visi misi pt. relife realty

90
PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H 24076005 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Upload: laode-akbar-sultani

Post on 29-Dec-2015

243 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

VISI DAN MISI PT. RELIFE PROPERT

TRANSCRIPT

Page 1: Visi Misi Pt. Relife Realty

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED

SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA

DEPOK

Oleh

AKHIRUDIN ANNAFI

H 24076005

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: Visi Misi Pt. Relife Realty

ABSTRAK

AKHIRUDIN ANNAFI H 24076005. Perancangan strategi dengan perspektif Balanced Scorecard pada PT. Relife Realty Indonesia, Depok. Dibawah bimbingan Anggraini Sukmawati dan Utami Dyah Syafitri

Persaingan bisnis real estate di kawasan JABODETABEK semakin hari menjadi semakin kompetitif, dari tahun 2003 sampai 2007 tercatat ada 842 proyek properti (Business Intellegence Report, 2009). Hal ini membuat perusahaan harus berfikir untuk memiliki sebuah strategi yang tepat untuk mengatasi persaingan pada kondisi eksternal maupun internal dengan tetap berpijak pada visi perusahaan.

Melihat kondisi yang ada maka penelitian ini dimaksudkan untuk membuat formulasi perancangan strategi dengan: 1) Menggunakan metode Balanced Scorecard yang akan dijabarkan ke dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,2) Membuat perancangan BSC dengan menetapkan sasaran strategi dan target-target perusahaan, 3) Membuat peta strategi BSC yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan, 4) Membuat matriks BSC dengan memuat indikator hasil, indikator pemicu, dan inisiatif strategi perusahaan, 5) Membuat Key Performance Indicator yang ada di perusahaan. Langkah terakhir yaitu menetapkan rancangan balanced scorecard.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi indikator hasil dan indikator pemicu kinerja yang dimiliki PT. Relife Realty Indonesia dalam menjalankan bisnisnya., 2) Merancang peta strategi BSC yang sesuai dengan visi, misi, aspek internal dan aspek eksternal PT. Relife Realty Indonesia, 3) Menentukan prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan oleh PT. Relife Realty Indonesia dalam pengembangan bisnisnya. Hasil penelitian menunjukan sasaran strategi PT. Relife Realty Indonesia berdasarkan konsep Balanced Scorecard (BSC) adalah sebagai berikut: 1. Perspektif finansial terdiri dari tiga sasaran strategis, yaitu menarik investor baru untuk investasi,

perbaikan struktur biaya, dan meningkatkan nilai laba. 2. Perspektif pelanggan terdiri dari empat sasaran strategis, yaitu meningkatkan kepuasan dan

loyalitas konsumen, meningkatkan citra perusahaan di masyarakat, pemilihan calon konsumen yang layak, dan meningkatkan pangsa pasar.

3. Perspektif proses bisnis internal terdiri dari tiga sasaran strategis, yaitu meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen, tercipta produk yang berkualitas dan inovatif, dan meningkatkan efektifitas kegiatan operasional.

4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran terdiri dari empat sasaran strategis, yaitu meningkatkan kemampuan karyawan, tercipta budaya perusahaan yang efisien dan profesional, meningkatkan komitmen karyawan, dan pemanfaatan SIM.

Berdasarkan hasil pembobotan terhadap model BSC pada PT. Relife Realty Indonesia, perspektif finansial memiliki bobot pengukuran 62.6%; perspektif pelanggan memiliki bobot pengukuran 31.9%; perspektif proses bisnis internal memiliki bobot pengukuran 4.7%; perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki bobot pengukuran 0.8%; maka dapat dikatakan PT. Relife Realty Indonesia menempatkan aspek keuangan sebagai prioritas utama dalam pengembangan strategi perusahaan.

Page 3: Visi Misi Pt. Relife Realty

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED

SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA

DEPOK

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI Pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

AKHIRUDIN ANNAFI

H 24076005

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 4: Visi Misi Pt. Relife Realty

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jepara pada tanggal 17 Maret 1985 dari pasangan Bapak Much Anwar

dan Ibu Nor Malikhatun, penulis merupakan anak ke delapan dari delapan bersaudara.

Penulis memulai jenjang pendidikan di TK Perwanida Jepara dan lulus pada tahun 1992,

selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan dasarnya di SD Negeri Panggang 9 Jepara dan lulus

pada tahun 1998, setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya di SLTP Negeri 1 Jepara dan lulus

pada tahun 2001. Pendidikan menengah atas ditempuh penulis di SMU Negeri 1 Jepara dan lulus

pada tahun 2004.

Pada tahun yang sama, melalui jalur USMI penulis diterima pada Program Studi

Diploma 3 Agroteknologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,

Institut Pertanian Bogor.

Pada bulan November 2006 sampai dengan bulan Februari 2007 penulis melaksanakan praktek

magang di PT Mega Pratama Indo, Makassar, Sulawesi Selatan, sebagai salah satu syarat

menyelesaikan studi, penulis menyusun laporan magang dengan judul Pengawasan Mutu Pada

Pembekuan Tuna (Thunnus sp) Loin Mentah Beku di PT Mega Pratama Indo, Makassar, Sulawesi

Selatan.

Pada tanggal 30 Agustus 2007 penulis lulus dari program studi Diploma 3 Agroteknologi Hasil

Perikanan dan pada bulan september di tahun yang sama penulis melanjutkan studinya di program S1

Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Manajemen dan Ekonomi, Institut

Pertanian Bogor. Pada tanggal 14 November 2007 penulis ditrima bekerja di PT. Relife Realty

Indonesia hingga sampai sekarang.

Pada tanggal 1 November 2009 penulis melakukan penelitian di PT. Relife Realty Indonesia

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Page 5: Visi Misi Pt. Relife Realty

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik

dan hidayah-Nya serta keadaan yang sehat sehingga memberikan kekuatan dan kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Perancangan Strategi Dengan Perspektif Balanced Scorecard

Pada PT. Relife Realty Indonesia, Depok” Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan, kerjasama, doa dan dukungan dari banyak pihak. Maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Orangtua tercinta, bapak Much Anwar (alm) dan Ibu Nor Malikhatun serta seluruh kakak-

kakaku yang saya sayangi dan saudara kembarku atas semua bantuan dan semangatnya.

2. Ibu Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Ibu Utami Dyah Syafitri, S.Si, M.Si selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan arahan dalam penulisan Skripsi ini

3. Ibu Heti Mulyati, STP, MT. selaku dosen penguji yang telah memberikan koreksi, kritik,

dan saran untuk memperbaiki skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen dan

Ekonomi.

5. Bapak Ghofar Rozaq Nazila, Bapak Prima Kumara, Bapak Susanto, Bapak Azhari yang

telah bersedia memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian di PT Relife

Realty Indonesia, Depok.

6. Seluruh teman-teman staff dan karyawan PT Relife Realty Indonesia yang senantiasa

membantu selama penelitian.

Bogor, Februari 2010

Penulis

Page 6: Visi Misi Pt. Relife Realty

Judul Skripsi : PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA, DEPOK Nama : Akhirudin Annafi NIM : H 24076005

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

( Ir. Anggraini Sukmawati, MM ) ( Utami Dyah Syafitri, S.Si, M.Si ) NIP : 196710201994032001 NIP :197709172005012001

Mengetahui

Ketua Departemen,

( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc )

NIP : 196101231986011002

Tanggal Lulus :

Page 7: Visi Misi Pt. Relife Realty

DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI...................................................................................................v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 3 1 3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian................................................................. . 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Properti ........................................................................... 5 2.2. Visi dan Misi ..................................................................................... 5 2.3. Konsep Strategi ................................................................................. 6 2.3.1. Manajemen strategi ................................................................. 7 2.3.2. Perumusan/ formula strategi .................................................. 11 2.4. Balanced Scorecard ......................................................................... 12 2.4.1. Perspektif Balanced Scorecard ............................................... 14 2.4.1.1. Perspektif Keuangan .................................................. 15 2.4.1.2. Perspektif Pelanggan .................................................. 16 2.4.1.3. Perspektif Bisnis Internal ........................................... 18 2.4.1.4. Perspektir Pembelajaran dan Pertumbuhan ............... 19 2.5. Konsep Balanced Scorecard ........................................................... 21 2.5.1. Konsep Manajemen Strategi dan Hubungan dengan BSC ... 21 2.5.2. Strategi dan Hubungan Dengan BSC .................................... 23 2.5.3. Sistem Tradisional dan Balanced Scorecard ........................ 25 2.5.4. Critical Success Factor ......................................................... 25 2.5.5. Key Performance Indicators ............................................... 26 2.5.6. Inisiatif Strategi ..................................................................... 28 2.5.7. Hubungan Sebab Akibat ....................................................... 28 2.5.8. Kelebihan dan Kelemahan Balanced Scorecard ................... 28 2.5.8.1. Kelebihan Balanced Scorecard ................................ 28 2.5.8.2. Kelemahan Balanced Scorecard .............................. 30

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................. 30

Page 8: Visi Misi Pt. Relife Realty

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................... 32 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 34 3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 34 3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 34 3.5. Metode Pengambilan Sampel ......................................................... 35 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 35 3.6.1. Balanced Scorecard ............................................................. 35 3.6.2. Metode Paired Comparison ................................................. 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 38 4.1.1. Sejarah perkembangan PT. Relife Realty Indonesia ............. 38

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan...................................................... 39 4.1.3. Nilai-nilai yang dipegang PT. Relife Realty Indonesia ........ 39 4.1.4. Lokasi Perusahaan ................................................................ 40 4.1.5. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia ................... 40 4.1.5.1. Struktur organisasi .................................................. 40 4.1.5.2. Sumber Daya Manusia ............................................ 41

4.2. Identitas Responden Strategi BSC ................................................... 44 4.3. Balanced Scorecard ......................................................................... 45 4.3.1. Perancangan Balanced Scorecard......................................... 45 4.3.1.1. Perspektif Finansial ................................................. 46 4.3.1.2. Perspektif Pelanggan ............................................... 49 4.3.1.3. Perspektif Proses Bisnis Internal ............................ 52 4.3.1.4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ............ 54 4.3.2. Penetapan Target ................................................................... 58 4.3.3. Peta Strategi Balanced Scorecard ......................................... 62 4.3.4. Penilaian Prioritas Strategi Balanced Scorecard .................. 64 4.3.4.1. Perspektif Finansial ................................................. 64 4.3.4.2. Perspektif Pelanggan ............................................... 64 4.3.4.3. Perspektif Proses Bisnis Internal ............................ 65 4.3.4.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ............. 65 4.4. Key Performance Indicator ............................................................. 66 4.5. Implementasi Manajerial ................................................................. 69

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ................................................................................................ 71 2. Saran.......................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 73

LAMPIRAN ................................................................................................. 75

Page 9: Visi Misi Pt. Relife Realty

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Ukuran hasil dan pemicu kinerja untuk setiap sasaran strategi ..........27

2. Jenis dan sumber data ........................................................................ 34

3. Model penjabaran strategi ke dalam perspektif BSC ...........................36

4. Penilaian bobot indikator .....................................................................37

5. Matriks BSC PT. Relife Realty Indonesia ...........................................57

6. Target sasaran strategi PT. Relife Realty Indonesia ............................61

7. Pembobotan sasaran strategi ................................................................66

8. Form pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard .......................68

Page 10: Visi Misi Pt. Relife Realty

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Model komprehensif proses manajemen strategik ........................... 9

2. Kerangka kerja manajemen strategik ................................................. 12

3. Perspektif balanced scorecard ............................................................15

4. Tolak ukur utama dalam perspektif pelanggan ...................................17

5.Model rantai nilai genetic pada proses bisnis internal ........................ 19

6. Kerangka kerja ukuran pembelajaran dan pertumbuhan ....................20

7. Kerangka pemikiran penelitian ...........................................................33

8. Struktur organisasi PT. Relife Realty Indonesia .................................45

9. Peta strategi PT. Relife Realty Indonesia ...........................................63

Page 11: Visi Misi Pt. Relife Realty

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Daftar wawancara lingkungan perusahaan ...........................................75

2. Kuesioner bobot empat perspektif BSC .................................................80

3. Metode Paired Comparison ...................................................................85

Page 12: Visi Misi Pt. Relife Realty

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan perumahan bagi penduduk Jakarta mendorong para pengembang

perumahan (property) untuk memberikan alternatif solusi perumahan yang lebih layak dan

terjangkau. Pengembang mulai mencari daerah-daerah yang berdekatan dengan Jakarta untuk

membangun perumahan-perumahan. Daerah seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi

dianggap sebagai daerah yang potensial karena masih memiliki lahan yang cukup luas untuk

proyek perumahan. Selain itu daerah-daerah ini tidak terlalu jauh dari Jakarta, sehingga masih

mudah dijangkau bagi mereka yang beraktifitas di Jakarta. Pengembangan perumahan di

wilayah Bogor, Bekasi, Depok, dan Tangerang didukung pula oleh pemerintah dengan

memberikan izin lokasi perumahan seluas 132.668 hektar ( Business Intellegence Report,

2009).

Dengan berkembangnya perekonomian mempengaruhi juga bisnis dibidang yang

lainnya, seperti halnya bisnis di bidang properti. Sampai saat ini perkembangan bisnis properti

berkembang dengan pesatnya, JABODETABEK dari tahun 2003 sampai 2007 tercatat ada 842

proyek properti (Business Intellegence Report, 2009). Menteri Negara Perumahan Rakyat telah

merencanakan untuk membangun seribu menara rumah susun untuk masyarakat kelas

menengah ke bawah di kawasan Jakarta, sedangkan di kota-kota besar lainya seperti Bandung,

Semarang, Medan dan lain-lain, sepanjang jalan kota-kota besar tersebut akan dijumpai hiasan

yang besisikan iklan etalase rumah dari salah satu perusahaan properti yang sedang

mengiklankan produknya, dan jika kita lihat di media televisi, iklan tentang dunia properti

Indonesia rutin di tayangkan, terlebih di hari Sabtu dan Minggu.

Tahap kebangkitan dunia properti di Indonesia diperlihatkan dengan tumbuhnya

perusahaan-perusahaan baru yang bergerak di bidang ini, dimana setiap perusahan saat ini

saling bersaing satu sama lain untuk menghasilkan barang dan jasa dengan menawarkan

kelebihannya masing-masing, disamping itu perusahaan juga memiliki strategi-strategi sendiri

untuk mengembangkan perusahaan. Menurut Mulyadi (2007) perubahan pengelolaan potensi

yang dimiliki perusahaan harus pula diimbangi dengan perubahan sistem manajemen yang

dimiliki perusahaan. Sistem manajemen tradisional tidak lagi sesuai dengan lingkungan bisnis

kompetitif yang dimasuki perusahaan. Hal ini dikarenakan, sistem manajemen yang digunakan

hanya mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencanaan masa depan perusahaan, tidak

Page 13: Visi Misi Pt. Relife Realty

terdapat koherensi antara rencana jangka panjang dengan jangka pendek perusahaan dan

implementasinya dan sistem manajemen tidak mengikutsertakan secara optimal karyawan-

karyawan dalam membangun masa depan perusahaan.

Untuk mencapai sistem pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kinerja para manajer dan karyawan dalam mengimplementasikan strategi, maka Kaplan dan

Norton (2000) menggunakan konsep baru tentang metode pengukuran untuk mengukur baik

aset keuangan maupun aset non keuangan. Setelah lewat pengkajian dan penyempurnaan,

kemudian lahirlah sebuah konsep yang sudah dikaji aspek operasional dan kegunaan yang

dikenal dengan nama Balanced Scorecard (BSC). Dalam mengukur Balanced Scorcard dapat

dilihat dari empat perspektif yakni: 1 Perspektif keuangan, 2 Perspektif pelanggan, 3 Perspektif

proses bisnis internal, 4 Perspektif pertumubuhan dan pembelajaran.

Membuat sebuah perencanaan strategi yang baik diperlukan alat manajemen strategi

yang mampu secara komprehensif melihat perspektif yang ada untuk mencapai tujuan finansial

atau visi yang diinginkan perusahaan. Pendekatan dalam aplikasi strategi ini adalah dengan

menggunakan strategi Balanced Scorcard, dimana Balanced Scorcard ini akan menerjemahkan

visi, misi, dan strategi keandalan ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan yang terukur.

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi perusahaan untuk menghadapi

persaingan bisnis yang semakin ketat dengan mempertimbangkan segala aspek yang ada di

perusahaan, baik dari aspek internal maupun aspek eksternal. Aspek-aspek yang ada kemudian

dibuat lebih terstruktur dengan menggunakan alat perencanaan strategi dengan empat

perspektif Balanced Scorecard (BSC) yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal dan

pembelajarn dan pertumbuhan.

Berdasarkan hal di atas, perusahaan perlu memiliki strategi pengembangan bisnis yang

tepat dalam mempertahankan dan mengembangkan perusahaan, serta tanggap terhadap

perubahan lingkungan baik lingkungan internal maupun eksternal yang terjadi. Beberapa hal

yang perlu diteliti dalam merumuskan strategi pengembangan bisnis perusahaan adalah :

1. Strategi dan inisiatif strategi apa yang dapat mempengaruhi PT. Relife Realty Indonesia

dalam pengembangan bisnisnya ?

2. Bagaimana peta strategi yang sesuai dengan visi, misi, aspek internal dan aspek eksternal

PT. Relife Realty Indonesia ?

3. Strategi apakah yang diprioritaskan untuk diimplementasikan PT. Relife Realty Indonesia

dalam pengembangan bisnisnya ?

Page 14: Visi Misi Pt. Relife Realty

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi indikator hasil dan indikator pemicu kinerja yang dimiliki PT. Relife Realty

Indonesia dalam menjalankan bisnisnya.

2. Merancang peta strategi BSC yang sesuai dengan visi, misi, aspek internal dan aspek

eksternal PT. Relife Realty Indonesia.

3. Menentukan prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan oleh PT. Relife Realty

Indonesia dalam pengembangan bisnisnya.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat daripada penulisan ini adalah :

1. Manfaat bagi perusahaan:

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen untuk

membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah atau persoalan perusahaan

selain itu penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menetapkan strategi

dalam penaningkatan kinerja menuju kondisi yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai perusahaan.

2. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai BSC

sebagai perencanaan strategi di perusahaan properti.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang bergerak dibidang properti di kawasan

JABODETABEK dengan batasan masalah penelitian ini adalah:

1. Data yang digunakan adalah data perusahaan yang didapatkan pada saat penelitian dilakukan

di bulan November 2009.

2. Penulis hanya merancang BSC sesuai dengan yang dijabarkan dari visi, misi, dan strategi

yang telah dibuat oleh perusahaan.

3. Perumusan tolak ukur kinerja mengacu pada visi, misi, dan strategi perusahaan.

Page 15: Visi Misi Pt. Relife Realty

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Properti

Secara sederhana, properti dapat diartikan sebagai tanah dan bangunan. namun dalam

perkembangannya penilaian properti dibagi dalam empat tipe properti yaitu real property,

personal property, financial interest, business.

Menurut SK Menteri Perumahan Rakyat no. 05/KPTS/BKP4N/1995 dalam pasal (1a: 4)

pengertian dari properti (real property) adalah tanah hak dan bangunan permanen yang menjadi

obyek pemilik dan pembangunan. Disisilain menurut KUH Perdata dan UU Pokok Agraria

pengertian properti adalah konsep hukum. Pengertian real property adalah hak perorangan atau

badan hukum untuk memiliki dalam arti menguasai tanah dengan suatu hak atas tanah, misalnya

Hak Milik atau Hak Guna Bangunan berikut bangunan (permanen) yang didirikan di atasnya

atau tanpa bangunan.

2.2. Visi dan Misi

Visi adalah kemampuan untuk melihat wawasan ke masa depan dan mencoba

mengantisipasinya demi menghindari kegagalan dalam mewujudkan misi dan sasaran yang

hendak dicapai organisasi atau perusahaan. Filsafat yang singkat yang mendefinisikan arah yang

akan ditempuh suatu organisasi atau perusahaan (Marbun, 2003). Cita-cita masa depan yang ada

dalam benak pendiri yang kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan adalah yang disebut

visi, sedangkan misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi lebih

mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan (Umar, 2001).

Menurut Pearce dan Robinson (1997), misi perusahaan merupakan pernyataan atau

rumusan umum yang luas dan bersifat tahan lama tentang keinginan atau maksud perusahaan.

Misi ini mengandung filosofi bisnis dari para pengambil keputusan strategi perusahaan,

menyiratkan citra yang ingin dipancarkan perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan,

dan mengidentifikasikan bidang bidang produk atau jasa utama perusahaan, serta kebutuhan

utama pelanggan yang akan dipenuhi oleh perusahaan.

2.3 Konsep Strategi

Pada dasarnya, strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Suatu strategi

mempunyai skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani

‘strategos’ atau ‘strategus’ dengan kata jamak strategi (stratos = tentara atau militer, dan ag =

memimpin) yang berarti seni berperang. Definisi lebih lengkap untuk orang Yunani, strategi

Page 16: Visi Misi Pt. Relife Realty

adalah ilmu perencanaan dan pengarahan sumber daya untuk operasi secara besar-besaran,

melansir kekuatan pada posisi siap yang paling menguntungkan sebelum melakukan

penyerangan terhadap lawan. Secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah

rencana tentang serangkaian manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun

tak kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan (Hutabarat dan Huseini, 2006).

Hamel dan Prahalad dalam Umar (2005), dua orang pakar strategi mendefinisikan

strategi sebagai sebuah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus

menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para

pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat

terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru

dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan

perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

David (2006) menyatakan strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan jangka

panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi dan usaha

patungan. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat

atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengaruhi

kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang dan berorientasi ke masa depan. Strategi

memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi, serta perlu mempertimbangkan

faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan.

2.3.1 Manajemen Strategik

Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan mendasar

yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran

suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut (Siagian, 2004).

Sedangkan Wheelen and Hunger (2001) menyatakan bahwa manajemen strategi

merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan

keragaan perusahaan dalam jangka panjang. Proses manajemen strategi adalah

menentukan cara dan jalan yang mana yang dapat diambil para perencana strategi

dalam menentukan sasaran-sasaran, kebijakan dan kegiatan pengambilan keputusan

perusahaan.

Secara lebih spesifik, David (2006) mendefinisikan manajemen strategi

sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan

mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu

Page 17: Visi Misi Pt. Relife Realty

organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategik memadukan manajemen,

pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem

informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.

Mulyadi (2007) mendefinisikan manajemen strategi adalah suatu proses yang

digunakan oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan mengimplementasikan

strategi dalam penyediaan customer value terbaik untuk mewujudkan visi perusahaan.

Pada dasarnya manajemen strategi adalah suatu upaya manajemen dan karyawan

untuk membangun masa depan perusahaan. dari definisi tersebut terdapat empat frasa

penting yang bisa diambil, yaitu:

1. Manajemen strategi merupakan suatu proses.

2. Proses digunakan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi.

3 Strategi digunakan dalam menyediakan customer value terbaik untuk

mewujudkan visi perusahaan.

4 Manajer dan karyawan adalah pelaku manajemen strategi.

Menurut David (2006), proses manajemen strategik (strategic management

process) terdiri dari tiga tahap, yaitu : formulasi, implementasi dan evaluasi strategi.

Untuk lebih jelasnya, model komprehensif proses manajemen strategik digambarkan

pada Gambar 1.

1. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi

peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan

perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi

dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan

tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber

daya, sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.

3. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategik. Tiga aktivitas

dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal

yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja dan (3) mengambil

tindakan korektif.

Page 18: Visi Misi Pt. Relife Realty

Mengembangkan pernyataan visi dan

misi

Menjalankan

evaluasi internal

Menetapkan tujuan jangka panjang

Menjalankan

evaluasi eksternal

Implementasi strategi—Isu manajemen

Merumuskan, mengevaluasi, dan memilih strategi

Mengukur dan mengevaluasi

kinerja

Implementasi strategi—Isu-isu

pemasaran, keuangan,

akuntansi, penelitian dan pengembangan,

sistem informasi manajemen

Formulasi

Strategi

Implementasi

Strategi

Evaluasi

Strategi

Gambar 1. Model komprehensif proses manajemen strategik (David, 2006).

Penerapan manajemen strategi di dalam perusahaan mempunyai manfaat langsung

maupun tidak langsung terhadap setiap aspek perusahaan, terutama ke dalam kinerja aspek

Page 19: Visi Misi Pt. Relife Realty

keuangan dan bisnis. Secara umum manfaat yang diperoleh perusahaan dalam menerapkan

manajemen strategik (Hutabarat dan Huseini, 2006) adalah :

1. Meningkatkan performa perusahaan, baik dalam hal profitabilitas maupun keberhasilan

lainnya.

2. Memperbaiki proses manajemen dan partisipasi di dalam organisasi seperti berikut :

a. Mendorong bawahan untuk terlibat dalam perencanaan dan membantu memonitor,

serta membuat peramalan dalam perencanaan.

b. Proses manajemen lebih baik, karena melibatkan interaksi kelompok yang variatif dan

didasarkan kepada spesialisasi dari anggota kelompok dalam membuat pilihan.

c. Mereduksi gap (kesenjangan/celah) dan overlap (tumpang tindih) dari aktivitas

individu dan kelompok dengan mengklarifikasi formasi strategi.

d. Mempresentasikan kerangka untuk memperbaiki koordinasi dan pengendalian

aktivitas.

e. Mengintegrasikan sikap individu terhadap usaha keseluruhan perusahaan.

f. Alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efisien untuk mengidentifikasi peluang.

3. Memperbaiki pengambilan keputusan, seperti:

a. Keputusan utama untuk dukungan terbaik dalam mencapai tujuan.

b. Minimalisasi dampak dari kondisi dan perubahan yang merugikan.

c. Lebih peduli dengan parameter yang membatasi pilihan yang ada sehingga

membuatnya lebih memungkinkan menerima keputusan yang ada.

4. Memperbaiki sikap, disiplin dan motivasi individu di dalam organisasi, seperti berikut :

a. Meningkatkan disiplin dalam mengelola bisnis.

b. Mendorong sikap untuk berubah sesuai visi dan misi perusahaan.

c. Mengerjakan basis untuk tanggungjawab individu.

d. Meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan dengan melibatkannya dalam

proses.

e. Pendekatan kooperatif, terintegrasi dan bersemangat untuk menangani masalah dan

peluang.

5. Memperbaiki antisipasi dan kepedulian terhadap masa depan dan peluang yang terjadi :

a. Mendorong berpikir ke depan.

b. Dapat mengidentifikasi, prioritas dan eksploitasi peluang.

Manajemen strategik adalah tentang mendapatkan dan mempertahankan keunggulan

kompetitif (competitive advantage). Keunggulan kompetitif dapat didefinisikan sebagai

Page 20: Visi Misi Pt. Relife Realty

segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan dibandingkan

dengan pesaingnya. Ketika sebuah perusahaan dapat melakukan sesuatu dan perusahaan

lainnya tidak dapat atau memiliki sesuatu yang diinginkan pesaingnya. Hal tersebut

menggambarkan keunggulan kompetitif, memiliki dan menjaga keunggulan kompetitif

sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang dari suatu organisasi. Mengejar

keunggulan kompetitif akan mengarah kepada kesuksesan atau kegagalan organisasi.

Umumnya, sebuah perusahaan mampu untuk mempertahankan keunggulan kompetitif

hanya untuk periode tertentu, karena ditiru pesaing dan melemahnya keunggulan tersebut.

Sebuah perusahaan tidaklah cukup untuk memiliki keunggulan kompetitif. Perusahaan

harus berusaha untuk mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable

competitive advantage) dengan (1) secara terus menerus beradaptasi dengan tren dan

kejadian eksternal, serta kemampuan, kompetensi dan sumber daya internal (2) secara

efektif memformulasikan, mengimplementasi dan mengevaluasi strategi yang mengambil

keuntungan dari faktor-faktor tersebut.

2.3.2. Perumusan/ formulasi strategi

Teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka

kerja pengambil keputusan melalui tiga tahap (David, 2006). Kerangka kerja ditunjukkan

pada Gambar 2.

Gambar 3. Kerangka Kerja Analisis Untuk Perumusan Strategi

Gambar 2. Kerangka kerja manajemen strategik (David, 2006).

1. Tahap Input (Input Stage)

Pada tahap ini dikuantifikasi secara subyektif selama tahap awal dari proses perumusan

Tahap 1: Tahap Input (Input Stage)

Evaluasi Faktor Eksternal Evaluasi Faktor Internal (Ekternal Factor Evaluation—EFE) (Internal FactorEvaluation—IFE)

Tahap 2 : Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap 3 : Tahap Keputusan (Decision Stage)

Page 21: Visi Misi Pt. Relife Realty

strategi. Tahap ini menghasilkan faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan. Alat

analisis yang digunakan adalah EFE dan IFE.

2. Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Dengan menggabungkan hasil matriks IFE dan EFE sehingga menghasilkan matriks IE

yang akan menggambarkan posisis perusahaan.

3. Tahap Keputusan (Decision Stage)

Tahap keputusan menggunakan alat analisis QSPM. Alat analisis ini secara obyektif

mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik.

2.4. Balanced Scorecard

Balanced Scorecard (BSC) didefinisikan sebagai suatu alat manajemen kinerja

(performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi

dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-

finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab-akibat (Luis, 2007). BSC

menggambarkan adanya keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang,

antara keuangan dan non-keuangan, antara indicator lagging dan indicator leading, dan antara

kinerja eksternal-internal (Kaplan, 1996)

Balanced Scorecard terdiri dari dua kata scorecard (kartu skor) dan balanced

(seimbang). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk merencanakan skor yang hendak

diwujudkan oleh personil di masa depan. jadi melalui kartu tersebut skor yang hendak

diwujudkan dimasa depan dapat dibandingkan hasil kinerja yang sesungguhnya. Hasil

perbandingan tersebut digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja yang dilakukan.

sedangkan kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukan pengukuran yang dilakukan

seimbang didasarkan dari dua sisi yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka

panjang, intern dan ekstern. oleh karena itu jika kartu skor personil digunakan untuk

merencanakan skor yang hendak diwujudkan dimasa depan, personil tersebut harus

memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan antara

kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang, serta kinerja yang bersifat intern dan kinerja

yang bersifat ekstern (Mulyadi, 2001:1-3)

Balanced Scorecard menyediakan kerangka kerja yang komprehensif bagi para manajer

untuk menerjemahkan tujuan strategis perusahaan ke dalam seperangakat pengukuran-

pengukuran kinerja. Balanced Scorecard, memberikan tambahan pengukuran kinerja selain

pengukuran tradisional yang hanya menitikberatkan pada aspek keuangan saja dengan

menambahkan tiga aspek, yaitu perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan

Page 22: Visi Misi Pt. Relife Realty

dan pembelajaran. melalui balanced scorecard, memungkinkan para manajer perusahaan

mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap

mempertimbangkan kepentingan-kepentingan di masa depan, dengan balanced scorecard

memungkinkan mereka mengukur apa yang telah mereka investasikan dalam pengembangan

sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja di masa depan.

2.4.1. Perspektif Balanced Scorecard

Balanced Scorecard memandang kinerja melalui empat perspektif yaitu keuangan,

pelanggan, bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. melalui keempat perspektif ini

sasaran dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi organisasi. Luis (2007)

menekankan BSC sebagai alat untuk menjaga keseimbangan antara:

1) Indikator finansial dan non finansial

Umumnya perusahaan selalu berorientasi pada profit, namun orientasi berlebihan

terhadap profit harus diimbangi dengan pencapaian faktor-faktor yang ada di luarnya.

2) Indikator kinerja masa lampau, kinerja masa kini, dan masa depan

Indikator kinerja masa lampau yang berupa laporan keuangan tidak bisa dijadikan

patokan tunggal untuk menentukan strategi di masa yang akan datang karena laporan

keuangan hanya menyajikan data-data pencapaian pada masa lampau.

3) Indikator internal dan eksternal

Keseimbangan dari faktor-faktor internal dan eksternal berkaitan dengan hubungan

sebab akibat. di sini faktor internal merupakan penyebab ( input ) dan outputnya

berdampak pada faktor eksternal.

4) Indikator yang bersifat leading (cause/drivers) dan lagging (Effect/Outcome)

BSC mampu menggambarkan hubungan sebab-akibat yang jelas antara indikator

eksternal dan internal. BSC memetakan penyebab yang mendorong tercapainya kinerja yang

baik atau buruk, serta akibat yang ditimbulkan atau dihasilkan dari sebab-sebab tersebut.

BSC berisi serangkaian tujuan dan ukuran yang saling berkaitan, konsisten dan saling

mendukung yang diturunkan dari visi dan strategi dalam empat perspektif. perspektif tersebut

adalah perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan, 1996). Hubungan antara visi dan strategi dengan

empat perspektif BSC dapat dilihat pada gambar 3.

Page 23: Visi Misi Pt. Relife Realty

Gambar 3. Perspektif Balanced Scorecard (Kaplan dan Norton, 1996)

2.4.1.1. Perspektif Keuangan

Menurut Kaplan dan Norton (2001), BSC tetap mempergunakan perspektif

keuangan karena ukuran keuangan dapat memberikan petunjuk mengenai strategi

perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya dalam kontribusi peningkatan laba

perusahaan jangka panjang. Tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran di

bagian hubungan sebab akibat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja

keuangan.

Tujuan keuangan sangat berbeda untuk setiap siklus hidup perusahaan.

Secara sederhana, siklus hidup perusahaan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu growth

(bertumbuh), sustain ( bertahan), dan harvest (menuai). Perusahaan yang berada

pada tahap growth memiliki produk dan pangsa pasar yang tumbuh secara nyata,

sehingga strategi dan pengukuran kinerja perusahaan dalam perspektif keuangan

difokuskan pada pertumbuhan penerimaan, penghasilan/laba positif, serta

penigkatan penjualan dan pangsa pasar. Perusahaan yang berada pada tahap sustain

memiliki produk dan pangsa pasar yang bertumbuh stabil, sehingga strategi dan

pengukuran kinerja dalam perspektif keuangan dapat difokuskan pada peningkatan

pendapatan operasional, peningkatan tingkat pengembalian investasi dan

pengingkatan laba kotor. Sedangkan perusahaan yang berada pada tahap harvest

memiliki produk dan pangsa pasar yang tumbuh secara lambat, sehingga strategi

FINANSIAL “untuk berhasil secara financial, apa yang harus kita lakukan kepada para pemegang saham kita?”

VISI dan STRATEGI

PROSES BISNIS INTERNAL

“Untuk menyenangkan para pemegang saham & pelanggan kita, proses bisnis apa yang harus kita kuasai dengan baik

PELANGGAN “Untuk mewujudkan visi kita, apa yang harus kita perlihatkan kepada para pelanggan kita?”

PERTUMBUHAN & PEMBELAJARAN

“Untuk mewujudkan visi kita, bagaimana kita memelihara kemampuan kita untuk berubah dan meningkatkan diri?”

Page 24: Visi Misi Pt. Relife Realty

dan pengukuran dalam perspektif dapat difokuskan pada pengelolaan arus kas, nilai

tambah ekonomis dan nilai tambah kas.

Ukuran kinerja finansial merupakan petunjuk apakah strategi perusahaan,

implementasi, dan pelaksanaanya memberikan kontribusi atau tidak kepada

peningkatan laba perusahaan. Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan

profitabilitas yang diukur dengan laba operasi, return on capital employed (ROCE)

atau economic value added (EVA). Tujuan financial lainya mungkin berupa

pertumbuhan penjualan yang cepat atau terciptanya arus kas (Kaplan, 1996).

BSC menggariskan upaya yang harus dilakukan untuk dapat berhasil secara

keuangan dan bagaimana keuangan kita dalam perspektif pemegang saham (Luis,

2007)

2.4.1.2. Perspektif Pelanggan

Filosofi manajemen terkini telah menunjukan peningkatan pengakuan atas

pentingnya customer focus dan customer satisfaction. Perspektif ini merupakan

ukuran hasil, jadi apabila pelanggan tidak puas akan mencari produsaen lain yang

sesuai dengan kebutuhannya. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan

menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan

terlihat baik.

Menurut Kaplan dan Norton (1996), perspektif pelamggan memiliki dua

kelompok pengukuran, yaitu customer core measurement dan customer value

propositions (Gambar 4).

a) Customers Core Measurement, memiliki beberapa komponen pengukuran

yaitu:

(1) Market share, pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai

perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada meliputi jumlah pelanggan,

jumlah penjualan dan volume unit penjualan

(2) Customer retention, mengukur tingkat dimana perusahaan dapat

mempertahankan hubungan dengan konsumen.

(3) Customer acquisition, mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu

menarik pelanggan baru untuk memenangkan bisnis baru.

(4) Customer satisfaction, menaksirkan tingkat kepuasan pelanggan terkait

dengan criteria kinerja spesifik dalam value proposition.

Page 25: Visi Misi Pt. Relife Realty

(5) Customer profitability, mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau

segmen setelah dikurangi biaya yang khusus diperlakukan untuk

mendukung pelanggan tersebut.

Gambar 4.Tolak ukur utama dalam perspektif pelanggan (Yuwono dkk, 2002)

b) Customer Value Proposition, merupakan pemicu kenerja yang terdapat pada

core value proposition yang di dasarkan pada atribut berikut:

(1) Produk/Service Atribut meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga dan

mutu. Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk

yang ditawarkan. dalam hal ini perusahaan harus mengidentifikasikan apa

yang diinginkan pelanggan atas produk yang ditawarkan. Selanjutnya

pengukuran kinerja ditetapkan berdasarkan hal tersebut.

(2) Customer relationship menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses

pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini

sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap

pelanggan berkaitan dengan masalah penyampaian waktu. Waktu

merupakan komponen yang dalam persaingan perusahaan. Konsumen

biasanya menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu

sebagai faktor yang penting bagi kepuasanya

(3) Image and reputation menggambarkan factor intangible yang menarik

seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun

citra dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga mutu seperti

yang dijanjikan.

PANGSA PASAR

PROFITABILITAS PELANGGAN

KEPUASAN PELANGGAN

RETENSI PELANGGAN

AKUISISI PELANGGAN

Page 26: Visi Misi Pt. Relife Realty

2.4.1.3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan

analisis rantai nilai (Gambar 5). Manajemen perusahaan mengidentifikasi proses

bisnis internal yang kritis yang harus diunggulkan perusahaan. Penilaian dalam

perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnisnya

berjalan dan apakah produk dan jasanya sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Kaplan

dan Norton (1996) membagi proses bisnis internal ke dalam tiga proses, yaitu:

a. Proses inovasi yang merupakan proses mengenali pemahaman tentang kebutuhan

dari pelanggan, serta menciptakan produk dan jasa yang dibutuhkan.

b. Proses operasi merupakan proses untuk membuat dan menyampaikan produk atau

jasa. Proses operasi terbagi menjadi dua aktivitas, yaitu proses pembuatan produk

dan penyampaian kepada konsumennya.

c. Proses pelayanan purna jual, proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan

setelah penjualan produk atau jasa tersebut dilakukan.

Gambar 5. Model rantai nilai genetic pada proses bisnis internal (Kaplan dan

Norton, 1996)

2.4.1.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Menurut Yuwono (2002), proses pertumbuhan dan pembelajaran ini

bersumber dari faktor sumber daya manusia (SDM), sistem dan prosedur organisasi

(Gambar 6). Dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan

yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Hasil dari perspektif

sebelumnya dapat menunjukan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang,

system dan prosedur perusahaan pada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk

mencapai kinerja yang diinginkan.

Page 27: Visi Misi Pt. Relife Realty

Faktor yang mempengaruhi

Gambar 6. Kerangka kerja ukuran pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1996)

menurut Kaplan dan Norton (1996) pada perspektif ini terdapat empat tolak ukur

dalam perusahaan, yaitu:

a. Employee capabilities, dimana kemampuan karyawan dalam organisasi

dengan perencanaan dan upaya implementasi reskilling pegawai yang

menjamin kecerdasan dan kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk

mencapai tujuan organisasi

b. Informasi system capabilities. Diperlukan informasi-informasi terbaik

untuk pencapaian tujuan perusahaan pada karyawan. Dengan kemampuan

system informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen

dan pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi

dengan sebaik-baiknya.

c. Motivation, empowerment, and alignment. Tingkat motivasi karyawan

dapat diukur melalui banyaknya sasaran yang diberikan per pekerja.

jumlah sasaran yang dilaksanakan dan mutu saran yang diajukan. Jumlah

saran yang berhasil diimplementasikan merupakan indikator tercapainya

keselarasan tujuan perusahaan maupun perorangan.

2.5. Konsep Balanced Scorecard

2.5.1. Konsep Manajemen Strategik dan Hubungannya Dengan BSC

Manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi,

mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan

organisasi dapat mencapai tujuannya, David (2004). Dari definisi ini dapat diketahui

bahwa manajemen strategi berfokus pada upaya mengintegrasikan manajemen

HASIL

PRODUKTIVITAS KERJA RETENSI KERJA

KEPUASAN KERJA

KOMPETENSI STAF IKLIM UNTUK BERTINDAK

INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI

Page 28: Visi Misi Pt. Relife Realty

pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta

sistem informasi untuk mencapai keberhasilan organisasi.

Mulyadi (2001) mendefinisikan manajemen strategi sebagai suatu proses yang

digunakan oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan mengimplementasikan

strategi dalam penyediaan customer value terbaik untuk mewujudkan visi organisasi.

Menurut Pearce dan Robinson (1997), manajemen strategi adalah sekumpulan

keputusan yang menghasilkan perumusan dan pelaksanaan rencana-rencana yang

dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan.

Menurut David (2006), proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Perumusan strategi

Termasuk upaya untuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi

peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan

perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan strategi alternatife

dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.

Kerangka kerja perumusan strategi perusahaan terdiri dari:

a. Tahap input yaitu meringkas informasi dasar yang dibutuhkan untuk

merumuskan strategi perusahaan

b. Tahap pencocokan yaitu menciptakan alternatife stategi yang layak

dengan mencocokan faktor ekternal dan internal perusahaan

c. Tahap keputusan yaitu memilih stategi yang akan diterapkan pada

perusahaan

2. Implementasi strategi

Implementasi strategi seringkali disebut sebagai tahap pelaksanaan dalam

manajemen strategi. Tahap ini mensyarakatkan perusahaan untuk menetapkan

tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan

sumber daya, sehingga menjadi strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.

3. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi dilakukan untuk mengetahui apakah strategi berfungsi

dengan baik. Tahap ini mencakup upaya untuk meninjau ulang faktor eksternal

dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja dan mengambil

tindakan korektif.

Posisi BSC dalam manajemen strategi pada awalnya hanya berperan dalam

evaluasi strategi, namun pada masa berikutnya konsep BSC juga digunakan dalam

Page 29: Visi Misi Pt. Relife Realty

perumusan dan pelaksanaan strategi sehingga dapat dikatakan bahwa BSC

menjadi inti manajemen strategi

Dalam tahap perumusan strategi BSC digunakan dalam menerjemahkan tujuan

strategi ke dalam sasaran strategi dalam empat perspektif, kemudian ditetapkan

inisiatif strategi untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut. Namun peran

terbesar pada tahap ini adalah mengkomprehensifkan dan menghubungkan

sasaran-sasaran strategi pada tiap perspektif.

Pada tahap implementasi dan evaluasi, BSC digunakan untuk memonitor

kinerja perusahaan dengan membandingkan hasil dengan target semula pada

empat perspektif. sehingga apabila terdapat gap antara keduanya dapat diambil

tindakan perbaikan tanpa perlu menunggu periode tertentu. sementara hasil

evaluasi dapat menjadi tolak ukur menentukan konsep BSC untuk periode

berikutnya.

2.5.2 Strategi dan Hubungan Dengan BSC

Menurut Marbun (2003), strategi didefinisikan sebagai rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam hal

waktu dan ukuran. Strategi perusahaan didefinisikan sebagai rentetan pernyataan yang

menyatakan :

a. Tujuan tiap unit.

b. Metode yang akan digunakan untuk mencapainya.

c. Alternatif.

d. Pengalokasian sumber daya.

e. Metode pengukuran keberhasilannya

Berdasarkan atas hasil penelitian yang dilakukan oleh Robert S. Kaplan dan

David yang dikutip Luis (2007), diketahui bahwa hanya 10 % dari perusahaan-

perusahaan di Amerika Serikat yang dapat mengeksekusi strategi dengan baik. Dari

studi itu pula diketahui bahwa ada empat hal yang menghambat eksekusi strategi,

yaitu:

a. Hambatan pada visi

Hambatan pada visi terjadi karena kurangnya sosialisasi dari visi yang telah

dibangun. Kaplan dan Norton menemukan bahwa pada umumnya hanya 5% dari

total jumlah karyawan yang tahu dan memahami visi organisasi dirasakan

terlalu tinggi oleh para karyawan sehingga sulit diimplementasikan . Sementara

strategi yang dibuat terlalu detail dengan bahasa yang sulit dicerna.

Page 30: Visi Misi Pt. Relife Realty

b. Hambatan pada pelaku

Seluruh karyawan perusahaan di semua jenjang dalam semua struktur

organisasi adalah pelaku dari visi, misi, dan strategi yang telah dibangun. Untuk

memotivasinya agar efisien dan efektif dalam menetapkan strategi, penting

sekali mengaitkan strategi itu dengan insentif yang bisa diterima oleh karyawan.

Hal ini sendiri belum banyak dilakukan, riset ini menunjukkan bahwa

perusahaan pada umumnya hanya mengaitkan 25% dari insentif pada strategi.

c. Hambatan pada manajemen

Para manajer pada umumnya terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk

kegiatan operasional sehingga jarang sekali meluangkan waktunya untuk

membahas kebijakan-kebijakan perusahaan yang sifatnya strategik. Riset ini

menunjukan bahwa 85% dari pihak manajemen hanya meghabiskan waktu

kurang dari 1 jam per bulan untuk membahas strategi.

d. Hambatan pada sumber daya

Hambatan terakhir adalah sumber daya perusahaan, yang dalam hal ini

adalah anggaran perusahaan. Riset ini menunjukan bahwa 60% perusahaan tidak

mengaitkan anggaran dengan strategi. Akibatnya pelaksanaan strategi menjadi

tersendat karena membutuhkan anggaran.

Untuk menghindari kendala-kendala tadi, maka sebuah organisasi, entitas bisnis

maupun perusahaan perlu menjadi sebuah organisasi yang berfokus pada strategi.

Untuk mewujudkanya, Kaplan dan Norton (2001) menyebutkan lima prinsip yang

harus dijalankan, yaitu:

1. Menerjemahkan strategi ke dalam bentuk operasional.

2. Hubungan dan selaraskan organisasi dengan strateginya.

3. Jadikan strategi sebagai pekerjaan rutin setiap pegawai.

4. Jadikan strategi sebuah proses yang berkelanjutan.

5. Kepemimpinan eksekutif untuk memobilisasi perubahan

Untuk membantu mewujudkan sebuah organisasi yang berbasis strategi, sebuah

perusahaan membutuhkan alat. BSC merupakan alat manajemen yang tepat karena

dapat memonitor dan mengarahkan seluruh kegiatan organisasi agar sesuai dengan

strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2.5.3. Sistem Tradisional dan Balanced Scorecard

Perspektif keuangan seringkali dianggap sebagai satu-satunya alat evaluasi kinerja

perusahaan yang ideal, sehingga walaupun perusahaan melakukan evaluasi terhadap

Page 31: Visi Misi Pt. Relife Realty

perspektif lainnya namun tetap saja hasil kinerja secara keuangan yang diperhatikan, hal

ini sering disebut sistem kinerja tradisional, karena perusahaan umumnya pada saat ini

tidak lagi menggunakan sistem ini.

Teori ini diperkuat oleh Niven (2002), metode pengukuran ini (sistem tradisional)

tidak konsisten dengan realita bisnis saat ini, karena tidak hanya mengandalkan tangible

assets tetapi juga intangible assets. ini dikarenakan rujukan financial merupakan

gambaran keadaan masa lalu dan tidak mempunyai kekuatan untuk menentukakan masa

depan.

Sistem ini dapat membawa perusahaan pada beberapa masalah, diantaranya

ketidaksensitifan perusahaan pada perspektif-perspektif lain seperti pelanggan, proses

bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan perkembangan, karena tujuan strategic

perusahaan tidak disejalankan dengan sasaran strategic di tingkat fungsional.

2.5.4. Critical Success Factor

Critical success factor merupakan salah satu unsur penting dalam strategi yang

harus dilakukan dengan baik agar strategi yang sudah ditetapkan dapat berjalan dengan

baik dan target tercapai.

Niven (2002) menambahkan bahwa CSF harus memiliki criteria berikut:

a. Linked to strategy

SCF yang ditentukan haruslah mempunyai kontribusi pada strategi perusahaan.

b. Quantitative

SCF ini dapat dikuantifikasi agar pengukuran pada CSF ini dapat dilakukan.

c. Accessibility

CSF yang biaya investasinya tinggi sebaliknya dihindari, karena dikhawatirkan biaya

investasinya lebih tinggi dari hasil yang akan didapat.

d. Easily Understood

CSF sebaiknya mampu memotivasi tindakan yang diterapkan atau dengan kata lain

dapat dengan mudah dimengerti.

e. Counter Balanced

CSF sebaiknya terhindar dari trade off dengan bagian lain dari perusahaan, misalnya

CSF pada divisi keuangan harus mengorbankan divisi pemasaran.

f. Relevan

CSF harus relevan, dalam hal ini berarti dapat dilakukan perusahaan.

g. Common Definition

Page 32: Visi Misi Pt. Relife Realty

CSF sebaiknya disampaikan dengan bahasa yang dimengerti oleh semua kalangan

perusahaan atau speak in one language.

2.5.5. Key Performance Indicator

Key Performence Indicator merupakan ukuran untuk menilai tercapai atau tidaknya

CSF yang sudah ditentukan sebelumnya. Ada dua ukuran yang perlu ditentukan untuk

mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategi, yaitu (1) Ukuran hasil (outcome

measure/lag indicators) dan (2) Ukuran pemacu kinerja ( performance driver

measure/lead indicators).

Menurut Mulyadi (2001), ukuran hasil adalah ukuran yang digunakan untuk

mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategi, sementara ukuran pemacu kinerja

adalah ukuran yang menunjukan penyebab dicapainya ukuran hasil. Gambaran lebih jelas

dapat dilihat pada Tabel 1, dibawah ini.

Page 33: Visi Misi Pt. Relife Realty

Tabel 1. Ukuran hasil dan pemacu kinerja untuk setiap sasaran strategi

Ukuran Strategik

Sasaran Strategik Ukuran Hasil

(lag Indicators)

Ukuran Pemacu Kinerja

(lead Indicators)

Shareholders Value

S1 Pertumbuhan ROI

S2 Pertumbuhan pendapatan

S3 Berkurangnya biaya

ROI

Pertumbuhan

Pendapatan

Penurunan Biaya

Revenue Mix

Cycle Effectiveness

Firm Equity

F1 Meningkatnya kepercayaan pelanggan

F2 Kecepatan layanan

F3 Quality Relationship dengan pelanggan

Persentase pendapatan dan pelanggan baru

Throughput Time

Customer Retention

Bertambahnya pelanggan baru

Berkurangnya

Nonvalue added time

Depth of Relationship

Organizational Capital

O1 Meningkatnya proses layanan kepada pelanggan

O2 State of the art technology

O3Terintegrasinya proses layanan kepada pelanggan

Service error rate Perbandingan nilai peralatan mutakhir dengan peralatan lama

Respond time

Berkurangnya service error

Investasi dalam peralatan baru

Cycle effectiveness

Human Capital

H1 Meningkatnya kapabilitas Karyawan H2 Meningkatnya komitmen karyawan

Revenue per employee Kepuasan karyawan

Strategic Job Coverage Ratio Survei kepuasan karyawan

Sumber: Mulyadi ,2001

Niven (2002) berpendapat bahwa BSC sebaiknya terdiri dari gabungan antara lag

indicators dan lead indicators, karena lag indicators tanpa lead indicators akan berakhir

dengan kegagalan untuk menginformasikan perkembangan lag indicators yang

diharapkan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan akan terlambat dalam mengambil

tindakan korektif saat ada hambatan.

Page 34: Visi Misi Pt. Relife Realty

2.5.6. Inisiatif Strategik

Inisiatif strategi (Mulyadi, 2001) merupakan action program yang bersifat strategi

untuk mewujudkan sasaran-sasaran strategik. Menurut Luis dan Biromo (2007), inisiatif

strategi adalah inisiatif-inisiatif bersifat strategik yang disusun dan perlu dilaksanakan

untuk mencapai target. Pada dasarnya setiap inisiatif strategik yang direncanakan

merupakan sebuah proyek, karena ada periode pelaksanaanya. Selain itu, inisiatif strategik

perlu didukung oleh pelaksanaan yang kelak akan mengeksekusi proyek tersebut. Agar

pelaksanaan efektif, tentu diperlukan penanggung jawab inisiatif strategik. rincian jadwal

pelaksanaan, spesifikasi dan rencana anggaran.

2.5.7. Hubungan Sebab Akibat

Hubungan sebab akibat atau yang disebut Strategy Map oleh Kaplan dan Norton

(1996), diperkenalkan untuk melengkapi BSC yang sudah diperkenalkan terlebih dahulu.

Tujuan dari strategi map ini adalah:

1. Detail plan for conversion of assets and resources into desired outcomes

2. Show the cause and effect linkages by which critical objectives create desired

outcomes

3. Gives employees line of sight into how their job are linked to the overall objectives of

the organization.

2.5.8. Kelebihan dan Kelemahan Balanced Scorecard

2.5.8.1. Kelebihan Balanced Scorecard

Keunggulan BSC dalam sistem perencanaan strategik adalah mampu menghasilkan

rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Komprehensif

Kekomprehensifan sasaran strategik merupakan respon yang relevan untuk

memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. dengan mengarahkan sasaran-sasaran

strategik ke dalam empat perspektif, rencana strategik perusahaan mencakup

lingkungan luas, yang memadai untuk menghadapi lingkungan bisnis yang

kompleks. Jika sasaran strategik hanya diarahkan dari system perencanaan strategik

akan terlalu sempit, sehingga tidak memadai untuk menghadapi bisnis yang

kompleks

2. Koheren

BSC mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat diantara

berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap

Page 35: Visi Misi Pt. Relife Realty

sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai

hubungan sebab akibat dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun

tidak langsung. System perencanaan strategik yang menghasilkan sasaran strategik

yang koheren akan menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan berjangka

panjang, karena personel dimotivasi untuk mencari inisiatif strategik yang

mempunyai manfaat bagi perwujudan sasaran strategic di perspektif pembelajaran

dan pertumbuhan, proses bisnis internal, pelanggan dan keuangan.

3. Seimbang

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh system perencanaan strategik

penting untuk menghasilkan kinerja berjangka panjang.

4. Terukur

BSC mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur. Sasaran-sasaran

strategi di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan

pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam BSC

sasaran ketiga perspektif non keuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat

dikelola, sehingga dapt diwujudkan.

2.5.8.2. Kelemahan Balanced Scorecard

Lebih jelasnya kelemahan dari BSC adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya hubungan antara keuangan dengan hasil. dengan kata lain bahwa tidak ada

jaminan tingkat keuntungan masa depan akan mengikuti pencapaian target pada setiap

bidang non keuangan. Inilah masalah terbesar yang ada pada BSC karena adanya

asumsi yang melekat bahwa tingkat keuntungan masa depan akan berasal dari

pencapaian ukuran-ukuran BSC. Menentukan hubungan sebab akibat dari berbagai

ukuran lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan

2. Penetapan hasil finansial. Pencapaian hasil ukuran keuangan seringkali tidak

dikaitkan dengan program insentif sehingga tekanan baik dari pemegang saham

maupun dari dewan direksi berpengaruh pada pencapaian target.

3. Pengukuran terlalu berlebihan. Terlalu banyaknya pengukuran akan menyebabkan

manajer akan kehilangan fokus dan cenderung akan melakukan banyak hal dalam satu

tahun.

4. Kesulitan dalam menentukan trade off (pertukaran). Beberapa perusahaan

menggabungkan pengukuran keuangan dan non keuangan dalam satu laporan dan

memberi bobot pada masing-masing ukuran. Namun kebanyakan scorecard tidak

menetapkan dengan jelas bobot dari masing-masing ukuran ini. Jika bobot ini tidak

Page 36: Visi Misi Pt. Relife Realty

tersedia maka akan sulit untuk membuat trade off (pertukaran) antara ukuran

keuangan dan non keuangan.

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Puspita (2007) melakukan penelitian BSC sebagai instrumen pengukuran kinerja pada

PT. Unitex, Tbk. penelitian ini menggunakan laporan tahunan keuangan sebagai tujuan

pespektif keuangan dan menggunakan kuesioner kepuasan karyawan untuk perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran. Inisiatif strategi yang diperoleh dilakukan pembobotan dengan

menggunakan AHP.

Agustina (2008) melakukan penelitian di BRI cabang Garut dengan judul Perancangan

Strategi dengan Perspektif BSC. pada penelitian ini analisis internal menggunakan IFE,

sedangkan analisis eksternalnya memakai EFE. dari hasil penelitian internal dan eksternal

menunjukan bahwa BRI cabang Garut berada dalam posisi Grow and Build. sasaran strategi

yang akan dicapai oleh perancangan BSC ini adalah meningkatkan laba, mengurangi biaya,

meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pelanggan. Persamaan penelitian ini dan penelitian

terdahulu adalah digunakannya konsep BSC sebagai bagian dari perancangan strategi,

sedangkan perbedaannya terletak pada jenis perusahaan tempat dilaksanakanya analisis

manajemen dengan BSC tersebut.

Page 37: Visi Misi Pt. Relife Realty

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan strategi balanced scorecard dimana

balanced scorecard memiliki empat perspektif strategi, yaitu perspektif keuangan, perspektif

pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Setiap

perspektif ini akan dijabarkan sehingga didapatkan indikator/ukuran, baik indikator hasil

maupun indikator pemicu kinerja yang relevan dengan sasaran-sasaran strategi pada perspektif

BSC tersebut. Setelah sasaran beserta indikatornya ditentukan, maka dirumuskan inisiatif

strategi yang perlu dilakukan perusahaan. Hasil dari perumusan sasaran penentuan ukuran dan

inisiatif strategis akan disajikan dalam bentuk matrik BSC.

Setelah sasaran strategi, inisiatif strategi, ukuran hasil, ukuran pemicu kinerja dan

matriks balanced scorecard diperoleh langkah selanjutnya yaitu penetapan target perusahaan.

Target ini berfungsi untuk membantu para karyawan meningkatkan semangat kinerja dalam

mencapai inisiatif strategi yang telah ditetapkan sebelumnya. Target telah didapatkan maka

langkah selanjutnya yaitu menetapkan strategy map atau peta strategi perusahaan yang akan

membantu karyawan untuk memahami tahap-tahap pencapaian dari target yang telah

ditetapkan.

Sasaran strategik dan indikator hasil kinerja kemudian diberi pembobotan berdasarkan

metode paired comparison. Hal ini dimaksudkan untuk merumuskan matriks pengukuran

kinerja perusahaan yang mengidentifikasi target, realisasi dan tingkat pencapaian kinerja

perusahaan pada masing-masing indikator hasil. Secara garis besar, kerangka pemikiran

penelitian ini seperti yang terlihat pada Gambar 7 di bawah ini.

Page 38: Visi Misi Pt. Relife Realty

Gambar 7. Kerangka pemikiran penelitian

Visi dan Misi Perusahaan

Tujuan Perusahaan

Penjabaran Perspektif Balanced Scorecard

Sasaran Strategi

Perspektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Perspektif Proses Bisnis

Internal

Perspektif Pelanggan

Perspektif Keuangan

Sasaran Strategi

Strategy Map

Sasaran Strategi

Sasaran Strategi

Pembobotan dengan Paired Camparison

Rancangan BSC Perusahaan

Ukuran dan Inisiatif Strategi

Ukuran dan Inisiatif Strategi

Ukuran dan Inisiatif Strategi

Ukuran dan Inisiatif Strategi

Penetapan Target

Key Performance Indicator

Page 39: Visi Misi Pt. Relife Realty

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November 2009 sampai dengan bulan Desember 2009.

Penelitian ini dilakukan di PT. Relife Realty Indonesia, kota Depok, Jawa Barat.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

melalui observasi langsung, penyebaran kuesioner dan wawancara langsung dengan pihak

manajemen perusahan serta data-data yang diperlukan untuk melakukan analisis internal. Data

sekunder diperoleh melalui studi literatur dari buku, majalah, jurnal, laporan penelitian

terdahulu dan situs internet. Jenis dan sumber data secara lengkap dijelaskan dengan Tabel 2.

Tabel 2. Jenis dan sumber data

No Jenis Data Sumber Data Data Primer 1 2 3 4 5

Gambaran umum, sejarah perusahaan, jumlah karyawan, , jenis produk Data keuangan, data pemasaran, data sumber daya manusia Bobot skala untuk menilai analisis inisiatif strategi Penilaian kepuasan konsumen untuk perspektif pelanggan Penilaian kepuasan dan motivasi karyawan untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

PT. Relife Realty Indonesia PT. Relife Realty Indonesia Manajer Karyawan

Data Sekunder 1 Data-data yang berkaitan dengan penelitian Skripsi,

majalah, dan penulusuran internet

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

1. Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung kepada pihak-pihak terkait dalam

perusahaan, seperti manajer dan karyawan. Hal ini dilakukan untuk mendapat informasi

mengenai target, pembobotan, sasaran, dan ukuran strategik yang mendukung rancangan

BSC

2. Studi literatur yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi, baik dari data internal

perusahaan maupun pihak eksternal seperti pustaka, laporan-laporan literatur, industri

sejenis serta penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.

Page 40: Visi Misi Pt. Relife Realty

3.5. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel untuk penilaian perspektif BSC yang diambil adalah para manajer

dan direksi sebagai pakar yang ada di perusahaan, yaitu Direktur utama, Direktur, Manager

Keuangan, Manager Teknik. Hal ini dilakukan karena meraka yang menjadi penentu strategi

yang ada di perusahaan.

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data primer yang diperoleh dari wawancara dengan pihak manajemen dan pengisian

kuesioner dengan narasumber yang bersangkutan dikumpulkan dan diolah terlebih dahulu untuk

menyederhanakan data. Analisa data dilakukan dengan mempergunakan empat perspektif (BSC)

dan metode pembobotan paired comparison. Hasil pengolahan ini kemudian akan dianalisis dan

disajikan dalam bentuk urain, gambar dan tabel.

3.6.1. Balanced scorecard

Setelah dilakukan perumusan strategi, selanjutnya strategi yang telah ditetapkan dijabarkan

dalam empat perspektif BSC utntuk menetapkan sasaran strategi, ukuran dan inisiatif strategi

berdasarkan masing-masing perspektif dengan memperhatikan visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Model penjabarannya seperti yang terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Model penjabaran strategi ke dalam empat perspektif BSC

Sasaran Strategi Ukuran

Inisiatif Strategi Hasil

( Lag Indicator) Pemicu Kerja

( Lead Indicator) Perspektif Keuangan

Perspektif Pelanggan

Perspektif Bisnis Internal

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Sumber: Kaplan, 1996

Ukuran pencapaian perlu dipilih dan ditetapkan agar sasaran strategi yang dirumuskan untuk

mewujudkan visi dan tujuan perusahaan melalui strategi yang dapat dipilih dapat tercapai. Terdapat

dua jenis ukuran, yaitu ukuran hasil (lag indicator) dan ukuran pemicu kerja (lead indicator). Inisiatif

strategi merupakan program aksi yang bersifat strategis untuk mewujudkan sasaran strategi.

3.6.2. Metode Paired Comparison

Metode Paired Comparison (Kinnear and Taylor, 1996) digunakan untuk menentukan bobot

setiap indikator pada keempat perspektif BSC berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruhnya

Page 41: Visi Misi Pt. Relife Realty

terhadap perusahaan. Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi terhadap pihak

manajemen atau ahli. Metode ini menunjukan nilai perbandingan antar indikator (horizontal-vertikal)

dalam skala 1, 2, 3, 4, atau 5, dengan keteranga sebagai berikut:

Nilai 1 = faktor horizontal tidak penting daripada faktor vertikal

Nilai 2 = faktor horizontal kurang penting daripada faktor vertikal

Nilai 3 = faktor horizontal sama penting dengan faktor vertikal

Nilai 4 = faktor horizontal lebih penting daripada faktor vertikal

Nilai 5 = faktor horizontal sangat penting daripada faktor vertical

Dengan asumsi:

a. Jika perbandingan indikator A terhadap B = 5, maka perbandingan indikator B terhadap A = 1,

yaitu indikator A sangat penting daripada indikator B atau indikator B tidak penting daripada A

b. Jika perbandingan indikator A terhadap B = 4, maka perbandingan indikator B terhadap A = 2,

yaitu indikator A lebih penting daripada indikator B atau indikator B kurang penting daripada

A.

c. Jika perbandingan indikator A terhadap B = 3, maka perbandingan indikator B terhadap A = 3,

yaitu indikator A dan B sama penting.

Tabel 4. Penilaian bobot indikator (Kinnear and Taylor, 1996)

Indikator A B C Total

A

B

C

Total

Bobot setiap indikator diperoleh dengan menentukan nilai setiap indikator terhadap nilai jumlah

keseluruhan berdasarkan ketentuan rumus berikut:

=

∑=

n

ii

ii

X

Xa

1

a : bobot indikator ke-i

Xi : nilai indikator ke-i

Page 42: Visi Misi Pt. Relife Realty

i : 1, 2, 3,…, n

n : jumlah indikator

Hasil dari pembobotan terhadap keempat perspektif, sasaran-sasaran strategis dan indikator hasil

akan membentuk bagan pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan BSC.

Page 43: Visi Misi Pt. Relife Realty

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perkembangan PT. Relife Realty Indonesia

PT. Relife Realty Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti yang

didirikan berdasarkan pada akta Notaris PPAY No.53 tanggal 21 November 2007 dan

disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM melalui Surat Keputusan No. C- 62

.HT.03.02_TH.2006 pada tanggal 10 Juli 2006. PT. Relife Realty Indonesia lebih dikenal

oleh masyarakat dengan istilah Relife.

Asal mulanya PT. Relife Realty Indonesia merupakan suatu usaha perorangan yang

bergerak dibidang pembangunan rumah tinggal perorangan. Pertama kali proyek yang

dibangun adalah pembangunan rumah perorangan di Rawasari, kemudian berlanjut dengan

proyek pembangunan lima rumah tinggal di Beji Depok. Setelah sukses pada proyek yang

pertama, PT. Relife Realty Indonesia mengembangkan proyek yang lebih besar lagi, yaitu

membangun 19 unit rumah tinggal pada tahun awal 2006 di jalan Juanda, Depok. Akhir

tahun 2006, proyek yang berada di jalan Juanda sudah selesai, kemudian di awal tahun 2007

perusahaan membuka proyek baru yang berlokasi di jalan Kapitan Raya, Cimanggis, Depok

dengan pembangunan 50 unit rumah tinggal disertai dengan fasilitas umum seperti masjid,

taman bermain dan lain-lain.

Pada saat proyek di jalan Kapitan, Cimanggis Depok sedang berjalan, perusahaan juga

membuka proyek baru yang berada di Kelapa Dua, Depok dimana proyek di Kelapa Dua

membangun 20 unit rumah tinggal. Akhir tahun 2007 proyek yang berada di Cimanggis dan

Kelapa Dua sudah selesai. Awal tahun 2008 perusahaan membuka proyek pembangunan 50

unit rumah tinggal yang berada di Jakarta dan di pertengahan tahun 2008 perusahaan juga

membuka proyek baru dengan membangun 105 unit rumah tinggal, yang terletak di jalan

Pekapuran, Cimanggis Depok. Awal tahun 2009, perusahaan membuka proyek baru dengan

membangun 240 unit rumah dengan disertai fasilitas umum seperti kolam renang, clube

house, lapangan tenis, hutan kota dan lain-lain, sehingga sampai saat ini proyek yang masih

dikelola oleh perusahaan ada tiga proyek yang berjalan.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT. Relife Realty Indonesia adalah menjadi perusahaan properti terdepan yang

menyediakan hunian ideal dalam kualitas, harga, kenyamanan dan safety serta menjadi

rujukan investasi dengan pengembangan yang mengedepankan keseimbangan kehidupan.

Page 44: Visi Misi Pt. Relife Realty

Visi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam misi perusahaan dimana misi tersebut memiliki

dua segmentasi yaitu misi terhadap profit dan misi terhadap people.

Misi terhadap profit adalah:

• Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan bagi stakeholder.

• Mengutamakan pemenuhan kebutuhan perumahan pada segmen menengah dan

menengah atas.

Misi terhadap people adalah:

• Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat

dan menantang.

• Bertanggung jawab atas pemberdayaan masyarakat di lingkungan proyek dan

perusahaan.

• Melestarikan nilai-nilai keluarga dan memandu transformasi setiap konsumen.

• Memfasilitasi kehidupan yang seimbang.

4.1.3. Nilai–nilai yang dipegang PT. Relife Realty Indonesia

1. Orientasi kepada customer dan bisnis.

Kami yakin keberhasilan PT. Relife Realty Indonesia sangat dipengaruhi oleh kepuasan

customer. Karena itu kami harus memenuhi kebutuhan dan memuaskan customer dengan

memberikan pelayanan terbaik dan produk yang berkualitas, serta didukung oleh SDM

yang terampil dan ramah.

2. Keseimbangan yang dinamis dalam berbagai aspek antara lain kepentingan stakeholder

dan tujuan bisnis, antara kemampuan dan sasaran perusahaan.

3. Profesionalisme.

Kami perusahaan developers yang berusaha mengahasilkan produk perumahan yang

berkualitas. Karena itu kami membangun perumahan dengan didukung oleh karyawan-

karyawan muda yang memiliki kualitas, integritas, tanggung jawab, disiplin dan

berorientasi masa depan.

4. Inovatif.

Perusahaan selalu mencoba desain-desain yang terbaru, karena itu kami selalu mengikuti

perkembangan model desain yang ada untuk diterapkan di proyek-proyek kami.

5. Strategic management dan strategic thinking.

6. Efisien dan efektif.

Page 45: Visi Misi Pt. Relife Realty

4.1.4. Lokasi Perusahaan

Kantor pusat PT. Relife Realty Indonesia menempati bangunan yang terdiri dari 4

lantai yang berlokasi di komplek Graha Depok Mas A-17, Jl Arif Rahman Hakim no 3,

Depok. Kantor ini merupakan pusat pengendalian dari semua proyek-proyek yang sedang

berjalan. Kantor pusat ini membawahi 3 kantor cabang, dimana kantor cabang berada di

lokasi yang tidak jauh dari lokasi proyek. Kantor cabang berfungsi untuk pengendalian

semua kegiatan di salah satu proyek.

4.1.5. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia

4.1.5.1. Struktur Organisasi

Keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada organisasi. Organisasi

merupakan wadah atau tempat orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama

berinteraksi untuk mencapai tujuanya. Para anggota dalam organisasi mempunyai

tugas dan tanggungjawab tertentu yang saling terikat satu dengan yang lainnya

dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang baik dan akan menunjang strategi

yang akan dijalankan oleh perusahaan. Adapun sistem pengorganisasian yang ada

dalam PT. Relife Realty Indonesia beserta tugas yang dilaksanakan oleh masing–

masing jabatan dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 46: Visi Misi Pt. Relife Realty

Gambar 8. Struktur Organisasi PT. Relife Realty Indonesia.

4.1.5.2. Sumber Daya Manusia

Saat ini sumber daya manusia (SDM) yang ada di kantor pusat berjumlah 20

orang, di tiap-tiap kantor cabang ada 5 orang dan di tiap proyek rata-rata berjumlah 150

orang. Jam kerja orang kantor dimulai dari jam 8.30-16.30 WIB, sedangkan jam kerja

orang lapangan atau orang proyek dimulai dari jam 08.00-16.00 WIB.

1. Direktur Utama

Direktur Utama adalah pimpinan tertinggi dalam perusahaan, semua keputusan

dan kententuan adalah wewenangnya, direktur proyek yang merupakan penanggung

jawab dari seluruh kegiatan di lapangan baik teknik maupun operasionalnya. Tugas

dan tanggung jawab direktur utama yaitu :

a. Bertanggung jawab untuk merencanakan, mengarahkan dan menetapkan tujuan

rencana dan program kerja perusahaan serta strategi yang searah dengan tujuan

dan kebijaksanaan umum yang telah ditentukan.

b. Bertanggung jawab mengkoordinasi dan mengawasi segala kegiatan unit dan

divisi teknik.

c. Bertugas meneliti dan mengawasi anggaran biaya yang dikeluarkan suatu

pekerjaan untuk suatu pembangunan sebelum pelaksanaan dimulai. Pengecekan

tersebut dilaksanakan guna menghindari anggaran atau biaya yang berlebihan

yang digunakan tidak pada tempatnya.

RUPS

Komisaris

Direktur Utama

Direktur

General Manager Administrasi General Manager Teknik

Proyek Teknik Logistik Keuangan Marketing Administrasi

Staf Staf Staf Staf Staf Staf

Page 47: Visi Misi Pt. Relife Realty

Direktur utama dalam melaksanakan tugas–tugasnya dibantu oleh : (a) Site

Manager, (b) Manajer Proyek, (c) Staf Pelaksana Proyek, (d) Staf Administrasi

proyek, (e) Staf Gudang.

a. Site Manager

1) Bertugas mengawasi seluruh kegiatan stafnya dalam menangani pekerjaan

seperti persediaan material, gambar–gambar dan pelaksanaanya di lapangan.

2) Site Manager bertanggung jawab pada manajer proyek.

b. Manajer proyek

Manajer perencanaan bertugas merencanakan pembangunan berdasarkan

kepada instruksi direktur utama. Manajer proyek mempunyai tanggung jawab

dalam hal menerima gambar dari para staf perencanaan, kemudian memulai

pembangunan rumah tersebut. Penataan lahan, jumlah pembagian kavling serta

model atau desain rumahnya dituangkan ke dalam gambar dan diajukan kepada

Site Manager dan Manager Administrasi Pemasaran.

c. Staf Gudang

Bertugas mengawasi dan mencatat persediaan material bahan bangunan yang

tersedia dan yang telah dipakai.

d. Staf Perijinan

Bertugas menangani pengurusan surat–surat ijin yang berhubungan dengan Badan

Pertanahan Negara.

2. Direktur

Direktur disebut juga sebagai direktur proyek yang merupakan penanggung

jawab dari seluruh kegiatan di lapangan baik teknik maupun operasionalnya. Tugas

dan tanggung jawab direktur yaitu:

a. Merangkap sebagai penanggung jawab dalam mengatur kegiatan promosi dan

advertising.

b. Direktur membawahi manajer pemasaran, manajer administrasi, dan estate

manager.

c. Bertugas meneliti dan mengawasi anggaran biaya yang dikeluarkan suatu

pekerjaan untuk suatu pembangunan sebelum pelaksanaan dimulai. Pengecekan

tersebut dilaksanakan guna menghindari anggaran atau biaya yang berlebihan yang

digunakan tidak pada tempatnya.

Page 48: Visi Misi Pt. Relife Realty

Direktur dalam melaksanakan tugas–tugasnya dibantu oleh : (a) Manajer

pemasaran, (b)Supervisor, (c) Sales, (d) Administrasi piutang, (e) Administrasi

pemasaran, (f) Administrasi KPR, (g) Sekretariat, (h) Manajer Accounting. Manajer

pemasaran dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh stafnya yaitu: (a) supervisor, (b)

sales eksekutif, (c) administrasi piutang, (d) administrasi pemasaran dan (e)

administrasi Kredit Pemillikan Rumah (KPR). Adapun tugas masing–masing yaitu:

a. Manajer Pemasaran

1. Bertugas mengkordinasi seluruh kegiatan divisi agar mendapatkan keuntungan

yang maksimal.

2. Bertugas mengadakan periklanan atau pameran guna menunjang kelancaran

pemasaran serta membantu pengurusan bagi pembeli yang ingin menggunakan

fasilitas KPR.

b. Supervisor

Bertugas mengawasi dan membantu seluruh kegiatan yang dilakukan oleh sales

eksekutif serta memotivasi mereka agar lebih giat dalam memasarkan rumah.

c. Sales

Sales mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan, oleh karenanya

sales harus luwes, cakap, dalam tutur kata dan dapat dengan jelas memberikan

informasi tentang perumahan yang dibutuhkan oleh calon pembeli.

d. Administrasi Piutang

Bertugas mengurus uang muka yang diberikan konsumen, tanggal jatuh tempo

serta finalti dan kredit.

e. Administrasi pemasaran

Bertugas membuat laporan–laporan penjualan dan berhubungan dengan notaris

untuk persiapan akad kredit konsumen.

f. Administrasi KPR

Bertugas menerima data–data KPR dari konsumen atau sales dan memeriksa data–

data tersebut.

g. Sekretariat

Bertugas menangani HRD atau personalia, membuat data karyawan, menangani

surat–surat direksi, surat masuk dan surat keluar.

h. Manajer Accounting

Page 49: Visi Misi Pt. Relife Realty

1. Bertugas meneliti dan mengawasi mengenai masuknya materi dalam bentuk

biaya atau pemakaian material dan perlengkapan lain yang dipergunakan untuk

keperluan perusahaan.

2. Bertugas mengatur dan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran kepada

penyalur barang dan kegiatan bank serta mengatur dan meneliti penagihan–

penagihan kepada pembeli sesuai kontrak.

3. Bertugas untuk membayar kepada penyalur bahan bangunan dan membayar

kepada kontraktor atas persetujuan dari staf keuangan.

4.2. Identitas Responden Strategi BSC

Para pakar yang menilai tentang strategi BSC di perusahaan ini terdiri dari empat orang

pakar yaitu direktur utama, direktur, manajer keuangan, dan manajer teknik. Jika dilihat dari

tingkat pendidikan responden, maka semua berpendidikan sarjana. Dilihat dari lama kerja,

direktur utama dan direktur bekerja selama 5 tahun, sedangkan untuk manager keuangan dan

manager teknik bekerja selama 3 tahun dan 2 tahun.

4.3. Balanced Scorecard

Balanced Scorecard (BSC) didefinisikan sebagai suatu alat manajemen kinerja

(performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi

dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-

finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab-akibat. BSC menggambarkan

adanya keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, antara keuangan

dan non-keuangan, antara indicator lagging dan indicator leading, dan antara kinerja eksternal-

internal Balanced Scorecard menyediakan kerangka kerja yang komprehensif bagi para

manajer untuk menerjemahkan tujuan strategis perusahaan ke dalam seperangakat pengukuran-

pengukuran kinerja. Balanced Scorecard, memberikan tambahan pengukuran kinerja selain

pengukuran tradisional yang hanya menitikberatkan pada aspek keuangan saja dengan

menambahkan tiga aspek, yaitu perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan

dan pembelajaran. melalui balanced scorecard, memungkinkan para manajer perusahaan

mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap

mempertimbangkan kepentingan-kepentingan di masa depan, dengan balanced scorecard

memungkinkan mereka mengukur apa yang telah mereka investasikan dalam pengembangan

sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja di masa depan.

Page 50: Visi Misi Pt. Relife Realty

4.3.1. Perancangan Balanced Scorecard

Perancangan BSC dilakukan dengan melihat analisis internal dan eksternal untuk

membuat sasaran strategik yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Sasaran-sasaran

strategi dipilih sebagai langkah perusahaan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan

untuk menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek perusahaan.

Sasaran-sasaran strategis perusahaan digambarkan dalam peta strategi BSC. Peta

strategi BSC merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan strategi kepada seluruh

karyawan dalam bentuk ukuran-ukuran aktivitas operasional dan menggambarkan proses

aset-aset tak berwujud, seperti pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan

pembelajaran yang memberikan hasil nyata dalam perspektif keuangan. Peta strategi BSC

menunjukan hubungan sebab-akibat antara visi, misi, dan strategi perusahaan, serta

sasaran-sasaran strategi dalam perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal serta

pertumbuhan dan pembelajaran.

4.3.1.1. Perspektif Finansial

Dilihat dari posisi strategisnya, PT. Relife Realty Indonesia berada dalam

posisi Grow and Build yang berarti PT. Relife Realty Indonesia berada pada

posisi strategis dalam perluasan pasar. Posisi ini baik untuk tujuan peningkatan

profitabilitas dengan penetrasi pasar untuk produk baru, oleh karena itu sasaran

strategis yang direkomendasikan untuk perusahaan adalah menarik investor baru

untuk investasi, perbaikan struktur biaya, meningkatkan jumlah konsumen,

meningkatkan nilai laba.

1. Menarik investor baru untuk investasi

PT. Relife Realty Indonesia adalah sebuah perusahaan yang berorientasi

pada profit, hal ini tercermin dalam salah satu misinya yaitu mewujudkan

pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan bagi stakeholder. Oleh

karena itu dalam membangun perumahan baru diperlukan dana yang cukup besar

hingga mencapai lebih dari 40 milyar rupiah, sedangkan di salah satu kelemahan

perusahaan ialah perusahaan memiliki modal yang terbatas, dimana saat ini

perusahaan memiliki modal hanya sekitar 30 milyar rupiah. Sehingga untuk

membantu dalam permodalan perusahaan menarik investor-investor baru untuk

berinvestasi dalam pembangunan proyek.

Lag indicator (indikator hasil) untuk sasaran strategi menarik investor

untuk berinvestasi adalah jumlah investasi yang terkumpul, target tahun 2010 ada

Page 51: Visi Misi Pt. Relife Realty

40 milyar rupiah investasi yang terkumpul sedangkan lead indicator (indikator

pemicu) adalah banyaknya investor yang investasi. Inisiatif strategi yang

disarankan untuk strategi ini adalah:

1. Membuat anak perusahaan yang berfungsi untuk menarik investor yang diberi

nama Relife Aset Manajemen

Relife Aset Manajemen adalah sebuah anak perusahaan dari PT.Relife Realty

Indonesia yang memiliki tugas untuk mencari investor-investor untuk

berinvestasi di perusahaan, sehingga terkumpul dana yang cukup kemudian

dana ini digunakan untuk membuka proyek baru. Proyek baru inilah yang akan

dikelola oleh PT. Relife Realty Indonesia

2. Meningkatkan citra baik perusahaan

Untuk bisa menarik investasi dari para investor maka perusahaan harus

memiliki catatan baik dari masyarakat, baik reputasi perusahaan di masyarakat

maupun laporan keuangan perusahaan. Apabila perusahaan memiliki catatan

buruk dari masyarakat dan laporan keuangannya tentu para investor tidak akan

bersedia untuk berinvestasi

2. Perbaikan struktur biaya

Biaya pada PT. Relife Realty Indonesia digolongkan dengan biaya konstruksi

dan non konstruksi, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah

struktur biaya yang cukup tinggi. Hal ini antara lain disebabkan oleh penganggaran

budget yang belum optimal, tingginya biaya konstruksi dan beban gaji karyawan

yang ditopang dari pendapatan proyek. Sehingga upaya pengurangan struktur biaya

menjadi salah satu sasaran strategis perusahaan pada perspektif finansial.

Efisiensi biaya merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap perusahaan

yang berorientasi pada profit. Hal tersebut beralasan mengingat semakin efisien

sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya maka semakin besar

jumlah perolehan keuntungan, sehingga sasaran efisiensi biaya dipilih bertujuan

untuk mendukung keberhasilan perolehan keuntungan yang berkesinambungan.

Lag indicator (indikator hasil) yang dipergunakan adalah Cost Efficiency

Ratio (CER), karena menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan dana untuk

menghasilkan pendapatan. Cost Efficiency Ratio (CER) diperoleh dari rasio antara

biaya dana dengan total pendapatan yang dihasilkan oleh mobilisasi dana tersebut,

sedangkan lead indicator (indikator pemicu) adalah penganggaran biaya yang tepat

Page 52: Visi Misi Pt. Relife Realty

sasaran. Melihat dari uraian diatas inisiatif strategi yang disarankan ke perusahaan

ialah:

1. Penyempurnaan sistem penganggaran budget yang lebih baik.

Dengan penganggaran budget yang tepat maka akan membantu pengaturan

keuangan perusahaan secara tepat, sehingga tidak terjadi kesalahan prioritas

dalam pembayaran ke tempat yang telah dialokasikan sebelumnya

2. Efisiensi biaya.

Efisiensi biaya sangat dibutuhkan karena dengan adanya efisiensi biaya yang

signifikan di perusahaan maka akan memperkecil pengeluaran yang kurang

bermanfaat atau mengurangi pemborosan sehingga akan memperbesar

keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

3. Mengidentifikasi penyebab fluktuatif biaya.

Dengan memahami fluktuatif biaya tiap minggu, akan membantu perusahaan

untuk mengatur keuangan perusahaan. Sehingga akan membantu dalam

pengaturan keuangan yang lebih tepat dan efisien

3. Peningkatkan nilai laba

PT. Relife Realty Indonesia adalah sebuah perusahaan yang berorientasi pada

profit, hal ini tercermin dalam salah satu misinya yaitu mewujudkan pertumbuhan

dan keuntungan yang berkesinambungan bagi stakeholder. Oleh karena itu

meningkatkan keuntungan menjadi sasaran utama pada perspektif finansial

Lag indicator (indikator hasil) untuk strategi peningkatan nilai laba

ditunjukkan dengan ukuran EVA (economic value added) dan SHU (Sisa Hasil

Usaha). Penentuan EVA sebagai salah satu indikator karena EVA mampu mengukur

profitabilitas operasi sesungguhnya. Apabila perusahaan mampu meningkatkan

SHU yaitu tingkat keuntungan yang diperoleh, maka diharapkan mampu dalam

menghasilkan financial return yang meningkat secara berkelanjutan. Lead indicator

(indikator pemicu) adalah pertumbuhan penjualan. Inisiatif strategi untuk sasaran

strategi peningkatan nilai laba ialah:

1. Pemasaran produk yang lebih agresif.

Untuk meningkatkan laba perusahaan maka diperlukan peningkatan penjualan

produk, untuk meningkatkan penjualan produk maka dibutuhkan suatu strategi.

Salah satu strategi tersebut yaitu dengan melakukan pemasaran produk yang

Page 53: Visi Misi Pt. Relife Realty

lebih gencar atau agresif sehingga konsumen mengetahui keunggulan produk

perusahaan dan membantu untuk memperkenalkan produk ke pasar luas

2. Efisiensi dan perencanaan biaya perusahaan.

Perencanaan biaya yang tepat bagi perusahaan akan memiliki hasil yang positif

untuk efisiensi biaya perusahaan. Dengan efisiensi biaya yang terjadi di

perusahaan maka akan membantu untuk mengurangi biaya-biaya yang kurang

bermanfaat sehingga secara automatis keuntungan perusahaan akan menjadi

lebih besar.

4.3.1.2. Perspektif Pelanggan

1. Meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen

Sebagai sebuah perusahaan yang mencari keuntungan dalam kegiatan

usahanya, kepuasan dan loyalitas pelanggan sangat penting. Kepuasan dan loyalitas

ini dapat dijadikan sebagai alat dalam meraih konsumen baru dengan tetap

mempertahankan konsumen lama. Oleh karena itu, meningkatkan kepuasan dan

loyalitas konsumen menjadi sasaran strategis pada perspektif pelanggan. Pihak

manajemen menyadari bahwa kehilangan seorang pelanggan loyal lebih dari

sekedar kehilangan satu kali transaksi. Artinya kehilangan satu pelanggan loyal

berarti dapat menyebabkan kehilangan kesempatan untuk transaksi yang lebih besar

Terciptanya pelanggan loyal merupakan tindakan ekonomis untuk mengurangi

biaya pemasaran produk perusahaan, dengan memiliki pelanggan loyal maka

perusahaan akan memperoleh pemasaran gratis dari pelanggan loyal tersebut.

Karena pelanggan loyal ini secara automatis ikut memasarkan produk perusahaan

melalui mulut ke mulut.

Lag indicator (indikator hasil) yang dipergunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasaran strategi ini adalah banyaknya

konsumen yang puas dan ikut mempromosikan produk perusahaan, sedangkan lead

indicator (indikator pemicu) yang digunakan adalah survei kepuasan kepada

konsumen. Inisiatif strategi yang dapat dilakukan untuk mendukung sasaran strategi

ini adalah:

1.Melakukan survey kepuasan pelanggan secara berkala sehingga dapat diketahui

kekurangan dan kelebihan perusahaan yang selanjutnya dapat meningkatkan

kepuasan pelanggan.

2.Memberikan layanan terbaik pada para konsumen.

Page 54: Visi Misi Pt. Relife Realty

Dengan memberikan layanan kepada konsumen secara baik akan membantu

meningkatkan tingkat loyalitas konsumen terhadap perusahaan, sehingga akan

membantu perusahaan dalam memasarkan produk perusahaan secara face to face.

2. Meningkatkan citra perusahaan di masyarakat

Meningkatnya citra perusahaan menjadi salah satu sasaran pada perspektif

pelanggan karena citra suatu perusahaan sangat mempengaruhi kepercayaan

masyarakat kepada perusahaan tersebut. Dengan citra yang baik, maka akan

membantu memudahkan perusahaan untuk memasarkan produk konsumen, selain

itu dengan citra baik perusahaan dapat meningkatkan investasinya dengan menarik

investor untuk berinfestasi.

Lag indicator (indikator hasil) yang digunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasaran strategi ini adalah image baik dari

masyarakat. Adapun lead indicator (indikator pemicu) adalah survei umpan balik

dari konsumen dan pemberitaan baik dari media.

Inisiatif strategi yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan sasaran-

sasaran strategi ini adalah:

1. Segera merespon segala keluhan-keluhan dari konsumen.

Bisnis di bidang properti tidak selalu memproduksi dengan kesuksesan 100 %

berhasil, kadangkala dari beberapa produk yang diproduksi mengalami

kegagalan produk sehingga perusahaan memberikan garansi kepada para

konsumen yang telah membeli produk diperusahaan. Untuk itu perusahaan akan

segera merespon segala kesalahan produksi pada produk selama masa garansi

masih ada. Hal ini dilakukan sebagai upaya dari perusahaan untuk mengurangi

segala kekecewaan konsumen atas produk dan untuk meningkatkan citra

perusahaan di para pelanggan.

2. Meningkatkan kualitas layanan dan produk perusahaan.

Dengan pelayanan yang baik, sopan santun, ramah tamah terhadap para

konsumen akan membuat konsumen tersebut nyaman dengan pelayanan dari

perusahaan. Dengan kenyamanan atas layanan perusahaan maka akan membantu

perusahaan untuk meningkatkan nama baik di masyarakat.

3. Pemilihan calon konsumen yang layak

Bagi sebuah perusahaan real estate, pemilihan calon konsumen sangat

penting selain membantu mengurangi biaya administrasi, pemilihan konsumen juga

membantu dalam pengelolaan lingkungan yang ada di kawasan perumahan. Dengan

Page 55: Visi Misi Pt. Relife Realty

melakukan pemilihan calon konsumen yang layak maka akan membantu perusahaan

untuk meningkatkan jumlah konsumen yang loyal kepada perusahaan, sehingga

membantu perusahaan dalam memasarkan produk-produknya.

Lag indicator (indikator hasil) yang diperlukan untuk mengukur tingkat

keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasaran strategi ini adalah jumlah

konsumen yang membeli produk perusahaan adalah konsumen yang memiliki

loyalitas terhadap produk perusahaan. Sedangkan lead indicator (indikator pemicu)

yang dipilih adalah survey tingkat loyalitas konsumen.

Inisiatif strategi yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan sasaran-

sasaran strategi ini adalah: membuat chek list kelayakan calon konsumen.

4. Meningkatkan pangsa pasar

Perusahaan saat ini berada dalam posisi Grow and Build yang berarti PT.

Relife Realty Indonesia berada pada posisi strategis dalam perluasan pasar.

Sehingga strategi tepat yang dipilih adalah meningkatkan pangsa pasar.

Lag indicator (indikator hasil) yang diperlukan untuk mengukur tingkat

keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasaran strategi ini adalah jumlah proyek

yang sedang dibangun oleh perusahaan. Sedangkan lead indicator (indikator

pemicu) yang dipilih adalah survey tingkat kelayakan proyek yang di bangun.

Inisiatif strategi yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan sasaran-

sasaran strategi ini adalah:

1 Membuat bisnis plan pada proyek-proyek yang akan di kembangkan.

Setiap proyek yang akan di bangun, perusahaan selalu membuat analisis untung

dan rugi terhadap proyek baru tersebut. Apakah dengan pengembangan proyek

baru ini perusahaan akan memperoleh keuntungan, jika mendapat keuntungan

berapa besar keuntungan? Atau mungkin mendapatkan kerugian dan berapa besar

kerugian yang akan di alami. Analisis yang dilakukan inilah yang disebut dengan

bisnis plan

2 Melakukan penelitian tentang pangsa pasar, segmentasi pasar dan lain-lain.

Dalam pengembangan proyek baru perusahaan selalu melakukan analisis pasar,

antara lain analisis konsumen. Berapa persentease konsumen yang di lingkungan

sekitar proyek yang mampu untuk membeli rumah yang akan dibangun oleh

perusahaan, model seperti apa yang saat ini diminati oleh konsumen? Berapa

kisaran harga tepat supaya dapat masuk dalam persaingan pasar dan masih

banyak pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan analisis yang lebih dalam.

Page 56: Visi Misi Pt. Relife Realty

4.3.1.3. Perspektif Proses Bisnis Internal

1. Meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen

Perusahaan selain harus memiliki produk yang berkualitas juga harus memiliki

kualitas pelayanan yang baik. Pelayanan prima yang sesuai misi perusahaan harus

benar-benar dilaksanakan. Dapat diartikan pula bahwa pelayanan prima adalah

pelayanan yang cepat, mudah dan profesional serta proses pelayanan yang

dilakukan oleh sumber daya manusia yang ahli di bidangnya, mental yang baik,

inovatif dan kreatif. Melihat persaingan yang semakin ketat menuntut kualitas

proses layanan sebagai tools untuk menarik konsumen lebih banyak lagi. Oleh

karena itu peningkatan kualitas layanan menjadi sasaran dalam perspektif proses

bisnis internal.

Lag indicator (indikator hasil) yang dipergunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasaran strategi ini adalah ketepatan

waktu dan kualitas dari pembangunan rumah yang dijanjikan oleh perusahaan.

Adapun lead indicator (indikator pemicu) yang digunakan adalah ketersedian

database konsumen. Inisiatif strategi yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan

sasaran-sasaran strategi ini adalah:

1.Memberikan pelayanan yang profesional.

2.Melaksanakan semua hal yang telah dijanjikan kepada konsumen.

Setiap konsumen yang membeli produk di perusahaan maka akan mendapatkan

surat perjanjian antara kedua belah pihak, baik dari pihak konsumen maupun dari

perusahaan. Adapun hal-hal yang biasa dijanjikan perusahaan ialah ketepatan

waktu serah terima kunci ke konsumen, spesifikasi bangunan yang sesuai dengan

brosur, memberikan garansi kepada konsumen selama empat bulan dan

memberikan fasilitas gratis bagi konsumen untuk memakai fasilitas yang ada di

komplek perumahan, seperti kolam renang, fitnes center, ruang serba guna, dan

lain-lain.

2. Tercipta produk yang berkualitas dan inovatif

Produk merupakan salah satu alat untuk bersaing dalam menarik konsumen.

Produk yang memiliki kualitas dan inovatif yang sesuai keinginan konsumen akan

membantu perusahaan dalam meningkatkan daya saing terhadap perusahaan-

perusahaan lainnya. Oleh karena itu, terciptanya produk yang berkualitas dan

inovatif menjadi sasaran dalam perspektif proses bisnis internal.

Page 57: Visi Misi Pt. Relife Realty

Lag indicator (indikator hasil) yang dipergunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasaran strategi ini adalah jumlah

pendapatan dari produk baru perusahaan. Lead indicator (indikator pemicu) yang

digunakan adalah peningkatan penjualan produk. Inisiatif strategi yang dapat

dikembangkan untuk mewujudkan sasaran-sasaran strategi ini adalah:

1.Mendisain produk sesuai dengan model yang diinginkan pasar.

Perusahaan selalu melakukan analisis pasar tentang disain rumah yang saat ini

menjadi tren yang diminati oleh konsumen. Disain rumah yang saat ini diminati

oleh konsumen ialah disain rumah minimalis, sehingga perusahaan harus

menyesuaikan disain perusahaan dengan disain yang sedang diinginkan pasar.

Maka untuk saat ini disain yang sedang dikembangkan oleh perusahaan ialah

disain rumah minimalis.

2.Menggunakan SDM dan material yang berkualitas.

Dalam memproduksi produk perusahaan menggunakan material-material yang

berkualitas dimana material-material tersebut sudah memiliki merk ternama. Hal

ini dilakukan supaya membantu proses pemasaran produk, dengan menggunakan

material yang ternama maka akan meningkatkan nilai produk kepada konsumen.

3. Meningkatkan efektifitas kegiatan operasional.

Kerja yang efektif sangat diperlukan dalam perusahaan ini, karena produk

harus diselesaikan sesuai jadwal yang telah dijanjikan kepada konsumen, sehingga

SDM dituntut bekerja sesuai dengan target yang ada. Apabila produk tidak

diselesaikan sesuai jadwal yang telah dijanjikan kepada konsumen maka perusahaan

harus mengganti kerugian konsumen atas ketidaktepatan waktu yang dijanjikan.

Oleh sebab itu, meningkatkan efektifitas kegiatan operasional menjadi sasaran

dalam perspektif proses bisnis internal.

Lag indacator (indikator hasil) yang dipergunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasaran strategi ini adalah produk

diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun lead indicator (indikator pemicu) yang

digunakan adalah adanya jadwal kerja yang sistematis. Inisiatif strategi yang dapat

dikembangkan untuk mewujudkan sasaran-sasaran strategi ini adalah:

1.Membuat matriks kerja kepada para kontraktor.

Perusahaan memberikan jadwal target-target penyelesaian pembangunan proyek

kepada para kontraktor, sehingga dengan mengetahui jadwal yang telah

ditetapkan maka para kontraktor akan lebih giat dalam bekerja dan lebih disiplin.

Page 58: Visi Misi Pt. Relife Realty

2.Melakukan survei tingkat efektifitas kerja para kontraktor.

Setiap mengalami keterlambatan pembangunan yang dilakukan oleh para

kontraktor maka perusahaan melakukan evaluasi terhadap kinerja para kontraktor

tersebut.

4.3.1.4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran merupakan perspektif BSC yang

mengkaji SDM dalam perusahaan. Dengan adanya SDM yang berkualitas maka

akan membantu memajukan perusahaan dan mampu menghadapi persaingan

dengan perusahaan pesaing.

Tujuan dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah menyediakan

infrastruktur yang memungkinkan tujuan dalam ketiga perspektif lainnya dapat

dicapai. Tujuan dalam perspektif merupakan faktor pendorong dihasilkannya

kinerja yang bagus dalam tiga perspektif BSC lainnya. Sasaran strategi yang dipilih

untuk perancangan strategi BSC adalah:

1. Meningkatkan kemampuan karyawan

Karyawan merupakan faktor penting untuk keberlangsungan suatu organisasi.

Dengan karyawan yang handal dan berkualitas maka akan mudah untuk

menghadapi persaingan dan mengembangkan perusahaan. Oleh karena itu,

meningkatkan kemampuan karyawan menjadi sasaran strategis pertumbuhan dan

pembelajaran.

Lag indicator (indikator hasil) yang dipergunakan untuk mengukur

keberhasilan strategi ini adalah ilmu yang telah diimplementasikan karyawan

kepada perusahaan. Lead indicator (indikator pemicu) yang digunakan ialah jumlah

karyawan yang ikut pelatihan. Inisiatif strategi yang dapat dikembangkan untuk

mewujudkan sasaran-sasaran strategi ini adalah:

1.Mengikuti pelatihan dan seminar untuk pengembangan diri.

Untuk meningkatkan kemampuan para karyawan maka perusahaan selalu

memberikan kesempatan pada para karyawan untuk mengikuti seminar-seminar

yang menunjang kemajuan perusahaan, misalnya devisi marketing maka

perusahaan selalu memberikan kesempatan pada karyawan devisi marketing

untuk hadir pada seminar-seminar marketing, yang pada akhirnya ilmu yang telah

didapatkan selama seminar akan diimplementasikan di strategi pemasaran

perusahaan.

2.Membuat target membaca buku untuk setiap karyawan dalam satu bulan.

Page 59: Visi Misi Pt. Relife Realty

Untuk meningkatkan wawasan karyawan di bidang masing-masing, maka

manajemen menganjurkan untuk membuat kebijakan target membaca tiap bulan.

Hal ini dilakukan karena dengan membaca maka pengetahuan akan terus

bertambah, dengan pengetahuan yang terus bertambah ini akan membantu

perusahaan untuk maju lebih cepat.

2. Tercipta budaya perusahaan yang efisien dan profesional

Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, budaya perusahaan sangat

berpengaruh atas kinerja para karyawannya. Dengan adanya budaya perusahaan

yang efisien dan profesional dalam melakukan perkerjaan maka akan banyak

menghemat tenaga dan biaya, sehingga biaya-biaya tersebut dapat dilokasikan ke

bagian yang lain. Melihat pentingnya pengaruh budaya perusahaan, maka budaya

perusahaan yang efisien dan profesional dimasukan dalam sasaran strategi

pembelajaran dan pertumbuhan.

Lag indicator (indikator hasil) yang dipergunakan untuk mengukur

keberhasilan strategi ini adalah employee compliance index (indeks kepatuhan

karyawan) yaitu tingkat kepedulian dan kepatuhan karyawan terhadap prosedur

operasi, peraturan, dan kebijakan perusahaan. Lead indicator (indikator pemicu)

yang digunakan ialah tingkat pemahaman karyawan terhadap visi dan misi serta

jumlah kasus penyimpangan. Inisiatif strategi yang dapat dikembangkan untuk

mewujudkan sasaran-sasaran strategi ini adalah:

1. Meningkatkan iklim kerja yang kondusif.

2. Optimalisasi fungsi unit pengawasan internal.

3. Penerapan Good Corporate Governance (GCG).

3. Meningkatkan komitmen karyawan

Meningkatkan komitmen karyawan menjadi sasaran dalam perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran karena untuk memajukan suatu perusahaan

diperlukan karyawan yang memiliki komitmen tinggi terhadap perusahaan dan

pekerjaannya.

Lag indicator (indikator hasil) yang dipergunakan untuk mengukur

keberhasilan strategi ini adalah tingkat kehadiran karyawan dan tingkat kepuasan

karyawan. Lead indicator (indikator pemicu) yang digunakan ialah motivasi dan

inisiatif karyawan terhadap pekerjaannya. Inisiatif strategi yang dapat

dikembangkan untuk mewujudkan sasaran-sasaran strategi ini adalah:

1. Perbaikan sistem penilaian kerja.

Page 60: Visi Misi Pt. Relife Realty

2. Penerapan system reward dan punishment

Manajemen memberikan sistem reward and punishment untuk memacu kinerja

karyawan. Dengan adanya hadiah bagi karyawan yang berprestasi dan adanya

hukuman bagi karyawan yang kurang berprestasi maka hal ini akan

meningkatkan semangat kerja bagi karyawan dan mereka akan bekerja dengan

sebaik-baiknya.

4. Pemanfaatan sistem informasi manajemen

Perkembangan teknologi yang sangat pesat harus dimanfaatkan untuk

perbaikan baik proses operasi maupun untuk pelayanan konsumen. Untuk itu,

sistem informasi manajemen menjadi salah satu sasaran dalam perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran.

Lag indicator (indikator hasil) yang dipergunakan untuk mengukur

keberhasilan strategi ini adalah waktu dan kualitas layanan kepada konsumen. Lead

indicator (indikator pemicu) yang digunakan ialah jumlah komputer yang terhubung

secara online dengan sistem informasi pusat. Inisiatif strategi yang dapat

dikembangkan untuk mewujudkan sasaran-sasaran strategi ini adalah penerapan

sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan satu sistem operasi.

Selanjutnya setiap sasaran strategi pada masing-masing perspektif dibuat ukuran

pemicu, ukuran hasil dan inisiatif strategi. Ukuran pemicu (lead indicator) dan ukuran hasil

(lag indicator) diperlukan agar perancangan strategi ini diketahui realisasi pencapaianya

karena adanya ukuran standar yang telah ditetapkan dari masing-masing sasaran.

Sedangkan inisiatif strategi dibuat untuk menjadi rekomendasi untuk PT. Relife Realty

Indonesia dalam menerapkan strategi-strategi pada penerapan balanced scorecard ini.

Untuk mempermudah pemahaman dari uraian setiap perspektif dalam balanced

scorecard, sasaran strategi, ukuran pemicu (lead indicator), ukuran hasil (lag indicator)

dan inisiatif strategi, dibuat dalam matriks BSC seperti yang terlihat pada Tabel 5.

Page 61: Visi Misi Pt. Relife Realty

Tabel 5. Matriks BSC PT. Relife Realty Indonesia

Sasaran Strategis Ukuran Strategi

Inisiatif Strategi Hasil (lag indicator)

Pemicu kerja (lead indicator)

Perspektif Finansial 1.Menarik investor

untuk investasi

Jumlah investasi yang terkumpul

Banyaknya investor yang berinvestasi

1.membuat anak

perusahaan “ Relife Aset Manajemen”

2.Meningkatkan citra perusahaan

2.Perbaikan struktur biaya

Cost Efficiency Ratio (CER)

Penganggaran biaya yang tepat sasaran

1.Penyempurnaan system budget yang lebih baik

2.Efisiensi biaya 3.Identifikasi penyebab

fluktuatif biaya 3.Peningkatan nilai

laba Economic Value Added (EVA) Sisa Hasil Usaha (SHU)

Pertumbuhan penjualan

1.Pemasaran produk yang lebih agresif

2.Efisiensi & perencanaan biaya perusahaan

Perspektif Pelanggan 1.Meningkatkan

kepuasan & loyalitas konsumen

Banyaknya konsumen yang puas & ikut mempromosikan

Survei kepuasan konsumen

1.Melakukan survei

kepuasan konsumen secara berkala

2.Memberi layanan terbaik kepada para konsumen

2.Meningkatkan citra perusahaan di masyarakat

Image baik dari masyarakat

Survei umpan balik & pemberitaan baik dari media

1.Segera merespon keluhan-keluhan dari konsumen

2.Meningkatkan kualitas layanan & produk

3.Pemilihan calon konsumen yang layak

Persentase konsumen yang loyal terhadap produk perusahaan

Survei tingkat loyalitas konsumen

1.Membuat chek list kelayakan konsumen

4.Meningkatkan pangsa pasar

Jumlah proyek yang sedang dibangun

Survei kelayakan pada proyek yang dibangun

1.Membuat bisnis plan pada proyek yang dibangun

2.Penelitian tentang pangsa pasar, segmentasi dll

Page 62: Visi Misi Pt. Relife Realty

Lanjutan Tabel 5.

Sasaran Strategis Ukuran Strategi

Inisiatif Strategi Hasil (lag indicator)

Pemicu kerja (lead indicator)

Perspektif Bisnis Internal 1.Meningkatkan

kualitas layanan pada konsumen

Ketepatan waktu & kualitas dari pembangunan rumah yang dijanjikan perusahaan

Ketersediaan database konsumen

1.Memberikan layanan

yang profesional 2.Melaksanakan semua

hal yang telah dijanjikan perusahaan

2.Tercipta produk yang berkualitas & inovatif

Jumlah pendapatan dari produk baru

Meningkatkan penjualan produk

1.Mendisain produk sesuai model yang diterima pasar

2.Menggunakan SDM & material yang berkualitas

3.Meningkatkan efektifitas kegiatan operasional

Produk selesai tepat waktu

Penjadwalan kerja secara sistematis

1.Membuat matriks kerja untuk para kontraktor

2.Survei tingkat efektifitas kinerja

Perspektif Pembelajaran & pertumbuhan 1.Meningkatkan

kemampuan karyawan

Ilmu yang di implementasikan karyawan kepada perusahaan

Jumlah karyawan yang ikut pelatihan

1.Mengikuti pelatihan &

seminar 2.Membuat target baca

buku tiap bulan untuk karyawan

2.Tercipta budaya perusahaan yang efisien & professional

Indeks kepatuhan karyawan

Jumlah kasus penyimpangan & tingkat pemahaman visi dan misi perusahaan

1.Meningkatkan iklim kerja yang kondusif

2.Optimalisasi fungsi unit pengawasan internal

3.Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

3.Meningkatkan komitmen karyawan

Tingkat kehadiran & kepuasan karyawan

Motivasi & inisiatif karyawan terhadap kerja

1.Perbaikan sistem penilaian kerja

2.Penerapan sistem reward & punishment

4.Pemanfaatan SIM Waktu & kualitas layanan kepada konsumen

Jumlah komputer yang terhubung secara online dengan sistem informasi pusat

1.Penerapan SIM yang terintegrasi dengan satu sistem operasi

4.3.2. Penetapan Target

Perjalanan mewujudkan visi dan misi adalah perjalanan jangka panjang dan

penuh rintangan sehingga PT. Relife Realty Indonesia membutuhkan target sebagai

tanda keberhasilan dalam pencapaian sasaran strategis.

a. Penetapan Target Perspektif Keuangan

Penetapan target-target perusahaan dalam perspektif keuangan adalah

tahun 2010 sampai tahun 2012 memiliki nilai investasi dari para investor sebesar 60

milyar rupiah, pencapaian laba bersih perusahaan sebesar 20 milyar rupiah,

memiliki asset perusahaan sebesar 500 milyar rupiah, dan pendapatan dari

Page 63: Visi Misi Pt. Relife Realty

penjualan 200 milyar rupiah. Sedangkan untuk tahun 2013 sampai dengan 2015

memiliki nilai investasi sebesar 100 milyar, pencapaian laba bersih perusahaan

sebesar 40 milyar, memiliki asset perusahaan sebesar 1 triliun rupiah, dan

pendapatan dari penjualan sebesar 500 milyar rupiah.

b. Penetapan Target Perspektif Pelanggan

Penetapan target-target perusahaan dalam perspektif pelanggan adalah tahun

2010 sampai tahun 2012 memiliki 30 % konsumen yang loyal terhadap perusahaan

sehingga membantu perusahaan dalam memasarkan produk, terbangunnya image

baik dari masyarakat, terciptanya estate management yang mandiri dengan kekuatan

sendiri tanpa menungga pada keuangan perusahaan induk. Tahun 2013 sampai

tahun 2015 target perusahaan adalah pencapaian loyalitas konsumen terhadap

perusahaan mencapai 60 %, positioning perusahaan dari masyarakat bahwa

perusahaan ialah perusahaan realt estate yang terdepan dan terpercaya,

terbentuknya anak perusahaan estate management yang akan mengurus segala tata

tertip penghuni perumahan.

c. Penetapan Target Perspektif Proses Bisnis Internal

Penetapan target-target perusahaan dalam perspektif proses bisnis internal

adalah tahun 2010 sampai tahun 2012 perusahaan memiliki kualitas produk yang

berkualitas sesuai keinginan pasar dengan tingkat kegagalan produk 7 %, mampu

memproduksi produk dengan ketepatan waktu yang telah dijanjikan, mampu

membangun komplek realt estate dengan skala sub kluster. Tahun 2013 sampai

tahun 2015 target perusahaan adalah memimiliki kualitas produk yang unggul

dibandingkan perusahaan pesaing dengan kegagalan produk sebesar 3 %,

terbentuknya system management perusahaan yang kokoh, mampu membangun

komplek realt estate dengan skala super kluster.

d. Penetapan Target Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Penetapan target-target perusahaan dalam perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran adalah tahun 2010 sampai 2012 memiliki karyawan yang professional

dan berkualitas dengan tingkat pendidikan sarjana dan master, melakukan

acceleration atau pengembangan diri untuk para karyawan dengan menghadiri

pelatihan dan seminar pengembangan diri, tercipta budaya perusahaan yang jujur

dan loyal. Tahun 2013 sampai tahun 2015 target perusahaan adalah mampu

merekrut karyawan yang professional dan berkualitas dengan tingkat pendidikan

master dan doktor, sebagai tim ahli dan research and development, mampu

Page 64: Visi Misi Pt. Relife Realty

memberikan kesempatan kepada karyawan yang berprestasi untuk memberi

beasiswa ke universitas terkemuka demi pengembangan perusahaan, dan pemakaian

sistem informasi manajemen, contoh komputer yang telah tersambung on line antar

kantor, baik kantor pusat maupun kantor cabang, menggunakan sistem software

kusus untuk menunjang kinerja perusahaan. Untuk mempermudah pemahaman dari

target perusahaan dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 65: Visi Misi Pt. Relife Realty

Tabel 6. Target Sasaran Strategis PT. Relife Realty Indonesia

No Perspektif Target Tahun

2010 - 2012 2013 - 2015 1 Keuangan

a) Nilai investasi dari investor b) Laba bersih c) Asset perusahaan d) Pendapatan dari penjualan

60 milyar 20 milyar

500 milyar 200 milyar

100 milyar 40 milyar 1 triliun

500 milyar 2 Pelanggan

a) Tingkat loyalitas konsumen

b) Image dari masyarakat

c) Estate management

30 %

Image baik dari masyarakat

Terbangun mandiri

60 %

Posisioning dari masyarakat sebagai perusahaan yang terdepan dan terpercaya

Menjadi anak perusahaan

3 Proses bisnis internal

a. Kualitas produk

b. Skala proyek

Berkualitas dengan tingkat kegagalan produk 7 % Skala sub kluster

Sangat berkualitas dengan kegagalan produk 3 % Skala super kluster

4 Pembelajaran dan pertumbuhan

a. Kempetensi dan professionalisme karyawan

b. Tingkat pengembangan kemampuan karyawan

c. Pemanfaatan SIM

Merekrut karyawan berpendidikan sarjana dan master Mengirim karyawan ke pelatihan dan seminar pengembangan diri

80 %

Merekrut karyawan berpendidikan master dan doktor Mengirim karyawan untuk belajar di universitas terkemuka

90 %

Page 66: Visi Misi Pt. Relife Realty

4.3.3. Peta Strategi Balanced Scorecard

Peta strategi adalah sekumpulan sasaran-sasaran strategi dari setiap perspektif

dalam perancangan Balanced Scorecard. Setiap sasaran strategi yang dibuat

merupakan pendekatan dari atas ke bawah, maksudnya adalah sasaran-sasaran

strategi tersebut dibuat berdasarkan pendekatan visi, misi, kondisi internal dan

eksternal. Sedangkan dalam implementasinya, perancangan BSC dilakukan dengan

pendekatan dari bawah ke atas. Pada gambar peta strategi terlihat bahwa setiap

tanda panah menuju ke atas. Hal ini dikarenakan untuk implementasi strategi, yang

diperlukan adalah peta strategi sebagai alat komunikasi strategi bagi pihak dalam

perusahaan. Sebagai alat komunikasi yang merupakan sebuah perancangan strategi,

pendekatan yang dilakukan dalam peta strategi merupakan pendekatan dari bawah

ke atas. Peta strategi PT. Relife Realty Indonesia dapat dilihat pada Gambar 9.

Page 67: Visi Misi Pt. Relife Realty
Page 68: Visi Misi Pt. Relife Realty

4.3.4. Penilaian Prioritas Strategi Balanced Scorecard

Proses penilaian prioritas strategi balanced scorecard perusahaan dilakukan dengan

melakukan pembobotan dengan mempergunakan metode Paired Comparison, aturan

perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3. Data yang dikumpulkan dari empat orang

responden dengan bobot masing-masing 30% untuk direktur utama dan direktur, sedangkan

20% untuk manager teknik dan manager keuangan terhadap rancangan bobot yang

dihasilkan pada penelitian ini.

Pembobotan dilakukan terhadap setiap perspektif balanced scorecard dan sasaran

strategi untuk mengukur tingkat kepentingan antara peubah-peubah yang dievaluasi

tersebut.

4.3.4.1. Perspektif Finansial

Perspektif finansial memiliki bobot pengukuran terbesar di antara empat

perspektif Balanced Scorecard, yaitu mencapai 62,6%. tingginya bobot perspektif

ini sesuai dengan tujuan utama PT. Relife Realty Indonesia, yaitu meningkatkan

nilai laba dan menarik investor untuk berinvestasi.

Pada perspektif finansial, sasaran strategi yang memiliki bobot paling tinggi

yaitu meningkatkan nilai laba dengan bobot 37,2%, kemudian disusul dengan

menarik investor baru untuk investasi dengan bobot 19,5%, selanjutnya perbaikan

struktur biaya dengan bobot 5,8%

4.3.4.2. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan menurut responden memiliki bobot pengukuran nomor

dua setelah perspektif finansial, yaitu memiliki bobot 31,9%. Hal ini terjadi karena

pelanggan merupakan penyokong utama untuk mewujudkan peningkatan nilai laba.

Dengan jumlah pelanggan yang besar, maka nilai laba yang akan diterima

perusahaan juga akan besar.

Pada perspektif pelanggan, sasaran strategi yang memiliki bobot paling tinggi

yaitu meningkatkan kepuasan & loyalitas konsumen dengan bobot 31%, kemudian

disusul dengan meningkatkan citra perusahaan di masyarakat dengan bobot 0,6%,

selanjutnya meningkatkan pangsa pasar dengan bobot 0,12% dan yang terakhir

pemilihan calon konsumen yang layak dengan bobot 0,09%.

Page 69: Visi Misi Pt. Relife Realty

4.3.4.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

Pada perspektif ini, responden memberikan bobot pengukuran peringkat ketiga

dari keempat perspektif yang ada, yaitu memiliki bobot 4,7%. Hal ini terjadi karena

proses bisnis internal merupakan penyokong utama untuk mewujudkan tingkat

kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Pada perspektif proses bisnis internal, sasaran strategi yang memiliki bobot

paling tinggi yaitu meningkatkan layanan kepada konsumen dengan bobot 4,5%,

kemudian disusul dengan tercipta produk yang berkualitas & inovatif dengan bobot

0,15%, dan yang terakhir meningkatkan efektifitas kegiatan operasional dengan

bobot 0,03%.

4.3.4.4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, responden memberikan bobot

pengukuran peringkat terakhir dari keempat perspektif yang ada, yaitu memiliki

bobot 0,8%. hal ini terjadi karena perspektif pertumbuhan dan pembelajaran tidak

berhubungan langsung dengan bisnis eksternal, tetapi lebih memfokuskan

perbaikan internal perusahaan.

Pada perspektif ini, sasaran strategi yang memiliki bobot paling tinggi yaitu

tercipta budaya perusahaan yang efisien & profesional dengan bobot 0,56%,

disusul dengan meningkatkan komitmen karyawan dengan bobot 0,22%, kemudian

meningkatkan kemampuan karyawan dengan bobot 0,14%, dan yang terakhir

pemanfaatan SIM dengan bobot 0,009%. Hasil pembobotan pada setiap perspektif

balanced scorecard dan sasaran strategi PT. Relife Realty Indonesia dapat dilihat

pada Tabel 7.

Page 70: Visi Misi Pt. Relife Realty

Tabel 7 . Pembobotan Sasaran Strategi

Perspektif BSC Bobot Sasaran Strategi Bobot

Finansial 0,626

1. menarik investor baru untuk investasi 0,195 2. perbaikan struktur biaya 0,058 3.meningkatkan nilai laba 0,372

Pelanggan 0,319

1.meningkatkan kepuasan & loyalitas konsumen

0,310

2.Meningkatkan citra perusahaan di masyarakat

0,006

3.Pemilihan calon konsumen yang layak 0,0009 4.meningkatkan pangsa pasar 0,0012

Proses Bisnis Internal 0,047

1.Meningkatkan layanan kepada konsumen

0,045

2.Tercipta produk yang berkualitas & inovatif

0,0015

3.Meningkatkan efektifitas kegiatan operasional

0,0003

Pembelajaran & pertumbuhan 0,008

1.Meningkatkan kemampuan karyawan 0,0017 2.Tercipta budaya perusahaan yang efisien

& professional 0,0056

3.Meningkatkan komitmen karyawan 0,00088 4.Pemanfaatan SIM 0,00004

Dengan nilai bobot yang berbeda, pihak manajemen dapat mengetahui bahwa yang

menjadi prioritas strategi adalah strategi yang memiliki bobot paling besar. Pada sasaran

strategi perspektif finansial yang menjadi prioritas utama adalah meningkatkan nilai laba

dan menarik investor baru untuk investasi.

Pada sasaran strategi perspektif pelanggan yang menjadi prioritas utama adalah

meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, dan meningkatkan citra perusahaan di

masyarakat. Pada sasaran strategi perspektif proses bisnis internal yang menjadi prioritas

utama adalah meningkatkan layanan kepada konsumen. Sedangkan untuk sasaran strategi

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang menjadi prioritas utama adalah tercipta

budaya perusahaan yang efisien & profesional dan meningkatkan komitmen karyawan.

4.4. Key Performence Indicator

Key Performence Indicator merupakan ukuran untuk menilai tercapai atau tidaknya

target-target yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya KPI maka perusahaan dapat

mengukur kinerja sebelum dan sesudah penetapan target-target yang ada di perusahaan,

sehingga perusahaan mengetahui target mana yang sudah tercapai dan berapa persen yang

Page 71: Visi Misi Pt. Relife Realty

telah tercapai dan target mana yang belum tercapai dan apa penyebabnya sehingga target

tersebut belum tercapai.

Matrik perancangan balanced scorecard (BSC) pada prakteknya matriks tersebut dapat

dikonversi menjadi formula pengukuran kinerja. Setiap lag indicator (indikator hasil) dalam

perancangan akan dijadikan Key Performance Indicator (KPI). Setiap KPI yang ada

mempunyai bobot yang sesuai dengan ukuran hasil, formula pengukuran kinerja ini

diharapkan dapat secara seimbang mengukur kinerja PT. Relife Realty Indonesia. Dalam

pengisiannya, ukuran setiap KPI didasarkan pada skala masing-masing KPI. Laba bersih dan

jumlah modal yang terkumpul menggunakan ukuran rupiah, rasio biaya menggunakan ukuran

rasio yang nilainya ditentukan oleh perusahaan, ketepatan waktu disesuaikan dengan

perjanjian batas waktu dengan konsumen. Formula pengukuran kinerja bagi PT. Relife Realty

Indonesia dapat menjadi suplemen bagi perusahaan dalam mengukur kinerja yang ada pada

saat ini.

Dalam perspektif finansial, matrik BSC dikonversi menjadi KPI adalah Jumlah investasi

yang terkumpul, CER, jumlah dana yang terkumpul dari konsumen, SHU. Rasio biaya

digunakan untuk mengukur efektifitas dari biaya operasional dan biaya non operasional.

Dalam perspektif pelanggan, KPI yang dapat dipilih adalah banyaknya konsumen yang puas

dan ikut mempromosikan, image baik dari masyarakat, jumlah konsumen loyal terhadap

perusahaan, jumlah proyek yang sedang dibangun.

Dalam perspektif proses bisnis internal, KPI yang dapat dipilih adalah ketepatan waktu

dan kualitas yang dijanjikan, jumlah pendapatan dari produk baru, produk selesai tepat waktu.

Sedangkan untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, KPI yang dapat dipilih adalah

ilmu yang diimplementasikan karyawan pada perusahaan, indeks kepatuhan karyawan, tingkat

kehadiran dan kepuasan karyawan, waktu dan kualitas layanan konsumen.

Untuk penerapan strategi BSC ini, pihak manajemen dapat mengetahui bahwa yang

menjadi prioritas strategi adalah strategi yang memiliki bobot paling besar. Pada sasaran

strategi perspektif finansial yang menjadi prioritas utama adalah meningkatkan nilai laba. Pada

sasaran strategi perspektif pelanggan yang menjadi prioritas utama adalah meningkatkan

kepuasan dan loyalitas konsumen. Pada sasaran strategi perspektif proses bisnis internal yang

menjadi prioritas utama adalah meningkatkan layanan kepada konsumen. Dan sasaran strategi

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang menjadi prioritas utama adalah tercipta

budaya perusahaan yang efisien & professional, untuk lebih jelas KPI perusahaan dapat dilihat

pada Tabel 8.

Page 72: Visi Misi Pt. Relife Realty

Tabel 8. Form Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard Key

Performance Indicator

Bobot %

Target posisi tahun lalu

(2009)

Target Posisi tahun (2010- 2012)

Realisasi posisi tahun lalu (2009) Pencapaian

Jumlah investasi yang terkumpul 19,50 10 milyar 40 milyar 8 milyar 80%

CER 5,80 18 % 22 % 13 % 72 % Jumlah dana yang terkumpul dari konsumen

1,50 60 milyar 80 milyar 40 milyar 66,7 %

SHU 37,20 15 milyar 20 milyar 8 milyar 53 % Banyaknya konsumen yang puas & ikut mempromosikan

31,0 20 % 30 % 10 % 50 %

Image baik dari masyarakat 0,600 20 % 30 % 15 % 75 %

Jumlah konsumen yang loyal terhadap produk perusahaan

0,090 70 % 80 % 30 % 42 %

Jumlah proyek yang sedang dibangun

0,120 3 3 3 100 %

Ketepatan waktu & kualitas dari pembangunan rumah yang dijanjikan perusahaan

4,50 100 % 100 % 98 % 98 %

Jumlah pendapatan dari produk baru

0,140 10 milyar 20 milyar 5 milyar 50 %

Produk selesai tepat waktu 0,030 100 % 100 % 99 % 99 %

Ilmu yang di implementasikan karyawan kepada perusahaan

0,170 60 % 70 % 40 % 66,7 %

Indeks kepatuhan karyawan

0,560 75 % 80 % 50 % 66,7 %

Tingkat kehadiran & kepuasan karyawan

0,090 70 % 80 % 50 % 71 %

Waktu & kualitas layanan kepada konsumen

0,004 80 % 90 % 70 % 87,5 %

Dari Tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa untuk KPI jumlah investasi yang terkumpul

target tahun 2009 sebesar 10 milyar rupiah dan realisasinya 8 milyar sehingga pencapaian

target untuk jumlah investasi yang terkumpul adalah 80 %, untuk KPI CER (Cost Efficienci

Page 73: Visi Misi Pt. Relife Realty

Ratio) target tahun 2009 dapat melakukan efisiensi biaya sebesar 18 % tapi pada realisasi

untuk akhir tahun 2009 perusahaan dapat melakukan efisiensi sebesar 13 %, sehingga

pencapaian untuk CER perusahaan sebesar 72 %.

KPI jumlah dana yang terkumpul dari konsumen, target tahun 2009 sebesar 60 milyar

rupiah dan realisasinya sebesar 40 milyar rupiah, sehingga pencapaian yang diperoleh

perusahaan sebesar 66,7 %. Untuk SHU (Sisa Hasil Usaha) yang ditargetkan oleh perusahaan

tahun 2009 sebesar 15 milyar rupiah dan pada realisasinya diperoleh sebesar 8 milyar rupiah

sehingga pencapaian yang diperoleh perusahaan sebesar 53 %, KPI untuk banyak konsumen

yang puas dan ikut mempromosikan produk perusahaan target perusahaan tahun 2009 sebesar

20% dan pada realisasi yang diperoleh sebesar 10%, sehingga pencapaian yang diperoleh

perusahaan sebesar 50%.

Target KPI image baik dari masyarakat untuk tahun 2009 sebesar 20% dan realisasi

yang terjadi di tahun 2009 sebesar 15 % sehingga pencapaian yang diperoleh perusahaan

sebesar 75%, target KPI untuk jumlah konsumen yang loyal terhadap produk perusahaan

tahun 2009 sebesar 70% dan realisasi yang terjadi di tahun 2009 sebesar 30%, sehingga

pencapaian yang diperoleh perusahaan tahun 2009 sebesar 42%. Target KPI untuk jumlah

proyek yang akan dibangun pada tahun 2009 sebanyak 3 proyek dan realisasi pada tahun 2009

ada 3 proyek yang sedang di bangun, jadi pencapaian perusahaan tahun 2009 sebesar 100%.

Apabila dibuat rata-rata pencapaian target pada tahun 2009 maka perusahaan memiliki

pencapaian target secara keseluruhan atas KPI yang telah ditetapkan sebesar 71,8%.

4.5. Implikasi Manajerial

Berdasarkan penelitian ini maka PT. Relife Realty Indonesia dapat menerapkan

sistem Balanced Scorecard sebagai strategi perusahaan untuk mengatasi persaingan antar

perusahaan yang ada di bisnis yang sama. Dengan dipakainya sistem Balanced Scorecard,

maka setiap perspektif memiliki sasaran strategi dan inisiatif strategi dimana setiap sasaran

strategi dan inisiatif strategi ini memiliki ukuran yang dapat diketahui indikatornya sehingga

setiap karyawan mengerti peran yang dijalaninya dalam perusahaan.

Pada perspektif finansial memiliki tiga sasaran strategi yaitu menarik investor baru

untuk investasi, perbaikan struktur biaya dan peningkatan nilai laba, sedangkan inisiatif

strategi untuk perspektif finansial memiliki tujuh inisiatif yaitu membuat anak perusahaan

Relife Aset Manajemen, meningkatkan citra perusahaan, penyempurnaan sistem budget yang

lebih baik, efisiensi biaya, identifikasi penyebab flutuatif biaya, pemasaran produk yang lebih

agresif, perancangan biaya perusahaan.

Page 74: Visi Misi Pt. Relife Realty

Pada perspektif pelanggan memiliki empat sasaran strategi yaitu meningkatkan

kepuasan dan loyalitas konsumen, meningkatkan citra perusahaan di masyarakat, pemilihan

calon konsumen yang layak, meningkatkan pangsa pasar, sedangkan untuk inisiatif strategi

perusahaan memiliki tujuh inisiatif yaitu melakukan survei kepuasan konsumen secara

berkala, memberi layanan terbaik kepada para konsumen, segera merespon keluhan-keluhan

dari konsumen, meningkatkan kualitas layanan dan produk, membuat chek list kelayakan

konsumen, membuat bisnis plan pada proyek yang akan dibangun, penelitian tentang pangsa

pasar, segmentasi dan lain-lain.

Pada perspektif proses bisnis internal memiliki tiga sasaran strategi yaitu

meningkatkan kualitas layanan pada konsumen, tercipta produk yang berkualitas dan inovatif,

dan meningkatkan efektifitas kegiatan operasional. Inisiatif perusahaan pada perspektif ini

memiliki enam inisiatif yaitu memberikan layanan yang profesional, melaksanakan semua hal

yang telah dijanjikan perusahaan, mendisain produk sesuai model yang diterima pasar,

menggunakan SDM dan material yang berkualitas, membuat matriks kerja untuk para

kontraktor, survei tingkat efektifitas kinerja.

Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, PT. Relife Realty Indonesia perlu

menilai sejauh apa kepuasan karyawan di tingkat kantor pusat maupun kantor cabang

sehingga dapat melakukan perbaikan-perbaikan dalam rangka kerja meningkatkan kepuasan

karyawan. Ini sangat diperlukan sebab perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan

fondasi dari sistem Balanced Scorecard itu sendiri, sehingga mau tidak mau berjalannya

sistem ini sangat dipengaruhi oleh SDM.

Pada akhirnya PT. Relife Realty Indonesia dinilai perlu untuk menerapkan sistem BSC dalam

strategi bisnisnya, sehingga diharapkan mampu untuk menyeimbangkan tujuan jangka

panjang dan jangka pendek. Disisi lain dengan menerapkan BSC maka perusahaan dapat

memahami pentingnya perspektif-perspektif lain selain finansial sehingga terwujudlah

keseimbangan dalam segala perspektif.

Page 75: Visi Misi Pt. Relife Realty

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Perancangan strategi yang dibuat untuk PT. Relife Realty Indonesia menggunakan

konsep Balanced Scorecard (BSC), dimana sasaran-sasaran strategi PT. Relife Realty

Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Perspektif finansial terdiri atas tiga sasaran strategis, yaitu menarik investor baru untuk

investasi, perbaikan struktur biaya, dan meningkatkan nilai laba. Sedangkan untuk

inisiatif strategi terdiri dari tujuh inisiatif strategi yaitu membuat anak perusahaan

Relife Aset Manajemen, meningkatkan citra baik perusahaan, penyempurnaan sistem

budget yang lebih baik, efisiensi biaya, identifikasi penyebab flutuatif biaya,

pemasaran produk yang lebih agresif, perancangan biaya perusahaan.

b. Pada perspektif pelanggan memiliki empat sasaran strategi yaitu meningkatkan

kepuasan dan loyalitas konsumen, meningkatkan citra perusahaan di masyarakat,

pemilihan calon konsumen yang layak, meningkatkan pangsa pasar, sedangkan untuk

inisiatif strategi perusahaan memiliki tujuh inisiatif yaitu melakukan survei kepuasan

konsumen secara berkala, memberi layanan terbaik kepada para konsumen, segera

merespon keluhan-keluhan dari konsumen, meningkatkan kualitas layanan dan produk,

membuat chek list kelayakan konsumen, membuat bisnis plan pada proyek yang akan

dibangun, penelitian tentang pangsa pasar, segmentasi dan lain-lain.

c. Pada perspektif proses bisnis internal memiliki tiga sasaran strategi yaitu

meningkatkan kualitas layanan pada konsumen, tercipta produk yang berkualitas dan

inovatif, dan meningkatkan efektifitas kegiatan operasional. Inisiatif perusahaan pada

perspektif ini memiliki enam inisiatif yaitu memberikan layanan yang profesional,

melaksanakan semua hal yang telah dijanjikan perusahaan, mendisain produk sesuai

model yang diterima pasar, menggunakan SDM dan material yang berkualitas,

membuat matriks kerja untuk para kontraktor, survei tingkat efektifitas kinerja.

d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran terdiri dari empat sasaran strategis, yaitu

meningkatkan kemampuan karyawan, tercipta budaya perusahaan yang efisien dan

profesional, meningkatkan komitmen karyawan, dan pemanfaatan SIM

Berdasarkan hasil analisis BSC maka PT. Relife Realty Indonesia, menempatkan

aspek keuangan (62,6%) sebagai prioritas utama dalam pengembangan strategi

perusahaan. Setiap perspektif memiliki sasaran strategi dan indikator secara keseluruhan

Page 76: Visi Misi Pt. Relife Realty

dapat dibangun menjadi sebuah kesatuan yang saling berhubungan secara sebab akibat

dalam suatu strategy map. Apabila dibuat rata-rata pencapaian target KPI tahun 2009

maka perusahaan memiliki pencapaian target secara keseluruhan atas KPI yang telah

ditetapkan sebesar 71,8%.

B. SARAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil penelitian terhadap kondisi PT. Relife Realty

Indonesia, maka saran yang diajukan untuk dijadikan bahan pertimbangan perusahaan demi

tercapainya kondisi yang lebih baik antara lain:

a. Sebaiknya perusahaan meningkatkan kualitas SDM, karena SDM merupakan fondasi

utama dalam penerapan system Balanced Scorecard.

b. Sebaiknya PT. Relife Realty Indonesia menerapkan perancangan Balanced Scorecard

sebagai suplemen pengukuran kinerja agar menghasilkan penilaian kinerja yang lebih

seimbang dan terukur.

Page 77: Visi Misi Pt. Relife Realty

DAFTAR PUSTAKA Agustina, E, A. 2008. Perancangan Strategi dengan Perspektif Balanced Scorecard pada BRI

Kantor Cabang Garut. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor

(BIRO) Business Intelligence Report. 2008. Persaingan Bisnis Perumahan Real Estate di Indonesia.

PT. Biro Data Indonesia, Jakarta Dajan, A. 1975. Pengantar Metode Statistik. Jilid Satu. LP3ES, Jakarta David, F, R. 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh. Terjemahan. Penerbit Salemba Empat,

Jakarta.

Dermawan, R. 2009. Model Kuantitatif Pengambilan Keputusan dan Perencanaan Strategis. Edisi Dua. Alfabeta. Jakarta

Hutabarat, J dan M. Huseini. 2006a. Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer: Strategik di Tengah Operasional. Elex Media Komputindo.

Hutabarat, J dan M. Huseini. 2006b. Proses, Formasi dan Implementasi Manajemen Strategik

Kontemporer: Operasionalisasi Strategi. Elex Media Komputindo. Kaplan, R.S. dan D. P. Norton. 1996. Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi.

Terjemahan. Erlangga. Jakarta. Kinnear, T. C. and J. R. Taylor. 1996. Marketing Research: An Applied Approach. Mcgraw-Hill,

New York. Luis, S. dan P. A. Biromo. 2007. Step By Step In Cascading Balanced Scorecard To Functional

Scorecarard (Edisi Bahasa Indonesia). Gramedia, Jakarta. Marbun, B. N. 2003. Kamus Manajemen. Sinar Harapan, Jakarta Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja

Keuangan Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 2007. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard. UPP

STIM YKPN. Yogyakarta. Niven, P. R. 2002. Balanced Scorecard Step By Step: Maximizing Performance and Mantaining

Result. Wiley Publishing, West sussex. Pearce J. A. dan J. B. Robinson. 1997. Manajemen Strategi. Terjemahan. Bina Rupa Aksara. Jakarta. Puspita, K. 2007. Perancangan Balanced Scorecard sebagai Instrumen Pengukuran Kinerja pada

PT. Unitex Tbk. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 78: Visi Misi Pt. Relife Realty

Siagian, S P. 2004. Manajemen Strategik. Bumi Aksara, Jakarta Umar, H. 2001. Strategic Management In Action: Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis

Manajemen Strategis Business Unit Berdasarkan Konsep Micheal R. Porter, Fred R. David dan Wheelen-Hunger. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Umar, H. 2003. Strategik Management In Action. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Umar, H. 2005. Strategic Management in Action. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Wardana, A, K. 2009. Perancangan Metode Balanced Scorecard pada Kantor Cabang Utama Roa

Malaka PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Yuwono, Sony., et al. 2006. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Page 79: Visi Misi Pt. Relife Realty

LAMPIRAN

Page 80: Visi Misi Pt. Relife Realty

Lampiran 1. Daftar Wawancara Lingkungan Perusahaan

Analisis lingkungan internal dan eksternal dalam rangka penelitian untuk skripsi dengan judul :

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA

PT. RELIFE REALTY INDONESIA

DEPOK

Oleh:

AKHIRUDIN ANNAFI H 24076005

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 81: Visi Misi Pt. Relife Realty

Lanjutan Lampiran 1.

a. Bagaimana perkembangan perusahaan sampai saat ini ?

PROFIL DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

b. Apa visi, misi dan tujuan perusahaaan ?

c. Bagaimana struktur organisasi perusahaan ?

d. Bagaiman latar belakang berdirinya perusahaan ?

e. Sejak kapan perusahaan berdiri ? Siapa pendirinya pertama kali ?

f. Apa nama perusahaan ? Siapa pemilik perusahaan ?

g. Apa bentuk badan hukumnya ?

h. Dimana alamat perusahaan ?

A. Manajemen Umum dan Sumberdaya Manusia (SDM)

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN

a. Apakah perusahaan menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan ?

b. Apakah fungsi-fungsi tersebut berjalan efektif dan efisien ?

c. Berapa jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan ?

d. Bagaimana tingkat pendidikan karyawan ?

e. Bagaimana pembagian wewenang dan kewajiban dalam perusahaan ?

f. Bagaimana tingkat keterampilan karyawan yang dibutuhkan dalam menjalankan dan

memenuhi terget perusahaan ?

B. Pemasaran

a. Apa jenis produk atau jasa yang dipasarkan perusahaan ?

b. Strategi apa yang diterapkan oleh perusahaan dalam merebut pasar ?

c. Bagaimana pengorganisasian bagian pemasaran perusahaan ?

d. Siapa segmentasi pasar yang dibidik perusahaan ?

e. Cara pengiklanan seperti apa yang paling efektif untuk menarik konsumen

f. Positioning/citra bagaimana yang diberikan kepada konsumen

g. Bagaimana cara untuk mendapatkan citra tersebut

Page 82: Visi Misi Pt. Relife Realty

Lanjutan Lampiran 1.

h. Bagaimana saluran distribusi yang ada dalam perusahaan ?

i. Kemana saja pemasaran dilakukan ?

j. Bagaimana strategi penetapan harga yang dilakukan perusahaan ?

k. Apakah ada promosi mengenai produk-produk perusahaan ?

l. Berapa omset penjualan per periode perusahaan ?

C. Produksi dan Operasi

a. Bagaimana proses pembangunan yang dilakukan perusahaan ?

b. Berapa rata-rata luas lahan yang akan dikembangkan perusahaan ?

c. Apa fasilitas (sarana dan prasarana) yang dibangun dalam setiap perumahan oleh perusahaan

?

d. Bagaimana proses pengawasan yang dilakukan di proyek-proyek yang dimiliki perusahaan?

e. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam proses pembangunan dalam satu proyek?

f. Bagaimana kualitas produk yang dihasilkan ?

g. Apakah ada penyeleksian dalam memilih mandor/kontraktor?

h. Bagaimana menjaga keamanan dalam proyek?

D. Keuangan

a. Bagaimana kondisi keuangan perusahaan saat ini ?

b. Apakah ada dampak dari krisis ekonomi bagi perusahaan ?

c. Dari mana sumber pendanaan berasal ?

d. Sejauh ini, apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian ?

e. Berapa laba penjualan yang diterima perusahaan dalam tiap proyek?

f. Berapa modal yang diperlukan dalam membangun satu proyek?

g. Berapa omset yang di peroleh dalam satu proyeknya?

E. Penelitian dan pengembangan

a. Apakah ada bagian atau divisi penelitian dan pengembangan dalam perusahaan ?

b. Bagaimana intensitas litbang dilakukan ?

Page 83: Visi Misi Pt. Relife Realty

Lanjutan Lampiran 1.

c. Apa tujuan dari adanya pelaksanaan litbang ?

d. Apakah ada inovasi teknologi yang diterapkan perusahaan ?

e. Apakah ada pengembangan produk baru hasil litbang ?

A. Ekonomi

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN

a. Bagaimana kondisi perekonomian Indonesia saat ini ?

b. Apa dampak pada perusahaan dari adanya krisis ekonomi global yang melanda Indonesia ?

c. Bagaimana tingkat pendapatan masyarakat saat ini ?

B. Sosial

a. Berapa jumlah penduduk saat ini ?

b. Berapa tingkat pertumbuhan penduduk saat ini ?

c. Apakah perusahaan pernah mengadakan program sosial ?

d. Apa bentuk tanggung jawab sosial yang diberikan perusahaan ?

C. Teknologi

a. Bagaimana perkembangan teknologi yang diterapkan di pembangunan proyek? Apakah ada

teknologi baru ?

b. Bagaimana perkembangan teknologi dalam mengakses informasi ?

c. Teknologi apa saja yang sudah diterapkan perusahaan baik teknologi produksi maupun

teknologi informasi ?

d. Berapa besarnya biaya yang diperlukan perusahaan dalam mengaplikasikan teknologi

tersebut ?

D. Pemerintah

a. Bagaimana kondisi stabilitas politik dan keamanan di Indonesia ?

b. Apakah ada peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan usaha perusahaan ?

c. Apakah ada program-program pemerintah yang mendukung atau yang tidak mendukung

usaha yang dijalankan perusahaan ?

Page 84: Visi Misi Pt. Relife Realty

Lanjutan Lampiran 1.

E. Pelanggan

a. Apakah pelanggan memiliki loyalitas terhadap perusahaan ?

b. Berapa harga yang diterima oleh pelanggan ?

c. Bagaimana pelayanan purna jual terhadap pelanggan ?

d. Bagaimana kekuatan tawar menawar pelanggan ?

e. Bagaimana pelayanan terhadap pelanggan yang datang ke lokasi proyek?

F. Pesaing

a. Siapa yang menjadi pesaing potensial dari perusahaan ini ?

b. Bagaimana kekuatan–kekuatan pesaing potensial tersebut?

c. Apakah terdapat perusahaan baru yang memasuki pasar perumahan properti di Indonesia

khususnya di Depok?

d. Berapa jumlah pesaing potensial yang ada dalam bisnis yang dijalankan

perusahaan?

e. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan pesaing tersebut ?

f. Apa yang menjadi sasaran pesaing dan bagaimana strategi yang dilakukan pesaing tersebut ?

G. Pemasok

a. Berapa jumlah pemasok yang dimiliki perusahaan saat ini ?

b. Apakah jumlah pemasok tersebut mampu memenuhi permintaan bahan baku perusahaan ?

c. Bagaimana kekuatan tawar menawar pemasok ?

d. Bagaimana sistem pengiriman dari pemasok tsb?

Page 85: Visi Misi Pt. Relife Realty

Lampiran 2. Kuesioner penentuan bobot empat perspektif, sasaran strategic, indicator hasil, dan inisiatif strategi

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT.

RELIFE REALTY INDONESIA

DEPOK

Terima kasih atas kesedian Anda menjadi salah satu responden untuk mengisi kuesioner ini.

Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang

dilakukan oleh:

Nama : Akhirudin Annafi

NRP : H 24076005

Departemen : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Manajemen

Universitas : Institut Pertanian Bogor

Saya berharap Bapak / Ibu dapat berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar

agar informasi ilmiah yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan dan tercapainya hasil yang

diinginkan. Sebelum mengisi kuesioner ini, diharapkan responden membaca terlebih dahulu petunjuk

pengisian yang diberikan. Dalam pengisian kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar atau salah.

oleh karena itu, responden diharapkan mengisi semua pertanyaan yang diberikan. Informasi yang

diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis.

Terima kasih atas partisipasi dan kerjasama Bapak / Ibu.

Data Responden

Nama :

Jabatan :

Tingkat pendidikan :

Lama kerja :

Tanda tangan :

Page 86: Visi Misi Pt. Relife Realty

Lanjutan Lampiran 2.

Tujuan

Menentukan bobot nilai berpasangan antara 2 faktor (horizontal-vertikal) berdasarkan tingkat

kepentingan atau pengaruhnya terhadap perusahaan.

Petunjuk Umum

1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.

2. Responden diharapkan melakukan pengisian kuesioner pada satu waktu secara tuntas untuk

menghindari inkonsistensi antar jawaban.

3. Jawaban merupakan pendapat pribadi masing-masing responden, sehingga memungkinkan

terjadinya perbedaan pendapat dengan responden lain ataupun dengan peneliti.

Petunjuk Pengisian

1. Bapak / Ibu diminta untuk mengisikan bobot untuk masing-masing faktor dengan

membandingkan secara berpasangan dengan faktor yang tersedia pada tabel berdasarkan derajat

pengaruhnya terhadap kinerja pada perusahaan PT. Relife Realty Indonesia

2. Penelitian ini dilakukan dengan skala ordinal melalui aspek derajat kepentingan. Berikut ini

definisi dari setiap skala derajat kepentingan:

Nilai 1 = sautu unsur dianggap tidak penting dibanding dengan unsur pembandingnya

Nilai 2 = suatu unsur dianggap kurang penting dibanding dengan unsur pembandingnya.

Nilai 3 = suatu unsur dianggap memiliki tingkat kepentingan yang sama

Nilai 4 = suatu unsur dianggap lebih penting dibanding dengan unsur pembandingnya.

Nilai 5 = suatu unsur dianggap sangat penting dibanding dengan unsur pembandingnya

Lanjutan lampiran 2.

Contoh: Alternatif A B C D

A 1 4

B 3 5

C

D 2

• Alternatif A tidak penting daripada alternatif C, maka diberi nilai 1

Page 87: Visi Misi Pt. Relife Realty

• Alternatif A lebih penting daripada alternatif D, maka diberi nilai 4

• Alternatif B memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan alternatif C, maka diberi

nilai 3

• Alternatif B sangat penting daripada alternatif D, maka diberi nilai 5

• Alternatif D kurang penting daripada alternatif A, maka diberi nilai 2

A. Penentuan Bobot Perspektif Balanced Scorecard (BSC)

BSC sebagai perancangan strategi memiliki empat perspektif yang harus dipertimbangkan, yaitu:

• Perspektif keuangan

• Perspektif pelanggan

• Perspektif proses bisnis internal

• Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu perspektif dengan

perspektif lainya.

Perspektif Perspektif Keuangan

(F)

Perspektif Pelanggan

(C)

Perspektif Proses Bisnis Internal

(I)

Perspektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan (G)

F

C

I

G

Lanjutan lampiran 2.

B. Penentuan Bobot Sasaran Strategik

1. Perspektif Keuangan (F)

Terdapat sasaran-sasaran strategik yang perlu dipertimbangkan pada perspektif keuangan, yaitu:

F 1...............................................

F 2...............................................

F n...............................................

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/ pengaruh relatif antara satu sasaran strategi dengan

sasaran strategik lainnya. Sasaran Strategik F 1 F2 F n

F 1

F 2

F n

Page 88: Visi Misi Pt. Relife Realty

2. Perspektif Pelanggan (C)

Terdapat sasaran-sasaran strategik yang perlu dipertimbangkan pada perspektif pelanggan, yaitu:

C 1................................................

C 2................................................

C n................................................

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu sasaran strategik

dengan sasaran strategik lainnya Sasaran Strategik C 1 C 2 Cn

C 1

C 2

C n

Lanjutan lampiran 2.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal (I)

Terdapat sasaran-sasaran strategik yang perlu dipertimbangkan pada perspektif proses bisnis

internal, yaitu:

I 1........................................

I 2........................................

I n........................................

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu sasaran strategik

dengan sasaran strategik lainnya Sasaran Strategik I 1 I 2 I n

I 1

I 2

I n

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (G)

Terdapat sasaran-sasaran strategik yang perlu dipertimbangkan pada perspektif proses bisnis

internal, yaitu:

G 1.......................................

G 2.......................................

G n.......................................

Page 89: Visi Misi Pt. Relife Realty

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu sasaran strategik

dengan sasaran strategik lainnya Sasaran Strategik G 1 G 2 G n

G 1

G 2

G n

TERIMA KASIH

Page 90: Visi Misi Pt. Relife Realty