bab i pendahuluane-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/isi ta.pdfkeuangan menyangkut...

52
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Arsyad, L. (2008,1), menjelaskan bahwa sektor ekonomi mikro mempunyai ketahanan yang kuat dalam krisis tetapi diimbangi dengan adanya dukungan dalam hal permodalan, melalui Lembaga Keuangan Mikro yang disingkat LKM baik yang dibentuk pemerintah atau swasta. Tujuan LKM sebagai organisasi pembangunaan adalah untuk melayani kebutuhan finansial dari pasar yang tidak terlayani. Menurut Lubis, S.K. (2004;123), koperasi merupakan satu bentuk dari LKM yang berasas kekeluargaan. Modal usaha koperasi didapatkan dari uang simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, pinjaman, pengumpulan hasil usaha, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat gerak koperasi. Setiap tahun tutup buku koperasi harus ada laporan secara tertulis oleh pengurus Laproan keuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi yang berasas kekeluargaan dan berdasarkan syariah adalah baitul mal wal tamwil pada umumnya disingkat menjadi BMT. Koperasi yang berdasarkan syariah sangat diperlukan masyarakat pada khususnya kaum muslim. BMT Amal Mulia berada di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang memiliki kegiatan funding dan financing. Pembiayaan BMT Amal Mulia sangat memperhatikan sektor UKM yang benar-benar membutuhkan modal yang ringan 1

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Arsyad, L. (2008,1), menjelaskan bahwa sektor ekonomi mikro

mempunyai ketahanan yang kuat dalam krisis tetapi diimbangi dengan adanya

dukungan dalam hal permodalan, melalui Lembaga Keuangan Mikro yang

disingkat LKM baik yang dibentuk pemerintah atau swasta. Tujuan LKM sebagai

organisasi pembangunaan adalah untuk melayani kebutuhan finansial dari pasar

yang tidak terlayani.

Menurut Lubis, S.K. (2004;123), koperasi merupakan satu bentuk dari

LKM yang berasas kekeluargaan. Modal usaha koperasi didapatkan dari uang

simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, pinjaman, pengumpulan

hasil usaha, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat gerak koperasi. Setiap

tahun tutup buku koperasi harus ada laporan secara tertulis oleh pengurus Laproan

keuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng

oleh anggota.

Salah satu koperasi yang berasas kekeluargaan dan berdasarkan syariah

adalah baitul mal wal tamwil pada umumnya disingkat menjadi BMT. Koperasi

yang berdasarkan syariah sangat diperlukan masyarakat pada khususnya kaum

muslim.

BMT Amal Mulia berada di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

memiliki kegiatan funding dan financing. Pembiayaan BMT Amal Mulia sangat

memperhatikan sektor UKM yang benar-benar membutuhkan modal yang ringan

1

Page 2: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

2

jauh dari riba, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di sektor mikro agar

tetap bertahan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti diuraikan di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian sehingga dalam penulisan tugas akhir

mengambil judul: PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI BMT AMAL

MULIA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

masalah yang akan dibahas, yaitu:

1. Bagaimana prosedur pemberian pembiayaan di BMT Amal Mulia ?

2. Bagaimana perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia ?

C. Tujuan Dan Kegunaan

Tujuan merupakan hal-hal yang akan dicapai sebagai upaya pemecahan

masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian pembiayaan di BMT Amal Mulia.

2. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia.

Kegunaan dari penulisan tugas akhir ini, adalah:

1. Bagi penulis

Untuk memberikan pengetahuan yang luas tentang operasional perbankan

dalam penerapan teori-teori yang diperoleh selama kuliah.

Page 3: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

3

2. Bagi BMT Amal Mulia

Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman dalam penerapan pemberian

pembiayaan.

3. Bagi STAIN Salatiga

Dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa program studi

Perbankan Syari’ah pada khususnya dan sebagai bahan bacaan ilmiah

di perpustakan pada umumnya.

D. Metode Penulisan

1. Tepi Penelitian

Penelitian dilakukan secara intensif dan terperinci, perlu diketahui bahwa

idelanya seseorang melakukan penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh suatu

interpelasi yang sistematik dari faktor-faktor yang menunjang. Dengan penelitian

diharapkan bisa diketahui prosedur yang telah diterapkan oleh BMT Amal Mulia

untuk tahun-tahun berikutnya.

2. Jenis - jenis data

a. Data primer

Data primer diperoleh langsung dari perusahaan sedangkan data yang

diperlukan dalam penelitian ini antara lain ;

� Data register nasabah

� Data tentang perkembangan pembiayaan dan angsuran

� Data laporan keuangan

Page 4: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

4

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data untuk melengkapi data pokok diperoleh

dari keperpustakaan BMT meliputi :

� Sejarah dan perkembangan BMT Amal Mulia

� Jenis-jenis produk

� Struktur organisasi

� Pelayanan pembiayaan

3. Interview (wawancara)

Wawancara dilakukan secara langsung dengan karyawan dan pimpin

perusahaan. Teknik pengumupulan data ini digunakan peneliti untuk mendapatkan

keterangan-keterangan lisan melalui bercakapan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Kegunaan

D. Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Telah Pustaka

B. Pengertian pembiayaan

C. Macam pembiayaan

D. Kerangka teoritik

Page 5: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

5

BAB III LAPORAN OBJEK

A. Sejarah singkat BMT Amal Mulia

B. Tujuan BMT Amal Mulia

C. Visi dan Misi BMT Amal Mulia

D. Struktur Organisasi

E. Produk-produk BMT Amal Mulia

BAB IV ANALISIS

A. Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia

B. Kelebihan dan Kelemahan Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia

C. Perhitungan Angsuran BMT Amal Mulia

D. Perkembangan Realisasi Pembiayaan

E. Perkembangan Nasabah Pembiayaan

F. Perkembangan Pembiayaan Khusus Untuk Pengusaha Kecil

G. Perkembangan Angsuran

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 6: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Irawati, A., (2007), menemukan bahwa seorang calon nasabah yang ingin

mengajukan pembiayaan di BRI Syariah Cabang Solo, harus membawa

persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan BRI Syariah yaitu memiliki usaha

yang jelas, mengisi formuli permohonan, menyerahkan fotocopy kartu keluarga,

fotocopy jaminan, dan bersedia di survey. Berkas pengajuan pembiayaan

diserahkan kebagian pembiayaan kemudian diadakan survey. Selanjutnya berkas

pengajuan pembiayaan diperiksa untuk menentukan apakah nasabah layak atau

tidak untuk menerima pembiayaan. Dalam analisis pihak BRI Syariah Cabang

Solo selalu berpedoman pada prinsip 5 C yaitu character, capacity, capital,

collateral, dan condition. Nasabah datang ke BRI Syariah Cabang Solo untuk

realisasi dengan membawa jaminan asli yang selanjutnya jaminan diserahkan

kepada bagian pembiayaan. Akad dimulai setelah kedua belah pihak setuju

dengan semua perjanjian, maka berkas diserahkan ke Teller menyerahkan uang ke

petugas akad dan oleh petugas akan diserahkan kepada nasabah. Dengan bagi

hasil pembiayaan mudharabah di BRI Syariah Cabang Solo dihitung dengan cara

jumlah pembiayaan yang diajukan dibagi jangka waktunya, diperoleh angsuran

pokok. Untuk menghitung bagi hasilnya jumlah pembiayaan dikalikan dengan

kesepaktan bagi hasil pada umumnya 2%.

6

Page 7: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

7

Berdasarkan hasil penelitian peran lembaga keuangan bank dan non bank

dalam pembiayaan komoditas terpilih UMKM dari tiga sektor penyumbang

PDRB terbesar di Jawa Tengah. Yang dilakukan oleh, Bank Indonesia Semarang

bekerjasama dengan Center for Micro and Small Enterprise Dynamics

(CEMSED) Fakultas Ekonomi UKSW Salatiga menemukan bahwa lembaga

keuangan bank semakin mendapat tempat di hati masyarakat dengan kenyataan

bahwa lembaga keuangan bank menjadi sumber pembiayaan prioritas yang dipilih

oleh 418 (43,36%) dari 964 responden untuk pengajuan pinjaman di waktu yang

akan datang. Hal itu ditemui pada semua sektor baik pertanian, industri maupun

perdagangan. Prioritas selanjutnya adalah lembaga keuangan informal dan sumber

dana institusi seperti BUMN. Hal ini dapat dimengerti karena sumber dana

informal dinilai mempunyai prosedur yang lebih mudah dan sifatnya tidak

mengikat.

Sementara itu, sebagian besar responden (41%) menginginkan adanya

kegiatan pendampingan usaha oleh pihak lembaga keuangan. Kebutuhan untuk

mendapat pendampingan paling banyak muncul pada sektor industri, disusul

sektor pertanian dan paling sedikit pada sektor PHR. Sebagian besar responden

yang membutuhkan pendampingan berharap konsultasi kewirausahaan merupakan

bentuk pendampingan yang dapat mereka peroleh dari pihak pendamping terlebih

pada sektor industri dan PHR. Pada sektor pertanian, konsultasi teknik produksi

merupakan bentuk pendampingan yang paling diharapkan.

Page 8: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

8

B. Kerangka Teoritik

Menurut Undang-Undang No 10 tahun 1998, pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah adalah penyediaan dana atau uang yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana, atau uang yang

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan/mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengambilkan uang/tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan/bagi hasil.

Menurut Arifin, Z., (2003;123) bahwa pemberdayaan dan keperpihakan

pemerintah terhadap koperasi, usaha kecil dan menengah masih kecil kepada

sumber-sumber pendanaan, sehingga kuantitas dan kualitas penyaluran

pembiayaan pada usaha kecil dapat belum dilaksanakan secara optimal.

Permasalahan yang mendasar dalam penyaluran pembiayan kepada usaha kecil

selain aspek permodalan adalah kurangnya jiwa kewirausahaan, terbelakang

teknis produksi, serta lemahnya kemampuan dan pemasaran. Oleh karena itu pola

pembinaan, pengawasan dan pendampingan secara teknis harus selalu

dilaksanakan dalam setiap aktivitas penyaluran pembiayaan.

1. Unsur-Unsur Kredit/Pembiayaan

Menurut Kasmir ( 2004;74) yang menyampaikan lima unsur kredit yaitu

kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa.

a. Kepercayaan

Kepercayan yaitu suatu keyakinan pemberian kredit (bank) bahwa kredit

yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima

kembali di masa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena

Page 9: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

9

sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang

mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk

mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang

disalurkan.

b. Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur

kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini

dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangi

hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan

dalam akad kredit yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak yaitu bank dan

nasabah.

c. Jangka waktu

Setiap waktu yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka

waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir

dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

d. Resiko

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian

yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pahahal mampu

dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat

terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya

dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengambilan (jangka waktu). Semakin

panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih,

demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang

disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.

Page 10: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

10

e. Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank, bank mengharap suatu

keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau

jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank konvesional. Balas

jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit

ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan

prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

2. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit/Pembiayaan

Menurut Kasmir (2004;91) prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering

dilakukan yaitu dengan analisis 5 C dan analisis 7 P.

a. Character

Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.

Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau

watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.

Keyakinan ini tercermian dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar

belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya

hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan social standing. Maksud dari

social standing kedudukan sosial di suatu daerah misalnya seorang pemuka agama

pasti mempunyai pengaruhi yang besar didalam masyarakat. Character

merupakan ukuran untuk melihat “kemauan” nasabah membayar kreditnya. Orang

yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan

berbagai cara.

Page 11: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

11

b. Capacity

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit, maka

penting untuk melihat kemampuan peminjam untuk mengelola bisnis serta

kemampuan mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlibat kemampuannya

dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber

pendapatan seseorang maka kemampuan untuk membayar kredit semakin baik.

c. Capital

Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membayar suatu usaha 100%

artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula

menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain.

Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki

nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

d. Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang

bersifat fisik misalnya sertifikat tanah dan BPKB kendaran motor mapun non

fisik misalnya kepercayaan, tanggung jawab, dan kejujuran. Jaminan hendaknya

melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya,

sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat

dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai lindung bank dari

resiko kerugian.

e. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang

dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi

Page 12: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

12

perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor

tertentu .

Contoh : Bila bahan bakar minyak dinaikkan oleh pemerintah maka

industri otomotif akan lesu. Perbankan sebaiknya berhati-hati dalam memberikan

kredit yang menyangkut industri otomotif. Bila perlu jangan diberikan terlebih

dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha

tersebut di masa yang akan datang.

Sedangkan penilaian dengan 7 P kredit adalah sebagai berikut :

a. Personality

Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,

emosi tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

Personality hampir sama dengan character dari 5 C.

b. Party

Party yaitu mengklasifiksi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan

fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah sangat

berbeda dengan kredit usaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga

dan persyaratan lainnya.

c. Purpose

Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,

termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat

Page 13: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

13

bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau

untuk tujuan perdagangan.

d. Prospect

Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang

apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau

sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai

tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.

e. Payment

Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan

kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian

kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka

semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh

sektor lainnya.

f. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profitability diukur dari priode ke priode apakah akan tetap sama atau akan

semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari

bank.

g. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank

namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang

atau orang atau jaminan asuransi.

Page 14: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

14

3. Macam-macam Pembiayaan

Menurut Antonio .S., dan Karnaen (1992;21), menyatakan macam-macam

pembiayaan sebagai berikut :

a. Pembiayaan Mudharabah

Al Mudharabah yaitu suatu perjanjian usaha antara pemilik modal dengan

pengusaha, di mana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang

diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha

bersama ini dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu pembiayaan akan

ditanda tangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah misalnya 70:30; 65:35.

Apabila terjadi kerugian dan kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis

(bukan penyelewengan atau keluar dari kesepakatan) maka pihak penyedia dana

akan menanggung kerugian, pengusaha akan menanggung kerugian managerial

skill dan waktu serta kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil yang akan

diperolehnya.

b. Pembiayaan Musyarakah

Al-Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara dua atau

beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek, di mana

masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan, atau

menggugurkan haknya dalam manajemen proyek. Keuntungan dari hasil usaha

bersama ini dapat dibagikan baik menurut proporsi penyertaan modal masing-

masing maupun sesuai dengan kesepakatan bersama (unproportional). Ketika

merugi kewajiban hanya terbatas sampai batas modal masing-masing.

Page 15: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

15

c. Pembiayaan Murabahah

Murabahah berarti pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan

( 1 bulan, 3 bulan, 1 tahun dst). Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang

diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi

(inventory). Pembiayaan Murabahah mirip dengan Kredit Modal Kerja yang bisa

diberikan oleh bank-bank konvensional, dan karenanya pembiayaan Murabahah

berjangka waktu di bawah 1 tahun (short run financing).

d. Pembiayaan Al Bai Bitsaman Ajil

Bai Bistaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayar cicilan.

Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayaran

cicilan. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada

nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi).

Pembiayaan Bai Bistaman Ajil mirip dengan Kredit Investasi yang diberikan oleh

bank-bank konvensional dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu di atas

satu tahun (long run financing).

e. Pembiayaan Ijarah

Ijarah atau pure leasing adalah pemberian kesempatan kepada penyewa

untuk mengambil kemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu

dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama.

f. Pembiayaan Al Qardhul Hasan

Al Qardul Hasan atau Benevolent Loan adalah suatu pinjaman lunak yang

diberikan atas dasar kewajiban sosial semata dimana si peminjam tidak dituntut

untuk mengembilkan apapun kecuali modal pinjaman.

Page 16: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

16

BAB III

LAPORAN OBYEK

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Berdirinya Koperasi

BMT Amal Mulia merupakan salah satu dari 15 Koperasi Syariah baru di

wilayah Kabupaten Semarang yang lahir melalui program P3T (Penanggulangan

Pengangguran Pekerja Trampil) pada bidang LEP (Lembaga Ekonomi Produktif)

yang diselenggarakan kerja sama antara Depnaker Kabupaten Semarang dengan

fasilitor PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati II Kabupaten

Semarang.

Proses pendirian diawali dengan sosialisasi Koperasi Syariah oleh

PINBUK Dati II Kabupaten Semarang pada acara Pengajian IPHI Kecamatan

Suruh yang diselenggarkan di rumah Bapak. H. Syahri Dusun Morangan Desa

Suruh, soialisasi perdana Kecamatan Suruh ini baru bersifat informatif.

Bersamaan dengan Calon Pengelola yang telah terseleksi melalui P3T

tersebut mengikuti pelatihan tentan manajemen operasional Koperasi Syariah se-

Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan Solo yang diselenggarakan oleh

PINBUK Dati I Propinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut diadakan selama dua

minggu dan dilanjutkan dengan Job on Training di Koperasi Syariah Assa’adah

Gedangan Sraten Salatiga selama tiga hari.

Setelah pelatihan purna dan Job on Training selesai kemudian diadakan

pertemuan ulang pada pertengahan bulan Agustus 1998 di rumah Bapak

H.Badarudin yang dihadiri oleh beberapa orang yang merupakan tim formatur

16

Page 17: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

17

yang mengagendakan segera dibentuk susunan pengurus sementara kemudian

ditindak lanjuti pertemuan di Gedung Ar-Rohmah yang dihadiri oleh calon

Pendiri tepat pada acara itu disahkan Susunan Pengurus BMT AMAL MULIA

Suruh serta disepakati ketentuan simpanan Pokok per anggota Rp. 200.000,- dan

simpanan wajib per anggota pendiri sebanyak Rp. 2.000,- setiap bulannya.

Akhirnya pada hari Selasa Pon tanggal 20 Oktober 1998 telah diresmikan

BMT Amal Mulia oleh Bapak Camat Suruh yang diwakili oleh MPP Kecamatan

Suruh Bapak Suparno Andes di Kantor BMT Amal Mulia Suruh yang berlokasi di

Jl. Sumberejo Suruh No. 57 yang dihadiri oleh sejumlah tokoh Masyarakat,

Pengurus, Anggota Pendiri dan tamu undangan lainnya.

2. Obyek Tempat Praktik.

Objek tempat praktik adalah Koperasi BMT Amal Mulia, yang terletak

Dusun Karangasem Desa Suruh, Kecamatan Suruh. Jl. Raya Suruh-Salatiga.

Pertimbangan pemilihan lokasi antara lain :

a. Daerah sekitar lokasi BMT Amal Mulia di Suruh belum terdapat lembaga

keuangan sekitar yang sejenis.

b. Kantor yang mudah dijangkau transprotasi sebab kantor berhadap langsung

dengan Jalan Suruh – Salatiga.

c. Tempat dengan dengan aktivitas ekonomi berupa pasar sekitar 100 meter,

sehingga dapat memudah nasabah.

Page 18: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

18

3. Visi dan Misi BMT Amal Mulia Suruh

BMT Amal Mulia Suruh adalah sebuah lembaga ekonomi swadaya yang

tumbuh dan berkembang di wilayah Suruh dan sekitarnya. BMT terlahir dengan

tujuan untuk berperan aktif dalam memberdayakan dan mengembangkan ekonomi

umat melalui sebuah lembaga keuangan rakyat berdasarkan syariat Islam sebagai

sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi dengan sasaran

utama para pedagang dan pengusaha kecil serta masyarkat umum kelas menengah

kebawah. Adapun target yang hendak dicapai adalah terbentuknya pusat

penghimpunan dan pendistribusian dana umat berdasarkan syariat Islam dengan

system bagi hasil melalui kegiatan atau usaha yang bersifat produktif, sosial, dan

perspektif, untuk memberi semangat usaha masyarakat dalam rangka mencapai

kesejahteraan hidup.

4. Struktur Organisasi

Suatu kegiatan usaha agar berjalan sesuai dengan tujuan suatu lembaga

atau perusahaan, maka diperlukan adanya struktur organisasi yang baik. Struktur

organsisasi yang ditentukan dengan baik juga harus didukung moral karyawan

untuk membentuk kerja yang loyal dan hormonis.

Dalam menentukan bentuk struktur organisasi, tentunya disesuaikan

dengan kebutuhan dan pertumbuhan lembaga atau perusahaan. Hal ini

dimaksudkan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan secara efektif dan

efisien.

Page 19: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

19

SUSUNAN ORGANISASI KOPERASI BMT AMAL MULIA

RAT

PENGURUS

MANAJER

STAF/PENGELOLA

BADAN PENGAWAS

Page 20: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

20

Keterangan :

a) PENGURUS

i. Ketua

− FATHUL MUNIB

ii. Sekretasi

− HARTOYO SPd

− BENDAHARA

− H. ROBIYAH

b) BADAN PENGAWAS

i. Ketua

− H. SUYITNO

ii. Anggota

− H. FATHUL DJAWAD ZUDHI

− H. BUDOYO AKBAR

Page 21: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

21

SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA

KOPERASI BMT AMAL

MULIA

MANAJER

MUSTOFA AL AMIN S. Ag

KEPALA OPERASIONAL

ISTIA’ANAH. SE

KABAG PEMBIAYAAN

AMIR MAHMUD

KABAG PEMBUKUAN

STAF

STAF

CUTEMER SERVICE

SITI SA’IDAH AMd

KASIR/TELLER

KIPTIYAH BA

KABAG PEMASARAN

EDI YULIANTO

PEMASARAN

RESTINA HARDANIK SE

STAF

KABAG KANTOR KAS

IWAN SUSIANTO SE

PEMASARAN

SLAMET BAGYO

KASIR/TELLER

LELY FAUZIYAH ST

Page 22: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

22

B. Data - Data Deskriptif

1. Produk-produk BMT Amal Mulia

a) Produk Simpanan

i. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar)

Merupakan bentuk simpanan Mudharabah biasa yaitu simpanan pihak

ketiga yang di simpan di BMT atas dasar akad wadi'ah (titipan) dan BMT

berkewajiban memelihara dana tersebut yang oleh para penyimpan sewaktu-waktu

dapat ditarik.

a. Syarat :

− Foto copy kartu identitas (KTP/SIM/Passport)

− Setoran awal minimum Rp. 10.000,-

− Selanjutnya minimal Rp. 5.000,-

− Menandatangani kesepakatan nisbah bagi hasil

b. Nisbah bagi hasil :

− 35 % nasabah : 65 % BMT

ii. Si Suqur (Simpanan Sukarela Qurban)

Merupakan bentuk simpanan berkala mudharabah yaitu simpanan dari

pihak ketiga dengan harapan BMT dapat memutar uang tersebut kepada debitur.

Nasabah menyimpan uang untuk jangka waktu tertentu dan penarikanya sesuai

dengan perjanjian yang telah di sepakati. Simpanan ini dikhususkan untuk

melaksanakan ibadah qurban. Penyetoran dapat dilakukan setiap hari tetapi

tabungan hanya dapat diambil pada saat akan melaksanakan ibadah qurban / bulan

Dzulhijjah setiap tahunnya.

Page 23: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

23

iii. Si Suka (Simpanan Sukarela Berjangka)

Merupakan bentuk simpanan berupa deposito yang penarikanya hanya

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan BMT.

Jangka waktu jatuh tempo sebagai berikut :

1. Tiga (3) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 40 % untuk

penabung dan 60 % untuk BMT.

2. Enam (6) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 45 % untuk

penabung dan 55 % untuk BMT.

3. Dua belas (12) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 50 % untuk

penabung dan 50 % untuk BMT.

b) Produk Layanan

Selain produk yang tersebut di atas, Koperasi BMT Amal Mulia Suruh

juga mempunyai produk baru yaitu berupa produk layanan yang bertujuan untuk

lebih mempermudah nasabah Koperasi BMT Amal Mulia Suruh yang meliputi :

• Pembayaran Listrik dengan biaya Rp. 1.600,-

• Pembayaran rekening Telepon dengan biaya Rp. 2.000,-

• Pembelian pulsa

• Transfer Bank

• FIF

Page 24: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

24

c) Produk Pembiayan BMT Amal Mulia

i. Pembiayaan Mudharabah (MDA)

Merupakan pembiayaan modal kerja di mana seluruh dana disediakan oleh

BMT, dan nasabah harus mengambilkan pinjaman ditambah bagi hasil yang

disesuaikan dengan keuntungannya

SKEMA MUDHARABAH

NASABAH BMT

PERJANJIAN BAGI HASIL

USAHA

PEMBAGIAN KEUNTUNGAN

MODAL

Page 25: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

25

ii. Pembiayaan Musyarakah

Merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk investasi atau modal kerja

dengan kondisi berbagi modal dan pengelolaan antara BMT dengan anggota

dengan pembagian keuntungan sesuai nisbah yang disepakati.

SKEMA MUSYAROKAH

NASABAH BMT

USAHA

KEUNTUNGAN

BAGI HASIL KEUNTUNGAN SESUAI PORSI

KONTRIBUSI MODL (NISBAH)

Page 26: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

26

iii. Pembiayaan Ijaroh

Pembiayaan yang diberikan untuk pembiayaan yang barang, rumah atau

bangunan dan jasa yang diperlukan nasabah, dan nasabah membayar harga pokok

sewa barang tersebut dengan kelebihan yang disepakati (mark up).

SKEMA IJAROH

PENJUAL NASABAH

OBJEK SEWA

KEUNTUNGAN

Page 27: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

27

iv. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA)

Adalah pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang

diperlukan nasabah dan nasabah membayar harga barang tersebut secara angsuran

ditambah keuntuangan (margin) yang disepakati bersama.

SKEMA BAI BITSAMAN AJIL (BBA)

BMT PENYEDIA BARANG

NASABAH PEMBELI

�������

Page 28: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

28

v. Pembiayaan Murabahah (MBA)

Merupakan pembiayan yang diberikan untuk pembelian barang yang

diperlukan nasabah akan membayar secara tangguh pada waktu yang telah di

tentukan sebesar harga barang ditambah mark up yang diberikan kepada BMT

SKEMA MURABAHAH (MBA)

BMT PENYEDIA BARANG

NASABAH PEMBELI

�������

Page 29: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

29

Keterangan Desember 2007 Desember 2008 Prosentasi

Aset Nominal Nominal Ke Naikkan

Kas 1,369,517,200Rp 1,424,335,100Rp 4.00%

Pembiayaan 3,592,007,300Rp 5,957,194,350Rp 65.85%

Cad. Pengh. Pembiy. 469,186Rp 469,186Rp

Aktiva Tetap 433,157,250Rp 433,157,250Rp

Akumulasi Penyusutan 33,771,299Rp 50,688,947Rp 50.69%

Beban dibayar dimuka 59,494,173Rp 69,206,128Rp 16.32%

Total Aset 5,419,935,438Rp 7,833,203,881Rp 44.53%

2. Jumlah Aset

Jumlah Aset sangat besar terlihat dari data laporan keuangan sebagai

berikut :

3. Perkembangan Realisasi Pembiayaan

BMT Amal Mulia memberikan pembiayan kepada nasabah dalam bentuk

akad musyarakah, bai bistsaman ajil dan qardul hasan. Dapat digambarkan

melalui tabel realisasi pembiayaan pada tahun 2008 sebagai berikut :

Page 30: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

30

Tabel Realisasi Pembiayaan pada Tahun 2008 dan Tahun 2009

Bulan Musyarakah Bai

Bitsaman Ajil

Qardhul Hasan

Prosentase Perubahan

Mus. Q.H.

Januari'2008 523,350,000

Februari 419,700,000 -20 % Maret 285,450,000 3,000,000 -32 % April 668,300,000 900,000 134 %

Mei 603,375,000 -10 %

Juni 376,750,000 -38 % Juli 405,200,000 8 % Agustus 844,050,000 2,000,000 108 % 122 %

September 432,400,000 41,000,000 -49 % 1950 % Oktober 459,515,000 6 %

Nopember 813,450,000 77 %

Desember 895,900,000 10 %

Januari'2009 576,050,000 -36 %

Februari 673,200,000 17 %

Maret 443,100,000 -34 %

Total 8,419,790,000 43,900,000 3,000,000

Page 31: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

31

BAB IV

ANALISIS

A. Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia

1. Prosedur Permohonan Pembiayaan

Mengisi formulir dan menandatangi permohonan menjadi anggota BMT

kemudian. Permohonan pembiayaan yang inti adalah modal yang diperlukan

nasabah. Nasabah pembiayaan yang mengajukan permohonan dilengkapi

persyaratan sebagai berikut :

− Foto copy KTP Suami-Isteri yang masih berlaku sebanyak 2 lembar.

− Copy KK dan surat nikah bagi yang sudah menikah sebanyak 2 lembar

− Copy Agunan rangkap 2, dalam hal agunan milik orang lain harus ada Surat

Kuasa bermateri cukup.

− Surat pernyataan dari Penjamin di atas materai sesuai dengan ketentuan

(untuk belum kawin)

Untuk mendapatkan pembiayaan, nasabah harus menjadi calon anggota

dengan membuka rekening tabungan Si rela.

2. Prosedur pemeriksaan dan proses pengajuan.

a. Memeriksa surat permohonan pembiayaan dan kelengkapan

persyaratnnya. Mencocokkan fotokopi berkas pengajuan dengan

aslinya dan memberitahukan calon debitur untuk menunggu informasi

lebih lanjut.

b. Mencatat permohonan kredit ke dalam buku permohonan pembiayaan

31

Page 32: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

32

c. Permohonan tersebut disampaikan kepada Kabag Pembiayaan untuk

diproses lebih lanjut.

d. Masuk file calon debitur tersebut dalam Daftar Proses Pembiayaan dan

digolongkan dalam nasabah baru atau lama.

Ada ketentuan yang berbeda untuk nasabah baru dan nasabah lama.

1) Nasabah baru

− Mengisi surat permohonan pembiayaan

− Melengkapi syarat-syarat

− Harus memiliki atau membuka terlebih dahulu rekening tabungan si

rela.

− Harus memiliki kartu anggota koperasi dengan mengluarkan biaya

Rp 20.000,-. Biaya tersebut yang sewaktu-waktu dapat ambil jika

nasabah tidak berhubungan lagi pada BMT.

− Harus diadakan survei terhadap nasabah yang bersangkutan.

2) Nasabah lama

− Mengisi surat permohonan pembiayaan

− Melengakapi syarat-syarat

− Petugas akan melihat data angsuran pembiayaan sebelumnya, apakah

pembiayaan sebelum bermasalah atau lancar.

− Usaha yang dijalankan bisa menguntungkan atau tidak dengan

analisa bagi hasil yang diberikan setiap mengangsur.

− Dilakukan survei jika nasabah mengajukan pembiayaan meningkat

dari sebelum serta tambah jaminan.

Page 33: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

33

3. Prosedur survei (pemeriksaan langsung )

Melakukan identifikasi Nasabah melalui pihak ketiga (tangga, teman,

rekan seprofesi, saudara pemohon, orang tua, ketua RT dan sebagainya).

Berdasarkan identifikasi tersebut maka dilakukan pendataan tempat usaha

(analisis usaha) dengan cara menwawancarai pemohon yang meliputi kondisi

usaha, sistem manajemen, data keuangan, teknik produksi, faktor-faktor yang

mempengaruhi kelancaran produksi, siklus produksi, karaker pemohon dan

sumber pendapatan. Melakukan taksasi jaminan dan penilaian kelayakan usaha.

Penilaian jaminan dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Jaminan berbentuk BPKB

BPKB tersebut harus diwilayah Kabupaten Semarang. Kabupaten

Boyolali, dan Kota Salatiga. Nilai jaminan 50% dari harga jual kendaraan.

Misalnya :

Nasabah A menjaminkan Yamaha Mio 2007 yang mempunyai nilai jual

pada saat ini Rp 7.500.000-. Maka BMT dapat merealisasi pembiayaan

Rp 3.750.000,-.

b. Jaminan berbentuk Sertifikat Tanah.

Sertifikat tanah sebut harus di wilayah Kabupaten Semarang dan

sekitarnya. Nilai jaminan 50 % dari harga jual tanah.

4. Persiapan Realisasi Pembiayaan

Mengisi dan melengkapi kolom lembar disposisi, yaitu nomor anggota,

nomor pembiayaan, tahapan angsuran, tanggal realisasi, tanggal jatuh tempo,

jumlah kredit, besar angsuran, cara angsuran, jamin, dan akad.

Page 34: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

34

Membuat persetujuan pembiayaan rangkap dua yakni lembar pertama

untuk asrip dan lembar kedua untuk nasabah dan membuat berkas kartu angsuran

(outstanding) untuk nasabah. Serta angsuran, akad, tanda terima agunan, dan slip

pencairan. Memberitahu kepada nasabah tentang waktu dan jumlah realisasinya

dan dijelaskan pemohon harus hadir bersama suami/istri.

5. Realisasi pembiayaan

a. Menerima jaminan dari nasabah dan nasabah menerima tanda terima jaminan.

b. Kabag pembiayaan pengakadan dan meminta nasabah menandatangi PP dan

persetujuan pembayaran.

c. Khusus untuk jaminan sertifikat tanah harus yang bertanda tangan si pemilik

atau yang beratas nama tidak dapat diwakilkan, bila yang bersangkutan

pemilik tanah meninggal harus surat waris dari keluarga.

d. Membubuhkan stempel BMT setelah ditandatangani oleh para saksi.

e. Kemudian debitor memberikan tanda tangan pada slip pembiayaan, slip

adminstrasi dan asuransi, kabag pembiayaan membubuhkan tanda tangannya,

cap/stempel perusahaan dan tanggal pencarian pada persetujuan pembiayaan.

f. Pemohonan kredit yang terealisasi harus dicatat pada Buku Realisasi

Pembiayaan berdasarkan lembar disposisi pembiayaan oleh Kabag

Pembiayaan. Kemudian teller memberi dana sesuai dengan realisasi kepada

debitor. Teller meminta biaya administrasi dan asuransi dengan perhituangan

sebagai berikuti :

Page 35: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

35

a) Perhitungan untuk biaya adminitrasi adalah realisasi pembiayaan

dibawah Rp 5.000.000,- dikenakan biaya 2 %, sedangkan realisasi

pembiayaan diatas Rp 5.000.000,- dikenakan biaya 1,2 %.

Contoh pertama ;

Jumlah pembiayaan terealisasi adalah Rp 3.000.000,- maka debitor wajib

membayar Rp 60.000,-.

Contoh kedua :

Jumlah pembiayaan terealisasi adalah Rp 7.000.000,- maka debitor wajib

membayar Rp 84.000,-.

b) Perhitungan untuk biaya asuransi adalah jumlah realisasi pembiayaan

setiap Rp 1.000.000,- dikenakan biaya Rp 2.650,- dalam jangka waktu

angsuran satu tahun, untuk dua tahun dikenakan biaya Rp 3.960,- dan

tiga tahun dikenakan biaya Rp 5.260,-.

Contoh Pertama :

Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 4.500.000,- dengan jatuh tempo

angsuran 1 tahun premi asuransi yaitu Rp 11.925,-

Contoh Kedua

Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 3.000.000,- dengan waktu jatuh tempo

2 tahun premi asuransi yaitu Rp 11.800,-

Contoh Ketiga

Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 5.000.000,- dengan waktu jatuh tempo

selama 3 tahun premi asuransi yaitu Rp 26.300,-.

Page 36: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

36

6. Pelayanan Angsuran Kredit

a. Deditur yang datang langsung ke Koperasi BMT harus membawa kartu

angsuran. Kartu angsuran diserahkan pada teller untuk dicek serta diisi

termasuk salinan dan mengisi slip angsuran disertai tanda tangan deditur.

b. Setelah itu slip angsuran divalidasi oleh petugas/teller dengan komputer.

Jika debitur tidak dapat mendatangi ke Koperasi BMT tanpa beri tahuan

sebelumnya atau telah jatuh tempo maka Dedt Colector akan mendatangi

debitur ke rumah.

7. Pelunasana pembiayaan dan pengambilan jaminan

a. Nasabah membawa uang pelunasan terakhir serta kartu angsuran ke kantor

koperasi.

b. Teller akan menerima kartu angsuran dan mengecek jumlah uang.

c. Teller membuat slip angsuran dan memvalidasi pada komputer serta

selanjutnya menyetempel “LUNAS”. Setempel “LUNAS” juga

dibubuhkan pada kartu angsuran setelah diisi terlebih dahulu. Termasuk

mengisi arsip kartu angsuran serta menyetempel “LUNAS”.

d. Setelah selesai teller memberikan slip angsuran terakhir berstempel lunas

dan kartu angsuran berstempel lunas kepada nasabah.

e. Sebelum menyerahkan barang jaminan terlebih dahulu nasabah

menandatangi Kwintasi Pengambilan Jaminan pada kolom “yang

mengambil”.

f. Kemudian petugas (pihak BMT) menandatangani pada kolom “yang

menyerahkan”.

Page 37: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

37

g. Petugas memberikan barang jaminan serta kwintasi pengambilan Jaminan

ke nasabah.

h. BMT harus mempunyai salinan kwintasi pengambilan jaminan sebagai

tanda, bawah barang tersebut sudah tidak bersetatus jaminan di BMT

Amal Mulia.

B. Kelebihan dan Kekurangan Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia

a. Kelebihan

� Terdapat asuransi untuk nasabah pembiayaan

� Terdapat layanan jemput bola untuk nasabah membayar angsuran tidak

langsung ke BMT.

� Syarat mudah dan proses cepat.

b. Kekurangan

� Dalam jaminan sekertifikat tidak melibatkan notaris.

� Biaya adminitasi mengunakan prosentase

� Tidak terdapat cadangan resiko dalam pembiayaan.

C. Perhitungan Angsuran BMT Amal Mulia

BMT Amal Mulia mayoritas pemberian pembiayaan mengunakan akad

musyarakah. Sebab mayoritas dari nasabah BMT Amal Mulia adalah kalangan

pengusaha kecil sehingga cocok mengunakan akad pembiayaan tersebut.

Perhitungan bagi hasil maksimal 2 % bisa kurang tergantung hasil survei dan

kekuatan sumber pendapatan. Pemberlakuan bagi hasil hanya berlaku pada saat

modal itu terlibat dalam usaha tersebut bila modal itu dikembalikan semua

dilunasi angsurannya maka bagi hasil hanya pada bulan tersebut, walapun jatuh

Page 38: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

38

tempo masih lama. Khusus di BMT Amal Mulia semua nasabah pembiayaan

apapun akadnya tidak mengunakan cadangan resiko. Hanya menerapkan

simpanan pembiayaan itu pun bila nasabah meminta. Simpanan pembiayaan akan

kembali ke rekening si rela nasabah.

Contoh :

Nasabah A pembiayaan terealisasi sejumlah Rp 1.500.000,- mengambil

angsuran 1 tahun dan nasabah meminta ada simpanan pembiayaan Rp 5.000,- .

Nasabah A mempunyai kewajiban mengangsur setiap bulan kepada BMT yaitu

angsuran pokok Rp 125.000- ditambah 2 % untuk bagi hasil. Nilai 2 % diperoleh

melalui kesepakatan dari nasabah dengan Kabag Pembiayaan, sesuai juga dengan

hasil survei. Angsuran pokok sebesar Rp 125.000,- ditambah bagi hasil sebesar

Rp 30.000,- serta simpanan pembiayaan Rp 5.000,- sehingga total angsuran Rp

160.000,-. Jika nasabah A menutup angsuran dengan membayar pada bulan ke

enam sejumlah angsuran pokok Rp 750.000,- cukup bagi hasil bulan ke enam saja

yang dibayarkan sebesar Rp 30.000,- Jadi total angsuran untuk menutup angsuran

adalah Rp 780.000,-.

D. Analisa Perkembangan Realisasi Pembiayaan

Dari data realisasi pembiayaan tahun 2008 dan 2009 memperlihatkan

bahwa dana pembiayaan musyarakah lebih banyak jika dibandingkan pembiayaan

lain. Sebab banyak nasabah yang mempergunakan pembiayaan untuk modal

usaha, sehingga akadnya adalah musayarakah. Bila mengunakan pembiayaan Bai

Bitsaman Aji kurang kurang tepat sebab pembiayaan untuk pengadaan barang.

Page 39: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

39

Pembiayaan Qardhul Hasan diperuntukkan bagi kalang kurang mampu sehingga

tidak terdapat bagi hasil.

Perkembangan dari bulan ke bulan cukup baik walapun terjadi naik turun

tetapi pada bulan Desember mengalami peningkatan yang cukup singnifikan.

Disebabkan pada bulan Desember terdapat Hari Raya Idul Adha, dimana

membuat para pedagang ternak meminjam modal usaha di BMT untuk usaha

berjualan hewan korban.

E. Perkembangan Nasabah Pembiayaan

Jumlah nasabah realisasi pembiayan di BMT Amal Mulia tercacat dalam

data sebagai berikut :

Data Jumlah Nasabah yang Terrealisasi Pembiayaan

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

Pembiayaan baru 598 574 790

Prosentase perubahan - 4 % 37,6 %

Data Jumlah Nasabah yang Terrealisasi Pembiayaan pada Tahun 2009

Januari Februari Maret

Pembiayaan baru 76 86 62

Prosentase perubahan 13% - 28%

Page 40: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

40

Respon masyarkat terhadap pembiayaan di BMT Amal Mulia terlihat baik.

Tercermin dari makin banyak nasabah yang ingin bermitra dengan BMT Amal

Mulia. Pada tahun 2007 mengalami penurunan jumlah nasabah yang terealisasi

oleh BMT Amal Mulia penuruan sekitar 4%, disebabkan penerapan software yang

memerlukan penyesuaian dan kurang bantuan dana dari pemerintah dan mitra

BMT. Pada tahun 2008 masalah tersebut serius ditangani dengan cara pelatihan

dan memodifikasi software supaya lebih efisien. Untuk bantuan dana, BMT

mengembangkan jaringan kerja sama dengan pemerintah daerah atau pusat serta

mitra kerja supaya pembiayaan dapat berkembang dengan optimal. Semua usaha

yang dilakukan BMT tidak sia-sia terbukti pada tahun 2008 peningkatan nasabah

sebesar 37,6 %.

F. Perkembangan Pembiayaan Khusus untuk Pengusaha Kecil

BMT mempunyai tanggung jawab untuk membangkitkan ekonomi umat

Islam melalui Lembaga Keuangan Mikro sebagai sarana untuk meningkatkan

kualitas kehidupan ekonomi dengan sasaran utama para pedagang dan pengusaha

kecil. Untuk meningkatkan kalangan UKM harus ada permodal untuk berusaha

serta pembinaan untuk mereka. Maka BMT sangat memperhatikan kalangan

pengusaha kecil terlihat dari data sebagai berikut :

Page 41: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

41

Januari Februari Maret

Pedagang 28 40 19

Petani 4 - 1

Peternak - 1 -Jasa 5 6 14Total nasabah 37 47 34

Nasabah Tahun 2009 Jenis Profesi

Januari Februari Maret

Pedagang 204,450,000Rp 293,200,000Rp 155,000,000Rp

Petani 13,000,000Rp - 3,000,000Rp

Peternak - 1,000,000Rp -Jasa 18,500,000Rp 43,000,000Rp 140,200,000Rp

Total 235,950,000Rp 337,200,000Rp 298,200,000Rp

Jumlah Realisasi Pembiayaan

Tahun 2009 Jenis Profesi

Tabel Jumlah Nasabah

Tabel Jumlah Realisasi Pembiayaan

Catatan : Kasifikasi jasa di atas adalah para perkerja informal seperi

tukang sopir, ojek, kusir delman, tukang sol sepatu dan lain-lain

Page 42: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

42

Tabel Pengolongan Nasabah Pada Jumlah Realisasi

Tabel Pengolongan Nasabah pada Waktu Jatuh Tempo

No Waktu Jatuh Tempo Nasabah Tahun 2009

Januari Februari Maret

1 Di bawah 1 tahun 4 8 5

2 15 bulan - - 1

3 18 bulan 5 4 9

3 20 bulan 1 - -

4 1 tahun 14 17 10

5 2 tahun 13 14 7

6 3 tahun - 4 2

Total Nasabah 37 47 34

No Jumlah Pembiayaan Nasabah Tahun 2009

Januari Februari Maret 1. Kurang Rp 1.000.000,- 4 5 -

2. > Rp 1.000.000,- − Rp 2.500.000,-

7 10 6

3. > Rp 2.500.000,- − Rp 5.000.000,-

15 23 16

4. > Rp 5.000.000,- − Rp 7.500.000,-

6 - 7

5. Di atas Rp 7.500.000,- 5 9 5

Total Nasabah 37 47 34

Page 43: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

43

G. Perkembangan Angsuran

BMT Amal Mulia sangat memperhatikan angsuran yang dilakukan oleh

nasabah. Bila terjadi kemacetan langsung ditangani dengan cepat dan profesional.

Cara yang dilakukan BMT Amal Mulia untuk menangani pembiayaan macet

sebagai berikut :

1. Pemberian Surat Penagihan Pertama

Dilakukan oleh BMT apabila nasabah pembiayaan telah tiga bulan

berturut-turut belum membayarkan angsuran, sehingga BMT memberikan surat

melalui petugas penagihan. Surat Penagihan Pertama berisi pemberitahuan

mengenai nominal tunggakan angsuran pokok dan bagi hasil yang harus dibayar

sampai bulan bersangkutan.

2. Pemberian Surat Penagihan Kedua

Dilakukan oleh BMT apabila nasabah pembiayaan setelah satu bulan

diberi surat penagihan pertama, tidak ada tindakan atau itikad baik untuk melunasi

pinjaman. Surat penagihan kedua yang harus diberi kepada nasabah dan

pemberikan tahuan akan dilakukan penyitaan terhadap barang jaminan, apabila

nasabah tidak mampu untuk melunasi pinjaman.

3. Pembuat Surat Pernyataan

Pada pembuat surat pernyataan petugas BMT memberikan surat

pernyataan yang harus ditanda tangani oleh nasabah pembiayaan berisi

kesanggupan untuk melunasi pinjamannya, berdasarkan waktu yang disetujui oleh

peminjam. Apabila peminjaman tetap tidak mampu untuk melunasi hutangnya

maka BMT berhak untuk mengambil hak dari barang jaminan tersebut, baik

diantar sendiri oleh nasabah atau diambil langsung oleh petugas BMT .

Page 44: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

44

4. Pelaksanaan Ekeskusi

Dalam pelaksanan ekeskusi terhadap barang jaminan dilakukan karen

tidak ada tindakan atau itikad baik dari nasabah dan tidak sanggup melaksanakan

isi dari surat pernyataan. Ekeskusi dapat dilakukan sesuai dengan jenis jaminan

tersebut. Untuk sertifikat tanah penyelesaian dilakukan mengunakan jasa notaris.

Sedangkan untuk BPKB kendaran bermotor dilakukan secara langsung disertai

hak kuasa menjual yang telah ditandatangai oleh pemilik. Selanjutnya pihak BMT

melelang barang jaminan tersebut untuk menutupi hutang yang masih tersisa dan

apabila sisa maka akan dikembalikan kepada nasabah.

Prosedur penanganan pembiayaan macet telah dilakukan secara

profesional. Sebab angsuran merupakan pendapatan terbesar dari suatu lembaga

keuangan. Dari tabel yang terlihat sebagai berikut :

Tabel Angsuran Pembiayaan pada Tahun 2008

Bulan Musyarakah Bai

Bitsaman Ajil

Qardhul Hasan

Prosentasi Perubahan

Mus. B.B.A. Q.H. Januari 307,841,700 500,000 1,000,000 Februari 349,086,300 500,000 2,000,000 13 % 0 % 100 % Maret 324,562,250 500,000 -7 % 0 %

April 278,622,550 500,000 4,000,000 -

14 % 0 % 100 % Mei 355,300,200 780,000 28 % 56 % Juni 334,773,000 1,120,000 -6 % 44 % Juli 331,959,600 500,000 -1 % -55 % Agustus 455,777,700 517,700 37 % 4 %

September 329,068,350 500,000 -

28 % -3 % Oktober 503,054,250 1,458,350 53 % 192 %

Nopember 448,362,100 3,458,350 -

11 % 137 %

Desember 361,969,700 770,850 -

19 % -78 %

Total 4,380,377,700 11,105,250 7,000,000

Page 45: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

45

Dari uraian tabel di atas mengambarkan kinerja cukup baik yang dilakukan

oleh BMT Amal Mulia, yang berusaha maksimal untuk setiap nasabah dapat

mengangsur dengan baik. Angsuran tertinggi terdapat pada bulan Oktober senilai

Rp 503.000,- untuk musyarakah, sedang akan Bai Bitsaman Ajil pada bulan

November senilai Rp 3.458.350,-.

Page 46: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

46

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Prosedur pembiayaan BMT Amal Mulia banyak mengunakan akad

musyarakah disebabkan mayoritas berprofesi sebagai pedagang dan

pengusaha kecil.

2. Perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia dengan pertumbuhan

pembiayaan semakin lama semakin meningkat. Hal ini membuktikan

bahwa kinerja BMT Amal Mulia cukup baik.

3. Loyalitas para nasabah terhadap pembiayaan di BMT Amal Mulia cukup

terjaga, terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah nasabah yang mau

bermitra dengan BMT Amal Mulia.

4. BMT Amal Mulia juga memperhatikan para pengusaha kecil dan

pedagang yang ingin mengembangkan usaha, terlihat jumlah realisasi

untuk kalangan tersebut cukup tinggi. Sehingga para nasabah dapat

terbantu terutama untuk modal kerja.

B. Saran

1. Untuk BMT Amal Mulia

a. Para nasabah yang berprofesi pedagang dan pengusaha kecil

diupayakan pembinaan lebih lanjut dari BMT supaya modal yang

digunakan dapat tepat guna.

46

Page 47: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

47

b. Penggunaan sistem komputerisasi harus ditingkatkan agar pembayaran

angsuran dapat efisien dan memuaskan bagi nasabah.

c. Dalam akad musyarakah sebaiknya tidak mengunakan prosentasi tetapi

nisbah.

2. Untuk STAIN

a. Hendaknya lembaga mengadakan pembekalan magang serius dengan

mendatangan praktisi dunia perbankan syariah yang berpengalaman,

supaya mahasiswa mempunyai wawasan luas pada saat magang.

b. Hendaknya lembaga memberikan fasilitas seperti tas dan buku

pedoman agar mahasiswa tidak kesulitan ketika di tempat magang.

Page 48: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

48

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’I A. Perwataatmadja, Karnaen, Apa dan Bagaimana

Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992

Arsyad, Lincolin, Lembaga Keuangan Mikro Institusi Kinerja dan Sustanabilitas,

CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2008

Irawati, Anik, Prosedur Pembiayaan Mudharabah (Bagi Hasil) pada BRI Syariah

Cabang Solo, STAIN, Salatiga, 2007

Kasmir, Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004

Lubis, Suhrawati. Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2004

Zainul, Arifin, Memahami Bank Syariah ; Lingkup, Peluang, Tantangan, dan

Prospek, Alvabet, Jakarta, 2003

Page 49: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

49

ABSTRAK

BMT merupakan lembaga keuangan syariah khusus bergerak sektor

mikro. Disektor mikro banyak kalang yang membutuh pembiayaan, sebab kurang layanan dari pihak perbankan. BMT Amal Mulia sebagai lembag keuangan mikro yang berdasarkan sistem syariah yang kegiatan utamanya menerima simpanan dan menyalurkan pembiayaan juga tak lepas dari peran menciptakan perekonomian mikro yang kuat, melalui penyaluran pembiayaan yang langsung ke sekor rill. Salah satu kebijakan mengenai prosedur pembiayaan mudah dan tepat guna. Tujuan penelitan yang dilakukan penulis untuk mengetahui prosedur dan perkembangan pembiayaan terutama kalangan pengusaha kecil.

Hasil penelitian menemukan prosedur pembiayaan di BMT Amal Mulia mayoritas berakad musyarakah. Sebab akab musyarakah bisa lakukan bila pembiayaan digunakan untuk sekto usaha bukan konsumtif. Ini juga berdampak pada meningkatnya loyalitas para nasabah yang umum berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha kecil terhadap pembiayaan di BMT Amal Mulia.

Page 50: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

50

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 2 (dua) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir

Kepada :

Yth. Ketua STAIN Salatiga

Di

Salatiga

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan

seperlunya, maka tugas akhir saudara :

Nama : Andi Fitriyanto

NIM : 20 10 60 26

Judul : PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN

DI BMT AMAL MULIA

Dapat diajukan dalam sidang munaqasah

Demikian untuk menjadi periksa.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Hikmah Endraswati, S.E.,M.Si. NIP. 19770507 200003 2001

Page 51: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

51

PENGESAHAN TUGAS AKHIR JUDUL TUGAS AKHIR : PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI

BMT AMAL MULIA

NAMA : ANDI FITRIYANTO

NIM : 201 06 026

PROGRAM STUDI : KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM

Telah dipertahankan di depan sidang munaqasah pada tanggal 20 Agustus

2009, dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat

guna memperoleh gelar Ahli Madya.

Salatiga, 20 Agustus 2009

Dewan Penguji Ketua Sekretaris Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Dr. H. Muh Saerozi, M. Ag. NIP.19580827 198303 1002 NIP.19660215 199103 1001 Penguji I Penguji II H.Agus Waluyo, M. Ag. Faqih Nabhan, S.E., M.M NIP 19750211 200003 1001 NIP 19741230 2002212 1002 Pembimbing

Hikmah Endraswati, S.E.,M.Si. NIP. 19770507 200003 2001

Page 52: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/Isi TA.pdfkeuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng oleh anggota. Salah satu koperasi

52

iii