bab 3 - pemahaman terhadap pekerjaan_revisi_ok

28
USULAN TEKNIS PT. PROPERINDO JASATAMA PT PROPERINDO JASATAMA yang selanjutnya disebut Konsultan, mencermati dan memahami sepenuhnya materi pekerjaan yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat Luar Pulau Jawa”, dimana secara spesifik konsultan mengikuti paket III untuk wilayah Papua. Tingkat pemahaman konsultan dimaksudkan untuk tercapainya persamaan persepsi dengan pihak pemberi tugas, dalam pekerjaan ini Direktorat Jenderal Balai Pengelolaan DAS dan Perhutani Sosial, Kementerian Kehutanan dengan tujuan agar pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lebih efesien dan efektif serta menghasilkan kualitas pekerjaan yang lebih baik. Pemahaman konsultant terhadap kerangka acuan Kerja kegiatan “Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat Luar Pulau Jawa” , khususnya Wilayah Papuadi Jelaskan lebih rinci dalam pemahaman terhadap KAK sebagai berikut. IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 1

Upload: erwin-hermawan

Post on 30-Jul-2015

131 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

PT PROPERINDO JASATAMA yang selanjutnya disebut Konsultan,

mencermati dan memahami sepenuhnya materi pekerjaan yang tertuang

dalam Kerangka Acuan Kerja “Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat

Luar Pulau Jawa”, dimana secara spesifik konsultan mengikuti paket III

untuk wilayah Papua.

Tingkat pemahaman konsultan dimaksudkan untuk tercapainya persamaan

persepsi dengan pihak pemberi tugas, dalam pekerjaan ini Direktorat

Jenderal Balai Pengelolaan DAS dan Perhutani Sosial, Kementerian

Kehutanan dengan tujuan agar pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lebih

efesien dan efektif serta menghasilkan kualitas pekerjaan yang lebih baik.

Pemahaman konsultant terhadap kerangka acuan Kerja kegiatan

“Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat Luar Pulau Jawa” ,

khususnya Wilayah Papuadi Jelaskan lebih rinci dalam pemahaman terhadap

KAK sebagai berikut.

3.1. PEMAHAMAN TERHADAP LATAR BELAKANG

Pekerjaan “Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat Luar Pulau Jawa”

untuk wilayah Kalimantan, Maluku dan Papua adalah kegiatan lanjutan dari

pekerjaan Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat yang sudah

dilaksanakan di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Bali Nusatenggara.

Konsultan telah memahami bahwa kegiatan identifikasi dan inventarisasi

hutan rakyatkegiatan ini dilatar belakangi oleh proses degradasi hutan dan

lahan yang terjadi dibagian hulu DAS, sedangkan dibagian hilir terjadi akibat

pertumbuhan bangunan yang tidak setimbang dengan ketersediaan ruang

terbuka.

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 1

Page 2: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

Kegiatan alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian dan penggunaan lain

pun menimbulkan berbagai bentuk masalah seperti kepunahan flora dan

fauna, penurunan kesuburan tanah, erosi, banjir, kekeringan dan lain-lain.

Seiring dengan berjalannya waktu masalah ini semakin lama semakin berat,

dengan meningkatnya luas areal hutan yang berubah fungsi menjadi

penggunaan lain dan penurunan area kawasan hutan akibat peningkatan

jumlah penduduk dan sebab-sebab lain menuntut jawaban yang tepat.

Konsultan mencermati dari catatan sejarah pengelolaan hutan di Indonesia

sudah beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia sejak

tahun 1976 dengan merancang Crash Program, yaitu Program Penyelamatan

Hutan Tanah dan Air (PHTA) melalui proyek penghijauan dan reboisasi.

Penyelenggaraan program ini terus berlanjut hingga tahun 2003

dilaksanakan kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(Gerhan) sampai dengan tahun 2007.

Sebagai kelanjutan dari program-program tersebut, maka Renstra BPDAS-PS

(2010-2014), dinyatakan sasaran yang ingin dicapai, visi pembangunan RLPS

2010-2014 dimaksudkan untuk mencapai Optimalisasi Fasilitasi

Pembangunan BPDAS dan PS dalam Mendukung Peningkatan Fungsi DAS.

Visi tersebut akan dicapai melalui pelaksanaan misi : 1) memantapkan

kebijakan bidang rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial, (2) memperkuat

kapasitas kelembagaan bidang rehabilitasi dan perhutanan sosial, (3)

mendorong pelaksanaan pemulihan fungsi hutan dan lahan di DAS prioritas

berbasis pemberdayaan masyarakat.

Selaras dengan hal tersebut di atas, maka penyelenggaraan kehutanan

berbasis masyarakat menjadi landasan pembangunan kehutanan

sebagaimana dimaksud dalam UU No. 41/1999 pasal 70 dimana Pemerintah

wajib mendorong peran serta masyarakat melalui berbagai kegiatan di

bidang kehutanan yang berdayaguna dan berhasil guna. Oleh karena itu,

pemerintah terus mendorong pembangunan hutan rakyat dalam rangka

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 2

Page 3: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

pemberdayaan masyarakat sekaligus melestarikan sumberdaya alam dan

lingkungan hidup.

Agar semua hutan termasuk hutan hak/hutan rakyat dapat memenuhi

fungsinya sebagaimana diamanatkan UU No.41/1999, pemerintah perlu

mengatur pengurusan dan pengusahaannya meskipun dalam

pelaksanaannya dilakukan sendiri oleh pemiliknya. Untuk maksud tersebut

telah diterbitkan PP No. 6/2007 jo PP No. 3/2008 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan.

Sedangkan ketentuan tentang pemanfaatan hutan hak/hutan rakyat telah

diatur di dalam Peranturan Menteri Kehutanan No. P. 26/Menhut-II/2005

tentang Pemanfaatan Hutan Hak.

Direktorat Jenderal BPDAS dan PS pada tahun 2010 dan 2011 telah

melaksanakan kegiatan ”Inventarisasi dan Pendataan Potensi Hutan Rakyat”.

Hasil kegiatan tersebut disamping data dan informasi mengenai potensi

hutan rakyat di Pulau Jawa juga Sistem Informasi Potensi Hutan Rakyat

(SIMPOHURA). Untuk melengkapi data potensi hutan rakyat secara nasional,

serta updating data pada sistem basis data potensi hutan rakyat yang

mencakup seluruh wilayah nasional. Pada Tahun Anggaran 2012 Direktorat

Bina RHL akan melaksanakan kegiatan ”Identifikasi dan Inventarisasi Hutan

Rakyat Luar Pulau Jawa” untuk wilayah Pulau Kalimantan, Papua dan

Maluku.Pada kesempatan ini, PT PROPERINDO JASATAMA berminat untuk

mengikuti kegiatan ”Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat Luar Pulau

Jawa” untuk paket III yakni wilayah Papua.

3.2. PEMAHAMAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN

Konsultan memahami bahwa maksud dan tujuan dari pekerjaan identifikasi

dan inventarisasi hutan rakyat luar pulau jawa, wilayah Papua yakni

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 3

Page 4: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

mendapatkan data potensi hutan rakyat, membangun database dari data dan

informasi hasil inventarisasi dan identifikasi hutan rakyat serta

menyajikannya dalam suatu sistem informasi potensi hutan rakyat

berbasiskan spasial. Konsultan menilai bahwa tujuan-tujuan yang

disampaikan sudah terdeskripsi secara sistematik mulai dari perlunya

melihat sebaran dan luas hutan rakyat berdasarkan hasil desksurvey dan

survey lapangan, menelaah kondisi biofisik dan sosial ekonomi, mengkaji

hutan rakyat yang telah ditunjuk sesuai dengan fungsinya baik hutan rakyat

produksi, hutan rakyat lindung, dan hutan rakyat konservasi, menelaah

kondisi kelembagaan hutan rakyat yang ada, menelaah kebijakan dan

peraturan perundang-undangan terkait hutan rakyat, merumuskan kondisi

pemungkin terwujudnya hutan rakyat yang diharapkan, merumuskan

strategi kondisi pengelolaan hutan rakyat berkelanjutan, sampai dengan

membangun aplikasi database hutan rakyat berbasis GIS.

3.3. PEMAHAMAN TERHADAP SASARAN KEGIATAN

Pemahaman Konsultan terhadap Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan

pekerjaan ini adalah :

1) Tersedianya data dan informasi hutan rakyat di luar Pulau Jawa;

2) Memberikan masukan yang dapat digunakan sebagai salah satu

landasan bagi pemangku kebijakan dalam menentukan program dan

rencana aksi yang terkait dengan pengelolaan hutan rakyat untuk

fungsi konservasi, lindung dan produksi;

3) Meningkatkan peran fasilitasi kepada pemerintah daerah dalam

kaitannya dengan implemetasi otonomi daerah, setiap dinas/instansi

yang menangani urusan kehutanan provinsi dan kabupaten/kota

dapat mengoptimalkan kinerjanya melalui database potensi hutan

rakyat. Seluruh program daerah yang terkait dengan hutan rakyat

dapat direncanakan secara akurat dan memberikan panduan tahap

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 4

Page 5: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi program

pengelolaan hutan rakyat.

3.4. PEMAHAMAN TERHADAP RUANG LINGKUP

KEGIATAN

Sebagaimana tertuang dalam KAK, Ruang lingkup kegiatan mencakup ruang

lingkup wilayah dan ruang lingkup kegiatan. Konsultan memahami ruang

lingkup wilayah kegiatan “Identifikasi dan inventarisasi hutan rakyat luar

jawa, untuk wilayah Papua mencakup Provinsi Papua yang terdiri dari 28

Kabuoaten dan 1 kota dan Provinsi Papua Barat yang terdiri dari 10

kabupaten dan 1 Kota.

Konsultan mencermati dan memahami, ruang lingkup kegiatan utama yang

tertuang dalam KAK, meliputi :

a. Persiapan

b. Pengumpulan data awal kegiatan pembangunan hutan rakyat di Luar

Pulau Jawa

c. Desk study dan kajian literatur hutan rakyat di luar Pulau Jawa

d. Penafsiran citra

e. Penyusunan rencana kerja Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat

Luar Pulau Jawa

f. Pelaksanaan survei lapang

g. Kontrol data

h. Pengolahan dan analisis data

i. Penyusunan database

j. Pelaporan

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 5

Page 6: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

3.5. PEMAHAMAN TERHADAP TAHAPAN KEGIATAN

Dalam dokumen KAK tidak dijelaskan secara rinci mengenai tahapan

kegiatan inventarisasi dan identifikasi hutan rakyat luar pulau jawa.

Konsultan memahami, dalam melakukan inventarisasi dan identifikasi hutan

rakyat dilakukan melalui 3 tahapan utama, yakni :

1. Inventarisasi dan identifikasi hutan rakyat melalui pendekatan

remote sensing;

2. Survey terrestris melalui pendataan lapangan pada unit sampling

yang sudah ditentukan;

3. Menyusun database inventarisasi dan identifikasi potensi hutan

rakyat wilayah Papua hasil dari survey terrestris.

3.6. PEMAHAMAN TERHADAP LOKASI KEGIATAN

Ruang lingkup wilayah “Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat Luar

Pulau Jawa, Wilayah Papua” meliputi Provinsi Papua dan Papua

Barat.Pemahaman Konsultan berdasarkan data pemekaran Kabupaten yang

terkini yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2010, Lokasi

kegiatan tersebar di 28 Kabupaten dan 1 kota untuk Provinsi Papua,

sedangkan untuk Provinsi Papua Barat tersebar 10 Kabupaten dan 1 Kota.

Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Kabupaten/kota di Provinsi Papua dan Papua Barat

No Kabupaten/kota

PROVINSI PAPUA (28 Kabupaten dan 1 Kota)

1 Kabupaten Asmat

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 6

Page 7: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

No Kabupaten/kota

2 Kabupaten Biak Numfor 3 Kabupaten Boven Digoel 4 Kabupaten Deiyai 5 Kabupaten Dogiyai 6 Kabupaten Intan Jaya 7 Kabupaten Jayapura 8 Kabupaten Jayawijaya 9 Kabupaten Keerom

10 Kabupaten Kepulauan Yapen 11 Kabupaten Lanny Jaya 12 Kabupaten Mamberamo Raya 13 Kabupaten Mamberamo Tengah 14 Kabupaten Mappi 15 Kabupaten Merauke 16 Kabupaten Mimika 17 Kabupaten Nabire 18 Kabupaten Nduga 19 Kabupaten Paniai 20 Kabupaten Pegunungan Bintang 21 Kabupaten Puncak 22 Kabupaten Puncak Jaya 23 Kabupaten Sarmi 24 Kabupaten Supiori 25 Kabupaten Tolikara 26 Kabupaten Waropen 27 Kabupaten Yahukimo 28 Kabupaten Yalimo 29 Kota Jayapura

PROVINSI PAPUA BARAT (10 Kabupaten dan 1 Kota)

1 Kabupaten Fakfak 2 Kabupaten Kaimana 3 Kabupaten Manokwari 4 Kabupaten Maybrat 5 Kabupaten Raja Ampat 6 Kabupaten Sorong 7 Kabupaten Sorong Selatan 8 Kabupaten Tambrauw 9 Kabupaten Teluk Bintuni

10 Kabupaten Teluk Wondama 11 Kota Sorong

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 7

Page 8: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

KONSULTAN melakukan analisa awal terhadap pemahaman lokasi kegiatan,

dimana untuk mendapatkan potensi sebaran hutan rakyat secara analisa

spasial, identifikasi areal hutan rakyat secara status kawasan hutan terdapat

di Luar Kawasan Hutan dengan tipe fungsi kawasan Areal Penggunaan

Lain (APL).

Hasil analisa awal konsultan untuk memahami indikatif sebaran potensi

hutan rakyat di wilayah Papua, adalah mengoverlaykan antara Peta

Penunjukan Kawasan Hutan pada Luar kawasan hutan dengan Batas

administrasi Kabupaten terbaru hasil pemekaran 2010 di Provinsi Papua dan

Papua Barat. Hasil analisa konsultan mengenai luasan area Luar Kawasan

hutan dengan fungsi kawasan Areal Penggunaan Lain pada tiap Kabupaten di

provinsi Papua dan Papua Barat, disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Rekapitulasi Luasan Luar Kawasan Hutan tiap Kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat

NO KABUPATEN LUASAN (Ha)PROVINSI PAPUA

1 ASMAT 16,328.24 2 BIAK NUMFOR 13,736.03 3 BOVEN DIGOEL 38,322.73 4 JAYAPURA 45,428.09 5 JAYAWIJAYA 106,652.19 6 KEEROM 96,803.67 7 KEPULAUAN YAPEN 164.80 8 LANNY JAYA 9,970.63 9 MAMBERAMO RAYA 8,680.77

10 MAMBERAMO TENGAH 15,561.04 11 MAPPI 15,255.82 12 MERAUKE 204,196.12 13 MIMIKA 60,522.14 14 NABIRE 78,366.57 15 NDUGA 1,028.72 16 PANIAI 29.98 17 PEGUNUNGAN BINTANG 7,280.70 18 PUNCAK 11,730.78 19 SARMI 16,427.25 20 SUPIORI 20,911.50 21 WAROPEN 23,186.19

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 8

Page 9: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

NO KABUPATEN LUASAN (Ha)22 YAHUKIMO 10,134.38 23 YALIMO 13,746.43

TOTAL LUAR KAWASAN PAPUA 814,464.76 PROVINSI PAPUA BARAT

1 FAKFAK 53,132.17 2 KAIMANA 51,460.88 3 KOTA SORONG 82.86 4 MANOKWARI 58,918.45 5 MAYBRAT 2,756.03 6 RAJA AMPAT 1,992.61 7 SORONG 19,384.72 8 SORONG SELATAN 2,310.31 9 TELUK BINTUNI 42,477.34

10 TELUK WONDAMA 12,176.99 TOTAL LUAR KAWASAN PAPUA BARAT 244,692.35 TOTAL LUAR KAWASAN PAPUA + PAPUA BARAT 1,059,157.11

Hasil sementara analisa Konsultan, dari 29 Kabupaten di Provinsi Papua,

areal yang berpotensi diidentifikasi sebagai area hutan rakyat terdapat di 23

kabupaten dan di Provinsi Papua Barat hampir tersebar merata di 10

Kabupaten dari 11 Kabupaten. Analisa perhitungan luasan potensi sebaran

hutan rakyat yang diidentifikasi dari area diluar kawasan hutan,didapatkan

total luasan di wilayah Papua seluas 1,059,157.11 Ha dengan rincian

814,464, 76 Ha terdapat di Provinsi Papua dan 244,629.35 Ha di Provinsi

Papua Barat.Peta sebaran area luar kawasan hutan di provinsi Papua Barat

dan Papua, berturut-turut disajikan pada Gambar 3.1.dan3.2.

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 9

Page 10: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

Gambar 3.1.

Sebaran Area Luar Kawasan Hutan yang diidentifikasi sebagai indikatif

sebaran hutan Rakyat di provinsi Papua Barat

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 10

Page 11: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

Gambar 3.2.

Sebaran Area Luar Kawasan Hutanyang diidentifikasi sebagai indikatif

sebaran hutan Rakyat di provinsi Papua

Guna mendapatkan peta sebaran indikatif hutan rakyat di wilayah Papua,

analisa lanjut yang dilakukan adalah dari peta sebaran area luar kawasan

hutan, kemudian di pilah lagi berdasarkan pentupan lahan pada kelas

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 11

Page 12: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

berhutan.Adapaun interpretasi penutupan lahan dilakukan melalui metode

penafsiran dan analisa kelas kerapatan dengan menggunakan citra Landsat

ETM+ terbaru yang mengcover wilayah Papua. Setelah didapatkan peta

sebaran indikatif hutan rakyat dengan metode interpretasi citra landsat

kemudian dilakukan pengambilan sampling lokasi survey, yang kemudian

dilanjutkan dengan survey terrestris untuk melakukan pendataan lapangan

data dan informasi terkait kegiatan “Identifikasi dan inventarisasi hutan

rakyat di wilayah Papua.

3.7. PEMAHAMAN TERHADAP METODOLOGI KEGIATAN

A. METODE IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT DI

WILAYAH PAPUA

1. STANDAR TEKNIS INVENTARISASI HUTAN RAKYAT

Dalam rangka penyelenggaraan perencanaan kehutanan sebagaimana

diamanatkan BAB II Bagian Kedua Pasal 7 ayat (5) Peraturan

Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan,

perlu dilaksanakan inventarisasi hutan untuk mengetahui dan

memperoleh data dan informasi tentang sumber daya hutan, potensi

kekayaan alam, serta lingkungannya secara lengkap. Inventarisasi

potensi hutan hak/hutan rakyat di di Wilayah Bali - Nusa Tenggara

adalah proses pengumpulan data, analisis data dan penyajian data

hasi inventarisasi potensi hutan hak/hutan rakyat yang dilaksanakan

secara komprehensif mencakup seluruh hutan hak/hutan rakyat di

wilayah Sumatera, Bali, NTB dan NTT, dan Sulawesi.

Spesifikasi teknis pelaksanaan inventarisasi mengacu kepada

Peraturan Menteri No.P.67/Menhut-II/2006 tanggal 6 Nopember

2006, tentang Kriteria dan Standar Inventarisasi Hutan. Cakupan

kegiatan meliputi: penginderaan jauh dan survei terestris.

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 12

Page 13: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

Pendekatan “Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat Di Wilayah

Bali - Nusa Tenggara” meliputi :

(a) Pendekatan non spasial dari kegiatan hutan rakyat

berdasarkan data sekunder dan data hasil Survei terestris.

(b) Pendekatan spasial terhadap peta kegiatan pembangunan

hutan rakyat

(c) Pendekatan Remote Sensing

Kegiatan inventarisasi hutan rakyat dilakukan menggunakan metode

remote sensing resolusi sedang dan metode terestris. Untuk metode

terestris intensitas sampling yang digunakan adalah 0.01 %.

Strategi “Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat Di Wilayah

Papua” dilakukan sebagai berikut :

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 13

Page 14: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

Gambar 3.3.

Diagram Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat Di Wilayah Papua

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 14

Page 15: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

2. METODE PENGUKURAN POTENSI HUTAN RAKYAT

Metode pengukuran potensi hutan rakyat dilakukan dengan 2

metode,yaitu:

(a) Metode Interpretasi Citra

Secara umum proses pengolahan citra satelit Landsat dalam

membuat penutup lahan dan identifikasi potensi hutan rakyat

dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

(1) Pengolahan citra resolusi tinggi

Pengolahan citra dengan software image prosessing pada

dasarnya memiliki tahapan sebagai berikut:

o Penyeragaman format dan proyeksi

o Identifikasi citra master

o Pembuatan dataset yang berisi citra master

o Pembuatan citra komposit

o Penyimpanan file ke format yang diinginkan

(2) Koreksi Radiometrik dan Geometrik

Koreksi Radiometrik adalah Koreksi yang digunakan

untuk mengeliminasi kontribusi atmosfer sedangkan

koreksi geometrik adalah Koreksi citra satelit yang perlu

dilakukan untuk memperbaiki distorsi geometrinya.

(3) Penajaman Citra

Penajaman dilakukan untuk mengubah tampilan nilai

brightness atau transformasi warna pixel yang

dimaksudkan untuk meningkatkan penampakan Citra

sehingga memudahkan dalam analisis selanjutnya.

Komposit citra adalah Penggabungan tiga saluran pada

citra dengan tujuan untuk mempermudah dan

memperjelas kenampakan suatu obyek dalam identifikasi

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 15

Page 16: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

pada citra. Komposit 543, sesuai dengan kegunaannya

yaitu untuk klasifikasi penggunaan lahan. Komposit 543

adalah menempatkan warna merah pada saluran 5, warna

hijau pada saluran 4 dan warna biru pada saluran 3.

(4) Klasifikasi

Dalam pekerjaan indentifikasi hutan rakyat ini klasifikasi

yang digunakan adalah klasifikasi supervised. Klasifikasi

supervised adalah klasifikasi digital dimana

pengelompokan spectral obyek yang dilakukan oleh

komputer mambutuhkan referensi yang berupa training

area sebagai masukan dari operator. Dalam kegiatan

klasifikasi digunakan kunci interpretasi untuk mengenali

obyek yang ada di dalam citra satelit. Kunci interpretasi

itu adalah warna, rona, tekstur, bentuk dan lain

sebagainya. Berikut adalah kunci interpretasi untuk

penggunaan lahan yang ada di Indonesia.

Setelah mengetahui tentang ciri dari setiap kenampakan

obyek yang ada maka kita bisa melakukan identifikasi dan

klasifikasi obyek. Dalam melakukan klasifikasi digunakan

daftar klasifikasi yang sudah baku. Dalam hal ini

digunakan standar klasifikasi dari Baplan Departemen

Kehutanan.

(b) Metode Survei Terestris

Secara umum metode pengukuran potensi hutan rakyat secara

terestris dilakukan dengan metode sebagai berikut:

o Penetapan sample pengamatan

o Identifikasi jenis, umur tananaman dan jumlah tanaman

o Identifikasi sejarah penggunaan lahan

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 16

Page 17: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

3. DATABASE POTENSI HUTAN RAKYAT

Database potensi hutan rakyat yang akan dibangun merupakan

pengembangan basis data Potensi Hutan Rakyat yang sudah ada.

3.8. PEMAHAMAN TERHADAP JANGKA WAKTU

PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan kegiatan “Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat

Luar Pulau Jawa” adalah selama 4 bulan setelah Surat Perintah Mulai Kerja

(SPMK) diterbitkan.Konsultan menilai bahwa jangka waktu yang diberikan

telah cukup untuk menyelesaikan pekerjaan “identifikasi dan inventarisasi

hutan rakyat luar pulau jawa, khususnya untuk wilayah Papua.

3.9. PEMAHAMAN TERHADAP KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Tenaga ahli yang diperlukan pelaksanaan kegiatan “Identifikasi dan

Inventarisasi Hutan Rakyat Pulau Jawa” Tahun Anggaran 2012 terdiri dari:

1. Tenaga Ahli

a. Ketua Tim/Ahli Manajemen Hutan dengan kualifikasi minimal S2

Kehutanan dengan pengalaman kerja selama 7 tahun, sebanyak 1

orang.

b. Ahli silvikultur dengan kualifikasi minimal S1 Kehutanan dengan

pengalaman kerja selama 5 tahun, sebanyak 1 orang.

c. Ahli Remote sensing dengan kualifikasi minimal S1

Geografi/Geodesi&Kartografi/GIS dengan pengalaman kerja

selama 5 tahun, sebanyak 1 orang

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 17

Page 18: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

d. Ahli Sosial Ekonomi Pertanian dengan kualifikasi minimal S1

Sosial Ekonomi Pertanian/Kehutanan dengan pengalaman kerja

selama 5 tahun, sebanyak 1 orang.

e. Ahli Kelembagaan dengan kualifikasi minimal S1 Sosiologi/Sosial

Kemasyarakatan dengan pengalaman kerja selama 5 tahun,

sebanyak 1 orang.

f. Ahli Statistik Kehutanan dengan kualifikasi minimal S1 Statistik

Kehutanan dengan pengalaman kerja selama 5 tahun, sebanyak 2

orang.

g. Ahli Database dengan kualifikasi minimal S1 Teknik Infomatika

dengan pengalaman kerja selama 5 tahun, sebanyak 1 orang.

2. Tenaga Pendukung

a. Manajemen Proyek Pusat

b. Manajemen Wilayah

c. Kordinator Lapangan

d. Surveyor

e. Pembantu Surveyor

Konsultan menilai bahwa tenaga ahli yang diperlukan sudah sesuai dengan

latar belakang, ruang lingkup, tujuan, dan sasaran kegiatan. Namun demikian,

Konsultan melihat bahwa team leader sebaiknya personal yang memahami

permasalahan hutan rakyat dalam perspektif DAS terpadu dan memiliki

pengalaman profesional yang cukup untuk dapat memimpin tim tenaga ahli

dan tenaga pendukung lainnya. Selain itu Konsultan telah menunjuk para

tenaga ahlinya yang memahami dengan baik hutan rakyat dan

permasalahannya berdasarkan kepakaran yang dimilikinya.

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 18

Page 19: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

3.10.PEMAHAMAN TERHADAP KELUARAN KEGIATAN

Konsultan memahami bahwa hasil kegiatan yang diserahkan kepada

pengguna jasa kegiatan “Identifikasi dan Inventarisasi Hutan Rakyat Pulau

Jawa”, meliputi :

A. DATA DAN INFORMASI

1. Sebaran luas hutan rakyat di Luar Pulau Jawa yang disajikan dalam

bentuk Peta per wilayah skala 1:250.000 dan per provinsi skala

1:250.000 yang di cetak pada kertas ukuran A1, yang dibukukan dalam

bentuk album peta, sebanyak masing-masing 3 album.

2. Profil hutan rakyat per provinsi yang dibuat masing-masing 3

eksemplar, yang berisi gambaran sosok hutan rakyat sebagai interaksi

aspek-aspek keruangan, fungsi, vegetasi, biofisik, pelaku usaha,

teknologi, sosial ekonomi budaya, kelembagaan dan aktivitas

pengelolaan.

B. LAPORAN

Laporan hasil pelaksanaan kegiatan “Identifikasi dan Inventarisasi Hutan

Rakyat Luar Pulau Jawa” terdiri dari:

1. Laporan Pendahuluan, yang berisi tentang rencana kerja pelaksanaan

kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan, metodologi pengambilan data

dan rancangan pembuatan aplikasi sistem informasi hutan rakyat serta

jadwal penugasan tenaga ahli, dibuat sebanyak 15 eksemplar

2. Laporan Pertengahan, yang berisi tentang kemajuan pelaksanaan

pekerjaan dan hasil survey (ground check) dan pengamatan, dibuat

sebanyak 15 eksemplar

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 19

Page 20: Bab 3 - Pemahaman Terhadap Pekerjaan_revisi_ok

USULAN TEKNISUSULAN TEKNISPT. PROPERINDO JASATAMA

3. Laporan Akhir, yang berisi seluruh rangkaian pelaksanaan dan hasil

pekerjaan dibuat sebanyak 15 eksemplar.

C. DOKUMENTASI

Dokumentasi hasil pelaksanaan kegiatan “Identifikasi dan Inventarisasi

Hutan Rakyat Luar Pulau Jawa” diserahkan dalam bentuk album

dokumentasi sebanyak 1 album.

D. DATABASE DAN SISTEM APLIKASI

Database dan Sistem Aplikasi hasil kegiatan “Identifikasi dan Inventarisasi

Hutan Rakyat Luar Pulau Jawa” yang diserahkan terdiri dari:

1. Source code aplikasi dalam CD sebanyak 3 keping

2. Manual pengoperasian aplikasi sebanyak 3 eksemplar

E. SOFT COPY

Seluruh hasil kegiatan disamping diserahkan dalam bentuk hard copy juga

diserahkan dalam bentuk soft copy dalam media CD.

Selesai

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI HUTAN RAKYAT LUAR PULAU JAWA – WILAYAH PAPUA III - 20