bab i pendahuluane-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2975/1/isi ta.pdfkeuangan menyangkut...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Arsyad, L. (2008,1), menjelaskan bahwa sektor ekonomi mikro
mempunyai ketahanan yang kuat dalam krisis tetapi diimbangi dengan adanya
dukungan dalam hal permodalan, melalui Lembaga Keuangan Mikro yang
disingkat LKM baik yang dibentuk pemerintah atau swasta. Tujuan LKM sebagai
organisasi pembangunaan adalah untuk melayani kebutuhan finansial dari pasar
yang tidak terlayani.
Menurut Lubis, S.K. (2004;123), koperasi merupakan satu bentuk dari
LKM yang berasas kekeluargaan. Modal usaha koperasi didapatkan dari uang
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, pinjaman, pengumpulan
hasil usaha, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat gerak koperasi. Setiap
tahun tutup buku koperasi harus ada laporan secara tertulis oleh pengurus Laproan
keuangan menyangkut kerugian atau keuntungan adalah bersifat tanggung renteng
oleh anggota.
Salah satu koperasi yang berasas kekeluargaan dan berdasarkan syariah
adalah baitul mal wal tamwil pada umumnya disingkat menjadi BMT. Koperasi
yang berdasarkan syariah sangat diperlukan masyarakat pada khususnya kaum
muslim.
BMT Amal Mulia berada di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
memiliki kegiatan funding dan financing. Pembiayaan BMT Amal Mulia sangat
memperhatikan sektor UKM yang benar-benar membutuhkan modal yang ringan
1
2
jauh dari riba, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di sektor mikro agar
tetap bertahan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti diuraikan di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian sehingga dalam penulisan tugas akhir
mengambil judul: PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI BMT AMAL
MULIA.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah yang akan dibahas, yaitu:
1. Bagaimana prosedur pemberian pembiayaan di BMT Amal Mulia ?
2. Bagaimana perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia ?
C. Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan merupakan hal-hal yang akan dicapai sebagai upaya pemecahan
masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur pemberian pembiayaan di BMT Amal Mulia.
2. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia.
Kegunaan dari penulisan tugas akhir ini, adalah:
1. Bagi penulis
Untuk memberikan pengetahuan yang luas tentang operasional perbankan
dalam penerapan teori-teori yang diperoleh selama kuliah.
3
2. Bagi BMT Amal Mulia
Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman dalam penerapan pemberian
pembiayaan.
3. Bagi STAIN Salatiga
Dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa program studi
Perbankan Syari’ah pada khususnya dan sebagai bahan bacaan ilmiah
di perpustakan pada umumnya.
D. Metode Penulisan
1. Tepi Penelitian
Penelitian dilakukan secara intensif dan terperinci, perlu diketahui bahwa
idelanya seseorang melakukan penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh suatu
interpelasi yang sistematik dari faktor-faktor yang menunjang. Dengan penelitian
diharapkan bisa diketahui prosedur yang telah diterapkan oleh BMT Amal Mulia
untuk tahun-tahun berikutnya.
2. Jenis - jenis data
a. Data primer
Data primer diperoleh langsung dari perusahaan sedangkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini antara lain ;
� Data register nasabah
� Data tentang perkembangan pembiayaan dan angsuran
� Data laporan keuangan
4
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data untuk melengkapi data pokok diperoleh
dari keperpustakaan BMT meliputi :
� Sejarah dan perkembangan BMT Amal Mulia
� Jenis-jenis produk
� Struktur organisasi
� Pelayanan pembiayaan
3. Interview (wawancara)
Wawancara dilakukan secara langsung dengan karyawan dan pimpin
perusahaan. Teknik pengumupulan data ini digunakan peneliti untuk mendapatkan
keterangan-keterangan lisan melalui bercakapan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan
D. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telah Pustaka
B. Pengertian pembiayaan
C. Macam pembiayaan
D. Kerangka teoritik
5
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Sejarah singkat BMT Amal Mulia
B. Tujuan BMT Amal Mulia
C. Visi dan Misi BMT Amal Mulia
D. Struktur Organisasi
E. Produk-produk BMT Amal Mulia
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia
B. Kelebihan dan Kelemahan Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia
C. Perhitungan Angsuran BMT Amal Mulia
D. Perkembangan Realisasi Pembiayaan
E. Perkembangan Nasabah Pembiayaan
F. Perkembangan Pembiayaan Khusus Untuk Pengusaha Kecil
G. Perkembangan Angsuran
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Irawati, A., (2007), menemukan bahwa seorang calon nasabah yang ingin
mengajukan pembiayaan di BRI Syariah Cabang Solo, harus membawa
persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan BRI Syariah yaitu memiliki usaha
yang jelas, mengisi formuli permohonan, menyerahkan fotocopy kartu keluarga,
fotocopy jaminan, dan bersedia di survey. Berkas pengajuan pembiayaan
diserahkan kebagian pembiayaan kemudian diadakan survey. Selanjutnya berkas
pengajuan pembiayaan diperiksa untuk menentukan apakah nasabah layak atau
tidak untuk menerima pembiayaan. Dalam analisis pihak BRI Syariah Cabang
Solo selalu berpedoman pada prinsip 5 C yaitu character, capacity, capital,
collateral, dan condition. Nasabah datang ke BRI Syariah Cabang Solo untuk
realisasi dengan membawa jaminan asli yang selanjutnya jaminan diserahkan
kepada bagian pembiayaan. Akad dimulai setelah kedua belah pihak setuju
dengan semua perjanjian, maka berkas diserahkan ke Teller menyerahkan uang ke
petugas akad dan oleh petugas akan diserahkan kepada nasabah. Dengan bagi
hasil pembiayaan mudharabah di BRI Syariah Cabang Solo dihitung dengan cara
jumlah pembiayaan yang diajukan dibagi jangka waktunya, diperoleh angsuran
pokok. Untuk menghitung bagi hasilnya jumlah pembiayaan dikalikan dengan
kesepaktan bagi hasil pada umumnya 2%.
6
7
Berdasarkan hasil penelitian peran lembaga keuangan bank dan non bank
dalam pembiayaan komoditas terpilih UMKM dari tiga sektor penyumbang
PDRB terbesar di Jawa Tengah. Yang dilakukan oleh, Bank Indonesia Semarang
bekerjasama dengan Center for Micro and Small Enterprise Dynamics
(CEMSED) Fakultas Ekonomi UKSW Salatiga menemukan bahwa lembaga
keuangan bank semakin mendapat tempat di hati masyarakat dengan kenyataan
bahwa lembaga keuangan bank menjadi sumber pembiayaan prioritas yang dipilih
oleh 418 (43,36%) dari 964 responden untuk pengajuan pinjaman di waktu yang
akan datang. Hal itu ditemui pada semua sektor baik pertanian, industri maupun
perdagangan. Prioritas selanjutnya adalah lembaga keuangan informal dan sumber
dana institusi seperti BUMN. Hal ini dapat dimengerti karena sumber dana
informal dinilai mempunyai prosedur yang lebih mudah dan sifatnya tidak
mengikat.
Sementara itu, sebagian besar responden (41%) menginginkan adanya
kegiatan pendampingan usaha oleh pihak lembaga keuangan. Kebutuhan untuk
mendapat pendampingan paling banyak muncul pada sektor industri, disusul
sektor pertanian dan paling sedikit pada sektor PHR. Sebagian besar responden
yang membutuhkan pendampingan berharap konsultasi kewirausahaan merupakan
bentuk pendampingan yang dapat mereka peroleh dari pihak pendamping terlebih
pada sektor industri dan PHR. Pada sektor pertanian, konsultasi teknik produksi
merupakan bentuk pendampingan yang paling diharapkan.
8
B. Kerangka Teoritik
Menurut Undang-Undang No 10 tahun 1998, pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah adalah penyediaan dana atau uang yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana, atau uang yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan/mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengambilkan uang/tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan/bagi hasil.
Menurut Arifin, Z., (2003;123) bahwa pemberdayaan dan keperpihakan
pemerintah terhadap koperasi, usaha kecil dan menengah masih kecil kepada
sumber-sumber pendanaan, sehingga kuantitas dan kualitas penyaluran
pembiayaan pada usaha kecil dapat belum dilaksanakan secara optimal.
Permasalahan yang mendasar dalam penyaluran pembiayan kepada usaha kecil
selain aspek permodalan adalah kurangnya jiwa kewirausahaan, terbelakang
teknis produksi, serta lemahnya kemampuan dan pemasaran. Oleh karena itu pola
pembinaan, pengawasan dan pendampingan secara teknis harus selalu
dilaksanakan dalam setiap aktivitas penyaluran pembiayaan.
1. Unsur-Unsur Kredit/Pembiayaan
Menurut Kasmir ( 2004;74) yang menyampaikan lima unsur kredit yaitu
kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa.
a. Kepercayaan
Kepercayan yaitu suatu keyakinan pemberian kredit (bank) bahwa kredit
yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima
kembali di masa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena
9
sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang
mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk
mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang
disalurkan.
b. Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini
dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangi
hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan
dalam akad kredit yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak yaitu bank dan
nasabah.
c. Jangka waktu
Setiap waktu yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir
dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.
d. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian
yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pahahal mampu
dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat
terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya
dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengambilan (jangka waktu). Semakin
panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih,
demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang
disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.
10
e. Balas Jasa
Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank, bank mengharap suatu
keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau
jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank konvesional. Balas
jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit
ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan
prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
2. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit/Pembiayaan
Menurut Kasmir (2004;91) prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering
dilakukan yaitu dengan analisis 5 C dan analisis 7 P.
a. Character
Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.
Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau
watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.
Keyakinan ini tercermian dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar
belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya
hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan social standing. Maksud dari
social standing kedudukan sosial di suatu daerah misalnya seorang pemuka agama
pasti mempunyai pengaruhi yang besar didalam masyarakat. Character
merupakan ukuran untuk melihat “kemauan” nasabah membayar kreditnya. Orang
yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan
berbagai cara.
11
b. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit, maka
penting untuk melihat kemampuan peminjam untuk mengelola bisnis serta
kemampuan mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlibat kemampuannya
dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber
pendapatan seseorang maka kemampuan untuk membayar kredit semakin baik.
c. Capital
Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membayar suatu usaha 100%
artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula
menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain.
Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki
nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
d. Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik misalnya sertifikat tanah dan BPKB kendaran motor mapun non
fisik misalnya kepercayaan, tanggung jawab, dan kejujuran. Jaminan hendaknya
melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya,
sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai lindung bank dari
resiko kerugian.
e. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang
dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi
12
perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor
tertentu .
Contoh : Bila bahan bakar minyak dinaikkan oleh pemerintah maka
industri otomotif akan lesu. Perbankan sebaiknya berhati-hati dalam memberikan
kredit yang menyangkut industri otomotif. Bila perlu jangan diberikan terlebih
dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha
tersebut di masa yang akan datang.
Sedangkan penilaian dengan 7 P kredit adalah sebagai berikut :
a. Personality
Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,
emosi tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
Personality hampir sama dengan character dari 5 C.
b. Party
Party yaitu mengklasifiksi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan
fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah sangat
berbeda dengan kredit usaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga
dan persyaratan lainnya.
c. Purpose
Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
13
bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau
untuk tujuan perdagangan.
d. Prospect
Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai
tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
e. Payment
Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka
semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh
sektor lainnya.
f. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari priode ke priode apakah akan tetap sama atau akan
semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari
bank.
g. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank
namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang
atau orang atau jaminan asuransi.
14
3. Macam-macam Pembiayaan
Menurut Antonio .S., dan Karnaen (1992;21), menyatakan macam-macam
pembiayaan sebagai berikut :
a. Pembiayaan Mudharabah
Al Mudharabah yaitu suatu perjanjian usaha antara pemilik modal dengan
pengusaha, di mana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang
diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha
bersama ini dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu pembiayaan akan
ditanda tangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah misalnya 70:30; 65:35.
Apabila terjadi kerugian dan kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis
(bukan penyelewengan atau keluar dari kesepakatan) maka pihak penyedia dana
akan menanggung kerugian, pengusaha akan menanggung kerugian managerial
skill dan waktu serta kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil yang akan
diperolehnya.
b. Pembiayaan Musyarakah
Al-Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara dua atau
beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek, di mana
masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan, atau
menggugurkan haknya dalam manajemen proyek. Keuntungan dari hasil usaha
bersama ini dapat dibagikan baik menurut proporsi penyertaan modal masing-
masing maupun sesuai dengan kesepakatan bersama (unproportional). Ketika
merugi kewajiban hanya terbatas sampai batas modal masing-masing.
15
c. Pembiayaan Murabahah
Murabahah berarti pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan
( 1 bulan, 3 bulan, 1 tahun dst). Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang
diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi
(inventory). Pembiayaan Murabahah mirip dengan Kredit Modal Kerja yang bisa
diberikan oleh bank-bank konvensional, dan karenanya pembiayaan Murabahah
berjangka waktu di bawah 1 tahun (short run financing).
d. Pembiayaan Al Bai Bitsaman Ajil
Bai Bistaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayar cicilan.
Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayaran
cicilan. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada
nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi).
Pembiayaan Bai Bistaman Ajil mirip dengan Kredit Investasi yang diberikan oleh
bank-bank konvensional dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu di atas
satu tahun (long run financing).
e. Pembiayaan Ijarah
Ijarah atau pure leasing adalah pemberian kesempatan kepada penyewa
untuk mengambil kemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu
dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama.
f. Pembiayaan Al Qardhul Hasan
Al Qardul Hasan atau Benevolent Loan adalah suatu pinjaman lunak yang
diberikan atas dasar kewajiban sosial semata dimana si peminjam tidak dituntut
untuk mengembilkan apapun kecuali modal pinjaman.
16
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Berdirinya Koperasi
BMT Amal Mulia merupakan salah satu dari 15 Koperasi Syariah baru di
wilayah Kabupaten Semarang yang lahir melalui program P3T (Penanggulangan
Pengangguran Pekerja Trampil) pada bidang LEP (Lembaga Ekonomi Produktif)
yang diselenggarakan kerja sama antara Depnaker Kabupaten Semarang dengan
fasilitor PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati II Kabupaten
Semarang.
Proses pendirian diawali dengan sosialisasi Koperasi Syariah oleh
PINBUK Dati II Kabupaten Semarang pada acara Pengajian IPHI Kecamatan
Suruh yang diselenggarkan di rumah Bapak. H. Syahri Dusun Morangan Desa
Suruh, soialisasi perdana Kecamatan Suruh ini baru bersifat informatif.
Bersamaan dengan Calon Pengelola yang telah terseleksi melalui P3T
tersebut mengikuti pelatihan tentan manajemen operasional Koperasi Syariah se-
Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan Solo yang diselenggarakan oleh
PINBUK Dati I Propinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut diadakan selama dua
minggu dan dilanjutkan dengan Job on Training di Koperasi Syariah Assa’adah
Gedangan Sraten Salatiga selama tiga hari.
Setelah pelatihan purna dan Job on Training selesai kemudian diadakan
pertemuan ulang pada pertengahan bulan Agustus 1998 di rumah Bapak
H.Badarudin yang dihadiri oleh beberapa orang yang merupakan tim formatur
16
17
yang mengagendakan segera dibentuk susunan pengurus sementara kemudian
ditindak lanjuti pertemuan di Gedung Ar-Rohmah yang dihadiri oleh calon
Pendiri tepat pada acara itu disahkan Susunan Pengurus BMT AMAL MULIA
Suruh serta disepakati ketentuan simpanan Pokok per anggota Rp. 200.000,- dan
simpanan wajib per anggota pendiri sebanyak Rp. 2.000,- setiap bulannya.
Akhirnya pada hari Selasa Pon tanggal 20 Oktober 1998 telah diresmikan
BMT Amal Mulia oleh Bapak Camat Suruh yang diwakili oleh MPP Kecamatan
Suruh Bapak Suparno Andes di Kantor BMT Amal Mulia Suruh yang berlokasi di
Jl. Sumberejo Suruh No. 57 yang dihadiri oleh sejumlah tokoh Masyarakat,
Pengurus, Anggota Pendiri dan tamu undangan lainnya.
2. Obyek Tempat Praktik.
Objek tempat praktik adalah Koperasi BMT Amal Mulia, yang terletak
Dusun Karangasem Desa Suruh, Kecamatan Suruh. Jl. Raya Suruh-Salatiga.
Pertimbangan pemilihan lokasi antara lain :
a. Daerah sekitar lokasi BMT Amal Mulia di Suruh belum terdapat lembaga
keuangan sekitar yang sejenis.
b. Kantor yang mudah dijangkau transprotasi sebab kantor berhadap langsung
dengan Jalan Suruh – Salatiga.
c. Tempat dengan dengan aktivitas ekonomi berupa pasar sekitar 100 meter,
sehingga dapat memudah nasabah.
18
3. Visi dan Misi BMT Amal Mulia Suruh
BMT Amal Mulia Suruh adalah sebuah lembaga ekonomi swadaya yang
tumbuh dan berkembang di wilayah Suruh dan sekitarnya. BMT terlahir dengan
tujuan untuk berperan aktif dalam memberdayakan dan mengembangkan ekonomi
umat melalui sebuah lembaga keuangan rakyat berdasarkan syariat Islam sebagai
sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi dengan sasaran
utama para pedagang dan pengusaha kecil serta masyarkat umum kelas menengah
kebawah. Adapun target yang hendak dicapai adalah terbentuknya pusat
penghimpunan dan pendistribusian dana umat berdasarkan syariat Islam dengan
system bagi hasil melalui kegiatan atau usaha yang bersifat produktif, sosial, dan
perspektif, untuk memberi semangat usaha masyarakat dalam rangka mencapai
kesejahteraan hidup.
4. Struktur Organisasi
Suatu kegiatan usaha agar berjalan sesuai dengan tujuan suatu lembaga
atau perusahaan, maka diperlukan adanya struktur organisasi yang baik. Struktur
organsisasi yang ditentukan dengan baik juga harus didukung moral karyawan
untuk membentuk kerja yang loyal dan hormonis.
Dalam menentukan bentuk struktur organisasi, tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan dan pertumbuhan lembaga atau perusahaan. Hal ini
dimaksudkan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan secara efektif dan
efisien.
19
SUSUNAN ORGANISASI KOPERASI BMT AMAL MULIA
RAT
PENGURUS
MANAJER
STAF/PENGELOLA
BADAN PENGAWAS
20
Keterangan :
a) PENGURUS
i. Ketua
− FATHUL MUNIB
ii. Sekretasi
− HARTOYO SPd
− BENDAHARA
− H. ROBIYAH
b) BADAN PENGAWAS
i. Ketua
− H. SUYITNO
ii. Anggota
− H. FATHUL DJAWAD ZUDHI
− H. BUDOYO AKBAR
21
SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA
KOPERASI BMT AMAL
MULIA
MANAJER
MUSTOFA AL AMIN S. Ag
KEPALA OPERASIONAL
ISTIA’ANAH. SE
KABAG PEMBIAYAAN
AMIR MAHMUD
KABAG PEMBUKUAN
STAF
STAF
CUTEMER SERVICE
SITI SA’IDAH AMd
KASIR/TELLER
KIPTIYAH BA
KABAG PEMASARAN
EDI YULIANTO
PEMASARAN
RESTINA HARDANIK SE
STAF
KABAG KANTOR KAS
IWAN SUSIANTO SE
PEMASARAN
SLAMET BAGYO
KASIR/TELLER
LELY FAUZIYAH ST
22
B. Data - Data Deskriptif
1. Produk-produk BMT Amal Mulia
a) Produk Simpanan
i. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar)
Merupakan bentuk simpanan Mudharabah biasa yaitu simpanan pihak
ketiga yang di simpan di BMT atas dasar akad wadi'ah (titipan) dan BMT
berkewajiban memelihara dana tersebut yang oleh para penyimpan sewaktu-waktu
dapat ditarik.
a. Syarat :
− Foto copy kartu identitas (KTP/SIM/Passport)
− Setoran awal minimum Rp. 10.000,-
− Selanjutnya minimal Rp. 5.000,-
− Menandatangani kesepakatan nisbah bagi hasil
b. Nisbah bagi hasil :
− 35 % nasabah : 65 % BMT
ii. Si Suqur (Simpanan Sukarela Qurban)
Merupakan bentuk simpanan berkala mudharabah yaitu simpanan dari
pihak ketiga dengan harapan BMT dapat memutar uang tersebut kepada debitur.
Nasabah menyimpan uang untuk jangka waktu tertentu dan penarikanya sesuai
dengan perjanjian yang telah di sepakati. Simpanan ini dikhususkan untuk
melaksanakan ibadah qurban. Penyetoran dapat dilakukan setiap hari tetapi
tabungan hanya dapat diambil pada saat akan melaksanakan ibadah qurban / bulan
Dzulhijjah setiap tahunnya.
23
iii. Si Suka (Simpanan Sukarela Berjangka)
Merupakan bentuk simpanan berupa deposito yang penarikanya hanya
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan BMT.
Jangka waktu jatuh tempo sebagai berikut :
1. Tiga (3) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 40 % untuk
penabung dan 60 % untuk BMT.
2. Enam (6) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 45 % untuk
penabung dan 55 % untuk BMT.
3. Dua belas (12) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 50 % untuk
penabung dan 50 % untuk BMT.
b) Produk Layanan
Selain produk yang tersebut di atas, Koperasi BMT Amal Mulia Suruh
juga mempunyai produk baru yaitu berupa produk layanan yang bertujuan untuk
lebih mempermudah nasabah Koperasi BMT Amal Mulia Suruh yang meliputi :
• Pembayaran Listrik dengan biaya Rp. 1.600,-
• Pembayaran rekening Telepon dengan biaya Rp. 2.000,-
• Pembelian pulsa
• Transfer Bank
• FIF
24
c) Produk Pembiayan BMT Amal Mulia
i. Pembiayaan Mudharabah (MDA)
Merupakan pembiayaan modal kerja di mana seluruh dana disediakan oleh
BMT, dan nasabah harus mengambilkan pinjaman ditambah bagi hasil yang
disesuaikan dengan keuntungannya
SKEMA MUDHARABAH
NASABAH BMT
PERJANJIAN BAGI HASIL
USAHA
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
MODAL
25
ii. Pembiayaan Musyarakah
Merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk investasi atau modal kerja
dengan kondisi berbagi modal dan pengelolaan antara BMT dengan anggota
dengan pembagian keuntungan sesuai nisbah yang disepakati.
SKEMA MUSYAROKAH
NASABAH BMT
USAHA
KEUNTUNGAN
BAGI HASIL KEUNTUNGAN SESUAI PORSI
KONTRIBUSI MODL (NISBAH)
26
iii. Pembiayaan Ijaroh
Pembiayaan yang diberikan untuk pembiayaan yang barang, rumah atau
bangunan dan jasa yang diperlukan nasabah, dan nasabah membayar harga pokok
sewa barang tersebut dengan kelebihan yang disepakati (mark up).
SKEMA IJAROH
PENJUAL NASABAH
OBJEK SEWA
KEUNTUNGAN
27
iv. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA)
Adalah pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang
diperlukan nasabah dan nasabah membayar harga barang tersebut secara angsuran
ditambah keuntuangan (margin) yang disepakati bersama.
SKEMA BAI BITSAMAN AJIL (BBA)
BMT PENYEDIA BARANG
NASABAH PEMBELI
�������
28
v. Pembiayaan Murabahah (MBA)
Merupakan pembiayan yang diberikan untuk pembelian barang yang
diperlukan nasabah akan membayar secara tangguh pada waktu yang telah di
tentukan sebesar harga barang ditambah mark up yang diberikan kepada BMT
SKEMA MURABAHAH (MBA)
BMT PENYEDIA BARANG
NASABAH PEMBELI
�������
29
Keterangan Desember 2007 Desember 2008 Prosentasi
Aset Nominal Nominal Ke Naikkan
Kas 1,369,517,200Rp 1,424,335,100Rp 4.00%
Pembiayaan 3,592,007,300Rp 5,957,194,350Rp 65.85%
Cad. Pengh. Pembiy. 469,186Rp 469,186Rp
Aktiva Tetap 433,157,250Rp 433,157,250Rp
Akumulasi Penyusutan 33,771,299Rp 50,688,947Rp 50.69%
Beban dibayar dimuka 59,494,173Rp 69,206,128Rp 16.32%
Total Aset 5,419,935,438Rp 7,833,203,881Rp 44.53%
2. Jumlah Aset
Jumlah Aset sangat besar terlihat dari data laporan keuangan sebagai
berikut :
3. Perkembangan Realisasi Pembiayaan
BMT Amal Mulia memberikan pembiayan kepada nasabah dalam bentuk
akad musyarakah, bai bistsaman ajil dan qardul hasan. Dapat digambarkan
melalui tabel realisasi pembiayaan pada tahun 2008 sebagai berikut :
30
Tabel Realisasi Pembiayaan pada Tahun 2008 dan Tahun 2009
Bulan Musyarakah Bai
Bitsaman Ajil
Qardhul Hasan
Prosentase Perubahan
Mus. Q.H.
Januari'2008 523,350,000
Februari 419,700,000 -20 % Maret 285,450,000 3,000,000 -32 % April 668,300,000 900,000 134 %
Mei 603,375,000 -10 %
Juni 376,750,000 -38 % Juli 405,200,000 8 % Agustus 844,050,000 2,000,000 108 % 122 %
September 432,400,000 41,000,000 -49 % 1950 % Oktober 459,515,000 6 %
Nopember 813,450,000 77 %
Desember 895,900,000 10 %
Januari'2009 576,050,000 -36 %
Februari 673,200,000 17 %
Maret 443,100,000 -34 %
Total 8,419,790,000 43,900,000 3,000,000
31
BAB IV
ANALISIS
A. Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia
1. Prosedur Permohonan Pembiayaan
Mengisi formulir dan menandatangi permohonan menjadi anggota BMT
kemudian. Permohonan pembiayaan yang inti adalah modal yang diperlukan
nasabah. Nasabah pembiayaan yang mengajukan permohonan dilengkapi
persyaratan sebagai berikut :
− Foto copy KTP Suami-Isteri yang masih berlaku sebanyak 2 lembar.
− Copy KK dan surat nikah bagi yang sudah menikah sebanyak 2 lembar
− Copy Agunan rangkap 2, dalam hal agunan milik orang lain harus ada Surat
Kuasa bermateri cukup.
− Surat pernyataan dari Penjamin di atas materai sesuai dengan ketentuan
(untuk belum kawin)
Untuk mendapatkan pembiayaan, nasabah harus menjadi calon anggota
dengan membuka rekening tabungan Si rela.
2. Prosedur pemeriksaan dan proses pengajuan.
a. Memeriksa surat permohonan pembiayaan dan kelengkapan
persyaratnnya. Mencocokkan fotokopi berkas pengajuan dengan
aslinya dan memberitahukan calon debitur untuk menunggu informasi
lebih lanjut.
b. Mencatat permohonan kredit ke dalam buku permohonan pembiayaan
31
32
c. Permohonan tersebut disampaikan kepada Kabag Pembiayaan untuk
diproses lebih lanjut.
d. Masuk file calon debitur tersebut dalam Daftar Proses Pembiayaan dan
digolongkan dalam nasabah baru atau lama.
Ada ketentuan yang berbeda untuk nasabah baru dan nasabah lama.
1) Nasabah baru
− Mengisi surat permohonan pembiayaan
− Melengkapi syarat-syarat
− Harus memiliki atau membuka terlebih dahulu rekening tabungan si
rela.
− Harus memiliki kartu anggota koperasi dengan mengluarkan biaya
Rp 20.000,-. Biaya tersebut yang sewaktu-waktu dapat ambil jika
nasabah tidak berhubungan lagi pada BMT.
− Harus diadakan survei terhadap nasabah yang bersangkutan.
2) Nasabah lama
− Mengisi surat permohonan pembiayaan
− Melengakapi syarat-syarat
− Petugas akan melihat data angsuran pembiayaan sebelumnya, apakah
pembiayaan sebelum bermasalah atau lancar.
− Usaha yang dijalankan bisa menguntungkan atau tidak dengan
analisa bagi hasil yang diberikan setiap mengangsur.
− Dilakukan survei jika nasabah mengajukan pembiayaan meningkat
dari sebelum serta tambah jaminan.
33
3. Prosedur survei (pemeriksaan langsung )
Melakukan identifikasi Nasabah melalui pihak ketiga (tangga, teman,
rekan seprofesi, saudara pemohon, orang tua, ketua RT dan sebagainya).
Berdasarkan identifikasi tersebut maka dilakukan pendataan tempat usaha
(analisis usaha) dengan cara menwawancarai pemohon yang meliputi kondisi
usaha, sistem manajemen, data keuangan, teknik produksi, faktor-faktor yang
mempengaruhi kelancaran produksi, siklus produksi, karaker pemohon dan
sumber pendapatan. Melakukan taksasi jaminan dan penilaian kelayakan usaha.
Penilaian jaminan dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Jaminan berbentuk BPKB
BPKB tersebut harus diwilayah Kabupaten Semarang. Kabupaten
Boyolali, dan Kota Salatiga. Nilai jaminan 50% dari harga jual kendaraan.
Misalnya :
Nasabah A menjaminkan Yamaha Mio 2007 yang mempunyai nilai jual
pada saat ini Rp 7.500.000-. Maka BMT dapat merealisasi pembiayaan
Rp 3.750.000,-.
b. Jaminan berbentuk Sertifikat Tanah.
Sertifikat tanah sebut harus di wilayah Kabupaten Semarang dan
sekitarnya. Nilai jaminan 50 % dari harga jual tanah.
4. Persiapan Realisasi Pembiayaan
Mengisi dan melengkapi kolom lembar disposisi, yaitu nomor anggota,
nomor pembiayaan, tahapan angsuran, tanggal realisasi, tanggal jatuh tempo,
jumlah kredit, besar angsuran, cara angsuran, jamin, dan akad.
34
Membuat persetujuan pembiayaan rangkap dua yakni lembar pertama
untuk asrip dan lembar kedua untuk nasabah dan membuat berkas kartu angsuran
(outstanding) untuk nasabah. Serta angsuran, akad, tanda terima agunan, dan slip
pencairan. Memberitahu kepada nasabah tentang waktu dan jumlah realisasinya
dan dijelaskan pemohon harus hadir bersama suami/istri.
5. Realisasi pembiayaan
a. Menerima jaminan dari nasabah dan nasabah menerima tanda terima jaminan.
b. Kabag pembiayaan pengakadan dan meminta nasabah menandatangi PP dan
persetujuan pembayaran.
c. Khusus untuk jaminan sertifikat tanah harus yang bertanda tangan si pemilik
atau yang beratas nama tidak dapat diwakilkan, bila yang bersangkutan
pemilik tanah meninggal harus surat waris dari keluarga.
d. Membubuhkan stempel BMT setelah ditandatangani oleh para saksi.
e. Kemudian debitor memberikan tanda tangan pada slip pembiayaan, slip
adminstrasi dan asuransi, kabag pembiayaan membubuhkan tanda tangannya,
cap/stempel perusahaan dan tanggal pencarian pada persetujuan pembiayaan.
f. Pemohonan kredit yang terealisasi harus dicatat pada Buku Realisasi
Pembiayaan berdasarkan lembar disposisi pembiayaan oleh Kabag
Pembiayaan. Kemudian teller memberi dana sesuai dengan realisasi kepada
debitor. Teller meminta biaya administrasi dan asuransi dengan perhituangan
sebagai berikuti :
35
a) Perhitungan untuk biaya adminitrasi adalah realisasi pembiayaan
dibawah Rp 5.000.000,- dikenakan biaya 2 %, sedangkan realisasi
pembiayaan diatas Rp 5.000.000,- dikenakan biaya 1,2 %.
Contoh pertama ;
Jumlah pembiayaan terealisasi adalah Rp 3.000.000,- maka debitor wajib
membayar Rp 60.000,-.
Contoh kedua :
Jumlah pembiayaan terealisasi adalah Rp 7.000.000,- maka debitor wajib
membayar Rp 84.000,-.
b) Perhitungan untuk biaya asuransi adalah jumlah realisasi pembiayaan
setiap Rp 1.000.000,- dikenakan biaya Rp 2.650,- dalam jangka waktu
angsuran satu tahun, untuk dua tahun dikenakan biaya Rp 3.960,- dan
tiga tahun dikenakan biaya Rp 5.260,-.
Contoh Pertama :
Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 4.500.000,- dengan jatuh tempo
angsuran 1 tahun premi asuransi yaitu Rp 11.925,-
Contoh Kedua
Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 3.000.000,- dengan waktu jatuh tempo
2 tahun premi asuransi yaitu Rp 11.800,-
Contoh Ketiga
Realisasi pembiayaan sejumlah Rp 5.000.000,- dengan waktu jatuh tempo
selama 3 tahun premi asuransi yaitu Rp 26.300,-.
36
6. Pelayanan Angsuran Kredit
a. Deditur yang datang langsung ke Koperasi BMT harus membawa kartu
angsuran. Kartu angsuran diserahkan pada teller untuk dicek serta diisi
termasuk salinan dan mengisi slip angsuran disertai tanda tangan deditur.
b. Setelah itu slip angsuran divalidasi oleh petugas/teller dengan komputer.
Jika debitur tidak dapat mendatangi ke Koperasi BMT tanpa beri tahuan
sebelumnya atau telah jatuh tempo maka Dedt Colector akan mendatangi
debitur ke rumah.
7. Pelunasana pembiayaan dan pengambilan jaminan
a. Nasabah membawa uang pelunasan terakhir serta kartu angsuran ke kantor
koperasi.
b. Teller akan menerima kartu angsuran dan mengecek jumlah uang.
c. Teller membuat slip angsuran dan memvalidasi pada komputer serta
selanjutnya menyetempel “LUNAS”. Setempel “LUNAS” juga
dibubuhkan pada kartu angsuran setelah diisi terlebih dahulu. Termasuk
mengisi arsip kartu angsuran serta menyetempel “LUNAS”.
d. Setelah selesai teller memberikan slip angsuran terakhir berstempel lunas
dan kartu angsuran berstempel lunas kepada nasabah.
e. Sebelum menyerahkan barang jaminan terlebih dahulu nasabah
menandatangi Kwintasi Pengambilan Jaminan pada kolom “yang
mengambil”.
f. Kemudian petugas (pihak BMT) menandatangani pada kolom “yang
menyerahkan”.
37
g. Petugas memberikan barang jaminan serta kwintasi pengambilan Jaminan
ke nasabah.
h. BMT harus mempunyai salinan kwintasi pengambilan jaminan sebagai
tanda, bawah barang tersebut sudah tidak bersetatus jaminan di BMT
Amal Mulia.
B. Kelebihan dan Kekurangan Prosedur Pembiayaan di BMT Amal Mulia
a. Kelebihan
� Terdapat asuransi untuk nasabah pembiayaan
� Terdapat layanan jemput bola untuk nasabah membayar angsuran tidak
langsung ke BMT.
� Syarat mudah dan proses cepat.
b. Kekurangan
� Dalam jaminan sekertifikat tidak melibatkan notaris.
� Biaya adminitasi mengunakan prosentase
� Tidak terdapat cadangan resiko dalam pembiayaan.
C. Perhitungan Angsuran BMT Amal Mulia
BMT Amal Mulia mayoritas pemberian pembiayaan mengunakan akad
musyarakah. Sebab mayoritas dari nasabah BMT Amal Mulia adalah kalangan
pengusaha kecil sehingga cocok mengunakan akad pembiayaan tersebut.
Perhitungan bagi hasil maksimal 2 % bisa kurang tergantung hasil survei dan
kekuatan sumber pendapatan. Pemberlakuan bagi hasil hanya berlaku pada saat
modal itu terlibat dalam usaha tersebut bila modal itu dikembalikan semua
dilunasi angsurannya maka bagi hasil hanya pada bulan tersebut, walapun jatuh
38
tempo masih lama. Khusus di BMT Amal Mulia semua nasabah pembiayaan
apapun akadnya tidak mengunakan cadangan resiko. Hanya menerapkan
simpanan pembiayaan itu pun bila nasabah meminta. Simpanan pembiayaan akan
kembali ke rekening si rela nasabah.
Contoh :
Nasabah A pembiayaan terealisasi sejumlah Rp 1.500.000,- mengambil
angsuran 1 tahun dan nasabah meminta ada simpanan pembiayaan Rp 5.000,- .
Nasabah A mempunyai kewajiban mengangsur setiap bulan kepada BMT yaitu
angsuran pokok Rp 125.000- ditambah 2 % untuk bagi hasil. Nilai 2 % diperoleh
melalui kesepakatan dari nasabah dengan Kabag Pembiayaan, sesuai juga dengan
hasil survei. Angsuran pokok sebesar Rp 125.000,- ditambah bagi hasil sebesar
Rp 30.000,- serta simpanan pembiayaan Rp 5.000,- sehingga total angsuran Rp
160.000,-. Jika nasabah A menutup angsuran dengan membayar pada bulan ke
enam sejumlah angsuran pokok Rp 750.000,- cukup bagi hasil bulan ke enam saja
yang dibayarkan sebesar Rp 30.000,- Jadi total angsuran untuk menutup angsuran
adalah Rp 780.000,-.
D. Analisa Perkembangan Realisasi Pembiayaan
Dari data realisasi pembiayaan tahun 2008 dan 2009 memperlihatkan
bahwa dana pembiayaan musyarakah lebih banyak jika dibandingkan pembiayaan
lain. Sebab banyak nasabah yang mempergunakan pembiayaan untuk modal
usaha, sehingga akadnya adalah musayarakah. Bila mengunakan pembiayaan Bai
Bitsaman Aji kurang kurang tepat sebab pembiayaan untuk pengadaan barang.
39
Pembiayaan Qardhul Hasan diperuntukkan bagi kalang kurang mampu sehingga
tidak terdapat bagi hasil.
Perkembangan dari bulan ke bulan cukup baik walapun terjadi naik turun
tetapi pada bulan Desember mengalami peningkatan yang cukup singnifikan.
Disebabkan pada bulan Desember terdapat Hari Raya Idul Adha, dimana
membuat para pedagang ternak meminjam modal usaha di BMT untuk usaha
berjualan hewan korban.
E. Perkembangan Nasabah Pembiayaan
Jumlah nasabah realisasi pembiayan di BMT Amal Mulia tercacat dalam
data sebagai berikut :
Data Jumlah Nasabah yang Terrealisasi Pembiayaan
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
Pembiayaan baru 598 574 790
Prosentase perubahan - 4 % 37,6 %
Data Jumlah Nasabah yang Terrealisasi Pembiayaan pada Tahun 2009
Januari Februari Maret
Pembiayaan baru 76 86 62
Prosentase perubahan 13% - 28%
40
Respon masyarkat terhadap pembiayaan di BMT Amal Mulia terlihat baik.
Tercermin dari makin banyak nasabah yang ingin bermitra dengan BMT Amal
Mulia. Pada tahun 2007 mengalami penurunan jumlah nasabah yang terealisasi
oleh BMT Amal Mulia penuruan sekitar 4%, disebabkan penerapan software yang
memerlukan penyesuaian dan kurang bantuan dana dari pemerintah dan mitra
BMT. Pada tahun 2008 masalah tersebut serius ditangani dengan cara pelatihan
dan memodifikasi software supaya lebih efisien. Untuk bantuan dana, BMT
mengembangkan jaringan kerja sama dengan pemerintah daerah atau pusat serta
mitra kerja supaya pembiayaan dapat berkembang dengan optimal. Semua usaha
yang dilakukan BMT tidak sia-sia terbukti pada tahun 2008 peningkatan nasabah
sebesar 37,6 %.
F. Perkembangan Pembiayaan Khusus untuk Pengusaha Kecil
BMT mempunyai tanggung jawab untuk membangkitkan ekonomi umat
Islam melalui Lembaga Keuangan Mikro sebagai sarana untuk meningkatkan
kualitas kehidupan ekonomi dengan sasaran utama para pedagang dan pengusaha
kecil. Untuk meningkatkan kalangan UKM harus ada permodal untuk berusaha
serta pembinaan untuk mereka. Maka BMT sangat memperhatikan kalangan
pengusaha kecil terlihat dari data sebagai berikut :
41
Januari Februari Maret
Pedagang 28 40 19
Petani 4 - 1
Peternak - 1 -Jasa 5 6 14Total nasabah 37 47 34
Nasabah Tahun 2009 Jenis Profesi
Januari Februari Maret
Pedagang 204,450,000Rp 293,200,000Rp 155,000,000Rp
Petani 13,000,000Rp - 3,000,000Rp
Peternak - 1,000,000Rp -Jasa 18,500,000Rp 43,000,000Rp 140,200,000Rp
Total 235,950,000Rp 337,200,000Rp 298,200,000Rp
Jumlah Realisasi Pembiayaan
Tahun 2009 Jenis Profesi
Tabel Jumlah Nasabah
Tabel Jumlah Realisasi Pembiayaan
Catatan : Kasifikasi jasa di atas adalah para perkerja informal seperi
tukang sopir, ojek, kusir delman, tukang sol sepatu dan lain-lain
42
Tabel Pengolongan Nasabah Pada Jumlah Realisasi
Tabel Pengolongan Nasabah pada Waktu Jatuh Tempo
No Waktu Jatuh Tempo Nasabah Tahun 2009
Januari Februari Maret
1 Di bawah 1 tahun 4 8 5
2 15 bulan - - 1
3 18 bulan 5 4 9
3 20 bulan 1 - -
4 1 tahun 14 17 10
5 2 tahun 13 14 7
6 3 tahun - 4 2
Total Nasabah 37 47 34
No Jumlah Pembiayaan Nasabah Tahun 2009
Januari Februari Maret 1. Kurang Rp 1.000.000,- 4 5 -
2. > Rp 1.000.000,- − Rp 2.500.000,-
7 10 6
3. > Rp 2.500.000,- − Rp 5.000.000,-
15 23 16
4. > Rp 5.000.000,- − Rp 7.500.000,-
6 - 7
5. Di atas Rp 7.500.000,- 5 9 5
Total Nasabah 37 47 34
43
G. Perkembangan Angsuran
BMT Amal Mulia sangat memperhatikan angsuran yang dilakukan oleh
nasabah. Bila terjadi kemacetan langsung ditangani dengan cepat dan profesional.
Cara yang dilakukan BMT Amal Mulia untuk menangani pembiayaan macet
sebagai berikut :
1. Pemberian Surat Penagihan Pertama
Dilakukan oleh BMT apabila nasabah pembiayaan telah tiga bulan
berturut-turut belum membayarkan angsuran, sehingga BMT memberikan surat
melalui petugas penagihan. Surat Penagihan Pertama berisi pemberitahuan
mengenai nominal tunggakan angsuran pokok dan bagi hasil yang harus dibayar
sampai bulan bersangkutan.
2. Pemberian Surat Penagihan Kedua
Dilakukan oleh BMT apabila nasabah pembiayaan setelah satu bulan
diberi surat penagihan pertama, tidak ada tindakan atau itikad baik untuk melunasi
pinjaman. Surat penagihan kedua yang harus diberi kepada nasabah dan
pemberikan tahuan akan dilakukan penyitaan terhadap barang jaminan, apabila
nasabah tidak mampu untuk melunasi pinjaman.
3. Pembuat Surat Pernyataan
Pada pembuat surat pernyataan petugas BMT memberikan surat
pernyataan yang harus ditanda tangani oleh nasabah pembiayaan berisi
kesanggupan untuk melunasi pinjamannya, berdasarkan waktu yang disetujui oleh
peminjam. Apabila peminjaman tetap tidak mampu untuk melunasi hutangnya
maka BMT berhak untuk mengambil hak dari barang jaminan tersebut, baik
diantar sendiri oleh nasabah atau diambil langsung oleh petugas BMT .
44
4. Pelaksanaan Ekeskusi
Dalam pelaksanan ekeskusi terhadap barang jaminan dilakukan karen
tidak ada tindakan atau itikad baik dari nasabah dan tidak sanggup melaksanakan
isi dari surat pernyataan. Ekeskusi dapat dilakukan sesuai dengan jenis jaminan
tersebut. Untuk sertifikat tanah penyelesaian dilakukan mengunakan jasa notaris.
Sedangkan untuk BPKB kendaran bermotor dilakukan secara langsung disertai
hak kuasa menjual yang telah ditandatangai oleh pemilik. Selanjutnya pihak BMT
melelang barang jaminan tersebut untuk menutupi hutang yang masih tersisa dan
apabila sisa maka akan dikembalikan kepada nasabah.
Prosedur penanganan pembiayaan macet telah dilakukan secara
profesional. Sebab angsuran merupakan pendapatan terbesar dari suatu lembaga
keuangan. Dari tabel yang terlihat sebagai berikut :
Tabel Angsuran Pembiayaan pada Tahun 2008
Bulan Musyarakah Bai
Bitsaman Ajil
Qardhul Hasan
Prosentasi Perubahan
Mus. B.B.A. Q.H. Januari 307,841,700 500,000 1,000,000 Februari 349,086,300 500,000 2,000,000 13 % 0 % 100 % Maret 324,562,250 500,000 -7 % 0 %
April 278,622,550 500,000 4,000,000 -
14 % 0 % 100 % Mei 355,300,200 780,000 28 % 56 % Juni 334,773,000 1,120,000 -6 % 44 % Juli 331,959,600 500,000 -1 % -55 % Agustus 455,777,700 517,700 37 % 4 %
September 329,068,350 500,000 -
28 % -3 % Oktober 503,054,250 1,458,350 53 % 192 %
Nopember 448,362,100 3,458,350 -
11 % 137 %
Desember 361,969,700 770,850 -
19 % -78 %
Total 4,380,377,700 11,105,250 7,000,000
45
Dari uraian tabel di atas mengambarkan kinerja cukup baik yang dilakukan
oleh BMT Amal Mulia, yang berusaha maksimal untuk setiap nasabah dapat
mengangsur dengan baik. Angsuran tertinggi terdapat pada bulan Oktober senilai
Rp 503.000,- untuk musyarakah, sedang akan Bai Bitsaman Ajil pada bulan
November senilai Rp 3.458.350,-.
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prosedur pembiayaan BMT Amal Mulia banyak mengunakan akad
musyarakah disebabkan mayoritas berprofesi sebagai pedagang dan
pengusaha kecil.
2. Perkembangan pembiayaan di BMT Amal Mulia dengan pertumbuhan
pembiayaan semakin lama semakin meningkat. Hal ini membuktikan
bahwa kinerja BMT Amal Mulia cukup baik.
3. Loyalitas para nasabah terhadap pembiayaan di BMT Amal Mulia cukup
terjaga, terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah nasabah yang mau
bermitra dengan BMT Amal Mulia.
4. BMT Amal Mulia juga memperhatikan para pengusaha kecil dan
pedagang yang ingin mengembangkan usaha, terlihat jumlah realisasi
untuk kalangan tersebut cukup tinggi. Sehingga para nasabah dapat
terbantu terutama untuk modal kerja.
B. Saran
1. Untuk BMT Amal Mulia
a. Para nasabah yang berprofesi pedagang dan pengusaha kecil
diupayakan pembinaan lebih lanjut dari BMT supaya modal yang
digunakan dapat tepat guna.
46
47
b. Penggunaan sistem komputerisasi harus ditingkatkan agar pembayaran
angsuran dapat efisien dan memuaskan bagi nasabah.
c. Dalam akad musyarakah sebaiknya tidak mengunakan prosentasi tetapi
nisbah.
2. Untuk STAIN
a. Hendaknya lembaga mengadakan pembekalan magang serius dengan
mendatangan praktisi dunia perbankan syariah yang berpengalaman,
supaya mahasiswa mempunyai wawasan luas pada saat magang.
b. Hendaknya lembaga memberikan fasilitas seperti tas dan buku
pedoman agar mahasiswa tidak kesulitan ketika di tempat magang.
48
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’I A. Perwataatmadja, Karnaen, Apa dan Bagaimana
Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992
Arsyad, Lincolin, Lembaga Keuangan Mikro Institusi Kinerja dan Sustanabilitas,
CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2008
Irawati, Anik, Prosedur Pembiayaan Mudharabah (Bagi Hasil) pada BRI Syariah
Cabang Solo, STAIN, Salatiga, 2007
Kasmir, Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004
Lubis, Suhrawati. Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2004
Zainul, Arifin, Memahami Bank Syariah ; Lingkup, Peluang, Tantangan, dan
Prospek, Alvabet, Jakarta, 2003
49
ABSTRAK
BMT merupakan lembaga keuangan syariah khusus bergerak sektor
mikro. Disektor mikro banyak kalang yang membutuh pembiayaan, sebab kurang layanan dari pihak perbankan. BMT Amal Mulia sebagai lembag keuangan mikro yang berdasarkan sistem syariah yang kegiatan utamanya menerima simpanan dan menyalurkan pembiayaan juga tak lepas dari peran menciptakan perekonomian mikro yang kuat, melalui penyaluran pembiayaan yang langsung ke sekor rill. Salah satu kebijakan mengenai prosedur pembiayaan mudah dan tepat guna. Tujuan penelitan yang dilakukan penulis untuk mengetahui prosedur dan perkembangan pembiayaan terutama kalangan pengusaha kecil.
Hasil penelitian menemukan prosedur pembiayaan di BMT Amal Mulia mayoritas berakad musyarakah. Sebab akab musyarakah bisa lakukan bila pembiayaan digunakan untuk sekto usaha bukan konsumtif. Ini juga berdampak pada meningkatnya loyalitas para nasabah yang umum berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha kecil terhadap pembiayaan di BMT Amal Mulia.
50
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 2 (dua) eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada :
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di
Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan
seperlunya, maka tugas akhir saudara :
Nama : Andi Fitriyanto
NIM : 20 10 60 26
Judul : PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN
DI BMT AMAL MULIA
Dapat diajukan dalam sidang munaqasah
Demikian untuk menjadi periksa.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Hikmah Endraswati, S.E.,M.Si. NIP. 19770507 200003 2001
51
PENGESAHAN TUGAS AKHIR JUDUL TUGAS AKHIR : PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI
BMT AMAL MULIA
NAMA : ANDI FITRIYANTO
NIM : 201 06 026
PROGRAM STUDI : KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM
Telah dipertahankan di depan sidang munaqasah pada tanggal 20 Agustus
2009, dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat
guna memperoleh gelar Ahli Madya.
Salatiga, 20 Agustus 2009
Dewan Penguji Ketua Sekretaris Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Dr. H. Muh Saerozi, M. Ag. NIP.19580827 198303 1002 NIP.19660215 199103 1001 Penguji I Penguji II H.Agus Waluyo, M. Ag. Faqih Nabhan, S.E., M.M NIP 19750211 200003 1001 NIP 19741230 2002212 1002 Pembimbing
Hikmah Endraswati, S.E.,M.Si. NIP. 19770507 200003 2001
52
iii