bab 4 analisis dan pembahasan 4.1. identifikasi responden

25
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan metode Structural Equation Modeling (SEM). Pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan metode purposive sampling. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Laki laki 80 67 2. Perempuan 40 33 Total 120 100 Sumber: Lampiran 3, diolah Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki adalah 80 orang dan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin perempuan adalah 40 orang yang masing-masing mempunyai persentase yaitu pada laki-laki sebesar 67% dan presentase pada perempuan sebesar 33%. Dengan demikian, pemilik usaha jasa laundry di Surabaya lebih banyak berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan. 33

Upload: trinhkiet

Post on 12-Jan-2017

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

33

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Responden

Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik

usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan

metode Structural Equation Modeling (SEM). Pengambilan sampel

menggunakan non-probability sampling dengan metode purposive

sampling.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Laki – laki 80 67

2. Perempuan 40 33

Total 120 100

Sumber: Lampiran 3, diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah responden

berdasarkan jenis kelamin laki-laki adalah 80 orang dan jumlah responden

berdasarkan jenis kelamin perempuan adalah 40 orang yang masing-masing

mempunyai persentase yaitu pada laki-laki sebesar 67% dan presentase

pada perempuan sebesar 33%. Dengan demikian, pemilik usaha jasa

laundry di Surabaya lebih banyak berjenis kelamin laki-laki daripada

perempuan.

33

Page 2: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

34

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. 22-27 tahun 47 39

2. 28-33 tahun 30 25

3. 34-39 tahun 23 19

4. >39 tahun 20 17

Total 120 100

Sumber: Lampiran 3, diolah

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa responden berusia 22-27

tahun adalah 47 orang , 28-33 tahun sebanyak 30 orang, 34-39 tahun

sebanyak 23 orang , >39 tahun sebanyak 20 orang, yang masing-masing

mempunyai persentase yaitu pada usia 22-27 tahun sebesar 39%, presentase

pada 28-33 tahun sebanyak 25%, persentase pada 34-39 tahun sebanyak

19%, persentase pada >39 tahun sebanyak 17%. Dengan demikian usia

pemilik usaha jasa laundry di Surabaya lebih banyak berusia antara 22-27

tahun.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lokasi Daerah

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lokasi Daerah

No. Daerah Jumlah Persentase (%)

1. Surabaya

Timur 25

21

Page 3: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

35

Lanjutan Tabel 4.3

2. Surabya

Utara 28

23

3. Surabaya

Barat 35

29

4. Surabaya

Selatan 32

27

Total 120 100

Sumber: Lampiran 3, diolah

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa lokasi responden daerah

Surabaya Timur sebanyak 25 orang, daerah Surabaya Utara sebayak 28

orang, Surabaya Barat sebayak 35 orang dan Surabaya Selatan sebanyak 32

orang. Masing-masing mempunyai peresentase yaitu pada Surabaya Timur

sebanyak 21%, Surabaya Utara sebanyak 23%, Surabaya Barat seabanyak

29%, Surabaya Selatan sebanyak 27%. Dengan demikian lokasi daerah

usaha jasa laundry lebih banyak pada daerah Surabaya barat.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status konsumennya

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Konsumennya

No. Status Jumlah Persentase (%)

1. Konsumen

perumahan 55

46

2. Konsumen

perkantoran 18

15

3.

Konsumen

mahasiswa

/pelajar

47 39

Total 120 100

Sumber: Lampiran 3, diolah

Page 4: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

36

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa status konsumen

pengguna jasa laundry perumahan sebanyak 55 orang, perkantoran

sebanyak 18 orang, mahasiswa/ pelajar sebanyak 47 yang masing-masing

memiliki nilai persentase perumahan sebanyak 46%, perkantoran sebanyak

15% dan mahasiswa/ pelajar 39% Dengan demikian banyak konsumen

yang menggunakan jasa laundry adalah yang berstatus perumahan.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan jumlah karyawan

No. Jumlah

Karyawan

Jumlah

(perusahaan ) Persentase (%)

1. 1-3 orang 59 49

2. 4-6 orang 38 31

3. 7-9 orang 20 17

4. >9 orang 3 3

Total 120 100

Sumber: Lampiran 3, diolah

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui jumlah karyawan yang digunakan

dalam perusahaan laundry adalah 1-3 orang sebanyak 59 perusahaan, 4-6

orang sebanyak 38 perusahaan, 7-9 orang sebanyak 20 perusahaan, >9

orang sebanyak 3 perusahaan. Yang masing-masing memiliki persentase

1-3 orang sebanyak 49%, 4-6 orang sebanyak 31%, 7-9 orang sebanyak

17%, lebih dari 9 orang sebanyak 3%. Dengan demikian jumlah pegawai

dalam sebuah usaha jasa laundry terbanyak adalah 1-3 orang

Page 5: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

37

6. Karakteristik Responden Berdasarkan lama proses pengerjaan

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan lama proses pengerjaan

No. Lama Proses

Pengerjaan

Jumlah

(perusahaan) Persentase (%)

1. 1 hari 4 3

2. 2 hari 25 21

3. 3 hari 58 48

4. >3 hari 33 28

Total 120 100

Sumber: Lampiran 3, diolah

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui lama proses pengerjaan laundry

dalam 1 hari sebanyak 4 perusahaan, dalam 2 hari sebanyak 25 perusahaan,

dalam 3 hari sebanyak 58 perusahaan dan lebih dari 3 hari sebanyak 33

perusahaan yang masing-masing memiliki persentasi dalam 1 hari

sebanyak 3%, dalam 2 hari sebanyak 21%, dalam 3 hari sebanyak 48%,

dalam lebih dari 3 hari sebanyak 28%. Dengan demikian lama proses

pengerjaan laundry berkisar 3 hari proses pengerjaan.

4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Berdasarkan rata- rata jawaban responden, maka dapat ditentukan

interval penilaian sebagai berikut:

Nilai jawaban tertinggi – Nilai terendah 5 - 1

Interval: ------------------------------------------------- = ------ = 0,8

Jumlah Interval 5

Page 6: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

38

Kriteria dari masing – masing variabel, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7

Kelompok Interval Penilaian

Ruang Interval Penilaian

1,00 – 1,80 Sangat Tidak Setuju

1,81 – 2,60 Tidak Setuju

2,61 – 3,40 Netral

3,41 – 4,20 Setuju

4,21 – 5,00 Sangat Setuju

Sumber: Durianto, dkk. (2001: 43)

1. Statistik Deskriptif Variabel Lingkungan Pemasaran

Tabel 4.8

Statistik Deskriptif Variabel Lingkungan Pemasaran

No. Pernyataan Mean Standar

Deviasi Keterangan

Lingkungan Pemasaran

(Mikro)

1. Pemasok(X1) 3,90 0,9561 Setuju

2. Perantara Pemasaran (X2) 3,90 1,0207 Setuju

3. Pasar pelanggan / konsumen

(X3) 3,70 0,9561 Setuju

4. Pesaing (X4) 3,80 1,1121 Setuju

Lingkungan Pemasaran

(Makro)

5. Lingkungan demografis

(X5) 3,50 1.1739 Setuju

Page 7: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

39

Lanjutan Tabel 4.8

6. Lingkungan Ekonomi (X6) 3,47 1,1224 Setuju

7. Lingkungan alam (X7) 3,32 1,1963 Netral

8. Lingkungan teknologi

(X8) 3,51 1,2634 Setuju

9. Lingkungan sosial dan

budaya (X9) 3,09 1,2298 Netral

Lingkungan Pemasaran 3,5815 0,1144 Setuju

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa variabel pemasok (X1)

memiliki rata- rata sebesar 3,90, hal ini berarti responden setuju bahwa ada

pengaruh pemasok pada usaha jasa laundry di Surabaya, perantara

pemasok (X2) memiliki rata- rata sebesar 3,90 berarti responden setuju

bahwa ada pengaruh perantara pemasaran pada usaha jasa laundry di

Surabaya, pasar pelanggan/ konsumen (X3) memiliki rata- rata sebesar 3,70

berarti responden setuju bahwa ada pengaruh pasar pelanggan/ konsumen

pada usaha jasa laundry Surabaya, pesaing (X4) Memiliki nilai rata- rata

sebesar 3,80 berarti responden setuju bahwa ada pengaruh pesaing pada

usaha jasa laundry di Surabaya, lingkungan demografis (X5) memiliki nilai

rata- rata sebesar 3,50 berarti responden setuju bahwa ada pengaruh

lingkungan demografis pada usaha jasa lanudry di Surabaya, lingkungan

ekonomi (X6) memiliki nilai rata- rata sebesar 3,4 beararti responden setuju

bahwa ada pengaruh lingkungan ekonomi pada usaha jasa laundry di

Surabaya, lingkungan alam (X7) memiliki nilai rata- rata sebesar 3,32

berarti responden netral terhadap pengaruh lingkungan alam pada usaha

laundry di Surabaya, lingkungan teknologi (X8) memiliki nilai rata- rata

sebesar 3,51 berarti responden setuju bahwa ada pengaruh lingkungan

Page 8: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

40

teknologi pada usaha jasa laundry di Surabaya, lingkungan sosial dan

budaya (X9) memiliki rata- rata 3,09 berarti responden netral terhadap

pengaruh lingkungan sosial dan budaya pada usaha jasa laundry di

Surabaya.

Secara keseluruhan lingkungan pemasaran memiliki nilai rata-rata

sebesar 3,5815 dan nilai standar deviasi sebesar 0,1144 yang menunjukkan

bahwa responden setuju pada pernyataan variabel lingkungan pemasaran

namun terdapat dua variabel yang netral yaitu lingkuungan alam,

lingkungan sosial dan budaya pada usaha jasa laundry di Surabaya dan

lingkungan pemasaran mikro memiliki dua variabel yang memiliki nilai

tertinggi yaitu pemasok dan perantara namun pada lingkungan pemasaran

makro terdapat nilai rata-rata yang tinggi pada lingkungan tekologi pada

usaha jasa laundry di Surabaya.

2. Statistik Deskriptif Variabel Strategi Pemasaran

Tabel 4.9

Statistik Deskriptif Variabel Strategi Pemasaran (Y1)

No. Pernyataan Mean Standar

Deviasi Keterangan

1. Product/ jasa (Y1.1) 3,44 1,1796 Setuju

2. Price (Penetration Price/

low price) (Y1.2) 3,87 0,9835 Setuju

3. Place/ Saluran distribusi

langsung (Y1.3) 3,86 1,0284 Setuju

4. Promotion/ Iklan (Y1.4) 3,83 1,0398 Setuju

Strategi Pemasaran 3,9275 0,0847 Setuju

Sumber: Lampiran 2

Page 9: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

41

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui variabel product/ jasa (Y1.1)

memiliki nilai rata-rata 3,44 hal ini berarti responden setuju dengan produk/

jasa laundry di Surabaya, price /low price (Y1.2) memiliki nilai rata-rata

3,87 berarti responden setuju dengan Strategi low price yang digunakan

pada usaha laundry di Surabaya, place/ saluran distribusi (Y1.3) memiliki

nilai rata- rata 3,86 berarti setuju dengan strategi saluran distribusi yang

digunakan pada usaha jasa laundry di Surabaya, promotion/ iklan (Y1.4)

memiliki nilai rata-rata 3,83 berarti setuju dengan srtategi iklan yang

digunakan pada usaha jasa laundry di Surabaya.

Secara keseluruhan strategi pemasaran memiliki nilai rata-rata

sebesar 3,9275 dan nilai standar deviasi sebesar 0,08472 yang menunjukkan

bahwa responden setuju pada pernyataan variabel Strategi pemasaran, dan

Strategi low price yang mempunyai nilai rata- rata yang lebih tinggi dari

pada strategi yang lainnya.

3. Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Pemasaran

Tabel 4.10

Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Pemasaran (Y2)

No. Pernyataan Mean Standar

Deviasi Keterangan

1. Market growth/ pasar

pertumbuhan (Y2.1) 4,12 0,8256 Setuju

2. Competitive pricing/

harga kompetitif(Y2.2) 3,78 0,9091 Setuju

3. Relative Product Quality/

kualitas Produk 3,81 0,9525 Setuju

4. Customer satisfaction/

keputusan pelanggan 3,82 0,9758 Setuju

Page 10: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

42

Lanjutan tabel 4.10

Kinerja Pemasaran 3,8875 0,0661 Setuju

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa variabel market growth/

pasar pertumbuhan (Y2.1) memiliki nilai rata-rata sebesar 4,12, hal ini

berarti responden setuju dengan market growth/ pasar pertumbuhan pada

usaha jasa laundry di Surabaya, Competitive pricing/ harga kompetitif

(Y2.2) memiliki nilai rata-rata sebesar 3,78 berarti responden setuju dengan

competitive pricing/ harga kompetitif pada usaha jasa laundry di Surabaya,

relative product quality/ kualitas produk memiliki nilai rata-rata sebesar

3,81 berarti responden setuju dengan relative product quality/ kualitas

produk pada usaha jasa laundry di Surabaya, customer satisfaction/

keputusan pelanggan memiliki nilai rata-rata sebesar 3,82 berarti responden

setuju dengan relative product quality/ kualitas produk pada usaha jasa

laundry di Surabaya.

Secara keseluruhan kinerja pemasaran memiliki nilai rata- rata sebesar

3,8875 dan nilai standar deviasi sebesar 0,0661 yang menunjukkan bahwa

responden setuju pernyataan kinerja pemasaran, dan market growth/ pasar

pertumbuhan yang mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada

variabel kinerja pemasaran yang lainnya.

4.3. Hasil Analisis Data

Hasil analisis data yang diperoleh dari daftar pernyataan yang

ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan penelitian selanjutnya dilakukan

analisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) melalui

bantuan program LISREL 8.70.

Page 11: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

43

4.3.1. Analisis SEM

Metode analisis SEM memiliki beberapa pengujian dalam

memeriksa apakah data sudah sesuai dengan model yang diteliti, sehingga

suatu penelitian dapat dilanjutkan sesuai dengan data yang berdistribusi

normal, valid, reliabel atau dapat diandalkan dan data yang fit. Selanjutnya,

pada pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu bertujuan untuk mengetahui

kebenaran dan realita suatu data. Berikut ini merupakan langkah-langkah

dalam menguji suatu model penelitian serta terdapat hasil olahan data

dengan menggunakan uji normalitas, uji validitas, uji reliabilitas dan uji

hipotesis. Semua pengujian terkandung dalam langkah-langkah SEM seperti

yang dijelaskan pada Bab 3.

4.3.2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dapat dilakukan melalui koefisien

kecondongan (Skewness) dan koefisien keruncingan (Kurtosis). Salah satu

asumsi normalitas yang menggunakan metode SEM mensyaratkan bahwa

data harus terdistribusi normal. Pada program Lisrel terdapat dua kategori

output , yaitu univariat dan multivariate. Variabel yang telah terdistribusi

normal harus memiliki P-Value chi-kuadrat sebesar > 0,05 pada tingkat λ

sebesar 5%. Namun apabila salah satu dari dua kategori output tidak

terdistribusi normal, penelitian tetap dapat di jalankan asalkan satu output

yang lain terdistribusi normal. Berikut adalah ringkasan hasil pengujian

normalitas univariat dan multivariat:

Page 12: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

44

Tabel 4.11

Assessment of Normality

No. Variabel

Skewness Kurtosis Skewness &

Kurtosis Ket.

Z-

Score

P-

Value

Z-

Score

P-

Value

Chi-

Square P-Value

1. X1 -0,854 0,393 0,710 0,478 1,233 0,540 Normal

2. X2 -1.473 0,141 -1,082 0,279 3,339 0,188 Normal

3. X3 -0,917 0,359 -0,017 0,986 0,841 0,657 Normal

4. X4 -1,421 0,155 -1.821 0,069 5,334 0,069 Normal

5. X5 -0,705 0,481 -1,396 0,163 2,445 0,295 Normal

6. X6 -0,659 0,510 -1,356 0,175 2,274 0,321 Normal

7. X7 -0,453 0,650 -1,987 0,047 4,154 0,125 Normal

8. X8 -0,864 0,387 -1,927 0,054 4,462 0,107 Normal

9. X9 -0,131 0,895 -1,768 0,077 3,144 0,208 Normal

10. Y1.1 -0,700 0,484 -1,683 0,092 3,324 0,190 Normal

11. Y1.2 -1,414 0,157 -1,295 0,195 3,677 0,159 Normal

12. Y1.3 -1,307 0,191 -1,368 0,171 3,580 0,167 Normal

13. Y1.4 -1,508 0,132 -1,842 0,065 5,668 0,059 Normal

15. Y2.2 -1,011 0,312 -0,599 0,549 1,381 0,501 Normal

16. Y2.3 -1,082 0,279 -0,883 0,377 1,951 0,377 Normal

17. Y2.4 -1,187 0,235 -1,320 0,187 3,149 0,207 Normal

Page 13: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

45

Lanjutan tabel 4.11

Multivariat 11,347 0,000 1,939 0,053 132,506

0,000

Tidak

berdistribusi

normal

Sumber: lampiran 4

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, yaitu uji normalitas data secara

multivariat data pada penelitian tidak terdistribusi normal, namun

dikarenakan uji normalitas data secara univariat setiap bagiannya

terdistribusi normal karena mengikuti syarat yang ditentukan pada nilai P-

Value > 0,05 sedangkan jika nilai P-Value < 0,05 data tidak terdistribusi

normal seperti pada uji normalitas secara multivariat. Maka, dikarenakan

secara univariat diketahui bahwa data berdistribusi normal sehingga,

analisis uji ini dapat dilanjutkan.

4.3.3. Uji Kecocokan Seluruh Model

Pada tahapan pencarian dan pengembangan sebuah model dengan

tingkat justifikasi yang kuat, suatu model dipakai untuk membuktikan

kausalitas teoritis melalui uji coba data empirik. Hasil perhitungan terhadap

indeks-indeks goodness of fit disajikan pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Tabel Goodness of Fit

Goodness Of Fit Measure Cut-off Value Hasil

Analisis

Evaluasi

Model

X2 (chi-square) >0,5 0,0 Tidak Fit

GFI (Goodness of Fit Index) 0,8 GFI 0,9 0,74 Tidak Fit

AGFI (Adjusted Goodness

Of Fit Index) 0,8 AGFI 0,9 0,66 Tidak Fit

NFI (Normed Fit Index) 0,8 NFI 0,9 0,74 Marginal Fit

Page 14: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

46

Lanjutan tabel 4.12

IFI (Incremental Fit

Index) 0,8 IFI 0,9 0,81 Marginal Fit

CFI (Comparative Fit

Index) 0,8 CFI 0,9 0,81 Marginal Fit

RFI (Relative Fit Index) 0,8 RFI 0,9 0,70 Tidak Fit

PNFI (Parsimonious

Normed Fit Index) Tinggi 0,56 Tidak Fit

Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.12 di bawah ini, maka

dapat disimpulkan bahwa model riset dalam penelitian ini cocok dengan

data, karena dalam pengujian kecocokan seluruh model jika hanya satu saja

yang fit maka riset ini telah cocok dengan data.

4.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas mengacu pada instrument pengukuran, yaitu menguji

apakah instrument pengukuran yang digunakan memang benar-benar dapat

mengukur variabel yang ingin diukur. Instrument pengukuran atau

indikator variabel dipastikan telah memenuhi asumsi validitas apabila

nilai critical ratio (CR) adalah > 1,96 dan nilai p < 0,05. Berikut ini

disajikan tabel pengujian validitas dengan menggunakan uji t:

Tabel 4.13

Tabel Validitas

Variabel Laten Indikator t-value cut-off value Keterangan

Lingkungan

Pemasaran

(X)

X1 1,00 Acuan Valid

X2 5,33 >1,96 Valid

X3 6,12 >1,96 Valid

X4 6,52 > 1,96 Valid

X5 6,00 > 1,96 Valid

Page 15: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

47

Lanjutan Tabel 4.13

X6 6,33 > 1,96 Valid

X7 2,80 > 1,96 Valid

X8 2,28 > 1,96 Valid

X9 2,40 > 1,96 Valid

Strategi Pemasaran

(Y1.1)

Y1.1 1,00 Acuan Valid

Y1.2 3,49 > 1,96 Valid

Y1.3 3,83 >1,96 Valid

Y1.4 3,71 > 1,96 Valid

Kinerja Pemasaran

(Y2)

Y2.1 1,00 Acuan Valid

Y2.2 3,40 >1,96 Valid

Y2.3 3,87 >1,96 Valid

Y2.4 3,78 >1.96 Valid

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.13 di atas maka

disimpulkan bahwa semua indikator terbukti valid, karena memiliki nilai t-

value yang > 1,96 sebagai acuannya.

4.3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji alat ukur (kuesioner) yang kedua adalah reliabilitas, yaitu alat

untuk mengukur konsistensi suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Metode yang digunakan untuk menghitung

realibiltas instrumen dengan menggunakan indeks construct reliability.

Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat realibiltas adalah

> 0,7. Namun menurut Ingbaria et al (1997), dalam Yamin (2009:36)

menyatakan reliabilitas antara 0,5 - 0,6 sudah cukup untuk menjustifikasi

sebuah hasil penelitian. Menurut Yamin dan Kurniawan (2009:36), rumus

ysang digunakan untuk menghitung construct reliability adalah:

Page 16: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

48

(∑ loading baku)2

Variance Extracted =

(∑ loading baku)2 + ∑ ej

Berikut ini disajikan tabel pengujian reliabilitas dengan

menggunakan perhitungan construct reliability:

Tabel 4.14

Perhitungan Measurement Error dari Lingkungan Pemasaran

Indikator

Standard

Loading

( )

2

Measurement

Error

(1 - 2)

VE Keterangan

X1 0,69 0,4761 0,5239

0,77434 Reliabel

X2 0,55 0,3025 0,6975

X3 0,65 0,4225 0,5775

X4 0,7 0,49 0,51

X5 0,63 0,3969 0,6031

X6 0,67 0,4489 0,5511

X7 0,28 0,0784 0,9216

X8 0,23 0,0529 0,9471

X9 4,64 0,0576 0,9424

Total 4,64 - 6,2742

Sumber: Lampiran 6, diolah

Berdasarkan Tabel 4.14 dilakukan perhitungan nilai reliabilitas konstruk

dari variabel Lingkungan Pemasaran 0,77434 > 0,5 maka disimpulkan

variabel lingkungan pemasaran reliabel secara signifikan dan dapat

digunakan untuk analisis lebih lanjut. Berikut perhitungan menggunakan

rumus sebagai berikut:

(∑ loading baku)2

Lingkungan Pemasaran =

(∑ loading baku)2 + ∑ ej

Page 17: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

49

= (4,64)2

(4,64)2 + 6,2742

= 0,77434

Tabel 4.15

Perhitungan Measurement Error dari Strategi Pemasaran

Indikator

Standard

Loading

( )

2

Measurement

Error

(1 - 2)

CR Keterangan

Y1.1 0,42 0,1764 0,8236

0,66541048

Reliabel

Y1.2 0,51 0,2601 0,7399

Y1.3 0,71 0,5041 0,4959

Y1.4 0,65 0,4225 0,5775

Total 2,29 - 2,6369

Sumber: Lampiran 6, data diolah

Berdasarkan Tabel 4.15 dilakukan perhitungan nilai reliabilitas

konstruk dari variabel Strategi Pemasaran 0,66541048 > 0,5 maka

disimpulkan variabel Strategi Pemasaran reliabel secara signifikan dan

dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Berikut perhitungan

menggunakan rumus sebagai berikut:

(∑ loading baku)2

Strategi Pemasaran =

(∑ loading baku)2 + ∑ ej

= (2,29)2

(2,29)2 + 2,6369

= 0,66541048

Page 18: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

50

Tabel 4.16

Perhitungan Measurement Error dari Kinerja Pemasaran

Indikator

Standard

Loading

( )

2

Measurement

Error

(1 - 2)

CR Keterangan

Y2.1 0,43 0,1849 0,8151

0,655241

Reliabel

Y2.2 0,53 0,2809 0,7191

Y2.3 0,68 0,4624 05376

Y2.4 0,62 0,3844 0,6156

Total 2,26 - 2,6874

Sumber: Lampiran 6, data diolah

Berdasarkan Tabel 4.16 dilakukan perhitungan nilai reliabilitas

konstruk dari variabel Kinerja Pemasaran 0,655241 > 0,5 maka disimpulkan

variabel Kinerja Pemasaran reliabel secara signifikan dan dapat digunakan

untuk analisis lebih lanjut. Berikut perhitungan menggunakan rumus

sebagai berikut:

(∑ loading baku)2

Kinerja Pemasaran =

(∑ loading baku)2 + ∑ ej

= (2,26)2

(2,26)2 + 2,6874

= 0,655241

4.3.5. Persamaan Struktural

Evaluasi terhadap model struktural berkaitan dengan pengujian

pengaruh antar variabel yang dihipotesiskan pada penelitian ini. Persamaan

yang dihasilkan pada penelitian ini adalah persamaan struktural karena

bertujuan ingin mengetahui hubungan kausalitas dan pengaruh signifikan

antar variabel-variabel yang diteliti. Persamaan-persamaan struktural yang

diajukan dalam model penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 19: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

51

SP = β1.LP SP = 0,51.LP

KP = β2.SP + β1. LP KP = 0,33.SP + 0,20.LP

Tabel 4.17

Tabel Direct Effect, Indirect Effect and Total Effet Variable

Variabel Direct

Effect

Indirect

Effect

Total

Effect

Lingkungan Pemasaran

Strategi Pemasaran 0,51 0 0,51

Lingkungan Pemasaran

Kinerja Pemasaran 0,20 0 0,20

Strategi pemasaran kinerja

Pemasaran 0,33 0 0,33

Lingkungan pemasaran

Strategi Pemasaran Kinerja

Pemasaran

0,20 0,17 0,37

Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan persaman-persamaan struktural tersebut, dapat

dijelaskan yaitu sebagai berikut:

1. Lingkungan Pemasaran berpengaruh positif terhadap Strategi

Pemasaran dengan koefisien sebesar 0,51 artinya, apabila Strategi

Pemasaran naik satu satuan, maka Strategi Pemasaran akan naik

sebesar 0,51.

2. Lingkungan Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kinerja

Pemasaran dengan koefisien sebesar 0,20 artinya, apabila

Lingkungan Pemasaran naik satu satuan, maka Kinerja Pemasaran

akan naik sebesar 0,20.

3. Strategi Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kinerja

Pemasaran dengan koefisien sebesar 0,33 artinya, apabila Strategi

Pemasaran naik satu satuan, maka Kinerja Pemasaran akan naik

sebesar 0,33.

Page 20: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

52

4. Lingkungan Pemasaran berpengaruh positif terhadap Kinerja

Pemasaran melalui Strategi Pemasaran dengan koefisien sebesar

0,17 secara tidak langsung sedangkan pengaruh lingkungan

terhadap kinerja secara langsung sebesar 0,20 dan total pengaruh

lingkungan pemasaran terhadap kinerja pemasaran melalui strategi

pemasaran adalah sebesar 0,37.

4.3.6. Uji Hipotesis

Besarnya hubungan yang antar konstruk dilihat pada nilai estimate.

Nilai t-tabel atau factor loading yang lebih dari 1,96 atau kurang dari 1,96

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antar konstruk.

Pengaruh langsung dari masing-masing konstruk dapat dilihat dari Tabel

4.18 berikut ini:

Tabel 4.18

Tabel Pengujian Hipotesis

Hipotesis Variabel thitung ttabel Keterangan

Hipotesis 1 Lingkungan Pemasaran

Strategi Pemasaran 3,45 1,96 Signifikan

Hipotesis 2 Lingkungan Pemasaran

Kinerja Pemasaran 2,09 1,96 Signifikan

Hipotesis 3 Strategi Pemasaran

Kinerja Pemasaran 2,14 1,96 Signifikan

Hipotesis 4

Lingkungan Pemasaran

Strategi Pemasaran

kinerja Pemasaran

2,20 1,96 Signifikan

Sumber: Lampiran 5 dan Lampiran 6

Page 21: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

53

Berdasarkan pengujian hipotesis pada Tabel 4.18 menunjukkan

bahwa keempat hipotesis yang diajukan dalam riset semuanya terdukung,

yaitu dengan penjelasan sebagai berikut:

Hipotesis 1: Lingkungan Pemasaran mempengaruhi Strategi Pemasaran

Hipotesis 2: Lingkungan Pemasaran mempengaruhi Kinerja Pemasaran

Hipotesis 3: Strategi Pemasaran mempengaruhi Kinerja Pemasaran

Hipotesis 4: Lingkungan Pemasaran mempengaruhi Kinerja Pemasaran

melalui Strategi Pemasaran .

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pengaruh Lingkungan Pemasaran terhadap Strategi Pemasaran

pada usaha jasa laundry di Surabaya

Pada statistik deskriptif hubungan antara variabel lingkungan

pemasaran terhadap strategi pemasaran menyatakan setuju dari pengukuran

yang ada. Dengan nilai mean variabel Lingkungan Pemasaran sebesar 3,58,

di mana hubungan antara variabel Strategi Pemasaran memiliki nilai mean

sebesar 3,9275, di mana hal ini menyatakan setuju terhadap pengukuran

yang ada pada variabel tersebut.

Dalam analisis data menunjukkan pengaruh lingkungan Pemasaran

terhadap Strategi Pemasaran pada usaha jasa laundry Surabaya memiliki

hubungan langsung sebesar 0,51. Di mana artinya pengaruh tersebut

berpengaruh langsung dan positif. Karena nilai tersebut signifikan dengan

nilai thitung sebesar 3,45 (searah) yang > 1,96. Berarti lingkungan pemasaran

berpengaruh secara langsung terhadap strategi pemasaran pada usaha jasa

laundry di Surabaya dan apabila semakin besar pengaruh lingkungan

pemasaran pada jasa laundry semakin besar pula strategi pemasaran yang

akan digunakan pada usaha jasa laundry maka. Sebaliknya, semakin

rendah pengaruh lingkungan pemasaran pada usaha jasa laundry maka,

Page 22: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

54

semakin rendah pula strategi pemasaran yang digunakan pada usaha jasa

laundry di Surabaya.

Hasil tersebut mendukung teori pengaruh Lingkungan Pemasaran

terhadap Strategi Pemasaran yang pernah diteliti oleh Amri (2005) bahwa

lingkungan pemasaran berperan dalam menetapkan strategi pemasaran dan

berdampak terhadap kinerja pemasaran melalui pencapaian posisi pasar.

4.4.2. Pengaruh Lingkungan Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran

pada usaha jasa laundry di Surabaya

Pada statistik deskriptif hubungan antara variabel Lingkungan

Pemasaran memiliki nilai mean sebesar 3,58, di mana hal ini menyatakan

setuju terhadap pengukuran yang ada pada variabel tersebut. Sedangkan

pada statistik deskriptif hubungan antara variabel Kinerja Pemasaran

memiliki nilai mean sebesar 3,8875, di mana hal ini menyatakan setuju

terhadap pengukuran yang ada pada variabel tersebut.

Dalam analisis data pun menunjukkan pengaruh Lingkunmgan

Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran pada usaha jasa laundry di

Surabaya memiliki hubungan langsung 0,20. Di mana artinya pengaruh

tersebut berpengaruh langsung secara positif. Karena nilai tersebut

signifikan dengan nilai thitung sebesar 2,20 (searah) yang > 1,96. Berarti

lingkungan pemasaran berpengaruh secara langsung terhadap kinerja

pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya dan apabila semakin besar

pengaruh lingkungan pemasaran pada usaha jasa laundry semakin besar

pula dampak hasil pada kinerja pemasaran pada usaha jasa laundry.

Sebaliknya, semakin rendah pengaruh lingkungan pemasaran pada usaha

jasa laundry maka, semakin rendah pula hasil kinerja pemasaran pada usaha

jasa laundry di Surabaya

Page 23: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

55

Hasil tersebut mendukung teori pengaruh Lingkungan Pemasaran

terhadap Kinerja Pemasaran yang pernah diteliti oleh Soegoto (2007)

lingkungan pemasaran berpengaruh secara positif signifikan terhadap

kinerja pemasaran pada perguruan tinggi.

4.4.3. Pengaruh Strategi Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran pada

usaha jasa laundry di Surabaya

Pada statistik deskriptif hubungan antara variabel Strategi Pemasaran

memiliki nilai mean sebesar 3,9275, di mana hal ini menyatakan setuju

terhadap pengukuran yang ada pada variabel tersebut. Sedangkan pada

statistik deskriptif hubungan antara variabel Kinerja Pemasaran memiliki

nilai mean sebesar 3,8875, di mana hal ini menyatakan setuju terhadap

pengukuran yang ada pada variabel tersebut.

Dalam analisis data pun menunjukkan pengaruh Strategi Pemasaran

terhadap Kinerja Pemasaran padausaha jasa laundry di di Surabaya

memiliki hubungan langsung sebesar 0,33. Di mana artinya pengaruh

tersebut berpengaruh langsung secara positif, karena nilai tersebut

signifikan dengan nilai thitung sebesar 2,14 (searah) yang > 1,96. Berarti

Strategi pemasaran berpengaruh secara langsung terhadap kinerja

pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya dan apabila semakin besar

Strategi pemasaran pada usaha jasa laundry semakin besar pula hasil

kinerja pemasaran pada usaha jasa laundry. Sebaliknya, semakin rendah

strategi pemasaran pada usaha jasa laundry maka, semakin rendah pula

hasil kinerja pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya

Kinerja didentifikasikan sebagai usaha pengukuran tingkat kinerja

yang diimplementasikan dengan volume penjualan, pertumbuhan penjualan

dan tingkat keuntungan perusahaan

Page 24: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

56

Hasil tersebut pun mendukung teori pengaruh Strategi Pemasaran

terhadap Kinerja Pemasaran yang pernah dinyatakan oleh Morgan dan

Percy (1998:196) menyatakan bahwa strategi yang berkualitas dapat

menimbulkan daya terima pelanggan terhadap tingkatan kualitas, perbaikan

pasar dan kinerja pemasaran.

4.4.4. Pengaruh lingkungan Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran

melalui Strategi Pemasaran pada usaha jasa laundry di

Surabaya

Pada statistik deskriptif variabel Strategi Pemasaran sebagai mediasi

memiliki nilai mean sebesar 3,9275 di mana hal ini menyatakan setuju

terhadap pengukuran yang ada pada variabel tersebut. Sedangkan pada

statistik deskriptif variabel Lingkungan Pemasaran memiliki nilai sebesar

mean 3,58 di mana hal ini menyatakan setuju terhadap pengukuran yang ada

pada variabel tersebut dengan variabel Kinerja Pemasaran memiliki nilai

mean sebesar 3,8875 di mana hal ini menyatakan setuju terhadap

pengukuran yang ada pada variabel tersebut.

Dalam analisis data pun menunjukkan pengaruh Lingkungan

Pemasaran dan Kinerja Pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya

memiliki hubungan langsung sebesar 0,20 dan pengaruh lingkungan

pemasaran terhadap strategi pemasaran melalui strategi pemasaran sebagai

variabel mediasi pada usaha jasa laundry di Surabaya sebesar 0,17dan nilai

total pengaruh langsung dan tidak langsung pada usaha jasa laundry di

Surabaya adalah sebesar 0,37. Di mana artinya pengaruh lingkungan

pemasaran berpengaruh dan signifikan pada kinerja pemasaran melalui

strategi pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya. Nilai pengaruh

langsung positif yang berarti menunjukan hubungan yang searah. Hal ini

Karena nilai tersebut signifikan dengan nilai thitung sebesar 2,20 yang > 1,96.

Page 25: BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden

57

berarti lingkungan pemasaran berpengaruh pada kinerja pemasaran melalui

strategi pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya.

Hasil tersebut pun mendukung teori pengaruh lingkungan

pemasaran terhadap kinerja pemasaran melalui strategi pemasaran yang

pernah dijelaskan oleh Soegoto (2007) yang menyatakan dalam

penelitiannya bahwa lingkungan pemasaran, sumber keunggulan bersaing,

dan strategi pemasaran berpengaruh secara positif signifikan terhadap

kinerja pemasaran di perguruan tinggi. Hubungan ini nampak pada hasil

penelitian Soegoto menemukan bahwa tinggi rendahnya kinerja pemasaran

perguruan tinggi swasta, sangat dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan

perguruan tinggi untuk mengadaptasi lingkungan pemasaran, baik

lingkungan makro maupun mikro dikaitkan dengan sumber keunggulan

bersaing yang dimiliki perguruan tinggi yang meliputi,sumber daya,

keahlian dan kontrol sehingga akan menghasilkan strategi pemasaran yang

tepat.