bab 3 rancang bangun simulator jaringan distribusi tegangan menengah (jtm) sistem sutm dan sktm

Upload: elly-numa-zahroti

Post on 14-Oct-2015

169 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pada Proyek Akhir ini telah direalisasikan simulator untuk jaringan distribusi tegangan menengah dengan simulasi sistem saluran udara dan saluran kabel. Pembuatan alat ini adalah untuk sarana praktikum di Lab. SDTL dan melengkapi simulator - simulator distribusi dalam praktikum parameter impedansi jaringan sistem saluran udara dan saluran kabel. Proyek Akhir ini merupakan pengembangan dari Proyek Akhir tahun 2007 yaitu Simulasi Distribusi Tenga Listrik. Rancang bangun simulator jaringan distribusi sistem SUTM dan SKTM ini berbasis konfigurasi jaringan radial. Simulator ini dibuat untuk mensimulasikan penyaluran listrik dari Gardu Induk ke beban Industri dengan mempertimbangkan parameter impedansi jaringan supaya regulasi tegangan dapat diminimalisir. Modul Praktikum ini mensimulasikan sistem distribusi tenaga listrik menggunakan SUTM dengan panjang saluran 20 Km dan SKTM dengan panjang saluran 8,5 Km disesuaikan dengan parameter yang sudah dihitung dan tersedia dipasaran sehingga sistem SUTM bisa dibuat untuk 100% dan 50% panjang salurannya dan sistem SKTM bisa dibuat model T atau Model π, selain itu juga dimaksudkan untuk membedakan dengan simulator sebelumnya. Mensimulasikan fungsi SUTM menggunakan penghantar AAAC 150 mm² dengan parameter SUTM sebesar R = 4,2084 Ω/fasa, L = 20,0955 mH/fasa, dan Z = 0,2104 + j 0,315 Ω/Km dan Z saluran = 4,2084 +j 6,31 Ω/fasa. Sedangkan fungsi SKTM menggunakan salah satu jenis kabel tanah XLPE yaitu kabel NA2XSEFGbY 3x240 mm² dengan parameter sebesar R = 1,0625 Ω/fasa, L = 2,567 mH/fasa, C = 2,6095 mF/fasa, dan Z = 0,125 + j 0,8064 Ω/Km dan Z saluran = 1,0625 + j 6,854 Ω/fasa. Diharapkan modul ini menjadi salah satu penunjang kegiatan praktikum mahasiswa dalam mata kuliah yang dilakukan di Laboratorium SDTL dan penggunaan simulator ini dalam praktikum dapat memberikan gambaran dalam sistem distribusi tenaga listrik di lapangan.

TRANSCRIPT

  • 35

    BAB III

    RANCANG BANGUN SIMULATOR

    3.1 Umum

    Di dalam merancang alat, penulis menginginkan bahwa jaringan distribusi

    tegangan menengah yang sebenarnya dapat disimulasikan ke dalam bentuk sebuah

    simulator. Sistem SUTM dan SKTM direduksi menjadi 100 kali nilai sebenarnya

    denga menggunakan nilai impedansi yang telah diperhitungkan. Perancangan

    merupakan tahapan awal sebagai landasan dalam melaksanakan rangkaian

    kegiatan. Pada tahap perancangan dilakukan pembuatan gambar layout simulator

    dan tata letak komponen, penentuan komponen yang akan digunakan dan

    penentuan spesifikasi komponen. Tahapan ini penting karena menentukan

    bagaimana modul simulator dibuat sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan

    yang diharapkan.

    3.2 Tujuan Perancangan

    Perancangan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

    1. Untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk rancang bangun

    berdasarkan teori yang telah dipelajari sebagai dasar dari proses kegiatan

    yang akan dilakukan.

    2. Untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengerjaan

    agar dapat meminimalkan kesalahan dan kegiatan yang tidak produktif

    sehingga dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu.

    3. Untuk mengetahui dan menentukan material dan komponen yang diperlukan

    dalam membangun sebuah perangkat agar dapat menentukan anggaran biaya.

    4. Mendeteksi hambatan yang akan ditemui agar dapat terarah pada pencapaian

    tujuan dan alat berfungsi sesuai yang diharapkan dan memenuhi spesifikasi

    yang ditetapkan.

    5. Memberi gambaran menyeluruh yang jelas dan rancang bangun yang lengkap.

  • 36

    3.3 Langkah Perancangan

    Dalam proses perancangan diperlukan tahapan perancangan yang terbagi

    dalam beberapa bagian, diantaranya :

    1. Sistematika perancangan

    2. Perancangan konstruksi simulator

    3. Perancangan modul simulator SUTM dan SKTM

    4. Pemilihan komponen

    5. Realisasi alat

    6. Perancangan jobsheet

  • 37

    3.3.1 Sistematika Rancangan

    Langkah-langkah aktivitas pembuatan modul simulator sebagai berikut :

    Gambar 3.1 Flowchart Perancangan Simulator

    Pembuatan Kontruksi

    Simulator

    Mulai

    Penentuan Bentuk

    Kontruksi Simulator

    Penentuan Spesifikasi

    Komponen

    Tidak Tersedia

    di Pasar

    ?

    Ya

    Perbaikan

    Desain Letak

    Komponen

    Cetak Layout

    Pemasangan Layout

    pada Simulator

    Pemasangan Komponen

    dan Wiring Komponen

    Pengujian

    Selesai

    Perbaikan

    Ukuran

    Sesuai

    ?

    Ya

    Tidak

    A

    A

    A

    Sesuai

    ?

    Tidak

    Ya

    Perbaikan

    Sesuai?

    Ya

    Tidak

    Perbaikan

    Kriteria Desain

  • 38

    3.3.2 Perancangan Konstruksi Simulator

    Perancangn konstruksi sangat penting karena akan dipasang komponen-

    komponen, sehingga penempatan dan ukuran harus diperhitungkan. Perancangan

    meja dan layout simulator dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

    Gambar 3.2 Meja Simulator tampak samping

  • 39

    Gambar 3.3 Layout Simulator

  • 40

    3.3.3 Perancangan Modul Simulator SUTM dan SKTM

    Modul praktikum yang akan direalisasikan adalah modul praktikum

    Saluran Udara Tegangan Menengah dan Saluran Kabel Tegangan Menengah.

    Sehingga dipelukan komponen-komponen untuk merealisasikan modul tesebut.

    Modul ini merupakan bagian dari modul Sistem Jaringan Distribusi Tegangan

    Menengah yang mensimulasikan penyaluran tenaga listik tegangan menengah ke

    beban melalui SUTM, SKTM dan hubung singkat pada SUTM.

    3.3.3.1 Trafo Distribusi Eksiting

    Gambar 3.4 Transformator 6,6 kVA

    Gambar 3.5 Wiring Diagram Trafo Distribusi 6,6 KVA

  • 41

    Gardu Distribusi berfungsi menerima tenaga listrik dari jaringan transmisi

    dengan tegangan transmisi dan meneruskan tenaga listrik dengan tegangan yang

    diturunkan menjadi tegangan distribusi primer. Gardu Induk distribusi dilengkapi

    dengan peralatan ukur dan peralatan proteksi.

    Gardu Distribusi 20 kV berfungsi sebagai penurun tegangan dari tegangan

    tinggi ke tegangan menengah untuk kemudian didistribusikan energi listrik

    melalui jaringan tegangan menengah ke beban. Maka komponen dari gardu induk

    ialah transformator dengan dua belitan, yaitu belitan primer dan sekunder dengan

    kapasitas 6,6 KVA dengan 6 tap sisi primer yaitu 220V, 340V, 360V, 380V,

    400V, 420V, tujuan dibuat tap ini adalah untuk mensimulasikan pengaturan

    tegangan dengan tap trafo pada percobaan sistem distribusi. Sedangkan pada sisi

    sekunder memiliki dua tap, yaitu tap 220 V untuk catu daya beban dan tap 127 V

    untuk melakukan simulasi hubung singkat.

    3.3.3.2 Pemilihan Pengaman

    Pemutus tenaga berfungsi untuk mengamankan terhadapa beban lebih dan

    hubung singkat. Komponen pemutus tenaga yang digunakan dalam simulasi ini

    menggunakan MCB. Pemutus rangkaian ini dirancang agar tidak trip saat

    melakukan percobaan, untuk itu perlu di hitung ratting MCB yang tepat.

    Gambar 3.6 MCB 3 Fasa, Schneider (kiri) dan Chint (kanan)

  • 42

    Gambar 3.7 Standart Operating curve for a thermal magnetic and for an electric circuit

    breaker

    (Sumber : Instalation Handbook)

    Gambar 3.8 Grafik Karakteristik MCB

    Digunakan MCB dengan spesfikasi C6 dan 3 pole. Ini berarti In = 6A dan

    tripping curve tipe C. Tripping curve tipe C menunjukkan bahwa magnetic trip

    akan berkisar 5-10 x In (jadi sekitar 30 60 A). Ada beberapa tripping curve

    untuk MCB:

    B: trip 3 5 x In

    C: trip 5 10 x In

    D: trip 10 20 x In

  • 43

    3.3.3.3 Penetapan Arus Nominal dan Tegangan Kerja Maksimum

    Modul yang dirancang mensimulasikan jaringan distribusi saluran udara

    dengan menggunakan jenis penghantar AAAC ( All Aluminium Alloy Conductor )

    untuk SUTM. Luas penampang penghantar yang akan disimulasikan oleh modul

    ini adalah 150 mm2. Arus kerja maksimal diperoleh dengan mereduksi KHA dari

    jenis penghantar yang digunakan. Berikut tabel KHA penghantar menurut SPLN

    64 : 1985, yang dihitung atas dasar kondisi kondisi :

    1) Kecepatan angin 0,6 m/detik

    2) Suhu keliling akibat sinar matahari 35o C

    3) Suhu penghantar maksimum 80o

    4) Bila tidak ada angin maka KHA dapat dikali dengan 0,7

    Tabel 3.1 Daftar KHA Penghantar AAC dan AAAC

    Luas

    Penampang

    (mm2)

    KHA terus menerus,

    untuk penghantar AAC

    (A)

    KHA terus menerus,

    untuk penghantar AAAC

    (A)

    16 110 105

    25 145 135

    35 180 170

    50 225 210

    70 270 225

    95 340 320

    120 390 365

    150 455 425

    185 520 490

    240 625 585 sumber : SPLN 64:1985 tabel VIII

    Dari tabel di atas diperoleh nilai KHA 425 Ampere , dengan mereduksi

    100 kali dari nilai sebenarnya maka menjadi 4,25 Ampere.

    Mensimulasikan jaringan distribusi saluran kabel dengan menggunakan

    jenis kabel NA2XSEFGbY untuk SKTM. Luas penampang kabel yang akan

    disimulasikan oleh modul ini adalah 3 x 240 mm2. Arus kerja maksimal diperoleh

    dengan mereduksi KHA dari jenis penghantar yang digunakan.

  • 44

    Tabel 3.2 KHA dan KTD Kabel Tanah Berinti Tiga Berisolasi XLPE

    Luas

    Penampang

    (mm2)

    KHA terus menerus

    (A)

    KTD pada 20 KV

    (MVA)

    Al Cu Al Cu

    3 x 1 x 240 358 474 12,4 16,4

    3 x 1 x 300 398 533 13,8 18,5 Sumber : SPLN 56-3-1: 1996

    Dari tabel di atas diperoleh nilai KHA 358 Ampere, dengan mereduksi 100

    kali dari nilai sebenarnya maka menjadi 3,58 Ampere.

    Dari kedua hasil reduksi KHA baik SUTM ataupun SKTM maka di putuskan

    untuk membulatkan nilai hasil reduksi dari 4,25 A dan 3,58 A sehingga diperoleh :

    1. Arus nominal : 5 Ampere

    2. Tegangan kerja maksimum : 220 Volt

    3.3.3.4 Rancangan Beban

    Beban yang akan diukur ada dua jenis, diantaranya beban resistif dapat

    digunakan lampu. Sedangkan untuk perbandingan juga digunakan beban induktif

    dapat digunakan induktor 3 fasa (load reactor).

    Gambar 3.9 Lampu sebagai Beban Resistif

    Gambar 3.10 Induktor 3 Fasa sebagai Beban Induktif

  • 45

    3.3.3.5 Rancangan Pentanahan

    Pentanahan sistem berfungsi untuk mengurangi besarnya arus akibat

    adanya gangguan hubung singkat. Komponen pentanahan sistem yang digunakan

    dalam simulasi ini menggunakan jenis pentanahan langsung, tahanan 20 dan

    tahanan 100 . Pentanahan sistem ini diambil berdasarkan pentanahan sistem

    pada sistem distribusi yang ada di Indonesia.

    3.3.3.6 Rancangan Parameter Simulator SUTM dan SKTM

    Untuk mensimulasikan penghantar udara diperlukan perhitungan R dan L

    untuk SUTM. Sedangkan untuk SKTM yang menggunakan kabel tanah selain R

    dan L juga diperlukan perhitungan C.

    1. SUTM

    Jenis kabel / penghantar yang umum dipakai sistem SUTM adalah AAAC

    (All Alumunium Alloy Conductor) atau AAAC-S. Untuk mensimulasikan

    hantaran tersebut maka perlu menentukan R dan L. Diketahui dari tabel

    spesifikasi penghantar tersebut bahwa parameter yang digunakan yaitu sebagai

    berikut:

    Berdasarkan SPLN 41-8: 1981 Tabel IV Ukuran dan Konstruksi

    AAAC diperoleh data :

    Jenis penghantar AAAC (All Alumunium Alloy Conductor)

    Ukuran Hantaran : 150 mm2

    Tahanan Hantaran RDC : 0,210 /Km

    GMR (Geometric Mean Radius) : 5,2365 mm

    Berdasarkan SPLN 64: 1985 Tabel VIII diperoleh data :

    Kemampuan Hantaran Arus (KHA) : 425 A

    Berdasarkan data sebelumnya diketahui :

    Panjang Saluran : 28,25 Km

    Akan diubah menjadi : 20 Km

  • 46

    Untuk sistem tegangan 20 kV, panjang saluran efektif adalah 20 Km.

    jaringan distribusi 20 kV PLN umumnya radial dan terdapat banyak cabangnya

    sesuai kebutuhan distribusi dan panjangnya ada yang melebihi dari 20 Km.

    Dikarenakan panjang saluran pada sistem distribusi primer bisa melebihi 20 Km

    sehingga sangat memungkinkan terjadinya gangguan-gangguan. Gangguan ini

    dapat terjadi pada kabel hantaran udara ataupun kabel bawah tanah. Simulator ini

    dapat dirangkai menjadi 100% dan 50% panjang saluran untuk SUTM karena

    parameter dibagi dua. Selain itu, karena parameter yang dipasang seperti ini untuk

    sistem SKTM dapat dibuat dua model saluran yaitu model T atau Model nya.

    Jarak Pemasangan antar Hantaran : 630 mm

    Pemasangan Hantaran : Horizontal

    Dari datadata hantaran (AAAC) dan simulator yang dibuat dirancang

    dengan 2 tap panjang saluran, maka di dapat harga :

    a. Resistansi

    RAC = K . RDC (persamaan 2.3)

    Untuk mengetahui nilai K, maka hitung dengan rumus :

    X = 0,050133 . (persamaan 2.4)

    = 0,050133 .

    = 0,773569

    Dari tabel 2.1 tentang skin effect, masukan nilai X diatas sekitar 0,8 maka

    diketahui nilai K sebesar 1,00212. Sehingga,

    RAC = K . RDC

    = 1,002 x 0,210

    = 0,21042 /fasa/Km

    Saluran dibuat dengan dua macam panjang, yaitu : 50% panjang saluran

    dan 100% panjang saluran. Untuk panjang 50%, nilai resistansinya adalah :

  • 47

    RAC (50 %) = 0,21042 /fasa/Km x panjang saluran

    = 0,21042 /fasa/Km x 20 Km x 50 %

    = 2,1042 /fasa

    Sedangkan untuk nilai resistansi panjang saluran total adalah :

    RAC (100%) = 0.21042 /fasa/km x panjang saluran

    = 0.21042 x 20 km x 100 %

    = 4,2084 /fasa

    I nominal = 5 Ampere

    P = I x R

    = 5 x 4,2084

    = 105,21 Watt

    b. Induktansi

    Untuk mencari nilai L harus diketahui terlebih dahulu nilai XL. nilai XL

    tersebut dapat dihitung dengan cara :

    = (persamaan 2.7)

    = 793,75 mm

    = 7,9375 x 10-4

    Km

    (persamaan 2.5)

    (persamaan 2.6)

    1,0047 mH/Km

  • 48

    Sama seperti resistansi, karena saluran yang dibuat dapat dibagi menjadi

    50% dan 100% panjang saluran, maka untuk nilai induktansi dengan 50% panjang

    penyulang adalah :

    Km x 50 %

    Sedangkan untuk nilai induktansi dengan 100% panjang

    penyulang nilainya adalah :

    Km x 100 %

    c. Impedansi

    Setelah menghitung, maka nilai resistansi dan induktansi sudah diketahui

    dapat dimasukan ke persamaan berikut:

    Z = R + j XL (persamaan 2.10)

    Z = 0,21042 + j /Km

    Z = 4,2084 +j 6,31 /fasa

    Standar untuk penghantar AAAC menurut SPLN Impedansi urutan positif

    sebesar 0,2162 + j 0,3305 /Km

    2. SKTM

    Jenis kabel yang umum dipakai sistem SKTM adalah kabel tanah yang

    berisolasi XLPE 150 240mm. Gardu Distribusi yang berada di Polban sistem

    SKTM nya menggunakan jenis kabel tanah NA2XSEBY 3 x 240 mm. Untuk kali

    ini kita gunakan jenis kabel tanah NA2XSEFGbY 3 x 240 mm. Untuk

    mensimulasikan hantaran tersebut maka perlu menentukan R, L dan C. Diketahui

    dari tabel spesifikasi penghantar tersebut bahwa parameter yang digunakan yaitu

    sebagai berikut :

  • 49

    Berdasarkan Tabel 2.2 katalog SUPREME Cable tentang Medium

    Voltage XLPE Insulated Cable diperoleh data spesifikasi kabel :

    Jenis penghantar N2XSEFGbY / NA2XSEFGbY (3 cores)

    Ukuran Hantaran : 3 x 240 mm2

    Tahanan Hantaran RDC : 0,125 /Km

    Tabel 2.2 Spesifikasi Kabel N2XSEFGbY / NA2XSEFGbY

    Nominal Cross Sectional Area mm 240

    Conductor diameter (approx) mm 18.7

    Nominal insulation thickness mm 5.5

    Insulation diameter (approx) mm 31.3

    Nominal armou thickness mm 0.8

    Nominal sheath thickness mm 3.6

    Overall cable diameter (approx) mm 85

    Max. dc conductor resistance at 20C Ohm/km 0.125

    Capacitance per-phase F/km 0.307

    Inductance per-phase mH/km 0.302

    Sumber : SUPREME Cable Medium Voltage XLPE Insulated Cable

    Berdasarkan SPLN 56-3-1: 1996 diperoleh data :

    Kemampuan Hantaran Arus (KHA) : 358 A

    Berdasarkan SPLN 56-3-1-1996 dapat ditentukan panjang saluran

    SKTM. Dengan mengambil panjang maksimum kabel yang luas

    penampang 3 x 240 mm maka ditentukan panjangnya 8,5 Km.

    Tabel 3.3 Panjang Maksimum Kabel Berinti 3 dan Berisolasi XLPE

    Sumber : SPLN 56-3-1-1996

  • 50

    Untuk mensimulasikan kabel NA2XSEFGbY inti tiga dengan luas

    penampang 240 mm maka diperlukan perhitungan R, L dan C. Model saluran

    dapat dibuat dengan dua jenis, yaitu model T dan model . Sehingga dalam

    perhitungan R, L, dan C nilainya dibagi dua menyesuaikan gambar rangkaian di

    bawah ini.

    Gambar 3.11 Saluran Model T

    Gambar 3.12 Saluran Model

    Dari gambar 3.7 dan gambar 3.8 untuk mempermudah merangkai kedua

    model tersebut maka dapat dibuat rangkaian pada layout simulator untuk model T

    dan TT dalam satu layout seperti berikut :

    Gambar 3.13 layout Saluran Model T dan dalam Satu Simulator

    a. Resistansi

    RAC = K . RDC (persamaan 2.3)

    Untuk mengetahui nilai K, maka hitung dengan rumus :

    A B C D

    E G

    F H

    L

    N

  • 51

    X = 0,050133 . (persamaan 2.4)

    = 0,050133 .

    = 1,00266

    Dari tabel 2.1 juga, masukan nilai X diatas sekitar 1,00266 1,0 maka

    diketahui nilai K sebesar 1,00519. Sehingga,

    RAC = K . RDC

    = 1,00519 x 0,125

    = 0,12546875 /fasa/Km 0,125 /fasa/Km

    Rac total = 0,125 x panjang saluran

    = 0,125 x 8,5 Km

    = 1,0625 / fasa

    Membuat simulasi SKTM dengan model atau model T sesuai gambar

    3.9 maka :

    R / fasa =

    =

    = 0,53125

    I nominal = 5 Ampere

    P = I x R

    = 5 x 1,0625

    = 26,5625 Watt

    b. Induktansi

    Dari tabel 2.2 tentang spesifikasi kabel yang digunakan sudah diketahui

    nilai induktansi per fasanya, maka dapat dihitung nilai induktansi dalam saluran

    dengan cara :

    L / fasa = L x panjang saluran

    = 0,302 mH/fasa/Km x 8,5 Km

  • 52

    = 2,567 mH/fasa

    Membuat simulasi SKTM dengan model atau model T, maka :

    L / fasa =

    =

    = 1,2835 mH

    reaktansi induktifnya adalah :

    XL = 2 x x f x L

    = 2 x 3,14 x 50 x 2,567 . 10-3

    = 0.806

    c. Kapasitansi

    Dari tabel 2.2 tentang spesifikasi kabel yang digunakan sudah diketahui

    nilai kapasitansi per fasanya, maka dapat dihitung nilai kapasitansi dalam saluran

    dengan cara :

    C / fasa = C x Km

    = 0,307 F/fasa/km x 8,5 km

    = 2,6095 F/fasa

    Untuk konfigurasi nominal

    C/2 = 2,6095 /2

    = 1,30475 F/fasa

    Jadi reaktansi kapasitifnya adalah :

    XC

    2.440,86

  • 53

    d. Impedansi

    Z = R + j (L + )

    = 0,125 /Km + (0.806 + )

    = 0,125 + j 0,8064 /Km

    = 1,0625 + j 6,854 /fasa

    3.3.4 Pemilihan Komponen Parameter SUTM dan SKTM

    Untuk mensimulasikan penghantar udara sepanjang 20 Km diperlukan

    perhitungan R dan L untuk SUTM. Sedangkan untuk mensimulasikan SKTM

    dengan panjang saluran 8,5 Km yang menggunakan kabel tanah selain R dan L

    juga diperlukan perhitungan C.

    3.3.4.1 SUTM

    Dalam simulasi SUTM ini, komponen yang digunakan yaitu sebagai

    berikut:

    1. Kabel fasa NYAF : 2,5 mm

    Jenis penghantar untuk rangkaian daya kabel yang biasa dipakai

    minimal berluas penampang 2,5 mm.

    Fasa R : Warna merah 2,5 mm

    Fasa S : Warna kuning 2,5 mm

    Fasa T : Warna hitam 2,5 mm

    Netral : Warna biru 2,5 mm

    PE : Warna kuning-hijau 2,5 mm

    2. Resistor

    - Resistor Keramik : 27 /20 Watt

    - Resistor Keramik : 33 /20 Watt

    Nilai resistansi diperoleh dengan memparalelkan 12 buah resistor

    keramik 27 /20 watt dan 1 buah resistor keramik 33 /20 watt.

  • 54

    Gambar 3.14 Resistor Simulasi SUTM

    3. Induktor

    - Induktor : 10 mH /10 A

    Nilai induktansi yang telah diperoleh maka digunakan induktor

    dengan nilai 10 mH, sebanyak 2 buah per fasa atau total sebanyak 6 buah

    (3 fasa).

    Gambar 3.15 Induktor Simulasi SUTM

    3.3.4.2 SKTM

    Dalam simulasinya digunakan komponen sebagai parameter yaitu sebagai

    berikut:

    1. Kabel fasaNYAF 2,5 mm

    Jenis penghantar NYAF. Dimana untuk rangkaian daya kabel yang

    biasa dipakai minimal berluas penampang 2,5 mm.

  • 55

    Fasa R : Warna merah 2,5 mm

    Fasa S : Warna kuning 2,5 mm

    Fasa T : Warna hitam 2,5 mm

    Netral : Warna biru 2,5 mm

    PE : Warna kuning-hijau 2,5 mm

    2. Resistor

    - Resistor keramik : 3,3 / 10 Watt

    Nilai resistansi diperoleh dengan memparalelkan 6 buah resistor

    keramik 3,3 / 10 watt.

    Gambar 3.16 Resistor simulasi SKTM

    3. Induktor

    - Induktor : 1,28 mH/ 5A

    Nilai induktansi yang telah diperoleh maka digunakan induktor

    dengan nilai 1,28 mH sebanyak 2 buah per fasa atau total sebanyak 6 buah

    (3 fasa).

  • 56

    Gambar 3.17 Induktor untuk Simulasi SKTM

    4. Kapasitor

    - Kapasitor : 1 mFD

    Nilai kapasitansi diperoleh dengan menggunakan kapasitor yang

    ada di pasaran yaitu senilai 1 mF, sebanyak 2 buah per fasa atau total

    sebanyak 6 buah (3 fasa).

    Gambar 3.18 Kapasitor Simulasi SKTM

    3.3.5 Realisasi Meja Simulator

    Pembuatan modul dilakukan dengan tahapan pembuatan meja simulator,

    pencetakan layout, peletakan komponen, dan pengawatan. Pembuatan meja/box

    disesuaikan dengan rancangan dan ukuran yang dibuat berkerangka besi dan

    untuk layout dipasang papan pertinax. Untuk pencetakan layout disesuaikan

    dengan meja yang sudah dibuat, layout dicetak dengan kertas luster. Peletakan

  • 57

    komponen dan pengawatan wiring dilakukan dibagian belakang untuk menjaga

    nilai keamanan dan estetika. Realisasi hasil akhir meja simulator tampak seperti

    gambar dibawah ini.

    Gambar 3.19 Bentuk Fisik Meja Simulator

    3.3.6 Perancangan Jobsheet

    Pembuatan jobsheet sebagai media ajar dan panduan praktikum dalam

    sebuah pengujian. Yang akan dibuat adalah jobsheet saluran udara tegangan

    menengah dan saluran kabel tegangan menengah denagn konfigurasi jaringan

    radial.