nugrahapangestu.files.wordpress.com · web viewmemerlukan backbone kabel jaringan untuk...
TRANSCRIPT
Teknologi Informasi & Komunikasi Instalasi Perangkat
Jaringan Berbasis Luas
No Job : 03
Tanggal Praktikum:
25 Oktober 2010
Teknik Komputer Jaringan
Nama :
Nugraha Pangestu
Kelas : 3 TKJ/21 Judul :
Wireless WDS
NIS : TI.0811946
SMK N 3 Yogyakarta Nilai :
A. Tujuan
1. Siswa dapat menyiapkan alat dan bahan dengan baik dan benar
2. Siswa dapat menjaga keselamatan kerja saat praktikum
3. Siswa dapat menggunakan alat dan bahan dengan baik dan benar
4. Siswa dapat menyetting WDS dengan baik dan benar
B. Alat dan Bahan
No Nama Spesifikasi Jumlah
1 PC
Gambar B.1. PC
Motherboard=Matsonic MP5P4
M800-M, Processor = Intel 2,8
GHz
Harddisk = Samsung, 40 GB,
Power Supply = Mentari, 350
W, Memory = Corsaur, 512
MB, VGA = Onboard, Floppy
Disk = Sony, Monitor =
Ultimate, Mouse = Zyrex
Keyboard = Zyrex
Kabel IDE = ASUS
Land Card = Onboard
1
IPJBL (3TKJ) 1
OS=Windows XP Sp2
2. Access Point
Gambar B.2. Access
Point(Dokumen Pribadi)
EnGenius 2
3 Card Wireless
Gambar B.3. Card
Wireless(Dokumen
Pribadi)
SMNC 1
4 Kabel LAN
Gambar B.4. Kabel
LAN(Dokumen Pribadi)
1
C. Dasar Teori
Wireless WDS
Wireless distribution system (wds) memungkinkan interconnection beberapa
access point dalam suatu environment wireless network.
Dengan Wireless Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan
wireless dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus
memerlukan backbone kabel jaringan untuk menghubungkan mereka, seperti cara
tradisional. Keuntungan yang bisa kelihatan dari Wireless Distribution System
IPJBL (3TKJ) 2
dibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless Distribution System,
header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. tidak
seperti pada proses encapsulation misalnya pada komunikasi antar router yang
selalu menggunakan MAC address pada hop berikutnya.
Suatu access point bisa menjadi sebuah station utama, relay, atau remote base
station. Suatu base station utama pada umumnya dihubungkan dengan system
Ethernet. Base station relay merelay tation-2 kepada base station utama atau relay
station lainnya. Remote base station menerima koneksi dari clients wireless dan
melewatkannya ke main station atau ke relay station juga. Koneksi antar clients
menggunakan MAC address dibanding memberikan spesifikasi IP address.
Semua base station dalam Wireless Distribution System (WDS) harus
dikonfigure menggunakan channel radio yang sama, methoda inkripsi (tanpa
inkripsi, WEP, atau WAP) dan juga kunci inkripsi yang sama. Mereka bisa
dikonfigure dengan menggunakan SSID (service set identifiers) yang berbeda
sebagai identitas. Wireless Distribution System (WDS) juga mengharuskan
setiap base station untuk bisa melewatkan kepada lainnya didalam system.
Wireless Distribution System (WDS) bisa juga direferensikan sebagai mode
repeater karena dia bisa tampak sebagai Bridge dan juga menerima wireless
clients pada saat bersamaan (tidak seperti system bridge tradisional). Tetapi perlu
juga diperhatikan bahwa throughput dalam metoda ini adalah menjadi
setengahnya untuk semua clients yang terhubung secara wireless. Wireless
Distribution System (WDS) bisa digunakan dalam dua jenis mode konekstivitas
antar Access point.
• Wireless Bridging dimana komunikasi access points Wireless Distribution
System hanya satu dengan lainnya (antar AP) dan tidak membolehkan wireless
clients lainnya atau Station(STA) untuk mengaksesnya.
• Wireless repeater dimana access point berkomunikasi satu sama lain dan juga
dengan wireless
IPJBL (3TKJ) 3
Station (STA)
Ada dua kerugian dalam system Wireless Distribution System (WDS) ini:
• Troughput efektif maksimum adalah terbagi dua setelah transmisi pertama (hop)
dibuat.
Misalkan, dalam kasus dua router dihubungkan system Wireless Distribution
System (WDS), dan komunikasi terjadi antara satu komputer yang terhubung ke
router A dengan sebuah laptop yang terhubung secara wireless dengan salah
satu access point di router B, maka troughputnya adalah separuhnya, karena
router B harus re-transmit informasi selama komunikasi antara dua belah sisi.
Akan tetapi jika sebuah komputer dikoneksikan ke router A dan notebook di
koneksi kan ke router B (tanpa melalui koneksi wireless), maka troughput tidak
terbelah dua karena tidak ada re-transmit informasi.
Kunci inkripsi yang secara dinamis di berikan dan dirotasi biasanya tidak
disupport dalam koneksi Wireless Distribution System (WDS). Ini berarti
dynamic inkripsi WPA (Wi-Fi Protected Access) dan technology dynamic key
lainnya dalam banyak kasus tidak dapat digunakan, walaupun WPA
menggunakan pre-shared key adalah memungkinkan. Hal ini dikarenakan
kurangnya standarisasi dalam issue ini, yang mungkin saja di selesaikan dengan
standard 802.11s mendatang. Sebagai akibatnya cukuplah kunci static WEP dan
WPA yang bisa digunakan dalam koneksi Wireless Distribution System,
termasuk segala station yang difungsikan sebagai access point WDS repeater.
Akan tetapi sekarang ini sudah banyak vendor yang telah engadopsi
standard 802.11i dalam produk access point mereka sehingga WPA / WPA2
adalah standard keamanan koneksi mereka (setidaknya yang mereka claim).
Gambar dibawa ini adalah access point yang dihubungkan dengan WDS
Link point-to-point.
IPJBL (3TKJ) 4
WDS Point to Point - Diagram
WDS Point to Point - Diagram
Dengan Wireless Distribution System, anda bisa membangun
infrastrucktur wireless tanpa harus membangun backbone kabel jaringan
sebagai interkoneksi antar bridge. Wireless Distribution System fitur
memungkinkan kita membuat jaringan-2 wireless yang besar dengan cara
membuat link beberapa wireless access point dengan WDS Links. Wireless
Distribution System normalnya digunakan untuk membangun jaringan yang
besar dimana menarik kabel jaringan adalah tidak memungkinkan, alias
mahal, terbatas, atau secara fisik tidak memungkinkan untuk ditarik.
WDS Point to Multi Point
Gambar diatas ini adalah contoh konfigurasi WDS Link yang
menghubungkan Point to multi point WDS Link. Sementara gambar dibawah
berikut ini menggambarkan contoh diagram WDS Link yang berfungsi
sebagai WDS Repeater.
WDS Repeater
IPJBL (3TKJ) 5
WDS Repeater
Wireless Bridge dan Wireless Repeater
Pada diagram tiga gambar diatas, WDS dapat di bangun dalam
beberapa konfigurasi, point-to-point;
point-to-multipoint; dan WDS repeater.
Wireless Bridge
Wireless Distribution System yangditunjukkan pada gambar dibawah
ini sering disebut sebagai konfigurasi “wireless bridge”, karena terjadi
koneksi dua jaringan LAN pada layer data link. Access point bertindak
sebagai standard bridge yang melewatkan traffic antar WDS Link (link yang
menghubungkan ke access point / bridge lainnya) dan sebuah Ethernet port.
Sebagai standard bridge, access point mempelajari MAC address sampai 64
wireless dan atau total 128 piranti wireless dan wired, yang dikoneksikan ke
masing-2 port Ethernet untuk membatasi jumlah data yang dilewatkan.
Hanya data yang ditujukan kepada station yang diketahui berada pada
peer Ethernet link, data multicast atau data dengan tujuan yang tidak
diketahui yang perlu dilewatkan ke peer access point melalui WDS link.
Wireless Bridge concept
Wireless Bridge concept
Misalnya jika sebuat frame Ethernet 802.3 dikirim dari wired station 1
(Sta 1) menuju ke Sta3 pada gambar, penterjemahan frame diperlukan
sementara frame dilewatkan melalui WDS link antar AP1 dan AP2. Saat AP1
menerima frame, frame diterjemahkan kepada standard 802.11 dengan
format frame 4 address sebelum dikirim melalui WDS frame. Pada format
frame 4 address
IPJBL (3TKJ) 6
o MAC address dari Sta1,
o MAC address dari AP1,
o MAC address dari AP2,
o dan MAC address dari Sta3
semua dimasukkan dalam header frame 802.11, dan frame data adalah sama
seperti frame Ethernet aslinya. Berdasarkan format empat address frame
tersebut, AP2 akan me-rekonstruksi kembali Ethernet frame 802.3 jika frame
dilewatkan kepada LAN2. Jika AP-2 tersebut dikonfigure dengan algoritma
security, AP1 atau AP2 akan melakukan inkripsi (dekripsi) format frame
empat address ini sebelum melewatkan frame. Dilihat dari Sta3, fungsi
bridging adalah transparent; yaitu frame yang diterima adalah sama seolah
Sta1 dan Sta3 berada pada segment LAN yang sama.
WDS dalam fungsi repeater
Wireless Repeater
Pada gambar diatas ini, AP2 digunakan untuk memperluas jaringan /
jangkauan infrastructure wireless dengan jalan melewatkan traffic antara
station wireless dan AP yang terhubung secara kabel dengan jaringan local.
Catatan bahwa traffic Ethernet tidak di forward dengan cara demikian.
Traffic antara Sta3 dan Sta4 tidak di forward melalui WDS link, begitu juga
Sta5 dan Sta6. Dengan mode wireless bridge, Access point yang dioperasikan
dalam mode repeater perlu menterjemahkan frame kedalam format frame
yang lain saat forward frame antara koneksi wireless dan WDS link, format
IPJBL (3TKJ) 7
frame 3-address 802.11 digunakan pada wireless yang terhubung dengan
wireless stations, sementara untuk koneksi WDS link dengan access point
yang lain menggunakan format 4-address 802.3 frame. Encryption /
decryption juga dilaksanakan jika AP di configure dengan keamanan.
Hampir dalam suatu infrastruktur jaringan windows 2003 misalnya, tidak
jarang peluasan jaringan dilakukan dengan menggunakan wireless access
point yang di configure dengan menggunakan technology WDS ini. Akan
tetapi tidak semua piranti access point mempunyai kemampuan WDS ini.
D. Langkah Kerja
1 Langkah menyetting Access Point1
a. Langkah pertama mensetting Lan Interface Setup dengan IP Address
192.168.88.5 dengan default gateway 192.168.88.5. Untuk settingan
DHCP pilih server kemudian untuk DHCP Client Range 192.168.88.6-
192.168.88.100. Dengan domain name smkn3yk.com selanjutnya pilih
Apply Changes dan OK.
Gambar C.1. Konfigurasi LAN Interface
b. Langkah kedua mensetting Wan Interface Setup dengan memilih Static
IP pada WAN Access type. Kemudian untuk IP Address 192.168.4.133
dengan default gateway 192.168.4.1 dan DNS 192.168.4.1, selanjutnya
IPJBL (3TKJ) 8
memberi tanda centang pada pilihan dibawahnya kecuali clone MAC
Address. Selanjutnya pilih Apply changes dan OK.
Gambar C.2. Konfigurasi WLAN
c. Kemudian pada Wireless Basic Setting memberi nama pada SSID untuk
identitas AP. Selanjutnya pilih chanel number 10. Selanjutnya pilih
Apply changes dan OK.
Gambar C.3. Konfigurasi SSID
d. Langkah selanjutnya pada WDS Setting mengaktifkan WDS dan
memasukkan MAC Address AP2. Selanjutnya pilih Apply changes dan
OK.
IPJBL (3TKJ) 9
Gambar C.4. PenambahanMAC Address milik AP utama
2 Langkah menyetting AP 2
a. Langkah pertama mensetting LAN Interface Setup dengan memasukkan
IP Address 192.168.88.9 dengan default gateway 192.168.88.5.
kemudian untuk DHCP pilih Disable. Selanjuntnya pilih Apply changes
dan OK.
Gambar C.5. Konfigurasi LAN Interface
b. Langkah berikutnya menyetting Wan Interface setup. Pada WAN Access
Type pilih DHCP Client. Untuk DNSnya di Automatically.
IPJBL (3TKJ) 10
Gambar C.6. Konfigurasi WAN Inteerface
c. Selanjutnya menyetting Wireless Basic Setting untuk mengatur SSID yang
menunjukkan identitas Access point yang digunakan. Pada Channel Number
memilih channel 10. Kemudian mengenable repeater dan memasukkan SSID
AP1. Klik Apply Changes OK.
Gambar C.7. Konfigurasi SSID AP2
d. Di bawah ini adalah gambar dari status AP2.
IPJBL (3TKJ) 11
Gambar C.8. Status AP2
3. Langkah menyetting PC Client yang terpasang Wirelles Card
a. Masuk pada Local Area Connection properties internet protocol
(TCP/IP) properties. Pilih Obtain pada IP Address dan DNS.
IPJBL (3TKJ) 12
Gambar C.9. Konfigurasi IP Address pada PC(Pencarian IP)
b. Masuk pada tampilan awal Wireless Card sebagai client agar dapat
berkomunikasi dengan AP sehingga dapat terkoneksi dengan internet.
Gambar C.10. Tampilan awal Card Wireless
c. Kemudian masuk pada Profile Management untuk mengatur SSID
sebagai identitas dari client tersebut. Jika ingin mengubah nama client
yang digunakan masuk pada General, lalu mengisikan SSID milik AP
pada Network Names. Klik OK jika selesai penyettingan.
IPJBL (3TKJ) 13
Gambar C.11. Pengaturan SSID Card Wireless
d. Klik Current Status Klik Advanced untuk mengetahui perubahan
sari SSID.
Gambar C.12. Tampilan setelah penyettingan
e. Untuk mengaktifkan Card Wirelless masuk pada agar dapat dihubungi
Available Infrastructure and Ad hoc Networks. Klik SSID yang telah
disetting Profile Namenya Klik Refresh Klik Activatee Klik
OK.
Gambar C.13. Tampilan untuk mengaktifkan Card Wireless
IPJBL (3TKJ) 14
f. Mencari IP client dengan mengetikkan ipconfig pada command prompt.
Gambar C.14. Ipconfig(Pencarian IP pada PC client)
g. Ping IP eth 192.168.10.1 pada command prompt.
Gambar C.15. Pengetesan alamat PC router
h. Ping alamat IP milik server 192.168.4.1
Gambar C.16. Pengetesan alamat address pada server
IPJBL (3TKJ) 15
i. Setelah itu mencoba ping google.com.
Gambar C.17. Pengetesan alamat web browser
j. Masuk pada web browser untuk mencoba mengakses google.com
Gambar C.18. penyettingan berhasil terkoneksi dengan internet
E. Kesimpulan
1. Wireless Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan wireless
dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus
memerlukan backbone kabel jaringan untuk menghubungkannya.
IPJBL (3TKJ) 16
2. Semua base station dalam Wireless Distribution System (WDS) harus
dikonfigure menggunakan channel radio yang sama, methoda inkripsi
(tanpa inkripsi, WEP, atau WAP) dan juga kunci inkripsi yang sama.
Mereka bisa dikonfigure dengan menggunakan SSID (service set
identifiers) yang berbeda.
3. Wireless Distribution System digunakan untuk membangun jaringan yang
besar dimana menarik kabel jaringan adalah tidak memungkinkan, alias
mahal, terbatas, atau secara fisik tidak memungkinkan untuk ditarik.
4. Wireless Distribution System (WDS) direferensikan sebagai mode
repeater karena bisa tampak sebagai Bridge dan juga menerima wireless
clients pada saat bersamaan (tidak seperti system bridge tradisional).
F. Daftar Pustaka
1. Modul Wireless WDS. Diakses pada jam 14:48 tanggal 29 Oktober
2010.
2. http://id.wordpress.com/ . Diakses pada jam 14:49, tanggal 29 Oktober
2010.
3. http://panyoet.page.tl/Linksys-DD_WRT-WRT54G-s-GS-s-GL-Sebagai-
Repeater–k1-WDS-k2-.htm. Diakses pada jam 14.49, tanggal 29 Oktober
2010.
IPJBL (3TKJ) 17