bab 3 - sip-ppid.mataramkota.go.id · bab 3 rancangan kerangka ekonomi daerah ... ditetapkan...
TRANSCRIPT
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 104
BAB 3
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Memuat penjelasan tentang kondisi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014dan Perkiraan Tahun 2015
Salah satu indikator yang dapat menggambarkan apa yang terjadi dalam
perekonomian suatu negara atau daerah adalah indikator ekonomi makro.
Dengan indikator ini dapat diketahui banyak aspek dan kondisi eksisting juga
perkiraan perkembangan perekonomian suatu daerah ke depan. Selanjutnya
indikator ekonomi makro akan berperan dalam proses perencanaan
pembangunan ekonomi dan menentukan arah pembangunan suatu negara atau
daerah. Beberapa data statistik digunakan sebagai dasar penentuan strategi dan
kebijakan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan
Kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada tahun sebelumnya
perlu dimonitor dan dievaluasi serta dilihat hasilnya sehingga penentuan
kebijakan selanjutnya dapat lebih baik dan efisien sesuai sasaran.
3.1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
suatu daerah dicerminkan oleh laju PDRB berdasarkan harga konstan. Berbagai
kebijakan diambil pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan stabil. Kebijakan tersebut akan tercermin dari kondusifitas makro ekonomi
daerah.
Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mencerminkan aktifitas
perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya
peningkatan, sedangkan pertumbuhan yang negatif menunjukkan terjadinya
perlambatan dalam kegiatan perekonomian.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 105
Grafik 3.1
Pertumbuhan Ekonomi Kota Mataram
Tahun 2013-2015
**Angka Prediksi
Sumber: BPS Kota Mataram, 2015
Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kota Mataram mencapai 8,05
persen dan pertumbuhan Tahun 2014 naik menjadi 8,38 persen. Sektor yang
mengalami laju pertumbuhan tertinggi di tahun 2013 dan 2014 adalah sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai laju pertumbuhan
11,74 persen dan naik menjadi 12,32 persen di tahun 2014.
Pertumbuhan sektor ini tak lepas dari subsektor pendukungnya tertama
Subsektor Bank dan Sewa Bangunan. Pertumbuhan sektor perbankan di Kota
Mataram seiring dengan geliat perekonomian yang terjadi di segala sektor yang
ada. Sebagian besar aktivitas perekonomian dalam skala besar senantiasa
berhubungan dengan perbankan dan secara fisik dapat dilihat dari penambahan
jumlah kantor bank. Sedangkan subsektor lainnya yang juga mengalami
pertumbuhan cukup signifikan adalah Subsektor Sewa Bangunan.
Tabel 3.1
PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan Kota Mataram
Tahun 2013 - 2015
Sektor PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) Laju Pertumbuhan (%)
2013* 2014** 2015*** 2013* 2014** 2015***
(1) (3) (4) (5) (7) (8) (9)
Pertanian 92.823.309 95.014.395 97.364.847 1,99 2,36 2,47
Pertambangan & Penggalian
314.573 316.335 317.125 0,31 0,56 0,25
2013 2014 2015**
LAJU PERTUMBUHANEKONOMI KOTA MATARAM
(%)8.05 8.38 8.58
7.5
7.8
8.1
8.4
8.7
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 106
Sektor PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) Laju Pertumbuhan (%)
2013* 2014** 2015*** 2013* 2014** 2015***
(1) (3) (4) (5) (7) (8) (9)
Industri Pengolahan
307.858.669 326.207.700 347.051.676 4,91 5,96 6,39
Listrik, Gas, Air 23.421.960 25.647.700 28.300.031 9,97 9,50 10,34
Bangunan 267.998.797 292.440.287 319.491.014 9,03 9,12 9,25
Perdagangan, Hotel & Restoran
582.996.649 647.532.922 717.329.779 11,19 11,07 10,78
Pengangkutan & Komunikasi
497.939.720 522.245.263 548.010.162 4,52 4,88 4,93
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
541.705.980 605.286.889 679.884.149 11,40 11,74 12,32
Jasa-Jasa 310.328.988 330.816.924 351.866.726 6,67 6,60 6,36
PDRB 2.625.388.645 2.845.507.761 3.089.615.509 8,05 8,38 8,58
*data sementara **data sangat sementara ***data prediksi
Sumber: BPS Kota Mataram, angka prediksi 2015
Jika dilihat dari proporsi terbesar pembentuk PDRB Kota Mataram, sektor
perdagangan hotel dan restoran merupakan yang terbesar yaitu sebesar 24,92
persen tahun 2014 dan 25,41 persen tahun 2015. Laju pertumbuhan sektor
Perdagangan, hotel dan restoran sebagai leading sector perekonomian Kota
Mataram pada tahun 2014 mencapai 11,07 persen dan 10,78 persen tahun 2015.
3.1.1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu
daerah dalam suatu periode tertentu adalah data PDRB baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan
jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam
suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto)
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahunnya, sedangkan PDRB atas
harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut jika dihitung
dengan menggunakan harga yang berlaku pada waktu tertentu sebagai tahun
dasar.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 107
PDRB setiap tahun mengalami perkembangan, baik yang dinilai Atas Dasar
Harga Konstan (tahun dasar 2000) maupun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
terus mengalami peningkatan, dimana pada Tahun 2014 PDRB ADHB menjadi
Rp.8,116 Trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 15,58 persen dari tahun
2013. Sejalan dengan PDRB ADHB, nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK) juga mengalami peningkatan. Pada Tahun 2013 PDRB ADHK sebesar
Rp.2,63 Trilyun, meningkat menjadi Rp.2,84 Trilyun pada Tahun 2014 dan
diproyeksikan menjadi Rp.3,09 Trilyun pada Tahun 2015.
Grafik 3.2
PDRB ADHB dan ADHK Tahun 2013-2015 (Trilliyun rupiah)
**data prediksi Sumber: BPS Kota Mataram, 2015
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, Kota Mataram
ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai simpul
utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional serta
dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi, hal tersebut
berdampak pada nilai tambah bruto Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
yang terus menjadi leading sector bagi perekonomian selama 3 tahun berturut-
turut baik pada PDRB ADHB maupun ADHK. Nilai tambah bruto atas PDRB
ADHB tahun 2013 pada sektor tersebut mencapai nilai sebesar Rp. 1,69 Trilyun
atau memberikan kontribusi sebesar 24,15 persen pada pembentukan PDRB
ADHB Kota Mataram. Penyumbang terbesar dari sektor ini adalah Subsektor
Perdagangan Besar dan Eceran dengan nilai tambah bruto ADHK sektor sebesar
Rp.647,53 Milyar. Hal tersebut ditunjang oleh posisi Kota Mataram sebagai
2013 2014 2015**
PDRB ADHB (Trilliyun) 7.022 8.115 9.379
PDRB ADHK (Trilliyun) 2.63 2.845 3.089
0
2
4
6
8
10
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 108
ibukota Provinsi NTB menjadikannya sebagai pusat perdagangan, sehingga arus
keluar masuk barang dari berbagai daerah terjadi di Kota Mataram.
Selanjutnya Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan berada pada
posisi kedua dengan kontribusi sebesar 20,81 persen dan diikuti oleh Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi serta Sektor Jasa-jasa. Di posisi kelima adalah
Sektor Industri Pengolahan sebesar 9,16 persen, Sektor Bangunan sebesar 9,62
persen, Sektor Pertanian sebesar 3,27 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
sebesar 1,18 persen dan terakhir Sektor Pertambangan dan Penggalian 0,01
persen.
Capaian PDRB tahun 2013 - 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Mataram Tahun 2013 - 2015
Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp.)
Kontribusi terhadap
Pembentukan PDRB
2013** 2014** 2015*** 2013** 2014** 2015***
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian 241.666.672 265.314.721 290.012.976 3,44 3,27 3.15
Pertambangan & Penggalian
701.816 736.305 785.018 0,01 0,01 0,01
Industri Pengolahan
668.264.359 743.426.751 837.992.158 9,52 9,16 11,23
Listrik, Gas, Air
82.907.708 95.669.685 110.857.274 1,18 1,18 0,91
Bangunan 669.098.062 781.009.156 916.990.465 9,53 9,62 10,34
Perdagangan, Hotel & Restoran
1.695.799.388 2.022.777.111 2.384.049.824 24,15 24,92 23,21
Pengangkutan & Komunikasi
1.319.148.200 1.452.809.230 1.593.035.760 18,78 17,90 17,73
Keuangan,
Persewaan &
Jasa Perusahaan
1.413.991.859 1.689.150.598 2.037.551.002 20,14 20,81 22,00
Jasa-Jasa 930.799.139 1.064.855.196 1.208.622.412 13,25 13,12 11,38
PDRB 7.022.377.203 8.115.748.753 9.379.896.889 100,00 100,00 100,00
Keterangan : Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
***) Angka Prediksi
Sumber: BPS Kota Mataram, 2015
Empat sektor terbesar penyumbang ekonomi Kota Mataram diatas masuk
kedalam kelompok sektor tersier (Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran, Sektor
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 109
Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Bank, Usaha Persewaan dan Jasa
Perusahaan dan Sektor Jasa- Jasa), dengan total peranannya pada tahun 2014
sebesar 76,76 persen terhadap pembentukan PDRB . Hal ini menggambarkan
struktur perekonomian Kota Mataram mengarah kepada struktur jasa (Service
City), dimana Kota Mataram yang menjadi Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat
mempunyai fungsi-fungsi utama sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan
perdagangan, jasa dan pariwisata; Sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan
perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial; Juga sebagai pusat pelayanan bagi
kegiatan perdagangan dan pusat bisnis.
Tabel 3.3
PDRB Menurut Kelompok Sektor Tahun 2013-2015 (Ribu Rp)
Keterangan : Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
***) Angka Prediksi Sumber: Dokumen PDRB , 2013; BPS Kota Mataram, 2015
PDRB Per Kapita merupakan pembagian antara besaran PDRB dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka PDRB Per Kapita memberikan
gambaran kasar bagian PDRB yang diterima secara rata-rata oleh seluruh
penduduk dalam suatu daerah. Meskipun kasar, PDRB Per Kapita tetap dianggap
relevan digunakan untuk mengukur kemakmuran suatu daerah, namun belum
bias digunakan langsung dalam mengukur pemerataan pendapatan. Hal ini
disebabkan PDRB Per Kapita masih kurang memberikan gambaran riil
pendapatan masyarakat dan belum memperhitungkan ketimpangan pendapatan
yang terjadi dalam masyarakat.
0
3,000,000,000
6,000,000,000
9,000,000,000
2013* 2014** 2015***
2013* 2014** 2015***
Primer 242,368,488.00 266,051,026.00 290,797,994.00
Sekunder 1,420,270,129.00 1,620,105,592.00 1,865,839,897.00
Tersier 5,359,738,586.00 6,229,592,135.00 7,223,258,998.00
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 110
Pada tahun 2014, PDRB per Kapita Kota Mataram Atas Dasar Harga Berlaku
meningkat 12,48% dari tahun 2013. Perkembangan yang cukup tinggi besaran
PDRB per Kapita merupakan pengaruh tingginya inflasi pada tahun 2013 sebagai
akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Jika unsur inflasi dikeluarkan maka
PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2014 meningkat 5,48%
dari tahun 2013. Berikut gambaran peningkatan PDRB Per Kapita Kota Mataram
Tahun 2013-2015.
Gambar 3.3
PDRB per Kapita Kota Mataram Tahun 2013-2015
**Angka Prediksi
Sumber: Dokumen PDRB , 2013; BPS Kota Mataram, proyeksi 2015
3.1.1.3 Laju Inflasi
Salah satu indikator makro ekonomi yang berpengaruh terhadap
perkembangan ekonomi adalah tingkat perubahan harga atau inflasi. Inflasi
adalah perubahan harga barang di tingkat konsumen, atau merupakan
persentase perubahan dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Terkait dengan inflasi,
berbagai kebijakan dibidang moneter telah diambil oleh Pemerintah dalam
menstabilkan kondisi harga-harga barang. Dalam PDRB, kenaikan harga barang
dicerminkan oleh perkembangan laju Indeks Harga Implisit (IHI), yang
menggambarkan tingkat inflasi menyeluruh dari seluruh kegiatan perekonomian
mulai Sektor Pertanian sampai dengan Jasa-Jasa atau dengan kata lain tingkat
perubahan IHI menggambarkan tingkat perubahan harga yang terjadi pada
sektor/sub sektor. Secara agregat IHI menunjukkan tingkat perubahan harga
yang terjadi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Besaran IHK sangat
ditentukan oleh perubahan harga komoditi yang paling dominan dikonsumsi
2013 2014 2015**
PDRB ADHB Per Kapita(Rp.000/tahun)
16.734 18.822 20.171
PDRB ADHK Per Kapita(Rp.000/tahun)
6.256 6.599 6.643
0
5
10
15
20
25
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 111
suatu daerah, sedangkan besaran IHI sangat ditentukan oleh perubahan harga
sektor ekonomi yang paling potensi atau memiliki kontribusi yang dominan.
Perkembangan harga barang akan mempengaruhi kemampuan masyarakat
membeli barang-barang kebutuhan hidup. Sehingga dalam hal ini pertumbuhan
ekonomi yang tinggi apabila tanpa diikuti oleh stabilnya harga-harga barang,
dikatakan belum mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Untuk melihat tingkat perubahan harga (inflasi) Kota Mataram tahun 2013 -
2015 secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.4
Laju Inflasi Kota Mataram Tahun 2013 – 2015
**Angka Target
Sumber: BPS Kota Mataram, 2015
Pada tahun 2013 inflasi Kota Mataram sebesar 9,27 persen sebagai akibat
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak pada peningkatan
harga bahan makanan dan biaya transportasi dan komunikasi. Namun pada
tahun 2014 inflasi dapat ditekan kembali di angka 7,18 persen. Sementara itu
kalau dilihat inflasi dari bulan ke bulan, laju inflasi Kota Mataram pada tahun
2014 yang tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Desember dengan angka 1,56
persen dan 2,77 persen. Sementara terjadi deflasi yaitu pada bulan Maret dan
April di angka -039 persen dan -0,49 persen.
Melihat perkembangan yang terjadi, Tahun 2016 Indonesia akan dibayangi
oleh inflasi yang tinggi diakibatkan kebijakan pengurangan subsidi BBM di awal
tahun 2015. BBM merupakan faktor produksi vital, sehingga dengan kenaikan
BBM tentu saja akan meningkatkan harga barang yang secara multiplier juga
akan mempengaruhi harga barang lain. Asumsi ini dapat dijadikan sebagai acuan
2013 2014 2015**
LAJU INFLASI KOTAMATARAM (%)
9.27 7.18 6.00
3
5
7
9
11
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 112
bagi penetapan target inflasi di tahun 2016 beserta kebijakan untuk menjaganya
sesuai target.
3.1.1.4 Tingkat Pengangguran
Pertambahan jumlah penduduk memberikan dampak terhadap penyediaan
kebutuhan tempat tinggal dan berbagai fasilitasnya seperti ketersediaan listrik
dan air. Hal inilah yang berperan dalam pertumbuhan sektor listrik, gas dan air.
Sementara tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah juga sangat
tergantung pada potensi sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Begitu pula
dengan beragamnya kegiatan perekonomian yang ada, sangat tergantung pada
sumber daya yang tersedia. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase
angkatan kerja yang bekerja dan persentase tingkat pengangguran terbuka sangat
berguna untuk melihat prospek ekonomi yang ada di Kota Mataram.
Tabel 3.5
Statistik Ketenagakerjaan Kota Mataram
Uraian 2013 2014 2015
Perkembangan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (%) 56,15 61,20 61,20
UMR (Rp) 1.120.000 1.260.000 1.405.000
Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) 5,48 4,79 4,50
Tingkat Kesempatan Kerja (%) 94,52 95,21 95,30
Sumber: BPS Kota Mataram, 2015
Pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai Kota Mataram telah diikuti oleh
peningkatan penyerapan tenaga kerja. Hal ini tercermin pada penurunan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) yang menurun di tahun 2015 sebesar 0,29 persen
dari tahun 2014. Artinya, bahwa lapangan pekerjaan di Kota Mataram meningkat,
walaupun belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Kota Mataram. Target
ketersediaan lapangan kerja tercermin dalam Tingkat Kesempatan Kerja. Target
Tingkat Kesempatan Kerja (%) sebesar 95,3 persen merupakan salah satu syarat
dalam mendukung target penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun
2015 yang ditetapkan.
Walaupun tingkat pengangguran terbuka diproyeksikan menurun, namun
perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2015 ditargetkan
untuk tetap seperti tahun 2014 yaitu sebesar 61,20 persen. Hal tersebut
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 113
dikarenakan potensi urbanisasi dari daerah sekitar yang menyebabkan
bertambahnya jumlah angkatan kerja selain dari penduduk Kota Mataram yang
memasuki usia produktif. Sehingga target di tahun 2015 adalah peningkatan
penyediaan lapangan kerja harus sebanding dengan meningkatnya jumlah
tambahan angkatan kerja.
Grafik 3.5.
Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Mataram
Tahun 2013-2015
Sumber : BPS Kota Mataram, 2015.
Kecenderungan lebih tingginya angka TPT Kota Mataram disebabkan sifat
formal atau sektor sekunder dan tersier dari peluang kerja yang tersedia di
wilayah dengan klasifikasi kota. Kondisi yang sangat mungkin berbeda dengan
wilayah perdesaan dengan sifat pekerjaan informal pertanian atau sektor primer.
Oleh karena itu, sebagai upaya mengatasi masih tingginya angka pengangguran
terbuka tersebut, maka fokus kebijakan pengembangan ekonomi di Kota Mataram
mulai Tahun 2016 diarahkan pada Usaha Mikro Kecil Menengah baik di sektor
primer, sekunder dan tersier serta menciptakan iklim investasi yang baik guna
mendorong terciptanya peluang usaha.
3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 dan Tahun 2017
Pada tahun 2016 laju pertumbuhan ekonomi Kota Mataram direncanakan
tumbuh sebesar 8,58 persen. Berdasarkan target pertumbuhan tersebut maka
nilai PDRB ADHB di proyeksikan sebesar Rp. 10,85 Triliyun, sedangkan nilai
2013 2014 2015
TPAK (%) 56.15 61.20 61.20
TPT (%) 5.48 4.79 4.50
0
1
2
3
4
5
6
55
56
57
58
59
60
61
62
TPAK TPT
TPAK (%) TPT (%)
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 114
PDRB ADHK diproyeksikan sebesar Rp. 3,35 Triliyun. Proyeksi ini
menitikberatkan metode proyeksi trend pertumbuhan serta memperhatikan geliat
pertumbuhan dan ekspansi swasta pada beberapa tahun terakhir di Kota
Mataram. Proyeksi ekonomi tahun 2016 tersebut juga mensyaratkan kebutuhan
investasi pemerintah, masyarakat dan dunia usaha secara proporsional.
Gambaran demografi pada tahun 2016, diproyeksikan bahwa jumlah
penduduk Kota Mataram sebesar 458.706 jiwa. Angka ini didasarkan pada
asumsi bahwa pertumbuhan penduduk 2 persen. Berkaitan dengan hal tersebut
maka PDRB perkapita penduduk Kota Mataram tahun 2016 diperkirakan sebesar
Rp. 23,67 juta/orang berdasarkan harga berlaku dan Rp. 7,32 juta/orang
berdasarkan harga konstan.
Tabel 2.6
Target PDRB Kota Mataram Tahun 2016
Sektor
Target PDRB
ADHB
(Ribu Rp.)
Target PDRB
ADHK
(Ribu Rp.)
Target Laju
PDRB ADHK
(%)
(1) (2) (3) (5)
Pertanian 318.168.576 99.734.551 2.43
Pertambangan &
Penggalian 835.378 319.060 0.61
Industri Pengolahan 939.582.593 369.644.740 6.51
Listrik, Gas, Air 129.905.127 31.190.088 10.21
Bangunan 1.072.800.789 351.823.504 10.12
Perdagangan, Hotel &
Restoran 2.825.474.815 792.996.663 10.55
Pengangkutan &
Komunikasi 1.738.390.611 575.611.907 5.04
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
2.444.018.462 758.205.597 11.52
Jasa-Jasa 1.389.098.055 376.064.711 6.88
PDRB 10.858.274.406 3.355.590.821 8.61
Pada Tahun 2016, target penyumbang terbesar PDRB Kota Mataram masih
bersumber dari sektor perdagangan hotel dan restoran yang diikuti oleh sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang keduanya masing-masing
menyumbang diatas Rp. 2 Trilliyun. Sedangkan untuk target laju pertumbuhan
tertinggi adalah dari sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu
sebesar 11,52 persen. Adapun laju sektor perdagangan, hotel dan restoran yang
merupakan penyumbang terbesar ditargetkan memiliki laju pertumbuhan sebesar
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 115
10,55 persen. Laju sektor terbesar lainnya adalah dari sektor Listrik, Gas, Air
sebesar 10.21 persen serta Bangunan sebesar 10.12 persen.
Pembangunan perekonomian di Kota Mataram tentu mempunyai beberapa
tantangan dan juga prospek yang keduanya dapat dimanfaatkan dalam proses
pembangunan ekonomi itu sendiri. Prospek tentu akan menjadi dukungan yang
kuat dalam pembangunan bila dimanfaatkan dengan tepat, tantangan juga dapat
dijadikan pendorong dalam pembangunan ekonomi itu sendiri.
Dibawah ini beberapa tantangan dan prospek perkembangan perekonomian
Kota Mataram:
Tantangan
1. Tingkat kesejahteraan masyarakat masih rentan terhadap gejolak harga.
Pengurangan subsidi BBM tahun 2015 dan kebijakan nasional menentukan harga
BBM sesuai harga pasar berpotensi pada peningkatan harga di tahun 2016.
2. Tingkat Pengangguran Terbuka terus menurun, namun kategori pengangguran
tersembunyi dan pekerja informal masih relatif tinggi.
3. Arah perkembangan perekonomian Kota Mataram cenderung pada perdagangan
dan jasa.
4. Kota Mataram sebagai pusat kegiatan nasional, berkembangnya industri MICE
(Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions)
5. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, tantangan yang dihadapi
adalah meningkatkan pemahaman publik di kalangan Pemerintah, dunia usaha
dan masyarakat di daerah tentang manfaat dan peluang yang dapat diperoleh
dengan pelaksanaan MEA 2015.
6. Tidak sebandingnya kenaikan jumlah penduduk angkatan kerja dengan penyediaan
lapangan kerja dan rendahnya relevansi antara lulusan dan keperluan pasar kerja.
7. Penciptaan wirausahawan baru untuk menyerap angkatan kerja yang belum
memiliki pekerjaan.
Prospek
1. Geliat ekonomi yang terjadi selama kurun waktu 5 tahun terakhir yang ditandai
dengan pertumbuhan ekonomi berkisar 7-8 % dapat menjadi peluang yang dapat
dimanfaatkan dalam menggenjot perekonomian dan mengarahkan perekonomian
rakyat untuk dapat berpartisipasi ditengah momentum ini.
2. Posisi geografis Kota Mataram yang terletak pada kawasan segitiga emas pariwisata
yaitu Bali-Toraja-Komodo dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) serta lintas
transportasi darat nasional merupakan peluang yang strategis bagi pengembangan
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 116
investasi dan Kota Mataram memiliki keunggulan dibidang perdagangan dan jasa
dibandingkan daerah sekitar di Nusa Tenggara Barat yang menunjang destinasi
wisata yang ada dan tersebar di wilayah Pulau Lombok.
3. Kebijakan Otonomi Daerah memberikan kewenangan yang luas kepada daerah
dalam mengurus daerahnya, sehingga dapat membuka peluang bagi daerah untuk
menetapkan kebijakan-kebijakan dalam segala aspek pembangunan yang
disesuaikan dengan kondisi riil daerah. Dengan demikian kebijakan-kebijakan
tersebut akan dapat diimplementasikan secara nyata.
4. Meningkatkan kualitas good governance secara nasional. Globalisasi berdampak
sangat luas terhadap semua aspek kehidupan masyarakat termasuk diantaranya
meningkatnya tuntutan terhadap Good Governance. Meningkatnya tuntutan
terhadap Good Governance ini merupakan peluang bagi semua komponen kota
untuk membenahi diri dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang transparan,
profesional, responsif dan akuntabel sehingga visi pemerintah kota dapat
diwujudkan.
5. Hubungan internasional yang bersifat global seperti Asean Free Trade Area (AFTA),
Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) dan World Trade Organization (WTO)
memberi peluang yang besar untuk mendayagunakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
menjangkau pasar kerja global. Selain itu, adanya kepercayaan dunia internasional
yang cukup tinggi terhadap tenaga kerja Indonesia dapat memberi peluang
tingginya penyerapan tenaga kerja, sehingga tingkat pengangguran akan semakin
rendah.
6. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sehingga di tahun 2016
akan tersedia pasar baru bagi barang, jasa, investasi, pekerja terampil dan arus
modal di kawasan ASEAN.
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Sumber sumber Keuangan Daerah secara proporsional diwujudkan dengan
pengaturan, pembagian, penggalian sumber sumber potensi baru untuk menambah
penerimaan PAD, serta perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan daerah.
Sumber Pembiayaan Pemerintah Daerah dalam rangka perimbangan keuangan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah diperoleh berdasarkan asas desentralisasi.
Pemerintah Kota sebagai daerah otonom, berhak, berwenang, dan berkewajiban
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, dengan memanfaatkan sumber
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 117
sumber keuangan yang dimilikinya untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelayanan publik dan pembangunan sesuai dengan kebijakan
pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi dan pemerintah kota sehingga tidak terjadi
overlapping untuk membangun kebersamaan dalam meningkatkan kesejahteraan.
Proyeksi keuangan Daerah Kota Mataram dapat dianalisis dari kinerja
Pemerintah Kota dalam mengelola keuangan daerah, baik dari segi realiasasi
pendapatan, belanja maupun pembiayaan daerah. Kinerja Pemerintah Kota dalam
menghimpun pendapatan daerah ditargetkan pada APBD tahun 2015 sebesar Rp
1,12 triliyun dan estimasi tahun anggaran 2016 menjadi Rp 1,16 triliyun atau naik
3,49%. Komponen realiasasi pendapatan daerah terdiri dari PAD tahun 2015 sebesar
Rp 196,89 miliyar menjadi Rp 215,78 miliyar pada tahun 2016. Sedangkan dana
perimbangan tahun 2015 sebesar Rp. 708,47 miliyar menjadi Rp. 739,23 miliyar
pada tahun 2016 atau naik sebesar 4,34 % dan lain lain Pendapatan yang sah tahun
2015 sebesar Rp. 212,47 miliyar menjadi Rp 201,84 miliyar pada tahun 2016.
Kinerja Pemerintah Kota Mataram dalam upaya pelayanan kepada masyarakat
tercermin dalam realiasi belanja daerah. Pada tahun 2015 tercatat belanja daerah
sebesar Rp 1,2 triliyun dan estimasi tahun 2016 menjadi Rp 1,19 triliyun atau
menurun sebesar 0,77%. Dimana komponen belanja daerah terdiri dari belanja tidak
langsung dan belanja langsung.
Pada RKPD Tahun Anggaran 2016, dialokasikan dana untuk Belanja Tidak
Langsung sebesar Rp. 671,64 miliyar meliputi: Belanja Pegawai sebesar
Rp 634,75 miliyar; Belanja Hibah dialokasikan sebesar Rp 16,89 miliyar; Belanja
Bantuan Sosial sebesar Rp. 17,06 miliyar; Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp.
912,79 juta; Belanja Tak Terduga sebesar Rp. 2,02 miliyar. Sedangkan Belanja
Langsung dialokasikan dana sebesar Rp 524,81 miliyar meliputi: Belanja Pegawai
sebesar Rp 84,22 miliyar; Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 250,69 miliyar; dan
Belanja Modal sebesar Rp. 189,91 miliyar.
Penerimaan pembiayaan pada Tahun Anggaran 2015 sebesar
Rp. 101,052 miliyar sedangkan pada Tahun Anggaran 2016 ditargetkan sebesar
Rp. 55 miliyar turun sebesar Rp.46,52 miliyar atau sebesar 45,82 persen.
Pengeluaran pembiayaan pada tahun anggaran 2015 sebesar Rp. 13,56 miliyar dan
pada tahun anggaran 2016 diperkirakan sebesar Rp. 15,40 miliyar atau naik sebesar
13,57 persen yang diarahkan pada penyertaan modal (Investasi) Pemerintah Daerah
kepada PT. BPR NTB Mataram, PDAM Giri Menang, PT. Bank NTB dan PT. Jamkrida
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 118
NTB. Proporsi terbesar penyertaan modal diarahkan kepada PDAM Giri Menang
dalam upaya meningkatkan akses warga miskin Kota Mataram mendapatkan
cakupan air bersih dari PDAM.
3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah diperlukan agar dana pembangunan
dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat digunakan secara efektif dan
efisien. Dimana Arah kebijakan berisi uraian tentang kebijakan yang akan
dipedomani oleh Pemerintah Daerah dalam mengelola pendapatan daerah, belanja
daerah,dan pembiayaan daerah.
Pengelolaan Keuangan Pemerintah Kota Mataram mencakup kebijakan
pengelolaan Penerimaan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Kebijakan
pengelolaan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan sumber-sumber
penerimaan daerah agar ketergantungan pada Pemerintah Pusat dapat diminimalisir.
Selain itu kebijakan keuangan daerah juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas
potensi ekonomi wilayah dalam rangka memperbaiki struktur ekonomi daerah,
meningkatkan kemandirian dan daya saing sehingga dapat memacu pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pelayanan publik serta
sumberdaya manusia dengan mempertimbangkan sensitivitas gender dan pranata
sosial.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah yang tercermin dalam APBD sesuai
dengan maksud yang diamanatkan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yaitu
disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil
dari input yang direncanakan dari setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai
dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan
penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasar. Asumsi yang
dimaksud adalah mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, sejalan dengan
urusan yang menjadi kewenangan, perkembangan ekonomi makro.
3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), Pendapatan Daerah adalah semua hak
daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 119
anggaran yang bersangkutan. Pada Pasal 285 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
disebutkan bahwa sumber Pendapatan Daerah terdiri atas: (i) Pendapatan Asli
Daerah meliputi: Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil pengelolaan kekayaan Daerah
yang dipisahkan; dan lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah; (ii) Pendapatan
transfer meliputi: transfer Pemerintah Pusat (terdiri atas dana perimbangan; dana
otonomi khusus; dana keistimewaan; dan dana Desa) dan transfer antar-Daerah
(terdiri atas pendapatan bagi hasil; dan bantuan keuangan), dan Kota Mataram
menerima pendapatan transfer Pemerintah Pusat melalui Dana Perimbangan; dan (iii)
Lain-lain pendapatan Daerah yang sah, merupakan seluruh pendapatan Daerah
selain pendapatan asli Daerah dan pendapatan transfer, yang meliputi hibah, dana
darurat, dan lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Mataram diarahkan untuk
meningkatkan pendapatan daerah melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana
Perimbangan agar proporsi dana dari Pemerintah Pusat dapat diturunkan, dan
ditujukan untuk meningkatkan kualitas potensi ekonomi wilayah dalam rangka
memperbaiki struktur ekonomi daerah, meningkatkan kemandirian dan daya saing
sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas dan
akuntabilitas pelayanan publik serta sumberdaya manusia dengan
mempertimbangkan pengarusutamaan gender dan pranata sosial.
Pendapatan Asli Daerah khususnya yang bersumber dari pajak daerah dan
retribusi daerah telah memberikan kontribusi yang signifikan dan telah diatur
melalui Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pajak Hotel;
Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pajak Restoran;
Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pajak Sarang
Burung Walet; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak
Reklame; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2010 tentang Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor
13 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2
Tahun 2011 tentang Pajak Parkir; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun
2011 tentang Pajak Hiburan; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 13 Tahun 2011
tentang Pajak Penerangan Jalan; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 14 Tahun
2011 tentang Retribusi Jasa umum, Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 15
Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu dan Peraturan Daerah Kota
Mataram Nomor 16 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 120
Arah kebijakan yang perlu diambil dalam melaksanakan upaya-upaya
peningkatan Pendapatan Daerah melalui penggalian dan optimalisasi potensi serta
sosialisasi kepada masyarakat perlu disertai dengan tertib administrasi sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Demikian pula peningkatan kualitas
pelayanan publik yang dilaksanakan secara profesional melalui peningkatan
kompetensi aparatur daerah, kualitas kinerja layanan lembaga serta penyederhanaan
prosedur pengelolaan pendapatan daerah menuju terpenuhinya kepuasan pelayanan
publik.
Dalam upaya peningkatan Pendapatan Daerah yang berorientasi pada
kepuasaan pelayanan publik, maka Strategi Kebijakan Pendapatan Tahun Anggaran
2016 diarahkan pada:
1) Penggalian potensi pendapatan daerah melalui updating database potensi;
2) Peningkatan partisipasi publik (swasta dan masyarakat) dalam pendapatan
daerah melalui penerapan insentif dan disinsentif;
3) Peningkatan kualitas aparatur pendapatan daerah;
4) Optimalisasi sistem dan tata laksana pendapatan daerah, termasuk kualitas
hubungan dan kerjasama antar SKPD pengelola PAD;
5) Peningkatan keterlibatan seluruh stakeholder pendapatan daerah melalui
koordinasi dan kemitraan;
6) Penegakan peraturan bidang pendapatan daerah melalui sosialisasi dan
penertiban.
Sementara itu, Pendapatan Daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan
diharapkan terus meningkat melalui koordinasi dan konsultasi yang intensif dengan
Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam rangka peningkatan pendapatan Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) khususnya dalam
penentuan variabel/ komponen berpengaruh terhadap penghitungan jumlah DAU
maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk
melakukan rasionalisasi terhadap beberapa kegiatan yang bersumber dari Dana
Dekonsentrasi yang dinilai tidak efektif dan selanjutnya dialihkan kepada DAK
diperkirakan akan meningkatkan target pendapatan Dana Perimbangan; juga untuk
peningkatan pendapatan daerah yang bersumber Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang
Sah dapat terus ditingkatkan.
Mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 121
Pengelolaan Keuangan Daerah, target Pendapatan Daerah Kota Mataram TA. 2016
diupayakan disusun berdasarkan perkiraan yang rasional dan terukur serta melihat
perkembangan realisasi tahun sebelumnya. Target Pendapatan Daerah TA. 2016
direncanakan mengalami peningkatan sebesar 3,49 persen dengan menetapkan
target peningkatan pada royalti Mataram Mall serta pajak parkir.
3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Arah pengelolaan belanja daerah diarahkan kepada target kinerja masing-
masing SKPD serta pemenuhan kebutuhan operasional pelayanan publik. Dengan
demikian dapat diciptakan akuntabilitas penggunaan anggaran yang baik dan
bertanggung jawab. Disamping itu, aspek efisiensi dengan mengendalikan
pengeluaran/belanja daerah yang bijak diperlukan untuk dapat menghindari
pemborosan anggaran untuk belanja yang tidak bersifat penting atau dibutuhkan dalam
menunjang kinerja SKPD.
Kebijakan belanja daerah tahun 2016 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan
yang proporsional, efisien dan efektif, antara lain melalui:
1. Pemenuhan hasil kesepakatan Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat
(MPBM) yaitu target pemerintah Kota Mataram Tahun 2016 adalah fokus dalam
penanganan persampahan perkotaan.
2. Esensi utama penggunaan dana APBD adalah untuk meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat oleh karena itu akan terus dilakukan peningkatan
program-program yang berorientasi pada masyarakat dan berupaya melaksanakan
realisasi belanja daerah tepat waktu dengan mendorong proses penetapan Perda APBD
secara tepat waktu pula.
3. Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran yang
berbasis kinerja dengan pendekatan tematik pembangunan yang disertai sistem
pelaporan yang makin akuntabel.
4. Mengalokasikan kebutuhan belanja fixed cost, regular cost, dan variable cost secara
terukur dan terarah, yaitu:
a. Pemenuhan kebutuhan dasar dalam menjamin keberlangsungan operasional kantor
(biaya listrik, telepon, air bersih, BBM, internet, dan service mobil);
b. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai pelaksanaan
TUPOKSI SKPD, yang meliputi kegiatan koordinasi, fasilitasi, konsultasi, sosialisasi,
pengendalian dan evaluasi, dan perencanaan;
c. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung program-program
pembangunan yang menjadi prioritas dan unggulan SKPD, program/kegiatan yang
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 122
telah menjadi komitmen Pemerintah Kota Mataram (committed budget), bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
5. Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan PNS, belanja
subsidi, belanja hibah, belanja sosial, belanja bantuan dengan prinsip proporsional,
pemerataan, dan penyeimbang.
6. Penggunaan anggaran berbasis pada prioritas pembangunan yaitu Common Goals
dalam penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan belanja tidak langsung
dan belanja langsung dengan visi dan misi Pemerintah Kota Mataram, serta anggaran
belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran tetap terukur.
Agar hasil pembangunan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, penetapan
skema kegiatan yang dibiayai oleh pemerintah daerah harus disesuaikan dengan
aspirasi-aspirasi masyarakat yang tertuang dalam forum MPBM (Musyawarah
Pembangunan Bermitra Masyarakat) yang terbagi menjadi MPBM Informasi, MPBM
Perencanaan, MPBM Pelaksanaan dan Pengendalian, serta MPBM Evalusi dan Tindak
Lanjut.
Realisasi dan proyeksi belanja daerah tahun 2012 s.d. 2016 dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 3.6
Realisasi Dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2011 s.d 2016 (Dalam Milyar)
NO Uraian
Jumlah
Realisasi Tahun
2012
(n-3)
(Milyar)
Realisasi Tahun
2013
(n-2)
(Milyar)
Tahun Berjalan
2014
(n-1)
(Milyar)
Proyeksi/ Target pada
Tahun Rencana
2015 (n)
(Milyar)
Proyeksi/ Target pada Tahun 2016
(n+1)
(Milyar)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2.1 Belanja Tidak Langsung 448,11 526,574 598,979 671,959 671,640*)
2.1.1 Belanja pegawai 401,84 481.,120 534,989 613,318 634,757*)
2.1.4 Belanja hibah 25,98 23,418 36,726 30,615 16,885*)
2.1.5 Belanja bantuan sosial 17,29 20,134 25,762 26,000 17,059*)
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/kota dan Pemerintahan Desa*
- - - - 912*)
2.1.8 Belanja tidak terduga 3,00 2,900 1,500 2,025 2,025*)
2.2 Belanja Langsung 313,68 430,942 485,076 533,843 524,818*)
2.2.1 Belanja pegawai 55,65 67,773 67,901 84,514 84,225*)
2.2.2 Belanja barang dan jasa 104,04 126,799 172,786 221,591 250,686*)
2.2.3 Belanja modal 153,99 236,369 244,389 227,736 189,907*)
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 123
NO Uraian
Jumlah
Realisasi Tahun
2012
(n-3)
(Milyar)
Realisasi Tahun
2013
(n-2)
(Milyar)
Tahun Berjalan
2014
(n-1)
(Milyar)
Proyeksi/ Target pada
Tahun Rencana
2015 (n)
(Milyar)
Proyeksi/ Target pada Tahun 2016
(n+1)
(Milyar)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
TOTAL JUMLAH BELANJA 761,79 957,516 1.084,056 1,205,803 1,196,459*)
Sumber: APBD Kota Mataram dan proyeksi berdasarkan prioritas pembangunan
Dapat dilihat bahwa anggaran belanja dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, hal ini dikarenakan adanya penyesuaian pada peningkatan harga dan juga
peningkatan program dan kegiatan pemerintah daerah. Berdasarkan Tabel diatas,
bahwa anggaran belanja APBD murni 2013 sebesar Rp. 957,516 milyar mengalami
kenaikan dari anggaran murni 2012 sebesar Rp. 761,79 milyar. Pada tahun anggaran
2014 jumlah anggaran belanja daerah berdasarkan prioritas program pembangunan
SKPD meningkat menjadi sebesar Rp. 1.084,056 milyar atau mengalami kenaikan
sebesar Rp. 126,539 milyar dari jumlah anggaran belanja daerah pada tahun 2014.
Khusus proyeksi tahun 2016, asumsinya adalah sebagai berikut:
Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung tahun 2015 dan 2016 dengan asumsi
kebutuhan gaji pegawai hinga 13 bulan, kebutuhan untuk Tunjangan Hari Raya PNS,
dan 2,5% untuk acrees.
Belanja hibah pada tahun 2016 disesuaikan dengan prioritas kegiatan sesuai dengan
kemampuan daerah dan peraturan perundang-undangan.
Belanja Pegawai pada Belanja Langsung disesuaikan dengan prioritas dan
menyesuaikan dengan kenaikan standar satuan harga.
Belanja barang dan jasa pada Belanja Langsung diproyeksikan mengalami kenaikan
disesuaikan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dan standar satuan harga.
Belanja Modal pada Belanja Langsung diperkirakan mengalami penurunan sebagai
akibat telah selesainya pembangunan infrasruktur yang didanai oleh dana pinjaman
daerah.
Kebijakan belanja daerah pada tahun 2015 tetap diarahkan untuk mencapai
target dan sasaran RPJMD melalui program prioritas dengan program-program sebagai
berikut :
1) Program Unggulan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Rangka
Peningkatan Daya Saing :
1. Pengembangan mutu dan layanan pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 124
2. Penambahan jumlah status Puskesmas dari rawat jalan menjadi rawat inap.
3. Optimalisasi penyelenggaraan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat.
4. Optimalisasi program strategis penanggulangan kemiskinan dan Anjal berbasis
Pemberdayaan.
2) Program Unggulan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat :
1. Pengembangan Ekonomi Lokal
2. Penciptaan 2.000 Wira Usaha Baru
3. Pengembangan sistem dan sarana pendukung usaha bagi UMKM
4. Pengembangan pemasaran dan destinasi pariwisata
5. Pemberdayaan kesejahteraan petanian masyarakat pesisir
6. Penataan struktur dan klaster industri
7. Pembinaan dan pengembangan industri kecil dan menengah
8. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
9. Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
3) Peningkatan daya dukung infrastruktur perkotaan dalam rangka pencapaian
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi rakyat
1. Peningkatan akses antar wilayah dan peningkatan jaringan jalan
2. Pengurangan jumlah titik genangan
3. Peningkatan upaya kesiapsiagaan bencana alam
4. Peningkatan kualitas kawasan perumahan dan permukiman
5. Peningkatan pelayanan kebersihan
6. Penambahan kuantitas dan kualitas Ruang Terbuka Hijau
Untuk sasaran, strategi dan program pembangunan Kota Mataram tahun 2015
diuraikan secara detail pada Bab IV, sedangkan rencana program dan kegiatan prioritas
tahun 2015 berdasarkan urusan kewenangan pemerintah daerah diuraikan pada Bab V.
3.2.1. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Kebijakan pembiayaan timbul karena jumlah pengeluaran daerah lebih
besar daripada penerimaan daerah sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan
pembiayaan mencakup Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA),
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 125
pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
penerimaan pinjaman dan penerimaan kembali pemberian pinjaman.
Untuk pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana cadangan,
penyertaan modal Pemerintah Daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian
pinjaman. Kebijakan pembiayaan daerah diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang
sifatnya strategis, dan membutuhkan penanganan segera guna mencapai target dan
sasaran 3 (tiga) Program Unggulan Pembangunan Kota Mataram sebagaimana tertuang
dalam RPJMD Kota Mataram tahun 2011-2015.
Kebijakan pembiayaan daerah tahun 2015, diarahkan dengan strategi sebagai
berikut:
1. Apabila APBD surplus maka perlu dilakukan transfer ke persediaan kas dalam
bentuk penyertaan modal maupun sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan.
2. Apabila APBD defisit maka perlu memanfaatkan anggaran yang berasal dari sisa
lebih perhitungan anggaran tahun lalu dan melakukan rasionalisasi belanja.
3. Apabila sisa lebih perhitungan anggaran tidak mencukupi untuk menutup defisit
APBD maka ditutup dengan dana pinjaman.