bab 4 analisis dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2012-2-00613-ak...
TRANSCRIPT
49
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Penentuan Skenario Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk
dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dilakukan selama periode 2009-2012
dengan menggunakan harga saham penutupan setiap hari, dividen yang dibagikan per
tahun dan laba perusahaan setiap tahun.
Model penilaian saham yang digunakan adalah Dividend Discount Model (DDM)
dan Price Earning Ratio (PER).Penilaian dengan model DDM merupakan penilaian
suatu perusahaan berdasarkan dividen yang dibagikan kepada pemegang sahamnya.PER
menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuam perusahaan dalam menghasilkan
laba.PER dihitung dalam satuan kali.Semakin besar PER artinya apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semakin tinggi.
4.1.1 Skenario Dividend Discount Model (DDM)
Dengan perhitungan menggunakan metode DDM ada tiga skenario penilaian
untuk estimasi harga wajar saham, yaitu:
1. Model Pertumbuhan Tetap
Merupakan variasi DDM yang biasa diterapkan pada perusahaan yang diprediksi
mengalami pertumbuhan yang stabil dalam jangka panjang.
Biasanya penggunaan model ini disertai dengan asumsi bahwa perusahaan
tumbuh sesuai dengan nominal growth dari perekonomian suatu negara.
50
2. Model Tanpa Pertumbuhan
Model ini mengasumsikan bahwa laba perusahaan tiap tahun menghasilkan
jumlah laba yang sama. Dengan kata lain tidak ada pertumbuhan laba
perusahaan, hal tersebut akan mengakibatkan dividen yang diberikan perusahaan
selalu tetap setiap tahunnya atau tidak ada pertumbuhan dividen.
3. Model Pertumbuhan Tidak Tetap
Model pertumbuhan tidak tetap disertai dengan asumsi bahwa perusahaan akan
mengalami pertumbuhan tinggi yang kemudian akan diikuti dengan penurunan
pertumbuhan yang mengarah pada pertumbuhan yang stabil setelahnya.
Penggunan model ini harus disertai dengan perhitungan matang mengenai berapa
lama perusahaan mengalami pertumbuhan yang tinggi. Meskipun selama ini
variasi two stagemodel yang banyak digunakan mengasumsikan bahwa
perusahaan mengalami pertumbuhan yang tinggi yang kemudian diikuti dengan
penurunan pertumbuhan yang stabil, variasi lain juga bias digunakan, misalnya
saja perusahaan mengalami pertumbuhan yang rendah kemudian dilanjutkan
dengan pertumbuhan yang tinggi.
Hal inidimungkinkan karena pertumbuhan growth yang tinggi pada perusahaan
tidak selalu diikuti pertumbuhan growth dari dividen.
Skenario yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skenario pertumbuhan
tetap dengan beberapa asumsi, yaitu:
1. Banyaknya perusahaan sektor perkebunan/ plantation sehingga sulit bagi
perusahaan untuk mencapai tingkat pertumbuhan tinggi yang bertahan lama,
51
sehingga digunakan asumsi tingkat pertumbuhan stabil dalam pertumbuhan
dividen.
2. Untuk menggunakan asumsi pertumbuhan tidak tetap dibutuhkan asumsi
mengenai berapa lama perusahaan akan mengalami pertumbuhan yang sangat
tinggi, kemudian diikuti dengan penurunan pertumbuhan. Sehingga pada
akhirnya pertumbuhan perusahaan stabil.
4.1.1.1 Skenario Pertumbuhan Dividen
Setelah menentukan skenario pertumbuhan tetap untuk menghitung harga wajar
saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk, dan PT PP London Sumatra
Indonesia Tbk, langkah selanjutnya adalah melakukan skenario untuk menentukan
tingkat pertumbuhan dividen yaitu dengan cara mengalikan Return on Equity (ROE)
dengan presentase Return Earning (RE) dengan menggunakan rumus:
g = ROE x RR
dimana:
RR : Retention Rate (Prosentase laba ditahan)
Jadi RR : 1 – Devidend Payout Ratio (DPR)
Setelah dividen didapat, langkah selanjutnya adalah mengestimasikan dividen
yang dibagikan tahun 2013 dengan rumus:
D1 = D0 x (1+g)
Setelah estimasi dividen yang dibagikan dihitung kemudian menggunakan
pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan menggunakan beta histori
selama periode 2010-2012.
52
4.1.1.2 Skenario Return yang Disyaratkan
Untuk menentukan pengembalian hasil yang disyaratkan digunakan pendekatan
Capital Asset Pricing Model (CAPM). Untuk mkenghitung CAPM dibutuhkan data
seperti riskfree, return market dan beta saham.
Riskfree yang umum digunakan adalah tingkat bunga Bank Indonesia (BI Rate).
Hal ini dikarenakan BI rate merupakan acuan bank-bank lain dalam menentukan
besarnya tingkat suku bunga. Untuk return market menggunakan return Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG). Dan beta saham pada AALI, BWPT dan LSIP menggunakan
betasaham yang terdapat pada situs www.reuteurs.com sebagai situs rujukan investor
saham dunia dan beta yang dihitung dengan menggunakan fungsi SLOPE
padaMicrosoft exel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
=SLOPE(Ri;Rm)
4.1.2 Skenario Price Earning Ratio (PER)
Penilaian harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk,
dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dengan analisis pendekatan Price Earning
Ratio (PER), dimana hasil perkalian antara Earning per Share dan Price Earning Ratio
merupakan harga saham. Untuk menghitung EPS dan PER dibutuhkan data seperti laba
perusahaan, jumlah saham beredar dan harga saham AALI, BWPT dan LSIP periode
2010-2012.
Yang akan dilakukan adalah mengestimasi harga saham AALI, BWPT dan LSIP
dengan rata-rata PER dan EPS saham tersebut. Rata-rata PER didapat dengan cara
menggunakan fungsi AVERAGE pada Microsoft exel. Untuk melakukan perhitungan
53
tersebut dibutuhkan data laba perusahaan, jumlah saham beredar dan harga saham
perusahaan periode 2010-2012.Data tersebut digunakan untuk menghitung pertumbuhan
laba saham AALI, BWPT dan LSIP per tahun.
4.2 Analisis Penilaian Harga Saham dengan DDM
Penilaian harga wajar saham AALI, BWPT dan LSIP dengan pendekatan DDM
menggunakan asumsi pertumbuhan tetap. Rumus pendekatan DDM dengan asumsi
pertumbuhan tetap adalah:
V =
Ada dua skenario yang dapat digunakan untuk menghitung harga wajar saham
AALI, BWPT dan LSIP dengan pendekatan DDM, antara lain:
1. Menghitung harga wajar saham dengan menggunakan estimasi growth dividend
tahun 2012 berdasarkan perhitungan mengalikan Return on Equity (ROE) dengan
presentaseReturn Earning (RE). Kemudian perhitungan CAPM menggunakan
beta berdasarkan perhitungan menggunkan fungsi SLOPE pada Microsoft exel.
2. Menghitung harga wajar saham dengan metode DDM menggunakan estimasi
growth deviden tahun 2012 berdasarkan perhitungan antara perkalian Returnon
Equity (ROE) dengan presentaseReturn Earning (RE), kemudian menggunakan
beta yang terdapat pada situs www.reuters.com.
54
4.2.1 Analisis Peretumbuhan Dividen
Selama periode 2010-2012, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk
dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk selalu membagikan dividen satu kali dalam
setahun. Besarnya deviden yang diberikan dapat dilihat pada tabel IV.1 di bawah:
Ticker Year Dividen/ Share Growth Dividen
AALI 2010 654,89
2011 939,93 43,52%
2012 432,96 -53,94%
BWPT 2010 7,56
2011 8,99 18,91%
2012 11,98 33,25%
LSIP 2010 208,91
2011 60,97 -70,81%
2012 90,64 48,65% Table 4.1: Growth dividen
Growth dividen tahunan yang dibagikan oleh PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW
Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dihitung dengan rumus:
growth dividen =
Dari perhitungan growth tahunan didapat hasil pertumbuhan dividen yang tidak
konstan sehingga sulit untuk mengestimasi growth tahun 2013. Karena itu digunakan
rumus:
G = RR x ROE
dimana:
G : Growth
RR : Retention Rate( Persentase laba ditahan )
55
: 1 – Dividen Payout Ratio
ROE :
Untuk estimasi DPR tahun 2013 digunakan DPR periode 2012. Dengan asumsi
besarnya DPR untuk tahun 2013 mendekati DPR tahun 2012 dan dapat dilihat pada tabel
IV.2 di bawah:
Ticker Year EPS Dividen/ Share DPR
AALI 2010 1.281 654,89 51,12% 2011 1.587 939,93 59,23% 2012 1.600 432,96 27,06%
BWPT 2010 60 7,56 12,60% 2011 58,27 8,99 15,43% 2012 65 11,98 18,43%
LSIP 2010 757 208,91 27,60% 2011 249 60,97 24,49% 2012 164 90,64 55,27%
Table 4.2: Dividen Payout Ratio
Untuk mengestimasi DPR tahun 2013 digunakan fungsi AVERAGE pada
Microsoft exel, dan didapat hasil estimasi DPR untuk tahun 2013 seperti tabel IV.3 di
bawah:
Ticker Nama Perusahaan DPR
AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 45,80%
BWPT PT BW Plantation Tbk 15,49%
LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 35,78%
Tabel 4.3: Estimasi DPR tahun 2013
Setelah mendapatkan besarnya estimasi DPR tahun 2013 langkah selanjutnya
adalah menghitung besarnya Retention Rate (persentase laba ditahan) dengan rumus:
56
RR = 1-DPR
Besarnya Retention Rate (RR) dapat dilihat pada tabel IV.4 di bawah:
Ticker Nama Perusahaan DPR 2013 RR AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 45,80% 54,20% BWPT PT BW Plantation Tbk 15,49% 84,51% LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 35,78% 64,22%
Tabel 4.4: Retention Rate (persentase laba ditahan)
Untuk mendapatkan Return on Equity dapat diambil dari laporan keuangan PT
Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia
Tbk. Besarnya Return on Equity PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk tahun 2012 dapat dilihat pada tabel IV.5 di
bawah:
Ticker Nama Perusahaan ROE AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 26,90% BWPT PT BW Plantation Tbk 15,70% LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 17,80%
Tabel 4.5: ROE saham AALI, BWPT dan LSIP tahun 2012
Setelah data Return on Equity (ROE) dan Retention Rate (RR) diperoleh, dapat
dicari besarnya pertumbuhan dividen dengan rumus:
G = ROE x RR
57
Dari perhitungan di atas didapat hasil growth dividen saham PT Astra Agro
Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk didapat
hasil growth dividen yang dapat dilihat pada tabel IV.6:
Ticker Nama Perusahaan ROE RR G AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 26,90% 54,20% 14,58% BWPT PT BW Plantation Tbk 15,70% 84,51% 13,27% LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 17,80% 64,22% 11,43%
Tabel 4.6: Dividen growth
4.2.2 Pendekatan CAPM
Untuk menghitung return yang disyaratkan (Ks) pendekatan yang paling umum
digunakan adalah pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Rumus untuk
menghitung CAPM adalah:
Ks = Rf + [(Rm-Rf)] x Beta
dimana:
Ks : return yang disyaratkan
Rf : risk free/ suku bunga bebas resiko (BI Rate)
Rm : retun market (return IHSG)
Beta : beta saham
Untuk menghitung CAPM dibutuhkan data tingkat suku bunga Bank Indonesia,
return Indeks Harga Saham Gabungan dan Beta saham AALI, BWPT dan LSIP selama
periode 2010-2012. Untuk itu dilakukan analisis-analisis untuk menentukan risk free,
58
Return Market dan Beta Saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.
4.2.2.1 Analisis Risk Free
Risk free atau bunga bebas resiko didapat dari tingkat suatu bunga Bank
Indonesia (BI Rate) per tahun. BI rate dijadikan sebagai tingkat suku bunga bebas resiko
karena BI Rate menjadi acuan bank-bank di Indonesia dalam menentukan suku bunga
deposit, kredit dan tabungan. Suku bunga BI Rate dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Karena itu BI Rate dapat berubah-ubah
bergantung dari perubahan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Berikut ini adalah
perubahan suku bunga Bank Indonesia selama periode 2010-2012:
Tabel 4.7 BI Rate
Bulan 2010 2011 2012 Januari 6,50% 6,50% 6,00% Februari 6,50% 6,75% 5,75% Maret 6,50% 6,75% 5,75% April 6,50% 6,75% 5,75% Mei 6,50% 6,75% 5,75% Juni 6,50% 6,75% 5,75% Juli 6,50% 6,75% 5,75%
Agustus 6,50% 6,75% 5,75% September 6,50% 6,75% 5,75% Oktober 6,50% 6,50% 5,75%
November 6,50% 6,00% 5,75% Desember 6,50% 6,00% 5,75%
sumber: http://www.bi.go.id/web/en/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/
59
Dari tabel di atasdapat dilihat bahwa selama periode 2010 sampai dengan tahun
2012 BI Rate mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan. Dan pada tahun 2012
BI Rate konstan di tingkat 5,75%. Estimasi BI Rate pada tahun 2013 dapat diketahui
dengan cara merata-ratakan tingkat suku bunga BI Rate selama periode 2010-2012, dan
akan didapatkan hasil 6,00% yang akan dimasukan kedalam perhitungan CAPM.
4.2.2.2 Return Market
Return market yang digunakan untuk menghitung CAPM adalah return dari
indeks harga saham gabungan (IHSG) periode 2010-2012. IHSG dipilih menjadi
returnmarket karena IHSG mewakili return saham di Indonesia secara keseluruhan.
Return market IHSG dihitung dengan cara menghitung return harian dengan rumus:
return harian =
Setelah return harian didapat langkah selanjutnya adalah menghitung return
IHSG per tahun dengan cara menjumlahkan semua return harian selama satu periode.
Penjualan return harian menggunakakn fungsi SUM pada Microsoft exel dengan rumus:
= SUM (return harian selama satu tahun)
Dari penjumlahan return harian selama satu tahun akan didapat hasil return
tahunan sebagai berikut:
Tahun Rm 2010 29,40% 2011 4,98% 2012 12,25%
Rata-rata 15,54% Tabel 4.8: Return market (IHSG) tahunan
60
Tabel di atas menunjukan return market dari periode 2010 sampai 2012. Setelah
itu didapat rata-rata return IHSG tahunan dengan menggunakakn fungsi AVERAGE pada
Microsoft exel. Dan hasil rata-rata ini akan dimasukan ke dalam perhitungan CAPM.
4.2.2.3 Beta Saham
Beta saham yang digunakan untuk menghitung CAPM terdiri dari dua skenario
beta. Yaitu beta saham histori dan beta saham yang diambil dari website
www.reuters.com.
1. Beta Saham Histori
Perhitungan beta saham bedasarkan tingkat pengembalian saham AALI, BWPT,
LSIP dan IHSG.Beta dihitung dengan menggunakan fungsi SLOPE dengan
menggunakan Microsoft exel. Rumus yang digunakan untuk menhitung beta
adalah:
=SLOPE(Rs;Rm)
Rs : return saham AALI, BWPT dan LSIP per tahun
Rm : return saham IHSG per tahun
Return saham AALI, BWPT dan LSIP dapat diketahui dengan cara menghitung
return harian saham tersebut dengan menggunakan rumus:
return harian =
61
Setelah return harian didapat, langkah selanjutnya adalah menghitung return
IHSG per tahun dengan cara menjumlahkan semua return harian selama periode
tahunan. Penjumlahan return harian sumnggunakan fungsi SUM pada Microsoft
exel dengan rumus:
=SUM(Return harian selama satu tahun)
Dari penjumlahan return AALI, BWPT dam LSIP selama satu tahun akan
didapat hasil return tahunan. Kemudian return tahunan akan dibandingkan dengan
return IHSG dan akan didapat hasil sebagai berikut:
Tahun Rm Rs
AALI BWPT LSIP 2010 29,40% 3,63% 57,36% 27,63% 2011 4,98% -15,21% -15,18% -6,67% 2012 12,25% -5,58% 18,37% 3,13%
Rata-rata 15,54% -5,72% 20,18% 8,03% Tabel 4.9: Return Market dan Return Saham
Dari hasil perhitungan return saham AALI, BWPT, LSIP dan IHSG akan
dilakukan perhitungan beta saham dengan menggunakan fungsi SLOPE pada Microsoft
exel dengan rumus sebagai berikut:
=SLOPE(Rs;Rm)
62
Setelah dilakukan perhitungan beta saham, maka akan di dapat hasil sebagai
berikut:
Tahun Beta
AALI BWPT LSIP 2010 0,98 1,27 1,04 2011 1,03 0,94 1,24 2012 1,14 1,31 1,32
Tabel 4.10: Beta Saham
Dari tabel di atas dapat disimpulkan secara umum bahwa pada saat saham bullish
maka harga saham AALI, BWPT dan LSIP dapat terapresiasi melebihi kenaikan harga
pasar atau IHSG.Begitu juga sebaliknya jika pasar sedang mengalami bearish harga
saham dapat terdepresiasi melebihi penurunan IHSG. Semakin besar nilai beta maka
semakin besar juga resiko dan return yang bisa dihasilkan saham tersebut.
2. Beta Saham www.reuters.com
Selain beta yang didapat dari perhitungan histori, data lain yang dapat digunakan
adalah beta yang diambil dari websitewww.reuters.com. Alasan mengapa
penelitian ini menggunakan beta yang diambil dari website
www.reuters.comadalah karena website tersebut merupakan website yang
dijadikan rujukan bagi para investor, pengamat dan analis saham dan pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan. Berikut ini adalah
tabel valuation ratioyang diambil dari website reuters.com:
63
Tabel 4.11: Valuation Ratio
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa saham-saham diatas memiliki potensi
resiko dan return yang tinggi.
4.2.2.4 Perhitungan CAPM Beta History
Setelah menghitung risk free, return market dan beta saham tingkat
pengembalian yang disyaratkan bisa dihitung dengan menggunakan pendekatan CAPM
dengan rumus:
CAPM = Ks = Rf + [(Rm - Rf) x Beta]
Ks : return yang disyaratkan
Rf : riskfree/ BI Rate
Rm : return market/ return IHSG
Beta : beta saham IHSG
Hasil perhitungan return yang disyaratkan pada tahun 2013 dengan
menggunakan pendekatan CAPM adalah sebagai berikut:
Valuation Ratio
AALI BWPT LSIP
Company Industry Sector Company Industry Sector Company Industry Sector P/E Ratio
(TTM) 11,37 23,47 36,7 15,4 15,2 36,7 9,23 23,47 36,7 P/E High - Last 5 Yrs. 21,57 15,67 31,24 22,34 36,01 31,24 16,97 15,67 31,24
P/E Low - Last 5 Yrs. 5,87 5,93 18,49 12,54 10,23 18,49 4,29 5,93 18,49
Beta 1,09 0,75 0,36 1,11 0,97 0,36 1,35 0,75 0,36
64
Tahun Rf Rm BETA Ks
AALI 2010 6,50% 29,40% 0,98 28,94% 2011 6,58% 4,98% 1,03 4,93% 2012 5,77% 12,25% 1,14 13,16%
Rata-rata 15,68%
BWPT 2010 6,50% 29,40% 1,27 35,58% 2011 6,58% 4,98% 0,94 5,08% 2012 5,77% 12,25% 1,31 14,26%
Rata-rata 18,31%
LSIP 2010 6,50% 29,40% 1,04 30,32% 2011 6,58% 4,98% 1,24 4,60% 2012 5,77% 12,25% 1,32 14,32%
Rata-rata 16,41%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian yang disyaratkan
setiap tahun berbeda-beda. Tergantung dari berbagai faktor seperti risk free, return
market dan beta saham. Estimasi tingkat pengembalian yang diharapkan pada tahun
2013 didapat dengan merata-ratakan tingkat pengembalian yang disyaratkan pada
periode 2010 sampai 2012.
4.2.2.5 Perhitungan CAPM Beta Reuters
Perhitungan CAPM menggunakan betareuters adalah dengan menggunakan data
risk free dan return market history rata-rata seperti perhitungan CAPM dengan beta
history. Sehingga didapat Ks menggunakan beta reuters adalah sebagai berikut:
Beta Ks AALI 1,09% 12,83% BWPT 1,11% 12,96% LSIP 1,35% 14,52%
Tabel 4.13: Ks dengan Beta Reuters
65
Dari perhitungan CAPM menggunakan beta reuters, didapat hasil return yang
disyaratkan untuk saham AALI, BWPT dan LSIP periode 2013 masing-masing adalah
sebesar 12,83%, 12, 96% dan 14,52%.
4.2.3 Estimasi Harga Wajar Saham dengan Pendekatan DDM
Penilaian harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk
dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dengan pendekatan DDM menggunakan dua
skenario, yaitu:
1. Menghitung harga wajar saham dengan metode DDM dengan menggunakan
estimasi growth dividen tahun 2013 berdasarkan perhitungan retention rate (RR)
dikali Return on Equity (ROE) kemudian menggunakan beta berdasarkan
perhitungan menggunakan fungsi SLOPE pada Microsoft exel. Menghitung harga
wajar saham dengan metode DDM dapat menggunakan rumus:
v =
dimana:
v : harga wajar saham
Do : dividen tahun 2012
g : pertumbuhan dividen
Ks : tingkat pengembalian yang disyaratkan
66
Dengan menggunakan rumus di atas didapat hasil sebagai berikut:
Dividen Growth Ks V AALI 432,96 14,58% 13,16% Rp17.890,95 BWPT 11,98 13,27% 14,26% Rp1.370,81 LSIP 90,64 11,43% 14,32% Rp3.491,39
Tabel 4.14: Tabel Harga Wajar Saham dengan Pendekatan CAPM
2. Menghitung Harga Wajar saham dengan metode DDM menggunakan estimasi
growth dividen tahun 2013 berdasarkan perhitungan retentionrate (RR) dikali
dengan ROE dan kemudian menggunakan beta yang didapat dari reuters.com.
Hasil perhitungan dapat dilihat di tabel di bawah ini:
Dividen Growth Ks V AALI 432,96 14,58% 12,83% Rp17.365,51 BWPT 11,98 13,27% 12,96% Rp3.396,45 LSIP 90,64 11,43% 14,52% Rp3.269,14
Tabel 4.15: Tabel Harga Wajar Saham dengan Beta Reuters
4.3 Analisis dengan Pendekatan Price Earning Ratio
Pendekatan yang digunakan investor untuk mengestimasi harga wajar saham PT
Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia
Tbk adalah dengan menggunakan Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio
(PER).
67
4.3.1 Estimasi Harga Wajar Saham dengan Average PER
Average PER adalah nilai rata-rata dari PER saham selama periode 2010 sampai
2012.Sebelum merata-ratakan PER saham, data yang dibutuhkan adalah data laba
perusahaan, jumlah saham beredar dan harga pasar saham.Data tersebut digunakan
untuk menghitung pertumbuhan laba, Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio
(PER).
Untuk menghitung pertumbuhan laba, data yang digunakan adalah data laba
perusahaan selama periode 2010 sampai yahun 2012. Data laba perusahaan dapat
diambil dari laporan laba rugi PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk selama periode 2010 sampai tahun 2012. Setelah
data laba perusahaan didapa, langkah selanjutnya adalah menghitung pertumbuhan laba
dengan menggunakan rumus:
growth =
68
Perhitungan pertumbuhan laba perusahaan selama periode 2010 sampai dengan
tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tahun Laba Perusahaan Pertumbuhan Laba
AALI
2009 1.660.649.000.000
2010 2.016.780.000.000 17,66%
2011 2.498.565.000.000 19,28%
2012 2.453.654.000.000 -1,83%
Est. 2013 Rp 2.157.412.000.000 11,70%
BWPT
2009 167.465.085.000
2010 243.857.564.000 31,33%
2011 320.388.173.000 23,89%
2012 262.183.809.000 -22,20%
Est. 2013 Rp 248.473.657.750 11,00%
LSIP
2009 707.487.000.000
2010 1.033.329.000.000 31,53%
2011 1.701.513.000.000 39,27%
2012 1.122.575.000.000 -51,57%
Est. 2013 Rp 1.141.226.000.000 6,41% Tabel 4.16: Tabel Pertumbuhan Laba Perusahaan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pertumbuhan laba PT Astra Agro Lestari
Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk selama periode
2010 sampai tahun 2012. Untuk mengestimasi laba PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW
Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk tahun 2013 maka digunakan
perhitungan rata-rata pertumbuhan laba, dengan menggunakan fungsi AVERAGE pada
Microsoft exel.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa estimasi laba perusahaan PT Astra Agro
Lestari Tbk adalah Rp 2.157.412.000.000,00 dengan pertumbuhan laba sebesar 11,70%,
PT BW Plantation Tbk sebesar Rp 248.473.547.750,00 dengan pertumbuhan laba
69
sebesar 11,00% dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk sebesar Rp
1.141.226.000.000,00 dengan pertumbuhan laba sebesar 6,41%.
Untuk menghitung Earning per Share (EPS) PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW
Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, data yang digunakan adalah
adalah data laba perusahaan, dan jumlah saham beredar selama periode 2010 sampai
dengan tahun 2012. Earning per Share (EPS) dapat dihitung dengan rumus:
EPS =
Perhitungan EPS saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk selama periode 2010 sampai tahun 2012 dapat
dilihat pada tabel di bahwah ini:
Tahun Laba Perusahaan Jumlah Saham
Beredar EPS
AALI
2010 2.016.780.000.000 1.574.379.391 1.281 2011 2.498.565.000.000 1.574.395.085 1.587 2012 2.453.654.000.000 1.533.533.750 1.600
Est. 2013 Rp 2.322.999.666.667 1.560.769.409 1.489
BWPT
2010 243.857.564.000 4.064.292.733 60 2011 320.388.173.000 5.498.338.304 58 2012 262.183.809.000 4.033.597.062 65
Est. 2013 Rp 275.476.515.333 4.532.076.033 61
LSIP
2010 1.033.329.000.000 1.365.031.704 757 2011 1.701.513.000.000 6.833.385.542 249 2012 1.122.575.000.000 6.844.969.512 164
Est. 2013 Rp 1.285.805.666.667 5.014.462.253 390 Tabel 4.17: Earning per Share (EPS)
Dari tabel diatas dapat dilihat EPS untuk masing-masing perusahaan pada
periode 2010 sampai dengan tahun 2012.Untuk estimasi EPS pada tahun 2013
digunakan rata-rata EPS periode 2010 sampai dengan tahun 2012. Estimasi EPS untuk
70
PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra
Indonesia Tbk pada tahun 2013 masing-masing adalah sebesar 1.489, 61 dan 390 kali.
Untuk menghitung Price Earning Ratio (PER) PT Astra Agro Lestari Tbk, PT
BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk data yang digunakan
adalah harga pasar saham AALI, BWPT dan LSIP dan EPS selama periode 2010 sampai
dengan tahun 2012. Data harga pasar saham AALI, BWPT dan LSIP diambil dari
website www.yahoo.finance.com.Harga pasar yang diambil adalah harga penutupan per
31 Desember periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Setelah data harga saham
dan EPS didapat kemudian dilakukan perhitungan untuk Price Earning Ratio (PER)
dengan menggunakan rumus:
PER =
Perhitungan PER perusahaan selama periode 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tahun Laba Perusahaan Pertumbuhan
Laba Saham
Beredar Harga Saham EPS PER
AALI 2010 2.016.780.000.000 17,66% 1.574.379.391 26.200 1.281 20,45 2011 2.498.565.000.000 19,28% 1.574.395.085 21.700 1.587 13,67 2012 2.453.654.000.000 -1,83% 1.533.533.750 20.600 1.600 12,88 Est. 2013 2.157.412.000.000 11,70% 1.560.769.409 22.833 1.489 15,67
BWPT 2010 243.857.564.000 31,33% 4.064.292.733 1.290 60 21,50 2011 320.388.173.000 23,89% 5.498.338.304 1.120 58 19,22 2012 262.183.809.000 -22,20% 4.033.597.062 1.470 65 22,62 Est. 2013 248.473.657.750 11,00% 4.532.076.033 1.293 61 21,11
LSIP 2010 1.033.329.000.000 31,53% 1.365.031.704 2.570 757 3,39 2011 1.701.513.000.000 39,27% 6.833.385.542 2.250 249 9,04 2012 1.122.575.000.000 -51,57% 6.844.969.512 2.400 164 14,63 Est. 2013 1.141.226.000.000 6,41% 5.014.462.253 2.407 390 9,02
Tabel 4. 18: Price Earning Ratio (PER)
71
Dari perhitungan tabel diatas dapat dilihat hasil perhitungan estimasi harga
saham AALI, BWPT dan LSIP pada tahun 2013. Estimasi PER untuk tahun 2013
dihitung dengan cara merata-ratakan PER dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
Dari hasil perhitungan di atas didapat hasil harga wajar untuk saham AALI sebesar Rp
22.833,00 dengan pembulatan fraksi menjadi Rp 22.850,00 , saham BWPT sebesar Rp
1.293,00 dengan pembulatan fraksi menjadi Rp 1.300,00 dan saham LSIP sebesar Rp
4.407,00 dengan fraksi menjadi Rp 4.400,00.
4.4 Pembahasan Hasil Analisis
Dari hasil analisis penilaian harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT
BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, dapatdideskripsikan
pertumbuhan dividen pada tahun 2010 sampai tahun 2012, mendeskripsikan
pertumbuhan PER dan EPS periode 2010 sampai dengan tahun 2012 dan menentukan
harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP
London Sumatra Indonesia Tbk di tahun 2013 serta merekomendasikan jual atau beli
pada saham-saham AALI, BWPT dan LSIP pada tahun 2013.
4.4.1 Pertumbuhan Dividen
Pembagian dividen periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 besarnya
bervariasi. Pertumbuhan pembagian deviden terkecil PT Astra Agro Lestari Tbk adalah
432.96 pada tahun 2012 dan pertumbuhan dividen terbesar dibagikan tahun 2011 sebesar
939.93. Pertumbuhan pembagian dividen terkecil PT BW Plantation Tbk adalah pada
tahun 2010 sebesar 7.56 dan pertumbuhan pembagian dividen terbesar adalah pada
tahun 2012 sebesar 11.98. Pada PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, pertumbuhan
72
pembagian dividen terkecil adalah pada tahun 2011 sebesar 60.97 dan pertumbuhan
pembagian dividen terbesar adalah pada tahun 2010 sebesar 208.91.
Meskipun jumlah dividen yang dibagikan setiap tahun berbeda dan pertumbuhan
dividen yang dibagikan mengalami fluktuasi tetapi PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW
Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk selalu rutin membagikan
dividen setiap tahun.
Dividen yang dibagikan PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2012 sebesar Rp
432.96 per saham dengan laba perusahaan sebesar Rp 2.453.654.000.000,00dan jumlah
saham beredar sebesar 1.533.533.750. Artinya pada tahun 2012 Dividend Payout Ratio
(DPR) sebesar 27,06% . Dividen yang dibagikan PT BW Plantation Tbk pada tahun
2010 sebesar Rp7,56 per saham dengan laba perusahaan sebesar Rp 243.857.564.000,00
dan jumlah saham beredar sebesar 4.064.292.733. Artinya pada tahun 2010 Dividen
Payout Ratio (DPR) sebesar 12,60%. Dividen yang dibagikan PT PP London Sumatra
Indonesia Tbk pada tahun 2011 sebesar Rp 60,97 per saham dengan laba perusahaan
sebesar Rp 1.701.513.000.000,00dan jumlah saham beredar sebesar 6.833.385.542.
Artinya pada tahun 2011 Dividen Payout Ratio (DPR) sebesar 24,49%.
Dividen yang dibagikan pada tahun 2011 PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW
Plantation Tbk tahun 2012, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk tahun 2010
mengalami pertumbuhan yang sangat bervariasi. Untuk tahun 2011 PT Astra Agro
Lestari Tbkdan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk mengalami penurunan dividen
yang signifikan. Sedangkan PT BW Plantation Tbk mengalami kenaikan dividen yang
signifikan.
Pada PT Astra Agro Lestari Tbk, dividen yang dibagikan tahun 2011 sebesar Rp
939.93 per lembar saham dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 432.96 per lembar
73
saham, artinya PT Astra Agro Lestari Tbk mengalami penurunan dividen sebesar
53.94%. Dividen yang dibagikan PT BW Plantation Tbk pada tahun 2010 sebesar Rp
7.56 per lembar saham dan pada tahun 2012 sebesar Rp 11.98 per lembar saham yang
artinya PT BW Plantation Tbk mengalami pertumbuhan dividen sebesar 18.91%.
Sedangkan dividen yang dibagikan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pada tahun
2010 sebesar Rp 208.91 per lembar saham dan pada tahun 2011 sebesar Rp 60.97 per
lembar saham, yang artinya PT PP London Sumatra Indonesia Tbk mengalami
penurunan dividen sebesar 70.81%.
Dilihat dari peningkatan laba, masing-masing perusahaan mengalami
pertumbuhan laba yang bervariasi. Laba PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2011
dan 2012 yaitu sebesar Rp 2.498.565.000.000,00 dan Rp 2.453.654.000.000,00 artinya
mengalami penurunan laba sebesar 1.83%. Dan laba PT BW Plantation Tbk pada tahun
2010 dan 2012 adalah sebesar Rp 243.857.564.000,00 dan Rp 262.183.809.000,00
artinya mengalami pertumbuhan sebesar 9.13%.
4.4.2 Pertumbuhan PER
Selama periode 2010 sampai dengan 2012, PER saham PT Astra Agro Lestari
Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk cenderung
bervariasi. Pada PT Astra Agro Lestari, PER saham periode 2010-2012 antara lain 20,45
kali; 13,67 kali;12,88 kali dan estimasi PER untuk tahun 2013 adalah 15,67 kali.
Pada PT BW Plantation Tbk, PER saham periode 2010-2012 antara lain 21,50
kali; 19,22 kali; 22,62 kali dan estimasi PER untuk tahun 2013 adalah 21,11 kali.
Sedangkan untuk PER PT London Sumatra Indonesia Tbk pada periode 2010-
2012 antara lain 3,39 kali; 9,04 kali; 14,63 kali dan estimasi PER untuk tahun 2013
74
adalah 9,02 kali. Sehingga didapat estimasi harga saham tahun 2013 PT Astra Agro
Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah
sebesar Rp 22.850,00 ; Rp 1.300,00; Rp 2.400,00.
4.4.3 Harga Wajar Saham
Setelah dilakukan penilaian harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT
BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk untuk tahun 2013 dengan
berbagai pendekatan, antara lain :
1. Pendekatan DDM dengan Beta History
2. Pendekatan DDM dengan Beta Reuters
3. Pendekatan average PER
Didapat hasil harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk
dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk tahun 2013 adalah sebesar Rp 22.850,00 ; Rp
1.300,00; Rp 2.400,00. Saat ini (19 Mei 2013) saham AALI, BWPT, dan LSIP berturut-
turut masing-masing sebesar Rp 17.200,00 ; Rp 1.020,00 dan Rp 1.560,00.
Setelah didapat harga wajar, maka investor dapat membuat keputusan terhadap
saham-sahamini. Apakah mereka akan membeli atau menjual saham-saham ini. Dari
hasil analisis yang telah dilakukan, maka sebaiknya investor harus mempertimbangkan
keputusan yang akan diambil. Pertimbangan yang harus dipikirkan oleh investor adalah
mereka harus melihat apakah harga saham sekarang (harga pasar) di atas, atau di bawah
harga wajar.Jika harga pasar di bawah harga wajar, maka sebaiknya investor membeli
saham tersebut.Namun jika harga pasar di atas harga wajar, maka sebaiknya investor
menunggu hingga harga pasar mendekati harga wajar, lalu kemudian membelinya.
75
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk saham AALI
investor disarankan untuk membeli saham tersebut, dikarenakan harga pasar yaitu
sebesar Rp 17.200,00 masih di bawah harga wajar yaitu sebesar Rp 22.850,00. Untuk
saham BWPT investor juga disarankan untuk membeli saham tersebut, karena harga
pasar saham masih di bawah harga wajar, dengan harga pasar sebesar Rp 1.020,00 dan
harga wajar sebesar Rp 1.300,00. Sedangkan untuk saham LSIP investor juga
disarankan untuk membeli saham tersebut, karena harga pasar saham masih di bawah
harga wajar, dengan harga pasar sebesar Rp 1.560,00 dan harga wajar sebesar Rp
2.400,00.