bab 3 obyek penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00713-mc bab3001.pdf25...

36
24 BAB 3 OBYEK PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi PT Cipta Kreasisandang Mandiri didirikan pada tahun 1993 berdasarkan akta pendirian no: 60 tanggal 3 Februari 1993, yang dibuat dihadapan John Leonard Waworuntu, SH. Sejak awal pendiriannya, PT Cipta Kreasisandang Mandiri telah membidangi kegiatan usahanya dalam bidang produksi dan penjualan pakaian jadi. Jenis produk awal yang diproduksi PT Cipta Kreasisandang Mandiri adalah merk ARNETT yang diperuntukkan bagi golongan masyarakat menengah dengan jenis T-shirt pria dewasa. Baru kemudian melakukan diversifikasi produk dengan membuat produk baru bernama OSELLA yang diperuntukkan bagi masyarakat menengah dan atas. Perkembangan PT Cipta Kreasisandang Mandiri sangat pesat seiring dengan perkembangan industri retail dalam pembangunan department store di seluruh Indonesia. Keadaan tersebut digunakan oleh PT Cipta Kreasisandang Mandiri untuk meningkatkan jaringan usaha dan peningkatan penjualannya dengan diversifikasi pasar yaitu dengan memproduksi pakaian anak-anak, celana, sweater, kaos oblong, kemeja dan jeans. Penjualan dilakukan PT Cipta Kreasisandang Mandiri melalui retailer, agen distributor dan toko hampir diseluruh Indonesia bahkan telah memiliki hak paten merk di luar negeri seperti Hongkong, China, Singapura, Australia dan Amerika untuk mencoba penjualan ekspor dimasa yang akan datang.

Upload: phungtruc

Post on 30-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

24

BAB 3

OBYEK PENELITIAN

3.1 Struktur Organisasi

PT Cipta Kreasisandang Mandiri didirikan pada tahun 1993 berdasarkan akta

pendirian no: 60 tanggal 3 Februari 1993, yang dibuat dihadapan John Leonard

Waworuntu, SH.

Sejak awal pendiriannya, PT Cipta Kreasisandang Mandiri telah membidangi

kegiatan usahanya dalam bidang produksi dan penjualan pakaian jadi. Jenis produk awal

yang diproduksi PT Cipta Kreasisandang Mandiri adalah merk ARNETT yang

diperuntukkan bagi golongan masyarakat menengah dengan jenis T-shirt pria dewasa.

Baru kemudian melakukan diversifikasi produk dengan membuat produk baru bernama

OSELLA yang diperuntukkan bagi masyarakat menengah dan atas.

Perkembangan PT Cipta Kreasisandang Mandiri sangat pesat seiring dengan

perkembangan industri retail dalam pembangunan department store di seluruh Indonesia.

Keadaan tersebut digunakan oleh PT Cipta Kreasisandang Mandiri untuk meningkatkan

jaringan usaha dan peningkatan penjualannya dengan diversifikasi pasar yaitu dengan

memproduksi pakaian anak-anak, celana, sweater, kaos oblong, kemeja dan jeans.

Penjualan dilakukan PT Cipta Kreasisandang Mandiri melalui retailer, agen

distributor dan toko hampir diseluruh Indonesia bahkan telah memiliki hak paten merk

di luar negeri seperti Hongkong, China, Singapura, Australia dan Amerika untuk

mencoba penjualan ekspor dimasa yang akan datang.

25

Maksud dan tujuan didirikannya perusahaan adalah menjalankan usaha dalam

bidang perdagangan, termasuk ekspor-impor, intersulir, menjadi agen, distributor,

leveransir, dan supplier baik atas tanggungan sendiri maupun pihak lain secara komisi,

untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut perusahaan ini saat ini bergerak dalam

bidang industri garment.

Gambar 3.1 Logo OSELLA

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

Gambar 3.2 Logo Arnett

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

26

Struktur organisasi PT Cipta Kreasisandang Mandiri

Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Cipta Kreasisandang Mandiri

Sumber : PT Cipta Kreasisandang Mandiri.

3.2 Prosedur yang Berlaku

DIRECTOR

GENERAL MANAGER

MERCHANDISE MANAGER

FINANCE ACCOUNTING

MANAGER

HRD MANAGER

MARKETING MANAGER

STAF HRD

DESIGN STAF FINANCE ACCOUNTING

STAF VISUAL MERCHANDISE

DDA (DATA DISTRIBUTION

ANALYSIS)

ACCOUNT RECEIBLE/

ACCOUNT PAYABLE

PAJAK

ADMIN

PAYROLL

ADMINISTRASI ADMIN

MERCHANDISE DESIGN STAFF

ADMIN

27

PT Cipta Kreasisandang Mandiri memiliki dua sistem yang dijalani untuk bagian

divisi visual merchandise, display store memiliki dua sistem yang berjalan dalam

perencanaan display store, perencanaan display store dibedakan 2 sistem, yaitu :

1. Sistem konsinyansi, dimana perusahaan bekerja dengan Departement Store

dan mereka menawarkan perusahaan untuk mengisi stand-stand di lokasi

mereka, sehingga desain layout, backwall, pillar dan tata letak harus

disesuaikan dengan peraturan Departement Store tersebut.

2. Showroom, dimana perusahaan memiliki tempat sendiri untuk menawarkan

pakaian mereka sendiri, dan desain layout, backwall, dan konsep toko

ditentukan oleh perusahaan sendiri, tidak oleh pihak lain.

3.2.1 Sosialisasi Regulasi / Aturan Proses Kerja

28

1. Prosedur Pembelian Fixture

ada

tidak ada

Gambar 3.4 Prosedur Pembelian Fixture

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

Keterangan gambar :

Hal yang pertama dilakukan sebelum melakukan permintaan pembelian Fixture

(Perlengkapan) adalah melakukan cek terhadap stok properti, jika properti tersebut

masih tersedia stok nya maka akan dilakukan pengambilan dari gudang dan kemudian

dikirim ke counter yang melakukan permintaan. Tapi jika tidak ada, ada beberapa

langkah yang harus dilakukan, meminta penawaran kepada supplier, kemudian

melakukan penawaran harga sampai dengan harga yang diberikan sesuai dengan yang

diinginkan, dan setelah semuanya selesai, maka dilakukan PO (Purchase Order) barang,

Permintaan Pembelian

Cek stok property

Meminta penawaran

Penawaran harga

Terima barang

Buat PO pembelian

Counter

Supplier

Gudang

29

setelah itu supplier akan mengirimkan barang dan perusahaan akan melakukan

pengecekan apakah benar perlengkapan itu sudah sesuai dengan yang dipesan

sebelumnya, kemudian menaruhnya digudang dan didata, dan setelah itu baru barang

akan dikirimkan ke counter yang membutuhkannya.

2. Prosedur Renovasi, Buka/Tutup Toko.

Sebelum melakukan pengajuan renovasi showroom, buka/tutup toko, harus

menempuh proses-proses sebagai berikut :

Proses 1.

Pengajuan pembukaan/ Renovasi showroom / toko, lampirkan data

pendukung antara lain :

1. Sales Target/ Bulan/ Tahun

2. Untuk showroom/ toko Renovasi : Realisasi Penjualan sebelum renovasi dan

target penjualan sesudah renovasi.

3. Layout/Space

4. Penawaran harga sewa showroom

5. Data pendukung lainnya.

Jika sudah disetujui dilanjutkan ke proses berikutnya.

Pihak-pihak yang berkepentingan :

30

Tanggung Jawab Orang yang bisa dihubungi

Disetujuin oleh Waktu yang dibutuhkan

Assistant Manager +Brand Manager

F/A + Third parties.

General Manager / Direktur.

2 Minggu sebelum produksi

Tabel 3.1 Tabel Prosedur Renovasi, Buka/Tutup Toko

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

Proses II

Membuat dan mengajukan counter design/ showroom :

Jika disetujui dilanjutkan ke proses berikutnya.

Pihak-pihak yang berkepentingan :

Tanggung Jawab Dapat menghubungi

Persetujuan dari Waktu yang dibutuhkan

Store Development + General Affair

Third parties Brand Manager/ General

Manager/Direktur.

2 Minggu sebelum produksi

Tabel 3.2 Tabel Prosedur Renovasi, Buka/Tutup Toko

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

Proses III

1. Desain counter meminta persetujuan Departement Store.

2. Desain showroom meminta persetujuan manajemen.

3. Terima desain showroom/ counter fee dan meminta persetujuan manajemen.

31

Tender terbuka ke Supplier

1. Penawaran harga

2. Spesifikasi dan kualitas, dan lain lain.

Jika di setujui lanjutkan ke proses berikutnya

Pihak-pihak yang berkepentingan :

Tanggung Jawab Dapat menghubungi

Persetujuan dari Waktu yang dibutuhkan

Store Development + General Affair

Third parties. General Manager/Direktur.

1 Minggu sebelum produksi

Tabel 3.3 Tabel Prosedur Renovasi, Buka/Tutup Toko

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

Proses IV

32

Membuat mock up (model)/ Sample Material Fixture dan lain-lain

Pihak-pihak yang berkepentingan :

Tanggung Jawab Dapat menghubungi

Persetujuan dari Waktu yang dibutuhkan

Store Development + General Affair

Third parties. General Manager/Direktur.

1 Minggu sebelum produksi

Tabel 3.4 Tabel Prosedur Renovasi, Buka/Tutup Toko

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

Proses V

Pembuatan jadwal dari perencanaan sampai pembukaan toko (didiskusikan

dengan departemen terkait)

Pihak-pihak yang berkepentingan :

Tanggung Jawab Dapat menghubungi

Persetujuan dari Waktu yang dibutuhkan

Store Development + General Affair

Third parties. General Manager/Direktur.

1 Minggu sebelum produksi

Tabel 3.5 Tabel Prosedur Renovasi, Buka/Tutup Toko

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

Proses V

33

Produksi fixture dan kebutuhan lainnya.

Tanggung Jawab Dapat menghubungi

Persetujuan dari

Waktu yang dibutuhkan

Store Development + General Affair + Assistant

Manager.

Third parties. Brand Manager.

1 Bulan sebelum pembukaan toko.

Tabel 3.6 Tabel Prosedur Renovasi, Buka/Tutup Toko

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

Proses VI

Persiapan sebelum Grand Opening Showroom atau toko.

Tanggung Jawab

Dapat menghubungi

Persetujuan dari Waktu yang dibutuhkan

TEAM Third parties Brand Manager/ General Manager.

1 Minggu sebelum buka toko

Tabel 3.7 Tabel Prosedur Renovasi, Buka/Tutup Toko

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

Proses VII

34

Analisa penjualan- Bualan/ Kuartal

1. Target vs Realisasi

2. Rasio stok dan penjualan

3. Problem Solving – menyelesaikan masalah yang terjadi

Tanggung Jawab

Dapat menghubungi

Persetujuan dari Waktu yang dibutuhkan

Assistant Manager

INVENTORY CONTROL

General Manager/Direktur.

Bulanan / Kuartal

Tabel 3.8 Tabel Prosedur Renovasi, Buka/Tutup Toko

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

3. Pengiriman dokumen ke Head Office.

A) Sales Operation Departement.

Aktivitas

1. Harian

a) Jenis Laporan

- Laporan penjualan vs kompetitor

b) Periode : Maksimal penjualan 7 hari.

c) Jadwal pengiriman : Senin, jam 10.00 -12.00

d) Via : Faximile

2. Mingguan

35

a) Jenis Laporan

i. Bon penjualan.

ii. Rekapan dari Departemen store.

iii. Laporan Penjualan Harian (LPH).

iv. Laporan Penjualan dan Stok (LPS).

v. Laporan Penjualan vs kompetitor

vi. Formulir rolling (putih/kuning), jika ada.

vii. Formulir Retur (Kuning), Jika ada.

viii. Absensi (Kirim ke HRD).

b) Periode

i. Periode I : Tanggal 1 – 10

ii. Periode II : Tanggal 11 – 20

c) Jadwal pengiriman :

i. Dalam kota : diterima selambat-lambatnya 3 hari

setelah tanggal akhir periode transaksi laporan.

ii. Luar kota : diterima selambat-lambatnya 5 hari

setelah tanggal akhir periode transaksi laporan.

d) Via : Mail

3. Bulanan

a) Jenis laporan:

i. Bon penjualan

ii. Rekapan dari Departemen Stores.

36

iii. Laporan Penjualan Harian (LPH)

iv. Laporan Penjualan &Stock (LPS)

v. Laporan Penjualan vs kompetitor.

vi. Surat jalan (Putih), jika ada.

vii. Formulir rolling (Putih/Kuning), jika ada

viii. Formulir Retur (Kuning), jika ada

ix. Jurnal penjualan

x. Stok opname

b) Periode

Periode III : Tanggal 21 – 31

c) Jadwal pengiriman

i. Dalam kota : diterima selambat-lambatnya 3 hari setelah

tanggal akhir periode transaksi laporan.

ii. Luar kota : diterima selambat-lambatnya 5 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

d) Via : Mail

Keterangan :

Apabila pengiriman data tidak sesuai jadwal pengiriman akan dikenakan

sanksi sebagai berikut :

1. Terlambat 1 – 4 hari dari jadwal pengiriman dokumen akan

dikenakan sanksi sebesar Rp. 15.000/toko.

37

2. Terlambat 5 hari dari jadwal pengiriman dokumen akan dikenakan

sanksi sebesar Rp. 25.000/ toko.

B) Inventory Control

1. Harian

a) Jenis laporan :

i. Terima laporan penjualan vs kompetitor

ii. Input data penjualan ke komputer

iii. Menyajikan laporan stok dan penjualan

b) Periode

Maksimal penjualan 7 hari.

c) Jadwal pengiriman

i. Senin, jam 10:00 - 12:-00.

ii. Senin, dari tanggal penjualan.

iii. Selasa, dari tanggal penjualan.

d) Via : Faximile.

2. Mingguan

a) Jenis laporan:

i. Terima dokumen dari SPG (Sales Promotion Girl)

ii. Bon Penjualan

iii. Rekapan dari departemen stores.

iv. Surat jalan (putih), jika ada.

v. Laporan Penjualan Harian (LPH)

vi. Laporan Penjualan dan Stok (LPS)

vii. Laporan Penjualan vs kompetitor

38

viii. Formulir rolling (putih/kuning), jika ada.

ix. Formulir Retur (Kuning), Jika ada.

x. Absensi (Kirim ke HRD).

b) Jenis laporan

i. Input data ke komputer- per counter.

ii. Bon Penjualan

iii. Rekapan dari departemen stores.

iv. Surat jalan (putih), jika ada.

v. Formulir rolling (putih/kuning), jika ada.

vi. Formulir Retur (Kuning), Jika ada.

c) Jenis laporan

Menyajikan laporan antara lain :

i. Laporan stok dan penjualan.

ii. Masalah yang dihadapi.

d) Periode

i. Periode I : Tanggal 1 – 10

ii. Periode II : Tanggal 11 – 20

e) Jadwal pengiriman :

Terima dokumen dari SPG (Sales Promotion Girl)

i. Dalam kota : diterima selambat-lambatnya 3 hari

setelah tanggal akhir periode transaksi laporan.

39

ii. Luar kota : diterima selambat-lambatnya 5 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

Input data ke komputer- per counter.

i. Dalam kota : diinput selambat-lambatnya 6 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

ii. Luar kota : diinput selambat-lambatnya 8 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

Menyajikan laporan.

i. Dalam kota : diinput selambat-lambatnya 7 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

ii. Luar kota : diinput selambat-lambatnya 9 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

f) Via : Mail

3. Bulanan

a) Jenis laporan

i. Terima dokumen dari SPG (Sales Promotion Girl)- per

counter.

ii. Bon Penjualan.

iii. Rekapan dari departemen stores.

iv. Surat jalan (putih), jika ada.

v. Laporan Penjualan Harian (LPH).

vi. Laporan Penjualan dan Stok (LPS).

vii. Laporan Penjualan vs kompetitor .

40

viii. Formulir rolling (putih/kuning), jika ada.

ix. Formulir Retur (Kuning), Jika ada.

x. Jurnal penjualan.

xi. Stok opname.

Input data ke komputer- per counter.

i. Bon Penjualan

ii. Rekapan dari departemen stores.

iii. Surat jalan (putih), jika ada.

iv. Formulir rolling (putih/kuning), jika ada.

v. Formulir Retur (Kuning), Jika ada.

Menyajikan laporan antara lain :

i. Laporan stok dan penjualan.

ii. Laporan kehilangan barang.

iii. Masalah yang dihadapi.

iv. Periode

v. Periode II : Tanggal 21 – 30

vi. Periode menyajikan laporan : Bulanan.

41

Terima dokumen dari SPG (Sales Promotion Girl) per counter.

i. Dalam kota : diterima selambat-lambatnya 3 hari

setelah tanggal akhir periode transaksi laporan.

ii. Luar kota : diterima selambat-lambatnya 3 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

Input data ke komputer- per counter.

i. Dalam kota : diinput selambat-lambatnya 6 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

ii. Luar kota : diinput selambat-lambatnya 8 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

Menyajikan laporan.

i. Dalam kota : diinput selambat-lambatnya 7 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

ii. Luar kota : diinput selambat-lambatnya 9 hari setelah tanggal

akhir periode transaksi laporan.

iii. Via : Mail

Keterangan :

1. Proses input penjualan konsiyasi selambat-lambatnya selesai 8 hari setelah

tanggal akhir periode transaksi laporan (efektif hari kerja) jika melebihi

jadwal akan dikenakan sanksi Rp. 25.000,00.

42

2. Proses Input retur barang selambat-lambatnya 2 hari setelah terima dislog,

jika melebih jadwal akan dikenakan sanksi sebesar Rp. 25.000,00

3. Bagian Input Center wajib memberikan informasi laporan dan dokumen dari

SPG (Sales Promotion Girl) yang belum sampai ke Head Office, H+6 dari

tanggal akhir peridoe transaksi laporan, jika melebihi jadwal akan dikenakan

sanksi Rp. 25.000,00.

4. Jadwal meeting

Sesuai dengan sesuai dengan standar operasional perusahaan maka meeting

diperbolehkan diadakan sebagai berikut :

No Divisi Jadwal Meeting

1. Management Marketing

Setiap tanggal 8.

2. Marketing 1 bulan 2 kali.

3. Finance Account 1 bulan 1 kali.

4. Merchandise design

1 minggu 1 kali.

(Dapat dilakukan 2 minggu sekali, jika tidak ada kepentingan yang mendesak)

5. HRD 1 bulan 1 kali

Tabel 3.9 Tabel meeting

Sumber: PT Cipta Kreasisandang Mandiri

43

3.3 Desain Penelitian

Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penulis menggunakan jenis

penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2011 : 57) Jenis penelitian asosiatif adalah jenis

penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam

penelitian ini, Penulis menggunakan unit analisis individu dimana yang menjadi unit

analisisnya adalah para pelanggan OSELLA.

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian

Jenis Penelitian

Metode Penelitian

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Asosiatif Kuesioner (Survey)

Pelanggan OSELLA

Cross Sectional

Tabel 3.10 Desain Penelitian

Sumber: Hasil olah data Penulis, 2012

Keterangan :

vii. T-1, untuk mengetahui Hubungan Store Image Attributes dengan Kepuasan

Konsumen dalam Gerai OSELLA cabang ITC Mangga Dua (Periode Mei

2012-Juni 2012).

44

3.3.1 Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang menunjang, penulis melakukan survei atau

penyebaran kuesioner di gerai OSELLA cabang ITC Mangga Dua Lantai 2 Blok A, Jl.

Mangga Dua Raya, Pademangan, Jakarta Utara 14430. Waktu penelitian dari bulan

Januari sampai dengan Mei, dan pengambilan data kuesioner di bulan Juni.

3.3.2 Jenis Data

Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini, terdiri dari :

1. Data primer

Data primer yang dikumpulkan dengan mengumpulkan data kuantitatif. Data

kuantitatif yang dimaksudkan adalah kuesioner yang telah diisi oleh konsumen,

di kumpulkan dan dianalisis sehingga memperoleh kesimpulan

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dengan mengunakan studi kepustakaaan.

Pengumpulan data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku

komunikasi pemasaran, jurnal, penelitian terdahulu dan sumber-sumber lainnya

yang berhubungan dengan objek penelitian.

45

3.3.3 Operasional Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhady dalam buku Sugiyono (2011 : 60) , Variabel dapat

didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu

orang dengan yang lain atau obyek dengan obyek yang lain.

Variabel penelitian yang digunakan penulis ini ada dua, yaitu :

a. Variabel bebas / Indipendent Variable (X)

Menurut Sugiyono (2011 : 61), Variabel independen atau bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah store

image attributes sebagai variabel X.

b. Variabel terikat / dependent variable (Y)

Menurut Sugiyono (2011 : 61), Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah

kepuasan konsumen sebagai variabel Y.

46

Tabel Operasional Variabel Bebas (X)

Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran Skala

Variabel X

(Store Image Attribute)

Product -Keragaman

- Kualitas

- Rak yang penuh.

Ordinal Likert

Pricing - Harga kompetitif

-Harga yang sesuai

- Harga terjangkau.

Ordinal Likert

Atmosphere -Temperatur

- Sistem pertukaran udara

-Kebersihan

-Keharuman

Ordinal Likert

Personil -Penampilan

- Perhatian

-Keramahan

Pengetahuan

- Jumlah yang memadai

Ordinal Likert

Merchandise - Mudah untuk mencari

- Warna

- Merk

Ordinal Likert

In-store - Koridor Ordinal Likert

47

Convinience - Kantung belanja

Tabel 3.11 Tabel Operasional Variabel X : Store image attribute

Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2012

Tabel Operasional Variabel Terikat (Y)

Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran Skala

Variabel Y (Kepuasan Konsumen)

Performance - Kualitas Produk

Ordinal Likert

Feature - Keragaman Produk.

Ordinal Likert

Reliability - Produk dalam kondisi yang baik.

Ordinal Likert

Durability - Produk berdaya tahan lama.

- Produk nyaman digunakan

Ordinal Likert

Serviceability - Adanya pelayanan untuk memeriksa dan memastikan produk dalam keadaan baik - Kehandalan pegawai dalam menangani komplain,

- Kecepatan para pegawai dalam menangani kebutuhan pelanggan.

Ordinal Likert

Aesthetics - OSELLA memiliki warna yang menarik.

- OSELLA memiliki desain yang beragam dan unik.

- OSELLA menampilkan baranganya dengan baik sehingga menarik perhatian konsumen.

Ordinal Likert

Perceived quality

- Kepuasan kesuluruhan terhadap OSELLA.

Ordinal Likert

48

- Citra OSELLA dimata masyarakat.

- Reputasi OSELLA dimata masyarakat.

- Kemudahan mencari OSELLA.

Tabel 3.12 Tabel Operasional Variabel Y :Consumer Satisfaction

Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2012

3.3.4 Teknik Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Skala Likert untuk mengukur

variabel. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono : 2011 – 134)

Penulis menggunakan skala ini, karena skala ini cocok dan sesuai untuk

menganalisis perilaku konsumen dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lima (5) pengukuran skala Likert.

Setiap jawaban diberi bobot nilai yang berbeda-beda sesuai dengan yang telah

ditetapkan.

Skor Keterangan

1 Sangat Tidak Setuju

2 Tidak Setuju

3 Ragu-Ragu

4 Setuju

49

5 Sangat Setuju

Tabel 3.13 Instrumen Skala Likert

Sumber : Sugiyono (2011 : 134)

3.3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan hasil

yang akurat adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Teknik

pengumpulan data sangat penting dalam sebuah penelitian. Penulis melakukan penelitian

terhadap permasalahan melalui peninjauan langsung terhadap PT Cipta Kreasisandang

Mandiri untuk mendapatkan informasi dan data yang berhubungan dengan penelitian ini.

Jenis teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah dengan

menggunakan kuesioner.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (Field Research)

Pengumpulan data dari tinjauan langsung ke gerai-gerai yang menjadi

obyek penelitian. Cara yang dilakukan adalah dengan menyebarkan

kuesioner. Menurut Umar (2010 : 167), Kuesioner adalah suatu cara

pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan

50

respon atas daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner disebar ke setiap gerai

OSELLA.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan untuk

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang

diteliti. Informasi dan data di peroleh melakui dokumen-dokumen, buku-

buku di perpustakaan, atau tulisan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian

untuk melengkapi data primer yang ada di lapangan.

3.3.6 Populasi dan Sampel

a) Populasi

Menurut Sugiyono (2011 : 117), Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetaplan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-

benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dari penelitian ini adalah pelanggan

OSELLA di seluruh Indonesia. Berdasarkan data yang didapat dari perusahaan,

telah diketahui populasi OSELLA di Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6.000

orang dan karena populasi tersebut adalah populasi dalam periode per-tahun,

51

maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi per-bulan,

yaitu 500 orang

b) Sampel

Menurut Sugiyono (2011 : 124), Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sampling incidental yang merupakan salah

satu tipe dari nonprobability sampling. Sampling incidental adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan

(incidental) bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila

dipandang orang yang ditemui itu cocok dengan sumber data.

Menurut Sugiyono (2011 : 118), Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Dalam penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan

rumus Yamane. Penulis menggunakan rumus Yamane ini karena penulis melihat

rumus ini sesuai dalam penelitian ini, karena dilihatnya dari banyaknya populasi

yang dimiliki oleh OSELLA. Rumus Yamane digunakan untuk populasi besar

yang didapat dari pendugaan proporsi populasi. (Rachmat Kriyantono, 2006 :

164).

Rumus Yamane

n =

n = Ukuran Sampel

52

N = Ukuran Populasi

d = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

dapat ditolerir.

Batas kesalahan yang ditoleris ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang 1 %,

2 %, 3 %, 4 %, 5 % atau 10 %. (Umar, 2002 : 134)

Penulis menggunakan batas kesalahan 10 % didalam penelitian ini.

n =

n =

n =

n = 83,3 = 83.

Jadi, sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah 83 orang.

53

3.3. 8 Metode Analisis

Metode yang digunakan oleh penulis adalah :

Tujuan Penelitian Metode Analisis

Jenis Penelitian Analisis

T-1 Assosiatif Korelasi

Tabel 3.14 Tabel Metode Analisis Data

Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2012

Keterangan :

T-1 untuk mengetahui Hubungan Antara Store Image Attributes dengan

Kepuasan Konsumen dalam Gerai OSELLA cabang ITC Mangga Dua (Periode

Mei 2012-Juni 2012).

54

Menurut Sugiyono (2011 : 207), Dalam penelitian kuantitatif, analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

yang terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data

berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

3.3.8.1 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau

instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat

tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan

maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak

relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

(Saifudin Azwar. 2004 : 5).

Rumus dari uji korelasi parsial adalah :

Sumber : Yohanes Anton Nugroho (2011 : 33)

55

Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara X terhadap Y

x = variabel X

y = variabel total

Koefiesien korelasi antara variabel X dengan nilai total semua variabel yang diuji

(Y) disebut sebagai r hitung. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini (n) adalah 83,

untuk mengetahui besar r tabel dalam penelitian ini adalah df = n-2, 83-2 =81. Maka, r

tabel untuk n = 81 adalah 0.2159.

Adapun kriteria valid atau tidaknya variabel, adalah sebagai berikut :

r hitung > 0.2159, maka data dinyatakan valid.

r hitung < 0.2159, maka data dinyatakan tidak valid.

3.3.8.2 Uji Reliabilitas

Menurut Uyanto (2006), Realibitas adalah alat untuk mengukur kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Jika suatu alat ukur digunakan lebih dari satu kali untuk memberikan hasil yang relatif

konsisten, maka alat tersebut dapat dinyatakan reliabel.

Dalam penelitian ini, pengukuran reliabilitas untuk kuesioner dilakukan dengan

menghitung nilai dari Cronbach’s Alpha. Butir pernyataan dikatakan reliabel atau handal

56

jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha atau nilai koefisien alpha yang lebih dari 0,60

(Nugroho, 2005, p72). Perhitungan Cronbach’s Alpha ini mengunakkan alat bantu SPSS

(Statistical Package for social Science) 17.0 for windows.

3.3.8.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan sampel yang diambil dari

populasi berdistribusi normal (Joko Sulistyo, 2012 : 50). Ada beberapa teknik yang

digunakan untuk menguji normalitas, penulis menggunakan Uji Kolmogorov- Smirnov

karena dianggap sesuai dengan penelitian ini. Uji Kolgomorov- Smirnov beranggapan

bahwa distiribusi variabel yang diuji bersifat continue dan pengambilan sampel

dilakukan secara acak sederhana. (Yohanes Anton Nugroho, 2011 : 33). Penulis

menggunakan alat bantu SPSS(Statistical Package for social Science) 17.0 for windows.

3.3.8.4 Uji Korelasi

Metode korelasi yang digunakan penulis untuk membuktikan hipotesis penulis

adalah dengan menggunakan uji statistik korelasi Rank Spearman digunakan untuk

mencari kedekatan hubungan antara dua variabel atau lebih, yang memiliki skala

pengukuran berupa skala ordinal. (Yohanes Anton Nugroho, 2011 : 71).

Teknik ini digunakan untuk mencari koefesioen korelasi antara data ordinal /

interval dan data ordinal lainnya. Dalam teknik ini setiap data dari variabel-variabel yang

57

diteliti harus ditetapkan peringkatnyadari yang terkecil sampai terbesar (diranking).

Peringkat terkecil diberi nilai 1, rumus Rank-Order (Spearman’s Rho Rank Order) :

Rumus dasar perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman adalah seperti

berikut :

Sumber : Rachmat Kriantono (2006 : 178)

Keterangan

Rs (Rho) = Koefisien korelasi rank-order.

Angka 1 = Angka satu, yaitu bilangan konstan.

6 = Angka enam yaitu bilangan konstan.

d = Perbedaan antara pasangan jenjang.

= sigma atau jumlah.

N = Jumlah individu tiap sampel.

3.3.8.10 Rumusan Uji Hipotesis

58

Untuk T-1

Ho: Tidak terdapat Hubungan Antara Store Image Attributes dengan

Kepuasan Konsumen dalam Gerai OSELLA cabang ITC Mangga Dua

(Periode Mei 2012-Juni 2012)

Ha: Terdapat Hubungan Antara Store Image Attributes dengan Kepuasan

Konsumen dalam Gerai OSELLA cabang ITC Mangga Dua (Periode Mei

2012-Juni 2012)

3.4 Permasalahan

Pada karya tulis ini, penulis akan membahas masalah yang terjadi di PT Cipta

Kreasisandang Mandiri. Penulis ingin mengetahui store image attributes yang dilakukan

OSELLA memiliki hubungan atau tidak dengan kepuasan konsumen. Permasalahannya

adalah perusahaan merasa store image attributes yang ada tidak terlalu menarik perhatian

pelanggan. Masalah ini menjadi sangat krisis, karena kios selain menjadi sarana

penjualan bagi OSELLA dan juga menjadi citra image perusahaan.

Dalam hal ini penulis akan mengangkat masalah tentang antara hubungan store

image attributes dengan kepuasan konsumen gerai OSELLA. Store image attributes

termasuk keindahan toko, kesesuaian harga, keragaman barang, penampilan barang

dagangan serta kemampuan para personil. Banyaknya bermunculan pusat perbelanjaan

yang baru membuat OSELLA juga semakin susah untuk memantau store image

attributes yang ada, sehingga store image attributes akan menjadi tetap dan tidak

berkembang jika penjualan juga tidak meningkat.

59

3.5 Alternatif Penyelesaian Masalah

Dalam penelitian ini, penulis juga memberikan satu alternatif penyelesaian

masalah dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Kepuasan konsumen adalah tujuan

terakhir dari semua perusahaan. Perusahaan bertujuan membuat pelanggan puas

terhadap pelayanan atau produk mereka, hal itu merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Hal yang pertama yang harus

dilakukan perusahaan adalah mengetahui target pasar mereka dan apa yang mereka

butuhkan. Perusahaan kemudian membuat konsep store image attributes yang

disesuaikan dengan target pasar dan dikembangkan sesuai dengan trend yang

berkembang dimasyarakat, sehingga hal ini akan kian menarik perhatian konsumen. Jika

OSELLA sudah mengetahui bagaimana target mereka, dan apa saja yang diharapkan

pelanggan dan memperhatikan perilaku pelanggan OSELLA yang ada saat ini, maka

masalah ini tentunya sudah selesai sejak lama. Banyaknya pesaing yang membuat

OSELLA harus terus melakukan inovasi agar dia tidak tertinggal dan dapat terus

beradaptasi dengan perkembangan jaman.