bab 3 pencemaran air
DESCRIPTION
******TRANSCRIPT
BAKU MUTU DAN NILAI AMBANG BATAS
• Baku Mutu Lingkungan Hidup (Ps.15 UULH): Batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang adanya suatu sumberdaya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup
• Nilai Ambang Batas
Batas antara gangguan dan derita yang dapat bersifat sebagai batas gangguan menurut ukuran ilmu terletak antara batas bahaya dan titik optimum yang dimungkinkan scr.teknologi & scr.ekonomis. ( wewenang suatu daerah ..)
Pengendalian kualitas air adalah upaya pencegahan dan atau penanggulangan dan atau pemulihan dan atau pelestarian kualitas air pada badan air dan sumber-sumber air sehingga mempunyai kualitas yang sesuai dengan peruntukkannya.
Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau yang diuji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu.
Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air
Air limbah adalah sisa dari hasil usaha dan atau kegiatan yang berujud cair
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam badan air dari suatu usaha atau kegiatan.
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya (B3) dan dapat menyebabkan kematian. Telah diketahui bahwa bahan pencemar air antara lain yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksida oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang(SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida,
Perairan di permukaan dapat membentuk suatu ekosistem, misalnya danau dan sungai. Sedangkan faktor yang paling mempengaruhi pada suatu
ekosistem perairan adalah: O2 terlarut dan Cahaya matahari
1. Dampak pembuatan waduk, irigasi dll
2. Air asam tambang, erosi dll
Disiasati antara lain dengan:
1. PP.nomor 82 tahun 2001
2. KEPMENLH nomor 113 tahun 2003
Permasalahan utama adalah
Selain itu penggolongan parameter kualitas air / limbah cair dapat dilakukan atas dasar perilakunya, yaitu :
1.Parameter yang tidak dapat menyusutkan kandungan
oksigen-terlarut dalam badan air, dan2. Parameter yang dapat menyusutkan
kandungan oxygen-terlarut dalam badan air. Seperi parameter kualitas yang dapat dirombak oleh mikroba dalam perairan dan perombakan ini membutuhkan oxigen.
PENENTUAN NILAI PARAMETERPenentuan nilai parameter dari suatu
sampel badan air atau limbah cair dilakukan secara langsung atau di laboratorium menurut metoda dan alat yang dibakukan.
Pemerintah atau lembaga yang ditugasi wajib memilih dan menentukan metoda dan peralatan yang baku untuk penentuan nilai parameter kualitas air atau limbah cair tersebut.
KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR1.Temperatur Temperatur badan air adalah suatu
parameter yang sangat penting karena mempunyai pengaruh terhadap reaksi dan laju reaksi kimia, kehidupan aquatik, kelarutan oksigen dan sebagainya. Oleh karena itu temperatur suatu jenis limbah cair yang telah mengalami perlakuan harus memenuhi persyaratan temperatur sebelum limbah ini dilepaskan ke lingkungan, karena makhluk air memiliki temperatur optimum untuk kelangsungan hidupnya.
2. Kekeruhan (Turbidy) Kekeruhan yang dimiliki oleh suatu limbah
cair diakibatkan oleh kandungan padatan baik berupa senyawa anorganik, organik, dan mikroorganisme. Kekeruhan dinyatakan dalam satuan JTU (Jackson Turbidy Unit) atau NTU (Nephelometric Turbidy Unit) atau FTU (Formazine Turbidy Unit). Kekeruhan akan menghambat penembusan cahaya matahari. Sinar ultraviolet dibutuhkan mikroorganisme dan phytoplankton untuk reaksi fotosintesis yang menghasilkan oksigen.
3. Warna
Limbah cair yang berwarna akan meningkatkan warna badan air yang menerima limbah cair itu, bila limbah cair itu langsung dibuang ke lingkungan. Kalau limbah cair telah mengalami pemisahan padatan tersuspensi dan air masih tetap berwarna maka warna ini dinyatakan sebagai “true color”. Badan air yang berwarna dapat menyerap berbagai panjang gelombang cahaya matahari, sehingga intensitas cahaya yang diperlukan untuk reaksi fotosintesis akan menurun.
4.Padatan
Baku Mutu Peruntukan dan Limbah Cair mencantumkan konsentrasi padatan sebagai parameter kualitas. Konsentrasi padatan atau unsur tertentu (mg.L-1) atau ppm (part per million) dalam perairan alam dan limbah cair dipilah dalam tiga bagian, yaitu
a.Padatan-total [total solids]
b. Padatan-tersuspensi
c. Padatan Terlarut
5. pH pH adalah suatu parameter yang berkaitan dengan konsentrasi ion hidrogen. Kehadiran ion hidrogen ini diakibatkan oleh penguraian asam golongan elektrolit kuat.
6. Oksigen-Terlarut [DO : Dissolved Oxygen]
Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter kualitas air yang penting, karena parameter ini memiliki dua pengaruh yang berlawanan. Sisi yang menguntungkan adalah oksigen yang terlarut digunakan untuk mendukung kelangsungan hidup makhluk air. Sedangkan sisi yang merugikan adalah kehadiran oksigen terlarut yang tinggi mengakibatkan peningkatan laju korosi pada peralatan kalau air itu digunakan untuk air industri secara langsung.
7. Biological Oxygen Demand [BOD5] Kebutuhan oksigen untuk memecah bahan
buangan di dalam air oleh mikroorganisme. Perombakan ini akan terus berlangsung selama oksigen di dalam air masih tersedia. Hasil perombakan ini menghasilkan sel baru atau pertumbuhan sel akan terus berlangsung dalam perairan.
8. Chemical Oxygen Demand Senyawa organik dan senyawa anorganik masih
banyak yang tidak dapat dimanfaatkan atau dirombak oleh mikroorganisme dalam perairan , namun senyawa ini dapat mengganggu kesetimbangan dalam badan air atau badan air tidak dapat memenuhi peruntukan yang telah ditetapkan.
Senyawa-senyawa ini dinyatakan sebagai tolok-ukur untuk menyatakan kebutuhan oksigen yang diperlukan pada reaksi secara kimia. Kebutuhan oksigen untuk reaksi ini dinyatakan sebagai Chemical Oxygen Demand [COD]. Nilai COD ini mencakup kebutuhan oksigen untuk reaksi biokimia, karena senyawa organik yang dapat dirombak oleh mikroorganisme dapat pula mengalami oksidasi lewat reaksi kimia.
9. Senyawa Beracun dan Logam Berat Untuk menyatakan tingkat keracunan suatu jenis senyawa
bagi manusia yang menggunakan air dan bagi makhluk air.
Konsentrasi ion-ion logam berat antara lain air raksa [Hg], kadmium [Cd], seng [Zn], timah hitam [Pb], nikel [Ni], tembaga [Cu], besi [Fe], chrom [Cr], mangan [Mn] harus dibatasi kehadirannya.
Manusia akan mengalami keracunan secara langsung atau tidak langsung melalui ikan akibat dari terkumpulnya ion-ion di dalam daging ikan [ccumulation].
Pembuangan lumpur hasil sedimentasi yang berasal dari flok proses koagulasi ke perairan atau tempat lain tanpa diatur mengakibatkan pelarutan ion-ion yang berasal dari logam-logam berat ini.
Peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan air dan pengendalian pencemaran air. kualitas a. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas, yaitu: a.1. kelas satu, yaitu air untuk minum tanpa pengolahan
terlebih dulu a.2. Kelas dua, yaitu air baku untuk diolah sebagai air minum, keperluan rumah tangga. a.3. Kelas tiga, yaitu air untuk keperluan perikanan dan
peternakan a.4. Kelas empat, yaitu air untuk pertanian, industri,PLTA,
Perkotaan.
b. Pengelolaan kualitas air dan penetapan kelas air pada sumber air yang berada dalam dua atau lebih wilayah propinsi diatur dan ditetapkan oleh Pemerintahan Pusat.
c. Pengelolaan kualitas air dan penetapan kelas air pada sumber air yang berada dalam dua atau lebih wilayah kabupaten/kota diatur dan ditetapkan dalam PERDA propinsi.
d. Pengelolaan kualitas air dan penetapan kelas air pada sumber air yang berada dalam wilayah kabupaten/kota diatur dan ditetapkan dalam PERDA kabupaten/Kota.
Kep .Men. LH No.113 th.2003 Sebagai rujukan kualitas limbah cair dari fron penambangan
batubara maupun dari proses pencuciannya
Gambar Lokasi Titik Penaatan tanpa anak sungai
IPAL
EFFLUENT Ttk.Penaatan
C3 = )21(
)2.2()1.1(
QCQC
1
3
2
C3 = konsentrasi campuran(ppm), C1 = konsentrasi effluent(ppm), C2 = Konsentrasi ambient(ppm)Q1 = Debit effluent (m3 /det) Q2 = Debit ambient (m3 /det)
Lampiran I. Kep .Men. LH no.113 th.2003/10 juli 2003
Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Penambangan BatubaraParameter Satuan Kadar Maksimum
PHResidu TersuspensiBesi (Fe) TotalMangan (Mn) Total
Mg/liter,,,,
6-9400
74
Lampiran II. Kep .Men. LH No.113 th.2003/10 juli 2003
Baku Mut Air Limbah Pengolahan/pencucican BatubaraParameter Satuan Kadar Maksimum
PHResidu TersuspensiBesi (Fe) TotalMangan (Mn) Total
Mg/liter,,,,
6-9200
74
Volume air limbah maksimum 2 m3 /ton produksi Batubara
Kep.Men LH no.112 th2003Tanggal; 10 juni 2003
Baku Mutu Air Limbah Domestik
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6-9
BOD mg/l 100
TSS mg/l 100
Minyak/lemak mg/l 10
Mentri NegaraLingkungan Hidup
TtdNabiel Makarim,MPA,MSM
Salin sesuai dengan aslinyaDeputi MENLH Bid. KebijakanDan Kelembagaan Lingkungan Hidup
Hoetomo,MPA