bab 4 analisis dan pembahasan - institutional...
TRANSCRIPT
51
Bab 4
Analisis dan Pembahasan
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Responden Penelitian
Untuk menunjang analisis kuantitatif secara statistik
juga akan di lakukan analisis secara kualitatif dengan
menganalisis karakteristik responden melalui informasi
gambaran deskripsi dari obyek penelitian yang terdiri dari,
jenis kelamin, umur, tahun angkatan, pekerjaan,
keterangan karakteristik responden dapat dilihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Karakteristik Kategori Jumlah
Responden
Presentase
(%)
Jenis kelamin Laki-laki 53 47,7
Perempuan 58 52,2
Pekerjaan Guru 69 62,1
Mahasiswa 42 37,8
Wiraswasta 5 4,5
Umur 20 tahun-30tahun 53 47,7
30tahun-40tahun 17 15,3
40tahun-50tahun 37 33,3
50tahun-60tahun 6 5,4
Sumber : Data primer yang diolah,2012
52
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui Jenis kelamin
menunjukan bahwa responden perempuan jumlahnya lebih
besar dibanding dengan responden laki-laki hal ini dapat
diartikan perbedaan bahwa niat mereferensi perempuan
lebih besar atau keinginan memilih jurusan MMP UKSW
lebih banyak wanita daripada yang laki-laki, koresponden
perempuan menujukan prosentase yang lebih besar
dibanding dengan yang lainnya, sebagai berikut 52,2%.
Usia seseorang berkaitan dengan perilaku dan cara
berfikirnya, karena dengan bertambahnya usia seeorang
maka akan mengalami perubahan dalam perilakunya.
Dalam penelitian ini usia ˃ 20 tahun merupakan
prosentase terbesar, yaitu 47,7%, sedangkan Pekerjaan
yang merupakan profesi dapat mempengaruhi tindakan
seseorang dalam mereferensikan. Diketahui bahwa
responden terbesar berprofesi sebagai guru 47,7%
dimungkinkan hal ini terjadi karena sesuai dengan bidang
minat mahasiswa terhadap jurusan yang diambil yaitu
program studi Magister Manajemen Pendidikan. Hal ini
Sejalan dari penelitian awal pada tahap penjajagan
menggunakan metode wawancara, bahwa niat atau
keinginan masuk program studi Magister Manajemen
UKSW karena adanya tindakan referensi seorang teman
yang berprofesi sebagai guru dan juga responden yang
lainnya, alasan mengapa memilih program studi Magister
Manajemen UKSW yaitu, berhubungan dengan profesinya
sebagai guru. Mahasiswa yang memiliki sikap positif dan
dorongan pertimbangan normatif serta memiliki
pengalaman proses sebagai mahasiswa Magister
53
Manajemen Pendidikan Universitas Kriten Satya Wacana
Salatiga, telah memiliki kesan yang mendalam. Maka akan
memunculkan niat untuk merefrensikan yang berkorelasi
dengan tindakan merefrensikan, sedangkan tindakan
mereferensikan merupakan prilaku yang berupa ajakan
kepada fihak lain untuk melakukan tindakan yang sama
dengan dirinya bisa berupa ajakan positif maupuan ajakan
negatif yang berupa penolakan untuk tidak mereferensikan.
4.2 Statistik Deskriptif
Pemahaman deskriptif pada bagian ini merupakan
informasi gambaran tentang tanggapan responden
mengenai jawaban dari variabel penelitan tentang variabel
exogen yang terdiri dari sikap mereferensikan dan norma
subyektif mereferensikan, begitu juga variabel endogen
yaitu niat mereferensikan dan tindakan mereferensikan.
Pada analisis ini bertujuan mengetahui nilai rata-rata yang
menggambarkan persepsi responden atas item-item
pertanyaan yang direspon oleh responden.
4.2.1 Deskripsi Variabel Sikap
Hasil statistik diskripsi dari jawaban responsen
untuk variabel penelitian sikap mereferensi mahasiswa
pasca sarjana MMP UKSW yang diukur dengan
menggunakan 4 item pertanyaan. Dapat dipaparkan pada
Tabel 4.2.
54
Tabel 4.2
Statistik Deskripsi Sikap Mereferensikan
Variabel
Indikator
Frekunsi jawaban responden
Total skor
Rata-rata
skor 1 2 3 4 5
Sikap Mereferensikan
Tindakan mereferensi Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa merupakan suatu yang baik
0 0 17 54 39 464*
4,18**
Tindakan mereferensi Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa merupakan suatu membanggakan
2 7 30 52 20 413 3,72
Tindakan mereferensi Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa merupakan suatu tanggung jawab
5 13 28 43 22 393 3,54
Tindakan mereferensi Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa merupakan suatu kepedulian
3 6 24 45 33 432 3,89
Rata –rata skor sikap mereferensi 3,83
Sumber : lampiran 3
55
keterangan dari tabel 4.2 :
*) skor x jumlah masing-masing kategori jawaban, misal
(0x1)+(0x2)+(17x3)+(54x4)+(39x5)=464
**) total skor dibagi jumlah responden, misal 464/111 = 4,18
Dari tabel 4.2 tampak bahwa skor rata-rata secara
keseluruhan untuk dimensi sikap mereferensi mahasiswa
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana sebesar 3,83. ini dapat diartikan bahwa sikap
untuk mereferensi dipersepsikan pada kategori tinggi.
Dikarenakan secara dimensi per-indikator dari persepsi
individu kesemuanya diatas 3,50, bahwa sikap mereferensi
oleh individu dianggap sesuatu yang baik, sesuatu
tanggung jawab, membanggakan dan merupakan suatu
kepedulian, bahkan dari dimensi indikator sikap
mahasiswa untuk mereferensiakan dianggap sebagai sikap
yang baik dipersepsikan dalam kategori sangat tinggi
dengan skor 4,18 artinya bahwa mahasiswa memiliki sikap
untuk mereferensi sebagai dorongan dalam melakukan
tindakan mereferensi oleh mahasiswa dianggap suatu sikap
yang baik atau sikap yang terpuji.
4.2.2 Deskripsi Variabel Norma Subyektif
Mereferensikan
Hasil statistik diskripsi dari jawaban responsen
untuk variabel Norma Subyektif mereferensi mahasiswa
pasca sarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas
Kristen Satya Wacana yang diukur dengan menggunakan
4 item pertanyaan. Dapat dipaparkan pada Tabel 4.3
56
Tabel 4.3
Statistik Deskripsi Norma Subyektif Mereferensikan
Variabel
Indikator
Frekunsi jawaban responden
Total Skor
Rata-
rata skor 1 2 3 4 5
Norma Subyektif Mereferensi
Kebanyakan mahasiswa dengan senang hati mengajak orang lain jika ingin melanjutkan studi pada program studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW
2 7 29 53 20 445 4,00
Dosen didalam kelas meminta mempromosikan Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
5 24 36 39 7 352 3,17
Kebanyakan alumni memberikan informasi yang positif kepada orang lain mengenai Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW
0 7 24 49 31 447 4,02
Staff administrasi dengan senang hati memberikan informasi tentang Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa pada saat mendaftar
1 1 9 47 53 483 4,35
Rata –rata skor norma subyektif 3,88
Sumber : lampiran 3
57
Tabel 4.3 menunjukan rata-rata skor norma
subyektif dari tindakan mereferensi mahasiswa Magister
Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
adalah sebesar 3,88 hal ini dapat diartikan bahwa
tanggapan orang lain atau pandangan seseorang terhadap
kepercayaan– kepercayaan orang lain yang akan
mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku yang sedang dipertimbangakan sangat
tinggi dalam mempengaruhi niat berperilaku. Dalam
persepsi norma subyektif mahasiswa terdapat tiga indikator
yang menunjukan nilai rata-rata yang tinggi yaitu, staff
administrasi yang telah menunjukan dukungan normatif
kepada calon mahasiswa dengan perilaku memberikan
informasi secara senang hati tentang program studi
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana ditujukan dengan nilai sebesar 4,35. Kedua, para
alumi memiliki sikap yang positif dengan memberikan
informasi kepada calon mahasiswa dengan nilai sebesar
4,02 dan yang ketiga mahasiswa yang telah mengikuti
perkuliahan juga memberikan informasi kepada calon
mahasiswa dengan cara mengajak dan mengarahkan
untuk mendaftar pada program studi Magister Manajemen
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, dengan nilai
rata-rata sebesar 4,00. Namun terdapat pula indikator yang
menunjukan bahwa responden dalam norma subyektif
tentang sikap dosen dalam mempromosikan program studi
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana kepada mahasiswa ketika dalm kelas, pada
kategori cukup dengan nilai rata-rata skor sebesar 3,17.
58
4.2.3 Deskripsi Variabel Niat Mereferensikan
Hasil statistik diskripsi dari jawaban responsen
untuk variabel Niat mereferensi mahasiswa pasca sarjana
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana yang diukur dengan menggunakan 4 item
pertanyaan. Dapat dipaparkan pada Tabel 4.3
Tabel 4.4 Statistik Deskripsi Niat
Mereferensikan
Variabel
Indikator
Frekunsi jawaban responden
Total skor
Rata-rata skor
1 2 3 4 5
Niat Mereferensikan
Selama ini saya berkeinginan tinggi untuk mereferensikan Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
1 5 34 60 11 408 3,67
Selama ini saya sangat berminat untuk mempromosikan Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
3 8 29 55 16 406 3,65
Selama ini saya berkeinginan memberikan informasi yang
2 5 15 59 30 443 3,99
59
positif Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
Selama ini saya sering memberikan informasi program studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
2 9 14 45 41 447 4,02
Rata –rata skor niat mereferensi 3,83
Sumber : lampiran 3
Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata skor keseluruhan
untuk variabel niat mereferensikan program studi Magister
Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
adalah sebesasr 3,83. ini berarti bahwa responden memiliki
niat mereferensi yang dikategorikan tinggi, kesemua
indikator menunjukan nilai skor rata-rata yang tinggi, pada
indikator pertama, inginan yang tinggi untuk
mereferensikan memiliki nilai sebesar 3,67. sedangkan niat
memberikan informasi dan keinginan berpromosi
mahasiswa kepada calon mahasiswa juga menunjukan
nilai yang tinggi dengan nilai sebesar 3,65 dan 3,99. dan
pada indikator keempat yaitu tingkat kontiuitas
penggunaan waktu pada indikator ini dikategorikan sangat
sering dengan skor nilai 4,02.
4.2.4 Deskripsi Variabel Perilaku Mereferensikan
60
Hasil statistik diskripsi dari jawaban responsen
untuk variabel Perilaku Mereferensikan mahasiswa pasca
sarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas
Kristen Satya Wacana yang diukur dengan menggunakan
4 item pertanyaan. Dapat dipaparkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.5 Statistik Deskripsi Variabel Perilaku
Mereferensikan
Variabel
Indikator
Frekunsi jawaban responden
Total Skor
Rata-rata skor 1 2 3 4 5
Perilaku Mereferensikan
Selama ini saya sering mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
2 20 39 41 9 428 3,85
Selama ini saya sering mempromosikan program studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
3 19 34 46 9 372 3,35
Selama ini saya sering menyebar brosur program studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
21
23 32 26 9 313 2,81
61
Selama ini saya tidak berkeberatan mengambilkan brosur Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW jika ada fihak lain yang membutuhkan
4 18 30 47 12
382 3,44
Rata –rata skor tindakan mereferensi 3,36
Sumber : lampiran 3
Tabel 4.5 menujukan nilai skor rata-rata variabel
tindakan mereferensi sebesar 3,36. hal ini dapat diartikan
bahwa responden memiliki tindakan yang dikategorikan
cukup dalam melakukan tindakan mereferensikan program
studi magister Magister Manajemen Pendidikan Universitas
Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa. Dalam
pengukuran tindakan mereferensi mahasiswa, terdapat tiga
indikator yang menunjukan nilai rata-rata yang tinggi.
Pertama, tindakan merupakan “action” nyata yang telah
dilakukan yaitu tindakan telah melakukan promosi,
tindakan mereferensi dengan intensitas waktu yang sering,
dan tindakan tidak berkeberatan mengambilkan brosur
kepada calon mahasiswa atau fihak lain yang
membutuhkan, masing-masing dengan rata-rata skor
sebesar 3,85, 3,35, dan 3,44. sedangkan pada indikator
tindakan menyebar brosur kepada calon mahasiswa
dikategorikan cukup dengan skor rata-rata 2,81.
62
4.3 Asumsi Structural Equation Model
4.3.1 Identifikasi Model
Dalam analisis SEM model yang telah di analisis
dengan analisi factor atau analisis konfirmatori akan
menghasilkan analisis Df (degree of freedom). Yang dapat di
lihat pada out teks. Identifikasi berkaitan dengan apakah
tersedia cukup informasi untuk mengidentifikasi adanya
sebuah solusi dari persamaan structural, terdapa tiga jenis
identifikasi yang mungkin terjdi dalam analisis SEM,
antara lain: just identifikasi, under identifikasi dan over
identifikasi. Dalam SEM model yang just identifikasi
mempunyai Df sebesar 0 dalam terminology SEM disebut
saturated artinya model sudah teridentifikasi dengan jelas
maka persamaan tidak dapat salah lagi (can never be
wrong). Sedangkan under identifikasi jika Df dengan nilai
negative dalam SEM disebut can never be solved.
Selanjutnya over identifikasi bahwa nilai yang di harapkan
positif yang artinya dapat terdentifikasi dengan demikian
dapat dibuktikan kesalahannya (can be wrong ),sehingga
nilai dari degree of freedom perlu di ketahui apakah model
layak di diuji ataukah tidak layak diuji. Santosa (2011)
4.3.2 Uji Normalitas Data dan outlier
Sebelum data diolah menggunakan model SEM
seharusnya data dalam keadaan siap artinya data sudah
melalui uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji
outlier.
63
Data yang diperoleh selanjutnya perlu diketahui
apakah berdistribusi normal atau tidak, apabila didapati
dalam pengujiannya tidak normal maka perlu outlier data.
Data outlier merupakan data yang mempunyai nilai diatas
atau nilai jauh dibawah rata-rata data, diuji dengan dua
tahap. Tahap pertama, menguji normalitas untuk setiap
variabel sedangkan tahap kedua menguji normalitas semua
variabel secara bersama-sama (multivariate normality). Hal
ini dikarenakan belum tentu jika data normal secara
individu apakah demikian juga dengan data secara
bersama (multivariate) apakah berdistribusi normal.
Sebuah distribusi dikatakan normal jika angka K.w
(kweness) kemencengan dan angka C.r (critical ratio)
kurtosis (keruncingan) ada diantara nilai -2,58 sampai
degan + 2,58, jika angka yang diperoleh setelah pengujian
terdapat dibawah atau diatas nilai yang telah ditentukan
maka distribusi dapat dikatakan tidak normal. Selanjutya
menggunakan data output asessment of normality lalu di
uji dengan normalitas mahalanois, yang tidak normal
berada pada nilai P1 dan P2 ≤ 0,05 dioutlier. Santoso
(2011).
Tabel 4.6
Assessment of normality sikap mereferensi
Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.2
x4 1.000 5.000 -.814 -3.505 .428 .920
x3 1.000 5.000 -.555 -2.389 -.204 .439
x2 1.000 5.000 -.607 -2.611 .428 .921
x1 2.000 5.000 -.426 -1.833 -.443 -.954
Multiva
riate 2.634 2.003
64
Tabel 4.7
Assessment of normality norma subjektif mereferensi
Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.2
x8 1.000 5.000
-
1.326
-
5.705 2.814 6.053
x7 2.000 5.000 -.430
-
1.851 -.476 -1.024
X6 1.000 5.000 -.625
-
2.688 .427 .919
X5 1.000 5.000 -.814
-
3.505 .428 .920
Multiva
riate 7.900 6.007
Tabel 4.8
Assessment of normality Niat mereferensi
Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.2
x12 1.000 5.000 -.993 -4.275 .498 1.072
x11 1.000 5.000 -1.069 -4.600 1.580 3.398
x10 1.000 5.000 -.800 -3.443 .957 2.058
x9 1.000 5.000 -.547 -2.355 .779 1.676
Multivariate 10.92 8.307
65
Tabel 4.9
Assessment of normality norma subjektif mereferensi
Variable Min Max Skew c.r.
Kurto
sis c.r.2
x13 1.000 5.000 -.177 -.764 -.495 -1.065
x14 1.000 5.000 -.434 -1.870 -.278 -.599
x15 1.000 5.000 -.032 -.141 -.937 -2.01
x16 1.000 5.000 -.428 -1.843 -.433 -.933
Multivariat 2.499 1.900
Variabel sikap mereferensi dan variabel tindakan
mereferensi dalam keadaan normal dengan nilai Cr
diantara -2.58 s/d 2,58 yaitu, (2.003 ˂ 2,58) dan (1.900 ˂
2,58) sedangkan data yang telah di assessment normality
terdapat variabel Niat dan variabel Norma Subyetif dengan
nilai lebih besar yaitu (8.307 ˃ 2,58) dan (6.007 ˃ 2,58)
dari angka critical ratio atau C.r kurtosis (keruncingan) ada
diantara nilai -2,58 sampai dengan + 2,58. Yang berarti
data dari variabel tidak normal. Untuk itu perlu adanya uji
konfirmatori kontruk.
4.3.2 Uji Outliers
Dalam uji data outlier dikatakan signifikan apabila
probabilitas (p) p1 dan p2 memiliki nlai < 0,05. Data yang
tidak normal perlu adanya pembersihan data outlier dilihat
dari c.r multivariat dan univariat outlier. Ghozali (2004)
Data yang telah dioutput dapat dilihat pada tabel
4.10 dibawah ini:
66
Tabel 4.11
Revisi Assessment of normality Niat mereferensi
Variable Min max Skew c.r.
Kurtos
is c.r.2
x12 1.000 5.000 -.993 -4.275 .498 1.072
x11 1.000 5.000 -1.069 -4.600 1.580 3.398
x10 1.000 5.000 -.800 -3.443 .957 2.058
x9 1.000 5.000 -.547 -2.355 .779 1.676
Multivariate 10.92 8.307
Data yang harus dioutlier adalah data yang memiliki
jarak yang semakin jauh dengan titik pusat (centroid), atau
data yang sangat berbeda dengan data lainnya. Pada data
diatas angka diurutkan dari hasil yang terbesar jika
mempunyai angka p1 dan p2 dibawah 0,05 maka harus
dioutlier. Dari 111 sampel data, data nomor 55, 103, 110,
44 dianggap outlier karena dibawah 0,05. Dengan demikian
data tersebut harus dihapus.
67
Tabel 4.12
Revisi asessment of normality norma Subyektif
Sekarang angka C.r telah berada di bawah 2,58 yang
berarti data telah dalam distribusi normal baik secara
individu maupun secara multivariat atau bersama-
sama,pada indikator x8 menunjukan nilai cr 6,05 dan
indikator x11 3,39 keduanya diatas nilai yang
direkomendasikan hanya indikator x11 dibanding dengan
kelompok indikator yang lainya tidak begitu jauh sehingga
masih bisa dikategorikan normal.
4.4 Pengujian dan Analisis Data
Teknik SEM pada penelitian ini menggunakan dua
macam model, yaitu: 1. Analisis Faktor Konfirmatori
(Confirmatory Factor Analysis) Analisa ini digunakan untuk
mengkonfirmasi faktor yang paling dominan dalam satu
kelompok variabel. Pada penelitian ini analisis faktor
Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.2
x13 1.000 5.000 -.177 .764 -.495 -1.065
x14 1.000 5.000 -.434 -1.870 -.278 -.599
x15 1.000 5.000 -.032 -.141 -.937 -2.01
x16 1.000 5.000 -.428 -1.843 -.433 -.933
Multivariat 2.499 1.900
68
konfirmasi digunakan untuk uji indikator yang membentuk
faktor sikap mereferensikan, norma subyektif
mereferensikan, niat mereferensikan dan tindakan
mereferensikan. 2. Regression Weight Dalam SEM,
Regression Weight digunakan untuk meneliti seberapa
besar pengaruh: a. Variabel sikap mereferensi, norma
subyektif mereferensi terhadap niat mereferensi. b. Variabel
sikap mereferensi, norma subyektif mereferensi terhadap
tindakan mereferensi dan variabel niat merefereni terhadap
tindakan mereferensi.
Sebuah permodelan SEM yang lengkap pada dasarnya
terdiri dari Measurement Model dan Structural Model.
Measurement Model atau Model Pengukuran ditujukan
untuk mengkonfirmasi dimensi-dimensi yang
dikembangkan pada sebuah faktor. Sedang Structural
Model atau Model Struktural adalah model mengenai
struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan
kausalitas antar faktor yang pada prinsipnya yaitu
hubungan antara variabel laten.
4.4.2 Uji Measurement Model
Uji Measurement Model atau analisis faktor
konfirmatori karena pada tahap ini model akan
dikonfirmasi apakah variabel dapat mencerminkan faktor
yang sedang dalam analisis, merupakan uji
unidimensionalitas dari kontruk-kontruk eksogen dan
kontruk-kontruk endogen. Ferdinand (2002)
69
4.4.2.1 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Eksogen
Dalam penelitian ini dua variabel kontruk eksogen siakap
mereferensi dan norma subyektif mereferensi mahasiswa
program studi Magister manajemen Pendidikan. Sedangkan
variabel eksogen menurut. Ghozali (2008), adalah variabel
yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainya dalam
rangkaian hubungan kausalitas antar variabel. Gambar
4.1. sedangkan hasil dari output analisis uji variabel
kontstruk eksogen niat mereferensi dan norma subyektif
mereferensi terdapat pada Tabel 4.1 dapat dilihat hasil chi
square, propabilitas, GFI, AGFI, TLI, yang menujukan hasil
tidak fit
Gambar 4.1 Analisis variabel konstruk eksogen
70
Tabel 4.13
Hasil Kesesuaian Model Analisis Variabel Konstruk Eksogen
Goodness of Fit
Index
Cut of Value Hasil
analisis
Evaluasi
model
X² Chi Square
Statistics
≤ 30,14353 40.977 Marjinal
0,05;19
Significance
probability
≥ 0,05 0,002 Marjinal
CMIN/DF ≤ 2,00 0,2158 Marjinal
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 0,103 Marjinal
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 0,717 Baik
Dalam Ghozali (2008) berdasar uji validitas konstruk,
suatu model akan akan memiliki convergen validity diatas
0,50 menunjukan indikator-indikator pembentuk konstruk
adalah valid. Sedangkan yang dibawah 0,50 dinyatkan
tidak valid sebagai pengukur sikap mereferensi dan norma
subyektif mereferensi mahasiswa, sehinga indicator yang
membentuk variabel sikap dan norma subyektif dibawah
0,50 harus didrop dari analisis. Tabel 4.13 menujukan
faktor loading dari masing-masing indikator pengukur niat
dan norma subyektif mereferensi.
71
Tabel 4.14
Standardized Regression Weights: analisis konfirmatori
variabel eksogen
Estimate
x1 <--- sikap_mereferensi .372
x2 <--- sikap_mereferensi .585
x3 <--- sikap_mereferensi .724
x4 <--- sikap_mereferensi .625
x5 <--- norma s_ mererferensi .497
x6 <--- norma s_ mererferensi .420
x7 <--- norma s_ mererferensi .769
x8 <--- norma s_ mererferensi .500
Sumber ; data primer yang diolah,2012
Dari tabel 4.14 tampak ada tiga indicator yang harus
di drop karena memiliki nilai dibawah 0,50 yaitu indicator
x1= 0,37, x5= 0,49 dan x6=0,42. Hasil dari output untuk
revisi model tampak pada gambar 4.2.
72
Gambar 4.2 Hasil Revisi Model Analisis Faktor
Konfirmatori Variabel Eksogen
73
Tabel 4.15
Hasil Pengujian Revisi Model Analsis Faktor Variabel Eksogen
Goodness of Fit
Index
Cut of Value Hasil analisis Evaluasi
model
X² Chi Square
Statistics
≤ 30,14353
0,05;19
7,856 Baik
Significance
probability
≥ 0,05 097 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1,964 Baik
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 094 Baik
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 898 Baik
Hasil yang didapat dari uji kesesuaian model yang
telah di revisi menunjukan perubahan pada lima evaluasi
model menunjukan hasil baik dari delapan unsure criteria
evaluasi hal ini berarti model sudah dianggap fit. Oleh
karena itu perlu dilakukan modification indices, hasil dari
modifikasi model konfirmatori variabel eksogen dapat
dilihat pada gambar 4.2
4.4.1.2 Analisis Konfirmatori Variabel Endogen
Gozali (2008) menyatakan bahwa variabel atau
konstruk endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain tetapi juga bisa saja variabel ini pada saat
bersamaan mempengaruhi variabel lain dalam suatu
hubungan kausalitas. Dalam penelitian ini terdapat dua
74
variabel endogen yaitu, niat mereferensi dan tindakan
mereferensi mahasiswa Program Studi Magister Manajemen
Pendidikan UKSW.
Gambar 4.3 Analisis Konfirmatori Variabel Endogen
75
Tabel 4.16
Hasil Uji Kesesuaian Model Analisis Konfirmatori Variabel Endogen
Goodness of Fit
Index
Cut of Value Hasil
analisis
Evaluasi model
X² Chi Square
Statistics
≤ 30,14353
0,05;19
31,711 Baik
Significance
probability
≥ 0,05 0,034 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1.669 Baik
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 0,076 Baik
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 0,958 Baik
Sumber: Data primer yang diolah,2012
Tabel 4.16 diatas menunjukan bahwa hasil uji
menunjukan model fit. Karena sebagian besar hasil evalusi
model dari delapan criteria lima diantaranya menujukan
hasil baik.
Tabel 4.17
Standardized Regression Weights Analisis Konfirmatori
Variabel Endogen
Estimate
x9 <--- niat_merefernsi .777
x10 <--- niat_merefernsi .875
x11 <--- niat_merefernsi .792
76
Estimate
x12 <--- niat_merefernsi .467
x13 <--- tindakan_merefernsi .850
x14 <--- tindakan_merefernsi .874
x15 <--- tindakan_merefernsi .612
x16 <--- tindakan_merefernsi .802
Sumber: data primer yang diolah,2012
Data tabel 4.17 dari Standardized Regression Weights
menunjukan laoding faktor dari masing-masing indicator
pengukur kontstruk niat mereferensi dan tindakan
mereferensi, berada diatas 0,50. Kecuali indikator x12=467.
77
Tabel 4.18
Revisi Modifikasi Model Analisis Faktor Konfirmatori variabel endogen
Goodness of Fit
Index
Cut of Value Hasil
analisis
Evaluasi
model
X² Chi Square
Statistics
≤ 30,14353
0,05;19
20.109 Baik
Significance
probability
≥ 0,05 093 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1.547 Baik
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 071 Baik
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 975 Baik
Sumber: Data primer yang diolah,2012
Tabel 4.18 menujukan hasil fit dari delapan criteria uji
terdapat lima dengan hasil baik, karena sebagian besar
telah memenuhi syarat pada goodness of fit index.
4.4.2 Full Structural Model
Setelah pengujian dengan menggunakan analisis
konfirmatori model, kemudian melakukan estimasi model
full structural, menggabungkan apa yang telah diperoleh
pada analisis sebelumnya. Sedangkan hasil dari analisis
fuul model dapat dilihat dalam gambar 4.5.
78
79
Tabel 4.19
Hasil uji kesesuaian full structural model
Goodness of Fit
Index
Cut of Value Hasil
analisis
Evaluasi
model
X² Chi Square
Statistics
≤ 30,14353
0,05;19
66.789 Baik
Significance
probability
≥ 0,05 025 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1.452 Baik
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 064 Baik
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 949 Baik
Sumber: Data primer yang diolah,2012
Dari tabel 4.19 tampak bahwa hanya ada dua marjinal
sehingga model memenuhi syarat index goodness of fit.
Modification Indices Covariances:
M.I. Par Change
e11 <--> sikap_mereferensi 11.851 -.132
e11 <--> norma subyektif_merefererensi 14.716 .101
e11 <--> e8 7.873 .100
e11 <--> e7 6.749 .098
e11 <--> e2 5.058 -.095
e10 <--> e8 5.101 -.072
e9 <--> sikap_mereferensi 7.403 .089
80
M.I. Par Change
e9 <--> norma subyektif_merefererensi 6.667 -.058
e9 <--> e7 4.229 -.066
e9 <--> e2 4.756 .079
Gambar 4.6 Modifikasi Full Structural Mode
81
Tabel 4.20
Hasil Modifikasi Analisis Full Structural Model
Goodness of Fit
Index
Cut of Value Hasil
analisis
Evaluasi
model
X² Chi Square
Statistics
≤ 30,14353
0,05;19
33.689 Baik
Significance
probability
≥ 0,05 753 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 840 Baik
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 000 Baik
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 1.018 Baik
Dari tabel 4.20 diketahui bahwa dalam model
persamaan structural terdapat nilai marginal dalam AGFI
dan GFI, dan model ini sudah dianggap memenuhi
sebagian besar criteria goodness of fit index, sehingga
diangap fit.
4.5 Uji Reabilitas
Uji reabilitas pada hakekatnya ingin mengetahui
apakah data dan alat ukur dapat mengukur variabel
penelitian, baik itu variabel laten (manifes) ataupun
indikator-indikatornya.
Tabel 4.21 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.884 16
82
Tabel 4.22
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
x1 54.62 74.146 .379 .883
x2 55.07 72.031 .434 .881
x3 55.27 69.521 .501 .879
x4 54.90 72.072 .377 .884
x5 55.07 71.132 .497 .879
x6 55.62 71.321 .423 .882
x7 54.85 70.994 .533 .877
x8 54.45 72.616 .484 .879
x9 55.12 70.307 .671 .873
x10 55.10 68.164 .713 .870
x11 54.79 68.736 .701 .871
x12 54.78 70.282 .484 .879
x13 55.47 68.490 .658 .872
x14 55.42 67.915 .659 .872
x15 56.06 68.904 .476 .881
x16 55.41 67.914 .636 .873
4.5.1 Output Hasil validitas dan Reabilitas
Uji validitas item dengan menggunakan analisis
reability dapat dilihat pada kolom correlated item total
correlation menurut Azwar (1999) dalam Priyatno (2012)
batas nilai minimal korelasi 0,30 bisa digunakan dan nilai
dibawah 0,30 dianggap tidak valid. Out put diatas dapat
disimpulkan sebagai berikut : Bahwa nilai total item diatas
0,30 sehingga keseluruhan item valid dan dianggap
memuaskan.
Dari hasil output SPSS Reliability Statistics dengan
teknik Cronbach Alpha untuk menentukan suatu
83
instrument reliable atau tidak. Menggunakan batas nilai
alpha 0,6 dikategorikan kurang baik, diatas 0,7 dapat
diterima dan diatas 0,8 adalah baik menurut sekaran
(1992), dalam Priyatno (2012). Sedangkan dalam penelitian
ini diketahui nilai Cronbach Alpha sebesar 0,88 maka
dikatakan baik dan dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian telah reliable.
4.6 Uji Hipotesis
Hipotesis atau anggapan sementara dalam penelitian
ini didasarkan pada hubungan yang erat antara variabel
independen dan variabel dependen sesuai dalam teori dan
model (Structural Equation Modeling).
Tabel 4.23
Regression Weights
Estim
ate S.E. C.R. P
niat_mereferensi <-- sikap_mereferensi .220 .439 .501 .615
niat_mereferensi <-- norma
s_mereferensi .974 .332 2.926 .003
tindakan_merefere
nsi <--
norma
s_mereferensi .602 .767 .784 .432
tindakan_merefere
nsi <-- sikap_mereferensi -.599 .546 -1.095 .273
tindakan_merefere
nsi <-- niat_mereferensi .731 .497 1.472 .140
Sumber : Data primer yang diolah,2012
84
Tabel 4.24
Standardized Regression Weights
Estimate
niat_mereferensi <--- sikap_mereferensi .116
niat_mereferensi <--- norma s_mereferensi .791
tindakan_mereferensi <--- norma s_mereferensi .361
tindakan_mereferensi <--- sikap_mereferensi -.233
tindakan_mereferensi <--- niat_mereferensi .540
Sumber : Data primer yang diolah,2012
4.6.1 Pengujian Hipotesa 1
Pada hipotesis pertama menduga bahwa dimensi
sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat
mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p Regression
Weights menunjukan (p) 0,61 > 0,05 ho diterima, sehingga
Tidak ada hubungan antara sikap dengan niat
mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon
mahasiswa.
4.6.2 Pengujian Hipotesis 2
Pada hipotesis kedua menduga bahwa dimensi norma
subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat
mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p Regression
Weights menunjukan (p) 0,00 < 0,05 Ho ditolak, sehingga
ada hubungan antara norma subyektif dengan niat
85
mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon
mahasiswa.
4.6.3 Pengujian Hipotesis 3
Pada hipotesis ketiga menduga bahwa dimensi norma
subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tindakan mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p
Regression Weights menunjukan (p) 0,43 > 0,05 Ho diterima,
sehingga tidak ada hubungan antara norma subyektif
dengan tindakan mereferensikan mahasiswa Program
Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana kepada calon mahasiswa.
4.6.4 Pengujian Hipotesis 4
Pada hipotesis keempat menduga bahwa dimensi
sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan
mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p Regression
Weights menunjukan (p) 0,27 > 0,05 Ho diterima, sehingga
tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan
mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon
mahasiswa.
4.6.5 Pengujian Hipotesis 5
Pada hipotesis kelima menduga bahwa dimensi niat
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan
mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p Regression
86
Weights menunjukan (p) 0,14 > 0,05 Ho diterima, sehingga
tidak ada hubungan antara niat dengan tindakan
mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon
mahasiswa.
Ringakasan hipotesis dari pertama sampai dengan
yang kelima dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 5.5 Ringakasan Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Peryataan hipotesis Keputusan
H1 Menduga bahwa dimensi sikap berpengaruh
positif dan signifikan terhadap niat
mereferensi mahasiswa
Ho diterima
H2 Menduga bahwa dimensi norma subyektif
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
niat mereferensi mahasiswa
Ho ditolak
H3 Menduga bahwa dimensi norma subyektif
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tindakan mereferensi mahasiswa
Ho diterima
H4 Menduga bahwa dimensi sikap berpengaruh
positif dan signifikan terhadap tindakan
mereferensi mahasiswa
Ho diterima
H5 Menduga bahwa dimensi niat berpengaruh
positif dan signifikan terhadap tindakan
mereferensi mahasiswa
Ho diterima
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan ingin mengetahui pengaruh
sikap mereferensi, norma subyektif mereferensi, niat
87
mereferensi terhadap tindakan mereferensi mahasiswa
Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.
4.7.1 Pengaruh sikap, norma subyektif mahasiswa
terhadap niat mereferensi Program Magister
Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
Dimensi variabel pertama Hasil analisis data dari
hubungan antara sikap dengan niat nilai Estimasi pada
nilai (p) Regression Weights 0,116 sedangkan bobot CR
0,501 dan menunjukan (p) 0,615 ˃ 0,05 Ho diterima
Artinya, bahwa tidak terdapat hubungan signifikan tetapi
ada hubungan yang positif antara sikap seseorang dengan
niat seseorang dalam mereferensikan program studi
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga. berbeda dengan hasil penelitian Sigit
(2006) meneliti tentang pengaruh sikap, norma subyektif
terhadap niat beli menemukan bahwa sikap secara parsial
berpengaruh terhadap niat yang dilihat dari hasil nilai
propabilitas sebesar 0,000 jauh dibawah nilai level of
significan. hal ini mendukung teori yang diajukan oleh
Ajzen menurut Theory Of Reasoned Actiontindakan
seseorang adalah relisasi dari keinginan atau niat
seseorang untuk bertindak, faktor yang mempengaruhi niat
adalah sikap yang mengarah kepada tindakannya
(Dharmmesta, 1998)
88
Dimensi variabel kedua Hasil analisis data dari
analisis hubungan diperoleh hanya dimensi hubungan
antara norma subektif dengan niat dengan nilai Estimasi
pada nilai (p) Regression Weights 0,791 sedangkan bobot
CR 2,926 dan menunjukan (p) 0,00 < 0,05 Ho ditolak.
Artinya, bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan, bahwa norma subyektif seseorang mempunyai
hubungan yang erat antara niat seseorang dalam
mereferensikan program studi Magister Manajemen
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian tentang
teori tindakan beralasan dari Ajen dan Fishbein ( 1975)
bahwa norma subyektif variabel sikap dan norma subyektif
yang mengarah kepada perilaku tindakan mereferensi
merupakan tindakan interaksi yang mengkomunikasikan
pengalaman dari pemberi informasi tentang apa yang telah
dialami kepada penerima pesan informasi sehingga
informsi yang disampaikan menjadi satu bentuk
mereferensikan secara efektif. Perilaku dapat berupa
referensi negatif dan referensi positif. Dari hasil nilai yang
diperoleh dalam penelitian ini ditemukan referensi yang
disampaikan berupa referensi positif kepada calon
mahasiswa.
Sependapat dalam Wijaya (2008) penelitiannya
tentang perilaku berwirausaha UKM menemukan pada
bobot regeresi uji kausalitas bahwa, hubungan norma
subyektif terhadap niat tidak signifikan ditunjukan dengan
hasil nilai evaluasi propabilitas 0,042. peran orang lain
terhadap niat mereferensi dapat mempengaruhi individu
89
untuk mematuhi pandangan orang lain itu, maka semakin
tinggi dukungan orang lain atau dukungan sosial maka
semakin tinggi niat untuk mereferensi.
Dari hasil analisa deskriptif dapat diketahui sebesar
3,88 hal ini dapat diartikan bahwa tanggapan orang lain
atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan –
kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat
untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang
sedang dipertimbangakan sangat tinggi dalam
mempengaruhi niat berperilaku.
Dimensi variabel ketiga dari analisis hubungan
norma subektif dengan tindakan nilai Estimasi pada nilai
(p) Regression Weights 0,361 sedangkan bobot CR 0,784
dan menunjukan (p) 0,432 ˃ 0,05 Ho diterima. Artinya,
bahwa terdapat hubungan yang positif tetapi tidak
signifikan, bahwa norma subyektif seseorang mempunyai
hubungan tidak erat dengan tindakan seseorang dalam
mereferensikan program studi Magister Manajemen
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Pekerjaan yang merupakan profesi dapat mempengaruhi
tindakan seseorang dalam mereferensikan. Diketahui
bahwa responden terbesar berprofesi sebagai guru 47,7%
dimungkinkan hal ini terjadi karena sesuai dengan bidang
minat mahasiswa terhadap jurusan yang diambil yaitu
program studi Magister Manajemen Pendidikan. Hal ini
tidak sejalan dalam penelitian awal pada tahap penjajagan
menggunakan metode wawancara, bahwa niat atau
keinginan masuk program studi Magister Manajemen
90
UKSW dipengaruhi oleh sikap positif mahasiswa untuk
mereferensikan didapati dari hasil wawancara, alasan
mengapa memilih program studi Magister Manajemen
UKSW yaitu, karena adanya tindakan referensi seorang
teman yang berprofesi sebagai guru dan juga responden
yang lainnya, berbungan dengan profesinya sebagai guru.
Mahasiswa yang memiliki sikap positif dan dorongan
pertimbangan normatif serta memiliki pengalaman proses
sebagai mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Kriten Satya Wacana Salatiga, telah memiliki
kesan yang mendalam. Maka akan memunculkan niat
untuk merefrensikan yang berkorelasi dengan tindakan
merefrensikan, sedangkan tindakan mereferensikan
merupakan prilaku yang berupa ajakan kepada fihak lain
untuk melakukan tindakan yang sama dengan dirinya bisa
berupa ajakan positif maupuan ajakan negatif yang berupa
penolakan untuk tidak mereferensikan.
Data empirik dalam penelitian ini bisa jadi
berlawanan dengan hasil statistik yaitu norma subyektif
seseorang tidak selalu memiliki pengaruh terhadap
tindakan seseorang, sesuai dengan penelitian Zain dan
Ismail (2008) dalam penelitian yang berjudul “peranan
sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control
terhadap intensi pelajar SLTA untuk memilih fakultas
ekonomi YARSI” dari data responden yang menyatakan
bahwa ereka memiliki intensi yang kuat sangat mungkin
memilih fakultas ekonomi Yarsi dengan skor 3,2 %,
sementara yang menyatakan mereka tidak mempunyai
intensi untuk memilih fakultas ekonomi sebesar 11,3% dan
91
yang terbesar 85,5% mungkin memilih fakultas ekonomi
Yarsi. Pada dasarnya responden dalam penelitian mereka
mempunyai intensi untuk memilih fakultas ekonomi Yarsi
walaupun tidak dalam kategori sangat kuat. sehingga
bertolak belakang dengan temuan dalam penelitian ini
bahwa norma subyektif atau pengaruh orang lain tidak
signifikan dikarenakan sikap orang lain belum tentu
digunakan sebagi refernsi untuk pengambilan tindakan
dan pengambilan sikap yang mempengaruhi tindakannya.
Yang sama dalam temuan mereka untuk norma subyektif
atau pengaruh orrang lain terhadap niat seseorang dalam
bertindak. karena menurut (Fishbein dan Ajzen, 1975)
norma subyektif adalah fihak-fihak yang dianggap berperan
dalam perilaku seseorang dan memiliki harapan pada
orang tersebut, sedangkan fihak-fihak yang mempengaruhi
antara lain: orang tua, guru, famili, teman, alumni, dan
kakak kelas, namun dari jawaban responden tidak ada
pilihan jawaban yang ber kontribusi dominan kesemuanya
hanya ada dalam rentang skor 2,93 saja.
kemungkinan lainya adanya pengaruh tidak
signifikan dikarenakan dalam penelitian ini keputusan
untuk mereferensi tidak dikontruksi lewat pertanyaan yang
menuju pengaruh eksternal (interpersonal influence) tetapi
lebih pada kontruk pengaruh internal (external influence)
seperti pendapat Bhattacherjee (2000).
Tan dan Teo (2000) tidak menemukan hubungan
antara norma subyektif dengan niat. Alasan yang mungkin
dapat diberikan untuk hasil yang tidak signifikan ini
92
mungkin karena mereka memandang norma subyektif
hanya dari salah satu segi saja.
Dimensi variabel keempat Hasil analisis data dari
hubungan antara sikap dengan tindakan mereferensi nilai
Estimasi pada nilai (p) Regression Weights – 0,233
sedangkan bobot CR -1,095 dan menunjukan (p) 0,273 ˃
0,05 Ho diterima. Artinya, bahwa tanda – didepan nilai
adalah terdapat hubungan yang negatif dan tidak
signifikan, bahwa sikap tidak mempunyai hubungan yang
erat antara tindakan mereferensikan program studi
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
Hasil dari penelitian ini bertentangan dengan
argumentasi Ajzen (1977) yaitu penelitiannya tentang
konsep korespondensi bahwa sikap- sikap mengenai
perilaku adalah spesifik, didalamnya terdapat tindakan dan
sasaran dari tindakan itu. Diharapkan agar dapat
menjelaskan hubungan yang kuat pada sikap-sikap dari
kinerja prilaku tertentu. dari beberapa hasil penelitian
tentang sikap terhadap perilaku (attitud toward behavior),
teori motivasi mengusulkan motivasi-motivasi intrinsik
merupakan faktor-faktor yang penting untuk menentukan
sikap perilaku individu (Davis et,al. 1992)
4.7.2 Pengaruh niat mahasiswa terhadap tindakan
mereferensi Program Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
93
Hasil analisis hubungan antara niat dengan perilaku
dengan nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights
0,540 sedangkan bobot CR 1.472 dan menunjukan (p)
0,140 ˃ 0,05 Ho diterima. Artinya, bahwa terdapat
hubungan yang positif dan tidak signifikan, bahwa niat
seseorang mempunyai hubungan yang tidak erat antara
perilaku seseorang dalam mereferensikan program studi
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
Hasil dari analisis diskripsi menunjukan bahwa niat
yang diukur dengan 4 indikator terdapat dimensi yang
hampir sama pada hasil skor sehingga niat dapat
mengukur tindakan. Sejalan dengan pendapat Yu dan
Dean (2001), bahwa niat yang besar untuk mereferensi
berhubungan positif dengan tindakan sehingga niat yang
besar berdapak besar pula terhdap tindakan mereferensi,
melalui kesediaan untuk mengambilkan brosur,
menceriterakan hal-hal positif tentang jurusan program
studi kepada calon mahasiswa. Sikap dan niat yang
diujudkan dalam tindakan mereferensi kepada orang lain
bersedianya untuk menceriterakan pengalamannya karena
adanya faktor puas dan faktor loyal ditemukan dalam
penelitian Zeihml dan Bitner (1996), gramler dan Brown
(1996), Oliver (1989), bahwa pemberian informasi kepada
orang lain yang berupa referensi. Dalam teori tindakan
beralasan atau theory reasoned action bahwa niat perilaku
mengukur kekuatan relatif seseorang untuk melakukan
suatu perilaku, sehingga perilaku merupakan prediksi
94
akurat terhadap perilaku atau tindakan (action). Tetapi
temuan dalam penelitian ini tidaklah sejalan dengan teori.
Sekalipun analisis deskripsi mendapati skor rata-rata
tindakan mereferensikan dikategorikan tinggi yaitu sebesar
3,36.
Hal ini bisa saja terjadi karena niat perilaku mungkin
saja tidak menghasilkan perilaku yang diharapkan karena
perilaku harus diukur pada tingkat yang sama.
hhtp:/www.cios.org/encyclopedia/persuation/Gtheory
1reasoned.htm. juga dapat dipengaruhi oleh keyakinan
akan kemapuan untuk melakukannya atau juga disebut
sebagai keyakinan sendiri (self efficacy) Ajzen (2002 dalam
Jogiyanto, 2008). pendapat yang hampir sama dari
Bandura, 1986 individual-individual akan cenderung puas
dengan perilaku yang mereka rasa mampu melakukannya
dan cenderung tidak menyukainya untuk perilaku-perilaku
yang mereka tidak menguasainya.
Ajzen (1988) dalam Jogiyanto, 2008. Waktu juga
mempengaruhi seseorang pada awalnya dan pada akhir
suatu niat, seperti penelitian tentang niat memilih kandidat
dari partai Demokratik yang menurutnya setuju dengan
aborsi dipemilihan anggota senat Amerika Serikat, setelah
niatnya diukur dengan belajar melihat suatu wawancara
ditelevisi sebelum pemilihan ternyata kandidat tidak
menyetujui aborsi. Sebagai akibatnya dia berubah fikiranya
dan memutuskan untuk memilih kandidat dari partai
Republik. Pada awalnya ingin memilih yang setuju dengan
aborsi, tetapi setelah sekian waktu dan calon atau kandidat
95
berubah pendirianya untuk menentang aborsi maka
tindakan untuk mendukung atau memilihh kandindat
akan berubah.
Mendukung hasil penelitian ini tentang hubungan
niat dengan tindakan, perilaku ibu tentang menyusui anak
nya yang dapat diprediksi dari metode menyusui, yaitu
dengan asi atau denga botol diperoleh skor korelasinya
0,82, sikap aborsi dengan tindakan aborsi berkorelasi
sebesar 0,96. (Ajzen 1988). bukti empiris hubungan yang
tidak signifikan antara niat terhadap perilakunya juga
diberikan oleh Shephard et. al yang melakukan analisis-
meta sebanya dua kali terhadap 86 penelitian yang
menggunakan TRA hasil menunjukan adanya korelasi rata-
rata sebesar 0,54 antara hubungan niat dengan
perilakunya.