bab 3 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2006-2-01006-tisi-bab...

41
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sejarah Singkat Riset Operasi Pada masa perang dunia II, angkatan perang Inggris membentuk suatu tim yang tersiri dari pada ilmuwan untuk mempelajari persoalan-persoalan strategi dan taktik sehubungan dengan serangan-serangan yang dilancarkan musuh terhadap negaranya. Tujuan mereka adalah untuk menentukan penggunaan sumber-sumber kemiliteran yang terbatas, seperti radar dan bomber dengan cara yang paling efektif. Karena tim tersebut melakukan penelitian terhadap operasi militer, maka muncullah nama “military operation research” (penelitian operasional untuk masalah-masalah kemiliteran). Keberhasilan tim inggris ini kemudian mendorong angkatan perang Amerika untuk melakukan aktifitas yang serupa dengan membentuk tim yang sama yang disebut team operation research”. Mereka berhasil dalam memecahkan persoalan-persoalan suplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan bagi operasi alat-alat elektronik serta menentukan pola-pola dasar penerbangan yang lebih efisien. Setelah perang dunia II berakhir, penelitian operasional kemudian berkembang pesat di Amerika karena keberhasilan yang dicapai oleh tim penelitian operasional telah menarik perhatian orang-orang industri. Sedemikian pesat perkembangannya hingga kini operation research telah digunakan dalam hampir semua kegiatan baik di perguruan tinggi, konsultan, rumah sakit, perencanaan kota maupun kegiatan-kegiatan bisnis lainnya.

Upload: ngonhu

Post on 26-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Sejarah Singkat Riset Operasi

Pada masa perang dunia II, angkatan perang Inggris membentuk suatu tim yang

tersiri dari pada ilmuwan untuk mempelajari persoalan-persoalan strategi dan taktik

sehubungan dengan serangan-serangan yang dilancarkan musuh terhadap negaranya.

Tujuan mereka adalah untuk menentukan penggunaan sumber-sumber kemiliteran yang

terbatas, seperti radar dan bomber dengan cara yang paling efektif. Karena tim tersebut

melakukan penelitian terhadap operasi militer, maka muncullah nama “military

operation research” (penelitian operasional untuk masalah-masalah kemiliteran).

Keberhasilan tim inggris ini kemudian mendorong angkatan perang Amerika

untuk melakukan aktifitas yang serupa dengan membentuk tim yang sama yang disebut

“team operation research”. Mereka berhasil dalam memecahkan persoalan-persoalan

suplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

bagi operasi alat-alat elektronik serta menentukan pola-pola dasar penerbangan yang

lebih efisien.

Setelah perang dunia II berakhir, penelitian operasional kemudian berkembang

pesat di Amerika karena keberhasilan yang dicapai oleh tim penelitian operasional telah

menarik perhatian orang-orang industri. Sedemikian pesat perkembangannya hingga kini

operation research telah digunakan dalam hampir semua kegiatan baik di perguruan

tinggi, konsultan, rumah sakit, perencanaan kota maupun kegiatan-kegiatan bisnis

lainnya.

Page 2: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

21

Sebagai suatu teknik pemecah masalah, penelitian operasional harus dipandang

sebagai suatu ilmu dan seni. Aspek ilmu terletak pada penggunaan teknik-teknik dan

algoritma-algoritma matematik untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Sedangkan

sebagai seni adalah karena keberhasilan dari solusi model matematis ini tergantung dari

kreativitas dan kemampuan seseorang sebagai penganalisis dalam pembuatan keputusan.

3.2 Definisi Riset Operasi

Apabila kita membicarakan mengenai riset operasi, maka kita tidak akan terlepas

dari atribut-atribut yang merupakan karakteristik esensialnya, yaitu: penggunaan metode

ilmiah; studi hubungan yang kompleks; dan penyediaan basis pengambilan keputusan.

Riset Operasi menggunakan pendekatan terencana dan suatu tim interdisiplin

untuk mewakilkan hubungan-hubungan fungsional yang kompleks dengan model

matematika dengan tujuan untuk menyediakan suatu basis kuantitatif yang digunakan

dalam pengambilan keputusan serta membongkar masalah baru untuk analisis

kuantitatif”.

3.3 Definisi Model

Model adalah perwakilan atau abstraksi dari obyek atau situasi aktual. Ada

beberapa jenis model yang bisa digunakan, diantaranya:

1. Model Ikonis (Fisik)

Penggambaran fisik dari suatu sistem, baik dalam ukuran yang sebenarnya maupun

dalam skala yang berbeda.

Contoh: foto, blueprint, peta dan sebagainya.

Page 3: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

22

2. Model Analog (Diagramatis)

Model ini dapat menggambarkan situasi yang dinamis yang lebih banyak digunakan

daripada model ikonis, karena sifatnya yang dapat dijadikan analogi bagi

karakteristik sesuatu yang telah dipelajari.

Contoh: kurva distribusi frekuensi pada statistik, kurva supply demand, flow chart

dan lain sebagainya.

3. Model Simbolis (Matematis)

Penggambaran dunia nyata melalui simbol-simbol matematis. Model matematis yang

paling banyak digunakan dalam penelitian operasional adalah model matematis yang

berupa persamaan atau pertidaksamaan.

4. Model Simulasi

Model yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajari interaksi komponen-

komponennya. Model simulasi ini dapat digunakan untuk memecahkan sistem

kompleks yang tidak dapat diselesaikan secara matematis, tetapi tidak dapat

memberikan solusi yang benar-benar optimum. Yang diperoleh dari model ini adalah

jawaban dari alternatif-alternatif yang dites.

5. Model Heuristik

Suatu metode pencarian yang didasarkan kepada intuisi atau aturan-aturan empiris

untuk mendapatkan solusi yang lebih baik daripada solusi yang dicapai sebelumnya.

Page 4: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

23

3.4 Klasifikasi Riset Operasi

Banyak model riset operasi telah dibangun dan diaplikasikan pada masalah-

masalah bisnis. Model-model ini dapat diklasifikasikan kedalam beberapa tipe dasar,

yaitu:

Teori keputusan

Model pengurutan

Model alokasi

Model transportasi dan masalah penugasan

Model kompetisi

Teknik optimasi klasik

Model penggantian

Model persediaan

Model antrian

Teknik simulasi

Model pemrograman dinamis

Model jaringan

Metode heuristik

Model tingkah laku

Metode riset operasi yang terkombinasi

Untuk lebih fokus kepada topik, maka penjelasan mengenai masing-masing

model riset operasi tidak dijelaskan lebih mendetil di sini.

Page 5: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

24

3.5 Metode Transportasi

Metode transportasi dan masalah penugasan adalah dua tipe masalah linear

programming yang penting. Metode transportasi, dinamakan demikian karena banyak

aplikasinya melibatkan penentuan bagaimana untuk mengoptimalisasikan transportasi

barang (Hillier dan Lieberman, 1995, p303). Namun, beberapa aplikasi pentingnya

(seperti penjadwalan produksi) sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan

transportasi.

Masalah penugasan melibatkan aplikasi-aplikasi yang menugaskan manusia ke

pekerjaan. Walaupun aplikasi-aplikasinya tampak agak berbeda dengan aplikasi pada

metode transportasi, namun sesungguhnya masalah penugasan dapat dipandang sebagai

jenis khusus dari metode transportasi.

Banyak pendekatan-pendekatan telah dibangun guna menyelesaikan masalah

transportasi:

- Vogel’s Approximation Method (VAM),

- Metode Stepping Stone,

- Modified Distribution Method (MODI),

- Metode Simpleks dari Linear Programming,

- Metode Least Cost, dan

- Metode Key-Value.

Namun di sini hanya metode stepping stone dan metode least cost yang akan dibahas

lebih jauh.

Page 6: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

25

3.5.1 Metode Stepping Stone

Metode stepping stone dapat menggunakan aturan northwest corner sebagai

solusi awal. Aturan ini mengharuskan jumlah barang yang akan dikirimkan dari pabrik

menuju gudang harus mulai di sudut kiri atas. Apabila jumlah barang yang akan dikirim

atau kapasitas gudang telah tercapai, maka perhitungan akan pindah ke kolom atau baris

yang baru sampai perhitungan selesai. Untuk mempermudah penjelasan tersedia contoh

soal berikut.

PT Acrose Manufacturing memiliki empat pabrik: I, II, III dan IV. Keempat

pabrik ini mensuplai satu produk ke tiga gudang: A, B dan C. Ada sedikit perbedaan

biaya pabrikasi untuk masing-masing pabrik, namun tidak diperhitungkan. Yang penting

adalah biaya pengiriman dari masing-masing pabrik ke masing-masing gudang

(direpresentasikan dalam hitungan per seribu). Masing-masing gudang mempunyai

kebutuhan penjualan tertentu, sama seperti masing-masing pabrik yang juga mempunyai

kapasitas tertentu. Tabel 3.1 menunjukkan besarnya biaya pengiriman dari masing-

masing pabrik ke masing-masing gudang, kapasitas pabrik bulanan, kebutuhan penjualan

(gudang) dan slack. Jumlah di kolom slack didefinisikan sebagai perbedaan antara total

kapasitas pabrik dengan total kebutuhan gudang.

Tabel 3.1 Metode Transportasi

Gudang

Pabrik A B C Slack Kapasitas

Pabrik

I 4 3.5 4.5 0 200

II 1.8 2 1.5 0 80

III 3 3.2 2.8 0 170

IV 5 5.5 4.6 0 110

Kebutuhan Gudang 100 150 180 130 560

Page 7: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

26

Menurut aturan northwest corner, maka solusi awal atau tabel pertama dapat

dilihat pada Tabel 3.2, sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tabel Pertama Metode Transportasi

Gudang

Pabrik A B C Slack Kapasitas

Pabrik

I 100 4 100 3.5 4.5 0 200

II 1.8 50 2 30 1.5 0 80

III 3 3.2 150 2.8 20 0 170

IV 5 5.5 4.6 110 0 110

Kebutuhan Gudang 100 150 180 130 560

Total Cost Rp 1.315.000

Langkah 1. Tes Degenerasi

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menguji apakah solusi terdegenerasi.

Degenerasi adalah suatu kondisi dimana tidak memungkinkan mengevaluasi semua sel

yang kosong dikarenakan jumlah sel yang digunakan tidak sama dengan jumlah baris

dan kolom dikurangi satu.

Rumus untuk menguji degenerasi adalah:

m + n – 1

dimana, m = jumlah baris

n = jumlah kolom

Pada contoh soal di atas, nilai m + n – 1 = 4 + 4 – 1 = 7. Jumlah sel yang terisi adalah 7

buah. Maka kesimpulannya adalah kasus ini tidak terdegenerasi.

Page 8: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

27

Langkah 2. Evaluasi Semua Sel Kosong

Semua sel yang tidak digunakan harus dievaluasi. Metode evaluasi ini menunjukkan

efek dari total cost apabila dilakukan penambahan sebanyak satu unit ke rute sel.

Ilustrasi akan dilakukan pada sel kosong AII dan AIII.

Bila satu unit ditambahkan pada sel AII, akan menambah cost ke perusahaan sebanyak

Rp 1,8. Karena jumlah kolom dan baris harus seimbang, maka apabila ada satu unit

ditambahkan ke sel AII maka satu unit harus dikurangi dari AI sehingga kebutuhan

gudang di kolom A tetap 100 unit. Pengurangan unit dari sel AI membuat perusahaan

menghemat sebesar Rp 4. Apabila satu unit dikurangi dari sel AI, maka harus ada satu

unit yang ditambahkan ke sel BI agar kapasitas pabrik tetap 200. Hal ini menambah cost

ke perusahaan sebanyak Rp 3,5. Terakhir kita harus mengurangi satu unit dari BII agar

kebutuhan gudang di kolom B tetap 150, dan akan membuat perusahaan menghemat

sebesar Rp 2. Hal ini dapat dilihat di Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Contoh Pengisian Sel Kosong AII

Gudang

Pabrik A B C Slack Kapasitas

Pabrik

I 99 4 101 3.5 4.5 0 200

II 1 1.8 49 2 30 1.5 0 80

III 3 3.2 150 2.8 20 0 170

IV 5 5.5 4.6 110 0 110

Kebutuhan Gudang 100 150 180 130 560

Perubahan dalam unit ini mengilustrasikan perubahan cost yang terjadi apabila

dilakukan penambahan pada sel AII, yang mengakibatkan pengurangan pada sel AI,

penambahan pada sel BI dan pengurangan pada sel BII. Apabila kita lihat dari faktor

Page 9: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

28

cost maka: Rp 1,8 ditambahkan pada cost perusahaan (AII), Rp 4 dikurangi dari cost

(AI), Rp 3,5 ditambahkan pada cost (BI) dan Rp 2 dikurangi dari cost. Hasilnya adalah

minus Rp 0,7 (+ 1,8 – 4 + 3,5 – 2) per unit pada perusahaan apabila dilakukan

penambahan unit ke sel AII. Hal ini merupakan rute alternatif yang lebih

menguntungkan perusahaan karena mengurangi shipping cost sebanyak Rp 0,7 per

unitnya.

Kita akan melihat contoh kedua yaitu sel kosong AIII. Penambahan sebanyak satu unit

pada sel AIII akan mengakibatkan pengurangan satu unit pada sel AI, diikuti dengan

penambahan satu unit pada sel BI, lalu pengurangan sebanyak satu unit pada sel BII,

yang berakibat pada penambahan sebanyak satu unit pada sel CII, dan terakhir dilakukan

pengurangan sebanyak satu unit pada sel CIII agar kondisi jumlah kolom dan baris tetap

seimbang. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.4 Contoh Pengisian Sel Kosong AIII

Gudang

Pabrik A B C Slack Kapasitas

Pabrik

I 99 4 101 3.5 4.5 0 200

II 1.8 49 2 31 1.5 0 80

III 1 3 3.2 149 2.8 20 0 170

IV 5 5.5 4.6 110 0 110

Kebutuhan Gudang 100 150 180 130 560

Apabila hal ini diintepretasikan ke dalam perhitungan cost, maka akan dihasilkan

perhitungan sebagai berikut: + 3 – 4 + 3,5 – 2 + 1,5 – 2,8 = minus Rp 0,8. Hal ini berarti

bahwa apabila dilakukan shipping melalui rute ini maka perusahaan dapat mengurangi

shipping cost mereka sebanyak Rp 0,8 per unitnya.

Page 10: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

29

Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa diperlukan tiga sel terisi untuk mengevaluasi

sel kosong AII dan diperlukan lima sel terisi untuk mengevaluasi sel kosong AIII. Hal

ini terjadi karena jumlah kapasitas pabrik dengan kebutuhan gudang harus tetap

seimbang. Ingat bahwa dalam mengevaluasi sel-sel yang kosong kita hanya dapat

menggunakan sel-sel yang sudah terisi.

Hasil perhitungan semua sel-sel kosong adalah sebagai berikut:

Biaya

Sel Kosong Pinalti Penghematan

AII = + 1,8 – 4 + 3,5 – 2 = - 0,7

AIII = + 3 – 4 + 3,5 – 2 + 1,5 – 2,8 = - 0,8

AIV = + 5 – 4 + 3,5 – 2 + 1.5 – 2,8 + 0 – 0 = + 1,2

BIII = + 3,2 – 2 + 1,5 – 2,8 = - 0,1

BIV = + 5,5 – 2 + 1,5 – 2,8 + 0 – 0 = + 2,2

CI = + 4,5 – 1,5 + 2 – 3,5 = + 1,5

CIV = + 4,6 – 2,8 + 0 – 0 = + 1,8

Slack I = + 0 – 3,5 + 2 – 1,5 + 2,8 – 0 = - 1,7

Slack II = + 0 – 1,5 + 2,8 – 0 = + 1,3

Hasilnya dapat ditulis pada tabel pertama yang ada pada Tabel 3.2 seperti pada tabel 3.5

di bawah ini.

Tabel 3.5 Tabel Pertama Metode Transportasi Dengan Pengisian Sel-Sel Kosong

Gudang

Pabrik A B C Slack Kapasitas

Pabrik

I 100 4 100 3.5 1,5 4.5 -1,7 0 200

II -0,7 1.8 50 2 30 1.5 1,3 0 80

III -0,8 3 -0,1 3.2 150 2.8 20 0 170

IV 1,2 5 2,2 5.5 1,8 4.6 110 0 110

Kebutuhan Gudang 100 150 180 130 560

Page 11: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

30

Langkah 3. Pilih Sel Kosong Yang Memiliki Nilai Negatif Terbesar

Setelah kita dapatkan hasil evaluasi masing-masing sel kosong maka tahap ketiga adalah

memilih sel dengan nilai negatif terbesar, yang berarti apabila kita memindahkan unit ke

dalam sel ini, maka kita akan dapat menghemat sebesar nilai penghematan dikalikan

dengan jumlah unit.

Menurut contoh soal di atas, nilai negatif terbesar ada pada sel AIII. Maka kita akan

memilih sel ini untuk masuk tahap selanjutnya.

Langkah 4. Pindahkan Sebanyak Mungkin Unit Ke Sel Kosong Yang Terpilih

Langkah terakhir adalah memindahkan sebanyak mungkin unit ke sel kosong yang telah

kita pilih sebelumnya (dalam contoh ini adalah sel AIII). Ada lima sel terisi yang terlibat

dalam pengevaluasian nilai biaya sel AIII, yaitu: AI, BI, BII, CII dan CIII. Unit terbesar

dari kelima sel tersebut adalah 150. Contoh di bawah ini akan menunjukkan layak atau

tidaknya memindahkan unit sebanyak 150 ke sel AIII.

Sebelum sel AIII dikurangi 150 unit

Gudang

Pabrik A B C

I 100 100

II 50 30

III 150

Sesudah sel AIII dikurangi 150 unit

Gudang

Pabrik A B C

I -50 250

II -100 180

III 0

Page 12: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

31

Menurut analisa di atas, tidaklah layak untuk memindahkan sebanyak 150 unit ke sel

kosong AIII. Hal ini disebabkan karena akan munculnya nilai negatif pada sel-sel lain

yang bersangkutan. Sedangkan dalam dunia nyata, tidak ada nilai unit yang minus.

Unit terbesar kedua adalah 100. Namun memindahkan sebanyak 100 unit ke sel AIII pun

tetap tidak layak (karena masih akan muncul nilai minus). Oleh karena itu hanya 50 unit

yang dapat dipindahkan ke sel AIII, yang hasilnya dapat langsung kita lihat pada Tabel

3.6 (tabel kedua) sebagai berikut:

Tabel 3.6 Tabel Kedua Metode Transportasi

Gudang

Pabrik A B C Slack Kapasitas

Pabrik

I 50 4 150 3.5 4.5 0 200

II 1.8 2 80 1.5 0 80

III 50 3 3.2 100 2.8 20 0 170

IV 5 5.5 4.6 110 0 110

Kebutuhan Gudang 100 150 180 130 560

Total Cost Rp 1.275.000

Setelah sampai ke metode berikutnya, lakukan kembali langkah 1 sampai langkah 4,

sampai tidak terdapat nilai minus pada sel kosongnya (langkah penghematan telah

optimal).

Setelah melakukan iterasi maka didapat hasil akhir dari contoh di atas seperti yang

digambarkan oleh tabel 3.7 di bawah ini:

Page 13: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

32

Tabel 3.7 Tabel Ketiga Metode Transportasi (Tabel Akhir)

Gudang

Pabrik A B C Slack Kapasitas

Pabrik

I 30 4 150 3.5 0.7 4.5 20 0 200

II 0.1 1.8 0.8 2 80 1.5 2.3 0 80

III 70 3 0.7 3.2 100 2.8 1 0 170

IV 1 5 2 5.5 0.8 4.6 110 0 110

Kebutuhan Gudang 100 150 180 130 560

Total Cost Rp 1.255.000

Ini merupakan iterasi terakhir karena sudah tidak ada lagi nilai biaya yang negatif.

Adapun total cost dari contoh soal ini adalah: Rp 1.255.000. Jadi ini adalah solusi

optimum persoalan tersebut. Jadwal pengiriman akhir adalah sebagai berikut:

Rute Jumlah Unit Biaya Per Unit Total Biaya Transportasi

AI 30 Rp 4.000 Rp 120.000

AIII 70 3.000 210.000

BI 150 3.500 525.000

CII 80 1.500 120.000

CIII 100 2.800 280.000

Slack I 20 0 -

Slack IV 110 0 -

560 Rp 1.255.000

3.5.2 Metode Least Cost

Metode least cost bukan termasuk metode pengoptimalan. Namun metode ini

lebih mudah dipahami dan dipelajari oleh orang awam, sehingga pada prakteknya, lebih

banyak orang yang menggunakannya sebagai bahan pembelajaran.

Page 14: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

33

Dalam metode least cost yang harus dilakukan adalah memindahkan sebanyak

mungkin unit ke dalam sel yang memiliki nilai cost terkecil pertama, lalu ke sel dengan

nilai cost terkecil kedua, dan seterusnya. Menggunakan contoh soal yang sedikit berbeda

kita akan mempelajari penerapan metode least cost.

Kembali kita membahas PT Acrose Manufacturing yang memiliki empat pabrik:

I, II, III dan IV. Keempat pabrik ini mensuplai satu produk ke tiga gudang: A, B dan C.

Pada bulan berikutnya terjadi perubahan kebutuhan penjualan menjadi seperti berikut:

Gudang Kebutuhan Penjualan

A 220

B 130

C 210

Total Penjualan 560

Karena total kebutuhan penjualan sudah sama dengan total kapasitas pabrik,

maka tidak diperlukan kolom slack. Pertama-tama kita memasukkan sebanyak mungkin

unit pada sel CII yang memiliki cost terendah, yaitu Rp 1,5. Coret seluruh baris II karena

kapasitas pabrik telah mencapai kapasitas maksimum (perhatikan Tabel 3.8).

Tabel 3.8 Metode Least Cost Langkah Pertama

Gudang

Pabrik A B C Kapasitas

Pabrik

I 4 3.5 4.5 200

II 1.8 2 80 1.5 80

III 3 3.2 130 2.8 170

IV 5 5.5 4.6 110

Kebutuhan Gudang 220 130 210 560

Page 15: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

34

Langkah berikutnya adalah mencari nilai cost terendah kembali, namun tidak

boleh memilih nilai cost yang berada di sel yang telah dicoret. Pilihan berikutnya jatuh

pada sel CIII dengan nilai cost Rp 2,8. Unit maksimum yang dapat kita pindahkan

adalah 130, yang menyebabkan kolom C dapat dicoret karena kebutuhan gudang pada

kolom C telah terpenuhi. Perhatikan Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Metode Least Cost Langkah Kedua

Gudang

Pabrik A B C Kapasitas

Pabrik

I 4 3.5 4.5 200

II 1.8 2 80 1.5 80

III 3 3.2 130 2.8 170

IV 5 5.5 4.6 110

Kebutuhan Gudang 220 130 210 560

Hal ini terus dilakukan sampai semua kebutuhan gudang dan kapasitas pabrik

terpenuhi. Hasil akhir metode least cost pada contoh soal ini dapat dilihat di Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Metode Least Cost

Gudang

Pabrik A B C Kapasitas

Pabrik

I 70 4 130 3.5 4.5 200

II 1.8 2 80 1.5 80

III 40 3 3.2 130 2.8 170

IV 110 5 5.5 4.6 110

Kebutuhan Gudang 220 130 210 560

Total Cost Rp 1.889.000

Page 16: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

35

Total cost pengiriman menggunakan metode least cost adalah Rp 1.889.000.

Jadwal pengiriman akhir adalah sebagai berikut:

Rute Jumlah Unit Biaya Per Unit Total Biaya Transportasi

AI 70 Rp 4.000 Rp 280.000

AIII 40 3.000 120.000

AIV 110 5.000 550.000

BI 130 3.500 455.000

CII 80 1.500 120.000

CIII 130 2.800 364.000

560 Rp 1.889.000

3.6 Definisi Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2003, p8) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling

berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan menerima

input dan menghasilkan output dalam suatu proses transformasi yang terorganisasi.

Model-model dasar dari sistem adalah sebagai berikut:

Input

Input adalah sekumpulan data baik dari luar organisasi maupun dari dalam organisasi

yang akan digunakan dalam proses sistem informasi.

Process

Process adalah kegiatan konversi, manipulasi, dan analisis dari data input menjadi

lebih berarti bagi manusia.

Page 17: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

36

Output

Output adalah proses pendistribusian informasi kepada orang atau kegiatan yang

memerlukannya.

Feedback

Feedback merupakan output yang dikembalikan kepada orang-orang dalam

organisasi untuk membantu mengevaluasi input.

Subsistem

Subsistem merupakan sebagian dari sistem yang mempunyai fungsi khusus. Masing-

masing subsistem itu sendiri memiliki komponen input, proses, output, dan feedback.

Menurut O’Brien (2003, p13), informasi adalah data yang telah dikonversikan

menjadi bentuk yang berarti dan berguna bagi pengguna akhir yang spesifik.

Kualitas suatu informasi ditentukan oleh empat hal ini:

Information Accuracy

Semakin tinggi tingkat keakuratan suatu informasi, semakin tinggi pula tingkat

kualtiasnya. Informasi yang akurat dapat didefinisikan sebagai informasi yang bebas

dari kesalahan- kesalahan yang menyesatkan. Suatu informasi juga dikatakan akurat

bila informasi tersebut menggambarkan maksud yang jelas dari si pemberi informasi

ke si penerima.

Information Timeless

Informasi memiliki kualitas yang tinggi bila dapat digunakan pada saat yang tepat

oleh orang yang membutuhkannya dalam membantu proses pengambilan keputusan.

Information Quantity

Jumlah informasi yang tepat juga akan mempengaruhi kualitasnya. Apabila

informasi terlalu sedikit maka akan menyulitkan pembuat keputusan dalam

Page 18: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

37

menggunakannya, atau mungkin keputusan yang dihasilkan tidak akurat. Namun

apabila informasi yang disediakan terlalu banyak, keputusan yang dihasilkan pun

dapat menjadi kurang sempurna, karena bisa jadi si pembuat keputusan mengabaikan

informasi-informasi yang sebenarnya penting.

Information Relevant

Informasi yang didapat oleh seorang pembuat keputusan harus sesuai dengan

masalah yang mereka hadapi, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan

pengambilan keputusan yang baik.

Sistem Informasi merupakan suatu alat bantu yang dirancang untuk membantu

tingkat manajemen organisasi dengan menyediakan informasi yang berguna di dalam

pengambilan keputusan organisasi baik pada tingkat perencanaan strategis, perencanaan

manajemen maupun perencanaan operasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Adapun komponen - komponen dari sistem informasi adalah:

- Metode kerja (work practices)

- Informasi (information)

- Manusia (people)

- Teknologi informasi (information technologies)

Penggunaan sistem informasi dalam lingkungan bisnis atau organisasi sudah

tidak asing lagi. Sistem informasi telah menjadi keperluan utama yang memiliki peranan

besar. Hal ini terjadi karena dipicu oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Kebutuhan akan sinkronisasi aktivitas – aktivitas dalam organisasi sehingga semua

sumber daya dapat dimanfaatkan seefektif mungkin.

Perkembangan teknologi yang semakin kompleks.

Semakin pendeknya waktu untuk pengambilan keputusan.

Page 19: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

38

Lingkungan bisnis yang semakin kompetitif.

Pengaruh kondisi ekonomi internasional.

Meningkatnya kompleksitas dari aktivitas bisnis / organisasi.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa manfaat sistem informasi bagi

suatu organisasi adalah: membuat organisasi semakin efisien dan efektif, menjadikan

organisasi lebih cepat tanggap dalam menghadapi perubahan, pengelolaan data yang

lebih baik, kemudahan fungsi kontrol, memprediksi masa depan, melancarkan kegiatan

operasional organisasi serta membantu proses pengambilan keputusan.

3.7 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi

Objek

3.7.1 Konsep Dasar OO dan OOP

OOP merupakan cara berpikir dan berlogika dalam menghadapi masalah-

masalah yang akan diatasi dengan bantuan komputer. OOP mencoba melihat

permasalahan lewat pengamatan dunia nyata dimana setiap objek adalah entitas tunggal

yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi tertentu (Adi Nugroho, 2002, p1).

Maksud dari object oriented adalah berfokus kepada objek itu sendiri. Objek

dapat dianggap sebagai 'kotak hitam' yang menerima dan mengirimkan pesan. Pada

perangkat lunak, sebuah kotak hitam selalu terdiri dari kode (instruksi sekuensial

komputer) dan data (informasi dimana instruksi dioperasikan di dalamnya). Secara

tradisional kode dan data selalu dipisahkan, sedangkan pada object oriented, kode dan

data digabungkan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan, yang disebut sebagai

Page 20: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

39

objek, dan kita tidak perlu lagi melihat kedalam isi dari objek yang telah dibentuk,

karena semua bentuk komunikasi dengan objek dilakukan dengan menggunakan pesan.

Pengertian Objek

Objek merepresentasikan sebuah entitas, baik secara fisik, konsep ataupun secara

perangkat lunak. Objek dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep, abstraksi atau

sesuatu yang diberi batasan jelas dan dimaksudkan untuk sebuah aplikasi.

Objek memiliki keadaan, kelakukan dan identitas. Keadaan dari objek adalah

satu kondisi yang memungkinkan objek tersebut untuk muncul dan dapat secara normal

berubah berdasarkan waktu. Keadaan dari objek biasanya diimplementasikan dengan

kelompok propertinya (disebut atribut), berisi nilai dari properti tersebut, ditambah

keterhubungan objek yang mungkin dengan objek lainnya.

Kelakuan menentukan bagaimana sebuah objek beraksi dan bereaksi terhadap

permintaan dari objek lainnya. Direpresentasikan dengan kelompok pesan yang direspon

oleh objek (operasi yang dilakukan oleh objek). Kelakuan dari objek mendeskripsikan

segala sesuatu yang dapat kita lakukan terhadap objek tersebut dan segala sesuatu yang

dapat dilakukan oleh objek untuk kita.

Identitas setiap objek adalah unik, sehingga kita dapat membedakan dua objek

yang berbeda walaupun objek-objek tersebut memiliki atribut yang sama.

Class dan Instance

Class adalah kelompok objek yang membagi struktur (instance variables) dan

kelakuan (methods) dan turunan dari objek (inheritance). Dimana telah dinyatakan,

Page 21: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

40

bahwa sebuah objek adalah instansiasi dari class. Contoh dari class dapat dilihat pada

Gambar 3.1.

+move()+resize()+display()

-originShape

Gambar 3.1 Contoh Class

Dapat didefinisikan bahwa sebuah objek dijelaskan di sebuah class dan class

menjelaskannya dengan bentuk struktur dan kelakukan dari semua objeknya. Sebuah

objek yang diciptakan dari sebuah kelas disebut juga instansi dari class.

3.7.2 Kaitan Analisis dan Perancangan dengan Orientasi Objek

Menurut Larman (1998, p6), dalam merancang suatu aplikasi software

diperlukan deskripsi dari masalah dan kebutuhan dari sistem, mengenai masalah yang

ada dan apa yang harus dilakukan oleh sistem.

Analisis dan perancangan dengan object oriented (OOAD) berbeda dengan

dekomposisi fungsional. Object oriented melihat suatu permasalahan yang kompleks

sebagai suatu kumpulan objek yang mempunyai arti dan bekerja sama satu sama lain

untuk mencapai higher level behaviour.

Analisis menekankan pada investigasi dari suatu permasalahan, sedangkan

perancangan (desain) menekankan pada suatu solusi secara logikal dan bagaimana

sistem memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.

Page 22: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

41

Pada kegiatan analisis berorientasi objek, yang lebih ditekankan adalah

bagaimana cara menemukan dan menggambarkan objek-objek atau konsep-konsep

dalam inti permasalahan atau problem domain.

Pada kegiatan desain berorientasi objek, kegiatan ditekankan pada pendefinisian

objek logik dalam aplikasi (logical software object) yang akan diimplemantasikan ke

dalam bahasa pemrograman berorientasi objek. Software objet tersebut akan memiliki

attributes dan method.

Kemudian pada kegiatan construction atau object-oriented programming, desain

dari komponen akan diimplementasikan dalam bahasa pemrograman seperti C++, Java

atau Visual Basic.

3.8 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Mathiassen et al. (2000, p14), OOAD meliputi empat perspektif lewat

empat kegiatan utama, yang ditunjukkan pada Gambar 3.2. Keempat kegiatan utama

OOAD ini adalah tugas abstrak yang dapat digunakan secara bersamaan dengan tugas

lain dalam proyek praktik pengembangan sistem. Bagaimana kita mengorganisasikan

tugas-tugas ini tergantung dari strategi kita, yang tentu saja berbeda untuk satu proyek

dengan proyek lainnya.

Terdapat empat prinsip umum analisis dan desain yang dibangun dari Object

Oriented and Design (OOAD), yaitu:

Memodelkan konteks

Sistem yang berguna harus tepat sasaran (pas dengan konteks). Karena itu, kegiatan

memodelkan problem domain dan application domain sangatlah esensial.

Page 23: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

42

Tekankan pada arsitektur

Arsitektur yang mudah dimengerti memfasilitasi kolaborasi antara desainer dan

programer. Arsitektur yang fleksibel membuat modifikasi dan pengembangan-

pengembangan lebih mudah untuk dilakukan.

Penggunaan kembali pola

Pembangunan ide yang kokoh dan komponen sebelum pengujian meningkatkan

kualitas sistem dan produktivitas proses pembangunan.

Rajut metode agar sesuai dengan proyek-proyek yang spesifik

Setiap usaha pembangunan memiliki tantangan masing-masing yang unik. OOAD

harus dirajut untuk keperluan spesifik yang sesuai dengan situasi analisis dan desain.

Gambar 3.2 Kegiatan Utama dan Hasilnya Dalam OOAD

Page 24: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

43

Empat kegiatan utama dalam OOAD yang telah kita bahas sebelumnya, akan

diperjelas pada sub sub bab berikut.

3.8.1 Problem Domain Analysis

Tabel 3.11 Problem Domain Analysis

Tujuan Untuk mengindentifikasikan dan memodelkan suatu problem domain Konsep Problem domain: Bagian dari konteks yang diadministrasikan,

dimonitor atau dikendalikan oleh suatu sistem Model: Deskripsi dari kelas-kelas, objek-objek, struktur-struktur dan

tingkah laku di problem domain Prinsip Memodelkan dunia yang sesungguhnya sebagaimana pengguna sistem

di masa datang akan melihatnya Dapatkan overview terlebih dahulu, baru urus detilnya

Hasil Model yang koheren dari problem domain

Pada tahapan ini, sistem akan dirancang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan dari

pengguna sistem. Aktivitas-aktivitas pada problem domain adalah:

Class

Class adalah suatu deskripsi dari kumpulan objek-objek yang saling berbagi struktur,

pola tingkah laku dan atribut. Hasil dari aktivitas ini adalah suatu event table yang

menggambarkan class-class dengan event-event yang berhubungan dengannya.

Structure

Structure adalah penggambaran dari hubungan antar kelas atau antar objek.

Class structure:

- Generalization

Adalah hubungan dimana suatu kelas yang lebih umum (super class)

mendeskripsikan properti-properti umum untuk kelas yang khusus (subclass).

Page 25: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

44

- Cluster

Kumpulan dari kelas-kelas yang saling berhubungan.

Object structure:

- Aggregation

Hubungan antara objek superior (the whole) yang terdiri dari objek-objek lainnya

(the parts).

- Association

Hubungan yang berarti antara objek-objek.

Hasil dari aktivitas struktur ini adalah suatu class diagram dengan kelas-kelas dan

struktur-struktur.

Behavior

Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk memodelkan kedinamisan problem domain.

Hasilnya adalah behavioral pattern dengan atribut-atribut untuk masing-masing

kelas dalam class diagram.

3.8.2 Application Domain Analysis

Tabel 3.12 Application Domain Analysis

Tujuan Untuk menetapkan persyaratan kegunaan suatu sistem Konsep Application domain: Suatu organisasi yang mengadministrasi,

memonitor atau mengendalikan suatu problem domain Requirements: Behavior sistem yang dapat diobervasi secara eksternal

Prinsip Menentukan application domain dengan penggunaan use case Kolaborasi dengan user

Hasil Daftar yang lengkap dari persyaratan kegunaan sistem secara keseluruhan

Page 26: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

45

Pada tahapan ini lebih difokuskan pada aplikasi suatu sistem, yaitu bagaimana

suatu sistem akan digunakan oleh pengguna. Aktivitas-aktivitas pada application

domain adalah:

Usage

Usage menggambarkan bagaimana actor (pengguna sistem) berinteraksi dengan

sistem. Hasil dari usage adalah deskripsi dari semua actor dan use case (pola

interaksi antar sistem dan aktor).

Function

Function adalah suatu fasilitas untuk membuat suatu model berguna bagi actor.

Hasil dari aktivitas ini adalah satu daftar lengkap dari function dengan spesifikasi

dari function yang complex.

Interface

Interface adalah suatu fasilitas yang membuat model sistem dan functions dapat

digunakan oleh actor. Hasil dari interface adalah:

- User interface

Corak dialog dan formulir presentasi, suatu daftar lengkap dari elemen user-

interface, diagram window yang terpilih dan suatu diagram navigasi (navigation

diagram).

- System interface

Class diagram untuk perangkat luar dan protokol untuk interaksi dengan sistem

lain.

Page 27: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

46

3.8.3 Architectural Design

Tabel 3.13 Architectural Design

Tujuan Untuk menstrukturisasikan sistem terkomputerisasi Konsep Criteriation: Properti yang terpilih dari architecture (arsitektur)

Component architecture: Suatu struktur sistem yang disusun dari komponen-komponen yang saling berhubungan

Process architecture: Suatu struktur eksekusi sistem yang disusun dari proses-proses yang saling bergantung satu sama lain

Prinsip Mendefinisikan dan memprioritaskan kriteria Menjembatani kriteria dan platfom teknikal Mengevaluasi desain dari awal

Hasil Struktur-struktur untuk komponen sistem dan proses

Pada tahap ini, akan dirancang arsitektur hubungan antara client dan server yang

memadai untuk sistem agar dapat berjalan dengan baik. Perancangan di sini akan

menentukan bagaimana struktur sistem fisik akan dibuat dan bagaimana distribusi sistem

informasi pada rancangan fisik tersebut. Aktivitas-aktivitas yang terlibat adalah:

Criteria

Pengkriteriaan adalah suatu proses pemilihan properti yang terpilih dari suatu

arsitektur. Hasil dari aktivitas ini adalah kumpulan dari kriteria-kriteria yang

diprioritaskan.

Components

Component adalah suatu kumpulan bagian dari program yang mengkonstitusikan

keseluruhan dan memiliki tanggung jawab yang jelas. Component architecutre

adalah suatu struktur sistem dari component yang saling berhubungan. Hasil dari

aktivitas ini adalah suatu class diagram dengan spesifikasi dari component-

component yang bersifat complex.

Page 28: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

47

Processes

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendefinisikan struktur fisikal dari suatu

sistem. Hasilnya adalah deployment diagram yang menunjukkan processor dengan

component program yang telah ditentukan dan objek-objek yang aktif.

3.8.4 Component Design

Tabel 3.14 Component Design

Tujuan Untuk menentukan suatu implementasi dari persyaratan-persyaratan di antara framework arsitektural

Konsep Component: Suatu koleksi bagian-bagian dari program yang mengkonstitusi keseluruhan dan memiliki tanggung jawab yang jelas

Connection: Implementasi dari hubungan ketergantungan Prinsip Menghormati arsitektur komponen

Mengadaptasikan desain komponen dengan kemungkinan-kemungkinan teknikal

Hasil Deskripsi dari komponen-komponen sistem

Component design merupakan sistem struktur yang menghubungkan antar

komponen. Pada tahap ini akan terlihat bagaimana sistem bekerja dan interaksi yang

terjadi antara sistem dengan pengguna. Aktivitas-aktivitas yang terdapat dalam

component design adalah sebagai berikut:

Model component

Adalah suatu bagian dari sistem yang mengimplementasikan model problem domain.

Hasil dari aktivitas ini adalah class diagram dengan model component, atau nama

lainnya adalah class diagram yang telah direvisi.

Page 29: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

48

Function component

Adalah suatu bagian dari sistem yang mengimplementasikan persyaratan fungsional.

Hasil dari aktivitas ini adalah suatu class diagram dengan operasi-operasi dan

spesifikasi-spesifikasi dari operasi-operasi complex.

Connecting component

Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk menghubungkan komponen-komponen sistem.

Cara penghubungan ini dibagi menjadi dua, yaitu:

- Coupling

Suatu ukuran seberapa dekat hubungan antara dua kelas atau komponen yang

saling terhubung.

- Cohession

Suatu ukuran seberapa baik hubungan suatu class atau component yang terikat

bersamaan.

3.9 Unified Modelling Language (UML)

UML adalah sebuah modeling language dan bukan sebuah method (metode).

Modeling language adalah notasi yang digunakan method untuk mengekspresikan

rancangan. Sebagian besar method, terdiri dari sebuah modeling language dan sebuah

proses. Proses adalah nasihat atas langkah-langkah apa yang perlu diambil dalam

menjalankan sebuah rancangan.

UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan

grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan

Page 30: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

49

pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO atau Object-

Oriented (Booch, Rumbaugh, Jacobson, 1999, p13).

3.9.1 Sejarah UML

Pendekatan analisa & rancangan dengan menggunakan model OO mulai

diperkenalkan sekitar pertengahan 1970 hingga akhir 1980. Pada pada saat itu aplikasi

software sudah meningkat dan mulai rumit. Jumlah yang menggunakaan metoda OO

mulai diuji coba dan diaplikasikan antara 1989 hingga 1994, seperti halnya oleh Grady

Booch dari Rational Software Co., dikenal dengan OOSE (Object-Oriented Software

Engineering), serta James Rumbaugh dari General Electric, dikenal dengan OMT

(Object Modelling Technique).

Terdapat kelemahan yang disadari oleh Booch maupun Rumbaugh, yaitu adalah

ketidakadanya standar penggunaan model yang berbasis OO. Ketika mereka bertemu,

ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson, mereka mulai berdiskusi untuk rencana

pengadopsian masing-masing pendekatan metode OO untuk membuat suatu model

bahasa yang seragam, yang dapat digunakan di seluruh dunia, disebut UML (Unified

Modeling Language).

Bahasa UML resmi eksis pada bulan oktober 1994, ketika Rumbaugh dan Booch

bergabung untuk membuat sebuah proyek pendekatan metoda yang seragam dari

masing-masing metoda mereka. Saat itu baru dikembangkan draft metoda UML version

0.8, yang diselesaikan serta dilepas pada bulan Oktober 1995. Bersamaan dengan saat

itu, Jacobson bergabung dan UML tersebut diperkaya ruang lingkupnya dengan metoda

OOSE sehingga muncul release version 0.9 pada bulan Juni 1996.

Page 31: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

50

UML adalah standar dunia yang dibuat oleh Object Management Group (OMG),

sebuah badan yang bertugas mengeluarkan standar-standar teknologi object-oriented dan

software component.

3.9.2 Diagram UML

Berikut ini merupakan standarisasi diagram-diagram (sebanyak delapan buah

diagram), yang terdapat dalam UML:

1. Class Diagram

Class diagram menggambarkan sekumpulan class, interface, dan collaboration, dan

relasi-relasinya. Class diagram juga menunjukkan atribut dan operasi dari sebuah

objek class.

Atribut adalah nama-nama properti dari sebuah kelas yang menjelaskan batasan

nilainya dari properti yang dimiliki oleh sebuah kelas tersebut. Atribut dari suatu

kelas merepresentasikan properti-properti yang dimiliki oleh kelas tersebut,

sedangkan operasi adalah implementasi dari layanan yang dapat diminta dari sebuah

objek dari sebuah kelas yang menentukan tingkah lakunya.

Hubungan antar kelas digambarkan dengan notasi-notasi berikut:

• Association Role (Asosiasi)

Asosiasi adalah hubungan antar benda struktural yang terhubung diantara obyek.

Kesatuan obyek yang terhubung merupakan hubungan khusus, yang

menggambarkan sebuah hubungan struktural diantara seluruh atau sebagian.

Umumnya asosiasi digambarkan dengan sebuah garis yang dilengkapi dengan

sebuah label, nama, dan status hubungannya seperti terlihat dalam Gambar 3.3.

Page 32: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

51

Company Person-Employer

1

-Employee

*

Gambar 3.3 Association Role

• Navigability

Merupakan sebuah properti dari role, yang menandakan bahwa ada kemungkinan

untuk melakukan navigasi uni-directional pada asosiasi dari objek sumber ke

objek tujuan. Perhatikan Gambar 3.4.

Person Company

Works for

Gambar 3.4 Navigability

• Aggregation (Agregasi)

Agregasi adalah hubungan “bagian dari” atau “bagian keseluruhan”. Suatu class

atau objek mungkin memiliki atau bisa dibagi menjadi class atau objek tertentu,

dimana class atau objek yang disebut kemudian merupakan bagian dari class

atau objek yang terdahulu. Agregasi adalah bentuk khusus dari asosiasi.

Company Departmen

1 *

Gambar 3.5 Aggregation

Page 33: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

52

• Composition (Komposisi)

Komposisi adalah strong aggregation. Pada komposisi, objek “bagian” tidak

dapat berdiri sendiri tanpa objek “keseluruhan”. Jadi mereka terkait dengan kuat

satu dengan yang lainnya.

Company Departmen

1 *

Gambar 3.6 Composition

• Generalization (Generalisasi)

Generalisasi menggambarkan hubungan khusus dalam objek anak (child) yang

menggantikan objek induk (parent). Dalam hal ini, objek anak memberikan

pengaruhnya dalam hal struktur dan tingkah lakunya kepada objek induk.

Vehicle

Bus Truck Car

Gambar 3.7 Generalization

2. Object Diagram

Menggambarkan sekumpulan objek-objek dan hubungannya. Object diagram

digunakan untuk menggambarkan struktur data, static snapshots dari instance dari

class diagram. Object diagram adalah class diagram yang dilihat dari sudut pandang

objek.

Page 34: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

53

3. Statechart Diagram

Statechart diagram menggambarkan behaviour dari sebuah sistem. Diagram ini juga

menunjukkan state-state yang mungkin dijalankan oleh sebuah objek dan bagaimana

state objek tersebut menjalankannya berubah sebagai hasil dari event-event yang

mencapai objek tersebut. Contoh dari statechart diagram dapat dilihat pada Gambar

3.8 di bawah ini.

Open

[amount,date] / Amount deposited

[date,amount] / Amount withdrawn

[date] / Account opened [date] / Amount closed

Gambar 3.8 Statechart Diagram

4. Use Case Diagram

Use case diagram adalah sekumpulan use case dan actor dan hubungannya, yang

menggambarkan fungsi-fungsi apa saja yang terdapat dalam sistem. Actor adalah

orang atau divisi yang berhubungan dengan sistem sedangkan use case adalah

penggambaran fungsi dari sistem yang dilakukan oleh actor tertentu. Untuk lebih

jelasnya perhatikan Gambar 3.9 dan Gambar 3.10.

Account_Holder

Gambar 3.9 Actor

Page 35: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

54

withdraw money

Gambar 3.10 Use Case

Dalam membuat suatu use case diagram, juga dibutuhkan system boundary, yang

berbentuk kotak dan berfungsi membatasi use case. Judul dari sistem dapat ditulis

disini. Contoh dari use case diagram dapat dilihat pada Gambar 3.11.

ATM System

Account_Holder

money check

withdraw money

transfer money

Gambar 3.11 Use Case Diagram

5. Activity Diagram

Diagram ini berfungsi untuk menggambarkan urutan dari aktivitas-aktivitas dalam

sebuah sistem. Activitiy diagram digunakan untuk menggambarkan aktivitas-

aktivitas yang memiliki conditional behaviour dan parallel behaviour.Contoh dari

activity diagram dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Page 36: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

55

insert card

enter password

/ password not accepted

/ password accepted

select transaction

perform transaction / more transaction

/ no more transaction

take card out

Gambar 3.12 Activity Diagram

6. Interaction Diagram

Interaction diagram terdiri dari sequence diagram dan collaboration diagram.

Interaction diagram menggambarkan interaksi yang terdiri dari sekumpulan objek-

Page 37: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

56

objek dan hubungannya, termasuk pesan-pesan yang dikirim antara kedua objek

tersebut. Sequence diagram adalah sebuah interaction diagram yang menekankan

pada urutan waktu penyampaian dari suatu pesan. Collaboration diagram adalah

interaction diagram yang menekankan pada struktur organisasi dari objek-objek

yang mengirim dan menerima pesan. Perbedaan antar keduanya dapat dilihat pada

Gambar 3.13 dan 3.14.

Caller Exchange Receiver Talk

offHook()

DialTone()

DialNumber()

RingTone()

OffHook()

OnHook()

Gambar 3.13 Sequence Diagram

Page 38: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

57

Caller

Exchange

Receiver

Talk

1: OffHook 2: DialTone

6: OnHook5: OffHook

4: RingTone

Gambar 3.14 Collaboration Diagram

7. Component Diagram

Menggambarkan organisasi dan dependensi diantara sekumpulan komponen-

komponen. Dalam membuat component diagram, terlebih dahulu kita harus tentukan

apa pola arsitekturnya. Terdapat tiga pola arsitektur, yaitu: layered architecture

pattern, generic architecture pattern dan client-server architecture pattern. Contoh-

contoh component diagram dapat dilihat pada Gambar 3.15, 3.16 dan 3.17 berikut.

<<component>>Layer i+1

<<component>>Layer i

<<component>>Layer i-1

Gambar 3.15 Layered Architecture Pattern

Page 39: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

58

<<component>>Function

<<component>>Model

<<component>>Interface

<<component>>User Interface

<<component>>System Interface

<<component>>UIS

<<component>>DBS

<<component>>NS

<<component>>Technical Platform

Gambar 3.16 Generic Architecture Pattern

<<component>>Client 1

<<component>>Client 2

<<component>>Client n

...

<<component>>Server

Gambar 3.17 Client-Server Pattern

Page 40: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

59

8. Deployment Diagram

Deployment diagram menggambarkan konfigurasi dari node-node run time

processing dan komponen-komponen yang berada di dalamnya (Gambar 3.18).

: Dedicated Processor

User Interface

Kernel

System Interface

Car's Other System

Gambar 3.18 Deployment Diagram

Terdapat tiga pola distribusi utama dalam pembuatan deployment diagram, yang

harus kita tentukan terlebih dahulu, yaitu: centralized pattern, distributed pattern

dan decentralized pattern.

Page 41: BAB 3 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-01006-TISI-bab 3.pdfsuplai logistik barang-barang keperluan perang, menentukan pola-pola dasar jaringan

60

3.9.3 Kegunaan UML

UML diperuntukan untuk pemakaian sistem software yang intensif. Menurut

Booch, Rumbaugh dan Jacobson (1999, p17), UML banyak digunakan terutama untuk:

• Sistem informasi perusahaan

• Layanan perbankan dan financial

• Telekomunikasi

• Transportasi

• Pertahanaan / angkasa luar

• Perdagangan

• Alat-alat elektronik medis