bab 4 hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab4/2011-2-00622-mn bab...
TRANSCRIPT
104
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PT Inti Karya Persada Tehnik
4.1.1 Profil PT Inti Karya Persada Tehnik
PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT) didirikan pada akhir tahun 1970-an, ketika
sekelompok insinyur muda membahas tentang masalah keahlian teknik dan konstruksi di
Indonesia. Berdasarkan pengamatan mereka, proyek downstream dan upstream yang ada di
Indonesia sebagian besar dijalankan oleh perusahaan-perusahaan asing, sementara
perusahaan teknik lokal hanya diberikan kesempatan terbatas dalam pembangunan proyek,
penyediaan fasilitas bangunan, dan pekerjaan lain yang tidak membutuhkan artikulasi dan
pemikiran secara konseptual. Sebagian besar ahli teknik dan konstruksi lokal pada saat itu
bekerja pada perusahaan konstruksi asing, dimana pihak asing tersebut lebih dominan dalam
proses pengambilan keputusan. Sedangkan perusahaan lokal hanya diberi legitimasi
berdasarkan peraturan-peraturan pemerintahan Indonesia. Karena semangat dan keseriusan
dari sekelompok insinyur ini untuk membangun Indonesia dengan suara dan prinsip-prinsip
idealisme, mereka didukung penuh oleh pemerintah, terutama oleh Sudarmono yang pada
saat itu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara.
Menteri Sekretaris Negara mengundang beberapa perusahaan, termasuk pada saat
itu adalah perusahaan negara (yang diwakili oleh PT Wijaya Karya), serta perusahaan swasta
yang diwakili oleh PT Parama Matra Widya Eng, PT Jasa Ferrie Partners (sekarang Jasa Ferrie
Pratama) dan Nusa Rakintam (sekarang Matra Tiara penanda), untuk membentuk IKPT.
Tidak lama setelah itu, pada tanggal 22 Februari 1982, PT Inti Karya Persada Teknik secara
resmi didirikan dengan susunan pengurus :
1. Ir. Bambang Susilo sebagai Presiden Direktur
105
2. Ir. Soerojo Wignojodipoero sebagai Direktur Produksi
3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan
Pada tahap awal, IKPT bertempat di gedung PT Wijaya Karya ruang 207 dan hanya
memiliki 8 orang karyawan. Kemudian pada akhir Juni 1982, IKPT beroperasi di Wisma IKPT
Anggrek (Slipi–Jakarta). Ini adalah saat ketika IKPT memenangkan proyek pertamanya yaitu
pabrik petrokimia aromatik di Plaju, Sumatera Selatan. Sejak dari awal berdirinya, IKPT
sudah menetapkan tujuan jangka waktu 10 tahun ke depan untuk menjadi perusahaan
kontraktor yang bergerak dalam bidang EPC (Engineering, Procurement & Construction) yang
menjalankan kontrak proyek-proyek industri berat serta bersaing dengan perusahaan asing
pada saat itu.
Untuk mencapai tujuan tersebut, teknologi menjadi suatu bagian yang penting dan
dibutuhkan bagi perusahaan. Pada pelaksanaan proyek pertamanya, IKPT yang pada saat itu
sudah bertempat di kantor baru (Jl. Hang Jebat IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan untuk
periode 1985-1992) melakukan kerja sama dengan M.W Kellog, Houston, Texas dengan
menugaskan kurang lebih 60 insinyur untuk bekerja dan belajar bersama dengan para ahli
desain teknik dari Kellog dalam menangani proyek metodologi pengiriman untuk industri
berat. Pada akhirnya, para insinyur kembali ke Indonesia dengan membawa ilmu
pengetahuan, dan teknologi baru yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan
karakteristik desain teknik dan konstruksi IKPT, yang dimasukkan semua elemen yang
penting untuk pembangunan bangsa. Diharapkan pada tahun 1992 itu IKPT sudah mampu
melaksanakan proyek-proyek industri berat secara keseluruhan, dan dapat mendapatkan
pengetahuan sebanyak mungkin dari keterlibatannya dalam proyek-proyek tersebut.
Pada pertengahan 1985, IKPT memiliki gedung perkantoran sendiri di Jl. Bendungan
Hilir Raya no. 50, Jakarta. Ini adalah langkah yang sangat penting bagi IKPT karena IKPT
106
mampu mengurangi biaya sewa ruang, listrik, tagihan telepon dan peralatan kantor.
Beberapa proyek yang sudah dilaksanakan oleh IKPT pada saat itu antara lain :
1. Maxus (kapal).
2. Study Gutta Percha (pembuatan karet untuk produksi bola golf).
3. BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional), pembangunan fasilitas penelitian.
4. LPG (Liquefied Natural Gas) di Arun, Sumatera Utara.
5. Dan lain sebagainya.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, pada tahun 1988 IKPT mempekerjakan
direksi-direksi baru :
1. Ir. Raysoeli Moeloek (periode 1998-sekarang) sebagai Presiden Direktur.
2. Ir. Muchsin Idrus (periode 1998-sekarang) sebagai Direktur Produksi.
3. Ir.Badurrahman Dorpi Parlindungan (periode 1988-1990) sebagai Direktur Keuangan.
4. Ir. Bambang Prasetyo (periode 2001-sekarang) sebagai Direktur Sarana.
Karena ketekunan dan kerja keras para insinyur IKPT, pada tahun 1990 IKPT
dianugerahi kontrak EPC untuk proyek ammonia-urea di Gresik, ini berarti bahwa IKPT telah
mencapai tujuan awal dua tahun ke depan waktu, yaitu menjadi kontraktor utama untuk
kontrak proyek berbasis EPC. Proyek ammonia-urea dibangun pada sebuah lahan seluas
100m x 100m, dimana proyek tersebut membutuhkan perhitungan yang sangat teliti dan
juga ahli teknik khusus, serta seiring dengan penyelesaian proyek, penggunaan material
seperti pipa, beton, kabel, dan lain sebagainya dapat dikurangi sehingga pengeluaran biaya
proyek menjadi lebih efektif dan efisien. M.W Kellog sebagai rekan kerja sama IKPT
menganggap proyek tersebut sebagai langkah yang revolusioner, M.W Kellog meminta
desain dasar proyek yang digunakan, sehingga nanti bisa diaplikasikan pada proyek-proyek
ammonia-urea lain di masa yang akan datang.
Untuk mengantisipasi dan mengakomodasi proyek selanjutnya yang lebih besar,
IKPT memindahkan home-office ke gedung seluas 5000 m2 yang terletak di Jl. Prof. Dr.
107
Supomo No.42, Jakarta 12870. Di sektor LNG, IKPT menggunakan teknologi Cryogenic yaitu
metode baru serap karbon yang lebih hemat energi dan biaya. Pada bulan Maret 1988, IKPT
diberi kepercayaan untuk menjadi sub-kontraktor bagi Chiyoda Corporation Japan untuk
mengkontruksi sebuah proyek LNG unit Train-E di Bontang, Kalimantan Timur. Setelah LNG
Train-E selesai dilaksanakan, pada bulan Maret 1991 IKPT terpilih untuk melanjutkan proyek
selanjutnya yaitu Train-F di Bontang, kali ini IKPT terpilih sebagai kontraktor utama.
Selama perusahaan ini berjalan, IKPT telah meningkatkan presentasi penggunaan
sumber daya Indonesia baik dalam bentuk sumber daya alam maupun sumber daya
manusia, hal tersebut mengurangi penggunaan sumber daya dari luar negeri. Sehingga
dengan meningkatnya penggunaan sumber daya manusia Indonesia maka kapabilitas bahan-
bahan baku lokal dapat digunakan secara optimal. Proyek-proyek yang telah dilaksanakan
menunjukkan bahwa perusahaan Indonesia mampu menghasilkan produk-produk berkualitas
sama dengan produk buatan luar negeri. Seluruh ahli teknik IKPT merupakan ahli dalam
bidangnya masing-masing, dan dalam menyelesaikan proyeknya IKPT selalu melibatkan
tenaga kerja dan perusahaan lokal untuk terlibat di dalamnya.
Kerja keras dan usaha yang sudah dilakukan menghasilkan efek positif, hal ini
ditunjukkan dari IKPT kembali dipercaya oleh pemerintah untuk melaksanakan proyek Train-
G pada Maret 1995 dan selesai pada November 1997, yang kemudian dilanjutkan oleh Train-
H pada Maret 1997 dan selesai pada November 1999. Selain sektor petrokimia, LNG dan gas,
IKPT juga terlibat dalam sektor farmasi, kayu dan kertas, industri pertanian, serta sektor
energi, seperti pelaksanaan 3 unit proyek geothermal (energi panas bumi) di Gunung Salak,
Jawa Barat. IKPT juga terlibat dalam membangun fasilitas penelitian nuklir isotope di
Serpong, dan beberapa pengadaan proyek di Papua untuk fasilitas pertambangan seperti
jalur pipa dan pembangunan dermaga laut.
108
Karena beban kerja dan program pengembangan perusahaan yang berlangsung dari
tahun 1998 sampai 2001 semakin banyak, IKPT membangun bangunan baru yang terletak di
Jl. MT. Haryono kav. 4-5, Jakarta 12820. IKPT berdiri diatas empat pilar, yaitu :
1. Idealisme : misi untuk membangun bangsa secara keseluruhan.
2. Pengetahuan : idealisme yang didukung oleh pengetahuan dan teknologi yang
canggih.
3. Ketekunan : pengetahuan yang dimiliki IKPT berasal dari dedikasi dan ketekunan
untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Transfer teknologi : pengetahuan merupakan sesuatu yang tidak pernah habis dan
selalu berkembang, sehingga kunci dalam menghadapi persaingan dan ekspansi
adalah dengan meningkatkan pengetahuan tentang teknologi baru dengan cara
transfer teknologi.
IKPT dilengkapi sertifikasi ISO-9001 sejak tahun 1994 untuk Sistem Manajemen
Mutu, kapabilitas dalam manajemen produk, karakteristik teknik, kegiatan pengadaan dan
konstruksi dalam bidang minyak LNG, kilang gas, kimia, petrokimia, dan pembangkit tenaga
listrik dari International Llyod’s Register Quality Assurance, London.
4.1.2 Visi dan Misi PT Inti Karya Persada Tehnik
• Visi
Menjadi kontraktor global pilihan untuk solusi dalam bidang EPC (Engineering,
Procurement, and Construction) dengan pertumbuhan yang berkelanjutan, serta
mencapai standar World Class.
• Misi
Ide IKPT sangat sederhana, menjadi perusahaan dengan bisnis EPC terbaik dan
mitra bagi perusahaan lain dengan menerapkan pendekatan yang komprehensif
untuk meningkatkan kualitas kehidupan umat manusia.
4
S
4
m
m
4.1.3 Strukt
G
Sumber: PT I
4.1.4 Tuga
Direk
menetapkan
melaporkan s
tur Organisa
Gambar 4.1 S
IKPT
as dan Tang
ktur utama b
tindak lanju
status pencap
asi PT Inti K
Struktur Org
gung Jawab
bersama direk
utnya dalam
paiannya kep
Karya Persad
ganisasi PT
b Karyawan
ksi lainnya m
bentuk ren
ada Dewan K
da Tehnik
Inti Karya P
Berdasarka
melakukan bu
ncana kerja
Komisaris ses
Persada Teh
an Pekerjaa
usiness risk a
perusahaan
suai jadwal ya
1
hnik
an
assessment d
berkala, se
ang ditentuka
109
dan
rta
an.
110
Direktur utama selanjutnya mendelegasikan lingkup penugasannya kepada Dewan Direksi
dan perangkatnya, sebagai berikut :
1. Direktorat Keuangan dan Sarana (Finance and Service Directorate)
o Menetapkan financial policy perusahaan dan mengawasi serta melaporkan
implementasinya.
o Membuat perencanaan dan memastikan ketersediaan dana yang diperlukan
untuk operasional proyek dan perusahaan.
o Menjaga cash flow perusahaan.
o Mengelola aset dan properti perusahaan.
o Merencanakan dan memastikan pengelolaan aspek sumber daya manusia.
o Memantau dan melaporkan kinerja anak perusahaan.
o Membuat kajian investasi atau ventura serta rekomendasinya, pada saat
yang diperlukan.
2. Direktorat Teknik (Technical Directorate)
o Memastikan kecukupan sistem kerja, metode kerja dan sumber daya
manusia (jumlah dan kualifikasi) yang diperlukan untuk aktivitas proposal
dan proyek (lingkup Engineering, Procurement, dan Construction) sesuai
dengan rencana perusahaan.
o Menjamin tercapai standar akurasi Bill of Quantity (BQ), Work Volume (WV)
dan Unit Price (UP).
o Membuat, menetapkan, menjalankan dan memastikan efektivitas strategi
partnering dengan Vendor dan Sub Contractor.
o Customer dan Partner Relationship dengan focus perolehan informasi
teknologi yang applicable, peningkatan kompetensi teknis EPC dan standar
produktivitas, serta ketersediaan sumber daya untuk keperluan technical
partnering, procurement dan sub contracting.
111
o Fokus aktivitas Direktorat Teknik ada pada fungsi-fungsi Engineering,
Procurement, dan Construction.
3. Direktorat Pengembangan dan Pengendalian Usaha (Business Development and
Control Directorate)
o Merencanakan dan memastikan perolehan revenue per periode
perencanaan.
o Mencari dan mengelola informasi pasar, serta mengupayakan keikutsertaan
perusahaan pada potensi proyek yang dituju.
o Melakukan identifikasi dan analisa resiko pada setiap potensi proyek.
o Mengkoordinasikan ketersediaan konsep, hingga penetapan proposal
strategy (winning and partnering), serta memastikan pelaksanaannya selama
fase proposal.
o Melakukan assessment resiko lanjutan, pada proposal yang berjalan hingga
penyelesaian eksekusi proyek (pada proposal yang dimenangkan), guna
mengantisipasi potensi dan resiko teknikal, komersial, dan legal.
o Mengelola jalannya proposal-proposal.
o Melakukan aktivitas pengawasan proyek, untuk keperluan project margin
assurance.
o Customer dan Partner Relationship dengan focus perolehan informasi potensi
dan proposal proyek serta perolehan kontrak kerja.
o Mengkoordinasikan penanganan project warranty period dan memastikan
penyelesaiannya secara tepat waktu dan efektif.
4. Direktorat Operasi Proyek (Project-Operation Director)
o Bertanggungjawab terhadap penyiapan dan penetapan project plan, dengan
basis perencanaan fase proposal (dengan target margin yang lebih baik,
biaya yang lebih rendah, cash flow yang lebih menguntungkan perusahaan).
112
o Penetapan atau Approved Project Budget sebagai acknowledgement Direktur
Utama.
o Penetapan Project Charter.
o Mengelola dan mengawasi jalannya proyek-proyek sesuai agreed dan
determined project plan.
o Memastikan perolehan project margin per periode sampai dengan akhir
proyek (operational acceptance mechanical completion).
o Memastikan positif cash flow proyek-proyek yang berjalan per agreed plan.
o Mengupayakan perolehan tambahan pendapatan dari aktivitas proyek yang
berjalan.
o Customer dan Partner Relationship dengan fokus kelancaran aktivitas
proyek, penyelesaian kontrak kerja dan project cash flow.
o Memastikan tercapainya regulation compliance di setiap proyek yang
berjalan.
o Memastikan adanya close out setelah proyek selesai, dan penyerahannya
kepada Direktorat Pengembangan dan Pengendalian Usaha dengan salinan
kepada Direktorat lainnya.
4.1.5 Profil Karyawan PT Inti Karya Persada Tehnik
Karakteristik responden dalam penelitian ini, yaitu para karyawan PT. IKPT, dibedakan
menurut jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir, serta lamanya bekerja di PT IKPT.
Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.
• Jenis Kelamin Responden
Dari 100 orang responden, yang berjenis kelamin pria sebanyak 73 orang dan sisanya
sebanyak 27 orang adalah wanita. Maka, dapat dikatakan bahwa jumlah responden
pria lebih banyak daripada responden wanita, di mana terdapat sebesar 73%
S
•
respond
dilihat p
Sumber : Has
• Usia Re
Kelomp
usia 31
terdapa
sebany
ini:
den pria dan
pada Gambar
Gambar 4.
sil Pengolahan
esponden
pok usia respo
– 40 terdapa
at 24 orang (
ak 4 orang (4
sisanya sebes
r 4.2 di bawah
2 Diargam P
n Data Kuisio
onden antara
at 37 orang (3
(25%), dan y
4%). Untuk le
27%
Je
sar 27% kary
h ini:
Profil Respo
ner, 2011
a 21 – 30 tah
37%), selanju
yang terakhir
ebih jelasnya
nis KelaPria wan
yawan wanita
onden berda
un sebanyak
utnya untuk k
r untuk kelom
dapat dilihat
73%
minnita
. Untuk lebih
asarkan Jeni
34 orang (34
kelompok usia
mpok usia 51
t pada Gamba
1
h jelasnya dap
is Kelamin
4%), lalu unt
a 41 – 50 tah
1 tahun ke at
ar 4.3 di baw
113
pat
tuk
hun
tas
wah
S
•
Sumber : Has
• Pendidi
Berdasa
didapat
sebany
(6%) y
sebany
yangme
berpend
respond
sisanya
Gamba
Gamba
sil Pengolahan
ikan Terakhir
arkan jenjang
t data sebaga
ak 7 orang (
yang berpend
ak 8 orang
engisi kuision
didikan S2
den dengan j
a sebesar 6%
r 4.4 di bawa
21 ‐ 30 tah
ar 4.3 Diarga
n Data Kuisio
Responden
g pendidikan
ai berikut: re
(7%), sedang
didikan S1 se
(8%). Sehin
ner ini berpe
adalah yang
jenjang pend
% berpendidik
ah ini:
25%
hun 31 ‐ 4
am Profil Re
ner, 2011
terakhir dari
esponden yan
gkan yang be
banyak 79 or
ngga dapat
endidikan S1
g kedua ter
didikan terakh
kan Diploma.
37%
4%
Usia 40 tahun 4
esponden be
100 respond
ng berpendid
erpendidikan
rang (79%),
dikatakan b
1 yaitu seban
banyak, yait
hir SMA terda
Untuk lebih
34%
41 ‐50 tahun
erdasarkan
den dari karya
dikan SMA at
Diploma seb
dan yang be
ahwa mayor
nyak 79%. K
tu sebesar 8
apat sebesar
jelasnya dap
> 51 tahu
1
Usia
awan PT IKP
tau yang seta
banyak 6 ora
erpendidikan
ritas respond
Karyawan ya
8%. Kemudi
7% sedangk
pat dilihat pa
n
114
PT,
ara
ang
S2
den
ang
ian
kan
ada
S
•
Gam
Sumber : Has
• Lama B
Berdasa
sebaga
(10%),
sedang
dan res
Sehingg
dengan
Untuk l
mbar 4.4 Di
sil Pengolahan
Bekerja Respo
arkan dari la
i berikut : res
sedangkan
kan responde
sponden yang
ga dapat dik
n lama bekerja
ebih jelasnya
agram Profi
n Data Kuisio
onden
ma bekerja d
sponden deng
yang lama b
en dengan la
g lama beker
katakan bahw
a lebih dari 1
a dapat dilihat
PendiSMA
il Responde
ner, 2011
dari 100 resp
gan lama bek
bekerjanya 3
ma bekerja 6
rjanya lebih d
wa mayoritas
0 tahun sebe
t pada gamba
7%
79%
8%
idikan TeDiploma
en berdasark
ponden karya
kerja dibawah
– 5 tahun
6 – 10 tahun
dari 10 tahun
s responden
sar 46%.
ar 4.5 di bawa
6%
erakhirS1 S2
kan Pendidik
awan PT IKPT
h 3 tahun seb
sebanyak 20
sebanyak 24
n sebanyak 46
yang mengi
ah ini:
1
kan Terakhi
T, didapat da
banyak 10 ora
0 orang (20%
4 orang ( 24%
6 orang (46%
isi kuisioner
115
r
ata
ang
%),
%),
%).
ini
S
•
Sumber : Has
• Divisi R
Berdasa
Busines
(9%), d
51 oran
Resourc
Manage
divisi P
8 orang
System
Gamba
Gambar 4.5
sil Pengolahan
Responden
arkan dari div
ss Developem
divisi Corpora
ng (51%), div
ce sebanyak
ement Team
roject Manag
g (8%), divis
m Compliance
r 4.6 di bawa
< 3 ta
5 Diagram P
n Data Kuisio
visi pada PT
ment sebanya
ate Strategy
visi Finance a
8 orang (8%
sebanyak 1
ement Team
i Property an
sebanyak 9
ah ini:
46%
Laahun 3 ‐ 5
Profil Respon
ner, 2011
IKPT, didapa
k 1 orang (1%
sebanyak 1 o
and Accountin
), divisi Legal
orang (1%),
sebanyak 3 o
d Asset seba
orang (9%).
10%
ama Bek tahun 6 ‐
nden berdas
t data respon
%), divisi Co
orang (1%),
ng sebanyak
l sebanyak 1
divisi Staff A
orang (3%),
anyak 4 orang
Untuk lebih
%
20%
24%
erja‐ 10 tahun
sarkan Lama
nden sebagai
nstrustion se
divisi Engine
3 orang (3%
orang (1%),
Ahli sebanyak
divisi Procure
g (4%) dan d
jelasnya dap
>10 tahun
1
a Bekerja
berikut ; Div
banyak 9 ora
eering sebany
%), divisi Hum
divisi Bussine
k 1 orang (1%
ement sebany
divisi Qshes a
pat dilihat pa
116
visi
ang
yak
man
ess
%),
yak
and
ada
S
4
a
K
A
A
A
A
A
o
Sumber : Has
4.2 Transfor
Teknik
adalah MSI (M
Keterangan:
Alternatif Jaw
Alternatif Jaw
Alternatif Jaw
Alternatif Jaw
Alternatif Jaw
o Transfo
Ni
Gamba
sil Pengolahan
rmasi Data O
transformasi
Method of Su
waban 1= San
waban 2= Tida
waban 3= Kur
waban 4= Set
waban 5= San
ormasi variabe
Tabel 4.1
Skala Ord
lai Alternatif J
1%1%3
BD
HR
Procurement
r 4.6 Diagra
n Data Kuisio
Ordinal men
data ordinal
uccessive Inte
ngat Tidak Set
ak Setuju
rang Setuju
uju
ngat Setuju
el Gaya Kepe
1 Transform
dinal
Jawaban 1
3%
8%1%
3%8%
4%
Construction
Legal
P&A
am Profil Re
ner, 2011
njadi Interva
menjadi inter
erval).
tuju
mimpinan (X1
masi Variabe
Beruba
menja
1%
9%9%
Divisin CS
BMT
Qshes&SC
esponden be
al
rval yang digu
1) ditunjukka
el Gaya Kepe
ah Sk
di
1%
51%
Engineer
Staff ahli
erdasarkan D
unakan dalam
n pada Tabel
emimpinan
kala Interval
1
ring F&A
i PMT
1
Divisi
m penelitian in
4.1 berikut in
l
117
ni
ni:
118
Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,62
Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,40
Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,33
Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,47
S Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011 umber: Hasil Pengolahan Data
o Transformasi variabel Budaya Organisasi (X2) ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Transformasi Variabel Budaya Organisasi
Skala Ordinal Berubah Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1
Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,61
Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,42
Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,39
Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,54
S Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011 umber: Hasil Pengolahan Data
o Transformasi variabel Pengembangan Karir (X3) ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Transformasi Variabel Pengembangan Karir
Skala Ordinal Berubah Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1
Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,69
Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,62
Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,55
Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,63
Su Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011mber: Hasil Pengolahan Data
119
o Transformasi variable Kepuasan Kerja Karyawan (Y) ditunjukkan pada Tabel 4.4
berikut ini:
Tabel 4.4 Transformasi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
Skala Ordinal Berubah Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1
Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,74
Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,53
Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,50
Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,70
Sum Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011 ber: Hasil Pengolahan Data
o Transformasi variabel Kinerja Karyawan (Z) ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Transformasi Variabel Kinerja Karyawan
Skala Ordinal Berubah Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1
Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,75
Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,51
Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,45
Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,61
Su Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011 mber: Hasil Pengolahan Data
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam
penelitian ini yaitu 100, sehingga nilai df = 98. Dengan begitu, diperoleh nilai ttabel = 1,6606.
Selanjutnya dengan menggunakan rumus rtabel, maka diperoleh nilai rtabel = 0,1654.
Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut:
• Jika rhitung > 0,1654 , maka butir pertanyaan tersebut valid
120
• Jika rhitung < 0,1654 , maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
Sedangkan, dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
• Jika Cronbach Alpha > 0,1654, maka data dinyatakan reliabel
• Jika Cronbach Alpha < 0,1654, maka data dinyatakan tidak reliable
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan
Variabel X1 diukur melalui butir pertanyaan 1,2,3,4,5,6,7,8,9. Dengan menggunakan
bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.6:
Tabel 4.6 Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
1 -0,287 Tidak Valid
2 0,148 Valid
3 0,167 Valid
4 0,258 Valid
5 0,183 Valid
6 0,240 Valid
7 0,360 Valid
8 0,308 Valid
9 0,325 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011 mber: Hasil Pengolahan Data
Karena ada pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan no 1, maka akan dilakukan
kembali uji validitas dengan mengeluarkan pertanyaan yang tidak valid tersebut, dimana
hasil pengujiannya adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.7:
Tabel 4.7 Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan yang Kedua
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
121
2 0,191 Valid
3 0,176 Valid
4 0,237 Valid
5 0,272 Valid
6 0,294 Valid
7 0,376 Valid
8 0,413 Valid
9 0,403 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Cronbach
Alpha = 0,591 > 0.1654 (rtabel) maka data dinyatakan reliabel.
Jadi untuk variable X1, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisa
selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 2,3,4,5,6,7,8,9.
4.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi
Variabel X2 diukur melalui butir pertanyaan 10,11,12,13,14,15,16,17,18. Dengan
menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.8:
Tabel 4.8 Validitas Variabel Budaya Organisasi
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
10 0,326 Valid
11 0,360 Valid
12 0,370 Valid
13 0,434 Valid
14 0,390 Valid
122
15 0,413 Valid
16 0,344 Valid
17 0,501 Valid
18 0,235 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Cronbach
Alpha = 0,699 > 0.1654 (rtabel) maka data dinyatakan reliabel.
Jadi untuk variable X2, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisa
selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 10,11,12,13,14,15,16,17,18.
4.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengembangan Karir
Variabel X3 diukur melalui butir pertanyaan 19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31.
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel
4.9:
Tabel 4.9 Validitas Variabel Pengembangan Karir
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
19 0,521 Valid
20 0,306 Valid
21 0,623 Valid
22 0,370 Valid
23 0,500 Valid
24 0,240 Valid
25 0,320 Valid
26 0,429 Valid
27 -0,07 Tidak Valid
28 0,201 Valid
123
29 0,082 Tidak Valid
30 -0,61 Tidak Valid
31 0,483 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011
Karena masih ada pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan no 27, 29, 30, maka akan
dilakukan kembali uji validitas dengan mengeluarkan pertanyaan yang tidak valid tersebut,
dimana hasil pengujiannya adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.10:
Tabel 4.10 Validitas Variabel Pengembangan Karir yang Kedua
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
19 0,522 Valid
20 0,343 Valid
21 0,590 Valid
22 0,378 Valid
23 0,505 Valid
24 0,222 Valid
25 0,363 Valid
26 0,471 Valid
28 0,240 Valid
31 0,522 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Cronbach
Alpha = 0,752 > 0.1654 (rtabel) maka data dinyatakan reliabel.
Jadi untuk variable X3, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisa
selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan19,20,21,22,23,24,25,26,28,30.
124
4.3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
Variabel Y diukur melalui butir pertanyaan
32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46. Dengan menggunakan bantuan program
SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.11:
Tabel 4.11 Validitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
32 0,413 Valid
33 0,309 Valid
34 0,371 Valid
35 0,202 Valid
36 0,494 Valid
37 0,535 Valid
38 0,589 Valid
39 0,313 Valid
40 0,434 Valid
41 0,504 Valid
42 0,289 Valid
43 0,326 Valid
44 0,301 Valid
45 0,350 Valid
46 0,388 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Cronbach
Alpha = 0,788 > 0.1654 (rtabel) maka data dinyatakan reliabel.
125
Jadi untuk variabel Y, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisa
selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan
32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46.
4.3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan
Variabel Z diukur melalui butir pertanyaan 47,48,49,50,51,52,53,54,55,56. Dengan
menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.12:
Tabel 4.12 Validitas Variabel Kinerja Karyawan
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
47 0,280 Valid
48 0,252 Valid
40 0,386 Valid
50 0,239 Valid
51 -0,171 Tidak Valid
52 0,190 Valid
53 0,178 Valid
54 0,405 Valid
55 0,175 Valid
56 -0,050 Tidak Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011
Karena masih ada pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan no 51 dan 56, maka akan
dilakukan kembali uji validitas dengan mengeluarkan pertanyaan yang tidak valid tersebut,
dimana hasil pengujiannya adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.13:
126
Tabel 4.13 Validitas Variabel Kinerja Karyawan Kedua
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
47 0,349 Valid
48 0,242 Valid
49 0,428 Valid
50 0,257 Valid
52 0,266 Valid
53 0,289 Valid
54 0,466 Valid
55 0,195 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Cronbach
Alpha = 0,613 > 0.1654 (rtabel) maka data dinyatakan reliabel.
Jadi untuk variable Z, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisa
selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 47,48,49,50,52,53,54,56.
4.4 Uji Normalitas
4.4.1 Uji Normalitas Variabel Gaya Kepemimpinan
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam
Tabel 4.14 dan Gambar 4.7:
Tabel 4.14 Test of Normality Variabel Gaya Kepemimpinan
127
Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel Gaya Kepemimpinan
Dasar Pengambilan Keputusan
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Keputusan
Variabel X1 memiliki Sig = 0,119 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel
X1 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.4.2 Uji Normalitas Variabel Budaya Organisasi
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam
Tabel 4.15 dan Gambar 4.8:
128
Tabel 4.15 Test of Normality Variabel Budaya Organisasi
SutaGambar 4.8 Grafik Normalitas Variabel Budaya Organisasi
Dasar Pengambilan Keputusan
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Keputusan
Variabel X2 memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel
X2 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.4.3 Uji Normalitas Variabel Pengembangan Karir
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam
Tabel 4.16 dan Gambar 4.9:
129
Tabel 4.16 Test of Normality Variabel Pengembangan Karir
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Gambar 4.9 Grafik Normalitas Variabel Pengembangan Karir
Dasar Pengambilan Keputusan
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Keputusan
Variabel X3 memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel
X3 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
130
4.4.4 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam
Tabel 4.17 dan Gambar 4.10:
Tabel 4.17 Test of Normality Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
Gambar 4.10 Grafik Normalitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan
Dasar Pengambilan Keputusan
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
131
Keputusan
Variabel Y memiliki Sig = 0,118 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Y
dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.4.5 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam
Tabel 4.18 dan Gambar 4.11:
Tabel 4.18 Test of Normality Variabel Kinerja Karyawan
Gambar 4.11 Grafik Normalitas Variabel Kinerja Karyawan
132
Dasar Pengambilan Keputusan
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Keputusan
Variabel Z memiliki Sig = 0,146 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Z
dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.5 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan
Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT IKPT
Sebelum melakukan analisis, akan ditampilkan terlebih dahulu struktur hubungan
kausal antara variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), dan
Pengembangan Karir (X3), Kepuasan Kerja Karyawan (Y), dan Kinerja Karyawan (Z) dalam
Gambar 4.12 berikut ini:
Gambar 4.12 Struktur Hubungan X1, X2, X3,Y dan Z
Untuk melakukan analisa jalur maka Struktur Hubungan pada Gambar 4.12 akan
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, di mana sub-struktur 1
akan diuraikan dalam sub-bab ini, dan sub-struktur 2 akan diuraikan selanjutnya dalam sub-
bab 4.6.
r23
r12
r13 ρZY
X1
X3
Y Z
ρyX3
ρyX1
ρZX3
ρZX1 ε1 ε2
X2 ρyX2
ρZX2
133
Analisa pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (x2), dan
Pengembangan Karir (X3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) akan digambarkan dalam
sebuah model yang selanjutnya akan disebut dengan sub-struktur 1. Adapun gambar dari
sub-struktur 1 tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.13:
Gambar 4.13 Sub-struktur 1
Selanjutnya, dengan menggunakan bantuan program SPSS, analisa data X1, X2, X3,
dan Y memperoleh hasil diolah dengan menggunakan program SPSS, sehingga menghasilkan
output sebagai berikut :
Tabel 4.19 Deskriptif Data X1, X2,X3, dan Y
Pertama-tama akan diinterpretasikan terlebih dahulu hasil output pada Tabel 4.19.
Untuk mengintepretasikan statistik deskriptif data, akan dibuat suatu kriteria mengenai arti
nilai masing-masing variabel yang diteliti, yaitu variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya
Organisasi (X2), Pengembangan Karir (X3), Kepuasan Kerja Karyawan (Y), Kinerja Karyawan
(Z). Untuk menentukan kriteria tersebut, digunakan rumus Sturges untuk menghitung jumlah
r13
r23
r12
X1
X3
Y
ρyX1
ρyX2
ε1
X2
ρyX3
134
kelas (k) dan lebar kelas (l), di mana jumlah kelas (k) telah ditentukan terlebih dahulu yaitu
sebanyak 5 kelas, yaitu kelas pertama “sangat buruk”, kelas kedua “buruk”, kelas ketiga
“cukup”, kelas keempat “baik”, kelas kelima “sangat baik”. Adapun rumus Sturges untuk
lebar kelas (l) yaitu:
l = (Xmax-Xmin)/k
Untuk variable X1, X2, X3, Y, dan Z menggunakan nilai baru pada skala interval
(bukan skala ordinal). Sehingga kriteria penilaian jawaban untuk variable X1, X2, X3, Y, dan
Z adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.20:
Tabel 4.20 Intepretasi Nilai Variabel X1, X2, X3, Y dan Z
Interval Variabel X1 Kriteria Interval Variabel Y Kriteria
1,00 – 1,69 Sangat Buruk 1,00 – 1,74 Sangat Buruk
1,70 – 2,39 Buruk 1,75 – 2,49 Buruk
2,40 – 3,09 Cukup 2,50 – 3,24 Cukup
3,10 – 3,79 Baik 3,25 – 3,99 Baik
3,80 – 4,49 Sangat Baik 4,00 – 4,74 Sangat Baik
Interval Variabel X2 Kriteria Interval Variabel Z Kriteria
1,00 – 1,70 Sangat Buruk 1,00 – 1,72 Sangat Buruk
1,71 – 2,41 Buruk 1,73 – 2,45 Buruk
2,42 – 3,12 Cukup 2,46 – 3,18 Cukup
3,13 – 3,83 Baik 3,19 – 3,91 Baik
3,84 – 4,53 Sangat Baik 3,92 – 4,64 Sangat Baik
Interval Variabel X3 Kriteria
1,00 – 1,73 Sangat Buruk
1,74 – 2,47 Buruk
2,48 – 3,21 Cukup
3,22 – 3,95 Baik
3,96 – 4,69 Sangat Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data
135
Pada Tabel 4.19, terlihat mean (rata-rata) dari variabel Gaya Kepemimpinan (X1) =
3,3315 yang dengan mengacu pada table 4.20, maka dapat dikatakan Gaya Kepemimpinan
pada PT IKPT adalah Baik. Untuk variabel Budaya Organisasi (X2) dengan mean = 3,3574
juga dapat dinilai Baik. Pengembangan Karir pada PT IKPT juga dapat dikatakan Baik, di
mana mean variabel Pengembangan Karir (X3) = 3,2840. Sedangkan, tingkat kepuasan kerja
karyawan PT IKPT termasuk kategori Baik, dengan mean dari variabel Kepuasan Kerja
Karyawan (Y) = 3,6615. Selain itu, berdasarkan Tabel 4.19, dapat dilihat bahwa Standard
Deviation untuk variabel X1, X2, X3, dan Y cenderung kecil sehingga dapat diketahui bahwa
variasi jawaban responden cenderung seragam. Selanjutnya, akan dilihat hubungan bivariat
antara variabel X1, X2, X3, dan Y dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat
hubungan dua arah antara dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh dari faktor
lain. Berdasarkan tabel 4.21:
Tabel 4.21 Korelasi Pearson X1, X2,X3, dan Y
a. Korelasi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) =
0,759, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.
136
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi pada PT IKPT
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat kuat dan
searah. Hubungannya bersifat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,759 berada dalam
range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika
nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) naik, maka nilai variabel Budaya Organisasi (X2) juga
akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) turun, maka
nilai variabel Budaya Organisasi (X2) juga akan turun.
b. Korelasi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Pengembangan Karir (X3) =
0,190, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat sangat rendah
dan searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan
Pengembangan Karir pada PT IKPT
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Pengembangan
Karir pada PT IKPT
137
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,029 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan dan
Pengembangan Karir memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat
sangat rendah dan searah. Hubungannya bersifat sangat rendah karena nilai korelasinya
sebesar 0,190 berada dalam range 0,00 – 0,199. Dikatakan hubungannya searah karena
korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) naik, maka nilai
variabel Pengembangan Karir (X3) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel
Gaya Kepemimpinan (X1) turun, maka nilai variabel Pengembangan Karir (X3) juga akan
turun.
c. Korelasi Variabel Budaya Organisasi (X2) dan Pengembangan Karir (X3) =
0,240, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan
searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan
Pengembangan Karir pada PT IKPT
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Pengembangan
Karir pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
138
Sig = 0,008 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Budaya Organisasi dan
Pengembangan Karir memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat
rendah dan searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai korelasinya sebesar 0,240
berada dalam range 0,20 – 0,399. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai
positif, jadi jika nilai variabel Budaya Organisasi (X2) naik, maka nilai variabel Pengembangan
Karir (X3) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Budaya Organisasi (X2)
turun, maka nilai variabel Pengembangan Karir (X3) juga akan turun.
d. Korelasi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
= 0,705, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan
searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan
Kerja Karyawan pada PT IKPT
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja
Karyawan pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan dan tingkat
Kepuasan Kerja karyawan memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut
bersifat sangat kuat dan searah. Hubungannya bersifat sangat kuat karena nilai korelasinya
139
sebesar 0,705 berada dalam range 0,60 – 0.799. Dikatakan hubungannya searah karena
korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) naik, maka nilai
variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai
variabel Gaya Kepemimpinan (X1) turun, maka nilai variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
juga akan turun.
e. Korelasi Variabel Budaya Organisasi (X2) dan Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
= 0,655, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan
searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Kepuasan
Kerja Karyawan pada PT IKPT
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja
Karyawan pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Budaya Organisasi dan tingkat
Kepuasan Kerja karyawan memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut
bersifat sangat kuat dan searah. Hubungannya bersifat sangat kuat karena nilai korelasinya
sebesar 0,655 berada dalam range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya searah karena
korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Budaya Organisasi (X2) naik, maka nilai variabel
Kepuasan Kerja karyawan (Y) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel
140
Budaya Organisasi (X2) turun, maka nilai variabel Kepuasan Kerja karyawan (Y) juga akan
turun.
f. Korelasi Variabel Pengembangan Karir (X3) dan Kepuasan Kerja Karyawan
(Y) = 0,173, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat sangat
rendah dan searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Pengembangan Karir dan Kepuasan
Kerja karyawan pada PT IKPT
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Pengembangan Karir dan Kepuasan Kerja
karyawan pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,043 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Pengembangan Karir dan tingkat
Kepuasan Kerja karyawan memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut
bersifat sangat rendah dan searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai korelasinya
sebesar 0,173 berada dalam range 0,00 – 0199. Dikatakan hubungannya searah karena
korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Pengembangan Karir (X3) naik, maka nilai
variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai
variabel Pengembangan Karir (X3) turun, maka nilai variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
juga akan turun.
Hasil uji korelasi Pearson antara variable X1, X2, X3, dan Y di atas dapat diringkas
sebagai berikut dalam Tabel 4.22:
141
Tabel 4.22 Sifat Hubungan Bivariat X1, X2, X3, dan Y
Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan
X1 dengan X2 0,759 Sangat Kuat, Searah, dan Signifikan
X1 dengan X3 0,190 Rendah, Searah, dan Signifikan
X2 dengan X3 0,240 Rendah, Searah, dan Signifikan
X1 dengan Y 0,705 Sangat Kuat, Searah, dan Signifikan
X2 dengan Y 0,655 Kuat, Searah, dan Signifikan
X3 dengan Y 0,173 Rendah, Searah, dan Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Kemudian, sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X1, X2, X3, dan Y (sub-
struktur 1), harus diuji linieritas hubungan antara keempat variabel tersebut. Pengujian
tersebut dilakukan berdasarkan pada Tabel 4.23 dibawah, yakni:
Hipotesis
Ho: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan X3 terhadap variabel terikat Y bersifat tidak
linier
Ha: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan X3 terhadap variabel terikat Y bersifat linier
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan X3 terhadap variabel terikat Y bersifat linier
dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi, asumsi mengenai linieritas hubungan dalam analisa
jalur terpenuhi.
142
Kemudian dianalisa sub-struktur 1 dengan menggunakan analisis jalur, dengan
persamaan struktural sebagai berikut:
Y= ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyx3 X3 + ρy ε1
Tabel 4.23 Anova sub-struktur 1 model 1
Tabel 4.24 Model Summary sub-struktur 1 model 1
Selanjutnya dengan hasil output tabel 4.23 dan 4.24 diatas maka akan dilakukan
pengujian secara simultan dan individu dari variabel X1, X2, X3, dan Y.
4.5.1 Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) antara Variabel Bebas X1, X2, dan
X3 dengan Variabel terikat Y
Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.23.
Hipotesis
Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Pengembangan Karir
(X3) karyawan tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap
variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT
143
Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Pengembangan Karir
(X3) karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Pengembangan Karir (X3)
karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan
Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT. Maka itu, pengujian secara individual dapat dilakukan
atau dilanjutkan.
Besarnya pengaruh variabel X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap variabel Y
dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.23 , dimana nilai R2 = 0,531 =
53,1%. Jadi, 53,1% nilai dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel X1, X2, dan X3, sedangkan
sisanya sebesar 46,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Sementara itu,
besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel
Y (ρY) = 21 R− = 531,01− = 0,6848
Masih mengacu pada Tabel 4.24, nilai R (koefisien korelasi) diketahui sebesar 0,729.
Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan X3 secara bersama-sama dengan
variabel terikat Y bersifat kuat (karena nilai R lebih besar dari 0,5) dan searah (karena nilai R
positif).
144
4.5.2 Pengujian secara Individual antara Variabel X1, X2, dan X3 terhadap
Variabel Y
Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan, maka dilakukan uji individual, di
mana dicari pengaruh masing-masing variabel X1, X2, dan X3 terhadap variabel Y secara
individual.
Tabel 4.25 Coefficients sub-struktur 1 model 1
a. Pengujian secara Individual antara Variabel X1 terhadap Variabel Y
Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Hipotesis
Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT
Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
145
Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT.
b. Pengujian secara Individual antara Variabel X2 terhadap Variabel Y
Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Hipotesis
Ho: Variabel Budaya Organisasi (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT
Ha: Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,012 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan
Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT.
c. Pengujian secara Individual antara Variabel X3 terhadap Variabel Y
Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Hipotesis
Ho: Variabel Pengembangan Karir (X3) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT
Ha: Variabel Pengembangan Karir (X3) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
146
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,866 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Kesimpulan
Variabel Pengembangan Karir (X3) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT
Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam Tabel 4.26
berikut:
Tabel 4.26 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 1
Pengaruh
Antar
Variabel
Koefisien
Jalur
(beta)
Nilai
Sig
Hasil
Pengujian
Koefisien
Determinasi
Koefisien
Variabel
lain (ρyε1)
X1 terhadap Y 0,491 0,000 Ho ditolak 0,531 =
53,1% 0,6848 X2 terhadap Y 0,279 0,012 Ho ditolak
X3 terhadap Y 0,012 0,866 Ho diterima
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1, namun disajikan dengan nilai
koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga model sub-struktur 1 menjadi
seperti terlihat pada Gambar 4.14 berikut:
Gambar 4.14 Sub-struktur 1 beserta Koefisien Jalur
0,190
0,240
0,759
X1
X3
Y
0,491
0,279
0,6848
X2
0,012
147
Namun, dari hasil analisis membuktikan bahwa ada koefisien jalur yang tidak signifikan, yaitu
variabel Pengembangan Karir (X3). Maka itu, Model 1 perlu diperbaiki melalui metode
trimming dengan mengeluarkan variabel X3 yang dianggap hasil koefisien jalur tidak
signifikan dari analisisnya. Kemudian diulang atau diuji lagi tanpa mengikutsertakan variabel
X3. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS menghasilkan output sebagai
berikut:
Tabel 4.27 Anova sub-struktur 1 Model 2
Tabel 4.28 Model Summary sub-struktur 1 Model 2
4.5.3 Pengujian Model 2 Secara Simultan (Keseluruhan) antara Variabel Bebas X1
dan X2 dengan Variabel terikat Y
Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.27.
Hipotesis
Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) tidak memiliki kontribusi
yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT
IKPT
148
Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) memiliki kontribusi yang
signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) da Budaya Organisasi (X2) memiliki kontribusi yang
signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT.
Maka itu, pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan.
Besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap variabel Y dapat
diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.28 , dimana nilai R2 = 0,531 = 53,1%.
Jadi, 53,1% nilai dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel X1 dan X2 sedangkan sisanya
sebesar 46,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Sementara itu, besarnya
koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) =
21 R− = 531,01− = 0,6848.
Masih mengacu pada Tabel 4.28, nilai R (koefisien korelasi) diketahui sebesar 0,729.
Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X1 dan X2 secara bersama-sama dengan
variabel terikat Y bersifat kuat (karena nilai R lebih besar dari 0,5) dan searah (karena nilai R
positif).
4.5.4 Pengujian model 2 secara Individual antara Variabel X1 dan X2 terhadap
Variabel Y
149
Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan, maka dilakukan uji individual, di
mana dicari pengaruh masing-masing variabel X2 terhadap variabel Y secara individual.
Tabel 4.29 Coefficients sub-struktur 1 Model 2
a. Pengujian secara Individual antara Variabel X1 terhadap Variabel Y
Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Hipotesis
Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT
Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT.
b. Pengujian secara Individual antara Variabel X2 terhadap Variabel Y
Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.29.
150
Hipotesis
Ho: Variabel Budaya Organisasi (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT
Ha: Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,010 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan
Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT.
Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam Tabel 4.30
berikut:
Tabel 4.30 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 1
Pengaruh
Antar
Variabel
Koefisien
Jalur
(beta)
Nilai
Sig
Hasil
Pengujian
Koefisien
Determinasi
Koefisien
Variabel
lain (ρyε1)
X1 terhadap Y 0,491 0,000 Ho ditolak 0,531 =
53,1% 0,6848
X2 terhadap Y 0,282 0,010 Ho ditolak
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1 untuk model 1 yang
mengalami perubahan, yaitu menjadi seperti tampak pada Gambar 4.15 berikut.
151
Gambar 4.15 Model 2 Sub-struktur 1 beserta Koefisien Jalur
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural sub-struktur 1:
Y = ρX1YX1 + ρX2YX2 + ρyε1
Y = 0,491 X1 + 0,228 X2 + 0,6848 ε1 di mana R2 = 0,6848
Dari persamaan struktural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa:
• Nilai Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan (X1) dan
Budaya Organisasi (X2) secara simultan sebesar 53,1% dan sisanya sebesar 46,9 %
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
• Setiap peningkatan nilai Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar sepuluh kali tindakan
gaya kepemimpinan, maka Kepuasan Kerja Karyawan (Y) juga akan naik sebesar
lima kali rasa kepuasan.
• Setiap peningkatan nilai Budaya Organisasi (X2) sebesar sepuluh kali penerapan
budaya , maka Kepuasan Kerja Karyawan (Y) juga akan naik sebesar dua kali rasa
kepuasan.
4.6 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan
Pengembangan Karir, serta Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Kinerja Karyawan
pada PT IKPT.
Selanjutnya, analisa pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (x2),
dan Pengembangan Karir (X3), serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) terhadap Kinerja
X2 Y
0,6848
0,282
X1 0,491
152
Organisasi (Z) akan digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya akan disebut
dengan sub-struktur 2. Adapun sub-struktur 2 tersebut digambarkan pada Gambar 4.16
sebagai berikut:
Gambar 4.16 Sub-struktur 2
Kemudian untuk melihat hubungan serta pengaruh X1, X2, X3, dan Y terhadap Z dapat
dibantu dengan menggunakan program SPSS yang menghasilkan output sebagai berikut :
Tabel 4.31 Deskriptif Data X1, X2,X3, Y, dan Z
Pada table 4.31, terlihat mean dari variabel Kinerja Karyawan (Z) = 3,3086 yang
apabila mengacu pada tabel 4.22, maka dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan yang
dimiliki oleh PT IKPT dinilai Baik. Selain itu, dari Tabel 4.31 terlihat bahwa Standard Deviation
untuk variabel Z cenderung kecil sehingga dapat diketahui bahwa variasi jawaban responden
cenderung seragam.
Selanjutnya, akan dilihat hubungan bivariat antara variabel X1, X2, X3, Y, dan Z
dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan dua arah antara dua variabel
saja tanpa memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Berdasarkan tabel 4.32:
r23
r12
r13
X1
X3
Y
ρzX1
ρzX2
X2
ρzX3
Z
ε2
ρzy
153
Tabel 4.32 Korelasi Pearson X1, X2,X3, Y, dan Z
a. Korelasi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Kinerja Karyawan (Z) =
0,863, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat sangat kuat dan
searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Karyawan pada PT IKPT
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Karyawan pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
154
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Karyawan pada PT IKPT memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut
bersifat sangat kuat dan searah. Hubungannya bersifat sangat kuat karena nilai korelasinya
sebesar 0,863 berada dalam range 0,80 – 1,000. Dikatakan hubungannya searah karena
korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) naik, maka nilai
variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Gaya
Kepemimpinan (X1) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan turun.
b. Korelasi Variabel Budaya Organisasi (X2) dan Kinerja Karyawan (Z) = 0,816,
sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat sangat kuat dan searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Kinerja
Karyawan pada PT IKPT
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan
pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa tingkat Budaya Organisasi dan
Kinerja Karyawan pada PT IKPT memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan
tersebut bersifat sangat kuat dan searah. Hubungannya bersifat sangat kuat karena nilai
korelasinya sebesar 0,816 berada dalam range 0,80 – 1,000. Dikatakan hubungannya searah
karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Budaya Organisasi (X2) naik, maka nilai
155
variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel
Budaya Organisasi (X2) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan turun.
c. Korelasi Variabel Pengembangan Karir (X3) dan Kinerja Karyawan (Z) =
0,325, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan
searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Pengembangan Karir dan Kinerja
Karyawan pada PT IKPT
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Pengembangan Karir dan Kinerja
Karyawan pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Pengembangan Karir dan Kinerja
Karyawan pada PT IKPT memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut
bersifat rendah dan searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai korelasinya sebesar
0,325 berada dalam range 0,20 – 0,399. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi
bernilai positif, jadi jika nilai variabel Pengembangan Karir (X3) naik, maka nilai variabel
Kinerja Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel
Pengembangan Karir (X3) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan turun.
d. Korelasi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dan Kinerja Karyawan (Z) =
0,745, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.
Hipotesis
156
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja karyawan dan
Kinerja Karyawan pada PT IKPT
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja karyawan dan Kinerja
Karyawan pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa tingkat Kepuasan Kerja Karyawan
dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan
tersebut bersifat kuat dan searah. Hubungannya bersifat kuat karena nilai korelasinya
sebesar 0,745 berada dalam range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya searah karena
korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) naik, maka nilai
variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan
turun.
Hasil uji korelasi Pearson antara variable X1, X2, X3, Y, dan Z di atas dapat diringkas
sebagai berikut dalam Tabel 4.33:
Tabel 4.33 Sifat Hubungan Bivariat X1, X2, X3,Y dan Z
Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan
X1 dengan Z 0,863 Sangat Kuat, Searah, dan Signifikan
X2 dengan Z 0,816 Sangat Kuat, Searah, dan Signifikan
X3 dengan Z 0,325 Rendah, Searah, dan Signifikan
157
Y dengan Z 0,745 Kuat, Searah, dan Signifikan
Data
Kemudian, sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X1, X2, X3, Y, dan Z (sub-
struktur 2), harus diuji linieritas hubungan antara kelima variabel tersebut. Pengujian
tersebut dilakukan berdasarkan pada Tabel 4.34 seperti berikut:
Hipotesis
Ho: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan Y terhadap variabel terikat Z bersifat
tidak linier
Ha: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan Y terhadap variabel terikat Z bersifat
linier
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan Y terhadap variabel terikat Z bersifat linier
dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi, asumsi mengenai linieritas hubungan dalam analisa
jalur terpenuhi.
Kemudian dianalisa sub-struktur 2 dengan menggunakan analisis jalur, dengan
persamaan struktural sebagai berikut:
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzx3 X3 + ρzy Y + ρz ε2
158
Tabel 4.34 Anova sub-struktur 2
Tabel 4.35 Model Summary sub-struktur 2
Selanjutnya dengan hasil output tabel 4.30 dan 4.31 diatas maka akan dilakukan
pengujian secara simultan dan individu dari variabel X1, X2, X3, Y dan Z.
4.6.1 Pengujian secara Simultan (Keseluruhan) antar Variabel Bebas X1, X2, X3,
dan Y dengan Variabel terikat Z
Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.30.
Hipotesis
Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), Pengembangan Karir (X3)
serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara
simultan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT
Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), Pengembangan Karir (X3)
serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
159
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), Pengembangan Karir (X3) serta
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap
variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT. Maka itu, pengujian secara individual dapat
dilakukan atau dilanjutkan.
Besarnya pengaruh variabel X1, X2, X3, dan Y secara simultan terhadap variabel Z
dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.31, dimana nilai R2 = 0,839 =
83,9% . Jadi, 83,9%% nilai dari variabel Z dipengaruhi oleh variabel X1, X2, X3, dan Y,
sedangkan sisanya sebesar 16,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang
mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) = 21 R− = 839,01− = 0,4012.
Masih mengacu pada Tabel 4.32, nilai R (koefisien korelasi) diketahui sebesar 0,916.
Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan Y secara bersama-sama
dengan variabel terikat Z bersifat kuat (karena nilai R lebih besar dari 0,5) dan searah
(karena nilai R positif)
4.6.2 Pengujian secara Individual antara Variabel X1, X2, X3, dan Y terhadap
Variabel Z
Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan, maka dilakukan uji individual, di
mana dicari pengaruh masing-masing variabel X1, X2, X3 , dan Y terhadap variabel Z secara
individual.
160
Tabel 4.36 Coefficients Sub-struktur 2
a. Pengujian secara Individual antara Variabel X1 terhadap Variabel Z
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.36.
Hipotesis
Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT
Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja
Karyawan (Z) pada PT IKPT.
b. Pengujian secara Individual antara Variabel X2 terhadap Variabel Z
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.36.
161
Hipotesis
Ho: Variabel Budaya Organisasi (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT
Ha: Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja
Karyawan (Z) pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja
Karyawan (Z) pada PT IKPT
c. Pengujian secara Individual antara Variabel X3 terhadap Variabel Z
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.36.
Hipotesis
Ho: Variabel Pengembangan Karir (X3) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT
Ha: Variabel Pengembangan Karir (X3) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,003 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
162
Variabel Pengembangan Karir (X3) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja
Karyawan (Z) pada PT IKPT.
d. Pengujian secara Individual antara Variabel Y terhadap Variabel Z
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.36.
Hipotesis
Ho: Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT
Ha: Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT
Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam Tabel 4.37
berikut:
Tabel 4.37 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 2
Pengaruh
Antar
Variabel
Koefisien
Jalur
(beta)
Nilai
Sig
Hasil
Pengujian
Koefisien
Determinasi
Koefisien
Variabel
lain (ρzε2)
X1 terhadap Z 0,479 0,000 Ho ditolak 0,839 = 0,4012
163
X2 terhadap Z 0,297 0,000 Ho ditolak 83,9%
X3 terhadap Z 0,130 0,003 Ho ditolak
Y terhadap Z 0,190 0,002 Ho ditolak
Data
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 2, namun disajikan dengan nilai
koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga sub-struktur 2 menjadi
seperti tampak pada Gambar 4.17 berikut.
Gambar 4.17 Sub-struktur 2 beserta Koefisien Jalur
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural dari sub-struktur 2:
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzx3 X3 + ρzy Y + ρz ε2
Z = 0,479 X1 + 0,297 X2 + 0,130 X3 + 0,190 Y + 0,4012 ε2 di mana R2 = 0,839
Dari persamaan struktural sub-struktur 2 dapat diartikan bahwa:
• Kinerja Karyawan (Z) dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi
(X2), Pengembangan Karir (X3), dan Kepuasan Kerja Karyawam (Y) secara simultan
sebesar 83,9% dan sisanya sebesar 16,1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di
luar penelitian ini.
• Setiap peningkatan nilai Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar sepuluh kali tindakan
gaya kepemimpinan, maka Kinerja Karyawan (Z) akan naik sebesar lima kali .
• Setiap peningkatan nilai Budaya Organisasi (X2) sebesar sepuluh kali penerapan
budaya, maka Kinerja Karyawan (Z) akan naik sebesar tiga kali.
0,240
0,759
0,190
0,479
0,297
0,130
0,4012
X1
X3
Y X2
Z 0,190
164
• Setiap peningkatan nilai Pengembangan Karir (X3) sebesar sepuluh kali kebijakan
mengenai pengembangan karir, maka Kinerja Karyawan (Z) akan naik sebesar satu
kali.
• Setiap peningkatan Kepuasan Kerja Karyawan (Y) sebesar sepuluh kali rasa
kepuasan, maka Kinerja Karyawan (Z) juga akan naik sebesar dua kali.
Jadi keseluruhan pengaruh kausal variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya
Organisasi (X2), dan Pengembangan Karir (X3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dan
dampaknya terhadap Kinerja Karyawan (Z) dapat digambarkan dalam model struktur lengkap
sebagai berikut (Gambar 4.18):
Gambar 4.18 Hubungan Kausal Empiris Variabel X1, X2, X3, dan Y terhadap Z
Kemudian seluruh koefisien jalur dari hubungan kausal dapat diketahui pengaruh
kausal langsung (PKL), pengaruh kausal tidak langsung (PKTL), serta pengaruh kausal total
(PKT) dari tiap-tiap variabel. Hasilnya dirangkum dalam Tabel 4.38 berikut ini:
0,240
0,759
0,190 0,190
0,491 0,6848 0,4012
0,282
0,297
X1
X3
Y Z X2
0,479
0,130
165
Tabel 4.38 Rangkuman Hubungan Kausal Empiris Variabel X1, X2, X3, dan Y
terhadap Z
Variabel Koefisien
Jalur
Pengaruh Kausal
Pengaruh
Bersama Langsung Tidak Langsung
Melalui Y
Total
X1 terhadap Y 0,491 0,491 - 0,491 -
X1 terhadap Z 0,479
0,479 0,491 x 0,190 =
0,093 0,572 -
X2 terhadap Y 0,282 0,282 - 0,282 -
X2 terhadap Z 0,297
0,297 0,282 x 0,190 =
0,054 0,351 -
X3 terhadap Z 0,130 0,130 - 0,130 -
Y 0,190 0,190 - 0,190 -
ε1 0,6848 0,68482=0,
468 - - -
ε2 0,4012 0,40122=0,
1609 - - -
X1, X2, dan X3 - - - - 0,531
X1, X2, X3, dan
Y
- - - - 0,839
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan Tabel 4.38, maka dapat ditarik kesimpulan sehingga memberikan informasi
sebagai berikut:
166
1. Hipotesis pertama yang berbunyi “Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2),
dan Pengembangan Karir (X3) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT”, bahwa secara keseluruhan
menyatakan signifikan. Namun , secara individual tidak semua sub-variabel diterima,
karena berdasarkan pengujian koefisien jalur sub-struktur 1, koefisien jalur variabel X3
terhadap Y tidak signifikan, sedangkan koefisien jalur variabel X1 terhadap Y dan X2
terhadap Y secara statistik adalah signifikan. Dengan demikian, dapat diperoleh informasi
bahwa Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi berkontribusi secara simultan dan
signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Besarnya kontribusi Gaya Kepemimpinan
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan sebesar 0,4912 x 100% = 24,1%, kontribusi budaya
organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar 0,2822 x 100% = 7,95%.
Sedangkan besarnya kontribusi Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi berpengaruh
secara simultan yang langsung mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan adalah 53,1%
dan sisanya sebesar 46,9% dipengaruhi faktor-faktor lain di luar penelitian ini.
2. Hipotesis kedua yang berbunyi “Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2),
Pengembangan Karir (X3) serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) memiliki kontribusi yang
signifikan secara simultan terhadap Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT”, bahwa secara
keseluruhan menyatakan signifikan. Demikian pula, secara individual semua sub-variabel
diterima, karena berdasarkan pengujian koefisien jalur sub-struktur 2, koefisien jalur
variabel X1, X2, X3, dan Y terhadap Z secara statistik adalah signifikan. Dengan
demikian, dapat diperoleh informasi bahwa Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi,
Pengembangan Karir serta Kepuasan Kerja Karyawan berkontribusi secara simultan dan
signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Besarnya kontribusi Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja karyawan sebesar 0,4792 x 100% = 22,9%, kontribusi Budaya Organisasi
terhadap kinerja karyawan sebesar 0,2972 x 100% = 8,82%, kontribusi Pengembangan
Karir terhadap Kinerja Karyawan sebesar 0,1302 x 100% = 1,69% dan kontribusi
167
Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Kinerja Karyawan sebesar 0,1902 x 100% = 3,61%.
Sedangkan besarnya kontribusi Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Pengembangan
Karir dan Kepuasan Kerja Karyawan berpengaruh secara simultan yang langsung
mempengaruhi Kinerja Karyawan adalah 83,9% dan sisanya sebesar 16,1% dipengaruhi
faktor-faktor lain di luar penelitian ini.
4.7 Implikasi Hasil Penelitian
Setelah semua data telah dikumpulkan dan hasil analisis selesai dilakukan, pertama-
tama diperoleh kesimpulan bahwa tanggapan karyawan terhadap Gaya Kepemimpinan di PT
IKPT baik dengan jawaban yang cenderung seragam, hal ini membuktikan bahwa gaya
kepemimpinan yang diterapkan sudah berhasil. Budaya Organisasi di PT IKPT juga termasuk
baik dengan jawaban yang tidak beragam, yang berarti secara keseluruhan budaya
organisasi yang diterapkan sudah berjalan dengan baik. Pengembangan Karir karyawan PT
IKPT juga termasuk baik dengan jawaban cenderung seragam, hal ini membuktikan bahwa
secara keseluruhan pengembangan karir yang diterima oleh karyawan PT IKPT sudah
berjalan dengan baik. Begitu juga dengan kepuasan kerja karyawan PT IKPT juga termasuk
baik dan tidak terdapat keberagaman yang terlalu tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara umum karyawan merasa puas akan pekerjaannya yang ada sekarang. Hal ini sejalan
dengan kinerja karyawan PT IKPT yang juga termasuk baik dengan jawaban cenderung
seragam, yang berarti secara keseluruhan karyawan merasa puas dengan perusahaan
tempatnya bekerja saat ini, yaitu PT IKPTM sehingga mereka menunjukkan kinerja yang
baik.
Selanjutnya, setelah hasil kuesioner selesai dianalisa dengan analisis jalur, diperoleh
kesimpulan bahwa:
a. Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan (Y)
168
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki
kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT IKPT.
Besarnya kontribusi gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja sebesar 0,4912 x
100% = 24,1%. Gaya kepemimpinan juga memiliki hubungan yang cukup kuat dengan
kepuasan kerja karyawan sebesar 0,705. Dari penelitian yang didapat, gaya
kepemimpinan mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan karyawan
dibandingkan dengan budaya organisasi dan pengembangan karir, dimana variabel
gaya kepemimpinan memiliki koefisien beta paling besar. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin baik gaya kepemimpinan maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja
karyawan PT IKPT. Maka itu, PT IKPT perlu mempertahankan dan mengembangkan
gaya kepemimpinan yang sudah ada agar dapat terus meningkatkan kepuasan kerja
karyawan. Dari Lampiran 2, diketahui bahwa rata-rata skor yang paling rendah dari
ketiga dimensi yang ada adalah dimensi otokratis sedangkan dimensi yang paling
tinggi adalah dimensi demokratis. Hal ini berarti gaya kepemimpinan di perusahaan
tidak otokratis tetapi yang telah tercipta adalah gaya demokratis, dimana pemimpin
cenderung mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendorong
partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang
ingin dicapai. Sedangkan di dalam dimensi demokratis, butir pertanyaan yang memiliki
skor terendah adalah butir 7, dimana butir tersebut menyatakan bahwa responden
tidak memiliki kebebasan dalam mengemukakan saran serta ide – ide. Hal ini terjadi
karena pimpinan kurang memberikan kebebasan untuk berkomunikasi sehingga
mereka sulit dalam menyampaikan saran dan ide yang mungkin akan berguna bagi PT
IKPT. Secara keseluruhan, butir pertanyaan yang memiliki skor terendah adalah
butir1 yang menyatakan responden merasa pimpinannya bertindak dengan
memperhatikan kondisi nya, hal ini terjadi karena gaya kepemimpinan yang tercipta
adalah demokratis sehingga pimpinan memberikan kebebasan kepada karyawan. Dari
169
bahasan di atas, maka PT IKPT perlu melakukan usaha untuk meningkatkan
komunikasi yang baik serta mengontrol sehingga karyawan dapat lebih mudah dalam
menyampaikan saran serta ide-ide bagi perusahaan.
b. Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan (Y)
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki kontribusi
yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT IKPT. Besarnya
kontribusi budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar 0,2822 x
100% = 7,95%. Budaya organisasi juga memiliki hubungan yang kuat dengan
kepuasan kerja karyawan sebesar 0,655. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat budaya
organisasi yang diberikan maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan. Agar
budaya organisasi PT IKPT dapat menciptakan kepuasan kerja karyawan maka perlu
dilakukan peningkatan dan perbaikan. Dilihat dari hasil jawaban karyawan mengenai
budaya organisasi, butir pertanyaan yang memiliki skor terendah adalah butir 15,
dimana butir tersebut bagian dari dimensi sistem imbalan yang menyatakan responden
tidak mendapatkan imbalan atau bonus sesuai dengan prestasi yang diraih. Butir 16
menyatakan responden tidak mendapatkan kesempatan yang sama atas promosi juga
memiliki skor terendah kedua. Hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan PT IKPT
tidak puas dengan sistem imbalan yang ada, sedangkan dalam budaya organisasi di
perusahaan terdapat salah satu nilai di dalamnya yaitu Fairness yang menyatakan
bahwa perusahaan menjunjung tinggi kesetaraan atau kesamaan bagi karyawan dalam
kesempatan untuk berkembang. Maka dari itu, PT IKPT perlu melakukan usaha untuk
memperbaiki budaya organisasi yang ada dengan tidak membeda-bedakan karyawan
untuk berkembang atau dipromosikan, selain itu PT IKPT juga lebih memperhatikan
bonus serta imbalan yang pantas bagi karyawan sesuai dengan prestasi yang diraih
170
sehingga dapat tercipta budaya organisasi yang baik untuk menunjang kepuasan kerja
karyawan.
c. Pengembangan Karir (X3) berkontribusi secara positif tetapi tidak signifikan terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan karir memiliki
kontribusi yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
Pengembangan karir memiliki hubungan yang rendah dengan kepuasan kerja
karyawan sebesar 0,176. Hal ini berarti pengembangan karir di PT IKPT kurang
berjalan denga baik sehingga tidak memiliki pengaruh besar terhadap kepuasan kerja
karyawan. Maka itu, IKPT perlu memperhatikan lagi pengembangan karir bagi
karyawannya dengan cara memberlakukan rotasi kerja dimana karyawan diberi
kesempatan dalam beberapa waktu untuk bekerja di posisi yang berbeda sehingga
karyawan dapat mengetahui kompetensi dirinya. Selain itu dapat diadakan tim sukses
karir dimana sekelompok kecil karyawan dari divisi yang sama maupun berbeda
bertemu secara periodik untuk mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan karir
dan juga IKPT dapat memberikan pelatihan karir dalam mempersiapkan karyawan ke
posisi yang lebih tinggi.
d. Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan (Z)
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memliki kontribusi
yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT IKPT sebesar 0,4792 x 100%
= 22,9%. Gaya kepemimpinan juga memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja
karyawan sebesar 0,863. Hal ini berarti semakin baik gaya kepemimpinan yang ada
maka kinerja karyawan juga semakin meningkat. Maka itu, PT IKPT perlu melakukan
usaha-usaha untuk meningkatkan gaya kepemimpinan yang baik agar kinerja
karyawan terus dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Gibson, et al.
171
(2007, p434) ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi
kerja atau kinerja, salah satunya yaitu kepemimpinan yang termasuk dalam variabel
organisasional. Kinerja karyawan juga menjadi acuan terhadap kinerja perusahaan,
apabila kinerja karyawan rendah maka akan mempengaruhi kinerja perusahaan , maka
dari itu PT IKPT harus memperhatikan gaya kepemimpinan yang sudah ada. Dari hasil
penelitian gaya kepemimpinan yang tercipta adalah gaya demokratis. Dan menurut
pendapat Kartini Kartono (2006, p27) gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku
manajemen profesional yang dirancang untukk memadukan minat dan usaha pribadi
serta organisasi untuk mencapai tujuan.
e. Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan (Z)
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki kontribusi
yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT IKPT. Budaya organisasi
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kinerja karyawan sebesar 0,816. Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat budaya organisasi yang diterapkan, maka akan semakin
tinggi pula kinerja karyawan PT IKPT. Maka itu, budaya organisasi perlu diperhatikan
dalam meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini sejalan dengan pendapat Robbins yang
menyatakan Persepsi karyawan mengenai kenyataan terhadap budaya organisasinya
menjadi dasar karyawan berperilaku yang selanjutnya mempengaruhi kinerja
karyawan. Dari Lampiran 6, diketahui bahwa butir pertanyaan yang memiliki skor
terendah adalah butir 56, dimana responden menyatakan tidak setuju apabila memiliki
kesulitan tidak akan bekerja sama dengan rekan lain. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat komunikasi yang baik antara sesama rekan kerja di PT IKPT sehingga
mendukung budaya organisasi yang ada mengenai pola-pola komunikasi. Didukung
oleh hasil penelitian pada lampiran 3, butir pernyataan yang memiliki skor tertinggi
adalah butir 18, dimana responden menyatakan terdapat komunikasi yang baik antar
172
sesama karyawan PT IKPT. Maka itu, PT IKPT perlu mempertahankan budaya yang
telah tercipta sehingga diantara karyawan terdapat satu komunikasi yang lancar dan
saling mendukung satu sama lain yang akhirnya akan mempengaruhi cara bekerja
serta hasil dari pekerjaan itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dengan kinerja yang
dihasilkan oleh karyawan.
f. Pengembangan Karir (X3) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan (Z)
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan karir memliki
kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Pengembangan karir
juga memiliki hubungan terhadap kinerja karyawan sebesar 0,325. Meskipun pengaruh
dan hubungan variabel pengembangan karir termasuk rendah terhadap kinerja
karyawan tetapi sedikitnya tetap berpengaruh. Maka itu, PT IKPT juga harus
memperhatikan pengembangan karir karyawan agar dapat mencapai kinerja karyawan
yang tinggi. Menurut pendapat Manurung (1989) dalam Intan Kumala Dewi (2010),
pada hakekatnya pengembangan karir merupakan suatu kondisi tertentu yang berubah
menjadi bentuk atau keadaan yang baru menuju ke arah positif (sesuai dengan yang
dikehendaki), dan perubahan tersebut berkaitan dengan kemampuan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian pada lampiran 6 butir
pernyataan yang memiliki nilai skor paling tinggi adalah butir 47, dimana responden
menyatakan selalu menyelesaikan semua tugas yang diberikan . dan butir 49 yang
menyatakan responden selalu menyelesaikan semua pekerjaan sebaik mungkin untuk
memperoleh hasil yang maksimal menjadi kedua tertinggi. hal tersebut membuktikan
adanya keinginan karyawan dalam mengembangkan karir nya dengan terus
meningkatkan kinerja. Sedangkan dalam lampiran 4 butir pertanyaan yang memiliki
skor tertinggi adalah butir 30, dimana responden menyatakan memiliki target dalam
karir. Maka hasil dari jawaban responden mendukung pendapat Manurung bahwa
173
karyawan berusaha untuk menghasilkan kinerja yang baik dengan menyelesaikan
tugas yang diberikan sebaik mungkin agar dapat mencapai target karir yang
dimilikinya.
g. Kepuasan Kerja Karyawan berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan memiliki
kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan tingkat
kontribusi sedang. Kepuasan kerja karyawan juga memiliki hubungan terhadap kinerja
karyawan sebesar 0,745. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kepuasan kerja
karyawan maka semakin tinggi pula tingkat kinerja yang dihasilkan oleh karyawan.
Maka itu, PT IKPT harus lebih memperhatikan kepuasan kerja karyawannya dengan
cara memberikan imbalan yang pantas kepada karyawan yang memiliki kinerja yang
baik. Hal ini sejalan dengan gasil penelitian dimana pada lampiran 5 ibdikator yang
memiliki nilai terendah adalah imbalan yang pantas, berarti karyawan PT IKPT
merasakan ketidakpuasan pada imbalan yang mereka dapat seperti memberikan
promosi jabatan atas kinerja yang dihasilkan oleh karyawan dan juga bersikap adil
terhadap seluruh karyawan dalam proses kenaikan jabatan tanpa membeda-bedakan
karyawan satu dengan yang lainnya sehingga karyawan dapat merasakan kepuasan
yang akan berdampak pada kinerja karyawan.