bab 3 inti penelitian 3.1. bhakti investama …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00390-mc...
TRANSCRIPT
62
BAB 3
INTI PENELITIAN
3.1. Bhakti Investama
3.1.1 Sejarah
PT Bhakti Investama Tbk didirikan di Surabaya pada tanggal 2
November 1989 dan memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta pada bulan
Februari 1990. Pada awalnya, perusahaan hanya terfokus pada kegiatan
usaha pasar modal terkait yang sebelumnya diaktifkan kembali oleh
pemerintah melalui serangkaian deregulasi dan fasilitas dengan harapan
bahwa pasar modal bisa menjadi salah satu tulang punggung untuk
membiayai pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada tahun 1994, perusahaan telah berkembang dengan pesat
dalam semua aspek kegiatan pasar modal, mulai dari perdagangan dan
broker surat berharga, penasihat investasi, manajemen investasi,
underwriting, originasi dan sindikasi, penasehat keuangan dan jasa
penelitian. Perusahaan juga telah dipercaya oleh tidak hanya basis
investor dalam negeri tetapi juga oleh investor internasional yang
meliputi individu dan institusi seperti dana pensiun, bank, asuransi dan
Pengelolaan Dana.
Pada tahun 1995, PT Bhakti Investama Tbk mulai ekspansi ke
merger dan akuisisi dan meluncurkan beberapa reksa dana pada tahun
63
1997 yang dikelola oleh perusahaan. Pada tahun yang sama, Perseroan
secara resmi menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang "Bursa Efek
Indonesia").
PT Bhakti Investama Tbk telah tumbuh menjadi perusahaan
investasi terbesar di seluruh Indonesia yang memiliki kegiatan usaha di
berbagai bidang usaha. Banyak anak yang dimiliki yang mencakup
beragam dan berbagai sektor usaha, antara lain bidang Media dan Jasa
Keuangan dan Portofolio Investasi. Beberapa anak perusahaan dalam PT
Bhakti Investama Tbk juga telah mendirikan diri mereka sebagai
perusahaan publik
3.1.2. Strategi Perusahaan
Perusahaan akan terus mengambil langkah-langkah strategis
antara lain: berfokus pada media dan telekomunikasi dan jasa keuangan
dan investasi berkembang di bisnis dan industri yang dimiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi.
Di masa mendatang, Perseroan berencana untuk menerapkan
strategi sebagai berikut:
1. Berfokus pada kegiatan usaha terdiri dari konten dan iklan media
berbasis dan media berbasis pelanggan melalui PT Global
Mediacom Tbk. Memperluas usaha ke dalam Sumber Daya Alam
dan sektor Energi, terutama minyak & gas, dan pertambangan.
64
2. Mengembangkan dan mempertahankan pertumbuhan jangka
panjang Jasa Keuangan untuk mencapai sinergi melalui kombinasi
dari pertumbuhan organik dan akuisisi melalui PT Bhakti Capital
Indonesia Tbk.
3. Memperluas di daerah lain investasi dengan pertumbuhan tinggi
dan pro bisnis yang kuat
3.1.3 Struktur Perusahaan
Gambar 3.1 Struktur Perusahaan Bhakti Investama
65
3.2. MNC Group
3.2.1. Sejarah
Dengan operasional yang meliputi dari produksi konten, distribusi
konten, jaringan televisi nasional, saluran program televisi, surat kabar,
tabloid, dan jaringan radio, kami adalah terintegrasi terbesar dan satu-
satunya perusahaan media di Indonesia. Pembangunan masa depan akan
meliputi akuisisi dan konsolidasi bisnis TV berbayar..
Perpustakaan konten kami adalah yang terbesar di Indonesia,
terdiri dari konten hiburan dan berita, yang meningkat lebih dari 10.000
jam setiap tahun. Konten tersebut diakumulasikan dari produksi in-house,
outsourcing dan dari operasi kami platform multi-media.
3.2.1 Visi dan Misi
3.2.2.1Visi
Dengan operasional yang meliputi dari produksi konten,
distribusi konten, jaringan televisi nasional, saluran program
televisi, surat kabar, tabloid, dan jaringan radio, kami adalah
terintegrasi terbesar dan satu-satunya perusahaan media di
Indonesia. Pembangunan masa depan akan meliputi akuisisi dan
66
konsolidasi bisnis TV Pay untuk melengkapi kegiatan distribusi
acara.
3.2.2.2. Misi
Perpustakaan konten kami adalah yang terbesar di
Indonesia, terdiri dari konten hiburan dan berita, yang meningkat
lebih dari 10.000 jam setiap tahun. Konten tersebut
diakumulasikan dari produksi in-house, outsourcing dan dari
operasi kami platform multi-media.
3.2.3. Struktur Perusahaan
Gambar 3.2 Struktur Perusahaan MNC
67
3.2.4. Komitmen Sosial
Filosofi Perusahaan adalah untuk selalu menjaga keseimbangan
yang baik antara kepentingan komersial dan tanggung jawab sosial yang
tercermin dalam isi pemrograman perusahaan dan kegiatan usaha.
Perusahaan ini berkomitmen penuh dalam melestarikan kekayaan
dan kekayaan budaya bangga Indonesia dan warisan dengan berfokus
pada konten lokal dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan
industri konten lokal melalui penciptaan konten menggunakan
keterampilan lokal. Perusahaan juga melakukan self-sensor yang
bijaksana untuk memastikan bahwa konten kita akan sama sekali tidak
merugikan masyarakat. Sebaliknya konten kami akan memberikan
kontribusi yang berarti bagi perkembangan positif bangsa, masyarakat
Indonesia, dan negara.
Selain kegiatan konten dan bisnis, MNC juga berkomitmen untuk
kegiatan tanggung jawab sosial lainnya dalam bentuk sumbangan dan
untuk memberikan bantuan kepada korban bencana miskin, dan lain-lain.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh MNC di bawah lima program sosial
terpisah:
1. RCTI Peduli
2. TV MNC Peduli
3. Global TV Peduli
68
4. Jalinan Kasih
5. Seputar Indonesia Peduli
3.2.5. Distribusi Program
MNC berusaha keras untuk mendistribusikan content library besar
perushaan ini untuk pemirsa internasional lokal maupun Nasional. Bagian
dari strategi distribusi MNC adalah untuk menerbitkan izin untuk
menyiarkan konten kami kepada lembaga penyiaran lain dan juga untuk
membuat saluran program yang dapat ditayangkan di Pay TV.
3.2.6. Media MNC Group
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, MNC Group membawahi
beberapa media besar di Indonesia, antara lain;
Tabel 3.1 Pembagian Media MNC
Program Channel
Genre Coverage
MNC Entertainment
24 hours Program Channel: local drama series, local movies,sitcoms, reality shows.
Nationwide by satellite or cable
MNC News Channel
24 hours Program Channel: general news, Infotainment, sport news, lifestyle news
Nationwide by satellite or cable
MNC Music Channel
24 hours Music ChannelNationwide by satellite or cable
MNC International
24 hours Indonesian Channel: local content such as dramas, sitcoms, variety shows, reality shows, news,
International coverage targeted at overseas distribution.
69
3
2.7 Konten Program
Keahlian kami dalam program televisi telah membawa kita untuk menjadi
perusahaan terkemuka dalam hal pangsa pemirsa televisi yang telah
memungkinkan kami untuk menghasilkan konten berkualitas yang menarik bagi
selera Indonesia dan kepentingan. Kami terlibat dalam produksi konten yang
terdiri dari film, drama-series, reality show, komedi situasional, dan film
TV.Selain produksi di-rumah, kami juga aktif mendapatkan konten yang
dihasilkan oleh pihak ketiga untuk memperkuat content library yang signifikan
dari kami.
3.2.8. Jajaran Komisaris
1. ROSANO BARACK (Presiden Komisaris)
Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Menjabat sebagai Komisaris
Utama MNC sejak Maret 2004 dan sekaligus menjabat sebagai
Komisaris Utama PT Global Mediacom Tbk. sejak tahun 2000.
Selain itu, sejak tahun 2000, ia telah Direksi dan Komisaris
infotainment, lifestyle.
MNC Lifestyle24 hours Indonesian Channel: infotainment and lifestyle news.
Nationwide by satellite or cable.
MNC Business24 hours Indonesian Channel: news, business and economy.
Nationwide by satellite or cable.
70
beberapa perusahaan afiliasi PT Global Mediacom Tbk., yang
mencakup Presiden Direktur PT Plaza Indonesia Realty Tbk. Dia
lulus dari Universitas Waseda, Tokyo, Jepang pada tahun 1979
2. BAMBANG RUDJIANTO TANOESOEDIBJO (Komisaris)
Lahir di Surabaya pada tahun 1964. Menjabat sebagai Komisaris
MNC sejak Maret 2004. Saat ini beliau menjabat sebagai Wakil
Presiden Komisaris PT Global Mediacom Tbk. sejak tahun 2002
dan sebagai anggota Dewan Komisaris RCTI, TPI, dan Global
TV. Di luar dari Grup MNC, beliau menempati posisi sebagai
Direktur Utama PT MNC Sky Vision (Indovision) dan sebagai
Komisaris PT Bhakti Investama Tbk. Dia lulus dari Universitas
Carleton, Ottawa, Kanada pada tahun 1987 dan memperoleh gelar
MBA dari Universitas San Francisco, San Francisco, Amerika
Serikat pada 1989.
3. LUCAS CHOW (Komisaris)
Lahir di Hong Kong pada tahun 1953. Menjabat sebagai
Komisaris MNC sejak April 2008. Ia bergabung dengan Media
Corp sebagai CEO pada bulan Desember 2005 dan juga duduk di
Dewan Direksi. Dia memulai karirnya dengan Hewlett Packard
(HP) dan menghabiskan hampir 20 tahun di HP memegang
beberapa posisi senior manajemen. Beliau bergabung SingTel
pada tahun 1998 sebagai CEO (SingTel Mobile), Eksekutif Wakil
71
Presiden (Konsumen Bisnis), dan Executive Vice President
(Corporate Bisnis). Dia berperan dalam meningkatkan pangsa
pasar broadband SingTel dan mendorong perluasan daerah dalam
bisnis mobile. Di bawah kepemimpinannya, inisiatif utama dalam
ruang digital diluncurkan oleh MediaCorp, termasuk sangat
sukses on-line baris, internet televisi-on-demand, dan High
Definition siaran TV. Penekanan yang lebih besar juga telah
ditempatkan di format konten yang baru serta produksi konten
bersama dengan negara tetangga. Ia lulus dengan gelar Bachelor
of Science (Honors) dari University of Aston, Birmingham,
Inggris
4. DJOKO LEKSONO SUGIARTO (Komisaris Independen)
Lahir di Jakarta pada tahun 1949. Menjabat sebagai Komisaris
MNC sejak April 2008. Sebelum bergabung dengan MNC, beliau
menjabat sebagai Direktur PT Global Mediacom Tbk. sejak April
2004. Di luar dari Grup MNC, beliau menjabat sebagai Direktur
Utama PT Hyundai Mobil Indonesia. Beliau memperoleh gelar
Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Munich, Jerman pada
tahun 1971.
5. IRMAN GUSMAN (Komisaris Independen)
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPD RI) selama
periode 2004-2009, dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPD RI.
72
Sebelumnya dia adalah seorang anggota Fraksi Utusan Daerah
(FUD) MPR RI (1999-2004) dan Wakil Ketua FUD untuk periode
2002-2004. Dia adalah Ketua Komite Indonesia Regional
Investment Forum (IRIF) pada tahun 2006 dan 2008 serta Ketua
SC untuk Dunia Islam 5 Economic Forum (ISTRI) pada tahun
2009. Dia lulus dari Universitas Kristen Indonesia pada tahun
1985 dan memperoleh gelar MBA dari University of Bridgeport,
USA pada tahun 1987.
3.2.9. Jajaran Direksi
1. HARY TANOESOEDIBJO (Presiden Grup & CEO)
Lahir di Surabaya pada tahun 1965. Menjabat sebagai Group
President & CEO MNC sejak Maret 2004. Dia adalah pemegang
saham pendiri dan Ketua Eksekutif PT Bhakti Investama Tbk.
sejak tahun 1989. Saat ini, menjabat di beberapa perusahaan
lainnya, termasuk sebagai Presiden Grup dan CEO PT Global
Mediacom Tbk. sejak 2002, Komisaris Utama RCTI sejak 2008,
Presiden Komisaris PT MNC Sky Vision (Indovision), Presiden
Komisaris Media Nusantara Informasi sejak 2008, Presiden
Komisaris MNC Networks sejak 2008, Presiden Komisaris MNC
Pictures sejak 2007, dan perusahaan lainnya dalam Grup
Mediacom dan Bhakti Investama Group. Beliau meraih gelar
73
Bachelor of Commerce (Honors) gelar dari Carleton University,
Ottawa, Kanada, pada tahun 1988 dan gelar MBA dari Ottawa
University, Ottawa, Kanada, pada tahun 1989. Beliau juga
menjabat sebagai Bendahara Umum Komite Olahraga Nasional
(KONI) dan menjadi pembicara di berbagai seminar serta
pengajar di program pasca sarjana di berbagai universitas untuk
mata pelajaran tentang keuangan perusahaan, investasi, dan
manajemen strategis. Dengan latar belakang sebagai bankir
investasi terkemuka, ia mengembangkan model bisnis MNC
seperti saat ini melalui berbagai akuisisi dan mendirikan beberapa
unit usaha baru, termasuk akuisisi PT Global Mediacom Tbk.,
RCTI, TPI, serta pengembangan cetak dan konten bisnis dalam
MNC dan banyak lainnya.
2. AGUS MULYANTO (Direktur)
Lahir di Surabaya pada tahun 1948. Menjabat Direktur MNC
sejak tahun 2006 dan sebagai anggota Dewan Komisaris RCTI
sejak tahun 2008. Dia adalah seorang Eksekutif Senior dan
anggota Dewan Direksi PT Surya Citra Televisi (1989-2003)
dengan posisi terakhir sebagai Direktur Utama. Meraih gelar
Sarjana Teknik Elektro jurusan Telekomunikasi dari Sepuluh
Nopember Institute of Technology (ITS), Surabaya, pada tahun
1972 dan menyelesaikan Program Pasca Sarjana di bidang
Telekomunikasi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung,
74
pada tahun 1976. Beliau meraih gelar Master of Science di bidang
Teknik Telekomunikasi dengan Minor di Manajemen Bisnis tahun
1978 dan meraih gelar Doktor dalam bidang Teknik
Telekomunikasi pada tahun 1982, baik dari University of
Wisconsin, Madison, AS
3. OERIANTO GUYANDI (Direktur)
Lahir di Jember pada tahun 1966. Menjabat sebagai Direktur
sejak tahun 2009 MNC juga sebagai Chief Financial Officer PT
Global Mediacom Tbk. Sebelumnya, beliau menjabat beberapa
posisi penting seperti Direktur / Wakil Presiden Direktur di PT
MNC Sky Vision, PT Rajawali Citra Televisi Indonesia, dan PT
Global Informasi BERMUTU. Sebelumnya menjabat sebagai
Direktur di PT Bhakti Investama Tbk. (2004-2008) dan PT Bhakti
Capital Indonesia Tbk. (2000-2002). Memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Akuntansi dari Universitas Indonesia dan gelar Sarjana
Teknik Pertanian dari Institut Pertanian Bogor di Indonesia.
Beliau memulai karirnya di Kantor Akuntan Publik Prasetio
Utomo & Co (Arthur Andersen) serta Salim Groupk.
4. NANA PUSPA DEWI (Direktur)
Nana bergabung MNC tahun 2007 setelah menghabiskan 21 tahun
di industri barang konsumen, termasuk perusahaan FMCG besar
seperti Procter & Gamble, Mars Inc, Mayora dan Cadbury. Dia
75
memegang posisi yang berbeda dari Management Trainee, Brand
Manager, GM Marketing, Country Manager dan posisi terakhir
sebelum bergabung dengan MNC adalah sebagai Managing
Director di Cadbury Indonesia. Meskipun dia adalah baru untuk
industri media, tahun-tahun pengalaman dalam riset pasar,
penjualan & pemasaran dan manajemen umum telah sangat
membantu dalam memimpin Programming, Produksi dan Divisi
Promosi di TPI. Meraih gelar sarjana Ekonomi Manajemen dari
Universitas Udayana, Indonesia
3.3. RCTI
3.3.1. Sejarah RCTI
Tanggal 24 Agustus 1989, RCTI sebagai stasiun televisi swasta
pertama di Indonesia mulai mengudara secara terrestrial di Jakarta.
Menayangkan berbagai macam program acara hiburan, informasi dan
berita yang dikemas dengan menarik. RCTI tumbuh dengan cepat
menjadi agen perubahan dan pembaharu dalam dinamika sosial
masyarakat di Indonesia.
Saat ini RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jaringan
terluas di Indonesia. Melalui 48 stasiun relay-nya program-program RCTI
disaksikan oleh sekitar 180 juta pemirsa yang tersebar di 302 kota di
seluruh Nusantara, atau kira-kira 80 % dari jumlah penduduk Indonesia.
Kondisi demografi ini disertai rancangan program-program menarik
76
diikuti rating yang bagus, menarik minat pengiklan untuk menayangkan
promo mereka di RCTI.
Sejak awal, cita-cita RCTI adalah menciptakan serangkaian acara
unggulan dalam satu saluran, yang memungkinkan para pengiklan
memilih RCTI sebagai media iklan-iklan mereka. Cita-cita itu menjadi
nyata karena sejak berdiri hingga saat ini RCTI senantiasa menjadi
market leader. Hingga tahun 2007, RCTI tetap mempertahankan posisi
market leader deangan pangsa pemirsa mencapai 17,9 % (ABC 5+) dan
17,5% (all demo). RCTI juga berhasil mempertahankan pangsa
periklanan televisi tertinggi sebesar 15,2 % seperti dilaporkan oleh AGB
Nielsen Media Research.
Di RCTI, kualitas bukanlah kata tanpa makna, melainkan
harmonisasi dari kreatifitas, idealisme, kesungguhan, kerja keras,
kebersamaan, dan do’a. Enam (6) aspek tersebut tercermin dan mewarnai
program-program RCTI yang mengusung motto “Kebanggaan Bersama
Milik Bangsa” namun tampil dalam kemasan yang “oke”. Kualitas
Program-program RCTI pada akhirnya mengantarkan RCTI untuk selalu
menjadi yang terdepan dalam industri penyiaran TV di Indonesia.
77
3.3.2. Visi dan Misi RCTI
3.3.2.1.Visi RCTI
Visi Rajawali Citra Televisi Indonesia adalah: “Media
Utama Hiburan dan Informasi” Visi tersebut jika dijabarkan
sebagai berikut:
1 Perkataan “Utama” mengandung makna lebih dari yang
“pertama” karena kata “pertama” hanya mencerminkan
hierarki pada dimensi tertentu. Sedangkan kata “utama”
mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek
kualitas, integritas dan dedikasi.
2 Media utama hiburan dan informasi memiliki makna:
a. RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan
penyajian program hiburan dan informasi.
b. RCTI memperhatikan keseimbangan faktor bisnis
dan tanggung jawab sosial atas sajian program-
programnya.
c. RCTI menjadi pilihan yang utama dari para
“Stakeholder” (karyawan, pemirsa, pengiklan,
pemegang saham, pemasok, pesaing, perusahaan
afiliasi, mitra strategis, masyarakat, dan
penyelenggara Negara).
78
3.3.2.2. Misi RCTI
Adapun misi dari RCTI yaitu :“ Bermanfaat bagi bangsa
dan negara dalam bersama menyediakan layanan prima interaksi
kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan
sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan
seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai
dengan level terbawah mampu bersama-sama terstimulasi,
terkoordinasi dan tersistemasi memberikan karya terbaiknya demi
mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada “Stakeholder”.
Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada 3 (tiga) nilai
sebagai pilar utama yang menjadi motivasi, inspirasi dan
semangat juang insan RCTI. Ketiga pilar utama tersebut yakni:
3.3.3. Logo RCTI
Logo berupa tanda yang berfungsi dan memiliki aspek kunci yaitu
reputasi. Logo pada jasa dan produk sebagai merek dagang memberikan
jaminan kepada pemakainya tentang kualitas yang spesifik dan konsisten
dari jasa dan produk tersebut. Reputasi bagi konsumen dan kalangan
komersial sangat berarti dan merupakan asset yang berharga. Selama
kemunculannya, RCTI telah menggunakan 2 Logo sebagai identitasnya,
diantaranya:
79
Gambar.3.3 Logo RCTI yang lama (Sudah tidak digunakan)
Sumber : Company Profile RCTI Jakarta, 2009
Gambar.3.4 Logo RCTI yang baru (Digunakan hingga sekarang)
Sumber : Company Profile RCTI Jakarta, 2009
3.3.3.1. Definisi
Yang dimaksud dengan Logo dan nama RCTI harus dijaga
dan penggunannya memerlukan kewenangan yang jelas sehingga
dapat memberikan imbalan moril dan materil.
80
3.3.3.2. Arti dan Falsafah
Logo RCTI sendiri merupakan singkatan dari Rajawali
Citra Televisi Indonesia. Arti dan falsafahnya yakni:
1. Huruf “R” Diambil dari Nama PT. RAJAWALI WIRA
BAKTI UTAMA sebagai stakeholder Pertama pada saat itu.
2. Kepala Burung Rajawali dalam Huruf “R” melambangkan
burung Rajawali yang menjadi lambang dari nama
Rajawali Citra Televisi Indonesia.
3. Huruf “C” berasal dari kata Citra yang diambil dari
singakatan : PT. BIMANTARA CITRA
4. Huruf “T” merupakan singakatan dari kata Televisi,
5. Huruf “I” merupakan singkatan dari kata Indonesia,
dimana RCTI merupakan televisi swasta pertama yang
mengudara Di Indonesia. Setelah TVRI yang merupakan
stasiun televisi negeri pertama yang mengudara di
Indonesia.
3.3.4. Slogan RCTI
Slogan Rajawali Citra Televisi Indonesia yakni: “Kebanggaan
Bersama Milik Bangsa”. Makna Perkataan tersebut berartikan bahwa
RCTI mengeluarkan seluruh kemampuan dan keahliannya untuk
menghasilkan suatu produk yang dihasilkan dari penelitian-penelitian.
81
Kemudian hasil riset tersebut diaplikasikan atau diterapkan guna
membangun Indonesia ke arah yang lebih maju.
Tabel 3.2
Slogan RCTI
NoSlogan
Start usage End usage
1Menghadirkan Pentas Dunia Di Rumah Anda
(Brings the world to your home)1989 1990
2
Saluran Informasi & Hiburan
(A Channel for information and
Entertainment)
1990 1991
3"RCTI OKE"
("More and more OK")1991 Present
4Kebanggaan Bersama Milik Bangsa
(With pride of ownership)1991 Present
Sumber: Wikipedia Indonesia
82
3.3.4. STRUKTUR RCTI
Dalam dunia usaha dan bisnis sudah tidak dapat lagi dipisahkan
dari apa yang disebut organisasi. Maka dari itu organisasi mempunyai arti
yang sangat besar dalam suatu instansi/lembaga. Hal ini disebabkan
karena adanya organisasi tujuan dan sasaran dari instansi dapat ditempuh
secara efektif dan efisien melalui tindakan yang dilakukan bersama-sama.
Suatu instansi yang melibatkan banyak orang dalam menangani
setiap kegiatan, haruslah memiliki organisasi yang berstruktur dan
menggambarkan setiap pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap
bagian. Struktur organisasi sebuah instansi harus memungkinkan dengan
menghadirkan adanya koordinasi usaha diantara semua satuan dan
jenjang, untuk kemudian mengambil tindakan-tindakan yang dapat
mencapai suatu tujuan umum. Setiap satuan organisasi harus mengerti
tanggungjawab dan bagaimana masing-masing satuan saling
berhubungan dan kewenangan apa yang telah didelegasikan kepada
masing-masing satuannya.
Adapun struktur organisasi PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (
RCTI ) dilihat pada susunan dibawah ini :
83
Su
mb
er:C
ompa
ny
Pro
file
RC
TI
2009
Gam
bar
3.6
Str
uk
tur
Org
anis
asi R
CT
I 20
09
84
Seorang President Director membawahi sekaligus dibantu oleh
bagian Audit. Dibawah itu terdapat Programming Director, Corporate
Affair Director, Sales & Marketing Director dan Finance Administration
Director.
Setiap Director membawahi bagian Divisi & Departmentnya
masing masing seperti yang dijelaskan di bawah ini :
1. Program Director membawahi bagian Programming Division,
Acquisition Departement, Program Planning & Scheduling
Departement, Program Research & Development Departement
dan Programming Operation Departement.
2. Production Division membawahi bagian Production Office
Department, Production Support Department dan Production
Operation Department.
3. News & Feature Division Division membawahi 4 bagian setiap
bagian di bawahi oleh setiap department yakni: News Deputy,
Features Deputy, Infotainment Deputy dan General Secretariat.
News Deputy membawahi News Gathering Department, News
Production Department Sedangkan Feature Deputy membawahi
Features Department.
4. Enginerring & IT Division membawahi Master Control
Deparment, Studion & Outside Broadcasting Department,
85
Techical Facility Department,Transmission Department, IT
Department.
5. Corporate Affair Director membawahi bagian Corporate
Secretary dan Legal Department.
6. Sales & Marketing Director membawahi Sales & Marketing
Division, Sales Adm.Support Department, Marketing
Communication Deepartment, Promotion Division.Sedangkan
Salaes & Marketing membawahi Sales Department dan
Marketing Research & Analysis Department.
7. Finance and Administration Director membawahi Finance and
Accounting Division, Purchasing Department, Corporate Policy
& Procedure Improvement, HR & GA Department dan Safety
Security Section.Sedangkan Finance Accounting Division
membawahi bagian Accounting & Tax Department, Bidget
Control Department, Finance Department.
3.3.6. DIVISI DAN DEPARTMENT RCTI
3.3.6.1.Divisi RCTI
Seperti terlihat dalam stukturisasi organisasi RCTI, divisi
dalam Struktur pun terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
1. Programming Division
2. Production Division
3. News and Feature Division
4. Sales and Marketing Division
86
5. Finance and Accounting Division
6. Promotion Division
3.3.6.1.1.Divisi Promosi
Divisi Promosi adalah divisi yang menangani bagian
promosi yang akan dijalankan oleh RCTI. Divisi Promosi secara
garis besar dibagi menjadi dua bagian, antara lain ;
1. Divisi Promosi On Air
Divisi Promosi On Air adalah divisi promosi yang
menangani promosi yang dilakukan RCTI melalui iklan
TVC. Anggota dari Divisi Promosi On Air adalah;
a. Produser
Produser bertanggung jawab atas segala konsep
dan segala kelancaran kegiatan promosi dalam
Divisi Promosi On Air RCTI
b. Asisten Produser
Asisten Produser bertanggung jawab untuk
membantu Produser untuk menangani seluruh
kegiatan promosi dalam Divisi Promosi On Air
RCTI
c. Motion Designer
Motion Designer bertanggung jawab atas
pembuatan gerakan – gerakan animasi dan visual
87
abstrak dalam sebuah tampilan visual sebuah iklan
atau kegiatan promosi On Air RCTI
d. Graphic Designer
Graphic Designer bertanggung jawab atas
pembuatan gambar gambar dan bentuk serta
kemasan sebuah iklan atau kegiatan promosi On
Air RCTI
e. Library
Library staff bertanggung jawab untuk
mendokumentasikan segala kegiatan promosi
dalam Divisi Promosi On Air RCTI
f. Script Writter
Script Writter bertanggung jawab untuk membuat
atau menulis naskah yang akan digunakan dalam
kegiatan promosi dalam Divisi Promosi On Air
RCTI
2. Divisi Promosi Off Air
Divisi Promosi Off Air biasa disebut bagian
Marketing Communication atau Marcom, yang menangani
promosi RCTI dengan menggunakan acara acara yang
diadakan di luar studio seperti roadshow dan jumpa fans.
88
Divisi Promosi Off Air dibagi menjadi beberapa
bagian, antara lain;
a. Marketing Communication
Sebuah tim kecil yang bertanggung jawab
untuk melakukan kerja sama dengan pihak luar,
menjalin hubungan dan membentuk relasi dengan
pihak pihak di luar RCTI untuk tujuan Promosi Off
Air RCTI. Tim ini dikepalai oleh seorang Marcom
Manager dan memiliki beberapa anggota.
b. Publicity
Tim kecil yang bertanggung jawab untuk
membuat dokumentasi dari seluruh kegiatan
promosi Off Air dan membuat Press Release untuk
semua kegiatan promosi Off Air RCTI. Tim ini
berisikan beberapa anggota dan dikepalai langsung
oleh Kepala Divisi Promosi RCTI (seluruh divisi
promosi RCTI).
c. Merchandiser
Tim Kecil yang bertanggung jawab untuk
menyediakan berbagai macam merchandise atau
hadiah hadiah yang diperlukan untuk tujuan
promosi Off Air RCTI. Tim ini berisikan beberapa
89
anggota yang dikepalai langsung oleh kepala divisi
seluruh tim promosi RCTI.
d. Website Maintenance
Beriksikan beberapa orang yang bertugas
untuk mengurus dan mengawasi website yang
dimiliki oleh RCTI dan juga dikepalai langsung
oleh kepala divisi seluruh tim promosi RCTI.
4. Metodologi Penelitian
4.1 Metode Penelitian
Peneliti menggunakan Metode Penelitian Kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial
dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,
1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci.
90
Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang
luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang
diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna
dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas,
untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi
sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data,
dan meneliti sejarah perkembangan.
Menurut Strauss dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud
sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui
prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya
penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman
penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih
kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode
kuantitatif.
Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yang terdiri dari :
1 Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan
pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan
dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah
mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman
menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup
91
seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut
memposisikan dirinya sendiri.
2 Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau
mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang
didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak
ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang
dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi
menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai
ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche
(jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data
(subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi
pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan
awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang
dikatakan oleh responden.
3 Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari
suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan
grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan
suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di
mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam
92
suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari
pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori
yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
4 Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau
sistem kelompok sosial. peneliti menguji kelompok tersebut dan
mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi
adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai
proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang
terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut
peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui
wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut.
Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa,
dan interaksi dalam kelompok.
5 Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi
suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan
data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber
informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan
kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau
individu.
93
Metode deskriptif adalah suatu metode di dalam meniliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Menurut Whitney (1960 ) definisi dari metode deskriptif
adalah pencarian fakta dengan intrepretasi yang tepat. Penelitian
deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta
tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-
sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode penelitian deskriptif, bisa saja
membandingkan fenomena – fenomena tertentu sehingga
merupakan suatu studi komparatif adakalanya penelitian
mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena –
fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma
tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini
dengan nama survei normatif ( normative survey ). Dengan
metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan ( status )
94
fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor
dengan faktor yang lain.
Alasan saya menggunakan metode penelitian deskriptif
adalah karena saya dapat mempelajari masalah – masalah apa saja
yang ada di dalam topik penelitian saya serta menemukan
penyelesaian masalahan melalui proses pencarian fakta dengan
menggunakan teknik pengumpulan data.
4.2. Metode Pengumpulan data
4.2.1 Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam ialah temu muka berulang antara
peneliti dan subyek penelitian, dalam rangka memahami
pandangan subyek penelitian mengenai hidupnya,
pengalamannya, ataupun situasi sosial sebagaimana diungkapkan
dalam bahasanya sendiri (Taylor dan Bogdan, 1984). Wawancara
mendalam adalah percakapan dua arah dalam suasana kesetaraan,
akrab dan informal.
Teknik ini sesuai pada situasi:
1 aspek yang menjadi perhatian penelitian sudah jelas dan
dirumuskan dengan tepat.
95
2 ajang dan orang-orang yang menjadi subyek penelitian
tidak terjangkau, misalnya menyangkut peristiwa masa
lalu.
3. peneliti menghadapi kendala waktu, sehingga tidak
mungkin melakukan pengamatan berpartisipasi penuh.
4. penelitian tergantung pada ajang atau orang-orang dalam
skala luas/besar.
5. peneliti ingin menjelaskan pengalaman subyek manusia:
riwayat hidup memungkinkan peneliti mengenal subyek
penelitian secara akrab, melihat dunia lewat mata mereka
dan masuk lewat pengalaman mereka.
Wawancara mendalam bersifat luwes, terbuka, tidak
terstruktur, dan tidak baku. Intinya ialah pertemuan berulang kali
secara langsung antara peneliti dan subyek penelitian. Tujuannya
untuk memahami pandangan subyek penelitian tentang
kehidupan, pengalaman, atau situasi subyek penelitian,
sebagaimana diungkapkan dalam bahasanya sendiri. Dalam status
sebagai teknik metodologis, maka pewawancara dituntut untuk
memenuhi dua hal sekaligus:
1 mempelajari pertanyaan yang ditanyakan, dan bagaimana
menjawabnya.
96
2 memperoleh jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
Tidak ada gunanya
mengajukan pertanyaan yang peneliti sendiri tidak mengerti
bagaimana harus menjawabnya. Berdasarkan substansinya, wawancara
mendalam dibedakan menjadi tiga jenis:
1. wawancara untuk menggali riwayat hidup sosiologis.
Riwayat hidup menyajikan pandangan orang mengenai
kehidupannya dalam bahasanya sendiri. Peneliti berupaya
menangkap pengalaman penting dalam kehidupan
seseorang menurut definisi orang tersebut.
2. wawancara untuk mempelajari kejadian dan kegiatan,
yang tak dapat diamati secara langsung. Orang yang
diwawancarai ialah responden/informan yang hidup di
lingkungan sosial yang diteliti. Mereka bertindak sebagai
“pengamat” bagi peneliti, mata dan telinganya di
lapangan. Responden/informan tidak saja mengungkapkan
pandangannya, tetapi juga menjelaskan apa yang terjadi
dan bagaimana orang lain memandang.
3. wawancara untuk menghasilkan gambaran luas mengenai
sejumlah ajang, situasi atau orang. Wawancara lebih tepat
untuk mempelajari sejumlah besar orang dalam waktu
relatif singkat dibandingkan pengamatan berpartisipasi.
97
Dari segi jumlah orang yang diwawancarai, wawancara
mendalam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wawancara
perorangan dan wawancara kelompok. Riwayat hidupindividu
lazimnya dikumpulkan melalui wawancara perorangan.
Beberapa kelemahan dalam wawancara mendalam:
1. Sebagai suatu percakapan, wawancara terbuka akan
kemungkinan pemalsuan, penipuan, pelebih-lebihan, dan
penyimpangan (distorsi). Dapat terjadi kesenjangan besar
antara yang dikatakan dan dilakukan responden/informan.
2. Sebagian orang mengatakan dan melakukan hal yang
berbeda dalam situasi yang berbeda. Tidak dapat dianggap
bahwa apa yang dikatakan seseorang pada saat wawancara
adalah apa yang diyakini dan dikatakannya dalam situasi
lain.
3. Sejauh pewawancara tidak mengamati langsung orang-
orang dalam kehidupan mereka sehari-hari, maka
pewawancara terjauhkan dari konteks yang penting guna
memahami banyak pandangan yang disorotinya.
4.2.2 Wawancara Mendalam
Terutama dalam penelitian besar yang melibatkan
sejumlah pewawancara, suatu pedoman pertanyaan
98
memungkinkan pewawancara untuk menggali topik-topik konci
yang sama dari responden/informan. Pedoman pertanyaan
bukanlah daftar pertanyaan terstruktur, melainkan berupa aspek-
aspek yang hendak digali dari responden/informan. Bagaimana
aspek tersebut ditanyakan perlu diputuskan oleh peneliti sendiri di
lapangan. Syarat penyusunan pedoman wawancara mendalam
ialah: pengetahuan awal perihal topic wawancara (misalnya dari
literatur), dan orang yang hendak diwawancarai.
4.2.2.1 Memulai Wawancara
Pertemuan pertama sebaiknya diarahkan pada
pembinaan rapport yang baik. Pada tahap ini pertanyaan
bersifat umum saja. Jangan langsung masuk pada inti
persoalan, sehingga bisa merepotkan responden/informan
yang belum siap diwawancarai. Pewawancara harus
menemukan cara terbaik untuk menuntun
responden/informan menjadi terbuka. Terbuka berarti
mereka bersedia mengungkapkan pandangannya dan
pengalamannya secara “lepas”. “Lepas” ditunjukkan
dengan tidak membakukan percakapan dan membatasi
hal-hal yang harus mereka katakan. Untuk itu ada
sejumlah cara (Taylor dan Bogdan, 1984):
99
1. pertanyaan deskriptif. Wawancara sebaiknya
dimulai dengan meminta responden/ informan
untuk menjelaskan, mendaftar atau menguraikan
ragam kejadian, pengalaman, tempat, dan orang-
orang yang memiliki arti penting dalam
kehidupannya. Pertanyaan deskriptif
memungkingkan orang untuk menceritakan secara
bebas apa yang dianggapnya penting.
2. meminta responden/informan untuk menuliskan
kisahnya atau riwayat hidupnya. Peneliti memberi
petunjuk penulisan. Setelah selesai tulisan itu
dibicarakan bersama untuk melengkapinya.
3. Wawancara berdasarkan catatan kegiatan harian.
Responden/informan diminta untuk membuat
catatan selengkap mungkin tentang kegiatan
mereka dalam periode waktu tertentu. Catat
tersebut perlu dilengkapi perihal siapa, apa, kapan,
di mana dan bagaimana kegiatan tersebut. Catatan
ini kemudian dijadikan dasar atau acuan untuk
melakukan wawancara mendalam.
4. Dokumen pribadi, seperti diari, surat, potret atau
gambar, rekaman, kenang-kenangan. Benda-benda
100
ini dapat digunakan untuk menuntun wawancara
tanpa memaksakan suatu struktur pembicaraan
terhadap responden/informan.
4.2.2.2.Situasi Wawancara
Situasi wawancara akan mempengaruhi derajat
keumuman informasi yang diperoleh dari
responden/informan. Semakin formal, maka semakin
tinggi derajat keumuman informasi.
Berdasarkan derajat keumuman, informasi yang
terdapat dalam masyarakat dapat terbagi dalam empat
jenis (Wolters, 1979):
1. informasi umum, yaitu informasi yang diketahui
dan dapat dibicarakan oleh siapapun, misalnya
berita surat kabar.
2. informasi kepercayaan, yaitu informasi yang
diberikan atas dasar kepercayaan, misalnya tentang
konflik di desa. Jika peneliti memperoleh informasi
ini, maka ia harus melindungi identitas
responden/informannya.
3. informasi rahasia, yaitu informasi yang hanya
diketahui oleh anggota suatu kelompok eksklusif,
101
sehingga sukar diperoleh. Untuk memperoleh
informasi rahasia, peneliti harus mampu masuk ke
dalam lingkaran kelompok eksklusif tersebut.
4. Informasi pribadi, yaitu rahasia pribadi yang sangat
jarang dibicarakan. Peneliti harus memperlakukan
informasi ini dengan hormat. Petunjuk untuk
membangun situasi wawancara yang kondusif:
1. tidak menghakimi. Pewawancara harus
menahan diri untuk menilai
responden/informan secara negatif, dan
menerima mereka apa adanya.
Tenteramkanlah hati mereka saat
mengungkapkan informasi yang bersifat
personal atau memalukan. Sampaikan
pengertian dan empati, misalnya “Saya
dapat memakluminya”, sehingga mereka
bersedia mengungkapkannya informasi
secara terbuka.
2. biarkan mereka bicara. Ketika
responden/informan berbicara panjang
lebar tentang hal- hal yang tidak bersangkut
paut dengan topik penelitian, peneliti perlu
102
berusaha untuk tidak memotongnya,
apalagi pada wawancara pendahuluan.
Mereka dapat diarahkan dengan cara,
misalnya peneliti berhenti manggut-
manggut, atau mengalihkan topic
pembicaraan pada waktu jeda bicara.
Sebaliknya, ketika responden/informan
mulai bicara tentang hal penting bagi studi,
biarkan pembicaraan mengalir. Berikan
respons positif lewat gerakan tubuh atau
pertanyaan yang relevan.
3. berikan perhatian. Pewawancara harus
menunjukkan perhatian serius kepada apa
saja yang dikatakan responden/informan.
Peneliti juga harus mengetahui kapan dan
bagaimana menggali maupun
mengemukakan pertanyaan yang mengena.
4.2.2.3. Menggali Informasi Lebih Jauh
Salah satu kunci keberhasilan wawancara
mendalam ialah mengetahui kapan dan bagaimana cara
103
menggali informasi lebih jauh (probing), artinya peneliti
menindaklanjuti topik yang terungkap dengan cara:
1. menanyakan pertanyaan spesifik
2. mendorong responden/informan untuk
menerangkan rincian pengalaman
3. meminta penjelasan lanjut mengenai ucapan
responden/informan Pedoman pokok dalam
penggalian informasi (Taylor dan Bogdan, 1984):
4.2.2.4. Cek Silang
Cek silang penting untuk memastikan ketepatan
data, dengan menerapkan teknik triangulasi. Caranya
dengan mewawancarai “pihak ketiga” yang menguasai
topik yang sedang diteliti.
4.2.2.5. Catatan Harian
Setiap kali selesai wawancara dengan subyek
penelitian, peneliti harus meluangkan waktu untuk
menuliskan kembali hasil wawancara tersebut dalam
bentuk catatan harian.
104
4.3. Metode Pengolahan Data
Dalam Penelitian ini, metode pengolahan data yang digunakan adalah
Triangulasi Data
4.3.1. Triangulasi
Triangulasi ialah kombinasi beragam sumber data, tenaga
peneliti, teori, dan teknik metodologis dalam suatu penelitian atas
gejala sosial. Triangulasi diperlukan karena setiap teknik memiliki
keunggulan dan kelemahannya sendiri. Dengan demikian
triangulasi memungkinkan tangkapan realitas secara lebih valid.
Terdapat empat tipe triangulasi (Denzin, 1978):
1 triangulasi data: penggunaan beragam sumber data dalam
suatu penelitian
2 triangulasi peneliti: penggunaan beberapa peneliti yang
berbeda disiplin ilmunya dalam suatu penelitian
3 triangulasi teori: penggunaan sejumlah perspektif dalam
menafsir satu set data
4 triangulasi teknik metodologis: penggunaan sejumlah
teknik dalam suatu penelitian
Dalam penelitian ini, saya akan memfokuskan metode
penelitian data pada Triangulasi Data, dimana saya akan
105
menggunakan beberapa sumber yang berbeda untuk mencocokan
kebenaran atau validitas data yang didapat dari sumber yang satu
dengan cara membandingkan data yang diberikan oleh sumber
yang lain