1 HHi/ \
/_. \
1 1 \. 1
bud man tafS^jMmw WD IE'
sH Od T-lx/
/ •VM_"
a
f\ aT
RUANG PENGONTROL
VISUAL
Konsep utama perancangan ini adalah "penggabungan", dimana dalam memenuhituntutan dari tiga pola pementasan yang berbeda yakni open thrust shape, procenium, danarena, maka stage dengan beberapa kursi dari penonton akan dibuat berputar selain itupula penggunaan partisi juga dibutuhkan.
Pola pementasan utama yang dihadirkan adalah dalam bentuk open thrust shapeyaitu pola pementasan dengan tiga arah pandang. Kemudian untuk menghadirkan polapementasan yang berbentuk procenium atau pola pementasan dengan satu arah pandangmaka partisi bagian samping akan diturunkan. Letak partisi ini disesuaikan dengan arahpandang horisontal maksimal penonton dibagian belakang samping (kiri/kanan) yaitudengan derajat arah pandang menuju ke titik tengah stage sebesar 60°. Sedangkan untukpola pementasan yang berbentuk arena atau semua arah pandang maka tidakmenggunakan partisi dan stage pun diputar.perputaran stage ini dilakukan pada saatpertunjukkan belum dimulai dan kursi penonton dalam keadaan kosong.
Gedung kesenian di BanjarmasinSebagai Pusat Pagelarars Lima Seni Budaya Banjar
Dettahopenthrustshape tanpapartisidan tanpa perputaran stage
Potongan open thrust shapeH*___i
Partisi yang! di tuiunkan
Denah procenium dengan keberadaan partisi dibagian samping
JL &mMm?wm/.9><9?^,9?.dfrt,<r/;m/-9$512169 69
Genlung kesenian di BanjarmasinSebagai pusat Pagelaran Lima Seni Budaya Banjar
Potongan procenium dengan penggunaan partisi
le^Tik.J..!.-!>:.n!or; vono c^taj
T=xiitt
Arena yang telah mengalami perputaran stage
Potonganarena denganstage yang berputar
jl w/max&mmLvmMMrtiftv&MStti 12169 70
Gedung kesenian di San jarma sinSebagai Pusat Pageiaran Lima Seni Budaya Banjar
titikamatanhorisontal untukmendapatkan kedudukan partisi
AKUSTIK
Untuk menghindari terjadinya suatu gema di dalam ruang pertunjukkan makadigunakanlah dinding akustik yang berfungsi untuk meredam suara, sedangkan ceiling difungsikan untuk memantulkan dengan terarah suara yang datang menuju penonton. Jenisdinding akustik yang digunakan adalah dinding akustik triangle (di ruang pertunjukkan)sedangkan dinding akustik datar digunakan pada ruang orkestra, bahan lunak dari dindingakustik terbuat dari bahan glasswoll. Untuk menghindari bidang yang sejajar yang dapatmenyebabkan gema yang berulang-ulang maka digunakanlah dinding akustik triangle.Rangka pada dinding akustik ini dari bahan kayu dengan ukuran 5/7 cm.
Dinding akustik
m. ^^,mAimm/.9^^9^m9iW'U-9^5.\2im 71
Geclunq keseman di BanjarmasinSebagai Pusat Pageiarars Lima Seni BudayaBanjar
SIRKULASI
Sirkulasi pemain dan penonton sangat teriihat jelas dibedakan, hal inidimaksudkan agar tidak terganggunya masing-masing kegiatan.
• Penonton
Sirkulasi penonton diarahkan secara linier, dimana posisi penonton sebagian besarhanya menduduki area pada bagian depan bangunan. Sedangkan untuk sirkulasikeluarnya penonton maka pola linier tersebut dipecah menjadi dua bagian, yang
menuju kebagian samping bangunan.
pola sirkulasidi lantai dua
• Pemain
Sirkulasi pemain mendominasi lantai satu pada bagian tengah dan belakangbangunan, dimana pola sirkulasinya berbentuk radial yang memusat kesatu titikyaitu stage. Untuk sirkulasi kedatangan pemain yang akan melakukanpertunjukkan dalam bentuk open thrust shape atau procenium, maka pemain akan
,M, %&&M!JWmi&m4MMR#i#WA)?&12169 72
Gedunq kesenian fit BanjarmasmSebagai Pusat Pageiarars Lima Seni Budaya Banjar
datang dari arah depan penonton. Sedangkan untuk pertunjukkan dalam bentukarena maka pemain akan datang dari arah yang berlawanan.
Polasirkulasi pemain sebelum pertunjukkan
• Pengelola
Sirkulasi pengelola ataupun karyawan sebagian besar mendommasi lantai duapada bagian belakang. Khusus untuk pengelola yang mengatur masalah teknis-teknis dari pertunjukkan mendominasi pada ruang mesin dan ruang pengontrolyang dihubungkan oleh tangga.
Sirkulasi pengelola diruang pengontrol
PENAMPILAN BANGUNAN
Konsep penampilan bangunan berbasiskan dari penampilan arsitektur rumah adatBanjar yang dikombinasikan dengan bentuk arsitektur modern (terutama pada
JL. <&MiMfAWWWtfi¥!dMdmf&:UmS 12169 73
Gedung kesenian dr BanjarmasinSebagai PusatPageiarat, Lima Seni Sudaya Banjar
penggunaan bahannya) sehingga dapat menghasilkan suatu bangunan modern yang tetapdapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
rumah tradisional Banjar gedung kesenian
Fasade pada bangunan rumah adat Banjar yang berupa rumah panggung jugadiaplikasikan pada gedung kesenian ini, hal ini dapat teriihat dimana kolom pada bagiandepan dan belakang bangunan sengaja ditampilkan.
Bentuk atap bubungan tinggi yang menjulang dengan sudut ketinggian 45° tetapdipertahankan, walaupun bentuknya sedikit dirubah akan tetapi kesan bubungan tinggitersebut tetap ada.
Hadirnya bentuk arsitektur modern pada bangunan ini teriihat pada pengunaanbahannya dimana. Struktur beton bertulang, kaca, baja, dan atap sebagian dari bahan fibercement mendominasi bangunan ini.
Hadirnya relief "selamat datang" yang diambil dari ukiran rumah adat Banjar dansebagian bahan atap dari bahan sirap menambah kekuatan kesan tradisional padabangunan ini.
Fasade tampak depan
,M. <&maW$'MWl,?&d&dS&9&W»%$ 12169 74
_6bagai Pusnr
hi t, h. ii . J m i"[ i r i n
_r» i im i * * Ii ji'imi
Fasade tampak samping kiri
D. MASSA PENDUKUNG
Massa pendukung gedung kesenian ini yaitu dua buah teater outdoor dengan polapertunjukkannya yaitu open thrust shape dan arena. Teater aoutdoor ini selain digunakansebagai tempat latihan para pemain juga difungsikan sebagai restoran terbuka, sehinggapara pengunjung yang akan menonton pertunjukkan berikutnya dapat bersantai danbersantap-ria sambil menonton latihan dari para pemain diteater outdoor ini.
Teater ini terletak diatas kolam air, sehingga akan memberikan kesan rumahlanting, yaitu rumah adat masyarakat Banjar yang berada di atas sungai. Struktur daribahan kayu ulin, sedangkan atap dari bahan sirap.
T.V. - • . *»•" _ •"•»^?^i*_!_3fti__. *; ' - rtv. .-i-&^.«.< »
* . ""iwOSfc-w. - — • - •'* -" * rjt "~ • -iTi i_—" '
*•— --
Massapendukung yangberupa open air teater
,m. <fi,mMie.^mw4i,9^^/^MS^m-9^ 12169 75
ii Ml _ « It 1 H in) )3el t i i t i t f (.(»•> f i, *. *> j r
Teater arena outdoor Teater open thrust shape outdoor
E. MASSA PENUNJANG
Massa penunjang gedung kesenian ini berupa musholla. Struktur dari beton dan
pasangan batu bata. Musholla ini terletak dekat dengan pintu masuk utama site, hal ini
dimaksudkan sebagai penarik minat masyarakat Banjar yang memiliki kehidupan
islamiah.
musholla
F. DETIL STAGE
Struktur yang digunakan untuk menjawab permasalahan bentang lebar pada atap
dan stage yang berputar adalah struktur Mero. Dimana pipa-pipa baja akan dihubungkan
dengan bola baja kecil sebagai pengikat dan membentuk struktur space frame. Pada
bagian stage struktur mero ini dirangkaikan dengan roda dan mesin hidrolis, dimana
setiap roda memiliki jalur relnya masing-masing. Untuk lantai stage dari bahan yang
ringan yaitu papan dengan ukuran 4x25 cm, hal ini dimaksudkan agar beban yang
JL <&MiAltf&Wmi&>&.d,<M&9.WU-9%*l 12169 76
ii .'MM J W'si ''I i ' 1 -| 1 1 l" It . 11 r I jl f n| I <' it II r r - >i bu 1 (-*'!
diterima oleh roda tidak terlalu berat sehmgga memudahkan mesin hidrolis dalam
melakukan putarannya.
J ALU* ML PERPUT AKAI
y
y
a k
HFFff.jL.tiji.i:i::i.;.L'.jt.L.i_LLj_Li_!_.LJiLii.i
r> «•>;>'-•
xVidi !i
| i
Iii! rt i11 j i i
h L •' i
*&*?'—fet»_I_i***f
Potongan detil stage
a±b
•f^
Axonometri stage Detil axono rangkaian mero dengan roda
Detil axono rangkaian mero dengan roda
jl i$MiMiem//mi9>i¥!rfMdm'm:>u-9%$ 12169
Detil axono rangkaian mero pada atap
77
DAFTAR PUSTAKA
1. Dinas Tata Kota Tk. II Kotamadya Banjarmasin, Rencana Detil Tata Ruang Kota(RDTRK) Banjarmasin Utara
2. BAPEDDA Tk. II Kotamadya Banjarmasin, Rencana Tindak RevitalisasiPermukiman (RTRP) Kota Banjarmasin
3. Thalani, Qadri Djafar, skripsi " Pusat Kebudayaan Di Yogyakarta Sebagai WadahInformasi Dan Pagelaran Seni Budaya", Fakultas Tekhnik Sipil dan PerencanaanUII, Yogyakarta
4. Rajamarpodang, Drs. DJ. Gultom, Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak,CV. ARMANDA, Medan
5. BPS Kotamadya Banjarmasin, Banjarmasin Dalam Angka6. Dinas Pariwisata Kotamadya Banjarmasin, Buku Panduan Pemilihan Nanang Dan
Galuh Banjar7. Irhamna, Ir. H, Seman, Drs. H. Syamsiar, Arsitektur Tradisional Banjar, IAI
Daerah Kalimantan Selatan
8. Departement pariwisata, pos dan telekomunikasi Banjarmasin
At GIGTJi'TUTUS T:ASARIB-(TmSl2!iA 78
DENAHLANTAII
otfl
>r>
TA
MP
AK
SA
MP
ING
KIR
I
m?u-____sf___yi
•$*:$&
p.t1
Mp*
tr
_]11raiJjhnrifpM
Hffrf]
"/
w-
mai
r
TA
MP
AK
DE
PA
N
r-^l'e-fl^F)*1
r
P*
0m
hA
•i •*km
l-
A<
:
A,fc.
vr
PA
V
^1.rr]"|ir^!T5r]"T
Hrt™
~'i2
rTrp
TT
|nrr I:;t:i
te.
irA"
-Vy
^F
rtt
rtrr
II1I
*(_±feij
q-
>M^iyp.p_.i>M
>_x]ii
itmm
**
* ,4>!«
.Jl_{.tlJ-__,LL
lEffiL
TH
EE
ffill
^TIT
T?
II JelX
m
f<
PO
TO
NG
AN
SA
MP
ING
KIR
I
0oA0-
0'
0'
TU
GA
SA
KH
IR
JUR
US
AN
AR
SIT
EK
TU
R
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKSIP
ILD
AN
PE
RE
NC
AN
AA
N
UN
IVE
RS
ITA
SISL
AM
IND
ON
ESIA
A{pBXS~>
'SMM
Msll
B
-jJUL
i-
EN
TR
AN
CE
UT
AM
AP
EM
AIN
.-""[
B
•IO
R.
LA
TIH
AN
AK
HIR
-Mi
*8
rj
_..•_
_.
PIN
TU
KE
LU
AR
PE
NO
NT
ON
EN
TR
AN
CE
PE
MA
INP
RIA
V0
vA
A0
0
TU
GA
SA
KH
IR
JU
RU
SA
NA
RS
rTE
KT
UR
PA
KU
LT
A8
TE
KN
IKSIP
ILD
AN
PE
RE
NC
AN
AA
N
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EU
RA
NL
IMA
SEN
IB
UD
AY
AB
AN
JAR
DIB
AN
JAR
MA
SIN
KA
LIM
AN
TA
NS
EL
AT
AN
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
DS
YA
IFU
DD
IN.
MT
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
AN
AM
AG
AM
BA
R
MO
I01
HT
U1
US
PD
EN
AJJ
LA
NT
AJ
I
TA
ND
AT
AN
GA
N
-EN
TR
AN
CE
UT
AM
A
r,
SK
AL
AN
OL
BR
JML
LB
R
23
A•
SY
•(>
PE
NG
ES
AH
AN
if15.
?*!.
TUG
ASAK
HIR
•SB
_l_l
JR_*
JUR
US
AN
AR
SIT
EK
TU
R
FAK
ULT
AS
TE
KN
IKSI
PIL
DA
NPE
RE
NC
AN
AA
N
UN
IVE
RSI
TA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
<_;
}•-
<_}
-.•
o-
<_> <->
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
PT
H.
20
03
/20
04
LA
MP
US
OR
O'
oA
PUSA
TPA
GE
LA
RA
NL
IMA
SEN
IB
UD
AY
AB
AN
JAR
DI B
AN
JAR
MA
SIN
KA
LIM
AN
TAN
SEL
AT
AN
RU
AN
GI
VO
ID
0
Wfe
r.
/ TA
ND
AT
AN
GA
N
0 0 •0 0 •0 .0 0
NV
ON
VlV
QN
Vil
in
'N_
aan
=n
vA
to
vh
hv
to
dsm
niM
oio
w
mssm
sacs
mm
ezd
fEn
ssEsm
VMSISVH
VWSV
1U.N
30II
ON
iaHIBH
Hd
N3SOCI
oo
CO
00
'.-N
jvw
ad
sra
nv
_o
Nv
rra
f-ffl4
d)
n¥
ivt_
sN
vjN
vw
nv
yi
Nisw
ruv
rnv
bm
hv
tnv
av
Av
ano
iNasv
wn
Nw
rBO
vd
ivsrw
NV
IN3
83
TM
U3
XV
3X
ON
Ha
aS
<>o
0
fOO
Z/C
OO
Z'H
JL
dV
Na
SM
31
83
H3
8a
aa
ora
ad
vt__no-mi«mnsvusm
-amo
l^ffiBlll
NWNV3N_-3_NVOTMISVHNMELSVlTTOrtJ|j
_n
__
_u
j8ijv
NV
-nu
nr
uih
mv
svo
nx
•u>
<>•a•0'(;>
•0
.-
-t>
•u>
im
am
TU
GA
SA
KH
IR
JU
RU
SA
NA
RS
ITE
KT
UR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKSI
PIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
4•r-
.1
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
ASE
NI
BU
DA
YA
BA
NJA
R
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
DS
.A
FU
D-N
,M
T
•'I
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
AN
AM
AG
AM
BA
RIS
KA
LA
PE
NG
ES
AH
AN
MG
Kil
HT
UI.U
S.
TA
ND
AT
AN
GA
N2
3
tm
•B
BB
BB
HB
HT
UG
AS
AK
HIR
JU
RU
SA
NA
RS
ITE
KT
LIR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
IPIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
Iid
lFti
am
i
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
aa
api Ii
HI
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
GEDUNGTEATERKESENIAN
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
ASE
NI
BU
DA
VA
BA
NJA
R
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
IR.
AH
MA
DS
YA
IFU
OO
IM,
KT
GIO
in..
nun
i'.'h
i-W
-yw
riM
-m
mIL
Iii.
33
J_
llii
Ii""r
•n
inii
rn
riT
ir:
Mil
II.IL
IU.l-
.ilIII
'llL
LiU
Ll
4-|J
il_l
4
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
AN
AM
AG
AM
BA
RS
KA
LA
MG
IGI1
]T
HU
SP
TA
ND
AT
AN
GA
N6
PENGESAHAN
23
65
TrS
.T
UG
AS
AK
HIR
13
IH
9
JU
RU
SA
NA
RS
ITE
KT
UR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
IPIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
;.p:
j_._
W'.
")r::
1m
~,4
...
A2
...L
J;#
"w
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
BS
B
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
AS
EN
IB
UD
AV
AB
AN
JAR
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
••
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
DSY
AIR
JDD
IN,
MT
SI*
A4
BB
S•B
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
AN
AM
AG
AM
BA
RS
KA
LA
NO
LB
RJM
LL
BR
PE
NG
ES
AH
AN
TA
ND
AT
AN
GA
N
M(I
IG1
HT
UL
l'S
TI
AM
I'A
K.
HL
I.
.KA
NY
i
23
TU
GA
SA
KH
IR
JU
RU
SA
NA
RS
TT
EK
TU
R
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
PIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
AS
EN
IB
UD
AY
AB
AN
JAR
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
.iDlI
D,iU
Di
iij
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
DS
VA
FU
DD
IN.
MT
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
A
Mli
UjI
IIT
ll.I
.SP
TA
ND
AT
AN
GA
N
•si
in:a
peed
;sd
eq
e
4f
r
82
3
~.«.
wk_
_i
WJ
SA
NG
GA
R
f¥
fl
ipfe
h!
-'>
"°.i.
.|;'.r
.". ;-'.'>
"'̂-.
>.*
,-.
y:
y-.
y\
y\
os
|
yJ o o
'-"iV
vV
-'A
W'4
¥_
Erf
ltfl
aw
taie
.!
RS
IA
ll
90
06
00
i9
00
I2
00
90
0
4><i
<.-<
A&> K>
TU
GA
SA
KH
IR
JU
RU
SA
NA
RS
ITE
KT
UR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
IPIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
|SE
ME
ST
ER
GE
NA
P|
TH
.2
00
3/2
00
4
GEDUNGTEATERKESENIAN
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
AS
EN
IB
UD
AY
AB
AN
JAR
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
S0
01
20
0
0.
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
DS
YA
IFU
DD
IN.
NT
T
90
09
00
L X
11
IIII
Mil
Ml
M)
90
0
in 90
(1
4>A
><L
>A>
A>
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
AN
AM
AG
AM
BA
RS
KA
LA
MO
MM
TT
'U'S
P
TA
ND
ftT
AN
GA
N
y y y y •o y •ci>
NO
LB
RIJ
ML
LB
RP
EN
GE
SA
HA
NI
91
23
0-
i
0.3. O
Ci
. !
(N|
<•>_]
_.°
•a»
M«
!sii
TU
GA
SA
KH
IR
JU
RU
SA
NA
RS
ITE
KT
UR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
IPIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
••y
['•'w
n»
mm
-,11
-.~|
ll.1.
1-«__
>"T«
IAr_
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
AS
EN
!B
UD
AY
AB
AN
JAR
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
GID
EN
TIT
AS
MA
HA
SIS
WA
IR.
AH
MA
DS
YA
IFU
DD
IN.
MT
MH
[i_
I[IT
UI,r
SP
TA
ND
AT
AN
GA
N
NA
MA
GA
MB
AR
SK
AL
AlN
OL
BR
DE
NA
Hli
AJil
^.<
]AN
AK
l?
10
JM
LL
BR
23
y y y •A •o •0 •0
PENGESAHAN
0!
oi
°^
I
o
y9\
(•>•
•!
00
'
0 0'
0-
«_
3.<
3I
TU
GA
SA
KH
IR
JUR
US
AN
AR
SIT
EK
TU
R
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
IPIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
AS
EN
'B
UD
AY
AB
AN
JAR
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
DS
YA
FU
DQ
N,
MT
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
A
MG
IGll
iT
LiU
SP
TA
ND
AT
AN
GA
N
0
NA
MA
GA
MB
AR
NO
LB
R
:;A
KrN
GA
\p
Rn
rr-M
im
11
JM
LL
BR
23
A y 0 -0 •0 -0 •0 -0
PE
NG
ES
AH
AN
PO
TO
NG
AN
3A
RA
HP
AN
DA
NG
A-A
AIS
LA
MX
33)l
!fa/
(W
TU
GA
SA
KH
IR
JU
RU
SA
NA
RS
ITE
KT
UR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
IPIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
/]\\
platha
mim
utt,
dens
ao.th
ai.rl
—4
*PIP
*mm
ii8pa
ajmi*
V"
fjK
'[i
ESS
.?!?
1"*
I4(
Vil
li»••>
""<•
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EU
RA
NL
IMA
SE
NI
BU
DA
YA
BA
NJA
R
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
DS
YA
IFU
DO
N.
MT
<f
rmik
sbfg
aH
lin
E^
iIf
)er
a
Jjt
*!*
___
IDE
NT
ITA
SM
AH
ASI
SWA
IN
AM
AG
AM
BA
RS
KA
LA
MG
IGIH
TU
Ll'
SP
TA
ND
AT
AN
GA
N1
22
3
PE
NG
ES
AH
AN
PO
TO
NG
AN
3A
RA
HP
AN
DA
NG
B-B
o
TU
GA
SA
KH
IR
JUR
US
AN
AR
ST
TE
KT
UR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
IPIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
ISE
ME
ST
ER
GE
NA
PT
H.
20
03
/20
04
90
08
00
80
01
20
08
00
80
09
00
/-i
.|.
...
...,
........
.........
.|
0<v>
<!><i>
00
y<i>
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
AS
EN
IB
UD
AY
AB
AN
JAR
Di
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
D.
YA
lFU
Xm
.M
T
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
A
M..
K.f
HT
UU
.SP
TA
ND
AT
AN
GA
N
iSnd
ing
aJL
iutik
Kb
tgu
Nta
kbe
ton$
cmk
olo
m60
ji60
nc
oto
no
....
op
.nnn
onsi
I1
;20
0
13
23
PO
TO
NG
AN
AR
EN
AA
-A
fIS
LA
M>
•SU
Mm
900
i600
900
TU
GA
SA
KH
IR
JU
RU
SA
NA
RS
ITE
KT
UR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
IPIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
1200
900
800
t•
••-f
EF
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
AS
EN
IB
UD
AY
AB
AN
JAR
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
1200
|900
•900
900
900
HI
J.
KL
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
GID
EN
TIT
AS
MA
HA
SIS
WA
IR.
AH
MA
DS
YA
JFU
DD
IN.
MT
MG
.C3
.HT
UI.
LS
PP
nK
.'-.
GA
NA
RR
'.A
AA
TA
ND
AT
AN
GA
N1
42
3
'sM
mm
i
PO
TO
NG
AN
AR
EN
AB
-B
TU
GA
SA
KH
IR
JUR
US
AN
AR
SIT
EK
TU
R
FAK
UL
TA
ST
CK
NIK
SIPI
LD
AN
PER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
35
90
08
00
!80
0
<£>4>
0<•>
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
PT
H.
20
03
/20
04
12
00
80
08
00
90
0
<»>
^<$
V<3
>
ceil
ing
gv_t
uttg
Kba
gai
p*
n«
_.i
ssa
ta
dind
ing
akiu
tik
seba
gai
PO
TO
NG
AN
PR
OC
EN
IUM
A-A
j900
600
900
1200
900
,800
1200
900
900
900
900
\'.
j"'"
'j
t-•
•j
--I
-I•
•-.
..]
.,
AB
CD
EF
:O
H1
J
EB
__B
B__
_aa_
_a=
__pB
____
_=_E
_Bqp
ani
LTTO
vT
UG
AS
AK
HIR
arH
tftH
fe.
JU
RU
SA
NA
RS
ITE
KT
UR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
IPIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
fTA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4PU
SAT
PAG
EL
AR
AN
LIM
ASE
NI
BU
DA
YA
BA
NJA
RD
tB
AN
JAR
MA
SIN
KA
LIM
AN
TA
NSE
LA
TA
N
ajj
aa
iia
TU
GA
SA
KH
IR
JUR
US
AN
AR
SIT
EK
TU
R
FAK
ULT
AS
TEK
NIK
SIPI
LDA
NPE
REN
CAN
AA
N
UN
IVE
RSI
TA
SISL
AM
IND
ON
ESI
A
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
PT
H.
20
03
/20
04
##
#1.^
kie
&f
i%
#rf
flI
1Dv
(fiUi
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PUSA
TPA
GEL
ARA
NLI
MA
SEN
IBU
DAYA
BAN
JAR
DIB
AN
JAR
MA
SIN
KA
LIM
AN
TAN
SELA
TAN
DO
SE
NPE
MB
IMB
ING
IR.
AH
MA
DSY
AIP
UD
DIN
,M
T
ir^T
^-^
F»
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
AN
AM
AG
AM
BA
RS
KA
LA
NO
LB
RIj
ML
LB
RPENGESAHAN
Md
iu
iin
ii.i
sp
TA
ND
AT
AN
GA
N1
72
3
mm
m
TU
GA
SA
KH
IR
JUR
US
AN
AR
SIT
EK
TU
R
FAK
ULT
AS
TE
KN
KSI
PIL
DA
NPE
REN
CA
NA
AN
UN
IVE
RSI
TA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
•<.T
:S_
v.'
t,'•
-,,_-
f,y«/
^.;*
1';,
iV•
^IB
rn
v
*'*fe«
i*#*
*#**
*$-*
*4w
'J
0vQ
V^
f'*^
%-? '*
IF*
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
PT
H.
20
03
/20
04
GEDUNGTEATERKESENIAN
PUSA
TPA
GEL
AR
AN
LIM
ASE
NIB
UO
AY
AB
AN
JAR
DIB
AN
JAR
MA
SIN
KA
LIM
AN
TAN
SEL
AT
AN
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
DSY
AH
HJO
DW
,m
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
AN
AM
AG
AM
BA
R
MG
UI
III
Tl
.IT
'SP
TA
ND
AT
AN
GA
N
SK
AL
AN
OL
BR
JML
LB
RPENGESAHAN
18
23
•sss
mm
upw
ayun
tuk
jjeng
oiitr
olan
dan
pein
e!ili
araa
npe
i;_la
t_in
spot
ligh
tgi
uiht
ng
Ia
beI
twir
it'
11
Sm
tn
TU
GA
SA
KH
IR
JU
RU
SA
NA
RS
ITE
KT
UR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKS
lP
tD
AN
PE
RE
NC
AN
AA
N
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
!m
esm
ludr
obi'
<ti
sun
uif
iseh
tgw
pet
iiu
lar
stag
e
[>en
ggab
.u.g
_mst
rukt
urm
ero
deiig
roi
stru
ktur
roda
seba
gai
alat
bant
upi
llar
mes
uti
lud
roli
k
baja
Htin
ggi
1*•c
tn
katr
olpe
ri'Iu
kim
ao32
cm
ceili
ngga
iitim
gse
baga
i jx_
i.ian
.ti_
suar
ade
ngan
duue
nai
KK
ix2'
'if>c
_npe
ngik
atpa
rtis
ide
ngan
kabc
l
[«t
im\
tna
tis
idu
mt-
JiuT
in.
mie
ngan
imna
auna
kdii
stni
klm
kttx
ltu
.8m
l'n
ig
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
GID
EN
TIT
AS
MA
HA
SIS
WA
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
AS
EM
IB
UD
AY
AB
AN
JAR
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
IR.
AH
MA
DSY
AIF
UD
DW
,W
TM
GJG
niT
l'IJ'S
P
TA
ND
AT
AN
GA
N
dind
ing
akus
tikse
baga
ijx*
red_
m
ruan
gpe
ngon
trol
pera
lala
n
OT
OM
iAN
DF
HI
ST
AC
S.
19
23
y 0-
0-
0-
o-
o-
^>
(FT
^T
UG
AS
AK
HIR
sj/i
aaif
a
JUR
US
AN
AR
SIT
EK
TU
R
FAK
UL
TA
ST
EK
NIK
SIPI
LD
AN
PER
EN
CA
NA
AN
UN
IVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
frrT
'r''>
.;o;
o>t.
—
min
w«>
.-V
,
•'•m
iY
VX
_V^
•?•$
•?X
:«•
*•«_U
*(|
)J*
v
in*
1'
_vv,,
,i''
.._*»
»S_o
;.»°
<•>o
<i>o
0
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
GEDUNGTEATERKESENIAN
PUSA
TPA
GE
LA
RA
NLI
MA
SEN
IB
UD
AY
AB
AN
JAR
DIB
AN
JAR
MA
SIN
KA
LIM
AN
TAN
SEL
AT
AN
Trtf
^tj
^#
-ii^
1lT
si^
'irn
h•*
_***
JFV
1F
^A
O<•>
<t>
<?•
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
GID
EN
TIT
AS
MA
HA
SIS
WA
IR-A
HM
AD
SYA
JFU
DD
IN,M
.M
GX
HH
TI.
ILI
'SP
TA
N0
AT
AN
GA
N
oo
NA
MA
GA
MB
AR
TIT
IKA
MA
TA
NIK
tRJS
oV
TA
IR
PTM
'TdK
AR
EN
AD
AN
BtV
lVK
OP
£N
TH
EfS
T
3H
AP
f_
SK
AL
AN
OL
BR
20
y y •o y •o •o
JM
LL
BR
PE
NG
ES
AH
AN
23
y y•
y o o
j^it
Lju
irj
A
TU
GA
SA
KH
IR
JUR
US
AN
AR
SIT
EK
TU
R
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKSI
PIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
*S^t
lS0^
[UN
IVERS
ITASI
SLAM
INDON
ESIA
yi>
i>o
y
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PU
SA
TP
AG
EL
AR
AN
LIM
ASE
NI
BU
DA
YA
BA
NJA
R
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
•& O 0 o •0 •o
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
DB
YA
IF-D
DIN
,M
T
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
A
Mli
kif
flT
!I.
US
f
TA
NO
AT
AN
GA
N
TIT
IKA
MA
TA
Nil
OR
lSO
NT
AL
B1
CN
TV
KP
RU
C'l
'MIM
DA
N
TIT
IKA
MA
TA
N\
_M
lK
AI
21
23
<
RA
NG
KA
KA
YU
5/7
PL
YW
OO
D6
MM
„LK
ASA
Y
\•
A
iHg
r
RA
NG
KA
KA
YU
5/7
GL
AS
SW
OO
LR
AN
GK
AK
AY
U5
/7
!'
hr
rt- r-T
r
ft
*a'
vr
*i
i'
IfIf
rk
ris
f
.-<,
y
flfy 1
4
.>
.
.V
3.81
4.85
2.83
3.15
3.48
415
2.5
1.
2.2
2
t/
/
/
KA
SA
PL
YW
OO
D6
MM
RA
NG
KA
KA
YU
5/7
i!:
> DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
GT
UG
AS
AK
HIR
JU
RU
SA
NA
RS
ITE
KT
UR
FA
KU
LT
AS
TE
KN
IKSI
PIL
DA
NP
ER
EN
CA
NA
AN
UN
tVE
RS
ITA
SIS
LA
MIN
DO
NE
SIA
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PUSA
TPA
GE
LA
RA
NL
IMA
SEN
IB
UD
AY
AB
AN
JAR
DI
BA
NJA
RM
AS
INK
AL
IMA
NT
AN
SE
LA
TA
N
IR.
AH
MA
DSr
AIF
UO
OIN
,M
T
PE
LA
PIS
DIN
DIN
GA
KU
ST
IKT
YP
ET
RIA
NG
LE
l^jji
ang
tran
sisi
5.5
5.25
-5A
X/\
S-
r'
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
A
Mil-H
im
..is
r
TA
ND
AT
AN
GA
N
X,
RA
NG
KA
KA
YU
5/7
GL
AS
SW
OO
L
A"
Y
DF
TII
AK
L'S
TIK
22
23
^k
}--
T *-r
.-k
)~"r
LA
NT
AIS
TA
GE
RA
NG
!M
ER
O
OL
IK
JAL
UR
RE
LP
ER
PU
TA
RA
ON
OM
ET
RI
ST
RU
KT
UR
ST
AG
E
If
pipa
mer
oo
8pa
njan
g14
2cm
pipa
mer
odi
agon
alo
8pa
njan
g20
2.48
cmb
ola
mer
oo
8cm
stru
ktur
peng
ikat
baja
mer
ode
ngan
roda
ban
tala
nre
lu
ntu
kal
ur
rod
a
/'A
^•I
r
lant
aipa
pan
4x25
\\\
\\
rang
kabe
sio
5cm
'.
-U
A-\
plat
baja
Htin
ggi
10cm
'•*
;./
*i»
/.
C-\
ry
pipa
mer
odi
agon
alo
4cm
panj
ang
53cm
bo
lam
ero
o4
cm
pipa
mer
oo
4cm
panj
ang
71cm
lant
aipa
pan
4x25
cm
vmlk
\
5feu
^*^
mim
^jr
Hjr
jto
it
ii
j.
-L
^b
anta
lan
rel
untu
kal
ur
rod
api
pam
ero
o8
panj
ang
142
cmb
ola
mer
oo
8cm
pipa
mer
odi
agon
alb
8pa
njan
g20
2.48
cm
•-%?
pipa
mer
oo
8pa
njan
g14
2cm
bo
lam
ero
o8
cm
pipa
mer
oo
8pa
njan
g14
2cm
pipa
mer
odi
agon
alo
8pa
njan
g20
2.48
cmb
ola
mer
oo
8cm
>*
#•
pipa
mer
o0
8pa
njan
g14
2cm
bo
lam
ero
o8
cmro
dade
ngan
diam
eter
10cm
bant
alan
rel
un
tuk
alu
rro
da
RANGKAIANMERO
RANGKAIANMERODENGANRODA
rang
kabe
sio
5cm
plat
baja
Htin
ggi1
0cm
stru
ktur
peng
ikat
baja
mer
ode
ngan
plat
baja
Hpi
pam
ero
o8
panj
ang
142
cm
TU
GA
SA
KH
IR
JUR
US
AN
AR
SIT
EK
TU
R
FAK
UL
TA
ST
EK
NIK
SIPI
LD
AN
PER
EN
CA
NA
AN
PE
RIO
DE
V
SE
ME
ST
ER
GE
NA
P
TH
.2
00
3/2
00
4
GE
DU
NG
TE
AT
ER
KE
SE
NIA
N
PUSA
TPA
GEL
ARA
NLI
MA
§EN
IBU
DAYA
BANJ
ARD
IB
AN
JAR
MA
SIN
KA
LIM
AN
TA
NSE
LA
TA
N
DO
SE
NP
EM
BIM
BIN
G
IR.
AH
MA
DS
YA
IFU
DD
IN.
MT
IDE
NT
ITA
SM
AH
AS
ISW
A
.lG
I.iI
IIT
U..
.SP
TA
Un
HT
l
NA
MA
GA
MB
AR
AX
ON
OM
_T
KI
ST
RK
TL
T.
STA
CK
PO
TO
NC
AN
Sm
iT
.HR
STA
GE
OK
TII
.S
TR
IK
Tl
..S
TA
CK
SK
AL
AN
OL
BR
01
JM
LL
BRPENGESAHAN
Ol
yf\--
^jpm
Sy
Sd
3d
'fc-i
-*-•:-
^^
^_
Mr1
v.
91vm
iin
jjv
uviv
jjav/m
jii/u
.id
dO
IU3
1S
»3
dli>
l3d
Sd
3d
Pro
cen
ium
Open
thrus
tsha
peA
ro
ma
Stru
kturr
angk
am
ero
stag
e
Pers
fekt
ifin
terio
rPe
rsfe
ktif
mat
abu
rung