bab 4 metode penelitian 4.1. pendekatan penelitian 27612... · kuesioner diadopsi dari dimensi...

9
42 Universitas Indonesia BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih karena menurut asumsi dasar aksiologi 9 , pendekatan kuantitatif berusaha mencari penjelasan hubungan antara variabel- variabel yang diteliti. Berpijak pada pendekatan kuantitatif di atas maka metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan lebih jauh pola hubungan korelasi, keterkaitan antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Penelitian ini termasuk penelitian penjelasan (eksplanatory research), yang menganalisis pengaruh pelayanan prima yang diberikan KPP Pratama Jakarta Gambir Empat terhadap kepatuhan pajak. Penelitian dilakukan pada Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi KPP Pratama Jakarta Gambir Empat. Metode yang digunakan adalah survei dengan kuesinoer terstruktur atas sampel Wajib Pajak yang mewakili populasi. Responden yang diambil sampel adalah Wajib Pajak sendiri untuk orang pribadi dan direksi, pemilik, staf accounting atau keuangan yang mewakili perusahaan. Hasil jawaban kuesinoer akan diteliti, diuji dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. 4.2. Model yang Digunakan: Structural Equation Modeling Berdasarkan kerangka berpikir dan hipotesis yang dibuat di Bab 2, untuk menyelesaikan penelitian digunakan Structural Equation Modeling (SEM). Metode ini dipilih karena SEM dapat menjelaskan hubungan antarvariabel teramati (observed variables) dengan varibel-variabel laten melalui indikator- indikatornya. Tidak seperti regresi pada umumnya, hanya bisa menjelaskan hubungan kausal antarvariabel-variabel teramati saja. 9 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Halaman 33. Pengaruh pelayanan..., Her Ovita Trianggono Iriawan, FE UI, 2010.

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 42 Universitas Indonesia

    BAB 4

    METODE PENELITIAN

    4.1. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih karena menurut asumsi dasar aksiologi9,

    pendekatan kuantitatif berusaha mencari penjelasan hubungan antara variabel-

    variabel yang diteliti.

    Berpijak pada pendekatan kuantitatif di atas maka metode penelitian yang

    digunakan adalah analisis deskriptif, yang bertujuan untuk menjelaskan atau

    mendiskripsikan lebih jauh pola hubungan korelasi, keterkaitan antara dua atau

    lebih variabel yang diteliti. Penelitian ini termasuk penelitian penjelasan

    (eksplanatory research), yang menganalisis pengaruh pelayanan prima yang

    diberikan KPP Pratama Jakarta Gambir Empat terhadap kepatuhan pajak.

    Penelitian dilakukan pada Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi KPP

    Pratama Jakarta Gambir Empat. Metode yang digunakan adalah survei dengan

    kuesinoer terstruktur atas sampel Wajib Pajak yang mewakili populasi.

    Responden yang diambil sampel adalah Wajib Pajak sendiri untuk orang pribadi

    dan direksi, pemilik, staf accounting atau keuangan yang mewakili perusahaan.

    Hasil jawaban kuesinoer akan diteliti, diuji dan dianalisis untuk diambil

    kesimpulan.

    4.2. Model yang Digunakan: Structural Equation Modeling

    Berdasarkan kerangka berpikir dan hipotesis yang dibuat di Bab 2, untuk

    menyelesaikan penelitian digunakan Structural Equation Modeling (SEM).

    Metode ini dipilih karena SEM dapat menjelaskan hubungan antarvariabel

    teramati (observed variables) dengan varibel-variabel laten melalui indikator-

    indikatornya. Tidak seperti regresi pada umumnya, hanya bisa menjelaskan

    hubungan kausal antarvariabel-variabel teramati saja.

    9 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Halaman 33.

    Pengaruh pelayanan..., Her Ovita Trianggono Iriawan, FE UI, 2010.

  • Universitas Indonesia

    43

    Penelitian ini berfokus pada prilaku atau persepsi Wajib Pajak atas

    pelayanan prima yang mereka terima dengan kepatuhan pajak yang mereka

    tunjukkan. Prilaku adalah variabel yang tidak dapat diamati secara langsung atau

    disebut variabel laten. Menurut Gujarati (1995), penggunaan variabel-variabel

    laten pada regresi berganda menimbulkan kesalahan-kesalahan pengukuran

    (measurement errors) yang berpengaruh pada estimasi parameter dari sudut

    biased-unbiased dan besar kecilnya variance. Oleh SEM masalah pengukuran ini

    diatasi melalui persamaan-persamaan yang ada pada model pengukuran.

    Parameter dari persamaan pengukur tersebut merupakan muatan faktor (factor

    loading) dari variabel laten terhadap indikator-indikator atau variabel teramati.

    Sehingga model SEM selain memberikan informasi tentang hubungan kausal

    simultan di antara variabel-variabelnya, juga memberikan informasi tentang

    muatan faktor dan kesalahan-kesalahan pengukuran.

    Melihat keunggulan SEM di atas dan yang telah dijelaskan di Bab II,

    sangatlah cocok untuk menguji model kepatuhan wajib pajak atas pelayanan

    prima, karena di dalamnya terdapat variabel-variabel laten (LV) dan variabel

    teramati atau variabel obeservasi yang mempunyai pengukuran model variabel

    laten dipenden dengan second order confirmatory factors analysis (2ndCFA).

    2ndCFA berdasarkan hal tersebut di atas, maka disusunlah model sebagai berikut:

    Pengaruh pelayanan..., Her Ovita Trianggono Iriawan, FE UI, 2010.

  • Universitas Indonesia

    44

    Measurement Latent Variables Variables (Indikator) (Dimensi)

    2ndCFA

    AUDIT ADM.

    CFA

    Gambar 4. Model Pelayanan Prima terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan

    Structural Equation Modeling

    Pengaruh pelayanan..., Her Ovita Trianggono Iriawan, FE UI, 2010.

  • Universitas Indonesia

    45

    Keterangan Indikator: X1 = Suasana dan kenyamanan ruangan X2 = Kebersihan X3 = Fasilitas Pendukung X4 = Kemudahan Informasi X5 = Keadilan dalam layanan X6 = Kemudahan berkonsultasi X7 = Kemampuan petugas memberi layanan X8 = Jaminan Kecepatan layanan X9 = Jaminan tidak ada pungutan X10 = Keahlian petugas pemberi layanan X11 = Keramahan petugas X12 = Tindak lanjut keluhan atas layanan X13 = Simpati atas keluhan WP X14 = Kepastian pemeriksaan sesuai peraturan X15 = Kepastian pengembalian dokumen

    4.3. Jenis dan Sumber Data

    Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

    data-data yang berupa data primer dan data sekunder.

    a. Data primer, meliputi data yang peroleh langsung dari responden atau

    Wajib Pajak melalui kuesioner dan wawancara mengenai pelayanan dan

    kepatuhan.

    b. Data sekunder, meliputi data yang berada di KPP Pratama Jakarta Gambir

    Empat berupa data Wajib Pajak terdaftar, Laporan Penerimaan Pajak,

    Laporan Tunggakan Pajak, Laporan Kepatuhan Pajak, Rencana Kerja

    Operasional, Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Strategis (Renstra)

    DJP. Serta data dari instansi terkait seperti Kantor Pusat DJP, Kanwil DJP

    Jakarta Pusat, Badan Pusat Statistik dan instansi lain terkait dengan

    penelitian.

    4.4. Populasi dan Pemilihan Sampel

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek

    yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2002:57).

    Pengaruh pelayanan..., Her Ovita Trianggono Iriawan, FE UI, 2010.

  • Universitas Indonesia

    46

    Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah 500 Wajib Pajak besar efektif

    di KPP Pratama Jakarta Gambir Empat. Dipilihnya 500 WP Besar karena hampir

    90% penerimaan KPP Gambir Empat berasal dari WP ini, sehingga pengaruhnya

    sangat signifikan terhadap penerimaan KPP. Sedangkan WP yang termasuk dalam

    kriteria efektif adalah jika dalam dua tahun terakhir masih melakukan pemenuhan

    kewajiban perpajakan baik berupa melakukan pembayaran pajak, melaporkan SPT

    Masa ataupun SPT Tahunan.

    Masih menurut Sugiono, sampel adalah sebagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam menetapkan jumlah

    sampel penulis mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia.

    Penentuan sampel dari penelitian ini dengan teknik acak berkelompok (cluster

    random sampling).

    Dari 500 WP besar yang dijadikan populasi dipilih secara acak tiap Seksi

    Pengawasan dan Konsultasi yang dikelola oleh Account Representative, sesuai

    pengawasan berdasarkan klasifikasi lapangan usaha. Penentuan sampel secara

    acak tiap kelompok ini untuk menjamin keterwakilan.

    Besaran sampel yang diambil berdasarkan rumus Slovin10 adalah:

    N n = ________ N (d) + 1 Dimana n = besaran sampel

    N = besaran populasi

    d = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (dalam persen)

    Maka untuk populasi 500 dengan nilai kritis sebesar 10% diperoleh sampel:

    500 n = ________ 500 (0.1) + 1 = 83,33 dibulat menjadi 83

    Untuk berjaga-jaga adanya data sampel yang outlier, setelah uji statistik nantinya,

    maka diambillah sampel sebanyak 100 responden. Dari jumlah tersebut ditetapkan 10 G. Sevilla Consuelo, et. all. Pengantar Metode Penelitian (terjemahan Alimuddin Tuwu). Jakarta: UI Press, hlm. 161-162

    Pengaruh pelayanan..., Her Ovita Trianggono Iriawan, FE UI, 2010.

  • Universitas Indonesia

    47

    80 Wajib Pajak Badan karena total Wajib Pajak Besar Badan sebanyak 397

    diambil sampel 20%-nya sekitar 80 responden. Sedangkan dari total Wajib Pajak

    Besar Orang Pribadi sebanyak 101 diambil 20%-nya sekitar 20 responden.

    4.5. Variabel yang Digunakan dan Definisi Operasional

    Lima dimensi pengukuran kepuasan pelanggan menurut Parasuraman et al

    (1990) yaitu: Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangibles;

    adalah variabel laten yang merupakan indikator-indikator empiris untuk

    memudahkan pengukuran kepuasan Wajib Pajak atas layanan di KPP Pratama

    Jakarta Gambir Empat. Terkait dengan kepatuhan Wajib Pajak, akan digunakan

    dimensi tambahan yang dirasa sangat mendasar dengan tercapainya kepatuhan

    Wajib Pajak, yaitu audit adminitration. Pengukuran indikator melalui kuesioner

    menggunakan data ordinal dan diukur dengan menggunakan skala Likert.

    Tabel 4. Dimensi Pelayanan Prima terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

    Dimensi/Variabel

    Laten

    Indikator/Variabel

    Observasi

    Definisi Operasional

    Tangibles, yaitu

    Meliputi fasilitas fisik,

    perlengkapan,

    personalia, dan

    berbagai materi

    komunikasi.

    - Suasana dan kenyamanan

    lingkungan kantor (X1).

    - Ketersediaan lahan parkir dan tempat

    melapor SPT yang memadai.

    - Kesejukan ruang tunggu & tempat

    melapor

    - Kebersihan (X2)

    - Kondisi kebersihan ruangan dan toilet

    tamu

    - Fasilitas pendukung (X3) - Brosur perpajakan, pojok pajak mandiri,

    smoking area, kantin kejujuran dan wi-

    fi.

    Pengaruh pelayanan..., Her Ovita Trianggono Iriawan, FE UI, 2010.

  • Universitas Indonesia

    48

    (sambungan)

    Reliability, yaitu

    kemampuan untuk

    melakukan pelayanan

    yang dijanjikan secara

    handal, terpercaya,

    akurat, dan konsisten

    - Kemudahan informasi

    perpajakan (X4).

    - Wajib Pajak memperoleh kemudahan

    dalam informasi perpajakan

    - Wajib Pajak tidak mengalami kesulitan

    mendapatkan formulir perpajakan

    - Wajib Pajak memperoleh informasi

    yang jelas dan lengkap sehingga

    mampu mengisi SPT sendiri

    - Keadilan dalam

    pelayanan (X5)

    - Wajib Pajak telah merasakan pelayanan

    yang adil antara Wajib Pajak.

    Responsiveness, yaitu

    Keinginan untuk

    membantu, mendengar

    dan mengatasi keluhan

    yang diajukan

    konsumen serta

    memberikan

    pelayanan yang cepat

    dan tepat kepada

    pelanggan

    - Kemudahan bertemu

    untuk konsultasi (X6)

    - Wajib Pajak memperoleh kemudahan

    bertemu untuk konsultasi perpajakan.

    - Memberikan solusi

    permasalahan (X7)

    - Kesigapan pegawai pajak dalam

    memberikan solusi atas permasalahan

    perpajakan.

    Assurance, yaitu

    Pengetahuan,

    kemampuan,

    kesopanan dan sifat

    dapat dipercaya yang

    dimiliki karyawan

    - Jaminan kecepatan

    layanan (X8)

    - Wajib Pajak memperoleh pelayanan

    yang cepat dari 13 layanan unggulan

    KPP G4.

    - Jaminan tidak ada

    pungutan (X9)

    - Wajib Pajak memperoleh jaminan

    bahwa semua layanan tidak ada

    pungutan

    - Kompetensi dan kapasitas

    pegawai (X10)

    - Kemampuan pegawai pajak dalam

    menguasai peraturan perpajakan

    - Keramahan dan

    kesopanan pegawai (X11)

    - Keramahan dan kesopanan pegawai

    pajak ketika berhadapan dengan Wajib

    Pajak.

    Pengaruh pelayanan..., Her Ovita Trianggono Iriawan, FE UI, 2010.

  • Universitas Indonesia

    49

    (sambungan)

    Empathy, yaitu

    Perhatian, pelayanan

    pribadi yang diberikan

    kepada pelanggan.

    - Tindak lanjut atas

    keluhan yang dirasakan

    (X12)

    - Wajib Pajak tidak mengalami kesulitan

    menyampaikan keluhannya atas layanan

    yang diberikan berikut tindak lanjutnya.

    - Simpati atas keluhan

    Wajib Pajak (X13)

    - Pegawai pajak mendengar dan segera

    menindaklanjuti keluhan yang

    disampaikan Wajib Pajak

    Audit Adminitration ,

    yaitu administrasi

    pemeriksaan sesuai

    peraturan yang

    memberikan kepastian

    bagi Wajib Pajak

    - Kepastian pemeriksaan

    sesuai aturan (X14)

    - Wajib Pajak merasakan kepastian

    pemeriksaan sesuai prosedur

    - Kepastian pengembalian

    dokumen/berkas (X15)

    - Wajib Pajak merasakan kepastian

    pengembalian berkas/dokumen yang

    telah disepakati.

    Kepatuhan , yaitu

    tepat waktu

    melaporkan SPT dan

    membayar pajak

    terutang

    - Pemenuhan kewajiban

    perpajakan baik berupa

    melakukan pembayaran

    pajak, melaporkan SPT

    Masa ataupun SPT

    Tahunan.

    - Kepatuhan dalam melapor SPT dan

    membayar pajak terutang (Masa PPh 21,

    Masa PPh 25, Masa PPN, Tahunan PPh

    21 dan Tahunan PPh Badan) dalam 2

    tahun berturut-turut, sedangkan untuk

    SPT masa ada toleransi 3 bulan

    terlambat lapor dan setor.

    4.6. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan

    wawancara, sedangkan instrumen pengumpul data dengan kuesioner. Teknik

    observasi dilakukan dengan pengamatan langsung pelaksanaan pelayanan prima

    di KPP Pratama Jakarta Gambir Empat sebagai kantor pelayanan percontohan.

    Teknik wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada pegawai KPP

    Pratama Jakarta Gambir Empat, Wajib Pajak yang sedang lapor atau konsultasi,

    dan masyarakat sekitar kantor. Teknik kuesioner dilakukan dengan membagikan

    kuesioner kepada Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Gambir Empat.

    Pengaruh pelayanan..., Her Ovita Trianggono Iriawan, FE UI, 2010.

  • Universitas Indonesia

    50

    Kuesioner diadopsi dari dimensi kepuasan pelanggan di atas yang

    dimodifikasi sesuai kondisi yang ada di kantor pelayanan pajak ditambah variabel

    pelaksanaan audit administration terkait pengaruhnya dengan kepatuhan Wajib

    Pajak.

    4.7. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

    Berdasarkan model kepatuhan pajak atas pelayanan prima di atas

    digunakan metode analisis dengan Structural Equation Modeling (SEM) dan

    modelnya diukur dengan Second Order Confirmatory Factors Analysis

    (2ndCFA). Untuk alat bantu analisis menggunakan software LISREL 8.7.

    Setelah ditentukan model yang digunakan; jenis dan sumber data; populasi

    dan pemilihan sampel; variabel dan definisi operasional; teknik pengumpulan

    data; dan metode analisis; maka tahap selanjutnya pengolahan data, sebelum

    menggunakan LISREL 8.7. data yang ada dilakukan uji asumsi statistik, yang

    meliputi: uji multivariate outliers, uji normalitas data dan uji multikolinearitas.

    Setelah data terbebas dari seluruh uji asumsi statistik, kemudian baru diolah

    dengan software LISREL 8.7. (pembahasan pada Lampiran 2).

    SEM diolah dengan pendekatan dua tahap (two stage approach), yaitu

    pertama analisis model pengukuran dengan uji kecocokan (GOFI), uji validitas

    dan uji reliabilitas (pembahasan pada Lampiran 3). Setelah analisis pengukuran

    menyatakan hasil yang cocok (fit) kemudian dilanjutkan tahap kedua, yaitu

    analisis struktural, yang meliputi uji kecocokan keseluruhan model, analisis

    hubungan kausal dan hasil uji hipotesis; yang akan dibahas lebih dalam di BAB 5

    Hasil dan Pembahasan.

    Pengaruh pelayanan..., Her Ovita Trianggono Iriawan, FE UI, 2010.