bab 4 hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil penelitian · 4.1 hasil penelitian 4.1.1 sejarah...

21
33 Universitas Muhammadiyah Riau BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia Merdeka menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pulau Sumatera sejak tahun 1945 sampai tahun 1957 terbagi 3 (tiga) Provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan. Riau merupakan sebuah Keresidenan yang disebut Residen Riau, dibawah Provinsi Sumatera Tengah yang terdiri 4 (empat) Kabupaten, yaitu Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Kampar, Kabupaten Indragiri dan Kabupaten Bengkals. Sedangkan Pekanbaru merupakan Kota Praja setingkat Kewedanaan. Pada tanggal 09 Agustus 1957 Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta menetapkan Riau menjadi Provinsi sendiri lepas dari Provinsi Sumatera Tengah yang diundangkan dalam lembaran Negara no 75 dengan Undang-undang no 19 Tahun 1957, untuk sementara waktu kedudukan Ibu Kota Provinsi Riau berkedudukan di Tanjung Pinang, karena Pekanbaru masih di bawah kekuasaan Pemerintah PRRI, sehingga di Riau terjadi dualisme pemerintahan. Dalam situasi yang tidak menentu itu kaum muda dyang tergabung dalam kesatuan Badan Kongres, mengadakan sebuah kongres supaya Pemerintahan yang terjadi dualisme ini segera berakhir. Pada tanggal 17-19 Oktober 1957 diadakan Kongres Pemuda, Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat Melayu Riau di Pekanbaru. Dalam menghadapi Kongres tersebut, O. K. Nizami Jamil di tunjuk sebagai ketua kesenian menggarap sebuah Tari Adat Melayu bersama Johan Syariffuddin yang

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

33

Universitas Muhammadiyah Riau

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih

O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

Merdeka menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pulau Sumatera

sejak tahun 1945 sampai tahun 1957 terbagi 3 (tiga) Provinsi yaitu Provinsi

Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan. Riau merupakan

sebuah Keresidenan yang disebut Residen Riau, dibawah Provinsi Sumatera

Tengah yang terdiri 4 (empat) Kabupaten, yaitu Kabupaten Kepulauan Riau,

Kabupaten Kampar, Kabupaten Indragiri dan Kabupaten Bengkals.

Sedangkan Pekanbaru merupakan Kota Praja setingkat Kewedanaan.

Pada tanggal 09 Agustus 1957 Pemerintah Republik Indonesia di

Jakarta menetapkan Riau menjadi Provinsi sendiri lepas dari Provinsi

Sumatera Tengah yang diundangkan dalam lembaran Negara no 75 dengan

Undang-undang no 19 Tahun 1957, untuk sementara waktu kedudukan Ibu

Kota Provinsi Riau berkedudukan di Tanjung Pinang, karena Pekanbaru

masih di bawah kekuasaan Pemerintah PRRI, sehingga di Riau terjadi

dualisme pemerintahan. Dalam situasi yang tidak menentu itu kaum muda

dyang tergabung dalam kesatuan Badan Kongres, mengadakan sebuah

kongres supaya Pemerintahan yang terjadi dualisme ini segera berakhir.

Pada tanggal 17-19 Oktober 1957 diadakan Kongres Pemuda, Pelajar,

Mahasiswa dan Masyarakat Melayu Riau di Pekanbaru. Dalam menghadapi

Kongres tersebut, O. K. Nizami Jamil di tunjuk sebagai ketua kesenian

menggarap sebuah Tari Adat Melayu bersama Johan Syariffuddin yang

Page 2: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

34

Universitas Muhammadiyah Riau

diberi nama “Tari Makan Sirih’ . Untuk dipersembahkan pada upacara

pembukaan Kongres tersebut.

4.2 Analisis Data

1. Gerakan Sembah

Gambar 4.1. Gerakan Sembah. Sumber: Arsip Lembaga Adat Melayu Riau

Sign Object Interpretant

Gerakan Sembah

Penari

Gerakan Sembah merupakan

gerakan menemukan kedua

telapak tangan degan

menundukkan badan. Pesan dari

gerakan ini untuk memberikan

salam dan penghargaan kepada

tamu serta memberi tahu kepada

tamu bahwa orang Melayu sopan

dan santun.

Secara keseluruhan komunikasi non verbal dari gerakan diatas

menginterpretasikan bahwa penari melakukan gerakan sembah dengan

menemukan kedua telapak tangannya dengan membungkukkan badan. Sign dari

gerakan ini adalah Gerakan Sembah, Object dari gerakan ini adalah penari yang

melakukan gerakan, Interpretant dari gerakan ini adalah gerakan yang dilakukan

penari dalam bentuk menyembah dan menundukkan badan terhadap tamu.

Pesan non verbal dalam Gerakan Sembah tersebut adalah untuk

memberikan salam hormat kepada tamu yang datang dan penghargaan kepada

Page 3: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

35

Universitas Muhammadiyah Riau

tamu yang hadir serta memberi tahu kepada tamu bahwa orang Melayu sopan dan

santun.

2. Gerakan Silat Selembayung

Gambar 4.2. Gerakan Silat Selembayung. Sumber: Arsip Lembaga Adat Melayu Riau

Sign Object Interpretant

Gerakan Silat

Selembayung

Penari

Gerakan Silat Selembayung

merupakan bagian dari gerakan

silat Melayu dengan tangan

diangkat kesamping sambil

memutar badan. Pesan dari

gerakan tersebut merupakan

sebagai pertanda kepada tamu

bahwa dia aman selama berada

diacara tersebut.

Secara keseluruhan komunikasi non verbal dari gerakan di atas

menginterpretasikan bahwa penari melakukan Gerakan Silat Selembayung dengan

tangan diangkat kesamping dan memutar badan. Sign dari gerakan ini merupakan

Gerakan Silat Selembayung, Object dari gerakan ini adalah penari yang

melakukan gerakan, Interpretant dari gerakan ini adalah gerakan yang dilakukan

penari dalam bentuk mengangkat tangan kesamping sambil memutar badan.

Page 4: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

36

Universitas Muhammadiyah Riau

Pesan non verbal dalam gerakan tersebut adalah sebagai pertanda yang

dilakukan oleh penari untuk mengkomunikasikan kepada tamu bahwa dia akan

aman selama berada diacara tersebut sehingga tidak perlu ada kekhawatiran.

3. Gerakan Petik Daun Sirih

Gambar 4.3. Gerakan Petik Daun Siirih. Sumber: Arsip Lembaga Adat Melayu Riau

Sign Object Interpretant

Gerakan Petik Daun

Sirih

Penari

Gerakan Petik Daun Sirih

merupakan gerakan tangan

didepan dada dan digerakan dari

samping kiri ke kanan. Pesan dari

gerakan tersebut ingin

menyampaikan bahwa sajian yang

diberikan oleh orang Melayu hasil

tanaman orang Melayu yang baik

dan bersih.

Secara keseluruhan komunikasi non verbal dari gerakan diatas

menginterpretasikan bahwa penari melakukan Gerakan Petik Daun Sirih dengan

tangan didepan dada dan digerakkan dari samping kiri ke kanan dengan jari

melengkung keatas menyerupai memetik. Sign dari gerakan ini adalah Gerakan

Petik Daun Sirih, Object dari gerakan ini adalah penari yang melakukan gerakan,

Interpretant dari gerakan ini adalah gerakan yang dilakukan penari dalam bentuk

Page 5: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

37

Universitas Muhammadiyah Riau

tangan didepan dada dan digerakkan dari samping kiri ke kanan dengan jari

melengkung ke atas menyerupai memetik daun sirih.

Pesan non verbal dalam gerakan tersebut adalah ingin menyampaikan

kepada tamu bahwa setiap sajian yang diberikan oleh orang melayu merupakan

dari hasil bumi Melayu yang baik dan bersih.

4. Gerakan Mengelap Daun Sirih

Gambar 4.4. Gerakan Mengelap Daun Sirih. Sumber: Arsip Lembaga Adat Melayu Riau

Sign Object Interpretant

Gerakan Mengelap

Daun Sirih

Penari

Gerakan Mengelap Daun Sirih

merupakan gerakan dengan posisi

duduk dan tangan digerakkan

mengusap kedua telapak tangan

saling bertemu. Pesan dari

gerakan tersebut ingin

menyampaikan kebersihan orang

Melayu dalam melakukan segala

hal.

Secara keseluruhan komunikasi non verbal dari gerakan diatas

menginterpretasikan bahwa penari melakukan Gerakan Mengelap Daun Sirih

dengan posisi penari duduk bersimpuh dan tangan digerakkan mengusap kedua

telapak tangan saling bertemu seperti mengusap sesuatu. Sign dari gerakan ini

adalah Gerakan Mengelap Daun Sirih, Object dari gerakan ini adalah penari yang

Page 6: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

38

Universitas Muhammadiyah Riau

melakukan gerakan, Interpretant dari gerakan ini adalah gerakan yang dilakukan

penari dengan posisi bersimpuh dengan tanggan mengusap kedua telapak tangan

yang saling bertemu.

Pesan non verbal dalam gerakan tersebut adalah ingin menyampaikan

kebersihan orang Melayu dalam melakukan segala hal sehingga tamu merasa

senang apabila bertamu ketanah Melayu.

5. Gerakan Mengapur Sirih

Gambar 4.5. Gerakan Mengapur Sirih. Sumber: Arsip Lembaga Adat Melayu Riau

Sign Object Interpretant

Gerakan Mengapur Sirih

Penari

Gerakan Mengapur Daun Sirih

merupakan gerakan dengan posisi

berjongkok dan tangan digerakkan

mengusap kedua telapak tangan

kearah bawah. Pesan dari gerakan

tersebut menandakan sebagai

perisai bahwa setiap yang

dimakan bebas dari bahaya.

Secara keseluruhan komunikasi non verbal dari gerakan diatas

menginterpretasikan bahwa penari melakukan Gerkan Mengapur Daun Sirih

dengan posisi penari berjongkok tangan digerakkan mengusap dengan telapak

tangan kearah bawah menyerupai mengoles sesuatu. Sign dari gerakan ini adalah

Gerakan Mengapur Sirih, Object dari gerakan ini adalah penari yang melakukan

Page 7: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

39

Universitas Muhammadiyah Riau

gerakan, Interpretant dari gerakan ini adalah gerakan yang dilakukan penari

dengan posisi berjongkok dan tangan digerakkan mengusap kedua telapak tangan

kearah bawah menyerupai mengoles.

Pesan non verbal dalam gerakan tersebut adalah menandakan sebagai

perisai dan memebritahukan kepada tamu bahwa setiap yang disajikan dan

diberikan kepada tamu yang sifatnya untuk dimakan terbebas dari bahaya dan

racun.

6. Gerakan Melipat Daun Sirih

Gambar 4.6. Gerakan Melipat Daun Sirih. Sumber: Arsip Lembaga Adat Melayu Riau

Sign Object Interpretant

Gerakan Melipat Daun

Sirih

Penari

Gerakan Melipat Daun Sirih

merupakan gerakan dengan posisi

duduk dan membungkuk tangan

digerakkan memutar kedua

pergelangan tangan kearah bawah

dan atas. Pesan dari gerakan

tersebut menandakan orang

Melayu selalu rapi dalam

melakukan apapun.

Secara keseluruhan komunikasi non verbal dari gerakan diatas

menginterpretasikan bahwa penari melakukan Gerkan Melipat Daun Sirih dengan

posisi penari duduk dan badan membungkuk tangan digerakkan memutar

Page 8: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

40

Universitas Muhammadiyah Riau

pergelangan kearah bawah dan atas menyerupai melipat sesuatu. Sign dari gerakan

ini adalah Gerakan Melipat Sirih, Object dari gerakan ini adalah penari yang

melakukan gerakan, Interpretant dari gerakan ini adalah gerakan yang dilakukan

penari dengan posisi duduk dan membungkuk tangan digerakkan memutar kedua

pergelangan tangan kearah bawah dan atas menyerupai melipat.

Pesan non verbal dalam tersebut adalah menandakan bahwa orang Melayu

selalu rapi dalam melakukan segala hal untuk memberikan kesan yang baik

terhadap semua orang yang melihat.

7. Gerakan Memakan Sirih

Gambar 4.7. Gerakan Memakan Sirih. Sumber: Arsip Lembaga Adat Melayu Riau

Sign Object Interpretant

Gerakan Memakan Sirih

Penari

Gerakan Memakan Sirih

merupakan gerakan dengan posisi

duduk bersimpuh tangan kanan

seperti memegang sesuatu tangan

digerakkan ke kiri dan kanan

wajah. Pesan dari gerakan tersebut

ingin menyampaikan kepada tamu

bahwa orang Melayu melayai

dengan baik tamunya hingga

memperhatikan makan dan

minumnya.

Page 9: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

41

Universitas Muhammadiyah Riau

Secara keseluruhan komunikasi non verbal dari gerakan diatas

menginterpretasikan bahwa penari melakukan Gerkan Memakan Sirih dengan

posisi penari duduk bersimpuh tangan kanan diangkat sejajar muka dan tangan

seperti memegang sesuatu lalu tangan digerakkan ke kiri dan kanan wajah. Sign

dari gerakan ini adalah Gerakan Memakan Sirih, Object dari gerakan ini adalah

penari yang melakukan gerakan, Interpretant dari gerakan ini adalah gerakan yang

dilakukan penari dengan posisi duduk bersimpuh tangan kanan seperti memegang

sesuatu tangan digerakkan ke kiri dan kanan wajah

Pesan non verbal dalam gerakan tersebut adalah ingin menyampaikan

kepada tamu bahwa orang Melayu melayani tamu dan menjamu dengan baik tamu

tersebut.

8. Gerrakan Menyuguhkan Tepak

Gambar 4.8. Gerakan Menyuguhkan Tepak. Sumber: Arsip Lembaga Adat Melayu Riau

Sign Object Interpretant

Gerakan Menyuguhkan

Tepak

Penari

Gerakan Menyuguhkan Tepak

merupakan gerakan dengan posisi

jongkok sambil membawa tepak

sirih dan menyorongkan ke

hadapan tamu. Pesan dari gerakan

tersebut ingin menyampaikan

kepada tamu bahwa acara siap

dimulai dengan memakan isi

Page 10: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

42

Universitas Muhammadiyah Riau

dalam tepak sebagai pembuka

bicara.

Dari hasil wawancara dengan beberapa Narasumber didapat hasil sebagai

berikut:

A. Sign

Sebelumnya peneliti telah memberikan beberapa pertanyaan yang

mengarah pada Sign dalam Tari Makan Sirih, dari wawancara yang telah

digagbungkan oleh peneliti didapat hasil sebagai berikut:

1. Koreografer

Iwan Irawan Permadi yang dalam hal ini merupakan Narasumber

Koreografer mengatakan bahwa.

”Menurut saya gerakan yang dilakukan oleh penari Tari Makan Sirih

merupakan media penyampai pesan kepada tamu yang hadir di acara-

acara, dari gerakan tersebut dapat kita lihat bahwa dia melakukan

gerakan bagai mana tata cara memakan sirih dan dari gerakan tersebut

dapat menyampaikan kepada tamu bahwa dia sangat di hargai diacara

tersebut”.(wawancara senin, 08 Agustus 2018)

2. Akademisi Tari

Dra. Hj. Tengku Rahimah sebagai Akademisi Tari juga

menyebutkan bahwa.

Page 11: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

43

Universitas Muhammadiyah Riau

“ Kita dapat melihat gerakan yang dilakukan oleh penari tersebut

mengendung arti dan hal dilihat oleh tamu yang datang dan merasa

bahwa dia sangat dihargai diacara tersebut. Dari gerakannya Tari Makan

Sirih lah dapat kita mengangkat arti dari semua yang disampaikan.

Gerakan yang dilakukan penari merupakan tata cara memakan sirih dan

orang Melayu setiap menyambut tamu selalu menyuguhkan

sirih”.(wawancara senin, 10 Agustus 2018)

3. Akademisi Tari dan Pengamat Tari

Muslim, S. Kar, M. Sn dalam hal ini sebagai Akademisi Tari dan

Pengamat Tari menyampaikan hal senada bahwa.

“Dalam Tari Makan Sirih terdapat komunikasi yang mana disini sebagai

media nya adalah tubuh si penari, dalam artian gerakan yang dilakukan

oleh tubuh penari dan ditunjukkan kepada tamu yang datang. Dari

gerakan yang dilakukan penari terdapat komunikasi disana yang mana

penari melakukan gerakan tata cara memakan sirih, dan tamu

menyaksikan sehingga tamu mengerti bahwa orang Melayu memberikan

sirih tersebut untuk menyabut tamu”.(wawancara, minggu 16 Agustus

2018)

4. Penari

Vera Yuniwati Soermin, S. Pd dalam hal ini merupakan penari

Melayu juga menyampaikan bahwa.

”Saya sebagai penari melihat gerakan yang dilakukan oleh penari

merupakan sebagai penanda untuk tamu dan menyampaikan pesan bahwa

Tari Makan Sirih disuguhkan untuk menyampaikan kepada tamu bahwa

orang Melayu ramah dan sopan dalam meyambut tamu”.(wawancara

selasa 25 Agustus 2018)

Dari wawancara diatas yang telah digabungkan peneliti bahwa yang

menjadi Sign dalam Tari Makan Sirih merupakan gerakan tubuh penari yang

Page 12: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

44

Universitas Muhammadiyah Riau

ditampilkan dengan indah dan dari hal tersebut terdapat komunikasi antara penari

dan tamu yang datang menyaksikan Tari Makan Sirih tersebut. Dari setiap

gerakan yang dilakukan oleh penari merupakan komunikasi non verbal yang dapat

mebuat tamu mengerti maksud dan tujuan dari tarian tersebut.

B. Object

Setelah mengetahui Sign dalam Tari Makan Sirih dari wawancara yang

dilakukan, peneliti menggali lagi mengenai Object dalam wawancara yang

telah digabungkan peneliti didapat hasil sebagai berikut:

1. Koreografer

Iwan Irawan Permadi selaku Koreografer mengatakan dalam

wawancara bahwa.

“Sebenarnya kita sudah tau bahwa dalam Tari Makan Sirih yang menjadi

pemberi pesan adalah penarinya sendiri, karna dari tubuh sipenari

gerakan terjadi. Penari Tari Makan Sirih melakukan gerakan yang mana

gerakan tersebut tata cara memakan sirih yang sudah diperindah dan

gerakan itu terjadi dari tubuh penari maka dari itu yang menjadi Pemberi

Pesan dari Tari makan sirih adalah penarinya. Dalam setiap pesan yang

diangkat berdasarkan gerakan tari tentunya yang menjadi titik fokusnya

adalah penari, karna tanpa penari tentunya tidak akan ada gerakan dan

tidak ada penampilan tari”. (wawancara senin, 08 Agustus 2018)

2. Akademisi Tari

Dra. Hj. Tengku Rahimah juga mengatakan hal yang sama dalam

wawancara bahwa.

Page 13: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

45

Universitas Muhammadiyah Riau

“Dari tubuh penari terjadi gerakan yang mana terdapat pesan yang ingin

disampaikan kepada tamu yang datang dan tanpa adanya penari tentunya

tidak ada gerakan dan tidak ada pesan yang di sampaikan. Setiap

pertunjukan yang mengacu pada gerakan, tentunya menggunakan Object

yaitu manusia dan dalam pesan yang mengacu pada gerakan atau non

verbal tentunya yang melakukan semuanya adalah manusia, dan dalam

Tari Makan Sirih tersebut manusia yang melakukan gerakan tersebut

adalah penari. Dalam Tari Makan Sirih penari melakukan gerakan tata

cara memakan sirih dan hal tersebut mengandung arti yang ingin

disampaikan kepada tamu yang dituju dan dari itu tentunya kita

mengetahui yang melakukan gerakannya adalah manusia dan manusia

dalam tari ini adalah penari Tari Makan Sirih”. (wawancara senin, 10

Agustus 2018)

3. Akademisi Tari dan Pengamat Tari

Muslim, S. Kar, M. Sn menyampaikan hal senada dalam

wawancara bahwa.

“Dalam Tari memperlihatkan gerakan yang indah yang di lakukan oleh

penari dan tentunya dalam Tari Makan Sirih hal yang sama dimana yang

melakukan gerakan adalah penarinya maka disini yang menjadi Object

adalah penarinya. Melalui tubuh penari dalam Tari Makan Sirih penari

memperlihatkan gerakan tata cara memakan sirih, namu gerakan

terseebut sudah di stilir didalam seni tari stilir tersebut adalah gerkan

yang sebenarnya diperindah dan menjadi gerakan tari yang indah tidak

terlihat seperti gerakan sebenarnya. Dalam Tari Makan Sirih bisa kita

lihat bahwa yang melakukan gerakan tersebut adalah penari, dan untuk

mendapatkan tanda tentunya dari gerakan penari dan dari hal tersebut

bahwa penari adalah Object yang menyampaikan pesan melalui

gerakannya untuk menyampaikan pesan”. (wawancara minggu, 16

Agustus 2018)

4. Penari

Page 14: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

46

Universitas Muhammadiyah Riau

Vera Yuniwawti Soermin, S. Pd juga menyampaikan dalam

wawancara bahwa.

“Tentunya yang melakukan gerakan dalam tari tersebut adalah penari

yang mana saya sebagai penari melakukan gerkan yang telah ditata oleh

koreografer dan dalam gerkan tersebut ada pesan yang ingin kami

sampaikan kepada tamu, disini sangat jelas bahwa Object dalam tari

adalah penari atau manusia yang melakukan gerakan yang indah. Dalam

Tari Makan Sirih penari melakukan gerakan tata cara memakan sirih

yang mana sering dilakukan oleh orang Melayu dalam setiap menyambut

tamu menyuguhkan sirih namun disini di implementasikan dalam gerakan

tari”. (wawancara selasa, 25 Agustus 2018)

Dari hasil wawancara yang telah dirangkum oleh peneliti ditarik

kesimpulan bahwa dalam Tari Makan Sirih yang menjadi Object adalah penari

Melayu atau penari Tari Makan Sirih dimana semua gerakan berasal dari tubuh

penari. Tubuh penari yang melakukan gerakan tata cara makan sirih yang mana

mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada tamu yang datang dan hal itu

dilakukan oleh penari.

C. Interpretant

Setelah mengetahui Sign dan Object selanjutnya peneliti menggali lagi

lebih dalam tentang Interpretant dalam Tari Makan Sirih setelah

menggabungkan hasil wawancara mendalam didapat hasil sebagai berikut.

1. Koreografer

Iwan Irawan Permadi mengatakan pesan yang terkandung dalam

Tari Makan Sirih adalah.

“Dari gerakan yang telah kita kaji bersama di Lembaga Adat Melayu

Riau dalam Tari Makan Sirih terdapat beberapa gerakan yaitu, Gerakan

Page 15: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

47

Universitas Muhammadiyah Riau

Sembah. Gerakan Sembah merupakan gerakan menemukan kedua telapak

tangan dengan menundukkan badan. Pesan dari gerakan ini untuk

memberikan penghormatan kepada tamu agar tamu merasa dihargai.Silat

Selembayung. Gerakan yang merupakan bagian dari salah satu gerakan

silat dengan tangan kesamping. Pesan dari gerakan tersebut merupakan

sebagai pertanda kepada tamu bahwa lingkungan sekitar aman dan dia

akan aman selama dilokasi. Gerakan Petik Daun Sirih. Gerkan

mengambil daun sirih dari batangnya. Pesan dari gerak tersebut

menandakan bahwa segala hal yang disajikan kepada tamu sehat dan

alami.Gerakan Mengelap Daun Sirih. Gerakan mengelap daun sirih

sebelum dimakan. Pesan dari gerakan tersebut menandakan bahwa orang

Melayu selalu bersih dalam melayani tamu. Gerakan Mengapur Sirih.

Gerakan mengapur daun sirih merupakan gerakan mengoleskan kapur

kedaun sirih. Pesan dari gerakan tersebut menandakan sebagai penangkal

bahwa tamu terjamin makan minumnya bebas bahaya. Gerakan Melipat

Daun Sirih. Gerakan melipat daun sirih merupakan gerakan melipat daun

sirih. Pesan dari gerakan tersebut menandakan orang Melayu selalu rapi

dan sopan dalam menghadapi tamu. Gerakan Memakan Sirih. Gerakan

memakan sirih merupakan gerakan bagaimana memakan sirh. Pesan dari

gerakan tersebut menyampaikan kepada tamu bahwa dia tidak akan

kelaparan kalau berada ditanah Melayu. Gerakan Menyuguhkan Tepak.

Gerakan menyuguhkan tepak merupakan gerakan memberikan tepak

kepada tamu dengan tepak terbukan untuk memakan isi didalamnya.

Pesan dari gerakan tersebut menandakan penghargaan yang besar

kepada tamu yang datang dengan memakan sirih sebagai pembuka bicara.

Dari hal diatas bisa di tarik kesimpulan bahwa dalam Tari Makan Sirih

menyampaikan memakan sirih merupakan cara orang Melayu untuk

memulai pembicaraan dan menyambut tamu yang datang, dari hal itu

menyampaikan bahwa orang Melayu sangat ramah dan sopan terhadap

tamunya. Tari Makan Sirih juga menyampaikan bahwa orang yang datang

ketanah Melayu terjamin keselamatannya dan Insya Allah akan selalu

sehat Wal Afiat selama dia bertamu dikalangan orang Melayu. Dalam

Page 16: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

48

Universitas Muhammadiyah Riau

artian lain Tari Makan Sirih sebagai simbol penyambutan tamu oleh

orang Melayu dengan memuliakan tamu dengan tampilan yang baik dan

memberikan kesan kelemah lembutan orang Melayu yang menjamin

tamunya selamat datang dan selamat kembali ketempat asalnya”.

(wawancara senin, 08 Agustus 2018)

2. Akademisi Tari

Dra. Hj .Tengku Rahimah juga menyampaikan bahwa pesan yang

terkandung dalam Tari Makan Sirih adalah.

“Untuk gerakan sudah dibakukan bersama dan kebetulan saya termasuk

didalam anggota pembakuan yaitu, Gerakan Sembah. Pesan dari gerakan

ini untuk memberikan salam kepada tamu agar tamu mengetahui orang

Melayu sopan dan santun serta menghargai tamu. Silat Selembayung.

Pesan dari gerakan tersebut merupakan sebagai pertanda kepada tamu

bahwa dia aman selama ditanah Melayu. Gerakan Petik Daun Sirih.

Pesan dari gerak tersebut menandakan bahwa yang diberikan oleh orang

Melayu hasil dari tanaman yang baik dan bersih. Gerakan Mengelap

Daun Sirih. Pesan dari gerakan tersebut menandakan orang Melayu

selalu bersih dalam menyajikan segala sesuatu. Gerakan Mengapur Sirih.

Pesan dari gerakan tersebut menandakan sebagai perisai dari makanan

dan terbebas dari racun. Gerakan Melipat Daun Sirih. Pesan dari

gerakan tersebut menandakan bahwa orang Melayu selalu rapi dalam

berbuat. Gerakan Memakan Sirih. Pesan dari gerakan tersebut

menyampaikan kepada tamu bahwa selama dia berada ditanah Melayu

terjamin makan minumnya. Gerakan Menyuguhkan Tepak. Pesan dari

gerakan tersebut menandakan penghargaan yang besar kepada tamu yang

datang dengan memakan sirih sebagai pembuka bicara. Bisa disimpulkan

bahwa pesan yang terkandung dalam Tari Makan Sirih bagaimana kita

Page 17: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

49

Universitas Muhammadiyah Riau

selaku orang Melayu menyambut tamu dan menghargai tamu agar setiap

tamu yang datang ketanah Melayu merasa nyaman dan aman dengan

lingkungan sekitar. Orang Melayu selalu ramah dan sopan dengan semua

tamu-tamu yang datang dan selalu menjamu tamunya dengan baik. Dalam

Tari Makan Sirih juga menyampaikan pesan bahwa dalam penyambutan

tamu ditanah Melayu selalu menyuguhkan sirih sebagai pembuka bicara.

Dalam Tari Makan Sirih terdapat pesan yang menandakan orang Melayu

tidak kasar dan arogan dan orang Melayu identik dengan nilai-nilai

keagamaan yang menandakan orang Melayu itu bersifat baik dan sopan

dalam bertingkah laku, begitu juga dalam menyambut tamu”. (wawancara

senin, 10 Agustus 2018)

3. Akademisi Tari dan Pengamat Tari

Muslim, S. Kar, M. Sn juga menyampaikan bahwa pesan yang

terdapat dalam Tari Makan Sirih adalah.

“Saya ketahui dari buku yang dikeluarkan Lembaga Adat Melayu Riau

yaitu, Gerakan Sembah. Pesan dari gerakan ini memberikan salam

kepada tamu dengan wajah yang bersih dan hati yang jernih. Silat

Selembayung. Pesan dari gerakan tersebut memberitahu kepada tamu

bahwa dia akan aman selama berada ditanah Melayu. Gerakan Petik

Daun Sirih. Pesan dari gerak tersebut menandakan bahwa yang diberikan

oleh orang Melayu hasil dari Bumi Melayu yang baik. Gerakan Mengelap

Daun Sirih. Pesan dari gerakan tersebut menandakan kebersihan orang

Melayu dalam melakukan sesuatu hal. Gerakan Mengapur Sirih. Pesan

dari gerakan tersebut menandakan sebagai obat untuk segala macam

yang dimakan dan aman. Gerakan Melipat Daun Sirih. Pesan dari

gerakan tersebut menandakan bahwa orang Melayu selalu rapi dalam

berbuat. Gerakan Memakan Sirih. Pesan dari gerakan tersebut

menyampaikan kepada tamu bahwa selama dia berada ditanah Melayu

terjamin makan minumnya. Gerakan Menyuguhkan Tepak. Pesan dari

gerakan tersebut menandakan penghargaan yang besar kepada tamu yang

Page 18: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

50

Universitas Muhammadiyah Riau

datang dengan memakan sirih sebagai pembuka bicara. Saya simpulkan

berdasarkan gerakan bahwa pesannya adalah sebuah sikap keramah

tamahan bagaimana orang Melayu memberikan penghargaan kepada

tamu yang datang dengan muka yang jernih dan hati yang bersih sehingga

tamu yang datang merasa aman dan nyaman. Dengan Tari Makan Sirih

tersebut menyampaikan kepada tamu yang datang bahwa tamu tersebut

sangat di hargai dan dihormati. Dengan gerakan dari tubuh penari yang

lembut bisa menyampaikan bahwa kedatangannya di tanah Melayu akan

aman dan terjaga hingga dia kembali ketempatnya dan orang Melayu itu

sangat ramah dan sopan terhadap tamunya”. (wawancara minggu, 16

Agustus 2018)

4. Penari

Vera Yuniwati Soermin, S. Pd mengatakan bahwa pesan yang

terdapat dalam Tari Makan Sirih adalah.

“Dari pelajaran yang telah saya tempuh dan seminar dari Lembaga Adat

Riau yang telah saya ikuti bahwa ada beberapa geerakan dalam Tari

Makan Sirih yaitu, Gerakan Sembah. Pesan dari gerakan ini memberikan

sembah salam sebagai tanda selamat datang dan penghargaan terhadap

tamu. Silat Selembayung. Pesan dari gerakan tersebut merupakan

pertanda lingkungan aman dan nyaman untuk tamu. Gerakan Petik Daun

Sirih. Pesan dari gerak tersebut menandakan bahwa yang diberikan oleh

orang Melayu merupakan hasil tanaman orang Melayu yang baik.

Gerakan Mengelap Daun Sirih. Pesan dari gerakan tersebut menandakan

orang Melayu selalu bersih dan baik dalam segala hal. Gerakan

Mengapur Sirih. Pesan dari gerakan tersebut merupakan penangkal untuk

segala hal yang tidak baik dalam makanan. Gerakan Melipat Daun Sirih.

Pesan dari gerakan tersebut menandakan bahwa orang Melayu selalu

rapi dalam berbuat. Gerakan Memakan Sirih. Pesan dari gerakan tersebut

menyampaikan kepada tamu bahwa selama dia berada ditanah Melayu

terjamin makan minumnya. Gerakan Menyuguhkan Tepak. Pesan dari

Page 19: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

51

Universitas Muhammadiyah Riau

gerakan tersebut menandakan penghargaan yang besar kepada tamu yang

datang dengan memakan sirih sebagai pembuka bicara. Jadi inti dari Tari

Makan Sirih ini ingin menunjukkan bahwa orang Melayu itu lembut,

ramah dan sopan dalam memperlakukan tamunya, setiap tamu yang

datang ketanah Melayu terjamin keselamatannya serta makan dan

minumnya. Dari gerakan Tari Makan Sirih saja tidak ada gerakan keras,

dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa orang Melayu sangat ramah dan

sopan terhadap tamu”. (wawancara selasa, 25 Agustus 2018)

Dari rangkuman hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa

Tari Makan Sirih memiliki pesan bahwa setiap orang yang datang ketanah Melayu

akan terjaga keamanannya dan segala kebutuhannya, orang Melayu sangat baik

dan ramah dalam memperlakukan tamu serta sopan dalam bersikap. Setiap tamu

yang datang ketanah Melayu akan terjamin keselamatannya hingga kembali ke

tempat asalnya.

Dalam gerakan Tari Makan Sirih memperlihatkan kesopanan dan kelemah

lembutan orang Melayu ditandai dengan semua gerakan dilakukan dengan

gerakan lembut sehingga yang menyaksikan merasa tenang dan nyaman selama

pertunjukan. Begitu tata cara oeng Menyambut tamu dengan lembut dan tenang.

4.3. Pembahasan

A. Sign

Dalam setiap pertunjukan tari tentunya menapilkan gerakan dan

gerakan tersebut yang membangun komunikasi antara penari dan penonton

sehingga penonton mengerti maskud dan tujuan dari gerakan yang dilakukan

penari. Dalam Tari Makan Sirih merupakan gerakan tubuh penari yang

ditampilkan dengan indah dan dari hal tersebut terdapat komunikasi antara

penari dan tamu yang datang menyaksikan Tari Makan Sirih tersebut. Dari

setiap gerakan yang dilakukan oleh penari merupakan komunikasi non verbal

yang dapat mebuat tamu mengerti maksud dan tujuan dari tarian tersebut.

Page 20: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

52

Universitas Muhammadiyah Riau

Jika dikaji dalam teori semoitika Charles Sanders Pierce Sign

merupakan tanda yang berbentuk fisik dan visual yang dapat ditangkap panca

indera manusia. Disini gerakan Tari Makan Sirih bisa dilihat dalam bentuk

fisik dan dapat ditangkap oleh panca indera manusia, setiap penari melakukan

gerakan yang tentunya dilihat oleh penonton dalam hal ini adalah tamu. Dari

berbagai unsur yang telah memenuhi tersebut maka Sign dalam Tari Makan

Sirih tersebut adalah gerakan yang dilakukan oleh penari.(Sobur Alex, 2009)

B. Object

Dari setiap tanda yang tercipta tentu ada media yang membuat tanda

tersebut, sehingga tanda itu bisa tersampaikan kepada penikmat yang dalam

hal ini tamu. Dalam Tari Makan Sirih yang menjadi Object adalah penari

Melayu atau penari Tari Makan Sirih dimana semua gerakan berasal dari

tubuh penari. Tubuh penari yang melakukan gerakan tata cara makan sirih

yang mana mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada tamu yang

datang. Tanpa adanya penari tentunya tidak ada gerakan yang terjadi dan tidak

ada pesan yang akan disampaikan.

Jika dikaji dalam teori semiotika Charles Sanders Pierce Object adalah

konteks yang menjadi aspek pemaknaan atau yang dirujuk oleh tanda tersebut.

Dalam Tari Makan Sirih yang menghasilkan tanda atau gerakan adalah penari,

dapat dikatakan bahwa yang menjadi Object adalah penari karna penari yang

menghasilkan gerakan dari pertunjukan tersebut, apabila tidak ada penari

tentunya tidak ada gerakan dan tidak ada tanda atau komunikasi serta tidak

ada penampilan. (Sobur Alex, 2009)

C. Interpretant

Dari setiap gerakan yang dilakukan oleh penari, Tari Makan Sirih

memiliki pesan bahwa setiap orang yang datang ketanah Melayu akan terjaga

keamanannya dan segala kebutuhannya, orang Melayu sangat baik dan ramah

dalam memperlakukan tamu serta sopan dalam bersikap. Setiap tamu yang

Page 21: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian · 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Tari Makan Sirih O. K Nizami Jamil (2009) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

53

Universitas Muhammadiyah Riau

datang ketanah Melayu akan terjamin keselamatannya hingga kembali ke

tempat asalnya. Dalam gerakan Tari Makan Sirih memperlihatkan kesopanan

dan kelemah lembutan orang Melayu ditandai dengan semua gerakan

dilakukan dengan gerakan lembut.

Jika dikaji dalam teori semiotika Charles Sanders Pierce interpretant

merupakan sebuah makna yang dihasilkan oleh penggunanya. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan dengan mewawancarai 4 (empat) orang narasumber

bahwa pesan yang terdapat dalam Tari Makan Sirih untuk menyampaikan

kepada tamu bahwa orang Melayu ramah dan sopan terhadap tamu nya serta

setiap tamu yang datang akan dilayani dengan baik. Setiap tamu yang datang

ketanah Melayu dijamin keamanannya dengan lingkungan yang aman dan

ramah, sehingga membarikan kesan yang baik terhadap tamu hingga dia

kembali ketempat asalnya. (Sobur Alex, 2009)