bab 4 analisis dan pembahasan 4.1. identifikasi responden
TRANSCRIPT
33
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Responden
Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik
usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan
metode Structural Equation Modeling (SEM). Pengambilan sampel
menggunakan non-probability sampling dengan metode purposive
sampling.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Laki – laki 80 67
2. Perempuan 40 33
Total 120 100
Sumber: Lampiran 3, diolah
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah responden
berdasarkan jenis kelamin laki-laki adalah 80 orang dan jumlah responden
berdasarkan jenis kelamin perempuan adalah 40 orang yang masing-masing
mempunyai persentase yaitu pada laki-laki sebesar 67% dan presentase
pada perempuan sebesar 33%. Dengan demikian, pemilik usaha jasa
laundry di Surabaya lebih banyak berjenis kelamin laki-laki daripada
perempuan.
33
34
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. 22-27 tahun 47 39
2. 28-33 tahun 30 25
3. 34-39 tahun 23 19
4. >39 tahun 20 17
Total 120 100
Sumber: Lampiran 3, diolah
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa responden berusia 22-27
tahun adalah 47 orang , 28-33 tahun sebanyak 30 orang, 34-39 tahun
sebanyak 23 orang , >39 tahun sebanyak 20 orang, yang masing-masing
mempunyai persentase yaitu pada usia 22-27 tahun sebesar 39%, presentase
pada 28-33 tahun sebanyak 25%, persentase pada 34-39 tahun sebanyak
19%, persentase pada >39 tahun sebanyak 17%. Dengan demikian usia
pemilik usaha jasa laundry di Surabaya lebih banyak berusia antara 22-27
tahun.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lokasi Daerah
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Lokasi Daerah
No. Daerah Jumlah Persentase (%)
1. Surabaya
Timur 25
21
35
Lanjutan Tabel 4.3
2. Surabya
Utara 28
23
3. Surabaya
Barat 35
29
4. Surabaya
Selatan 32
27
Total 120 100
Sumber: Lampiran 3, diolah
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa lokasi responden daerah
Surabaya Timur sebanyak 25 orang, daerah Surabaya Utara sebayak 28
orang, Surabaya Barat sebayak 35 orang dan Surabaya Selatan sebanyak 32
orang. Masing-masing mempunyai peresentase yaitu pada Surabaya Timur
sebanyak 21%, Surabaya Utara sebanyak 23%, Surabaya Barat seabanyak
29%, Surabaya Selatan sebanyak 27%. Dengan demikian lokasi daerah
usaha jasa laundry lebih banyak pada daerah Surabaya barat.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status konsumennya
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Konsumennya
No. Status Jumlah Persentase (%)
1. Konsumen
perumahan 55
46
2. Konsumen
perkantoran 18
15
3.
Konsumen
mahasiswa
/pelajar
47 39
Total 120 100
Sumber: Lampiran 3, diolah
36
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa status konsumen
pengguna jasa laundry perumahan sebanyak 55 orang, perkantoran
sebanyak 18 orang, mahasiswa/ pelajar sebanyak 47 yang masing-masing
memiliki nilai persentase perumahan sebanyak 46%, perkantoran sebanyak
15% dan mahasiswa/ pelajar 39% Dengan demikian banyak konsumen
yang menggunakan jasa laundry adalah yang berstatus perumahan.
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan jumlah karyawan
No. Jumlah
Karyawan
Jumlah
(perusahaan ) Persentase (%)
1. 1-3 orang 59 49
2. 4-6 orang 38 31
3. 7-9 orang 20 17
4. >9 orang 3 3
Total 120 100
Sumber: Lampiran 3, diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui jumlah karyawan yang digunakan
dalam perusahaan laundry adalah 1-3 orang sebanyak 59 perusahaan, 4-6
orang sebanyak 38 perusahaan, 7-9 orang sebanyak 20 perusahaan, >9
orang sebanyak 3 perusahaan. Yang masing-masing memiliki persentase
1-3 orang sebanyak 49%, 4-6 orang sebanyak 31%, 7-9 orang sebanyak
17%, lebih dari 9 orang sebanyak 3%. Dengan demikian jumlah pegawai
dalam sebuah usaha jasa laundry terbanyak adalah 1-3 orang
37
6. Karakteristik Responden Berdasarkan lama proses pengerjaan
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan lama proses pengerjaan
No. Lama Proses
Pengerjaan
Jumlah
(perusahaan) Persentase (%)
1. 1 hari 4 3
2. 2 hari 25 21
3. 3 hari 58 48
4. >3 hari 33 28
Total 120 100
Sumber: Lampiran 3, diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui lama proses pengerjaan laundry
dalam 1 hari sebanyak 4 perusahaan, dalam 2 hari sebanyak 25 perusahaan,
dalam 3 hari sebanyak 58 perusahaan dan lebih dari 3 hari sebanyak 33
perusahaan yang masing-masing memiliki persentasi dalam 1 hari
sebanyak 3%, dalam 2 hari sebanyak 21%, dalam 3 hari sebanyak 48%,
dalam lebih dari 3 hari sebanyak 28%. Dengan demikian lama proses
pengerjaan laundry berkisar 3 hari proses pengerjaan.
4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Berdasarkan rata- rata jawaban responden, maka dapat ditentukan
interval penilaian sebagai berikut:
Nilai jawaban tertinggi – Nilai terendah 5 - 1
Interval: ------------------------------------------------- = ------ = 0,8
Jumlah Interval 5
38
Kriteria dari masing – masing variabel, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.7
Kelompok Interval Penilaian
Ruang Interval Penilaian
1,00 – 1,80 Sangat Tidak Setuju
1,81 – 2,60 Tidak Setuju
2,61 – 3,40 Netral
3,41 – 4,20 Setuju
4,21 – 5,00 Sangat Setuju
Sumber: Durianto, dkk. (2001: 43)
1. Statistik Deskriptif Variabel Lingkungan Pemasaran
Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Variabel Lingkungan Pemasaran
No. Pernyataan Mean Standar
Deviasi Keterangan
Lingkungan Pemasaran
(Mikro)
1. Pemasok(X1) 3,90 0,9561 Setuju
2. Perantara Pemasaran (X2) 3,90 1,0207 Setuju
3. Pasar pelanggan / konsumen
(X3) 3,70 0,9561 Setuju
4. Pesaing (X4) 3,80 1,1121 Setuju
Lingkungan Pemasaran
(Makro)
5. Lingkungan demografis
(X5) 3,50 1.1739 Setuju
39
Lanjutan Tabel 4.8
6. Lingkungan Ekonomi (X6) 3,47 1,1224 Setuju
7. Lingkungan alam (X7) 3,32 1,1963 Netral
8. Lingkungan teknologi
(X8) 3,51 1,2634 Setuju
9. Lingkungan sosial dan
budaya (X9) 3,09 1,2298 Netral
Lingkungan Pemasaran 3,5815 0,1144 Setuju
Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa variabel pemasok (X1)
memiliki rata- rata sebesar 3,90, hal ini berarti responden setuju bahwa ada
pengaruh pemasok pada usaha jasa laundry di Surabaya, perantara
pemasok (X2) memiliki rata- rata sebesar 3,90 berarti responden setuju
bahwa ada pengaruh perantara pemasaran pada usaha jasa laundry di
Surabaya, pasar pelanggan/ konsumen (X3) memiliki rata- rata sebesar 3,70
berarti responden setuju bahwa ada pengaruh pasar pelanggan/ konsumen
pada usaha jasa laundry Surabaya, pesaing (X4) Memiliki nilai rata- rata
sebesar 3,80 berarti responden setuju bahwa ada pengaruh pesaing pada
usaha jasa laundry di Surabaya, lingkungan demografis (X5) memiliki nilai
rata- rata sebesar 3,50 berarti responden setuju bahwa ada pengaruh
lingkungan demografis pada usaha jasa lanudry di Surabaya, lingkungan
ekonomi (X6) memiliki nilai rata- rata sebesar 3,4 beararti responden setuju
bahwa ada pengaruh lingkungan ekonomi pada usaha jasa laundry di
Surabaya, lingkungan alam (X7) memiliki nilai rata- rata sebesar 3,32
berarti responden netral terhadap pengaruh lingkungan alam pada usaha
laundry di Surabaya, lingkungan teknologi (X8) memiliki nilai rata- rata
sebesar 3,51 berarti responden setuju bahwa ada pengaruh lingkungan
40
teknologi pada usaha jasa laundry di Surabaya, lingkungan sosial dan
budaya (X9) memiliki rata- rata 3,09 berarti responden netral terhadap
pengaruh lingkungan sosial dan budaya pada usaha jasa laundry di
Surabaya.
Secara keseluruhan lingkungan pemasaran memiliki nilai rata-rata
sebesar 3,5815 dan nilai standar deviasi sebesar 0,1144 yang menunjukkan
bahwa responden setuju pada pernyataan variabel lingkungan pemasaran
namun terdapat dua variabel yang netral yaitu lingkuungan alam,
lingkungan sosial dan budaya pada usaha jasa laundry di Surabaya dan
lingkungan pemasaran mikro memiliki dua variabel yang memiliki nilai
tertinggi yaitu pemasok dan perantara namun pada lingkungan pemasaran
makro terdapat nilai rata-rata yang tinggi pada lingkungan tekologi pada
usaha jasa laundry di Surabaya.
2. Statistik Deskriptif Variabel Strategi Pemasaran
Tabel 4.9
Statistik Deskriptif Variabel Strategi Pemasaran (Y1)
No. Pernyataan Mean Standar
Deviasi Keterangan
1. Product/ jasa (Y1.1) 3,44 1,1796 Setuju
2. Price (Penetration Price/
low price) (Y1.2) 3,87 0,9835 Setuju
3. Place/ Saluran distribusi
langsung (Y1.3) 3,86 1,0284 Setuju
4. Promotion/ Iklan (Y1.4) 3,83 1,0398 Setuju
Strategi Pemasaran 3,9275 0,0847 Setuju
Sumber: Lampiran 2
41
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui variabel product/ jasa (Y1.1)
memiliki nilai rata-rata 3,44 hal ini berarti responden setuju dengan produk/
jasa laundry di Surabaya, price /low price (Y1.2) memiliki nilai rata-rata
3,87 berarti responden setuju dengan Strategi low price yang digunakan
pada usaha laundry di Surabaya, place/ saluran distribusi (Y1.3) memiliki
nilai rata- rata 3,86 berarti setuju dengan strategi saluran distribusi yang
digunakan pada usaha jasa laundry di Surabaya, promotion/ iklan (Y1.4)
memiliki nilai rata-rata 3,83 berarti setuju dengan srtategi iklan yang
digunakan pada usaha jasa laundry di Surabaya.
Secara keseluruhan strategi pemasaran memiliki nilai rata-rata
sebesar 3,9275 dan nilai standar deviasi sebesar 0,08472 yang menunjukkan
bahwa responden setuju pada pernyataan variabel Strategi pemasaran, dan
Strategi low price yang mempunyai nilai rata- rata yang lebih tinggi dari
pada strategi yang lainnya.
3. Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Pemasaran
Tabel 4.10
Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Pemasaran (Y2)
No. Pernyataan Mean Standar
Deviasi Keterangan
1. Market growth/ pasar
pertumbuhan (Y2.1) 4,12 0,8256 Setuju
2. Competitive pricing/
harga kompetitif(Y2.2) 3,78 0,9091 Setuju
3. Relative Product Quality/
kualitas Produk 3,81 0,9525 Setuju
4. Customer satisfaction/
keputusan pelanggan 3,82 0,9758 Setuju
42
Lanjutan tabel 4.10
Kinerja Pemasaran 3,8875 0,0661 Setuju
Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa variabel market growth/
pasar pertumbuhan (Y2.1) memiliki nilai rata-rata sebesar 4,12, hal ini
berarti responden setuju dengan market growth/ pasar pertumbuhan pada
usaha jasa laundry di Surabaya, Competitive pricing/ harga kompetitif
(Y2.2) memiliki nilai rata-rata sebesar 3,78 berarti responden setuju dengan
competitive pricing/ harga kompetitif pada usaha jasa laundry di Surabaya,
relative product quality/ kualitas produk memiliki nilai rata-rata sebesar
3,81 berarti responden setuju dengan relative product quality/ kualitas
produk pada usaha jasa laundry di Surabaya, customer satisfaction/
keputusan pelanggan memiliki nilai rata-rata sebesar 3,82 berarti responden
setuju dengan relative product quality/ kualitas produk pada usaha jasa
laundry di Surabaya.
Secara keseluruhan kinerja pemasaran memiliki nilai rata- rata sebesar
3,8875 dan nilai standar deviasi sebesar 0,0661 yang menunjukkan bahwa
responden setuju pernyataan kinerja pemasaran, dan market growth/ pasar
pertumbuhan yang mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada
variabel kinerja pemasaran yang lainnya.
4.3. Hasil Analisis Data
Hasil analisis data yang diperoleh dari daftar pernyataan yang
ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan penelitian selanjutnya dilakukan
analisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) melalui
bantuan program LISREL 8.70.
43
4.3.1. Analisis SEM
Metode analisis SEM memiliki beberapa pengujian dalam
memeriksa apakah data sudah sesuai dengan model yang diteliti, sehingga
suatu penelitian dapat dilanjutkan sesuai dengan data yang berdistribusi
normal, valid, reliabel atau dapat diandalkan dan data yang fit. Selanjutnya,
pada pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu bertujuan untuk mengetahui
kebenaran dan realita suatu data. Berikut ini merupakan langkah-langkah
dalam menguji suatu model penelitian serta terdapat hasil olahan data
dengan menggunakan uji normalitas, uji validitas, uji reliabilitas dan uji
hipotesis. Semua pengujian terkandung dalam langkah-langkah SEM seperti
yang dijelaskan pada Bab 3.
4.3.2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dapat dilakukan melalui koefisien
kecondongan (Skewness) dan koefisien keruncingan (Kurtosis). Salah satu
asumsi normalitas yang menggunakan metode SEM mensyaratkan bahwa
data harus terdistribusi normal. Pada program Lisrel terdapat dua kategori
output , yaitu univariat dan multivariate. Variabel yang telah terdistribusi
normal harus memiliki P-Value chi-kuadrat sebesar > 0,05 pada tingkat λ
sebesar 5%. Namun apabila salah satu dari dua kategori output tidak
terdistribusi normal, penelitian tetap dapat di jalankan asalkan satu output
yang lain terdistribusi normal. Berikut adalah ringkasan hasil pengujian
normalitas univariat dan multivariat:
44
Tabel 4.11
Assessment of Normality
No. Variabel
Skewness Kurtosis Skewness &
Kurtosis Ket.
Z-
Score
P-
Value
Z-
Score
P-
Value
Chi-
Square P-Value
1. X1 -0,854 0,393 0,710 0,478 1,233 0,540 Normal
2. X2 -1.473 0,141 -1,082 0,279 3,339 0,188 Normal
3. X3 -0,917 0,359 -0,017 0,986 0,841 0,657 Normal
4. X4 -1,421 0,155 -1.821 0,069 5,334 0,069 Normal
5. X5 -0,705 0,481 -1,396 0,163 2,445 0,295 Normal
6. X6 -0,659 0,510 -1,356 0,175 2,274 0,321 Normal
7. X7 -0,453 0,650 -1,987 0,047 4,154 0,125 Normal
8. X8 -0,864 0,387 -1,927 0,054 4,462 0,107 Normal
9. X9 -0,131 0,895 -1,768 0,077 3,144 0,208 Normal
10. Y1.1 -0,700 0,484 -1,683 0,092 3,324 0,190 Normal
11. Y1.2 -1,414 0,157 -1,295 0,195 3,677 0,159 Normal
12. Y1.3 -1,307 0,191 -1,368 0,171 3,580 0,167 Normal
13. Y1.4 -1,508 0,132 -1,842 0,065 5,668 0,059 Normal
15. Y2.2 -1,011 0,312 -0,599 0,549 1,381 0,501 Normal
16. Y2.3 -1,082 0,279 -0,883 0,377 1,951 0,377 Normal
17. Y2.4 -1,187 0,235 -1,320 0,187 3,149 0,207 Normal
45
Lanjutan tabel 4.11
Multivariat 11,347 0,000 1,939 0,053 132,506
0,000
Tidak
berdistribusi
normal
Sumber: lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, yaitu uji normalitas data secara
multivariat data pada penelitian tidak terdistribusi normal, namun
dikarenakan uji normalitas data secara univariat setiap bagiannya
terdistribusi normal karena mengikuti syarat yang ditentukan pada nilai P-
Value > 0,05 sedangkan jika nilai P-Value < 0,05 data tidak terdistribusi
normal seperti pada uji normalitas secara multivariat. Maka, dikarenakan
secara univariat diketahui bahwa data berdistribusi normal sehingga,
analisis uji ini dapat dilanjutkan.
4.3.3. Uji Kecocokan Seluruh Model
Pada tahapan pencarian dan pengembangan sebuah model dengan
tingkat justifikasi yang kuat, suatu model dipakai untuk membuktikan
kausalitas teoritis melalui uji coba data empirik. Hasil perhitungan terhadap
indeks-indeks goodness of fit disajikan pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Tabel Goodness of Fit
Goodness Of Fit Measure Cut-off Value Hasil
Analisis
Evaluasi
Model
X2 (chi-square) >0,5 0,0 Tidak Fit
GFI (Goodness of Fit Index) 0,8 GFI 0,9 0,74 Tidak Fit
AGFI (Adjusted Goodness
Of Fit Index) 0,8 AGFI 0,9 0,66 Tidak Fit
NFI (Normed Fit Index) 0,8 NFI 0,9 0,74 Marginal Fit
46
Lanjutan tabel 4.12
IFI (Incremental Fit
Index) 0,8 IFI 0,9 0,81 Marginal Fit
CFI (Comparative Fit
Index) 0,8 CFI 0,9 0,81 Marginal Fit
RFI (Relative Fit Index) 0,8 RFI 0,9 0,70 Tidak Fit
PNFI (Parsimonious
Normed Fit Index) Tinggi 0,56 Tidak Fit
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.12 di bawah ini, maka
dapat disimpulkan bahwa model riset dalam penelitian ini cocok dengan
data, karena dalam pengujian kecocokan seluruh model jika hanya satu saja
yang fit maka riset ini telah cocok dengan data.
4.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas
4.3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas mengacu pada instrument pengukuran, yaitu menguji
apakah instrument pengukuran yang digunakan memang benar-benar dapat
mengukur variabel yang ingin diukur. Instrument pengukuran atau
indikator variabel dipastikan telah memenuhi asumsi validitas apabila
nilai critical ratio (CR) adalah > 1,96 dan nilai p < 0,05. Berikut ini
disajikan tabel pengujian validitas dengan menggunakan uji t:
Tabel 4.13
Tabel Validitas
Variabel Laten Indikator t-value cut-off value Keterangan
Lingkungan
Pemasaran
(X)
X1 1,00 Acuan Valid
X2 5,33 >1,96 Valid
X3 6,12 >1,96 Valid
X4 6,52 > 1,96 Valid
X5 6,00 > 1,96 Valid
47
Lanjutan Tabel 4.13
X6 6,33 > 1,96 Valid
X7 2,80 > 1,96 Valid
X8 2,28 > 1,96 Valid
X9 2,40 > 1,96 Valid
Strategi Pemasaran
(Y1.1)
Y1.1 1,00 Acuan Valid
Y1.2 3,49 > 1,96 Valid
Y1.3 3,83 >1,96 Valid
Y1.4 3,71 > 1,96 Valid
Kinerja Pemasaran
(Y2)
Y2.1 1,00 Acuan Valid
Y2.2 3,40 >1,96 Valid
Y2.3 3,87 >1,96 Valid
Y2.4 3,78 >1.96 Valid
Sumber: Lampiran 6
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.13 di atas maka
disimpulkan bahwa semua indikator terbukti valid, karena memiliki nilai t-
value yang > 1,96 sebagai acuannya.
4.3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji alat ukur (kuesioner) yang kedua adalah reliabilitas, yaitu alat
untuk mengukur konsistensi suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Metode yang digunakan untuk menghitung
realibiltas instrumen dengan menggunakan indeks construct reliability.
Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat realibiltas adalah
> 0,7. Namun menurut Ingbaria et al (1997), dalam Yamin (2009:36)
menyatakan reliabilitas antara 0,5 - 0,6 sudah cukup untuk menjustifikasi
sebuah hasil penelitian. Menurut Yamin dan Kurniawan (2009:36), rumus
ysang digunakan untuk menghitung construct reliability adalah:
48
(∑ loading baku)2
Variance Extracted =
(∑ loading baku)2 + ∑ ej
Berikut ini disajikan tabel pengujian reliabilitas dengan
menggunakan perhitungan construct reliability:
Tabel 4.14
Perhitungan Measurement Error dari Lingkungan Pemasaran
Indikator
Standard
Loading
( )
2
Measurement
Error
(1 - 2)
VE Keterangan
X1 0,69 0,4761 0,5239
0,77434 Reliabel
X2 0,55 0,3025 0,6975
X3 0,65 0,4225 0,5775
X4 0,7 0,49 0,51
X5 0,63 0,3969 0,6031
X6 0,67 0,4489 0,5511
X7 0,28 0,0784 0,9216
X8 0,23 0,0529 0,9471
X9 4,64 0,0576 0,9424
Total 4,64 - 6,2742
Sumber: Lampiran 6, diolah
Berdasarkan Tabel 4.14 dilakukan perhitungan nilai reliabilitas konstruk
dari variabel Lingkungan Pemasaran 0,77434 > 0,5 maka disimpulkan
variabel lingkungan pemasaran reliabel secara signifikan dan dapat
digunakan untuk analisis lebih lanjut. Berikut perhitungan menggunakan
rumus sebagai berikut:
(∑ loading baku)2
Lingkungan Pemasaran =
(∑ loading baku)2 + ∑ ej
49
= (4,64)2
(4,64)2 + 6,2742
= 0,77434
Tabel 4.15
Perhitungan Measurement Error dari Strategi Pemasaran
Indikator
Standard
Loading
( )
2
Measurement
Error
(1 - 2)
CR Keterangan
Y1.1 0,42 0,1764 0,8236
0,66541048
Reliabel
Y1.2 0,51 0,2601 0,7399
Y1.3 0,71 0,5041 0,4959
Y1.4 0,65 0,4225 0,5775
Total 2,29 - 2,6369
Sumber: Lampiran 6, data diolah
Berdasarkan Tabel 4.15 dilakukan perhitungan nilai reliabilitas
konstruk dari variabel Strategi Pemasaran 0,66541048 > 0,5 maka
disimpulkan variabel Strategi Pemasaran reliabel secara signifikan dan
dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Berikut perhitungan
menggunakan rumus sebagai berikut:
(∑ loading baku)2
Strategi Pemasaran =
(∑ loading baku)2 + ∑ ej
= (2,29)2
(2,29)2 + 2,6369
= 0,66541048
50
Tabel 4.16
Perhitungan Measurement Error dari Kinerja Pemasaran
Indikator
Standard
Loading
( )
2
Measurement
Error
(1 - 2)
CR Keterangan
Y2.1 0,43 0,1849 0,8151
0,655241
Reliabel
Y2.2 0,53 0,2809 0,7191
Y2.3 0,68 0,4624 05376
Y2.4 0,62 0,3844 0,6156
Total 2,26 - 2,6874
Sumber: Lampiran 6, data diolah
Berdasarkan Tabel 4.16 dilakukan perhitungan nilai reliabilitas
konstruk dari variabel Kinerja Pemasaran 0,655241 > 0,5 maka disimpulkan
variabel Kinerja Pemasaran reliabel secara signifikan dan dapat digunakan
untuk analisis lebih lanjut. Berikut perhitungan menggunakan rumus
sebagai berikut:
(∑ loading baku)2
Kinerja Pemasaran =
(∑ loading baku)2 + ∑ ej
= (2,26)2
(2,26)2 + 2,6874
= 0,655241
4.3.5. Persamaan Struktural
Evaluasi terhadap model struktural berkaitan dengan pengujian
pengaruh antar variabel yang dihipotesiskan pada penelitian ini. Persamaan
yang dihasilkan pada penelitian ini adalah persamaan struktural karena
bertujuan ingin mengetahui hubungan kausalitas dan pengaruh signifikan
antar variabel-variabel yang diteliti. Persamaan-persamaan struktural yang
diajukan dalam model penelitian ini adalah sebagai berikut:
51
SP = β1.LP SP = 0,51.LP
KP = β2.SP + β1. LP KP = 0,33.SP + 0,20.LP
Tabel 4.17
Tabel Direct Effect, Indirect Effect and Total Effet Variable
Variabel Direct
Effect
Indirect
Effect
Total
Effect
Lingkungan Pemasaran
Strategi Pemasaran 0,51 0 0,51
Lingkungan Pemasaran
Kinerja Pemasaran 0,20 0 0,20
Strategi pemasaran kinerja
Pemasaran 0,33 0 0,33
Lingkungan pemasaran
Strategi Pemasaran Kinerja
Pemasaran
0,20 0,17 0,37
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan persaman-persamaan struktural tersebut, dapat
dijelaskan yaitu sebagai berikut:
1. Lingkungan Pemasaran berpengaruh positif terhadap Strategi
Pemasaran dengan koefisien sebesar 0,51 artinya, apabila Strategi
Pemasaran naik satu satuan, maka Strategi Pemasaran akan naik
sebesar 0,51.
2. Lingkungan Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kinerja
Pemasaran dengan koefisien sebesar 0,20 artinya, apabila
Lingkungan Pemasaran naik satu satuan, maka Kinerja Pemasaran
akan naik sebesar 0,20.
3. Strategi Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kinerja
Pemasaran dengan koefisien sebesar 0,33 artinya, apabila Strategi
Pemasaran naik satu satuan, maka Kinerja Pemasaran akan naik
sebesar 0,33.
52
4. Lingkungan Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kinerja
Pemasaran melalui Strategi Pemasaran dengan koefisien sebesar
0,17 secara tidak langsung sedangkan pengaruh lingkungan
terhadap kinerja secara langsung sebesar 0,20 dan total pengaruh
lingkungan pemasaran terhadap kinerja pemasaran melalui strategi
pemasaran adalah sebesar 0,37.
4.3.6. Uji Hipotesis
Besarnya hubungan yang antar konstruk dilihat pada nilai estimate.
Nilai t-tabel atau factor loading yang lebih dari 1,96 atau kurang dari 1,96
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antar konstruk.
Pengaruh langsung dari masing-masing konstruk dapat dilihat dari Tabel
4.18 berikut ini:
Tabel 4.18
Tabel Pengujian Hipotesis
Hipotesis Variabel thitung ttabel Keterangan
Hipotesis 1 Lingkungan Pemasaran
Strategi Pemasaran 3,45 1,96 Signifikan
Hipotesis 2 Lingkungan Pemasaran
Kinerja Pemasaran 2,09 1,96 Signifikan
Hipotesis 3 Strategi Pemasaran
Kinerja Pemasaran 2,14 1,96 Signifikan
Hipotesis 4
Lingkungan Pemasaran
Strategi Pemasaran
kinerja Pemasaran
2,20 1,96 Signifikan
Sumber: Lampiran 5 dan Lampiran 6
53
Berdasarkan pengujian hipotesis pada Tabel 4.18 menunjukkan
bahwa keempat hipotesis yang diajukan dalam riset semuanya terdukung,
yaitu dengan penjelasan sebagai berikut:
Hipotesis 1: Lingkungan Pemasaran mempengaruhi Strategi Pemasaran
Hipotesis 2: Lingkungan Pemasaran mempengaruhi Kinerja Pemasaran
Hipotesis 3: Strategi Pemasaran mempengaruhi Kinerja Pemasaran
Hipotesis 4: Lingkungan Pemasaran mempengaruhi Kinerja Pemasaran
melalui Strategi Pemasaran .
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pengaruh Lingkungan Pemasaran terhadap Strategi Pemasaran
pada usaha jasa laundry di Surabaya
Pada statistik deskriptif hubungan antara variabel lingkungan
pemasaran terhadap strategi pemasaran menyatakan setuju dari pengukuran
yang ada. Dengan nilai mean variabel Lingkungan Pemasaran sebesar 3,58,
di mana hubungan antara variabel Strategi Pemasaran memiliki nilai mean
sebesar 3,9275, di mana hal ini menyatakan setuju terhadap pengukuran
yang ada pada variabel tersebut.
Dalam analisis data menunjukkan pengaruh lingkungan Pemasaran
terhadap Strategi Pemasaran pada usaha jasa laundry Surabaya memiliki
hubungan langsung sebesar 0,51. Di mana artinya pengaruh tersebut
berpengaruh langsung dan positif. Karena nilai tersebut signifikan dengan
nilai thitung sebesar 3,45 (searah) yang > 1,96. Berarti lingkungan pemasaran
berpengaruh secara langsung terhadap strategi pemasaran pada usaha jasa
laundry di Surabaya dan apabila semakin besar pengaruh lingkungan
pemasaran pada jasa laundry semakin besar pula strategi pemasaran yang
akan digunakan pada usaha jasa laundry maka. Sebaliknya, semakin
rendah pengaruh lingkungan pemasaran pada usaha jasa laundry maka,
54
semakin rendah pula strategi pemasaran yang digunakan pada usaha jasa
laundry di Surabaya.
Hasil tersebut mendukung teori pengaruh Lingkungan Pemasaran
terhadap Strategi Pemasaran yang pernah diteliti oleh Amri (2005) bahwa
lingkungan pemasaran berperan dalam menetapkan strategi pemasaran dan
berdampak terhadap kinerja pemasaran melalui pencapaian posisi pasar.
4.4.2. Pengaruh Lingkungan Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran
pada usaha jasa laundry di Surabaya
Pada statistik deskriptif hubungan antara variabel Lingkungan
Pemasaran memiliki nilai mean sebesar 3,58, di mana hal ini menyatakan
setuju terhadap pengukuran yang ada pada variabel tersebut. Sedangkan
pada statistik deskriptif hubungan antara variabel Kinerja Pemasaran
memiliki nilai mean sebesar 3,8875, di mana hal ini menyatakan setuju
terhadap pengukuran yang ada pada variabel tersebut.
Dalam analisis data pun menunjukkan pengaruh Lingkunmgan
Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran pada usaha jasa laundry di
Surabaya memiliki hubungan langsung 0,20. Di mana artinya pengaruh
tersebut berpengaruh langsung secara positif. Karena nilai tersebut
signifikan dengan nilai thitung sebesar 2,20 (searah) yang > 1,96. Berarti
lingkungan pemasaran berpengaruh secara langsung terhadap kinerja
pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya dan apabila semakin besar
pengaruh lingkungan pemasaran pada usaha jasa laundry semakin besar
pula dampak hasil pada kinerja pemasaran pada usaha jasa laundry.
Sebaliknya, semakin rendah pengaruh lingkungan pemasaran pada usaha
jasa laundry maka, semakin rendah pula hasil kinerja pemasaran pada usaha
jasa laundry di Surabaya
55
Hasil tersebut mendukung teori pengaruh Lingkungan Pemasaran
terhadap Kinerja Pemasaran yang pernah diteliti oleh Soegoto (2007)
lingkungan pemasaran berpengaruh secara positif signifikan terhadap
kinerja pemasaran pada perguruan tinggi.
4.4.3. Pengaruh Strategi Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran pada
usaha jasa laundry di Surabaya
Pada statistik deskriptif hubungan antara variabel Strategi Pemasaran
memiliki nilai mean sebesar 3,9275, di mana hal ini menyatakan setuju
terhadap pengukuran yang ada pada variabel tersebut. Sedangkan pada
statistik deskriptif hubungan antara variabel Kinerja Pemasaran memiliki
nilai mean sebesar 3,8875, di mana hal ini menyatakan setuju terhadap
pengukuran yang ada pada variabel tersebut.
Dalam analisis data pun menunjukkan pengaruh Strategi Pemasaran
terhadap Kinerja Pemasaran padausaha jasa laundry di di Surabaya
memiliki hubungan langsung sebesar 0,33. Di mana artinya pengaruh
tersebut berpengaruh langsung secara positif, karena nilai tersebut
signifikan dengan nilai thitung sebesar 2,14 (searah) yang > 1,96. Berarti
Strategi pemasaran berpengaruh secara langsung terhadap kinerja
pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya dan apabila semakin besar
Strategi pemasaran pada usaha jasa laundry semakin besar pula hasil
kinerja pemasaran pada usaha jasa laundry. Sebaliknya, semakin rendah
strategi pemasaran pada usaha jasa laundry maka, semakin rendah pula
hasil kinerja pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya
Kinerja didentifikasikan sebagai usaha pengukuran tingkat kinerja
yang diimplementasikan dengan volume penjualan, pertumbuhan penjualan
dan tingkat keuntungan perusahaan
56
Hasil tersebut pun mendukung teori pengaruh Strategi Pemasaran
terhadap Kinerja Pemasaran yang pernah dinyatakan oleh Morgan dan
Percy (1998:196) menyatakan bahwa strategi yang berkualitas dapat
menimbulkan daya terima pelanggan terhadap tingkatan kualitas, perbaikan
pasar dan kinerja pemasaran.
4.4.4. Pengaruh lingkungan Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran
melalui Strategi Pemasaran pada usaha jasa laundry di
Surabaya
Pada statistik deskriptif variabel Strategi Pemasaran sebagai mediasi
memiliki nilai mean sebesar 3,9275 di mana hal ini menyatakan setuju
terhadap pengukuran yang ada pada variabel tersebut. Sedangkan pada
statistik deskriptif variabel Lingkungan Pemasaran memiliki nilai sebesar
mean 3,58 di mana hal ini menyatakan setuju terhadap pengukuran yang ada
pada variabel tersebut dengan variabel Kinerja Pemasaran memiliki nilai
mean sebesar 3,8875 di mana hal ini menyatakan setuju terhadap
pengukuran yang ada pada variabel tersebut.
Dalam analisis data pun menunjukkan pengaruh Lingkungan
Pemasaran dan Kinerja Pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya
memiliki hubungan langsung sebesar 0,20 dan pengaruh lingkungan
pemasaran terhadap strategi pemasaran melalui strategi pemasaran sebagai
variabel mediasi pada usaha jasa laundry di Surabaya sebesar 0,17dan nilai
total pengaruh langsung dan tidak langsung pada usaha jasa laundry di
Surabaya adalah sebesar 0,37. Di mana artinya pengaruh lingkungan
pemasaran berpengaruh dan signifikan pada kinerja pemasaran melalui
strategi pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya. Nilai pengaruh
langsung positif yang berarti menunjukan hubungan yang searah. Hal ini
Karena nilai tersebut signifikan dengan nilai thitung sebesar 2,20 yang > 1,96.
57
berarti lingkungan pemasaran berpengaruh pada kinerja pemasaran melalui
strategi pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya.
Hasil tersebut pun mendukung teori pengaruh lingkungan
pemasaran terhadap kinerja pemasaran melalui strategi pemasaran yang
pernah dijelaskan oleh Soegoto (2007) yang menyatakan dalam
penelitiannya bahwa lingkungan pemasaran, sumber keunggulan bersaing,
dan strategi pemasaran berpengaruh secara positif signifikan terhadap
kinerja pemasaran di perguruan tinggi. Hubungan ini nampak pada hasil
penelitian Soegoto menemukan bahwa tinggi rendahnya kinerja pemasaran
perguruan tinggi swasta, sangat dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan
perguruan tinggi untuk mengadaptasi lingkungan pemasaran, baik
lingkungan makro maupun mikro dikaitkan dengan sumber keunggulan
bersaing yang dimiliki perguruan tinggi yang meliputi,sumber daya,
keahlian dan kontrol sehingga akan menghasilkan strategi pemasaran yang
tepat.