bab 4 hasil dan pembahasan -...

46
28 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum LPP Graha Wisata Semarang Sejarah berdirinya LKP ini dimulai tahun 1996, didirikan dengan nama LPK ADHIARTA yang beralamat di jalan A. Yani Surakarta. Program andalannya adalah penyediaan tenaga kerja di bidang perbankan karena saat itu banyak permintaan tenaga kerja perbankan. Tahun 1997, ekspansi ke Semarang dengan penambahan program Keperawatan dan Teknisi Otomotif. Satu tahun berjalan lancar, tahun 1998 terjadi krisis ekonomi, dunia perbankan banyak yang dilikuidasi, lembaga harus cepat merespon kondisi ini maka konsentrasi segmen pasarnya berubah jika ingin tetap survive dengan melirik sektor pariwisata yang diprediksi memiliki prospek bagus. Konsentrasi layanan program diubah dari penyediaan tenaga perbankan ke sektor pariwisata khususnya perhotelan dan namanya pun diganti menjadi Lembaga Pendidikan Profesi Graha Wisata atau LPP Graha Wisata. Usaha LKP untuk terus berkembang disamping menentukan segmen pasar yang menjadi program unggulan, kombinasi program juga dilakukan dengan meragamkan berbagai layanan program yang masih satu bidang, misalkan untuk menunjang kepariwisataan disamping program perhotelan maka program lain yang dibuka yaitu program kursus

Upload: duongdiep

Post on 31-Aug-2018

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

28

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum LPP Graha Wisata

Semarang

Sejarah berdirinya LKP ini dimulai tahun 1996,

didirikan dengan nama LPK ADHIARTA yang beralamat

di jalan A. Yani Surakarta. Program andalannya adalah

penyediaan tenaga kerja di bidang perbankan karena

saat itu banyak permintaan tenaga kerja perbankan.

Tahun 1997, ekspansi ke Semarang dengan

penambahan program Keperawatan dan Teknisi

Otomotif.

Satu tahun berjalan lancar, tahun 1998 terjadi

krisis ekonomi, dunia perbankan banyak yang

dilikuidasi, lembaga harus cepat merespon kondisi ini

maka konsentrasi segmen pasarnya berubah jika ingin

tetap survive dengan melirik sektor pariwisata yang

diprediksi memiliki prospek bagus. Konsentrasi layanan

program diubah dari penyediaan tenaga perbankan ke

sektor pariwisata khususnya perhotelan dan namanya

pun diganti menjadi Lembaga Pendidikan Profesi Graha

Wisata atau LPP Graha Wisata.

Usaha LKP untuk terus berkembang disamping

menentukan segmen pasar yang menjadi program

unggulan, kombinasi program juga dilakukan dengan

meragamkan berbagai layanan program yang masih

satu bidang, misalkan untuk menunjang

kepariwisataan disamping program perhotelan maka

program lain yang dibuka yaitu program kursus

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

29

pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sekretaris,

administrasi perkantoran, public relation dan masih

mempertahankan bidang perbankan tetapi kemasannya

adalah perbankan syariah. Alamat lengkap LPP Graha

Wisata di Jl. KH. Ahmad Dahlan No.23 Semarang Telp.

(024) 8413623, 8413637 email :

[email protected] website:

www.lppgrahawisata.net SMS Service 085727688810.

VISI LPP Graha Wisata adalah “Mencetak Sumber

Daya Manusia Indonesia yang Mendunia dan Berjiwa

Entrepreneur”

MISI

1. Memberikan pelayanan yang terbaik, ramah dan

sepenuh hati kepada semua stakeholder.

2. Meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya

manusia di dunia kerja.

3. Mewujudkan peningkatan kesejahteraan umat

melalui pendidikan dan pelatihan.

4. Memperluas jaringan kemitraan yang berkualitas di

dalam dan di luar negeri.

5. Menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship

dengan mengembangkan kurikulum berbasis

kompetensi.

Core Value yang menjadi spirit SDM LPP Graha

Wisata Semarang dalam berkinerja adalah HIDUP

BERKAH (High Performance, Integrity Committer,

Disiplin, Ulet, Profesional, Berbagi, Efektif dan efisien,

Respect Other, Kerja Cerdas, Abudance dan Gratefull,

Honest). Pengertian Core Value diartikan oleh lembaga

dan dipahami serta dilaksanakan oleh setiap SDM yang

tergabung dalam organisasi ini. Penjelasan arti dari

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

30

setiap abjad singkatan dari HIDUP BERKAH di

lampiran 1 .

Struktur organisasi yang dimiliki LPP Graha Wisata

Semarang seperti gambar berikut.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi LPP Graha Wisata Semarang

Ketenagaan yang dimiliki oleh LPP Graha Wisata

Semarang keseluruhan berjumlah 51 orang terdiri

tenaga kependidikan sebanyak 14 orang dengan status

tenaga tetap LKP dan tenaga pendidik (instruktur)

sebanyak 37 orang kesemuanya tenaga lepas. Data

ketenagaan dan kualifikasi pendidikannya ada di tabel

4.1.

DIREKTUR

Heni Yuliastuti, SE

BKK

Amin Roish SH

AKADEMIK

Nedwin

PEMASARAN

Silistyono ADMIN & KEUANGAN

Zenit

Koordinator Training

Widya Hara P

Instruktur

Marketing Officer

Yuwana Basuki

Front Office Dina

Kesiswaan Danang

Adm Kurikulum

Ika Apriliani S.Pd Adm. Umum

Putri

Tek. Komp. & IT Hasan Nawawi Amd

Staff Keuangan

Zenit

Admin Umum

Juwanto

HUMAS

Amin Roish SH

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

31

Tabel 4.1 Data PTK LPP Graha Wisata Semarang

No. SDM

Jenis Kelamin Kualifikasi

L P SMA D1-3 S1 S2

1. Pendidik 26 11 0 16 14 7

2. Tenaga

Kependidikan 11 3 2 3 9 0

Jumlah 37 14 2 19 23 7

Sumber : Administrasi LPP Graha Wisata

Kompetensi yang dimiliki sesuai dengan bidang

kerja masing-masing baik itu diperoleh dari

pengalaman kerja maupun pendidikan non formal

seperti mengikuti diklat, workshop, seminar maupun

orientasi teknis. Pelaksanaan tugas setiap karyawan

mengacu tugas pokok masing-masin yang tertuang

dalam job description yang telah disusun lembaga.

Perincian tugas disusun sesuai bidang kerja ditambah

dengan tugas tambahan. Tugas tambahan ini biasanya

gabungan antar bidang untuk membantu tugas

pemasaran program, penjaringan peserta didik,

pameran dan sosialisasi program kursus berupa

kegiatan presentasi di sekolah-sekolah.

Penjaringan peserta didik dilakukan dengan

berbagai sistem diantaranya presentasi ke sekolah

sekaligus membuka pendaftaran, kerjasama dengan

guru Bimbingan Konseling, model directmail, promosi

alumni, pameran dan pendaftaran langsung oleh front

office di kampus. Layanan promosi yang ditawarkan

bagi peserta didik 50 orang pendaftar pertama akan

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

32

mendapatkan tempat kos gratis. Bantuan biaya kursus

pada peserta didik dari keluarga tidak mampu juga

diberikan lembaga hingga 50%.

Hasil perekrutan setiap tahunnya memang naik

turun tapi masih dalam batasan stabil. Perkembangan

peserta didik selama 4 tahun terakhir berikut sistem

perekrutannya tersaji dalam tabel berikut :

Tabel 4.2 Data Perkembangan Peserta Didik LPP Graha Wisata Semarang

No Tahun Ajaran

Hasil Presentasi

Alumni Directmail Pameran Kolektif FO Total

1 2010 – 2011 99 7 179 0 17 15 317

2 2011 – 2012 145 4 88 0 23 43 303

3 2012 – 2013 197 36 33 8 19 70 363

4 2013 – 2014 137 38 32 7 23 90 327

Sumber : dokumen bidang pemasaran, 2014.

Keterserapan peserta didik di DUDI 90% dari

keseluruhan jumlah peserta didik setiap tahun

pembelajaran, 5% droup out karena alasan administrasi

dan 5% lagi lulus belum bekerja kembali karena terlalu

pilih-pilih kerja.

Sarana dan prasarana sebagai penunjang proses

pembelajaran yang tersedia diantaranya Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), kurikulum, silabus dan

bahan ajar atau modul dan tersedia pula 6 ruang

belajar teori dengan kapasitas 30 orang setiap ruang, 4

lab (lab komputer, lab housekeeping, lab kitchen, lab

bar dan resoran) dan 6 ruang untuk layanan dan

administrasi (ruang front office, meeting room, ruang

pimpinan, ruang administrasi akademik, ruang

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

33

marketing dan humas) dan fasilitas umum

(perpustakaan, mushola) semua dalam kondisi baik.

Layanan yang diberikan lembaga kepada peserta

didik mulai proses pembelajaran (kursus) sampai pasca

pembelajaran dalam bentuk pendampingan yaitu

bantuan penyaluran kerja. Penempatan kerja bukan

merupakan jaminan bagi alumni di lembaga ini tetapi

penyaluran kerja diupayakan terus bagi alumni seperti

informasi kesempatan kerja selalu di up date di papan

informasi dan web LPP, jika alumni masih kesulitan

mendapatkan kerja, lembaga akan merekomendasikan

secara khusus kepada DUDI yang menjadi mitra LPP.

Jaringan kemitraan dibangun dengan dasar saling

menguntungkan. Jumlah mitra keseluruhan dalam dan

luar negeri ada 66 lembaga/perusahaan. Sesuai dengan

visi LPP mencetak tenaga kerja yang mendunia

sehingga jaringan kemitraan tidak lagi di lintas regional

tetapi sudah ke tingkat internasional. Bentuk

kemitraan dengan DUDI tergambar dalam chart berikut.

Gambar 4.2 Model Kerjasama LPP Graha Wisata Semarang dengan

DUDI

Kursus

- Reguler

- Khusus

Uji

Kompetensi

Peser

ta

Didik

Permintaan

- OJT

- Tng Kerja

Pendampingan

- Pindah Perusahaan

- Pindah bidang kerja

OJT :

- Reguler

- Apperintes

Seleksi

- Administrasi

- Kompetensi

Perekrutan

sementara

Tng

kerja

Ber

kom

pe-

tensi

& Ber

serti

fika

si

LPP Graha Wisata Semarang DUDI

Gagal

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

34

Kerjasama dengan DUDI berawal dari

kebutuhan DUDI akan tenaga kerja sebagai karyawan

tatap, casual (pekerja paruh waktu). Kebutuhan ini

disikapi oleh LPP Graha Wisata dengan penyediaan jasa

pendidikan dengan merekrut peserta didik,

membekalinya melalui kursus. Waktu penyelenggaraan

kursus teori dan praktek 6 bulan dan OJT 3 bulan.

Kursus dikelompokkan menjadi dua : kelompok reguler

dan kelompok khusus. Kelompok khusus dimulai bulan

Mei karena dipersiapkan untuk mengisi OJT pada

bulan November di hotel-hotel tertentu yang rutin

dilakukan berdasarkan MoU yang disebut dengan

program magang apprentice, sedang magang untuk

kelompok reguler waktu kursus dimulai bulan Juli dan

magang di bulan januari. Perbedaan magang

apprentice dengan magang reguler adalah bila magang

reguler harus membayar atau tidak membayar tidak

mendapatkan honor dari DUDI sedang magang

apprentice tidak membayar dan mendapat honor dari

pihak DUDI.

Selama peserta didik magang pihak DUDI akan

melakukan penilaian jika kinerja bagus bisa direkrut

sebagai karyawan sementara oleh DUDI karena peserta

didik masih harus mengikuti ujian kompetensi yang

diselenggarakan oleh LPP. Bagi peserta didik yang

belum terekrut di dunia kerja, setelah uji kompetensi

akan didampingi oleh pihak LPP berdasar informasi

lowongan kerja untuk mengikuti seleksi interview di

sejumlah perusahaan, jika ada yang masih kesulitan

untuk memperoleh tempat kerja pihak LPP akan

berusaha mencarikan yang sesuai dengan kompetensi

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

35

alumni. Pendampingan terus dilakukan oleh LPP pada

alumni baik yang sudah bekerja maupun yang masih

memilih-milih pekerjaan karena hubungan

kekeluargaan dibangun LPP sejak peserta didik masuk

keluarga besar LPP berlanjut selama peserta didik

masih membutuhkan. Bukti kemudahan alumni untuk

memperoleh pekerjaan diantaranya ada peserta didik

yang sudah memiliki kualifikasi sarjana tetapi

mengikuti kursus di LPP hanya karena untuk

mempermudah mencari tempat kerja dengan

rekomendasi dari LPP.

Keberhasilan alumni menjadi daya tarik tersendiri

dan merupakan ajang promosi lembaga dalam

perekrutan peserta didik. Prestasi yang berhasil

diperoleh LPP Graha Wisata sampai saat ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.3 Daftar Prestasi LPP Graha Wisata Semarang

No Tahun Penghargaan

1. 2009 Lembaga yang sudah terakreditasi dari BAN PNF

2. 2009 Memperoleh Nilai A dalam Penilaian Kinerja LKP

dari Direktorat kursus Kementerian Pendidikan Nasional

3. 2010 Jambore PTK PAUDNI Tingkat Nasional (Juara III Pengelola Lembaga Berprestasi)

4. 2012 Jambore PTK PAUDNI Tingkat Nasional (Juara I

Pengelola Lembaga Berprestasi)

5. 2012 Penghargaan Education Award dalam bidang

Service Exellence hasil penilaian dari Kementerian

pendidikan dan Kementerian Koperasi.

6. 2013 Apresiasi PTK PAUDNI tingkat Nasional (Juara I

Lomba Karya Nyara Pengelola Kursus)

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

36

7. 2013 Tempat rujukan studi banding bagi pengelolaan

LKP di tingkat Nasional karena telah berkinerja A

dan berkualifikasi Internasional (kebijakan Direktorat Kursus dan Pelatihan)

Sumber : data primer,2014

4.2 Analisis

4.2.1 Kualitas Layanan LPP Graha Wisata Semarang

LPP Graha Wisata Semarang berusaha

memberikan yang terbaik bagi pelanggannya, baik

pelanggan internal maupun eksternal. Layanan

diberikan mulai proses pembelajaran sampai pada

pasca lulusan. Untuk mengetahui kualitas layanan

pada peserta didik di LPP Graha Wisata pengukuran

kualitas layanan dilakukan melalui pengisian

instrumen servqual berdasarkan lima dimensi kualitas

layanan yaitu bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap,

jaminan dan empati (Tjiptono,2012). Hasil analisis

setiap dimensi disajikan dalam tabel dan uraian

sebagai berikut :

Tabel 4.4

Analisis Kualitas Layanan pada Lima Dimensi

No. Dimensi Butir Pertanyaan

Skor

Persep

si

1

Bukti Fisik

LPP Grawis memiliki peralatan

praktek yang berpenampilan modern. 5,14

2 Fasilitas fisik di LPP Grawis berdaya tarik visual

5,12

3 Karyawan LPP Grawis berpenampilan rapi

5,76

4 Materi-materi layanan LKP (brosur, Web) berdaya tarik visual.

6,35

Rata-rata skor bukti fisik 5,59

5

Bila LPP Grawis menjanjikan untuk

melakukan sesuatu pada waktu yang

ditentukan, lembaga akan

5,60

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

37

No. Dimensi Butir Pertanyaan

Skor

Persep

si

Reliabili tas

menepatinya.

6

Jika pelanggan memiliki masalah,

LPP Grawis akan bersungguh-

sungguh membantu memecahkannya.

5,78

7 LPP Grawis akan memberikan layanannya secara tepat sejak awal.

5,59

8

LPP Grawis akan menyediakan

layanannya sesuai dengan waktu

yang mereka janjikan (Kalender

pendidikan, jadwal penyaluran kerja).

6,67

9

LPP Grawis akan selalu mengupayakan catatan (records) yang

bebas dari kesalahan (pencatatan

administrasi umum, administrasi

pendidikan).

5,57

Rata-rata skor reliabilitas 5,84

10

Daya

Tanggap

Karyawan LPP Grawis memberitahu peserta didik kapan persisnya

layanan akan diberikan (mulai

kegiatan belajar mengajar, on the job training sampai penyaluran kerja)

6,48

11 Karyawan LPP Grawis melayani para peserta didik dengan segera.

5,42

12 Karyawan LPP Grawis selalu bersedia membantu peserta didik.

5,90

13

Karyawan LPP Grawis tidak pernah

merasa repot/terlalu sibuk untuk

merespon permintaan peserta didik.

5,34

Rata-rata gap daya tanggap 5,79

14

Jaminan

Perilaku para karyawan LPP Grawis

mampu membuat peserta didik mempercayai mereka.

5,70

15 Peserta didik LPP Grawis merasa

aman dalam bertransaksi. 5,83

16

Karyawan LPP Grawis secara

konsisten bersikap sopan terhadap

peserta didik.

5,59

17

Karyawan LPP Grawis mampu

menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta didik.

5,69

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

38

No. Dimensi Butir Pertanyaan

Skor

Persep

si

Rata-rata skor jaminan 5,70

18

Empati

LPP Grawis memberikan perhatian individual kepada peserta didik.

5,47

19 LPP Grawis memiliki jam beroperasi yang nyaman bagi semua peserta

didik.

5,93

20

LPP Grawis memiliki karyawan yang

memberikan perhatian personal

kepada setiap peserta didik.

5,45

21 LPP Grawis selalu mengutamakan kepentingan peserta didik.

5,71

22 Karyawan LPP Grawis memahami kebutuhan spesifik peserta didik.

5,13

Rata-rata skor empati 5,54

Rata-rata skor layanan 5,69

Sumber : Hasil Survei 2014

Kualitas layanan pada dimensi bukti fisik memiliki

skor rata-rata 5,59 dipersepsikan peserta didik masuk

pada kategori baik. Fasilitas gedung untuk ruang

sekretariat, ruang belajar sampai fasilitas layanan

umum didesain senyaman mungkin, setiap bagian

memiliki ruang tersendiri dengan luas ruang memadai

untuk beraktivitas, penerangan cukup dan ber-AC

tetapi daya tarik visual gedung dari luar masih kurang

menarik. Peralatan praktek yang ada di lab komputer,

lab housekeeping, lab kitchen serta lab bar & restoran

disetarakan standar DUDI, hanya untuk lab program

kursus pramugari dan staff airlines masih belum ada.

Kerapian penampilan karyawan dipersepsikan peserta

didik baik dimana kerapian karyawan dapat

memberikan kesan positif pada saat proses pelayanan

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

39

yang dapat menimbulkan citra baik lembaga di mata

pelanggan. Materi-materi layanan berupa brosur, web,

facebook dan data dinding yang memuat informasi

tentang layanan program kursus, succes story,

lowongan kerja dan ikatan alumni LPP Graha Wisata

Semarang yang dapat diakses melalui layanan ini

disajikan dengan penampilan artistik.

Layanan pada dimensi reliabilitas yaitu

kemampuan lembaga untuk memberikan layanan

sesuai yang dijanjikan memperoleh skor 5,84

dipersepsikan peserta didik dalam kategori baik. LPP

Graha Wisata selalu menyampaikan layanan yang bisa

dipenuhinya, misalkan sebelum proses belajar dimulai

peserta didik diberikan pembekalan dan beauty class

lebih dulu, maksud kegiatan ini untuk mengenalkan

dan menyesuaikan kepribadian yang tercermin dari

pola pikir dan perilaku sehari-hari peserta didik di

dunia kerja yang akan mereka masuki sesuai program

kursus yang dipilih. Di tengah proses pembelajaran

juga diagendakan acara table manner dalam bentuk

jamuan makan di hotel sambil berkunjung dan melihat

proses kinerja di dunia tersebut. Kegiatan ini

dijadwalkan di kalender akademik dan selalu

direalisasikan setiap tahun. Layanan pasca

pembelajaran juga diberikan dengan bantuan

pendampingan alumni untuk memperoleh lapangan

kerja, lembaga tidak menggunakan istilah jaminan

penempatan kerja tetapi bantuan penyaluran kerja.

Dua kalimat ini memiliki makna jauh berbeda karena

kata jaminan memiliki makna kepastian disalurkan

sedang bantuan hanya sebatas pendampingan

Page 13: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

40

meskipun dalam realitanya nanti bantuan ini diberikan

sampai peserta didik memperoleh pekerjaan. Bantuan

ini bisa dibuktikan dengan data succes story alumni.

Rencana kegiatan layanan peserta didik disusun

pada awal tahun pembelajaran dimulai bulan april

sesuai gelombang penerimaan peserta didik dituangkan

dalam bentuk kalender akademik, jadwal pembelajaran,

jadwal OJT/magang dan jadwal bantuan penyaluran

kerja. Meskipun jadwal kegiatan sudah disusun secara

rinci pelaksanaan kegiatan tidak bisa seratus persen

seperti jadwal. Pergeseran waktu pelaksanaan ada

tetapi tidak banyak, jika ada perubahan waktu

pelaksanaan akan segera diinformasikan berikut

alasannya, seperti jadwal OJT yang berhubungan

dengan DUDI, lembaga dengan cermat mengelola

waktunya. Contohnya penjadwalan magang apprentice

di bulan november (kegiatan rutin tahunan sesuai MoU

dengan beberapa hotel), magang reguler di bulan

januari dan permintaan tambahan untuk magang

apprentice dengan membentuk kelompok percepatan

untuk memenuhi kebutuhan itu. Permintaan DUDI

disikapi dengan cepat berusaha selalu siap bisa

memenuhi dan tidak mengecewakan karena ini

merupakan bentuk layanan dalam kemitraan yang

harus dijaga konsistensinya.

Administrasi pendidikan LPP Graha Wisata

diupayakan bebas dari kesalahan karena kegiatan

lembaga akan berjalan tertib dan teratur jika didukung

administrasi yang baik, meskipun upaya sudah

dilakukan tetapi kendala tetap ada, belum lama ini ada

sedikit kesalahan dimana pencatatan dan penggunaan

Page 14: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

41

kas yang dilakukan oleh petugasnya tidak sesuai

dengan prosedur. Melihat kesalahan ini pihak

manajemen segera mengambil langkah. Pendataan

keuangan ulang pada peserta didik sebagai kroscek

untuk koreksi kesalahan dengan kegiatan yang masih

tetap berjalan seperti biasa tanpa menimbulkan

kecurigaan peserta didik sehingga tingkat kepercayaan

peserta didik pada lembaga tetap terjaga. Sangsi

penyalahgunaan wewenang ini sampai pada pemutusan

hubungan kerja.

Kualitas layanan pada dimensi daya tanggap

menghasilkan skor 5,79 masuk dalam kategori persepsi

baik. Informasi tentang layanan diberikan secara

terbuka, dengan leluasa peserta didik bisa menanyakan

apa yang menjadi haknya. Setiap kelompok dilayani

sesuai rencana kegiatan masing-masing mulai dari

pembekalan, beauty class, table manner, ujian awal

(tengah semester), PBM, ujian akhir, OJT, wisuda

sampai dengan pendampingan. Tugas pelayanan

peserta didik dilakukan dengan baik, sesegera mungkin

dilakukan tanpa beban karena dengan kesadaran itu

menjadi tanggungjawab utama bagi setiap karyawan.

Kualitas layanan dimensi jaminan berdasarkan

persepsi peserta didik masuk dalam kategori baik yaitu

dengan skor 5,70. Persiapan sumberdaya manusia

diawali dengan rekrutmen karyawan dengan

persyaratan kualifikasi dan kompetensi yang

disesuaikan dengan bidang kerjanya. Bimbingan

kematangan berpikir selalu diberikan setiap hari pada

pertemuan rutin setiap pagi sebelum mulai bekerja,

pada rapat mingguan maupun pertemuan insidental.

Page 15: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

42

Pembekalan materi program diberikan lembaga dengan

bentuk DIKLAT dalam rangka peningkatan kompetensi

SDM. Setiap SDM diharapkan mampu memberikan

jawaban atas pertanyaan peserta didik. Perilaku sopan,

ucapan santun diberlakukan dalam pelayanan untuk

mengambil simpati peserta didik, karena kepuasan

pelanggan dapat menimbulkan pencitraan positif dari

peserta didik terhadap lembaga yang berdampak pada

profitabilitas lembaga.

Kualitas layanan pada dimensi empati menurut

peserta didik dengan skor 5,54 dipersepsikan baik.

Layanan yang masuk dalam dimensi empati yaitu

perhatian individu seperti pendampingan interview

seleksi kerja sedang perhatian personal diberikan

melalui bimbingan dan konseling tentang masalah-

masalah pribadi. Contoh peserta didik yang memiliki

masalah ekonomi keluarga sehingga keberatan dengan

biaya kursusnya, dengan syarat-syarat tertentu peserta

didik akan memperoleh bantuan keringanan biaya

kursus. Layanan personal diberikan kepada seluruh

peserta didik dan alumni yang membutuhkan, lembaga

akan memberikan support dalam pendampingan dan

selalu mengarahkan yang terbaik bagi peserta didik.

Masih bagian dari dimensi empati dalam hal waktu

operasi lembaga ditetapkan sesuai kenyamanan peserta

didik. Waktu belajar hari senin-jumat dimulai jam

07.00-16.00 WIB sedang layanan administrasi senin-

sabtu jam 07.30-17.00 WIB. Layanan satu lagi yang

diberikan perhatian yaitu kebutuhan spesifik peserta

didik, seperti keinginan peserta didik bekerja di

perhotelan tetapi karena secara fisik tinggi badan

Page 16: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

43

kurang memenuhi persyaratan maka lembaga akan

membantu mengusahakan bisa diterima dengan

rekomendasi dari LPP dengan penempatan kerja sesuai

kondisi peserta didik. Kebutuhan spesifik peserta didik

yang tidak lazim seperti memilih-milih pekerjaan

dengan gaji yang tinggi tanpa melihat kecakapan

dirinya tidak akan mendapat respon oleh lembaga

selama peserta didik ini tidak mau merubah pola

pikirnya.

Rata-rata skor persepsi layanan peserta didik

secara keseluruhan dari kelima dimensi ini adalah 5,69

artinya kualitas layanan LPP Graha Wisata Semarang

dipersepsikan peserta didik dalam kategori baik.

4.2.2 Kesenjangan Layanan

Analisis kesenjangan dilakukan dengan

membandingkan skor hasil penilaian responden

tentang persepsi dan ekspektasi pada lima dimensi

kualitas layanan. Selisih skor persepsi dan ekspektasi

layanan merupakan kesenjangan layanan. Nilai positif

menunjukkan bahwa layanan sudah memuaskan

peserta didik sedang nilai negatif menunjukkan bahwa

peserta didik merasa ekspektasinya belum terpenuhi

oleh LPP Graha Wisata. Semakin besar nilai negatifnya,

maka semakin besar ekspektasi peserta didik yang

belum terpenuhi.

Page 17: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

44

Tabel 4.5 Analisis Kesenjangan Kualitas Layanan di LPP Graha Wisata

Semarang.

No

Di

men

si

Butir Pertanyaan

Rata-rata

Skor Skor

ke senja

ngan

Per

sep

si

Eks

pek

tasi

1

Buk

ti Fisik

LPP Grawis memiliki peralatan praktek yang

berpenampilan modern.

5,14 6,85 -1,71

2 Fasilitas fisik di LPP Grawis

berdaya tarik visual 5,12 6,57 -1,45

3 Karyawan LPP Grawis

berpenampilan rapi 5,76 6,66 -0,90

4

Materi-materi layanan LKP

(brosur, Web) berdaya tarik

visual.

6,35 6,35 0

Rata-rata skor bukti fisik 5,59 6,61 -1,02

5

Relia

bili

tas

Bila LPP Grawis menjanjikan untuk melakukan sesuatu

pada waktu yang ditentukan,

lembaga akan menepatinya.

5,60 6,42 -0,82

6

Jika pelanggan memiliki

masalah, LPP Grawis akan bersungguh-sungguh

membantu memecahkannya.

5,78 6,50 -0,72

7

LPP Grawis akan

memberikan layanannya secara tepat sejak awal.

5,59 6,45 -0,86

8

LPP Grawis akan menyediakan layanannya

sesuai dengan waktu yang

mereka janjikan (Kalender pendidikan, jadwal

penyaluran kerja).

6,67 6,44 0,23

9

LPP Grawis akan selalu

mengupayakan catatan

(records) yang bebas dari kesalahan

(pencatatan administrasi

umum, administrasi pendidikan).

5,57 6,48 -0,91

Rata-rata skor reliabilitas 5,84 6,46 -0,62

Page 18: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

45

No

Di

men

si

Butir Pertanyaan

Rata-rata

Skor Skor

ke senja

ngan

Per

sep

si

Eks

pek

tasi

10

Daya

Tang

gap

Karyawan LPP Grawis memberitahu peserta didik

kapan persisnya layanan

akan diberikan (mulai kegiatan belajar mengajar,

on the job training sampai

penyaluran kerja)

6,48 6,33 0,15

11

Karyawan LPP Grawis

melayani para peserta didik dengan segera.

5,42 6,56 -1,14

12 Karyawan LPP Grawis selalu bersedia membantu peserta

didik.

5,90 6,65 -0,75

13

Karyawan LPP Grawis tidak

pernah merasa repot/terlalu

sibuk untuk merespon permintaan peserta didik.

5,34 6,49 -1,15

Rata-rata gap daya tanggap 5,79 6,51 -0,72

14

Jami

nan

Perilaku para karyawan LPP

Grawis mampu membuat

peserta didik mempercayai mereka.

5,70 6,24 -0,54

15 Peserta didik LPP Grawis merasa aman dalam

bertransaksi.

5,83 6,40 -0,57

16

Karyawan LPP Grawis secara

konsisten bersikap sopan

terhadap peserta didik.

5,59 6,35 -0,76

17

Karyawan LPP Grawis mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan

peserta didik.

5,69 6,42 -0,73

Rata-rata skor jaminan 5,70 6,35 -0,65

18

Em

pati

LPP Grawis memberikan

perhatian individual kepada peserta didik.

5,47 6,24 -0,77

19 LPP Grawis memiliki jam beroperasi yang nyaman bagi

semua peserta didik.

5,93 6,48 -0,55

Page 19: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

46

No

Di

men

si

Butir Pertanyaan

Rata-rata

Skor Skor

ke senja

ngan

Per

sep

si

Eks

pek

tasi

20 LPP Grawis memiliki karyawan yang memberikan

perhatian personal kepada

setiap peserta didik.

5,45 6,36 -0,91

21

LPP Grawis selalu

mengutamakan kepentingan peserta didik.

5,71 6,56 -0,85

22 Karyawan LPP Grawis memahami kebutuhan

spesifik peserta didik.

5,13 6,48 -1,35

Rata-rata skor empati 5,54 6,43 -0,89

Rata-rata skor layanan 5,69 6,47 -0,78

Sumber : Survei 2014

Kesenjangan tertinggi pada dimensi bukti fisik ada

pada penampilan peralatan praktek yang

berpenampilan modern dan daya tarik visual fasilitas

fisik LPP Graha Wisata dengan skor kesenjangan -1,71

masuk kategori kurang memuaskan. Peralatan praktek

yang ada di lab kitchen, lab housekeeping, lab komputer

dan lab bar dan restoran menurut ekspektasi peserta

didik masih perlu di sesuaikan dengan dunia kerja

yang modern ditambah lagi untuk peralatan praktek

program kursus pramugari belum ada.

Pada dimensi reliabilitas, kesenjangan tertinggi

pada bidang administrasi yaitu pencatatan yang bebas

dari kesalahan dengan skor kesenjangan -0,91 masuk

kategori kurang memuaskan. Pencatatan jadwal

kegiatan sudah diupayakan sesuai jadwal pelaksanaan

tetapi dalam realita tidak seratus persen sama dengan

jadwal tersebut hal ini disebabkan kendala teknis yang

Page 20: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

47

ada. Penyalahgunaan tanggung jawab, wewenang juga

berdampak pada kesalahan pencatatan/adminstrasi.

Skor kesenjangan yang dikategorikan tinggi pada

dimensi daya tanggap ada pada kesegeraan layanan

dengan skor -1,14 dan respon layanan dengan skor

-1,15 masuk kategori kurang memuaskan. Karyawan

seringkali tidak berani mengambil keputusan terhadap

suatu masalah yang terjadi sebelum ada ijin dari

atasan, kurangnya otoritas yang diberikan atasan pada

bawahan berakibat kelambatan dan respon maupun

kesegeraan dalam menanggapi keluhan dipersiapkan

masih perlu ditingkatkan.

Pada dimensi jaminan, kesenjangan yang

dikategorikan tinggi pada konsistensi sikap sopan

dengan skor -0,76 dan kemampuan karyawan dalam

menjawab pertanyaan peserta didik dengan skor

kesenjangan -0,73 masih dirasa kurang memuaskan.

Kalau melihat kualitas layanan pada dimensi ini sudah

dipersepsikan baik layanan diberikan dengan sikap

sopan, setiap pertanyaan dari peserta didik berusaha

dijawab dengan benar tetapi kepuasan peserta didik

ternyata lebih tinggi dari upaya layanan yang telah

diberikan sehingga menjadi kesenjangan dalam layanan

ini.

Layanan pada dimensi empati yang dirasa peserta

didik paling kurang memuaskan ada pada pemenuhan

kebutuhan spesifik peserta didik dengan skor

kesenjangan -1,35. Kebutuhan spesifik peserta didik

selama masih bisa ditoleransi seperti tinggi badan

kurang dari persyaratan DUDI tetapi kompetensinya

memadai maka dari LPP Graha Wisata akan membantu

Page 21: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

48

merekomendasikan untuk bisa diterima bekerja dengan

pendekatan kemitraan, tetapi jika ada yang pilih-pilih

pekerjaan tanpa mengkoreksi diri, LPP Graha Wisata

hanya bisa menginformasikan kesempatan kerja

selanjutnya terserah alumni mau diambil atau tidak.

Persepsi pelanggan terhadap kepuasan merupakan

dasar usaha peningkatan kepuasan pelanggan. Hasil

pengukuran melalui persepsi dan ekspektasi peserta

didik terhadap layanan yang dilakukan LPP Graha

Wisata menunjukkan adanya kesenjangan dengan skor

rata-rata -0,78 berarti layanan masih kurang

memuaskan. Untuk meningkatkan kualitas layanan

peserta didik maka kesenjangan yang ditemukan

dijadikan dasar perbaikan kualitas layanan.

4.2.3 Strategi Peningkatan Kualitas Layanan

berdasar Analisis Kesenjangan di LPP Graha

Wisata Semarang

Strategi peningkatan kualitas layanan pada

peserta didik merupakan upaya untuk mencapai tujuan

lembaga dengan cara memberikan layanan yang terbaik

dan memuaskan bagi peserta didik. Berdasarkan

kesenjangan tertinggi di masing-masing dimensi

kualitas layanan hasil pengukuran antara persepsi dan

ekspektasi peserta didik pada kelima dimensi kualitas

layanan, berikut strategi yang dilakukan oleh LPP

Graha Wisata Semarang.

Page 22: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

49

Tabel 4.6 Strategi Peningkatan kualitas layanan LPP Graha Wisata Semarang

Di mensi

Butir

Pertanya

an

Kesenjangan Strategi Peningkatan

Kualitas Layanan Skor Kategori

Buk-

ti Fi- Sik

Peralatan

praktek yang

berpenam

pilan

modern

-1,71

Kurang

memuaskan

- Perbaikan dilakukan dengan pengadaan

secara bertahap

setiap tahun sesuai perkembangan

fasilitas pasar kerja

dan untuk peralatan praktek jurusan

pramugari sudah

dilakukan pemesanan.

Re- lia-

bili-

tas

LPP Grawis

akan

selalu mengupa

yakan

catatan

(records) yang

bebas dari

kesalahan (pencata

tan

adminis trasi

umum,

adminis trasi pendi

dikan).

-0,91 Kurang memuas

kan

- Menyiapkan dan meningkatkan

kompetensi SDM melalui bimbingan

dan pelatihan

- melibatkan konsultan untuk mendampingi, mengawasi dan dan

mengevaluasi kinerja

SDM

Daya

Tang-

gap

- Karya

wan LPP Grawis

melaya

ni para peserta

didik

dengan segera.

- Karya wan LPP

-1,14

-1,15

Kurang

memuas

kan

Kurang memuas

- membangun etos

kerja karyawan melalui morning

breafing yang

dilakukan setiap pagi sebelum aktifitas

kerja dimulai.

- pembinaan karyawan dan mengadakan

Page 23: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

50

Grawis

tidak

pernah merasa

repot/

terlalu sibuk

untuk

meres ponper

mintaan

peserta

didik.

kan pelatihan service exellence.

Ja-

mi-

nan

- Karyawan LPP

Grawis secara

konsis

Ten ber sikap

sopan

terhadap peserta

didik.

- Karya wan LPP

Grawis mampu

menja

wab per tanyaan-

pertanya

an peserta

didik.

-0,76

-0,73

Kurang memuas

kan

Kurang

memuas

kan

- Memberikan pelatihan achievment motivation training (AMT) pada

karyawan.

- Peningkatan kompetensi SDM

dengan menyelenggarakan

diklat hospitaly dan

mengikutkan

karyawan dalam seminar, workshop.

Empa

ti

Karyawan

LPP

Grawis memaha-

mi kebu-

tuhan

spesifik peserta

didik.

-1,35 Kurang

memuas

kan

- Pendekatan personal

intensive dengan komunikasi efektif

pada peserta didik

- Mempersiapkan karyawan yang mampu bekerja

sepenuh hati sesuai

core value lembaga

dan menumbuh- kembangkan budaya

kualitas di

Page 24: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

51

lingkungan lembaga.

Rata-rata skor kesenjangan

kelima dimensi

kualitas layanan.

-0,78 Kurang memuas

kan

- Perbaikan dilakukan secara terus menerus

- Perancangan sistem layanan secara komprehensif

- Komunikasi dengan pelanggan secara

terintegrasi dan

konsisten

- Pengembangan staf

layanan terlatih yang mampu secara

konsisten

memberikan layanan prima.

Sumber : Data Primer 2014

Penyesuaian peralatan praktek yang tersedia di

keempat lab yaitu lab kitchen, housekeeping, bar dan

restoran maupun komputer terus dilakukan dengan

menganggarkan pengadaan peralatan setiap tahunnya.

Peralatan praktek tersebut diinventaris, untuk

peralatan yang sudah tidak sesuai dengan kondisi

sekarang diprioritaskan untuk diganti seperti alat

memasak, peralatan makan dan minum di bartender,

kelengkapan kamar penginapan dan komputer. Khusus

untuk peralatan praktek program pramugari sekarang

ini baru dipesan karena peralatan ini tidak dijual bebas

di pasaran.

Upaya perbaikan pada dimensi reliabilitas dengan

bimbingan dan pelatihan karyawan serta

pendampingan konsultan. Bimbingan dan pelatihan

dilakukan atasan dalam hal ini kepala bagian kepada

stafnya berupa koreksi hasil kerja, memberikan saran

Page 25: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

52

perbaikan dan melatih karyawan berkinerja sesuai

prosedur operasional baku lembaga dengan sistem

pengadministrasian yang benar dan dapat

dipertanggungjawabkan. Koordinasi inter dan antar

bagian juga dilakukan karena layanan yang diberikan

merupakan proses saling terkait diantara tugas

masing-masing karyawan. Pengawasan proses kinerja

SDM juga dilakukan oleh konsultan. Ada 4 konsultan

yang dilibatkan dalam sistem manajemen LPP Graha

Wisata yaitu konsultan bidang manajemen SDM,

akuntansi/keuangan, perpajakan dan kerohanian.

Peningkatan layanan daya tanggap dilakukan

dengan membangun etos kerja karyawan. Pemantauan

sistem kerja layanan selalu dilakukan oleh tim

manajemen baik secara langsung dari atasan maupun

tidak langsung dengan meminta informasi peserta

didik. Breafing setiap pagi sebelum aktifitas kerja

dimulai adalah waktu yang digunakan untuk

menyampaikan hasil pengamatan tim manajemen

terhadap kinerja karyawan dan membahasnya jika ada

permasalahan termasuk didalamnya membangun

sistem kinerja layanan sesuai core value lembaga

“HIDUP BERKAH”. Kesediaan dan kesegeraan

menanggapi permintaan layanan peserta didik menjadi

prioritas kinerja layanan. Untuk meningkatkan kinerja

SDM, LPP Graha Wisata juga menyelenggaraan

pelatihan service exellence.

Upaya peningkatan kualitas layanan pada dimensi

jaminan dilakukan dengan membangun pola pikir dan

kepribadian yang sehat tercermin dalam sikap dan

perilaku yang jujur, sopan, dapat menghargai orang

Page 26: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

53

lain melalui pelatihan achievment motivation training

(AMT). Perbaikan kompetensi di bidang teknis dalam

mempersiapkan kemampuan SDM menjawab

pertanyaan yang diajukan peserta didik, lembaga

menyelenggarakan pelatihan hospitaly yaitu

pembekalan melalui pelatihan yang diselenggarakan

lembaga untuk memberikan wawasan lebih luas SDM

tentang dunia kerja yang akan dimasuki peserta didik

seperti pembukaan program kursus baru (kapal pesiar)

kerjasama dengan perusahaan luar negeri maka

pembekalan dunia kerja di bidang ini menjadi materi

pelatihan hospitaly. Peningkatan kompetensi juga

dilakukan LPP Graha Wisata dengan aktif

memberangkatkan karyawan untuk mengikuti

seminar/workshop yang diselenggarakan pihak luar

berkaitan dengan bidang kerjanya masing-masing.

Perbaikan layanan dalam dimensi empati

khususnya pemahaman kebutuhan spesifik peserta

didik dilakukan dengan pendekatan personal intensif

dan komunikasi efektif. Komunikasi dibangun untuk

menggali kebutuhan dan keinginan peserta didik yang

dijadikan pertimbangan untuk memberikan layanan

sesuai keinginan dalam mewujudkan kepuasan.

Kepuasan pelanggan menjadi motivasi setiap unit kerja

karena hal ini berdampak pada pembentukan citra

lembaga. Pelayanan akan semakin intensif dengan

menumbuhkembangkan budaya kualitas di lingkungan

lembaga yaitu menciptakan komitmen menyeluruh dari

semua anggota organisasi dari yang tertinggi sampai

terendah. Bentuk layanan kebutuhan spesifik peserta

didik seperti pendampingan saat wawancara seleksi

Page 27: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

54

masuk ke dunia kerja dan merekomendasikannya.

Alumni yang pilih-pilih tempat kerja, dari bagian

humas hanya terus menginformasikan peluang kerja

yang ada, diambil atau tidak terserah alumni.

Perbaikan kualitas layanan diawali dengan

kegiatan perancangan sistem yaitu perumusan tujuan

berupa visi dan misi secara cermat didasarkan pada

tuntutan pelanggan dan untuk mencapai pertumbuhan

dan profitabilitas lembaga yang besar. Perancangan

dilanjutkan dengan persiapan sarana dan prasarana

pembelajaran sebelum KBM dimulai. Berikut

wawancara dengan direktur LPP tanggal 13 Februari

2014 tentang perancangan sistem layanan yang

dilakukan LPP.

Persiapan pertama lembaga yaitu merumuskan visi dan misi lembaga dilanjutkan dngan menyusun SKL,

kurikulum, bahan ajar, Kalender akademik dan jadwal

pembelajaran dengan melibatkan instruktur dan mitra kerja (praktisi dari DUDI). Proses belajar mengajar akan

dimulai sesuai kalender pendidikan yang telah disusun

dengan lebih dahulu mempersiapkan ruang dan mebeler. Untuk layanan pasca pembelajaran, kami memberikan

coaching interview dan pendampingan wawancara

memasuki dunia kerja.

SKL, kurikulum, silabus disusun berdasarkan

Standar Nasional Pendidikan dan disesuaikan dengan

standar dunia kerja yang berlaku saat ini dengan

perumusan materi dari praktisi. Hal ini dimaksudkan

agar peserta didik nantinya tidak mengalami kesulitan

dalam menyesuaikan kompetensi yang dimiliki dengan

bidang kerja yang akan dimasuki dengan kata lain

peserta didik lulus siap kerja.

Page 28: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

55

Perubahan terus terjadi, harapan masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan terus meningkat, kondisi

ini disikapi oleh LPP Graha Wisata sebagai lembaga

penyedia jasa layanan pendidikan untuk melakukan

perbaikan berkesinambungan. Keberhasilan yang telah

dicapai oleh LPP Graha Wisata Semarang tidak berarti

selesai perjuangan yang dilakukan, justru tantangan

semakin berat karena pekerjaan disini merupakan

suatu proses yang tidak berhenti dalam satu siklus

saja, keberhasilan saat ini menjadi pijakan untuk

proses kerja mendatang. Hasil wawancara dengan

direktur LPP Graha Wisata tanggal 13 Februari 2014

menyatakan :

Perbaikan layanan terus dilakukan lembaga berdasar

keluhan dari peserta didik, seperti sarana dan prasarana pembelajaran dimana setiap tahunnya pasti dilakukan

pengkajian ulang disesuaikan standar pasar kerja,

peningkatan kualitas SDM dengan mengikuti seminar, workshop, diklat sesuai bidangnya dan orientasi teknis

untuk seluruh karyawan berkaitan dengan jenis kursus

yang menjadi program lembaga. Perbaikan layanan ini

terus dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas layanan.

Antisipasi perubahan kebutuhan, keinginan dan

harapan peserta didik merupakan titik tolak perbaikan

yang dilaksanakan. Alasan lain LPP melakukan

perbaikan secara berkesinambungan adalah

kompetensi peserta didik sebagai calon tenaga kerja

yang harus sesuai dengan permintaan pasar kerja

untuk itu lembaga harus mengikuti perkembangan

dunia kerja. Penyesuaian kompetensi dilakukan dengan

penyesuaian sarana dan prasarana pembelajaran

seperti fasilitas tempat belajar yang memadai, SKL,

Page 29: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

56

kurikulum dan bahan ajar disesuaikan dengan standar

pasar kerja. Pengukuran hasil kerja seperti

penguasaan kompetensi peserta didik dilihat dari nilai

ujian akhir, nilai OJT dari DUDI sedang layanan pasca

pembelajaran berupa pendampingan / bantuan

penyaluran kerja dilihat dari keterserapan jumlah

peserta didik di dunia kerja.

Bentuk layanan pasca pembelajaran seperti yang

disampaikan Ka Humas dalam wawancara tanggal 6

maret 2014, berikut penyataannya :

Bentuk layanan pasca pembelajaran yang kami lakukan

diantaranya memberikan informasi lowongan kerja,

membantu penempatan OJT peserta didik di perusahaan dalam dan luar negeri, memberikan kesempatan peserta

didik mengikuti casual dengan melanjutkan kursus di

LKP, memberikan coaching interview seleksi penyaringan

kerja, dan mendampingi peserta didik saat wawancara seleksi penyaringan kerja.

Evaluasi proses pemberian layanan ini juga

dilakukan dari keluhan-keluhan peserta didik.

Pengukuran hasil layanan menggunakan ukuran dasar

pada tingkat keluhan pelanggan, seperti yang

disampaikan Ibu Direktur dalam wawancara tanggal

13 Februari 2014.

Untuk ukuran atau standar layanan secara terperinci

belum kami buat tetapi dasar kinerja layanan kami dari komplain peserta didik, dan user. Informasi dari user kami ambil dari hasil penilaian OJT dan komunikasi

langsung dengan cara menanyakan kondite peserta OJT.

Koreksi penyimpangan bagian dari perbaikan

berkelanjutan segera dilakukan oleh tim manajemen

untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas

hubungannya dengan kepercayaan pelanggan dan

Page 30: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

57

pencitraan lembaga. Kasus yang dicontohkan oleh

kepala bagian akademik dalam wawancara tanggal 6

Maret 2014 tentang perubahan jadwal pembelajaran

karena kesibukan instruktur sebagai berikut.

Untuk pendidik yang terlalu sibuk dengan kegiatan di

luar LPP sehingga proses pembelajaran menjadi

terganggu maka bidang akademik segera mencarikan solusi dengan menggantikan instruktur tersebut dengan

asisten atau instruktur yang lain.

Peningkatan kualitas layanan juga dilakukan

dengan membangun komunikasi dengan peserta didik

secara terintegrasi dan konsisten melalui dukungan

sistematis yang dilakukan oleh seluruh SDM yang ada.

Tata cara berkomunikasi dibekalkan, dicontohkan dan

diingatkan setiap ada kesempatan baik rutin maupun

insidental. Bangunan komunikasi menjadi salah satu

program lembaga, berikut informasi tentang bangunan

komunikasi di LPP Graha Wisata Semarang yang

diberikan Ibu Heni selaku direktur pada wawancara

tanggal 13 Februari 2014.

Komunikasi efektif dilakukan dengan penanaman UTHB

(Umat Terbaik Hidup Berkah) pada kegiatan rutin

Morning Breafing. Pertemuan tiap pagi sebelum aktifitas

kerja dimulai ini membudayakan kedisiplinan dan menggali perasaan setiap karyawan dan diberi

kesempatan untuk menyampaikan pada forum dengan

komunikasi yang santun, istilah yang digunakan adalah WIFLE (What I Feel Like Expression) apa yang dirasakan

oleh setiap karyawan dapat diungkapkan dalam

pertemuan ini.

Keterlibatan pemimpin yang bisa memberikan

inspirasi positif juga dapat meningkatkan layanan

kepada pelanggan lebih efektif. Direktur LPP sebagai

Page 31: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

58

pemimpin di lembaga ini tidak segan mencari masukan

dan saran dari bawahan maupun dalam membuat

keputusan terkait kebijakan lembaga. Pemimpin disini

juga tidak segan untuk turun lapangan bersama

karyawan dalam setiap kegiatan sehingga mengikis

kecanggungan antara bawahan dan atasan dalam

penciptaan iklim yang kondusif dan multidisipliner.

Peningkatan kualitas layanan yang berfokus pada

pelanggan dengan perbaikan berkesinambungan pada

lima dimensi kualitas layanan akan mencapai hasil

maksimal jika didukung oleh SDM yang kompeten dan

komunikasi yang efektif. Pengembangan staf layanan

terlatih yang mampu secara konsisten memberikan

layanan prima dilakukan manajemen dengan

memberikan peluang perbaikan kualitas bagi semua

karyawan lewat partisipasi aktif dan tindakan nyata.

Perbaikan kualitas SDM dilakukan dengan

memberangkatkan SDM mengikuti diklat, workshop

maupun seminar. Untuk perbaikan kualitas layanan

sesuai program kursus yang ada, lembaga

mengagendakan orientasi teknis kepada seluruh

karyawan sehingga dalam proses pelayanan sudah

tidak gagap lagi tentang dunia yang akan digeluti

peserta didik. Hal ini disampaikan Direktur LPP Graha

Wisata Semarang saat wawancara tanggal 6 Maret

2014.

Perbaikan kualitas karyawan, kami lakukan dengan

mengikutkan karyawan dalam pelatihan, seminar

maupun workshop yang diselenggarakan oleh lembaga lain dan merancang pelatihan sendiri jika itu dianggap

perlu dilakukan, pelatihan yang sudah pernah kami

selenggarakan yaitu pelatihan service exellence, hospitaly

Page 32: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

59

(pelayanan di dunia perhotelan), sosialisasi pengetahuan dunia penerbangan dan kapal pesiar.

Hasil kinerja karyawan juga menjadi pertimbangan

manajemen untuk memberikan reward baik dalam

bentuk finansial maupun promosi jabatan, seperti yang

disampaikan direktur LPP saat wawancara tanggal 13

Februari 2014.

Penghargaan atau promosi diberikan lembaga kepada karyawan khususnya bagian marketing dan humas ada

insentif tersendiri, untuk karyawan yang lain jika

memiliki kinerja sangat bagus menurut penilaian manajemen akan diberikan kepercayaan lebih dengan

promosi jabatan menduduki posisi tertentu kalau

memang posisi itu kosong. Saat ini yang baru dilakukan lembaga adalah promosi staf akademik menduduki

jabatan kepala bidang akademik karena kepala bidang

yang sekarang akan dimutasikan ke cabang, staf bagian

keuangan sudah dikader untuk menduduki jabatan kepala bagian administrasi dan keuangan karena posisi

sekarang ini masih dirangkap bagian keuangan.

4.3 Pembahasan

Hasil penelitian tentang strategi peningkatan

kualitas layanan pada peserta didik di LPP Graha

Wisata Semarang yang diawali dengan pengukuran

kualitas layanan, pengukuran kepuasan peserta didik

dan strategi yang dilakukan LPP Graha Wisata

semarang berdasar lima dimensi kualitas layanan akan

dibahas berikut ini.

4.3.1 Kualitas Layanan LPP Graha Wisata Semarang

Kualitas layanan peserta didik yang telah

dilakukan LPP Graha Wisata secara keseluruhan

dipersepsikan baik. Skor terendah 5,12 pada dimensi

layanan bukti fisik yaitu daya tarik visual fasilitas fisik

Page 33: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

60

LPP Graha Wisata. Nilai terendah layanan yang

dipersepsikan oleh peserta didik masih pada tingkat

yang baik. Kualitas layanan memang bergantung

persepsi pelanggan, meskipun pelayanan yang

diberikan sama, persepsi dapat bervariasi dari

pelanggan satu dengan yang lain dan baik atau

buruknya kualitas layanan secara otomatis akan

menjadi brand image lembaga. Hal ini seperti pendapat

Tjiptono, (2012) bahwa kualitas apabila dikelola dengan

tepat, berkontribusi positif terhadap terwujudnya

kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Salah satu karakteristik jasa layanan adalah tidak

dapat diraba (intangibility) yang hasilnya lebih kepada

aktifitas ketimbang obyek fisik mencakup antara lain

penyampaian produk dan interaksi personal serta

kinerja, akan tetapi dalam proses pemberian layanan

dimensi bukti fisik merupakan indikator yang

berpengaruh pada kualitas sebuah layanan, seperti

sarana dan prasarana yang digunakan dalam

penyampaian jasa layanan, tanpa dukungan bukti fisik

layanan sulit dipersepsikan baik. Aspek bukti fisik yang

baik dapat menciptakan persepsi positif bahwa lembaga

pendidikan mampu memberikan pelayanan yang

berkualitas, hal inipun sependapat dengan Irawan

(2003).

Hasil analisis kualitas layanan pada dimensi

reliabilitas yaitu pada kesesuaian waktu layanan sesuai

dengan yang dijanjikan. Rencana kegiatan selalu ditulis

didalam jadwal kegiatan setiap karyawan sesuai tugas

masing-masing, kalender pendidikan, jadwal

pembelajaran dan jadwal OJT sehingga pelaksanaan

Page 34: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

61

mengacu pada jadwal tersebut. Kepastian janji sangat

rentan dengan kualitas layanan sehingga LPP Grawis

sangat berhati-hati dalam menyampaikan informasi,

jika memberikan janji lembaga mempunyai kepastian

dapat dilakukan/dipenuhi. Tidak sedikit perusahaan

yang berusaha melakukan segala cara untuk memikat

sebanyak mungkin pelanggan, termasuk di antaranya

mendramatisir atau melebih-lebihkan pesan

komunikasinya. Semakin banyak janji yang diberikan,

semakin besar pula ekspektasi pelanggan (bahkan bisa

menjurus menjadi harapan yang tidak realistis). Pada

gilirannya ini akan memperbesar kemungkinan tidak

terpenuhinya ekspektasi pelanggan. Untuk itu LPP

Graha Wisata juga sependapat dengan kata bijak yang

disampaikan Tjiptono (2012): “Jangan janjikan apa

yang tidak bisa diberikan, tetapi berikan lebih dari apa

yang dijanjikan” Contohnya pada layanan alumni,

informasi yang diberikan bukan jaminan penempatan

kerja tetapi bantuan penyaluran kerja. Pernyataan ini

jelas memiliki arti yang berbeda. Irawan (2003)

menyatakan jika dimensi reliabilitas dilaksanakan

dengan baik maka kepuasan pelanggan dapat terwujud,

jika kepuasan pelanggan diberikan maka kualitas

layanan akan dipersepsikan baik oleh pelanggan.

Daya tanggap karyawan LPP Graha Wisata cukup

baik dalam melayani peserta didik. Keterbukaan

informasi layanan diberikan baik secara langsung

maupun melalui media, sehingga peserta didik

mendapatkan kejelasan layanan apa saja yang akan

diterima dan kapan layanan itu diterima. Kesediaan

karyawan dalam memberikan layanan juga tidak

Page 35: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

62

mengecewakan peserta didik. Berdasarkan hasil survei

menunjukkan bahwa layanan daya tanggap yang

diberikan karyawan LPP Graha Wisata sudah

dipersepsikan baik oleh peserta didik tetapi masih perlu

ditingkatkan lagi terutama kemampuan SDM dalam

mengefektifkan waktu kerja yang menjadikan pekerjaan

tidak menumpuk sehingga penyelesaian tugas terkesan

sistematis.

Jaminan kepercayaan peserta didik diciptakan

melalui layanan SDM. LPP Graha Wisata berusaha

menempatkan karyawan pada posisi/bidang yang tepat

berdasar kualifikasi dan kompetensi sehingga dapat

memberikan layanan memuaskan seperti yang

diharapkan peserta didik karena kualifikasi dan

kompetensi SDM berpengaruh pada kinerja layanan.

Beberapa kelemahan yang ada pada karyawan dan

berdampak negatif terhadap persepsi kualitas

diantaranya tidak terampil dalam melayani pelanggan,

cara berpakaian kurang sesuai konteks, tutur kata

kurang sopan, pasang muka cemberut/angker sejalan

dengan pendapat Tjiptono (2012).

Dimensi empati mencakup layanan yang bersifat

individu dan personal. Layanan diberikan untuk

memecahkan persoalan yang dialami peserta didik dan

bertindak demi kepentingan peserta didik. Kinerja

layanan dalam layanan ini sudah dipersepsikan baik,

meskipun demikian upaya untuk meningkatkan

menjadi lebih baik lagi terus diupayakan. Dalam

pemberian perhatian secara individu dan personal

maupun memahami kebutuhan spesifik peserta didik,

lembaga menempatkan karyawan untuk berinteraksi

Page 36: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

63

langsung dengan peserta didik dengan pendekatan

personal intensive dan komunikasi efektif serta

memberikan kebebasan karyawan melakukan tindakan

yang diperlukan dalam rangka memuaskan peserta

didik. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip dasar

implementasi Total Quality Service yang dikemukakan

oleh Tjiptono (2005). Kepuasan peserta didik menjadi

fokus strategis dalam meningkatkan kualitas layanan

(Yamit ,2002)

4.3.2 Kesenjangan Layanan

Kepuasan peserta didik merupakan tujuan utama

dalam proses pelayanan. Pengukuran kepuasan hasil

layanan dalam penelitian ini dilakukan menggunakan

instrumen servqual dengan lima dimensi kualitas

layanan teori Zeithaml, Berry dan Parasuraman

(Tjiptono, 2012). Pengukuran kepuasan pelanggan

dalam penelitian ini dengan membandingkan skor

persepsi dan ekspektasi atas layanan yang telah

diberikan kepada peserta didik. Upaya menjaring

informasi keluhan-keluhan peserta didik sebagai bahan

evaluasi kinerja layanan peserta didik dilakukan

melalui komunikasi langsung maupun menggunakan

media.

Kualitas layanan yang diberikan LPP Graha Wisata

Semarang kepada peserta didiknya sesuai hasil survei

dengan rata-rata skor 5,69 masuk kategori baik akan

tetapi ini tidak bisa diartikan bahwa layanan yang

diberikan sudah memuaskan peserta didik karena

ekpektasi peserta didik lebih tinggi dari apa yang

dipersepsikan.

Page 37: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

64

Berdasarkan teori Lewis & Booms (Tjiptono, 2012)

bahwa kepuasan pelanggan ditentukan oleh

kemampuan organisasi memenuhi kebutuhan dan

keinginan pelanggan sesuai ekspektasinya, jika

persepsi layanan melebihi ekspektasi layanan maka

kualitas layanan masuk kategori kualitas ideal,

sebaliknya apabila persepsi layanan lebih buruk

dibanding ekspektasi layanan, maka kualitas layanan

dikategorikan negatif atau belum memuaskan.

Hasil pengukuran melalui instrumen servqual

bahwa pelayanan yang diberikan sudah baik tetapi

masih kurang memuaskan peserta didik. Kekurangan

ini disadari oleh lembaga dan menjadi agenda dalam

menentukan strategi perbaikan kualitas layanan pada

kinerja lembaga. Keseluruhan faktor penghambat

dalam pelayanan dapat dijadikan dasar bagi

manajemen untuk meningkatkan atau memperbaiki

pelayanan dan bahkan menghilangkan kesenjangan

yang terjadi antara pihak lembaga dengan pelanggan,

hal ini sependapat dengan Yamit (2002).

Dimensi bukti fisik dengan rata-rata skor

kesenjangan (-1,02) diartikan masih kurang

memuaskan peserta didik. Peralatan praktek yang

berpenampilan modern memperlihatkan kesenjangan

paling tinggi, dimana perkembangan jaman yang

melaju pesat termasuk fasilitas di dunia kerja

mengharuskan penyediaan peralatan praktek terus

mengikutinya. Hal ini menjadi prioritas pemenuhan

kebutuhan LPP Graha Wisata dalam mencetak tenaga

kerja siap bekerja dan berdaya saing tinggi karena

layanan bukti fisik hal cukup penting dalam

Page 38: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

65

peningkatan kualitas layanan sejalan dengan pendapat

Irawan (2003) dan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Agustian (2010)

Dimensi reliabilitas dengan rata-rata skor -0,62

masuk kategori kurang memuaskan. Kesenjangan

tertinggi ada pada layanan pencatatan (record) yang

bebas dari kesalahan baik catatan pada administrasi

umum maupun administrasi pendidikan. Administrasi

sudah dilakukan dan diawasi dengan baik bahkan

untuk bidang akuntansi LPP Graha Wisata melibatkan

konsultan tersendiri tetapi masalah tetap tidak

terhindarkan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh

Tjiptono (2012) dimana penyebab masalah itu bisa dari

faktor internal dan juga faktor eksternal di luar kendali

lembaga. Faktor internal sudah diantisipasi dengan

menciptakan kondisi kerja yang dinamis tetapi faktor

eksternal seperti masalah pribadi karyawan dapat

mengakibatkan penyalahgunaan wewenang yang

berdampak pada layanan yang tidak semestinya.

Pada dimensi daya tanggap dengan rata-rata skor

(-0,72) kesenjangan tertinggi pada layanan kesediaan

dan kesegeraan menanggapi masalah yang

disampaikan oleh peserta didik dirasakan masih

kurang memuaskan. Contohnya keperluan LCD di

kelas untuk proses pembelajaran, harapan peserta

didik dan instruktur LCD selalu siap di kelas tetapi

kebutuhan LCD ini akan dipenuhi/dipasang jika ada

permintaan sehingga proses belajar harus menunggu

LCD terpasang. Kecepatan layanan hal yang sangat

penting dalam penanganan keluhan. Apabila keluhan

tidak segera ditanggapi, maka rasa tidak puas terhadap

Page 39: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

66

layanan akan menjadi permanen dan tidak dapat

diubah lagi tetapi apabila keluhan dapat ditangani

dengan cepat maka peserta didik itu akan puas.

Penanganan keluhan secara efektif dapat

menghindarkan lembaga dari publisitas negatif seperti

pendapat Mudie & Cottam (Tjiptono, 2012)).

Layanan LPP Graha Wisata pada dimensi jaminan

dengan rata-rata skor (-0,65) ini masih belum

memuaskan juga. Kesenjangan tertinggi ada pada

layanan menjawab pertanyaan dan konsistensi sikap

sopan karyawan. Kompetensi, kesopanan dan sifat

dapat dipercaya (kredibilitas karyawan) telah

dibekalkan dengan berpedoman pada core value

“HIDUP BERKAH” tetapi realisasinya harapan

pelanggan/peserta didik masih lebih dari itu sehingga

hal ini diagendakan LPP Graha Wisata dalam

menyusun strategi peningkatan kualitas layanannya.

Demikian pula layanan pada dimensi empati

dengan skor rata-rata (-0,89) diartikan masih kurang

memuaskan peserta didik. Perhatian individu seperti

pendampingan interview seleksi kerja masih belum

merata ada yang memiliki kesempatan pendampingan,

ada yang tidak. Hal ini disadari pihak manajemen dan

akan dilakukan perbaikan layanan. Layanan lain yang

masih dirasa kurang oleh peserta didik adalah

pelayanan kebutuhan spesifik seperti keinginan peserta

didik memilih tempat OJT dan memilih tempat kerja.

Kegiatan OJT sebelum hari pelaksanaan sudah disusun

jadwal, pembagian kelompok dan tempat tujuan OJT

tetapi ada peserta didik yang mengusulkan lain tidak

setuju dengan pembagian kelompok dan meminta

Page 40: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

67

dirinya masuk dalam kelompok atau tempat OJT

tertentu maka pihak akademik akan melakukan

perubahan jika memungkinkan dan tetap dengan

kelompok lama jika tidak memungkinkan. Tidak

terlayaninya kebutuhan spesifik peserta didik

mengakibatkan layanan dalam hal ini kurang

memuaskan. Persiapan penyaluran kerja juga

dilakukan sejak awal, lembaga sudah mempersiapkan

nama-nama yang akan diusulkan kepada pihak DUDI

tetapi ada peserta didik yang tidak bersedia dengan

alasan menunggu kesempatan lain dengan posisi

jabatan yang diinginkan, meskipun permasalahan dari

peserta didik tetapi persepsi peserta didik seolah

lembaga tidak memberikan pelayanan yang

memuaskan.

Pernyataan ini diperoleh dari keluhan peserta

didik juga dari hasil wawancara tanggal 6 maret 2014

dengan staf bagian akademik tentang kendala dalam

menjalankan tugas layanan diantaranya adalah :

Kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti KBM dan

OJT sehingga menimbulkan komplain dari pihak DUDI

yang dimagangi. Penjadwalan ulang peserta magang dengan jarak waktu yang pendek. Contohnya perubahan

kelompok magang dari perencanaan semula karena

keinginan peserta didik yang terlalu berlebihan, pilih-

pilih tempat magang sehingga harus mengganti dengan peserta didik yang lain.

Layanan kepada peserta didik dilakukan LPP

Graha Wisata dengan baik tetapi ekspektasi peserta

didik lebih tinggi dari apa yang bisa diberikan sehingga

menimbulkan kesenjangan layanan hal ini dipengaruhi

karena perkembangan jaman, kemajuan tekhnologi

informasi, keterbukaan akses komunikasi sehingga

Page 41: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

68

ekspektasi layanan terus meningkat. Sependapat

dengan Yamit (2002) bahwa dalam era globalisasi

sekarang ini yang ditandai oleh revolusi teknologi

komunikasi dan teknologi informasi mengakibatkan

terjadi perubahan yang luar biasa, dengan adanya

kemudahan yang diperoleh dari komunikasi dan

informasi, semakin meningkat pula kebutuhan akan

layanan, pergeseran telah terjadi yang semula hanya

untuk memenuhi kebutuhan meningkat menjadi

pemenuhan ekspektasi akan layanan. Inilah yang

menjadi faktor munculnya kesenjangan layanan.

4.3.3 Strategi Peningkatan Kualitas Layanan

berdasarkan Analisis Kesenjangan di LPP

Graha Wisata Semarang

Perubahan terus terjadi, kualitas layanan yang

dikategorikan baik masih belum bisa memenuhi

kepuasan peserta didik, seperti layanan fisik sarana

dan prasarana, kualifikasi dan kompetensi SDM yang

ada di LPP Graha Wisata Semarang. Untuk saat ini bisa

dikatakan berkualitas tetapi dalam berjalannya waktu

yang membawa perubahan akan menjadikan layanan

ini sudah tidak sesuai harapan sehingga perlu

perbaikan lagi. Keberhasilan yang diraih LPP Graha

Wisata tidak berarti selesai usaha yang dilakukan

justru tantangan yang dihadapi semakin berat karena

pekerjaan disini merupakan suatu proses yang tidak

berhenti dalam satu siklus saja. Hal ini sejalan dengan

pendapat Tjiptono (2012) bahwa perbaikan kualitas

layanan yang dilakukan terus menerus dan fokus pada

pelanggan disebabkan karena unsur-unsur yang

Page 42: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

69

terdapat dalam kualitas layanan selalu mengalami

perubahan.

LPP Graha Wisata dalam upaya peningkatan

kualitas layanan peserta didik dilakukan berdasarkan

keluhan peserta didik, keluhan ini merupakan sinyal

bahwa layanan yang diberikan belum memuaskan.

Kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka

panjang yang membutuhkan komitmen, baik

menyangkut dana maupun sumber daya manusia

sepaham pendapat Schnaar (Tjiptono, 2005). Kepuasan

pelanggan menjadi target capaian kinerja seluruh

SDM, baik pada saat proses belajar maupun pasca

belajar. Layanan yang baik akan berdampak positif

terhadap loyalitas pelanggan yang berpotensi menjadi

sumber pendapatan masa depan dengan promosi

melalui gethok tular sesuai pendapat Tjiptono (2012).

Kelemahan LPP Graha Wisata disini adalah sumber

informasi yang didasarkan untuk perbaikan kualitas

layanan hanya dari keluhan pelanggan yang dilakukan

sambil jalan tidak direncanakan dan diagendakan

secara berkala.

Rancangan strategi diterapkan LPP Graha Wisata

dalam menutup kelemahan atau kesenjangan pada

kelima dimensi kualitas layanan melibatkan seluruh

sumber daya yang dimiliki secara bertahap dilakukan

terus menerus dan berkesinambungan. Strategi

peningkatan kualitas layanan pada bukti fisik dengan

prioritas kebutuhan berdasar kesenjangan layanan

tertinggi yang dikeluhkan peserta didik yaitu peralatan

praktek yang berpenampilan modern. LPP Graha wisata

selalu melakukan perbaikan layanan termasuk

Page 43: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

70

penyediaan alat praktek yang disesuaikan dengan

kondisi dunia kerja hal ini akan berpengaruh pada

kompetensi peserta didik yang siap masuk ke dunia

kerja. Pada sejumlah tipe layanan, persepsi terbentuk

dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas

layanan berpengaruh signifikan terhadap kualitas

layanan di mata pelanggan sependapat dengan Tjiptono

(2012).

Perbaikan dimensi reliabilitas, daya tanggap dan

jaminan dengan dukungan sistematis diantaranya

menyiapkan SDM melalui pelatihan, memfasilitasi

dalam proses layanan dan memberikan reward

maupun punishment. Dalam peningkatan kualitas

pelayanan internal melalui dukungan sistematis akan

mendorong terwujudnya kepuasan karyawan. Kualitas

layanan internal tercermin dalam lingkungan internal

yang kondusif (lewat pemberdayaan, delegasi

wewenang, saling percaya, komunikasi efektif) dan

implentasi total human reward dalam bentuk finansial

maupun non finansial seperti kesempatan mengikuti

pendidikan pelatihan tambahan. Hal ini sependapat

dengan Tjiptono (2005).

Perbaikan pada dimensi empati dilakukan dengan

pendekatan personal intensif dengan komunikasi efektif

dan memberdayakan (empowered) karyawan dalam

mengambil keputusan pada saat menangani masalah

peserta didik dan menumbuhkembangkan budaya

kualitas seperti pendapat Tjiptono (2012). Karyawan

harus berusaha menempatkan diri pada posisi peserta

didik dengan ikut merasakan apa yang dialami dan

Page 44: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

71

dikeluhkan peserta didik sehingga layanan yang

diberikan sesuai dengan harapan.

Tipe pemimpin LPP Graha Wisata Semarang yang

efektif, dapat membangun sistem informasi pelayanan,

merumuskan strategi pelayanan dan menerapkan

strategi pelayanan sejalan dengan teori Berry (Yamit,

2002). Kepemimpinan yang efektif perlu diikuti oleh

sistem informasi pelayanan yang menyediakan data

dan informasi yang tepat untuk pengambilan

keputusan berkaitan dengan kualitas layanan.

Peran pemimpin dalam memberikan inspirasi

positif dapat meningkatkan kualitas layanan.

Kepemimpinan lembaga berpengaruh besar terhadap

kinerja karyawan. Kepemimpinan di lembaga ini lebih

condong pada model egalitarian (Yamit, 2002) dimana

seorang pemimpin memberikan kebebasan kepada

karyawan untuk bekerja, berkoordinasi dengan atasan

dan bawahan, berkomunikasi baik intern dan antar

bidang serta pembentukan tim antar bidang digunakan

untuk menyelesaikan masalah.

Strategi peningkatan kualitas layanan diawali

dengan kegiatan perumusan visi, misi dan layanan

persiapan pembelajaran seperti SKL, kurikulum,

silabus, bahan ajar serta layanan pasca pembelajaran

dengan pendampingan berupa bantuan penyaluran

kerja merupakan sistem kerja di LPP Graha Wisata,

sistem ini sesuai pendapat Yamit (2002) bahwa kualitas

harus dilembagakan dalam setiap bagian organisasi

sebagai sebuah filosofi ketimbang sebagai peluang

sasaran akhir. Rumusan strategi yang baik belum juga

menjadi jaminan untuk memberikan pelayanan

Page 45: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

72

berkualitas. Strategi pelayanan tersebut perlu

diimplementasikan secara efektif sehingga tidak

menjadi slogan belaka.

Upaya penciptaan lingkungan kerja yang harmonis

dengan komunikasi secara terintegrasi dan konsisten.

Komunikasi yang baik dibangun melalui hubungan

antar karyawan, karyawan dan pimpinan di dalam

lingkungan kerja. contohnya morning breafing setiap

pagi, rapat mingguan maupun pertemuan yang tak

terjadwal. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk

iklim keterbukaan dalam organisasi, supaya setiap

karyawan berani dan bersedia menyampaikan gagasan,

pendapat, sasaran dan komentar. Hal ini sependapat

dengan Tjiptono (2005) yaitu perlunya dikembangkan

komunikasi yang interaktif agar dapat diperoleh

informasi yang akurat mengenai kebutuhan dan

keinginan pelanggan/peserta didik.

Peningkatan kompetensi SDM LPP Graha Wisata

dilakukan dengan menyelenggarakan pendidikan dan

latihan sendiri maupun memberangkatkan karyawan

untuk mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh

lembaga lain. SDM yang pernah dilatih proses

kinerjanya akan lebih bagus dibanding yang tidak, bila

keterampilan dan pendidikan seiring maka organisasi

akan bisa mencapai keunggulan kualitas, hal ini

sepaham dengan teorinya Tjiptono (2005).

Proses perbaikan kualitas layanan yang dilakukan

LPP Graha Wisata ini sesuai dengan pendapat Tjiptono

(2012) yaitu perbaikan dilakukan secara terus menerus

dan berkesinambungan dimulai dari perancangan

sistem layanan secara komprehensif, komunikasi

Page 46: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6040/4/T2_942012013_BAB IV.pdf · 29 pramugari, staf airlines, kapal pesiar, sek. re. taris,

73

secara terintegrasi, pengembangan staf layanan terlatih

yang mampu secara konsisten memberikan layanan

prima tetapi hal yang tidak kalah penting untuk

mempertahankan kualitas layanan adalah penjaminan

mutu. Jaminan mutu LPP Graha Wisata Semarang

sudah terakreditasi dari BAN PNF tetapi hal ini perlu

ditingkatkan lagi ke standar internasional karena

jaringan kerja LPP Graha Wisata sudah sampai ke luar

negeri.