bab 4 konsep desain 4.1 landasan teori -...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori
4.1.1 Teori Layout
Dalam bukunya yang berjudul Layout Dasar dan Penerapannya, Surianto
Rustan, S .Sn. (2008, p75-86) dikatakan bahwa prinsip dasar layout adalah juga
prinsip dasar desain grafis . Prinsip-prins ip tersebut antara lain:
1. Sequence/urutan.
Sering disebut juga dengan hierarki/flow/aliran. Gunanya untuk mengatur
urutan yang mana dulu informasi yang harus dilihat pembaca, yang mana
yang kedua, dan seterusnya. Tanpaadanya prioritas urutan, pembaca akan
kesulitan menangkap pesannya, apalagi bila informasi yang sampaikan
sama kuatnya. Dengan adanya sequence akan membuat pembaca secara
otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang kit a
inginkan.
2. Emphasis/penekanan.
Sering disebut juga sebagai pusat perhat ian/vocal point/point of interest.
Emphas is dapat diciptakan dengan berbagai cara, ant ara lain:
1. Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen
layout lainnya pada halaman tersebut.
![Page 2: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/2.jpg)
50
2. Warna yang kontras/berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen
lainnya.
3. Letakkan di posisi yang strategis atau menarik perhatian. Bila pada
umumnya kebiasaan membaca dimulai dari atas ke bawah, kiri ke
kanan, maka posisi yang paling strategis dan pertama dilihat orang
adalah kiri atas.
4. Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya.
3. Balance/keseimbangan.
Pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. Bukan berart i
seluruh bidang harus dipenuhi dengan elemen, tapi lebih pada
menghas ilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen-elemen yang
dibutuhkan dan melet akkannya pada tempat yang tepat. Tidak hanya
pengaturan letak tapi juga ukuran, arah, warna, dan atribut-atribut lainnya.
Ada dua macam keseimbangan:
1. Keseimbangan yang s imetris (symetrical balance/formal balance)
2. Keseimbangan yang tidak simetris (assymetrical balance/informal
balance)
4. Unity/kesatuan.
Supaya suatu layout memberi efek yang kuat bagi pembacanya, iaharus
mempunyai kesan unity. Semua elemen harus saling berkaitan dan disusun
secara tepat. Unity tidak berart i hanya kesatuan dari elemen-elemen yang
![Page 3: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/3.jpg)
51
secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan yang non-fisik
yaitu pesan/komunikasi yang dibawa dalam konsep desain t ersebut.
4.1.2 Elemen Visual
Masih dalah buku yang sama, Surianto Rustan (2008, p53-62) juga
memaparkan bahwa yang termasuk dalam elemen visual adalah semua elemen
bukan teks yang kelihatan dalam suatu layout.
Bisa saja dalam suatu layout hanya terdapat elemen teks dan tidak ada
elemen visualnya sama sekali, sepert i buku telepon, kamus, dll. Dan ada juga
yang kebalikannya, hanya ada elemen visual tanpa elemen teks, misalnya
pada iklan yang menggunakan strategi visual driven.
Elemen Visual ini meliputi:
1. Foto
2. Artworks
3. Infographics
4. Garis
5. Kotak
6. Inzet
7. Poin
Penulis akan membatas i pembahasan pada elemen visual yang akan Penulis
pakai, yaitu:
![Page 4: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/4.jpg)
52
• Artworks
Untuk menyajikan info yang lebih akurat, kadang pada situas i tertentu
ilustrasi menjadi pilihan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan
memakai teknik fotografi. Artworks adalah segala jenis karya seni bukan
fotografi baikitu berupa ilustrasi, kartun, sketsa, dan lain-lain yang dibuat
secara manual maupun komputer.
• Infographics
Merupakan s ingkatan dari Informational Graphics, adalah fakt a-fakta dan
data-data stat istik hasil dari survey dan penelit ian yang disajikan dalam
bentuk grafik (chart), tabel, diagram, peta, bagan, dan lain-lain.
Faktanya, banyak desainer grafis pembuat grafik merasa angka-angka dan
detail adalah suatu yang membosankan, maka mereka menghias grafiknya
supaya terlihat lebih indah.
4.1.3 Invisible Elements
Rustan (2008, p63-72) menerangkan bahwa elemen-elemen yang tergolong
sebagai invis ible elements ini merupakan fondasi atau kerangka yang
berfungs i sebagai acuan penempatan semua elemen layout lainnya.
Selayaknya fondasi atau kerangka sebuah bangunan, elemen inilah yang
dirancang terlebih dahulu oleh desainer, baru kemudian menyusul elemen-
elemen teks dan visual. Dan sesuai dengan namanya, invisible elements ini
nantinya tidak akan terlihat pada hasil produksi (hasil cetak).
![Page 5: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/5.jpg)
53
Walaupun demikian, elemen-elemen ini mempunyai fungs i yang sangat
penting, apalagi bila layout akan menggunakan elemen teks yang banyak.
Dalam kondisi seperti itu invisible elements akan bermanfaat sebagai salah
satupembentuk unity keseluruhan layout.
Invis ible elements ini terdiri dari;
1. Margin
Margin merupakan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan
ditempati oleh elemen-elemen layout. Margin mencegah agar elemen-
elemen layout tidak terlalu jauh ke pinggir halaman. Karena hal tersebut
secara estet ika kurang menguntungkan at au yang lebih parah lagi
terpotong pada saat pencetakan. Namun ada juga yang sengaja meletakkan
elemen layout jauh ke pinggir halaman bila memang konsep desain
tersebut mengharuskan demikian dan sudah melalui pertimbangan est etis
sebelumnya.
Jarak margin yang tidak sama di tiap sis i halaman akan memberi kesan
asimetris dan tidak terlalu kaku. Ini adalah jenis margin yang paling
umum digunakan.
2. Gri d
Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam proses layout.
Grid mempermudah kita menentukan di mana harus meletakkan elemen
![Page 6: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/6.jpg)
54
layout dan mempertahankan kons istens i dan kesatuan layout terlebih
untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman.
Dalam membuat grid, kita membagi halaman menjadi beberapa kolom
dengan garis-garis vertikal, ada juga yang horisontal. Sedangkan untuk
merancangnya harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: berapa
ukuran dan bentuk bidangnya, apa konsep dan style desainnya, berapa
ukuran huruf yang akan dipakai, berapa banyak isinya/informas i yang
ingin dicantumkan, dan lain-lain. Dengan memanfaatkan grid, layout
dapat lebih terstruktur dan kelihatan lebih rapi.
Dengan begitu banyak elemen layout, baik yang berupa teks, visual
maupun invis ible elements pada akhirnya menuntut seorang desainer
untuk secara bijaksana memilih elemen apa yang paling tepat, berapa
banyak, dan di mana harus meletakkannya. Layout dengan pembedaan
elemen yang cukup tentunya akan mendukung penyampaian pesan kepada
pembaca. Contoh lainnya adalah pemakaian sistem grid. Dalam
melakukan layout tidak mutlak harus menggunakannya, namun melihat
fungs inya sebagai penjaga kons istens i dan unity, serta kemampuannya
menciptakan layout yang terstruktur dan rapi harus kita akui. Semuanya
ini berpulang kepada konsep dan pesan yang ingin disampaikan melalui
karya desain yang kita buat.
![Page 7: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/7.jpg)
55
Kepekaan estetis dan belajar menempatkan diri sebagai target audiens
adalah sedikit dari banyak skill yang perlu diasah terus-menerus oleh
seorang desainer.
Mengutip perkaataan Kristin Cullen dalam bukunya yang berjudul
“Layout Workbook” (Page One, Singapre, 2005), grid adalah serangkaian dari
titik-titik perpotongan yang menciptakan divisi-divisi horisontal dan vertikal dari
ruang pada sebuah halaman.
Tingkat kerumitan grid pun bervariasi, dari yang sederhana hingga yang
sifatnya “breaking the grids”. Untuk buk yang dibuat ini, digunakanlah sistem
grid yang cukup sederhana karena targetnya adalah anak-anak. Kesederhanaan
ini tentunya akan mempermudah anak-anak dalam membaca. Sederhana tidak
berarti statis. Penerapannya akan dibahas di bab selanjutnya.
4.1.4 Teori Tipografi
Menurut kutipan dari buku “ Tipografi dalam Desain Grafis “, Danton
Sihombing MFA, tipografi bukan lagi pelengkap suatu s tatement visual, t etapi
sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, kat alog
atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikas i visual, maupun
sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam
keberhasilan suatu komunikasi grafis .
Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikas i grafika dan
huruf menjadi satu-satunya visual yang efekt if. Kekeliruan atau
![Page 8: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/8.jpg)
56
ketidakpekaan dalam tipografi bisa merusak has il komunikasi grafis ,
walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan sangat prima.
Untuk pemilihan jenis huruf atau font yang tepat, beberapa kriteria yang harus
dipenuhi, antara lain:
• Clearity (jelas ) adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungs i tertentu yang
harus dapat dilihat secara jelas.
• Readibility (dapat dibaca) adalah keterbacaan dan jenis huruf t ersebut,
kualitas dan jenis huruf yang tepat untuk teks, sehingga kesatuannya
menjadi tepat.
• Legibility (mudah dibaca) adalah menekankan apakah kita mudah
membacanya atau tidak.
• Vi sibility (mudah dilihat) adalah menekankan pada keindahan jenis huruf
tersebut sehingga memperngaruhi mudah tidaknya t erlihat.
Mengutip perkataan Eka Sofyan Rizal dalam Majalah Concept (2005):
tipografi merupakan lingkup dan wujud dari segala perlakuan terhadap huruf
sehingga huruf bisa menampilkan fungsi keterbacaan dan fungsi kesan visual.
Perlakuan itu bisa berupa kegiatan membentuk huruf atau berupa komposisi
huruf.
Walau tidak mengambil porsi sebanyak ilustrasi, tipografi tetap
memegang peranan cukup penting dalam buku ini. Untuk memaksimalkan fungsi
![Page 9: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/9.jpg)
57
keterbacaannya bagi anak-anak, pemilihan jenis huruf haruslah yang memiliki
tingkat keterbacaan yang baik (baik legibility maupun readibility-nya). Tingkat
keterbacaan ini sendiri, menurut Danton Sihombing dalam buku “Tipografi
dalam Desain Grafis” (Gramedia, 2001), tergantung kepada tampilan bentuk fisik
huruf itu sendiri, serta penataannya dalam sebuah naskah.
Karenanya, penataan tipografi dalam buku akan dibuat sederhana dan
tidak terlalu rumit agar anak-anak tidak enggan untuk membacanya, khusunya
bagi anak-anak yang lebih muda dimana mereka baru membiasakan diri
membaca.
4.1.5 Teori Warna
Warna merupakan salah satu elemen desain yang berperan penting dalam
menyampaikan pesan dalam media visual. Warna dapat memberi efek psikologis,
emosional, dan perseptual dari orang yang melihatnya. Warna secara efektif
dapat menyampaikan pesan/ide/gagasan tanpa menggunakan tulisan. Bagi
Desainer, warna adalah:
1. Sarana komunikasi non verbal
2. Memiliki simbol/arti lebih dari sekedar tinta.
Khusus untuk anak-anak, warna memiliki tempat tersendiri bagi mereka.
Menurut buku “Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya” (Penerbit ITB,
2002) dijelaskan bahwa berdasarkan eksperimen, anak-anak bila disuruh memilih
objek yang sama antara warna dan bentuk, hampir selalu memilik objek yang
berwarna. Karenanya dapat disimpulkan bahwa dalam mendesain untuk anak-
anak, sebaiknya pemanfaatan kekuatan elemen warna dimaksimalkan.
![Page 10: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/10.jpg)
58
Masih dalam buku yang sama, Sulasmi Darmaprawira W.A.
menjabarkan kembali mengenai hasil eksperimen warna berkaitan dengan
psikologis anak-anak: “Menurut penelitian secara umum, warna panas
merangsang anak-anak...” Berdasarkan tulisan dalam bukunya, yang termasuk
golongan warna panas adalah keluarga merah/jingga yang memiliki sifat
pengaruh hangat, menyenangkan, merangsang, dan bergairah.
Di sisi lain, dalam bukunya berjudul “Pantone: Guide to Communication
with Color” (OhioGrafix Press, 2000), Leatrice Eiseman menyatakan sebuah
fakta warna: orang-orang yang tinggal lebih dekat dengan garis khatulistiwa
cenderung digambarkan dalam warna-warna hangat atau cerah. Fakta ini sesuai
dengan isi buku yang membahas Indonesia yang memang terletak dekat garis
khatulistiwa. Karenanya dalam aplikasi visualnya, akan digunakan banyak
warna-warna cerah. Merupakan sebuah kebetulan juga, seperti yang telah ditulis
sebelumnya, bahwa warna-warna cerah disukai anak-anak.
Jadi, sebenarnya warna-warna apa yang dimaksud dengan warna-warna
panas, hangat, dan cerah? Hideaki Chijiwa dalam bukunya Color Harmony
mengklasifikasikan warna-warna dengan mengambil dasar dari karakteristiknya:
• Warm Colors adalah warna merah, kuning, peralihan warna dari merah ke
kuning (oranye, coklat, burgundy, pink)
Kesan: agresif, enerjik, bergairah.
Warna ini menarik perhatian mata lebih dari kelompok warna lainnya karena
sifatnya yang membangkitkan adrenalin.
• Cool Colors adalah warna hijau, violet, peralihan hijau ke violet (biru, abu-
abu)
![Page 11: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/11.jpg)
59
Kesan: tenang, bersih.
Warna ini memberi efek mengurangi adrenalin.
• Light Colors adalah semua warna yang mendekati warna putih.
Kesan: lembut, ringan, halus, fairy-tale
Warna ini sangat efektif untuk standout dari kelompok warna disekelilingnya
yang terlalu mengumbar warna.
• Dark Colors adalah warna yang dicampur dengan hitam.
Kesan: berat, kuat, solid, old-fashioned, hand-crafted look
• Dull Colors adalah semua warna yang ditambahkan dengan warna abu-abu.
Kesan: mengurangi tekanan, meditatif, samar.
Tidak hanya kelompok warna yang memiliki makna, warna-warna itu sendiri juga
memiliki maknanya masing-masing;
• Merah: semangat, keberanian, gairah, dinamis, kemarahan.
• Kuning: gembira, lincah, cemerlang, optimis, segar.
• Hijau: kesuburan, hening, relaksasi, sehat, kepercayaan diri.
• Biru: tenang, muda, sporty, loyalitas, kepercayaan, imajinasi.
• Ungu: kematangan, canggih, misteri, kekayaan, impresif.
• Coklat: asli, orisinil, alami, kaya, subur, rendah hati, setia.
• Putih: kemurnian, suci, damai, steril, polos, kejujuran.
• Hitam: kekuatan, kekuasaan, otoritas, kekayaan, dramatis.
![Page 12: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/12.jpg)
60
4.1.6 Ilustrasi
Ilustrasi merupakan sebuah elemen desain yang dominan dalam
mendesain buku anak-anak. Dalam buku Illusive oleh Claudia Mareis (Die
Gestalten Verlag GmbH and Co. KG, Berlin, 2005), dikatakan bahwa ilustrasi
memiliki pengertian: sebuah representasi piktorial yang menyertai, menjelaskan,
dan mengiluminasi teks. Dalam arti metaforiknya, ilustrasi juga berarti protes
dari menjelaskan dan mengklarifikasikan sebuah pernyataan yang bersifat
linguistik.
Fungsi-fungsi ilustrasi menurut Wikipedia yang dianggap Penulis berkaitan
dengan fungsi ilustrasi dalam buku yang dibuatnya adalah:
• Memberi perwajahan pada karakter-karakter yang ada dalam sebuah cerita.
Melalui ilustrasi, ‘penggambaran’ karakter dari tokoh dalam buku menjadi
lebih nyata, khusunya bagi anak usia dini yang lebih tertarik pada sesuatu
yang sifatnya visual.
• Mengkomunikasikan tema-tema yang sulit dijabarkan dalam kata-kata,
melalui cara yang naratif. Tema objek wisata kurang menarik bila hanya
dituangkan dalam kata-kata. Ilustrasi merupakan cara yang lebih tepat dalam
mengkomunikasikan tema objek wisata yang sarat akan kekhasan visual.
4.1.7 Teori Desain Komunikasi Visual
Secara umum Desain Komunikasi Visual mempunyai 3 fungsi:
• Untuk menyampaikan informasi (to inform)
• Untuk mencerminkan identitas (to identify)
![Page 13: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/13.jpg)
61
• Untuk membujuk (to persuade)
Sebuah desain grafis yang berhasil adalah tersampaikannya pesan yang
disampaikan melalui citra visual kepada sasaran yang dituju. Dengan
menggabungkan berbagai prinsip-prinsip desain seperti keseimbangan, irama,
kesatuan, nada, aksen, kontras, arah, harmoni, gerak dan proporsi; maka
diharapkan akan menghasilkan sebuah karya desain grafis yang baik.
4.1.8 Teori Semiotik
Semiotika menurut Zoest (1992) adalah studi tentang tanda dan segala
yang berhubungan dengannya; cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-
tanda yang lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang
mempergunakannya.
Charles Sanders Peirce (Zoest, 1992), ahli filsafat dan tokoh terkemuka
dalam semiotika modern Amerika menegaskan bahwa manusia hanya dapat
berfikir dengan sarana tanda, manusia hanya dapat berkomunikasi dengan sarana
tanda. Tanda yang dimaksud dapat berupa tanda visual yang bersifat non-verbal,
maupun yang bersifat verbal.
Semiotika adalah ilmu tanda, istilah ini berasal dari kata Yunani semeion
yang berarti “tanda”. Winfried Noth (1993,p13) menguraikan asal-usul kata
semiotika; secara etimologi semiotika dihubungkan dengan kata Yunani sign =
sign dan signal = signal, sign .
![Page 14: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/14.jpg)
62
Untuk menghasilkan desain yang lebih komunikatif, kita dapat
menerapkan teori semiotik yang diungkapkan oleh Charles Morris. Komunikasi
yang efektif menurut teori semiotik dapat terjadi jika mempertimbangkan tiga
aspek communicative visual sign, yaitu:
1. Semantik: adalah hubungan antara yang menandakan dengan yang ditandai,
menerangkan suatu tanda yang merujuk dari yang ditandai. Hubungan sebuah
visual sign dengan realitas atau ide yang diwakilinya; hubungan antara
sebuah desain dengan maknanya.
2. Sintaktik: adalah menerangkan tanda-tanda yang tersusun berdasarkan
aturan tertentu untuk menghasilkan atau membangun suatu struktur atau
sistem yang seragam.
3. Pragmatik: adalah hungan antara tanda dengan si pengguna tanda.
Bagaimana sebuah fungsi sebuah tanda diinterpretasikan oleh interpreter atau
audience atau konsumennya. Pemahaman aspek ini bisa dilakukan lewat
pemahaman atas kecenderungan persepsi visual, kepentingan dan konteks
kultur.
4.1.9 Marketing Mix
Mendiola Wiryawan dalam bukunya yang berjudul Kamus Brand (2008,
p90) menyebutkan mengenai Marketing Mix. Dicetuskan pertama kali oleh Neil
H. Broden (1965). Terdiri dari 4P, antara lain:
1. Product (produk)
2. Price (harga)
3. Place (tempat penjualan)
![Page 15: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/15.jpg)
63
4. Promotion (promosi)
Sering ditambahkan menjadi 7P;
5. People (masyarakat)
6. Physical Evidence (keadaan fisik)
7. Process (proses)
4.2 Strategi Kreatif
4.2.1 Strategi Komunikasi
4.2.1.1 Konsep Desain
Fakta Kunci
• Indonesia memilik 10 destinasi wisata yang sangat menarik di luar P. Jawa dan
Bali yang masih kurang disosialisasi/dipromosikan
• Kemenbudpar sedang mengembangkan wisata budaya, wisata alam dan wisata
museum dari ke-10 provinsi/destinasi tersebut.
• Dibutuhkan strategi promosi yang menarik dan kreatif untuk mendukung promosi
10 destinasi ini
• Kurangnya pengetahuan dan minat anak mengenai destinasi wisata di Indonesia,
khususnya wisata budaya Indonesia.
• Kurangnya buku untuk anak yang mampu menolong orangtua memberi dorongan
supaya anak lebih mengenal dan mencintai Indonesia
Judul Buku
Seri Wisata Nusantara terbagi atas 3;
![Page 16: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/16.jpg)
64
Jelajah Budaya Nusantara
Jelajah Alam Nusantara
Jelajah Sejarah Nusantara
dalam proyek Tugas Akhir kali ini, Seri yang akan direalisasikan adalah seri
pertama yaitu “JELAJAH BUDAYA NUSANTARA”
Masalah yang Dikomunikasikan
Perlu adanya publikasi budaya dari 10 Destinasi wisata di luar P. Jawa dan P. Bali
dengan cara menarik untuk anak, yaitu dikemas dalam Magnetic Play Book yang
sarat aktivitas dan permainan
Tujuan Komunikasi
Tujuan Komunikasi dengan metode AIDA yaitu:
Attention
Memperkenalkan budaya Indonesia melalui buku yang dikemas dalam Magnetic
Play Book yang sarat permainan dan aktivitas
Interest
Permainan, aktivitas, serta visual mampu menarik perhatian anak-anak.
Desire
Ketertarikan lebih lanjut akan membuat target audiens akan tertarik lebih jauh
lagi, mencari tahu mengenai buku ini.
Action
![Page 17: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/17.jpg)
65
Konsumen mencari buku ini, misalnya dengan mengunjungi tempat yang
menyediakan sehingga mereka mendapatkan buku ini.
Unique Selling Propotition (USP)
Sebagai Magnetic Play Book pertama di Indonesia bertopik budaya tradisional
Indonesia dengan multiple function yang memberikan pengalaman unik dalam
belajar sambil bermain bagi anak-anak.dan mampu menumbuhkan keingintahuan
dan mengakrabkan anak dengan budaya tradisional Indonesia.
Core Message
Bagaimana supaya anak-anak menikmati pengenalan Budaya tradisional
Indonesia sehingga pada akhirnya mengundang mereka untuk mengunjungi 10
destinasi wisata tersebut.
Respon yang diharapkan
Antusias
4.2.1.2 Konsep Ide
Big Idea
New Experience, mengapa New Experience? karena buku ini menyajikan
informasi dengan cara yang baru yaitu Magnet.
Creative Approach
Pendekatan Komunikasi Rasional:
![Page 18: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/18.jpg)
66
Dengan buku yang interaktif dan informatif ini, anak akan lebih mengenal
budaya dari 10 destinasi wisata di luar P. Jawa dan Bali dengan cara yang
informatif sekaligus edukatif dan interaktif.
Pendekatan Komunikasi Emosional:
Menawarkan pengalaman baru yang dikemas dalam Magnetic Play Book yang
menarik, belajar sekaligus bermain dalam balutan budaya Indonesia,
dan mau memajang sebagai benda kebanggaan (hasil karyanya).
Keyword
Magnetic Fun Learning
4.2.2 Strategi Desain
Tone & Manner
Kiddies
Visual Approach
Warna
Penggunan nuansa warna cerah namun tetap disesuaikan dengan adat kota
bersangkutan.
Tipografi
Penggunaan Tipografi yang ringan dan playful sesuai dengan anak-anak
![Page 19: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/19.jpg)
67
Untuk Judul Buku ”Jelajah Budaya Nusantara”, Penulis tidak menggunakan
typeface yang sudah ada melainkan Penulis membuatnya sendiri supaya berkesan
unik dan punya ciri khas tersendiri.
Untuk bagian Pembuka dan Penutup, Penulis menggunakan typeface Delicious,
sedangkan untuk bagian isi dan caption magnet objek budaya Penulis
menggunakan Segoe UI dan Twilight.
![Page 20: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/20.jpg)
68
![Page 21: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/21.jpg)
69
Layout
Penggunaan layout yang lebih bermain-main
. Komposisi layout adalah 70:30, porsi ilustrasi lebih besar daripada teks.
Gaya ilustrasi
Ilustrasi vector dengan stilasi yang disesuaikan dengan anak usia SD, dengan
teknik mix media, manual untuk sketsa kasar, vector untuk penggambaran dan
digital painting untuk pewarnaan.
Style
Disesuaikan dengan gaya ilustrasi
S trategi Verbal
Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti anak-anak.
Estimasi Harga Buku
Rp. 80.000 setelah disubsidi oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata
Indonesia. Hal ini atas dasar keputusan mengenai anggaran yang disediakan
untuk promosi 10 destinasi wisata. (lihat lampiran)
4.3 Pemilihan Media
Item Utama:
Buku
Item Pendukung:
![Page 22: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2010-2-00169-ds bab 4.pdf · 51 secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara fisik dan](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022013008/5c7f9f3209d3f242188bad19/html5/thumbnails/22.jpg)
70
Boneka maskot Dio dan Dea
Pensil
Penghapus
Memo
Gantungan Tas
Kipas
Promosi:
• Majalah
• Poster
• Flag Brochure