bab 3 metode penelitian 3. 1 desain...

13
44 Siti Setiawati, 2015 ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan tentang desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, sumber penelitian baik sumber data maupun data, pengumpulan data yang mencakup penjelasan tentang teknik-teknik pengumpulan data, dan analisis data yang mencakup teknik analisis data, instrumen penelitian, dan alur penelitian. 3. 1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye. Untuk memaparkan data secara tertulis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis isi, jadi data yang dikumpulkan berupa kata-kata ujaran yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye. Ini sejalan dengan yang dikemukakan Moleong (2010, hlm. 6) bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Hal senada dikemukakan oleh Strauss dan Corbin (dalam Syamsudin dan Damayanti , 2011, hlm. 73) yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan- temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan. Dengan demikian, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik walaupun memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu perhitungan. Jadi laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan. Kutipan-kutipan yang diambil kemudian akan dianalisis ketermunculan praanggapannya dengan memakai teori yang dikemukakan oleh Yule.

Upload: haque

Post on 11-May-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

44

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini, sumber penelitian baik sumber data maupun data, pengumpulan data

yang mencakup penjelasan tentang teknik-teknik pengumpulan data, dan analisis

data yang mencakup teknik analisis data, instrumen penelitian, dan alur penelitian.

3. 1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung

Tanduk karya Tere Liye. Untuk memaparkan data secara tertulis penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis isi, jadi data yang

dikumpulkan berupa kata-kata ujaran yang terdapat dalam novel Negeri di

Ujung Tanduk karya Tere Liye. Ini sejalan dengan yang dikemukakan Moleong

(2010, hlm. 6) bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara

kuantifikasi lainnya. Hal senada dikemukakan oleh Strauss dan Corbin (dalam

Syamsudin dan Damayanti , 2011, hlm. 73) yang mengatakan bahwa penelitian

kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan

lainnya. Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif

memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan. Dengan

demikian, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis yang temuannya tidak diperoleh melalui

prosedur statistik walaupun memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu

perhitungan. Jadi laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk

memberi gambaran penyajian laporan. Kutipan-kutipan yang diambil kemudian

akan dianalisis ketermunculan praanggapannya dengan memakai teori yang

dikemukakan oleh Yule.

45

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Sumber Penelitian

3.2.1. Sumber Data

Sumber data tertulis dalam penelitian ini yaitu novel Negeri di Ujung

Tanduk karya Tere Liye yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka

Utama tahun 2013. Menurut Lofland dan Lofland (Moleong, 2010, hlm.

157) “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.

3.2.2 Data

Data dalam penelitian ini yaitu data dari bahan tertulis yang berupa

kata, ungkapan atau dialog yang digambarkan pada novel Negeri di Ujung

Tanduk karya Tere Liye. Ini sesuai dengan yang dikatakan Moleong (2010,

hlm.11) bahwa salah satu ciri karakteristik penelitian kualitatif yaitu data

deskritif, adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan

bukan angka-angka. Jadi data yang diambil dalam penelitian ini adalah kata-

kata atau ujaran yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung Tanduk yang

akan dianalisis memakai praanggapan Yule.

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu mempergunakan

buku-buku dan artikel guna mencari hal-hal yang berkaitan dengan analisis

praanggapan sebagai pedoman bagi penelitian ini. Maka guna mendapatkan

data yang akurat maka peneliti menggunakan studi dokumen.

Studi dokumen

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 329) studi dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu yang dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari sesorang. Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian,

46

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, dan

kebijaksanaan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto dan studio.

Dokumen yang berbentuk karya merupakan karya seni yang berupa gambar,

patung, film, sketsa, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini, dokumen yang dimaksud adalah dokumen yang

berbentuk tulisan berupa cerita, hasil karya monumental seseorang. Jadi

dokumen dalam penelitian ini adalah novel Negeri di Ujung Tanduk karya

Tele Liye.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Moleong (2010, hlm. 248) adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Di

pihak lain, analisis data kualitatif menurut Seiddel (dalam Moleong, 2010,

hlm.248) prosesnya berjalan sebagai berikut:

mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi

kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri;

mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya;

berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai

makna mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan

membuat temuan-temuan umum.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik content

analysis atau kajian isi. Weber (dalam Moleong, 2010, hlm. 220) menyatakan

bahwa, “kajian isi adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan

seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang shahih dari sebuah

buku atau dokumen”. Sedangakan menurut Guba dan Lincoln (Moleong,

47

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2010, hlm. 220), menyebutkan pengertian kajian isi yaitu “Teknik apapun

yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan

karakteristik pesan, yang dilakukan secara objektif dan sistematis”. Berasal

dari pemahaman pendapat di atas maka peneliti menitikberatkan bahwa kajian

isi sesuai digunakan dalam penelitian ini.

Langkah-langkah dari teknik pengolahan data menjadi proses panjang dari

penelitian guna mendapatkan data secara tepat dan baik. Berikut ini langkah-

langkah yang peneliti lakukan.

a) Mengidentifikasi kalimat yang mengandung praanggapan dari novel

Negeri di Ujung Tanduk.

b) Memberi tanda pada kalimat-kalimat yang mengandung praanggapan

tersebut.

c) Memasukkan kalimat-kalimat yang berpraanggapan ke dalam tabel.

d) Menganalisis kalimat-kalimat tersebut berdasarkan teori praanggapan

yang dikemukan oleh Yule.

e) Menghitung setiap hal yang dianalisis berdasarkan jenis dan jumlahnya.

f) Menyimpulkan hasil kalimat yang mengandung praanggapan.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Nasution (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 223) mengatakan bahwa,

dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan

manusia sebagai instrumen penelitian utama. Sebab menurutnya segala

sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Maka masalah, fokus

penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang

diharapkan tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala

sesuatunya masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu dilakukan.

Keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu menjadikannya tidak

memiliki pilihan lain selain peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya

yang dapat mencapai hasil penelitian. Dengan demikian penelitian ini pun

menempatkan peneliti sebagai instrumen utamanya dibantu dengan

48

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen lain agar fokus permasalahan dalam penelitian menjadi jelas dan

terarah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel kerja

analisis praanggapan, tabel rekapitulasi data praanggapan dan tabel

persentase praanggapan. Alasan memilih instrumen ini ialah untuk

memudahkan peneliti dalam menganalisis data. Berikut adalah format tabel-

tabel yang dimaksud.

3.4.2.1 Tabel Kerja Analisis Pranggapan.

No. Halaman

Ujaran

Episode

Novel

Konteks Ujaran Praanggapan

PE PF PNF PL PS PKF

Tabel kerja analisis praanggapan ini berfungsi untuk

mengumpulkan data praanggapan yang terdapat dalam novel Negeri di

Ujung Tanduk. data yang dimasukkan berupa ujaran-ujaran yang

mengandung praanggapan. Berikut penjelasan tabel di atas.

1. Kolom nomor diisi dengan urutan data;

2. Kolom halaman ujaran diisi dengan halaman ujaran yang terdapat

dalam novel Negeri di Ujung Tanduk;

3. Kolom episode novel diisi dengan episode/babak yang terdapat dalam

novel Negeri di Ujung Tanduk;

4. Kolom konteks diisi dengan konteks/situasi yang terdapat dalam novel

Negeri di Ujung Tanduk;

5. Kolom ujaran diisi dengan ujaran-ujaran yang terdapat dalam novel

Negeri di Ujung Tanduk, jika ujaran tersebut teridentifikasi ke dalam

49

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu jenis praanggapan, maka kata/frasa/kalimat tersebut peneliti

tandai dengan memberikan tanda cetak tebal;

6. Kolom Praanggapan diisi dengan tanda ceklis ( √ ) jika ujaran yang

ditemukan mengandung salah satu jenis praanggapan. Jenis-jenis

praanggapan tersebut adalah.

PE : Praanggapan Eksistensial

PF : Praanggapan Faktif

PNF : Praanggapan Nonfaktif

PL : Praanggapan Leksikal

PS : Praanggapan Struktural

PKF : Praanggapan Konterfaktual

3.4.2.2 Tabel Rekapitulasi Data Pranggapan.

No. Nama

konteks

Praanggapan Jumlah per

konteks PE PF PNF PL PS PKF

K1

K2

dst

Total

Tabel rekapitulasi data praanggapan ini berfungsi untuk mengetahu

jumlah dari masing-masing jenis praanggapan yang terdapat dalam novel

Negeri di Ujung Tanduk. Berikut penjelasannya.

1. Kolom nomor diisi dengan urutan data

2. Kolom nama konteks diisi dengan konteks yang terdapat dalam novel.

Jumlah keseluruhan konteks yang terdapat dalam novel sebanyak 77

buah, namun tidak semua konteks teridentifikasi praanggapannya, maka

peneliti hanya memasukkan konteks-konteks yang teridentifikasi

memiliki jenis praanggapannya. Masing-masing konteks itu peneliti

50

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berikan kode K1, K2, K3 hingga K77, arti dari kode ini adalah K1

berarti Konteks pertama yang ada dalam novel, K2 berarti konteks

kedua yang ada dalam novel, begitu seterusnya hingga konteks terakhir

yang memiliki praanggapan.

3. Kolom praanggapan diisi dengan jumlah masing-masing jenis

praanggapan yang terdapat dalam novel. Jenis-jenis praanggapan

tersebut yaitu;

PE : Praanggapan Eksistensial

PF : Praanggapan Faktif

PNF : Praanggapan Nonfaktif

PL : Praanggapan Leksikal

PS : Praanggapan Struktural

PKF : Praanggapan Konterfaktual

4. Kolom jumlah per konteks diisi dengan jumlah masing-masing

praanggapan yang terdapat dalam setiap konteks.

5. Kolom total diisi dengan jumlah keseluruhan praanggapan yang

terdapat dalam novel.

3.4.2.3 Tabel Persentase Praanggapan

Tabel berikutnya ialah format tabel persentase. Tabel ini digunakan

setelah merekapitulasi jumlah masing-masing praanggapan dalam setiap

konteksny. Tabel ini berisi hasil persentase dari jumlah data yang

didapat.

Jenis

Praanggapan Jumlah Data Persentase

Eksistensial

Faktif

Nonfaktif

Leksikal

51

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Struktural

Konterfaktual

Total

Cara penggunaan tabel;

1. Kolom jenis praanggapan diisi dengan jenis-jenis praanggapan;

2. Kolom jumlah data diisi dengan jumlah keseluruhan praanggapan

yang terdapat dalam novel;

3. Kolom persentase diisi dengan

4. baris terakhir dalam tabel yang bertuliskan Total di kolom jenis

praanggapan diisi dengan hasil jumlah keseluruhan data

praanggapan, sedangkan untuk baris terakhir kolom persentase, diisi

dengan hasil jumlah keseluruhan persentase praanggapan.

3.4.3 Pedoman Analisis Praanggapan

Untuk menemukan dan mengidentifikasikan kalimat yang

mengandung praanggapan, berikut pedoman yang peneliti gunakan.

1. Praanggapan Eksistensial

Praanggapan eksistensial adalah praanggapan yang

mengasosiasikan adanya suatu keberadaan. Penyebab praanggapan ini

tidak hanya diasumsikan terdapat dalam susunan posesif (misalnya:

„Mobil Anda‟ berarti „Anda punya Mobil‟) tetapi juga lebih umum dalam

frasa nomina tertentu. Dalam pemakaian pembicara diasumsikan terlibat

dalam hal-hal yang disebutkan.

Contoh:

Yacht itu milik Anda, bukan? (Liye, Tere, 2013, hlm. 74).

52

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Contoh tersebut mengandung praanggapan eksistensial yaitu ada sebuah

Yacht. Frasa nomina „yacht itu‟ mempraanggapan keberadaan sebuah

yacht di suatu tempat.

2. Praanggapan Faktif (PF)

Praanggapan faktif merupakan praanggapan yang mengikuti kata

kerja yang dapat dianggap sebagai suatu kenyataan. Sejumlah kata kerja

seperti „tahu‟, „menyadari‟, dan „sadar‟ memiliki praanggapan faktif.

Contoh:

Maggie : “Tidak selalu. Kami tidak hanya menulis berita

sesuai fakta yang ada. Secara prinsip demikian, tapi

kenyataannya, kami selalu bisa memasukkan opini

di dalam berita tersebut.Thomas sudah

memberikan opininya. Kita telah mendengarnya.

Pendapatnya jelas tidak relevan karena dia

berkepentingan, tapi boleh jadi memiliki kebenaran.

Aku juga berhak memiliki opini, dan aku memilih

memercayai Thomas. Terlalu naïf jika penangkapan

ini tidak ada kaitannya dengan konvensi partai. Kita

semua bebas-bebas saja memiliki pendapat yang

berbeda.” (Liye, Tere, 2013, hlm. 142).

Tuturan tersebut mempraanggapan bahwa pada kenyataannya seorang

wartawan selalu memasukkan opininya di dalam sebuah berita, dalam

kasus ini, Maryam sebagai wartawan melakukan hal tersebut di atas.

3. Praanggapan Leksikal (PL)

Praanggapan leksikal merupakan praanggapan yang dalam

pemakaian suatu bentuk dengan makna yang dinyatakan secara

konvensional ditafsirkan dengan praanggapan lain (yang tidak

dinyatakan) yang dipahami. Dalam Praanggapan leksikal, pemakaian

ungkapan khusus oleh penutur diambil untuk mempraanggapkan sebuah

konsep lain (tidak dinyatakan), sedangkan pada kasus praanggapan faktif,

53

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemakaian ungkapan khusus diambil untuk mempraanggapkan

kebenaran informasi yang dinyatakan setelah itu.

Contoh:

Theo : “Dalam lima hal, empat diantaranya dia memiliki

kesamaan denganmu, Thomas. Namanya Lee―aku tidak

tahu nama lengkapnya. Dia juga tidak terkalahkan.

Penerus salah satu konglomerasi terbesar di Hong Kong.

Pemilik banyak gedung dan bisnis properti di kawasan

Asia Pasifik, terutama Hong Kong dan Makau.” (Liye,

Tere, 2013, hlm.16).

Maksud dari kalimat ini menyatakan bahwa Lee „lawan main Thomas‟

adalah seorang petarung yang tidak pernah kalah ketika bertanding,

artinya kejadiannya ini sudah terjadi di pertandingan-pertandingan

sebelumnya dimana Lee selalu memenangkan pertandingan dan tidak

pernah terkalahkan. Jadi tuturan yang dituturkan Theo di atas merupakan

bentuk praanggapan leksikal.

4. Praanggapan Struktural (PS)

Dalam praanggapan struktural, struktur kalimat-kalimat telah

dianalisis sebagai praanggapan secara tetap dan konvensional bahwa

bagian struktur itu sudah diasumsikan kebenarannya. Penutur

diasumsikan dapat menggunakan struktur-struktur yang sedemikian

untuk memperlakukan informasi seperti yang diprasangkakan dan dari

sinilah kebenarannya dapat diterima oleh penutur.

Contoh:

Maggie : “Baik, akan kukatakan demikian. Satu lagi, dan ini

penting, Thomas, wartawan dari review mingguan

politik itu kembali menghubungi, kapan kau ada

waktu untuk wawancara?” (Liye, Tere, 2013, hlm.

24).

54

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata tanya ‘kapan’ dalam tuturan tersebut mengasumsikan

bentuk jawaban yang mengiringi praanggapan. Praanggapan ini dapat

menuntun penutur untuk memercayai bahwa informasi yang diberikan itu

benar, bukan sekedar praanggapan seseorang yang sedang bertanya. Jadi

tuturan di atas termasuk ke dalam jenis praanggapan struktural karena

tuturan tersebut sudah diasumsikan kebenarannya.

5. Praanggapan NonFaktif (PNF)

Praanggapan nonfaktif merupakan suatu praanggapan yang

diasumsikan tidak benar. Kata-kata kerja seperti „bermimpi,

membayangkan, dan berpura-pura‟ digunakan dengan praanggapan yang

mengikutinya tidak benar.

Contoh:

Thomas : “Kau bisa mengarang yang lebih baik lagi, Meg.

Aku sedang terapi kesehatan. Kau bisa bilang ekor

di pantatku tumbuh semakin panjang, misalnya.”

(Liye, Tere 2013, hlm. 24).

Kata mengarang dalam kutipan tersebut dapat diartikan sebagai

sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi atau hanya angan-angan

penutur saja yakni angan-angan tokoh Thomas yang menyuruh Maggie

mengarang cerita kepada orang lain jika ada yang bertanya tentang

dirinya. Jadi, tuturan di atas termasuk ke dalam jenis praanggapan

nonfaktif karena tuturan tersebut merupakan asumsi yang tidak benar-

benar terjadi.

6. Praanggapan Konterfaktual (PKF)

Praanggapan konterfaktual berarti bahwa apa yang

dipraanggapkan bukan hanya tidak benar, melainkan kebaikan dari benar

atau tidaknya dengan kenyataan.

Contoh:

55

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Thomas : “Anda sepertinya lebih cocok menjadi motivator,

atau guru, bahkan seorang juru selamat, bukan

seorang politikus.”

Penanya (wartawan) : “Eh, tidak cocok? Maksud Anda, Tuan Thomas?”

(Liye, Tere, 2013, hlm. 26).

Kata ‘sepertinya’ di atas bertolak belakang dari kenyataan,

artinya apa yang diucapkan Thomas di atas kenyataannya bertolak

belakang dengan kondisi yang sebenarnya. Kenyataannya penanya yang

bertanya bukanlah seorang motivator, guru, ataupun juru selamat

melainkan ia seorang politikus sebab konferensi itu merupakan

konferensi politik sehingga peserta yang hadirpun pastinya adalah orang-

orang yang berkiprah dalam dunia politik. Jadi, kalimat tersebut untuk

mempraanggapkan sesuatu yang tidak benar atau bertolak belakang dari

kenyataan

56

Siti Setiawati, 2015

ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.4 Alur Penelitian

Tahapan penelitian berikut ini akan menuntun peneliti untuk melakukan

penelitian. Maka, untuk lebih jelas berikut ini adalah deskripsi tahapan atau

alur dalam penelitian ini.

Fenomena Awal: adanya

ketidaktepatan

penggunaan bahasa yang

menimbulkan

pranggapan

Fokus Masalah: Novel

Negeri di Ujung Tanduk

yang akan dianalisis

menggunakan teori

Yule.

Perumusan Masalah: (1) Jenis PA

apa sajakah yang terdapat dalam

novel NdUT?, (2) Bagaimana hasil

PA dalam novel NdUT?, (3)

Bagaimana penyajian bahan dan

kegiatan pembelajaran menulis teks

eksposisi untuk SMA berdasarkan

hasil penelitian?

Pengumpulan

Data: stusi

dokumen

Analisis Data:

kajian isi

Penggunaan Tabel

Kerja Analisis dan

Pembahasan

Rekapitulasi Data

Pembuatan Bahan Ajar

Simpulan, Implikasi,

dan Rekomendasi