bab 3 - teori komunikasi

11
TEORI KOMUNIKASI Dalam tulisan beikut ini, Everett Rogers menekankan pentingnya hubungan antara komunikasi antarpribadi dengan mass media. Dinyatakan lebih lanjut bahwa komunikasi antar pribadi merupakan aspek yang sangat penting dalam teori komunikasi, oleh sebab itu perlu diadakan studi lebih lanjut tentang cara yang terbaik untuk memanfaatkannya, penulis menganalisa teori-teori yang ada yang berkaitan dengan hubungan antar mass media dengan komunikasi antar pribadi. Sekalipun terdapat perbedaan peranan dia antara keduanya, namun mereka dapat dan harus saling melengkapi. Selanjutnya ditunjukkan juga bagaimana kedua jenis komunikasi tersebut aling berhubungan dalam rangka menciptakan komunikasi yang lebih baik. Tujuan dari tulisan ini adalah membahas perana dari dua saluran komunikasi yang berbeda, yakni mass media dan komunikasi antarpribadi. Untuk membahas masalah tersebut di atas, maka perlu ditinjau : 1. Pelbagai model penyebaran arus komunikasi. 2. Peranan pemuka pendapat 3. factor-faktor yang mempengaruhi hubungan antar pribadi dalam proses komunikasi massa. 4. Metode penggabungan mass media dengan saluran komunikasi antar pribadi. Tulisan ini diakhiri dengan menitikberatkan perhatian pada arah penelitian di masa depan serta kebutuhan akan metodologi yang mantap. Tema pokok dari tulisan ini adalah anggapan bahwa baik komunikasi antara pribadi maupun komunikasi lewat mass media sekalipun berbeda, namun mempunyai peranan yanga sangat potensia dalam menentukan pelbagai efek komunikasi. Anggapan ini lahir sebagai hasil dari penelitian mengenai “difusi dan inovasi”, perilaku politik dan konsumen, dan modernisasi masyarakat tradisional di negara- negara sedang berkembang. Saluran Komunikasi

Upload: jovan-bimaa-pramana

Post on 18-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 - Teori Komunikasi

TEORI KOMUNIKASI

Dalam tulisan beikut ini, Everett Rogers menekankan pentingnya

hubungan antara komunikasi antarpribadi dengan mass media.

Dinyatakan lebih lanjut bahwa komunikasi antar pribadi merupakan

aspek yang sangat penting dalam teori komunikasi, oleh sebab itu perlu diadakan

studi lebih lanjut tentang cara yang terbaik untuk memanfaatkannya, penulis

menganalisa teori-teori yang ada yang berkaitan dengan hubungan antar mass

media dengan komunikasi antar pribadi. Sekalipun terdapat perbedaan peranan dia

antara keduanya, namun mereka dapat dan harus saling melengkapi. Selanjutnya

ditunjukkan juga bagaimana kedua jenis komunikasi tersebut aling berhubungan

dalam rangka menciptakan komunikasi yang lebih baik.

Tujuan dari tulisan ini adalah membahas perana dari dua saluran

komunikasi yang berbeda, yakni mass media dan komunikasi antarpribadi.

Untuk membahas masalah tersebut di atas, maka perlu ditinjau :

1. Pelbagai model penyebaran arus komunikasi.

2. Peranan pemuka pendapat

3. factor-faktor yang mempengaruhi hubungan antar pribadi dalam

proses komunikasi massa.

4. Metode penggabungan mass media dengan saluran komunikasi antar

pribadi.

Tulisan ini diakhiri dengan menitikberatkan perhatian pada arah

penelitian di masa depan serta kebutuhan akan metodologi yang mantap. Tema

pokok dari tulisan ini adalah anggapan bahwa baik komunikasi antara pribadi

maupun komunikasi lewat mass media sekalipun berbeda, namun mempunyai

peranan yanga sangat potensia dalam menentukan pelbagai efek komunikasi.

Anggapan ini lahir sebagai hasil dari penelitian mengenai “difusi dan inovasi”,

perilaku politik dan konsumen, dan modernisasi masyarakat tradisional di negara-

negara sedang berkembang.

Saluran Komunikasi

Page 2: Bab 3 - Teori Komunikasi

Saluran komunikasi adalah alat melalui mana sumber komunikasi

menyampaikan pesan-pesan (messages) kepada penerima (receiver). Saluran ini

dianggap sebagai penerus/penyampai pesan yang berasal dari sumber informasi

kepada tujuan informasi.komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam

interaksi tatap muka antara beberapa pribadi disebut sebagai komunikasi

antarpribadi.

Dalam komunikasi antarpribadi, yang menjadi saluran maupun sumber

komunikasi adalah pemrakarsa komunikasi. Saluran mass media adalah semua

alat penyampai pesan-pesan yang melibatkan mekanisme untuk mencapai

audience yang luas dan tak terbatas. Surat kabar, radio, film, dan

televisimerupakan alat yang memungkinkan sumber informasi menjangkau

audience dalam jumlah yang besar dan tersebar luas. Karakteristik yang

membedakan proses komunikasi antarpribadi dengan proses komunikasi mass

dapat dilihat pada table I.

TABEL I

KARAKTERISTIK SALURAN KOMUNIKASI

Karakteristik Saluran antarpribadi Saluran mass media

1. Arus Pesan

2. Konteks Komunikasi

3. Tingkat umpan balik

yang terjadi

4. Kemampuan mengatasi

tingkat selektivitas

(terutama “selective

exposure”)

5. Kecepatan jangkauan

terhadap audience yang

besar

6. Efek yang mungkin

terjadi

Cenderung 2 arah

Tatap muka

Tinggi

Tinggi

Relatif lambat

Perubahan sikap

Cenderung searah

Melalui media

Rendah

Rendah

Relatif cepat

Penambahan

pengetahuan

Page 3: Bab 3 - Teori Komunikasi

Pilihan terhadap penggunaan saluran komunikasi banyak bergantung

pada maksud dan tujuan komunikasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa mass

media akan berperan secara efektif dalam merubah pendapat (misalnya,

menambah pengetahuan), sedangkan komunikasi antar pribadi umunya lebih

efektif dalam merubah sikap. Pesan-pesan melalui mass media memang kurang

kuat dalam merubah sikap, kecuali kalau pesan-pesan tersebut justru memperkuat

nilai-nilai dan kepercayaan (belief) audience, sedangkan pesan-pesan yang

bertentangan akan disaring audience melalui tingkat selectivitas mereka.

Mekanisme selectivitas senantiasa terjadi baik pada komunikasi antar pribadi

maupun pada komunikasi massa, hanya pada komunikasi massa tampaknya

mekanisme ini lebih berperan. Saluran komuikasi yang tepat akan dipilih

berdasarkan tujuan dari sumber komunikasi serta pesan yang akan disampaikan

pada audience. Seringkali melalui pemanfaatan pel-bagai jenis mass media dan

penggabungannya dengan aluran komunikasi antara audience dalam jumlah besar

dan mengharapkan suatu perubahan yang meluas.

Model-model penyebaran arus komunikasi

Model jarum hypodermis (Hypodermic Needle Model)

Model ini pada hakekatnya adalah model komunikasi searah,

berdasarkan anggapan bahwa mass media memiliki pengaruh langsung, segera,

dan sangat menentukan terhadap audience. Mass media merupakan gambaran dari

jarum raksasa yang menyuntik audience yang pasif. Menurut Elihu Katz :

“Model ini menurut para peneliti dahulu didasarkan pada anggapan

bahwa:

1. Media yang sangat berpengaruh mampu memaksakan kehendaknya

pada audience yang sama sekali tidak berusaha mencoba berfikir

lain.

2. Audience yang otomatis (dianggap tidak punyai hubungan satu ama

lain) terikat pada mass media tetapi tidak terikat pada

kelompoknya.”

Page 4: Bab 3 - Teori Komunikasi

Model hypodermis ini tampaknya didukung oleh suasana masyarakat di Amerika

Serikat pada era “mass society” di mana terjadi kecenderungan yang sama dalam

selera memilih pakaian, pola pidato dan nilai-nilai budaya sebagai akibat

penghayatan mass media (mass media exposure) dan produksi massal.

Pengaruh media digambarkan sebagi suatu kekuatan yang merubah

perilaku manusia tanpa dapat dihalangi oleh kekuatan apapun.

Namun, metode penelitian yang lebih “sophisticated” akhirnya

meragukan model hypodermis ini, mengingat bahwa melalui teori yang lahir

secara intuitif ternyata bahwa anggapan tentang besarnya pengaruh media

dipandang terlalu sederhana, mekanistis, serta terlalu berlebih-lebihan.

Modal komunikasi dua tahap (two step flow model).

Dengan berlandaskan model jarum hipodemis sebagai prinsip dalam

menganalisa peranan mass media terhadap pengambilan keputusan politik

lazarsfeld dan Menzel menyatakan:

“Studi yang mereka lakukan mencoba untuk mengetahui seberapajauh mass

media berperan dalam perubahan. Hasilnya mengejutkan, mengingat bahwa

pengaruh mass media kecil sekali. ….

Orang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan antar pribadinya dalam

menentukan keputusan politiknya dari pada dipengaruhi oleh mass media”.(1940)

Selain itu, hasil studi tersebut juga menunjukkan bahwa” ide senantiasa

Tersebar melalui radio dan media cetak dan diterima oleh pemuka

pendapat,melalui pemuka pendapat inilah ide tersebut tersebar keseluruh anggota

masyarakat.

Tahap pertama, dari sumber informasi ke pemuka pendapat, pada

umumnya merupakan pengalihan informasi, sedangkan tahap kedua, dari pemuka

pendapat pada pengikutnya merupakan penyebarluasan pengaruh.

Model komunikasi dua tahap ini membantu kita dalam menempatkan

perhatian pada peranan mass media yang dihubungkan dengan komunikasi

antarpribadi. Berbeda dengan model jarum hypodermis yang senantiasa

memandang massa sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari individu-individu yang

Page 5: Bab 3 - Teori Komunikasi

terikat pada media, tetapi terpisah hubungan sosialnya, maka model komunikasi

dua tahap memandang massa sebagai individu-individu yang berinteraksi.

Penelitian komunikasi dalam 25 tahun terakhir ini telah banyak

mengambil manfaat dari penggunaan model komunikasi dua tahap. Pada saat yang

sama penelitian ini telah menunjukkan pula beberapa kelemahan dalam model

komunikasi dua tahap. Penelitian mengenai difusi dan inovasi misalnya,

menunjukkan pelbagai kelemahan, sebab penelitian melupakan “waktu” sebagai

salah satu variable yang sama sekali diabaikan oleh penelitian tahun 1940 yang

menghasilkan model komunikasi dua tahap.

Ada 6 pembatasan/kelemahan model komunikasi dua tahap :

1. Model tersebut menyatakan bahwa individu yang aktif dalam

mencari informasi hanya Pemuka pendapat, sedangkan anggota

masyarakat pada umumya pasif. Kegiatan Pemuka pendapat

dianggap sebagai usaha untuk memperoleh kesempatan berperan

sebagai pemrakarsa komunikasi. Dalam kenyataannya ada model

komunikasi yang menunjukkan terbukti bahwa Pemuka pendapat

ada yang aktif sebaliknya ada juga yang pasif dalam mencari

informasi, di samping itu terbukti pula bahwa Pemuka pendapat

sering memainkan peranan aktif maupun pasif dalam situasi

komunikasi.

2. Pandangan bahwa proses komunikasi massa pada hakekatnya dua

tahap, ternyata membatasi proses analisanya, sebab proses

komunikasi dapat terjadi dalam dua tahap atau lebih. Dalam kasus

tertentu dapat saja terjadi proses komunikasi satu tahap. Misalnya

mass media langsung mempengaruhi audience. Dalam kasus lain

mass media menimbulkan proses komunikasi yang bertahap

banyak (multi stages).

3. Model komunikasi dua tahap menunjukkan betapa tergantungnya

Pemuka pendapat akan informasi pada mass media. Tetapi kini,

terdapat petunjuk kuat yang membuktikan bahwa Pemuka pendapat

memperoleh informasi melalui saluran-saluran yang bukan mass

Page 6: Bab 3 - Teori Komunikasi

media. Bagi Pemuka pendapat di negara sedang berkembang, di

mana mass media belum tersebar sampai ke desa, saluran

komunikasi yang berperan adalah kontak dengan para penyuluh

pembangunan (extension agent). Para Pemuka pendapat berusaha

untuk memanfaatkan saluran komunikasi yang dipandang penting

oleh mereka dalam rangka usah menyebarluaskan informasi pada

masyarakat, dan saluran terebut tidak terbatas pada mass media

semata-mata.

4. Penelitian tahun 1940, yang menghasilkan model komunikasi dua

tahap, mengabaikan perilaku audience berdasarkan “waktu”

pengenalan ide baru. Penelitian tentang Difusi dan inovasi

menunjukkan bahwa mereka yang mengenal lebih dahulu ide baru

(early knowers) ternyata lebih banyak memanfaatkan mass media

dibandingkan dengan mereka yang mengenal ide baru kemudian

(later knower).

5. Pelbagai saluran komunikasi berperan dalam pelbagai tahap

penerimaan inovasi dan pengambilan keputusan. Model dua tahap

tidak menunjukkan adanya perbedaan peranan dari pelbagai saluran

komunikasi dalam hubungannya dengan tahap-tahap inovasi. Studi

mengenai difusimenunjukkan adanya perbedaan peranan dari

pelbagai saluran komunikasi dalam hubungannya dengan tahap-

tahap inovasi. Studi mengenai difusi menunjukkan bebrapa tahap

seperti :

a. tahap penyadaran (awareness stage).

b. Tahap pembujukan (persuation stage).

c. Tahap keputusan (decision stage).

d. Tahap pemantapan (confirmation stage)

6. Pemisahan audience atas Pemuka pendapat dan masyarakat

pengikut (follower) dilakukan oleh modal komunikasi dua tahap.

Padahal tidak selamanya mereka yang bukan pemimpin (non

leaders) adalah pengikut dari Pemuka pendapat.

Page 7: Bab 3 - Teori Komunikasi

Kritik yang terutama ditujukan pada model komunikasi dua tahap adalah

kenyataan bahwasanya proses komunikasi massa tidak berjalan sesederhana dua

tahap semata-mata. Dari model komunikasi dua tahap ini, ada dua penemuan yang

menonjol yang sangat bermanfaat bagi penelitian komunikasi dua arah, yakni :

a. Diberikan perhatian khusus pada peranan Pemuka pendapat

sebagai sumber informasinya

b. Beberapa penyempurnaan dari model komunikasi dua tahap,

seperti dikenalnya model komunikasi satu tahap dan model

komunikasi banyak tahap.

Model Komunikasi satu tahap

Model ini menyatakan bahwa mass media sebagai saluran komunikasi

langsung berpengaruh pada audience, tanpa membutuhkan peranan para Pemuka

pendapat sebagai penyebar informasi. Perbedaan antara model jarum hypodermis

dengan model komunikasi satu tahap terletak pada kenyataan bahwa :

a. Model komunikasi satu tahap mengakui bahwa tidak

semua media memiliki kekuatan pengaruh yang sama.

b. Model komunikasi satu tahap mempengaruhi peranan

selektivitas sebagai factor yang menentukan penerimaan

audience.

c. Model komunikasi satu tahap mengakui kemungkinan

timbulnya reaksi yang berbeda dari audience terhadap

pesan komunikasi yang sama.

Model Komunikasi banyak tahap

Model ini mencakup semua model tahapan komunikasi terlebih dahulu,

ia tidak menjurus pada tahapan-tahapan tertentu dari arus informasi juga tidak

menetapkan bahwa informasi itu pasti tersebar melalui mass media.

Model ini menunjukkan bahwa terdapat banyak variasi dari penyebaran

pesan-pesan yang berasal dari sumber informasi pada audience.

Sebagian audience mungkin memperoleh informasi langsung dari mas

media sebagai sumber informasi. Sebaliknya sebagian audience, mungkin

Page 8: Bab 3 - Teori Komunikasi

memperoleh informasi setelah melalui pelbagai tahap yang harus dilalui setelah

disebarkan oleh sumber informasi.

Banyaknya tahap yang harus dilalui dalam proses penerimaan informasi

bergantung pada :

a. Tujuan sumber informasi

b. Banyak mass media yang menyebarluaskan informasi.

c. Isi pesan yang disampaikan, apakah berkenan bagi audience atau

melibatkan kepentingan audience.

d. Apakah cara penyampaiannya menarik perhatian audience.

Sampai saat ini Model komunikasi banyak tahap ini memberikan lebih

banyak kemungkinan analisa yang tepat dalam proses komunikasi

massa, mengingat model ini memungkinkan para peneliti mengukur

pelbagai variable dalam pelbagai situasi komunikasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi antarpribadi

Untuk mencoba memahami lebih lanjut proses komunikasi melalui

saluran antarpribadi (interpersonal channel), maka dibutuhkan lebih dahulu

pemahaman tentang konsep:

a. Homofili dan heterofili

b. Empati

Homofili dan Heterofili.

Salah satu syarat yang paling penting dalam komunikasi adalah

pengalihan informasi senantiasa terjadi antara sumber informasi yang memiliki

persamaan-persamaan tertentu. Homofili adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan tingkat dimana fihak yang berinteraksi memiliki kesamaan

dalam beberapa hal, seperti nilai-nilai kepercayaan, pendidikan, status social dan

sebaginya.

Heterofili adalah istilah yang digunakan unutk menggambarkan tingkat

di mana individu yang berinteraksi sangat berbeda dalam pelbagai hal. Dalam

situasi di mana seseorang harus berinteraksi dengan semua golongan dalam

masyarakat yang saling berbeda, maka timbul kecenderungan dalam dirinya untuk

Page 9: Bab 3 - Teori Komunikasi

memilih orang yang memiliki banyak persamaan dengannya. Sikap homofilis ini

pernah disinggung setengah abad yang lalu oleh sosiolog Perancis, Gabriel Tarde

yang menyatakan : “Hubungan social, ditegaskannya, akan lebih mudah terbina di

antara pribadi-pribadi yang memiliki kesamaan dalam kedudukan dan

pendidikan”.

Timbulnya homifili ini disebabkan karena adanya kecenderungan fisik

maupun social di kalangan masyarakat atau individu untuk mencari rekan yang

memiliki minat yang sama, profesi yang sama dan sebagainya.

Selain itu terbukti pula bahwa komunikasi yang efektif lebih mudah

tercapai apabila baik sumber informasi maupun penerima informasi sama-sama

hemofilis. Oleh sebab itu harmoni lebih mudah ditumbuhkan dan dibina dalam

masyarakat yang homofilis. Interaksi diantara kelompok-kelompok social yang

heterofilis menuntut lebih banyak usaha agar komunikasi dapat berjalan secara

efektif. Interaksi semacam ini menumbuhkan ketidakserasian dalam pengertian

(Cognitve dissonace) karena penerima pesan dihadapkan pada informasi yang

bertentangan dengan kepercayaannya, sehingga terjadilah situasi psikologis yang

sangat tidak menyenangkan.

Seseorang yang berusaha mendobrak ikatan homofili dan mencoba

berkomunikasi dengan orang yang berbeda dengan latar belakang social dan

budayanya, akan mengalami kekecewaan karena kegagalan komunikasi.

Misalnya, seorang penyuluh pembangunan yang mengusahakan inovasi di tengah-

tengah petani akan menghadapi masalah komunikasi dengan para petani yang

sangat berbeda latarbelakangnya dengan si penyuluh. Perbedaan tersebut meliputi

kemampuan tehnologi, status social, kepercayaan, yang semuanya bersifat

heterofilis. Hal ini menyebabkan si penyuluh harus benar-benar matang dalam

perencanaan komunikasinya.

Persoalan yang sangat menonjol dalam mengkomunikasikanide-ide baru

adalah kemampuan sumber inovasi yang heterofilis dibandingkan dengan

kemampuan penerima inovasi. Hai ini banyak menggagalkan usaha-usaha

kampanye ide baru.

Page 10: Bab 3 - Teori Komunikasi

Penyuluh pembangunan cenderung untuk berinteraksi secara intensif

dengan petani yang relatif memiliki persamaan-persamaan dengannya dalam hal

status social, kepercayaan dan sikap menerima pembaharuan (innovativeness)).

Selanjutnya beberapa hasil penelitian telah membuktikan bahwa penyuluh

pembangunan yang berhasil dalam tugasnya adalah mereka yang status sosialnya

tidak jauh berbeda dengan anggota masyarakatnya. Misalnya Lembaga Pertanian

Allahabad di India (1975) membuktikan bahwa penyuluh pembangunan pedesaan

yang hanya berpendidikan sekolah dasar, ternyata lebih berhasil dalam

penyuluhannya di tengah-tengah masyarakat yang sebagian besar buta huruf

dibandingkan dengan penyuluh yang berasal dari perguruan tinggi. Salah satu

sebab mengapa penyuluh pembangunan memusatkan perhatiannya pada pemuka

pendapat adalah untuk menjembatani “jurang heterofilis” antara mereka dengan

masyarakat pada umumnya, kadang-kadang penyuluh pembangunan terlalu

memusatkan perhatiannya pada Pemuka pendapat dalam rangka usaha mereka

menyampaikan inovasi pada masyarakat. Akibatnya Pemuka pendapat yang

kemudian menjadi pelanjut tugas penyuluh pembangunan menjadi terlalu

heterofilis di mana masyarakatnya, sehingga sulit menciptakan komunikasi yang

efektif. Homofili tidak selamanya berhasil menciptakan komunikasi yang baik,

kadang-kadang homofili dapat menjadi penghalang bagi laju inovasi dalam suatu

system. Ide baru biasanya diterima oleh golongan yang memiliki status yang

tinggi serta anggota masyarakat yang lebih inovatif. Pada umumnya mereka

berinteraksi satu sama lain, sehingga golongan “non elit” tidak memperoleh

manfaat dari inovasi tersebut.

Empati, sebagai jembatan “jurang heterofili”

Kebanyakan komunikasi yang heterofilis tidak efektif sebagaimana telah

diuraikan pada bagian terdahulu. Namun, pada kasus tertentu kita melihat bahwa

beberapa penyuluh pembangunan dapat berkomunikasi secara efektif. Hal ini

disebabkan karena kemampuan empati yang dimiliki oleh Penyuluh

pembangunan. Yang dimaksud dengan empati adalah kemampuan seseorang

untuk menempatkan dirinya dalam peranan orang lain. Apabila kemampuan

Page 11: Bab 3 - Teori Komunikasi

empati dimiliki oleh fihak-fihak yang terlibat dalam komunikasi, sekalipun

mereka berada dalam situasi heterofilis, maka komunikasi yang efektif akan

tercapai. Apabila sumber informasi memiliki empathi yang tinggi dan berhadapan

dengan audience yang heterofilis, maka sumber informasi dan audience berada

dalam situasi homofilis berdasarkan pengertian sosiopsikologis.

Komunikasi heterofilis kurang efektif disbanding dengan komunikasi

homofilis, kecuali kalau sumber informasi memilki tingkat empati yang tinggi

sehingga dapat berkomunikasi dengan audience.