bab 4 rekomendasi perencanaan sistem dan …thesis.binus.ac.id/asli/bab4/2009-2-00824-si bab...
TRANSCRIPT
137
BAB 4
REKOMENDASI PERENCANAAN SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Setelah didapatkan hasil analisa pada bab tiga, maka hasil analisa tersebut
dijadikan suatu ruang lingkup pembahasan dan sejauh mana peranan SI/TI terhadap
strategi dan bisnis PT. SMCC Utama Indonesia. Dalam bab ini dipaparkan suatu hasil
analisa strategi dan sistem yang telah ada dan berjalan, dan disusun berdasarkan
framework yang diusulkan oleh Ward dan Peppard, 2002.
4.1 Strategi Bisnis Sistem Informasi
Sistem informasi dapat memberikan suatu dampak positif bagi perusahaan. Oleh
karena itu sistem informasi yang telah ada dan berjalan didalam perusahaan haruslah
berjalan dengan suatu landasan strategi agar memiliki arah dan pola yang
berkesinambungan sehingga meningkatkan nilai unggul dalam proses bisnis perusahaan.
Dengan itu, strategi bisnis sistem informasi adalah bentuk atas hasil dari
perencanaan atas penggunaan sistem informasi yang diterapkan secara sistematis dan
komprehensif, yang membantu perusahaan dalam mengembangkan serangkaian langkah
kerja guna pencapaian visi, misi serta tujuannya.
Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, dilihat dari aspek internal,
eksternal bisnis sistem informasi, bahwa perlu adanya suatu strategi yang lebih matang
dalam mengantisipasi kebutuhan yang sebenarnya belum dapat terpenuhi oleh sistem
informasi yang sudah ada—terlebih sistem informasi yang ada ini masih berjalan secara
138
parsial atau belum terintegrasi. Berikut dibawah ini beberapa rekomendasi atas strategi
sistem informasi yang akan menunjang performa bisnis PT. SMCC Utama Indonesia
dengan menggunakan sejumlah metoda pada sub bab ini.
4.1.1 Rekomendasi Dekomposisi Area, Fungsi, dan Proses Bisnis
Berikut adalah dekomposisi area, fungsi dan proses bisnis baru :
Area Fungsional
Fungsi Bisnis Proses Bisnis Subjek Data
Marketing - Mencari Customer - Pengelolaan informasi
- Mencari calon investor - Membuat list customer
- Penawaran - Data customer
Operational - Perencanaan Project Tender
- Pembuatan BoQ - Perencanaan Project
Operation - Pengawasan proyek - Pelaporan proyek - Pengecekan barang-
barang perusahaan
- Mempersiapkan segala kebutuhan untuk tender
- Menyusun material-material yang dibutuhkan sesuai dengan design
- Membuat rencana, strategi untuk implementasi suatu project
- Mengawasi jalannya proyek
- Memberikan laporan ke kantor pusat
- Mengecek dan memelihara barang-barang milik perusahaan
- Project Control Information System
- Depot Inventory Management
-
Finance - Pembelian material dan alat-alat proyek
- Penagihan pembayaran kepada customer
- Pembukuan
- Melakukan pembelian material-material yang dibutuhkan
- Melakukan pencatatan arus keluar masuk kas dan persetujuan pencairan dana perusahaan
- Melakukan penagihan pada customer
- Pembelian - Penagihan - Accounting
139
- Menyusun pembukuan sesuai dengan standarisasi yang diberikan oleh kantor pusat SMCC di Jepang
HRD - Perekrutan karyawan - Pengaturan absensi - Penggajian karyawan
- Melakukan perekrutan karyawan baru dan promosi jabatan karyawan
- Mengelola system absensi dan juga mengontrol absensi setiap karyawannya
- Membuat perhitungan gaji dan melakukan pembayaran gaji
- Kontrak kerja - Gaji - Centralized
Presence System
IT - Pemeliharaan perangkat dan jaringan
- Pengembangan teknologi informasi
- Mengelola perangkat dan jaringan computer
- Troubleshooting hardware dan software
- Teknologi informasi
Direksi - Perencanaan Strategi - Pengawasan
- Membuat strategi ke depan untuk menghadap persaingan yang ada dan membuat suatu perkembangan perusahaan
- Mengontrol perusahaan secara keseluruhan
- Menilai pekerjaan para karyawan dibawahnya
- Executive Information System
- Evaluasi
)* Rekomendasi area, fungsi dan subject bisnis baru.
Tabel 4.1 Rekomendasi area, fungsi, dan proses bisnis baru.
4.1.2 Rekomendasi Matriks Fungsi Bisnis vs. Unit Organisasi
Rekomendasi dekomposisi area, fungsi dan proses bisnis serta proses
pengelompokan/clustering matriks memperlihatkan adanya penambahan dan
perubahan beberapa area dan beberapa fungsi bisnis dalam perusahaan, sehingga
140
perlu dilakukan pemetaan matrik fungsi bisnis vs unit organisasi. Berikut adalah
usulan matriks fungsi bisnis vs unit organisasi:
Unit Organisasi Fungsi Bisnis
Top
Leve
l
Ope
ratio
nal
Proj
ect
Des
ign
Estim
ate
Mar
ketin
g
Dep
ot
IT
Fina
nce
HR
D
Perencanaan strategi *
Administrasi operasional *
Pembelian material dan alat-alat proyek *
Perencanaan project operation *
Estimasi waktu proyek *
Pembuatan design *
Pembuatan estimasi material dan biaya *
Mencari klien *
Penggunaaan alat-alat proyek *
Pemeliharaan jaringan dan perangkat sistem *
Pengembangan sistem informasi* *
Perencanaan keuangan *
Pembukuan *
Pencatatan cash flow *
Penagihan *
Perekrutan karyawan *
Pengaturan absensi *
Penggajian karyawan *
Pelatihan* *
Tabel 4.2 Rekomendasi matriks fungsi bisnis vs unit organisasi
141
Selanjutnya, setelah dipaparkan usulan matriks fungsi bisnis vs unit organisasi,
maka dapat disusun suatu usulan dengan metode entity relationship diagram dan
clustering matriks yang disajikan pada sub bab selanjutnya.
4.1.3 Rekomendasi Entity Relationship Diagram
Subjek Data Entitas Accounting Bank account
Faktur pajak Data customer Customer Evaluasi KPI Gaji Slip gaji Kontrak kerja NPWP Pembelian Supplier
Utang Purchase Order Bukti pembayaran
Penagihan Invoice Piutang
Penawaran Quotation Centralized Presence System (CPS) Karyawan Project Control Information System (PCIS)
Design Material Financial Report Form registration Contract agreement Work order Form Evaluasi Pekerjaan
Depot Inventory Management (DIM) Alat - alat berat Kendaraan
Corporate Asset Management (CAM) Aset kantor Executive Information System Progress report Teknologi informasi Hardware
Software Tabel 4.3 Tabel Subjek Data vs Entitas
142
Gambar 4.1 Usulan Entitiy Relationship Diagram
Berikut diatas ini adalah diagram hubungan antar entitas. (Entity Relationship
Diagram / ERD). Dengan dihasilkannya entitas-entitas kunci atau subjek data,
maka ERD perlu disusun ulang, dan perlu penambahan. Hal ini dimaksudkan
untuk menjelaskan hubungan yang relevan dari perubahan dan penambahan
subjek data dalam rekomendasinya untuk PT. SMCC Utama Indonesia.
143
4.1.4 Clustering Matrik Fungsi Bisnis vs Subjek Data
Clustering matrik adalah proses pengelompokan matrik fungsi bisnis
dengan subjek data, untuk memetakan hubungan antara fungsi bisnis dan subjek
data yang sesuai dan baik.Clustering matrik dapat dijadikan dasar dalam
menentukan sebuah area fungsional yang baru,dasar dalam menentukan
arsitektur informasi yang baik dari sebuah system dan dasar dalam menentukan
fungsi apa yang harus dijalankan serta data apa saja yang dibutuhkan dalam
suatu proses bisnis.
Berikut ini adalah pengelompokan matrik fungsi bisnis vs subjek data
yang diusulkan.Langkah-langkanya sebagai berikut :
1. Pada tahap I, pemetaan dilakukan seperti bab 3 ditambah dengan fungsi
bisnis dan subjek data baru yang diusulkan.Kode pemetaan digunakan pada
Clustering matrik adalah “C” (Create) untuk menjelaskan jika suatu fungsi
membuat dan memperbaharui suatu subjek data.Kemudian kode “R”
(Read) untuk menjelaskan jika fungsi membaca suatu subjek data,tapi tidak
merubahnya.
2. Langkah berikutnya adalah dengan memindahkan subjek data dengan
fungsi”C” ke bagian kiri dan fungsi bisnisnya diurutkan mulai dari bagian
atas.
3. Setelah subjek data dengan fungsi “C” dipindahkan kebagian kiri, fungsi
dan subjek data dikelompokan kedalam suatu area bisnis utama dengan
cara mengelompokan dalam bentuk kotak dan diarsir.
144
4. Selanjutnya dilakukan pemberian nama untuk masing-masing area bisnis
yang diarsir dan telah dikelompokan, kemudian jika terdapat aliran data
dari satu area ke area lainnya.Langkah terakhir adalah menggambarkan
aliran data tersebut dengan garis yang menghubungkan kebutuhan data
antar area bisnis.
145
4.1.4.1 Clustering Matriks Tahap Satu (1)
Subjek Data
Fungsi Bisnis
Acc
ount
ing
CPS
CA
M
Dat
a C
usto
mer
DIM
Eval
uasi
EIS
Gaj
i
Kon
trak
Ker
ja
Pem
belia
n
Pena
giha
n
PCIS
Tekn
olog
i Inf
orm
asi
Mencari customer C
Pengelolaan informasi R R R Perencanaan project tender
R R
Pembuatan design R R C
Pembuatan BoQ R R C
Perencanaan project operation
R R R R R R R R R R C R
Pembelian material dan alat-alat proyek
R R R R C
Penagihan pembayaran kepada customer
R R C R
Pembukuan C R R R R R R R R
Perekrutan karyawan R C
Pengaturan absensi C R R
Penggajian karyawan R C R
Pemeliharaan perangkat dan jaringan
R R C
Pengembangan sistem informasi*
R R C
Perencanaan Strategi R R R R R C R R
Pengawasan R R R R C R R R R
Tabel 4.4 Clustering Matriks Tahap Satu (1)
146
4.1.4.2 Clustering Matriks Tahap Dua (2)
Subjek Data
Fungsi Bisnis D
ata
Cus
tom
er
PCIS
Pem
belia
n
CA
M
DIM
Pena
giha
n
Acc
ount
ing
Kon
trak
Ker
ja
CPS
Gaj
i
Tekn
olog
i Inf
orm
asi
EIS
Eval
uasi
Mencari customer C
Pengelolaan informasi R R R Perencanaan project tender
R R
Pembuatan design R C R
Pembuatan BoQ R C R
Perencanaan project operation
R C R R R R R R R R R R
Pembelian material dan alat-alat proyek
R C C C R
Penagihan pembayaran kepada customer
R R C R
Pembukuan R R R R R C R R R
Perekrutan karyawan C R
Pengaturan absensi R C R
Penggajian karyawan R R C
Pemeliharaan perangkat dan jaringan
R R C
Pengembangan sistem informasi*
R R C
Perencanaan Strategi R R R R R R R C
Pengawasan R R R R R R R R C
Tabel 4.5 Clustering Matriks Tahap Dua (2)
147
4.1.1.3 Clustering Matriks Tahap Tiga (3)
Subjek Data
Fungsi Bisnis
Dat
a C
usto
mer
PCIS
Pem
belia
n
CA
M
DIM
Pena
giha
n
Acc
ount
ing
Kon
trak
Ker
ja
CPS
Gaj
i
Tekn
olog
i Inf
orm
asi
EIS
Eval
uasi
Mencari customer C
Pengelolaan informasi R R R Perencanaan project tender
R R
Pembuatan design R C R
Pembuatan BoQ R C R
Perencanaan project operation
R C R R R R R R R R R R
Pembelian material dan alat-alat proyek
R C C C R
Penagihan pembayaran kepada customer
R R C R
Pembukuan R R R R R C R R R
Perekrutan karyawan C R
Pengaturan absensi R C R
Penggajian karyawan R R C
Pemeliharaan perangkat dan jaringan
R R C
Pengembangan sistem informasi*
R R C
Perencanaan Strategi R R R R R R R C
Pengawasan R R R R R R R R C
Ket:
Marketing Operasional Finance HRD IT Direksi
Tabel 4.6 Clustering Matriks Tahap Tiga (3)
148
4.1.1.4 Clustering Matriks Tahap Empat (4)
Subjek Data
Fungsi Bisnis
Dat
a C
usto
mer
PCIS
Pem
belia
n
CA
M
DIM
Pena
giha
n
Acc
ount
ing
Kon
trak
Ker
ja
CPS
Gaj
i
Tekn
olog
i Inf
orm
asi
EIS
Eval
uasi
Mencari customer C
Pengelolaan informasi R R R
Perencanaan project tender
RR
Pembuatan design R C R
Pembuatan BoQ R C R
Perencanaan project operation
RC
RR R R R R R
R R R
Pembelian material dan alat-alat proyek
R
C C C R
Penagihan pembayaran kepada customer
RR C R
Pembukuan R R R R R C R R R
Perekrutan karyawan
C R
Pengaturan absensi R C
R
Penggajian karyawan R R C
Pemeliharaan perangkat dan jaringan
R R
C
Pengembangan sistem informasi*
R
R C
Perencanaan Strategi R R R R R R R C
Pengawasan R R R R R R R R C
Ket:
Marketing Operasional Finance HRD IT Direksi
* Usulan
Tabel 4.7 Clustering Matriks Tahap empat (4).
149
4.2 Strategi Bisnis Manajemen SI/TI
Strategi ini merupakan strategi yang menetapkan arah-arah kebijakan top level
manajemen dengan merestrukturisasikan organisasi perusahaan terutama dengan
kaitannya atas SI/TI yang ada dan yang kemudian dikembangkan di PT. SMCC Utama
Indonesia. Strategi bisnis manajemen ini berupa rekomendasi atas sejumlah hal, yang
dipaparkan pada sub bab dibawah ini.
150
4.2.1 Rekomendasi Struktur Organisasi
keterangan: Kotak yang bergaris pinggir tebal merupakan struktur usulan dan terkenakan suatu perubahan.
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Usulan PT. SMCC Utama Indonesia
4.2.2 Rekomendasi Tugas dan Tanggung Jawab
1. Presiden Direktur
• Orang yang ditunjuk dan dikirim langsung dari SMCC Co., Ltd.
Jepang.
151
• Bertanggungjawab secara langsung kepada kantor pusat, SMCC
Co.,Ltd Jepang atas operasional, dan pelaporan kondisi perusahaan
secara periodik.
• Menjadi person-in-charge atas perintah langsung dari kantor pusat di
Jepang.
• Mengawasi kinerja direktur operasional ,finance & administration
director serta mengawasi kinerja IT Manager.
• Selalu mendapat laporan bulanan dan tahunan dari EIS
2. Direktur Operasional
• Bertanggungjawab langsung terhadap Presiden direktur.
• Mengontrol dan mengawasi operasional seluruh proyek.
• Memimpin seluruh manajer yang berkaitan dengan operasional
perusahaan.
• Bekerja sama dengan presiden direktur dalam menentukan strategi
bisnis dan operasional perusahaan.
• Bertanggungjawab atas kelancaran seluruh proyek yang sedang
berjalan.
• Melakukan koordinasi dan memimpin para manajer perusahaan.
• Dapat melihat laporan bulanan dan tahunan tentang opersional
melalui EIS.
• Memberikan laporan kepada Presiden Direktur.
152
• Menilai manajer-manajer yang ada dibawah kekuasaannya.
3. Direktur finance & HR
• Orang yang ditunjuk dan dikirim langsung dari SMCC Co, Ltd
Jepang
• Bertanggungjawab langsung kepada Presiden Direktur.
• Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas keuangan dan keluar
masuknya uang (cash flow) perusahaan.
• Melaporkan keuangan perusahaan dan berhubungan langsung dengan
SMCC Co, Ltd Jepang.
• Melakukan otorisasi pencairan keuangan perusahaan bersama dengan
presiden direktur.
• Membuat laporan keuangan perusahaan secara periodik untuk
kemudian dilaporkan kepada Presiden direktur
• Dapat melihat laporan bulanan dan tahunan tentang Finance melalui
EIS.
• Melakukan otorisasi atas perekrutan ataupun pengurangan SDM.
• Menyetujui dan memberikan promosi atas suatu jabatan di
perusahaan.
• Memantau kinerja seluruh SDM perusahaan dalam EIS dan CAS.
• Memberikan laporan kepada Presiden Direktur.
• Menilai manajer-manajer yang ada dibawah pimpinannya.
153
4. Operational Administration
• Bertanggungjawab atas segala urusan didalam divisi operasional
perusahaan.
• Mempersiapkan laporan dari setiap manager di divisi operation
kepada direktur operasional
• Membantu para staff manajer untuk mempersiapkan file-file yang
diperlukan.
• Meminta tiap-tiap manajer untuk memberikan laporan perminggu
untuk nantinya dirangkum dan diberikan kepada direktur masing-
masing.
5. Senior Project Manager
• Bertanggungjawab dan berkolaborasi dengan Direktur Operasional
serta Presiden Direktur.
• Mengawasi dan mengontrol seluruh proyek yang ada dengan PCIS.
• Bertanggung jawab atas jalannya seluruh proyek.
• Melakukan audit internal atas jalannya operasional proyek.
• Menerapkan dan mengaudit standar kebijakan kualitas kerja dan
keamanan pekerja pada setiap proyek (quality & safety policy audit)
6. Design Manager
• Bertanggungjawab terhadap Direktur operasional
• Memimpin staf di divisi desain proyek.
154
• Membuat laporan dalam bentuk desain dan perancangan fisik dan
perhitungan teknik sipil atas rancang bangun yang diusulkan atas
suatu proyek yang akan dikerjakan.
• Berkolaborasi dengan Estimate Manager.
• Berkolaborasi dengan Senior Project Manager.
8. Estimate Manager
• Bertanggungjawab terhadap direktur operasional
• Melakukan estimasi perhitungan anggaran, laba-rugi, pembiayaan,
dan pengadaan material, atas suatu proyek yang akan dikerjakan.
• Berkolaborasi dengan Senior Project Manager
• Menyusun hasil estimasi.
• Memimpin staf dalam divisi estimate.
9. Marketing Manager
• Mencari peluang usaha dalam rangka mendapatkan dan meningkatkan
kontrak proyek-proyek baru.
• Melakukan pendekatan terhadap perusahaan / institusi / perorangan
(disebut sebagai investor) untuk menjadikan mereka sebagai customer
perusahaan.
• Menjalin hubungan dengan customer yang telah ada, agar dapat
menjadi customer yang memberikan proyek secara berkelanjutan
155
• Membuat laporan dan analisis pasar jasa konstruksi
• Berkolaborasi dengan Senior Project Manager.
11. Depot Manager
• Bertanggungjawab terhadap Depot PT. SMCC Utama Indonesia
(tempat penyimpanan peralatan & alat-alat berat pendukung proyek)
• Melakukan inventarisasi barang-barang di depot.
• Melakukan pengontrolan dan perawatan barang-barang di depot.
• Menjaga keamanan depot.
• Memimpin staf depot.
12. Accounting Manager
• Memimpin staff finance dan accounting.
• Melakukan pembukuan / jurnalisasi data-data finansial dan keuangan
kedalam akun buku besar.
• Membuat perhitungan pajak atas pengeluaran dan pendapatan
perusahaan.
• Membuat laporan keuangan dengan berdasarkan kaidah akuntansi
yang ditetapkan SMCC Co, Ltd Jepang.
• Melaporkan laporan keuangan dwimingguan kepada Direktur
Keuangan.
• Mengirimkan laporan keuangan kepada SMCC Co, Ltd Jepang.
156
13. HRD Manager
• Melakukan administrasi keorganisasian perusahaan, seperti
controlling job desk setiap karyawan.
• Melakukan penilaian kinerja dan standardisasi pekerjaan setiap
karyawan.
• Mengusulkan kenaikan jabatan (promosi) dan mempertimbangkan
pemecatan setiap karyawan di perusahaan.
• Memimpin staf divisi HRD, yaitu, staf penggajian, dan absensi.
• Membuat laporan HRD.
14. IT Manager
• Bertanggungjawab langsung terhadap Presiden direktur.
• memberikan laporan perkembangan langsung terhadap Presiden
direktur yang dimasukan kedalam EIS.
• Memilih kebutuhan TI yang cocok untuk PT. SMCC Utama
Indonesia.
• Bekerjasama dengan bagian Finance untuk kebutuhan pembelian
perangkat TI.
• Melakukan pendekatan dengan vendor SI/TI.
• Merancang sistem SI/TI yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan
• Melakukan penilaian terhadap bawahannya
157
15. IT Maintenance
• Bertanggungjawab langsung terhadap IT manajer
• Bertanggungjawab melakukan maintenance sistem komputer,
jaringan komputer, dan troubleshooting di kantor pusat maupun di
proyek
• Merancang sistem SI/TI yang dibutuhkan bagi para karyawan.
• Melakukan update terhadap software-software yang ada,yang berguna
untuk meningkatkan kinerja para karyawan.
• Mengontrol atau memonitor aktifitas-aktifitas SI/TI perusahaan.
• Memberitahukan kebutuhan SI/TI apa saja yang diperlukan oleh PT.
SMCC Utama Indonesia.
16. IT Support
• Bertanggungjawab langsung terhadap IT manajer
• Membantu perpindahan perangkat SI/TI pada PT. SMCC Utama
Indonesia
• Melakukan inventarisasi seluruh hardware & software yang ada.
• Memberitahukan kebutuhan SI/TI apa saja yang diperlukan oleh
PT. SMCC Utama Indonesia.
• Menginstall perangkat SI/TI dikantor proyek.
158
4.2.3 Rekomendasi Kualifikasi Personal SI/TI
Keberhasilan pengembangan sistem dan teknologi informasi di
perusahaan tergantung dari kualitas personil divisi TI yang dimiliki oleh
perusahaan. Oleh karena adanya penambahan fungsi baru pada divisi TI maka
diperlukan penambahan staf pada divisi IT. Berikut ini direkomendasikan untuk
kualifikasi staf baru yang harus dimiliki oleh divisi IT, yaitu:
1. IT Manager
Pria / Wanita maksimal 27 tahun
Lulusan S1 Ilmu Komputer dengan IPK minimal 3.00
Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif dan sedikit bisa
berbahasa Jepang.
Bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.
Tanggap terhadap masalah yang ada dan tanggap terhadap
kemajuan teknologi.
Menguasai program: Client Server/Web Base, VB.Net/ASP/PHP,
Database Engineer, SQL Server/MySQL/Access, dan sejenisnya
Berpengalaman membuat aplikasi berbasis Client Server, Web-
based
Mengerti sistem kerja jaringan dan troubleshooting sistem operasi
159
2. IT Maintenance
Pria/Wanita
Lulusan S1 Ilmu Komputer dengan minimal 2.75
Menguasai bahasa pemrograman, diutamakan JAVA, VB.NET dan
SQL
Memiliki pengalaman sebagai IT Maintenance selama 1 tahun
Menguasai bahasa Inggris, minimal pasif
Mengerti sistem kerja jaringan dan troubleshooting sistem operasi
Dapat melakukan instalasi hardware dan software.
3. IT Support
Pria/Wanita
Berlatar belakang pendidikan ilmu komputer
IPK ≥ 2.75 dan pengalaman kerja minimal satu tahun.
Mempunyai pengetahuan / keahlian hardware&software
Mengerti sistem kerja jaringan dan troubleshooting windows
Bisa menginstalasi hardware dan Software.
160
4.2.4 Rekomendasi Konsolidasi Critical Success
Factor dengan Key Performance Indicator
Divisi CSF KPI KPI Measurement
Design • Menggunakan design tools yang mendukung • Memiliki SDM yang berkualitas dan kreatif
Desain yang orisinil tidak mencotek / berbasis desain buatan perusahaan lain.
Kemiripan maksimum 30%
Estimate • Menggunakan estimate tools yang mendukung • Menggunakan metode perhitungan estimasi yang disesuaikan dengan environment • Unggul dalam memenangkan tender
Estimasi yang sesuai dengan kebutuhan customer dan sesuai dengan tekstur tanah
Kesesuaian permintaan berdasarkan spesifikasi minimal 85%
Harga material yang sesuai dengan budget customer
Price estimate tidak melebihi permintaan customer
Pemilihan material yang sesuai dengan kebutuhan customer
Material Terpilih dan berkualitas
Penetapan tawaran harga yang bersaing
Peluang menang tender 85%.
Operation • Mengontrol proses pengerjaan proyek • Tercapainya tiap target yang ditentukan • Diketahui tingkat / periode kebutuhan peningkatan asset • Arus keluar-masuk barang terinventasir dan terkelola • Menghasilkan terobosan jasa yang unik dan berbeda dibanding dengan pesaing. • Transparansi proyek
Pengerjaan proyek yang tepat waktu
On-time delivery
Pemilihan kualitas material yang berkualitas baik dan sesuai kebutuhan untuk menghasilkan jasa terbaik
Trusted Suppliers & Subcontractor
Meminimalisir kecacatan pekerjaan proyek
<5 defect per 300 checklist
Proyek dapat selesai dikerjakan dengan baik sesuai waktu yang disepakati dengan customer
Pre-qualification phase for supplier and subcontractor
Rapat mingguan dan laporan serta dokumenmilik supplier & subkon
Memberikan laporan progres pada customer proyek
Laporan detail progress proyek setiap minggu.
Proyek yang dihasilkan berkualitas sesuai dengan
Continuos Quality Control
161
kebutuhan customer
Marketing • Mencari customer yang potensial • Menjaga hubungan dengan
customer lama • Melakukan strategi pemasaran
untuk melakukan penetrasi pasar
Terjaganya hubungan yang baik dan berkelanjutan dengan customer
Dapat mendapatkan proyek kembali dari setiap past customer minimal 2x.
Memastikan posisi perusahaan sebagai market leader.
Memperluas ruang lingkup pemasaran
Mendapatkan customer yang bertanggungjawab dalam segala hal
Ontime payment.
Dapat memberikan kualitas garansi yang menguntungkan customer
Masa retensi dan free maintenance s/d 365hari
Tabel 4.8 Konsolidasi CSF dan KPI
162
4.3 Strategi Bisnis Teknologi Informasi
Strategi bisnis teknologi informasi merupakan bagaimana PT. SMCC Utama
Indonesia memposisikan diri dan menjalankan bisnisnya dengan cara yang berbeda
dengan perusahaan lain, dengan didukung suatu perencanaan TI yang sistematis dan
terarah. Strategi ini harus memiliki keselarasan dengan strategi bisnis lainnya yang
dijalankan oleh PT. SMCC Utama Indonesia. Dalam melakukan penyelarasan TI, perlu
dilakukan suatu pertimbangan arah strategi bisnis yang jelas, komunikasi, komitmen dan
integrasi dari setiap fungsi bisnis dan entitas yang ada pada PT. SMCC Utama
Indonesia. Untuk itu, berikut selanjutnya dipaparkan sejumlah rekomendasi teknologi
informasi guna mendukung strategi bisnis PT. SMCC Utama Indonesia.
163
4.3.1 Rekomendasi Arsitektur Jaringan
Gambar 4.3 Rekomendasi Arsitektur Teknologi Informasi PT. SMCC Utama Indonesia
164
4.3.2 Rekomendasi Dukungan Hardware
Berdasarkan analisis lingkungan internal SI/TI pada PT. SMCC Utama
Indonesia, maka perusahaan disarankan untuk memperbaharui dan menambah
beberapa perangkat keras dari sistem yang sudah berjalan saat ini. Hal ini
dimaksudkan untuk mendukung kinerja perusahaan baik dari segi level strategis,
taktis maupun operasional, agar dapat sejalan dengan perencanaan strategi sistem
dan teknologi informasi yang direkomendasikan Standarisasi Spesifikasi
Hardware Khususnya Pc Desktop yang direkomendasikan adalah sebagai
berikut:
1. Eksekutif yang terdiri dari Direktur Utama, Direktur Operasional,
Direktur HRD & Finance
2. Para Manager yang ada dalam setiap bagian.
3. Staf SI/TI yang Khususnya didalam pengembangan sistem, meliputi
seorang IT Maintenance dan IT Support
4. Staf lainnya yang berjumlah 40 orang staf.
165
Penambahan Hardware Komputer
Jenis Keterangan Jumlah (unit) Hardware Pc Desktop Presiden Direktur :
- Premium intel Core2 Duo T5850 - 4GB DDR2 - 500GB HDD SATAII - DVD±RW - VGA Nvidia GeForce 9300M GS - TV Tuner, Camera, Audio, NIC - WiFi, 22" WXGA - Win Vista Premium
1
Pc Desktop Direktur : - Core2 Duo E8400 - 2GB DDR2 - 320GB HDD SATA - DVD±RW, Audio, GbE NIC - VGA Intel GMA 4500 - Monitor LCD 18.5" (1859m) - Win XP Pro
2
Pc Desktop Manager : - Core2 Duo E7400 - 2GB DDR2 - 320GB HDD SATA - DVD±RW, Audio - 56K Modem, NIC - VGA NVIDIA GeForce G100 256MB - 17", 1440 x 900, 8ms, 500:1
3
Pc Desktop Karyawan : - Pentium Dual Core E5200 - 1GB DDR2 - 160GB HDD SATA - DVD±RW, Audio, NIC - VGA Intel GMA 3100 128MB (shared) - 15.6", 1366x768, 0.252mm, 8ms, 2000:1, 250cd/m² - Win Vista Business
15
Pc Desktop Karyawan Desain: - Core2 Quad Q8200 - 4GB DDR2 - 500GB HDD SATA - DVD±RW, Audio - 56K Modem, NIC - VGA NVIDIA GeForce G100 1GB - 20", 1680 x 900 , 0.2768 mm, 3 ms, 3000:1 (DCR)
3
Tabel 4.9 Rekomendasi Perangkat Personal Computer baru.
166
Upgrade File Server
Jenis Spesifikasi
Server
• File Server
Core 2 Duo 2,4 Ghz, 4GB RAM,
3 X 250 GB HDD Configured RAID 5
NEC 17” Monitor with VGA port splitter
Tabel 4.10 Spesifikasi File Server Baru
Penambahan Application Server
Jenis Spesifikasi
Server
Application Server
Intel Opteron 2214, 1GB DDR2-667 ECC
VGA 32MB, 2x GbE NIC, Rackmount 1U Case
(RAID 5 Ready)
2x 146GB 10k SAS 2.5" Hotswap HDD [431958-
B21]
Slim DVD/CDRW [ 331903-B21 ]
Tabel 4.11 Spesifikasi Application Server Baru
167
4.3.3 Rekomendasi Pendukung Infrastruktur TI
Di dalam sebuah jaringan perusahaan, harus diperhatikan juga aspek-aspek
pendukung untuk jaringan tersebut khususnya pada keamanan data yang tersimpan
di dalamnya. Pembatasan pengaksesan dengan cara pemberian otorisasi terhadap
siapa-siapa saja yang berhak mengakses data tertentu yang disesuaikan dengan
keperluan dan tingkatan mereka, sangat direkomendasikan untuk diterapkan guna
menjamin keamanan dan kerahasiaan data perusahaan.
Salah satu hal yang diusulkan untuk menjaga data perusahaan yang ada
adalah dengan cara melakukan backup data. Backup adalah proses membuat
duplikasi file atau database dan informasi di tempat yang terpisah. Ada 3 jenis
backup data yang bisa dipertimbangkan perusahaan, yaitu :
a. Backup penuh (Full Backup)
Full backup adalah menyalin semua data termasuk folder ke media
lain. Oleh karena itu, hasil full backup lebih cepat dan mudah saat
operasi restore. Namun pada saat pembuatannya membutuhkan waktu
dan ruang yang sangat besar.
b. Backup peningkatan (Incremental Backup)
Incremental backup adalah menyalin semua data yang berubah sejak
terakhir kali melakukan full backup atau differential backup.
Incremental backup disebut juga differential backup. Dan kelebihan
dari Incremental Backup yaitu membutuhkan waktu yang lebih
singkat. Jika banyak melakukan incremental backup, maka data yang
di-backup semakin kecil ukurannya. Backup ini lebih cepat daripada
168
full backup dan membutuhkan tempat sementara yang lebih kecil
daripada yang dibutuhkan oleh full backup. Sedangkan
kekurangannya yaitu waktu untuk restore sangat lama
c. Backup Cermin (Mirror Backup)
Mirror backup sama dengan full backup, tetapi data tidak di padatkan
atau dimampatkan (dengan format .tar, .zip, atau yang lain) dan tidak
bisa di lindungi dengan password. Dapat juga diakses dengan
menggunakan tools seperti Windows Explorer. Mirror backup adalah
metode backup yang paling cepat bila dibandingkan dengan metode
yang lain karena menyalin data dan folder ke media tujuan tanpa
melakukan pemadatan. Tapi hal itu menyebabkan media
penyimpanannya harus cukup besar.
4.4 Portofolio Aplikasi Masa Depan
Portfolio Aplikasi Masa Depan adalah suatu pendefinisian tentang rekomendasi
atas aplikasi yang tepat untuk kebutuhan PT. SMCC Utama Indonesia dimasa depan
(bukan saat ini), yang digunakan untuk memenuhi, mendukung dan mengoptimalkan
kegiatan bisnis PT. SMCC Utama Indonesia. Disamping itu, Portfolio ini dapat
dijadikan dasar sebagai acuan kebutuhan atas Teknologi Informasi dimasa mendatang
seiring dengan penerapan aplikasi yang dituangkan dalam portofolio ini.
169
STRATEGIC HIGH POTENTIAL
Executive Information System ** Supply Chain Management (?)
Project Control Information System **
Depot Inventory Management **
Corporate Asset Management **
SMCC Japan Online Accounting System*
Auto-Cad *
SketchUp Pro *
Microsoft Office 2003 *
SMCC Utama Indonesia Web
Mail *
Centralized Presence System **
KEY OPERATIONAL SUPPORT
Tabel 4.12 Portofolio Aplikasi Masa Depan untuk PT. SMCC Utama Indonesia
Keterangan Tabel:
(?) dapat dipertimbangkan, dan berpeluang mendukung strategi bisnis
perusahaan
* Aplikasi (sistem) yang telah ada dan sedang berjalan
** Aplikasi (sistem) yang direkomendasikan
Pada tabel Portofolio Aplikasi Masa Depan yang telah dipaparkan sebelumnya,
tertulis bahwa aplikasi Supply Chain Management (SCM) terletak pada High Potential,
yang berarti SCM akan menjadi sebuah High Potential jika PCIS sudah berjalan dengan
170
baik dan para Supplier sudah mempergunakan sistem SCM juga. SCM akan menjadikan
PT.SMCC Utama Indonesia beserta Supplier menjadi lebih terintegrasi, dekat serta
dapat berkolaborasi dengan sangat baik.
4.4.1 Centralized Presence System (CPS)
Centralized Presence System adalah suatu sistem pencatatan kehadiran
(absensi) karyawan secara terintegrasi dan terpusat. CPS berfungsi melakukan
pencatatan kehadiran setiap karyawan PT. SMCC Utama Indonesia, baik yang
berada disetiap kantor proyek dan kantor pusat di Jakarta. CPS juga merupakan
aplikasi yang dibuat oleh software house atas permintaan PT. SMCC Utama
Indonesia. CPS berfungsi guna memusatkan dan memudahkan monitoring atau
pengawasan kepada divisi HRD kantor pusat. Sehingga seluruh sumber daya
manusia yang dimiliki PT. SMCC Utama Indonesia dapat terpantau secara real-
time dan dapat menghilangkan budaya “titip absen”. CPS memiliki sistem
pemindai sidik jari yang terhubung dengan komputer setiap kantor proyek,
barulah dari tiap-tiap kantor, secara simultan saat itu juga, data absen yang
masuk langsung dikirim ke server utama kantor pusat.
(referensi aplikasi, diadopsi sebagian dari: Kronos Absence Manager,
http://www.kronos.com/absence-management/absence-management-
software.aspx)
171
4.4.2 Project Control Information System (PCIS)
PCIS ini adalah suatu sistem informasi yang di implementasikan pada
setiap kantor proyek. PCIS dibuat oleh suatu developer software khusus untuk
industri jasa konstruksi, yang bernama CCSA, PCIS ini bersifat aplikasi yang
tidak dapat dibeli, namun memiliki sistem sewa apabila PT. SMCC Utama
Indonesia pada akhirnya ingin menggunakannya. (Construction Computer
Software Application/CCSA-Candy Project Control Software.
http://www.ccssa.com).
Semakin banyak proyek (kantor proyek) maka PCIS yang ada akan
semakin banyak. Seluruh PCIS akan terintegrasi dengan EIS kantor pusat. Senior
Project Manager dapat mengakses PCIS, guna menentukan keputusan
operasional seluruh proyek. Dalam proses bisnisnya, perusahaan jasa konstruksi
seperti PT. SMCC Utama Indonesia memiliki sejumlah divisi atau departemen
utama dalam proses bisnisnya, seperti yang telah dipaparkan pada bab tiga.
Yakni, Marketing, Estimate, Design, HRD, Project, dan Finance-Accounting.
Divisi-divisi ini menghasilkan suatu output dalam perancangan suatu proyek
hingga pembangunannya. Oleh karena itu PCIS terbagi atas beberapa jenis
modul. Berikut dibawah ini:
172
4.4.2.1 Project Tender & Estimating Module
Modul ini menstadardisasikan proses tender dan estimasi dengan standar
khusus yang dimiliki PT. SMCC Utama Indonesia, dan juga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan customer serta kondisi tender tertentu.
Sub Modul Pricing
staf Estimate dapat menetapkan harga penawaran pada dokumen
tender dengan cepat dan dapat mengidentifikasi elemen penting dari
suatu tender yang sedang diikutsertakan. Data harga yang didapat dari
supplier dapat diisi dan diupdate secara berkesinambungan kedalam
database sehingga memastikan harga penawaran lebih presisi. Untuk
kemudian dimasukkan kembali kedalam penghitungan ulang harga
nett dari PT. SMCC Utama Indonesia. Dengan sub modul ini,
penetapan harga dapat dikerjakan dengan suatu standar, sehingga
meminimalisir kesalahan dan mempercepat persiapan tender. BoQ
(bill of Quantities)—suatu dokumen permulaan tender; digandakan
dengan beberapa bagian, spesifikasi, dan deskripsi multi baris.
173
Sub Modul Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung disertakan dalam form yang terpisah didalam
dokumen estimasi. Dengan sub modul ini, staf estimate mendapatkan
update secara langsung ketika biaya tak terduga dan biaya tidak
langsung yang seketika berubah atau muncul dalam proses pembuatan
dokumen estimasi tender.
Sub Modul Subkontraktor
Dokumen-dokumen yang relevan di gandakan kedalam tools
subkontraktor—dimana didalamnya terdapat fitur pembanding dan
koleksi kontrak-kontrak kerjasama dengan subkontraktor yang pernah
ada dan dimiliki (bermitra) dengan PT. SMCC Utama Indonesia. Sub
modul ini juga berguna untuk memberikan harga terkini dari pihak
subkontraktor untuk disertakan kedalam dokumen utama estimasi dan
tender setelah ditambah nilai harga tambahan dari PT. SMCC Utama
Indonesia.
Sub Modul Cashflow Forecast
Ketika dokumen estimasi dan perencanaan proyek telah siap maka
akan terhubung dan ditransfer kedalam modul Cashflow. Dengan ini
maka akan memastikan tidak ada lagi items yang terlewat dan
langsung mensimulasikan cashflow proyek kedepannya, serta data
tersebut akan menjadi balance antara data cashflow dengan data
174
estimasi. Teknik ini memungkinkan alternatif tender untuk
diujicobakan dengan mudah dan keakuratan yang tinggi karena data
penawaran harga terkini disertakan kedalam analisa peramalan
cashflow kedepan.
Sub Modul Tender Finalisation
Jika terjadi perubahan disaat terakhir dokumen tender akan dibuat,
fitur pengkalkulasian-ulang yang akurat akan tetap memungkinkan
untuk dibuat dengan adanya sub modul ini. Sehingga memudahkan
para manajemen mid-level mudah untuk menentukan strategi untuk
memenangkan tender.
Berikut dibawah ini spesifikasi aplikasi sub modul Estimasi dan
Tender:
o proses analisis estimasi berbasiskan sumberdaya yang dimiliki
perusahaan.
o mampu menampung data dokumentasi dan harga-harga
hingga tak terbatas
o Layout dokumen yang dapat disesuaikan dengan karakter
pengguna.
o dokumen tabel (worksheets) dengan fitur pengaturan yang
sangat fleksibel.
o Penjadwalan proses tender.
o analisa nilai dan sumberdaya perusahaan.
175
o analisa produktivitas dan inefetivitas.
o mendukung beragam mata uang dan setiap bentuk form
penawaran dan penagihan.
o pengkoleksian,dan penentuan database kontrak kerjasama
dengan subkontraktor
o pembuatan laporan dan ekspor data
o terintegrasi dengan Modul Project Planning dan Project
Cashflow.
4.4.2.2 Modul Project Planning & Scheduling
Perencanaan dan pengaturan atas berjalannya suatu proyek dapat
dibuat dan ditetapkan dengan modul ini. Lebih akurat, presisi dan secara
realtime dapat memantau sudah seberapa jauh jalannya proyek. Berikut
dibawah ini sub modul yang terdapat di modul project planning &
scheduling ini.
Sub Modul Planning
Sub modul ini membantu para staf proyek dalam merencanakan setiap
pekerjaan selama proyek berlangsung dalam suatu susunan yang
sistematis. Dan juga, sub modul ini mengelola arus informasi dari staf
desain yang ada di kantor pusat dan kantor proyek, dikarenakan
kebutuhan informasi atas desain terus berkelanjutan sampai
selesainya proyek. Sub modul ini pun secara efektif melaporkan
176
status proyek telah sampai dimana kepada Site Manager, Project
Manager dan Senior Project Manager. Serta terintegrasi dengan
aplikasi project cashflow.
Sub Modul Progress & Organizing
Dengan mekanisme penyaringan (filtering) yang presisi, sub modul
ini menyajikan setiap aktivitas dan pekerjaan yang ada di proyek
dengan memberikan kode unik beserta deskripsi, sehingga
memudahkan Site Manager dalam mengontrol progress dan
mengorganisir setiap aktivitas pekerjaan di proyek. Sub modul ini
juga menyajikan fitur yang memungkinkan Site Manager untuk
memasukkan aktivitas dan atau pekerjaan baru agar selalu tercatat dan
tidak terlewat.
Sub Modul Scheduling
Site Supervisor dan Site Manager menggunakan sub modul ini untuk
mebuat dan mengontrol jadwal setiap aktivitas, sub modul ini dapat
mengatur secara otomatis aktivitas mana yang lebih penting dan
utama dalam penyajiannya berupa jadwal detil dan urutan prioritas.
Setiap material proyek yang masuk dan keluar pun terpantau dalam
sub modul ini, karena terintegrasi dengan Modul Materials Stock.
Spesifikasi aplikasi Modul Project Planning & Scheduling:
177
o Output berupa bagan-bagan dan kalender aktivitas proyek.
o Menyajikan daftar aktivitas dan pekerjaan yang sesuai dengan
pengguna. (user-defined)
o Bersifat berkesinambungan dan realtime.
o Terintegrasi dengan server kantor pusat
o Terintegrasi dengan modul estimate dan cashflow.
4.4.2.3 Modul Project Administration & Evaluation
Modul ini menyajikan keberlanjutan dari proses dan informasi yang
dihasilkan modul Estimate dan Tendering untuk digunakan segera dalam
proses administrasi dan penilaian, mulai dari awal proyek berjalan hingga
selesai. Berikut dibawah ini sub modul yang dimiliki oleh Project
Administration & Evaluation Module:
Sub Modul Design Section
Sub modul ini secara khusus untuk staf Drafter Proyek (gambar
desain konstruksi) guna memudahkan staf ini dalam mengirimkan
(submitting) gambar kepada bagian terkait (operasional; Site
Manager; Site Supervisor) serta menerima gambar (receiving) dari
178
staf Design kantor pusat. Serta untuk mengelola data-data gambar
yang tersimpan di kantor proyek.
Sub Modul Material Stock
Sub Modul ini berfungsi sebagai sarana bagi staf Stock proyek dalam
menginventarisasi dan membuat laporan atas material dan bahan
bangunan yang keluar dan masuk, agar ketika suatu material hampir
habis, sub modul ini akan memberikan notifikasi. sub modul ini men-
trigger sub modul Purchasing agar segera diproses dalam rangka
material segera datang.
Sub Modul Purchasing
Sub modul ini berfungsi untuk memroses setiap kegiatan pembelian
material dan bahan bangunan ke supplier dan subkontraktor,
menyimpannya dan menghasilkan dokumen purchase order untuk
dikirimkan ke supplier dan subkontraktor. Sub modul ini terintegrasi
dengan modul project tender & estimating.
Sub Modul Works
Sub modul ini menyediakan fungsi untuk memroses Purchase Order
yang telah di approval, sehingga material dan bahan bangunan yang
telah di beli telah atau sedang dikirim ke lokasi proyek oleh supplier
atau subkontraktor, dengan menghasilkan dokumen work order, agar
segera dapat dikerjakan di lokasi proyek. Sama seperti sub modul
179
purchasing, sub modul Works juga terintegrasi dengan modul project
tender & estimating.
Sub Modul Works Modelling
data dan dokumen tender selalu digunakan sebagai acuan pengerjaan
proyek. Namun dalam berjalannya proyek, dapat dipastikan selalu
terjadi perubahan yang diakibatkan permintaan tertentu dari pihak
customer, sehingga membuat staf proyek harus dapat menyesuaikan
kembali acuan tersebut. Modul ini mengantisipasi permasalahan
tersebut. Dengan menyajikan suatu form yang berfungsi melakukan
update atas data dan dokumen tender. Sehingga dapat diproses secara
singkat dan akurat.
Sub Modul Operasional & Penilaian Kinerja Proyek
Sub modul ini memudahkan staf administrasi proyek dalam
menentukan kebutuhan kantor proyek. dan mencatat aktivitas kantor
setiap harinya, sehingga memaksimalkan produktivitas kerja staf
kantor proyek. serta mengkalkulasikan progress proyek, kesesuaian
serta ketepatan pekerjaan di proyek. Agar didapat data yang aktual
sejalan dengan progress proyek Sub modul ini terintegrasi dengan
modul Project Planning & Organizing. Sub modul ini juga
memberikan umpan balik yang akurat untuk diberikan kepada divisi
estimasi.
180
Spesifikasi aplikasi Modul Project Administration & Valuation:
o Menggunakan data dan dokumen tender sebagai acuan kerja
o Memiliki kemampuan variabilitas dalam penetapan harga
o Layout file dokumen yang sesuai dengan pengguna (user-
defined)
o Memiliki fungsi untuk mengkalkulasikan kinerja dengan
presisi.
4.4.2.3 Modul Project Cash Flow & Finance-Accounting
Modul ini bersifat dapat disesuaikan (customizable) sesuai dengan
karakter masing-masing proyek. Karena setiap proyek memiliki karakter
tersendiri, namun tetap berpatokan pada satu standar yang ditetapkan oleh
kantor pusat. Dengan modul ini arus kas, keuangan dan akuntansi kantor
proyek menjadi optimal dan akurat. Berikut dibawah ini adalah sub
modul yang terdapat pada modul ini:
Sub Modul Cashflow
Sub Modul ini mengakomodir setiap aktivitas pembayaran, faktur,
dan sejenisnya dari supplier dan subkontraktor. Menghasilkan suatu
bentuk prediksi atas eskalasi biaya dan nilai. Suku bunga, nilai tukar
valuta asing, peraturan retensi, pra-pembayaran, dan faktor lainnya
dapat ditetapkan didalam sub modul ini. Agar ketika penetapan harga
181
dan lainnya yang sebelumnya telah ditetapkan di estimasi tetap dapat
berubah mengikuti fluktuasi ekonomi yang terjadi saat itu juga.
Sub modul ini pun juga memroses rancangan pembayaran proyek dari
customer.
Sub Modul Nett Present Value (NPV)
Sub modul ini memroses data cashflow menjadi bentuk hasil
kalkulasi nilai keuntungan bersih per minggu. Dapat dilihat dalam
dua sisi perspektif, kontraktor maupun customer sendiri. Sehingga
customer pun dapat memperhitungkan nilai investasinya atas
bangunan yang sedang dibangun.
4.4.2.5 Modul Project HR
Sub modul ini menyediakan sarana bagi staf HR Proyek (sumber
daya manusia) dalam mengelola dan mengontrol seluruh sumber daya
manusia yang terlibat di proyek. Mulai dari staf kantor proyek hingga
pekerja lapangan proyek. Data absensi sumber daya manusia di proyek
yang didapat dari sistem CPS (Centralized Presence System) terintegrasi
langsung dengan modul Project HR ini. Sehingga jam kerja masing-
masing staf dan tenaga proyek terpantau dan kalkulasi penggajian (biaya
tenaga kerja) dapat menjadi fair karena sesuai dengan jam kerja (terutama
ketika jam lembur) karena setiap staf dan tenaga proyek yang akan
lembur harus mengajukan izin lembur ke bagian HR Proyek agar dapat
diproses ke dalam modul ini.
182
4.4.2.6 Modul Project Monitoring & Reporting
Modul ini secara eksklusif hanya dapat diakses dan digunakan
oleh pimpinan proyek (Site Manager dan Project Manager). Karena
kegunaaan utama modul ini adalah untuk menentukan strategi,
pembuatan laporan dan pengawasan pekerjaan proyek secara
menyeluruh. Adapun sub modul yang ada didalam modul ini antara lain:
Sub Modul Activity Summarizing
Sub modul ini menyajikan fitur penyimpulan dari banyaknya
informasi yang dihasilkan dari seluruh modul, karena terintegrasi
secara realtime dengan seluruh modul yang ada dalam PCIS, dengan
level penyajian informasi yang sudah dikelompokkan per kategori
namun tetap dapat disajikan dengan sangat detil. Selain secara
pengelompokan per kategori, sub modul ini juga mampu
mengkombinasikan beberapa kategori sekaligus, sehingga dapat
mengakomodir kebutuhan pimpinan proyek atas setiap informasi
proyek dalam pembuatan keputusan.
Sub Modul Engineering Information
Sub modul ini berfungsi menyajikan informasi dari sisi teknik dan
perancangan proyek (engineering) yang terutama didapat dari bagian
desain / drafter karena langsung terintegrasi dengan modul Project
Administration & Evaluation terutama pada sub modul Design
Section.
183
Sub Modul Financial Information
Sub modul ini menyajikan informasi secara menyeluruh tentang
aktivitas keuangan, keadaan finansial proyek, dan setiap proses kas
keluar masuk ditampilkan disini. Informasi ditampilkan per kategori
dan dapat di kombinasikan beberapa kategori sekaligus. Dengan
modul ini, pimpinan proyek dapat mengirimkan laporan keuangan
proyek ke kantor pusat secara langsung dan realtime.
4.4.3 Depot Inventory Management (DIM)
Sistem informasi ini ditempatkan pada departemen Depot. Seperti yang
dijelaskan pada bab tiga, Depot adalah semacam gudang logistik milik PT.
SMCC Utama Indonesia yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Depot berisi
segala peralatan dan perlengkapan konstruksi, mulai dari yang ringan, kendaraan
operasional (pikup, truk) hingga alat berat. Dengan adanya DIM, maka akan
memudahkan staf depot dalam melakukan inventarisasi dan memantau keluar
dan masuknya setiap peralatan dan perlengkapan dari depot, dan mengetahui di
proyek mana sajakah peralatan dan perlengkapan tersebut berada. DIM berupa
aplikasi yang dibuat oleh f
DIM juga akan memberikan notifikasi kepada staf depot ketika dimana
suatu peralatan dan atau perlengkapan butuh maintenance, atau telah rusak, atau
hilang, atau telah habis masa pakainya. Sehingga Depot Manager dapat membuat
184
pengajuan pengadaan kembali kepada kantor pusat agar segera dapat diproses
pembeliannya. DIM juga terintegrasi dengan EIS kantor pusat.
(Referensi mengadopsi aplikasi: NCH Software, Inventoria Manager:
http://www.nchsoftware.com/inventory/index.html)
4.4.4 Corporate Asset Management (CAM)
Sistem informasi ini akan ditempatkan pada kantor pusat PT. SMCC
Utama Indonesia. Sama seperti CPS dan DIM, aplikasi ini diberikan kepada staf
IT untuk membuatnya ataupun diberikan kepada suatu software house untuk
membuatkannya. CAM digunakan oleh staf Administrasi kantor pusat. Terutama
oleh Administration & HR Manager. IT Manager CAM berfungsi sebagai sistem
informasi yang mengelola dan menginventarisasi seluruh aset yang dimiliki PT.
SMCC Utama Indonesia, mulai dari kantor pusat, kantor depot, hingga kantor
proyek. Adapun aset yang dikelola oleh CAM antara lain:
mobil dan motor kantor
seluruh perangkat elektronik (seperti komputer, laptop) , printer,
scanner, copier, drawer board, projector dsb.
Peralatan kantor. Seperti meja, kursi.
Perlengkapan pantry.
ATK (alat tulis kantor), binder, kabinet, kertas, kertas gambar, dsb.
185
4.4.5 Executive Information System
Salah satu peran penting yang dilakukan dalam pekerjaan para top-level
manajemen di dalam suatu organisasi adalah melakukan pengambilan keputusan.
Ruang lingkup pengambilan keputusan tersebut dapat tergantung kepada banyak
hal, seperti posisi mereka dalam suatu organisasi. Hirarki dalam manajemen
organisasi yang melakukan pengambilan keputusan, merekalah yang disebut
sebagai eksekutif. Keputusan yang diambil oleh para eksekutif tersebut
merupakan keputusan yang sangat penting, krusial, serta menyangkut dengan
kelangsungan hidup dalam jangka panjang perusahaan tersebut. Untuk
menjalankan pekerjaan yang efektif sebagai eksekutif ini diperlukan
pengambilan keputusan berdasarkan keputusan yang akurat, tepat, dapat
diandalkan dan informasi yang digunakan merupakan informasi yang memiliki
relevansi dengan keputusan yang akan diambil. Untuk dapat melakukan
pengambilan keputusan yang tepat tersebut dalam skala informasi yang cukup
besar dapat dilakukan dengan menggunakan dukungan salah satu pendukung
pengolahan data sistem informasi yang tercakup dalam executive information
system ini (EIS). EIS ini memadukan seluruh informasi yang didapat dari setiap
divisi di PT. SMCC Utama Indonesia, kemudian juga terintegrasi dengan Project
Control Information System, sehingga informasi yang disajikan benar-benar
akurat, dan dapat di drill-down.
186
Karakteristik Data untuk EIS
Format data yang disediakan oleh EIS juga harus memenuhi
kebutuhan data para pihak eksekutif. Berikut adalah karakteristik data
yang dibutuhkan oleh EIS :
1. Data yang telah dirangkum (highly summarized data). Pada
umumnya, eksekutif lebih mencari rangkuman data,
dibandingkan rincian data, untuk membuat keputusan.
2. Drill down. Menyediakan mekanisme yang memungkinkan
eksekutif untuk melakukan drill down, atau melihat rincian
data yang menyusun rangkuman data.
3. Integrasi data dari basis data yang berbeda - beda. Terkadang
eksekutif memerlukan data dari basis data on-line, seperti
jumlah current budget. Dalam periode tertentu, eksekutif akan
memerlukan akses ke rangkuman data yang dikelola secara
statis di basis data.
4. Eksekutif lebih tertarik untuk melihat trend jangka panjang,
misalnya lima tahun ke depan.
5. Informasi menjadi lebih bermakna jika dapat dibandingkan
dengan informasi lain yang sejenis. Artinya, EIS harus dapat
mengakses data eksternal (pesaing, supplier, customer) yang
dapat dibandingkan dengan data yang telah ada di PT. SMCC
Utama Indoenesia.
187
6. Informasi yang disampaikan kepada eksekutif harus dalam
bentuk yang ditentukan oleh faktor penentu kesuksesan
(critical success factors) yang didefinisikan oleh eksekutif.
4.5 Rencana Implementasi
Implementasi dari sistem dan teknologi informasi akan membutuhkan waktu
tertentu dan melibatkan penggunaan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu perlu untuk
dibuatkan sebuah perencanaan implementasi yang cukup matang dan baik, sehingga
hasil akhir dari dari sebuah perencanaan sistem dan teknologi informasi dapat terpenuhi
secara menyeluruh dan optimal. Penulis merekomendasikan implementasi secara
bertahap (Phased Project Impelementation), dikarenakan keadaan PT.SMCC Utama
Indonesia yang sedang dalam posisi bertahan atas kondisi perekonomian dan finansial,
namun sudah pada kondisi yang perlu dan membutuhkan pengembangan dibidang SI/TI.
Jika keadaannya sudah membaik mungkin pengembangan pada PT.SMCC Utama
Indonesia akan berjalan lebih cepat.
Implementasi SI/TI pada PT. SMCC Utama Indonesia direncanakan akan dapat
diselesaikan dalam jangka waktu tiga tahun yang dananya dikeluarkan per enam bulan.
Berikut ini adalah tabel yang merupakan rekomendasi dari jadwal implementasi SI/TI
pada PT. SMCC Utama Indonesia.
188
Tabel 4.13 Rencana dan Jadwal Implementasi
4.6 Perencanaan Biaya Hardware & Software
Perencanaan biaya adalah perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi
berdasarkan kebutuhan biaya didalam pengadaan serta penambahan infrastruktur
maupun aset teknologi dan juga kebutuhan biaya didalam pengembangan sistem
informasi.
Tabel dibawah ini adalah proyeksi dari penambahan unit komputer sebanyak 10
unit dan perbaikan beberapa komputer yang sudah tidak layak pakai, yang hanya akan
189
menghambat pekerjaan para karyawan. Serta diberikan daftar spesifikasi biaya untuk
meng-upgrade Server dan biaya untuk peningkatan jaringan komputer.
Spesifikasi dan Harga Pengadaan PC Baru.
Jenis Keterangan Harga Jumlah
(unit)
Hardware Pc Desktop Presiden Direktur :
- Premium intel Core2 Duo T5850
- 4GB DDR2
- 500GB HDD SATAII
- DVD±RW
- VGA Nvidia GeForce 9300M GS
- TV Tuner, Camera, Audio, NIC
- WiFi, 22" WXGA
Win Vista Premium
US$
1,697
1
Pc Desktop Direktur :
- Core2 Duo E8400
- 2GB DDR2
- 320GB HDD SATA
- DVD±RW, Audio, GbE NIC
- VGA Intel GMA 4500
- Monitor LCD 18.5" (1859m)
- Win XP Pro
US$
797
2
Pc Desktop Manager :
- Core2 Duo E7400
- 2GB DDR2
- 320GB HDD SATA
- DVD±RW, Audio
- 56K Modem, NIC
- VGA NVIDIA GeForce G100
256MB
- 17", 1440 x 900, 8ms, 500:1, 250
US$
699
3
190
cd/m²
Pc Desktop Karyawan :
- Pentium Dual Core E5200
- 1GB DDR2
- 160GB HDD SATA
- DVD±RW, Audio, NIC
- VGA Intel GMA 3100 128MB
(shared)
- 15.6", 1366x768, 0.252mm, 8ms,
2000:1, 250cd/m², WideScreen
- Win Vista Business
US$
494
15
Pc Desktop Karyawan Desain:
- Core2 Quad Q8200
- 4GB DDR2
- 500GB HDD SATA
- DVD±RW, Audio
- 56K Modem, NIC
- VGA NVIDIA GeForce G100 1GB
- 20", 1680 x 900 , 0.2768 mm, 3 ms,
3000:1 (DCR), D-Sub
US$
1.149
6
Tabel 4.14 Spesifikasi dan harga PC baru
191
Upgrade File Server
Jenis Spesifikasi Harga
Server
• File Server
Core 2 Duo 2,4 Ghz, 4GB RAM,
3 X 250 GB HDD Configured
RAID 5
NEC 17” Monitor with VGA port
splitter
US$ 1.235
Tabel 4.15 Spesifikasi dan harga File Server baru
Penambahan Application Server
Jenis Spesifikasi Harga
Server
• Application Server - Opteron 2214, 1GB DDR2-
667 ECC - VGA 32MB, 2x GbE NIC,
Rackmount 1U Case (RAID 5 Ready)
- 2x 146GB 10k SAS 2.5" Hotswap HDD [431958-B21]
- Slim DVD/CDRW [331903-B21 ]
US$ 1.990
Tabel 4.16 Spesifikasi dan harga Application Server baru
Keterangan:
Seluruh harga untuk hardware, didapat dari http://www.bhinneka.com akses
tanggal 20 Juni 2009 pukul 02.00 wib.
192
Pengembangan Sistem Informasi Perusahaan:
Sistem Informasi Biaya
PCIS (Candy CCSA-Candy Project
Control System)
US$ 3.500
EIS (Executive Information System) US$ 3.500
CAM (Corporate Assets Management) US$ 300
DIM (Depot Inventory Management) US$ 500
CPS (Centralized Absenced System) US$ 1.500
SCM (Supply Chain Management) US$ 3.000
Total US$ 12.300
Tabel 4.17 Biaya Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi
Pembelian Software Operating System
Software Jumlah Harga/Unit Harga
Microsoft Windows
XP Professsional
Corporate License
10 US$ 150 US$ 1.500
Tabel 4.18 Biaya Pembelian Lisensi Operating System
193
Total Biaya Pengembangan SI/TI
Rincian Pengembangan Biaya
PC Desktop Presiden Direktur USS 1.697
PC Desktop Direktur US$ 1.594
PC Desktop Manajer US$ 2.094
PC Desktop Karyawan US$ 7.410
PC Desktop Karyawan Desain US$ 6.894
Biaya Peningkatan Jaringan US$ 3.225
Pengembangan Sistem Informasi Perusahaan: US$ 12.300
Pembelian Software OS US$ 1.500
Jumlah US$ 36.714
Tabel 4.19 Total Biaya Pengembangan Sistem dan Teknologi Informasi
Dari perhitungan total biaya pengembangan SI/TI pada tabel maka dapat
disimpulkan bahwa perkiraan total biaya dari implementasi sistem dan teknologi
informasi pada PT. SMCC Utama Indonesia memerlukan biaya sebesar US$ 36.714
dengan nilai tukar sebesar 1 US$ = Rp. 10.500,- maka menjadi Rp 385.497.000,-. Yang
berarti PT. SMCC Utama Indonesia diharuskan untuk menganggarkan biaya sebesar
128.499.000,-/tahun selama tiga fase (tiga tahun).