bab 4 pelaksanaan penyediaan jasa akses … 27593... · 34 universitas indonesia bab 4 pelaksanaan...

62
Universitas Indonesia 34 BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum Pelaksanaan KPU/USO Dasar hukum pelaksanaan program penyediaan jasa akses telekomunikasi perdesaan KPU/USO Tahun 2009 umumnya juga mengacu kepada beberapa peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam program Kewajiban Pelayanan Universal (KPU/KPU/USO) Tahun 2003 2004, sebagaimana yang telah dipaparkan dalan Bab III di atas., seperti UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi. Peraturan Perundang-undangan lainnya yang menjadi landasan kebijakan pelaksanaan program penyediaan jasa akses telekomunikasi perdesaan KPU/USO Tahun 2009 antara lain: 1. Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 2009 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Depkominfo Pasal 3 Tarif atas Jenis Penerimaan PNBP yang berasal dari penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi berupa pungutan Biaya Hak Penggunaan (BHP) Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi (KPU/USO) dihitung berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan kotor penyelenggara telekomunikasi. Poin I. J. Lampiran PP No.7 Tahun 2009 Besarnya persentase Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi (KPU/USO) per tahun buku adalah sebesar 1,25% dari pendapatan kotor penyelenggara telekomunikasi. Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Upload: others

Post on 03-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia 34

BAB 4

PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES

TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009

4.1. Dasar Hukum Pelaksanaan KPU/USO

Dasar hukum pelaksanaan program penyediaan jasa akses telekomunikasi

perdesaan KPU/USO Tahun 2009 umumnya juga mengacu kepada beberapa

peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam program Kewajiban

Pelayanan Universal (KPU/KPU/USO) Tahun 2003 – 2004, sebagaimana

yang telah dipaparkan dalan Bab III di atas., seperti UU No. 36 Tahun 1999

tentang Telekomunikasi, dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 52 Tahun 2000

Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi.

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang menjadi landasan kebijakan

pelaksanaan program penyediaan jasa akses telekomunikasi perdesaan

KPU/USO Tahun 2009 antara lain:

1. Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 2009 Tentang Tarif Atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Depkominfo

Pasal 3

Tarif atas Jenis Penerimaan PNBP yang berasal dari penyelenggaraan

Pos dan Telekomunikasi berupa pungutan Biaya Hak Penggunaan (BHP)

Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal

Telekomunikasi (KPU/USO) dihitung berdasarkan persentase tertentu

dari pendapatan kotor penyelenggara telekomunikasi.

Poin I. J. Lampiran PP No.7 Tahun 2009

Besarnya persentase Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal

Telekomunikasi (KPU/USO) per tahun buku adalah sebesar 1,25% dari

pendapatan kotor penyelenggara telekomunikasi.

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 2: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

35

2. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009 dan

penjelasannya

Berdasarkan Perpres tersebut dinyatakan bahwa salah satu Sasaran

Utama yang hendak dicapai dalam pembangunan pos dan telematika

dalam lima tahun mendatang adalah “Meningkatnya aksesibilitas

masyarakat akan layanan pos dan telematika”, dan sasaran utama

tersebut dijabarkan ke dalam salah satu sasaran pendukung, yaitu:

“Terselesaikannya pembangunan fasilitas telekomunikasi perdesaan

sekurang-kurangnya 43 ribu sambungan baru di 43 ribu desa”.

3. Peraturan Menkominfo No. 5/PER/M.KOMINFO/2/2007 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Tarif Atas Jenis PNBP Dari Kontribusi

Kewajiban Pelayanan Universal

Peraturan Perundangan ini mengatur tentang kewajiban penyelenggara

telekomunikasi untuk membayar Kontribusi Kewajiabn Pelayanan

Universal (KKPU) sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 2 Ayat 1

dan 2, yaitu: “Penyelenggara telekomunikasi wajib membayar KKPU

yang besarnya dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari

pendapatan kotor penyelenggara telekomunikasi setiap tahun buku

sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku” (ayat 1), dan

“Pembayaran KKPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan per triwulan” (ayat 2).

4. Peraturan Menkominfo No.32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang

Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi

Peraturan Perundangan ini merupakan peraturan pengganti dari

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika

No.11/PER/M.KOMINFO/04/2007 Tentang Penyediaan Kewajiban

Pelayanan Universal Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Nomor 38/PER/M.KOMINFO/09/2007. Peraturan

Menkominfo No.32/PER/M.KOMINFO/10/2008 mengatur hal-hal yang

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 3: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

36

berkaitan dengan tata cara penyediaan KPU sebagaimana yang tertuang

dalam beberapa pasal berikut ini:

Pasal 1

(8) Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU)

Telekomunikasi adalah kontribusi yang merupakan Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus dibayar oleh

penyelenggara telekomunikasi dan yang dikelola oleh BTIP.

(9) Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi

adalah kegiatan menyediakan akses dan layanan telekomunikasi di

WPUT.

(10) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunkasi adalah

Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi pemenang lelang

penyediaan KPU Telekomunikasi yang menyediakan akses dan

layanan Telekomunikasi di Wilayah Pelayanan Universal

Telekomunikasi (WPUT) beban KKPU Telekomunikasi.

(11) Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) adalah

lokasi penyediaan KPU Telekomunikasi yang ditetapkan Menteri,

seperti antara lain daerah tertinggal, daerah terpencil, daerah

perintisan, daerah perbatasan, dan daerah yang tidak layak secara

ekonomis, serta wilayah yang belum terjangkau akses dan layanan

Telekomunikasi.

Pasal 2

(1) Setiap Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi dan/atau Jasa

Tetekomunikasi wajib dikenakan KKPU Telekomunikasi.

(2) KKPU Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

bentuk prosentase tertentu dari pendapatan kotor Penyelenggara

Jaringan Telekomunikasi dan/atau Jasa Telekomunikasi setiap tahun.

(3) KKPU Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 4: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

37

Pasal 4

(1) Penyediaan KPU Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan

telekomunikasi di WPUT.

(2) Penyediaan akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa

penyediaan jaringan end-to-end yang memungkinkan

terselenggaranya telekomunikasi.

(3) Penyediaan layanan telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) berupa penyediaan layanan teleponi (memanggil dan

dipanggil), Short Message Service (SMS) dan jasa akses internet.

Pasal 6

(1) Penetapan WPUT dilaksanakan setelah berkoordinasi dengan

instansi terkait dan/atau mempertimbangkan masukan dari

masyarakat.

(2) WPUT dapat dikelompokkan dalam bentuk blok wilayah

berdasarkan kondisi geografis atau pertimbangan lainnya.

(3) Menteri menetapkan wilayah tertentu sebagai WPUT.

Pasal 7

(1) Direktur Jenderal mengevaluasi WPUT sesuai dengan dinamika

perkembangan wilayah tersebut secara periodik.

(2) Direktur Jenderal menetapkan WPUT yang beban pendanaanya

melalui KKPU Telekomunikasi.

Pasal 8

(1) Penyelenggara KPU Telekomunikasi merupakan Penyelenggara

Jaringan Telekomunikasi yang diberikan Izin Penyelenggaraan

Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi.

(2) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan layanan

KPU Telekomunikasi atas dasar Kontrak dengan BTIP.

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 5: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

38

Pasal 10

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi berhak

untuk :

a) menggunakan teknologi yang ada secara bebas sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan penyediaan KPU Telekomunikasi;

b) mendapatkan interkoneksi dengan Penyelenggara Jaringan

lainnya;

c) mendapatkan alokasi penomoran apabila diperlukan;

d) menggunakan spektrum frekuensi radio 2390 MHz – 2400 MHz;

dan

e) melanjutkan penyelenggaraan jaringan telekomunikasi secara

komersial setelah masa kontrak berakhir sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

(2) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi hanya

dapat mengembangkan akses dan layanan di wilayah WPUT pada

paket pekerjaan yang menjadi kewajibannya.

Pasal 11

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi memiliki

kewajiban, antara lain:

a) membayar KKPU Telekomunikasi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b) menggunakan alat dan/atau perangkat Telekomunikasi yang

telah memperoleh sertifikat dari Direktorat Jenderal Pos dan

Telekomunikasi;

c) memberlakukan tarif pungut Penyelenggaraan Jaringan Tetap

Lokal KPU Telekomunikasi KPU maksimum sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri ini;

d) melakukan pembukuan keuangan tersendiri atas

Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi;

e) menggunakan produksi dalam negeri sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri ini;

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 6: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

39

f) melaksanakan penyediaan KPU Telekomunikasi berdasarkan

tingkat kualitas layanan sebagaimana yang ditetapkan dalam

kontrak;

g) menjamin interoperability sistem yang dibangun dengan sistem

milik penyelenggara telekomunikasi lainnya;

h) melaksanakan pencatatan atas pendapatan dari setiap terminal

KPU Telekomunikasi dan dilaporkan secara berkala kepada

BTIP; dan

i) menyampaikan data Call Detail Record (CDR) dari setiap

terminal KPU Telekomunikasi ke BTIP.

Pasal 12

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi

ditetapkan oleh Menteri berdasarkan proses pelelangan yang

dilaksanakan oleh BTIP

Pasal 13

(1) Penyelenggaraan KPU Telekomunikasi dibagi dalam 7 (tujuh) paket

pekerjaan yang meliputi 11 (sebelas) blok WPUT yang terdiri dari

desa-desa.

(2) Peserta lelang dapat mengikuti lelang lebih dari 1 (satu) paket

pekerjaan dengan memperhatikan kemampuan keuangan perusahaan.

(3) Peserta lelang dapat menjadi pemenang lelang di lebih dari 1 (satu)

paket pekerjaan.

Pasal 14

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajib

menyediakan, mengoperasikan, memelihara jaringan dan layanan

KPU Telekomunikasi.

(2) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajib

membangun seluruh jaringan akses Telekomunikasi di desa WPUT

yang menjadi kewajibannya.

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 7: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

40

(3) Jaringan akses yang dibangun di desa WPUT sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) sekurang-kurangnya 1 (satu) Satuan Sambungan

Layanan (SSL).

Pasal 17

(1) Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 diterbitkan melalui tahapan

pemberian :

a) Izin Prinsip Penyelenggaraan; dan

b) IzinPenyelenggaraan.

Pasal 18

(1) Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b diterbitkan

setelah sekurang-kurangnya 10 % (sepuluh persen) SSL siap

dioperasikan di WPUT yang menjadi kewajibannya dan telah

memperoleh Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO).

Pasal 23

(1) Penyediaan KPU Telekomunikasi harus menerapkan

prinsip,meliputi:

a) teknologi netral;

b) kualitas pelayanan (quality of service); dan

c) harga yang terjangkau bagi masyarakat

Pasal 24

Berdasarkan pertimbangan prinsip efisiensi, kondisi geografis dan

perkembangan teknologi, Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU

Telekomunikasi dapat menentukan konfigurasi jaringan tersendiri.

Pasal 27

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 8: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

41

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi yang

telah memiliki Izin Penyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar wajib

menerapkan sistem pentarifan yang telah dimiliki.

(2) Penerapan sistem pentarifan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tidak boleh mengakibatkan tarif pungut melebihi tarif pungut

sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 29

(2) Tarif pungut yang diberlakukan dalam Penyelenggaraan Jaringan

Tetap Lokal KPU Telekomunikasi ditetapkan dalam kontrak

berdasarkan penawaran Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU

Telekomunikasi.

Pasal 30

(1) Setiap Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi wajib menyediakan

interkoneksi kepada Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU

Telekomunikasi.

(4) Dalam hal Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU

Telekomunikasi telah memiliki PKS interkoneksi dengan

penyelenggara telekomunikasi lainnya maka wajib menggunakan

PKS interkoneksi yang telah dimiliki.

Pasal 33

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajib

mengoperasikan layanan telekomunikasi untuk panggilan masuk

(incoming) maupun panggilan keluar (outgoing) minimal 8 (delapan)

jam sesuai dengan karakteristik wilayah WPUT.

Pasal 34

(1) Kontrak Penyediaan KPU Telekomunikasi bersifat tahun jamak

(multiyears) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

(2) Kontrak penyediaan KPU Telekomunikasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 9: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

42

(3) sepanjang anggaran tersedia dan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Pasal 35

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi berhak

mendapatkan biaya atas penyediaan KPU Telekomunikasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

(2) Biaya atas penyediaan KPU Telekomunikasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), diberikan berdasarkan kesiapan fungsi dan berbasis

kinerja dari proses penyediaan akses, layanan telekomunikasi,

pengoperasian, dan pemeliharaan.

Pasal 36

(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi berhak

memperoleh seluruh pendapatan dari hasil penyediaan KPU

Telekomunikasi.

(2) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajib

menanggung resiko atas pendapatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dari penyediaan KPU Telekomunikasi.

5. Peraturan Menteri Komunikasi No. 26/PER/M.KOMINFO /07/2008

tanggal 15 Juli 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Komunikasi dan Informatika Nomor : 05/PER/M.KOMINFO/2/2007

tentang Petunjuk Pelaksanaan tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan

Pajak dari Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal

Telekomunikasi/Universal Service Obligation.

Peraturan Perundangan ini hanya mengatur perubahan beberapa

ketentuan dalam Permen Kominfo No.05 Tahun 2007, yaitu:

Pasal 1

(1) Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 7

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 10: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

43

Seluruh KKPU wajib disetor ke Kas BTIP PPK-BLU melalui

rekening Bendahara Penerimaan Balai Telekomunikasi dan

Informatika Perdesaan (BTIP) Ditjen Postel pada Bank Pemerintah

yang ditunjuk dan dikelola sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

(2) Ketentuan dalam Lampiran Angka Romawi III Butir 3 diubah,

manjadi:

KKPU yang belum disetor akan disetor ke rekening Bendahara

Penerimaan Balai Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan (BTIP)

Ditjen Postel dengan Nomor Rekening: 121-0061888883 pada Bank

Mandiri Cabang Gedung Jaya Kantor Kas Gedung Sapta Pesona Jl.

Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110.

6. Keputusan Menkominfo No. 145/KEP/M.KOMINFO/4/2007 tentang

Penetapan Wilayah Kewajiban Pelayanan Universal

Peraturan Perundangan ini menetapkan Wilayah Pelayanan Universal

Telekomunikasi (WPUT) yaitu data desa-desa di seluruh Indonesia yang

akan dibangun Fasilitas Telekomunikasi KPU/USO sekitar 42.000 desa.

WPUT disusun berdasarkan usulan Pemerintah Daerah, Instansi terkait,

dan/atau Masyarakat. Penentuan WPUT dilakukan setelah usulan

tersebut dievaluasi berdasarkan data potensi desa dari Badan Pusat

Statistik (BPS) dengan mempertimbangkan kondisi sebagai berikut :

1) belum tersedia jaringan telekomunikasi; dan/atau

2) belum tersedia layanan telekomunikasi berbasis komunal seperti

telepon umum dan atau warung telekomunikasi.

Terhadap WPUT sebagaimana dimaksud di atas akan dilakukan evaluasi

sesuai dengan dinamika perkembangan wilayah tersebut.

7. Perdirjen Postel No.247/DIRJEN/2008 Tentang wilayah Pelayanan

Universal Telekomunikasi (WPUT) Beban Kontribusi Kewajiban

Pelayanan Universal (KKPU) Telekomunikasi

Peraturan Perundang-undangan ini menyatakan bahwa:

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 11: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

44

Pertama

Menetapkan Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT)

yang pendanaanya melalui Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal

(KKPU) Telekomunikasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I

Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi ini.

Kedua

Penetapan WPUT sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA

merupakan wilayah penyediaan layanan teleponi (memanggil dan

dipanggil), Short Message Service (SMS) dan Jasa Akses Internet.

Keempat

Dalam rangka mempersiapkan WPUT sebagaimana dimaksud dalam

Diktum PERTAMA 'memiliki kemampuan internet (desa pinter), maka

dibeberapa wilayah tertentu dalam Diktum PERTAMA disediakan

layanan internet yang pelaksanaanya

bersamaan dengan penyediaan sebagaimana dimaksud dalam Diktum

KEDUA.

Kelima

Layanan internet sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA

berupa penyediaan :

1) komputer;

2) printer dan pheripheral;

3) modem internet; dan

4) koneksi ke Internet Service Provider (ISP).'

Keenam

WPUT yang memiliki kemampuan internet (desa pinter) sebagaimana

tercantum dalam Diktum KEEMPAT sebagaimana tercantum dalam

Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi ini.

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 12: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

45

8. Nota Kesepahaman antara Menteri Kominfo, Menteri Dalam Negeri

dan Menteri Negara PDT tanggal 17 Oktober 2005 tentang

Koordinasi Kewajiban Pelayanan Universal

Rencana pembangunan KPU/USO ini tentunya tidak akan berjalan

dengan baik tanpa dukungan dan koordinasi semua pihak antara lain

Departemen Dalam Negeri yang mengetahui lebih banyak karakter dan

kemampuan pemerintah daerah dan Kantor Menteri Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal yang memiliki data daerah-daerah di

indonesia yang masih dikategorikan daerah tertinggal serta peran serta

pemerintah daerah sendiri yang menjadi basis pembangunan

infrastruktur perdesaan di daerah, khususnya di dalam hal

pengoperasian, pengelolaan, dan membantu pelaksanaan pengawasan

dan pengendalian asset yang telah dibangun di daerah tersebut, sehingga

sasaran wilayah pembangunan yang meliputi wilayah tertinggal, wilayah

terpencil dan wilayah perbatasan dapat terealisasi pembukaan aksesnya

melakui program KPU/USO. Khusus terkait dengan peranan Pemda,

maka peran sertanya adalah:

1) Memberikan rekomendasi terhadap usulan wilayah pelayanan

universal

2) Memberikan dukungan terhadap penyediaan sarana pendukung

3) Memberikan dukungan pengawasan dan pengendalian

4) Memberikan rekomendasi evaluasi pemanfaatan fastel KPU/USO

5) Memberikan rekomendasi kebijakan relokasi fastel KPU/USO

6) Memberikan dukungan terhadap pemberdayaan lokal investor

Peraturan Perundang-undangan pendukung lainnya yang menjadi landasan

kebijakan pelaksanaan program penyediaan jasa akses telekomunikasi

perdesaan (KPU/USO), antara lain:

a. Keputusan Menteri Keuangan No. 1006 Tahun 2006 tentang

Pembentukan Badan Layanan Umum Untuk Balai Telekomunikasi dan

Informatika Perdesaan, dan

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 13: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

46

b. Surat Menteri Keuangan No. S-205/MK.02/2007 tanggal 11 Mei 2007

tentang Izin Multiyears.

4.2. Pelaksanaan Penyediaan Fastel KPU/USO 2009

4.2.1. Skema Pelaksanaan Penyediaan Fastel KPU/USO

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Bab III di atas bahwa pada

tahun 2003 pemerintah telah melakukan pembangunan fasilitas

telekomunikasi perintisan perdesaan sebanyak 3.051 satuan

sambungan telepon (sst) di 3.013 desa, sedangkan pada tahun 2004

telah membangun sebanyak 2.635 sst di 2.341 desa. Ternyata

pemanfaatan fasilitas telekomunikasi tersebut kurang optimal dan

beberapa aspek kebijakan pengelolaan yang belum diatur secara jelas

dalam Keputusan Menteri Kominfo Nomor: 34 Tahun 2004 tentang

Kewajiban Pelayanan Universal sehingga hasil pembangunan belum

dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan oleh masyarakat.

Mengingat cukup besarnya dana pembangunan KPU/USO yang

diterima oleh BTIP melalui kontribusi KPU/USO telekomunikasi ini,

Pemerintah Cq. Ditjen Postel & BTIP merencanakan melaksanakan

Program Pembangunan / Penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi

Perdesaan (KPU/KPU/USO) yang penetapan pelaksana-nya

ditentukan melalui proses tender secara terbuka. Dalam pelaksanaan

tender KPU/USO ini, diupayakan dan diusulkan untuk

mengutamakan prinsip pengadaan, yang berorientasi pada

suistainable service based contract. Lebih dari itu, tender harus

terbuka dan dikelompokkan berdasarkan blok wilayah. Sedangkan

mereka yang berhak mengikuti tender ini adalah:

a. Penyelenggara JaringanTelekomunikasi.

b. Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi bekerjasama dengan

perusahaan daerah/UKM.

c. Vendor/Kontraktor (bekerjasama dengan penyelenggara jaringan

telekomunikasi

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 14: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

47

Usulan Model Sustainable Service Based Contract itu sendiri

didasari oleh keperluan jaminan keberlangsungan layanan, jaminan

keberlangsungan pengoperasian dan pemeliharaan, hak guna pakai

atas aset investasi pemerintah, dan juga keperluan periode kontrak 5

tahun (nilai ekonomis teknologi dan perangkat).

Secara garis besar, skema penyediaan jasa akses telekomunikasi

perdesaan dalam program KPU/USO ini pada dasarnya mengalami

perubahan dibandingkan dengan skema lama (untuk program

KPU/USO tahun 2003 dan 2004). Menurut skema baru ini:

a. Dana KPU/USO di-earmark hanya untuk KPU/USO dan saldo

akhir tahun menjadi saldo awal tahun berikutnya.

b. Skema pengadaan barang menjadi Skema Pengadaan

Jasa/Layanan (service-based contract) dengan Pola Sewa.

c. Berbasis dukungan pembiayaan terendah (the least cost subsidy)

atas kontrak layanan (service-based contract).

d. Asset menjadi milik/dikelola oleh operator.

e. Penyediaan untuk 5 tahun (multi years).

f. Pengoperasian dan pemeliharaan merupakan bagian integral dari

kontrak.

g. Resiko pengelolaan pada operator.

h. Memungkinkan sustainabilitas akses dan layanan

telekomunikasi.

Dalam pelaksanaannya, pola penyediaan jasa akses telekomunikasi

KPU/USO ini adalah sebagai berikut:

a. Penyediaan akses telekomunikasi dimaksud adalah penyediaan

jasa akses telekomunikasi perdesaan dengan hak

penyelenggaraan yang bersifat non-exclusive.

b. Penyediaan akses telekomunikasi berupa public phone service

(seperti misalnya sejenis wartel) atau layanan telepon umum

lainnya selama 24 jam setiap hari di suatu lokasi tertentu.

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 15: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

48

c. Sistem kontrak yang akan digunakan bersifat Berbasis Kinerja

(performance-based contract) dan bersifat multi years.

d. Kontrak bersifat net-cost / net contract dengan penerimaan

operasi yang dikelola oleh penyedia akses telekomunikasi.

Dengan kata lain, revenue yang diperoleh oleh operator akan

menjadi hak sepenuhnya pada operator yang bersangkutan.

e. Teknologi yang digunakan berbasis teknologi yang independen,

dengan prioritas pada penggunaan produk teknologi dalam

negeri.

f. Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan tarif yang dikenakan oleh

penyelenggara jaringan tetap lokal dominan dan diusulkan oleh

peserta pelelangan sebagai bagian dari evaluasi penawaran.

g. Untuk kebutuhan evaluasi, penyedia layanan wajib menyediakan

laporan teknis dan pelaksanaan kepada Ditjen Postel

Sebagai perbandingan, skema penyediaan jasa akses telekomunikasi

perdesaan dalam program KPU/USO 2003 – 2004 sebagi berikut:

a. Dana KPU/USO hanya untuk satu tahun anggaran.

b. Berbasis kontrak pengadaan barang (asset based contract).

c. Asset menjadi milik/dikelola oleh pemerintah.

d. Pengadaan hanya untuk satu tahun anggaran yang bersangkutan

(single year).

e. Pengoperasian dan pemeliharaan merupakan kegiatan terpisah.

f. Resiko pemeliharaan dan pengoperasian ditanggung oleh

pemerintah.

g. Tidak menjamin sustainabilitas akses dan layanan

telekomunikasi.

Sejalan dengan tujuan dan sasaran BTIP, program penyediaan jasa

akses telekomunikasi dan informatika perdesaan (KPU/USO) ini

dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

a. Jangka Pendek

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 16: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

49

Terwujudnya desa bordering pada tahun 2009 sebanyak 31.824

desa di seluruh Indonesia.

b. Jangka Menengah

Terwujudnya desa punya internet (desa pinter) tahun 2015

dengan mengimplementasikan pelayanan akses informasi di

seluruh kecamatan

c. Jangka Panjang

Terwujudnya masyarakat informasi (information society) pada

tahun 2025 melalui penyelenggaraan pemusatan pelatihan,

pemanfaatan akses informasi, penyelenggaraan TV broadcast

(aggregated broadcast) berbasis kebutuhan masyarakat dan

pelayanan informasi lainnya.

4.2.2. Pelaksanaan Penyediaan Fastel KPU/USO 2009

Tender pelaksanaan program penyediaan jasa akses telekomunikasi

perdesaan (KPU/USO) telah dimulai sejak tanggal 21 September

2007 guna mencari calon-calon pelaksana penyedia jasa akses

telekomunikasi dan informatika perdesaan yang bertanggung jawab

dan memenuhi syarat baik secara finansial, teknis, kualifikasi dan

pelaksanaan dilapangan sesuai Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun

2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah beserta perubahannya dan ketentuan teknis terkait

dengan penyelenggaraan telekomunikasi. Proses pelelangan tersebut

pada awal mulanya berlangsung lancar dengan jumlah pendaftar

sebanyak 45 perusahaan hingga kemudian mengkerucut dalam

proses seleksinya sampai pada akhirnya dalam tahap evaluasi teknis

hanya tersisa dua peserta yaitu PT. ACeS dan PT. Telkom. Dalam

tahap evaluasinya, PT. Telkom ternyata gugur dan kemudian tinggal

tersisa satu peserta, yaitu PT. ACeS. Sesuai dengan ketentuan yang

berlaku maka tahapan selanjutnya adalah tahap pembuktian

kualifikasi. Pada tahap pembuktian kualifikasi PT. ACeS telah

gugur, karena tidak bisa membuktikan dengan sah terhadap

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 17: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

50

pernyataan-pernyataan yang telah diungkapkan /disanggupinya pada

tahap sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut maka dengan demikian

proses tender KPU/USO ini tidak ada peserta pengadaan yang

memenuhi syarat untuk dapat diusulkan oleh panitia/pejabat pembuat

komitmen sebagai calon pemenang kepada menteri sebagaimana

ditentukan dalam dokumen pemilihan. Oleh karena itu, sesuai

Keppres 80/2003 maka proses lelang dinyatakan gagal dan untuk

selanjutnya wajib segera dilaksanakan lelang ulang (retender).

Persiapan ini diawali dengan kajian dan rencana revisi regulasi.

Revisi Kepmen Kominfo No.145/Kep/M.Kominfo/04/2007 tentang

Penetapan Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT)

beserta perubahannya. Ini penting karena terkait dengan

perkembangan industri telekomunikasi yang dinamis mendorong

semakin luasnya jangkauan layanan kepada masyarakat; dan

percepatan kebijakan pemerintah dalam fasilitasi akses layanan

telekomunikasi tidak hanya teleponi dasar akan tetapi secara

bertahap dikembangkan menjadi akses layanan internet. Revisi

Kepmen Kominfo No.145 Tahun 2007 tersebut dituangkan dalam

Peraturan Dirjen Postel No.247/DIRJEN/2008 tentang Wilayah

Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) Beban Kontribusi

Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU) Telekomunikasi.

Berdasarkan Kepmen Kominfo No.145/Kep/M.Kominfo/04/ 2007

jumlah desa yang akan dibangun fastel KPU/USO sebanyak ± 42.000

desa dan berdasarkan Peraturan Dirjen Postel No.247/DIRJEN/2008

jumlah desa yang akan dibangun fastel KPU/USO sebanyak 31.824

desa yang dikelompokkan dalam 11 Blok WPUT. Di samping itu

juga dilakukan revisi terhadap Peraturan Menteri Kominfo No.

11/PER/M.KOMINFO/4/2007 tentang Penyediaan Kewajiban

Pelayanan universal Telekomunikasi dan terhadap Peraturan Menteri

Kominfo No. 38/PER/M.KOMINFO/9/2007 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Kominfo No. 11/PER/M.KOMINFO/4/2007

tentang Penyediaan Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi.

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 18: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

51

Revisi kedua peraturan ini dituangkan dalam Peraturan Menkominfo

No.32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan

Universal Telekomunikasi. Revisi ini juga penting karena terkait

dengan rekomendasi fora internasional dalam Apectel 2008 terkait

dengan kapasitas minimal akses layanan internet untuk wilayah

perdesaan sebesar 200 kbps; percepatan kebijakan pemerintah dalam

fasilitasi akses layanan telekomunikasi tidak hanya teleponi dasar

akan tetapi secara bertahap dikembangkan menjadi akses layanan

internet; perkembangan kebijakan pemerintah terkait investasi dalam

negeri dibidang infrastruktur; dan implementasi standar kualitas

layanan (QoS) penyelenggaraan telekomunikasi. Rincian desa yang

akan dibanguna fastel KPU/USO sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rincian Target Pembangunan Fastel KPU/USO

NO WPUT PROPINSI JUMLAH DESA KPU/USO

TARGET 2009 TARGET 2007

1 Blok I Nangroe Aceh Darrusallam

3.611 5.354

Sumatera Utara 2.809 3.757 Sumatera Barat 1.695 2.014

2 Blok II Jambi 751 873 Riau 701 921 Kepulauan Riau 90 99 Bangka Belitung 141 163

3 Blok III Bengkulu 969 1.131 Sumatera Selatan 1.752 1.996 Lampung 793 861

4 Blok IV Kalimantan Barat 954 1.054 Kalimantan Tengah 1.131 1.139

5 Blok V Kalimantan Timur 798 966 Kalimantan Selatan 914 1.355

6 Blok VI Sulawesi Utara 474 660 Gorontalo 184 286 Sulawesi Tengah 744 887

7 Blok VII Sulawesi Barat 236 302 Sulawesi Selatan 905 1.422 Sulawesi Tenggara 929 1.203

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 19: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

52

NO WPUT PROPINSI JUMLAH DESA KPU/USO

TARGET 2009 TARGET 2007

8 Blok VIII Papua 2.247 2.177 Irian Jaya Barat 768 818

9 Blok IX Maluku 710 899 Maluku Utara 576 597

10 Blok X Bali 139 204 NTB 198 292 NTT 2.031 2.159

11 Blok XI Banten 530 872 Jawa Barat 1.038 1.753 Jawa Tengah 1.551 3.217 Jogjakarta 19 133 Jawa Timur 1.436 2.437

TOTAL DESA 31.824 42.001

Sumber : BTIP

Jumlah WPUT mengalami perubahan dari tahun 2007 yang semula

berjumlah 42.000 desa menjadi 38.471 desa dan terakhir target

pembangunan desa KPU/USO menjadi 31.824 desa setelah pada

tanggal 8 Oktober 2008 PT. Telkomsel menyampaikan data bahwa

“Program Merah Putih” akan dibangun di 6.936 desa berupa

Telepon Berbasis Komunal pada Tahun 2008 – 2009. Berdasarkan

data PT. Telkomsel tersebut, BTIP melakukan pengolahan data

kembali hingga akhirnya ditetapkan desa WPUT sejumlah 31.824

desa yang dituangkan kedalam Perdirjen Postel No:

247/DIRJEN/2008 tentang Wilayah Pelayanan Universal

Telekomunikasi (WPUT) Beban Kontribusi Kewajiban Pelayanan

Universal (KKPU) Telekomunikasi.

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 20: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

53

Gambar 4.1 Peta Pembangunan KPU/USO 2009 – 20014

Setelah revisi peraturan perundang-undangan selesai dilaksanakan,

maka BTIP mengumumkan kembali Lelang KPU/USO yang

disebarluaskan melalui koran nasional dalam hal ini Media Indonesia

dan Media Elektronik melalui website Ditjen Postel pada tanggal 14

Oktober 2008. Proses re-tender Penyediaan Jasa Akses

Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan KPU/USO dilaksanakan

dengan menggunakan metode pelelangan umum dengan

prakualifikasi untuk 7 (tujuh) Paket Pekerjaan Penyediaan Jasa

Akses Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan KPU/KPU/USO.

Tabel 4.2. Rincian Paket Pekerjaan Penyediaan Jasa Akses

Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan KPU/USO

NO PAKET BLOK WPUT PROPINSI

1 Paket 1 Blok I NAD, Sumatera Utara,

dan Sumatera Barat

2 Paket 2 Blok II, dan III Jambi, Riau, Kepulauan

Riau, Kepulauan Bangka

Belitung, Bengkulu,

Sumatera Selatan, dan

Lampung

3 Paket 3 Blok IV, dan V Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah,

Kalimantan Timur dan

Kalimantan Selatan

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 21: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

54

4 Paket 4 Blok VI, VII,

dan IX

Sulawesi Utara,

Gorontalo, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Barat,

Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara,

Maluku dan Maluku Utara

5 Paket 5 Blok VIII Papua dan Irian Jaya Barat

6 Paket 6 Blok X Bali, Nusa Tenggara

Barat, dan Nusa Tenggara

Timur

7 Paket 7 Blok XI Banten, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Daerah Istimewa

Yogyakarta, dan Jawa

Timur

Sumber : BTIP

Berdasarkan hasil proses re-tender Penyediaan Jasa Akses

Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan KPU/USO, maka

pemenang tender untuk 7 (tujuh) Paket Pekerjaan tersebut adalah PT.

Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) dengan nilai kontrak Rp.

1.662.680.453.936,- dan PT. Indonesia Comnet Plus (Icon Plus)

dengan nilai kontrak Rp. 730.100.658.588,- Rincian Paket Pekerjaan

untuk masing-masing pemenang tender sebagai berikut:

Tabel 4.3 Pemenang Tender Penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi

dan Informatika Perdesaan KPU/USO

NO PAKET

PEKERJAAN PEMENANG

TENDER HARGA (Rp.)

TANDA TANGAN KONTRAK

1 Paket 1 PT Telkomsel 553.598.298.243 4 Februari 2009

2 Paket 2 PT Telkomsel 333.070.219.110 16 Januari 2009

3 Paket 3 PT Telkomsel 365.898.864.682 4 Februari 2009

4 Paket 4 (menjadi Paket 1 baru)

PT Indonesia Comnet Plus

274.460.538.027 16 Juli 2009

5 Paket 5 (menjadi Paket 1 baru)

PT Indonesia Comnet Plus

455.640.120.561 16 Juli 2009

6 Paket 6 PT Telkomsel 209.042.257.717 4 Februari 2009

7 Paket 7 PT Telkomsel 201.070.814.184 16 Januari 2009

TOTAL 2,392,781,112,524

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 22: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

55

4.3. Pelaksanaan Penyediaan Fastel KPU/USO Oleh PT. Telkomsel

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa PT. Telkomsel

bertanggungjawab untuk menyediakan Jasa Akses Telekomunikasi dan

Informatika Perdesaan KPU/USO di 5 Paket Pekerjaan yaitu Paket 1, Paket

2, Paket 3, Paket 6, dan Paket 7 dengan total desa sebanyak 24.051 desa.

Tabel 4.4 Jumlah Desa per Paket Pekerjaaan yang dikerjakan

PT. Telkomsel [11]

NO PAKET PEKERJAAN JUMLAH DESA

1 Paket 1 8.115

2 Paket 2 5.197

3 Paket 3 3.797

4 Paket 6 2.368

5 Paket 7 4.574

TOTAL 24.051

Sebelum melaksanakan pembangunan Jasa Akses Telekomunikasi dan

Informatika Perdesaan KPU/USO, PT. Telkomsel melakukan pendataan

ulang (re-Survey) terhadap semua desa yang menjadi tanggung jawabnya

sesuai nama/lokasi desa-desa KPU/USO yang tercantum dalam WPUT. Hal

ini untuk memastikan Solusi Teknologi (ST) yang akan diterapkan pada

masing-masing desa. Berdasarkan hasil pendataan ulang, PT. Telkomsel

membagi desa KPU/USO ke dalam 3 kategori, yaitu:

a. Desa KPU/USO Kategori ST 1, terdiri dari:

1) Desa KPU/USO ST 1 A

Sinyal Frekuensi Seluler Kuat dan Listrik Ada

2) Desa KPU/USO ST 1 B

Sinyal Frekuensi Seluler Kuat dan Listrik Tidak Ada

b. Desa KPU/USO Kategori ST 2, terdiri dari:

1) Desa KPU/USO ST 2 A

Sinyal Frekuensi Seluler Lemah dan Listrik Ada

2) Desa KPU/USO ST 2 B

Sinyal Frekuensi Seluler Lemah dan Listrik Tidak Ada

c. Desa KPU/USO Kategori ST 3, terdiri dari:

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 23: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

56

1) Desa KPU/USO ST 3 A

Sinyal Frekuensi Seluler Tidak Ada (Blank Spot) dan Listrik Ada

2) Desa KPU/USO ST 3 B

Sinyal Frekuensi Seluler Tidak Ada (Blank Spot) dan Listrik Tidak

Ada

Jumlah Desa KPU/USO untuk setiap kategori ditunjukkan pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.5 Jumlah Desa KPU/USO berdasarkan Solusi Teknologi (ST) [11]

NO KATEGORI DESA KPU/USO JUMLAH DESA

1 Desa KPU/USO ST 1 A 12.261

2 Desa KPU/USO ST 1 B 3.293

3 Desa KPU/USO ST 2 A 1.307

4 Desa KPU/USO ST 2 B 1.988

5 Desa KPU/USO ST 3 A 1.276

6 Desa KPU/USO ST 3 B 3.926

Jangka waktu pelaksanaan pembangunan (Instalasi) dan pemeliharaan

(Operational Maintenance) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6 Data periodisasi pembangunan fastel KPU/USO

2009 – 2014 [2]

TAHAPAN

PEKERJAAN

TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013 2014

PERIODE FISIK 24.051 - - - - -

PERIODE LAYANAN 75 - 100 %* 24.051 24.051 24.051 24.051 0 - 20 %**

Sumber : BTIP

Ket: *) dari jumlah total desa sebanyak 24.051 desa

(mulai bulan September dan Desember 2009)

**) dari dari jumlah total desa sebanyak 24.051 desa

(sampai dengan Maret 2014)

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya dalam Bab I bahwa ada 5

(lima) aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan program penyediaan

jasa akses telekomunikasi perdesaan KPU/USO (Desa Berdering). Jadi

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 24: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

57

pelaksanaan pembangunan KPU/USO yang dilakukan oleh PT Telkomsel

akan dilihat dari ke-lima aspek tersebut.

a. Aspek Pengadaan Perangkat KPU/USO

Pengadaan perangkat KPU/USO yang didistribusikan ke desa-desa

KPU/USO disesuaikan dengan Solusi Teknologi (ST) yang diterapkan di

desa-desa KPU/USO tersebut. Berdasarkan pendataan ulang Desa

KPU/USO yang dilakukan oleh Telkomsel, maka ada 3 (tiga) Solusi

Teknologi (ST) yang akan diterapkan di desa KPU/USO, yaitu:

1) Solusi Teknologi 1 / ST 1

Telkomsel menggunakan Solusi Teknologi 1 / ST 1 untuk desa-desa

KPU/USO yang telah terlayani sinyal frekuensi seluler dengan level

pancaran kuat baik sinyal frekuensi seluler dari Telkomsel. Untuk

daerah yang belum tercakup layanan PLN, Telkomsel menggunakan

solusi Solar Cell sebagai catu daya. Untuk solusi pada KBU,

Telkomsel menggunakan perangkat wartel berbasis GSM (Fixed

Wirelles Terminal/FWT) dan menggunakan Display Tarif (Display

Billing) untuk menampilkan biaya dan waktu pemakaian telepon

KPU/USO. Jadi Perangkat KPU/USO yang dibutuhkan untuk

kategori Desa KPU/USO ST 1 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Perangkat KPU/USO untuk kategori Desa KPU/USO ST 1

DESA KPU/USO ST 1 A

DESA KPU/USO ST 1 B

PERANGKAT PENDUKUNG LAINNYA

a. Handset / FWT

b. Display Billing

c. Kartu atau

nomor

a. Handset / FWT

b. Display Billing

c. Kartu atau

nomor

d. Solar Panel

e. Automatic

Power Back Up

(APB)

a. Kamar Bicara Umum

(KBU)

b. Rambu Petunjuk Lokasi

c. Daftar Tarif Layanan

(tabel)

Konfigurasi jaringan ST 1 sebagai berikut:

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 25: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

58

Gambar 4.2 Konfigurasi Jaringan ST 1 [10]

2) Solusi Teknologi 2 / ST 2

Telkomsel akan menggunakan solusi ini pada area-area remote

dimana sinyal Telkomsel sudah mencapai daerah remote jauh, namun

untuk penggunaan di daerah tersebut memerlukan bantuan penguatan

sinyal, sehingga dapat diterima di dalam ruangan. Pada prinsipnya

fitur ini akan memeperkuat sinyal Downlink dan Uplink dari BTS

dengan menambahkan perangkat penguat sinyal active di tempat

yang dikehendaki.

Solusi Stasiun Pengulang diterapkan pada KBU dengan tingkat

penerimaan sinyal yang sangat rendah. Antena Yagi menerima sinyal

lemah yang dipancarkan oleh BTS dan diperkuat oleh repeater

sehingga diperoleh sinyal yang kuat. Untuk daerah yang belum

tercakup layanan PLN, Telkomsel menggunakan solusi solar cell

sebagai catu daya. Jadi Perangkat KPU/USO yang dibutuhkan untuk

kategori Desa KPU/USO ST 2 sebagai berikut:

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 26: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

59

Tabel 4.8 Perangkat KPU/USO untuk kategori Desa KPU/USO ST 2

DESA KPU/USO ST 2 A

DESA KPU/USO ST 2 B

PERANGKAT PENDUKUNG LAINNYA

a. Handset / FWT

b. Display Billing

c. Antena Yagi

d. Kartu atau

nomor

a. Handset / FWT

b. Display Billing

c. Antena Yagi

d. Kartu atau

nomor

e. Solar Panel

(Solar Cell)

f. Automatic

Power Back Up

(APB)

a. Kamar Bicara Umum

(KBU)

b. Rambu Petunjuk Lokasi

c. Daftar Tarif Layanan

(tabel)

Konfigurasi jaringan ST 2 sebagai berikut:

Gambar 4.3 Konfigurasi Jaringan ST 2 [10]

3) Solusi Teknologi 3 / ST 3

Telkomsel menggunakan Solusi Teknologi 3 / ST 3 untuk desa-desa

KPU/USO yang tidak terlayani sinyal frekuensi seluler Telkomsel

yaitu dengan menggunakan perangkat Pico BTS dan menggunakan

VSAT sebagai transmisi backhauling. Jadi Perangkat KPU/USO yang

dibutuhkan untuk kategori Desa KPU/USO ST 3 sebagai berikut:

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 27: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

60

Tabel 4.9 Perangkat KPU/USO untuk kategori Desa KPU/USO ST 3

DESA KPU/USO ST 3 A

DESA KPU/USO ST 3 B

PERANGKAT PENDUKUNG LAINNYA

a. Handset / FWT

b. Display Billing

c. Pico BTS

d. Satellite Modem

e. Remote VSAT

Dish

f. Kartu atau

nomor

a. Handset / FWT

b. Display Billing

c. Pico BTS

d. Satellite Modem

e. Remote VSAT

Dish

f. Kartu atau

nomor

g. Solar Panel

(Solar Cell)

h. Automatic

Power Back Up

(APB)

a. Kamar Bicara Umum

(KBU)

b. Rambu Petunjuk Lokasi

c. Daftar Tarif Layanan

(tabel)

Konfigurasi jaringan ST 3 sebagai berikut:

Gambar 4.4 Konfigurasi Jaringan ST 3 [10]

Pada prinsipnya pendistribusian perangkat KPU/USO ke desa-desa

KPU/USO dan proses instalasi perangkat KPU/USO dilaksanakan

secara bersamaan oleh pihak ketiga (rekanan) yang ditunjuk oleh

Telkomsel. Pada saat dilakukan proses instalasi, pihak ketiga juga

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 28: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

61

menginformasikan cara menggunakan perangkat KPU/USO tersebut

kepada Pengelola KPU/USO.

b. Aspek Kualitas Perangkat KPU/USO

Berdasarkan kesepakatan antara BTIP dan PT. Telkomsel, maka ruang

lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PT. Telkomsel adalah

sebagai berikut:

1) Penyediaan jasa Akses Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan

KPU/USO berupa Penyediaan jaringan akses end-to-end yang

memungkinkan terselenggaranya layanan telekomunikasi.

2) Layanan Telekomunikasi sebagaimana yang dimaksud pada butir 1)

berupa:

a) Membangun seluruh jaringan akses telekomunikasi,

mengoperasikan, memelihara jaringan dan layanan KPU

telekomunikasi dengan kemampuan jaringan yang memungkinkan

layanan teleponi, SMS, dan jasa akses internet terselenggara

secara bersamaan di desa-desa.

b) Mengoperasikan layanan jasa teleponi (memanggil dan dipanggil)

untuk seluruh SSL

c) Memberikan layanan SMS (mengirim dan menerima) untuk

seluruh SSL

d) Menggunakan sistem dan teknologi jaringan akses telekomunikasi

yang memungkinkan akses ke jaringan internet dengan kecepatan

transfer data (through put) minimal 56 Kbps.

3) Teknologi yang digunakan berprinsip pada teknologi netral dengan

prioritas pada produk teknologi dalam negeri.

4) Memenuhi Standar Pelayanan yang telah ditetapkan, yaitu:

a) Layanan Percakapan (Voice Teleponi)

Merupakan layanan percakapan suara dimana pengguna dapat

melakukan panggilan (outgoing) dan menerima panggilan

(Incoming). Percakapan suara ini dapat bersifat local,

percakapan jarak jauh dan percakapan sambungan

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 29: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

62

internasional baik dari pengguna operator yang sama (on-net)

maupun dari pengguna operator yang berbeda (off-net).

Dalam pengoperasian layanan percakapan suara wajib

memenuhi kriteria panggilan tidak terputus karena Drop Call,

tidak adanya delay, kualitas suara jernih dan jelas; tidak ada

gema, suara berisik, atau suara terputus-putus.

Jumlah gangguan yang mengakibatkan kondisi layanan

terhenti (off) per 100 titik < 10% dari total SSL dalam kurun

waktu sebulan. Untuk kriteria ini, penulis tidak melakukan

penelitian dikarenakan survey lapangan dilakukan pada waktu

terbatas < satu bulan.

b) Layanan Jasa Pesan Singkat (SMS)

Merupakan layanan pesan singkat yang dapat digunakan untuk

menyampaikan dan menerima pesan baik dari pengguna operator

yang sama (on-net) maupun dari pengguna operator yang

berbeda (off-net).

c) Kemampuan Akses ke Jaringan Internet

Kemampuan akses ke jaringan internet dengan kecepatan

transfer data (through-put) minimal yaitu 56 KBps yang

dihitung dari terminal kepada perangkat KPU/USO.

Toleransi latency maksimal 750 ms yang dihitung dari

terminal ke jaringan IIX. Untuk kriteria ini, penulis tidak

melakukan penelitian dikarenakan evaluasi dengan metode

survey lapangan dibatasi dari sisi pengguna perangkat

KPU/USO di desa (Remote Site).

Toleransi packet loss maksimal sebesar 2 % yang dihitung dari

terminal ke jaringan IIX. Untuk kriteria ini, penulis tidak

melakukan penelitian dikarenakan evaluasi dengan metode

survey lapangan dibatasi dari sisi pengguna perangkat

KPU/USO di desa (Remote Site).

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 30: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

63

c. Aspek Operasional Perangkat KPU/USO

Berdasarkan kesepakatan antara BTIP dan PT. Telkomsel, maka

Telkomsel harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1) Mengoperasikan layanan telekomunikasi untuk panggilan masuk

(incoming) maupun panggilan keluar (outgoing) minimal 8

(delapan) jam sesuai dengan karakteristik wilayah WPUT.

2) Menjamin layanan telekomunikasi diluar 8 (delapan) jam dengan

ketentuan:

a) Petugas / Pengelola KPU/USO dapat dihubungi dan

mengoperasikan

b) Perangkat dapat dioperasikan untuk panggilan masuk

(incoming) maupun panggilan keluar (outgoing)

c) Menyediakan terminal pelanggan yang mampu mencatat biaya

pemakaian

d) Menyediakan Papan Penunjuk Lokasi layanan telepon umum

beserta jam layanannya di tingkat kecamatan dan di lokasi

d. Aspek Pentarifan Layanan KPU/USO

Berdasarkan kesepakatan antara BTIP dan PT. Telkomsel, maka

Telkomsel harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1) Pemberlakuan tarif layanan jasa teleponi dasar maksimal sesuai

dengan tarif pungut yang ditetapkan dalam Lampiran Permen

Kominfo No.32/PER/M.KOMINFO/X /2008.

2) Menampilkan daftar tarif layanan jasa teleponi dasar. Daftar tarif

layanan KPU/USO yang ditetapkan Telkomsel dapat dilihat pada

tabel berikut:

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 31: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

64

Tabel 4.10 Tarif Layanan KPU/USO

e. Aspek Pemeliharaan Perangkat KPU/USO

PT Telkomsel sebagai pelaksana penyedia jasa akses telekomunikasi

perdesaan KPU/USO (Desa Berdering) menerapkan 2 (dua) sistem

pemeliharaan perangkat KPU/USO yaitu:

1) Sistem Pemeliharaan Perangkat KPU/USO Type Repeater

Secara umum mekanisme sistem pemeliharaan perangkat KPU/USO

type repeater adalah sebagai berikut:

a) Setiap PIC / Koord. Kabupaten berkoordinasi dengan PIC di PT

Telkomsel

b) 1 (satu) orang PIC/Koordinator Kabupaten mengkoordinir

pedesaan dengan operasi mencakup +/- 100 desa.

c) Pengecekan kondisi KPU/USO dilakukan setiap hari secara

remote melalui CDR.

d) Setiap titik KPU/USO mendapat kunjungan minimal satu kali

dalam sebulan.

e) Setiap terjadi gangguan untuk corrective 4 jam untuk perjalanan

darat, 10 jam untuk perjalanan perairan.

Sistem Pemeliharaan Perangkat KPU/USO Type Repeater diuraikan

dalam bagan alir (flowchart) berikut ini:

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 32: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

65

TELKOMSEL

VENDOR TELKOMSEL

PIC/KORD. KABUPATEN TEKNISI WILAYAH

Gambar 4.5 Bagan Alir Sistem Pemeliharaan Perangkat KPU/USO

Type Repeater [3]

2) Sistem Pemeliharaan Perangkat KPU/USO Type VSAT

Secara umum mekanisme sistem pemeliharaan perangkat KPU/USO

type repeater adalah sebagai berikut:

a) Setiap bulan PIC/Koordinasi Wilayah berkoordinasi &

memberikan laporan performance ke PIC Telkomsel.

Mulai

Dari Monitoring Help Desk

(Corrective Maintenace)

Penetapan Jadwal Kunjungan (Preventive Maintenance)

Rekapitulasi Laporan Kunjungan

Rekapitulasi Check List

Rekapitulasi Laporan

Penggunaan Sparepart

Laporan Trouble Shooting

Kunjungan ke titik KPU/USO

Membuat laporan / Check List

Check Fisik Bateray / Power Supply

Check Repeater Penggunaan

Sparepart Trouble Shooting

Trouble Shooting ke lokasi

Penggantian Modul

Laporan Aktivitas Bulanan Rekomendasi & Support Aktivitas

berikutnya

Selesai

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 33: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

66

b) 1 (Satu) orang PIC/Koordinator Area mengkoordinir Teknisi

Wilayah dengan daerah operasi maksimal 500 site, dimana 1

orang Teknisi Wilayah menangani maksimal 30 Site.

c) Pengecekan kondisi BTS dan modem dilakukan setiap hari oleh

NOC secara randem melalui NMS.

d) Setiap Site mendapat kunjungan Preventive Maintenance minimal

1 kali dalam 6 bulan.

e) Setiap terjadi gangguan untuk corrective 4 jam untuk perjalanan

darat, 10 jam untuk perjalanan perairan

Gambar 4.6 Flowchart Sistem Pemeliharaan Perangkat KPU/USO

Type VSAT [3]

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 34: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

67

4.4. Sumber Pembiayaan

Pemerintah menyadari sepenuhnya, bahwa pembebanan pembangunan

KPU/USO melalui APBN seperti yang pernah berlangsung pada tahun 2003

dan 2004 tersebut di atas tidak dapat diteruskan. Hal ini karena dana APBN

semakin terbatas. Sebagai konsekuensinya, jumlah kumulatif desa yang

dapat memperoleh pembangunan fasilitas KPU/USO dengan dana APBN

juga sangat terbatas jumlahnya, sehingga harapan agar seluruh desa yang

masih terkendala akses telekomunikasi tidak dapat segera memperoleh akses

tersebut. Itulah sebabnya, satu-satunya alternatif yang kemudian diputuskan

oleh pemerintah adalah melalui penarikan kontribusi KPU/USO

telekomunikasi dari para penyelenggara telekomunikasi.

Berdasarkan Lampiran J, Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 2009 Tentang

Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan

Depkominfo tanggal 16 Januari 2009, besarnya kontribusi Kewajiban

Pelayanan Universal Telekomunikasi / Universal Service Obligation

(KPU/USO) per tahun buku adalah sebesar 1,25 % dari pendapatan kotor

penyelenggaraan telekomunikasi. Besaran KKPU Telekomunkasi ini naik

sebesar 0,5 % dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar 0,75% dari

pendapatan kotor operator. Dengan berlipatnya jumlah dana kontribusi ini,

diharapkkan pula jumlah desa yang segera dapat terakses telekomunikasi

dapat segera terealisasi secara bertahap namun dengan tingkat akselerasi

yang cukup tinggi.

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 35: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia 68

BAB 5

EVALUASI IMPLEMENTASI DAN KEMANFAATAN

JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PERDESAAN

KPU/USO DI PROPINSI JAMBI

5.1. Kondisi Geografis Wilayah Propinsi Jambi

Propinsi Jambi merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam wilayah

pelayanan universal telekomunikasi (WPUT). Hal ini dikarenakan masih

banyak desa-desa di wilayah Propinsi Jambi yang belum terlayani akses

telekomunikasi, terlebih lagi kondisi geografis wilayah Propinsi Jambi yang

dominan bergunung-gunung. Secara geografis Propinsi Jambi terletak antara

0º 45¹ 2º 45¹ LS dan 101º 0¹ - 104º 55 BT dengan wilayah keseluruhan

seluas 53.435.72 KM² dengan luas daratan 51.000 Km2 , luas lautan 425,5

Km2 dan panjang pantai 185 Km. Batas-batas Wilayah Propinsi Jambi

adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara dengan Propinsi Riau

b. Sebelah Selatan dengan Propinsi Sumatera Selatan

c. Sebelah Barat dengan Propinsi Sumatera Barat

Propinsi Jambi termasuk dalam kawasan segi tiga pertumbuhan Indonesia-

Malaysia-Singapore (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-

GT). Dengan adanya pemekaran Wilayah Kabupaten seperti UU No. 25

Tahun 2008, saat ini Propinsi Jambi terbagi menjadi 9 Kabupaten dan 2

Kota yaitu :

a. Prov. Jambi ke Kabupaten Kerinci, (Ibukota Sungai Penuh) 419 Km.

b. Prov. Jambi ke Kabupaten Sarolangun, (Ibukota Sarolangun) 179 Km

c. Prov. Jambi ke Kabupaten Merangin, (Ibukota Bangko) 190 Km

d. Prov. Jambi ke Kabupaten Bungo, (Ibukota Muara Bungo) 252 Km.

e. Prov.Jambi ke Kabupaten Tebo, (Ibukota Muara Tebo) 206 Km

f. Prov.Jambi ke Kabupaten Batanghari, (Ibukota Muara Bulian) 60 Km

g. Prov.Jambi ke Kabupaten Muara Jambi, (Ibukota Sengeti) 27 Km

h. Prov.Jambi ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (Ibukota Kuala

Tungkal) 131 Km

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 36: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

69

i. Prov.Jambi ke Kabupaten Tanjung Jabung Timur, (Ibukota Muara

Sabak) 129 Km

j. Prov.Jambi ke Kota Jambi yang juga merupakan (Ibukota Propinsi

Jambi) 3 Km

k. Prov.Jambi ke Kota Sungai Penuh (Ibukota Kerinci) 420 Km

dan terdiri dari :

a. 128 Kecamatan difinitif

b. 1.179 Desa

c. 150 Kelurahan

5.2. Pelaksanaan Pembangunan KPU/USO di Propinsi Jambi

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam Bab IV di atas bahwa jumlah

desa di Propinsi Jambi yang tercatat sebagai Wilayah Pelayanan Universal

Telekomunikasi (WPUT) adalah sebanyak 751 desa. Berdasarkan hasil

pendataan ulang yang dilakukan oleh Telkomsel diketahui bahwa terdapat

11 (sebelas) desa yang menolak untuk dilaksanakan pembangunan

KPU/USO / Desa Berdering. Alasan kenapa desa tersebut menolak lebih

dikarenakan desa tersebut telah terjangkau sinyal frekuensi seluler, atau desa

tersebut telah mengalami pemekaran wilayah sehingga desa tersebut sudah

mengalami perubahan nama desa dan struktur desa. Jadi total desa

KPU/USO yang ada di Propinsi Jambi adalah sebanyak 740 desa. Daftar 11

(sebelas) desa yang menolak dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.1 Desa Yang Menolak Pembangunan KPU/USO

Di Propinsi Jambi [11]

NO KABUPATEN KECAMATAN DESA

1 Batanghari Maro Sebo Ilir Bukit Sari

2 Batanghari Maro Sebo Ilir Danau Embat

3 Batanghari Maro Sebo Ilir Karyamukti

4 Batanghari Maro Sebo Ilir Kehidupan Baru

5 Batanghari Muara Bulian Malapari

6 Batanghari Muara Bulian Pelayangan Rambahan

7 Batanghari Pemayung Olak Rambahan

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 37: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

70

8 Batanghari Pemayung Pulau Raman

9 Batanghari Pemayung Selat

10 Batanghari Pemayung Teluk

11 Muaro Jambi Jambi Luar Kota Mendalo Laut

Untuk data 740 desa KPU/USO di Propinsi Jambi dapat dilihat di halaman

lampiran. Jumlah desa KPU/USO di Propinsi Jambi berdasarkan kategori

Solusi Teknologi desa KPU/USO hasil pendataan ulang oleh Telkomsel

sebagai berikut:

Tabel 5.2 Jumlah Desa KPU/USO Berdasarkan Kategori ST Desa

KPU/USO [11]

NO KATEGORI DESA

KPU/USO

JUMLAH DESA

KPU/USO PROSENTASE

1 Desa KPU/USO ST 1 A 241 Desa 32.57 %

2 Desa KPU/USO ST 1 B 58 Desa 7.83 %

3 Desa KPU/USO ST 2 A 234 Desa 31.62 %

4 Desa KPU/USO ST 2 B 82 Desa 11.08 %

5 Desa KPU/USO ST 3 A 34 Desa 4.60 %

6 Desa KPU/USO ST 3 B 91 Desa 12.30 %

JUMLAH TOTAL 740 Desa 100 %

Berdasarkan Progress Report dan Rencana Implementasi Proyek KPU/USO

PT Telkomsel diketahui bahwa total desa KPU/USO yang telah diinstalasi

perangkat KPU/USO dan dalam status bisa digunakan (On-Air) untuk posisi

Desember 2009 adalah sebanyak 712 desa KPU/USO atau sekitar 96.216 %

dari total desa KPU/USO yang direncanakan.

5.3. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh Penulis dalam melakukan evaluasi

terhadap implementasi dan kemanfaatan Jasa Akses Telekomunikasi

Perdesaan / KPU/USO adalah metode kuantitatif deskriptif yaitu

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 38: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

71

metode/pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menggambarkan

karakteristik dari variabel-variabel dalam suatu situasi dan dinyatakan dalam

skala pengukuran nominal. Skala pengukuran nominal ini

mengklasifikasikan pengamatan dari sampel atau populasi dalam kategori

tertentu seperti mengklasifikasikan jenis kelamin, agama, pekerjaan, atau

area geografis. Data hasil skala pengukuran nominal akan dianalisis dengan

metode statistik non-parametrik. Untuk mengidentifikasi hal-hal diatas

digunakan angka-angka sebagai simbol dan hasil analisisnya dipresentasikan

dalam bentuk persentase. Metode statistik non-parametrik adalah metode

statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang mempunyia skala

pengukuran nominal dan metode ini tidak mempersyaratkan bentuk

distribusi populasi (bebas distribusi) serta asumsi-asumsi lainnya yang

dibutuhkan pada statistik parametrik [12] [13].

5.3.1 Pengumpulan Data

Ada 2 (dua) jenis data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian

ini yaitu:

a. Data Primer

Data Primer merupakan data yang dihimpun langsung oleh peneliti

dari suatu responden yang dijadikan sampel melalui wawancara,

pengisian angket, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi atau

lainnya. Untuk penelitian ini penulis menggunakan Metode

Pengumpulan Data Primer Secara Aktif yaitu data primer akan

dihimpun dengan cara wawancara dan pengisian angket

(Kuesioner) terhadap responden yaitu pengelola perangkat

KPU/USO dan masyarakat desa pengguna KPU/USO. Responden

diberi kuesioner secara langsung dan diminta mengisi semua

pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Pertanyaan yang diajukan

umumnya berisi dua hal utama yaitu pertama menanyakan profil

responden dan bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan pokok

menyangkut tema dan masalah yang diteliti. Bentuk angket yang

digunakan adalah Angket Tertutup (Angket Berstruktur) yaitu

angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 39: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

72

responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan

karateristik dirinya.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang dihimpun oleh peneliti dari

pihak kedua dan data tersebut telah tersedia serta dapat diperoleh

oleh peneliti dengan cara membaca, malihat, atau mendengar.

Untuk penelitian ini data sekunder berasal dari BTIP, Telkomsel,

Internet, atau lainnya.

5.3.2 Mendesain Sampel

Secara garis besar ada dua desain sampel utama yaitu:

a. Desain Probabilitas

Desain Probabilitas merupakan desain sampel untuk memberikan

peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel.

b. Desain Non-Probabilitas.

Desain Non-Probabilitas merupakan desain sampel yang

memberika kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi

untuk dijadikan anggota sampel.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan model desain

probabilitas dengan teknik pengambilan sampel secara Random

Bertingkat Proporsional (Proportionate Stratified Random Sampling).

Teknik pengambilan sampel secara Random Bertingkat Proporsional

(Proportionate Stratified Random Sampling) merupakan cara

pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata

secara proposional.

5.3.3 Penentuan Besaran Sampel

Untuk pengambilan sampel secara Random Bertingkat Proporsional

(Proportionate Stratified Random Sampling) maka digunakan rumusan

Al-Rasyid [12] sebagai berikut:

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 40: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

73

BE

Zno

.2

2

)1( ............................................ Pers. (5.1)

Dan

Nno .)2( ........................................................ Pers (5.2)

Dimana:

= Taraf Signifikansi dari penelitian

Z = Nilai dalam Tabel Distribusi Normal

BE = Bond of Error

N = Total Populasi yang dijadikan sampel

Jika nilai no(1) > no(2) maka jumlah sampel ditentukan berdasarkan

rumusan berikut ini :

N

no

non

1)1(1

)1( ............................................... Pers (5.3)

Sedangkan untuk pengambilan sampel menurut tingkatan (strata)

populasi dalam hal ini tingkatan strata populasi adalah ST 1 A, ST 1 B,

ST 2 A, ST 2 B, ST 3 A, dan ST 3 B, maka digunakan rumusan Al-

Rasyid [12] sebagai berikut:

nxN

Nini ......................................... Pers (5.4)

Dimana:

ni = Jumlah Sample menurut Stratum

n = Jumlah Sampel seluruhnya

Ni = Jumlah Populasi menurut Stratum

N = Jumlah Populasi seluruhnya

Untuk penelitian tentang evaluasi terhadap implementasi dan

kemanfaatan penyediaan jasa akses telekomunikasi perdesaan

diketahui bahwa jumlah populasi yang akan dijadikan sampel adalah

740 desa KPU/USO, dengan asumsi nilai adalah 0.05 dan nilai BE

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 41: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

74

adalah 10 % serta nilai Z adalah 1.99, jadi penghitungan besaran

sampel sebagai berikut:

10.02

99.12

)1(

xno

0025.99)1(no

Dan

37)740)(05.0(.)2( Nno

Karena no(1) > no(2), maka besaran sampel ditentukan dengan

menggunakan Pers. (5.3), sehingga:

42438119.87

740

10025.991

0025.99n

Sampeln 87

Jadi jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian

ini adalah sebanyak 87 Desa KPU/USO.

Dari jumlah sampel tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-

masing sampel menurut kategori desa KPU/USO (sebagaimana Tabel

5.3) secara proporsional dengan menggunakan rumusan Pers. (5.4).

Berdasarkan rumusan tersebut maka jumlah sampel untuk setiap

kategori desa KPU/USO dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 5.3 Jumlah Sampel Berdasarkan Kategori Desa KPU/USO

NO KATEGORI DESA

KPU/USO

JUMLAH

DESA KPU/USO

JUMLAH SAMPEL

DESA KPU/USO

1 Desa KPU/USO ST 1 A 241 Desa 28

2 Desa KPU/USO ST 1 B 58 Desa 7

3 Desa KPU/USO ST 2 A 234 Desa 27

4 Desa KPU/USO ST 2 B 82 Desa 10

5 Desa KPU/USO ST 3 A 34 Desa 4

6 Desa KPU/USO ST 3 B 91 Desa 11

JUMLAH TOTAL 740 Desa 87 Sampel

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 42: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

75

5.4. Data Umum Pelaksanaan Survey Lapangan

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Tabel 5.3 di atas diketahui bahwa

survey lapangan dalam rangka Evaluasi Implementasi dan Kemanfaatan

Penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan /

KPU/USO dilakukan terhadap 87 (delapan puluh tujuh) Desa KPU/USO

yang ada di Propinsi Jambi. Penulis telah melakukan survey lapangan di

desa-desa KPU/USO tersebut dengan berbagai kondisi geografis yang

berbeda-beda, sebagai berikut:

Tabel 5.4 Kondisi Geografis Sampel Desa KPU/USO

NO KONDISI GEOGRAFIS PERSENTASE (%)

1 Pantai / Datar 9.20

2 Lembah / DAS /

Bergelombang 16.09

3 Lereng Bukit 27.59

4 Rawa-rawa 21.84

5 Gunung / Pegunungan Tinggi 25.29

Sedangkan kondisi infrastruktur yang ada di desa KPU/USO dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 5.5 Kondisi Infrastruktur Desa KPU/USO yang di survey

NO KONDISI INFRASTRUKTUR PERSENTASE (%)

1 Listrik Ada 75.86

Tidak Ada 24.14

2 Jalan Aspal 70.11

Tanah 29.89

3 Jaringan

Telekomunikasi

Ada 93.10

Tidak Ada 6.90

4 Sinyal Seluler Kuat 67.82

Lemah 32.18

Tidak Ada 0.00

5 Operator Seluler Telkomsel 100.00

Indosat 64.37

Excelcomindo 44.83

Telkom 13.79

Lain-lain 10.34

Dalam pelaksanaan survey lapangan ini, penulis menyebarkan kuesioner

isian kepada Pengelola Fastel KPU/USO (Mitra KPU/USO) dan Masyarakat

Desa KPU/USO sebanyak 308 responden terdiri dari 87 responden dari

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 43: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

76

Pengelola Fastel KPU/USO dan 221 responden dari Masyarakat Desa

KPU/USO. Karakteristik dari responden ini ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 5.6 Karakteristik Responden di Desa KPU/USO

NO KARAKTERISTIK RESPONDEN PERSENTASE

1 Jenis Kelamin a. Laki-laki 66.56

b. Perempuan 33.44

2 Umur Responden a. < 20 th 10.71

b. 20 - 29 Th 24.35

c. 30 - 39 Th 38.96

d. 40 - 49 Th 23.38

e. 50 - 59 Th 2.27

f. > 59 Th 0.32

3 Status Responden a. Menikah 79.22

b. Belum / Tidak

Menikah 20.78

4 Pendidikan a. Tidak Sekolah 1.30

b. Setingkat SD 6.82

c. Setingkat SMP 23.70

d.Setingkat SMU 61.69

e. Setingkat Diploma 0.97

f. Setingkat S1 5.52

g. Setingkat S2 0.00

h. Setingkat S3 0.00

5 Pekerjaan a. Pelajar / Mahasiswa 12.01

b. PNS 7.79

c. Pegawai Swasta 20.78

d. TNI / Polri 0.00

e. Ibu RT 19.48

f. Tidak Bekerja 6.82

g. Lainnya: 33.12

6 Penghasilan rata-rata a. < 500 rb 12.63

b. 500 rb - 1 jt 46.84

c. 1 - 2 jt 32.63

d. 2 - 3 jt 7.37

e. > 3 jt 0.53

Berdasarkan hasil survey lapangan, penulis juga menemukenali bahwa

sebagian besar responden di desa-desa KPU/USO atau sekitar 91,88 % telah

memiliki sarana telekomunikasi berupa telepon genggam (Handphone/HP).

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 44: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

77

5.5. Aspek Pengadaan Perangkat KPU/USO

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya bahwa

penyediaan jasa akses telekomunikasi dan informatika perdesaan

dilaksanakan berdasarkan kondisi geografis desa KPU/USO dan kategori

Solusi Teknologi (ST) yang akan dibangun yaitu ST 1 A, ST 1 B, ST 2 A,

ST 2 B, ST 3 A, dan ST 3 B. Dalam hal aspek pengadaan perangkat

sebagian besar desa KPU/USO atau sebanyak 86,21 % desa KPU/USO yang

disurvey telah menerima Perangkat Fastel KPU/USO secara lengkap dan

hanya 12 Desa KPU/USO atau sekitar 13,79 % desa KPU/USO yang

disurvey yang belum menerima Perangkat Fastel KPU/USO secara lengkap.

Jenis perangkat Fastel KPU/USO yang belum diterima oleh desa KPU/USO

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7 Jenis Perangkat Fastel KPU/USO yang Belum Diterima

NO JENIS PERANGKAT FASTEL

KPU/USO PERSENTASE (%)

1 Handset / FWT 14.29

2 Display Billing 21.43

3 Kartu atau nomor 14.29

4 KBU 50.00

Apabila hasil survey dibandingkan antar desa KPU/USO untuk setiap

kategori diketahui bahwa ada 3 kategori desa KPU/USO yang belum

menerima Perangkat Fastel KPU/USO secara lengkap yaitu desa KPU/USO

ST 1 A, ST 2 A, dan ST 3 B. Persentase jumlah perangkat fastel KPU/USO

untuk setiap kategori desa KPU/USO sebagai berikut:

Tabel 5.8 Jenis Perangkat Fastel KPU/USO yang belum diterima

untuk setiap kategori Desa KPU/USO

NO

JENIS

PERANGKAT

FASTEL

KPU/USO

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 Handset / FWT 14.29 0.00 16.67 0.00 0.00 0.00

2 Display Billing 0.00 0.00 33.33 0.00 0.00 100.00

3 Kartu atau nomor 14.29 0.00 16.67 0.00 0.00 0.00 4 KBU 71.43 0.00 33.33 0.00 0.00 0.00

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 45: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

78

Dari sisi Solusi Teknologi yang diterapkan, sekitar 43,68 % responden

(Pengelola KPU/USO) menyatakan Solusi Teknologi Telekomunikasi yang

digunakan telah sesuai dengan kondisi daerah setempat, dan hanya sekitar

11,49 % responden (Pengelola Desa KPU/USO) menyatakan kurang sesuai.

Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa sekitar 39.08 % responden

menyatakan kualitas perangkat fastel KPU/USO yang diterima oleh

pengelola KPU/USO memuaskan, sekitar 35,63 % cukup memuaskan,

sekitar 11,49 % kurang memuaskan, dan hanya sekitar 2,30 % yang

menyatakan tidak memuaskan. Persentase responden yang menyatakan

kurang memuaskan dan tidak memuaskan umumnya berasal dari desa

KPU/USO kategori ST 3 A dan ST 3 B yang menggunakan Teknologi

VSAT dengan bantuan Panel Surya (Solar Cell). Berdasarkan wawancara

penulis dengan pengelola fastel KPU/USO, kondisi tersebut disebabkan

sering adanya gangguan komunikasi dan kerusakan perangkat fastel

KPU/USO yang tidak segera dilakukan perbaikan / pemeliharaan.

Persentase responden untuk masing-masing kategori desa KPU/USO atas

kualitas perangkat KPU/USO yang terpasang ditunjukkan pada Tabel 5.9

berikut ini:

Tabel 5.9 Persentase Responden Atas Kualitas Perangkat Fastel KPU/USO

untuk setiap kategori Desa KPU/USO

NO

KUALITAS

PERANGKAT

FASTEL

KPU/USO

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 Sangat

Memuaskan 17.86 0.00 18.52 0.00 0.00 0.00

2 Memuaskan 53.57 14.29 51.85 30.00 25.00 0.00 3 Cukup

Memuaskan 28.57 85.71 25.93 70.00 25.00 18.18

4 Kurang

Memuaskan 0.00 0.00 3.70 0.00 50.00 63.64

5 Tidak

Memuaskan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 18.18

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 46: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

79

Jika melihat jangka waktu proses pengadaan sampai dengan instalasi

perangkat KPU/USO sekitar 85,06 % atau sebanyak 74 Desa KPU/USO

telah dipasang perangkat fastel KPU/USO dalam waktu kurang dari 3 hari

kerja dan hanya terdapat 1 desa KPU/USO yaitu desa KPU/USO kategori

ST 3 B yang perangkat fastel KPU/USO-nya dipasang dalam jangka waktu

lebih dari 11 hari kerja. Pada saat dilakukan proses instalasi / pemasangan

perangkat fastel KPU/USO oleh rekanan Telkomsel (Kisel), sebanyak 75

responden (pengelola fastel KPU/USO atau sekitar 86,21 % telah menerima

pelatihan singkat tentang cara mengoperasionalkan perangkat tersebut.

Apabila hasil survey dibandingkan untuk setiap kategori desa KPU/USO

diketahui bahwa persentase terendah dari responden (pengelola fastel

KPU/USO) yang telah menerima pelatihan singkat berasal dari desa

KPU/USO kategori ST 3 A dan ST 3 B. Hal ini dikarenakan rekanan

Telkomsel (PT AJN Solusindo) yang melakukan kegiatan instalasi

perangkat fastel KPU/USO meminta Pengelola KPU/USO untuk

mempelajari sendiri cara mengoperasikan perangkat fastel KPU/USO dari

buku panduan yang diberikan. Perbandingan persentase responden yang

telah menerima pelatihan singkat untuk tiap-tiap kategori desa KPU/USO

sebagai berikut:

Tabel 5.10 Persentase Responden yang telah menerima pelatihan singkat

untuk setiap kategori Desa KPU/USO

NO

PEMBERIAN

PELATIHAN

SINGKAT

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 YA 96.43 100.00 88.89 80.00 75.00 54.55 2 TIDAK 3.57 0.00 11.11 20.00 25.00 45.45

Jenis pelatihan yang diberikan kepada responden sebagai Pengelola

KPU/USO sebagai berikut:

Tabel 5.11 Jenis Pelatihan yang diberikan ke Pengelola KPU/USO

NO JENIS PELATIHAN PERSENTASE (%)

1 Cara membuka dan mengunci

perangkat FWT

98.67

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 47: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

80

2 Cara mengatasi perangkat

KPU/USO jika ada gangguan

ringan

41.33

3 Cara mengirimkan dan membuka

SMS 86.67

4 Cara mengetahui sisa pulsa

telepon KPU/USO dan berapa

jumlah pulsa yang telah

digunakan.

90.67

5 Cara melakukan isi ulang pulsa

perangkat KPU/USO 78.67

Terdapat 2 (dua) hal mengapa responden (pengelola KPU/USO) tidak

mendapat pelatihan singkat cara mengoperasionalkan perangkat fastel

KPU/USO, yaitu:

a. Pada saat dilakukan instalasi perangkat KPU/USO, responden sebagai

Pengelola KPU/USO tidak berada di tempat atau sekitar 16,67 %

responden.

b. Petugas Instalasi Perangkat KPU/USO meminta Bapak/Ibu/Sdr/i.

sebagai Pengelola KPU/USO untuk memperlajari sendiri cara

mengoperasikan perangkat KPU/USO dari buku panduan yang diberikan

atau sekitar 83,33 % responden.

Penulis juga melihat bahwa tidak semua perangkat FWT yang telah

dipasang dalam status aktif (On-Air). Dilihat dari status perangkat FWT

yang telah terpasang, sebanyak 9 desa KPU/USO yang di survey (10,34 %)

ditemukan hanya 1 (satu) perangkat FWT saja dalam kondisi Aktif (On-Air)

dari 2 (dua) perangkat FWT yang diterima. Ke-sembilan desa KPU/USO

tersebut berasal dari desa KPU/USO kategori ST 1 A, ST 1 B, ST 2 A, dan

ST 3 B. Berikut persentase desa KPU/USO terhadap status perangkat fastel

KPU/USO yang dipasang:

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 48: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

81

Tabel 5.12 Persentase Desa KPU/USO terhadap Kondisi/Status

Perangkat KPU/USO

NO

PERANGKAT

FASTEL

KPU/USO

DALAM

KONDISI

AKTIF (ON

AIR)

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 1 Perangkat 10.71 14.29 11.11 0.00 0.00 18.18

2 2 Perangkat 85.71 85.71 88.89 100.00 100.00 81.82

3 > 2 Perangkat 3.57 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa desa KPU/USO kategori

ST 3 B mempunyai persentase terbanyak untuk 1 perangkat fastel

KPU/USO dalam kondisi aktif (on air).

5.6. Aspek Kualitas Layanan KPU/USO

Jenis layanan yang dapat diberikan oleh Perangkat fastel KPU/USO kepada

responden (Pengelola KPU/USO dan Masyarakat Desa) hanya Layanan

Percakapan (Voice), dan Layanan Pesan Singkat (Short Message Service /

SMS). Sedangkan Layanan Akses Internet Belum dapat digunakan. Untuk

Layanan Percakapan (Voice), jenis panggilan yang sering dilakukan oleh

Pengguna Perangkat fastel KPU/USO, sebagai berikut:

Tabel 5.13 Jenis Layanan Percakapan (Voice) yang sering digunakan

responden

NO JENIS LAYANAN PERSENTASE (%)

1 Panggilan Lokal 96.64

2 Panggilan Sambungan

Langsung Jarak Jauh (SLJJ) 92.02

3 Panggilan Sambungan

Langsung Internasional

(SLI) 13.45

4 Tidak ada satupun jenis

panggilan yang dapat

dilakukan 1.26

Sedangkan tingkat keberhasilan panggilan yang dilakukan responden

ditunjukkan pada tabel berikut:

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 49: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

82

Tabel 5.14 Keberhasilan Panggilan Telepon Perangkat KPU/USO

NO TINGKAT KEBERHASILAN PERSENTASE (%)

1 Sekali men-dial, langsung

terkoneksi 77.73

2 Lebih dari satu kali men-dial,

baru dapat terkoneksi 23.11

3 Lainnya 2.52

Apabila hasil survey dibandingkan untuk setiap kategori desa KPU/USO,

maka tingkat keberhasilan lebih dari satu kali men-dial baru dapat

terkoneksi sering terjadi di desa KPU/USO ST 3 A dan ST 3 B dengan

persentase lebih dari 80 %. Hal ini ditunjukkan pada tabel 5.15 berikut ini:

Tabel 5.15 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

terhadap tingkat keberhasilan panggilan

NO

TINGKAT

KEBERHASILAN

PANGGILAN

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 Sekali men-dial,

langsung terkoneksi

86.52 91.30 87.50 100.00 20.00 8.33

2 Lebih dari satu kali

men-dial, baru

dapat terkoneksi

14.61 8.70 9.38 0.00 80.00 91.67

3 Lainnya 0.00 0.00 3.13 0.00 0.00 16.67

Untuk gangguan percakapan yang mungkin diterima pengguna fastel

KPU/USO, berdasarkan hasil survey lapangan diketahui bahwa sebagian

responden atau sekitar 58,82 % responden hampir tidak pernah mengalami

gangguan percakapan, dan sebagian lagi sekitar 44,54 % pernah mengalami

gangguan percakapan dengan tingkatan yang berbeda yaitu :

a. Kadang-kadang : 25,63 %

b. Sering : 15,13 %

c. Sangat Sering : 3,78 %

Apabila hasil survey lapangan untuk gangguan percakapan dibandingkan

diantara kategori desa KPU/USO diketahui bahwa desa KPU/USO ST 1 A,

ST 1 B, dan ST 2 B merupakan desa KPU/USO yang tingkat gangguan

percakapannya paling rendah, diatas 60 % responden menyatakan tidak

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 50: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

83

pernah mengalami gangguan percakapan. Sedangkan desa KPU/USO ST 3

A dan ST 3 B merupakan desa KPU/USO yang tingkat gangguan

percakapannya paling tinggi, diatas 50 % responden menyatakan pernah

mengalami gangguan percakapan. Perbandingan hasil survey lapangan

diantara tiap-tiap kategori desa KPU/USO untuk tingkat gangguan

percakapan terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.16 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

terhadap tingkat gangguan percakapan

NO

TINGKAT

KEBERHASILAN

PANGGILAN

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 Sangat Sering 0.00 0.00 3.13 0.00 20.00 20.83

2 Sering 6.74 0.00 18.75 0.00 53.33 75.00

3 Kadang-kang 23.60 30.43 43.75 23.08 13.33 16.67

4 Tidak Pernah 70.79 69.57 34.38 76.92 13.33 4.17

Persentase bentuk gangguan yang paling dominan yang diterima responden

saat menggunakan layanan percakapan (voice) adalah percakapan terputus

tiba-tiba (drop call). Persentase bentuk gangguan sebagai berikut:

Tabel 5.17 Bentuk Gangguan Percakapan Pada Perangkat Fastel KPU/USO

NO BENTUK GANGGUAN PERSENTASE (%)

1 Percakapan terputus tiba-tiba

(drop call) 31.51

2 Terdapat jeda waktu (delay) yang

cukup lama saat melakukan

panggilan

6.30

3 Terdapat Gema (Tunggang Delay) 7.56

4 Perangkat/FWT KPU/KPU/USO

tetap tersambung (Call Release

Delay) dengan nomor yang

ditelepon, walaupun perangkat

telepon telah ditutup.

0.84

5 Lainnya:

Timbul kode pelayanan terbatas

atau perangkat tidak bisa

digunakan untuk menelepon

0.84%

Kategori desa KPU/USO yang paling sering mengalami bentuk gangguan

percakapan terputus tiba-tiba (drop call) adalah desa KPU/USO ST 3 A dan

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 51: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

84

ST 3 B yaitu di atas 70 % (perbandingan hasil survey untuk setiap kategori

desa KPU/USO terlampir).

Kualitas suara yang diterima pada saat responden melakukan percakapan

baik saat melakukan panggilan (Incoming) maupun saat menerima panggilan

(Outgoing) sebagian besar kondisi suara yang diterima jernih dan jelas,

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.18 Kualitas Suara Yang Diterima

NO KUALITAS SUARA PERSENTASE (%)

1 Suara Jernih dan Jelas 79.41

2 Suara Putus-putus 18.07

3 Suara Berisik 0.84

4 Suara bergema 7.14

5

Lainnya …..

Tidak ada suara / Suara dari

penelepon tidak bisa terdengar

atau sebaliknya

1.26

Untuk Layanan Jasa Pesan Singkat (SMS), tingkat keberhasilan layanan

Pesan Singkat / SMS untuk menerima dan mengirim baik dari pengguna

operator yang sama (On-Net) maupun dari pengguna operator yang berbeda

(Off-Net) pada Perangkat fastel KPU/USO cukup tinggi yaitu sekitar 94,52

% dan sekitar 22,37 % pengiriman pesan tertunda, namun pesan dapat

terkirim. Sedangkan untuk Layanan Jasa Akses Internet, semua desa

KPU/USO yang disurvey belum dapat melayani akses internet.

5.7. Aspek Operasional Perangkat KPU/USO

Aspek operasional perangkat KPU/USO ini menitikberatkan evaluasi

sampai sejauhmana perangkat Fastel KPU/USO ini telah dimanfaatkan oleh

masyarakat desa, termasuk untuk melihat sampai sejauh mana pemahaman

masyarakat desa terhadap program KPU/USO ini. Berdasarkan hasil survey

lapangan diketahui bahwa sebanyak 233 responden atau sekitar 75,65 %

telah mengetahui keberadaan Fastel KPU/USO. Apabila hasil survey

lapangan dibandingkan diantara kategori desa KPU/USO diketahui bahwa

desa KPU/USO ST 1 A merupakan desa KPU/USO yang paling rendah

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 52: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

85

respondennya mengetahui keberadaan Fastel KPU/USO yaitu sekitar 56,03

% (perbandingan hasil survey untuk setiap kategori desa KPU/USO

terlampir).

Sedangkan jumlah responden yang pernah mendapatkan sosialisasi /

penjelasan lebih jauh perihal program KPU/USO ini belum terlalu banyak

atau sekitar 56,17 % dari jumlah responden yang disurvey, dan yang lebih

sering menyampaikan sosialisasi program KPU/USO ini adalah Perangkat

Desa setempat atau sekitar 57,80 % yang umumnya disampaikan ke

masyarakat desa. Sedangkan sekitar 42,20 % responden lainnya menyatakan

mendapat sosialisasi perihal program KPU/USO dari Vendor/Pelaksana

Instalasi Perangkat fastel KPU/USO yang umumnya ditujukan ke Pengelola

KPU/USO saat dilakukan proses instalasi perangkat fastel KPU/USO.

Bentuk sosialisasi sebagian besar melalui Penjelasan Langsung oleh

Perangkat Desa Setempat atau Vendor/Pelaksana Instalasi.

Dari jumlah 308 responden yang disurvei, sekitar 77,92 % responden atau

173 responden pernah menggunakan Perangkat fastel KPU/USO dan sisanya

sekitar 22,08 % responden atau 135 responden tidak pernah

menggunakkannya. Apabila hasil survey perihal kemanfaatan perangkat

fastel KPU/USO dibandingkan diantara kategori desa KPU/USO, maka

terlihat bahwa tingkat kemanfaatan perangkat fastel KPU/USO yang paling

tinggi berada di desa KPU/USO ST 1 B, 2 B, dan 3 A yaitu diatas 93 %

responden. Berikut hasil survey lapangan terhadap tingkat kemanfaatan

perangkat fastel KPU/USO untuk tiap-tiap kategori desa KPU/USO:

Tabel 5.19 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

terhadap tingkat kemanfaatan perangkat fastel KPU/USO

NO

PERNAH

MENGGUNAKAN

PERANGKAT

FASTEL

KPU/USO

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 YA 76.72 95.83 68.09 100.00 93.75 71.88

2 TIDAK 23.28 4.17 31.91 0.00 6.25 28.13

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 53: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

86

Penyebab responden tidak menggunakan perangkat fastel KPU/USO dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.20 Penyebab Masyarakat Desa (Responden) Tidak Memanfaatkan

Perangkat Fastel KPU/USO

NO JENIS PENYEBAB PERSENTASE (%)

1 Tidak mengetahui tentang

keberadaan Fasilitas

Telekomunikasi

KPU/KPU/USO

24.68

2 Tidak dapat menggunakan

perangkat KPU/KPU/USO 3.90

3 Telah memiliki Telepon

Genggam (Handphone / HP) 70.13

4 Lainnya :

Sinyal sering tidak ada 1.30

Jenis layanan telekomunikasi yang paling sering digunakan oleh 173

responden tersebut di atas adalah Layanan Percakapan (Voice) diatas 95 %

responden, dan untuk jenis Layanan Pesan Singkat (SMS) sekitar 84,17 %

responden yang pernah menggunakannya. Sedangkan untuk layanan akses

internet, semua responden belum pernah menggunakannya. Persentase jenis

layanan telekomunikasi yang paling sering digunakan untuk tiap-tiap

kategori desa KPU/USO sebagai berikut:

Tabel 5.21 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

terhadap jenis layanan telekomunikasi yang paling sering

digunakan

NO

JENIS LAYANAN

TELEKOMUNIKASI

YANG SERING

DIGUNAKAN

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 Layanan Percakapan

(Voice)

100.00 95.83 100.00 100.00 100.00 100.00

2 Layanan Pesan Singkat

(Short Message Service

/ SMS)

78.65 87.50 81.25 84.62 100.00 95.65

3 Layanan Akses

Internet

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

4 Lainnya, sebutkan (jika

ada) …………

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 54: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

87

Rata-rata perbulan pemanfaatan perangkat fastel KPU/USO oleh responden

baik untuk layanan percakapan maupun untuk layanan SMS masih sangat

rendah yaitu 1 – 5 kali per bulan, hal ini ditunjukkan pada tabel 5.22 dan

tabel 5.23 berikut:

Tabel 5.22 Rata-rata per bulan penggunaan perangkat KPU/USO untuk

layanan percakapan

NO INTENSITAS PENGGUNAAN PERSENTASE (%)

1 1 – 5 Kali 80.42

2 5 – 10 Kali 17.50

3 10 – 15 Kali 1.25

4 15 – 20 Kali 0.42

5 > 20 Kali 0.42

Tabel 5.23 Rata-rata per bulan penggunaan perangkat KPU/USO untuk

layanan SMS

NO INTENSITAS

PENGGUNAAN PERSENTASE (%)

1 1 – 5 Kali 89.11

2 5 – 10 Kali 4.95

3 10 – 15 Kali 2.48

4 15 – 20 Kali 1.49

5 > 20 Kali 1.98

Persentase rata-rata per bulan penggunaan perangkat KPU/USO baik untuk

layanan percakapan maupun layanan SMS untuk tiap-tiap kategori desa

KPU/USO ditunjukkan pada tabel 5.24 dan tabel 5.25 berikut ini:

Tabel 5.24 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

terhadap rata-rata per bulan penggunaan perangkat

KPU/USO untuk layanan percakapan (voice)

NO

RATA-RATA PER

BULAN

PENGGUNAAN

FASTEL KPU/USO

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 1 – 5 Kali 76.40 100.00 73.44 96.15 73.33 82.61

2 5 – 10 Kali 20.22 0.00 23.44 3.85 26.67 17.39

3 10 – 15 Kali 2.25 0.00 1.56 0.00 0.00 0.00

4 15 – 20 Kali 1.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

5 > 20 Kali 0.00 0.00 1.56 0.00 0.00 0.00

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 55: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

88

Tabel 5.25 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

terhadap rata-rata per bulan penggunaan perangkat

KPU/USO untuk layanan pesan singkat (SMS)

NO

RATA-RATA PER

BULAN

PENGGUNAAN

FASTEL KPU/USO

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 1 – 5 Kali 87.14 100.00 75.00 100.00 100.00 95.65

2 5 – 10 Kali 7.14 0.00 9.62 0.00 0.00 0.00

3 10 – 15 Kali 0.00 0.00 9.62 0.00 0.00 0.00

4 15 – 20 Kali 1.43 0.00 3.85 0.00 0.00 0.00

5 > 20 Kali 4.29 0.00 1.92 0.00 0.00 0.00

Dan umumnya responden menggunakan Perangkat Fastel KPU/USO ini

untuk keperluan menghubungi keluarga (sekitar 85,83 %) dan hanya 37,50

% responden yang memanfaatkan perangkat fastel KPU/USO untuk

pekerjaan atau bisnis.

Dari kedua tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari 80 % intensitas

pemanfaatan fastel KPU/USO baru sekitar 1 – 5 kali penggunaan.

Berdasarkan hasil survey lapangan, wawancara penulis dengan pengelola

KPU/USO/Masyarakat Desa, dan pengamatan penulis di lapangan, ada

beberapa hal yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan Perangkat Fastel

KPU/USO oleh masyarakat desa, antara lain:

a. Sekitar 93,10 % desa KPU/USO yang disurvey telah terjangkau oleh

Sinyal Seluler khususnya yang dominan sinyal seluler milik operator

Telkomsel.

b. Lebih dari 70,13 % responden yang di survei telah memilki sarana

telekomunikasi berupa telepon genggam (Hand Phone).

c. Harga Tarif seluler tidak terlalu jauh berbeda dengan tarif KPU/USO

bahkan ada tarif beberapa operator cenderung lebih murah dari tarif

KPU/USO.

d. Rendahnya jumlah masyarakat desa yang telah mendapat sosialisasi

perihal program KPU/USO ini. Berdasarkan survey lapangan untuk

kasus desa KPU/USO di Propinsi Jambi baru sekitar 56,17 % responden

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 56: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

89

e. yang pernah menerima sosialisasi perihal program KPU/USO baik oleh

aparat desa setempat maupun vendor pelaksana instalasi.

Ditinjau dari lokasi penempatan perangkat fastel KPU/USO tidak terlalu

bermasalah. Berdasarkan hasil survey lapangan diketahui sekitar 91,56 %

responden menyatakan bahwa letak lokasi Perangkat fastel KPU/USO saat

ini sudah aman dari pencurian, mudah dijangkau (tidak terlalu jauh dari

rumah warga) dan dapat dilihat oleh siapapun, serta nyaman untuk

digunakan dengan dominasi lokasi penempatan perangkat fastel KPU/USO

berada di Rumah Kepala Desa (Sekitar 77,01 %) dan sekitar 22,99 %

ditempatkan di Kantor Kepala Desa, serta sisanya di rumah warga. Apabila

hasil survey lapangan terkait dengan lokasi penempatan perangkat fastel

KPU/USO dibandingkan untuk setiap kategori desa KPU/USO terlihat

bahwa kategori desa KPU/USO yang menempatkan perangkat fastel

KPU/USO di Kantor Kepala Desa ada di desa KPU/USO ST 1 A, ST 1 B,

ST 2 A, dan ST 3 B. Perbandingan hasil survey tentang lokasi penempatan

perangkat fastel KPU/USO untuk setiap kategori desa KPU/USO terlihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 5.26 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

terhadap penempatan lokasi perangkat KPU/USO

NO

LOKASI

PENEMPATAN

PERANGKAT

FASTEL KPU/USO

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 Areal Kantor

Kecamatan

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2 Areal Kantor

Kelurahan

4.60 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3 Areal Kantor Kepala

Desa

39.08 12.50 41.49 0.00 0.00 3.13

4 Areal Rumah Kepala

Desa

88.51 75.00 68.09 88.46 100.00 96.88

5 Areal Rumah Warga

Desa

6.90 12.50 0.00 0.00 0.00 0.00

6 Lainnya :

Areal Rumah

Sekdes/perangkat desa

lainnya

0.00 0.00 4.26 11.54 0.00 0.00

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 57: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

90

Apabila ditinjau dari ruangan yang digunakan untuk penempatan perangkat

fastel KPU/USO, sekitar 57,47 % perangkat fastel KPU/USO ditempatkan

di Ruangan Tamu Rumah Kepala Desa, sekitar 20,69 % ditempatakan di

Ruangan Kerja Kantor Kepala Desa, dan ada juga perangkat fastel

KPU/USO yang ditempatkan di Ruangan Teras Rumah Kepala Desa (sekitar

16,09 %). Data hasil survey lapangan perihal ruangan penempatan perangkat

fastel KPU/USO terlampir.

Apabila ditinjau dari jauh dekatnya dengan lokasi pusat kegiatan ekonomi

masyarakat, sekitar 73,38 % dari 87 desa KPU/USO yang di survey lokasi

penempatan perangkat fastel KPU/USO-nya hanya berjarak 1 – 3 Km dari

pusat kegiatan ekonomi masyarakat dan hanya sekitar 3,25 % yang berjarak

lebih dari 10 Km dari pusat kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk Rambu

Papan Petunjuk keberadaan Perangkat fastel KPU/USO, lebih dari 80,84 %

responden sangat mudah atau mudah melihat/mengenali keberadaan rambu

tersebut. Ditinjau dari intensitas jam layanan operasional Perangkat Fastel

KPU/USO sekitar 50,83 % pengelola KPU/USO membuka jam layanan

operasional selama 8 jam sehari, secara lengkap hasil survey terhadap

intensitas jam layanan operasional perangkat fastel KPU/USO ditunjukkan

pada tabel berikut ini:

Tabel 5.27 Intensitas Jam Layanan Operasional Perangkat Fastel KPU/USO

NO JAM LAYANAN PERSENTASE (%)

1 kurang dari 8 Jam sehari 30.00

2 lebih dari 8 jam sehari 19.17

3 8 jam sehari 50.83

Apabila hasil survey lapangan terhadap intensitas jam layanan operasional

Perangkat Fastel KPU/USO dibandingkan untuk setiap ketegori desa

KPU/USO, maka terlihat bahwa pengelola KPU/USO yang membuka jam

layanan operasional selama 8 jam sehari dominan berasal dari desa

KPU/USO ST 1 A, ST 1 B, ST 2 A, dan ST 2 B yaitu diatas 43 %

responden. Sedangkan pengelola KPU/USO yang membuka jam layanan

operasional kurang dari 8 jam sehari dominan berasal dari desa KPU/USO

ST 3 A, dan ST 3 B yaitu diatas 66 %. Perbandingan hasil survey lapangan

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 58: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

91

terhadap intensitas jam layanan operasional perangkat fastel KPU/USO

untuk setiap kategori desa KPU/USO ditunjukkan pada tabel 5.28 di bawah

ini:

Tabel 5.28 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

terhadap intensitas jam layanan operasional perangkat fastel

KPU/USO

NO

INTENSITAS JAM

LAYANAN

PERANGKAT

FASTEL KPU/USO

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 Kurang dari 8 Jam

sehari

31.46 0.00 26.56 3.85 66.67 69.57

2 lebih dari 8 jam sehari 23.60 0.00 29.69 11.54 6.67 8.70

3 8 jam sehari 44.94 100.00 43.75 84.62 26.67 21.74

Secara umum persentase kesiapan Perangkat Desa dalam mengelola /

mengoperasionalkan Perangkat Fastel KPU/USO masih rendah. Baru sekitar

51,95 % desa KPU/USO dikatakan Sangat Siap artinya Pengelola KPU/USO

sudah ditunjuk, Ruangan KBU telah dibuat, dan telah dilakukan sosialisasi.,

sisanya sekitar 40,26 % desa KPU/USO dikategorikan cukup siap dan

sekitar 7,79 % desa KPU/USO (ada di desa KPU/USO ST ST 1 A dan ST 2

A) dikategorikan kurang siap melaksanakan program KPU/USO artinya

Pengelola KPU/USO sudah ditunjuk, Ruangan KBU belum ada, dan belum

dilakukan sosialisasi.

Dalam hal pemahaman tentang internet, sekitar 48,05 % responden tidak

mengetahui sama sekali tentang internet dan hanya 14,29 % atau sebanyak

44 responden saja yang telah memahami dan dapat menggunakan internet

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.29 Tingkat Pemahaman Internet untuk Responden yang telah

mengetahui dan memahami

NO JAM LAYANAN PERSENTASE (%)

1 Sangat Baik 45.45 2 Baik 18.18 3 Cukup Baik 29.55 4 Kurang Baik 6.82 5 Tidak Baik 0.00

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 59: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

92

Apabila hasil survey lapangan terhadap pemahaman internet dibandingkan

untuk setiap kategori desa KPU/USO, maka terlihat bahwa persentase

responden yang memahami internet dominan berasal dari desa KPU/USO

ST 1 A, ST 1 B, ST 2 A, dan ST 2 B. Sedangkan persentase responden yang

tidak memahami internet dominan berasal dari desa KPU/USO ST 3 A dan

ST 3 B yaitu diatas 62 %.

5.8. Aspek Pentarifan Layanan KPU/USO

Aspek ini lebih menekankan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana

pemahaman responden / masyarakat desa pengguna fastel KPU/USO

terhadap tarif yang diterapkan untuk program KPU/USO ini. Berdasarkan

hasil survey diketahui bahwa lebih dari 90 % responden sangat dan cukup

mengetahui dan memahami besaran dan cara perhitungan tarif layanan

KPU/KPU/USO. Sedangkan untuk nilai tarif layanan KPU/USO itu sendiri

lebih dari 83 % responden menyatakan bahwa besaran tarif yang ditetapkan

oleh Telkomsel untuk untuk semua jenis layanan telepon perdesaan

KPU/KPU/USO ini Sangat Murah dan Murah. Responden yang paling

banyak menyatakan tarif layanan KPU/USO sangat murah berasal dari desa

KPU/USO ST 2 A, ST 3 A, dan ST 3 B. Sedangkan responden yang paling

banyak menyatakan tarif layanan KPU/USO murah berasal dari desa

KPU/USO ST 1 A, ST 1 B, dan ST 2 B. Perbandingan persentase responden

terhadap tarif layanan KPU/USO untuk setiap kategori desa KPU/USO

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.30 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

terhadap tarif layanan KPU/USO

NO

INTENSITAS JAM

LAYANAN

PERANGKAT

FASTEL KPU/USO

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 Sangat Mahal 2.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2 Mahal 3.30 0.00 4.69 0.00 0.00 0.00

3 Cukup 10.99 4.35 29.69 11.54 25.00 3.57

4 Murah 49.45 95.65 39.06 50.00 12.50 32.14

5 Sangat murah 34.07 0.00 42.19 38.46 62.50 64.29

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 60: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

93

5.9. Aspek Pemeliharaan Perangkat KPU/USO

Berdasarkan hasil survey lapangan, diketahui bahwa terdapat beberapa ítem

perangkat fastel KPU/USO di 10 Desa KPU/USO (sekitar 11,49 %) dalam

kondisi rusak. Perangkat fastel KPU/USO yang rusak tersebut ada di desa

KPU/USO ST 1 A, ST 2 A, ST 3 A, dan ST 3 B. Perbandingan hasil survey

terhadap perangkat fastel KPU/USO yang rusak untuk setiap kategori desa

KPU/USO dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.31 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

terhadap perangkat fastel KPU/USO dalam kondisi rusak

NO

PERANGKAT

FASTEL KPU/USO

DALAM KONDISI

RUSAK

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 ADA 3.57 0.00 3.70 0.00 25.00 63.64

2 TIDAK ADA 96.43 100.00 96.30 100.00 75.00 36.36

Sedangkan perangkat fastel KPU/USO di Desa KPU/USO lainnya (sekitar

88,51 %) dalam kondisi baik. Ada 7 item perangkat fastel KPU/USO dengan

total jumlah sebanyak 15 buah dalam kondisi rusak, sebagaimana

ditunjukkan dalam tebel di bawah ini:

Tabel 5.32 Item Perangkat Fastel KPU/USO dalam kondisi Rusak

NO ITEM PERANGKAT FASTEL

KPU/USO YANG RUSAK PERSENTASE (%)

1 Handset / FWT 6.67

2 Display Billing 13.33

3 Pico BTS 6.67

4 Kartu atau nomor 20.00

5 Solar Panel (Solar Cell) 26.67

6 Automatic Power Back Up (APB) 20.00

7 Charge battery 6.67

Apabila terjadi kerusakan perangkat diketahui lebih dari 70 % responden

(Pengelola KPU/USO) mengetahui siapa yang harus dihubungi dan

umumnya sebanyak 50 responden (Pengelola KPU/USO) atau sekitar 81,97

% akan menghubungi petugas yang melakukan instalasi Perangkat

KPU/USO. Berdasarkan hasil data survey lapangan dominasi responden

yang mengetahui siapa yang harus dihubungi jika terjadi kerusakan

perangkat adalah responden atau pengelola KPU/USO di desa KPU/USO

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 61: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

94

kategori ST 1 A, ST 1 B, ST 2 A, ST 2 B, dan ST 3 B. Untuk desa

KPU/USO kategori ST 3 A hanya terdapat 1 responden (pengelola

KPU/USO) yang mengetahui siapa yang harus dihubungi apabila terjadi

kerusakan perangkat fastel KPU/USO. Sisanya sekitar 75 % responden tidak

mengetahuinya. Sedangkan di desa KPU/USO ST 3 B terdapat 7 responden

(pengelola KPU/USO) atau sekitar 63,64 % yang mengetahui siapa yang

harus dihubungi jika terjadi kerusakan perangkat fastel KPU/USO.

Perbandingan persentase jumlah pengelola fastel KPU/USO yang

mengetahui siapa yang harus dihubungi apabila terjadi kerusakan perangkat

fastel KPU/USO untuk setiap kategori desa KPU/USO dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 5.33 Persentase Responden di setiap Kategori Desa KPU/USO

perihal siapa yang harus dihubungi apabila terjadi kerusakan

perangkat fastel KPU/USO dalam kondisi rusak

NO

PEMAHAMAN

PENGELOLA UNTUK

MENGHUBUNGI

PETUGAS APABILA

FASTEL KPU/USO

DALAM KONDISI

RUSAK

PERSENTASE RESPONDEN UNTUK SETIAP

KATEGORI DESA KPU/USO (dalam %)

ST 1 A ST 1 B ST 2 A ST 2 B ST 3 A ST 3 B

1 TAHU 71.43 85.71 66.67 90.00 25.00 63.64

2 TIDAK TAHU 28.57 14.29 33.33 10.00 75.00 36.36

Persentase petugas pemeliharaan baik dari PT Telkomsel, PT AJN

Solusindo, atau Petugas yang melakukan Instalasi Perangkat KPU/USO

dalam melakukan kunjungan untuk kegiatan pemeliharaan dari sejak

perangkat KPU/USO terinstalasi masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari

hasil survey lapangan hanya 50 desa KPU/USO atau sekitar 57,47 % saja

yang pernah dikunjungi oleh Petugas Pemeliharaan. Itupun didominasi oleh

petugas pemeliharaan yang berasal dari PT Kisel yang menangani

pemeliharaan perangkat fastel KPU/USO untuk desa KPU/USO kategori ST

1 dan ST 2 saja. Sedangkan di desa KPU/USO kategori 3 A dan 3 B,

sebanyak 14 desa KPU/USO yang disurvey (sekitar 93,33 % dari 15 desa

KPU/USO ST 3) belum pernah dikunjungi oleh petugas pemeliharaan

perangkat fastel KPU/USO. Hal ini dikarenakan untuk desa KPU/USO

kategori ST 3 A dan ST 3 B diinstalasi oleh PT AJN Solusindo yang tidak

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.

Page 62: BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES … 27593... · 34 Universitas Indonesia BAB 4 PELAKSANAAN PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI PERDESAAN KPU/USO TAHUN 2009 4.1. Dasar Hukum

Universitas Indonesia

95

mempunyai kantor perwakilan sebagaimana halnya PT Kisel yang

melakukan instalasi perangkat fastel KPU/USO di desa KPU/USO ST 1 dan

ST 2, dan apabila terdapat perangkat fastel KPU/USO yang rusak Pengelola

KPU/USO ST 3 A dan ST 3 B mengalami kesulitan menghubungi no

telepon PT AJN solusindo.

Dari jumlah 50 desa KPU/USO atau sekitar 57,47 % yang pernah dikunjungi

oleh Petugas Pemeliharaan, frekuensi kedatangan petugas tersebut itupun

masih sangat rendah. Berdasarkan hasil survey lapangan menunjukkan

bahwa sekitar 86 % atau 43 desa KPU/USO yang dilakukan kegiatan

pemeliharaan, frekuensi kedatangan petugas baru 1 (satu) kali dari sejak

perangkat KPU/USO terinstalasi.

Evaluasi implementasi..., Jusuf Aesculapius S, FT UI, 2010.