bab 3 - sip-ppid.mataramkota.go.id · bab 3 rancangan kerangka ekonomi daerah ... ditetapkan...

22
Pemerintah Kota Mataram Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 104 BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Memuat penjelasan tentang kondisi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014dan Perkiraan Tahun 2015 Salah satu indikator yang dapat menggambarkan apa yang terjadi dalam perekonomian suatu negara atau daerah adalah indikator ekonomi makro. Dengan indikator ini dapat diketahui banyak aspek dan kondisi eksisting juga perkiraan perkembangan perekonomian suatu daerah ke depan. Selanjutnya indikator ekonomi makro akan berperan dalam proses perencanaan pembangunan ekonomi dan menentukan arah pembangunan suatu negara atau daerah. Beberapa data statistik digunakan sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan Kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada tahun sebelumnya perlu dimonitor dan dievaluasi serta dilihat hasilnya sehingga penentuan kebijakan selanjutnya dapat lebih baik dan efisien sesuai sasaran. 3.1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dicerminkan oleh laju PDRB berdasarkan harga konstan. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. Kebijakan tersebut akan tercermin dari kondusifitas makro ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mencerminkan aktifitas perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan, sedangkan pertumbuhan yang negatif menunjukkan terjadinya perlambatan dalam kegiatan perekonomian.

Upload: truongdang

Post on 08-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 104

BAB 3

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Memuat penjelasan tentang kondisi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014dan Perkiraan Tahun 2015

Salah satu indikator yang dapat menggambarkan apa yang terjadi dalam

perekonomian suatu negara atau daerah adalah indikator ekonomi makro.

Dengan indikator ini dapat diketahui banyak aspek dan kondisi eksisting juga

perkiraan perkembangan perekonomian suatu daerah ke depan. Selanjutnya

indikator ekonomi makro akan berperan dalam proses perencanaan

pembangunan ekonomi dan menentukan arah pembangunan suatu negara atau

daerah. Beberapa data statistik digunakan sebagai dasar penentuan strategi dan

kebijakan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan

Kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada tahun sebelumnya

perlu dimonitor dan dievaluasi serta dilihat hasilnya sehingga penentuan

kebijakan selanjutnya dapat lebih baik dan efisien sesuai sasaran.

3.1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil merupakan salah satu

indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

suatu daerah dicerminkan oleh laju PDRB berdasarkan harga konstan. Berbagai

kebijakan diambil pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi

dan stabil. Kebijakan tersebut akan tercermin dari kondusifitas makro ekonomi

daerah.

Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mencerminkan aktifitas

perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya

peningkatan, sedangkan pertumbuhan yang negatif menunjukkan terjadinya

perlambatan dalam kegiatan perekonomian.

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 105

Grafik 3.1

Pertumbuhan Ekonomi Kota Mataram

Tahun 2013-2015

**Angka Prediksi

Sumber: BPS Kota Mataram, 2015

Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kota Mataram mencapai 8,05

persen dan pertumbuhan Tahun 2014 naik menjadi 8,38 persen. Sektor yang

mengalami laju pertumbuhan tertinggi di tahun 2013 dan 2014 adalah sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai laju pertumbuhan

11,74 persen dan naik menjadi 12,32 persen di tahun 2014.

Pertumbuhan sektor ini tak lepas dari subsektor pendukungnya tertama

Subsektor Bank dan Sewa Bangunan. Pertumbuhan sektor perbankan di Kota

Mataram seiring dengan geliat perekonomian yang terjadi di segala sektor yang

ada. Sebagian besar aktivitas perekonomian dalam skala besar senantiasa

berhubungan dengan perbankan dan secara fisik dapat dilihat dari penambahan

jumlah kantor bank. Sedangkan subsektor lainnya yang juga mengalami

pertumbuhan cukup signifikan adalah Subsektor Sewa Bangunan.

Tabel 3.1

PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan Kota Mataram

Tahun 2013 - 2015

Sektor PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) Laju Pertumbuhan (%)

2013* 2014** 2015*** 2013* 2014** 2015***

(1) (3) (4) (5) (7) (8) (9)

Pertanian 92.823.309 95.014.395 97.364.847 1,99 2,36 2,47

Pertambangan & Penggalian

314.573 316.335 317.125 0,31 0,56 0,25

2013 2014 2015**

LAJU PERTUMBUHANEKONOMI KOTA MATARAM

(%)8.05 8.38 8.58

7.5

7.8

8.1

8.4

8.7

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 106

Sektor PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) Laju Pertumbuhan (%)

2013* 2014** 2015*** 2013* 2014** 2015***

(1) (3) (4) (5) (7) (8) (9)

Industri Pengolahan

307.858.669 326.207.700 347.051.676 4,91 5,96 6,39

Listrik, Gas, Air 23.421.960 25.647.700 28.300.031 9,97 9,50 10,34

Bangunan 267.998.797 292.440.287 319.491.014 9,03 9,12 9,25

Perdagangan, Hotel & Restoran

582.996.649 647.532.922 717.329.779 11,19 11,07 10,78

Pengangkutan & Komunikasi

497.939.720 522.245.263 548.010.162 4,52 4,88 4,93

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

541.705.980 605.286.889 679.884.149 11,40 11,74 12,32

Jasa-Jasa 310.328.988 330.816.924 351.866.726 6,67 6,60 6,36

PDRB 2.625.388.645 2.845.507.761 3.089.615.509 8,05 8,38 8,58

*data sementara **data sangat sementara ***data prediksi

Sumber: BPS Kota Mataram, angka prediksi 2015

Jika dilihat dari proporsi terbesar pembentuk PDRB Kota Mataram, sektor

perdagangan hotel dan restoran merupakan yang terbesar yaitu sebesar 24,92

persen tahun 2014 dan 25,41 persen tahun 2015. Laju pertumbuhan sektor

Perdagangan, hotel dan restoran sebagai leading sector perekonomian Kota

Mataram pada tahun 2014 mencapai 11,07 persen dan 10,78 persen tahun 2015.

3.1.1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu

daerah dalam suatu periode tertentu adalah data PDRB baik atas dasar harga

berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan

jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam

suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto)

yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan

menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahunnya, sedangkan PDRB atas

harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut jika dihitung

dengan menggunakan harga yang berlaku pada waktu tertentu sebagai tahun

dasar.

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 107

PDRB setiap tahun mengalami perkembangan, baik yang dinilai Atas Dasar

Harga Konstan (tahun dasar 2000) maupun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

terus mengalami peningkatan, dimana pada Tahun 2014 PDRB ADHB menjadi

Rp.8,116 Trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 15,58 persen dari tahun

2013. Sejalan dengan PDRB ADHB, nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan

(ADHK) juga mengalami peningkatan. Pada Tahun 2013 PDRB ADHK sebesar

Rp.2,63 Trilyun, meningkat menjadi Rp.2,84 Trilyun pada Tahun 2014 dan

diproyeksikan menjadi Rp.3,09 Trilyun pada Tahun 2015.

Grafik 3.2

PDRB ADHB dan ADHK Tahun 2013-2015 (Trilliyun rupiah)

**data prediksi Sumber: BPS Kota Mataram, 2015

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, Kota Mataram

ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai simpul

utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional serta

dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis

Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi, hal tersebut

berdampak pada nilai tambah bruto Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

yang terus menjadi leading sector bagi perekonomian selama 3 tahun berturut-

turut baik pada PDRB ADHB maupun ADHK. Nilai tambah bruto atas PDRB

ADHB tahun 2013 pada sektor tersebut mencapai nilai sebesar Rp. 1,69 Trilyun

atau memberikan kontribusi sebesar 24,15 persen pada pembentukan PDRB

ADHB Kota Mataram. Penyumbang terbesar dari sektor ini adalah Subsektor

Perdagangan Besar dan Eceran dengan nilai tambah bruto ADHK sektor sebesar

Rp.647,53 Milyar. Hal tersebut ditunjang oleh posisi Kota Mataram sebagai

2013 2014 2015**

PDRB ADHB (Trilliyun) 7.022 8.115 9.379

PDRB ADHK (Trilliyun) 2.63 2.845 3.089

0

2

4

6

8

10

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 108

ibukota Provinsi NTB menjadikannya sebagai pusat perdagangan, sehingga arus

keluar masuk barang dari berbagai daerah terjadi di Kota Mataram.

Selanjutnya Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan berada pada

posisi kedua dengan kontribusi sebesar 20,81 persen dan diikuti oleh Sektor

Pengangkutan dan Komunikasi serta Sektor Jasa-jasa. Di posisi kelima adalah

Sektor Industri Pengolahan sebesar 9,16 persen, Sektor Bangunan sebesar 9,62

persen, Sektor Pertanian sebesar 3,27 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

sebesar 1,18 persen dan terakhir Sektor Pertambangan dan Penggalian 0,01

persen.

Capaian PDRB tahun 2013 - 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Mataram Tahun 2013 - 2015

Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp.)

Kontribusi terhadap

Pembentukan PDRB

2013** 2014** 2015*** 2013** 2014** 2015***

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pertanian 241.666.672 265.314.721 290.012.976 3,44 3,27 3.15

Pertambangan & Penggalian

701.816 736.305 785.018 0,01 0,01 0,01

Industri Pengolahan

668.264.359 743.426.751 837.992.158 9,52 9,16 11,23

Listrik, Gas, Air

82.907.708 95.669.685 110.857.274 1,18 1,18 0,91

Bangunan 669.098.062 781.009.156 916.990.465 9,53 9,62 10,34

Perdagangan, Hotel & Restoran

1.695.799.388 2.022.777.111 2.384.049.824 24,15 24,92 23,21

Pengangkutan & Komunikasi

1.319.148.200 1.452.809.230 1.593.035.760 18,78 17,90 17,73

Keuangan,

Persewaan &

Jasa Perusahaan

1.413.991.859 1.689.150.598 2.037.551.002 20,14 20,81 22,00

Jasa-Jasa 930.799.139 1.064.855.196 1.208.622.412 13,25 13,12 11,38

PDRB 7.022.377.203 8.115.748.753 9.379.896.889 100,00 100,00 100,00

Keterangan : Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

***) Angka Prediksi

Sumber: BPS Kota Mataram, 2015

Empat sektor terbesar penyumbang ekonomi Kota Mataram diatas masuk

kedalam kelompok sektor tersier (Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran, Sektor

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 109

Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Bank, Usaha Persewaan dan Jasa

Perusahaan dan Sektor Jasa- Jasa), dengan total peranannya pada tahun 2014

sebesar 76,76 persen terhadap pembentukan PDRB . Hal ini menggambarkan

struktur perekonomian Kota Mataram mengarah kepada struktur jasa (Service

City), dimana Kota Mataram yang menjadi Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat

mempunyai fungsi-fungsi utama sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan

perdagangan, jasa dan pariwisata; Sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan

perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial; Juga sebagai pusat pelayanan bagi

kegiatan perdagangan dan pusat bisnis.

Tabel 3.3

PDRB Menurut Kelompok Sektor Tahun 2013-2015 (Ribu Rp)

Keterangan : Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

***) Angka Prediksi Sumber: Dokumen PDRB , 2013; BPS Kota Mataram, 2015

PDRB Per Kapita merupakan pembagian antara besaran PDRB dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka PDRB Per Kapita memberikan

gambaran kasar bagian PDRB yang diterima secara rata-rata oleh seluruh

penduduk dalam suatu daerah. Meskipun kasar, PDRB Per Kapita tetap dianggap

relevan digunakan untuk mengukur kemakmuran suatu daerah, namun belum

bias digunakan langsung dalam mengukur pemerataan pendapatan. Hal ini

disebabkan PDRB Per Kapita masih kurang memberikan gambaran riil

pendapatan masyarakat dan belum memperhitungkan ketimpangan pendapatan

yang terjadi dalam masyarakat.

0

3,000,000,000

6,000,000,000

9,000,000,000

2013* 2014** 2015***

2013* 2014** 2015***

Primer 242,368,488.00 266,051,026.00 290,797,994.00

Sekunder 1,420,270,129.00 1,620,105,592.00 1,865,839,897.00

Tersier 5,359,738,586.00 6,229,592,135.00 7,223,258,998.00

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 110

Pada tahun 2014, PDRB per Kapita Kota Mataram Atas Dasar Harga Berlaku

meningkat 12,48% dari tahun 2013. Perkembangan yang cukup tinggi besaran

PDRB per Kapita merupakan pengaruh tingginya inflasi pada tahun 2013 sebagai

akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Jika unsur inflasi dikeluarkan maka

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2014 meningkat 5,48%

dari tahun 2013. Berikut gambaran peningkatan PDRB Per Kapita Kota Mataram

Tahun 2013-2015.

Gambar 3.3

PDRB per Kapita Kota Mataram Tahun 2013-2015

**Angka Prediksi

Sumber: Dokumen PDRB , 2013; BPS Kota Mataram, proyeksi 2015

3.1.1.3 Laju Inflasi

Salah satu indikator makro ekonomi yang berpengaruh terhadap

perkembangan ekonomi adalah tingkat perubahan harga atau inflasi. Inflasi

adalah perubahan harga barang di tingkat konsumen, atau merupakan

persentase perubahan dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Terkait dengan inflasi,

berbagai kebijakan dibidang moneter telah diambil oleh Pemerintah dalam

menstabilkan kondisi harga-harga barang. Dalam PDRB, kenaikan harga barang

dicerminkan oleh perkembangan laju Indeks Harga Implisit (IHI), yang

menggambarkan tingkat inflasi menyeluruh dari seluruh kegiatan perekonomian

mulai Sektor Pertanian sampai dengan Jasa-Jasa atau dengan kata lain tingkat

perubahan IHI menggambarkan tingkat perubahan harga yang terjadi pada

sektor/sub sektor. Secara agregat IHI menunjukkan tingkat perubahan harga

yang terjadi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Besaran IHK sangat

ditentukan oleh perubahan harga komoditi yang paling dominan dikonsumsi

2013 2014 2015**

PDRB ADHB Per Kapita(Rp.000/tahun)

16.734 18.822 20.171

PDRB ADHK Per Kapita(Rp.000/tahun)

6.256 6.599 6.643

0

5

10

15

20

25

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 111

suatu daerah, sedangkan besaran IHI sangat ditentukan oleh perubahan harga

sektor ekonomi yang paling potensi atau memiliki kontribusi yang dominan.

Perkembangan harga barang akan mempengaruhi kemampuan masyarakat

membeli barang-barang kebutuhan hidup. Sehingga dalam hal ini pertumbuhan

ekonomi yang tinggi apabila tanpa diikuti oleh stabilnya harga-harga barang,

dikatakan belum mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Untuk melihat tingkat perubahan harga (inflasi) Kota Mataram tahun 2013 -

2015 secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Laju Inflasi Kota Mataram Tahun 2013 – 2015

**Angka Target

Sumber: BPS Kota Mataram, 2015

Pada tahun 2013 inflasi Kota Mataram sebesar 9,27 persen sebagai akibat

kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak pada peningkatan

harga bahan makanan dan biaya transportasi dan komunikasi. Namun pada

tahun 2014 inflasi dapat ditekan kembali di angka 7,18 persen. Sementara itu

kalau dilihat inflasi dari bulan ke bulan, laju inflasi Kota Mataram pada tahun

2014 yang tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Desember dengan angka 1,56

persen dan 2,77 persen. Sementara terjadi deflasi yaitu pada bulan Maret dan

April di angka -039 persen dan -0,49 persen.

Melihat perkembangan yang terjadi, Tahun 2016 Indonesia akan dibayangi

oleh inflasi yang tinggi diakibatkan kebijakan pengurangan subsidi BBM di awal

tahun 2015. BBM merupakan faktor produksi vital, sehingga dengan kenaikan

BBM tentu saja akan meningkatkan harga barang yang secara multiplier juga

akan mempengaruhi harga barang lain. Asumsi ini dapat dijadikan sebagai acuan

2013 2014 2015**

LAJU INFLASI KOTAMATARAM (%)

9.27 7.18 6.00

3

5

7

9

11

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 112

bagi penetapan target inflasi di tahun 2016 beserta kebijakan untuk menjaganya

sesuai target.

3.1.1.4 Tingkat Pengangguran

Pertambahan jumlah penduduk memberikan dampak terhadap penyediaan

kebutuhan tempat tinggal dan berbagai fasilitasnya seperti ketersediaan listrik

dan air. Hal inilah yang berperan dalam pertumbuhan sektor listrik, gas dan air.

Sementara tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah juga sangat

tergantung pada potensi sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Begitu pula

dengan beragamnya kegiatan perekonomian yang ada, sangat tergantung pada

sumber daya yang tersedia. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase

angkatan kerja yang bekerja dan persentase tingkat pengangguran terbuka sangat

berguna untuk melihat prospek ekonomi yang ada di Kota Mataram.

Tabel 3.5

Statistik Ketenagakerjaan Kota Mataram

Uraian 2013 2014 2015

Perkembangan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (%) 56,15 61,20 61,20

UMR (Rp) 1.120.000 1.260.000 1.405.000

Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) 5,48 4,79 4,50

Tingkat Kesempatan Kerja (%) 94,52 95,21 95,30

Sumber: BPS Kota Mataram, 2015

Pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai Kota Mataram telah diikuti oleh

peningkatan penyerapan tenaga kerja. Hal ini tercermin pada penurunan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) yang menurun di tahun 2015 sebesar 0,29 persen

dari tahun 2014. Artinya, bahwa lapangan pekerjaan di Kota Mataram meningkat,

walaupun belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Kota Mataram. Target

ketersediaan lapangan kerja tercermin dalam Tingkat Kesempatan Kerja. Target

Tingkat Kesempatan Kerja (%) sebesar 95,3 persen merupakan salah satu syarat

dalam mendukung target penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun

2015 yang ditetapkan.

Walaupun tingkat pengangguran terbuka diproyeksikan menurun, namun

perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2015 ditargetkan

untuk tetap seperti tahun 2014 yaitu sebesar 61,20 persen. Hal tersebut

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 113

dikarenakan potensi urbanisasi dari daerah sekitar yang menyebabkan

bertambahnya jumlah angkatan kerja selain dari penduduk Kota Mataram yang

memasuki usia produktif. Sehingga target di tahun 2015 adalah peningkatan

penyediaan lapangan kerja harus sebanding dengan meningkatnya jumlah

tambahan angkatan kerja.

Grafik 3.5.

Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Mataram

Tahun 2013-2015

Sumber : BPS Kota Mataram, 2015.

Kecenderungan lebih tingginya angka TPT Kota Mataram disebabkan sifat

formal atau sektor sekunder dan tersier dari peluang kerja yang tersedia di

wilayah dengan klasifikasi kota. Kondisi yang sangat mungkin berbeda dengan

wilayah perdesaan dengan sifat pekerjaan informal pertanian atau sektor primer.

Oleh karena itu, sebagai upaya mengatasi masih tingginya angka pengangguran

terbuka tersebut, maka fokus kebijakan pengembangan ekonomi di Kota Mataram

mulai Tahun 2016 diarahkan pada Usaha Mikro Kecil Menengah baik di sektor

primer, sekunder dan tersier serta menciptakan iklim investasi yang baik guna

mendorong terciptanya peluang usaha.

3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 dan Tahun 2017

Pada tahun 2016 laju pertumbuhan ekonomi Kota Mataram direncanakan

tumbuh sebesar 8,58 persen. Berdasarkan target pertumbuhan tersebut maka

nilai PDRB ADHB di proyeksikan sebesar Rp. 10,85 Triliyun, sedangkan nilai

2013 2014 2015

TPAK (%) 56.15 61.20 61.20

TPT (%) 5.48 4.79 4.50

0

1

2

3

4

5

6

55

56

57

58

59

60

61

62

TPAK TPT

TPAK (%) TPT (%)

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 114

PDRB ADHK diproyeksikan sebesar Rp. 3,35 Triliyun. Proyeksi ini

menitikberatkan metode proyeksi trend pertumbuhan serta memperhatikan geliat

pertumbuhan dan ekspansi swasta pada beberapa tahun terakhir di Kota

Mataram. Proyeksi ekonomi tahun 2016 tersebut juga mensyaratkan kebutuhan

investasi pemerintah, masyarakat dan dunia usaha secara proporsional.

Gambaran demografi pada tahun 2016, diproyeksikan bahwa jumlah

penduduk Kota Mataram sebesar 458.706 jiwa. Angka ini didasarkan pada

asumsi bahwa pertumbuhan penduduk 2 persen. Berkaitan dengan hal tersebut

maka PDRB perkapita penduduk Kota Mataram tahun 2016 diperkirakan sebesar

Rp. 23,67 juta/orang berdasarkan harga berlaku dan Rp. 7,32 juta/orang

berdasarkan harga konstan.

Tabel 2.6

Target PDRB Kota Mataram Tahun 2016

Sektor

Target PDRB

ADHB

(Ribu Rp.)

Target PDRB

ADHK

(Ribu Rp.)

Target Laju

PDRB ADHK

(%)

(1) (2) (3) (5)

Pertanian 318.168.576 99.734.551 2.43

Pertambangan &

Penggalian 835.378 319.060 0.61

Industri Pengolahan 939.582.593 369.644.740 6.51

Listrik, Gas, Air 129.905.127 31.190.088 10.21

Bangunan 1.072.800.789 351.823.504 10.12

Perdagangan, Hotel &

Restoran 2.825.474.815 792.996.663 10.55

Pengangkutan &

Komunikasi 1.738.390.611 575.611.907 5.04

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

2.444.018.462 758.205.597 11.52

Jasa-Jasa 1.389.098.055 376.064.711 6.88

PDRB 10.858.274.406 3.355.590.821 8.61

Pada Tahun 2016, target penyumbang terbesar PDRB Kota Mataram masih

bersumber dari sektor perdagangan hotel dan restoran yang diikuti oleh sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang keduanya masing-masing

menyumbang diatas Rp. 2 Trilliyun. Sedangkan untuk target laju pertumbuhan

tertinggi adalah dari sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu

sebesar 11,52 persen. Adapun laju sektor perdagangan, hotel dan restoran yang

merupakan penyumbang terbesar ditargetkan memiliki laju pertumbuhan sebesar

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 115

10,55 persen. Laju sektor terbesar lainnya adalah dari sektor Listrik, Gas, Air

sebesar 10.21 persen serta Bangunan sebesar 10.12 persen.

Pembangunan perekonomian di Kota Mataram tentu mempunyai beberapa

tantangan dan juga prospek yang keduanya dapat dimanfaatkan dalam proses

pembangunan ekonomi itu sendiri. Prospek tentu akan menjadi dukungan yang

kuat dalam pembangunan bila dimanfaatkan dengan tepat, tantangan juga dapat

dijadikan pendorong dalam pembangunan ekonomi itu sendiri.

Dibawah ini beberapa tantangan dan prospek perkembangan perekonomian

Kota Mataram:

Tantangan

1. Tingkat kesejahteraan masyarakat masih rentan terhadap gejolak harga.

Pengurangan subsidi BBM tahun 2015 dan kebijakan nasional menentukan harga

BBM sesuai harga pasar berpotensi pada peningkatan harga di tahun 2016.

2. Tingkat Pengangguran Terbuka terus menurun, namun kategori pengangguran

tersembunyi dan pekerja informal masih relatif tinggi.

3. Arah perkembangan perekonomian Kota Mataram cenderung pada perdagangan

dan jasa.

4. Kota Mataram sebagai pusat kegiatan nasional, berkembangnya industri MICE

(Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions)

5. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, tantangan yang dihadapi

adalah meningkatkan pemahaman publik di kalangan Pemerintah, dunia usaha

dan masyarakat di daerah tentang manfaat dan peluang yang dapat diperoleh

dengan pelaksanaan MEA 2015.

6. Tidak sebandingnya kenaikan jumlah penduduk angkatan kerja dengan penyediaan

lapangan kerja dan rendahnya relevansi antara lulusan dan keperluan pasar kerja.

7. Penciptaan wirausahawan baru untuk menyerap angkatan kerja yang belum

memiliki pekerjaan.

Prospek

1. Geliat ekonomi yang terjadi selama kurun waktu 5 tahun terakhir yang ditandai

dengan pertumbuhan ekonomi berkisar 7-8 % dapat menjadi peluang yang dapat

dimanfaatkan dalam menggenjot perekonomian dan mengarahkan perekonomian

rakyat untuk dapat berpartisipasi ditengah momentum ini.

2. Posisi geografis Kota Mataram yang terletak pada kawasan segitiga emas pariwisata

yaitu Bali-Toraja-Komodo dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) serta lintas

transportasi darat nasional merupakan peluang yang strategis bagi pengembangan

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 116

investasi dan Kota Mataram memiliki keunggulan dibidang perdagangan dan jasa

dibandingkan daerah sekitar di Nusa Tenggara Barat yang menunjang destinasi

wisata yang ada dan tersebar di wilayah Pulau Lombok.

3. Kebijakan Otonomi Daerah memberikan kewenangan yang luas kepada daerah

dalam mengurus daerahnya, sehingga dapat membuka peluang bagi daerah untuk

menetapkan kebijakan-kebijakan dalam segala aspek pembangunan yang

disesuaikan dengan kondisi riil daerah. Dengan demikian kebijakan-kebijakan

tersebut akan dapat diimplementasikan secara nyata.

4. Meningkatkan kualitas good governance secara nasional. Globalisasi berdampak

sangat luas terhadap semua aspek kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

meningkatnya tuntutan terhadap Good Governance. Meningkatnya tuntutan

terhadap Good Governance ini merupakan peluang bagi semua komponen kota

untuk membenahi diri dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang transparan,

profesional, responsif dan akuntabel sehingga visi pemerintah kota dapat

diwujudkan.

5. Hubungan internasional yang bersifat global seperti Asean Free Trade Area (AFTA),

Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) dan World Trade Organization (WTO)

memberi peluang yang besar untuk mendayagunakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

menjangkau pasar kerja global. Selain itu, adanya kepercayaan dunia internasional

yang cukup tinggi terhadap tenaga kerja Indonesia dapat memberi peluang

tingginya penyerapan tenaga kerja, sehingga tingkat pengangguran akan semakin

rendah.

6. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sehingga di tahun 2016

akan tersedia pasar baru bagi barang, jasa, investasi, pekerja terampil dan arus

modal di kawasan ASEAN.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Sumber sumber Keuangan Daerah secara proporsional diwujudkan dengan

pengaturan, pembagian, penggalian sumber sumber potensi baru untuk menambah

penerimaan PAD, serta perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan daerah.

Sumber Pembiayaan Pemerintah Daerah dalam rangka perimbangan keuangan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah diperoleh berdasarkan asas desentralisasi.

Pemerintah Kota sebagai daerah otonom, berhak, berwenang, dan berkewajiban

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, dengan memanfaatkan sumber

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 117

sumber keuangan yang dimilikinya untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan, pelayanan publik dan pembangunan sesuai dengan kebijakan

pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi dan pemerintah kota sehingga tidak terjadi

overlapping untuk membangun kebersamaan dalam meningkatkan kesejahteraan.

Proyeksi keuangan Daerah Kota Mataram dapat dianalisis dari kinerja

Pemerintah Kota dalam mengelola keuangan daerah, baik dari segi realiasasi

pendapatan, belanja maupun pembiayaan daerah. Kinerja Pemerintah Kota dalam

menghimpun pendapatan daerah ditargetkan pada APBD tahun 2015 sebesar Rp

1,12 triliyun dan estimasi tahun anggaran 2016 menjadi Rp 1,16 triliyun atau naik

3,49%. Komponen realiasasi pendapatan daerah terdiri dari PAD tahun 2015 sebesar

Rp 196,89 miliyar menjadi Rp 215,78 miliyar pada tahun 2016. Sedangkan dana

perimbangan tahun 2015 sebesar Rp. 708,47 miliyar menjadi Rp. 739,23 miliyar

pada tahun 2016 atau naik sebesar 4,34 % dan lain lain Pendapatan yang sah tahun

2015 sebesar Rp. 212,47 miliyar menjadi Rp 201,84 miliyar pada tahun 2016.

Kinerja Pemerintah Kota Mataram dalam upaya pelayanan kepada masyarakat

tercermin dalam realiasi belanja daerah. Pada tahun 2015 tercatat belanja daerah

sebesar Rp 1,2 triliyun dan estimasi tahun 2016 menjadi Rp 1,19 triliyun atau

menurun sebesar 0,77%. Dimana komponen belanja daerah terdiri dari belanja tidak

langsung dan belanja langsung.

Pada RKPD Tahun Anggaran 2016, dialokasikan dana untuk Belanja Tidak

Langsung sebesar Rp. 671,64 miliyar meliputi: Belanja Pegawai sebesar

Rp 634,75 miliyar; Belanja Hibah dialokasikan sebesar Rp 16,89 miliyar; Belanja

Bantuan Sosial sebesar Rp. 17,06 miliyar; Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp.

912,79 juta; Belanja Tak Terduga sebesar Rp. 2,02 miliyar. Sedangkan Belanja

Langsung dialokasikan dana sebesar Rp 524,81 miliyar meliputi: Belanja Pegawai

sebesar Rp 84,22 miliyar; Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 250,69 miliyar; dan

Belanja Modal sebesar Rp. 189,91 miliyar.

Penerimaan pembiayaan pada Tahun Anggaran 2015 sebesar

Rp. 101,052 miliyar sedangkan pada Tahun Anggaran 2016 ditargetkan sebesar

Rp. 55 miliyar turun sebesar Rp.46,52 miliyar atau sebesar 45,82 persen.

Pengeluaran pembiayaan pada tahun anggaran 2015 sebesar Rp. 13,56 miliyar dan

pada tahun anggaran 2016 diperkirakan sebesar Rp. 15,40 miliyar atau naik sebesar

13,57 persen yang diarahkan pada penyertaan modal (Investasi) Pemerintah Daerah

kepada PT. BPR NTB Mataram, PDAM Giri Menang, PT. Bank NTB dan PT. Jamkrida

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 118

NTB. Proporsi terbesar penyertaan modal diarahkan kepada PDAM Giri Menang

dalam upaya meningkatkan akses warga miskin Kota Mataram mendapatkan

cakupan air bersih dari PDAM.

3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah diperlukan agar dana pembangunan

dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat digunakan secara efektif dan

efisien. Dimana Arah kebijakan berisi uraian tentang kebijakan yang akan

dipedomani oleh Pemerintah Daerah dalam mengelola pendapatan daerah, belanja

daerah,dan pembiayaan daerah.

Pengelolaan Keuangan Pemerintah Kota Mataram mencakup kebijakan

pengelolaan Penerimaan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Kebijakan

pengelolaan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan sumber-sumber

penerimaan daerah agar ketergantungan pada Pemerintah Pusat dapat diminimalisir.

Selain itu kebijakan keuangan daerah juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas

potensi ekonomi wilayah dalam rangka memperbaiki struktur ekonomi daerah,

meningkatkan kemandirian dan daya saing sehingga dapat memacu pertumbuhan

ekonomi, meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pelayanan publik serta

sumberdaya manusia dengan mempertimbangkan sensitivitas gender dan pranata

sosial.

Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah yang tercermin dalam APBD sesuai

dengan maksud yang diamanatkan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur

tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yaitu

disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil

dari input yang direncanakan dari setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai

dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan

penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasar. Asumsi yang

dimaksud adalah mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, sejalan dengan

urusan yang menjadi kewenangan, perkembangan ekonomi makro.

3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587), Pendapatan Daerah adalah semua hak

daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 119

anggaran yang bersangkutan. Pada Pasal 285 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

disebutkan bahwa sumber Pendapatan Daerah terdiri atas: (i) Pendapatan Asli

Daerah meliputi: Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil pengelolaan kekayaan Daerah

yang dipisahkan; dan lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah; (ii) Pendapatan

transfer meliputi: transfer Pemerintah Pusat (terdiri atas dana perimbangan; dana

otonomi khusus; dana keistimewaan; dan dana Desa) dan transfer antar-Daerah

(terdiri atas pendapatan bagi hasil; dan bantuan keuangan), dan Kota Mataram

menerima pendapatan transfer Pemerintah Pusat melalui Dana Perimbangan; dan (iii)

Lain-lain pendapatan Daerah yang sah, merupakan seluruh pendapatan Daerah

selain pendapatan asli Daerah dan pendapatan transfer, yang meliputi hibah, dana

darurat, dan lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Mataram diarahkan untuk

meningkatkan pendapatan daerah melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana

Perimbangan agar proporsi dana dari Pemerintah Pusat dapat diturunkan, dan

ditujukan untuk meningkatkan kualitas potensi ekonomi wilayah dalam rangka

memperbaiki struktur ekonomi daerah, meningkatkan kemandirian dan daya saing

sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas dan

akuntabilitas pelayanan publik serta sumberdaya manusia dengan

mempertimbangkan pengarusutamaan gender dan pranata sosial.

Pendapatan Asli Daerah khususnya yang bersumber dari pajak daerah dan

retribusi daerah telah memberikan kontribusi yang signifikan dan telah diatur

melalui Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pajak Hotel;

Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pajak Restoran;

Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pajak Sarang

Burung Walet; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak

Reklame; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2010 tentang Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor

13 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2

Tahun 2011 tentang Pajak Parkir; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun

2011 tentang Pajak Hiburan; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 13 Tahun 2011

tentang Pajak Penerangan Jalan; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 14 Tahun

2011 tentang Retribusi Jasa umum, Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 15

Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu dan Peraturan Daerah Kota

Mataram Nomor 16 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha.

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 120

Arah kebijakan yang perlu diambil dalam melaksanakan upaya-upaya

peningkatan Pendapatan Daerah melalui penggalian dan optimalisasi potensi serta

sosialisasi kepada masyarakat perlu disertai dengan tertib administrasi sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku. Demikian pula peningkatan kualitas

pelayanan publik yang dilaksanakan secara profesional melalui peningkatan

kompetensi aparatur daerah, kualitas kinerja layanan lembaga serta penyederhanaan

prosedur pengelolaan pendapatan daerah menuju terpenuhinya kepuasan pelayanan

publik.

Dalam upaya peningkatan Pendapatan Daerah yang berorientasi pada

kepuasaan pelayanan publik, maka Strategi Kebijakan Pendapatan Tahun Anggaran

2016 diarahkan pada:

1) Penggalian potensi pendapatan daerah melalui updating database potensi;

2) Peningkatan partisipasi publik (swasta dan masyarakat) dalam pendapatan

daerah melalui penerapan insentif dan disinsentif;

3) Peningkatan kualitas aparatur pendapatan daerah;

4) Optimalisasi sistem dan tata laksana pendapatan daerah, termasuk kualitas

hubungan dan kerjasama antar SKPD pengelola PAD;

5) Peningkatan keterlibatan seluruh stakeholder pendapatan daerah melalui

koordinasi dan kemitraan;

6) Penegakan peraturan bidang pendapatan daerah melalui sosialisasi dan

penertiban.

Sementara itu, Pendapatan Daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan

diharapkan terus meningkat melalui koordinasi dan konsultasi yang intensif dengan

Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam rangka peningkatan pendapatan Bagi Hasil

Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) khususnya dalam

penentuan variabel/ komponen berpengaruh terhadap penghitungan jumlah DAU

maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk

melakukan rasionalisasi terhadap beberapa kegiatan yang bersumber dari Dana

Dekonsentrasi yang dinilai tidak efektif dan selanjutnya dialihkan kepada DAK

diperkirakan akan meningkatkan target pendapatan Dana Perimbangan; juga untuk

peningkatan pendapatan daerah yang bersumber Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah dapat terus ditingkatkan.

Mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 121

Pengelolaan Keuangan Daerah, target Pendapatan Daerah Kota Mataram TA. 2016

diupayakan disusun berdasarkan perkiraan yang rasional dan terukur serta melihat

perkembangan realisasi tahun sebelumnya. Target Pendapatan Daerah TA. 2016

direncanakan mengalami peningkatan sebesar 3,49 persen dengan menetapkan

target peningkatan pada royalti Mataram Mall serta pajak parkir.

3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Arah pengelolaan belanja daerah diarahkan kepada target kinerja masing-

masing SKPD serta pemenuhan kebutuhan operasional pelayanan publik. Dengan

demikian dapat diciptakan akuntabilitas penggunaan anggaran yang baik dan

bertanggung jawab. Disamping itu, aspek efisiensi dengan mengendalikan

pengeluaran/belanja daerah yang bijak diperlukan untuk dapat menghindari

pemborosan anggaran untuk belanja yang tidak bersifat penting atau dibutuhkan dalam

menunjang kinerja SKPD.

Kebijakan belanja daerah tahun 2016 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan

yang proporsional, efisien dan efektif, antara lain melalui:

1. Pemenuhan hasil kesepakatan Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat

(MPBM) yaitu target pemerintah Kota Mataram Tahun 2016 adalah fokus dalam

penanganan persampahan perkotaan.

2. Esensi utama penggunaan dana APBD adalah untuk meningkatkan perekonomian dan

kesejahteraan masyarakat oleh karena itu akan terus dilakukan peningkatan

program-program yang berorientasi pada masyarakat dan berupaya melaksanakan

realisasi belanja daerah tepat waktu dengan mendorong proses penetapan Perda APBD

secara tepat waktu pula.

3. Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran yang

berbasis kinerja dengan pendekatan tematik pembangunan yang disertai sistem

pelaporan yang makin akuntabel.

4. Mengalokasikan kebutuhan belanja fixed cost, regular cost, dan variable cost secara

terukur dan terarah, yaitu:

a. Pemenuhan kebutuhan dasar dalam menjamin keberlangsungan operasional kantor

(biaya listrik, telepon, air bersih, BBM, internet, dan service mobil);

b. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai pelaksanaan

TUPOKSI SKPD, yang meliputi kegiatan koordinasi, fasilitasi, konsultasi, sosialisasi,

pengendalian dan evaluasi, dan perencanaan;

c. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung program-program

pembangunan yang menjadi prioritas dan unggulan SKPD, program/kegiatan yang

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 122

telah menjadi komitmen Pemerintah Kota Mataram (committed budget), bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

5. Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan PNS, belanja

subsidi, belanja hibah, belanja sosial, belanja bantuan dengan prinsip proporsional,

pemerataan, dan penyeimbang.

6. Penggunaan anggaran berbasis pada prioritas pembangunan yaitu Common Goals

dalam penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan belanja tidak langsung

dan belanja langsung dengan visi dan misi Pemerintah Kota Mataram, serta anggaran

belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran tetap terukur.

Agar hasil pembangunan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, penetapan

skema kegiatan yang dibiayai oleh pemerintah daerah harus disesuaikan dengan

aspirasi-aspirasi masyarakat yang tertuang dalam forum MPBM (Musyawarah

Pembangunan Bermitra Masyarakat) yang terbagi menjadi MPBM Informasi, MPBM

Perencanaan, MPBM Pelaksanaan dan Pengendalian, serta MPBM Evalusi dan Tindak

Lanjut.

Realisasi dan proyeksi belanja daerah tahun 2012 s.d. 2016 dapat dilihat pada Tabel

berikut:

Tabel 3.6

Realisasi Dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2011 s.d 2016 (Dalam Milyar)

NO Uraian

Jumlah

Realisasi Tahun

2012

(n-3)

(Milyar)

Realisasi Tahun

2013

(n-2)

(Milyar)

Tahun Berjalan

2014

(n-1)

(Milyar)

Proyeksi/ Target pada

Tahun Rencana

2015 (n)

(Milyar)

Proyeksi/ Target pada Tahun 2016

(n+1)

(Milyar)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2.1 Belanja Tidak Langsung 448,11 526,574 598,979 671,959 671,640*)

2.1.1 Belanja pegawai 401,84 481.,120 534,989 613,318 634,757*)

2.1.4 Belanja hibah 25,98 23,418 36,726 30,615 16,885*)

2.1.5 Belanja bantuan sosial 17,29 20,134 25,762 26,000 17,059*)

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/kota dan Pemerintahan Desa*

- - - - 912*)

2.1.8 Belanja tidak terduga 3,00 2,900 1,500 2,025 2,025*)

2.2 Belanja Langsung 313,68 430,942 485,076 533,843 524,818*)

2.2.1 Belanja pegawai 55,65 67,773 67,901 84,514 84,225*)

2.2.2 Belanja barang dan jasa 104,04 126,799 172,786 221,591 250,686*)

2.2.3 Belanja modal 153,99 236,369 244,389 227,736 189,907*)

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 123

NO Uraian

Jumlah

Realisasi Tahun

2012

(n-3)

(Milyar)

Realisasi Tahun

2013

(n-2)

(Milyar)

Tahun Berjalan

2014

(n-1)

(Milyar)

Proyeksi/ Target pada

Tahun Rencana

2015 (n)

(Milyar)

Proyeksi/ Target pada Tahun 2016

(n+1)

(Milyar)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

TOTAL JUMLAH BELANJA 761,79 957,516 1.084,056 1,205,803 1,196,459*)

Sumber: APBD Kota Mataram dan proyeksi berdasarkan prioritas pembangunan

Dapat dilihat bahwa anggaran belanja dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan, hal ini dikarenakan adanya penyesuaian pada peningkatan harga dan juga

peningkatan program dan kegiatan pemerintah daerah. Berdasarkan Tabel diatas,

bahwa anggaran belanja APBD murni 2013 sebesar Rp. 957,516 milyar mengalami

kenaikan dari anggaran murni 2012 sebesar Rp. 761,79 milyar. Pada tahun anggaran

2014 jumlah anggaran belanja daerah berdasarkan prioritas program pembangunan

SKPD meningkat menjadi sebesar Rp. 1.084,056 milyar atau mengalami kenaikan

sebesar Rp. 126,539 milyar dari jumlah anggaran belanja daerah pada tahun 2014.

Khusus proyeksi tahun 2016, asumsinya adalah sebagai berikut:

Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung tahun 2015 dan 2016 dengan asumsi

kebutuhan gaji pegawai hinga 13 bulan, kebutuhan untuk Tunjangan Hari Raya PNS,

dan 2,5% untuk acrees.

Belanja hibah pada tahun 2016 disesuaikan dengan prioritas kegiatan sesuai dengan

kemampuan daerah dan peraturan perundang-undangan.

Belanja Pegawai pada Belanja Langsung disesuaikan dengan prioritas dan

menyesuaikan dengan kenaikan standar satuan harga.

Belanja barang dan jasa pada Belanja Langsung diproyeksikan mengalami kenaikan

disesuaikan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dan standar satuan harga.

Belanja Modal pada Belanja Langsung diperkirakan mengalami penurunan sebagai

akibat telah selesainya pembangunan infrasruktur yang didanai oleh dana pinjaman

daerah.

Kebijakan belanja daerah pada tahun 2015 tetap diarahkan untuk mencapai

target dan sasaran RPJMD melalui program prioritas dengan program-program sebagai

berikut :

1) Program Unggulan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Rangka

Peningkatan Daya Saing :

1. Pengembangan mutu dan layanan pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas.

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 124

2. Penambahan jumlah status Puskesmas dari rawat jalan menjadi rawat inap.

3. Optimalisasi penyelenggaraan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat.

4. Optimalisasi program strategis penanggulangan kemiskinan dan Anjal berbasis

Pemberdayaan.

2) Program Unggulan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat :

1. Pengembangan Ekonomi Lokal

2. Penciptaan 2.000 Wira Usaha Baru

3. Pengembangan sistem dan sarana pendukung usaha bagi UMKM

4. Pengembangan pemasaran dan destinasi pariwisata

5. Pemberdayaan kesejahteraan petanian masyarakat pesisir

6. Penataan struktur dan klaster industri

7. Pembinaan dan pengembangan industri kecil dan menengah

8. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

9. Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

3) Peningkatan daya dukung infrastruktur perkotaan dalam rangka pencapaian

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi rakyat

1. Peningkatan akses antar wilayah dan peningkatan jaringan jalan

2. Pengurangan jumlah titik genangan

3. Peningkatan upaya kesiapsiagaan bencana alam

4. Peningkatan kualitas kawasan perumahan dan permukiman

5. Peningkatan pelayanan kebersihan

6. Penambahan kuantitas dan kualitas Ruang Terbuka Hijau

Untuk sasaran, strategi dan program pembangunan Kota Mataram tahun 2015

diuraikan secara detail pada Bab IV, sedangkan rencana program dan kegiatan prioritas

tahun 2015 berdasarkan urusan kewenangan pemerintah daerah diuraikan pada Bab V.

3.2.1. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan

maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah

terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran

pembiayaan. Kebijakan pembiayaan timbul karena jumlah pengeluaran daerah lebih

besar daripada penerimaan daerah sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan

pembiayaan mencakup Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA),

Pemerintah Kota Mataram

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 125

pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,

penerimaan pinjaman dan penerimaan kembali pemberian pinjaman.

Untuk pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana cadangan,

penyertaan modal Pemerintah Daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian

pinjaman. Kebijakan pembiayaan daerah diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang

sifatnya strategis, dan membutuhkan penanganan segera guna mencapai target dan

sasaran 3 (tiga) Program Unggulan Pembangunan Kota Mataram sebagaimana tertuang

dalam RPJMD Kota Mataram tahun 2011-2015.

Kebijakan pembiayaan daerah tahun 2015, diarahkan dengan strategi sebagai

berikut:

1. Apabila APBD surplus maka perlu dilakukan transfer ke persediaan kas dalam

bentuk penyertaan modal maupun sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan.

2. Apabila APBD defisit maka perlu memanfaatkan anggaran yang berasal dari sisa

lebih perhitungan anggaran tahun lalu dan melakukan rasionalisasi belanja.

3. Apabila sisa lebih perhitungan anggaran tidak mencukupi untuk menutup defisit

APBD maka ditutup dengan dana pinjaman.